Pada garis besarnya ada dua macam sistem penanggalan. Yaitu yang
didasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari (dikenal dengan sistem
syamsiyah, solar sistem atau tahun surya) dan yang didasarkan pada peredaran
bulan mengelilingi bumi (dikenal dengan sistem qamariyah, lunar sistem, atau tahun
candra).1 Terdapat dalam surat al-Baqarah (2) ayat 185:
ش ِهد َ ِم ْنكُ ُم ِ ِۚ َت ِِّمنَ ْال ُه ٰدى َو ْالفُ ْرق
َ ان فَ َم ْن ِ َِّي ا ُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُ ْر ٰانُ هُدًى ِلِّلن
ٍ اس َوبَ ِِّي ٰن ْ ضانَ الَّذ َ ش ْه ُر َر َم َ
ُ ّٰللاُ بِكُ ُم ا ْليُس َْر َو ََل ي ُِر ْيد َ ع ٰلى
سفَ ٍر فَ ِعدَّة ِِّم ْن اَي ٍَّام اُخ ََر ۗ ي ُِر ْيد ُ ه َ ضا ا َ ْو
ً ص ْمهُ ۗ َو َم ْن َكانَ َم ِر ْي ُ َش ْه َر فَ ْلي
َّ ال
َع ٰلى َما َه ٰدىكُ ْم َولَعَلَّكُ ْم ت َ ْشكُ ُر ْون َ بِكُ ُم ْالعُس َْر ۖ َو ِلت ُ ْك ِملُوا ْال ِعدَّة َ َو ِلت ُ َكبِِّ ُروا ه
َ ّٰللا
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di
bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak
berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan
Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”
Melihat atau mengetahui kehadiran hilal atau bulan sabit pada bulan Ramadlan
adalah tanda kewajiban berpuasa, sebagaimana melihat atau mengetahui kehadiran
bulan sabit Syawal adalah tanda berakhirnya puasa Ramadlan. Hari kesembilan dari
kehadiran bulan Zulhijjah adalah hari wukuf di Arafah. Dan banyak kewajiban atau
anjuran agama yang dikaitkan dengan bulan. Ayat di atas mengandung pengertian
yang mudah dapat dipahami oleh orang-orang yang memiliki persepsi sederhana.
Makna yang lebih dalam akan dapat ditangkap oleh orang-orang yang memiliki
kebudayaan yang lebih maju. Akan tetapi, dengan semakin majunya kebudayaan,
yang mengakibatkan penentuan awal bulan qamariyah menggunakan sistem yang
lebih canggih, maka dikalangan ahli hukum Islam (fuqaha) timbul perbedaan
pendapat mengenai penentuan awal bulan. 2
1
Ahmad Thaha, Astronomi Dalam Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1983), 82
2
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan Dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), 405.
B. Macam-macam Metode Awal Bulan Qomariyah
Mengenai penetapan awal bulan qamariah terdapat beragam metode. Namun
secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam: 3
1. Metode rukyat
Yaitu dengan mengintai hilal pada hari ijtimak (hari ke-29 bulan berjalan), di
mana apabila pada sore itu hilal terlihat, maka keesokan harinya dinyatakan sebagai
bulan qamariah baru. Sebaliknya apabila tidak terlihat, maka keesokan harinya
dinyatakan sebagai hari ke-30 bulan berjalan dan bulan baru dimulai luasa.
Misalnya untuk Ramadan 1433 H, rukyat akan dilakukan pada sore hari ijtimak (29
Syakban). Ijtimak akan terjadi pada hari Kamis 19 Juli 2012 M pukul 11:25:24
WIB. Apabila pada sore Kamis besok hilal terlihat, maka keesokan harinya, yaitu
hari Jumat 20 Juli 2012 M dinyatakan anggal 1 Ramadan, dan apabila tidak terlihat,
maka hari Jumat 20 Juli 2012 M dinyatakan sebagai hari ke-30 Syakban, dan 1
Ramadan 1433 H jatuh lusa, yaitu hari Sabtu 21 juli 2012 M. Metode rukyat sendiri
banyak ragamnya. Ada yang hanya menerima rukyat yang terjadi dari daratan saja.
Ada yang menerima rukyat yang terjadi dari lautan juga di samping dari daratan.
Ada yang menerima rukyat dengan mata telanjang dan tidak menerima rukyat
dengan alat optik. Tetapi ada yang menerima rukyat dengan alat optik juga. Ada
pula rukyat dari pesawat dan bahkan rukyat dengan satelit.
2. Metode hisab
Yaitu cara menentukan awal bulan tidak dengan melihat hilal secara langsung,
melainkan dengan menggunakan kriteria-kriteria geometris tertentu. Apabila
kriteria tersebut telah terpenuhi padaq sore hari konjungsi, maka keesokan harinya
dinyatakan sebagai awal bulan baru, jika tidak maka keesokan hari itu dijnyatakan
hari ke-30 bulan berjalan dan bulan baru dimulai lusa.
C. Konversi Waktu Dan Interpolasi Data Matahari Dan Bulan Dalam Metode
Ephemeris
1. Julian Day
Adalah jumlah hari yang telah berlalu sejak hari Senin tanggal 1 Januari
4713 SM (dinamakan pula tahun -4712). JD sangat berguna karena memudahkan
3
Syamsul Anwar. METODE PENETAPAN AWAL BULAN QAMARIAH. Jurnal Analytica Islamica,
Vol. 1, No. 1, 2012: 32-56.
untuk menentukan jumlah hari antara dua kejadian dengan mengurangi jumlah hari
Juliannya.1 JD dihitung sejak pertengahan hari atau pukul 12:00:00 UT (Universal
Time) atau GMT.Tanggal-tanggal yang dinyatakan di dalam JD dan pecahan-
pecahannya menyatakan waktu yang telah berlalu dari sejak epok ini (1 Januari
4713 SM pukul 12:00:00 UT).3 Adapun algoritma untuk menghitung JD adalah
sebagai berikut.4 a. D, M, dan Y secara berturut-turut adalah tanggal, bulan, dan
tahun yang akan dihitung JDnya.
2. Julian Day Ephemeris (JDE)
JDE adalah JD yang sesuai dengan waktu yang diukur dalam skala
Terrestrial Dynamical Time (TDT/TT).6Di dalam TT/TDT, satu detik diartikan
sebagai durasi dari 9192631770 kali radiasi yang sesuai dengan transisi antara dua
tingkat hyperfine(tingkat energi terendah) dari keadaan dasar atom Cesium-133.7
Adapun persamaan menghitung JDE adalah: JDE = JD + ∆T : 86400
Di mana ∆T (dalam sekon) merupakan selisih antara TT dan UT yang nilainya
meningkat sekitar 0.5 hingga 1.0 sekon per tahun. ∆T dapat dihitung dengan
persamaan: ∆T = 102 + 102t + 25,3T (kuadrat).
3. Ekliptika
Merupakan lintasan yang ditempuh bumi dan planet-planet mengitari
Matahari yang berbentuk elips. Bidang lintasannya dinamakan bidang ekliptika.
Sama seperti koordinat ekuator, di dalam koordinat ekliptika, dikenal pula titik aries
(vernal equinox/Υ) yaitu titik perpotongan antara lingkaran ekuator dan ekliptika.
Di dalam koordinat ekliptika dikenal istilah lintang ekliptika atau lintang cakrawala
yaitu jarak sudut dari ekliptika ke bintang tertentu yang diwakili oleh β (beta). Nilai
β positif jika ke arah utara dan negatif ke arah selatan. Selain itu, dikenal pula istilah
garis bujur ekliptika atau panjang cakrawala yang diwakili oleh λ (baca: lamda)
yaitu panjang sudut yang diukur dari titik aries (vernal equinox) ke lingkaran bujur
ekliptika ke arah timur dari 0° sampai 360°. Sedangkan pengertian lingkaran bujur
ekliptika itu sendiri ialah lingkaran besar yang menghubungkan kutub utara
ekliptika (pada gambar di atas disombolkan dengan PE) dengan kutub selatan
ekliptika.
4. Jarak Bumi ke Matahari (R)
Hasil perhitungan berdasarkan teori VSOP87 berdasarkan persamaan term
sebelumnya (seperti menghitung L0,L1, L2, L3, L4, L5 dan B0, B1) diperoleh nilai-
nilai berikut. R0 = 101490322.395758 R1 = -79412.0477274119 R2 = -
2617.24837784414 R3 = 103.774768940043 R4 = 2.12296486168248
Dengan mensubstitusikan nilai-nilai di atas, diperolehR = 1,014889373 AU
5. True Obliquity
4
Reza Akbar. PERHITUNGAN DATA EPHEMERIS KOORDINAT MATAHARI MENGGUNAKAN
ALGORITMA JEAN MEEUS HIGHER ACCURACY DAN KETERKAITANNYA DENGAN PENGEMBANGAN
ILMU FALAK. Jurnal Ilmiah ISLAM FUTURA. Vol. 16. No. 2, 2017, 166-187.
Mencari Posisi dan Situasi Hilal Awal Bulan Syawal 1424 H., dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
5
Dedi Jamaludin. Penetapan Awal Bulan Kamariah dan Permasalahannya di Indonesia. AL-
MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN. 2018.