(RPP)
SIKLUS
A. Standar Kompetensi :
1. MATEMATIKA
B. Kompetensi Dasar :
1. MATEMATIKA
1. MATEMATIKA
D. Tujuan Pembelajaran:
1. MATEMATIKA
Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Toleransi ( Tolerance )
Percaya diri ( Confidence )
Keberanian ( Bravery )
➢ MATEMATIKA
G. Metode Pembelajaran :
● Ceramah
● Pemberian tugas
H. Langkah-langkah pembelajaran :
A. Kegiatan awal
Apresepsi/ Motivasi :
B. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
c. Konfirmasi
● Buku Sumber :
● Alat Peraga :
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
1. MATEMATIKA : MATEMATIKA :
Tes lisan uraian
Tes tertulis isian dan
pilihan ganda
Melakukan penjumlahan
bilangan positif dan a. -33 c. 23
negatif. b. -23 d. 33
Menerapkan penjumlahan
bilangan bulat dalam
kehidupan.
K . Kriteria Penilaian
1. Produk ( hasil diskusi )
2. Performansi
1. Kerjasama * bekerjasama 4
* kadang-kadang kerjasama 2
* tidak bekerjasama 1
Jumlah
No Produk
Skor
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
RENCANAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPP)
( SIKLUS 1 )
A. Standar Kompetensi :
1. MATEMATIKA
B. Kompetensi Dasar :
1. MATEMATIKA
1.3 Menjumlahkan bilangan bulat.
C. Indikator Pembelajaran:
1. MATEMATIKA
D. Tujuan Pembelajaran:
1. MATEMATIKA
➢ MATEMATIKA
a.Mengenal Bilangan Bulat dengan Diagram Panah Sebuah bilangan bulat dapat
ditunjukkan dengan diagram panah pada garis bilangan yang mempunyai panjang
dan arah. Panjang diagram panah menunjukkan banyaknya satuan, sedangkan
arahnya menunjukkan positif atau negatif. Jika diagram panah menuju ke arah
kanan, maka anak panah tersebut menunjukkan bilangan bulat positif. Jika diagram
panah menuju ke kiri, maka anak panah tersebut menunjukkan bilangan bulat
negatif.
G. Metode Pembelajaran :
● Ceramah
● Diskusi.
● Tanya jawab.
● Demontrasi.
● Pemberian tugas
H. Langkah-langkah pembelajaran :
A. Kegiatan awal
Apresepsi/ Motivasi :
B. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
c. Konfirmasi
C. Kegiatan akhir
● Buku Sumber :
J. Penilaian
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
K . Kriteria Penilaian
2. Performansi
No
Aspek Kriteria Skor
.
1. Kerjasama * bekerjasama 4
* kadang-kadang kerjasama 2
* tidak bekerjasama 1
3. Lembar Penilaian
Performan
N Jumlah
Nama Siswa Produk Nilai
o Skor
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7..
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
INDRIATI
RIHANINGSIH DWI ASTUTI,S.Pd NIM.825080739
NIP. 19620524 198201 2 004
MOH.WAHIB,S.Pd.I
NIP.19610611 198308 1 002
MEDIA PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT
❖ MATEMATIKA
Nama : 1.
2.
3.
a. -6 + 20
b. 7 + 5
2. Kerjakan pada buku tugasmu.
LEMBAR EVALUASI
❖ MATEMATIKA
A. Berilah tanda silang ( X ) huruf a,b,c atau d pada jawaban yang benar !
1. Hasil dari 5+7-19 adalah.................
a. - 8 c. - 9
b. - 7 d. - 6
a. - 9 c. - 6
b. - 8 d. - 7
a. -10 c. - 12
b. - 11 d. - 13
4. - 10 - (-7) + 5 adalah..................
a. 4 c. 5
b. 3 d. 2
a. -15 c. - 16
b. - 13 d. - 17
1. 21 + (-18) - 13 =.......................
2. -51 + 43 - 20 =......................
3. -19 + 19 - (-13) =.....................
4. 19 – (-13) – 26 =......................
5. 51 + ( -76) – (-47) = .....................
KUNCI JAWABAN
❖ MATEMATIKA
A. 1. B
2. A
3. C
4. D
5. A
B. 1. -10
2. -28
3. 13
4. 6
5. 22
LEMBAR PENILAIAN
NO NAMA NILAI
4 ANA FITRIYAH 76
13 SELLY CLARISSA 78
A. Refleksi Komponen
1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan dapat mengarahkan dan
mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
Jawab : Saya merasa pada saat melakukan pembukaan pelajaran cukup baik dan di terima
siswa.
2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi / bahan ajar yang saya sajikan dengan yang
diharapkan ? ( Apakah materi terlalu tinggi, terlalu rendah, atau sudah sesuai dengan
kemampuan awal siswa ) ?
Jawab : Materi yang saya gunakan belum sesuai dengan kemampuan siswa.
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap kegiatan belajar yang telah saya rancang?
Jawab : Siswa cukup antusias dan menerima materi dengan cukup baik.
5. Bagaimana tanggapan siswa terhadap metode / teknik pembelajaran yang saya gunakan ?
Jawab : Sebagian siswa dapat cukup menerima metode yang saya gunakan.
6. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pengelolaan kelas ( perlakuan saya terhadap siswa,
cara saya mengatasi masalah, motivasi siswa ) yang saya lakukan ?
Jawab : Menurut pendapat saya, saya belum cukup mampu mengelola kelas dengan
kondusif.
7. Apakah siswa dapat menangkap penjelasan / instruksi yang saya berikan dengan baik?
Jawab : Siswa dapat menangkap materi walaupun sebagian harus di jelaskan secara
individu.
8. Bagaimana tanggapan siswa terhadap latihan atau penilaian yang saya berikan?
Jawab : Siswa memberikan tanggapan yang baik.
10. Apakah saya telah dapat mengatur dan dapat memanfaatkan waktu pembelajaran dengan
baik ?
Jawab : Saya telah memanfaatkan waktu dengan baik.
11. Apakah kegiatan menutup pelajaran yang saya gunakan sudah meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran yang saya sampaikan ?
Jawab : Menurut pendapat saya kegiatan menutup pelajaran yang saya lakukan sudah
dapat meningkatkan permohonan siswa.
B. Refleksi Menyeluruh
1. Apakan rencana pembelajaran yang saya susun dapat berjalan sebagaimana mestinya?
( Jika tidak seluruhnya , apakah saya telah melakukan penyesuaian rencana pembelajaran
dengan baik ?)
Jawab : Rencana yang saya susun berjalan dengan baik.
3. Apa saja penyebab kelemahan saya tersebut dan bagaimana memperbaikinnya kedepan ?
Jawab : Penyebab kelemahan saya adalah media pembelajaran yang kurang menarik
sebagian siswa, maka dari itu saya kedepannya akan membuat media yang menarik siswa.
4. Apakah kekuatan saya atau hal – hal baik yang telah saya capai dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran ?
Jawab : Hal – hal baik yang baik yang telah saya capa dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran memotivasi saya lebih baik dan kreatif.
5. Apa penyebab kelebihan dan kebaikan yang telah saya capai dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran ?
Jawab : Menurut pendapat saya kebaikan saya adalah siswa yang ada dibarisan bangku
depan lebih cepat memahami pembelajaran yang disampaikan.
6. Bagaimana kebaikan dan kekuatan saya dalam mengajar dapat di pertahankan bahkan di
tingkatkan ?
Jawab : Saya menarik kesimpulan bahwa saya harus lebih meningkatkan mutu penguasaan
materi dan menyediakan media yang lebih baik.
7. Hal – hal unik ( positive atau negative ) apa yang terjadi dalam pembelajaran yang saya
lakukan ?
Jawab : Menurut pengamatan saya banyak siswa yang merespon dengan baik terhadap
saya tetapi ada siswa yang masih sulit menerima sehingga saya harus menjlaskannya
secara individu.
8.Ketika di tanya tentang dasar dan alasan pengambilan keputusan dan tindakan mengajar
yang saya lakukan , apakah saya dapat mempertanggung jawabkannya secara ilmiah dan
moral ?
Jawab : Menurut pendapat saya , saya seharusnya mampu mempertanggung jawabkannya
secara ilmiah maupun moral.
A. Standar Kompetensi :
1. MATEMATIKA
1. MATEMATIKA
C. Indikator Pembelajaran:
1. MATEMATIKA
D.Tujuan Pembelajaran:
1. MATEMATIKA
Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Toleransi ( Tolerance )
Percaya diri ( Confidence )
Keberanian ( Bravery )
● Ceramah
● Diskusi.
● Tanya jawab.
● Demontrasi.
● Pemberian tugas
H. Langkah-langkah pembelajaran :
A. Kegiatan awal
Apresepsi/ Motivasi :
c. Eksplorasi
d. Elaborasi
e. Konfirmasi
C. Kegiatan akhir
● Buku Sumber :
● Alat Peraga :
J. Penilaian
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
1. MATEMATIKA : 1. MATEMATIKA :
Tes lisan uraian
Tes tertulis isian dan
pilihan ganda
K . Kriteria Penilaian
2. Performansi
No
Aspek Kriteria Skor
.
1. Kerjasama * bekerjasama 4
* kadang-kadang kerjasama 2
* tidak bekerjasama 1
3. Lembar Penilaian
Performan
N Jumlah
Nama Siswa Produk Nilai
o Skor
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7..
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
MOH.WAHIB,S.Pd.I
NIP.19610611 198308 1 002
MEDIA PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT
❖ MATEMATIKA
Nama : 1.
2.
3.
a. -8 + 20
b. 9 + 5
2. Kerjakan pada buku tugasmu.
LEMBAR EVALUASI
❖ MATEMATIKA
A. Berilah tanda silang ( X ) huruf a,b,c atau d pada jawaban yang benar !
1. Hasil dari 76 + (-49) adalah.................
a. -125 c. 27
b. -27 d. 125
c. -81 c. -18
d. 81 d. 18
a. -76 c. -67
b. 76 d. 67
4. -86 + (-105) adalah..................
a. -191 c. -119
b. 191 d. 119
a. -29 c. 92
b. 29 d. -92
6. -60 + 35 =.......................
7. 62 – (-14) =......................
8. -231 + 300 – (-114) =.....................
9. 218 + ( -87 – 98 ) =......................
10. -25 – 45 + 50 = .....................
KUNCI JAWABAN
❖ MATEMATIKA
A. 1. C
2. D
3. B
4. A
5. D
B. 1. -25
2. 76
3. 183
4. 33
5. -20
LEMBAR PENILAIAN
NO NAMA NILAI
4 ANA FITRIYAH 78
13 SELLY CLARISSA 85
A. Refleksi Komponen
1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan dapat mengarahkan dan
mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
Jawab : Saya merasa pada saat melakukan pembukaan pelajaran dengan baik dan di terima
siswa.
2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi / bahan ajar yang saya sajikan dengan yang
diharapkan ? ( Apakah materi terlalu tinggi, terlalu rendah, atau sudah sesuai dengan
kemampuan awal siswa ) ?
Jawab : Materi yang saya gunakan sesuai dengan kemampuan siswa.
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap kegiatan belajar yang telah saya rancang?
Jawab : Siswa terlihat antusias dan menerima materi dengan cukup baik.
5. Bagaimana tanggapan siswa terhadap metode / teknik pembelajaran yang saya gunakan ?
Jawab : Siswa menerima metode yang saya gunakan untuk itu tidak diperlukan pergantian
metode pembelajaran untuk materi ini.
6. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pengelolaan kelas ( perlakuan saya terhadap siswa,
cara saya mengatasi masalah, motivasi siswa ) yang saya lakukan ?
Jawab : Menurut pendapat saya, saya mampu mengelola kelas dengan kondusif dengan
mednggunakan media yang saya kembangkan.
7. Apakah siswa dapat menangkap penjelasan / instruksi yang saya berikan dengan baik?
Jawab : Siswa dapat menangkap materi walaupun sebagian harus di jelaskan secara
individu.
8. Bagaimana tanggapan siswa terhadap latihan atau penilaian yang saya berikan?
Jawab : Siswa memberikan tanggapan yang baik.
10. Apakah saya telah dapat mengatur dan dapat memanfaatkan waktu pembelajaran dengan
baik ?
Jawab : Saya telah memanfaatkan waktu dengan baik.
11. Apakah kegiatan menutup pelajaran yang saya gunakan sudah meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran yang saya sampaikan ?
Jawab : Menurut pendapat saya kegiatan menutup pelajaran yang saya lakukan sudah
dapat meningkatkan permohonan siswa.
B. Refleksi Menyeluruh
1. Apakan rencana pembelajaran yang saya susun dapat berjalan sebagaimana mestinya?
( Jika tidak seluruhnya , apakah saya telah melakukan penyesuaian rencana pembelajaran
dengan baik ?)
Jawab : Rencana yang saya susun sudah berjalan dengan baik.
3. Apa saja penyebab kelemahan saya tersebut dan bagaimana memperbaikinnya kedepan ?
Jawab : Penyebab kelemahan saya adalah media pembelajaran yang kurang menarik
sebagian siswa, maka dari itu saya kedepannya akan membuat media yang menarik siswa.
4. Apakah kekuatan saya atau hal – hal baik yang telah saya capai dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran ?
Jawab : Hal – hal baik yang baik yang telah saya capa dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran memotivasi saya lebih baik dan kreatif.
5. Apa penyebab kelebihan dan kebaikan yang telah saya capai dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran ?
Jawab : ,Menurut pendapat saya kebaikan saya dalah siswa yang ada dibarisan bangku
depan lebih cepat memahami pembelajaran yang disampaikan.
6. Bagaimana kebaikan dan kekuatan saya dalam mengajar dapat di pertahankan bahkan di
tingkatkan ?
Jawab : Saya menarik kesimpulan bahwa saya harus lebih meningkatkan mutu penguasaan
materi dan menyediakan media yang lebih baik.
7. Hal – hal unik ( positive atau negative ) apa yang terjadi dalam pembelajaran yang saya
lakukan ?
Jawab : Menurut pengamatan saya banyak siswa yang merespon dengan baik terhadap
saya tetapi ada siswa yang masih sulit menerima sehingga saya harus menjlaskannya
secara individu.
8.Ketika di tanya tentang dasar dan alasan pengambilan keputusan dan tindakan mengajar
yang saya lakukan , apakah saya dapat mempertanggung jawabkannya secara ilmiah dan
moral ?
Jawab : Menurut pendapat saya , saya seharusnya mampu mempertanggung jawabkannya
secara ilmiah maupun moral.
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa model pembelajaran tipe STAD
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV tentang Memahami Penjumlahan
bilangan bulat di kelas IV SDN Sumberejo II Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban
tahun pelajaran 2017/2018.’’
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi siswa
2. Bagi guru
3. Bagi sekolah
a) Menjadi acuan untuk mengambil kebijakan tentang penerapan metode
mengajar yang relevan.
b) Memberikan sumbangan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan
profesionalitas guru.
c) Dapat memberikan informasi dan dapat dijadikan sebagai acuan di dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, terutama pembelajaran mata
pelajaran Matematika.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Model pembelajaran Kooperatif
Jadi pola pembelajaran kelompok dengan cara kerjasama antara siswa dapat
mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan meningkatkan kreativitas
siswa, pembelajaran juga dapat mempertahankan nilai social bangsa Indonesia yang
perlu dipertahankan. Ketergantungan timbal balik mereka memotifasi mereka untuk
dapat berkerja lebih keras untuk keberhasilan mereka, Hubungan kooperatif juga
mendorong siswa untuk menghargai gagasan temannya bukan sebaliknya.
Sedangkan menurut Linda Lungren ( 1994 : 120 ) dalam (Ibrahim, dkk. 2000 :
18). Ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan prestasi
belajar yang rendah, Yaitu :
a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas
b. Rasa harga didri menjadi lebih tinggi
c. Memperbaiki sikap terhadap Matematika dan sekolah
d. Memperbaiki kehadiran
e. Angka putus sekolah menjadi rendah
f. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar
g. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
h. Konflik antara pribadi berkurang
i. Sikap apatis berkurang
j. Pemahaman yang lebih mendalam
k. Motivasi lebih besar
l. Hasil belajar lebih tinggi
m. Retensi lebih lama
n. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
a. Hasil belajar akademik, yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-
tugas akademik.
b. Penerimaan tahap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya
yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
c. Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan
keterampilan social siswa diantaranya: berbagai tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau
mengungkapkan ide, bekerja dalam kelompok.
Fase-fase Model pembelajaran Kooperatif :
b. Kegiatan kelompok
c. Kuis (Quizzes)
Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk
mengetahui keberhasilan sisswa setelah belajar kelompok. Hasil tes di
gunakan sebagai hasil perkembangan individu dan sumbangkan sebagai nilai
perkembangan dan keberhasilan kelompok.
e. Penghargaan kelompok
B. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai
dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap
kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang
berminat. Menurut Hilgard: “Interes is persisting tendency to pay attention to and
enjoy some activity or content” yang berarti minat adalah kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang di
minati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang
dan diperoleh suatu kepuasan.
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu
objek atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi Suyabrata, 1988 :109). Minat
adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan
penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa minat adalah
kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan
dan mengingat secara terus-menerus yang di ikuti rasa senang untuk memperoleh
suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang di pelajari
dapat di pahami . Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak
dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini
meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitif, pisikomotor maupun efektif. Untuk
Meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan siswa berkerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara
berkelompok. Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat belajar di sini
adalah satu kemampuan umum yang dimiliki siswa untuk mencapai hasil belajar
yang optimal yang dapat di tunjukkan dengan kegiatan belajar.
Menurut slameto ( Belajar dan faktor – faktor yang mempengaruhinya, 2002 :
180 ) arti kata Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu
hal aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Pada dasarnya Minat adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu diluar diri. Apabila semakin
kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar pula minatnya.
Suatu minat dapat diexpresikan melalui suatu penyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa
sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian hari. Minat terhadap sesuatu dipelajari
dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat –
minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong
belajar selanjutnya.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu
siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk
dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan
pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi
dirinya, melayani tujuan – tujuannya, memuaskan kebutuhan – kebutuhannya.
Menurut pengertian secara psikologis, Belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagasi hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut slameto (2003 : 2)
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Hamalik Oemar (dalam subhan : 2003) Belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara
bertingkah laku yang berkat pengalaman dan latihan.
Jadi hakekatnya, Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau
kemampuan yang merupakan hasil belajar dari pengalaman yang berulang-ulang
untuk kebutuhan hidup dimasa yang akan datang secara berkesinambungan.
Bukti (Logika)
Matematika
R.M Gagne dalam bukunya syarat – syarat belajar (1969) membedakan 8 jenis
belajar matematika yang tersusun bertingkat. Tiga jenis yang pertama adalah belajar
tanda – tanda, belajar rangsang reaksi, dan belajar berantai. Bagi pelajaran matematika
tidak begitu penting karena ketiganya berada dalam lingkungan emosi dan
psikomotoris.
BILANGAN BULAT
Himpunan bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang terdiri dari himpunan
bilangan positif (bilangan asli), bilangan nol, dan bilangan bulat negatif.
dari gambar di atas kamu akan menemukan bahwa semakin ke kanan, bilangan bulat
pada garis bilangan tersebut semakin besar, sebaliknya semakin ke kiri, bilangan bulat
pada garis bilangan semakin kecil.
Misalnya:
Setiap bilangan bulat mempunyai tepat satu lawan yang juga merupakan bilangan
bulat
Dua bilangan bulat dikatakan berlawanan, apabila dijumlahkan menghasilkan
nilai nol.
a + (-a) = 0
Misalnya :
Seperti telah diuraikan diatas, tujuan pendidikan matematika antara lain adalah
penekanannya pada pembentukan sikap siswa. Dengan kata lain, dalam proses
pembelajaran matematika perlu diperhatikan sikap positif terhadap matematika. Hal
ini mengingat sikap positif terhadap matematika berkolerasi positif dengan prestasi
belajar matematika (Ruseffendi, 1988).
Sikap merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak
sesuatu, konsep, kumpulan ide, atau kelompok individu. Matematika dapat diartikan
sebagai suatu konsep atau ide abstrak yang penalarannya dilakukan dengan cara
deduktif absiomatik. Hal ini dapat disikapi oleh siswa secara berbeda- beda, mungkin
menerima dengan baik atau sebaliknya. Dengan demikian, sikap siswa terhadap
matematika adalah kecenderungan untuk menerima atau menolak matematika.
Berkaitan dengan positif siswa terhadap matematika, beberapa pendapat, antara
lain Ruseffendi (1988), Mengatakan bahwa anak – anak menyenangi hanya pada
permulaan merek berkenalan dengan matematika yang sederhana. Tpi makin
tingkatan sekolahnya dan makin sukar matematika yang dipelajarinya akan makin
berkurang akan semakin berkuarang minatnya. Menurut Begle (1979), siswa yang
hampir mendekati sekolah menengah mempunyai sikap positif terhadap matematika
yang secara perlahan menurun.
Siswa yang memiliki sifat positif terhadap matematika, memiliki cirri antara lain
terlihat sungguh-sungguh dalam belajar matematika, menyelesaikan tugas dengan
baik dan tepat waktu berpartisipasi aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas-tugas
pekerjaan rumah dengan tuntas dan selesai pada waktunya.
Dengan demikian, untuk menumbuhkan sifat positif terhadap matematika, perlu
diperhatikan agar penyampaian metematika dapat menyenangkan, mudah dipahami,
tidak menakutkan, dan tunjukan bahwa matematika banyak kegunaanya. Oleh karena
itu, materi harus dipilih dan disesuaikan dengan lingkungan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari (kontekstual) dan koknitif siswa, dimulai dengan cara-cara
informal melalui pemodelan sebelum dengan cara formal. Hal ini sesuai dengan
karakteristik pendekatan matematika realistic.
BAB III
Dalam penelitian ini guru kelas IV SDN Sumberejo II bertindak sebagai subjek
yang memberikan tindakan. Teman sejawat bertindak sebagai subjek yang membantu
perencanaan dan pengumpulan data. Sedangkan sebagai penerima tindakan adalah
siswa kelas IV SDN Sumberejo II kecamatan Rengel kabupaten Tuban tahun
pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2018 pada tahun pelajaran
2017/2018. Lokasi penelitian di kelas IV SDN Sumberejo II kecamatan Rengel
kabupaten Tuban . Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada table jadwal di bawah ini :
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan perbaikan Pembelajaran
No Mata pelajaran Siklus Tanggal Waktu Ket.
1. Karasteristik siswa
a. Tingkat Kecerdasan
Tingkat kecerdasan siswa siswi SDN Sumberejo II Rengel Tuban tidak sama.
Ada yang cepat,sedang dan lambat dalam menerima materi pembelajran.
b. Lingkungan Sekolah
SDN Sumberejo II berada di – Kelurahan Sumberejo II Kecamatan Rengel
kabupaaten Tuban, memiliki lokasi yang cukup dan fasilitas memadai seperti toilet
siswa, toilet guru, mushola, dan ruang UKS layaknya sekolah pada umumnya.
Umumnya masyarakat di sekitar lingkungan sekolah respon terhadap program
sekolah terbukti dengan disiplinnya siswa dalam mematuhi peraturan yang dibuat oleh
sekolah, seperti mengenakan seragam sekolah sesuai dengan hari yang ditentukan.
Dengan lingkungan sekolah yang cukup aman dan masyarakat sekitarnya yang masih
sederhana namun bisa kerja sama dengan pihak sekolah sehingga semua fasilitas
sekolah dapat terjaga rapih, bersih dan aman.
Orang tua siswa terdiri dari bermacam – macam tingkat pekerjaan dari
wiraswasta, petani dan supir .Namun kebanyakan kesadaran orang tua tentang
pentingnya pendidikan sangat rendah dan belum memadai. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini :
Gambar 3.1
Pekerjaan Orang Tua Siswa
5 Berdasarkan
grafik 4 pekerjaan
3
orang tua siswa.
2
0
TANI WIRASWASTA SUPIR
Dari jumlah12 siswa yang orang tuanya bekerja sebagai Tani 5 orang, Wiraswasta 7 orang,
supir 1 orang.
Perencanaan
Observasi
Siklus I
Refleksi Tindakan
Observasi
Siklus II
Refleksi Tindakan
Perencanaan
Prosedur perbaikan penelitian ini sesuai dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), yaitu terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus meliputi :
a) Tahap perencanaan
b) Tahap pelaksanaan
c) Tahap pengamatan (obeservasi) dan
d) Tahap refleksi
a. Siklus I
1. Tahap Perencanan ( Planning )
Berdasarkan temuan pada studi pendahuluan penulis merencanakan langkah-
langkah yang akan dilaksanakan di kelas dalam pembelajaran Matematika dengan
menggunakan Metode Pembelajaran kooperatif . Secara operasional dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Menganalisis masalah
b. Pemecahan masalah
c. Menentukan kompetensi dasar
d. Mentukan standar kompetensi
e. Menentukan indikator
f. Menentukan tujuan perbaikan
g. Menentukan materi.
h. Menentukan metode.
i.Menetukan alat dan sumber belajar
j.Membuat lembar observasi
b.Silkus II
Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II, hasil yang diharapkan adalah :
a. Siswa memiliki kemampuan dan kreativitas serta selalu aktif terlibat dalam
proses pembelajaran Matematika.
b. Guru memiliki kemampuan guru merancang dan menerapkan model
pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok khusus pada mata pelajaran
Matematika.
c. Terjadi peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran Matematika
C. Teknik Analisis Data
Metode analisi dan penilitian ini adalah deskriptif presentase, dan hasil
penelitian yang di analisis meliputi rata-rata kelas, ketuntasan belajar individu, dan
ketuntasan belajar secara klasikal. Selanjutnya hasil analisis data di peroleh kualitatif
maupun kuantitatif. Hasilini di interprestasikan dan di simpulkan yang digunakan
untuk menjawab permasalahan yang telah di rumuskan.
1. Rata-rata kelas
Untuk menghitung rata-rata kelas pada masing-masing siklus di gunakan rumus
∑X
Keterangan :
X : Rata-rata kelas
∑X : Jumlahseluruhskor
N : Banyaksiswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian tentang, a) deskripsi per siklus, b) pembahasan dari setiap
siklus. Kedua uraian tersebut dijabarkan sebagai berikut:
A.1 Siklus I
A.1.2 Pengamatan
Data hasil pengamatan aktivitas guru dinyatakan dalam persentase. Data hasil
aktivitas guru pelaksanaan pembelajaran siklus pertama ditunjukkan pada tabel 4.1
berikut. Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 4.a.
Tabel 4.1
Aktivitas Guru Siklus I
Jumlah Prosentase
No. Kategori Aktivitas
Kemunculan Kemunculan
Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa aktivitas guru yang dominan pada
pembelajaran siklus pertama ialah menjelaskan materi pembelajaran, mengajukan
pertanyaan, memberikan tugas, dan mengontrol aktivitas siswa.
Aktivitas guru menyampaikan pendahuluan pada pembelajaran siklus pertama
memiliki persentase kemunculan 9,52% Aktivitas itu meliputi penjelasan tujuan
pembelajaran, pengondisian apersepsi siswa, penjelasan bentuk dan konsep
penggunaan kooperatif matematika dalam pembelajaran mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang. Dalam penyampaian pendahuluan pembelajaran siklus pertama guru
belum dapat melaksanakan dengan maksimal.
Aktivitas guru menjelaskan materi pembelajaran pada siklus pertama termasuk
kedalam aktivitas yang dominan dengan persentase kemunculan sebesar 14,29%. Hal
itu dikondisikan karena sesuai dengan hasil apersepsi siswa terkait pembelajaran
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang masih terbatas pada bentuk bangun ruang.
Aktivitas guru menjelaskan materi pembelajaran ini diupayakan untuk memahami
konsep menemukan oleh siswa meskipun memerlukan pemotivasian yang tidak dapat
berlangsunga secara singkat. Penyampaian materi pembelajaran juga ditunjang
dengan pemfungsionalan media kit matematika pada pembelajaran mengidentifikasi
sifat-sifat bangun ruang.
Aktivitas guru memberikan contoh atau ilustrasi pada pembelajaran siklus
pertama memiliki persentase kemunculan 14,29%. Aktivitas guru memberikan contoh
merupakan representasi penggunaan kit matematika. Hal itu didasarkan pada aktivitas
guru memberikan contoh konkrit tentang sifat-sifat bangun ruang. Aktivitas itu
dilakukan dengan memberikan contoh bagian-bagian bangun ruang, contoh sisi,
contoh rusuk, contoh titik sudut. Pemberian contoh itu dilakukan sebagai sarana
pemodelan dan pemahaman konsep oleh siswa. Dalam pelaksanaannya pada
pembelajaran siklus pertama, pemberian contoh atau ilustrasi tersebut masih
didominasi oleh guru. Pemotivasian pemberian contoh oleh siswa perlu ditingkatkan.
Aktivitas guru mendemonstrasikan media pembelajaran siklus pertama memiliki
persentase kemunculan sebesar 4,76%. Aktivitas guru mendemonstrasikan media
pembelajaran merupakan representasi penggunaan kooperatif matematika. Hal itu
didasarkan pada pengondisian siswa untuk dapat memfungsionalkan media
pembelajaran melalui kegiatan merangkai kooperatif matematika berbentuk bangun
datar menjadi bangun ruang. Pendemonstrasian media pembelajaran itu sangat
membantu siswa dalam memfungsionalkan media pembelajaran. Dengan
mengoptimalkan pemfungsionalan media pembelajaran, siswa dapat menyelesaikan
tugas pembelajaran.
Aktivitas guru menerapkan permainan dalam pembelajaran siklus pertama
memiliki persentase kemunculan sebesar 9,52%. Aktivitas guru menerapkan
permainan dalam pembelajaran merupakan representasi penggunaan kooperatif
matematika. Hal itu didasarkan pada pelibatan aktivitas fisik dan mental siswa dengan
bergerak dan berbuat melalui kegiatan bermain. Aktivitas itu dilakukan dengan
menerapkan permainan pembentukan kelompok, dan permainan penentuan presentasi
hasil penyelesain tugas. Penerapan permainan ini bertujuan memotivasi semangat
belajar siswa dan membuat suasana gembira dalam pembelajaran. Dalam
pelaksanaannya, permainan pembentukkan kelompok siklus pertama tidak
menemukan hambatan.
Aktivitas guru memotivasi siswa bertanya pada pembelajaran siklus pertama
memiliki persentase kemunculan 4,76%. Aktivitas guru memotivasi siswa bertanya
merupakan representasi pengguaan Kooperatif matematika. Hal itu didasarkan pada
pelibatan siswa untuk menemukan konsep dan pemahaman berdasarkan pengetahuan
awal. Dengan demikian, siswa dengan mudah memahami dan menerapkan konsep
tersebut. aktivitas itu dilakukan pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran.
Hal itu karena siswa kurang berani dan ragu-ragu untuk mengajukan pertanyaan
meskipun terhadap hal yang belum dimengerti. Guru memotivasi siswa bertanya
melalui bentuk pemberian pujian, dan penghargaan.
Aktivitas guru menjawab pertanyaan siswa pada pembelajaran siklus pertama
tidak memiliki kemunculan dalam pembelajaran dikarenakan tidak adanya pertanyaan
dari siswa. Kelemahan itu menjadi bahan refleksi dalam upaya perbaikan siklus
kedua.
Aktivitas guru mengajukan pertanyaan pada pembelajaran siklus pertama
termasuk kedalam kategori aktivitas dominan dengan persentase kemunculan sebesar
14,29%. Aktivitas itu dilakukan dengan tujuan mendorong keaktifan siswa menjawab
pertanyaan, mengajukan pendapat dan tanggapan, serta keberanian siswa mengajukan
pertanyaan. Aktivitas guru memotivasi siswa mengajukan pertanyaan pembelajaran
siklus pertama belum memberikan hasil yang signifikan. Oleh karena itu, bentuk
aktivitas guru mengajukan pertanyaan menjadi salah satu pilihan tindakan yang
diambil.
Aktivitas guru memotivasi siswa menjawab pertanyaan pada pembelajaran siklus
pertama memiliki persentase kemunculan 4,76%. Aktivitas guru memotivasi siswa
menjawab pertanyaan merupakan representasi penggunaan kooperatif matematika.
Hal itu didasarkan pada konsep pelibatan partisipasi siswa meskipun masih
melibatkan peran guru secara aktif. Aktivitas itu dilakukan sebagai bentuk pemberian
balikan-balikan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan guru ataupun siswa lain.
Aktivitas itu dapat mengondisikan siswa lebih beranidalam menyampaikan pendapat
atau tanggapan sebagai bentuk jawaban atas pertanyaan guru ataupun siswa lain.
Aktivitas guru memotivasi siswa mengajukan pendapat atau tanggapan pada
pembelajaran siklus pertama memiliki presentase kemunculan 4,76%. Aktivitas guru
memotivasi siswa mengajukan pendapat atau tanggapan merupakan representasi
penggunaan kooperatif matematika. Aktivitas itu dilakukan dengan memotivasi siswa
mengajukan pendapat dan tanggapan dalam kegiatan presentasi hasil penyelesaian
tugas, dan memotivasi siswa dalam menjawab pertanyaan guru atau pun siswa lain
melalui silang pendapat. Dalam pelaksanaannya siswa masih kurang berani dan ragu-
ragu dalam mengajukan pendapat dan tanggapan.
Aktivitas guru memberikan tugas pada pembelajaran siklus pertama memiliki
persentase kemunculan 14,29%. Aktivitas guru memberikan tugas merupakan
representasi penggunaan kooperatif matematika. Hal itu didasarkan pada pelibatan
aktivitas siswa melalui penyelesaian tugas. Pemberian tugas itu merupakan upaya
penguatan atas pemahaman materi pembelajaran siswa dan pencapaian kompetensi
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang sebagai tujuan pembelajaran.
Aktivitas guru membimbing siswa menyelesaiakan tugas pembelajaran siklus
pertama memiliki presentase kemunculan sebesar 4,76%. Aktivitas itu dilakukan
dengan mengontrol proses penyelasaian tugas dari satu kelompok ke kelompok yang
lain dan dari satu siswa ke siswa yang lain. Bimbingan diberikan sesuai dengan
kesulitan yang dihadapi atau bagian yang kurang dimengerti oleh siswa. Dalam
pelaksanaannya,guru membimbing siswa menyelesaikan tugas dengan mengitensifkan
kegiatan tanya jawab.
Aktivitas guru mengondisikan siswamelakukan diskusi kelompok pada
pembelajaran siklus pertama memiliki presentase kemunculan sebesar 9,52%.
Aktivitas guru mengondisikan siswa melakukan diskusi merupakan representasi
penggunaan kooperatif matematika. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan kit
matematika serta media (kooperatif matematika). Dalam pelaksanaannya, penerapan
diskusi kelompok pada pembelajaran siklus pertama belum terkondisi dengan baik.
Hal itu diketahui dari perilaku siswa bekerja secara individu dan masih ada beberapa
siswa yang tidak ikut kerjasama dalam kelompoknya. Kelemahan itu menjadai bahan
refleksi sebagai dasar perbaikan siklus kedua.
Aktivitas guru mengontrol aktivitas siswa pada pembelajaran siklus pertama
memiliki persentase kemunculan 14,29%. Aktivitas guru mengontrol aktivitas siswa
merupakan representasi penggunaan kooperatif matematika. Hal itu didasarkan pada
pencapaian dan pengoptimalan aktivitas fisik dan mental siswa melalui pemerolehan
pengalaman belajar dengan menempatkan guru sebagai sarana pendampingan.
Aktivitas itu dilakukan dengan memantau aktivitas siswa menyelesaikan tugas,
berdiskusi, memfungsikan media pembelajaran, mempresentasikan hasil penyelesaian
tugas, maupun melakukan permainan dalam pembelajaran. Dari kegiatan mengontrol
aktivitas siswa, guru dapat mengetahui kesulitan atau hambatan yang dihadapi siswa
dalam pembelajaran.
Aktivitas guru mengondisikan siswa merefeksikan kegiatan dan hasil
pembelajaran pada siklus pertama memiliki persentasi kemunculan sebesar 4,76%.
Aktivitas guru mengondisikan siswa merefleksikan kegiatan dan hasil pembelajaran
merupakan representasi penggunaan kooperatif matematika. Siswa memberikan
simpulan, mengajukan pendapat secara lisan. Ada satu siswa yang memberikan
pendapat, “kooperatif matematika yang digunakan dalam penyelesaian tugas kurang
tebal”. Kelemahan itu menjadai bahan refleksi sebagai dasar perbaikan siklus kedua.
Aktivitas guru mengkondisikan siswa merefleksikan kegiatan dan hasil tugas
pembelajaran pada siklus pertama memiliki persentase kemunculan sebesar 4,76%.
Aktivitas guru mengondisikan siswa mempersentasikan hasil penyelesaian tugas
merupakan representasi penggunaan kooperatif matematika. Siswa dikondisikan untuk
memvisualisasikan hasil penyelesaian tugas dalam konsep presentasi. Ativitas ini
dilakukan baik persentasi perwakilan kelompok maupun individu. Dalam
mempersentasikan hasil penyelesaian tugas, siswa dikondisikan dan dimotivasi untuk
mengajukan pendapat dan tanggapan hasil presentasi kelompok lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru pada pembelajaran siklus pertama,
pengamat yang juga selaku teman sejawat (MM) memberikan beberapa catatan
sebagai bentuk representasi kelebihan dan kelemahan pembelajaran siklus pertama.
Beberapa kelebihan dan kelemahan itu dijabarkan sebagai berikut:
Data hasil pengamatan aktivitas siswa dinyatakan dalam persentase. Data haasil
pengamatan aktivitas siswa siklus pertama ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut. Secara
rinci, data hasil pengamatan aktivitas siswa pembelajaran siklus pertama dapat dilihat
pada lampiran 5a.
Tabel 4.2
Aktivitas Siswa Siklus I
Jumlah Prosentase
No. Kategori Aktivitas
Kemunculan Kemunculan
Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa aktivitas siswa yang dominan pada
pembelajaran siklus pertama ialah memperhatikan penjelasan guru, melakukan diskusi
kelompok, dan mempresentasikan hasil penyelesaian tugas.
Aktivitas siswa memperhatikan penjelasan guru pada pembelajaran siklus
pertama termasuk kedalam aktivitas yang dominan dengan persentase kemunculan
sebesar 23,81%. Hal itu karena siswa belum memiliki pemahaman konsep, dan tujuan
pencapaian kompetensi mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang yang akan dicapai.
Dalam pelaksanaannya, aktivitas itu dilakukan siswa ketika memperhatikan
penjelasan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, memberi cotoh,
mendemonstrasikan media pembelajaran, dan memberikan tugas.
Aktivitas siswa mengerjakan tugas pada pembelajaran siklus pertama termasuk
kedalam aktivitas yang dominan dengan persentase kemunculan sebesar 19,05%.
Aktifitas siswa menjawab pertanyaan merupakan representasi penggunaan kooperatif
matematika. Siswa memberikan suatu jawaban masalah yang diajukan guru ataupun
siswa yang diajukan lai siswa lain. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus pertama,
aktivitas siswa menjawab pertanyaan memiliki kecenderungan didominasi oleh siswa-
siswa tertentu saja.
Aktivitas siswa melakukan diskusi kelompok pada pembelajaran siklus pertama
termasuk kedalam aktivitas yang dominan dengan persentase kemunculan sebesar
19,05%. Aktivitas siswa melakukan diskusi kelompok merupakan representasi
penggunaan kooperatif matematika. Siswa menyelesaikan tugas individu yang
ditindaklanjuti dengan mempresentasikan tugas kelompok. Kerjasama kelompok
dilakukan dengan pemantauan, pengarahan dan bimbingan melalui penyelesaian tugas
kelompok. Dalam pelaksanaan guru berperan sebagai moderator. Guru
mengondosikan siswa terlibat penuh dalam menyajikan hasil penyelesaian tugas,
mengajukan pendapat dan tanggapan, maupun hasil diskusi.
Aktivitas siswa mempresentasikan hasil penyelesaian tugas pada pembelajaran
siklus pertama termasuk kedalam aktivitas yang dominan dengan persentase
kemunculan sebesar 19,05%. Aktivitas siswa mempresentasikan hasil penyelesaian
tugas merupakan representasi penggunaan kooperatif matematika. Siswa
mempresentasikan hasil penyelesaian tugas dengan menyajikan gambaran secara lisan
untuk ditanggapan oleh siswa/kelompok lain.
Aktivitas siswa melakukan apersepsi pada pembelajaran siklus pertama memiliki
persentase kemunculan sebesar 9,52%. Aktivitas siswa melakukan apersepsi tugas
merupakan representasi penggunaan kooperatif matematika. Siswa melakukan
apersepsi berdasarkan pengetahuan awal dan konteks siswa sendiri. Dengan demikian,
pembelajaran mengidentifikasi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
melalui penggunaan kooperatif matematika mudah dikaitkan dengan dunia siswa.
Dalam pelaksanaannya, aktivitas siswa melakukan apersepsi pembelajaran siklus
pertama membutuhkan waktu yang cukup lama. Siswa belum terkondisi dengan baik
untuk mengikuti pembelajaran mengidentifikasi menjumlahkan dan mengurangkan
bilangan bulat. Hal itu merupakan kelemahan pembelajaran siklus pertama yang
menjadi bahan refleksi sebagai dasar perbaikan tindakan siklus kedua.
Aktivitas siswa melakukan permainan pada pembelajaran siklus pertama
memiliki persentase kemunculan sebesar 9,52%. Aktivitas siswa melakukan
permainan pada pembelajaran merupakan representasi penggunaan kooperatif
matematika. Penerapan permainan pembelajaran siklus pertama diwujudkan dalam
bentuk permainan urutan angka dan tepuk tangan. Permainan bentuk urutan angka
berfungsi sebagai sarana pembentukan kelompok dan permainan tepuk tangan
difungsikan sebagai sarana penetapan presentasi hasil penyelesaian tugas.
Aktivitas siswa mengajukan pertanyaan pada pembelajaran siklus pertama tidak
ada kemunculan. Hal itu karena siswa kurang berani dan kurang memahami
penjelasan guru. Hal itu merupakan kelemahan pelaksanaan pembelajaran siklus
pertama yang menjadi bahan refleksi sebagai dasar tindakan perbaikan siklus kedua.
Aktivitas siswa menjawab pertanyaan guru pada pembelajaran siklus pertama
memiliki persentase kemunculan sebesar 9,52%. Aktivitas siswa menjawab
pertanyaan merupakan representasi penggunaan kooperatif matematika. Siswa
memberikan suatu jawaban masalah yang diajukan guru ataupun siswa yang diajukan
lain siswa lain. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus pertama, aktivitas siswa
menjawab pertanyaan memiliki kencenderungan didominasi oleh siswa-siswa tertentu
saja.
Aktivitas siswa mengajukan pendapat dan tanggapan pada pembelajaran siklus
pertama memiliki persentase kemunculan sebesar 4,76%. Aktivitas siswa
mengajukan, pendapat dan tanggapan merupakan representasi penggunaan kooperatif
matematika. Hal itu didasarkan pada konsep pelibatan siswa secara aktif yang salah
satunya dalam bentuk pengajuan pendapat dan tanggapan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran siklus pertama, aktivitas siswa mengajukan pendapat dan tanggapan
membutuhkan peran guru untuk memotivasi. Siswa merasa takut dan ragu-ragu untuk
menyatakan pendapat dan tanggapan. Hal itu merupakan kelemahan yang menjadi
bahan refleksi sebagai dasar perbaikan tindakan pembelajaran siklus kedua.
Aktivitas siswa mengerjakan tugas pada pembelajaran siklus pertama memiliki
persentase kemunculan sebesar 9,52%. Hal ini karena siswa tidak dikondisikan hanya
memahami materi pembelajaran tanpa bentuk penerapan dan pemerolehan
pengalaman belajar. aktivitas siswa mengerjakan tugas merupakan representasi
penggunaan kooperatif matematika. Dalam pelaksanaanya, siswa mengerjakan tugas
dengan merangkai kooperatif matematika menjadi bangun ruang, kemudian
mengidentifikasikan sifat-sifat bangun ruang yang teah dibuat. Penyelesaian tugas
siswa pada pembelajaran siklus pertama menemui beberapa hambatan sehingga
melebihi alokasi waktu yang ditentukan. Hal ini menjadi kelemahan pelaksanaan
pembelajaran siklus pertama yang akan menjadi bahan refleksi tindakan siklus kedua.
Aktivitas siswa merefleksikan kegiatan dan hasil pembelajaran pada siklus
pertama memiliki persentase kemunculan sebesar 4,76%. Aktivitas siswa
merefleksikan kegiatan dan hasil pembelajaran merupakan representasi penggunaan
kit matematika. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus pertama, aktivitas siswa
merefleksikan kegiatan dan hasil pembelajaran masih didominasi oleh peran guru. Hal
itu merupakan kelemahan pelaksanaan pembelajaran siklus pertama yang menjadi
bahan refleksi sebagai dasar perbaikan tindakan siklus kedua.
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada pembelajaran siklus pertama,
pengamat yang juga selaku teman sejawat (MM) memberikan beberapa catatan
sebagai bentuk representasi kelebihan dan kelemahan pembelajaran siklus pertama.
Beberapa kelebihan dan kelemahan itu dijabarkan sebagai berikut:
Beberapa kelemaham dan kelebihan tersebut menjadi bahan kajian dalam refleksi
sebagai landasan atau dasar perbaikan tindakan untuk meningkatkan kualitas aktivitas
siswa siklus kedua.
4 ANA FITRIYAH 77
13 SELLY CLARISSA 65
Rata-rata 65
Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa dalam pembelajaran
mengidentifikasi penjumlahan dua bilangan bulat positif dan dua bilangan bulat
negatif siklus pertama adalah 65. Nilai rata-rata hasil belajar mengidentifikasi
penjumlahan dua bilangan bulat positif dan dua bilangan bulat negatif siklus pertama
tersebut belum sesuai dengan pencapaian indikator keberhasilan hasil belajar siswa.
Pencapaian indikator keberhasilan hasil belajar siswa dikatakan tuntas apabila nilai
rata-rata hasil belajar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang siswa ≥ 70.
Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor pendukung dan penghambat. Beberapa
pendukung dan penghambat pencapaian hasil belajar siswa siklus pertama ialah
ketidaktepatan siswa menentukan,kesulitan siswa menjumlahkan bilangan bulat
negatif disebabkan siswa kurang mengintensifkan hasil kerja kelompok.
Beberapa faktor pendukung dan penghambat pencapaian hasil belajar
mengidentifikasi menjumlahkan bilangan bulat negatif siswa pada siklus pertama
menjadi bahan refleksi sebagai landasan atau dasar perbaikan pelaksanaan tindakan
siklus kedua. Dengan demikian, tindakan perbaikan siklus kedua hendaknya dapat
mengatasi faktor penghambat dan mempertahankan bahkan meningkatkan factor
pendukung keberhasilan pencapaian hasil belajar siswa.
A.1.2.4. Respon Siswa Siklus I
Tabel 4.4
Respon Siswa Siklus I
K/
No SB/5 B/4 C/3 SK/1 %
Butir Respon 2 ∑N
. N
f/
f/% f/% f/% f/%
%
Bagaimana pengondisian 5 4 12
1 - - 77 73,3
tempat belajar? 23,81 19,05 57,14
Bagaimana penjelasan 15 5 1
2 - - 98 93,3
materi pembelajaran? 71,43 23,81 4,76
Bagaimana penggunaan 4 14 3
3 - - 85 81,0
media pembelajaran? 19,05 66,67 14,29
Bagaimana penerapan 7 9 5
4 permainan dalam - - 86 81,9
33,33 42,86 23,81
pembelajaran?
Bagaimana penyelesaian 8 6 7
5 - - 85 81,0
tugas dan perlatihan? 38,10 28,57 33,33
Bagaimana pelaksanaan 11 9 1
6 - - 94 89,5
diskusi pembelajaran? 52,38 42,86 4,76
Bagaimana penetapan 5 8 8
7 alokasi waktu - - 81 77,1
23,81 38,10 38,10
pembelajaran?
Bagaimana penerapan 10 9 1
8 langkah-langkah - - 88 83,8
47,62 42,86 4,76
pembelajaran?
Bagaimana penerapan 5 11 5
9 - - 84 80
pendekatan pembelajaran? 23,81 52,38 23,81
Jumlah 85 79 42 2 1 872
Ketrangan:
F: frekuensi
∑N : Jumlah nilai respon
%N : persentase nilai respon
Pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa persentase ketercapaian nilai respon siswa
terhadap pembelajaran mengidentifikasi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan
bulat melalui penggunaan kooperatif matematika siklus pertama 83,05%. Hal itu
dijabarkan dengan rincian jawaban respon siswa berikut:
A.2 Siklus II
Siklus kedua dilaksanakan pada Rabu, 4 April 2018 mata pelajaran matematika,
jam pelajaran ketiga dan keempat. Pembelajaran siklus kedua diikuti oleh semua
siswa kelas IV yang berjumlah 15 siswa terdiri atas 4 laki-laki dan 11 perempuan.
(1) Pembelajaran akan lebih melibatkan partisipasi siswa secara aktif. Hal itu
dilakukan dengan pengondisian, pemotivasian, dan pemberian penghargaan kepada
siswa.
(2) Memotivasi siswa untuk bertanya akan ditingkatkan dengan cara memberikan
semangat agar siswa tidak ragu-ragu dan takut, sehingga kemunculan aktivitas guru
menjawab pertanyaan siswa akan naik.
(3) Pendemonstrasian media pembelajaran lebih dioptimalkan, dengan penataan ruang
agar semua siswa bisa melihat media.
(4) Penerapan permainan siklus kedua tetap dilaksanakan sebagaimana siklus pertama,
akan lebih bervareatif agar tetap menarik perhatian siswa terhadap pembelajaran.
A.2.2 Pengamatan
Kegiatan pengamatan, pencatatan, dan perekaman terhadap aktivitas guru,
aktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan respon siswa.
Data hasil pengamatan aktivitas guru dinyatakan dalam persentase. Data hasil
aktivitas guru pelaksanaan pembelajaran siklus kedua ditunjukkan pada tabel 4.5
berikut. Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 4.a.
Tabel 4.5
Aktivitas Guru Siklus II
Jumlah Prosentase
No. Kategori Aktivitas
Kemunculan Kemunculan
Data hasil pengamatan aktivitas siswa dinyatakan dalam persentase. Data haasil
pengamatan aktivitas siswa siklus pertama ditunjukkan pada tabel 4.6 berikut. Secara
rinci, data hasil pengamatan aktivitas siswa pembelajaran siklus kedua dapat dilihat
pada lampiran 5a.
Tabel 4.6
Aktivitas Siswa Siklus II
Jumlah
Prosentase
No. Kategori Aktivitas Kemuncula
Kemunculan
n
Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa aktivitas siswa yang dominan pada
pembelajaran siklus pertama ialah memperhatikan penjelasan guru, melakukan diskusi
kelompok, dan mempresentasikan hasil penyelesaian tugas.
Aktivitas siswa memperhatikan penjelasan guru pada pembelajaran siklus kedua
termasuk kedalam aktivitas yang dominan dengan persentase kemunculan sebesar
19,05%. Hal itu karena siswa belum memiliki pemahaman konsep, dan tujuan
pencapaian kompetensi mengidentifikasi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan
bulat yang akan dicapai. Dalam pelaksanaannya, aktivitas itu dilakukan siswa ketika
memperhatikan penjelasan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, memberi
contoh, mendemonstrasikan media pembelajaran, dan memberikan tugas.
Aktivitas siswa melakukan permainan pada pembelajaran siklus pertama
termasuk kedalam aktivitas yang dominan dengan persentase kemunculan sebesar
14,29%. Aktivitas siswa melakukan permainan pada pembelajaran merupakan
representasi penggunaan kit matematika. Penerapan permainan pembelajaran siklus
pertama diwujudkan dalam bentuk permainan urutan angka dan tepuk tangan.
Permainan bentuk urutan angka berfungsi sebagai sarana pembentukan kelompok dan
permainan tepuk tangan difungsikan sebagai sarana penetapan presentasi hasil
penyelesaian tugas.
Aktivitas siswa mengerjakan tugas pada pembelajaran siklus kedua termasuk
kedalam aktivitas yang dominan dengan persentase kemunculan sebesar 9,52%. Hal
itu karena siswa tidak dikondisikan hanya memahami materi pembelajaran tanpa
bentuk penerapan dan pemerolehan pengalaman belajar. Aktivitas siswa mengerjakan
tugas merupakan representasi penggunaan kit matematika. Dalam pelaksanaannya,
siswa mengerjakan tugas dengan membuat garis bilangan , kemudian mengidentifikasi
menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat yang telah dibuat. Penyelesaian
tugas siswa pada pembelajaran siklus pertama menemui beberapa hambatan sehingga
melebihi alokasi waktu yang ditentukan. Hal itu menjadi kelemahan pelaksanaan
pembelajaran siklus kedua yang akan menjadi bahan refleksi untuk perbaikan
tindakan siklus kedua.
Aktivitas siswa mempresentasikan hasil penyelesaian tugas pada pembelajaran
siklus kedua termasuk kedalam aktivitas yang dominan dengan persentase
kemunculan sebesar 4,76%. Aktivitas siswa mempresentasikan hasil penyelesaian
tugas merupakan representasi penggunaan kooperatif matematika. Siswa
mempresentasikan hasil penyelesaian tugas dengan menyajikan gambaran secara lisan
untuk ditanggapan oleh siswa/kelompok lain.
Aktivitas siswa melakukan apersepsi pada pembelajaran siklus kedua memiliki
persentase kemunculan sebesar 9,52%. Aktivitas siswa melakukan apersepsi tugas
merupakan representasi penggunaan kooperatif matematika. Siswa melakukan
apersepsi berdasarkan pengetahuan awal dan konteks siswa sendiri. Dengan demikian,
pembelajaran mengidentifikasi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
melalui penggunaan kooperatif matematika mudah dikaitkan dengan dunia siswa.
Dalam pelaksanaannya, aktivitas siswa melakukan apersepsi pembelajaran siklus
pertama membutuhkan waktu yang cukup lama. Siswa belum terkondisi dengan baik
untuk mengikuti pembelajaran mengidentifikasi menjumlahkan dan mengurangkan
bilangan bulat. Hal itu merupakan kelemahan pembelajaran siklus kedua yang
menjadi bahan refleksi sebagai dasar perbaikan tindakan siklus kedua.
Aktivitas siswa memfungsionalkan media pembelajaran pada pembelajaran siklus
kedua memiliki persentase kemunculan sebesar 9,52%. Aktivitas siswa
memfungsionalkan media pembelajaran merupakan representasi penggunaan
kooperatif matematika. Siswa memfungsionalkan media pembelajaran siklus pertama
dengan merangkai kooperatif matematika menjadi penjumlahan bilangan bulat secara
tepat. Pemfungsionalan media pembelajaran itu memiliki tujuan sebagai sarana
penyelesaian tugas. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus kedua, siswa belum
optimal dalam memfungsikan media kooperatif matematika. Hal itu diketahui dari
kekurang cermatan siswa penjumlahan menggunakan garis bilangan .
Aktivitas siswa mengajukan pertanyaan pada pembelajaran siklus kedua memiliki
persentase kemunculan sebesar 4,76%. Hal itu karena siswa kurang berani dan kurang
memahami penjelasan guru. Hal itu merupakan kelemahan pelaksanaan pembelajaran
siklus pertama yang menjadi bahan refleksi sebagai dasar tindakan perbaikan siklus
kedua.
Aktivitas siswa menjawab pertanyaan guru pada pembelajaran siklus kedua
memiliki persentase kemunculan sebesar 9,52%. Aktivitas siswa menjawab
pertanyaan merupakan representasi penggunaan kit matematika. Siswa memberikan
suatu jawaban masalah yang diajukan guru ataupun siswa yang diajukan lain siswa
lain. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus kedua, aktivitas siswa menjawab
pertanyaan memiliki kencenderungan didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja.
Aktivitas siswa mengajukan pendapat dan tanggapan pada pembelajaran siklus
kedua memiliki persentase kemunculan sebesar 4,76%. Aktivitas siswa mengajukan,
pendapat dan tanggapan merupakan representasi penggunaan kooperatif matematika.
Hal itu didasarkan pada konsep pelibatan siswa secara aktif yang salah satunya dalam
bentuk pengajuan pendapat dan tanggapan. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus
pertama, aktivitas siswa mengajukan pendapat dan tanggapan membutuhkan peran
guru untuk memotivasi. Siswa merasa takut dan ragu-ragu untuk menyatakan
pendapat dan tanggapan. Hal itu merupakan kelemahan yang menjadi bahan refleksi
sebagai dasar perbaikan tindakan pembelajaran siklus kedua.
Aktivitas siswa melakukan diskusi kelompok pada pembelajaran siklus kedua
memiliki persentase 14,29%. Aktivitas ini direpresentasikan dalam bentuk
penyimpulan hasil penyelesaian tugas individu yang ditindak lanjuti dengan kegiatan
mempresentasikan hasil diskusi kelomopok.
Aktivitas siswa merefleksikan kegiatan dan hasil pembelajaran pada siklus kedua
memiliki persentase kemunculan sebesar 4,76%. Aktivitas siswa merefleksikan
kegiatan dan hasil pembelajaran merupakan representasi penggunaan kooperatif
matematika. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus pertama, aktivitas siswa
merefleksikan kegiatan dan hasil pembelajaran masih didominasi oleh peran guru. Hal
itu merupakan kelemahan pelaksanaan pembelajaran siklus pertama yang menjadi
bahan refleksi sebagai dasar perbaikan tindakan siklus kedua.
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada pembelajaran siklus pertama,
pengamat yang juga selaku teman sejawat (MM) memberikan beberapa catatan
sebagai bentuk representasi kelebihan dan kelemahan pembelajaran siklus pertama.
Beberapa kelebihan dan kelemahan itu dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nama Siswa Nilai
4 ANA FITRIYAH 80
13 SELLY CLARISSA 75
Jumlah 918
Rata-rata 76
Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa dalam pembelajaran
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang melalui penggunaan kooperatif matematika
siklus kedua adalah 76. Nilai rata-rata hasil belajar mengidentifikasi sifat-sifat bangun
ruang siklus kedua lebih baik disbanding siklus pertama. Dengan kata lain, nilai rata-
rata hasil belajar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang mengalami peningkatan.
Nilai rata-rata hasil belajar mengidentifikasi menjumlahkan dan mengurangkan
bilangan bulat siswa siklus kedua sudah sesuai dengan pencapaian indikator
keberhasilan atau kriteria ketuntasan minimal sebesar 76.
Tabel 4.8
Respon Siswa Siklus II
No %
Butir Respon SB/5 B/4 C/3 K/2 SK/1 ∑N
. N
Bagaimana pengondisian 8 4 9
1 - - 83 79
tempat belajar? 38,10 19,05 42,86
Bagaimana penjelasan 15 6
2 - - - 99 94,3
materi pembelajaran? 71,43 28,57
Bagaimana penggunaan 5 14 2
3 - - 87 82,9
media pembelajaran? 23,10 66,67 9,52
Bagaimana penerapan 8 9 4
4 permainan dalam - - 88 83,8
38,10 42,86 19,05
pembelajaran?
Bagaimana penyelesaian 9 6 6
5 - - 87 82,9
tugas dan perlatihan? 42,86 28,57 28,57
Bagaimana pelaksanaan 11 9 1
6 - - 94 89,5
diskusi pembelajaran? 52,38 42,86 4,76
Bagaimana penetapan 6 8 7
7 alokasi waktu - - 83 79
28,57 38,10 33,33
pembelajaran?
Bagaimana penerapan 10 10 1
8 langkah-langkah - - 93 88,6
47,62 47,62 4,76
pembelajaran?
Bagaimana penerapan 6 10 5
9 - - 85 81
pendekatan pembelajaran? 47,62 47,62 4,76
Jumlah 94 81 35 - - 899
Persentase 44,76 38,57 16,67 - - 85,62
Ketrangan:
F : frekuensi
∑ N : Jumlah nilai respon
% N: persentase nilai respon
Pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa persentase ketercapaian nilai respon siswa
terhadap pembelajaran mengidentifikasi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan
bulat melalui penggunaan kooperatif matematika siklus pertama 85,62%. Hal itu
dijabarkan dengan rincian jawaban respon siswa berikut:
Tabel 4.9
Aktivitas Guru Siklus I-II
Siklus I Siklus II
F %F F %F
Katerangan :
F: Jumlah Kemunculan
%F : Persentase Kemunculan
Peningkatan kualitas aktivitas guru dari siklus pertama ke siklus kedua ini
didasarkan pada persentase kemunculan aktivitas dan kelebihan serta kelemahan
penerapan aktivitas. Persentase kemunculan aktivitas direpresentasikan pada jumlah
kemunculan aktivitas serta kelebihan dan kelemahan aktivitas direpresentasikan pada
catatan pengamat atau teman sejawat. Artinya, persentase kemunculan suatu kategori
aktivitas guru dari siklus pertama ke siklus kedua dapat menunjukkan penurunan
sebagai representasi aspek kuantitas dan dapat menunjukkan peningkatan sebagai
aspek kualitas. Peningkatan aspek kualitas itulah yang menjadi orientasi bentuk
penerapan indukator keberhasilan aktivitas guru pada penelitian ini.
Aktivitas guru menyampaikan pendahuluan pada siklus pertama memiliki
persentase kemunculan 9,52%. Pada pembelajaran siklus kedua memiliki persentase
kemunculan 14,29%. Persentase kemunculan aktivitas guru menyampaikan
pendahuluan mengalami peningkatan dibandingkan pembelajaran siklus pertama. Hal
ini karena pada siklus pertama penyampaian pendahuluan belum optimal menyiapkan
siswa dalam pembelajaran.
Aktivitas guru menjelaskan materi pembelajaran siklus pertama memiliki
persentase 14,29%. Pada pembelajaran siklus kedua memiliki persentase kemunculan
19,05%. Persentase kemunculan aktivitas guru menyampaikan menjelaskan materi
pembelajaran pada siklus kedua mengalami peningkatan dibandingkan pembelajaran
siklus pertama. Hal ini karena pada siklus pertama penyampaian penjelasan materi
pada siklus pertama menunjukkan hasil yang optimal, tentang pemahaman siswa
mengidentifkasi sifat-sifat bangun ruang.
Aktivitas guru memberikan contoh atau ilustrasi pada siklus pertama memiliki
persentase 9,52%. Pada pembelajaran siklus kedua memiliki persentase kemunculan
14,29%. Persentase kemunculan aktivitas guru memberikan contoh atau ilustrasi pada
silus kedua mengalami peningkatan dibandingkan pembelajaran siklus pertama. Hal
ini karena pada siklus pertama guru memberikan contoh atau ilustrasi pada siklus
kedua menunjukkan hasil yang optimal, tentang pemahaman siswa mengidentifkasi
menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.
Aktivitas guru mendemontrasikan media pembelajaran pada siklus pertama
memiliki persentase 4,76%. Pada pembelajaran siklus kedua memiliki persentase
kemunculan 9,52%. Persentase kemunculan aktivitas guru mendemontrasikan media
pembelajaran pada silus kedua mengalami peningkatan dibandingkan pembelajaran
siklus pertama. Hal ini guna mendukung pengoptimalan fungsi media pembelajaran
untuk menyelesaikan tugaas siswa, pengefektifan pembentukan kelompok dan
penentuan persentasi hasil tugas.
Aktivitas guru menerapkan permainan pada siklus pertama memiliki persentase
9,52%. Pada pembelajaran siklus kedua memiliki persentase kemunculan 14,29%.
Persentase kemunculan aktivitas guru menerapkan permainan pada silus kedua
mengalami peningkatan dibandingkan pembelajaran siklus pertama. Peningkatan
persentase keunculan aktivitas guru menerapkan permainan dalam pembelajaran itu
merupakan upaya melibatkan siswa secara aktif melalui pengkondisian suasana
pembelajaran yang menarik dan menyenagkan.
Aktivitas guru menjawab pertanyaan siswa pada pembelajaran siklus pertama
tidak memiliki kemunculan dalam pembelajaran. Pada pembelajaran siklus kedua
memiliki persentase kemunculan sebesar 4,76%. Persentase sklus pertama ke siklus
kedua mengalami peningkatan. Hal ini karena pada siklus pertama siswa kurang
memahami materi pembelajaran siswa ragu-ragu dan takut untuk mengajukan
pertanyaan.
Ativitas guru memberikan tugas pada pembelajaran siklus pertama memiliki
persentase 14,29%. Pada siklus kedua memiliki persentase 9,52%. Persentase
kemunculan aktivitas guru memberikan tugas setiap siklus menunjukkan penurunan.
Hal ini dikarenakan pengefektifan palaksanaan pengerjaan tugas siswa terkait waktu.
Aktivitas guru membimbing siswa menyelesaikan tugas pembelajaran siklus
pertama memiliki persentase kemunculan 4,76%. Pada siklus kedua persentase
kemunculan 9,52%. Persentase kemunculan aktuvitas guru membimbing siswa
menyelesaikan tugas setiap silus menunjukkan penurunan. Hal ini dikarenakan siswa
sudah terkondisi dalam menyelesaikan tugas pembelajaran. Guru hanya memberikan
bimbingan melalui bentuk pendamping dengan representasi model tanya jawab.
Aktivitas guru mengkondisikan siswa melakukan diskusi kelompok pada
pembelajaran siklus pertama memiliki persentase kemunculan 4,76%, pada siklus
kedua persentase kemunculan sebesar 9,52%. Persentase kemunculan aktivitas guru
menkondisikan siswa melakukan diskusi kelompok pembelajaran siklus pertama ke
siklus kedua menunjukkan peningkatan. Hal ini dikarenakan pada siklus pertama
siswa kurang terkondisi dalam kerjasama kelompok.
Aktivitas guru dalam mengkontrol aktivitsa siswa pada siklus pertama memiliki
persentase kemunculan 14,29%, pada siklus kedua persentase kemunculan 14,29%.
Persentase kemunculan aktivitas guru mengkontrol aktivitas siswa pembelajaran
siklus pertama ke pembelajaran siklus kedua menunjukkan peningkatan. Hal ini
karena aktivitas guru mengkontrol aktivitas siswa lebih diterapkan dalam kegiatan
memberikan bimbingan dan pendampingan.
Tabel 4.10
Aktivitas Siswa Siklus I dan II
Siklus I Siklus II
F %F F %F
1 Siswa melakukan apersepsi 2 9,52% 3 14,29%
Keterangan :
F : Jumlah Kemunculan
%F : Persentase Kemunculan
4 ANA FITRIYAH 77 80
13 SELLY CLARISSA 65 80
Rata-rata 65 76
Pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa
pembelajaran mengidentifikasi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
melalui penggunaan kooperatif matematika siklus pertama ke siklus kedua mengalami
peningkatan. Nilai rata-rata hasil belajar dalam pembelajaran megidentifikasi
menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat melalui penggunaan kooperatif
matematika siklus pertama ialah 65, nilai rata-rata hasil belajar dalam pembelajaran
mengidentifikasikan menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat melalui
penggunaan kooperatif matematika siklus kedua 76.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran mengidentifikasi
menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat melalui penggunaan kooperatif
matematika siklus pertama masih dibawah pencapaian indikator keberhasilan atau
atau kriteria katuntasan minimal belajar siswa. Hasil siswa dalam pembelajaran
mengidentifikasi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat melalui
penggunaan kooperatif matematika dikatakan tuntas apabila rata-rata nilai hasil
belajar siswa ≥ 70.
Ketercapaian hasil belajar siswa mengidentifikasi menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan bulat melalui penggunaan kooperatif matematika siklus
pertama disebabkan oleh beberapa faktor kelemahan dengan upaya perbaikan
tindakan pada siklus kedua. Upaya perbaikan tindakan siklus kedua mampu
meningkatkan nilai rata-rata hasil belajar. siswa. Hal ini ditunjukkan pada pancapaian
nilai rata-rata hasil belajar siswa mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Hal ini
ditunjukkan pada paencapaian nilai rata-rata hasil belajar siswa mengidentifikasi
menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat pada siklus kedua. Pencapaian nilai
rata-rata hasil belajar siswa mengidentifikasi menjumlahkan dan mengurangkan
bilangan bulat siklus kedua sesuai dengan KKM, yaitu 78 > 70. Dengan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mengidentifikas menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan bulat dapat ditingkatkan melalui penggunaan kit matematika.
Penelitian ini menempatkan pencapaian hasil belajar siswa secara klasikal.
Pencapaian indikator keberhasilan belajar siswa penelitian ini tercapai pada siklus
kedua.
BAB V
SIMPULAN SARAN DAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil perbaikan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat
diambil kesimpulan penggunaan metode kooperatif tipe STAD pada pelajaran
MATEMATIKA Dengan bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV
SDN Sumberejo II Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban, hal ini ditandai dengan naiknya
persentase perbandingan rata-rata nilai kelas pada tiap siklus.