Anda di halaman 1dari 11

Nama Blok : DS3

Tema : Pengenalan Teknik Dental Wiring Sederhana

Semester :6

Waktu Pelatihan : 1 kali pertemuan @3 jam (per kelompok)

Kompetensi Utama:

Mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan berbagai macam teknik dental


wiring sederhana sebagai tindakan fiksasi.

Kompetensi Penunjang :

1. Mampu mengidentifikasi keluhan utama penyakit dan gangguan sistem


stomatognatik.
2. Mampu melakukan pemeriksaan secara komprehensif baik kondisi umum
maupun kondisi intraoral.
3. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dental wiring sederhana.
4. Mampu mengidentifikasi dan mengetahui cara menggunakan alat dan bahan
dental wiring.
5. Mampu melakukan prosedur dental wiring sederhana dengan benar.
6. Mampu menentukan tindakan dental wiring yang tepat sesuai kasus yang ada.

Bahan Kajian :

1. Identifikasi alat dan bahan dental wiring.


2. Penatalaksanaan dental wiring sederhana.

Muatan Pelatihan Keterampilan :

1. Keterampilan mengenali alat dan bahan dental wiring.


2. Keterampilan menggunakan alat untuk pemasangan dental wiring.
3. Keterampilan melakukan prosedur dental wiring sederhana.

Tujuan Umum :
Setelah menyelesaikan pelatihan keterampilan klinik ini mahasiswa mengetahui
jenis alat dan bahan dental wiring serta teknik-teknik yang digunakan dalam dental

Modul SPKKT Simple Wiring


wiring sederhana dan mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam praktek
yang baik dan benar.

Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan pelatihan keterampilan klinik ini mahasiswa harus:
1. Mengenali nama alat dan bahan yang digunakan dalam tatalaksana dental
wiring.
2. Mampu melakukan tindakan pemasangan dental wiring dengan baik dan benar.

Modul SPKKT Simple Wiring


Metode Pelatihan : Demonstrasi
Tempat Pelatihan : Laboratorium SPKKT Jatinangor
Peserta Pelatihan : Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi semester 6
Sistem Assessment : Rubrik Formatif
Sistem Evaluasi : Rubrik Somatif pada OSCE

Alat dan Bahan :


1. Alat dasar (sonde, kaca mulut, ekskavator, pinset)
2. Baki steril
3. Sarung tangan steril
4. Wire holder
5. Kawat 0.4 mm
6. Gunting kawat
7. Lidah ular.
8. Model rahang atas.

Sinopsis Kasus Pelatihan Keterampilan Klinik

Seorang pasien laki-laki berusia 29 tahun datang ke Klinik Bedah Minor Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran dengan rujukan dari Puskesmas Babakan
Sari mengeluhkan gigi bawah belakangnya goyang. ± 3 jam sebelum masuk rumah
sakit, saat pasien sedang berada di tempat kerjanya, tiba-tiba pasien terlibat perkelahian
dan terpukul di daerah wajah kirinya. Riwayat perdarahan dari mulut (+). Pasien lalu
berobat ke Puskesmas Babakan Sari, disana dilakukan pembersihan luka dan pasien
dirujuk ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG Universitas Padjadjaran.

Pemeriksaan intraoral didapatkan oedema pada buccal sinistra, laserasi pada


gingiva regio gigi 33-35 dengan ukuran 1,5 x 0,5 x 0,5 cm, tepi irregular, dasar tulang.
Mobility (+) pada gigi 34 grade 2 dan terdapat fraktur pada 1/3 insisal. Evaluasi tanda
vital menunjukkan tekanan darah 120/70 mmHg, denyut nadi 82x/menit, respirasi
18x/menit dan suhu 36,5°. Riwayat penyakit sistemik disangkal. Pasien didiagnosa
dengan fraktur dentoalveolar a/r gigi 34 dan vulnus laceratum a/r gingiva 33-35. Dokter
gigi di RSGM kemudian merencanakan tindakan perawatan berupa penjahitan mukosa

Modul SPKKT Simple Wiring


intraoral dan pemasangan wiring sederhana. Dokter gigi melakukan persiapan terlebih
dahulu sebelum tindakan dilakukan.

Kegunaan Kasus :
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui indikasi dan kontraindikasi penggunaan teknik
simple dental wiring sebagai tindakan fiksasi pada kasus trauma dentoalveolar dan
bagaimana cara mengaplikasikan teknik tersebut dengan baik dan benar sesuai teori
yang telah diberikan.

Penyusun Pemandu DPKKT


Dr. Drg. Endang Syamsudin, Sp.BM (K)
Drg. Farah Asnely Putri

Modul SPKKT Simple Wiring


TOPIK : Pengenalan Teknik Dental Wiring Sederhana

Waktu Pelatihan : 30 menit

Metode pelatihan:
1. Demonstrasi (15 menit) :
DPKKT melakukan demonstrasi menggunakan alat dan bahan yang tersedia
sesuai topik pelatihan yang terdapat pada pemandu DPKKT
2. Simulasi masing-masing mahasiswa menggunakan alat dan bahan yang tersedia
sesuai topik pelatihan.

Skenario
Operator akan melakukan pemasangan wiring sederhana pada pasien dengan
tujuan fiksasi jaringan.

1. Persiapan alat dan bahan.


 Baki steril, alat dasar (kaca mulut, sonde, pinset, ekskavator), tampon,
povidone iodine, wire holder, kawat 0.4, gunting kawat, lidah ular.
2. Persiapan pasien.
 Pasien dipersilakan duduk di dental chair dan operator memasang
polybib.
3. Persiapan operator.
 Operator menggunakan masker dan melakukan tindakan cuci tangan 6
langkah dan memasang sarung tangan steril.
 Tindakan aseptik menggunakan povidone iodine dan kassa ke sekitar
daerah operasi.

POKOK PELATIHAN KETERAMPILAN


- Identifikasi instrumen yang biasa digunakan pada tindakan dental wiring
sederhana.
- Simulasi cara mengaplikasikan teknik dental wiring sederhana dengan baik dan
benar.

Modul SPKKT Simple Wiring


Topik 1 : Pengenalan Alat dan Bahan Dental Wiring
INSTRUMEN WIRING
1 Wire
holder

Wire holder diposisikan dengan ibu jari dan jari telunjuk berada di
dalam cincin, memungkinkan pembukaan dan penutupan serta
penguncian dari wire holder. Jari telunjuk dan jari tengah membantu
mengarahkan pergerakan instrumen.

Teknik melakukan pengencangan dan pemutaran wire holder agar


tujuan fiksasi dapat tercapai. Wire holder diputar searah jarum jam
dengan satu jari sebagai pivot pada ring wire holder. Pemutaran
dilakukan sampai dirasakan kawat sudah terpasang kuat.
2 Dental Memiliki ukuran diameter berbeda-beda. Dapat digunakan untuk
wire berbagai keperluan di bidang kedokteran gigi tergantung diameter yang
digunakan. Pada kasus trauma dentoalveolar biasanya digunakan kawat
berukuran diameter 0.3 ;0.4 ; 0.5 mm.

Modul SPKKT Simple Wiring


3 Gunting Instrumen khusus memotong kawat. Memiliki gagang dan paruh yang
kawat besar dan tebal.

Modul SPKKT Simple Wiring


4 Lidah ular
(Wire
applicator)

Topik 2 : Teknik Dental Wiring Sederhana


TEKNIK DENTAL WIRING SEDERHANA
1 Ernst Merupakan teknik fiksasi sementara sebelum dilakukan perawatan
definitif, bisa digunakan sebagai Maksilo Mandibular Fixation saat
operasi untuk jenis fraktur sederhana.
Kontraindikasi :
Fraktur kompleks yang memerlukan stabilitas yang tinggi.
Displaced fracture
Comminuted fracture

Kawat dimasukkan melalui interdental gigi yang akan difiksasi dari


bagian bukal ke lingual.

Modul SPKKT Simple Wiring


Kemudian ujung kawat tersebut dimasukkan kembali dari bagian
lingual ke bukal melalui interdental.

Ujung kawat yang berada di bagian distal dimasukkan ke interdental


melewati kawat yang pertama dari bukal ke lingual.

Ujung kawat tersebut dikembalikan ke tengah-tengah interdental antara


gigi penyangga dengan gigi yang ingin difiksasi dari arah lingual ke
bukal. Posisikan ujung satu kawat berada di bagian atas dan satunya
lagi di bagian bawah kawat yang melintang horisontal

Kedua ujung kawat dikencangkan dengan memutar menjadi suatu

Modul SPKKT Simple Wiring


ulinan searah jarum jam menggunakan wire holder. Potong bagian
kawat yang berlebih dengan gunting kawat, dan putarkan bagian kawat
yang tersisa ke sela interdental sehingga tidak ada bagian tajam yang
dapat melukai pipi atau jaringan lunak
2 Eyelet/Ivy Merupakan teknik fiksasi dengan menggunakan satu kawat berukuran
Loop panjang yang dibentuk dengan cara membengkokkan kawat menjadi
dua bagian dan membentuk suatu loophole kemudian memasukkan
kedua ujung kawat ke interdental antara gigi yang akan distabilisasi.
Satu ujung kawat diputar dan dimasukkan ke bagian mesiolingual satu
gigi dan ujung kawat lainnya diputar dan dimasukkan ke bagian
distalingual gigi sebelahnya. Ujung kawat pertama kemudian
dimasukkan ke dalam loophole dan dilakukan pengencangan kawat
dengan cara menarik dan memutar wire holder. Kawat di bagian
lingual dipertahankan posisinya di bawah titik kontak/cingulum dengan
menggunakan lidah ular. .

3 Essig Merupakan teknik fiksasi untuk menstabilisasi fraktur menggunakan


kawat stainles steel yang terdiri atas dua bagian, kawat utama
dilingkarkan ke sekitar gigi geligi yang akan difiksasi dan kawat
sekundernya merupakan kawat yang dilingkarkan pada interdental
masing-masing gigi. Kawat sekunder kemudian dikencangkan dan
diputar untuk menguatkan fiksasi. Demikian selanjutnya hingga setiap
kawat sekunder selesai, dan terakhir dilakukan pengencangan dan
pemutaran pada kawat utama.

Modul SPKKT Simple Wiring


Modul SPKKT Simple Wiring

Anda mungkin juga menyukai