Anda di halaman 1dari 5

Lesson Plan Kajian

Baik bapak Ibu sekalian, izin kami untuk mereiview kajian yang telah kita buat bersama ini,
yaitu Kajian tentang logistic ekspor produk perikanan via udara dari wilayah tengah sampai
timur Indonesia.

Pertama tama kami ucapkan banyak terima kasih kepada bapak ibu sekalian yang sudah
meberikan data ekspor produk perikannnya sehingga membantu dalam pembuatan kajian
ini.

Sebagai awal review kajian, dapat kami sampaikan bahwa pembuatan kajian ini bertujuan
untuk memetakan ekspor produk perikanan khususnya yang dikirim via sarkut udara
sebagaimana mind map atau kerangka pikir kami yaitu untuk mengetahui supply demand
produk perikanan dari wilayah timur dan tengah Indonesia via udara dan kemudian
menganalisa bagaimana jalur logistic yang efektif dan efisien dapat diterapkan

Perlu juga kami sampaikan bahwa data yang kami gunakan sebagai bahan, kajian ini sekitar
80% menggunakan data dari Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan
Perikanan, Kementerian Kelautan dan perikanan yang Insya Allah validitasnya sudah dapat
dipertanggungjawabkan. Adapun sumber data yang lain yang kami gunakan dalam kajian ini
yakni KKP, BPS, ITC, Wikipedia, Angkasa Pura, Data Suhana, BKIPM, Garuda Indonesia, dan
tentunya data dari masing-masing satker di wilayah tengah sampai dengan timur Indonesia.

Baik bapak ibu sekalian,

Pertama tama yang ingin kita sampaikan adalah batasan dan asumsi dalam kajian yang telah
kita buat bersama ini, dimana yang dimaksud dengan wilayah tengah sampai timur
Indonesia meliputi xxxxx dan produk perikanan via udara merupakan produk yang
berbentuk segar, dingin, atau hidup sebagaimana fakta data yang kita temukan bahwa
sekitar 95,51% produk perikanan yang dikirim dari wilayah tengah timur Indonesia pada
tahun 2019 via udara adala produk yang berbentuk segar dingin atau hidup.

Selanjutnya adalah kerangka pikir yang kami kembangkan adalah kajian ini yakni
memetakan supply, demand, dan logistic ekspor produk perikanan via udara, dengan
harapan bahwa kita dapat menentukan titik spoke dan titik hub jalur logistic yang kemudian
jika direaliasasikan maka dapat meningkatkan ekspor produk perikanan yang tentunya akan
mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional.

Dalam Bab pertama kajian ini membahas banyak terkait supply yakni, Analisa LQ untuk
emngukur potensi suatu daerah untuk menjadi spoke atau titik awal produk perikanan,
kemudian pemetaan ekspor produk perikanan via udara dari wilayah tengah timur Indonesia
dan tambahan informasi terkait SKPT

Pembahasan Supply pertama adalah Analisa Location Quotient. Penting bagi kita untuk
mengenal kemampuan produksi masing masing daerah diabndingkan dengan jumlah
kebutuhan produk perikanannya sehingga kita dapat mengetahui apakah daerah tersebut
merupakan daerah yang unggul dalam memproduksi produk perikanan. Terdapat sebuah
analatic tools atau alat analisa yang kemudian dapat mengukur tingakt spseialisasi suatu
sector ekonomi pada suatu wilayah melalui pendekatan PDRB terhadap PDB yaitu Analisa
Location Quotient

Berdasarkan data rata rata PDRB terhadap PDB tahun 2015-2019 menunjukkan bahwa
provinsi Maluku memiliki angka LQ yang paling tinggi di sektor perikanan tinggi jika
diabandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya di Indonesia. Dengan kata lain Maluku
merupakan provinsi yang paling berpotensi untuk menjadi titik spoke atau titik awal yang
ideal dalam jalur logistic ekspor perikanan.

Selanjutnya mari kita lihat analisa LQ provinsi yang berada di wilayah tengah timur
Indonesia. Dapat kita lihat, Kalimantan Timur memiliki angka LQ yang paling rendah bahkan
di bawah angka 1 yang berarti bahwa sector perikanan di kaliimantan timur tergolong non
basis dimana dalam memenuhi kebutuhan ikan provinsinya masih membutuhkan pasokan
impor atau dari daerah domestic lainnya.

Pertanyaannya selanjutnya adalah, mengapa wilayah dengan LQ dibawah 1 masih tetap


melakukan ekspor? Sekali lagi kita sampaikan bahwa LQ merupakan tools untuk
menggambarkan secara sederhana apakah suatu daerah dapat dijadikan wilayah andalan
atas sector ekonomi tertentuyang kemudian tidak menentukan apakah daerah tersebut bisa
atu tidak melakukan ekspor akan tetapi lebih kepada apakah daerah tersebut lebih
berpotensi atau tidak dalam melakukan ekspor.

Data Supply selanjutnya adalah Data Marine Ekspor masing-masing Provinsi di wilayah
tengah-timur Indonesia berdasarkan data dari KKP kami Tarik dan kami olah pada bulan
oktober 2020 lalu. Pada kesempatan ini, kami tidak akan membacakan satu per satu data
ekspor marine product dari masing-masing provinsi, namun sebagai contoh mari kita lihat
salah satu provinsi yakni Bali

Dapat kita lihat bapak ibu sekalian, ekspor produk perikanan Bali sejak tahun 2015-2019
volume ekspor produk perikanannya mengalami penurunan dengan nilai yang tidak begitu
siginifikan diikuti dengan grafik nilai ekspor nya. Pada kolom Volume ekspor berdasarkan
provinsi muat, produk ikan Bali paling banyak di ekspor via Jawa Timur yang bisa jadi melalui
Laut (Tanjung Perak) atau BUdara di Bandara International Juanda. Namun mari kita lihat
kolom volume ekspor melalui pelabuhan muat udara, Ekspor produk ikan Bali hanya
diekspor melalui Ngurah Rai dan bandara Soekarno Hatta saja artinya volume ekspor
berdasarkan provinsi hanya menggunakan sarkut laut saja. Dimana 26,56% ekspor produk
ikan Bali di ekspor melalui udara dengan negara tujuan Jepang, Taiwan, Hongkong dengan
komoditas ekspor yakni kerapu, Tuna, dan Ikan Lainnya. Sedangkan untuk top 3 komoditas
ekspor tahun 2019 baik laut maupun udara yakni ikan lainnya, cumi, dan tuna dengan
negara tujuan Jepang, Singapura, dan Belanda

Berikut Summary Data dari masing-masing satker berdasarkan PEB. Data yang disampaikan
dari masing-masing kantor ini cut off bulan 2020 belum ditentukan dengan satuan yang
masih beragam salah contohnya satuan dari data yang dipakai dari Bea Cukai Bitung adalah
teus. Namun sedikitnya dapat kita simpulkan bahwa BC ambon merupakan kantor dengan
volume ekspor terbesear pada tahun 2019-2020 dalam satuan kg.
Selanjutnya adalah data SKPT. Data SKPT ini menurut kami juga perlu dimasukkan ke dalam
kajian sebagai informasi dalam penentuan titik hub pada pulau pulau kecil di kawasan
perbatasan. Dimana terdapat 12 tempat yang diproyeksikan sebagai SKPT.Kemudian bapak
ibu sekalian, bardasarkan olah data KKP, dapat kita lihat bahwa ekspor produk perikanan via
udara tahun 2019 dari wilayah tengah timur Indonesia paling banyak di muat melalui
bandara Ngurah Rai diikuti oleh Seokarno Hatta dan Bandara Hasanuddin Makassar.
Sedangkan berdasarkan asal provinsi total ekspor produk perikanan banyak berasal dari Bali,
diikuti Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara

Berikut Resume Supply bapak ibu sekalian, jika melihat peta, dapat kita lihat warna biru
pekat merupakan daerah yang paling ideal untuk menjadi spoke atau titik awal jalur logistik
ekspor perikanan berdasarkan anlaisa LQ, dan pada infografis ini juga terdapat produk
unggulan masing-masing provinsi.

Pembahasan Bab Sleanjutnya dalah Demand

Dari Data KPP dapat kitalihat bahwa, negara tujuan terbesar berdasarkan volume ekspornya
baik laut maupun udara pada tahun 2019, yakni china diikuti oleh amerika dan jepang.

Sedangkan negara tujuan ekspor yang menggunakan sarkut udara yakni Malasyasia
Singapura Jepang dan Hongkong, dengan produk dengan volume terbesar diekspor melalui
udara yaiut kerapu, bagian ikan lainnya, rajungan kepiting, dan ikan lainnya. Yang dimaksud
ikan lainnya adalah sirip, kepala, ekor, perut, dan sisa ikan lainnya yang dapat dimakan
dalam bentuk segar/dinign. Dan yang dimaksud ikan lainnya adalah ikan laut lainnya seperti
keluarga Breegmacerotidae, Eucliclichtyidae, Gadidae, Macrouridae, Melanonidae,
Merlucciidae, Moridae, dan Muraenolepidiae dalam bentuk segara atau dingin

Jika dalam pembahasan supply kita menggunakan LQ sebagai analasi potensi nya, maka
untuk demand kami menggunakan data yang telah disajikan oleh ITC atau International
Trade Center. Data ITC ini dapat bapak ibu akses secara online dengan terlebih dahulu
registrasi diri agar dapat menggunakan fasilitas potential trading yang dimiliki oleh situs ini.
Dalam menentukan potensi demand baik negara tujuan maupun komoditi, ITC
mempertimbangkan beberapa hal yakni Demnad, Supply, dan Ease of Trade atau
kemudahan suatu negara tujuan dalam menerima (mengimpor) produk dari negara
pengekspor. Tools cukup powerful dan banyak digunakan oleh beberapa peneliti bahkan
dalam satu event daring, atas perdagangan juga menggunakan tools ini untuk memetakan
demand produt negara tujuan.

Baik bapak ibu, berikut data Indonesia Export Potential Map for Marine Product sampai
tahun 2024 nanti. Produk yang paling berpotensi untuk di ekspor adalah Shrimpos Prawns
dalam keadaan beku dimana saat ini produk ekspor product tersebut seudah terelaisasi
sebanyak 40 persen dan masih 60% atau setara dengan nilai ekspor 2,6 billion dollar
berpotensi untuk di ekspor. Jika kita melihat, lebih detil lagi, ITC mampu memberikan data
negara peminat atas produk tersebut yakni negara USA, Jepang dan Cina.

Bagaimana dengan potensi ekspor produk ikan berupa segar, dingin, dan hidup (live).
Berdasarkan asumsi kita bahwa produk via udara merupakan produk ikan dalam bentuk
segar dingin dan hidup, maka parameter product perikanan dalam bentuk frozen dan olahan
kami eliminasi sehingga timbul data produk yang paling berpotensi untuk di ekspor via
udara adalah Molluscs & other aquatic invertebrates, Fish Nes, dan Ornamental Fish (ikan
Hias. Berikut data potensi demand lainnya yang bisa kita dapatkan via ITC

Bai bapak ibu sekalian, berikut data resume demand. Dapat kita lihat bahwa data
permintaan dari benua A merupakan demand yang paling tinggi sebagai tujuan ekspor
dengan sebaran berapa titik, diikuti . Kemudian negara peminat produk ikan indonesia via
udara dari wilayah tengah dan timur Indonesia adalah malysia, singapura, dan jepang.
Berikuta juga ditampilkna data potensi ITC dan data produk ekspor via udara.

Selanjutnya bapak ibu kita masuk ke bab yang terakhir yaiut terkait logistik. Data logistik
dalam kajian ini akanmmeuat biaya logistik via udara, jadwal penerbangan, jenis pesawat,
kapasitas muat serta studi literasi terakit tariff transportasi

Dalam studi literasi yang kami dapatkan dari Dr Zaroni CISCP, Senior Consultant oat Supply
Chain Indoneisa, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tariff
trandportasi yakni jarak, berat, densitas dan terdapat pula karakteristik biaya yakni variable
cost, fix cost, dan joint cost. Inilah kemudian menjadi oanduan kami untuk kemudian
mencara data terkait logistik khususnya ekspor produk perikanan.

Sebelum itu berikut data penerbangan (Hub Direct Flight) dapat kami tampilkan. Data kami
ambil dari masing-masing satker secara informal. Bila terdapat kekeliruan atas data
tersebut, bapak ibu boleh memberikan masukan. Terdapat 4 titik Hub di wilayah tengah
timur Indonesia via udara, yakni bandara Sam Ratulangi Manado, Sultan Hasanuddin
Makassar, Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, dan Ngurah Rai Bali.
Kemudian berikut data domestic flight cargo garuda Indonesia yang akan menjadi flight
penghubung antara titik spoke dan titik hub. Untuk data flight ini belum kami update lagi.
Data kami terakhir sebelum pandemic Covid 19.

Baik bapak ibu sekalian, berdasarkan studi literasi tadi, kami mencoba untuk menyimpulkan
biaya yang dapat dibebankan kepada eksportir dalam proses ekspor produk perikanan via
udara yakni Tarif pengiriman Kargo, Tarif Terminal Kargo Logistik di bandara tahun 2020,
baik tujuan internasional maupun domestic. Berikut salah satu contoh tarid terminal kargo
domestic dimana terdapat PJPKP2U Handling atau Jaster Regulated Agent, dan lain lain.
Kemudian terdapat PNBP Karantina yang tarifnya bervariasi tergantung jenis produk dan
negara tujuan ekspor, yang bapak ibu bisa lihat pada PP nomor 75 tahun 2015 tentang jenis
dan tariff atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada KKP. Kemudian
terdapat fee agent dan PPN

Baik bapak ibu, dalam pelaksanaan ekspornya terdapat dua jenis flight yang digunakan yakni
pesawat freighter (pesawat cargo) dan regular flight (pesawat penumpang). Kedua pesawat
masing masing memiliki keunggulan dan kekurangan yang masih perlu dilakukan kajian lebih
lanjut untuk menentukan efektifitas dan efisiensinya. Namun disini kami mencoba untuk
memetakan beberapa keunggulan dari masing masing flight baik dari sisi cost, kapasitas,
fleksibiltas perubahan jadwalserta jumlah flight yang tersedia.
Selanjutnya kita masuk ke bab terkahir yaitu SIMULASI. Pada bab ini kami akan mencoba
menganalisa jalur logistik yang efektif dan efisien dengan menggunakan simulasi
berdasarakan data yang telah kita susun bersama. Simulasi pertama adalah simulasi jarak
tempuh dan waktu ekspor produk perikanan via udara.

Yang berikutnya adalah alanlisa simulasi tariff ekspor produk perikanan. Dapat kita lihat
bahwa total biaya jika menggunakan SMU direct akan jauh lebih murah diabndingkan
dengan total biaya jika menggunakan SMUA transit.

Dan berikutnya adalah matriks lalulintas ekspor produk perikanan via udara berdasarkan
provinsi dan bandara muat ekspor. Matriks diharapkan mempermudah bapak ibi melihat
supply dan demand yang telah dipetakan pada kajian ini.

Beberapa kesimpulan yang dapat ambil adalah

Demikian bapak ibu penjelasan kajian yang telah kita buat bersama, terima kasih banyak
atas perhatiannya kami kembalikan ke MC, silahkan naura.

Anda mungkin juga menyukai