Anda di halaman 1dari 17

Tugas

NUTRISI DAN CAIRAN

Di Susun Oleh : Kelompok 8

Dian Larasati
Waode Sartini
Istiqomah Dwi Rahmadani
Risda Hendra Ningsih
Winda Sarwati
Septianti Tri Sartika

KEMENTRIAN KESEHATAN REPOBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI DIII KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Makalah “ NUTRISI DAN CAIRAN ” Dalam penyusunan
Makalah ini,Kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas Makalah ini sehinggga
kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini. Dan tidak lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing
kami. Dalam penyusunan Makalah ini penulis berharap semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULIAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

C. Tujuan....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3

A. Nutrisi....................................................................................................................3

B. Cairan.....................................................................................................................3

BAB III PENUTUP...................................................................................................10

A. Kesimpulan...........................................................................................................10

B. Saran.....................................................................................................................10

DAFATAR PUSTAKA.............................................................................................11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Postpartum adalah masa nifas yang dimulai sejak bayi lahir dan plasenta bayi
dilahirkan hingga keadaan kandungan kembali seperti saat sebelum hamil. masa
ini pada umumnya terjadi sekitar 6 minggu. Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang
cukup, gizi seimbang, terutama protein garam. Gizi pada masa nifas yaitu
makanan yang harus di konsumsi pada masa nifas harus seimbang, bergizi dan
cukup energi. Makanan yang di konsumsi harus mengandung sumber tenaga,
sumber pembangunan, sumber pelindung dan sumber pengatuan
Makanan pada masa nifas seperti tidak boleh makan ikan laut, telur, sayur,
dan makanan yang pedas-pedas (Depkes, 2010). Di jawa timur angka pantang
makanan pada masa nifas mencapai 1.983.214 (80%) dari jumlah ibu nifas yang
ada pada tahun 2009 dan penyebabnya adalah pengetahuan yang kurang 26,5%,
budaya atau anjuran dalam keluarga 37,6% , status ekonomi sebanyak 25,4 % dan
paritas 10,5% (Depkes, 2010). Hasil penelitian Nasya (2008) mengatakan
banyaknya ibu nifas yang melakukan pantang makanan berdasarkan data yang ada
diantaranya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang sebesar 26,5%, faktor
budaya atau anjuran keluarga 37,6%, status ekonomi 25,4% dan paritas 10,5%.
Pantang makanan yang sering terjadi antara lain daging, telur dan ayam (53,5%),
sayur sawi dan bayam (12,4%), makanan panas (6,3%), dan ikan laut
(27,8%).Berdasarkan pnelitian di BPS Bidan Mien Hendro tahun 2015 secara
wawancara pada 15 ibu di dapatkan 9 ibu nifas yang mempunyai perilaku pantang
makanan seperti sayur (sawi, bayam), ikan laut, serta telur dan 6 ibu tidak
melakukan pantang makanan.
Pada ibu nifas memerlukan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam
meningkatkan pemulihan kondisi yang baik setelah melahirkan. Makanan yang di
konsumsi saat masa nifas adalah jenis makan yang mengandung empat sehat lima

1
sempurna diantaranya ikan, telur, daging, susu, air, sayur, nasi dan buah-buahan.
Jika seorang ibu tidak mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan empat sehat
lima sempurna maka akan berdampak ibu akan kekurangan zat gizi sehingga
penyembuhan luka akan lebih lama sembuh bahkan akan timbul infeksi, serta
proses involusi dan berkurangnya produksi ASI. Apabila gizi ibu nifas kurang
akan mempengaruhi perubahan fisik dan sistem reproduksi waktu nifas
diantaranya sistem vaskuler, pada waktu persalinan seorang ibu akan mengalami
kehilangan darah 200-500 cc dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga bisa
terjadi anemia
Setelah melahirkan kebutuhan gizi selama masa nifas meningkat 25% untuk
memproduksi ASI dan untuk memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga
kali dari biasanya. Mengingat pentingnya makanan untuk pemulihan kesehatan
dan pembentukan ASI, maka perlu adanya pengawasan ibu dalam memperoleh
makanan dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan, juga ditambah dengan
pengetahuan tersendiri bagi ibu nifas tentang pentingnya makanan bergizi. Upaya
yang dilakukan agar ibu nifas tidak melakukan pantang makan adalah ibu nifas
perlu diberikan konseling atau penyuluhan tentang masa nifas dan pantang
terhadap makanan serta pengaruh terhadap penyembuhan luka perineum, nutrisi
bagi bayinya melalui pemberian ASI dan lainnya sehingga diharapkan
pengetahuan ibu dapat di tingkatkan terutama oleh petugas kesehatan dalam
memberikan motivasi yang positif terhadap ibu
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimksud Dengan Nutrisi ?
2. Apa pentingnya cairan bagi tubuh ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalh ini adalah Untuk mengetahui bagaimana Nutrisi
dan cairan yang di butuhkan tubuh selama masa nifas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nutrisi
Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan
meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis
melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi
semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa.
Nutrisi yang di konsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.
Kalori bagus untuk proses metabolisms tubuh, kerja organ tubuh, proses
pembentukan ASI. Wanita dewasa memerlukan 2.200 k kalori. Ibu menyusui
memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa + 700 k. kalori pada 6 bulan
pertama kemudian + 500 k. kalori bulan selanjutnya. Menu makanan seimbang
yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas
atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin, serta bahan pengawet atau
pewarna. Disamping itu harus mengandung:
1. Sumber tenaga atau energi
Untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru, penghematan
protein ( jika sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagai
cadangan untuk memenuhi kebutuhan energi ). Zat gizi sebagai sumber
karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi. Sedangkan
zat lemak dapat diperoleh dari hewani ( lemak, mentega, keju ) Dan nabati
( kelapa sawit, minyak sayur, minyak kelapa dan margarine )
2. Sumber pembangun  ( protein )
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang
rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani ( ikan,

3
udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu dan keju ) Dan protein
nabati ( kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe ).
3. Sumber pengatur dan pelindung ( mineral, vitamin dan air ) 
Sumber pengatur dan pelindung digunakan untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit danpengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh
.Anjurkan ibu untuk minum setiap sehabis menyusui. Sumber zat pengatur
dan pelindung biasa diperolah dari semua jenis sayuran dan buah-buahan
segar. 
B. Nutrisi pada ibu nifas
Pada ibu nifas memerlukan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam
meningkatkan pemulihan kondisi yang baik setelah melahirkan yang diantara
lainya :
1. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
2. Makan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang
cukup.
3. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca bersalin.
4. Minum Vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan Vitamin A kepada
bayinya melalui ASInya.
5. Sesudah satu bulan pasca persalinan, makanlah makanan yang mengandung
kalori cukup banyak untuk mempertahankan berat badan si ibu.
Jika ibu ingin menyusui bayi kembar dua, kembar tiga atau bayi baru lahir
beserta dengan kakaknya yang balita ibu meembutuhkan kalori Iebih banyak dari
pada ibu menyusui satu bayi saja. Jika ibu ingin menurunkan berat badan batasi
besarnya penurunan tersebut sampai setengah kilogram perminggu. Pastikan diet
ibu mengandung 1500 kalori dan hidrusi diet cairan atau obat-obatan pengurus
badan. Penurunan berat badan lebih dari setengah kilogram perminggu dan
pembatasan kalori yang terlalu ketat akan rnengganggu gizi dan kesehatan ibu
serta dapat

4
a. Karbohidrat
Makanan yang dikonsumsi dianjurkan mengandung 50-60% karbohidrat.
Laktosa (gula susu) adalah bentuk utama dari karbohidrat yang ada dalam
jumlah lebih besar dibandingkan dalam susu sapi.
b. Lemak
Lemak 25-35% dari total makanan. Lemak menghasilkan kira-kira setengah
kalori yang diproduksi oleh air susu ibu.
c. Protein
Jumlah kelebihan protein yang diperlukan oleh ibu pada masa nifas adalah
sekitar 10-15%. Protein utama dala m air susu ibu adalah whey. Mudah
dicerna whey menjadi kepala susu yang lembut yang memudahkan
penyerapan nutrient kedalam aliran darah bayi. Sumber karbohidrat yaitu
Nabati :tahu, tempe dan kacang – kacangan, Hewani : daging, ikan, telur, hati,
otak, usus, limfa, udang, kepiting
d. Vitamin Dan Mineral
Kegunaan vitamin dan mineral adalah untuk melancarkan metabolisme
tubuh. Beberapa vitamin dan mineral yang ada pada air susu ibu perlu
mendapat perhatian khusus karena jumlahnya kurang mencukupi, tidak
mampu memenuhi kebutuhan bayi sewaktu bayi bertumbuh dan berkembang.
Vitamin dan mineral yang paling mudah menurun kandungannya dalam
makanan adalah Vit B6, tiamin, As.folat, kalsium, seng, dan magnesium.
Kadar Vit B6, tiamin dan As.folat dalam air susu langsung berkaitan dengan
diet atau asupan suplemen yang dikonsumsi ibu. Asupan vitamin yang tidak
memadai akan mengurangi cadangan dalam tubuh ibu dan mempengaruhi
kesehatan ibu maupun bayi. Sumber vitamin : hewani dan nabati, Sumber
mineral : ikan, daging banyak mengandung kalsium, fosfor, zat besi, seng dan
yodium.

5
Tabel 1.1 Perbandingan Angka Kecukupan Energi dan Zat Gizi Wanita
Dewasa dan Tambahannya untuk Ibu Hamil dan Menyusui.
Ibu Menyusui
0 – 6 bln 7 – 12
No Zat Gizi Wanita Ibu Hamil
bln
. Dewasa
1. Energi ( kkal ) 2200 285 700 500
2. Protein ( g ) 48 12 16 12
3. Vitamin A ( RE ) 500 200 350 300
4. Vitamin D ( mg ) 5 5 5 5
5. Vitamin E ( mg ) 8 2 4 2
6. Vitamin K ( mg ) 6,5 6,5 6,5 6,5
7. Tiamin ( mg ) 1,0 0,2 0,3 0,3
8. Riboflavin ( mg ) 1,2 0,2 0,4 0,3
9. Niasin ( mg ) 9 0,1 3 3
10. Vitamin B12 ( mg ) 1,0 0,3 0,3 0,3
11. Asam folat ( mg ) 150 150 50 40
12. Piidosin ( mg ) 1,6 0, 6 0,5 0,5
13. Vitamin C ( mg ) 60 10 25 10
14. Kalsism ( mg ) 500 400 400 400
15. Fosfor ( mg ) 450 200 300 200
16. Besi ( mg ) 26 20 2 2
17. Seng ( mg ) 15 5 10 10
18. Yodium ( mg ) 150 25 50 50
19. Selenium ( mg ) 55 15 25 20

e. Petunjuk untuk mengolah makanan sehat :


1) Pilih sayur-sayuran, buah-buahan, daging dan ikan yang segar.
2) Cuci tangan sampai bersih sebelum dan sesudah mengelola makanan.
3) Cuci bahan makanan sampai bersih lalu potong-potong.
4) Masak sayuran sampai layu.
5) Olah makanan sampai matang.
6) Hindari pemakaian zat pewarna, pengawet ( vetsin ).
7) Jangan memakai minyak yang sudah berkali-kali dipakai.
8) Perhatikan kadaluarsa dan komposisi zat gizi makanan. Jika dikemasan
dalam kaleng

6
9) jangan memilih kaleng yang telah penyok atau karatan
10) Simpan peralatan dapur dalam keadaan bersih dan aman.
11) Jangan biarkan binatang berkeliaran di dapur.
C. Cairan
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh.
Minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi. Asupan tablet
tambah darah dan zat besi diberikan seta= 40 hari post partum. Minum kapsul Vit
A (200.000 unit)
1. Fungsi Sistem Perkemihan
a. Mencapai hemostatis internal
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Cairan yang terdapat dalam tubuh
terdiri dari air dan unsur-unsur yang terlarut di dalamnya. 70 % dari air
tubuh terletak di dalam sel-sel dan dikenal sebagai cairan intraselular.
kandungan air sisanya disebut cairan ekstraselular. Cairan ekstraselular
dibagi antara plasma darah, dan cairan yang langsung memberikan
lingkungan segera untuk sel-sel yang disebut cairan interstisial Edema
adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan
keseimbangan cairan dalam tubuh. Dehidrasi adalah kekurangan cairan
atau volume air yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan
dan tidak diganti.
b. Keseimbangan asam basa tubuh
Batas normal PH cairan tubuh adalah 7,35-7,40, Bila PH >7,4 disebut
alkalosis    dan jika PH <>
c. Mengeluarkan sisa metabolisme, racun dan zat toksin
Ginjal mengekskresi hasil akhir metabolisme protein yang mengandung
nitrogen terutama : urea, asam urat, dan kreatinin.
2. Keseimbangan dan keselarasan berbagai proses di dalam tubuh
a. Pengaturan Tekanan Darah

7
Menurunkan volume darah dan serum sodium (Na) akan
meningkatkan serum pottasium lalu merangsang pengeluaran renin yang
dalam aliran darah diubah menjadi angiotensin yang akan
mengekskresikan aldosteron sehingga mengakibatkan terjadinya retensi
Na+ + H2O kemudian terjadi peningkatan volume darah yang
meningkatkan tekanan darah.
b. Perangsangan produksi sel darah merah
Dalam pembentukan sel darah merah diperlukan hormon eritropoietin
untuk merangsang sumsum tulang hormon ini dihasilkan oleh ginjal.
3. Sistem Urinarius
Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut
menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar sterorid
setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi
ginjal selama masa pasca partum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu
satu bulan setelah wanita melahirkan. diperlukan kira-kira dua sampai 8
minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal
kembali ke keadaan sebelum hamil (Cunningham, dkk ; 1993). Pada sebagian
kecil wanita, dilaktasi traktus urinarius bisa menetap selama tiga bulan.
a. Komponen Urine
Glikosuria ginjal diinduksikan oleh kehamilan menghilang.
Laktosuria positif pada ibu meyusui merupakan hal yang normal. BUN
(blood urea nitrogen), yang meningkat selama pasca partum, merupakan
akibat otolisis uterus yang berinvolusi, Pemecahan kelebihan protein di
dalam sel otot uterus juga menyebabkan proteinuria ringan (+1) selama
satu sampai dua hari setelah wanita melahirkan. Hal ini terjadi pada
sekitar 50% wanita. Asetonuria bisa terjadi pada wanita yang tidak
mengalami komplikasi persalinan atau setelah suatu persalinan yang lama
dan disertai dehidrasi.
b. Diuresis Postpartum

8
Dalam 12 jam pasca melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan
cairan yang tertimbun di jaringan selama ia hamil. salah satu mekanisme
untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa hamil ialah
diaforesis luas, terutama pada malam hari, selama dua sampai tiga hari
pertama setelah melahirkan. Diuresis pascapartum, yang disebabkan oleh
penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada
tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat
kehamilan, merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan
cairan.
Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urine
menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa pasca
partum. Pengeluaran kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil
kadang-kadang disebut kebalikan metabilisme air pada masa hamil
(reversal of the water metabolisme of pregnancy)
c. Uretra dan Kandung Kemih
Trauma bila terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung
kemih dapat mengalami hiperemesis dan edema, seringkali disertai di
daerahdaerah kecil hemoragi. Kandung kemih yang oedema, terisi penuh
dan hipotonik dapat mengakibatkan overdistensi, pengosongan yang tak
sempurna dan urine residual kecuali jika dilakukan asuhan untuk
mendorong terjadinya pengosongan kandung kemih bahkan saat tidak
merasa untuk berkemih.
Pengambilan urine dengan cara bersih atau melalui kateter sering
menunjukkan adanya trauma pada kandung kemih. Uretra dan meatus
urinarius bisa juga mengalami edema. Kombinasi trauma akibat
kelahiran, peningkatan kapasitas kandung kemih setelah bayi lahir, dan
efek konduksi anestesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun.
Selain itu, rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat

9
melahirkan, leserasi vagina, atau episiotomi menurunkan atau mengubah
refleks berkemih. Penurunan berkemih, seiring diuresis pascapartum, bisa
menyebabkan distensi kandung kemih.
Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah wanita
melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan ini
bisa menghambat uterus berkontraksi dengan balk. pada masa
pascapartum tahap lanjut, distensi yang berlebihan ini dapat menyebabkan
kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga mengganggu proses
berkemih normal (Cinningham, dkk, 1993). Apabila terjadi distensi
berlebih pada kandung kemih dalam mengalami kerusakan lebih lanjut
(atoni). Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat, tonus
kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam lima sampai tujuh
hari setelah bayi lahir
d. perubahan sistemik pascapartum, urinarius
Setelah melahirkan, sistem urinarius kembali kepada kondisi seperti
sebelum hamil. Perubahan ini merupakan perubahan yang retrogresif
yang efeknya banyak menghabiskan tenaga dan berat badan. Hamper
segera setelah melahirkan,terjadi diuresis untuk membersihkan tubuh dari
kelebihan cairan yang di kumpulkan oleh tubuh selama kehamilan,
Temuan kajian :
1.      Kehilangan tonus kandung kemih untuk sementara
2.      Kehilangan sensasi untuk berkemih
3.      Uterus terdesak oleh distensi kandung kemih
4.      Peningkatan produksi urin
5.      Peningkaatan keringat

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Postpartum adalah masa nifas yang dimulai sejak bayi lahir dan plasenta bayi
dilahirkan hingga keadaan kandungan kembali seperti saat sebelum hamil. masa
ini pada umumnya terjadi sekitar 6 minggu. Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang
cukup, gizi seimbang, terutama protein garam. Gizi pada masa nifas yaitu

11
makanan yang harus di konsumsi pada masa nifas harus seimbang, bergizi dan
cukup energi. Makanan yang di konsumsi harus mengandung sumber tenaga,
sumber pembangunan, sumber pelindung dan sumber pengatuan
Nutrisi yang di konsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Kalori
bagus untuk proses metabolisms tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan
ASI. Wanita dewasa memerlukan 2.200 k kalori. Ibu menyusui memerlukan kalori
yang sama dengan wanita dewasa + 700 k. kalori pada 6 bulan pertama kemudian
+ 500 k. kalori bulan selanjutnya. Menu makanan seimbang yang harus
dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak,
tidak mengandung alkohol, nikotin, serta bahan pengawet atau pewarna.
B. Saran
Kebutuhan nutrisi pada saat masa nifas berbeda pada saat masa kehamilan,
peran keluarga sangat penting dalam emmenuhi kebutuhan nutrisi serta cairan
pada saat masa nifas.

DAFTAR PUSTAKA

 
1. Marmi, S.ST., M.Kes, dan Margiyati, S.SiT., M.Kes, 2014.
2. Konsep Kebidanan untuk  Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soepardan, Suryani. (2006). Konsep  Kebidanan Bandung: ECG
3. http://kisnawati.wordpress.com/2011/06/24/makalah-paradigma-sehat/ Fadilah,
Siti. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Tentang. Jakarta Mochtar, Rustam,

12
1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Saifuddin. A, Bari, dkk. 2001.
4. Pelayanan Kesehatan Maternal dana Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
5. Swartz, Mark. H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta Waspodo, Djoko dkk. 2002. Asuhan Persalinan Normal
6. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi : Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

13

Anda mungkin juga menyukai