Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR

PEMBANGUNAN GEDUNG

PELATIHAN DAN UJI SERTIFIKASI AHLI MUDA TEKNIK


BANGUNAN GEDUNG

OLEH:

FADLI, ST
MULIANDI, ST
PERIUS LASE, ST
IMAN SILABAN, ST
ALI MUCHRIJUN SAGALA, ST
IRFAN MAULANA SURBAKTI, ST
LIZA EVIANTI TANJUNG, ST., M.ENG
ANDREAS PANANGIAN MENDROFA, ST

DINAS BINA MARGA DAN BINA KONSTRUKSI


PROVINSI SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini pada
proyek “Pembangunan Gedung”
Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penulisan laporan akhir ini:
1. Panitia Pelatihan dan Uji Sertifikasi Ahli Muda Teknik Bangunan Gedung
Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Utara.
2. Asosiasi Astekindo Provinsi Sumatera Utara
3. Bapak Indra Jaya, ST., MT selaku Pembimbing pada pembuatan Laporan
Akhir Pembangunan Gedung ini.
4. Bapak- Bapak Narasumber yang juga membantu dalam pembuatan Laporan
Tugas Akhir ini
5. Seluruh teman – teman Peserta Pelatihan dan Uji Sertifikasi Ahli Muda
Teknik Bangunan Gedung Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi
Sumatera Utara

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa masih banyak


kekurangan. Maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kebaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca, penulis, dan semua pihak yang terkait dalam aktivitas
kerja praktek.

Medan, November 2021

Peserta Pelatihan SKA Muda Bangunan Gedung


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
BAB III KESIMPULAN.......................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gedung merupakan salah satu unsur penting dalam hal pengembangan
suatu daerah. Dalam pembangunan sebuah gedung harus memperhatikan hal-hal
yang berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitar. Untuk itu perlu dilakukan
perencanaan yang sesuai dengan fungsi gedung dan wilayah yang akan dibangun
serta harus menghitung berapa besar kebutuhan material yang diperlukan.
Perencanaan sebuah gedung harus dapat menjamin kekuatan serta fungsi gedung
itu sendiri. Kekuatan gedung tersebut harus dapat memikul beban mati, beban
hidup dan beban gempa yang terjadi di wilayah tersebut. Pada perencanaan
gedung ini ditetapkan di wilayah gempa 3 dengan menggunakan sistem elastik
penuh. Seorang perencana harus menghitung dengan teliti agar nantinya gedung
tersebut dapat menahan beban-beban yang ada. Kekuatan gedung bergantung pada
kekuatan rangka gedung yang biasa disebut portal. Bagian portal tersebut (yaitu
kolom dan balok) harus dapat menahan beban yang ada. Kolom dan balok
merupakan komponen utama dari sebuah gedung. Untuk itu harus dihitung
dengan teliti mengenai kekuatannya. Selain pada kekuatan, perencana juga harus
dapat meminimalisir biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan sebuah gedung.
Jadi selain kekuatan struktur gedung, juga harus dipertimbangkan biaya yang
minimal dan kebutuhan material yang dibutuhkan untuk membangun sebuah
gedung.
Untuk menjaga agar proyek berjalan sesuai dengan keinginan kita dapat
menggunakan salah satu metode untuk mengontrol eberlangsungan proyek yaitu
dengan menggunakan kurva s. kurva s adalah sebuah metode perencanaan
pengendalian biaya dan prosentase penyelesaianproyek terhadap waktu. Maka kita
bisa mengetahui apabila terjadi penyimpangan dalam pekerjaan
proyek.
Oleh karena itu pada laporan ini akan dibahas tentang kurva s dalam dunia
proyek agar dapat memahami lebih dalam tentang kurva s.
1.2.Tujuan
 Untuk mengetahui perbedaan antara realisasi pelaksanaan di lapangan
dengan time schedule.
 Untuk mengetahui Kurva S dari Laporan akhir.
 Untuk mengetahui penyebab terjadinya percepatan pekerjaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen
Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja
bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya. Proses
Manajemen sebagai berikut:
a. Perencanaan: Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan
strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
b. Pengorganisasian: Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik
yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif,dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat
bekerja secara efektif dan efesien guna pencapaian tujuan organisasi.
c. Pengarahan: Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh
pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut
dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan
produktifitas yang tinggi.
d. Pengendalian: Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian
kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan
dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai
perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

2.2 Kurva S
Kurva S merupakan suatu grafik yang menggambarkan kemajuan proyek
yang diplot pada koordinat sumbu absis (X) yang menyatakan satuan waktu
sepanjang masa proyek, dan sumbu ordinat (Y) yang menyatakan prosentase
kumulatif biaya selama masa proyek tersebut. Pada diagram Kurva-S dapat
diketahui biaya yang dibutuhkan dalam satuan waktu, kemajuan pekerjaan yang
didasarkan pada volume yang dihasilkan. Pengendalian terhadap pelaksanaan
proyek dilakukan dengan membandingkan posisi Kurva-S aktual terhadap
Kurva-S rencana.
2.3 Peggunaan Kurva S
Kendati Kurva-S mudah dan praktis dalam penggunaannya, namun tetap saja
masih ada pelaku proyek yang salah persepsi dan salah menggunakan fitur
sederhana ini. Berdasarkan pengalaman, ada beberapa hal yang keliru dan
belum lengkap dalam aplikasi Kurva-S ini, yaitu:
1. Anggapan bahwa kemajuan 50% adalah tepat pada 50% waktu
pelaksanaan. Asumsi ini mengesampingkan kenyataan variasi jenis proyek
atau keunikan proyek. Kenyataan bahwa kemajuan 50% belum tentu tepat
pada 50% waktu pelaksanaan. Ini karena komposisi biaya dan waktu
pelaksanaan tiap jenis proyek berbeda-beda. Pada suatu jenis proyek cukup
variatif terkait lingkup pekerjaan.
2. Bentuk kurva harus mendekati huruf S, banyak pelaku proyek
mempersepsikan nama Kurva-S berarti grafiknya juga harus berbentuk S.
Bentuk S pada kurva adalah pendekatan, variasi bentuk S pada Kurva-S
akan sesuai kondisi proyek yang dilaksanakan yaitu distribusi bobot, urutan
pelaksanaan, durasi, lingkup, dan yang lainnya. Sehingga tidak perlu
memaksakan bentuk kurva atau grafik menyerupai huruf S pada Kurva-S,
walaupun pada kebanyakan kasus kurva yang terbentuk memang
mendekati huruf S.
3. Distribusi bobot pekerjaan berdasarkan waktu untuk suatu item pekerjaan
sering diasumsikan terdistribusi merata. Pada dasarnya perhitungan yang
dimaksud adalah menentukan bobot yang diperoleh, pengalokasian struktur
biaya masing-masing item pekerjaan dan urutan pelaksanaan dan
durasinya. Distribusi bobot haruslah memperhitungkan rencana volume
yang akan dikerjakan dalam satuan waktu dan nilai biayanya.
BAB III
METODOLOGI

3.1.Diagram Alir Pembuatan Kurva S

Start

Membuat RAB

Memilih RAB pada


Laporan Akhir

TIDAK
Melakukan
Pembobotan

YA
Membuat Kurva ‘S’

Laporan Akhir Kurva ‘S’

Finish

Penjelasan :
1. Langkah pertama yaitu dengan membuat RAB (Rencana Anggaran
Biaya) dari sebuah proyek survey pengukuran topografi.
2. Memilah menjadi 3 bagian yaitu : Laporan Awal, Laporan menengah
dan Laporan Akhir. Pada tahapan ini , kami menggunakan laporan akhir
agar kita mengetahui Visualisasi kurva “S” dapat memberikan
informasi mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya
terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada
keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi
awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal.
3. Memilih RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan kegiatan yang akan dimasukkan kedalam
kurva ‘S’, yang nantinya akan digunakan sebagai data dalam pembuatan kurva ‘S’.
4. Perhitungan bobot sesuai dengan waktu dan biaya, perhitungan bobot hingga 100 %.
5. Membuat Kurva ‘S’ sesuai data total.
6. Menggambarkan dalam bentuk diagram berbentuk ‘S’, sehingga kita mengetahui kendala
dan bagaimana jalannya proyek tersebuat apakah sesuai dengan rencana awal proyek.
7. Terbentuk Kurva ‘S’.
8. Selesai.
BAB IV

HASIL DAN ANALISA

4.1. Lingkup Pekerjaan yang Dilakukan

1. Pemasangan patok-patok
 Patok - patok BM untuk pengukuran GPS harus dibuat dari beton dengan ukuran 10 x
10 x 75 cm, ditempatkan pada tempat yang aman dan mudah terlihat. Patok BM
dipasang minimal 2 dan sesuai dengan standar yang ditetapkan Bakosurtanal.
 Patok BM dipasang / ditanam dengan kuat, bagian yang tampak diatas tanah setinggi
20 cm, diberi notasi dan nomor BM. Patok BM yang sudah dipasang, kemudian difoto
sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
 Untuk setiap titik poligon utama harus digunakan pipa paralon ukuran 3 inci yang diisi
dengan adukan beton dan diatasnya dipasang bras tablet dari baut. Dalam keadaan
khusus, perlu ditambahkan patok bantu.
 Untuk setiap titik poligon cabang harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus
dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang
masih nampak diberi nomor dan dicat warna merah. Dalam keadaan khusus, perlu
ditambahkan patok bantu.
 Untuk memudahkan pencarian patok, sebainya pada daerah sekitar patok diberi tanda
khusus.
 Pada lokasi khusus, misal di atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan
batu, maka titik-titik poligon ditandai dengan paku payung dilingkari cat merah dan
diberi nomor.

2. Pengukuran GPS
 Jumlah titik BM yang di gunakan minimal 4 titik per hari
 Lama pengamatan di tiap titik BM minimal 3 jam.
 Menggunakan GPS geodetik dengan ketelitian alat maksimal 0.3 m.

3. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal


Dari hasil perencanaan pada peta kerja akan didapatkan jumlah jalur poligon,
jumlah loop poligon, jumlah BM yang dipasang, perkiraan jumlah jarak poligon,
penetapan lokasi poligon, jumlah jalur poligon utama dan poligon cabang, sehingga pada
dasarnya untuk pengukuran kerangka dasar horisontal terdapat dua jenis pekerjaan
poligon yaitu :

a. Pengukuran Poligon Utama


b. Pengukuran Poligon Cabang
4. Pengukuran Poligon Utama
Pengukuran poligon utama, digunakan sebagai kerangka acuan untuk
mendapatkan kerangka dasar horizontal (X,Y,Z) yang mempunyai keandalan ukuran,
dimana keandalan ukuran tersebut dinyatakan oleh ketelitian penutup sudut dan ketelitian
linier jaraknya. Karena poligon utama merupakan titik dasar teknik maka diperlukan
persyaratan tertentu pada pelaksanaan pengukurannya.
Pengukuran poligon utama dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Pengukuran poligon utama ini menggunakan alat ukur Total Station yang
mempunyai ketelitian pembacaan terkecilnya 1 (satu) detik
b. Untuk memperkecil salah penutup sudut, pengukuran panjang sisi poligon
diusahakan mempunyai jarak yang relatif jauh (minimum 50 m).
c. Dihindari melakukan pengukuran sudut lancip (< 60o) yang dapat memperbesar
kesalahan penutup sudut.
d. Pengukuran poligon dilakukan tertutup atau terikat sempurna.
e. Titik-titik poligon harus diikatkan dengan titik-titik kerangka dasar horisontal
yang berada pada sistem daerah atau lokasi yang akan dipetakan.
f. Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 10”n, dimana n adalah jumlah
titik pengamatan/poligon.
g. Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/10.000 (dimungkinkan melakukan
kesalahan pengukuran jarak tidak lebih dari 1 meter untuk setiap jarak 10 km).

5. Pengukuran Poligon Cabang


Maksud dilakukan pengukuran poligon cabang adalah untuk pengikatan titik-titik
detail ditengah-tengah areal pengukuran yang jauh dari jalur poligon utama hingga dengan
adanya titik-titik poligon cabang akan memperbanyak cakupan titik detail yang ada di
lapangan.
Pengukuran poligon utama dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Pengukuran sudut dan jarak menggunakan alat ukur yang sama dengan
pengukuran poligon utama
b. Poligon cabang dibuat pada setiap jarak 50 meter
c. Pengukuran poligon cabang menggunakan metode terikat sempurna, diikatkan
pada titik kerangka dasar/poligon utama
d. Pengukuran beda tinggi untuk poligon cabang dilakukan dengan cara
trigonometric
e. Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 20”n, dimana n adalah jumlah
titik pengamatan/poligon.
f. Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/5.000
g. Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 40 mm D, (D = jumlah panjang jarak
jalur pengukuran dalam kilometer), kecuali pada jalur dimana diletakkan posisi
BM toleransinya 20 mm D
6. Pengukuran Detil Situasi
 Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachymetri, yang mencakup semua obyek
yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada di sepanjang jalur pengukuran,
seperti sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung, dan sebagainya serta tutupan lahan
seperti sawah, ladang, hutan, dan sebagainya.
 Dalam pengambilan data diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik
yang cukup, sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus,
misal sungai, persimpangan jalan, pengukuran harus dilakukan dengan tingkat
kerapatan yang lebih tinggi
 Pengukuran detil situasi harus menggunakan alat Total Station.

Pemeriksaan dan Koreksi Alat Ukur


Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa
dan dikoreksi yaitu sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Total Station :
 Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
 Sumbu II tegak lurus sumbu I.
 Garis bidik tegak lurus sumbu II.
 Kesalahan kolimasi horisontal adalah 0.
 Kesalahan indeks vertikal adalah 0.
2. Pemeriksaan GPS Geodetik :
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.

Penggambaran
1. Penggambaran poligon dibuat dengan skala 1 : 1.000
2. Koordinat grid terluar harus dicantumkan harga absis dan ordinatnya.
3. Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh
dilakukan secara grafis.
4. Setiap titik ikat (BM) dicantumkan nilai X, Y, Z-nya dan diberi tanda khusus.
5. Ketelitian pengukuran detil situasi yaitu dengan skala 1 : 1.000, kontur interval 0.5
sampai dengan 1 meter.
Semua hasil perhitungan titk pengukuran harus digambarkan pada gambar poligon,
sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis ketinggian (kontur) 0.4
sampai dengan 1 meter.
4.3.Hasil Pembuatan Kurva S
LA
P
Waktu (minggu)
No Keterangan Harga Durasi Bobot O
100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 R
1 Penginapan 3.750.000,00 16 0,220 0,014 0,014 0,014 0,014 0,014 0,014 0,014 0,014 0,014 0,014 0,014 0,014 0,014 0,014 0,014 0,014 A
2 Mobilisasi alat dan personil 80.000.000,00 16 4,687 0,293 0,293 0,293 0,293 0,293 0,293 0,293 0,293 0,293 0,293 0,293 0,293 0,293 0,293 0,293 0,293 N
3 Konsumsi 200.000.000,00 16 11,717 0,732 0,732 0,732 0,732 0,732 0,732 0,732 0,732 0,732 0,732 0,732 0,732 0,732 0,732 0,732 0,732
4 Minum 6.400.000,00 16 0,39705 0,023 0,023 0,023 0,023 0,023 0,023 0,023 0,023 0,023 0,023 0,023 0,023 0,023 0,023 0,023 0,023 AK
5 Basecamp 40.000.000,00 16 2,343 0,146 0,146 0,146 0,146 0,146 0,146 0,146 0,146 0,146 0,146 0,146 0,146 0,146 0,146 0,146 0,146 HI
6 Team Leader 120.000.000,00 16 7,030 0,439 0,439 0,439 0,439 0,439 0,439 0,439 0,439 0,439 0,439 0,439 0,439 0,439 0,439 0,439 0,439 R
7 Tenaga Ahli (Geodet) 180.000.000,00 16 10,546 0,659 0,659 0,659 0,659 0,659 0,659 0,659 0,659 0,659 0,659 0,659 0,659 0,659 0,659 0,659 0,659 |
8 Drafter 52.500.000,00 2 3,087 1,538 1,538 M
06 A
9 Surveyor (TS) 273.000.000,00 13 15,994 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 N
10 Asisten surveyor (TS) 273.000.000,00 13 15,994 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 1,230 AJ
11 Surveyor (GPS) 14.000.000,00 2 0,820 0,410 0,410 E
12 Asisten surveyor (GPS) 7.000.000,00 2 70 0,205 0,205 M
0,410
13 Tenaga Lokal 81.900.000,00 13 4,798 0,369 0,369 0,369 0,369 0,369 0,369 0,369 0,369 0,369 0,369 0,369 0,369 0,369 E
14 Sewa GPS 21.000.000,00 2 1,230 0,615 0,615 N
15 Sewa Total Station 163.800.000,00 13 9,56907 0,738 0,738 0,738 0,738 0,738 0,738 0,738 0,738 0,738 0,738 0,738 0,738 0,738 SU
16 Aki 2.000.000,00 2 0,117 0,059 0,059 RV
17 HT TS 54.600.000,00 13 3,199 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246
18 HT GPS 1.400.000,00 2 0,082 0,041 0,041
19 GPS Handheld TS 54.600.000,00 13 3,15909 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246 0,246
20 GPS Handheld 2.800.000,00 2 0,164 0,082 0,082
21 Kamera 4.000.000,00 1 0,234 0,234
22 Patok Kayu 500.000,00 1 0,029 0,029
2 Semen 300.000,00 1 0,041
3 08
24 Koral 1.000.000,00 1 0,059 0,059
0,018
25 Pasir 1.000.000,00 1 0,059 0,059
26 Plat 250.000,00 1 0,015 0,015
27 Alat Bangunan 500.000,00 2 0,03209 0,015 0,015
28 Cat 300.000,00 1 0,018 0,018
29 Perijinan 1.000.000,00 1 0,059 0,059
31 Pencetakan laporan 250.000,00 2 0,015
20
0,007 0,007
33 Asuransi 18.400.000,00 16 1,078 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067
34 Seragam dan Perlengkapan 46.000.000,00 1 2,695 2,695
35 Kertas 500.000,00 1 0,029 0,029
36 Tinta 200.000,00 1 0,01102 0,012
37 Sewa Printer 400.000,00 16 0,023 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001
38 Alat Tulis 500.000,00 1 0,029 0,029
Jumlah 1.706.850.000,00 100,000 5,713 2,495 3,706 7,766 6,436 6,436 6,436 6,436 6,436 6,436 6,436 6,436 6,436 6,436 7,974 7,982
Jumlah Akumulatif 0 5,713 8,208 11,914 19,680 26,117 32,553 38,989 45,426 51,862 58,299 64,735 71,171 77,608 84,044 92,018 ######
12
|
P
a
g
4.4.Analisa Kurva S
Dari Hasil Analisa kurva ‘S’ di atas bahwa :

 Pada tahap persiapan (minggu I) mengalami kenaikan dengan nilai kumulatif


sebesar 5,713.
 Pada tahap orientasi lapangan dimana dilaksanakan selama 1 minggu dengan
melakukan hal sebagai berikut : survey pendahuluan dan penentuan titik BM, serta
pemasangan dan pengecoran titik BM dengan nilai kumulatif 8,208.
 Pada tahap Survey Lapangan selama 14 minggu hal yang dilakukan yaitu :
Pengukuran GPS selama 2 minggu dan pengukuran KKH, KKV, dan detil situasi
selama 13 minggu
 Pada tahap penggunaan software terdapat : pengolahan data dan penggambaran
peta lapangan
 Pada tahap pelaporan yaitu ada tahap pembuatan laporan dan presentasi laporan
akhir
 Dari tahap perancanaan kita mengalami perbedaan dengan kondisi
dilapangan.
 Dalam membuat Kurva ‘S’ harus memperhatikan biaya, waktu dan luar
lingkup.
 Pada tahap persiapan (minggu I) mengalami kenaikan dengan nilai
kumulatif sebesar 5,713.
 Pada tahap orientasi lapangan dimana dilaksanakan selama 1 minggu
dengan melakukan hal sebagai berikut : survey pendahuluan dan
penentuan titik BM, serta pemasangan dan pengecoran titik BM dengan
nilai kumulatif 8,208.
 Pada tahap Survey Lapangan selama 14 minggu hal yang dilakukan
yaitu : Pengukuran GPS selama 2 minggu dan pengukuran KKH, KKV,
dan detil situasi selama 13 minggu
 Pada tahap penggunaan software terdapat : pengolahan data dan
penggambaran peta lapangan
 Pada tahap pelaporan yaitu ada tahap pembuatan laporan dan presentasi
laporan akhir

5.2. Saran
 Dalam pembuatan kurva S maka perlu mengetahui tahapan apa
saja yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah
direncanakan.
 Pembuatan kurva s harus teliti saat pemberian bobot pada setiap
kegiatan yang ada di jadwal setiap minggunya.

Anda mungkin juga menyukai