Anda di halaman 1dari 43

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN

DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II CILACAP


LAPORAN

Diajukan untuk memenuhi Tugas Praktik Belajar Lapangan Semester VII

Disusun Oleh :
Ajeng Putri Melania Riyadi Saleh P17333118438

Annisa Yuniarti Abiyusa P17333118434

Azzahra Nur Rahmawati P17333118433

Rahma Izzatul Fitri P17333118439

Riza Restu Mahendra P17333118436

Usi Amelya Rosanthi P17333118435

PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
CIMAHI
2021

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN
DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II CILACAP

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Praktik Belajar Lapangan di
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Cilacap yang dilaksanakan mulai tanggal 1
November 2021 hingga 14 November 2021 telah disetujui.

Cilacap, xx November 2021

Mengetahui,

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Pembimbing Lahan


Kelas II Cilacap

Sulistyono, SKM., M.Kes Triana xx


NIP.XXXXXXXX

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN DI KANTOR KESEHATAN
PELABUHAN KELAS II CILACAP

Disusun Oleh :

Ajeng Putri Melania Riyadi Saleh P17333118438

Annisa Yuniarti Abiyusa P17333118434

Azzahra Nur Rahmawati P17333118433

Rahma Izzatul Fitri P17333118439

Riza Restu Mahendra P17333118436

Usi Amelya Rosanthi P17333118435

Telah diuji :
Cimahi, Xx Desember 2021

PENGUJI 1 PENGUJI II

Ujang Nurjaman Kahar


NIP. NIP.

Telah disahkan :
Cimahi, xx Desember 2021
Ketua Jurusan Ketua Program Sarjana Terapan
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Jurusan Kesehatan Lingkungan
Kemenkes Bandung Poltekkes Kemenkes Bandung

Teguh Budi Prijanto, SKM., M.Kes Yosephina Ardiani S, SKM., M.Kes


NIP.196503201986031001 NIP.196509111988032001

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek
Belajar Lapangan ini.

Praktek Belajar Lapangan merupakan salah satu praktek pembelajaran yang harus
ditempuh di Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Kesehatan Lingkungan Program Studi
Sarjana Terapan Sanitasi Lingkungan. Laporan Praktek Belajar ini disusun sebagai pelengkap
Praktek yang telah dilaksanakan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap.

Dengan selesainya laporan Praktek Belajar Lapangan ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penyusun. Untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen Pembimbing
2. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap
3. Karyawan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap

Semoga dengan adanya Laporan ini bisa memberikan banyak manfaat tak hanya untuk
penyusun, namun untuk Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap dan Institusi yang
terkait serta masyarakat yang turut berpartisipasi dalam kegiatan Praktik Belajar Lapangan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penyusun.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.

Cimahi, November 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan


permukiman (Notoatmojo, 2003) dijelaskan bahwa rumah adalah bangunan yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian atau sarana pembinaan keluarga. Rumah
tidak hanya dilihat sebagai tempat tinggal atau hunian semata, namun makna dan fungsi
rumah mempunyai arti yang luas, yaitu sebagai perumahan yang sehat dalam suatu
lingkungan yang tertata dengan baik. Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi syarat
fisiologis, psikologis, pencegahan penyakit dan pencegahan kecelakaan.
Permukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika pembangunan
perumahan sesuai standar yang berlaku, salah satunya dengan menerapkan persyaratan rumah
sehat. Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan

manusia. Menurut Bappenas (2012) sebanyak 40% penduduk dunia tidak memiliki akses
pada layanan sanitasi dasar, sementara itu sebanyak 43% penduduk Indonesia tidak
memiliki infrastruktur sanitasi memadai. Cakupan layanan sanitasi Indonesia di ASEAN
masih berada pada urutan ke-7, di bawah Vietnam dan Myanmar.
Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah tertentu
dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau bahkan antar negara.
Kegiatan di pelabuhan diantaranya menerima kapal dan memindahkan barang kargo
maupun penumpang kedalamnya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan melakukan identifikasi dan analisis
penyakit berbasis lingkungan berkaitan dengan sanitasi permukiman di wilayah
Pelabuhan Tanjung Intan melalui pengawasan yang dilakukan KKP Kelas II Cilacap.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasaran Uraian diatas, maka rumusan masalah dalam Laporan ini adalah
“Bagaimana Sanitasi Permukiman di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
II Cilacap?”

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui mengenai Sanitasi Permukiman di Wilayah Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mengetahui Penyakit Berbasis Lingkungan terbanyak di Wilayah
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap.
2. Mahasiswa mengetahui dan melaksanakan survei mengenai Penyakit Berbasis
Lingkungan terbanyak di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Cilacap.
3. Mahasiswa mengetahui dan melaksanakan pengambilan dan pemeriksaan
sampel lingkungan fisik permukiman di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Cilacap.
4. Mahasiswa mengetahui dan melaksanakan pengukuran sanitasi permukiman di
Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap.
5. Mahasiswa mengetahui dan melaksanakan pemberdayaan masyarakat
mengenai Penyakit Berbasis Lingkungan di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Cilacap.
1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap


Memberikan gambaran dan sebagai bahan Evaluasi pelaksanaan program Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap

1.4.2 Bagi Institusi


Dapat menjadi bahan referensi untuk Pengembangan Pendidikan di jurusan Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

1.4.3 Bagi Mahasiswa


Dapat mengimplementasikan ilmu secara langsung di lingkungan Pelabuhan dan
mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk terjun langsung di lapangan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit

2.1.1 Penyakit menular


2.1.2 Penyakit tidak menular
2.2 Covid-19

2.2.1 Pengertian
2.2.2 Pencegahan
2.2.3 Pengendalian
Berdasarkan data (Kemenkes RI, 2020) dalam upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi Covid-19 Menteri Kesehatan memberikan pedoman khususnya
bagi fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan, diatur dalam kebijakan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang pedoman
pencegahan dan pengendalian Covid-19 (revisi V). Pedoman berbasis bukti terbaru
mengenai penanganan Covid-19 ini sangat diperlukan untuk memandu tenaga
kesehatan melalui pandemi Covid-19 yang terus berkembang. Tingkat risiko
terjadinya pajanan infeksi Covid-19 dapat diminimalisir dan dicegah atau
diputuskan rantai penularannya dengan menerapkan dan melakukan upaya
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Didalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Covid-19 terdapat Pencegahan dan Pengedalian Infeksi yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut;

Penularan
Tidak ada kasus Kasus sporadik Kasus klaster
komunitas
Melatih/refreshment Melatih/refreshment Melatih/refreshment Memberikan
staf mengenai PPI staf staf mengenai PPI refreshment
dan pengelolaan mengenai PPI dan dan pengelolaan kepada staf
klinis, khususnya pengelolaan pasien COVID-19 mengenai PPI
untuk COVID-19 pasien COVID-19 dan pengelolaan
pasien COVID-
19
Melaksanakan Melaksanakan Melaksanakan Memperkuat
strategi PPI untuk strategi PPI untuk strategi PPI untuk strategi PPI untuk
mencegah penularan mencegah penularan mencegah penularan mencegah
di fasyankes di fasyankes di fasyankes penularan di
fasyankes
Penggunaan APD Penggunaan APD Penggunaan APD 3. Penggunaan
yang sesuai oleh yang sesuai oleh yang sesuai oleh APD yang sesuai
petugas yang petugas yang petugas yang oleh
merawat pasien merawat pasien merawat pasien petugas yang
COVID-1 COVID-19 COVID-19 merawat pasien
COVID-19
Mempersiapkan Mempersiapkan Mempersiapkan Implementasi
lonjakan kebutuhan lonjakan Kebutuhan lonjakan kebutuhan rencana lonjakan
fasyankes termasuk fasyankes, termasuk fasyankes, termasuk fasyankes
dukungan APD, dukungan APD, dukungan APD,
ruangan isolasi, ruangan isolasi, ruangan isolasi,
rawat intensif dan rawat intensif dan rawat intensif dan
alat bantu alat bantu alat bantu
pernafasan di RS pernafasan di RS pernafasan di RS
serta dukungan serta dukungan serta dukungan
kesehatan jiwa dan kesehatan jiwa dan kesehatan jiwa dan
psikososial untuk psikososial untuk psikososial untuk
tenaga kesehatan tenaga kesehatan tenaga kesehatan
Reviu lonjakan Reviu lonjakan Mengadvokasi Imlpementasi
lonjakan kebutuhan kebutuhan perawatan dirumah rencana lonjakan
fasyankes termasuk fasyankes termasuk bagi kasus ringan fasyankes,
alat bantu alat bantu apabila sistem termasuk
pernapasan, dan pernapasan dan pelayanan kesehatan dukungan APD,
persediaan APD persediaan APD sudah melebihi ruangan isolasi,
kapasitas rawat intensif dan
alat
bantu pernafasan
di RS serta
dukungan
kesehatan jiwa
dan
psikososial untuk
tenaga kesehatan
Mengadvokasi
perawatan di
rumah bagi kasus
ringan apabila
sistem pelayanan
kesehatan sudah
melebihi
kapasitas
Kepmenkes No. 413 Tahun 2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Covid-19
Selain itu, pengendalian pada Penyakit Covid-19 yang dapat dilakukan oleh masyarakat
adalah Menjaga kebersihan hygiene sanitasi, mengurangi kontak dengan orang lain dan
makan makanan yang bergizi.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Pelaksanaan


Kegiatan Praktek Belajar Lapangan yang dilakukan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Cilacap berlangsung selama 2 minggu terhitung dari tanggal 1 November 2021
hingga 14 November 2021

3.2 Populasi
Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah dan waktu dengan
kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti atau juga Populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono,2016:135). Dalam hal ini, populasi pada pengamatan Penyakit
berbasis lingkungan X adalah masyarakat RT.X Kelurahan X Kecamatan X Cilacap.

3.3 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Pengukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya
sampel yang diambil dalam melaksanakan penelitian suatu objek. Untuk menentukan
besarnya sampel bisa dilakukan dengan statistik atau berdasarkan estimasi penelitian.
Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel
yang benarbenar dapat berfungsi atau dapat menggambarkan keadaaan populasi yang
sebenarnya, dengan istilah lain harus representatif (mewakili) (Sugiyono 2016:81).
Dengan adanya penjelasan diatas, maka sampel dalam penelitian ini adalah X

3.4 Teknik Pengambilan Sampel


Menurut Sugiyono (2016:81) ada 2 teknik sampling yang dapat digunakan dalam
sebuah penelitian yaitu;
1. Probability Sampling Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (Anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling,
proportionate stratifed random sampling, disproportionate stratifies random
sampling, sampling area (cluser).
2. Non Probability Sampling Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi,
sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Non Probability
Sampling dengan teknik pengambilan sampel sumber data Incidental Sampling. Menurut
Sugiyono (2016:81) Incidental Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara
mengambil sampel secara kebetulan atau incidental dan dijadikan sebagai sampel.

3.5 Besar Sampel


Besar sampel didapatkan saat petugas melakukan observasi lapangan yang dilakukan
di RW.10 RT.02 Cilacap Selatan sebesar 16 orang.

3.6 Cara Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu dengan
melakukan Pengukuran dan wawancara kepada masyarakat RT.02 RW.10 Cilacap
Selatan yang dijadikan sebagai sampel pada penelitian ini.
3.7 Alat Pengumpul Data
Pengukuran
1. Meteran
Wawancara
1. Instrumen Pengumpul Data
2. Buku dan Alat Tulis
3. Handphone

3.8 Tenaga Pengumpul Data


Dalam kegiatan Praktek Belajar Lapangan yang dilaksanakan di Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Cilacap pada tahun 2021, pengumpulan data dilakukan oleh 6 orang
mahasiswa yaitu;
Ajeng Putri Melania Riyadi Saleh P17333118438
Annisa Yuniarti Abiyusa P17333118434
Azzahra Nur Rahmawati P17333118433
Rahma Izzatul Fitri P17333118439
Riza Restu Mahendra P17333118436
Usi Amelya Rosanthi P17333118435

3.9 Alat dan Bahan yang Digunakan


1. Instumen Pengumpul Data
2. Meteran
3. Alat Tulis
4. Buku
5. Handphone
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Letak Geografis

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap merupakam UPT Pusat yang berada di
Kota Cilacap, Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 723 Ha. Wilayah KKP Kelas II
Cilacap dibagi menjadi dua daerah pengawasan, yaitu:

a. Daerah Perimeter
Daerah perimeter adalah daerah pelabuhan yang digunakan untuk tempat kapal
bersandar (dermaga), gedung-gedung, tempat bongkar muat barang, dan kantor-
kantor pemerintahan maupun swasta yang berada di dalam wilayah pelabuhan.
b. Daerah Buffer
Daerah buffer adalah daerah pelabuhan daerah pelabuhan diluar perimeter
dengan radius minimal 400 meter dari batas daerah perimeter. Daerah ini
meliputi Permukimanpenduduk, sekolah, sarana ibadah, sarana olahraga, dan lain-
lain. Batas-batas untuk wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Induk Cilacap
adalah:
1) Sebelah Barat dibatasi oleh Sagara Anakan
2) Sebelah Timur dibatasi oleh Kali Bleder
3) Sebelah Utara dibatasi oleh Kelurahan Donan
4) Sebelah Selatan dibatasi oleh Pulau Nusakambangan
4.1.2 Wilayah Kerja
Wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Cilacap berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No.2348, 2011 adalah Pelabuhan Tanjung Intan, Pelabuhan Perikanan
Samudera Cilacap (PPSC), Pelabuhan Laut Pemalang, Pelabuhan Bandara Tunggul
Wulung, dan Pelabuhan Laut Pangandaran.
a. Pelabuhan Laut Tanjung Intan
Pelabuhan laut Tanjung Intan adalah pelabuhan yang terletak di Kelurahan
Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa
Tengah. Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap dibawah pengelolaan PT. Pelabuhan
Indonesia (PELINDO) II Cabang Tanjung Intan yang melayani rute pelayaran baik
nasional maupun internasional.Pelabuhan Laut Tanjung Intan juga menjadi
pelabuhan khusus Pertamina yang merupakan pelabuhan yang melayani rute
pelayaran sekitar pelabuhan, nasional maupun internasional. Pelabuhan ini
mempunyai 4 dermaga tempat bongkar dan muat minyak, yaitu: Single Point
Monitoring (SPM), Crude Island Base (CIB), area 60, dan area 70. Wilayah
Perimeter, terdiri dari: Kantor administrasi Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap,
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap, PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang
Tanjung Intan Cilacap, kepolisian Pelaksana Pengawasan Pelabuhan (KP3),
Pangkalan TNI Angkatan Laut, kantor pelayanan Bea Cukai Cilacap, kantor
pemasaran dalam negeri Depot Sleko Pertamina Unit Pengolah IV Cilacap, PT.
Pupuk Sriwijaya, PT. Smart Coorporation, Kantor Navigasi Cilacap, Pos Karantina,
stasiun karantina tumbuhan Cilacap, PT. Pelayanan Nasional Indonesia (PT.
PELNI), PT. Panganmas Inti Persada Cilacap, dan PT. Darmapala Usaha
Sukses. Sedangkan wilayah buffer terdiri dari Kelurahan Tambakreja yang meliputi
RW 05, 08, 09, 10, dan 11, dan Kelurahan Donan yang meliputi RW 01, 02, dan 07.

b. Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC)


Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap termasuk wilayah kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Cilacap yang terletak di Kelurahan Tegal Kamulyan,
Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap. Rute pelayaran didominasi oleh
pelayaran domestic yaitu dari pelabuhan ke daerah penangkapan ikan.

c. Pelabuhan Laut Pemalang


Dikenal sebagai pelabuhan laut Tanjungsari terletak di Desa Sugih Waras,
Kecamatan Sugih Waras, Kabupaten Pemalang. Pelabuhan ini berjarak 5 km
dari Kota Pemalang ke arah Kota Tegal. Pelabuhanpelabuhan laut lainnya yang
berada disekitar Pelabuhan Laut Pemalang, diantaranya:
a) Pelabuhan Asem Doyong, terletak di Desa Asem Doyong, kecamatan Asem
Doyong
b) Pelabuhan Ketapang, terletak di Desa Ketapang, kecamatan Comal
c) Pelabuhan Mojo, terletak di Desa Mojo, kecamatan Ulujami

d. Bandara Tunggul Wulung Cilacap


Sejak 2010 sudah ada penerbangan regular dengan panjang landasar pacu 1.400
meter, bandara Tunggul Wulung Cilacap hanya melayani pesawat Carter, jenis
pesawat yang digunakan adalah CN 235, Fokker dan Helikopter.

e. Pelabuhan Laut Pangandaran


Pelabuhan Laur Pangandaran terletak di Desa Pangandaran terletak di Desa
Pangandaran Kabupaten Ciamis. Luas wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Cilacap termasuk untuk wilayah Pelabuhan Tanjung Intan, meliputi:
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap
No Wilayah Kerja Perimeter Buffer Jumlah
1 KKP Induk/ Pelabuhan Tanjung Intan 195 Ha 245 Ha 440 Ha
2 Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap 33 Ha 40 Ha 73 Ha
3 Pelabuhan Laut Pemalang 25 Ha 40 Ha 65 Ha
4 Bandara Tunggul Wulung 45 Ha 60 Ha 105 Ha
5 Pelabuhan Laut Pangandaran 25 Ha 40 Ha 65 Ha
Jumlah 325 Ha 425 Ha 748 Ha

4.1.3 Dasar Hukum


1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaga
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5).
2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
3) Peraturan Presdien Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
4) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
5) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian
Kesehatan
6) Pemraturan Menteri Kesehatan Nomor 2346 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata
Cara Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan

4.1.4 Visi dan Misi


a. Visi
Rakyat Jawa Tengah dan Pulau Jawa bagian selatan tetap sehat dan terhindar
dari penularan penyakit yang menjadi perhatian masyarakat internasional.
b. Misi
1) Meningkatkan kinerja dan kualitas upaya kesehatan masyarakat
2) Menjalin kerjasama lintas sektoral dengan seluruh instansi terkait dan mitra kerja
untuk berpartisipasi dalam pembangunan yang berwawasan kesehatan
3) Meningkatkan profesionalisme, disiplin dan etos kerja
4) Memberikan pelayanan prima
5) Meningkatkan kualitas lingungan pelabuhan/bandara dan pengawasan kondisi
kesehatan alat transportasi agar tidak menjadi media penularan penyakit
6) Melakukan fasilitas kepada masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
secara mandiri
c. Tujuan
Untuk mengetahui hasil-hasil yang dicapai serta hambatan-hambatan yang
dihadapi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi para penentu
kebijaksanaan di tingkat Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
4.1.5 Struktur Organisasi
KEPALA
Sulistyono, SKM.,
M.Kes.

KEPALA
SEKSI SUB BAGIAN TATA
USAHA
Deden Dewanto, SKM.

KEPALA KEPALA KEPALA INSTALASI


SEKSI SEKSI WILAYAH KERJA
PENGENDALIAN SEKSI UPAYA 1. Instalasi Rawat Jalan KELPOMPOK JABFUNG
PENGENDALIAN 1. Pelabuhan Laut
KARANTINA DAN KESEHATAN 2. Lab Diagnostik
RISIKO 1. Sanitarian Pangandaran
SURVEILANS DAN LINTAS
LINGKUNGAN WILAYAH 3. Instalasi Logistik 2. Entomolog Kesehatan 2. Pelabuhan Tanjung
EPIDEMIOLOGI
Jati Kurniawan, 4. Instalasi Data dan 3. Epidemiolog Intan
M. Setio Budi, Pargimin, SKM.
SKM., MPH Informasi Kesehatan 3. Pelabuhan Laut
SKM., M.si.
5. Instalasi Radio dan Pemalang
Komunikasi 4. PelabuhanPerikanan
Samudra
4.1.6 Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan
KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit,
penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan
terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme unsur biologi
kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
Negara. Tugas pokok masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kepala KKP
Mengatur segala kegiatan yang dilaksanakan dan sekaligus penanggung jawab
program Kantor Kesehatan Pelabuhan

2. Subagian Tata Usaha


Bagian Tata Usaha mempuyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan program,
pengelolaan informasi, evaluasi, pelaporan, urusan tata usaha, keuangan,
penyelengaraan pelatihan, kepegawaian, serta perlengkapan dan rumah tangga.

3. Seksi Pengendalian Karantina dan survelens Epidemiologi


Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi mepunyai tugas
melaksanakan perencanaan dan evaluasi serta penyusunan laporan di bidang
kekarantinaan, surveilans epidemiologi penyakit dan penyakit potensial wabah serta
penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, pengawasan alat angkut dan
muatannya, lalu lintas OMKABA, jejaring kerja, kemitraan, kajian, serta
pengenmbangan teknologi, pendidikan dan pelatihan bidang kekarantinaan di
wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat Negara.

4. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan


Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan
peencanaan, pemantauan, dan evaluasi serta penyusunan laporan di bidang
pengendalian vector dan binatang penular penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan,
jejaring kerja, kemitraan, kajian, dan pengembangan teknologi, serta pendidikan dan
pelatihan bidang pengendalian risiko lingkungan di wilayah kerja bandara, pelabuhan
dan batas darat Negara.

5. Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah


Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan dan evaluasi serta penyusunan laporan di bidang pelayanan kesehatan
terbatas, kesehatan haji, kesehatan kerja, kemitraan, kajian, dan teknologi, serta
pendidikan dan pelatihan bidang upaya kesehatan pelabuhan di wilayah kerja bandara,
pelabuhan dan batas darat Negara.

6. Instalasi
Fasilitas penunjang penyelenggaraan oprasional KKP dan penunjang administrasi
yang meliputi instalasi rawat jalan, instalasi laboratorium diagnostik, instalasi logistik
(sarana dan prasarana), instalasi data dan informasi, instalasi radio dan komunikasi.

7. Wilayah Kerja
Wilayah kerja KKP merupakan unit kerja fungsional di lingkungan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas Negara yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada kepala KKP.

8. Kelompok Jabatan Fungsional


Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masingmasing berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan


Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, KKP
menyelenggarakan fungsi:
1) Pelakasanaa Karantina;
2) Pelaksanaan pelayanan kesehatan;
3) Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan bandara, pelabuhan dan batas darat
Negara;
4) Pelaksanaan pengamat penyakit, penyakit potensial wilayah, wabah, penyakit
baru, dan penyakit yang baru muncul;
5) Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia
6) Pelaksanaan sentra/simpul jejaring seuveilans epidemoilogi sesuai penyakit yang
berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;
7) Pelaksanaan, fasilitasio dan advokasi kesiapsiagan dan penanggulangan kejadian
luar biasa (KLB) dan bencana bidang kesehtana, serta kesehatan matra termasuk
penyelengaraan kesehatan haji, dan perpindahan penduduk;
8) Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara,
pelabuhan, dan batas darat Negara
9) Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat
kesehatan serta bahan aditif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan
dokumen kesehatan OMKABA impor;
10) Pelaksanaa pengawasan kesehatan iwlayah kerja bandara, pelabuhan, batas darat
Negara.
11) Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat Negara;
12) Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan di bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat Negara;
13) Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara. Pelabuhan, dan
lintas batas darat Negara;
14) Pelaksanaan kajian kekaraninaan, pengendalian risiko lingkngand dan surveilans
kesehatan pelabuuhan;
15) Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat Negara;
16) Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggan KKP.

4.1.7 Sumber Daya Manusia


Tabel 4.2 Distribusi Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peta Jabatan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Cilacap Tahun 2020
No Kompetensi Jabatan Jumlah
1 Kepala Kantor 1
2 Kepala Subbagian Tata Usaha 1
3 Kepala Seksi 3
4 Epidemiolog 9
5 Sanitarian 6
6 Entomolog 6
7 Dokter 2
8 Perawat 12
9 Analis Keuangan 1
10 Bendahara 2
11 Perencana 1
12 Pengadministrasian Keuangan 1
13 Pengelola BMN 1
14 Arsiparis 0
15 Pemelihara Sarana dan Prasarana 0
16 Analis Kepegawaian 1
17 Sekretaris 0
18 Administrasi Umum 0
19 Pengelola Gudang 0
Jumlah 47

4.1.8 Sarana dan Prasarana


Jumlah tanah dan bangunan milik Kementrian Kesehatan yang digunakan oleh KKP
Kelas II Cilacap pada Tahun 2020 sebanyak 7 (tujuh) bidang yang terletak di lima lokasi,
dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 4.3 Daftar Tanah dan Bangunan Milik Kementrian Kesehatan Kantor Kesehatan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap pada Tahun 2020
Tahun
Luas
No Lokasi/Alamat Peroleha Peruntukan/ Pemanfaatan
(m2)
n
1 Jl. Dr. Radjiman Cilacap 826 2006 Bangunan Rumah Negara
Golongan II
2 Jl. Sutomo Cilacap 956 1981 Bangunan Rumah Negara
Golongan II
3 Jl. Penyu Timur Cilacap 1369 2009 Bangunan Krantina/ Isolasi
4 Kel Sugihwaris Pemalang 496 2007 Bangunan Kantor Wilker
Pemalang
5 Desa Putrapinggan 619 2011 Bangunan Kantor Wilker
Pangandaran Pangandaran (dibangun tahun
2018)
6 Desa Babakan 210 2009 Gedung Kantor Wilker
Pangandaran Pangandaram
7 Jl. RE Martadinata Cilacap 1477 2013 Bangunan Kantor Induk

Tabel 4.4 Kendaraan Roda 2 dan 4 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap Tahun
2020
Keadaan
Jumla
No Uraian Rusak Rusak
h (unit) Baik
Ringan Berat
1 Kendaraan roda 4 ambulans 3 3 - -
2 Kendaraan roda 4 Non 6 6 - -
ambulans
3 Kendaraan roda 2 11 11 - -
Kendaraan roda 3 angkutan - -
4 1 1
barang

Tabel 4.5 Jumlah Alat Pengolah Data Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap pada
Awal Tahun 2020
Keadaan
Jumla
No Uraian Rusak Rusak
h (unit) Baik
Ringan Berat
1 Computer PC 18 14 0 4
2 Laptop 26 22 0 4
3 Note book 1 0 0 1
4 Net book 1 0 0 1
5 Printer 24 24 0 3
6 Peronal Komputer 2 2 0 0
7 LCD Proyektor/ Infocus 4 4 0 0
8 Overhead proyektor 1 0 0 1
9 Display 2 0 0 2
10 Scanner 3 2 0 1

4.2 Data Umum

4.2.1 Geografi
Kabupaten Cilacap merupakan Kabupaten yang terluas di Propinsi Jawa Tengah
dengan luas 225.360.840 Ha (termasuk Pulau Nusakambangan), dimana secara geografis
letaknya berada di antara 1080 4’30”-1090 30’30” dan 7 0 30’-7 0 45’20” LS, dan secara
administratif letaknya berbatasan :
Sebelah timur : Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banyumas
Sebelah barat : Propinsi Jawa barat (Kota Banjar, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten
Kuningan
Sebelah utara : Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas
Sebelah selatan: merupakan samudra Indonesia atau samudra Hindia
Wilayah Kabupaten Cilacap terdiri dari 24 Kecamatan, 269 Desa dan 15 Kelurahan,
wilayah tertinggi adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian rata-rata 198 meter dpl
dan wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian rata-rata 5 meter
diatas permukaan air laut. Adapun untuk jarak terjauh dari barat ke timur 152 km dari
Dayeuhluhur ke Nusawungu,sedangkan jarak terjauh dari utara ke selatan 35 Km dari
Kecamatan Cilacap selatan sampai kecamatam Sampang.

Gambar 1. Peta Kabupaten Cilacap

Secara umum kondisi topografi Kabupaten Cilacap bila dilihat dari arah baratlaut merupakan
kawasan pegunungan dengan ketinggian lebih dari 100 meter di atas permukaan laut, dengan
puncak tertinggi berada di Gunung Subang dengan ketinggian 1.210 meter dpl, berada di
Kecamatan Dayeuhluhur. padaarahtenggara terbagi menjadi dua kawasan bentang alam, di
bagian utara berupa pegunungan dan bagian selatan berupa dataran miring landai, ke arah
barat daya-selatan berelevasi kurang dari 100 meter dpl dan berbatasan dengan pantai Segara
Anakan. Bagian paling timur berupa dataran dan di bagian selatan berbatasan langsung
dengan Samudera Hindia. penduduk sekitar 0,33%, sedangkan jumlah penduduk di Cilacap
Selatan 78.601 jiwa (Badan Pusat Statistik Kabupaten Cilacap, 2015).

Tabel 4.7 Jumlah Penduduk di Area Buffer Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap
Tahun 2015

No RW Desa Jumlah Jiwa


1 01 Cilacap 1.289
2 01 Donan 711
3 02 Cilacap 1.031
4 02 Donan 1.012
5 03 Cilacap 846
6 05 Tambakreja 2.027
7 07 Donan 934
8 08 Tambakreja 1.225
9 09 Tambakreja 1.945
10 10 Tambakreja 503
11 11 Tambakreja 1.573
Jumlah 14.106
Sumber : Arsip Seksi PRL KKP Kelas II Cilacap, 2016

4.2.3 Demografi
Kabupaten Cilacap dalam tatanan administrasi pemerintahan terdiri dari 24 Kecamatan dan
284 Desa/Kelurahan, dengan spesifikasi 11 Kecamatan (72 Desa/Kelurahan) yang
memiliki wilayah pesisir di wilayah Selatan Jawa Tengah. Jumlah penduduk
keseluruhannya 1.780.533 jiwa, Pertumbuhan

4.2 Pengumpulan Data Penyakit

4.2.1 Data Primer


Data Premier didapatkan dengan menggunakan metode Incidential Sampling.
Sehingga sampel yang digunakan ditemukan secara kebetulan saat petugas melakukan
observasi di wilayah pemukiman yang masuk kedalam wilayah buffer Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Cilacap yang berlokasi di RT.02 RW.10 Cilacap selatan dan
dijadikan sebagai populasi dalam penelitian ini. RT.02 RW.10 Dijadikan populasi
dikarenakan pemukiman tersebut masuk kedalam wilayah Buffer Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Cilacap. Masyarakat yang dijadikan sampel adalah masyarakat yang
pernah terpapar oleh Virus Covid19.
Tabel 4.8 Daftar Masyarakat RT.02 RW.10 Cilacap Selatan yang pernah terpapar Virus
Covid19
Jumlah
Jenis
No Nama Umur Pekerjaan Anggota
Kelamin
Keluarga
1 AN 29 L Security 1
2 EL 49 L Driver 3
3 SU 48 P Wirausaha
4 DO 31 L Polisi
5 RA 33 L Cleaning Service
6 YU 33 P Ibu Rumah Tangga
7 IB 5 L -
8 EN 60 P Ibu Rumah Tangga
9 AU 7 L -
10 KH 27 L Borongan
11 AW 39 P Wirausaha
12 AR 36 L Driver
13 TR 30 P Ibu Rumah tangga
14 GU 51 L Driver
15 NI 28 P Ibu Rumah Tangga
16 SY 8 P -
Sumber : Data Primer, 2021
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas, maka dapat diketahui jumlah penderita Covid-19 di
RT.02 RW.10 Desa Tambakreja Kecamatan Cilacap Selatan sebanyak 16 orang.

4.3 Tabulasi Data Penyakit Covid-19

Tabel 4.8 Jumlah Persentase Penderita Covid-19 berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 L 9 56,25
2 P 7 43,75
Total 16 100
Sumber : Data Primer, 2021
Berdasarkan Tabel 4.8 Dapat diketahui bahwa penderita Covid-19 yang bertempat
tinggal di RT.02 RW 10 Desa Tambakreja Kecamatan Cilacap Selatan sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 9 orang atau 56,25% dari 16 orang.

Tabel 4.10 Jumlah Penderita Covid-19 Berdasarkan Kategori Usia

No Kategori Jumlah Persentase (%)


1 Balita 0-5 1 6,25
2 Kanak-kanak 6-11 2 12,5
3 Remaja awal 12-16 0 0
4 Remaja akhir 17-25 0 0
5 Dewasa awal 26-35 7 43,75
6 Dewasa akhir 36-45 2 12,5
7 Lansia awal 46-55 3 18,75
8 Lansia akhir 56-65 1 6,25
9 Manula >65 0 0
Total 16 100
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 4.10 maka dapat diketahui bahwa penderita Covid-19 di RT.02
RW.10 Desa Tambakreja Kecamatan Cilacap Selatan dengan jumlah terbesar ada pada
kategori usia dewasa awal dengan rentang usia 26 hingga 35 tahun dengan jumlah penderita
sebanyak 7 orang atau 43,75% dari 16 penderita.

Tabel 4.11 Persentase Sarana Prasarana yang Berpengaruh terhadap Covid-19

Kategori Persentase
No Sarana MS TMS
TMS (%)
1 Luas ventilasi 4 12 75
2 Kepadatan hunian 13 3 18,75
3 Ketersediaan Desinfektan 13 3 18,75
4 Ketersediaan hand sanitizer 16 0 0
5 Ketersediaan sabun cuci tangan 5 11 68,75
6 Ketersediaan masker kain 13 3 18,75
7 Ketersediaan masker medis 16 0 0
8 Ketersediaan thermometer 3 13 81,75
9 Ketersediaan sarana CTPS 15 1 6,25
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 4.11 maka dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana yang masyarakat
RT.02 RW.10 Desa Tambakreja Kecamatan Cilacap Selatan jarang miliki adalah
ketersediaan thermometer dengan persentase sebesar 81,25% wargannya tidak memiliki
thermometer. Selain thermometer, sebagian besar masyarakat RT.02 RW.10 Desa
Tambakreja pun tidak memiliki sabun cuci tangan, dan setelah dilakukan wawancara
kebanyakan masyarakat menggunakan sabun cuci piring sebagai sabun cuci tangan.

Tabulasi Data Pengetahuan Penderita Covid-19 di RT.02


RW.10 Desa Tambakreja
Bobot 3 Bobot 2 Bobot 1
15

15
14
13

11
10

10

10

9
7
6

5
2

2
1

1
0

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 1. Tabulasi Data Pengetahuan Responden mengenai Covid-19

Dari Gambar 1. Dapat diketahui bahwa penderita Covid-19 di RT.02 RW.10 Desa
Tambakreja sebesar 81,25% yang masuk kedalam kategori A, Penderita sudah mengenal atau
mengetahui tentang covid-19, penyebab terpaparnya Covid-19, Pencegahan dan pengendalian
dari Penyakit Covid-19 itu sendiri. Dengan adanya pengetahuan yang dimiliki oleh penderita
Covid-19, responden yang pernah mengalami covid-19 sudah melakukan vaksinasi Covid-19
yang menandakan bahwa responden sudah ikut serta dalam upaya pencegahan penularan
Covid-19 itu sendiri.
Tabulasi Data Perilaku Penderita Covid-19 di
RT.02 RW.10 Desa Tambakreja
SS S TS STS
16

16
10
9

9
8

7
5

4
4
3
2

2
0
0
0

0
0

0
0
0
1 2 3 4 5 6 7

Sumber : Data Primer, 2021


Gambar 2. Perilaku responden di RT.02 RW.10 Desa Tambakreja Kecamatan Cilacap
Selatan terhadap Covid-19

Dari Gambar diatas maka dapat diketahui bahwa dalam penyataan pertama mengenai
keharusan dalam mencuci tangan dimasa pandemi 100% dari responden setuju dengan hal
tersebut. Dalam penyataan kedua mengenai penggunaan masker medis secara berulang,
sebanyak 85,9% responden setuju untuk tidak menggunakan masker medis secara berulang
kali. Dalam penyataan ketiga mengenai masker kain, sebanyak 87,5% responden setuju agar
masker kain yang sudah digunakan untuk dicuci. Dalam pernyataan ke-empat sebanyak
76,56% responden menyetujui untuk saling mengingatkan sesama untuk mematuhi protocol
kesehatan. Dalam pernyataan kelima sebanyak 81,25% responden menyetujui untuk
mengikuti patrisipasi dalam menyebarkan informasi covid-19. Dalam pernyataan ke-enam
sebanyak 87,5% responden menyetujui untuk tidak melakukan kontak dengan orang lain di
masa pandemi. Dalam penyataan ketujuh sebanyak 100% responden menyetejui untuk
menjaga kebersihan rumah. Metode yang digunakan dalam tabulasi data perilaku adalah
menggunakan skala likert.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Analisis Penyakit Covid-19


Setelah dilakukan observasi dan wawancara ke rumah penderita covid-19 yang berada di
wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap, dimana lebih tepatnya berada di
RT.02 RW.10 Desa Tambakreja Kecamatan Cilacap Selatan didapatkan sebanyak 16
penderita covid-19 atau sekitar 11 KK dari total KK di RT tersebut adalah 60 pernah
menderita Covid-19. Dari hasil observasi didapatkan sekitar 56,25% penderita berjenis
kelamin laki-laki, dimana setelah dilakukan wawancara penderita covid yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 77,7% memiliki pekerjaan yang diharuskan untuk berinteraksi
dengan banyak orang, seperti driver, polisi, cleaning service, borongan dan lain-lain. Lalu
penderita covid yang berada di RT.02 RW.10 Desa Tambakreja Kecamatan Cilacap Selatan
ini sekitar 43,75% penderita berada pada kategori umur dewasa dengan umur antara 26 tahun
hingga 35 tahun. Selain dilakukan observasi, tetapi petugas pun tentunya melakukan
wawancara dan pengukuran lingkungan rumah penderita Covid-19, hasil menunjukkan:
1. Dalam point luas ventilasi sebanyak 75% responden memiliki luas ventilasi yang
tidak memenuhi persyaratan dimana saat dilakukan pengukuran, beberapa dari rumah
penderita memiliki luas ventilasi yang lebih kecil dari yang seharusnya yaitu 10% dari
luas lantai contohnya pada salah satu responden memiliki luas ruangan yang dijadikan
sebagai kamar sebesar 27m2 tetapi setelah dilakukan pengukuran, ruangan tersebut
hanya memiliki luas ventilasi sebesar 1,08m2 dimana yang seharusnya sebesar 2,76
m2.
2. Kepadatan hunian seharusnya 8m2/ orang, akan tetapi sete;ah dilakukan observasi ke
rumah penderita covid-19 di RT,02 RW.10 Desa Tambakreja Kecamatan Cilacap
Selatan, sebanyak 18,75% penderita tidak memenuhi persyaratan dalam kepadatan
hunian dan tentunya hal tersebut dapat menjadi faktor risiko terkena covid-19.
Contohnya dalam salah satu rumah penderita dimana kamar tidurnya memiliki luas
12m2 yang digunakan untuk dua orang dimana 8m2/ orang.
3. Dalam ketersediaan Desinfektan sebanyak 18,75% tidak memiliki desinfektan di
rumahnya. Fungsi dari desinfektan itu sendiri untuk menghambat bahkan membunuh
mikroorganisme baik itu bakteri atau virus pada benda mati. Maka dengan
menyediakannya desinfektan di rumah pada masa pandemi ini dapat menjaga diri kita
untuk tidak terpapar oleh virus Corona.
4. Ketersediaan hand sanitizer pada penderita, sudah 100% dari penderita memiliki hand
sanitizer disetiap rumahnya.
5. Dalam ketersediaan sabun cuci tangan di rumah penderita, sebanyak 68,75%
penderita tidak memiliki sabun khusus untuk cuci tangan. Penderita menggunakan
sabun untuk mencucui piring atau sabun mandi sebagai sabun untuk mencuci tangan.
6. Dalam ketersediaan masker kain sebanyak 18,75% penderita tidak menyediakan
masker kain di rumahnya. Sebagai gantinya, penderita selalu menggunakan masker
medis saat akan keluar rumah.
7. Dalam ketersediaan masker medis semua penderita sudah menyediakan masker medis
di rumahnya yang akan digunakan untuk keluar rumah
8. Dalam ketersediaan sarana Cuci Tangan Pakai Sabun sebesar 6,25% penderita tidak
memiliki sarana tersebut dan menggunakan wadah atau ember sebagai sarana untuk
mencuci tangan. Kegiatan mencuci tangan menggunakan sabun dan air memngalir di
masa pandemi ini tentunya sangat penting untuk memproteksi diri dari virus corona.

4.4.2 Intervensi Penyakit Covid-19


Dari penjelasan diatas, maka dapat dilakukan sebuah rencana intervensi Penyakit covid-19 di
RT.02 RW.10 Desa Tambakreja Kecamatan Cilacap Selatan antara lain:
1. Menyediakan masker kain di rumah
2. Selalu menggunakan masker saat keluar rumah
3.
4.5 Plan of Action (POA)

No Kegiatan Tujuan Sasaran Target Tempat Waktu Pelaksana PJ Metode Biaya Evaluasi
1 Perizinan Menyampaika Ketua Mendapatkan Kantor 07 Tanya Rp.0, -
n maksud dan RT.02 izin dari Kesehatan Desembe Jawab -
tujuan RW.10 RT.02 Pelabuhan r 2021
Pelaksana Desa RW.10 Desa Kelas II
berkunjung ke Tambakrej Tambakreja Cilacap
RT.02 RW.10 a
Desa
tambakreja
yaitu untuk
memberikan
edukasi dan
informasi
terkait Covid-
19
2 Penyuluhan Memberikan Masyarakat Masyarakat Tempat 08 Ajeng Tanya Rp.0, -
edukasi dan RT.02 menjadi tinggal Desembe Putri M jawab -
informasi RW.10 lebih aware masyaraka r 2021
terkait Covid- Desa terhadap t Azzahra
19 kepada Tambakrej Covid-19 Nur R
masyarakat a
yang pernah Riza
terpapar Restu M
Covid-19
Usi
Amelya
R
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
LAMPIRAN
Dokumentasi

INSTRUMEN PENGUMPUL DATA


PENCEGAHAN PENYEBARAN VIRUS COVID-19
DI WILAYAH KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II CILACAP

A. Data Umum
I. Pewawancara :
1. Nama Pewawancara : Ajeng Putri Milenia RS
Annisa Yuniarti A.
Azzahra Nur Rahmawati
Riza Restu Mahendra
Rahma Izzatul Fitri
Usi Amelya Rosanthi
2. Tanggal Pewawancara : Senin, 8 November 2021

II. Responden :
1. Nama Kepala Keluarga (KK) :.…………………………………..
2. Jumlah Anggota Keluarga :.....………………………....Orang
3. Umur : ………… Tahun
4. Jenis Kelamin : 1) Laki – laki
2) Perempuan
6. Alamat :……………………………………………

…………………………………………..

*Lingkari salah satu pilihan jawaban

7. Pendidikan : 1. SD
2. SMP / SLTP
3. SMA / SLTA
4. AKADEMI / PT
8. Pekerjaan : 1. Swasta
2. Wiraswasta
3. PNS / TNI / POLRI
4. Buruh
5. Tidak Bekerja
B. Data Khusus

I. Sarana dan Prasarana


Petunjuk : beri tanda ceklis (√ ¿ pada kolom YA atau TIDAK, Sesuai Hasil Observasi Lapangan

Pernyataan
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9
AN x v v v X x v x v
EL v v v v X x v x v
SU v v v v X v v v v
DO x x X v V v v v v
RA x x v v V v v x v
YU x v v v X v v x v
IB x v v v X v v x v
EN x v v v X v v x v
AU x v v v X v v x v
KH x v v v X v v x v
AW x v Y v V v v x x
AR x v V v V v v x v
TR x v V v V v v x v
GU x x V v X v v x v
NI v v X v X v v x v
SY v v X v X v v x v
Keterangan Pernyataan :
1. Luas Ventilasi 10% luas lantai
2. Kepadatan hunian kamar tidur 8m2/orang
3. Tersedia Desinfektan
4. Tersedian Hand Sanitizer
5. Tersedia sabun cuci tangan
6. Tersedia masker kain
7. Tersedia masker medis
8. Tersedia thermometer pengukur suhu tubuh
9. Tersedia sarana CTPS dengan air mengalir

Komponen YA TIDAK

Sarana dan prasarana lingkungan


1. Luas Ventilasi 10% dari luas lantai
2. Kepadatan Hunian kamar tidur
8 m2 / Orang
3. Tersedia Desinfektan
4. Tersedia hand sanitizer

5. Tersedia Sabun Cuci Tangan

6. Tersedia Masker Kain untuk digunakan


anggota keluarga
7. Tersedia Masker Medis untuk anggota
keluarga
8. Tersedia thermometer untuk mengukur suhu
pada tubuh.
9. Tersedia sarana CTPS dengan air yang
mengalir

II. Pengetahuan
Petunjuk : beri tanda silang (X ¿ pada jawaban yang di anggap benar
1. Menurut Bapak/Ibu Apa itu COVID-19?
a. Penyakit yang disebabkan oleh Corona virus
b. Penyakit yang disebabkan oleh virus
c. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
2. Menurut Bapak/Ibu Bagaimana virus COVID-19 ini bisa menular ke manusia?
a. Melalui udara, droplet, kontak erat dengan yang terpapar
b. Melalui udara dan droplet
c. Melalui darah
3. Menurut Bapak/Ibu Apa yang seharusnya bapak/Ibu lakukan agar tidak terpapar virus COVID-19?
a. Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas kegiatan, .
b. Memakai Face Shield dan menjaga jarak.
c. Memakai baju lengan panjang.
4. Menurut Bapak/Ibu Masker apa yang bagus digunakan untuk mencegah diri dari terpapar virus COVID-19?
a. Masker medis 3 lapis dan masker kain 3 lapis
b. Masker kain 3 lapis
c. Menggunakan buff (Masker Motor)
5. Menurut Bapak/Ibu Bagaimana cara menangani masker medis yang sudah dipakai?
a. Menghancurkan dan membuangnya ke tempat sampah khusus
b. DIbuang ke tempat sampah tanpa dihancurkan
c. Dicuci dan digunakan kembali
6. Menurut Bapak/Ibu Bagaimana cara menangani masker kain 3 lapis yang sudah dipakai?
a. Dicuci, dijemur, disetrika dan dipakai kembali
b. Dicuci tanpa disetrika
c. Digunakan berkala-kali tanpa dicuci
7. Menurut Bapak/Ibu Bagaimana cara mencegah Penyakit Covid-19 ?
a. Melakukan Vaksin dan mengkonsumsi vitamin
b. Mengkonsumsi vitamin
c. Mengkonsumsi minuman berenergi
8. Menurut Bapak/Ibu Bagaimana cara cara mencuci tangan untuk memutus penularan terpapar virus COVID-19?
a. Mencuci tangan sesuai tata cara menggunakan sabun di air mengalir
b. Mencuci tangan menggunakan air mengalir
c. Mencuci tangan kedalam wadah
9. Menurut Bapak/Ibu Apa yang harus dibawa saat berpergian ke luar rumah di masa pandemi ini?
a. Hand sanitizer, masker dan sabun cuci tangan
b. Masker dan tissue basah
c. Sapu tangan

Bobot Pertanyaan
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9
3 1 6 10 6 5 7 14 15 15
2 13 10 6 10 11 9 0 1 0
1 2 0 0 0 0 0 2 0 1
Jumla
31 38 42 38 26 39 44 47 46
h
NI 48 48 48 48 48 48 48 48 48
0,6 0,5
% 0,79 0,88 0,79 0,81 0,92 0,98 0,96
5 4

III. Perilaku / Sikap


Petunjuk : beri tanda ceklis (√ ¿ pada kolom SS (Sangat Setuju) / S (Setuju) / TS (Tidak Setuju)/ STS (Sangat Tidak Setuju)
No Pernyataan SS S TS STS KETERANGAN
1 Di masa pandemi harus
rajin CTPS
2 Kita tidak boleh
menggunakan masker
medis secara berulang
3 Masker kain yang sudah
digunakan harus dicuci
4 Memperingatkan orang
lain yang tidak mematuhi
protokol kesehatan
5 Kita perlu ikut
berpartisipasi melakukan
kampanye, penyuluhan,
dan aksi lainnya untuk
menyebarkan informasi
virus COVID-19

6 Tidak Melakukan kontak


dengan banyak orang di
masa pandemi
7 Menjaga kebersihan
rumah secara rutin

Catatan * Skoring menggunakan statement Positif dengan Skor Paling besar Yaitu SS
Respo Pernyataan
n 1 2 3 4 5 6 7
1
SS 16 9 4 8 9 16
0
S 0 5 4 9 4 7 0
TS 0 2 2 3 4 0 0
STS 0 0 0 0 0 0 0
5 5 4 5 5
N 64 64
5 6 9 2 7
6 6 6 6 6
NI 64 64
4 4 4 4 4
10 8 8 7 8 8 10
%
0 6 8 7 1 9 0
Keterangan :
Bobot setiap kategori : SS :4
S :3
TS :2
STS :1

IV. Tabel Formulir Sarana dan Prasarana


No Komponen yang Persyaratan Keterangan
KK
diperiksa Sarana
Jumlah Jumlah Ya Tidak
Anggota Pengguna
Keluarg Sarana
a
Ruang Tidur
memiliki luas 10m2
1
per orang (Lebar.....
X Panjang....)        
Ventilasi memiliki
luas 10% dari luas
2
lantai (Lebar..... X
Panjang....)
Memiliki Tempat
3 cuci tangan dengan
air yang mengalir        
Memiliki sabun
4
Cuci Tangan
Memiliki
5
Handsanitizer
Memiliki
6
desinfektan
Memiliki
7
Thermometer
Memiliki
8 Kelengkapan
Peralatan mandi
Catatan * sesuai dengan jumlah yang diobservasi dalam setiap KK penderita covid

Anda mungkin juga menyukai