RINGKASAN
Filsafat Ilmu
oleh
FAKULTAS PSIKOLOGI
2017
Filsafat diawali dengan keingintahuan dan keragu-raguan terhadap sesuatu.
Keingintahuan tersebut menghasilkan pengertian bahwa begitu banyak pengetahuan dijagad raya
yang belum diketahui. Berpikir filsafat juga berarti dengan rendah hati mengakui seberapa besar
pengetahuan terhadap ilmu. Ada tiga karakteristik berpikir filsafat, antara lain:
1. Bersifat menyeluruh. Artinya seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari
segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan
yang lain.
2. Bersifat mendasar. Dia tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar. Mengapa
ilmu dapat disebut benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut
dilakukan? Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu benar sendiri itu apa? Seperti sebuah
lingkaran maka pertanyaan itu melingkar.
3. Bersifat spekulasi. Bukankah spekulatif ini adalah sebuah dasar yang tidak dapat
diandalkan? Tugas utama filsafat adalah menetapkan dasar-dasar yang dapat diandalkan.
Apakah yang disebut logis? apakah yang disebut benar? apakah yang disebut sasih? Apakah
alam ini teratur atau kacau? Apakah hidup ini ada tujuannya atau absurd? Adakah hukum
yang mengatur alam dan segenap sarwa kehidupan?
Cabang-cabang Filsafat
Pokok persoalan yang menjadi pembahasan dalam filsafat mencakup tiga segi, yaitu:
Logika; apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah
Etika; mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk
Estetika; apa yang termasuk jelek dan apa yang termasuk indah
Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi
dan implikasi dari ilmu, yang termasuk didalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial.
Filsafat ilmu adalah telaah secara filsafat yang ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai
hakikat ilmu, kemudian hal ini menghasilkan tiga landasan utama dalam pengetahuan, yaitu
ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Untuk membedakan jenis pengetahuan yang satu
dengan pengetahuan-pengetahun yang lainnya, maka ada beberapa pertanyaan sebagai
pertimbangan antara lain: