Anda di halaman 1dari 24

PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

OLEH :
KELAS A15-A
KELOMPOK 5

1. NI KADEK GINA ANANDA PUTRI (213213301)


2. NI MADE MIRAH ADIANI (213213302)
3. NI PUTU RAHAYU PRATIWI (213213303)
4. NI PUTU CANTIKA ARYATI DEWI (213213305)
5. NI PUTU AYU MAWAR ARIASIH (213213306)
6. PANDE PUTU PURI MERTA DEWI (213213307)
7. NI KOMANG ASRI PUSPAYANI (213213308)
8. NI LUH DE YUNI SURYANTINI (213213309)
9. NI PUTU DIAN YUNITA DEWI (213213310)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat- Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pemenuhan Kebutuhan
Istirahat Dan Tidur ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada bidang studi Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia . Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang metode Pemenuhan Kebutuhan Istirahat
Dan Tidur kepada pasien dengan baik dan benar bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Niken Ayu Merna
Sari, S.Kep.,M.Biomed selaku dosen Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia prodi S1
Ilmu Keperawatan Stikes Wiramedika Bali yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi
dalam pembuatan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 29 September 2021

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................3
A. Tinjauan konsep Kebutuhan Dasar.................................................................................3
a. Konsep Dasar Istirahat Tidur.......................................................................................3
b. Fisiologi Tidur.............................................................................................................4
c. Ritme Sirkadian ..........................................................................................................4
d. Tahapan Tidur.............................................................................................................4
e. Siklus Tidur.................................................................................................................7
f. Fungsi Dan Tujuan Tidur.............................................................................................8
g. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Tidur...............................................8
h. Gangguan Tidur.........................................................................................................10
i. Kontrol Tidur.............................................................................................................11
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.............................................................................12
BAB III PENUTUP....................................................................................................................18
A. KESIMPULAN.............................................................................................................18
B. SARAN.........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................19
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Istirahat dan tidur merupakan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Untuk
dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur
yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan
untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola
istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap
kesehatan. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu,
sehingga perawat perlu berupaya untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur klien. Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Orang yang sakit
sering kali memerlukan istirahat dan tidur lebih banyak dibandingkan biasanya.
Sering kali, orang yang lemah karena sakit menghabiskan sejumlah besar energi
untuk kembali sehat atau melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Akibatnya, orang tersebut mengalami keletihan yang meningkat dan sering
serta membutuhkan istirahat dan tidur tambahan. Istirahat memulihkan energi
seseorang, yang memungkinkan orang tersebut untuk menjalankan fungsi dengan
optimal. Apabila waktu istirahat seseorang berkurang, orang tersebut sering kali
mudah marah, depresi, dan lelah, serta memiliki control emosi yang buruk.
Menyediakan lingkungan yang tenang untuk klien merupakan fungsi penting
perawat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian istirahat dan tidur?


2. Bagaimana fisiologi tidur?
3. Apa saja jenis jenis tidur?
4. Apa fungsi tidur?
5. Kebutuhan dan pola istirahat tidur?
6. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur?
7. Masalah kebutuhan tidur?
2

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian istirahat dan tidur


2. Untuk mengetahui fisiologi tidur
3. Untuk mengetahui jenis jenis tidur
4. Untuk mengetahui fungsi tidur
5. Untuk mengetahui kebutuhan dan pola istirahat tidur
6. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur
7. Untuk mengetahui masalah kebutuhan tidur
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar
1. Konsep Dasar Istirahat Tidur
a. Definisi istirahat tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi
oleh semua orang. (Wahit & Nurul, 2008)
Istirahat dan tidur memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara
umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan
bebas dari perasaan gelisah. Dalam arti lain istirahat bukan berarti tidak melakukan
aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan
sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan pengertian tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri
dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun/hilang dan dapat
dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup (Guyton, dalam
buku Haswita, 2017).
Tabel 2.1. Pola Tidur Normal Berdasarkan Usia
Usia Tingkat Jumlah Kebutuhan Tahapan Tidur
Perkembangan Tidur
0-3 bulan Neonatus 14-18 jam/hari REM 50%
(minggu pertama
kelahiran)
1-18 bulan Bayi 12-14 jam/hari REM 20-30%
18 bulan – 3 tahun Anak 11-12 jam/hari REM 25%
3 tahun – 6 tahun Prasekolah 11jam/hari REM 20%
6 tahun – 12 tahun Sekolah 10 jam/hari REM 18.5%
12 tahun – 18 tahun Remaja 8,5 jam/hari REM 20%
18 tahun – 40 tahun Dewasa Muda 7-8 jam/hari REM 20-25%
40 tahun – 60 tahun Dewasa 7 jam/hari REM 20%
Pertengahan
60 tahun ke atas Usia Tua 6 jam/hari REM 20-25%
NREM IV menurun
kadang
Absen
4

b. Fisiologi Tidur
Siklus tidur terjadi secara alami dan dikontrol oleh pusat tidur yaitu medulla,
tepatnya di RAS (Recticular Activating System) dan BSR (Bulbar Synchronizing
Region). RAS terdiri dari neuron-neuron di medulla oblongata, pons dan midbrain.
Pusat ini terlibat dalam mempertahan status bangun dan mempermudah beberapa
tahap tidur.
Perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh terjadi selama tidur.
Ada dua teori tentang tidur :
 Pasif : RAS di otak mengalami kelelahan sehingga menyebabkan tidak aktif.
 Aktif : (Diterima sekarang) suatu bagian di otak yang menyebabkan tidur
dihambat oleh bagian lain.
RAS dan BSR adalah pikiran aktif kemudian menekan pusat otak secara
bergantian. RAS berhubungan dengan status jaga tubuh dan menerima sensory input
(pendengaran, penglihatan, penghidupan, nyeri dan perabaan). Rangsangan sensory
mempertahankan seseorang untuk bangun dan waspada. Selama tidur tubuh
menerima sedikit rangsangan dari korteks serebral (Haswita, dkk, 2017).
c. Ritme Sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada
manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor
lingkungan (mis: cahaya, kegelapan, gravitasi, dan stimulus elektromagnetik).
Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian yang melengkapi siklus
selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jangtung, tekanan darah, temperature
tubuh, sekresi hormone, metabolism, dan penampilan serta perasaan individu
bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh
yang sangat kompleks. Sinkornisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola
tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat
ritme fisiologisnya dan psikologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada
saat ritme tersebut paling rendah (Lilis, Taylor, Lemone, dalam buku Wahit, Nurul,
2007)
d. Tahapan Tidur
Tidur yang normal melibatkan 2 fase yaitu: Pergerakan mata yang tidak cepat
NREM (Non Rapid Eye Movement) dan pergerakan mata yang cepat REM (Rapid
Eye Movement). Selama NREM seseorang yang tidur mengalami kemajuan melalui
4 tahap yang memerlukan waktu kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan,
tidur tahapan REM merupakan fase pada akhir tiap siklus tidur 90 menit sebelum
tidur berakhir. Kondisi dari memori dan pemulihan psikologis terjadi pada waktu
ini, faktor yang berbeda dapat meningkatkan atau mengganggu tahapan siklus tidur
yang berbeda.
4
5

1) Tahapan tidur NREM


Tidur NREM ditandai dengan berkurangnya mimpi, tekanan darah turun,
kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun dan gerakan mata lambat. Masa
NREM ini dibagi menjadi 4 tahap yang memerlukan waktu 90 menit siklus tidur
dan masing-masing tahap ditandai dengan pola gelombang otak.
a) Tahap 1 NREM
a. Tahap meliputi tingkat paling dangkal dan tidur.
b. Tahap berlangsung selama 5 menit, yang membuat orang beralih dari
tahap sadar menjadi tidur.
c. Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara
bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme.
d. Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suara.
e. Ketika terbangun, seseorang merasa telah melamun.

b) Tahap 2 NREM
a. Tahap 2 merupakan tidur ringan.
b. Kemajuan relaksasi otot, tanda vital dan metabolisme menurun dengan
jelas.
c. Untuk terbangun masih relative mudah.
d. Gelombang otak ditandai dengan “sleep spindles” dan gelombang
komplek.
e. Tahap berakhir 10 hingga 20 menit.

c) Tahap 3 NREM
a. Tahap 3 meliputi tahap awal tidur yang dalam, yang berlangsung selama
15 sampai 30 menit.
b. Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarak bergerak.
c. Otot-otot dalam keadaan santai penuh dan tanda-tanda vital menurun
tetapi tetap teratur.
d. Gelombang otak menjadi lebih teratur dan terdapat penambahan
gelombang delta yang lambat.
6

d) Tahap 4 NREM
a. Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam/nyenyak.
b. Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur.
c. Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan menghabiskan
porsi malam yang seimbang pada tahap ini.
d. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibandingkan selama jam
terjaga.
e. Ditandai dengan predominasi gelombang delta yang melambat.
 Perubahan Fisiologis Selama Tidur NREM:
 Tekanan darah arteri menurun
 Denyut nadi menurun
 Pembuluh darah tepi mengalami dilatasi
 Curah jantung menurun
 Otak rangka rileks
 Laju metabolisme basal menurun 10% sampai 30%
 Kadar hormone pertumbuhan mencapat puncak
 Tekanan intracranial menurun. (Kozier, dkk, 2010)

2) Tahap Tidur REM


Tidur tipe ini disebut “paradoksikal” karena hal ini bersifat “paradoks”,
yaitu seseorang dapat tetap tidur walaupun aktivitas otaknya nyata. Ringkasnya,
tidur REM merupakan pola/tipe tidur dimana otak benar-benar dalam keadaan
aktif. Namun, aktivitas otak tidak disalurkan kearah yang sesuai agar orang itu
tanggap penuh terhadap keadaan sekelilingnya kemudian terbangun. Tidur ini
dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit, rata-rata
timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit, akan tetapi
apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis
tidur ini tidak ada.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
a) Biasanya disertai dengan mimpi aktif.
b) Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak gelombang lambat.
c) Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat
proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.
7

d) Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak tertidur.


e) Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.
f) Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat dan metabolisme
meningkat.
g) Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam
belajar, memori dan adaptasi (Haswita, dkk, 2017).
e. Siklus Tidur
Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur yang
komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya melalui
empat hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai dari tahap
NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III berlangsung selama 30
menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama kurang lebih 20 menit. Setelah itu,
individu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap I REM muncul
sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit (Wahit, dkk, 2010).

NREM NREM
tahap 1 tahap II
NREM
tahap III
Tidur
REM

NREM
NREM tahap IV
tahap II

NREM
tahap III

Gambar 2.1 : Siklus Tidur Normal (Haswita, dkk, 2017)


8

f. Fungsi Dan Tujuan Tidur


Fungsi tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini bahwa tidur dapat
digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi
stress pada paru, kardiovaskuler, endokrin dan lain-lain. Energi disimpan selama
tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi selular yang penting. Secara
umum terdapat dua efek fisiologis dari tidur, yang pertama, efek dari system saraf
yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara
berbagai susunan saraf dan yang kedua yaitu pada efek struktur tubuh dengan
memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur terjadi
penurunan. (Haswita, dkk, 2017)
g. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Tidur
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas dapat
menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah
istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya
adalah:
1) Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang
mengharuskan untuk istirahat dan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan
infeksi (infeksi limpa) akan membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk
mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien kurang
tidur,bahkan tidak bias tidur.
2) Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat
terjadinya proses tidur.
3) Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan tetap
bangun dan waspada menahan kantuk.
4) Latihan dan Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas tinggi memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga
keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Maka orang tersebut akan lebih
cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya (NREM)
diperpendek.
5) Stress Psikologis
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
mengganggu tidurnya.
9

6) Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
7) Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur.
Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur, karena adanya
triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian
sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur,
bahkan terkadang sulit untuk tidur.
8) Obat-obatan
Obat juga dapat mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
mempengaruhi proses tidur antara lain:
a) Diuretik : menyebabkan insomnia
b) Antidepresan : menyupresi REM
c) Kafein : meningkatkan saraf simpatis
d) Beta-bloker : menimbulkan insomnia
e) Narkotika : menyupresi REM (Haswita,
dkk,2017)

9) Gaya Hidup
Seorang yang kerjanya bergeser dan sering kali berganti jam kerja harus
mengatur aktivitas untuk siap tertidur di saat yang tepat. Olahraga sedang
biasanya kondusif untuk tidur, tetapi olahraga berlebihan dapat memperlambat
waktu tidur. Kemampuan seseorang untuk relaks sebelum istirahat adalah factor
terpenting yang mempengaruhi kemampuan untuk tertidur.
10) Diet
Penurunan berat badan telah dihubungkan dengan pengurangan waktu tidur
total serta tidur yang terputus dan bangun tidur lebih awal. Di sisi lain,
pertambahan berat badan tampak berhubungan dengan peningkatan total waktu
tidur, berkurangnya tidur yang terputus, dan bangun lebih lambat. L-triptofan
dalam makananmisalnya, dalam keju dan susu dapat mengindikasi tidur, sebuah
bukti yang mungkin dapat menjelaskan mengapa susu hangat membantu
sesorang untuk tidur. (Kozier, 2010)
10

h. Gangguan Tidur Yang Umumnya Terjadi


1) Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memebuhi kebutuhan tidur, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu
dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental
seperti perasaan gundah atau gelisah. Ada tiga jenis insomnia:
a) Insomnia inisial. Kesulitan untuk memulai tidur
b) Insomnia intermiten. Kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga.
c) Insomnia terminal. Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain
dengan mengembangkan pola tiduristirahat yang efektif melalui olahraga
rutin, menghindari rangsangan tidur di sore hari, melakukan relaksasi
sebelum tidur (mis: membaca, mendengarkan music), dan tidur jika benar-
benar mengantuk.
2) Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur. Gangguan ini umumnya terjadi pada anak-anak. Beberapa
turunan parasomnia anatara lain sering terjaga (mis: tidur berjalan, night terror),
gangguan transisi banguntidur (mis: mengigau), parasomnia yang terkait dengan
tidur REM (mis: mimpi buruk), dan lainnya (mis: bruksisme).
3) Hypersomnia
Hypersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan utama
pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu,
seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena
gangguan metabolisme (mis: hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu,
hypersomnia dapat digunakan sebagai mekanisme koping untuk menghindari
tanggung jawab pada siang hari.
4) Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombnag kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara
tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur”
atau sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan
genetic system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendalinya periode tidur
REM. Alternative pencegahannya adalah dengan obat-obatan, seperti
amfetamin atau metilpenidase hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti
imipramine hidroklorida.
11

5) Apnea Saat Tidur


Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya napas secara
periodic pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok
dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia, mengantuk berlebihan
pada siang hari, sakit kepala di pagi hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan
psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung. (Haswita, dkk, 2017)
i. Kontrol Tidur
Kontrol tidur adalah pengawasan, pemeriksaan, pengendalian suatu keadaan
tidak sadarkan diri dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan
menurun/hilang dan dapat dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang
cukup. Kebanyakan dewasa muda tidur malam hari rata-rata 6-8 jam, tetapi hal ini
berfariasi. Akan tetapi, adalah hal umum yang mengganggu kebutuhan tidur seperti
stress pekerjaan, aktivitas yang mengarah pada insomnia, penyakit fisik tertentu.
(Universitas Sumatera Utara PDF. 2016. Diakses di: repositoryusu.ac.id. Pada tanggal
11 Mei 2019)
Teknik kognitif-behavioral menekankan pada jangka pendek dan berfokus pada
penurunan langsung fisiologis yang timbul, memodifikasi kebiasaan tidur yang
maladaptive dan menggunakan pemikiran yang disfungsional. Terapi kognitif-
behavioral biasanya menggunakan kombinasi dari berbagai teknik, termasuk kontrol
stimulus, pemantapan siklus tidur-bangun yang teratur, latihan relaksasi. Dibawah
control normal, kita belajar untuk mengasosiasikan stimulus yang menghubungkan
berbaring ditempat tidur dengan tidur sehingga pemaparan terhadap stimulus ini
dapat meningkatkan perasaan ngantuk. Teknik kontrol stimulasi bertujuan untuk
memperkuat hubungan antara tempat tidur dan tidur dengan sebisa mungkin
membatasi aktivitas. Berikut adalah cara kontrol pola tidur menjadi normal:
1. Buatlah rutinitas tidur
Mungkin akan kesulitan untuk mengatur siklus tidur saat malam hari dengan
tertidur pada jam yang sama. Namun, bisa berusaha menjaga siklus terjaga
dengan bangun tidur pada jam yang sama di pagi hari.
2. Ciptakan lingkungan ruang tidur yang nyaman
3. Minum obat dan terapi
Orang-orang penderita sakit kronis sudah harus minum banyak obat untuk
untuk mengontrol rasa sakit mereka. Sehingga mereka tidak ingin
mengkonsumsi obat lebih untuk mendapatkan tidur yang baik.
4. Berhenti memikirkan hal yang negative terhadap penyakit menghabiskan
waktu memikirkan rasa sakit dapat membawa pikiran-pikiran negative lain
yang mempengaruhi tidur.
(Diakses di: https://hellosehat.com Pada tanggal 11 Mei 2019)
12

B. Konsep Dasar Asuhan Keperwatan


Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami,
perubahan jumlah/kualitas pola tidur dan istirahat sehubungan dengan keadaan biologis
atau kebutuhan emosi.
A.    PENGKAJIAN.
1.      Riwayat tidur.
a.       kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari.
b.      Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya.
c.       Kebiasaan/pun saat tidur.
d.      Lingkungan tidur.
e.       Dengan siapa paien tidur.
f.       Obat yang di konsumsi sebelum tidur.
g.      Asupan dan stimulan.
h.      Perasaan pasien mengenai tidurnya.
i.        Apakah ada kesulitan tidur.
j.        Apakah ada perubahan tidur.
2.      Gejala Klinis.
a.       Perasaan Lelah.
b.      Gelisah.
c.       Emosi.
d.      Apetis.
e.       Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak.
f.       Konjungtin merah dan mata perih.
g.      Perhatian tidak fokus.
h.      Sakit kepala.
13

3.      Penyimpangan Tidur.


Seperti telah dijelaskan pada bab oembahasan di atas, gangguan tidur yang
mungkin terjadi adalah :
a.       Insomnia.
b.      Somnabulisme.
c.       Enuresis.
d.      Narkolepsi.
e.       Nightmare dan Night Terrors (mimpi buruk).
f.       Apnea / tidak bernapas dan Mendengkur.

B.     DIAGNOSA.
Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gangguan pola istirhat tidur
diantaranya yaitu :
1) Gangguan pola tidur b/d kerusakan transfer oksigen, gangguan metabolisme,
kerusakan eliminasi, pengaruh obat, imobilisasi, nyeri pada kaki, takut
operasi, lingkungan yang mengganggu.
2) Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti nafas saat
tidur, (sleep apnea) dan ketidak mampuan mengawasi prilaku.
3) Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4) Gangguan ukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
5) Potensial cedera berhubungan dengan Semnambolisme.
6) Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.

C.     INTERVENSI.

 Tujuan :
Mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
 Rencana Tindakan :
a. Lakukan identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b. Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu
tidur.
c. Tingkatkan aktivitas pada siang hari.
14

d. Coba untuk memicu tidur.


e. Kurangi potensial cedera selama tidur
f. Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.

D.    IMPLEMENTASI.
Tindakan keparawatan pada orang dewasa :
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
a. Bila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur di hubungkan dengan lingkungan
rumah sakit, maka :
1)      Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas.
2)      Berikan obat analgesik sesuai prosedur.
3)      Berikan linngkungan yang suportif.
4)      Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.
b. Bila faktor insomnia, maka :
1)      Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur.
2)      Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada waktu siang
dan sore hari.
3)      Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.
4)      Anjurkan pasien mennghindari kegiatan yang membangkitkan minat
sebelum tidur.
5)      Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum
tidur.
c. Bila terjadi somnabulisme, maka :
1)      Berikan rasa aman pada diri pasien.
2)      Bekerjasama dengan diazepam dalam tindakan pengobatan..
3)      Cegah timbulnya cidera.
d. Bila terjadi enuresa, maka :
1)      Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
2)      Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandungan kemih sebelum tidur.
3)      Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.
15

e. Bila terjadi Narkolepsi, maka :


1)      Berikan obat kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat hidroklorida
(ritalin) untuk mengendalikan narkolepsi.
2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu tidur.
a.       Tutup pintu kamar pasien .
b.      Pasang kelambu/garden tempat tidur.
c.       Matikan pesawat telapon.
d.      Bunyikan musik yang lembut.
e.       Redupkan atau matikan lampu.
f.       Kurangi jumlah stimulus.
g.      Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok.
3. Meningkatkan aktivitas pada siang hari.
a.       Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien.
b.      Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari.
4. Membuat Pasien untuk memicu tidur.
a.       Anjurkan pasien mandi sebelum tidur.
b.      Anjurkan pasien minum susu hangat.
c.       Anjurkan pasien membaca buku.
d.      Anjurkan pasien menonton televisi.
e.       Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur.
f.       Anjurkan pasien embersihkan muka sebelum tidur.
g.      Anjurkan pasien membersuihkan tempat tidur.
5. Mengurangi potensial cedera sebelum tidur.
a.       Gunakan cahaya lampu malam.
b.      Posisikan tempat tidur yang rendah.
c.       Letakkan bel dekat pasien.
d.      Ajarkan pasien untuk meminta bantuan.
e.       Gantungkan selang drainase di tempat tidur dan cara memindahkannya
bila pasien memekainnya.
16

6. Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan.


a.       Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah.
b.      Ajarkan pentingkan latihan reguler ± ½ jam.
c.       Penerangan tentang efek samping obat hipnotik.
d.      Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.
Tindakan Keperawatan Pada Anak :

1.      Masa Neonatus dan bayi.


a.       Beri sprei kering dan tebal untuk menutupi perlak.
b.      Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.
c.       Atur suhu ruangan menjadi 18˚-21˚C pada malam dan 15,5˚-18˚C pada siang.
d.      Berikan cahaya lampu yang lembut.
e.       Yakinkan bayi merasa nyaman dan kering.
f.       Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.
2.      Masa Anak.
a.       Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
b.      Tempel jadwal tidur
c.       Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
d.      Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.
3.      Masa Sebelum Sekolah.
a.       Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
b.      Tempel jadwal tidur.
c.       Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
d.      Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.
e.       Sering perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur.
f.       Berikan rasa aman dan nyaman.
g.      Nyalakan lampu agak terang.
4.      Masa Sekolah.
a.       Mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena umumnya banyak
beraktivitas.
17

5.      Masa Remaja.


a.       Usia ini sering memrlukan waktu sebelum tidur cukup lama untuk berias
dan membersihkan diri
6.      Masa Dewasa (Muda, Paruah Baya, dan Tua).
a.       Bantu melepaskan ketegangan sebelum tidur.
·         Berikan hiburan.
·         Kurangi rasa nyeri.
·         Bersihkan tempat tidur.
b.      Membuat lingkungan menjadi aman serta dekat dengan perawat.
·         Berikan selimut sehingga tidak kedinginan.
·         Anjurkan pasien latihan relaksasi.
·         Berikan makan ringan atau susu hangnt sebelum tidur.
·         Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
·         Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.
E.     EVALUASI.
1. Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur
dengan meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
2. Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan meminta
klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
3. Klien melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4 minggu
dengan mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien terjaga.
4. Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa sekolah
10 jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.
18

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh manusia
dimana istirahat merupakan keadaan tubuh yang rileks tanpa tekanan dan kecemasan
(ansietas) sedangkan tidur merupakan keadaan tidak sadar sebagaifungsi protektif tubuh
untuk melakukan perbaikan dan pemulihan jaringan setelah beraktivitas yang dapat
dibangunkan kembali.
Fisiologi tidur terdiri atas dua tahapan, yaitu tahap NREM merupakan tidur yang
dalam dan nyaman dan tahap REM yang merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur
paradoksial yang bersifat nyenyak sekali.
Kebutuhan istirahat tidur dan pola tidur setiap individu berbeda-beda yang sangat
dipengaruhi oleh umur individu atau orang tersebut.
Fungsi tidur adalah untuk memperbaiki, memulihkan dan menyeimbangkan kondisi
tubuh baik secara fisiologis, biologis ataupun psikologis sehingga kembali optimal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat dan tidur meliputi status
kesehatan,lingkungan, stress psikologis, diet/nutrisi, gaya hidup, obat- obatan,
danmotivasi.
Gangguan istirahat dan tidur meliputi insomnia, parasomnia,
hipersomnia,narkolepsi, apnea saat tidur, deprivasi tidur, enuresis, night terror, dan
mendengkur.

B. SARAN
Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu atau pasien dengan gangguan istirahat
dan tidur sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu,
perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan
tidur. Sehingga proses pemulihan pasien dapat berjalan dengan optimal.
18
19

DAFTAR PUSTAKA
Remei, Riani.2019.”asuhan keperawatan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur”, URL;
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/352/3/15%20BAB%20II.pdf, Diakses pada 01
Oktober 2021 pukul 15.06
Danu Saputra Raharja.2012.”konsep kebutuhan tidur dan istirahat”, URL:
http://danumanyut.blogspot.com/2012/04/konsep-kebutuhan-tidur-dan-istirahat.html,
diakses pada 30 September 2021 pukul 18.00
Eka Kharisma Putri.2013.”kebutuhan dasar istirahat dan tidur”, URL:
http://kharismaputrii.blogspot.com/2013/07/kebutuhan-dasaristirahat-dan-tidur.html,
diakses pada 30 September 2021 17.50
lSurya Hakiki.2013.”kumpulan asuhan keperawatan”, URL:
http://kumpulanasuhankeperawatanlengkap.blogspot.com/2013/06/aske p-istirahat-
tidur.html, diakses pada 30 September 2021 07.00

Anda mungkin juga menyukai