tp
s:
//w
w
w
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps
.g
o .id
Distribusi Perdagangan Komoditas
Gula Pasir di Indonesia 2021
ISBN: 978-602-438-438-8
.id
No. Publikasi: 06100.2166
Katalog: 8201007
o
.g
Ukuran Buku: 14,94 X 19,91 cm
Jumlah Halaman: xvi + 173 halaman
ps
Naskah:
.b
Direktorat Statistik Distribusi
w
w
//w
Penyunting:
Direktorat Statistik Distribusi
s:
tp
Penerbit:
BPS RI
Pencetak:
Badan Pusat Statistik
Sumber Ilustrasi: -
Pengarah :
.id
Setianto, S.E., M.Si
o
.g
Penanggung Jawab Umum :
ps
Ir. Efliza ME
.b
w
Penanggung Jawab Teknis :
w
Editor :
tp
Desain/Layout :
Dian Ayu Puspitasari SST, M.E.K.K
Tiyar Tunjungsari SST
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps
.g
o .id
KATA PENGANTAR
.id
2021, maka kegiatan lapangan dilaksanakan sampai dengan pertengahan Agustus
2021.
o
.g
Publikasi ini memuat kajian ringkas hasil penelitian rantai distribusi
ps
komoditas gula pasir yang diteliti mulai dari tingkat produsen, pedagang besar,
.b
pedagang eceran sampai ke konsumen akhir. Informasi yang disajikan adalah pola
w
distribusi perdagangan serta margin perdagangan dan pengangkutan (MPP) untuk
w
perencanaan dan kebijakan, baik oleh pemerintah, dunia usaha maupun pengguna
tp
lainnya. Disamping itu, diharapkan publikasi ini dapat digunakan sebagai referensi
ht
untuk penelitian lebih lanjut. Akhir kata, diucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan publikasi ini.
Margo Yuwono
vii
viii
.id
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................1
o
.g
1.2 Landasan Hukum.......................................................................3
ps
1.3 Tujuan Survei............................................................................3
1.4
.b
Cakupan komoditas ...................................................................4
w
BAB II METODOLOGI ........................................................................... 5
w
.id
3.3 Provinsi Kepulauan Riau ........................................................... 71
3.3 Provinsi DKI Jakarta ................................................................. 75
o
.g
3.3 Provinsi Jawa Barat.................................................................. 79
ps
3.3 Provinsi Jawa Tengah .............................................................. 83
3.3
.b
Provinsi D.I. Yogyakarta ........................................................... 87
w
3.3 Provinsi Jawa Timur ................................................................. 91
w
o .id
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
xi
xii
Tabel 1. Cakupan Komoditas Gula Pasir pada Survei Pola Distribusi (Poldis)
Perdagangan 2021 Menurut KBLI 2015 ....................................... 6
Tabel 2. Margin Perdagangan dan Pengangkutan Total (MPPT) Komoditas
Gula Pasir di Indonesia, 2020 ................................................... 31
o .id
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
xiii
xiv
.id
Gambar 4 Perbandingan Pola Utama Distribusi Perdagangan Gula Pasir
o
Tahun 2020 dan 2018 ........................................................... 34
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
xv
xvi
.id
dengan penyerahan komoditas tersebut kepada konsumen.
Pendistribusian komoditas berkaitan erat dengan peran dari pedagang
o
.g
perantara, baik pedagang besar (wholesaler) maupun pedagang eceran
ps
(retailer), sebagai penghubung antara produsen dan konsumen
.b
sehingga terbentuk rantai distribusi perdagangan yang terdiri dari
w
produsen, pedagang perantara, dan konsumen akhir.
w
.id
sebagai bahan bakunya, maka kebutuhan gula secara nasional
diperkirakan akan terus meningkat. Namun demikian, kebutuhan akan
o
.g
gula masyarakat Indonesia yang cukup tinggi tersebut tidak disertai
ps
dengan ketersediaan gula dalam negeri yang mencukupi. Lonjakan
.b
harga pada level konsumen di pasar domestik dapat dihindari bila
w
ketersediaan gula terjamin sepanjang tahun1. Ketidakseimbangan
w
Fluktuasi dan disparitas harga gula pasir yang cukup tinggi antara
tp
.id
Landasan hukum pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2021
o
.g
adalah:
ps
a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
.b
b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
w
Statistik
w
Statistik.
s:
.id
d. Komoditas yang memiliki dampak cukup besar terhadap kebutuhan
o
masyarakat.
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
.id
beberapa kota SBH dan kabupaten/kota potensi komoditas terpilih.
o
Secara keseluruhan survei ini mencakup 342 kabupaten/kota yang terdiri
.g
dari 34 ibukota provinsi dan 308 kabupaten/kota lainnya.
ps
Unit penelitian dalam survei ini adalah perusahaan/usaha
.b
perdagangan dan non perdagangan dengan jumlah target sampel
w
sebanyak 1.186 pelaku usaha. Perusahaan/usaha perdagangan terdiri
w
//w
KBLI
No. Uraian KBLI 2015
2015
.id
2. 46331 Perdagangan besar gula, coklat, dan kembang gula
o
3. 47243 Perdagangan eceran kopi, gula pasir dan gula merah
.g
4. 47111 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang
ps
Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau di
.b
Supermarket/Minimarket
w
5. 47112 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang
w
//w
.id
b. Skala usaha mikro kecil (untuk kerangka sampel yang
dibedakan menurut PB atau PE).
o
.g
Jika target sampel tidak terpenuhi dari kerangka sampel yang
ps
dibentuk, maka sampel dipilih secara purposive dengan kriteria
.b
perusahaan/usaha tersebut mengusahakan komoditas yang dicari di
w
wilayah tersebut.
w
//w
.id
setiap pelaku usaha. Sampel perusahaan/usaha yang dipilih boleh sama
o
dengan sampel Survei Perdagangan Antar Wilayah 2021.
.g
Metode pemilihan sampel dilakukan dengan memperhatikan
ps
komoditas utama yang diperdagangkan berdasarkan 4 komoditas
.b
terpilih. Sampel perusahaan/usaha yang dipilih diperbolehkan sama
w
dengan sampel Survei Statistik Perdagangan yang Terintegrasi dengan
w
//w
data Updating KBLI 46 Tahun 2019, data Updating KBLI 47 Tahun 2020,
tp
.id
perusahaan/usaha tersebut mengusahakan komoditas yang dicari
di wilayah yang bersangkutan.
o
.g
ps
2.6 Metode Pengumpulan Data
.b
Pengumpulan data dari perusahaan/usaha/ pengusaha terpilih
w
secara umum dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah
w
besar, pengumpulan data dapat dilakukan lebih dari satu kali kunjungan.
tp
ht
.id
pengecer, industri, komersial, institusi atau pengguna profesional, atau
o
kepada pedagang besar lainnya, atau yang bertindak sebagai agen atau
.g
broker dalam pembelian atau penjualan barang, baik perorangan
ps
maupun perusahaan. (Buku KBLI 2015).
.b
e. Perdagangan eceran adalah adalah penjualan kembali (tanpa
w
perubahan teknis), baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada
w
//w
10
.id
macam barang dalam partai besar dan tidak secara eceran.
Pedagang Pengepul adalah badan atau orang pribadi yang
o
•
.g
kegiatan usahanya (Peraturan Menteri Keuangan Republik
ps
Indonesia Nomor:224/Pmk.011/2012 Tentang Pemungutan Pajak
.b
Penghasilan Pasal 1 ayat (3)):
w
a. mengumpulkan hasil kehutanan, perkebunan, pertanian,
w
11
.id
(impor). Importir yang dicakup pada penelitian ini adalah yang memiliki
Angka Pengenal Importir/API. (Permendag Nomor: 48/M–
o
.g
DAG/PER/7/2015). API wajib dimiliki oleh setiap perusahaan
ps
dagang yang melakukan impor.
•
.b
Pedagang eceran adalah pelaku usaha distribusi yang kegiatan
w
pokoknya memasarkan barang secara langsung kepada konsumen. Pada
w
12
.id
penentuan pelaku usaha diterjemahkan pada flowchart pada Gambar 1.
o
Dengan kata lain, penentuan pelaku usaha pada publikasi ini ditentukan
.g
berdasarkan perilakunya bukan berdasarkan izin usaha yang dimiliki oleh
ps
pelaku usaha. .b
• Konsumen akhir dalam survei ini antara lain adalah Rumah Tangga,
w
Kegiatan Usaha Lain, Industri Pengolahan, dan juga Pemerintah
w
survei ini antara lain seperti: rumah makan, restoran, usaha catering,
s:
13
Tidak
Apakah
membeli dari luar negeri > 50%?
Ya Importir
.id
Tidak
o
.g
Apakah
ps
menjual ke luar negeri > 50%?
Ya Eksportir
.b
Tidak
w
w
Apakah
Apakah Supermarket/
Ya Menggunakan barcode dan Ya
//w
Tidak
Tidak
tp
Pedagang
Eceran
ht
Apakah
pembelian dari
produsen+pengepul+distributor+
Ya Grosir
luar provinsi < 50%
Tidak
Keterangan:
* berdasarkan hasil probing petugas lapangan
14
Tidak
o .id
Apakah aktif berkoordi nasi
Ya Pengepul
.g
dengan petani /peternak?
ps
Tidak .b
w
w
CV?
s:
Ya
tp
ht
Tidak
Tidak
Pedagang Grosir
15
o .id
Produsen → Pedagang perantara → Konsumen akhir
.g
Namun demikian, beberapa wilayah memenuhi sebagian besar
ps
kebutuhan konsumsi suatu komoditas dengan mengimpor dari wilayah
.b
lain, sehingga pola utama distribusi perdagangan tidak dimulai dari
w
produsen di dalam provinsinya, melainkan dari luar provinsi. Contoh
w
//w
16
𝑛𝑛
(∏ (1 + 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑖𝑖 %) − 1) × 100% …… (1)
𝑖𝑖=1
Dimana:
MPPi = selisih antara nilai penjualan dengan nilai pembelian
untuk pelaku usaha ke-i.
.id
i = pelaku usaha yang terlibat pada pola utama
n = jumlah pelaku usaha yang terlibat pada pola utama
o
.g
ps
Tahapan perhitungan MPP Total pola utama adalah:
a. Menentukan pola utama distribusi perdagangan komoditas yang
.b
menjadi fokus penelitian. Contoh pola utama yang terbentuk adalah
w
w
sebagai berikut:
//w
.id
Selain pola utama, hasil survei juga menunjukkan adanya potensi
o
pola terpanjang dan terpendek yang terbentuk dari pola distribusi dari
.g
produsen hingga ke konsumen akhir. Potensi pola terpanjang
ps
merupakan jalur distribusi dari produsen ke konsumen akhir yang
.b
melibatkan pelaku perdagangan dengan jumlah paling banyak.
w
Sebaliknya, potensi pola terpendek merupakan jalur distribusi dari
w
maka potensi pola yang dipilih adalah jalur distribusi dengan MPP total
tp
tertinggi untuk potensi pola tepanjang dan MPP total terendah untuk
ht
1. Pada setiap pembahasan akan ada ikon yang mewakili komoditas yang
sedang dilakukan observasi. Ikon tersebut adalah sebagai berikut:
18
Produsen
o .id
.g
2. Pedagang perantara dan pelaku usaha yang terlibat dalam distribusi
ps
perdagangan komoditas dibedakan dalam warna. Pembagian warna
tersebut adalah:
.b
w
w
(PB)
s:
tp
eceran (PE)
19
.id
b. Garis solid tebal 6 poin ( ), menunjukkan alur distribusi
o
penjualan utama berdasarkan persentase terbesar dari hulu ke hilir.
.g
Apabila penjualan dari produsen yang terbesarnya ke konsumen
ps
akhir, maka pola utama diambil dari penjualan terbesar produsen
.b
yang ditujukan ke pedagang.
w
c. Garis putus-putus 1 poin ( ), menunjukkan data tambahan
w
20
.id
e. Pedagang Grosir diwakili warna jingga ( )
o
f. Pedagang Pengepul diwakili warna abu–abu ( )
.g
g. Eksportir/Importir dan luar provinsidiwakili warna ungu (
ps
) .b
h. Pedagang Eceran diwakili warna hitam ( )
w
i. Supermarket/swalayan diwakili warna biru ( )
w
//w
21
22
.id
Gula merupakan salah satu komoditas strategis nasional. Menurut data
yang diperoleh dari Asosiasi Gula Indonesia (AGI) dan Ikatan Ahli Gula
o
.g
Indonesia (IKAGI)1, produksi gula kristal putih nasional turun dari 2.227.045
ps
ton pada tahun 2019 menjadi hanya 2.130.719 ton pada tahun 2020. Artinya,
.b
terdapat penurunan produksi gula pasir sebesar 4,52% atau sebanyak 96.326
w
ton gula dalam setahun tersebut. Yang menarik adalah, total produksi gula
w
kristal putih dari Pabrik Gula (PG) swasta mengungguli total produksi dari pabrik
//w
gula milik BUMN, yaitu 1.165.000 terhadap 966.000 ton. Padahal dari segi
s:
jumlah, pabrik gula milik BUMN berjumlah hampir tiga kali lipat lebih banyak
tp
23
.id
sebesar 2,03 juta ton. Impor gula Indonesia dari Brazil dan Australia juga cukup
besar, yaitu berturut-turut sebesar 1,55 juta ton dan 1,21 juta ton. Sementara
o
.g
sebagian kecil gula diimpor oleh Indonesia dari India, Korea Selatan, Malaysia,
ps
dan beberapa negara lainnya.
.b
3.1.2 Sebaran Pabrik Gula
w
w
//w
Sebaran pabrik gula pasir, atau yang sering disebut juga dengan nama
Gula Kristal Putih (GKP), yang beroperasi pada tahun 2020 disajikan dalam
s:
infografis pada halaman 27. Jumlah Pabrik Gula (PG) yang mengolah tebu
tp
menjadi gula pasir untuk memenuhi konsumsi langsung masyarakat pada tahun
ht
2020 adalah sebanyak 60 buah pabrik dengan total kapasitas giling sebesar
334.980 ton tebu per hari (TCD). Dari jumlah tersebut, sebanyak 42 pabrik
merupakan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan 18 pabrik lainnya
merupakan milik swasta. Dilihat dari sebaran pabrik gula yang tersaji dalam
infografis pada halaman 27 juga terlihat bahwa pabrik gula nasional dikuasai
oleh PTP Nusantara, yaitu perusahaan perkebunan plat merah milik pemerintah
(BUMN). Hal itu terbukti dari 60 pabrik gula yang beroperasi pada tahun 2020,
lebih dari separuhnya merupakan milik PTP Nusantara.
24
25
.id
pertama adalah produksi gula pasir nasional sebagian besar dihasilkan oleh
pabrik gula yang berkapasitas giling kecil. Berdasarkan data dari AGI dan
o
.g
IKAGI1, sebanyak 31 pabrik gula yang masih beroperasi pada tahun 2020
ps
berkapasitas kecil, yaitu berkapasitas giling 4.000 TCD (Ton Cane Day) atau
.b
lebih kecil. Kendala kedua adalah umur pabrik gula yang pada umumnya sudah
w
tua. Dalam Laporan Analisis Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pusat Sosial
w
ada di Indonesia memiliki rentang umur antara 100-184 tahun. Efisiensi pabrik
tp
gula umumnya rendah dikarenakan umur mesin pabrik yang sudah tua
ht
26
27
.id
pada pola distribusi perdagangan yang disajikan pada Gambar 2. Dari pola
o
distribusi perdagangan tersebut terlihat bahwa seluruh pelaku usaha distribusi
.g
perdagangan baik yang termasuk pada level pedagang besar (seperti: importir,
ps
distributor, subdistributor, agen, dan pedagang grosir) maupun yang termasuk
.b
pada level pedagang eceran (seperti: supermarket/swalayan dan pedagang
w
eceran) menjalankan perannya masing-masing dalam rantai distribusi
w
pasir hingga sampai ke tangan konsumen akhir. Di level pedagang besar sendiri
terdapat hierarki pada status fungsi kelembagaan usaha yang didasarkan pada
kriteria-kriteria tertentu, misalnya berdasarkan status badan usaha dan
besarnya volume penjualan. Sebagai contoh, distributor memiliki tingkatan
yang lebih tinggi jika dibandingkan subdistributor atau pedagang grosir. Pada
umumnya, pedagang yang berada pada tingkat yang lebih tinggi akan menjual
barang dagangannya ke pedagang lain yang berada pada tingkat yang lebih
rendah. Namun demikian, hasil Survei Pola Distribusi Perdagangan yang
dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2021 memberikan informasi
bahwa pedagang yang berada pada tingkatan yang lebih rendah pun dapat
menjual barang dagangannya ke pedagang lain yang berada pada tingkatan
28
.id
seperti yang tergambar pada Gambar 2 memang terlihat cukup rumit, namun
demikian, dari pola distribusi perdagangan tersebut dapat ditarik suatu pola
o
.g
utama yang diasumsikan dapat merepresentasikan pola distribusi perdagangan
ps
komoditas di suatu wilayah. Pola utama distribusi perdagangan merupakan jalur
.b
distribusi berdasarkan persentase volume penjualan terbesar dari produsen ke
w
konsumen akhir yang melibatkan pedagang perantara. Pada Gambar 2, pola
w
garis tebal yang menghubungkan antara produsen (pabrik gula pasir) dengan
s:
pedagang, antara pedagang satu dengan pedagang lain, dan antara pedagang
tp
perdagangan gula pasir secara umum di Indonesia yang dimulai dari produsen
gula pasir yang mendistribusikan hasil produksinya ke pedagang besar, yaitu
distributor. Distributor kemudian mendistribusikan kembali pasokan gula pasir
tersebut ke pedagang grosir. Selanjutnya, pedagang grosir mendistribusikan
kembali pasokan gula pasir yang diterimanya ke pedagang eceran hingga
sampai ke tangan konsumen akhir, yaitu rumah tangga.
29
0,02%
99,64% 99,83%
11,51%
0,04% 0,12%
85,91%
Produsen42,86% 8,48% Rumah
Produsen
1,47% 14,29% Tangga
0,12% Distributor
0,38%
0,04% 4,65%
ht
0,01%
0,50%
tp 100,00%
0,06% Supermarket/ 3,59%
3,52% 0,86%
Swalayan
s:
0,01% Industri
42,86% Pengolahan
Subdistributor 0,14%
//w
AUSTRALIA 0,31%
w 12,29% 14,29%
62,06%
0,02%
Importir 1,22% w 0,01%
0.01%
0,05%
0,13% 2,58% Pemerintah Dan
Keterangan:
Kode
Provinsi MPP (%) Jumlah Rantai
.id
Provinsi
o
.g
11 Aceh 37,43 3
ps
12 Sumatera Utara 18,35 4
13 Sumatera Barat .b 37,83 3
14 Riau 17,18 4
w
w
15 Jambi 18,24 3
//w
18 Lampung 12,53 4
tp
31
.id
74 Sulawesi Tenggara 29,49 3
o
75 Gorontalo 34,30 4
.g
76 Sulawesi Barat 25,52 3
ps
81 Maluku 31,50 3
82 Maluku Utara
.b 23,40 3
w
91 Papua Barat 29,62 3
w
94 Papua 36,50 3
//w
Indonesia 25,86 4
s:
Hasil Survei Poldis menunjukkan bahwa MPP total komoditas gula pasir
tp
adalah 25,86 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kenaikan harga gula
ht
pasir dari produsen sampai ke konsumen akhir sebesar 25,86 persen, dengan
melibatkan tiga pelaku usaha distribusi perdagangan utama, yaitu distributor,
pedagang grosir, dan pedagang eceran. Menurut provinsi, MPP total gula pasir
terendah terjadi di D.I. Yogyakarta, yaitu 12,02 persen. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa kenaikan harga gula pasir dari tingkat produsen sampai
dengan konsumen akhir di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah sebesar 12,02
persen, dengan melibatkan dua pelaku usaha distribusi perdagangan utama,
yaitu distributor dan pedagang eceran. Sebaliknya, MPP total yang diterima
oleh pedagang gula pasir terbesar, terjadi di Provinsi Kalimantan Barat dengan
total margin sebesar 45,77 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
kenaikan harga gula pasir dari tingkat produsen sampai dengan konsumen akhir
32
o .id
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
konsumen akhir pada tahun 2020 tetap melalui tiga pelaku usaha distribusi
s:
dan pengangkutan masing-masing sebesar 2,85 persen, 7,21 persen, dan 14,14
persen. Sedangkan pada tahun 2018, ketiga pelaku usaha distribusi
perdagangan tersebut mengambil margin perdagangan dan pengangkutan
masing-masing sebesar 6,12 persen, 10,97 persen, dan 13,09 persen.
Penurunan margin perdagangan dan pengangkutan yang diterima oleh kedua
pedagang besar pada jalur distribusi perdagangan tersebut berdampak pada
penurunan total margin perdagangan dan pengangkutan di Indonesia sebesar
7,32 persen.
34
35
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI
.
ps
83,55%
.b
92,48%
w
7,78% 11,71% Rumah
w
Tangga
16,45%
//w
64,94%
2,01%
s:
SUMATERA UTARA Pedagang
Pedagang 10,40%
Grosir
Eceran
tp
5,01% Kegiatan
ht
Usaha Lainnya
Supermarket/ 5,17%
Swalayan
Industri
Pengolahan
Keterangan:
.id
Pendistribusian melibatkan 3 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 37,43%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
perantara.
.id
pedagang eceran
Pola terpanjang di Provinsi Aceh sama dengan pola
o
utama.
.g
ps
.b
w
Pedagang
w
39
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
30,00%
.b
100,00% 14,52%
74,93%
Produsen
w
19,70% 94,16% Rumah
w
Tangga
SUMATERA BARAT Distributor
60,00%
//w
67,58% 1,88%
ACEH
Pedagang
s:
RIAU Eceran
100,00%
tp 10,00%
RIAU
Subdistributor 0,02%
ht
LAMPUNG 4,87% Kegiatan
17,88% Usaha Lainnya
3,49%
Supermarket/
Pedagang Swalayan Industri
Grosir
Pengolahan
0,97%
Keterangan:
Pedagang
Pedagang Konsumen
Produsen Distributor Grosir
Eceran Akhir
MPP = 2,85% MPP = 5,64%% MPP = 8,93%
.id
Pendistribusian melibatkan 3 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 18,35%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
perantara.
Pedagang
Distributor Supermarket/ Pedagang
Produsen Grosir Konsumen
Swalayan Eceran
Akhir
MPP=2,85% MPP=5,64% MPP=6,61% MPP=8,93%
MPP TOTAL
.id
4 pedagang perantara yakni
distributor, pedagang grosir, supermarket/swalayan dan
o
pedagang eceran.
.g
ps
.b
w
w
43
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
7,11%
.b
81,58%
w
100%
Rumah
w
RIAU Tangga SUMATERA UTARA
18,26%
//w
Distributor
71,95% 0,16%
s:
JAMBI RIAU
Pedagang 0,94%
tp
Eceran
Kegiatan
ht
Usaha Lainnya
LAMPUNG JAMBI
19,23
0,77%
Keterangan:
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 37,83%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
perantara.
.id
3 pedagang perantara yakni
distributor, pedagang grosir, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
Pedagang
Produsen Grosir Konsumen Akhir
//w
47
. id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
s.
0,28%
p
.b
86,79%
17,94%
0,01% 17,22%
w
SUMATERA UTARA
68,78%
w
61,96%
Rumah
Pedagang Tangga
//w
Distributor
Eceran
SUMATERA BARAT
99,99% SUMATERA UTARA
s:
13,21% 1,33%
JAMBI
tp
Industri
Pengolahan SUMATERA BARAT
ht
7,58%
SUMATERA SELATAN 11,57%
7,82%
0,1%
Pedagang
Supermarket/
Grosir 5,41%
LAMPUNG Swalayan
Kegiatan
Usaha Lainnya
Keterangan:
.id
Pendistribusian melibatkan 3 pedagang perantara
go
MPP TOTAL = 17,18%
p s.
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
barang yang merupakan selisih antara nilai ke konsumen akhir yang melalui pedagang
penjualan dengan nilai pembelian perantara.
ht
.id
4 pedagang perantara yakni
distributor, pedagang grosir, supermarket/swalayan dan
go
pedagang eceran.
p s.
.b
w
w
Pedagang
Produsen Distributor Grosir Konsumen Akhir
//w
51
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
52,47%
3,08%
.b
30,84% 55%
w
63,07% 97,32%
Distributor 30,04%
w
SUMATERA BARAT Pedagang Rumah
4,48% Eceran Tangga
//w
SUMATERA BARAT
6,21%
s:
SUMATERA SELATAN 6,34%
tp
Subdistributor Industri RIAU
2,91%
Pengolahan
ht
LAMPUNG 0,56%
2,68%
Supermarket/ 45%
Swalayan
Kegiatan
Pedagang
Usaha Lainnya
Grosir
Keterangan:
Luar
Provinsi Distributor Pedagang Konsumen
Eceran Akhir
MPP = 7,83% MPP = 9,65%
Pola utama memiliki 3 rantai dengan
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 18,24%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
perantara.
.id
3 pedagang perantara yakni
distributor, subdistributor, dan supermarket/swalayan.
o
.g
ps
.b
w
w
Pedagang
Produsen Konsumen Akhir
//w
Grosir
MPP=9,14% MPP TOTAL 9,14%
s:
55
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
100%
10% 3,02% RIAU
.b
15%
Produsen
w
30,96% 78,09%
19,94%
JAMBI
w
74,98% 98,27%
Distributor Rumah
//w
24,7% Tangga
Pedagang BENGKULU
Eceran 39,13%
s:
LAMPUNG 19,17%
1,3% 0,11%
60% LAMPUNG
tp 0,64%
Subdistributor
ht
15% Pedagang Industri
Grosir Pengolahan KEPULAUAN
1,77%
BANGKA BELITUNG
0,01%
Supermarket/ 0,32%
Agen 2,66% KEPULAUAN RIAU
Swalayan 2,74%
2,18% Kegiatan
Usaha Lainnya
Keterangan:
Produsen Pedagang
Distributor Konsumen
Eceran Akhir
MPP = 5,32% MPP = 13,39%
Pola utama memiliki 3 rantai dengan
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 19,42%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
perantara.
.id
5 pedagang perantara yakni
distributor, subdistributor, agen, supermarket/swalayan dan
o
pedagang eceran.
.g
ps
.b
w
w
59
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI
.
ps
16,98%
83,02%
17,16%
16,58% 79,36%
.b
100%
w
36,87% Rumah
w
SUMATERA SELATAN Tangga
//w
Distributor Pedagang
Eceran
s:
30,75%
LAMPUNG 24,83%
4,06%
tp
Industri
ht
Pengolahan
JAWA TENGAH
12,24%
Pedagang
Supermarket/
Grosir
Swalayan
2,99%
Pemerintah Dan
Lembaga Nirlaba
Keterangan:
Luar Pedagang
Provinsi Distributor Eceran Konsumen
MPP = 10,32% MPP = 7,16% Akhir
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 18,22%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
perantara.
Luar
Provinsi Pedagang Pedagang Konsumen
Distributor Grosir Eceran Akhir
MPP=10,32% MPP=12,55% MPP=7,16% MPP TOTAL
33,06%
Potensi pola terpanjang di Provinsi Bengkulu melalui
.id
3 pedagang perantara yakni distributor,
pedagang grosir, dan pedagang eceran
o
.g
ps
.b
w
w
63
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
30,00%
.b
100,00% 14,52%
74,93%
Produsen
w
19,70% 94,16% Rumah
Tangga
w
SUMATERA BARAT Distributor
60,00%
//w
67,58% 1,88% ACEH
Pedagang
s:
RIAU Eceran
100,00%
10,00%
tp
RIAU
Subdistributor 0,02%
ht
LAMPUNG 4,87% Kegiatan
17,88% Usaha Lainnya
3,49%
Supermarket/
Pedagang Swalayan Industri
Grosir
Pengolahan
0,97%
Keterangan:
Pedagang Pedagang
Produsen Distributor Konsumen
Grosir Eceran
MPP = 3,38% MPP = 3,6% MPP = 5,07% Akhir
.id
Pendistribusian melibatkan 3 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 12,53%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
perantara.
Pedagang Pedagang
Produsen Distributor Agen Konsumen
Grosir Eceran
Akhir
MPP MPP MPP MPP
3,38% 7,27% 3,6% 5,07% MPP TOTAL
.id
4 pedagang perantara yakni distributor, pedagang grosir,
supermarket/swalayan, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
67
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI
.
ps
5,55%
99,55%
.b
26,46%
0,45% Rumah
w
50,64% Tangga
w
100,00%
SUMATERA SELATAN 57,41%
//w
Distributor Pedagang
Eceran
LAMPUNG
s:
tp 100,00%
DKI JAKARTA
ht
Subdistributor
JAWA TIMUR
16,13% 7,29%
31,12% Supermarket/
Swalayan
Pedagang 5,41%
Grosir
Pemerintah Dan
Keterangan: Lembaga Nirlaba
= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir = Luar Provinsi/Luar Negeri
Luar
Pedagang Konsumen
Provinsi Distributor
Eceran Akhir
MPP = 8,61% MPP = 9,71%
Pola utama memiliki 3 rantai dengan
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 19,16%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
perantara.
Luar
Provinsi Pedagang Pedagang Konsumen
Distributor
Grosir Eceran Akhir
MPP=8,61% MPP=4,76% MPP=9,71% MPP TOTAL
24,83%
Potensi pola terpanjang di Provinsi Kepulauan Bangka
.id
Belitung melalui 3 pedagang perantara yakni distributor,
pedagang grosir, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
71
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI
.
ps
100,00%
SUMATERA SELATAN
.b
4.08%
34,59%
3,03% 97,01%
w
Rumah
100,00% Tangga
w
DKI JAKARTA Distributor
14,29%
//w
18,19%
Pedagang 0,57%
Eceran
2,04%
s:
JAWA BARAT Agen 2,42%
Industri
tp Pengolahan
Subdistributor
ht
24,19%
JAWA TENGAH
Supermarket/
Swalayan 79,59%
20,01% Kegiatan
JAWA TIMUR Usaha Lainnya
Pedagang
Grosir
Keterangan:
Luar
Distributor Pedagang Konsumen
Provinsi
Eceran Akhir
MPP = 2,57% MPP = 27,78%
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 31,06%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
perantara.
Luar
Provinsi Pedagang Pedagang Konsumen
Distributor
Grosir Eceran Akhir
MPP=2,57% MPP=2,67% MPP=27,78% MPP TOTAL
34,56%
Potensi pola terpanjang di Provinsi Kepulauan Riau melalui
3 pedagang perantara yakni distributor, pedagang grosir,
.id
dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
Pedagang
w
75
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
40,00% LAMPUNG
.b
6,08%
82,41% KEPULAUAN RIAU
w
Distributor
LAMPUNG Rumah
2,10% JAWA BARAT
w
Tangga
JAWA TENGAH
//w
33,46%
JAWA BARAT 4,98%
D.I. YOGYAKARTA
Pedagang 2,10%
s:
Eceran
35,00%
15,19%
JAWA TIMUR
JAWA TENGAH
tp Industri
BANTEN
Pengolahan
ht
Agen 25,00% KALIMANTAN BARAT
JAWA TIMUR 2,41%
13,35% 0,25% 11,03% KALIMANTAN SELATAN
17,84% Supermarket/ 1,51%
KALIMANTAN TIMUR
Swalayan Kegiatan
BANTEN
Usaha Lainnya SULAWESI SELATAN
15,90%
Pedagang GORONTALO
Grosir
PAPUA BARAT
Keterangan: PAPUA
.id
Pendistribusian melibatkan 3 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 31,82%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara.
.id
4 pedagang perantara yakni
distributor, pedagang grosir, agen, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
79
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
46,84%
83,26%
KEPULAUAN RIAU
.b
15,90% 95,57%
30,07%
w
53,16% 15,00% Rumah
Produsen
LAMPUNG 51,00% Tangga DKI JAKARTA
w
29,26%
//w
61,77%
0,60%
DKI JAKARTA Pedagang JAWA TENGAH
Eceran 10,66%
s:
Distributor 4,43% 5,75%
Pedagang
Grosir
Keterangan:
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 30,60%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara..
.id
5 pedagang perantara yakni distributor, subdistributor,
pedagang grosir, agen, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
83
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
46,20%
18,83%
75,66% BENGKULU
.b
99,79%
3,20% 76,84% 19,11%
Produsen 10,59% KEPULAUAN RIAU
w
14,41% Rumah
30,13% Tangga
w
LAMPUNG DKI JAKARTA
0,02% 67,67%
19,92%
//w
5,23%
Distributor Agen Pedagang JAWA BARAT
Eceran 0,19%
DKI JAKARTA
5,10%
0,21% D.I. YOGYAKARTA
s:
Industri
Pengolahan
JAWA BARAT 3,20%
tp 0,35% JAWA TIMUR
3,29%
ht
10,99% BALI
D.I. YOGYAKARTA Supermarket/ 2,36%
0,10%
Swalayan
Subdistributor
KALIMANTAN BARAT
Kegiatan
JAWA TIMUR 0,52%
53,41% Usaha Lainnya
13,75%
KALIMANTAN UTARA
2,93%
6,41%
8,48% SULAWESI SELATAN
Keterangan:
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 15,24%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara.
.id
5 pedagang perantara yakni distributor, subdistributor,
pedagang grosir, supermarket/swalayan, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
87
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
69,00%
ps
9,71%
.b
12,74% 56,27%
100,00%
w
12,37% Rumah
Produsen 2,00%
Tangga
w
DKI JAKARTA 100,00%
27,00% JAWA BARAT
//w
49,14%
Pedagang
JAWA BARAT Eceran 7,10%
s:
JAWA TENGAH
Industri
JAWA TENGAH
tp
Pengolahan
Distributor 2,00%
ht
Pedagang
Grosir
0,05%
Keterangan:
Pemerintah Dan
= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir = Luar Provinsi/Luar Negeri Lembaga Nirlaba
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 12,02%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara.
.id
3 pedagang perantara yakni
o
distributor, pedagang grosir, dan pedagang eceran.
.g
ps
.b
w
w
91
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
0,01%
0,02%
0,79%
.b
89,17%
0,01% 98,77%
0,13%
w
9,81% 2,69%
Produsen LAMPUNG
2,25% Rumah
8,41% KEP. BANGKA BELITUNG
w
Tangga KEPULAUAN RIAU
99,65% 100,00%
63,66% DKI JAKARTA
//w
54,96% JAWA BARAT
DKI JAKARTA 88,14%
JAWA TENGAH
Distributor Agen Pedagang 1,02% D.I. YOGYAKARTA
Eceran 0,42% BALI
s:
JAWA BARAT NUSA TENGGARA BARAT
13,38% 1,23% Kegiatan NUSA TENGGARA TIMUR
Usaha Lainnya KALIMANTAN BARAT
tp
JAWA TENGAH KALIMANTAN TENGAH
1,08% KALIMANTAN SELATAN
ht
KALIMANTAN TIMUR
0,23% KALIMANTAN UTARA
D.I.YOGYAKARTA
8,98% SULAWESI UTARA
0,06% Supermarket/
8,08% SULAWESI TENGAH
Swalayan
NUSA TENGGARA SULAWESI SELATAN
Subdistributor
BARAT SULAWESI TENGGARA
Industri GORONTALO
0,79%
Pengolahan MALUKU
19,79% MALUKU UTARA
PAPUA BARAT
26,34%
PAPUA
0,11%
Pedagang
Grosir
Keterangan:
Pedagang Konsumen
Produsen Distributor Agen Eceran Akhir
MPP = 1,06% MPP = 7,27% MPP = 8,93%
.id
Pendistribusian melibatkan 3 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 18,09%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara.
.id
5 pedagang perantara yakni distributor, subdistributor,
pedagang grosir, agen, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
95
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
30,00%
10,00%
80,59%
.b
19,41% 99,06%
13,00%
w
17,22% Rumah
Importir 90,00%
Tangga
w
30,00% 81,99%
AUSTRALIA
//w
72,09%
Pedagang 0,59%
Eceran
0,94%
30,00%
s:
0,63%
Industri
DKI JAKARTA Distributor
Pengolahan DKI JAKARTA
tp
ht
4,51%
Supermarket/
JAWA BARAT Swalayan
Subdistributor Kegiatan
Usaha Lainnya
4,37%
2,80% Agen
2,79%
10,00%
Keterangan:
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 15,49%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara.
.id
6 pedagang perantara yakni importir, distributor, subdistributor,
pedagang grosir, agen, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
99
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
20,00%
.b
3,03%
w
50,52% 84,25%
8,11% 8,56%
Rumah
w
Distributor 89,59% Tangga
//w
60,00%
82,92% 7,64%
JAWA TENGAH
Pedagang
s:
2,71%
Eceran NUSA TENGGARA
0,91% BARAT
tp 8,59% Industri
JAWA TIMUR
Pengolahan
ht
Subdistributor
5,80%
20,00% 0,91%
3,38% 1,69% 0,16%
40,65%
Supermarket/ Kegiatan
Swalayan Usaha Lainnya
Pedagang
Grosir
0,57%
Keterangan:
Pemerintah Dan
= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir = Luar Provinsi/Luar Negeri Lembaga Nirlaba
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 17,86%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara.
.id
5 pedagang perantara yakni distributor, subdistributor,
pedagang grosir, supermarket/swalayan, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
103
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
44,19%
0,50%
.b
46,70% 80,50%
92,14%
w
19,50% 14,11%
Produsen Rumah
w
Tangga
55,81%
100,00%
//w
62,96%
s:
7,84% Industri
tp Pengolahan
BALI 14,34%
ht
NUSA TENGGARA
TIMUR
Subdistributor 4,16%
Supermarket/
Swalayan Kegiatan
Usaha Lainnya
14,39% Agen
2,01%
1,08% 0,02%
38,47%
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 30,62%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara.
.id
5 pedagang perantara yakni distributor, subdistributor,
pedagang grosir, supermarket/swalayan, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
107
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI
.
ps
.b
10,28%
w
25,00%
w
89,72%
56,45%
//w
Distributor
Pedagang
JAWA TIMUR Eceran
s:
75,00% 98,85%
tp 1,15%
14,46%
NUSA TENGGARA Rumah
ht
BARAT Tangga
29,10%
Pedagang
Grosir Supermarket/
Swalayan
Keterangan:
.id
Pendistribusian melibatkan 3 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 45,45%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
perantara.
.id
4 pedagang perantara yakni distributor, pedagang grosir,
supermarket/swalayan, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
111
. id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI
s.
3,74%
10,00%
p
2,09%
16,42%
.b
99,78%
80,22% Rumah
w
Tangga
59,80% 1,26%
DKI JAKARTA
w
Pedagang
//w
12,63% Grosir Supermarket/
Swalayan
JAWA TENGAH Industri
s:
0,22% Pengolahan
Distributor
tp
19,52%
ht
JAWA TIMUR 77,68% 0,03%
23,84%
Pemerintah Dan
90,00%
Lembaga Nirlaba
Pedagang
Subdistributor
Eceran
0,26%
2,53%
Keterangan:
= Pedagang Eceran = Konsumen Akhir Kegiatan
= Pedagang Besar = Luar Provinsi/Luar Negeri
Usaha Lainnya
.id
Pendistribusian melibatkan 3 pedagang perantara
go
MPP TOTAL = 45,77%
p s.
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara
.id
Distributor, Pedagang Grosir, Supermarket/Swalayan dan
go
Pedagang Eceran.
p s.
.b
w
w
115
. id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI
s.
6,58%
p
100,00%
7,57%
.b
2,19% 88,31%
Rumah
w
Tangga
LAMPUNG
w
31,28%
Supermarket/
15,36% Swalayan
//w
Distributor 3,31%
s:
Pengolahan
Pedagang
tp
Grosir
4,39%
ht
11,69%
KALIMANTAN
SELATAN 73,68%
Pemerintah Dan
Lembaga Nirlaba
53,37%
Pedagang
Eceran 0,08%
2,19%
Kegiatan
Keterangan: Usaha Lainnya
= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir = Luar Provinsi/Luar Negeri
Luar Pedagang
Distributor Konsumen
Provinsi Eceran
MPP = 7,58% MPP = 7,97% Akhir
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
go
MPP TOTAL = 16,15%
p s.
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara
.id
melalui 3 pedagang perantara yakni
Distributor, Pedagang Grosir, dan Pedagang Eceran.
go
p s.
.b
w
w
119
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
10,58%
5,00%
100,00%
.b
91,16%
w
0,06% 16,45% Rumah
w
Tangga
//w
DKI JAKARTA Supermarket/
Distributor
Swalayan
0,51%
s:
KALIMANTAN TENGAH
JAWA TIMUR Subdistributor Industri
tp 95,00% 8,84% Pengolahan
42,07%
ht
Keterangan: 3,90%
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
go
MPP TOTAL = 16,33%
p s.
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara
.id
Distributor, Pedagang Grosir, dan Pedagang Eceran.
Pola terpanjang di Provinsi Kalimantan Selatan
go
sama dengan Pola Utama.
p s.
.b
w
w
Pedagang
Luar Provinsi Distributor
//w
123
. id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
s.
5,36%
p
30,00%
.b
20,00%
100,00%
9,48%
w
99,99%
w
94,04% Rumah
Distributor Agen
Tangga
//w
KALIMANTAN
DKI JAKARTA SELATAN
Supermarket/
s:
Swalayan
tp 2,20%
0,95%
JAWA TIMUR
KALIMANTAN UTARA
ht
Subdistributor 0,07%
Industri
50,00% 3,76% Pengolahan
79,17%
19,21% 71,24%
Pedagang
Eceran
0,01%
Pedagang
Keterangan: Grosir
14,52%
= Pedagang Eceran = Konsumen Akhir Kegiatan
= Pedagang Besar = Luar Provinsi/Luar Negeri
Usaha Lainnya
Luar Pedagang
Distributor Konsumen
Provinsi Eceran
MPP = 8,58% MPP = 8,05% Akhir
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
go
MPP TOTAL = 17,32%
p s.
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara
.id
melalui 3 pedagang perantara yakni
Distributor, Pedagang Grosir, dan Pedagang Eceran.
go
p s.
.b
w
w
127
. id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI
s.
83,05%
p
100,00%
.b
16,95% 8,04%
12,58% 42,58% Rumah
Distributor
w
JAWA TENGAH Tangga
w
//w
Pedagang
Eceran
34,17%
s:
JAWA TIMUR 22,27% Agen
tp 7,71%
19,26%
Industri
ht
C Pengolahan
22,58%
Keterangan: Kegiatan
Usaha Lainnya
= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir = Luar Provinsi/Luar Negeri
Luar Pedagang
Distributor Konsumen
Provinsi Eceran
MPP = 7,67% MPP = 8,98% Akhir
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
go
MPP TOTAL = 17,34%
p s.
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara
.id
melalui 3 pedagang perantara yakni
Distributor, Pedagang Grosir, dan Pedagang Eceran.
go
p s.
.b
w
w
131
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
1,25%
30,32%
.b
86,00%
81,70%
Rumah
w
3,13%
Tangga
Distributor
w
10,91%
JAWA TIMUR 100,00%
//w
75,00%
67,37%
1,88%
s:
Agen Pedagang 0,22%
SULAWESI SELATAN tp Eceran 1,26%
MALUKU UTARA
Industri
Pengolahan
ht
GORONTALO 0,04%
18,75% 3,02% 0,16%
17,91%
Pedagang
Grosir Supermarket/ Pemerintah Dan
Swalayan Lembaga Nirlaba
0,03%
Keterangan: 1,05%
Luar Pedagang
Distributor Agen Konsumen
Provinsi Eceran
MPP = 13,03% MPP = 7,27% MPP = 19,69% Akhir
.id
Pendistribusian melibatkan 3 pedagang perantara
go
MPP TOTAL = 45,12%
p s.
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara
Luar Pedagang
Provinsi Distributor Agen Konsumen
Eceran
MPP = 13,03% MPP = 7,27% MPP = 19,69% Akhir
MPP TOTAL
Potensi pola terpanjang di Provinsi Sulawesi Utara
45,12%
melalui 3 pedagang perantara yakni
.id
Distributor, Agen, dan Pedagang Eceran.
Pola terpanjang di Provinsi Sulawesi Utara sama dengan Pola
go
Utama.
p s.
.b
w
w
Pedagang
Luar Provinsi Eceran
//w
Konsumen Akhir
MPP = 19,69% MPP TOTAL 19,69%
s:
135
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
.
ps
.b
10,11% 34,45%
w
98,35%
Rumah
Distributor
w
JAWA TIMUR 1,65% Tangga
//w
53,96%
100%
s:
0,12%
Pedagang SULAWESI BARAT
SULAWESI SELATAN Eceran
tp
Subdistributor Pedagang
ht
Grosir
GORONTALO Supermarket/
Swalayan
0,48%
0,12%
Kegiatan
Agen Usaha Lainnya
Keterangan: 0,75%
= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir = Luar Provinsi/Luar Negeri
Pedagang Pedagang
Luar Grosir Eceran Konsumen
Provinsi MPP = 22,84% MPP = 11,05% Akhir
Pola utama memiliki 3 rantai dengan
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
go
MPP TOTAL = 36,41%
p s.
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara
.id
Pedagang Grosir, dan Pedagang Eceran.
go
Pola terpanjang di Provinsi Sulawesi Tengah sama dengan Pola
Utama.
p s.
.b
w
w
139
. id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI WILAYAH PENJUALAN
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
s.
4,82%
p
30,00%
.b
89,34%
99,77%
w
8,64% Rumah SULAWESI UTARA
90,00% 9,34%
Tangga
w
Produsen
SULAWESI TENGAH
//w
40,00% 2,02%
95,18%
Pedagang
DKI JAKARTA SULAWESI TENGGARA
s:
Eceran
tp Agen 0,67%
69,34%
0,11% SULAWESI BARAT
Pemerintah Dan
GORONTALO
ht
10,00%
19,70% Lembaga Nirlaba
Distributor MALUKU
30,00%
0,23%
Pedagang MALUKU UTARA
Grosir Supermarket/
Swalayan
PAPUA BARAT
Kegiatan
Usaha Lainnya
Keterangan: Subdistributor
0,84%
= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir = Luar Provinsi/Luar Negeri
Pedagang
Distributor
Eceran Konsumen
Produsen MPP = 15,60% MPP = 8,00%
Akhir
Pola utama memiliki 3 rantai dengan
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
go
MPP TOTAL = 24,85%
p s.
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara
Pedagang
Distributor Subdistributor Grosir Pedagang
Produsen Eceran Konsumen
Akhir
MPP = 15,60% MPP = 2,00% MPP = 8,23% MPP = 8,00% MPP TOTAL
37,83%
Potensi pola terpanjang di Provinsi Sulawesi Selatan melalui
4 pedagang perantara yakni
.id
Distributor, Subdistributor, Pedagang Grosir, dan Pedagang
go
Eceran.
s.
p
.b
w
w
Pedagang
Distributor
//w
143
. id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI
20,21%
s.
100,00%
p
61,82%
.b
47,15% 7,44% Rumah
w
Tangga
w
Distributor
JAWA TIMUR
//w
71,74% Pedagang
0,33% Eceran
0,91%
s: Agen
tp
SULAWESI SELATAN 38,18%
Industri
Pengolahan
ht
1,08%
Produsen 18,08%
GORONTALO
0,12%
0,30%
Keterangan:
32,65%
= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir = Luar Provinsi/Luar Negeri
Pedagang
Luar Distributor
Eceran Konsumen
Provinsi MPP = 11,28% MPP = 16,36% Akhir
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
go
MPP TOTAL = 29,49%
p s.
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara
.id
Distributor, Pedagang Grosir, Supermarket/Swalayan dan
go
Pedagang Eceran.
p s.
.b
w
w
Luar Provinsi
//w
147
. id
go
WILAYAH PEMBELIAN WILAYAH PENJUALAN
DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI KE LUAR PROVINSI
s.
50,00%
p
.b
98,85%
w
0,55% SULAWESI UTARA
1,15%
20,52%
w
Rumah
50,00%
5,46% Tangga
//w
DKI JAKARTA 69,50%
Distributor Pedagang SULAWESI TENGAH
s:
tp Eceran
79,31%
3,10%
ht
JAWA TENGAH SULAWESI SELATAN
Pemerintah Dan
Lembaga Nirlaba
14,67%
Pedagang
Grosir Supermarket/ SULAWESI TENGGARA
JAWA TIMUR Swalayan
44,13%
6,87%
Kegiatan
Keterangan: Usaha Lainnya
= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir = Luar Provinsi/Luar Negeri
Pedagang Pedagang
Distributor Grosir Konsumen
Produsen Eceran
MPP = 15,72% MPP = 9,94% MPP = 5,56% Akhir
.id
Pendistribusian melibatkan 3 pedagang perantara
go
MPP TOTAL = 34,30%
p s.
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara
Pedagang Pedagang
Distributor Grosir Eceran Konsumen
Produsen Akhir
MPP = 15,72% MPP = 9,94% MPP = 5,56%
MPP TOTAL
Potensi pola terpanjang di Provinsi Gorontalo 34,30%
melalui 3 pedagang perantara yakni
.id
Distributor, Pedagang Grosir, dan Pedagang Eceran.
go
Pola terpanjang di Provinsi Gorontalo sama dengan Pola Utama.
p s.
.b
w
w
Pedagang
Distributor
//w
151
.id
WILAYAH PEMBELIAN
go
DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI
.
ps
33,99%
77,51%
.b
w
80,00% Rumah
19,11% Tangga
w
//w
SULAWESI TENGAH Pedagang
Grosir 63,51%
3,39%
s:
Pedagang
Eceran
tp
SULAWESI SELATAN
ht
0,43%
Industri
Pengolahan
Supermarket/
Swalayan 20,00%
1,76%
Keterangan:
= Pedagang Eceran = Konsumen Akhir Kegiatan
= Pedagang Besar = Luar Provinsi/Luar Negeri
Usaha Lainnya
Pedagang Pedagang
Luar Grosir Eceran Konsumen
Provinsi MPP = 6,92% MPP = 17,40% Akhir
Pola utama memiliki 3 rantai dengan
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
go
MPP TOTAL = 25,52%
p s.
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara
Luar Pedagang
Pedagang
Provinsi Grosir Konsumen
Eceran
MPP = 6,92% MPP = 17,40% Akhir
Potensi pola terpanjang di Provinsi Sulawesi Barat MPP TOTAL
melalui 2 pedagang perantara yakni 25,52%
.id
Pedagang Grosir, dan Pedagang Eceran.
go
Pola terpanjang di Provinsi Sulawesi Barat sama dengan Pola Utama.
p s.
.b
w
w
155
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI
.
ps
.b
21,01%
82,71%
w
w
Distributor 100,00%
17,29%
21,54%
//w
0,57%
38,28% Rumah
Tangga
72,72%
s:
Pedagang
JAWA TIMUR
Eceran
tp 0,08%
Subdistributor 23,44%
ht
Agen
SULAWESI SELATAN Kegiatan
19,87% Usaha Lainnya
41,53%
15,39%
Supermarket/ 6,77%
Pedagang Swalayan
Grosir 17,27%
Industri
21,54%
Keterangan: Pengolahan
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 31,50%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara.
.id
4 pedagang perantara yakni
distributor, agen, pedagang grosir, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
159
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI
.
ps
.b
67,24%
w
17,84%
99,91%
w
JAWA BARAT 70,00% 19,99%
Rumah
//w
35,99% Tangga
Distributor
Pedagang
s:
JAWA TIMUR tp Eceran 10,70%
30,00% 44,02%
ht
0,09%
SULAWESI UTARA Kegiatan
Usaha Lainnya
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 23,40%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara.
.
.id
3 pedagang perantara yakni
distributor, pedagang grosir, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
163
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI
.
ps
27,62%
.b
100,00%
w
87,01%
w
DKI JAKARTA 65,81% 26,91%
Rumah
//w
60,99% Tangga
Distributor
Pedagang
s:
Eceran
JAWA TIMUR tp 8,07%
5,97%
12,99%
Kegiatan
ht
Usaha Lainnya
SULAWESI SELATAN 0,60%
Pedagang
Grosir Supermarket/ 4,03%
Swalayan
Pemerintah Dan
Lembaga Nirlaba
Keterangan:
= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir = Luar Provinsi/Luar Negeri
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 29,62%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara.
.id
3 pedagang perantara yakni
distributor, pedagang grosir, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
167
.id
go
WILAYAH PEMBELIAN DALAM PROVINSI
DARI LUAR PROVINSI
.
ps
.b
w
55,09%
w
86,62% 100,00%
//w
DKI JAKARTA Distributor
Pedagang
s:
tp Eceran
22,64% 10,03%
JAWA TIMUR
ht
100,00%
Agen Rumah
Tangga
Pedagang Supermarket/
Grosir Swalayan 3,35%
22,27%
Keterangan:
.id
Pendistribusian melibatkan 2 pedagang perantara
o
.g
MPP TOTAL = 36,50%
ps
MPP Total mengindikasikan kenaikan harga dari
.b
produsen sampai konsumen akhir berdasarkan pola
w
utamanya.
w
//w
pedagang perantara.
Pedagang Konsumen
Luar Provinsi Distributor Grosir Agen Pedagang Eceran
Akhir
MPP = 7,23% MPP = 12,31% MPP = 7,27% MPP = 27,30% MPPTOTAL
64,45%
Potensi pola terpanjang di Provinsi Papua melalui
.id
4 pedagang perantara yakni
distributor, pedagang grosir, agen, dan pedagang eceran.
o
.g
ps
.b
w
w
.id
produsen – distributor – pedagang grosir – pedagang eceran – konsumen akhir.
Pola utama tersebut menunjukkan bahwa jalur distribusi dengan persentase
o
.g
volume penjualan komoditas gula pasir terbesar dari produsen hingga ke
ps
konsumen akhir terdiri dari empat rantai dengan pendistribusian melibatkan tiga
.b
pedagang perantara, yakni distributor, pedagang grosir, dan pedagang eceran.
w
Namun, pola distribusi perdagangan tersebut berpotensi menjadi lebih panjang
w
yang terbentuk menjadi kurang efisien dan dapat berdampak pada kenaikan
s:
(MPPT).
ht
171
172
[1] Asosiasi Gula Indonesia (AGI) dan Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI).
Buletin AGI IKAGI Edisi 5. Jakarta: AGI-IKAGI; 2020
[2] Databoks Pusat Data Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Proyeksi Konsumsi
Gula Nasional 2016-2020 [Internet]. 2017. [diakses pada 31 Juli 2021].
Tersedia pada:
.id
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/07/13/2016-2020-
proyeksi-konsumsi-gula-nasional-turun
o
.g
[3] Statista. Principal Sugar Importing Countries in 2020/2021 [Internet].
ps
2017. [diakses pada 03 Agustus 2021]. Tersedia pada:
.b
https://www.statista.com/statistics/273438/principal-sugar-importing-
w
countries/
w
[4] Badan Pusat Statistik. Impor Gula Menurut Negara Asal Utama 2010-
//w
https://www.bps.go.id/statictable/2019/02/14/2014/impor-gula-
tp
menurut-negara-asal-utama-2010-2020.html
ht
173
174