Anda di halaman 1dari 9

Farmaka

Suplemen Volume 16 Nomor 1 108

ARTIKEL TINJAUAN: FORMULASI GEL EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia


mangostana) DENGAN VARIASI KONSENTRASI BASIS

Wong Yi Shan, Imam Adi Wicaksono


Program Studi Sarjana Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran,
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
Amandawong0923@gmail.com

ABSTRAK
Teknologi formulasi sediaan farmasi dan sistem penghantaran obat mempunyai peranan
penting dalam proses penemuan terapi farmasetis yang baru. Formulasi gel membutuhkan
pelbagai basis agar menghasilkan gel yang baik. Sediaan gel akan diuji dengan organoleptis,
homogenitas, pH, daya sebar dan daya lekat setelah memperoleh sediaan. Optimasi formula
basis hydrogel yang akan memberikan sifat fisik gel yang baik merupakan tujuan penelitian kali
ini. Formula dibuat dengan mevariasikan formula gel dengan perbezaan konsentrasi basis. Oleh
karena itu, pelbagai formulasi basis hydrogel dilakukan dari ekstrak kulit buah manggis ini
perlu dikaji lebih lanjut.
Formulasi dari berbagai basis hydrogel dilakukan terhadap ekstrak kulit buah manggis ini perlu
dikaji lebih lanjut, agar dapat sifat gel yang paling baik di pasaran.
Kata Kunci: hidrogel, kulit manggis, optimasi basis.

ABSTRACT
Pharmaceutical formulation technology and the systems of drug delivery play an important role
in discovery of new pharmaceutical drug process. The gels will be tested by organoleptic,
homogeneity, pH, spreadibility and adhensivity. A good character of gel is needed to formulate
gel. This research is to know the type of base used to produce a good formulation who has
physical properties gel. There are different formula designed with various type of the base. The
various concentration of base formulations which was made from the extract of mangosteen
pericarp needs to be studied futher, so that better product can marketed.
Keywords: hydrogel, mangosteen pericarp, optimation gelling agent.

Diserahkan: 03 Juli 2018, Diterima 03 Agustus 2018

PENDAHULUAN
Kulit buah manggis berpotensi aktivitas farmakologi yang ditimbulkan
memiliki aktivitas antioksidan. Aktivitas (Puspitasari et al. 2013).
antioksidan pada kulit buah manggis Xanton adalah antioksidan kuat,
diperoleh dari senyawa fenol yang yang sangat dibutuhkan untuk
terkandung dalam kulit buah manggis penyeimbang pro-oxidant di dalam tubuh
seperti xanton, flavonoid dan tannin dan lingkungan, yang dikenal sebagai
(Harborne, 2008). Kandungan senyawa radikal bebas. Daya antioksidan xanton
kimia yang terdapat dalam ekstrak kulit melebihi vitamin E dan vitamin C, yang
manggis ini berperan penting dalam selama ini terkenal sebagai antioksidan
tingkat tinggi (Wathoni, 2009). Xanthone
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 109

adalah substansi kimia alami yang digolong “tissue engineering” hydrogel. Ini dapat
dalam polifenol, dimana polifenil ini adalah digunakan sebagai matrik untuk
metabolit sekunder pada kulit manggis. memperbaiki dan meregenerasi berbagai
Xanthon tergolong dalam senyawa macam jaringan dan organ tubuh manusia
aromatic sederhana seperti dibenzofuran, (Swarbrick, 2013). Artikel ini bertujuan
dibenzopyran, dan griseofulvin. Terdapat untuk mengkaji tentang berbagai
inti kerangka dibenzogpyron yang konsentrasi formulasi hidrogel ekstrak kulit
menunjukkan hubungan antara xanton manggis yang telah digunakan untuk
dengan flavonoid dan chormomer, turunan membuat sediaan gel yang jernih dan elegan
g-pyron (Williams, 1995). serta daya lekat tinggi yang tidak
Senyawa basis atau gelling agent menyumbat pori-pori sehingga pernapasan
dibutuhkan dalam formulasi gel sebagai pori tidak terganggu; mudah dicuci dengan
bahan pembentuk gel dalam sediaan. air; pelepasan obatnya baik dan
Terdapat berbagai macam jenis, kemempuan penyebarannya pada kulit baik.
diantaranya adalah tragakan, Na CMC, METODE
karbopol, HPMC. Na CMC yang Penulis melakukan teknik
merupakan basis gel golongan polimer semi pengumpulan data penelitian studi pustaka
sintetik, sedangkan karbopol termasuk yang telah dipublikasikan sebelumnya
sintesis dan tragakan termasuk basis gel untuk mendapat data sebagai bahan review.
golongan gom alam (Erawati, 2013). Hail pencarian artikel yang didapatkan
Hydrogel adalah jaringan polimer adalah sebanyak 20 jurnal artikel, yang
tiga dimensi dengan ikatan silang kemudian dilakukan skrining dan
(crosslinked) pada polimer hidrofilik, yang penteleksian artikel sesuai dengan kriteria
mampu swelling atau menyimpan air dan inklusi. Pustaka yang digunakan adalah
larutan fisiologis sampai dengan ribuan kali artikel dan jurnal penelitian yang
dari berat keringnya, serta tidak mudah larut dipublikasi pada beberapa referensi, seperti
(Bindu, 2017). Hydrogel banyak jurnal ilmiah, artikel ilmiah dari jurnal
diaplikasikan di bidang pangan maupun nasional maupun internasional. Artikel
nonpangan, seperti sebagai disposable disortir dengan menggunakan search
diapers, hygienic napkins, membrane engine dengan kata kunci ‘variasi fomula
pervaporasi, dan media tanaman pengganti basis hyrogel’, ataupun situs web lain yang
tanah. Di dunia kedokteran, hydrogel mempublikasikan secara internasional
dimanfaatkan sebagai matrik media artikel atau jurnal ilmiah dengan kata kunci
penyimpan-pengontrol pelepasan bahan ‘Formulasi hidrogel’.
aktif seperti obat dan sel, serta di bidang
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 110

Kriteria inklusi untuk mereview HASIL


artikel penelitian ini yaitu artikel, dan jurnal Gel yang diperoleh daripada review
ilmiah yang dipublikasikan maksimal 10 artikel diuji dengan organoleptik, viskositas,
tahun terakhir (Tahun 2008-2018) dan daya sebar dan daya lekat diatas permukaan
memuat tema tentang optimasi formulasi kulit. Hasil uji homogenitas menunjukkan
basis hydrogel untuk formulasi dari kulit bahwa gel homogen secara fisik dan tidak
manggis. Sedangkan untuk kriteria ekslusi terjadi fenomena sineresis yang
dalam artikel ini yaitu jurnal yang menandakan bahwa bahan-bahan dalam gel
diterbitkan dibawah tahun 2008 karena terlarut dan bercamppur sempurna.
artikel yang digunakan sebagai acuan Dibawah adalah table formula gel ekstrak
adalah 10 tahun terakhir. kulit manggis dengan berbagai basis.
Table 1 Formula gel ekstrak kulit manggis dengan variasi basis

No Basis Formula Basis Hidrogel Hasil dari formula basis


1. 5% HPMC - Ekstrak kulit manggis Homogenitas: Tidak
(Arikumalasari, 2013). - Gliserin homogen
- Propilenglikol Viskositas: agak rendah
- Metil Paraben Daya sebar: Sangat tinggi
- Air Daya lekat: Tidak lama
- 5% HPMC
2. 10% HPMC - Ekstrak kulit manggis Homogenitas: Agak sikit
(Arikumalasari, 2013). - Gliserin homogen
- Propilenglikol Viskositas: Rendah
- Metil Paraben Daya sebar: Tinggi
- Air Daya lekat: Tidak lama
- 10% HPMC
3. 15% HPMC - Ekstrak kulit manggis Homogenitas: Homogen
(Arikumalasari, 2013) - Gliserin Viskositas: Tinggi
- Propilenglikol Daya sebar: Rendah
- Metil Paraben Daya lekat: Paling lama
- Air
- 15% HPMC
4. 1% Karbomer 934 - Ekstrak kulit manggis Homogenitas: Agak sikit
(Goeswin, 2008). - Trietanolamin homogen
- Gliserin Viskositas: Rendah
- Metil Paraben Daya sebar: Tinggi
- Air Daya lekat: Tidak lama
- 1% Karbomer
5. 2% Karbomer 934 - Ekstrak kulit manggis Homogenitas: Homogen
(Goeswin, 2008) - Trietanolamin Viskositas: Tinggi
- Gliserin Daya sebar: Rendah
- Metil Paraben Daya lekat: Paling lama
- Air
- 2% Karbomer
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 111

No Basis Formula Basis Hidrogel Hasil dari formula basis


6. 4% Na CMC (Tiara, G. - Ekstrak lidah buaya Organoleptik: agak
2013) - Trietanolamin kental, berwarna coklat
- Gliserin jernih, homogen
- Nipagin Viskositas: Rendah
- Aquadest Daya sebar: Tinggi
- 4% Na CMC Daya lekat: Tidak lama

7. 5% Na CMC (Tiara, G. - Ekstrak lidah buaya Organoleptik: kental,


2013) - Trietanolamin berwarna coklat jernih,
- Gliserin homogen
- Nipagin Viskositas: Tinggi
- Aquadest Daya sebar: Rendah
- 5% Na CMC Daya lekat: Lama

8. 6% Na CMC (Tiara, G. - Ekstrak lidah buaya Organoleptik: Sangat


2013) - Trietanolamin kental, berwarna coklat
- Gliserin jernih, Homogen
- Nipagin Viskositas: Tinggi
- Aquadest Daya sebar: Rendah
- 6% Na CMC Daya lekat: Sangat lama

9. Karbopol (Lena, M., Formula 1 -Tidak memenuhi syarat


2015) - Ekstrak kulit manggis pH (4,5-6,5)
- Gliserin -Bersifat asam
- Propilenglikol - Viskositas: Tinggi (lebih
- Metil Paraben kental)
- Air Daya sebar: kecil
- Karbopol Daya lekat: lama

10. CMC Na (Lena, M., Formula 2 Organoleptik: Sangat


2015) - Ekstrak kulit manggis kental, berwarna coklat
- Gliserin jernih, Homogen
- Propilenglikol Viskositas: Tinggi
- Metil Paraben Daya sebar: kecil
- Air Daya lekat: lama
- CMC Na
11. Tragakan (Lena, M., Formula 3 -Memenuhi syarat pH (5-
2015) - Ekstrak kulit manggis 6)
- Gliserin -Viskositas: Terlalu encer
- Propilenglikol -Daya sebar: besar
- Metil Paraben -Daya lekat: pendek
- Air - Zat aktif yang
- Tragakan terabsorbsi di kulit
jumlahnya sedikit.

PEMBAHASAN dalam memberikan sifat fisik gel yang baik.


Gel yang diperoleh kemudian akan diuji
Pada formulasi gel ekstrak kulit
organoleptiknya, uji daya sebar dan pHnya.
manggis dengan variasi basis yang berperan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 112

Pembuatan sediaan gel ekstrak kulit sediaan gel antioksidan sebelum dan
manggis dilakukan dengan menggunakkan sesudah harus dilakukan uji kestabilan
konsentrasi basis yang berbeda. Ekstrak dengan menggunakan parameter-parameter
kulit manggis ini sebagai zat aktif dalam fisik sehingga diketahui kestabilan fisik dari
penelitian kali ini. sediaan gel. Pada penelitian yang dirujuk,
uji kestabilan gel antioksidan dilakukan
Proses ekstraksi dengan
selama 2 minggu. Dari segi organoleptik
menggunakan larutan dapar sitrat-fosfat
bertujuan untuk mengetahui sifat fisik
pada pH yang berbeda dalam setiap tabung
sediaan gel serta mengamati adanya
Erlenmeyer dengan rasio 1:50 b/v. pH dari
perubahan warna, bentuk, maupun bau yang
campuran larutan tersebut disesuaikan
mungkin terjadi selama penyimpanan. Kita
dengan asam klorida 0.1 M dan natrium
dapat menentukkan kualitas sediaan gel
hidroksida. Larutan tersebut kemudian
dengan menggunakan variasi konsentrasi
diinkubasi dalam inkubator dengan agitasi
dari segi organoleptik.
konstan (250 rpm) pada suhu dan waktu
inkubasi yang berbeda. Bubur yang Pengukuran pH adalah untuk
terbentuk segera difiltrasi menggunakan mengetahui pH dari formula masing-
kain Muslin setelah proses inkubasi. Filtrate masing dan mengamati perubahan pH yang
kemudian dilakukan sentrifugasi pada suhu mungkin terjadi selama penyimpanan
20°C selama 30 menit pada 5000 rpm untuk mungkin terjadi berpengaruh terhadap
mengeluarkan partikel solid yang masih stabilitas gel. Pengukuran pH diukur
tersisa. Dua volume etanol 95% (v/v) dengan menggunakan indikator pH
ditambahkan pada 1 volume ekstrak untuk universal. Parameter yang penting untuk
mengendapkan ekstrak pektik-polisakarida menentukan stabil atau tidaknya suatu
(EPP). Endapan kemudian diambil dengan sediaan adalah kestabilan pH. Derajat
filtrasi dan kemudian disimpan selama dua keasamaan (pH) merupakan pengukuran
jam pada suhu 4°C. Endapan tersebut dicuci aktivitas hidrogen dalam lingkungan air.
sebanyak tiga kali dengan menggunakan 50, Nilai pH tidak boleh terlalu asam karena
70, dan 100% etanol dan difiltrasi kembali dapat mengiritasi kulit manakala nilai pH
untuk membuang partiel mono dan tidak boleh terlalu basa karena dapat
disakarida. EPP yang didapat dikeringkan menyebabkan kulit bersisik. Berdasarkan
pada suhu 50°C sehingga mendapatkan teori martin, pH dari sediaan gel
berat yang konstan. antioksidan yang dihasilkan sudah sesuai
dengan pH kulit yaitu antara 4,5-6.5.
Perlakuan uji sifat fisik gel perlu
dilakukan untuk mengetahui kondisi
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 113

Uji daya sebar bertujuan untuk 5% basis HPMC, 10% basis HPMC dan 15%
mengetahui penyebaran gel diatas kulit, basis HPMC. HPMC akan melarut dalam
semakin besar luas penyebaran maka air dengan suhu dibawah 40˚C atau etanol
semakin mudah diaplikasikan pada kulit 70%, tidak larut dalam air panas namun
sehingga absorbsi pada kulit semakin mengembang menjadi gel. Semakin tinggi
maksimal. Berdasarkan persyaratan daya konsentrasi HPMC dalam sediaan maka
sebar haruslah dalam parameter 5cm-7cm. akan semakin meningkatkan daya lekat
Daya sebar gel ektrak kulit manggis yang sediaan gel. Daya lekat ini berpengaruh
tidak terlalu besar disebabkan oleh pada kemampuan gel melekat pada kulit,
beberapa macam faktor seperti viskositas jika semakin tinggi maka akan lebih lama
dan karakteristik basis gel. Daya sebar ini gel melekat pada kulit dan efek terapi yang
dipengaruhi oleh viskositas, oleh karena itu diberikan akan lebih lama, hal ini sangat
seharusnya melakukan pengukuran baik untuk pengobatan. Tinggi konsentrasi
viskositas namun karena keterbatasan alat HPMC akan meningkatkan viskositas gel,
maka pengukuran tersebut tidak dapat sehingga semakin gel semakin tertahan
dilakukan. Selain itu daya sebar juga untuk mengalir dan menyebar pada kulit.
dipengaruhi oleh komposisi bahan-bahan Hal ini akan mengurangi kualitas gel. Basis
yang digunakan, gelling agent dan HPMC yang konsentrasi 15% didapatkan
humektan merupakan bagian yang sangat hasil yang optimum dibandingkan dengan
berpengaruh terhadap daya sebar sediaan konsentrasi yang 5% HPMC. Manakala
gel. Gelling agent akan membentuk HPMC 10% dan 15% memenuhi syarat
jaringan struktural yang merupakan faktor homogenitas sediaan. HPMC 15% memiliki
yang sangat penting dalam sistem gel (Zath, daya lekat paling lama jika dibandingkan
1996). Humektan akan menjaga kestabilan dengan sediaan gel dengan HPMC 5% dan
sediaan gel dengan cara mengabsorbsi 10%. Sediaan gel dengan HPMC 5% tidak
lembab dari lingkungan dan mengurangi homogen dari hasil homogenitas. Jika
penguapan air dari sediaan. Selain menjaga sediaan tidak homogeny, bahan obat tidak
kestabilan sediaan, secara tidak langsung dapat terdistribusi secara merata. Viskositas
humektan juga dapat mempertahankan ini merupakan tahanan dari suatu cairan
kelembaban kulit sehingga kulit tidak yang mengalir, semakin besar tahanan,
kering. maka semakin besar viskositasnya (Sinko,
2011).
Dari penelitian yang dilakukan oleh
Arikumalasari et al. (2013), formulasi gel Berdasarkan penelitian yang
ekstrak kulit manggis dengan menggunakan dilakukan oleh Goeswin (2008), pembuatan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 114

sediaan gel menggunakan basis 1% konsentrasi Na CMC maka semakin kental


carbomer 934 dan 2% carbomer 934. Basis sediaan gel yang dihasilkan. Uji daya lekat
2% carbomer didapati hasil yang baik untuk evaluasi gel dengan kelengketan pada
dibandingkan konsentrasi yang rendah kulit dapat diketahui. Formula 5% Na CMC
daripada 1%. Semakin tinggi konsentrasi memiliki daya lekat yang paling baik
yang dipakai dalam sediaan formulasi maka disebabkan gel memiliki daya sebar yang
semakin tinggi daya lekat pada sediaan gel. tinggi agar mudah menyebar diatas kulit.
Daya lekat ini dapat mempengaruhi Dari penelitian Lena, M (2015)
kemampuan gel melekat pada kulit, jika telah melakukan pembuataan sediaan gel
daya lekat semakin tinggi maka efek terapi dari ekstrak kulit buah manggis dilakukan
yang diberikan pada kulit akan lebih lama, dengan variasi konsentrasi basis. Dibuat
hal ini sesuai dengan persyaratan hydrogel menggunakan 3 formula yang bervariasi
yang digunakan untuk pengobatan. Daya adalah untuk menguji sifat fisik antara 3
sebar semakin rendah maka konsentrasi variasi basis. Berdasarkan penelitian
semakin tinggi, ini dikarenakan konsentrasi journal, formula I dengan menggunakan
yang tinggi akan meningkatkan viskositas basis karbopol, formula 2 menggunakan
gel. Viskositas gel yang tinggi akan tertahan
basis CMC Na serta formula 3
untuk menyebar dan mengalir di permukaan menggunakan tragakan sebagai basis.
kulit. Diperoleh basis yang sesuai digunakan
Dari penelitian Tiara, G. (2013) adalah Na CMC. Ini dikararenakan formula
yang dilakukan, pengaruh jenis basis Na yang mengandung karbopol tidak
CMC terhadpap kualitas fisik gel estrak memenuhi syarat pH sediaan tropical yaitu
lidah buaya. Berdasarkan hasil organoleptis rentang pH 4,5-6,5 (Djajadisastra et al.,
sediaan gel meliputi bentuk, warna dan bau. 2009). Dilihat dari pHnya, basis karbopol
Pada formula 4% sediaan gel agak kental, yang digunakan pada formula bersifat asam.
formula 5 % sediaan gel kental dan formula Pada formula yang mempunyai Na CMC
6% sediaan gel sangat kental. Dari ketiga- dapat menurunkan nilai pH disebabkan Na
tiga sediaan gel ini berwarna coklat jernih. CMC pada formula memiliki pH 6,5-8,5.
Hasil homogenitas dari ketiga-tiga formula pH yang diperoleh lebih tinggi daripada
terlihat homogen, tidak kasar dan rentang pH kulit manggis. Basis Na CMC
teksturnya halus. Pada hasil uji daya sebar, memiliki gaya kohensi yang besar, ia dapat
formula 6% mempunyai daya sebar yang membuat interaksi antar molekul sejenis
rendah dibandingkan dengan konsentrasi 4% lebih besar dan menyebabkan sediaan
dan 5%. Ini dikarenakan semakin tinggi cenderung mengumpul dan sulit menyebar
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 115

(Erawati et al, 2013). Sifat basis Na CMC DAFTAR PUSTAKA


pada formula memberikan viskositas yang Astuti I. Y., D. Hartanti, dan A. Aminiati,
2010, Peningkatan Aktivitas Antijamur
besar sehingga gel yang menempel di kulit
Candidia ssalbicans Salep Minyak
menjadi lebih lama. Ini dikarenakan Na Atsiri Daun Sirih (Piper bettle LINN.)
melalui Pembentukan Kompleks
CMC dimasukkan kedalam air Na+ lepas
Inklusi dengan β-siklodekstrin,
dan diganti dengan ion H+, kemudian Majalah Obat Tradisional,15: 94 – 99.
Arikumalasari, J., I GNA, D., & NPAD, W.
CMCH membentuk dapat meningkatkan
(2013). Optimasi Hpmc Sebagai
viskositas (Bochek, 2002). Manakala, pada Gelling agent Dalam Formula Gel
Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
formula yang mengandung tragakan
mangostana L.). Jurnal Farmasi
mempunyai pH antara 5-6, yaitu tidak lebih Udayana, 2(3).
Bindu Sri. M, A. V. and A. chatterjee. 2017.
jauh dengan pH kulit manggis. Pada
A Review on Hydrogels as Drug
formula basis tragakan, memilki kekentalan Delivery in the Pharmaceutical Field.
Bochek, A. M., Yusupova, L. D.,
yang tinggi menyebabkan waktu perletakan
Zabivalova, N.M., Petropavlovskii, G.
lebih pendek dibandingkan dengan basis A., 2002, Rheological Properties of
Aqueous H-Carboxymethyl Cellulose
yang lain.
Solutions with Various Additives,
Russian Journal of Applied Chemistry,
SIMPULAN
75: 4-7.
Dari beberapa jurnal yang Chee Y.G., Latiff A.A. 2011. Extraction of
antioxidant pectic-polysaccharide
membahas mengenai berbagai konsentrasi from mangosteen (Garcinia
terhadap formulasi gel membuktikan bahwa mangostana) rind: Optimization using
response surface methodology.
semakin tinggi konsentrasi Na CMC maka Carbohydrate Polymers, 83, 600-607.
semakin tinggi viskositas, daya lekat, dan Djajadisastra, J., Mun’im, A., Desi, N. P.,
2009, Formulasi Gel Topikal Dari
semakin turun daya sebarnya. Penambahan Ekstrak Nerii folium Dalam Sediaan
zat seperti propilen glikok, gliserin dapat Antijerawat, Jurnal Farmasi Indonesia
4 (4) : 210-216.
mengatur kemampuan pelepasan obat dari Erawati, T., Rosita, N., Hendroprasetyo, W.,
gel karbomer sebagai gelling agent. Juwita, D. R., 2013, Pengaruh Jenis
Basis Gel dan Penambahan NaCl (0,5%
UCAPAN TERIMA KASIH b/b) terhadap Intensitas Echo
Gelombang Ultrasonik Sediaan Gel
Dalam pembuatan artikel ini, Untuk Pemeriksaan USG (Acoustic
Coupling Agent). Surabaya.
penulis mengucapkan terima kasih kepada Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi
Bapak Imam Adi Wicaksono sebagai dosen Universitas Airlangga dan Teknik
Perkapalan Institusi Teknologi,
pembimbing, Bapak Rizky Abdullah selaku Guerrero, M. S., Torres, J. S., & Nu ̃nez, M.
dosen metodologi penelitian karena telah J. 2008. Extraction of polyphenols from
white distilled grape pomace: Optimization
memberikan arahan dan dorongan kepada and modelling. Bioresource
penulis sehingga review artikel ini selesai. Technology, 99, 1311–1318.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 116

Goeswin, A., 2008, Pengembangan Sediaan (Garcinia mangostana L .). Garuda


Farmasi, hal.183, Bandung, Institut Portal, 961, p.5.
Teknologi Bandung. Quinones, D., & Ghaly, E. S. (2008).
Harborne JB. 2008. Characterisation of Formulation and characterization of
mangosteen. Bandung: ITB Press. nystatin gel. Puerto Rico health
Houghton, Peter J and A. Rahman. 2000. sciences journal, 27(1).
Laboratory Handbook for the Swarbrick, J dan J. Boylan. 2013. Gel dan
Fractionation of Natural Extracts. Jellies in encyclopedia of
London: Chapman and hall. pharmaceutical Technology, Vol 6.
Indigomorie, 2009. Antioksidan yang New York: Marcel Dekker Inc.
terkandung dalam kulit manggis. Tiara, G. 2013. Pengaruh jenis basis CMC
Terdapat online Na terhadap kualitas fisik gel ekstrak
http://netsains.com/2009/06/antioksid lidah buaya (Aloe vera dan untuk
an-apa-yang-kitaperlu mengetahui konsentrasi CMC Na yang
ketahuitentangnnya [Diakses tanggal menghasilkan kualitas fisik. gel ekstrak
29 Mei 2018]. lidah buaya (Aloe vera L.) yang paling
Lena, M. 2012. Formulasi gel ekstrak etanol berpengaruh. Journal ilmiah Ibnu sina,
kulit buah manggis dengan variasi 1(1), 50-60
gelling agent sebagai sediaan luka Wathoni, Nasrul, Rusdiana, Taofik., dan
bakar. Journal pharmaciana vol 5, No R.Y. Hutagaol. 2009. Formulasi Gel
1, 43-52. Antioksidan Ekstrak Rimpang
Martin, A., Swarbick, J., Cammarata, A. Lengkuas (Alpinia galangal L.Willd)
1993. Farmasi fisik. Jilid II edisi ke 3 dengan Menggunakan Basis Aqupec
dari Physical Pharmacy oleh Joshita. 505 HV. Jurnal Indonesia. Universitas
Jakarta. UI Press. Halaman: 566-572. Padjadjaran Bandung.
Miranti, L., 2009, Pengaruh Konsentrasi Williams, P., Ongsakul, M., Proudfoot, J.,
Minyak Atsiri Kencur (Kaemferia Croft, K., Beilin, L., 1995.,
galangal) Dengan Basis Salep Larut Mangosteen inhibits the oxidative
Air terhadap Sifat Fisik Salep dan Daya modification of human low density
Hambat Bakteri Staphylococcus aureus lipoprotein. Free Radical Res 23, 175-
Secara In Vitro, Skripsi, Fakultas 184.
Farmasi Univeritas Muhammadiyah Zath, J. L., and Kushla, G. P., Gels, in
Surakrta, Surakarta. Lieberman, H. A., Lachman, L., and
Puspitasari, L., Swastini, D.A. & Arisanti, Schwatz, J. B. 2012. Pharmaceutical
C.I.., 2013. Skrining Fitokimia Ekstrak Dosage Form: Dysperse System Vol. 2.
Etanol 95% Kulit Buah Manggis 2nd Ed, P.399-417. New York: Marcell
Dekker, Inc.

Anda mungkin juga menyukai