Anda di halaman 1dari 8

TUGAS REVIEW DAN MENGKONSTRUKSI

BUKU PENGANTAR FILSAFAT (LOUIS O. KATTSOFF)

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Filsafat Ilmu dan Manusia
yang dibina oleh
Dr. Achmad Chusairi, MA.
Prof. Dr. Cholichul Hadi,Drs., M.Si., Psikolog

Disusun Oleh :

Sabila Okta Syarafina (111714253013)

PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
TUGAS FILSAFAT MANUSIA
REVIEW BUKU PENGANTAR FILSAFAT
( LOUIS O. KATTSOFF)
SABILA OKTA SYARAFINA / 111714253013

MINDMAP
DASAR – DASAR 1. ARTI FILSAFAT
KEFILSAFATAN
2. PEMAKNAAN

MENUJU 1. CORAK SISTEM FILSAFAT


PEMBENTUKAN
WAWASAN 2. METODE MEMPEROLEH
PENGETAHUAN

HAKEKAT KEBENARAN
PENGANTAR
KEFILSAFATAN
FILSAFAT

KOSMOLOGI RUANG DAN WAKTU, DLL

1. HAKEKAT HIDUP
KEINGINTAHUAN DAN
PANDANGAN DUNIA 2. MANUSIA, POLITIK, NEGARA
Setelah membaca Buku Filsafat yang berjudul Pengantar Filsafat oleh
Louis O. Kattsoff, buku tersebut saya rasa mampu menjawab beberapa pertanyaan
– pertanyaan yang ada dalam diri saya mengenai hal yang berhubungan dengan
filsafat. Petanyaan yang pertama muncul ketika saya mulai memperlajari filsafat
adalah :
1. Apa Itu Filsafat ?
Apa saja yang dipelajari dalam Filsafat ?
Bagaimana pandangan filsafat mnegenai pemaknaan ?
Pertanyaan – pertanyaan diatas dijelaskan pada buku pengantar filsafat di
bagian yang pertama
2. Setelah mengetahui sekilas mengenai filsafat seperti yang saya ketahui
bahwasannya setiap ilmu memiliki banyak pandangan – pandangan yang
dikemukakan oleh beberapa tokoh. Dengan begitu muncul pertanyaan
selanjutnya yaitu:
Apa saja corak sistem yang ada pada filsafat ?
Kemudian bagaimana filsafat menjelaskan metode untuk memperoleh
pengetahuan ?
Pertanyaan – pertanyaan diatas akan dijelaskan pada buku pengantar
filsafat di bagian yang ke dua
3. Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan pengetahuan, beberapa
metode untuk mendapatkan pengetahuan membuat saya berfikir bahwa
metode mana yang dapat dianggap paling benar ? sehingga memunculkan
pula pertanyaan Apa yang dimaksud dengan kebenaran ?
Pertanyaan mengenai kebenaran dijelaskan pada bagian 3 pada buku
pengantar filsafat ini.
4. Ketika dasar – dasar pemikiran filsafat telah diketahui maka muncul
pertanyaan yang sifatnya konkrit namun suka pula untuk dijawab seperti
pertanyaan mengenai ruang dan waktu
5. Pertanyaan – pertanyaan selanjutnya akan bertambah rumit mengenai
pertanyaan tentang apa itu hidup ? apa itu manusia ? apa itu politik ? apa
itu negara dan sebagainya.
Pertanyaan – pertanyaan yang lebih kompleks tersebut akan dibahas pada
buku pengantar filsafat bagian ke lima dan ke 6

BAGIAN 1
MENGUAK DASAR – DASAR KEFILSAFATAN
Pertanyaan saya yang muncul terjawab berdasarkan buku pengantar
filsafat (louis o. Kattsoff) ini. Buku ini menjelaskan apa itu filsafat serta mencoba
menjawab pertanyaan apa itu filsafat dalam perenungan kefilsafatan, kita berusaha
untuk mencari dasar – dasar bagi kepercayaan-kepercayaan kita. Perenungan
kefilsafatan tidak berusaha menemukan fakta – fakta, filsafat menerimanya dari
mereka yang menemukannya. Tetapi filsafat selalu menunjuk fakta – fakta ini
untuk menguji apakah penjelasannya sudah memadai. Filsafat membicarakan
fakta – fakta dengan 2 cara yaitu mengajukan kritik atas makna yang dikandung
fakta dan menarik kesimpulan yang bersifat umum.
Seorang ahli fisika mengatakan “kecepatan ialah jarak dibagi waktu” dia
menggunakan penggaris untuk mengukur jarak lonceng dan untuk mengukur
waktu, namun para filsuf akan menanyakan apa itu jarak apa itu lonceng dan lain
sebagainya. Contoh lain dalam perkuliahan psikologi ketika dosen menjelaskan
apa yang dimaksud dengan psikologi mahasiswa biasa akan hanya menerima apa
yang telah disampaikan dosen namun mahasiswa yang berfikir secara filsuf maka
ia akan menanyakan apa itu yang dinamakan jiwa, prilaku dan sebagainya. Jadi
dapat disimpulkan bahwa sebenarnya filsafat bersifat lebih mendasar ketimbang
suatu ilmu. Filsafat berhubungan dengan pemaknaan sesuatu pada tiap individu
sehingga filsafat tidak dapat mendefinisikan secara pasti pada sesuatu hal, bahkan
sesungguhnya para filsuf sampai saai ini masih berdebat tentang pertanyaan apa
itu filsafat ?
BAGIAN 2
MENUJU PEMBENTUKAN WAWASAN
Dari banyaknya pertanyaan – pertanyaan dalam filsafat, muncul lah corak
– corak filsafat yang dibedakan berdasarkan jawaban yang diberikan atas
pertanyaannya. Corak filsafat tersebut antara lain realisme, naturalisme,
materialisme dan empiris. Contohnya dalam pengaplikasian dikehidupan sehari
hari yakni terdapat sebuah kursi dalam corak materialisme filsuf berpendapat
bahwa harus ada bentuk nyata terlebih dahulu seperti kayu memiliki kaki 4
terdapat meja yang tergabung maka filsuf pengikut materialisme akan memikirkan
dan memberikan sebutan bahwa benda tersebut adalah sebuah kursi.
Selain itu dalam filsafat mengenal pula metode – metode untuk
memperoleh pengetahuan. Yang pertama yaitu empirisme, memperoleh
pengetahuan menggunakan metode ini didasarkan oleh pengalaman individu.
John locke mengatakan bahwa pada waktu manusia dilahirkan akalnya merupakan
sejenis buku catatan kosong dan didalam buku tersebut dicatat dengan
pengalaman indrawi. Jadi pengetahuan yang kita peroleh merupakan hal yang
didapat oleh pengalaman indera, contohnya kita mengetahui apa itu TV ketika kita
melihat langsung bentuk TV/ gambar serta kita mendapatkan informasi dari orang
lain bahwa benda kubus memiliki gambar serta bersuara tersebut adalah TV, dapat
dilihat bahwa terdapat 2 pengalaman indrawi yaitu dari pengindraan serta
pendengaran.
Yang ke dua yaitu metode Rasionalisme yaitu sumber pengetahuan
terletak pada akal. Penganut rasionalisme mengemukakan bahwa pengetahuan
diperoleh melalui kegiatan akal pikiran atau akal budi serta memandang bahwa
kebenaran – kebenaran tidak perlu lagi dibuktikan. Selain 2 metode tersebut masih
terdapat metode fenomenalisme serta instuisional yang tidak dapat saya jelaskan
satu persatu dalam tugas ini.
BAGIAN 3
MENGENAL HAKEKAT KEFILSAFATAN
Filsafat erat kaitanyya dengan makna dan kebenaran. Banyak perdebatan
yang terjadi karena perbedaan makna dari satu orang dengan orang lain.
Contohnya ketika 2 orang melihat A yang ditinggalkan oleh orang yang disayang
namun A tidak menangis, ke 2 orang tersebut memiliki pemaknaan yang berbeda
mengenai sikap A yang ditinggal orang yang disayang tersebut. Orang pertama
beranggapan bahwa A tidak sedih karena dia tidak menangis, namun orang ke 2
beranggapan A sedih meskipun dia tidak menangis. Hal tersebut terjadi karena
mereka ber 2 memiliki pemaknaan yang berbeda tentang makna bersedih.
Sampai saat ini banyak perdebatan mengenai apa itu kebenaran ? karena
setiap golongan memiliki kebenarannya sendiri – sendiri. Kebenaran menurut
penganut skeptisisme akan berbeda dengan kebenaran menurut penganut
dogmatisme, idealisme maupun realisme. Dalam buku ini dibahas 4 paham
mengenai kebenaran. Yang pertama yaitu paham koherensi, paham ini
mengatakan bahwa suatu proposisi cenderung benar jika propisisi tersebut dalam
keadaan saling berhubungan dengan proposisi benar lainnya. kedua paham
korespondensi yaitu kebenaran atau keadaan benar berupa kesesuaian /
(correspondence) antara makna yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan dengan
apa yang sungguh – sungguh merupakan halnya, atau apa yang merupakan fakta-
faktanya. Serta terdapat paham pragmatisme dan paham – paham empiris.
BAGIAN 4
KOSMOLOGI SUATU PEMAHAMAN
Dalam bagian ini lebih membicarakan segi kenyataan yang dinamakan
“alam fisik”. Alam fisik atau jagat raya (cosmos) merupakan objek penyelidikan
ilmu – ilmu alam, khususnya fisika. Kosmologi terdiri dari 2 bagian yaitu yang
pertama penyelidikan kefilsafatan mengenai istilah – istilah pokok yang terdapat
dalam fisika seperti ruang, waktu dan sebagainya. Yang kedua praanggapan –
praanggapan yang terdapat dalam fisika sebagai ilmu tentang jagad raya. Kant
mengatakan bahwa ruang dan waktu merupakan bentuk – bentuk pengalaman,
sedangkan menurut alexander kedua hal tadi sekedar merupakan tempat
persemaian dari apa saja yang ada. Tokoh – tokoh lain mengatakan bahwa ruang
dan waktu bukanlah merupakan kenyataan.
BAGIAN 5
PENGEMBARAAN TIADA BERTEPI
Bagian ke 5 ini membahas mengenai hakekat hidup, jiwa dan raga, ilmu
bersifat kealaman serta masalah nilai, etika dan estetika. Dunia ini banyak terisi
hal – hal aneh dan menakjubkan, salah satunya yaitu susunan rumit yang
dinamakan makhluk hidup. Pertanyaan yang banyak diajukan yaitu kata “hidup”
itu sendiri. Apakah yang dimaksud dengan hidup? Namun pertanyaan tersebut
tidak dapa didefinisikan secara mudah begitu juga pertanyaan pertanyaan yang
muncul tentang jiwa, nilai serta estetika. Hal – hal tersebut tidak mudah untuk
dijabarkan secara jelas dalam satu pengertian.
BAGIAN 6
TERBENTANGNYA CAKRAWALA KEBIJAKSANAAN
Masalah manusia, politik, agama serta kebijakan dan pandangan dunia
akan dibahas pada bagian ini. Pertanyaan muncul mulai dari apa itu manusia ?
terdapat beberapa metode penyelesaian manusia atau menyelidiki tentang
manusia. Yang pertama yaitu mereka yang berdasarkan alasan tertentu, menurut
pendapat dan kita mengetahui apa makna istilah tersebut secara tepat. Selanjutnya
meninjau dari segi tata bahasa, namun tidak mengetahui makna yang
dikandungnya. Dan yang ketika untuk menyelidiki manusia ialan dengan jalan
meneliti apa yang telah dikerjakan oleh manusia dan apa yang telah mereka
hasilkan.
Pemakaian kata “manusia” bermakna ganda seperti dibuktikan dalam
kalimat – kalimat berikut :
1. Manusia tiada lain kecuali hewan
2. Manusia merupakan hasil sejarah
3. Manusia adalah makhluk rohani
4. Ia mencoba mempertahankan kemanusiaannya di dalam keadaan yang
gawat itu.
Selanjutnya mengenai apa itu politik ? pertanyaan awal yang muncul
adalah apa itu negara. Kemudian muncul lah istilah – istilah organisasi ekonomi
dilawankan dengan filsafat politik, kemerdekaan, kesamaan. Sedangkan jika kita
membahas mengenai agama pertanyaan yang muncul pertama adalah apakah
Tuhan itu ? sehingga muncullah persoalan – persoalan dan memunculkan riga
pertanyaan hakiki tentang makna yang perlu diajukan yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan Agama ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Tuhan ?
3. Apakah yang dimaksud denga Tuhan ada?
Dan sesungguhnya Masih banyak hal – hal yang perlu dijabarkan dalam
pandangan para filusuf mengenai hal – hal terkecil hingga hal yang besar.
Kesimpulan :
Dari bagian – bagian dan bab – bab dari buku ini cukup banyak
menjelaskan menjelaskan berbagai hal dilihat dari pemikiran filsuf, setelah saya
membaca buku ini dan mengkonstruksikan dengan pengetahuan yang telah saya
miliki dapat saya simpulkan bahwa seluruh yang ada didunia ini mulai dari hal
terkecil hingga yang besar tidak ada 1 kebenaran yang mutlak adanya, jadi
kebenaran sesuai dengan sudut pandang yang seseorang mikiki serta pemaknaan
seseorang pada hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Kattsoff, O.L. 2004. Pengantar Filsafat. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana
Yogya

Anda mungkin juga menyukai