Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN

LAUNCHING FAN PAGE FACEBOOK SIKKA CEGAH ANEMIA


REMAJA
I. PENDAHULUAN
Prevalensi anemia di dunia tahun 2008 adalah 24,8% dengan
cakupan populasi 48,8%. Pada anak-anak usia prasekolah, prevalensi
anemia adalah 47,4%. Pada wanita hamil dan tidak hamil prevalensi
tertinggi yaitu di Afrika dan Asia Tenggara (WHO, 2008). Di Indonesia,
proporsi anemia tahun 2013 sebesar 21,7% (Riskesdas, 2013). Proporsi
anemia terbesar pada ibu hamil yaitu 48,9% pada tahun 2018
(Riskesdas, 2018).
Remaja putri memiliki risiko tinggi untuk anemia dan
kekurangan gizi (Upadhye JV dkk, 2017). Kebutuhan zat besi pada
remaja putri meningkat karena mengalami pertumbuhan yang pesat
pada masa pubertas. Anemia pada remaja putri dapat menurunkan
daya tahan tubuh, kebugaran, dan prestasi belajar. Selain itu, tidak
hanya memengaruhi kehidupannya dalam jangka pendek, namun
berpengaruh pada jangka panjang yaitu kehamilan nantinya. Remaja
putri merupakan calon ibu yang dapat meningkatkan risiko
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), prematur, BBLR, stunting dan
gangguan neurokognitif (Kemenkes, 2016).
Program pencegahan dan penanggulangan anemia pada
remaja putri oleh Kementerian Kesehatan dimasukkan ke dalam
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 dengan target pemberian TTD
pada remaja putri sebesar 30%. Pada pedoman program pencegahan
dan penanggulangan anemia diharapkan nantinya pada remaja putri
dapat tumbuh dan berkembang menjadi calon ibu yang sehat serta
melahirkan bayi sehat. Pemberian TTD pada remaja putri mengandung
minimal 60 mg zat besi dan 400 mcg asam folat. Untuk remaja putri
TTD diminum dalam waktu seminggu satu kali dan saat menstruasi
sepuluh hari beturut-turut.
Menurut Putri dkk, faktor yang dapat memengaruhi anemia
yaitu pengetahuan dan kepatuhan konsumsi TTD. Remaja putri yang
tidak patuh menonsumsi TTD berisiko lebih besar mengalami anemia
(Putri RD dkk, 2017).
Oleh karena itu itu Dinas Kesehatan kabupaten Sikka
membuat terobosan untuk mensosilaisasikan pemberiaan tablet
tambah darah pada remaja putri melalui Fanpage facebook”Sikka cegah
Anemia remaja putri”. Hal ini di dasari pada kebiasaan remaja di luar
jam sekolah lebih sering bermain di facebook.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan jumlah remaja yang minum tablet tambah darah
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang pentingnya tablet
tambah darah
b. Meningkatkan pendampingan minum tablet tambah darah oleh
remaja putra
III. DASAR HUKUM

1. Undang–Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan


Daerah–daerah Tingkat II dalam Wilayah–wilayah daerah
Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

2. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tazhun 2014
tentan Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tantan Pemerintah Daerah;

3. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 585 tahun 2007


Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Puskesmas;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun 2014 Tentang


Standart Tablet tambah darah bagi Wanita Usia Subur dan Ibu
hamil
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 Tentang
Standar Produk Suplemen Gizi
8 Surat Edaran Nomor HK.03.03./V/0595/tahun 2016 Tentang
Pemberian Tablet tambah darah Bagi remaja dan Usia Subur
9. Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 13 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Sikka (Lembaran daerah Kabupaten Sikka Tahun
2016 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sikka Nomor
98);

10 Peraturan Bupati Sikka Nomor 29 Tahun 2016 tentang


. Kedudukan, Susunan, Organisasi, Tugas dan Fungsi serta tata
Kerja Dinas Kesehatan;
IV. Luaran
Meningkatnya cakupan pmberian tablet tambah darah pada remaja putri
V. Nara sumber
1. Bupati Sikka
2. dr. Ignatius Henyo Kerong
VI. Waktu:
Tanggal 01 maret 2019
VII. Peserta
1. Siswa SLTA
2. Kepala Puskesmas
3. Kepala sekolah SLTA
4. Lintas sektor terkait
VIII. Biaya
Biaya penyelenggaraan dibebankan kepada BOK Dinas Kesehatan
Kabupaten Sikka Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp. 31.064.280 dengan
rincian sebagai berikut :
NO Rincian Jumlah
1 Honor narasumber Rp. 5.200.000
2 ATK Rp. 6.214.280
3 Sewa Ruang rapat Rp.3.500.000
4 Transportasi dan akomodasi Rp.5.100.000
5 Snack Rp.11.250.000
Total Rp 31.064.000

IX. PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Persiapan
1. Rapat koordinasi bersama nara sumber dan guru SMA dari 5
SLTA di kota Maumere dan instansi terkait pada tanggal 09
Januari , 14 januari 19 Pebruari dan 27 Pebruari 2019.
2. Pengambilan video di SMAN I Maumere, SMAK Jhon Paul II dan
SMAK Frateran Maumere
3. Pembuatan video fanpage
4. Administrasi dan surat menyurat

B. Pelaksanaan
1. Pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 01 maret 2019
2. Acara dihadiri remaja putra dan putra utusan SLTA di Kota
Maumere dan Siswa/I SMAK Frateran maumere
3. Pembawa acara adalah Siswa/I SLTA Frater sebanyak 3 orang
4. Acara diselilingi dengan quiz dan lagu lagu dari SMAK Frateran
Maumere
5. Acara Launching oleh Bupati Sikka dengan mengklik link Fanpage
facebook Sikka Cegah anemia Remaja di damping ketua DPRD,
Kepala Dinas Kesehatan dan perwakilan dari Fan base masing
masing ditandai lagu Mars Hidup Sehat, dan minum tablet
tambah darah bersama
X. PENUTUP
Demikian laporan ini dibuat sebagai bahan pertanggungjawaban
dalam pelaksanaan kegiatan.

Maumere, 02 Maret 2019


Kepala Bidang Kesehatan masyarakat

Bernadeta Maria Klotildis Gandut,SKM

NIP 19660618 198903 2 012

Anda mungkin juga menyukai