Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur - Temu 6
Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur - Temu 6
OLEH :
KELAS A15-A
KELOMPOK 5
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat- Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pemenuhan Kebutuhan
Istirahat Dan Tidur ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada bidang studi Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia . Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang metode Pemenuhan Kebutuhan Istirahat
Dan Tidur kepada pasien dengan baik dan benar bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Niken Ayu Merna
Sari, S.Kep.,M.Biomed selaku dosen Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia prodi S1
Ilmu Keperawatan Stikes Wiramedika Bali yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi
dalam pembuatan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................3
A. Tinjauan konsep Kebutuhan Dasar.................................................................................3
a. Konsep Dasar Istirahat Tidur.......................................................................................3
b. Fisiologi Tidur.............................................................................................................4
c. Ritme Sirkadian ..........................................................................................................4
d. Tahapan Tidur.............................................................................................................4
e. Siklus Tidur.................................................................................................................7
f. Fungsi Dan Tujuan Tidur.............................................................................................8
g. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Tidur...............................................8
h. Gangguan Tidur.........................................................................................................10
i. Kontrol Tidur.............................................................................................................11
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.............................................................................12
BAB III PENUTUP....................................................................................................................18
A. KESIMPULAN.............................................................................................................18
B. SARAN.........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istirahat dan tidur merupakan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Untuk
dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur
yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan
untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola
istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap
kesehatan. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu,
sehingga perawat perlu berupaya untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur klien. Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Orang yang sakit
sering kali memerlukan istirahat dan tidur lebih banyak dibandingkan biasanya.
Sering kali, orang yang lemah karena sakit menghabiskan sejumlah besar energi
untuk kembali sehat atau melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Akibatnya, orang tersebut mengalami keletihan yang meningkat dan sering
serta membutuhkan istirahat dan tidur tambahan. Istirahat memulihkan energi
seseorang, yang memungkinkan orang tersebut untuk menjalankan fungsi dengan
optimal. Apabila waktu istirahat seseorang berkurang, orang tersebut sering kali
mudah marah, depresi, dan lelah, serta memiliki control emosi yang buruk.
Menyediakan lingkungan yang tenang untuk klien merupakan fungsi penting
perawat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar
1. Konsep Dasar Istirahat Tidur
a. Definisi istirahat tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi
oleh semua orang. (Wahit & Nurul, 2008)
Istirahat dan tidur memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara
umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan
bebas dari perasaan gelisah. Dalam arti lain istirahat bukan berarti tidak melakukan
aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan
sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan pengertian tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri
dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun/hilang dan dapat
dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup (Guyton, dalam
buku Haswita, 2017).
Tabel 2.1. Pola Tidur Normal Berdasarkan Usia
Usia Tingkat Jumlah Kebutuhan Tahapan Tidur
Perkembangan Tidur
0-3 bulan Neonatus 14-18 jam/hari REM 50%
(minggu pertama
kelahiran)
1-18 bulan Bayi 12-14 jam/hari REM 20-30%
18 bulan – 3 tahun Anak 11-12 jam/hari REM 25%
3 tahun – 6 tahun Prasekolah 11jam/hari REM 20%
6 tahun – 12 tahun Sekolah 10 jam/hari REM 18.5%
12 tahun – 18 tahun Remaja 8,5 jam/hari REM 20%
18 tahun – 40 tahun Dewasa Muda 7-8 jam/hari REM 20-25%
40 tahun – 60 tahun Dewasa 7 jam/hari REM 20%
Pertengahan
60 tahun ke atas Usia Tua 6 jam/hari REM 20-25%
NREM IV menurun
kadang
Absen
4
b. Fisiologi Tidur
Siklus tidur terjadi secara alami dan dikontrol oleh pusat tidur yaitu medulla,
tepatnya di RAS (Recticular Activating System) dan BSR (Bulbar Synchronizing
Region). RAS terdiri dari neuron-neuron di medulla oblongata, pons dan midbrain.
Pusat ini terlibat dalam mempertahan status bangun dan mempermudah beberapa
tahap tidur.
Perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh terjadi selama tidur.
Ada dua teori tentang tidur :
Pasif : RAS di otak mengalami kelelahan sehingga menyebabkan tidak aktif.
Aktif : (Diterima sekarang) suatu bagian di otak yang menyebabkan tidur
dihambat oleh bagian lain.
RAS dan BSR adalah pikiran aktif kemudian menekan pusat otak secara
bergantian. RAS berhubungan dengan status jaga tubuh dan menerima sensory input
(pendengaran, penglihatan, penghidupan, nyeri dan perabaan). Rangsangan sensory
mempertahankan seseorang untuk bangun dan waspada. Selama tidur tubuh
menerima sedikit rangsangan dari korteks serebral (Haswita, dkk, 2017).
c. Ritme Sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada
manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor
lingkungan (mis: cahaya, kegelapan, gravitasi, dan stimulus elektromagnetik).
Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian yang melengkapi siklus
selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jangtung, tekanan darah, temperature
tubuh, sekresi hormone, metabolism, dan penampilan serta perasaan individu
bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh
yang sangat kompleks. Sinkornisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola
tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat
ritme fisiologisnya dan psikologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada
saat ritme tersebut paling rendah (Lilis, Taylor, Lemone, dalam buku Wahit, Nurul,
2007)
d. Tahapan Tidur
Tidur yang normal melibatkan 2 fase yaitu: Pergerakan mata yang tidak cepat
NREM (Non Rapid Eye Movement) dan pergerakan mata yang cepat REM (Rapid
Eye Movement). Selama NREM seseorang yang tidur mengalami kemajuan melalui
4 tahap yang memerlukan waktu kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan,
tidur tahapan REM merupakan fase pada akhir tiap siklus tidur 90 menit sebelum
tidur berakhir. Kondisi dari memori dan pemulihan psikologis terjadi pada waktu
ini, faktor yang berbeda dapat meningkatkan atau mengganggu tahapan siklus tidur
yang berbeda.
4
5
b) Tahap 2 NREM
a. Tahap 2 merupakan tidur ringan.
b. Kemajuan relaksasi otot, tanda vital dan metabolisme menurun dengan
jelas.
c. Untuk terbangun masih relative mudah.
d. Gelombang otak ditandai dengan “sleep spindles” dan gelombang
komplek.
e. Tahap berakhir 10 hingga 20 menit.
c) Tahap 3 NREM
a. Tahap 3 meliputi tahap awal tidur yang dalam, yang berlangsung selama
15 sampai 30 menit.
b. Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarak bergerak.
c. Otot-otot dalam keadaan santai penuh dan tanda-tanda vital menurun
tetapi tetap teratur.
d. Gelombang otak menjadi lebih teratur dan terdapat penambahan
gelombang delta yang lambat.
6
d) Tahap 4 NREM
a. Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam/nyenyak.
b. Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur.
c. Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan menghabiskan
porsi malam yang seimbang pada tahap ini.
d. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibandingkan selama jam
terjaga.
e. Ditandai dengan predominasi gelombang delta yang melambat.
Perubahan Fisiologis Selama Tidur NREM:
Tekanan darah arteri menurun
Denyut nadi menurun
Pembuluh darah tepi mengalami dilatasi
Curah jantung menurun
Otak rangka rileks
Laju metabolisme basal menurun 10% sampai 30%
Kadar hormone pertumbuhan mencapat puncak
Tekanan intracranial menurun. (Kozier, dkk, 2010)
NREM NREM
tahap 1 tahap II
NREM
tahap III
Tidur
REM
NREM
NREM tahap IV
tahap II
NREM
tahap III
6) Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
7) Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur.
Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur, karena adanya
triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian
sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur,
bahkan terkadang sulit untuk tidur.
8) Obat-obatan
Obat juga dapat mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
mempengaruhi proses tidur antara lain:
a) Diuretik : menyebabkan insomnia
b) Antidepresan : menyupresi REM
c) Kafein : meningkatkan saraf simpatis
d) Beta-bloker : menimbulkan insomnia
e) Narkotika : menyupresi REM (Haswita,
dkk,2017)
9) Gaya Hidup
Seorang yang kerjanya bergeser dan sering kali berganti jam kerja harus
mengatur aktivitas untuk siap tertidur di saat yang tepat. Olahraga sedang
biasanya kondusif untuk tidur, tetapi olahraga berlebihan dapat memperlambat
waktu tidur. Kemampuan seseorang untuk relaks sebelum istirahat adalah factor
terpenting yang mempengaruhi kemampuan untuk tertidur.
10) Diet
Penurunan berat badan telah dihubungkan dengan pengurangan waktu tidur
total serta tidur yang terputus dan bangun tidur lebih awal. Di sisi lain,
pertambahan berat badan tampak berhubungan dengan peningkatan total waktu
tidur, berkurangnya tidur yang terputus, dan bangun lebih lambat. L-triptofan
dalam makananmisalnya, dalam keju dan susu dapat mengindikasi tidur, sebuah
bukti yang mungkin dapat menjelaskan mengapa susu hangat membantu
sesorang untuk tidur. (Kozier, 2010)
10
B. DIAGNOSA.
Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gangguan pola istirhat tidur
diantaranya yaitu :
1) Gangguan pola tidur b/d kerusakan transfer oksigen, gangguan metabolisme,
kerusakan eliminasi, pengaruh obat, imobilisasi, nyeri pada kaki, takut
operasi, lingkungan yang mengganggu.
2) Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti nafas saat
tidur, (sleep apnea) dan ketidak mampuan mengawasi prilaku.
3) Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4) Gangguan ukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
5) Potensial cedera berhubungan dengan Semnambolisme.
6) Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.
C. INTERVENSI.
Tujuan :
Mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
Rencana Tindakan :
a. Lakukan identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b. Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu
tidur.
c. Tingkatkan aktivitas pada siang hari.
14
D. IMPLEMENTASI.
Tindakan keparawatan pada orang dewasa :
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
a. Bila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur di hubungkan dengan lingkungan
rumah sakit, maka :
1) Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas.
2) Berikan obat analgesik sesuai prosedur.
3) Berikan linngkungan yang suportif.
4) Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.
b. Bila faktor insomnia, maka :
1) Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur.
2) Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada waktu siang
dan sore hari.
3) Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.
4) Anjurkan pasien mennghindari kegiatan yang membangkitkan minat
sebelum tidur.
5) Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum
tidur.
c. Bila terjadi somnabulisme, maka :
1) Berikan rasa aman pada diri pasien.
2) Bekerjasama dengan diazepam dalam tindakan pengobatan..
3) Cegah timbulnya cidera.
d. Bila terjadi enuresa, maka :
1) Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
2) Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandungan kemih sebelum tidur.
3) Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh manusia
dimana istirahat merupakan keadaan tubuh yang rileks tanpa tekanan dan kecemasan
(ansietas) sedangkan tidur merupakan keadaan tidak sadar sebagaifungsi protektif tubuh
untuk melakukan perbaikan dan pemulihan jaringan setelah beraktivitas yang dapat
dibangunkan kembali.
Fisiologi tidur terdiri atas dua tahapan, yaitu tahap NREM merupakan tidur yang
dalam dan nyaman dan tahap REM yang merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur
paradoksial yang bersifat nyenyak sekali.
Kebutuhan istirahat tidur dan pola tidur setiap individu berbeda-beda yang sangat
dipengaruhi oleh umur individu atau orang tersebut.
Fungsi tidur adalah untuk memperbaiki, memulihkan dan menyeimbangkan kondisi
tubuh baik secara fisiologis, biologis ataupun psikologis sehingga kembali optimal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat dan tidur meliputi status
kesehatan,lingkungan, stress psikologis, diet/nutrisi, gaya hidup, obat- obatan,
danmotivasi.
Gangguan istirahat dan tidur meliputi insomnia, parasomnia,
hipersomnia,narkolepsi, apnea saat tidur, deprivasi tidur, enuresis, night terror, dan
mendengkur.
B. SARAN
Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu atau pasien dengan gangguan istirahat
dan tidur sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu,
perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan
tidur. Sehingga proses pemulihan pasien dapat berjalan dengan optimal.
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Remei, Riani.2019.”asuhan keperawatan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur”, URL;
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/352/3/15%20BAB%20II.pdf, Diakses pada 01
Oktober 2021 pukul 15.06
Danu Saputra Raharja.2012.”konsep kebutuhan tidur dan istirahat”, URL:
http://danumanyut.blogspot.com/2012/04/konsep-kebutuhan-tidur-dan-istirahat.html,
diakses pada 30 September 2021 pukul 18.00
Eka Kharisma Putri.2013.”kebutuhan dasar istirahat dan tidur”, URL:
http://kharismaputrii.blogspot.com/2013/07/kebutuhan-dasaristirahat-dan-tidur.html,
diakses pada 30 September 2021 17.50
lSurya Hakiki.2013.”kumpulan asuhan keperawatan”, URL:
http://kumpulanasuhankeperawatanlengkap.blogspot.com/2013/06/aske p-istirahat-
tidur.html, diakses pada 30 September 2021 07.00