Anda di halaman 1dari 7

RANCANGAN PROYEK KIMIA FISIKA III

KELOMPOK IV

Nama Anggota:

- ASMAWATI [E1M019007]
- RAUDIATUZZAKRAH [E1M019071]
- SUDI RISTIANI [E1M019085]

1. Materi: Laju Reaksi


A. Judul Proyek
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi pembuatan natural deodorant spray (Tawas)
B. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi yang terjadi pada tawas
dalam pembuatan natural deodorant spray.
C. Latar belakang praktikum
Berbagai aktifitas baik ringan maupun berat akan memicu sekresi keringat
dalam badan. Sekresi keringat merupakan metabolisme yang normal. Keringat
dihasilkan oleh kelenjar keringat yang disebut kelenjar ekrin dan apokrin. Sekresi
keringat yang berlebih di area tertentu dapat menimbulkan bau badan yang tidak
sedap, dikarenakan keringat bercampur dengan bakteri yang ada dalam tubuh. Bau
badan akan sangat mengganggu sekali terlebih bagi mereka yang memiliki profesi
yang menuntut penampilan dan harus selalu berinteraksi dengan publik. Tidak
hanya itu bau badan akan sangat mengganggu orang yang ada di dekat kita
sehingga menjadikan orang disekitar kita merasa tidak nyaman karena bau itu.
Ada banyak cara untuk menghilangkan bau badan, bisa dengan mandi 2 kali
sehari dan menggunakan deodorant atau antiperspirant. Kedua cara ini adalah
pilihan paling umum untuk menghilangkan bau badan, akan tetapi orang-orang
akan lebih memilih menggunakan deodorant karena lebih praktis dalam
penggunaannya. Sekarang sudah tersedia banyak produk deodorant dengan
penggunaan bahan-bahan yang beragam dan memiliki keunggulan masing-
masing. Bahan yang di gunakan dalam produk deodorant tak jarang dapat
membuat iritasi pada kulit ketiak jika produk deodorant tersebut digunakan setelah
mencukur bulu ketiak. Oleh karena itu, dibutuhkan produk deodorant yang terbuat
dari bahan alami sehingga tidak menimbulkan efek samping pada penggunaannya.
Kami berinisiatif untuk membuat produk natural deodorant spray dengan bahan
dasar berupa Alum atau yang sering disebut sebagai Tawas. Tawas sudah sejak
lama dipercaya dapat menghilangkan bau badan. Tawas mempunyai kandungan
antiseptik dan antibakteri sehingga dapat menghilangkan bau badan yang
disebabkan oleh keringat yang bercampur bakteri khususnya pada ketiak. Dalam
produk natural deodorant spray ini ada beberapa bahan pendukung untuk
memaksimalkan kinerjanya. Salah satu bahan pendukungnya yaitu ekstrak mawar.
Ekstrak mawar ini berfungsi untuk memberikan efek menyegarkan dan
mencerahkan pada ketiak.
D. Gambaran Umum Proyek
Dalam proyek pembuatan natural deodorant spray ini, kami mengangkat
materi laju reaksi, tepatnya sub bagian pembahasan mengenai pengaruh suhu
terhadap laju reaksi. Proyek natural deodorant spray ini berbahan dasar
tawas/alum. dengan rumus kimia Al2(SO4)3 yang berfungsi sebagai penyerap
aroma bau badan terutama pada bagian ketiak. Tawas sebagai bahan dasar
pembuatan natural deodorant spray ini di larutkan ke dalam air destilasi yang
diatur dengan suhu berbeda-beda. Sehingga, didapatkan hasil pengukuran laju
reaksi yang bervariasi. Sebagai bahan pelengkapnya, dalam pembuatan natural
deodorant spray ini kami menambahkan ekstrak mawar, agar produk yang di
hasilkan dapat membantu mencerahkan kulit ketiak dan dapat membantu
meredakan iritasi yang disebabkan karena pencukuran bulu ketiak.
E. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Timbangan analitik
2) Botol spray
3) Spatula
4) Gelas ukur
5) Gelas beker
6) Alat penumbuk (Mortar)
7) Pipet tetes
8) Thermometer
9) Stopwatch
10) Pemanas Bunsen dan kaki tiga
b. Bahan
1) Tawas kristal
2) Air detilasi/aquades
3) Ekstrak mawar
F. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja pada pembuatan natural deodorant spray dengan
perbandingan suhu yang berbeda yaitu sebagai berikut:
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Dihaluskan tawas kristal menggunakan mortar hingga menjadi bubuk halus.
c. Disiapkan 4 gelas beker yang berisi masing-masing 55 ml air destilat.
d. Dipanaskan air destilat dalam masing-masing gelas beker hingga mencapai
suhu (25°C, 50°C, 75°C, 100°C).
e. Diambil tawas bubuk sebanyak 25 gram, lalu dimasukkan kedalam masing-
masing gelas beker yang berisi air destilat dengan suhu berbeda-beda.
f. Dicatat hasil pengamatan kelarutan tawas setiap 3 menit sekali.
g. Dimasukkan larutan tawas tersebut kedalam botol spray lalu ditambahkan 20
ml ekstrak mawar kedalamnya.
h. Produk natural dodorant spray siap diaplikasikan.
G. Tabel Isian Data Praktikum

Suhu Keterangan
Waktu 25℃ 50℃ 75℃ 100℃
3 menit ke-1
3 menit ke-2
3 menit ke-3
Dst
Keterangan:
Konsentrasi :
Volume Aquades :
Volume Ekstrak Mawar :
Suhu : 25°C, 50°C, 75°C, 100°C
H. Analisis Data
a. Persamaan reaksi
A+BC
b. Rumus untuk mencari pengaruh suhu terhadap laju reaksi
∆T ∆T
V 2=V 1 ×(n) 10 atau t =t ×(1/n) 10
2 1

c. Perhitungan laju reaksi awal (V0)


d. Perhitungan laju reaksi akhir (Vt)

2. Materi: Kinetika Reaksi Kimia


A. Judul Proyek
Pembuatan sabun lunak dari minyak goreng bekas ditinjau dari kinetika reaksi
kimia
B. Tujuan
Untuk mengetahui penerapan materi kinetika reaksi kimia pada pembuatan sabun
lunak dari minyak goreng bekas.
C. Latar Belakang Praktikum
Minyak goreng memegang peranan yang sangat penting dalam pengolahan
produk pangan. Hal ini mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat dari
tahun ke tahun. Konsumen minyak goreng terbesar adalah industri makanan,
restoran, dan hotel. Setelah digunakan berulangulang selanjutnya minyak goreng
tersebut menjadi minyak goreng bekas. Sebenarnya minyak goreng bekas tersebut
masih dapat dimanfaatkan kembali setelah dilakukan proses pemurnian ulang
(reprosesing), namun karena keamanan pangan mengkonsumsi minyak goreng
hasil reprosesing masih menjadi perdebatan sengit akibat adanya dugaan senyawa
akrolein yang bisa menyebabkan keracunan bagi manusia, maka alternatif lainnya
adalah dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku industri non pangan seperti
sabun lunak.
Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali
membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak
hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut. Pada saat ini teknologi
sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi
dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik
untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang
digunakan dalam industri. Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun juga
bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis sabun. Larutan alkali yang digunakan
dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang
biasa yang digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan
alkali yang biasa digunakan pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).
D. Gambaran Umum Proyek
Dalam proyek pembuatan sabun lunak dari minyak goreng bekas ini, kami
mengangkat materi kinetika reaksi kimia. Sabun lunak adalah reaksi antara lemak
dan KOH (basa) yang menghasilkan garam kalium. Sabun lunak dihasilkan dari
proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam
KOH sampai terhidrolisis sempurna. Factor yang mempengaruhi proses
saponifikasi, yaitu suhu, kecepatan pengadukan, waktu pengadukan, konsentrasi
basa, dan jumlah basa yang digunakan. Variabel dari praktikum ini adalah jumlah
KOH (15 ml, 20 ml, 25 ml, dan 30 ml) dan waktu pengadukan (30 menit, 40
menit, dan 50 menit) untuk mendapatkan kondisi optimum dan memperoleh data
kinetika reaksi dalam pembuatan sabun lunak dari minyak goreng bekas.
E. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Wadah Plastik
2) Timbangan Analitik
3) Gelas Ukur/ Gelas Takar
4) Cetakan
5) Pengaduk
6) Saringan
b. Bahan
1) Minyak Goreng Bekas/Minyak Jelantah
2) KOH
3) Air
4) Pewangi/Fragrance Oil
5) Arang
6) Pewarna Alami
F. Langkah Kerja
a. Pemurnian minyak goreng bekas
Langkah kerja dari pemurnian minyak goreng bekas ini, di antaranya yaitu:
1) Dicampurkan minyak goreng bekas dengan arang.
2) Ditunggu sampai 24 jam.
3) Disaring campuran minyak goreng bekas dan arang yang sudah didiamkan
selama 24 jam.
b. Pembuatan sabun
Adapun langkah kerja dari pembuatan sabun dari minyak goreng bekas ini di
antanya yaitu:
1) Ditimbang KOH sebanyak 50 gram.
2) Dimasukkan 85 ml air ke dalam wadah plastik.
3) Dimasukkan KOH yang telah ditimbang ke dalam wadah yang sudah
berisi air.
4) Diaduk sampai KOH dan air larut.
5) Didiamkan sampai suhu larutan menjadi 30 derajat celcius.
6) Disiapkan 4 gelas yang masing-masing berisi 15 ml, 20 ml, 25 ml, dan 30
ml larutan KOH.
7) Dimasukkan minyak jelantah dengan perbandingan 4:1 dari volume
larutan KOH dan diaduk dengan waktu pengadukan beragam yaitu 30
menit, 40 menit, dan 50 menit.
8) Ditambahkan pewangi secukupnya pada setiap gelas yang berisi campuran
sabun.
9) Diaduk kembali sampai merata.
10) Ditunggu hasilnya selama 14 hari.
G. Hasil Pengamatan

Massa Basa Waktu Hasil Pengamatan


Pengadukan
15 ml 30 menit
40 menit
50 menit
20 ml 30 menit
40 menit
50 menit
25 ml 30 menit
40 menit
50 menit
30 ml 30 menit
40 menit
50 menit
H. Analisis data
a. Persamaan reaksi
Asumsi persamaan reaksi saponifikasi:
A + 3B  3C + D
b. Perhitungan
1. Rumus umum untuk mencari nilai kinetika reaksi
A=A
B = 6,146 A
dCA m n
=k [ A ] [ B ]
dt
d XA m n
−C A =k [ A ] [ 6,146 A ]
0
dt
Misal: n = am
2. Rumus menghitung nilai untuk waktu pengadukan 30 menit
−( 1− X A )1−m (a+1)
=18,438 k Am (a+1) t
1−m(a+1)
3. Rumus menghitung nilai untuk waktu pengadukan 50 menit
−( 1− X A )1−m (a+1)
=18,438 k Am (a+1) t
1−m(a+1)
4. Rumus menghitung laju reaksi proses saponifikasi
m am
−r A =k [ A ] [ 6,146 A ]

3. Materi: Fotokimia
A. Judul Proyek
Pembuatan simplisia kunyit/Curcuma domesticae
B. Tujuan
Untuk mengetahui proses fotokimia yang terjadi pada pembuatan simplisia kunyit
dengan metode pengeringan sinar matahari/UV.
C. Latar Belakang Praktikum
Kunyit merupakan tanaman rempah-rempah yang termasuk dalam family
Zingibera-ceae sejenis jahe yang berbentuk seperti tabung berwarna putih dan
kuning dengan daun berwarna hijau. Pasalnya kunyit merupakan salah satu
tanaman rempah-rempah yang banyak dicari, selain mengandung banyak manfaat,
kunyit juga mudah ditemukan di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Manfaat
kunyit tidak hanya sebagai bumbu penambah rasa dan pewarna, tetapi kunyit juga
dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya
penyakit kulit, diare, kembung, gangguan pencernaan, asma gangguan hati dan
masih banyak lagi. Hal tersebut menjadikan peluang usaha bagi masyarakat
sekitar, salah satunya adalah dengan membuat kunyit menjadi serbuk simplisia
yang bisa diolah menjadi berbagai macam produk. Simplisia kunyit merupakan
salah satu produk olahan dari rimpang kunyit yang dibuat melalui proses
pengeringan. Kunyit dikeringkan dengan bantuan sinar matahari (UV). Kemudian
kunyit kering tersebut dihancurkan hingga menjadi bubuk halus. Bubuk kunyit ini
dapat bertahan lama dan dapat diolah menjadi berbagai macam produk.
D. Gambaran Umum Proyek
Dalam proyek pembuatan simplisia kunyit ini, kami mengangkat materi
fotokimia. Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun, umumnya berupa bahan yang di keringkan
menggunakan sinar matahari atau oven. Dalam proses pengeringan tersebut terjadi
proses adsorpsi cahaya oleh permukaan kunyit yang di letakkan di bawah sinar
matahari. Setelah terjadi proses adsorpsi cahaya, kunyit yang di jemur tersebut
akan mengalami penguapan atau perpindahan masa air dari permukaan kunyit ke
udara dalam bentuk gas. Tekhnik pembuatan simplisia melewati beberapa tahapan
yaitu diantaranya, pemilihan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan,
pengeringan, sortasi kering, dan penghalusan.
E. Alat dan bahan
a. Alat
1) Timbangan
2) Nampan
3) Talenan
4) Kain hitam
5) Piring
6) Pisau
7) Sendok
8) Plastic klip
9) Blander
10) Penggaris
b. Bahan
1) Kunyit 250 gram
F. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja pada pembuatan simplisia kunyit yaitu:
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dilakukan sortasi kering untuk memisahkan kotoran yang ada pada kunyit
3) Dilakukan sortasi basah yaitu bersihkan kunyit dengan air.
4) Dikupas kunyit hingga bersih.
5) Dilakukan perajangan pada kunyit, perajangan dilakukan dengan ketebalan
yang beragam (0,3 mm, 0,50 mm dan 0,70 mm)
6) Dilakukan pengeringan, dengan bantuan sinar matahari.
7) Diamati dan dicatat perubahan permukaan kunyit yang dikeringkan setiap 1
jam sekali.
8) Diblender sampai halus.
9) Dirapikan alat dan bahan.
G. Hasil Pengamatan

Waktu Ketebalan Hasil Pengamatan


1 jam ke-1 0,30 mm
0,50 mm
0,70 mm
1 jam ke-2 0,30 mm
0,50 mm
0,70 mm
Dst

Anda mungkin juga menyukai