Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NELA NURHASANAH

NPM : 501180034
SEMESTER : 7C (SORE)
MK : MANAJEMEN RISIKO
DOSEN : ROSA FITRIANA, SE., M.Ak., Ak., CA.

TUGAS PERTEMUAN 1

1. Beri contoh di Indonesia bagaimana perusahaan gagal mengelola risiko sehingga


mengakibatkan kerugian yang signifikan!
Jawab:
MF Global yang dipimpin mantan eksekutif Goldman Sachs dan mantan senator dan
Gubernur New Jersey, Jon Corzine diketahui meningkatkan eksposure pada surat utang
pemerintah Eropa pada akhir 2010 dari US$ 1,5 miliar pada US$ 6,3 miliar. Namun
meningkatnya masalah krisis Eropa telah menekan MF Global hingga titik berbahaya,
sebelum kemudian Moody's memangkas peringkatnya ke satu notch di atas 'sampah'.
Perusahaan berusia lebih dari 200 tahun ini akhirnya mendaftarkan kebangkrutan dan
menjadi kasus kebangkrutan korporasi terbesar di Wall Street setelah bangkrutnya
Lehman Brothers pada September 2008. Malapetakan perusahaan pialang derivatif itu
terjadi karena melakukan pertaruhan yang sangat berisiko pada surat utang Eropa.

2. Diskusikan apa orang indonesia sudah sadar risiko atau belum? Bericontoh orang yang
sudah sadar dan orang yang belum sadar risiko!
Jawab:
Menurut pendapat saya, walaupun masih banyak orang Indonesia yang belum sadar risiko
akan tetapi terdapat perkembangan yang signifikan pada tingkat kesadaran warga
Indonesia terhadap risiko. Contoh kecilnya adalah adanya peningkatan pada pembelian
asuransi. Mengutip data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), premi asuransi dan
kecelakaan diri mencapai Rp 4,21 triliun, atau naik 1,5% pada Juni 2021. Direktur
Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengungkapkan bahwa
pertumbuhan 1,5% masih didominasi asuransi kesehatan seiring dengan penurunan premi
asuransi kecelakaan diri pada waktu yang sama.
Contoh orang yang sadar risiko : orang yang membeli asuransi kecelakaan. Jika terjadi
kecelakaan, perusahaan asuransi akan menanggung kerugian dari kecelakaan tersebut.
Contoh orang yang belum sadar risiko : masih banyak orang yang berkendara tanpa
menggunakan helm/pelindung kepala sesuai standar. Hal ini tentu membahayakan bagi
diri sendiri maupun pengendara lain.

3. Bagaimana cara meningkatkan sadar akan risiko yang mungkin akan dihadapi oleh
perusahaan?
Jawab:
a. Pertama, komitmen pimpinan menciptakan irama yang sama (tone at the top).
Sebelum penerapan budaya risiko diimplementasikan, harus ada komitmen bersama
dari para pemimpin (eksekutif). Pemimpinlah yang menjadi pendorong utama
memulai budaya risiko. Selanjutnya, manajer-manajer dan pimpinan level menengah
berperan penting dalam mengomunikasikan dan mempengaruhi perilaku
karyawan/pegawai dalam upaya untuk mengimplementasikan manajemen risiko.
b. Kedua, berikan edukasi kepada seluruh stakeholders mengenai pentingnya melakukan
manajemen risiko. Sampaikan pemahaman kepada mereka, bagaimana potensi
kerugian jika tanpa manajemen risiko. Lakukan workshop dan training manajemen
risiko untuk manajer di berbagai level organisasi, bahkan stakeholders lainnya seperti
supplier dan partner. Ini supaya stakeholders yang terkait dengan bisnis kita dapat
melakukan manajemen risiko dengan standar yang sama
c. Ketiga, lakukan kegiatan-kegiatan bersifat knowledge sharing mengenai manajemen
risiko, di mana karyawan dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman
mengenai manajemen risiko.
d. Keempat, sesuatu menjadi culture jika dilakukan secara terus menerus dan konsisten
dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, supaya budaya risiko tercipta,
maka harus terdapat komunikasi yang konsisten mengenai pentingnya manajemen
risiko dalam aktivitas keseharian. Sehingga orang akan konsisten dalam melakukan
manajemen risiko dan aktivitasnya.
e. Kelima, jika organisasi mengekspektasikan supaya orang-orang di dalamnya
melakukan manajemen risiko, maka harus diciptakan suatu pendekatan yang jelas
terhadap manajemen risiko. Prosedur harus didokumentasikan, disosialisasikan, untuk
kemudian diimplementasikan dalam keseharian pengambilan keputusan. Hal ini
supaya jelas, dan tidak terjadi kebingungan mengenai langkah apa yang arus diambil.

4. Jelaskan prasarana keras apa saja yang diperlukan untuk menyukseskan menejemen
risiko!
Jawab:
Di samping prasarana lunak, prasarana keras juga perlu dipersiapkan. Contoh prasarana
keras yang perlu disiapkan adalah ruangan perkantoran, komputer, dan prasarana fisik
lainnya. Prasarana fisik tersebut perlu dipersiapkan agar pekerjaan manajemen risiko
berjalan sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai