Anda di halaman 1dari 217

TATA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


PANGGUNG
Kelas XI

Penyusun
Zanuar Eko Rahayu S.Sn.
Tirta Nugraha Pratama S.Sn.
i
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR
TATA PANGGUNG
|
Kelas IX

ii
KATA PENGANTAR

PRAKATA

Buku teks ini disusun berdasarkan Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan
kompetensi keahlian Tata Artistik Teater pada mata pelajaran Tata Panggung. Buku teks
ini dilengkapi dengan penambahan-penambahan tertentu untuk memperdalam materi isi
buku dengan menampilkan teori dan praktik serta contoh-contoh karya rancangan atau
karya yang telah dipublikasikan. Melalui pembahasan materi diharapkan pemahaman
tentang Tata Pangung dapat dikuasai oleh siswa.
Dalam buku teks ini diajarkan tentang pengertian alat dan bahan tata panggung.
Konsep penataan yang terdiri dari pengetahuan tentang teknik pembuatan set artistik
dan piranti tangan berdasarkan teks atau naskah teater. Pengetahuan tentang analisis tek-
stual diperlukan juga bagi setiap siswa sebelum melaksanakan proses penataan. Sehing-

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


ga siswa dapat menghasilkan karya penataan panggung yang kreatif dan inovatif tetapi
tetap berdasarkan pada konsepsi pendidikan yang berlaku di Indonesia.
Diharapkan bahan ajar ini ini bisa menjadi acuan dan memberikan manfaat. Segala
saran dan kritik sangat diharapkan penulis demi perbaikan di masa mendatang.

Pandeglang, Oktober 2019

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

ii KATA PENGANTAR

iii PRAKATA

iv DAFTAR ISI

v PETA KONSEP

BAB I
001 Alat & Bahan Tata Panggung

BAB II
007 Jenis-jenis Panggung

BAB III
015 Perlengkapan Panggung

BAB IV
031 Perabot Tata Panggung

BAB V
057 Piranti Tangan

BAB VI
091 Membuat Piranti Tangan

BAB VII
097 Set Gantung/Set Panggung

BAB VIII
139 Membuat Set Gantung/Set Panggung

BAB XI
167 Menganalisis Piranti Tangan & Set Panggung
Berdasarkan Teks Lakon

196 PENILAIAN SEMESTER GANJIL

203 DAFTAR PUSTAKA

204 DAFTAR GAMBAR

206 GLOSARIUM

209 BIODATA PENULIS

iv
PERABOT PANGGUNG
PETA KONSEP
PERLENGKAPAN PANGGUNG

JENIS-JENIS PANGGUNG

ALAT DAN BAHAN TATA PANGGUNG

PENGERTIAN TATA PANGGUNG

PIRANTI TANGAN
DAN SET GANTUNG

PETA KONSEP
Tata Panggung Teater

ALAT DAN BAHAN


TATA PANGGUNG

PENGERTIAN DAN FUNGSI


PIRANTI TANGAN

TEKNIK PEMBUATAN PIRANTI TANGAN

PENGERTIAN DAN FUNGSI SET GANTUNG

TEKNIK PEMBUATAN SET GANTUNG

MENERAPKAN TEKNIK PEMBUATAN


PIRANTI TANGAN DAN SET GANTUNG

v
BAB I

Alat & Bahan


Tata Panggung

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan mempelajari bab ini maka siswa dapat menjelaskan tentang alat tata panggung, menjelaskan
bahan tata panggung, memilah alat tata panggung, serta memilah bahan tata panggung.

PETA KONSEP

ALAT DAN BAHAN TATA PANGGUNG

PENGERTIAN ALAT DAN BAHAN TATA PANGGUNG


JENIS ALAT DAN BAHAN TATA PANGGUNG

KATA KUNCI
alat, bahan, tata panggung

1
PENDAHULUAN
Untuk memulai kerja, seorang penata nakan pun tidak seperti bahan untuk membuat
panggung harus mengetahui jenis dan sifat ba- bangunan sesungguhnya. Meskipun beberapa
han yang akan digunakan. Karena tata panggung bahan bangunan nyata dapat digunakan tetapi
hanyalah seni ilusi yang menyajikan perwakilan pengaplikasiannya berbeda.
gambaran kenyataan maka bahan yang digu-

Gambar 1. Bow Saw Gambar 2. Claw Hammer Gambar 3. Hand Saw

Gambar Perkakas Sebagai Alat Tata Panggung


TATA PANGGUNG

Sumber: www.Krisbow.com

A. PENGERTIAN ALAT DAN BAHAN TATA PANGGUNG


Alat dan bahan tata panggung merupakan Sedangkan bahan yang digunakan dalam
|

peralatan seta bahan-bahan yang digunakan proses pembuatan set terdiri dari beberapa ba-
Kelas IX

untuk membangun set atau membuat set. Pera- han yakni, logam, kayu, busa atau spon, berbagai
latan tata panggung terdiri dari tiga jenis di an- macam lem serta bahan pewarna.
taranya dikenal dengan istilah hand tools, power
tools, dan power hand tools.

B. JENIS ALAT DAN BAHAN TATA PANGGUNG


Ada tiga jenis istilah yang sering digunakan dalam proses penataan artistik.

1. Hand Tools, adalah alat yang dalam penggunaannya hanya menggunakan tenaga manusia
untuk mengoperasikannya.

2. Power Tools, adalah alat yang menggunakan tenaga bantu dari mesin serta menggunakan
daya listrik AC.

3. Power Hand Tools, adalah alat yang menggunakan tenaga baterai sebagai dayanya serta me-
sin sebagai penggeraknya.

Dalam prakteknya peralatan tata panggung dibagi kedalam beberapa jenis, diantaranya:

2
1. Pemotong
Perkakas pemotong memiliki fungsi untuk memotong
dari mulai benang, hingga kayu dan triplek.

Gambar 4. Alat-alat Perkakas


Sumber: www.dekoruma.com

2. Pengukur
Perkakas ini digunakan untuk melakukan pengukuran
dari mulai panjang, lebar hingga mengukur kerataan
suatu bidang.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Gambar 5. Alat Pengukur
Sumber: kyk.com.ph

3. Pengikat
Perkakas ini berfungsi untuk mengikat objek satu
dengan objek lainnya dari mulai lem, paku, tali serta
las yang dipergunakan untuk menempelkan dekorasi
pada dinding, merapikan gorden hingga membangun
rangka.

Gambar 6. Paku sebagai Alat Pengikat


Sumber: isibangunan.com

4. Perkakas multi fungsi


Perkakas ini merupakan perkakas yang di dalamnya
banyak berbagai kegunaan, seperti memotong dan
mengikat.

Gambar 7. Perkakas Multifungsi


Sumber: netdna.com

3
CAKRAWALA
Adolphe Appia, (lahir 1 September 1862,
Jenewa, Switz. — meninggal 29 Februari 1928,
Nyon), perancang panggung Swiss yang teori-
nya, terutama pada penggunaan pencahayaan
interpretatif, membantu membawa realisme dan
kreativitas baru ke tanggal 20- produksi teater
abad.
Meskipun pelatihan awalnya di bidang
musik, Appia belajar teater di Dresden dan Wina
sejak usia 26. Pada tahun 1891 ia mengajukan
teori revolusionernya tentang produksi teater.
Empat tahun kemudian ia menerbitkan La Mise
en scène du drame Wagnérien (1895; “Pemen-
tasan Drama Wagnerian”), kumpulan rencana
panggung dan pencahayaan untuk 18 opera Appia terkenal karena banyak desainnya
Wagner yang mengklarifikasi fungsi pencaha- yang indah untuk opera Wagner. Dia menolak set
yaan panggung dan menyebutkan secara rinci dua dimensi yang dilukis untuk set “hidup” tiga
saran-saran praktis untuk penerapan teorinya. dimensi karena dia percaya bahwa warna sama
Dalam Die Musik und die Inszenierung (1899; “Mu- pentingnya dengan cahaya untuk membentuk
TATA PANGGUNG

sic and Staging”), Appia membangun hierarki ide hubungan antara aktor dan pengaturan kinerja
untuk mencapai tujuannya: dalam ruang dan waktu. Melalui penggunaan
kontrol intensitas cahaya, warna dan manipula-
1. Latar tiga dimensi daripada latar be- si, Appia menciptakan perspektif baru dalam de-
lakang datar, mati, dicat sebagai latar sain pemandangan dan pencahayaan panggung.
belakang yang tepat untuk ditampil- Direktur dan desainer sama-sama me-
|

kan pergerakan aktor yang hidup; ngambil inspirasi besar dari karya Adolphe
Kelas IX

2. Pencahayaan yang menyatukan aktor Appia, yang teori desain dan konseptualisasi
dan pengaturan ke dalam keseluruh- opera Wagner-nya telah membantu memben-
an artistik, membangkitkan respons tuk persepsi modern tentang hubungan antara
emosional dari penonton; ruang pertunjukan dan pencahayaan. Salah satu
alasan untuk pengaruh kerja dan teori Appia,
3. Nilai interpretatif pencahayaan mo- adalah bahwa ia bekerja pada saat pencahayaan
bile dan berwarna-warni, sebagai la- listrik baru saja berevolusi. Yang lain adalah bah-
wan visual dari musik; dan wa ia adalah orang yang memiliki visi besar yang
4. Pencahayaan yang menyoroti aktor mampu membuat konsep dan filosofi tentang
dan menyoroti area aksi. banyak praktik dan teorinya.
Prinsip utama yang mendasari banyak
Dia memperluas teorinya dalam buku pekerjaan Appia adalah bahwa kesatuan artistik
kedua, L’Oeuvre d’art vivant (1921; “The Living adalah fungsi utama sutradara dan perancang.
Work of Art”). Appia berpendapat bahwa lukisan dua dimensi
Appia mendesain set di Jerman, Prancis, dan dinamika kinerja yang diciptakannya, ada-
Italia, dan Swiss. Dia berkolaborasi dengan Émile lah penyebab utama perpecahan produksi di
Jaques-Dalcroze di sejumlah teater eksperimen- masanya. Dia menganjurkan tiga elemen sebagai
tal dan produksi tarian. Dia juga merancang set dasar untuk menciptakan mise en scene yang
untuk gedung opera La Scala di Milan dan gedung efektif dan terpadu.
opera di Basel. Reputasinya bertumpu pada tu- Appia melihat cahaya, ruang, dan tubuh
lisan-tulisan teoretisnya dan bukan pada output manusia sebagai komoditas lunak yang harus
yang relatif kecil dari desain yang dieksekusi. diintegrasikan untuk menciptakan suasana yang

4
terpadu. Dia menganjurkan sinkronisitas suara, Appia adalah salah satu desainer pertama
cahaya dan gerakan dalam produksi opera Wag- yang memahami potensi pencahayaan pang-
ner dan dia mencoba untuk mengintegrasikan gung untuk melakukan lebih dari sekadar me-
korps aktor dengan irama dan suasana musik. nerangi aktor dan pemandangan yang dilukis.
Namun pada akhirnya, Appia menganggap ca- Ide-idenya tentang pementasan “drama na-
haya sebagai elemen utama yang menyatu ber- da-kata”, bersama dengan pernyataannya sendi-
sama semua aspek produksi. Ia secara konsisten ri tentang Tristan und Isolde (Milan 1923) dan
berusaha menyatukan unsur-unsur musik dan bagian-bagian dari Cincin (Basle 1924-25) telah
gerakan teks dan menilai aspek cahaya yang le- memengaruhi staging berikutnya, terutama yang
bih mistis dan simbolis. berasal dari paruh kedua tahun itu. Abad ke dua
Dia sering mencoba membuat aktor, pen- puluh.
yanyi dan penari memulai dengan gerakan atau Untuk Appia dan untuk produksinya, mise
gerakan simbolik yang kuat dan diakhiri dengan en scene dan totalitas atau kesatuan pengala-
pose atau gerakan simbolik yang kuat. Dalam man kinerja adalah yang utama dan dia percaya
karya-karyanya, cahaya selalu berubah, dima- bahwa elemen-elemen ini mendorong gerakan
nipulasi dari waktu ke waktu, dari aksi ke aksi. dan memulai tindakan lebih dari hal lain (John-
Akhirnya, Appia berusaha menyatukan gerakan ston 1972). Desain dan teori Appia terus mengin-
panggung dan penggunaan ruang, ritme pang- spirasi banyak pencipta teater lainnya seperti Ed-
gung, dan adegan mise en. ward Gordon Craig, Jacques Copeau dan Wieland
Wagner.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


JELAJAH INTERNET
Untuk menambah pengetahuan, perihal pengenalan peralatan tata pang-
gung dapat dipelajari secara mandiri di internet. Penggunaan power hand tools
dalam proses penataan artistic. Untuk mengetahui lebih dalam, Anda bisa kun-
jungi tautan di bawah ini:

https://www.youtube.com/watch?v=287RvTRzpok

RANGKUMAN
Istilah yang sering digunakan dalam proses penataan artistik
1. Hand Tools

2. Power Tools

3. Power Hand Tools

Dalam prakteknya peralatan tata panggung dibagi kedalam beberapa jenis, diantaranya:

1. Pengukur

2. Pengikat

3. Pemotong

4. Multifungsi

5
TUGAS MANDIRI
Carilah beberapa informasi tentang penggunaan peralatan tata panggung serta penggunaan ba-
han tata panggung dalam proses pembuatan set artistic sebuah pertunjukan.

PENILAIAN HARIAN
1. Ketika melakukan proses pencarian informasi tentang peralatan tata panggung, informasi
apa yang sudah Anda dapatkan?

2. Ketika melakukan proses pencarian informasi tentang bahan tata panggung, informasi apa
saja yang sudah Anda dapatkan?

3. Berdasarkan hasil pencarian maka tentukan fungsi peralatan tata panggung tersebut!

REFLEKSI
Setelah mempelajari materi pada bab ini, Anda dapat mengetahui secara singkat tentang pera-
latan serta bahan tata panggung. Materi manakah yang menurut Anda sulit untuk dipahami? Cobalah
untuk berdiskusi dengan teman maupun guru Anda! memahami materi di bab ini sangat berpengaruh
untuk bisa menguasai materi pada bab selanjutnya.
TATA PANGGUNG
|
Kelas IX

6
BAB II

JENIS-JENIS
Panggung

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah memepelajari bahan ajar ini siswa diharapkan mampu menjelaskan sejarah bentuk pang-
gung, menjelaskan jenis-jenis panggung, mengolah sejarah bentuk panggung serta mengolah jenis-
jenis panggung.

PETA KONSEP

JENIS-JENIS PANGGUNG

SEJARAH BENTUK PANGGUNG


JENIS-JENIS PANGGUNG

KATA KUNCI
panggung, jenis, Yunani, Romawi

7
PENDAHULUAN
Proses awal sebuah pertunjukan teater Panggung pada zaman modern ini adalah
lahir adalah berawal dari sebuah upacara pada sebuah ruang pentas atau ruang bermain da-
masa zaman purba, yang dimana para manusia lam sebuah seni pertunjukan yang dimana men-
purba berdiri ataupun duduk membuat ling- cakup persoalan penataan ruang, penataan
karan dengan api unggun ditengah-tengahnya set dan property bahkan hingga persoalan pe-
sebagai inti. Pola melingkar seperti itulah yang meranan. Aktor merupakan objek yang dimana
di zaman modern ini dikenal sebagai panggung panggung adalah ruang untuknya bereksplorasi
arena. Seiring dengan perkembangan zaman- dan membangun peran dalam dirinya, dalam
nya dari zaman manusia purba hingga ke zaman sejarah perkembangannya ada beberapa bentuk
manusia modern kini, manusia telah memiliki panggung pertunjukan.
banyak bentuk panggung pertunjukan yang di
sesuaikan dengan perkembangan zamannya.

A. SEJARAH BENTUK PANGGUNG


Proses awal sebuah pertunjukan teater sesuaikan dengan perkembangan zamannya.
lahir adalah berawal dari sebuah upacara pada Panggung pada zaman modern ini adalah
masa zaman purba, yang dimana para manusia sebuah ruang pentas atau ruang bermain dalam
TATA PANGGUNG

purba berdiri ataupun duduk membuat ling- sebuah seni pertunjukan yang dimana menca-
karan dengan api unggun ditengah-tengahnya kup persoalan penataan ruang, penataan set dan
sebagai inti. Pola melingkar seperti itulah yang property bahkan hingga persoalan pemeranan.
di zaman modern ini dikenal sebagai panggung Aktor merupakan objek yang dimana pang-
arena. Seiring dengan perkembangan zaman- gung adalah ruang untuknya bereksplorasi dan
nya dari zaman manusia purba hingga ke zaman membangun peran dalam dirinya, dalam sejarah
|

manusia modern kini, manusia telah memiliki perkembangannya ada beberapa bentuk pang-
Kelas IX

banyak bentuk panggung pertunjukan yang di gung pertunjukan di antaranya :

1. Pentas Primitif
Lakon bersumber pada kegiatan kultural
tertua dari manusia. Mula–mula dilaksanakan
sebagai upacara dari kepercayaan mereka.
Tempat pelaksanaan upacara tersebut sangat
tergantung sekali pada keadaan alamiah saat
itu, biasanya di alam terbuka beratapkan langit,
kemudian berkembang di pelataran-pelataran
candi atau tempat-tempat yang di anggap kera-
mat. Pentas seperti itu biasanya di sebut pentas
Gambar 8. Teater Primitif Arena (Terbuka).

2. Pentas Yunani
Lakon Yunani bersumber pada pemujaan
Dewa Dionysos. Tempat pertunjuikannya meling-
kar, taka da batas antara pemain dan pemonton.
Berkembang dari kehidupan kultural masyarakat
Yunani dan Pernah mencapai masa – masa ke-
jayaannya pada masa itu. Sebutannya adalah
Klasik Yunani dan masa ini sekaligus merupakan
titik tolak sejarah teater barat.

8
Gambar 9. Panggung Teater Zaman Yunani

3. Pentas Romawi
Bentuk pentas Romawi merupakan peniruan dari bentuk pentas Yunani. Perubahannya
sejalan dengan perkembangan bangunan teater pada masa kini. Pertunjukan teater di Roma
bukan merupakan peristiwa religi tetapi sebagai peristiwa hiburan. Pada pentas Romawi, se-
bagian besar orchestra dimainkan di ruang penonton. Sedangkan lakon dimainkan ditempat
yang bangunannya lebih besar dan mewah dibandingkan dengna pentas Yunani. Pentas ter-
lindung oleh atap dan pada saat cuaca buruk penonton terlindungi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Gambar 10. Panggung Teater Zaman Romawi

4. Pentas Abad Pertengahan


Apabila ditinjau dari segi konstruksinya sangat sederhana (pentas arena) akan tetapi
bisa lebih luas dan mewah. Di samping itu bentuk pentas ini mempunyai segi-segi yang prak-
tis, dapat dibongkar pasang, mudah dibawa, dan biasa dipergelarkan oleh para pengembara
berkelling dari suatu daerah kedaerah lain. Pentas ini dapat diubah tergantung lakon yang
akan dimainkan. Penonton terdiri atas tiga perempat lingkaran di sekitar tempat pentas dan
bisa di atas kereta. Pemain bermain di depan torai berganti pakaian belakangnya.

Gambar 11. Panggung Teater Zaman Abad Pertengahan

9
5. Pentas Elizabethan
Mula–mula pertunjukan berlangsung di tempat terbuka dalam kompleks losmen yang
di kelilingi oleh galeri–galeri tempat penonton. Pentas berada di ujung tempat penonton dan
di tempat terbuka, dan para pemainnya bisa berganti pakaian di belakangnya. Kontruksinya
mengingatkan kita pada pentas kereta.

Gambar 12. Panggung Teater Zaman Elizabeth


TATA PANGGUNG

6. Pentas Renaissance
Tumbuh dan berkembang secara perlahan-lahan dengan berbagai bentuk dan kontruk-
sinya. Akhirnya bentuk pentas ini secara tegas memisahkan antara penonton dan pemain.
Berdirinya gedung teater yang tertutup, mengarah pada perkembangan ke dalam bentuk
teater masa kini, dan dimulai dari istana-istana raja reinassance dengan bentuk pentas yang
ornamentrik.
|
Kelas IX

Gambar 13. Panggung Teater Zaman Renaissance

B. JENIS-JENIS PANGGUNG
Selanjutnya setelah perkembangan bentuk panggung hingga ke zaman Reinaissance maka manu-
sia mulai mengklasifikasan semua jenis panggung tersebut kedalam beberapa bentuk panggung.

10
1. Panggung Procenium
Panggung ini adalah bentuk panggung yang dimana penonton hanya ada di satu sisi
saja, yakni hanya bagian depan panggung saja. Jenis panggung ini adalah jenis panggung
yang paling ladzim digunakan.

Gambar 14. Panggung Proscenium

2. Panggung Arena
Panggung ini adalah bentuk panggung yang di mana bentuknya persegi atau melingkar,
yakni penonton berada di sekeliling atau sekitar panggung pementasan. Penggunaan pang-
gung seperti ini identik digunakan dalam pertunjukan teater tradisional.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Gambar 15. Panggung Arena

3. Panggung Tapal Kuda


Panggung ini adalah bentuk panggung seperti tapal kuda atau letter U di mana penon-
ton di sekeliling panggung kecuali bagian belakang panggung, bagian belakang panggung
dikhususkan untuk menjadi backstage para pemain atau bisa dibilang sebagai ruang persia-
pan pementasan.

Gambar 16. Panggung Tapal Kuda

11
CAKRAWALA
Kurang dari 7 bulan kemudian mereka
kemudian dikaruniai seorang putri bernama Su-
sanna dan bayi kembar bernama Hamnet dan
Judith. Namun sayangnya Hamnet meninggal
saat usianya masih delapan tahun. Banyak yang
beranggapan, kematian Hamnet mengilhaminya
menulis Hamlet, salah satu dramanya yang pa-
ling terkenal.
Banyak yang yakin, Shakespeare dan Anne
sering tinggal secara terpisah. Sang Pujangga
itu lebih mengejar karirnya di London Theatre.
Barulah di masa tuanya, Shakespeare pulang
kampung ke Stratford dan tinggal bersama ke-
luarganya.
Secara umum, karya Shakespeare dibagi
“Apalah arti sebuah nama? Andaikata kamu kedalam tiga tema besar yaitu drama komedi,
memberikan nama lain untuk bunga mawar tragedi dan sejarah. Topiknya pun beragam, mu-
ia akan tetap bau wangi.” Kalimat terkenal itu lai dari roman, politik, hingga perang saudara.
diucapkan pada abad 16 lalu oleh sastrawan Beberapa drama komedi di antaranya A Midsum-
TATA PANGGUNG

dan dramawan terbesar, William Shakespeare. mer Night’s Dream, All’s Well That Ends Well dan
Shakespeare tentu bukanlah nama yang asing As You Like It. Drama tragedi yang paling terkenal
lagi. Kita tentu mengenal drama Romeo Juliet, adalah Antony and Cleopatra, Hamlet dan King
Hamlet dan Macbeth. Lear. Sementara Drama sejarahnya ialah Henry
Pertunjukan-pertunjukan dramanya men- IV, King John, dan Richard II. Sedangkan puisinya
dapatkan perhatian besar dari masyarakat. yang terkenal berjudul “The Rape of Lucrece”.
|

Karya-karyanya terus dipelajari dan namanya


Kelas IX

sering disebut hingga kini.


Nama lengkapnya William Shakespeare. Ia
lahir di Warwickshire, Inggris pada 23 April 1564.
Berdasarkan situs britanica.co disebutkan bah-
wa ayahnya bernama John Shakespeare, seo-
rang pedagang kulit yang sukses dan anggota
dewan kotapraja. Sedangkan Ibunya bernama
Mary Arden, seorang putri bangsawan yang ter-
kemuka.
Hampir tidak ada catatan tentang masa ke-
cilnya. Namun ia diperkirakan tumbuh dan bela-
jar di Stratford Grammar School hingga usia 15
tahun. Di sekolah itu ia mendalami bahasa Latin
dan menerjemahkan karya-karya penulis besar
seperti Cicero, Virgil dan Ovid. Ia juga belajar ak-
ting, menulis, dan menghapal. Gubahan dramanya pun sarat dengan pe-
Shakespeare menikahi Anne Hathaway di san-pesan moral dan nuansa politik yang tak
usia 18 tahun. Istrinya, Anne Hathaway berusia mudah dipahami. Shakespeare seringkali me-
delapan tahun lebih tua dibandingkan Shake- ngajak penikmat karyanya untuk berpikir lebih
speare. Pernikahan mereka dilangsungkan pada mendalam.
bulan November 1582 dan dipersiapkan secara Melalui drama-dramanya, Shakespeare me-
tergesa-gesa karena Anne telah hamil duluan. nawarkan pemahaman mendalam akan tiga per-

12
tanyaan, Apa artinya untuk hidup? Bagaimana Hidup Shakespeare berakhir pada 23 April
cara kita hidup? Dan apa yang harus kita laku- 1616. Lima tahun sebelum kematiannya, ia telah
kan? Itulah mengapa, karyanya dipelajari oleh berhenti menulis. Hingga akhir hayatnya ia tetap
ahli literatur dan dikutip oleh politikus. Bagi fi- menikah dengan Anne Hathaway.
losofer pun bisa menemukan cara berpikir baru Menurut keterangan pengurus pemaka-
dengan membaca ulang karyanya. mannya, ia jatuh demam setelah melewatkan
Pada tahun 1950 Shakespeare “menya- malam dengan bermabuk-mabukan. Ada yang
takan diri” sebagai penulis drama dan aktor di menyebutkan, demam hebat yang dialami
London. Ia pun menjadi terkenal, populer dan sa- Shakespeare karena tipus dan pendarahan. Ru-
ngat kaya. Karyanya sangat disukai masyarakat mor lain menyatakan bahwa kematiannya kare-
bahkan raja-raja Inggris pun juga hadir dalam na penyakit sipilis yang dideritanya. Begitulah,
pertunjukannya. Tak heran, ia kawan-kawannya Tak diketahui dengan pasti penyebab kematian
sering disebut sebagai “orang-orang raja”. Shakespeare. Di nisan makamnya tertulis; “Blest
Ia pun bermain drama di Istana Kerajaan, be the man who cast these stones, and cursed be
Teater Globe, Teater Blackfriars dan di teater mi- he that moves my bones.” Dalam bahasa Indone-
lik mereka sendiri. Mereka seringkali melakukan sia berarti “terberkatilah ia yang menaruh ba-
tur drama di Inggris, meski wabah penyakit se- tu-batu ini, dan terkutuklah ia yang memindah-
dang mendera. kan tulang-tulangku.”

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

JELAJAH INTERNET
Untuk menambah pengetahuan, perihal penganalisaan set berdasarkan
teks lakon dapat dipelajari secara mandiri di internet. Untuk mengetahui lebih
dalam tentang seni pertunjukan, Anda bisa kunjungi tautan di bawah ini:

https://www.youtube.com/watch?v=o-gLbgpzCc8

13
RANGKUMAN
Proses awal sebuah pertunjukan teater lahir adalah berawal dari sebuah upacara pada masa
zaman purba, yang di mana para manusia purba berdiri ataupun duduk membuat lingkaran dengan
api unggun ditengah-tengahnya sebagai inti. Panggung pada zaman modern ini adalah sebuah ruang
pentas atau ruang bermain dalam sebuah seni pertunjukan yang di mana mencakup persoalan pena-
taan ruang, penataan set dan property bahkan hingga persoalan pemeranan. Manusia mulai mengkla-
sifikasan semua jenis panggung tersebut kedalam beberapa bentuk panggung yang ladzim digunakan.

TUGAS MANDIRI
Tugas Anda ialah mencari dan menganalisis jenis panggung yang terdapat pada pertunjukan
teater yang baik secara langsung maupun video dokumentasi. Anda dapat mengumpulkan informasi
melalui buku, internet, maupun sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan
dengan format yang telah disepakati dengan guru pengampu.

PENILAIAN MANDIRI
1. Apa yang menyebabkan panggung pada zaman Romawi berbeda pada Zaman Elizabethian?

2. Mengapa panggung Arena atau tapal kuda lebih sering digunakan dalam pertunjukan teater
TATA PANGGUNG

tradisional?

REFLEKSI
Setelah anda mempelajari bahan ajar ini, konsep pemanggungan seperti apa yang bisa digunakan
dalam segala bentuk jenis pertunjukan, baik dalam teater tradisi maupun teater modern? Kemudian
|

jika anda telah mempelajari semua materi dalam bahan ajar ini, dapatkah anda mencari tahu bentuk
Kelas IX

panggung yang efisien bagi pertunjukan teater? Pentingnya untuk menguasai materi pada bab ini kare-
na akan berhubungan dengan materi pada bab selanjutnya.

14
BAB III

Perlengkapan
Panggung

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah memepelajari bahan ajar ini siswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian perlengka-
pan panggung, menjelaskan fungsi perlengkapan panggung, mengolah perlengkapan panggung serta
mengolah fungsi peralatan panggung.

PETA KONSEP

PERLENGKAPAN PANGGUNG

PENGERTIAN PERLENGKAPAN PANGGUNG


JENIS FUNGSI PERLENGKAPAN PANGGUNG

KATA KUNCI
panggung, pertunjukan, bentuk, jenis

15
Gambar 17. Setting Realis Sugestif Naskah Musuh Masyarakat Karya Henrik Ibsen
Studio Teater ISBI Bandung, 2015

PENDAHULUAN
TATA PANGGUNG

Selain mengenal bentuk dan jenis pang- Hal ini sangat penting untuk dipelajari kare-
gung, seorang yang berkecimpung dalam na menyoal tentang bagaimana seorang penata
wilayah belakang panggung atau dalam istilah- panggung mampu menyesuaikan kebutuhan
nya adalah seorang penata panggung juga harus panggung atau pertunjukan dengan perlengka-
mengetahui dan memahami tentang perlangka- pan yang tersedia di dalam gedung pertunjukan
|

pan-perlengkapan yang ladzim digunakan dalam demi mendukung dan mensuskseskan sebuah
Kelas IX

panggung atau gedung pertunjukan. pertunjukan.

A. PENGERTIAN PERLENGKAPAN
Perlengkapan panggung secara definitive tikan adalah ukuran panggung yang memadai
bisa dikatakan sebagai benda atau sarana pen- dalam arti dapat melayani pertunjukan dengan
dukung yang berada atau berfungsi untuk me- baik. Disamping ukuran panggung dan audito-
maksimalkan hasil sebuah pertunjukan yang rium harus seimbang, maka juga perlu adanya
digelar dalam bentuk atau jenis panggung ter- perlengkapan panggung yang layak untuk me-
tentu. Namun dalam hal ini yang perlu diperha- layani pertunjukan itu.

B. FUNGSI PERLENGKAPAN PANGGUNG

1. Border, pembatas yang terbuat dari kain. Dapat dinaikkan dan diturunkan. Fungsinya untuk
memberikan batasan area permaianan yang digunakan.

2. Backdrop, layar paling belakang. Kain yang dapat digulung atau diturun-naikkan dan mem-
bentuk latar belakang panggung.

16
Gambar 18. Setting Realis Sugestif Naskah Musuh Masyarakat Karya Henrik Ibsen
Studio Teater ISBI Bandung, 2015

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


3. Batten, disebut juga kakuan. Perlengkapan panggung yang dapat digunakan untuk meletak-
kan atau menggantung benda dan dapat dipindahkan secara fleksibel.

Gambar 19. Bagian-bagian Panggung


Zaman Renaissance

4. Penutup/flies, bagian atas rumah panggung yang dapat digunakan untuk menggantung set
dekor serta menangani peralatan tata cahaya.
5. Rumah panggung (stage house), seluruh ruang panggung yang meliputi latar dan area untuk
tampil

6. Catwalk (jalan sempit), permukaan, papan atau jembatan yang dibuat di atas panggung
yang dapat menghubungkan sisi satu ke sisi lain sehingga memudahkan pekerja dalam me-
masang dan menata peralatan.

7. Tirai besi, satu tirai khsusus yang dibuat dari logam untuk memisahkan bagian panggung
dan kursi penonton. Digunakan bila terjadi kebakaran di atas panggung. Tirai ini diturunkan
sehingga api tidak menjalar keluar dan penonton bisa segera dievakuasi.

8. Latar panggung atas, bagian latar paling belakang yang biasanya digunakan untuk memper-
luas area pementasan dengan meletakkan gambar perspektif.

17
Gambar 20. Bagian-bagian Panggung

9. Sayap (side wing), bagian kanan dan kiri panggung yang tersembunyi dari penonton,
biasanya digunakan para aktor menunggu giliran sesaat sebelum tampil.

10. Layar panggung, tirai kain yang memisahkan panggung dan ruang penonton. Digunakan
(dibuka) untuk menandai dimulainya pertunjukan. Ditutup untuk mengakhiri pertunjukan.
Digunakan juga dalam waktu jeda penataan set dekor antara babak satu dengan lainnya.

11. Trap jungkit, area permainan atau panggung yang biasanya bisa dibuka dan ditutup untuk
keluar-masuk pemain dari bawah panggung.

12. Tangga, digunakan untuk naik ke bagian atas panggung secara cepat. Tangga lain, biasanya
TATA PANGGUNG

diletakkan di belakang atau samping panggung sebelah luar.

13. Apron, daerah yang terletak di depan layar atau persis di depan bingkai proscenium.
14. Arbor pit adalah celah terbuka pada lantai diujung panggung, di bawah struktur tali-temali
panggung, yang digunakan untuk menaikturunkan tali berisi pemberat ketika menaikkan
atau menurunkan layar dan bar lampu strip. Ruang kecil di bawah celah ini juga disebut se-
|

bagai arbor pit.


Kelas IX

15. Auditorium adalah area tempat duduk penonton atau ruang penonton. Disebut juga sebagai
house.

Gambar 21. Bagian-bagian Gedung Pertunjukan

18
16. Back of house (BOH) merupakan area belakang panggung yang tidak terbuka untuk umum.
Area ini digunakan untuk menyiapkan pertunjukan dan segala sesuatu yang mendukung per-
tunjukan. Disebut juga sebagai backstage.

17. Balcony (Balkon) adalah tempat duduk penonton yang berada di atas auditorium, dimak-
sudkan untuk menambah area penonton. Balkon disebut juga sebagai circle, mezzanine, atau
tier.

18. Balcony rail adalah pagar atau pipa besi pembatas yang berada di depan balkon. Biasanya
juga digunakan untuk memasang lampu spot di depan balkon.

19. Box boom adalah tiang pemasangan lampu spot tambahan yang terletak di sisi depan audi-
torium, biasanya berupa pipa vertikal.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Gambar 22. Panggung Thrust

20. Box merupakan area duduk penonton di auditorium yang khusus. Biasanya terletak di antara
baris kursi nomor dua dan dua belas. Tatanan kursi lebih longgar serta ruang dibatasi pagar
khusus dari pipa atau setengah dinding. Disebut juga sebagai opera box.

21. Bridge adalah serambi atau papan jalan yang terletak di atas bar-bar lampu yang digunakan
untuk meraih, menata dan mengarahkan lampu. Disebut juga dengan lighting bridge atau
loading bridge.

22. Control room merupakan ruang kontrol yang biasanya terletak di bagian belakang audito-
rium. Digunakan sebagai ruang untuk mengontrol cahaya dan suara, dan perlengkapan lain
selama pementasan berlangsung.

23. Crossover merupakan jalan lintasan atau gang yang berada di belakang panggung. Digu-
nakan oleh para pemeran (pemain) dan kru panggung untuk melintas dari ujung satu ke
ujung yang lain tanpa terlihat oleh penonton. Disebut juga sebagai crossover corridor atau
crossover gallery.

24. Deck adalah lantai panggung.

25. Fly merupakan bagian atas panggung tempat peralatan dekorasi, kain layar, dan perlengka-
pan artistik yang tergantung dan tersembunyi dari pandangan penonton. Disebut juga se-
bagai fly loft.

26. fly tower, loft, atau stage tower.

19
Gambar 23. Setting Realis Sugestif Naskah Musuh Masyarakat karya Henrik Ibsen
Studio Teater ISBI Bandung, 2015

27. Fly rail merupakan pagar teralis mendatar, tempat pengoperasian tali-temali panggung yang
biasanya berisi pemberat untuk menaikturunkan layar atau dekorasi gantung. Disebut juga
sebagai index rail atau locking rail.

28. Followspot booth adalah ruang khusus yang terletak di bagian atas, tertutup, dan hanya
TATA PANGGUNG

untuk mengoperasikan lampu follow spot yang mengikuti arah pergerakan pemeran di atas
pentas.

29. Forestage merupakan panggung atau ruang tambahan yang terletak di depan apron.

30. Forestage grid adalah kisi-kisi di bagian atas auditorium terdepan yang bisa digunakan un-
tuk memasang lampu atau menggantungkan dekorasi tertentu.
|
Kelas IX

31. Front of house (FOH) adalah area publik di dalam gedung teater. Juga berarti tempat atau
letak tata lampu (bar) di bagian atas auditorium terdepan, di depan atas panggung.

32. Gallery adalah tempat duduk penonton yang berada di atas atau disebut balkon. Tempat
duduk penonton yang lebih tinggi dan berada di samping auditorium, biasanya hanya diisi
beberada baris kursi.

33. Grid disebut juga sebagai gridiron adalah lantai dari struktur
baja atau logam yang ditambahkan di bagian teratas area pang-
gung. Digunakan untuk memasang dan memperbaiki peralatan
panggung yang berada di atas kerangka panggung.

34. House merupakan area tempat duduk penonton atau ruang un-
tuk para penonton. Disebut juga auditorium.

35. Jump adalah ruang, tempat atau podium yang lebih tinggi di da-
lam area panggung. Disebut juga gallery atau lighting jump.

36. Lighting catwalk adalah papan jalan yang tinggi, biasanya be-
rada di atas auditorium dan digunakan untuk memasang lampu
spot.

37. Mix position merupakan area di dalam auditorium, biasanya


tidak permanen, yang digunakan untuk mengoperasikan pera-
Gambar 25. Backstage/
Ruang Tunggu Pemain latan tata suara selama pementasan berlangsung.

20
Gambar 24. Setting Realis Sugestif Naskah Musuh Masyarakat Karya Henrik Ibsen
Studio Teater ISBI Bandung, 2015

38. Orchestra, di Amerika disebut sebagai usage adalah area tempat duduk di lantai utama au-
diorium atau di bagian utama di antara tempat duduk penonton. Tempat duduk yang paling

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


dekat dengan penonton biasanya di Amerika disebut stalls, dan di Inggris disebut usage.

39. Orchestra pit adalah area atau lantai yang menjorok ke bawah tepat di depan panggung
apron, digunakan untuk para pemain musik orkestra selama pementasan. Ruangan ini bi-
asanya bisa dinaikkan sehingga sejajar dengan apron dan menjadi panggung tambahan.

40. Parterre adalah area tempat duduk penonton yang berada melingkar di belakang orchestra,
biasanya tempatnya lebih tinggi dan diberi pembatas setengah dinding. Disebut juga parquet
circle atau orchestra circle.

41. Pin rail adalah pagar dari pipa logam tempat untuk meletakkan dan mengoperasikan baris
lampu spot.

42. Plaster line adalah ujung panggung yang menghadap dinding proscenium atau tirai besi,
biasanya digunakan untuk menyembunyikan peralatan dan perlengkapan tata panggung se-
lama pementasan. Disebut juga sebagai setting line.

43. Projection booth adalah ruang tertutup yang berada di bagian atas dan digunakan untuk
menyimpan dan mengoperasikan peralatan proyeksi.

44. Proscenium merupakan bagian terbuka dari dinding pro-


scenium di mana penonton dapat menyaksikan panggung.
Disebut juga sebagai proscenium arch, proscenium opening,
atau pros.

45. Proscenium box adalah sebuah ruang kotak yang ber-


batasan dengan dinding proscenium. Disebut juga stage
box.

46. Proscenium wall adalah dinding yang memisahkan area


panggung dan penonton.

47. Seating wagon adalah podium atau panggung yang bisa


digerakpindahkan dengan menggunakan roda yang berisi
kursi penonton. Biasanya diletakkan di celah orchestra pit Gambar 26. Ruang Workshop
untuk menambah tempat duduk penonton jika diperlukan. Tata Panggung /Ruang Basah

21
48. Setting line adalah garis yang paralel dengan proscenium dan
biasanya di bagian ujung yang bebas dari halangan. Digunakan
untuk menyimpan perlengkapan tata panggung. Disebut juga
plaster line.

49. Sound and Light Lock (SLL) merupakan ruangan di bagian de-
pan yang memisahkan antara auditorium dan lobi atau area
sirkulasi, untuk menjaga keheingan suara dan cahaya luar ruang
yang masuk. Ruangan ini juga ada di house bagian belakang.
Gambar 27. Pertunjukan Teater Tradisi 50. Stage adalah area tempat pertunjukan berlangsung yang bi-
Penggunaan Kain Bergambar
asanya lebih tinggi dari baris penonton terdepan.
sebagai Background Pertunjukan
51. Stage house merupakan bagian gedung teater di seputar dind-
ing proscenium termasuk di dalamnya panggung dan wings ser-
ta semua bagian tempat yang termasuk dalam area panggung.

52. Stalls adalah area tempat duduk penonton di lantai utama auditorium dan paling dekat den-
gan panggung.

53. Standing room merupakan area yang biasanya terletak di belakang auditorium atau di sisi
gallery tempat penonton menyaksikan pertunjukan dengan berdiri.

54. Trap room adalah ruangan di bawah panggung yang digunakan untuk memunculkan efek
TATA PANGGUNG

tata panggung. Salah satu bagian ruangan ini bisa dibuka menuju area panggung.

55. Wagon storage merupakan ruangan di bawah auditorium atau panggung, biasanya di salah
satu ujung orchestra pit yang digunakan untuk menyimpan set kursi penonton.

56. Wing merupakan bagian sisi kanan dan kiri panggung dan digunakan untuk muncul dan kel-
uarnya pemain, perlengkapan dekorasi, sirkulasi, serta untuk mengoperasikan beberapa per-
|

atalan teater.
Kelas IX

57. Bawah panggung, digunakan untuk menyimpan peralatan set. Terkadang di bagian bawah
ini juga terdapat kamar ganti pemain.

58. Panggung, tempat pertunjukan dilangsungkan.

59. Orchestra Pit, empat para musisi orkestra bermain. Dalam beberapa panggung proscenium,
orchestra pit tidak disediakan.

60. Pit adalah sisi atau sudut depan panggung yang biasanya dipergunakan untuk tempat or-
chestra, kemudian dikenal denga pit orkes atau orchestra pit.

61. Tiser adalah kain yang menggauntung di belakang layar babakan dan ukurannya lebih kecil
daripada layar, tetapi lebih besar dari pada border tiser dapat diturunkan-naikkan dengan
tali. Oleh sebab itu, tiser juga dapat memperlebar atau mempersempit bidang proscenium.

62. Tormentor adalah sebuah bingkai atau rangka yang ditutup dengan kain atau papan
tipis(tripleks) berdiri vertikal dibelakagn layar babakan sebelah kiri dan kanan sebagai kaki
siter. Tormentor dapat digeser ke kiri dan ke kanan sehingga dapat memperlebar atau mem-
persempit bidang proscenium.

63. Ruang layang adalah ruang di atas panggung yang terdapat di antara batas perlengkung pro-
scenium sampai batas para awak panggung yang dikenal dengan istilah fly gallery.

64. Para-para adalah jajaran kisi kayu dan kerangka besi yang terletak di atas panggung yang
tingginya dua meter mendekati atap. Para-para digunakan untuk kedudukan kerekan-ke-

22
rekan layar dan set. Awak panggung mengenalnya dengan
istilah grid.

65. Abestor adalah layar tahan api yang terletak di jajaran pa-
ling depan langsung di belakang proscenium.

66. Sebeng adalah kain-kain yang berdiri vertikal terletak di sisi


kiri dan kanan panggung dan menjadi kaki border, gunanya
sebagai penutup baling-baling dan segala sesuatu yang be-
rada di belakang kiri kanan panggung. Awak panggung me-
ngenalnya dengan istilah Side Wings. Gambar 28. Panggung Proscenium
Tirai Penutup Panggung Proscenium
67. Pintu muatan adalah pintu besar yang terletakdibelakang
panggung. Gunanaya untuk keluar masuk dan menyimpan
bendabenda panggung yang besar.

68. Rel pasak adalah lintasan kayu atau besi untuk menempatkan pasak-pasak sangkutan ta-
li-tali layar atau set. Awak panggung mengenalnya dengan istilah pin rail.

69. Lantai laying adalah jalur jembatan atau jalur ruang sempit memanjang ke belakang mengi-
kuti tepi dindng samping panggung. Lantai laying adalah tempat awak panggung bekerja
mengikat dan melepas tali rel pasak dan tempat melakuakn pekerjaan lainy ang berhubu-

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


ngan dengan tugas melayangkan benda-benda ke atas panggung.

70. Panggung atas adalah posisi yang terletak di sebelah panggung yang jauh dari penonton
paling depan.

71. Panggung bawah adalah posisi panggung yang terletak di sebelah panggung yang dekat
dengan penonton paling depan.
72. Layar laying adalah layar yang cara kerjanya menggunakan system layangan. Awak panggu-
ng mengenalnya dengan istilah drop curtain.

73. Layar Tarik adalah layar yang cara kerjanya menggunakan system tutup bukanya di tarik
(manual).

74. Layar tab adalah layar yang cara kerjanya menggunakan system tarik tali yang disalurkan
melaluli lintasan cincin. Apabila lintasan cicncin itu menyilang diagonal, maka membuka
atau menutupnya juga menyilang diagonal. Apabila lintasan cintin itu cukup lurus vertical,
maka membuka dan menutupnya layar itu juga vertikal. Layar tab berkeriput seperti lipatan
kipas yang bergelombang banyak sebanayak jalur lintasan.

75. Layar gulung adalah layar yang cara kerjanya menggunakan system gulung, seperti kita
dapati pada cara kerja menggulung kre.

76. Siklorama adalah layar berbentuk tiga sisi atau sudut-sudutnya dapat di lengkungkan. Gu-
nanaya untuk memberikan efek kedalaman latar belakang set eksterior langit atau cakrawa-
la, atau efek kedalaman ruang biasa.

77. Pentas campuran adalah pentas yang memiliki bentuk pencampuran dari teater arena dan
teater proscenium dengan menggabungkan dan meniadakan beberapa sifatnya. Yang diga-
bungkan adalah sifat kesederhanaan pentas arena dan adanya jarak yang jauh pada pentas
proscenium. Yang ditiadakan adalah sifat keakraban pentas arena dan sifat ketertutupan.

78. Penutup Lantai Panggung, adalah benda berbahan karet yang memiliki fungsi untuk
mencegah bunyi berisik pada saat pergantian setatau untuk mematikan bunyi langkah kaki
bersepatu para pemain dan para awak panggung.

23
CAKRAWALA
Joko Kurnain, penggiat artistik pertunjukan, termasuk
PON XIX Jabar. Dalam kegiatan teater selain sebagai dosen
artistik (set-desain, rias/busana, tata cahaya, properti, juga
sebagai aktor.

Riwayat Berkarya

1981 Pemeran Drama ANTIGONE Jakarta


TATA PANGGUNG

Penata Topeng Karya : Shopokles Bandung


Produksi : Studiklub Teater Bandung Yogyakarta
Sutradara : Suyatna Anirun Semarang
1982 Pemeran Drama TUAN KONDEKTUR Bandung
Karya : Anton P. Chekov Padang
Produksi : Teater Sang Saka Bandung
|

Sutradara : Bambang Budi Asmara


Kelas IX

1982 Pemeran Drama GEUSAN ULUN Bandung


Penata Peralatan Karya : Saini KM. Jakarta Produksi : Studiklub
Teater Bandung
Sutradara : Suyatna Anirun
1982 Penata Rias Drama KUDA PERANG Bandung
Karya : Goethe Jakarta
Produksi : Studiklub Teater Bandung
Sutradara : Suyatna Anirun
1982 Pemeran Drama KARTO LOEWAK Bandung
Karya : Ben Jonson Jakarta
Produksi : Studi Teater Bandung
Sutradara : Suyatna Anirun
1983 Penata Pentas Drama KAPTEN DARI KOPENICK Bandung
Penata Lampu Karya : Bertolt Brecht
Produksi : Goethe Institute Jurusan Teater ASTI
Sutaradara : Carl Jurgmayer
1983 Pemeran Drama ROMEO & JULIET Bandung
Penata Rias Karya : W. Shakespeare Jakarta
Produksi : Studi Teater Klub Bandung
Sutradara : Suyatna Anirun
1984 Penata Lampu Dramatari PRABU SILIWANGI Bandung
Koreografer : Endo Suanda Irawati D. Arjo Jakarta
24
1985 Pimpinan Artistik Drama PUNTILA Bandung
Penata Lampu Karya : Bertolt Brecht Jakarta
Produksi : Goethe Institute Studiklub Teater
Bandung Jurusan Teater ASTI Bandung
1985 Pemeran Drama PANJI KOMING Bandung
Penata Peralatan Karya : Saini KM Jakarta
Produksi : Studiklub Teater Bandung
Sutradara : Suyatna Anirun
1986 Poster Desain Drama KABAYAN DUTA Bandung
Pimpinan Artistik Karya : Arthur S. Nalan
Penata Busana Produksi : Sanggar Kita
Sutradara : Yoyo C. Durachman
1986 Poster Desain Drama RAJA LEAR Jakarta
Penata Rias Karya : W.Shakespeare Bandung
Produksi : Studiklub Teater Bandung
Sutradara : Suyatna Anirun
1987 Penata Rias Drama TARIAN TAHTA Bandung
Produksi : STEMA IT

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Sutradara : Sigit Hartoyo
1987 Desain Sampul Buku Puisi Soni Farid Maulana Bandung
PARA PEZIARAH (Angkasa)
1987 Poster Desain Drama ORKES MADUN Bandung
Pimpinan Artistik Karya : Arifin C.Noer
Penata Lampu Produksi : Kelompok Payung Hitam
Sutradara Rachman Sabur
1989 Poster Desain Drama MACHBETT Bandung
Pimpinan Artistik Karya : E. Ionesco
Penata Lampu Produksi : Kelompok Payung Hitam
Penata Topeng Sutradara : Rachman Sabur
Penata Busana
1989 Penata Lampu DJARUM SUPER FIESTA MUSIK Jakarta
Stage Effect Bandung
Semarang
Yogyakarta
Surabaya
1989 Sutradara Drama PELACUR Bandung
Karya : JP Sartre
Produksi : Lab Teater Bandung
1990 Sutradara Drama ORANG_ORANG BINGUNG Bandung
Penulis Naskah Karya : Joko Kurnain
Produksi : Lab Teater Bandung
1991 Sutradara Drama RAJA UBU (versi Primitif) Bandung
Karya : Alfred Jarry
Produksi : Kelompok Payung Hitam
1991 Art Director Drama CHAYKA Bandung
Poster Desain Karya : Anton Chekov
Penata Rias Produksi : Studiklub TeaterBandung
Pemusik Sutradara : Suyatna Anirun
25
1991 Penata Lampu META TEATER (Kolaborasi Musik, Rupa, Gerak) Bandung
DKSB, KPH, Herry Dim, Maman Noer
1991 Koreografer Komposisi Tari KURSI-KURSI Bandung
Penata Musik
1998 Pimp. Artistik Produksi : Teater Bidik
Sutradara : Dedi Bedeng
Poster desain Drama RAJA MATI Bandung
Karya : E. lonesco
Produksi : Sanggar Kita
Sutradara : Yoyo C. Durachman
1999 Penata Musik Tari PROSES Bandung
Produksi : STSI Bandung Karya : Subayono
1999 Nara Sumber Seminar TATA PENTAS & LIGHTING Jakarta
Direktorat Kesenian
1999 Desain sampul kaset Qasidah Modern ANAK ADAM Bandung
“Henny Raf”
Produksi: Agia
1999 Pimp. Artistik Drama DUNIA SE OLAH-OLAH Bandung
Penata Musik Karya : Yoyo C. Durachman
TATA PANGGUNG

Poster Desain Produksi : Sanggar Kita Bandung


Sutradara : Yoyo C. Durachman
2000 Nara Sumber Seminar TATA PENTAS & LIGHTING Jakarta
Direktorat Kesenian
2000 Pimp. Artistik Drama SUMUR TANPA DASAR Bandung
Karya : Arifin C. Noer
|

Produksi : Studio Teater STSI Bandung


Kelas IX

Sutradara : Adang Ismet


2000 Desain Sampul “Lima Orang Utusan” kumpulan drama Bandung
Karya Saini KM, penerbit STSI Press
2000 Desain Poster & Buku Acara Cultural Mission to Cambodia
Indonesian Dance Dirjen Kebudayaan
Group Cambodia
2000 Sutradara Drama ‘Matinya Pedagang Keliling” Bandung
Karya Arthur Miller, STSI Bandung
2001 Desain Sampul Buku ‘Wacana Bahasa & Sastra Sunda Lama’ Bandung
Makmur Danasasmita
STSI Press
2001 Desain Sampul Buku “Khasanah Tari Wayang” Bandung
Iyus Rusliana, STSI Press
2001 Desain Sampul Buku ‘Taksonomi Seni’ Saini KM, STSI Press Bandung
2001 Desain Sampul Jurnal Seni “Panggung” STSI Bandung No XX th Bandung
2001
2001 Desain Info Sheet Art Summit 3 Jakarta
2001 Sutradara Drama PRABU MAHA ANU Bandung
Karya Robert Pinget
Produksi Lab. Teater Bandung

26
2001 Sutradar Drama Penjaga Rumah Bandung
Karya Harold Pinter
Produksi Lab Teater Bandung
2002 Narasumber Seminar Tata Pentas Bandung
Taman Budaya JABAR
2002 Desain Sampul Buku ‘Merengkuh Sublimitas Ruang” Bandung
FX Widaryanto, STSI Press
2002 Desain Sampul Buku “Esiklopedia Teater Indonesia” Bandung
Saini KM, STSI Press
2003 Art Director Konser IWAN FALS Jakarta
Lighting
2003 Art Director Dramatari CIUNG WANARA Jakarta
Produksi: SMKI Bandung (TTA-TMII)
2003 Penulis Drama monolog ”LUKISAN” dalam Bandung
Kumpulan Drama Monolog
penerbit KELIR Bandung
2004 Art Director Sawung Jabo & Baladna Tentang hidup tentang Bandung
Lighting Designer cinta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


2004 Art Director Bangkit Indonesia 2004 Jakarta
Lightingt Designer Produksi: Radio Fortune (TTA-TMII)
2004 Art Director Mad Quarter (world Music) Jawa
Lighting Designer Bali
2005 Lighting Designer Sawung Galing (drama musikal) Jakarta
Stage & Rigging Produksi: Sidetrack Australia
Jakarta WOT Cross
2005 Lighting Designer Drama “Nyanyian Angsa” Bandung
Make-up Karya: Anton P. Chekov Jakarta
Music director Produksi: Studiklub Teater Bandung
Untuk Festival Teater Realis
Sutradara: Yoyo C. Durachman
2010 Lighting Designer Kongres FIABCI Denpasar Bali
Video Editor
2010 Juri Festival Drama Teater Sunda Kiwari Bandung Bandung
Basa Sunda
2011 Sutradara Drama “Ghost” Henrik Ibsen Bandung
Produksi Jurusan Teater STSI Bandung
2011 Sutradara Teater “Amat Jaga” pada Festival Kesenian Surakarta
Indonesia
2012 Juri Festival Teater Remaja 3 Jawa Barat Bandung
KMT STSI Bandung

2013 Art Director “Cerita dari Jalanan” Pentas Musik Sawung Jabo Bandung
Lighting Designer Yogyakarta
Jakarta
2013 Pemeran Drama “Kembara Kelam” karya Eugene O’Neill, Bandung
Sutradara: Fathul A. Husein

27
2014 Penata Rias Drama “Oedipus” karya Andre Gide Bandung
Sutradara Fathul A. Husein
Produksi Neo Theatre Bandung
2014 Penata Artistik Drama Madegel karya Saini KM Bandung
Sutradara Yoyo C. Durachman
BaratProduksi Jurusan Teater ISBI Bandung

2015 Penata Artistik Drama “Facing Death” karya August Strindberg Bandung
Pemeran Produksi NEO Theatre
Sutradara Fathul A. Husein
2017 Penata Artistik Drama “Atas Nama Keadilan” (Les Justes, Albert Jakarta
Pemeran Camus)
Desain Poster Produksi Neo Teater,
Sutradara Fathul A.Husein.
“Festival Wahyu Sihombing”
Teater Luwes IKJ
2017 Pemeran Drama Rumah Boneka Henrik Ibsen ToyamaScot Japan
Summer Session
TATA PANGGUNG

JELAJAH INTERNET
Untuk menambah pengetahuan, perihal pengenalan perlengkapan tata
panggung dapat dipelajari secara mandiri di internet. Untuk mengetahui lebih
|

dalam, Anda bisa kunjungi tautan di bawah ini:


Kelas IX

https://www.youtube.com/watch?v=o-gLbgpzCc8

RANGKUMAN
Panggung teater modern memiliki bagian-bagian atau ruang ruang yang secara mendasar dibagi
menjadi tiga, yaitu bagian panggung, auditorium (tempat penonton), dan ruang depan. Bagian yang
paling kompleks dan memiliki fungsi artistik pendukung pertunjukan adalah bagian panggung. Ma-
sing-masing memiliki fungsinya sendiri. Seorang penata panggung harus mengenal bagian-bagian
panggung secara mendetil.

1. Bagian panggung atau stage adalah ruang inti atau bisa dikatakan sebagai tempat pemen-
tasan itu akan berlangsung.

2. Tempat Penonton, adalah tempat atau bagian dimana apresiator hadir, duduk dan menon-
ton sebuah pertunjukan.

3. Bagian Depan, adalah bagian atau tempat yang tersedia sebagai ruang tunggu bagi para
apresiator sebelum masuk kedalam ruangan dimana mereka akan duduk dan menonton se-
buah pertunjukan.

28
TUGAS MANDIRI
Carilah sebuah pertunjukan teater baik apresiasi langsung ataupun dokumentasi pertunjukan,
lalu lakukan analisa pada pertunjukan tersebut dengan melihat perlengkapan apa saja yang digunakan
serta terdapat dalam pertunjukan tersebut dilihat!

PENILAIAN HARIAN
Dari hasil tugas menganalisa, dapatkah Anda sebutkan perlengkapan panggung apa saja yang
ditemukan ketika Anda melakukan proses apresiasi?

REFLEKSI
Setelah mempelajari bahan ajar ini, perlengkapan panggun apa saja yang sering di temui ketika
Anda mengapresiasi sebuah pertunjukan teater ? kemudian jika Anda sudah menemukan perlengkapan
tersebut memungkinkan atau tidak perelengkapan tersebut dibuat dalam panggung yang non konven-
sional.
Mengusai materi tentang perlengkapan panggung pada bab ini sangatlah penting karena sebagai

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


landasan Anda bisa mengusai materi pada bab selanjutnya.

29
BAB IV

Perabot
Tata Panggung
(Skeneri)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang skeneri ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan perabot dalam
tata panggung, mengklasifikasikan jenis perabot tata panggung, memilah jenis perabot tata panggung,
memilah fungsi perabot tata panggung.

PETA KONSEP

PERABOT TATA PANGGUNG

PENGERTIAN PERABOT TATA PANGGUNG


FUNGSI PERABOT TATA PANGGUNG

KATA KUNCI
set, skeneri, gerak-laku, artistic, desain

31
Gambar 29. Scenic design by student Lea Branyan (BFA Design) of
Tylar Pendgraft’s Brokers at the School’s Massman Theatre. Photo by Craig Schwartz
Sumber: https://dramaticarts.usc.edu/programs/undergraduate/design/

MATERI PEMBELAJARAN
Yang akan dibahas dalam bab ini adalah
TATA PANGGUNG

segala sesuatu yang ditata, disusun, guna men-


capai komposisi pentas yang artistik, yang di-
maksud dengan segala sesuatu itu ialah setting
property, costume, rias, suara, cahaya yang mer-
upakan faktor primer dalam penataan artistik.
namun untuk penataan pentas terbatas pada
|

penataan artistik panggung, setting dan proper-


Kelas IX

ty saja. Hal ini dimaksudkan untuk pemerataan


pembagian kerja secara khusus dari keseluruhan
penataan artistik.
Penggunaan istilah perabot dalam bab Gambar 30. Scenic Design, The Family Series, by Glenn Davis
ini mungkin merupakan bahasa baru yang di- Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Scenic_design#/media/
gunakan di Indonesia, namun biasanya para File:Scenic_Design,_The_Family_Series,_by_Glenn_Davis.JPG
penata artistik mengenalnya dengan istilah
scenery. Maka sepertinya kata scenery lebih pas
digunakan untuk menyebutkan perabot tata
panggung.

A. PENGERTIAN PERABOT PANGGUNG (SKENERI)


Aspek yang paling penting dalam meng- but menggunakan naskah), atau sesudah ia me-
garap sebuah penataan artistik adalah penata- lihat kejadian-kejadian yang dilakukan pemeran,
an skeneri, yang dimaksud dengan skeneri ada- serta banyak mengadakan pertukaran pendapat
lah dekorasi yang mendukung dan menguatkan dengan sutradara. maka ia kemudian mencip-
permainan. Apabila kita membicarakan tentang takan bentuk rancangan skeneri, sebagai suatu
skeneri, maka ada atau tidak ada naskah lakon, unsur penunjang rupa bagi pemeran.
terikat atau tidak terikat pengarang lakon, skeneri Secara akademisi pengertian skeneri dibagi
tetap diperhitungkan. Seorang perancang skeneri menjadi dua pengertian, yaitu
sesudah ia membaca naskah (apabila lakon terse-

32
1. Pengertian secara luas berhubungan sebagai berikut:

a. Skeneri adalah suasana sekitar gerak laku diatas pentas.

Gambar 31. Lakon teater yang dimainkan NEO Theatre Indonesia di kampus ISBI Bandung
Foto: Iman Herdiana/Bandungkiwari
Sumber: https://kumparan.com/bandungkiwari/neo-theatre-indonesia-teater-jadul-dari-band-
ung-1535097511831825902

b. Semua elemen-elemen visual yang mengitari pemeran didalam pertunjukkannya di


atas panggung.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Gambar 32. Pementasan Neo Theatre naskah Rumah Boneka karya Henrik Ibsen Sutradara Fathul A. Husein
Sumber: https://www.jabarsatu.com/2017/08/31/neo-teater-tampilkan-rumah-boneka/

2. Pengertian secara teknik terbatasat yaitu benda yang membentuk suatu latar belakang fisik.

B. FUNGSI PERABOT (SKENERI) TATA PANGGUNG

1. Skeneri Memberikan Suasana Sekitar dan atau Menempatkan Gerak-laku


Skeneri dalam berbagai hal membantu atau menunjang para pemeran untuk membe-
rikan suasana sekitar atau memberikan keadaan lingkungan dimana pemeran berada. Dari
berbagai penampilan fisik skeneri yang telah dilaksanakan oleh pelaksana skeneri maka,
pada umumnya terdapat empat macam sifat penamplan visual :

a. Penampilan Realistis, diciptakan atau dibuat untuk memberikan kepastian, member-


ikan gambaran kenyataan yang hidup dari sebuah kegiatan atau gambaran suasana
yang patut bagi gerak-laku. Untuk membuat hasil sebuah adegan tiruan yang realistis
tidak berarti harus memberi gambaran yang lengkap dari bentuk yang alami (natural).
Seniman yang baik selalu menghindari perincian yang berlebih-lebihan atau ketelitian
sebagai sebuah potret. Set realistis yang baik saat ini sangat sederhana, yaitu dengan
banyak membuat elemen-elemen sebuah adegan berada dibenak atau di dalam imaji-
nasi penonton.

33
Gambar 33. Setting Realis
Naskah Sekuntum Melati Buat Rima
Karya Remy Silado
Studio Teater ISBI Bandung
2014

Gambar 34. Setting Realis Sugestif


Naskah Musuh Masyarakat
TATA PANGGUNG

Karya Henrik Ibsen


Studio Teater ISBI Bandung
2015
|
Kelas IX

Gambar 35. Setting Non Realis


Naskah Ari-ari Atawa Interogasi No 2
Karya Arifin C.Noer
GK Dewi Asri ISBI Bandung
2013

b. Penampilan Sugestif-realistis. Skeneri semacam ini dibuat sederhana namun membe-


rikan bentuk gambaran yang lengkap. Jendela besar dengan tangga sekaligus sebagai
pintu masuk kerumah, menggambarkan perumahan yang menampung keluarga pe-
ngungsi yang tinggal berdesakkan. Meja marmer dengan kursi goyang menggambarkan
kehidupan keluarga pensiunan,danlain sebagainya. Set yang dihadirkan diatas pang-
gung sengaja untuk tidak dihardirkan secara lengkap. Melainkan hanya menghadirkan
‘penanda’ saja dari segi artistik.

c. Penampilan Non-realistis. Skeneri semacam ini banyak digunakan dalam drama-dra-


ma mutakhir karya Rendra, Arifin atau Putu Wijaya. Penampilan skeneri menempatkan
gerak-laku dalam suatu penalaran ruang gerak dan jarak waktu setempat. Kemudian
dipadukan dalam kepekaan dan ketepatan memilih serta menggunakan bahan-bahan
skeneri yang terdapat dilingkungan. Roedjito adalah perancang skeneri yang terkenal
dengan penampilan skeneri semacam ini.

34
d. Penampilan Formal. Skeneri semacam ini hanya memberikan tempat gerak-laku. Ia
mencoba memberi gambaran wujud dimana tempat itu berlaku. Skeneri semacam
iniselalu dirancang dengan kesan seakan-akan sangat sederhana, dalam bentuk arsi-
tektural seperti dinding tangga, atau kotak datar (Paltform). Biasanya terdapat dalam
tari, sehingga pemusatan perhatian kita terhadap gerak-laku tarian itu sendiri tidak ter-
ganggu oleh kehadiran skeneri.

2. Skeneri Berfungsi Memperkuat Gerak-laku


Untuk membantu menjelaskan dan untuk memberikan makna pada gerak-laku sebuah
lakon. Di sini skeneri tersebut dilengkapi dengan menampilkan kesan watak seseorang.
Penampilan skeneri sebuah kamar misalnya, kejorokan, atau kerapihannya akan menggam-
barkan kebiasaan orang yang tinggal dikamar tersebut. Warna cat dindingnya, berbagai per-
kakas yang digunakan, benda-benda akrab yang ia letakkan dan lain sebagainya, itu semua
menggambarkan kepribadian dalam berkehidupan yang sungguh berkesan bagi orang yang
melihatnya.
Skeneri ini juga dapat menjelaskan gerak-laku dengan menempatkan perabotan yang
khusus, seperti senjata dan kulit binatang buruan, yang menjelaskan bahwa penghuninya
seorang pemburu. Dengan demikian penampilan skeneri tersebut membantu menggambar-
kan greak-laku, dengan bentuk, warna, kondisi fisik skeneri, peralatannya, kain yang digu-
nakan, maka status ekonomi dan sosial watak-wataknya dapat ditandai. Atau skeneri ini juga

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


dapat mendekatkan suasana dramatik sebuah situasi.

3. Skeneri Berfungsi Mendandani Gerak-laku.


Ini adalah fungsi yang penting karena dapat membuat komposisi yang menarik dalam
garis dan warna, skeneri melengkapi dirinya menjadi susunan latar belakang yang pantas
dipandang. Dalam hal ini jika skeneri dituntut untuk menggambarkan kejorokan lingkungan
maka skeneri tersebut harus disusun begitu rupas ehingga terasa kebenarannya dan hidup
serta menarik dalam setiap elemen garis dan warna.
Berdasarkan proses pembuatannya , unsur-unsur desain sangat penting dalam pem-
buatan skeneri tersebut. Desain dapat kita kenali sebagai proses menyusun dan memutus-
kan sebuah perencanan visual. Dalam desain teater, proses penciptaannya mengacu pada
kesepakatan antara desainer dan sutradara berdasarkan konsep produksi yang berawal dari
atau sketsa-sketsa yang kemudian diwujudkan ke dalam bentuk yang sebenarnya.
Gambar-gambar diproduksi oleh setiap perancang (skenografi, busana, atau suara) me-
merlukan panduan dari unsur-unsur desain , seperti garisan, bentuk, massa, ukuran, posisi,
warna dan tekstur. Pemahaman terhadap definisi, karakter dan fungsi dari tiap unsur, dan
bagaimana mereka bekerja sama agar dapat menciptakan komposisi yang mengandung
makna khusus, yang mana merupakan tujuan bersama dari sebuah pertunjukan.

Gambar 36. Pementasan Neo Theatre Naskah Trirtik Segaris Putih


Karya August Strindberg

35
1. Garis

Gambar 37. Jenis Garis


Sumber: https://www.sangdes.com/2015/02/unsur-unsur-desain-komunikasi-visual.html

Garis bisa kita kenali sebagai sebuah pertemuan dari titik. Dia bisa panjang-pendek,
lurus, lengkung, patah-patah. Garis pula yang menghadirkan dimensi,kualitas dan karakter.
Dimensi mengacu pada panjang dan lebar dari sebuah garis. Kualitas sebuah garis mengacu
pada karakter intrinsik dari bentuk yang memiliki nilai dan kontras yang melengkapi obyek-
obyek. Garis dapat lurus, melengkung, patah-patah, menyudut, atau kombinasi. Karakter
dari garis mengacu pada karakter emosional garis tersebut.
TATA PANGGUNG

2. Bentuk
Garis yang melintasi ruang akan menciptakan sebuah bentuk.
|
Kelas IX

Gambar 38. Jenis Bentuk


Sumber: https://www.sangdes.com/2015/02/unsur-unsur-desain-komunikasi-visual.html

Kualitas garis menciptakan bentuk yang kuat mempengaruhi pengertian konotatif dari
bentuk yang bersangkutan. Dalam desain skenografi, bentuk kita kenali sebagai unsur-unsur
yang besar seperti dinding, undakan dan seterusnya, garis menciptakan outline (garis luaran
gambar dari sebuah obyek) yang mengambarkan detail dari jendela, pintu atau perangkat
meja dan kursi. Sama pula dengan desain kostum dimana bentuk mengacu pada outline dari
bahan, apakah itu berupa siluet dari keseluruhan bahan atau bentuk tubuh yang gemuk dan
pendek dari salah seorang tokoh.

36
Gambar 39. Pementasan Neo Theatre
Naskah Trirtik Segaris Putih
Karya August Strindberg

3. Massa
Massa adalah manifestasi bentuk tiga dimensional. Ia menciptakan kesadaran dari
susunan ruang dan kedalamannya. Massa menciptakan perasaan tentang kedalaman da-
lam sebuah sketsa skenografi seperti undakan, dinding atau meja-kursi. Sketsa busana to-

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


koh-tokoh memperliihatkan massa dari tiap jenis bahan, ketika disainer busana yang tidak
membuat sketsa yang melukiskan busananya dalam relasi gambaran keseluruhan pemang-
gungan. Mereka harus sadar tentang bagaimana desain mereka dapat berfungsi dengan ke-
seluruhan susunan ruang dari sebuah skenografi.

4. Ukuran
Sebagian besar ketrampilan intuitif sangat dekat hubungannya dengan proporsi. Uku-
ran mengacu pada kemampuan untuk menilai ukuran sebuah obyek dan jarak diantara
mereka tanpa bantuan peralatan apapun.
5. Posisi
Posisi mengacu pada kemungkinan lokasi yang berbatasan dengan bentuk ataupun
massa. Definisi ini menyatakan jarak keduanya, antara obyek dan letaknya sangat bergan-
tung pada bentuk di sekitar mereka.

6. Warna
Warna adalah salah satu hal yang pentinng dan rumit dalam unsur sebuah desain. ia
membangkitkan respon yang rumit dari si penglihat dalam pandangan reaksi psikologis dan
kebudayaan masing-masing.

7. Barik
Barik atau tekstur mengacu pada pengertian dari karakter permukaan sebuah benda.
Dalam busana, unsur visual utamanya adalah kain, tekstur dari permukaan bahan memain-
kan peranan yang vital dalam menciptakan respon penonton dalam memahami karakter
kepribadian dan bakat alami yang hadir dari karakter yang memakainya.
Dalam cara yang sama , desainer skenografi secara tradisional menggunakan barik un-
tuk menyediakan referensi visual pada lingkungan psikologi dari teks drama.
Tekstur merupakan permukaan sebuah benda, ia bisa kasar, atau sangat halus. Dalam
desain cahaya, gobos biasanya merupakan peralatan untuk menciptakan tekstur dengan
membuat pola yang menghasilkan pola-pola, atau bentuk seperti bayangan daun, awan, dan
lain-lain. Pola tersebut merupakan piranti yang efektif untuk menghasilkan irama dramatik
dalam pencahayaan. Dengan kata lain ia merupakan tekstur yang dibentuk oleh cahaya.

37
C. JENIS PERABOT (SKENERI) TATA PANGGUNG

1. Ditinjau secara mekanikal

a. Draperies terdiri dari bahan-bahan yang tak terlukis, mempertahankan warna-warna


aslinya, missal warna kulit kayu,warna daun pisang,dan lain-lain.

b. Painted Scenery (Dekorasi terlukis), biasanya kita saksikan pada pentas-pentas tra-
disional, misalnya layar-layar pada sandiwara sunda.

2. Ditinjau dari segi kontruksi dekorasi terlukis

a. Flats, merupakan dekorasi terbingkai seperti kita membuat bingkai kanvas untk melu-
kis, terlukis bentuk-bentuk menurut yang diinginkan, misalnya bentuk pintu, jendela
dan sebagainya.

b. Drops, dekorasi yang tidak terbingkai menurut bentuk yang dikehendaki, tetapi di gan-
tung dipentas belakang. Adapun drops yang ditempatkan dipaling belakang pada pen-
tas dengan sebuah lukisan pemandangan alam yang akan terlihat lewat jendela, pintu
dan sebagainya disebut cyclorama.

c. Plastic Pieces, berlainan dengan flats dan berbentuk drops yang berbentuk dua dimen-
si, maka plastic pieces ini merupakan dekorasi yang menirukan obyek-obyek seperti
TATA PANGGUNG

adanya dan berbentuk tiga dimensional atau terwujud dengan kontruksi plastic.

3. Ditinjau dari lokasi perwujudan

a. Interior set, yaitu menggambarkan keadaan di ruangan tertutup, misalnya sebuah ka-
mar, penjara daln lain-lain.
|
Kelas IX

Gambar 40. Setting Realis Sugestif


Serta Interior Set
Naskah Senja Dengan Dua Kematian
Karya Kirdjomulyo
GK Dewi Asri ISBI Bandung
2015

b. Eksterior set, yaitu menggambarkan keadaan di luar ruangan atau alam terbuka, misal-
nya pinggiran hutan, huma dan lain-lain.

Gambar 41. Set Eksterior


Naskah Sotoba Komachi

38
4. Ditinjau dari segi desain gambar set dan perwujudan

a. Desain gambar perspektif, yaitu sebuah desain gambar dari sebuah lakon yang akan di-
mainkan yang memakai dasar-dasar ilmu menggambar perspektif tiada lain ialah untuk
menghasilkan sebuah desai gambar yang baik dan enak untuk dilihat.

b. Maket setting, yaitu merupakan perwujudan dari desain gambar setting menjadi maket
setting dengan tuntutan lakon atau sesuai dengan interpretasi dari perancang skeneri,
dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa sebuah desain gambar setting itu baru merupa-
kan rancangan tertulis saja, sedangkan maket setting sudah hasil pengembangan di
dalam bentuk tiga dimensi.

5. Ditinjau dari sifat perwujudannya


a. Dinamis, yaitu bentuk set yang cepat berubah dan berpindah-pindah dari satu adegan
ke adegan yang lainnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Gambar 42. Set Dinamis
Naskah Dhemit
Karya Heru K
Sutradara Zanuar Eko Rahayu

b. Statis, yaitu bentuk set yang diam/tidak bergerak, biasa dikenal dengan sebutan set si-
multan.

Gambar 43. Setting Statis


Naskah Lautan Bernyanyi
Karya Putu Wijaya

39
CAKRAWALA
tentang kebudayaan, naskah teater dan puisi.
Khusus dalam bidang penyutradaraan teater,
ada beberapa catatan penting yang menjadi
prestasi tersendiri. Di antaranya, tahun 1993
mengikuti Festival Teater di Bangkok – Thailand,
Tahun 1997 terlibat dalam kolaborasi Teater
tiga Negara (Indonesia-Jepang-Philipina). Masih
pada tahun 1997 memberikan Workshop Teater
di Australia bekerja sama dengan Blackswan
Theatre Perth-Australia. Tahun 2003 mengikuti
Laokoon Spring Festival di Hamburg – Jerman.
Tahun 2005 mengikuti Kolaborasi Teater di Be-
landa yang bekerjasama dengan Koos Hogeweg
dari The Lunatics Theatre – Dutch, dan ikut serta
dalam Oerol Festival and Therschelling Holland.
Rachman Sabur lahir di Bandung, 12 Sep- Tahun 2007 mengikuti Festival Nusantara yang
tember 1957. Mengajar di Jurusan Teater STSI diselenggarakan oleh Brisbane Powerhouse Aus-
Bandung (sekarang Institut Seni Budaya Indone- tralia.
sia-ISBI Bandung), menyutradarai pertunjukan Dalam setiap pertunjukannya, tubuh
TATA PANGGUNG

Teater Payung Hitam selama 37 tahun dan telah menjadi media komunikasi ekspresif yang dimak-
menghasilkan lebih dari 100 judul karya. Lulusan sudkan untuk menyampaikan gagasan kreatif
Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI ) Bandung ta- serta untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
hun 1985, Program Pertunjukan Studi Keaktoran, dalam setiap pertunjukan Teater Payung Hitam.
yang kini telah menjadi Institut Seni Budaya In- Kekerasan, kesakitan dan perjuangan yang me-
donesia (ISBI) Bandung. Kemudian melanjutkan nentang budaya, menyakiti diri secara garang
|

Program S1 di Sekolah Tinggi Seni Indonesia dan riuh seperti dalam pertunjukan “Kaspar”
Kelas IX

(STSI) Surakarta, Jurusan Tari dan Lulus tahun (1994) dan “Merah Bolong Putih Doblong” (1997).
1992. Pada tahun 2013 Melanjutkan studi S2, Rachman Sabur adalah aktor dan sutrada-
Program Penciptaan Seni di Institut Kesenian Ja- ra dibalik nama Teater Payung Hitam. Kepekaan,
karta (IKJ), dan pada tahun 2017 menyelesaikan tenaga, emosi, disiplin, kerja keras dan perfek-
Program S3 Penciptaan Seni di Institut Seni Indo- sionisme perwujudan pentas, kegigihan dan
nesia (ISI) Surakarta. militansi dibangun bersama kelompok Teater
Mendirikan Teater Payung Hitam se- Payung Hitam. Beberapa kali juga diundang un-
jak Tahun 1982 dan sampai sekarang masih tuk jadi penguji pada Ujian Akhir di Akademik
aktif memproduksi pertunjukan teater, Teater Aswara, Malaysia. Mendapatkan berbagai
sebagai sutradara. Selain aktif dalam bidang penghargaan sepeti Anugrah Budaya dari Men-
penyutradaraan, Rachman Sabur juga masih teri Pendidikan dan Kebudayaan pada 2010 serta
menekuni dunia penulisan, seperti menulis esai dari Walikota Bandung pada tahun 2013.

JELAJAH INTERNET
Untuk menambah pengetahuan, perihal pengenalan peralatan tata pang-
gung dapat dipelajari secara mandiri di internet. Penggunaan power hand tools
dalam proses penataan artistic. Untuk mengetahui lebih dalam, Anda bisa kun-
jungi tautan di bawah ini:

https://www.youtube.com/watch?v=GNQJu5jUl4M

40
RANGKUMAN
Scenery adalah pemandangan latar belakang tempat memainkan lakon. Didalamnya terdapat
alat-alat rumah,meubeul dan sebagainya,yang memungkinkan memberikan perwatakan dan dukun-
gan suasanan pada sebuah lakon.
Jika seandainya lakon dimainkan pada pentas yang kosong,maka dinding gedung teater tersebu-
tadalah skeneri.jika seandainya lakon dimainkan pada pentas terbuka,maka lingkungan sekitar adalah
skenerinya. Dengan demikian tujuan skeneri adalah melingkupi daerah permainan oleh pemandangan
yang serasi dengan lakon

TUGAS MANDIRI
Lakukanlah proses analisa berdasarkan naskah dibawah ini

Drama Komedi Satu Babak

ORANG KASAR
Karya ANTON CHEKOV, Saduran WS RENDRA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Dramatic Personae:
NYONYA MARTOPO : Janda muda, gundik seorang pemilik tanah
BAITUL BILAL : Seorang pemilik perkebunan
MANDOR DARMO : Tangan Kanan Nyonya Martopo
TIGA ORANG PEKERJA
KEJADIAN : Masa kini

TEMPAT KEJADIAN :
Di satu tempat daerah perkebunan kopi di jawa timur. suatu daerah yang beralam indah, segar
dan kaya. di sinilah pemilik-pemilik perkebunan mempunyai rumah-rumah yang besar, bagus dan
mewah.
Mereka suka memelihara kuda dan waktu senggang suka berburu tupai atau burung. Mereka
suka pula bertamasya dengan kereta dan kuda mereka yang bagus.
Ketika layar dibuka, nampaklah kamar tamu di rumah tuan martopo yang mewah itu. perab-
otan di kamar itu serba bagus. di dinding terdapat tupai-tupai yang diisi kapas, terpaku dengan lucu.
juga terdapat tanduk-tanduk rusa, burung-burung berisi kapas dijadikan hiasan disana-sini. sedang
di lantai berebahlah seekor harimau yang dahsyat yang tentu saja juga berisi kapas.
Bermacam golok, pedang dan senapan angin tersimpan di sebuah lemari kaca yang besar.
Pada suatu siang hari, kira-kira jam 12.00, di kamar tamu yang mewah itu, nyonya murtopo,
sang janda, duduk di atas sofa sambil memandang dengan penuh lamunan ke gambar almarhum
suaminya yang gagah, bermata besar dan berkumis tebal itu. maka masuklah mandor Darmo yang
tua itu.

DARMO
Lagi-lagi saya jumpai nyonya dalam keadaan seperti ini. Hal ini tidak bisa dibenarkan, nyonya
Martopo. Nyonya menyiksa diri! Koki dan babu bergurau di kebun sambil memetik tomat, semua
yang bernafas sedang menikmati hidup ini, bahkan kucing kitapun tahu bagaimana berjenakanya
dan berbahagia, berlari-lari kian kemari di halaman, berguling-guling di rerumputan dan menang-
kapi kupu-kupu, tetapi nyonya memenjarakan diri nyonya sendiri di dalam rumah seakan-akan
seorang suster di biara.

41
Ya, sebenarnyalah bila dihitung secara tepat, nyonya tak pernah meninggalkan rumah ini se-
lama tidak kurang dari satu tahun.

NYONYA
Dan saya tak akan pergi ke luar! Kenapa saya harus pergi keluar? Riwayat saya sudah tamat.
Suamiku terbaring di kuburnya, dan sayapun telah mengubur diri saya sendiri di dalam empat
dinding ini. Kami berdua telah sama-sama mati.

DARMO
Ini lagi ! Ini lagi ! Ngeri saya mendengarkannya, sungguh! Tuan Martopo telah mati, itu kehen-
dak Allah, dan Allah telah memberikannya kedamaian yang abadi. Itulah yang nyonya ratapi dan
sudah sepantasnya nyonya menyudahinya. Sekarang inilah waktunya untuk berhenti dari semua
itu. Orang toh tak bisa terus menerus melelehkan air mata dan memakai baju hitam yang muram
itu! Istri sayapun telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Saya berduka cita untuknya,
sebulan penuh saya melelhkan air mata, sudah itu selesai sudah.
Haruskah orang berkabung selama-lamanya? Itu sudah lebih dari yang sepantasnya untuk
suami nyonya!

Ia mengeluh

Nyonya telah melupakan semua tetangga nyonya. Nyonya tidak pergi keluar dan tidak men-
TATA PANGGUNG

jamu seorangpun juga. Kita hidup, maafkanlah, seperti laba-laba, dan kita tak pernah menikmati
cahaya matahari yang gemilang.
Pakaian-pakaian pesta telah dikerikiti tikus, seakan-akan tak ada lagi orang baik di dunia ini.
Tetapi di daerah ini penuh dengan orang-orang yang menyenangkan. Di desa ini Perfini menga-
dakan location, wah, bintang-bintang filmnya kocak! Orang tak akan puas-puas melihat mereka.
Setiap malam minggu mereka mengadakan malam pertemuan, bintang-bintang yang cantik pada
|

bernyanyi dan Raden Ismail bermain pencak. Oh, nyonyaku, nyonyaku, nyonya masih muda dan
Kelas IX

cantik. Ah, seandainya memberi kesempatan pada semangat nyonya yang remaja itu… Kecanti-
kan toh tak akan abadi. Jangan sia-siakan. Apabila sepuluh tahun lagi nyonya baru mau keluar ke
pesta, ya, sudah terlambat!

NYONYA (Tegas)
Saya minta, jangan bicara seperti itu lagi. Pak Darmo telah tahu, bahwa sejak kematian mas
Martopo, hidup ini tak ada harganya lagi bagi saya. Bapak kira aku ini hidup? Itu hanya nampaknya
saja, mengertikah Pak Darmo? Oh, saya harap arwahnya yang telah pergi itu melihatbagaimana
aku mencintainya. Saya tahu, ini bukan rahasia pula bagimu, suamiku sering tidak adil terhadap
saya, kejam, dan ia tidak setia, tetapi saya akan setia, kepada bangkainya dan membuktikan ke-
padanya betapa saya bisa mencinta. Di sana, di akhirat ia akan menyaksikan bahwa saya masih
tetap sebagai dulu.

DARMO
Apakah faedahnya kata-kata semacam itu, bila lebih patut nyonya berjalan di kebun atau
memerintahkan orang memasang kuda kesayangan kita si Tobby dan si Hero di depan kereta, dan
kemudian pergi pesiar ataupun mengunjungi para tetangga?

NYONYA (Menangis)

DARMO (Setelah keheranan sejenak)


Nyonyaku, nyonyaku, ada apa? Nyonya Martopo, demi Tuhan ada apa?

42
NYONYA
Suami sangat mencintai kuda itu, si Tobby itu. Ia selalu tahu mengendarainya apabila menin-
jau kebun-kebun. Bahkan ia pernah pula membawanya mendaki gunung Bromo. Ia sangat gagah
kalau naik kuda. Alangkah gayanya apabila ia menarik kekang kuda dengan tangan-tangannya
yang perkasa itu. Tobby, Tobby, berilah ia rumput dua kali lipat hari ini.
DARMO
Baiklah, nyonya, baik.

Bel dibunyikan orang dengan keras

NYONYA (Gugup)
Siapa itu? Saya tak mau terima tamu!

DARMO
Ya, nyonya. (Pergi keluar, ke pintu tengah)

NYONYA (Menatap gambar suaminya)


Engkau akan melihat, Martopo, betapa aku dapat mencintai dan mengampunimu. Cintaku
bisa mati hanya bila akupun telah mati. (Ia tersenyum melehkan air mata) Dan tidakkah engkau

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


baik dan setia, aku telah memalu? Aku adalah istri yang mengurung dirku sendiri dan saya akan
tetap tinggal setia sampai mati, dank au, kau, kau tak punya malu, monyet yang tercinta. Kau sela-
lu mengajak bertengkar dan meninggalkan aku berminggu-minggu lamanya.

Darmo masuk dengan gugup

DARMO
Oh, nyonya, ada orang ingin bertemu dengan nyonya, mendesak untuk bertemu dengan nyo-
nya…

NYONYA
Sudah bapak katakan bahwa sejak kematian suami saya, saya tak mau menerima seorang
tamupun?

DARMO
Sudah, tetapi ia tidak mau mendengarkannya, katanya urusannya sangat penting.

NYONYA
Sudah bapak katakan tak menerima tamu!?

DARMO
Saya sudah berkata begitu, tetapi ia orang yang ganas, ia mencaci maki dan nekad saja ma-
suk ke dalam kamar, ia sekarang sudah menerobos ke kamar makan.

NYONYA (Marah sekali)


Baiklah! Bawa dia kemari! Orang tak tahu adat!

Darmo keluar ke pintu tengah

43
NYONYA
Orang-orang tanpa guna! Apa pula yang mereka kehendaki dari saya! Kenapa mereka meng-
ganggu ketentramanku? (Mengeluh) Ya, sekarang sudah tenang, saya harus masuk biara. (Mere-
nung) Ya, biara.

Bilal masuk diiringi Darmo

BILAL (Kepada Darmo)


Orang goblog! Engkau terlalu banyak omong! Engkau keledai! (Melihat nyonya martopo,
sopan) Nyonya, saya merasa terhormat untuk memperkenalkan diri saya. Mayor Lasykar Rakyat di
jaman revolusi, sekarang mengundurkan diri dan menjadi pengusaha perkebunan, adapun nama
saya: Baitul Bilal. Saya terpaksa menggangu nyonya untuk suatu urusan yang luar biasa mende-
sak.

NYONYA (Ringkas)
Tuan mau apa?

BILAL
Almarhum suami nyonya, denga siapa saya merasa beruntung bisa bersahabat, meninggal-
kan kepada saya dua buah bon yang jumlahnya duabelas ribu rupiah. Berhubung saya harus mem-
TATA PANGGUNG

bayar bunga untuk sebuah hutang di Bank Rakyat besok pagi, maka saya akan memohon kepada
nyonya, hendaknya nyonya suka membayar hutang tersebut, hari ini.

NYONYA
Dua belas ribu, suami saya ngebon apa saja pada tuan?
|

BILAL
Kelas IX

O, macam-macam, beras, kacang, kedelai, minyak dan oh, ya –dan juga rumput untuk ku-
da-kudanya.

NYONYA (Dengan mengeluh, kepada Darmo)


Oh, rumput, Pak Darmo jangan lupa bahwa si Tobby harus diberi rumput duakali lipat hari ini.

Darmo keluar

NYONYA (Kepada bilal)


Bila mas Martopo berhutang kepada tuan, tentu saya akan membayarnya, tapi sayang hari ini
uangnya tidak ada pada saya. Besok pagi bendahara saya akan kembali dari kota, dan saya akan
memintanya untuk membayar apa yang sepantasnya harus tuan terima, tapi, pada saat ini saya
tidak bisa memenuhi permintaan tuan. Lebih daripada itu, baru tepat tujuh bulannya suami saya
meninggal dunia dan saya tidak bernafsu untuk membicarakan masalah uang.

BILAL
Dan saya sangat bernafsu untuk bunuh diri bila saya tak bisa membayar bunga hutang saya
besok pagi. Mereka akan menyita perkebunan saya.

NYONYA
Besok lusa tuan akan menerima uang itu.

44
BILAL
saya tak membutuhkannya besok lusa, tapi hari ini.

NYONYA
Saya menyesal, tapi hari ini saya tak bisa membayar.

BILAL
Dan saya tak bisa menunggu sampai besok lusa.

NYONYA
Tapia pa daya saya kalau memang tak punya uang hari ini?

BILAL
Jadi nyonya tak bisa bayar.
NYONYA
Tak bisa!

BILAL
Hm, itukah kata nyonya yang terakhir?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


NYONYA
Yang terakhir.

BILAL
Sungguh-sungguh.

NYONYA
Sungguh-sungguh.

BILAL
Terima kasih (Mengangkat bahu) Dan mereka mengharapkan saya untuk menahan diri.
Penagih Pajak di jalan tadi bertanya kepada saya, kenapa saya selalu kuatir? Saya membutuh-
kan uang, saya merasa leher saya terjerat. Sejak kemarin pagi saya meninggalkan rumah saya di
waktu hari masih subuh dan menagih hutang kesana kemari. Seandainya ada saja yang memba-
yar hutangnya kan lumayan juga! Tapi tidak! Saya telah berusaha keras. Setanpun menyaksikan
bagaimana aku terpaksa menginap di penginapan terkutuk itu. Di dalam kamar yang sempit den-
gan balai-balai penuh kepiding! Dan akhirnya sekarang saya mengharap untuk menerima uang
sekedarnya dan nyonya Cuma bilang “tidak bernafsu”.
Kenapa saya tidak boleh khawatir begini halnya?

NYONYA
Saya kira saya telah cukup menjelaskannya, bahwa bendahara akan kembali dari kota, dan
kemudian tuan akan mendapatkan uang tuan kembali!

BILAL
Saya datang tidak untuk bertemu dengan bendahara nyonya, saya datang untuk bertemu
dengan nyonya. Saya tak peduli pada bendahara itu! Demi syetan tidak peduli! – Maafkan bahasa
saya ini!

45
NYONYA
Sesungguhnyalah tuan, saya tak biasa dengan bahasa seperti itu, ataupun tingkah laku sep-
erti itu, saya tidak bernafsu untuk berbicara lebih lanjut.

Nyonya martopo pergi ke kiri

BILAL
Apa bisa kukatakan sekarang? Tidak bernafsu. Tepat tujuh bulan setelah suaminya mati! Saya
harus membayar bunga bukan? Suaminya mati begitu saja, bendaharanya pergi entak kemana –
semoga ditelan syetan dia! Sekarang, terangkanlah, apa yang harus saya lakukan? Apakah saya
harus lari dari penagih dari Bank itu dengan helicopter. Ataukah saya harus membenturkan kepala
saya ke tembok batu?
Ketika saya datang ke Sudargo itu untuk menagih hutangnya, ia pakai taktik “tak ada di ru-
mah” dan Irwan itu terang-terangan saja lari sembunyi, saya telah pula bertengkar dengan si Karto
dan hampir-hampir saya lempar ia keluar jendela, Marno pura-pura sakit, dan wanita ini, “tak ber-
nafsu” katanya! Tak seorangpun diantara mereka mau membayar hutang mereka! Dan semuanya
ini sebab saya terlalu memanjakan mereka, saya terlalu ramah dan terlalu sopan santun. Saya
terlalu lembut hati terhadap mereka! Tapi tunggulah! Saya tak akan membiarkan seseorangpun
memperdayakan saya, syetan akan menghajar mereka! Saya akan tinggal di sini dan tak akan be-
ranjak sebelum ia membayar utangnya!
Brrr! Betapa marah saya! Betapa heibat marah saya! Segenap urat saya gemetar, karena mar-
TATA PANGGUNG

ah dan saya hampir-hampir tak bisa bernafas! Oh, sampai-sampai saya hampir sakit. Syeitan!

(Memanggil) Mandor! Pak Mandor!

DARMO
Ada apa?
|
Kelas IX

BILAL
Ambilkan saya kwas dan sitrun. (Darmo keluar) Nah, apa yang bisa kita perbuat. Ia tak pun-
ya uang kontan di dompetnya? Logika macam apa ini? Saya merasa terjerat leher saya, membu-
tuhkan uang dengan sangat, dan hampir-hampir bunuh diri, dan ia tak mau membayar utangnya
sebab ia tak bernafsu untuk memperbincangkan masalah uang. Inilah logika perempuan! Itulah
sebabnya saya benci bicara dengan perempuan dan sekarang ini benci saya luar biasa. Lebih baik
saya duduk di atas kotak dinamit daripada berbicara dengan perempuan!

Brrr! Saya merasa dingin seperti es. Soal ini menyebabkan saya sangat marah. Melihat mah-
luk romantis seperti dia itu dari jauh saja sudah cukup untuk membuat orang berteriak minta to-
long.

Darmo masuk

DARMO (Memberikan segelas air kwas)


Nyonya Martopo sakit dan tidak mau bicara dengan tamu.

BILAL
Minggat!! (Darmo pergi) Sakit dan tak mau bicara dengan tamu! Baiklah, boleh saja. Sayapun
juga tak mau bicara! Saya akan duduk di sini dan tinggal di sini sampai kau bayar hutang saya.
Kalau kau sakit seminggu, saya akan duduk di sini seminggu. Kalau kau sakit setahun, saya akan
duduk di sini setahun. Seluruh isi sorga menjadi saksinya, saya harus mendapatkan kembali uang

46
saya! Kau tidak akan mengguncangkan saya dengan duka citamu itu—dan juga tidak dengan alis
matamu yang bagus itu! Bah! Aku tak lagi heran melihat alis matamu itu! (Ia berteriak keluar jen-
dela) Ali! Lepaskan kuda dari kereta. Kita tak akan buru-buru pulang. Saya akan tinggal di sini.
Katakan pada orang-orang di kandang itu supaya memberinya rumput. Dua kali lipat! Kuda yang
kiri itu rewel sekali. Jangan dipukul, goblog! Ya, ya, boleh juga dipukul tapi pelan-pelan saja! Nah,
begitu. (Meninggalkan jendela) Jahanam betul! Puasnya tak terkira, tak ada uang semalam tak
bisa tidur dan sekarang, baju berkabung yang hitam dan “tidak bernafsu”.
Kepala saya sakit, mungkin saya harus minum.Ya, saya harus minum.

(Memanggil) Mandor! Mandor!

Darmo masuk

DARMO
Ada apa?

BILAL
Saya minta minum! (Darmo keluar. bilal duduk lagi dan melihat pada pakaiannya) Ugh,
gagalnya sudah nyata. Tak bisa dibantah lagi. Debu, sepatu kotor, belum mandi, belum bersisir,
jerami mengotori pakaian – nyonya itu barangkali mengira saya ini seorang garong. (Ia menguap)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Memang agak kurang sopan masuk ke ruang tamu seperti pakaian seperti ini. Nah, ya, ya tak
ada salahnya sampai sekarang. Saya datang kemari tidak sebagai tamu. Saya penagih hutang, dan
taka pa pakaian yang khusus bagi penagih hutang !

DARMO (Masuk dengan segelas kwas)


Wah, tuan tampak bebas betul di sini.

BILAL(Marah)
Apa? Kepada siapa kau tujukan ucapanmu itu? Diam! Tak usah ngomong!

DARMO (Marah)
Kacau! Kacau! Orang ini tak mau pergi! (Keluar)

BILAL
Ya, syeitan, betapa marahnya saya! Cukup marah untuk melempari seluruh dunia ini dengan
Lumpur! Sampai saya merasa sakit! – Mandor!
Nyonya martopo masuk dengan mata meredup ke bawah

NYONYA
Tuan, selama hidup saya sepi ini saya tak bisa mendengar suara manusia dan saya tak bisa
tahan mendengar bicara orang keras-keras. Saya minta kepada tuan, sukalah hendaknya supaya
tidak menggangu kedamaian saya.

BILAL
Bayarlah saya dan saya akan pergi.

NYONYA
Tadi sudah saya katakan dengan jelas, dalam bahasa Indonesia bahwa saya tak punya uang
kontan, tunggulah sampai besok lusa.

47
BILAL
Dan sayapun merasa terhormat untuk menerangkan kepada nyonya, juga dalam bahasa In-
donesia, bahwa saya membutuhkan uang sekarang tidak besok lusa.

NYONYA
Tapi apa daya saya, bila saya tak punya uang?

BILAL
Jadi nyonya tak akan membayar segera? Begitu bukan?

NYONYA
Saya tak bisa.

BILAL
Kalau begitu saya akan duduk di sini sampai saya mendapat uang. (Iapun duduk)
Nyonya akan membayar besok lusa? Bagus sekali! saya akan tinggal di sini sampai besok
lusa. (Melompat bangkit) Saya Tanya kepada nyonya, saya harus membayar bunga besok pagi, bu-
kan? Ataukah nyonya kira saya Cuma berolok-olok?

NYONYA
Tuan, saya minta tuan jangan berteriak. Ini bukan kandang kuda!
TATA PANGGUNG

BILAL
Saya bukannya sedang membicarakan kandang kuda, saya sedang bertanya, saya akan
membayar bunga besok pagi bukan?

NYONYA
|

Tuan tak tahu bagaimana caranya memperlakukan seorang wanita.


Kelas IX

BILAL
Tentu saja saya tahu.

NYONYA
Tidak! Tuan tidak tahu! Tuan ini orang kampung, orang tak tahu adat! Seorang tuan yang
terhormat tak akan bicara seperti itu di depan seorang wanita!

BILAL
Wah, hebat betul! Nyonya tau, bagaimana seharusnya orang bicara kepada nyonya dalam
bahasa Inggeris, barangkali? Dear lady, would yau like to lend me your beautiful eyes? Pardon me for
having disturb you! What a beautiful wheather.
We are having today! Shell we meet again tomorrow?(Membungkuk memberi hormat dengan
cara mengejek)

NYONYA
Sama sekali tak lucu, biadab namanya!

BILAL (Meniru)
Sama sekali tak lucu, biadab!
Saya tak tahu bagaimana bersikap terhadap orang-orang wanita. Nyonya yang terhormat,
sepanjang umur saya ini, saya telah melihat wanita lebih banyak daripada nyonya melihat burung

48
gereja. Sudah tiga kali saya berkelahi karena urusan wanita, dua belas wanita telah saya tinggalkan
dan sembilan wanita telah meninggalkan saya. Memang pernah pada saya bertingkah bagaikan
bahasa yang bermadu, membungkuk-bungkuk, dan kemalu-maluan. Saya pernah mencinta, men-
derita, mengeluh kepada bulan, melelh disiksa oleh cinta. Saya pernah mencinta dengan dahsyat,
mencinta sampai gila, mencinta dalam semua tangga nada, berkicau sebagai burung ketilang ten-
tang emansipasi, mengorbankan separo dari harta bendaku dalam pengaruh nafsu yang lembut,
tetapi sekarang, demi syeitan, itu semua telah cukup.
Hambamu yang patuh ini tak mau lagi ditarik-tarik kesana kemari seperti lembu yang bodoh.
Cukup! Mata yang hitam mata yang bergairah, bibir yang mungil, dekik di pipi, bisikan di terang
bulan, keluh kesah yang menawan.
Bah Untuk semua itu, nyonya, aku tak mau membayarnya setalen! Yang saya maksud bukan-
nya teman saya berbicara sekarang, tetapi wanita pada umumnya, dari yang kecil sampai yang
besar, mereka itu sombong hipokritis, cerewet, menjengkelkan, tak setia dari kaki sampai kepala,
pongah tanpa guna, picisan, kejam dengan logika yang memusingkan, dan … (Memukul dahinya)
dalam hal ini, harap dimaafkan keterusterangan saya ini, seekor burung gereja dapat mengalah-
kan sepuluh filsuf yang memakai kebaya, apabila orang melihat seorang wanita yang romantis di
depan matanya, maka ia lalu membayangkan bahkan yang dilihatnya itu suatu mahluk yang suci,
begitu hebat sehingga apabila ia tersentuh oleh nafas mahluk itu maka iapun merasa dirinya ter-
apung dalam lautan pesona yang mengagumkan, tetapi apabila orang melihat ke dalam jiwanya,
tak lain tak bukan hanya buaya! (Menghantam sebuah kursi)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Tetapi yang lebih buruk dari semuanya ialah bahwa buaya ini menganggap dirinya sebagai
mahluk yang sangat artistik, seakan-akan mengambil monopoli sebagai mahluk yang menggiur-
kan. Biarlah syeitan menggantung diriku jungkir balik kalau memang ada yang pantas dicinta pada
wanita!
Apabila ia jatuh cinta, apa yang ia tahu Cuma mengaduk dan melelehkan air mata. Apabila le-
lakinya sudah mulai menderita dan suka berkorban, maka si wanita mulai melagak dan mencoba
menyeret lelaki itu seperti keledai.
Nyonya mempunyai nasib yang malang karena lahir sebagai seorang wanita, dan tentu saja
nyonya tahu bagaimana sifat wanita itu, coba katakan pada saya, demi kehormatan nyonya apa-
kah nyonya pernah menjumpai wanita yang benar-benar jujur dan setia? Tak pernah, tentu saja!
Hanya wanita yang tua dan jelek saja yang bisa setia. Lebih gampang mencari kucing yang bertan-
duk atau gagak yang berbulu putih daripada mencari wanita yang bisa setia.

NYONYA
Tapi ijinkanlah saya bertanya, siapakah yang jujur dan setia dalam bercinta? Lelaki, barang-
kali?

BILAL
Ya, tepat sekali! Lelaki tentu saja!

NYONYA
Lelaki ! (ia tertawa kasar) Lelaki bisa jujur dan setia dalam bercinta! Nah, inilah suatu berita
yang baru! (pahit) Bagaimana tuan sampai bisa berkata begitu?Lelaki jujur dan setia! Sementa-
ra sola ini sudah sampai begitu jauh, saya bisa menyatakan di sini bahwa dari segala lelaki yang
saya kenal, suami saya adalah lelaki yang terbaik, saya mencintainya dengan hangat, dengan se-
genap jiwa saya, seperti yang hanya bisa dilakukan oleh seorang wanita yang muda dan bijaksana,
saya serahkan kepada kemudaan saya, kebahagiaan saya, kekayaan saya dan hidup saya. Saya
menyembah kepadanya sebagai seorang kafir. Dan apakah yang terjadi?
Lelaki yang terbaik ini mengkhianati saya pada segala macam kesempatan….

49
Setelah ia meninggal dunia, saya temukan laci mejanya penuh dengan surat-surat cinta. Keti-
ka ia masih hidup ia suka meninggalkan saya berbulan-bulan lamanya, memikirkannya saja sudah
ngeri. Ia bercinta-cintaan dengan wanita lain dihadapan saya, ia memboroskan uang saya, dan
memperolok-olokkan perasaan saya, tetapitoh saya masih tetap jujur dan setia kepadanya. Dan
lebih daripada itu, ia sudah mati dan saya masih tetap setia kepadanya. Saya kuburkan diri saya di
dalam empat tembok ini dan saya akan tetap memakai baju hitam ini sampai keliang kubur saya.

BILAL (Tertawa kampungan)


Berkabung! Nyonya berkabung! Nyonya kira saya ini apa? Jangan dikira saya tak tahu kenapa
nyonya memakai baju bagus yang hitam ini dan mengubur diri nyonya diantara empat dinding ini!
Rahasia macam itu. Betapa romantisnya! Nyonya mau meniru dongeng!
Seorang bangsawan berkuda akan lewat di depan puri, ia akan berkata dalam hatinya: “Di
sinilah tinggal sang putrid Candra Kirana, yang demi cintanya kepada suaminya telah mengubur
dirinya dalam empat dinding kamarnya”.
Oh, saya sudah mengerti akan sandiwara ini!

NYONYA (Meloncat)
Apa? Apa maksud tuan dengan mengatakan kata-kata itu kepadaku?

BILAL
Nyonya telah mengubur hidup-hidup diri nyonya, tetapi sementara itu nyonya lupa tak lupa
TATA PANGGUNG

membedaki hidung nyonya!

NYONYA
Alangkah lancangnya mulut tuan!

BILAL
|

Saya mohon untuk tidak membentak saya, saya bukannya bendahara nyonya! Ijinkanlah
Kelas IX

saya menyebutkan kenyataan-kenyataan. Saya bukannya seorang wanita, dan saya sudah biasa
serba berterus terang mengeluarkan apa isi hati saya. Maka dari itu dengan hormat saya minta,
jangan menjerit.

NYONYA
Saya tidak menjerit. Tuanlah yang menjerit. Saya minta tuan meninggalkan rumah ini!

BILAL
Bayarlah dan saya akan pergi.

NYONYA
Saya tak mau bayar!

BILAL
Nyonya tak mau? Nyonya tak mau membayar uang yang menjadi hak saya?

NYONYA
Saya tak perduli tuan mau bertindak apa? Satu rupiahpun saya tak mau membayar! Pergi
dari sini!

BILAL
Sebab saya bukan suami nyonya atau tunangan saya, maka janganlah nyonya membikin re-
but.(Duduk) Saya tak tahan lagi.

50
NYONYA (Menarik nafas jengkel)
Apakah tuan berniat akan duduk?

BILAL
Saya memang sudah duduk.

NYONYA
Dengan hormat, pergilah!

BILAL
Dengan hormat, bayarlah uang saya!

NYONYA
Saya tak sudi bicara dengan orang biadab. Pergi! (Pause) Pergi, atau tidak.

BILAL
Tidak.

NYONYA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Tidak?

BILAL
Tidak.

NYONYA (Mengebel, Darmo masuk)


Pak Darmo, antarkan tuan Baitul Bilal ini pergi.

DARMO (Dengan gagah menghampiri bilal)


Tuan, mengapa tuan tidak pergi kalau memang diminta pergi? Mau apa sebenarnya tuan ini?

BILAL (Meloncat bangun)


Kau kira kau bicara dengan siapa? Kugilas lumat-lumat kau nanti.

DARMO (Memegang jantungnya)


Ya Tuhan. (Jatuh di kursi) Oh, saya sakit, saya tak bisa bernafas.

NYONYA
Dimana Suto? (Memanggil) Suto ! Suto !Amat ! Amat ! (Mengebel)

DARMO
Mereka sedang pergi semua! Dan saya mendadak sakit. Oh, air!

NYONYA
Tuan Baitul Bilal! Pergilah… Oh, pergi! Keluar!

BILAL
Dengan hormat, agak sopankah sedikit!

NYONYA (Meninju udara menghentakkan kaki)


Engkau kasar! Engkau biadab! Engkau monyet!

51
BILAL
Apa katamu?

NYONYA
Engkau biadab, engkau monyet!

BILAL (Cepat menhampirinya)


Ijinkanlah saya bertanya, atas hak apa nyonya menghina saya?

NYONYA
Habis, mau apa lagi? Tuan kira saya takut pada tuan?

BILAL
Nyonya kira karena nyonya ini mahluk yang romantis lalu nyonya bebas menghina saya tan-
pa mendapat balasan? Saya menentang nyonya!

DARMO
Ya, Robbi! Air!

BILAL
Ini harus diselesaikan dengan duel.
TATA PANGGUNG

NYONYA
Apakah tuan mengira karena tuan begitu gagah, lalu saya takut kepada tuan?

BILAL
Saya jelaskan di sini bahwa saya tak mengijinkan seorangpun menghina saya, dan saya tak
akan mengecualikan nyonya hanya semata-mata karena nyonya seorang wanita, seorang “sex
|

yang lemah”, katanya.


Kelas IX

NYONYA (Mencoba mengalahkannya dengan tangis)


Badak ! Kamu badak ! Badak!

BILAL
Inilah saatnya untuk membuang tahyul lama yang beranggapan bahwa hanya lelaki saja
yang harus memberi kepuasan. Bila ada persamaan antara laki dan wanita, mestinya persamaan
itu dalam segala hal. Emansipasi wanita! Bah! Akhirnya toh ada batasnya! Inilah buktinya!

NYONYA
Jadi tuan betul-betul menantang duel atau bagaimana? Baiklah…

BILAL
Segera.

NYONYA
Segera. Aku kurang berlatih tinju, tapi suamiku punya banyak senapan di sini. Beberapa tupai
dan burung saja sudah gugur karenanya, dan sekarang senapan itu dengan mudah akan menggu-
gurkan tuan juga.

BILAL
Oh, senapan angin! Boleh saja!

52
NYONYA
Dengan gembira saya akan menembus kepala tuan. Semoga tuan dimakan syeitan! (Men-
gambil senapan, masuk)

BILAL
Akan saya tembak alis matanya yang bagus itu. Saya bukan orang banyak cincong, bukan
pula pemuda hijau yang sentimental. Bagi saya tak ada “sex yang lemah”.

DARMO
Oh, tuan! (Berlutut) Kasihanilah saya, seorang tua seperti saya ini. Pergilah. Tuan sudah
menakut-nakuti saya sampai hampir mati, dan sekarang tuan ingin berduel pula.

BILAL (Tak perduli)


Ya, duel! Itulah persamaan, itulah emansipasi. Dengan begitu lelaki dan wanita sama. Saya
akan menembaknya demi prinsip ini. Apalagi yang harus saya katakan terhadap wanita semacam
dia. (Menirukan) “Dengan gembira saya akan menembus kepala tuan. Semoga tuan dimakan sye-
itan!”
Apalagi yang bisa dikatakan tentang ini? Ia marah, matanya berkilauan, ia menerima tantan-
gan. Demi kehormatan saya, baru inilah pertama kalinya saya jumpai wanita seperti itu!

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


DARMO
Oh, tuan. Pergilah. Pergi!

Masuk nyonya martopo, membawa dua senapan angin

NYONYA
Inilah senapannya. Tetapi sebelum kita berduel, saya minta ajarilah dulu caranya menembak.
Saya agak kurang biasa dengan senapan tadinya.

DARMO
Ya robbi, kasihanilah kami! Saya akan pergi dan memanggil orang. Oh, kenapa malapetaka
ini menimpa kepala kami! (Pergi keluar)

BILAL (Memeriksa senapan)


Ini namanya senapan angin. Ya, ini pelurunya, memang bagus untuk menembak burung,
tetapi ini lain dari senapan biasa, ya, ya, boleh juga.Lihatlah, BSA, caliber 5,5. Dua senapan ini
harganya tak kurang dari dua belas ribu. Beginilah cara memakai.(Kesamping) Aduh, alis matanya!
Sungguh wanita sejati!

NYONYA
Sudah ?

BILAL
Ya, beginilah, lalu tariklah bila ditembakkan. (Mengajar) Begini – bidiklah. Coba miringkan se-
dikit kepala nyonya. Popornya harus tepat di bahu ini. Ya, begitu. Tangan hendaknya jangan kaku.
Lemas tapi kuat – coba – ya, jangan gemetar. Pelan-pelan bernafas. Bidiklah baik-baik. – aha, enak
bukan?
NYONYA
Tak enak menembak di dalam rumah, marilah kita keluar kebun.

53
BILAL
Ya, tapi saya belum selesai mengajar, saya beri contoh dulu. Saya ajar cobanya menembak
ke udara.

NYONYA
Terlalu! Itu tak perlu! Kenapa?

BILAL
Sebab.. sebab. Itu urusan saya.

NYONYA
Tuan takut? Ya, memang! Aaaah! Jangan begitu, tuan terhormat jangan gila-gilaan.
Ayo, ikut saya. Saya belum merasa tentram sebelum membuat lubang di dahi tuan yang saya
benci itu. Apakah tuan takut?

BILAL
Ya, saya takut.

NYONYA
Bohong! Kenapa tak mau bertempur?
TATA PANGGUNG

BILAL
Sebab…, sebab…, sebab…, saya suka kepada nyonya.

NYONYA (Tertawa marah)


Tuan suka saya! Begitu berani ya bilang kalau suka saya! (Menunjuk) Pergi!!
|

BILAL (Meletakkan senapan pelan-pelan di atas meja, mengambil topinya dan pergi ke pintu. di pin-
Kelas IX

tu ia berhenti sebentar dan menatap nyonya martopo, lalu ia menghampirinya agak bimbang)
Dengarlah! Apa nyonya masih marah? Saya begitu gila seperti syeitan, tetapi saya harap nyo-
nya bisa mengerti, ah, bagaimana saya akan menyatakannya? Soalnya adalah begini…, soalnya
ialah…, (Meninggikan suara) Lihatlah apakah salah saya bahwa nyonya berhutang kepada saya?
Saya tak bisa disalahkan bukan? Saya suka kepada nyonya! Mengertikah? Saya… saya hampir
jatuh cinta.
NYONYA
Pergi! Saya benci kepada tuan!
BILAL
Ya, Robbi! Alangkah hebatnya wanita ini! Saya belum pernah melihat wanita yang sehebat ini.
Saya kalah, remuk redam! Saya seperti tikus yang kena perangkap.

NYONYA
Pergilah, atau saya tembak nanti!

BILAL
Tembaklah! Nyonya tak tahu bagaimana bahagia rasanya mati di depan pandangan mata se-
pasang mata yang berkilauan itu. – ah, alisnya! – Mati ditembak oleh senapan angin yang dipegang
oleh tangan yang halus dan mungil itu! Saya gila! Cobalah pertimbangkan baik-baik, dan cepatlah
putuskan, sebab bila saya pergi sekarang, itu artinya kita tak akan pernah berjumpa lagi. Putus-
kanlah, bicaralah, -- saya masih priyayi, orang terhormat, penghasilan saya sebulan tak kurang
dari sepuluh ribu, saya bisa menembak burung yang sedang terbang. Saya banyak punya kuda
yang bagus. Maukah nyonya menjadi istriku?

54
NYONYA (Membidik)
Saya tembak!

BILAL
Ah, saya bingung, saya kurang mengerti! – Mandor, air! Saya telah jatuh cinta seperti anak
sekolahan saja.(Ia menjamah tangan nyonya murtopo dan wanita itu menangis) Saya cinta kepada-
mu! (Berlutut) Saya belum pernah mencinta wanita seperti ini. Dua belas wanita telah saya ting-
galkan dan sembilan meninggalkan saya, tetapi tak seorangpun pernah saya cintai sebagaimana
saya mencintaimu. Saya sudah kalah, tunduk seperti orang tolol, saya meniarap dilantai memo-
hon tanganmu.
Terkutuklah saya ini! Sudah lima tahun saya tidak jatuh cinta, saya seperti sebuah kereta yang
terkait pada kereta lain. Saya mohon pertolonganmu! Ya, atau tidak? Sudikah nyonya? –Baiklah!
(Ia bangkit dan cepat-cepat menuju pintu)

NYONYA
Tunggu dulu!

BILAL (Berhenti)
Ya?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


NYONYA
Tidak apa-apa. Tuan boleh pergi. Tetapi tunggu dulu. Tidak, pergilah, pergi. Saya bensi ke-
pada tuan. Atau… tidak, jangan pergi, oh,kalau tuan tahu bagaimana marah saya! (Membuang
senapan) Jari saya linu-linu memegang barang seperti ini.
(Menghapus air mata dengan marah) Untuk apa tuan berdiri di situ? Keluar!

BILAL
Selamat tinggal!

NYONYA
Ya, pergilah (Menangis) Kenapa pergi? Tunggu! – Tidak, pergi! Oh alangkah marahnya saya
ini! Jangan mendekat…, oh…, kemarilah…, jangan!... jangan dekat-dekat.

BILAL (Menghampiri)
Saya marah kepada diri saya sendiri. Jatuh cinta seperti anak sekolah, berlutut dan menghi-
ba-hiba. Saya merasa demam. (Tegas) Saya cinta kepadamu. Ini sehat.
Apa yang saya butuhkan, ialah jatuh cinta. Besok pagi saya harus membayar bunga ke bank,
panen kopi sudah tiba, dan kemudian muncullah nyonya! (Mencium tangan nyonya martopo)Tak
akan saya maafkan diri saya ini.

NYONYA
Pergilah! Jangan cium di tangan saya! O, saya benci… saya benci… saya…
(Tangannya yang satunya membelai kepala bilal)
Masuk Darmo dan dua orang yang lainnya. mereka membawa sapu, sabut dan sekop.

DARMO (Terpesona)
Ya, Tuhan! Ya, Robbi!

SELESAI

55
Berdasarkan naskah drama satu babak tersebut, tentukanlah

1. Tema dan Penglataran Set berdasarkan naskah.

2. Buatlah gambar desain set panggung berdasarkan fungsi skeneri serta unsur-unsur desain!

PENILAIAN MANDIRI
Setelah melakukan proses Analisa terhadap naskah, lakukan Analisa terhadap gambar ran-
cang bangun yang telah dibuat oleh siswa, Analisa kesesuaian gambar rancang dengan hasil analisis
penglataran.

Form Tugas Analisa Penglataran Naskah

Analisa
Gambar Rancang
Penglataran
Adegan/Babak:

Judul Naskah:
TATA PANGGUNG

Latar Waktu:
|

Latar Tempat:
Kelas IX

Latar Suasan:

REFLEKSI
Setelah mempelajari bab tentang perabot tata panggung atau scenery diharapkan bahwa Anda
dapat memahami unsur-unsur di dalamnya, seperti persoalan unsur-unsur desain. Ini berguna ketika
Anda membuat gambar rancang sebuah set panggung bisa menggunakan unsur-unsur tersebut agar
gambar rancang lebih terlihat nyata dan bisa disesuaikan dengan ukuran panggung yang sebenarnya.
Karena di bab selanjutnya kita akan belajar mengenai unsur-unsur komposisi, yang sangat penting
dalam membuat set desain. Maka dari itu sangat penting untuk mengusai materi dalam bab ini agar
bisa sinergis dengan bab selanjutnya.

56
BAB V

Piranti
Tangan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


TUJUAN PEMBELAJARAN
Setalah mempelajari materi tentang piranti tangan (property) ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan
piranti tangan dalam tata panggung, menjelaskan fungsi piranti tangan dalam tata panggung, memilah
piranti tangan dalam tata panggung, memilah fungsi piranti tangan dalam tata panggung.

PETA KONSEP

PIRANTI TANGAN/PROPERTY

PENGERTIAN PIRANTI TANGAN


JENIS PIRANTI TANGAN

KATA KUNCI
property, set, komposisi

57
Gambar 43. Pertunjukan Antigone Karya Sopokhles
GK Dewi Asri ISBI Bandung
2013
TATA PANGGUNG

PENDAHULUAN
Dalam bab kali kita akan membahsa ten- property serta fungsi propertt itu sendiri dalam
tang piranti tangan atau bahasa yang lebih dike- seni pertunjukan.
nal dalam dunia seni pertunjukan adalah hand Property yang biasanya digunakan oleh ak-
property. Hand property merupakan sebuah per- tor adalah sebagai penanda identitas ataupun
|
Kelas IX

lengkapan atau peralatan pertunjukan yang di- hanya property pendukung pertunjukan. maka
pegang atau dimainkan oleh aktor. Namun tidak sangat penting bagi seorang penata artistik un-
haya piranti tangan saja yang dibahasa dalam tuk melakukan proses Analisa naskah dan dise-
bab ini melainkan kita juga membahas tentang suaikan dengan kebutuhan panggung.

A. PENGERTIAN PIRANTI TANGAN / PROPERTY


Property sudah dikenal dan dipergunakan
orang dalam pementasan drama sebelum abad
ke XV. Di samping itu, property biasa juga disebut
skeneri, sebagaimana dikatakan dalam ’porperty
theatrical’ bahwa property merupakan partikel
kecil yang terdapat pada kostum,alat yang diper-
gunakan pada permainan (acting),perlengkapan
sertaper hiasan perhiasan kecil. Maka dengan
demikian dapat ditarik satu batasan yang cukup
ringkas bahwa property adalah segala peralatan
yang diperlukan atau dipergunakan dalam pe-
mentasan untuk melengkapi scenery dan para Gambar 45. Pertunjukan Antigone Karya Sopokhles
pemeran. GK Dewi Asri ISBI Bandung
2013

58
Gambar 45. Contoh property imajinasi Gambar 45. Contoh property non imajinasi
Pertunjukan Antigone karya Sopokhles Pertunjukan Teater Payung Hitam
dikategorikan sebagai property non imajinasi Sutradara Rachman Sabur
Studio Teater ISBI Bandung

1. Klasifikasi Property

1.1. Bentuk atau wujud property

a. Bentuk imajinasi, bentuk ini tidak terikat pada data actual. Bahkan lebih ban-

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


yak ditemui dalam bentuk stilasi (bentuk asli yang sudah banyak mendapatkan
variasi)

b. Bentuk non imajinasi, bentuk ini sangat terikat pada data-data aktual.bentuk
property ini bertolak dari data atau bentuk yang sudah ada. Biasanya disebut juga
property yang otentik/sesuai dengan aslinya

2. Jenis property

2.1. Set property,adalah peralatan-peralatan yang ada atau yang terletak diatas pentas de-
ngan maksud untuk melengkapi kehadiran scenery dan mencapai keutuhan pada kom-
posisi pentas.

2.2. Dress property, adalah peralatan yang dipergunkan untuk mendandani permukaan
scenery, gordyn, permadani, lukisan, lampu yang tergantung dan lain-lain yang sifatnya
sebagai hiasan.

2.3. Hand property, adalah perlatan genggam yang dipakai oleh pemain/pemeran. Con-
tohnya kipas, keris, pisau, korek dan sebagainya.

Gambar 46. Persiapan Pentas dan perakitan


set property Neo Theatre di ISBI Bandung

59
B. FUNGSI PIRANTI TANGAN

1. Fungsi property berdasarkan jenisnya

1.1. Fungsi set property

a. Membantu pemeran dalam menyampaikan latar belakang tempat kejadian, waktu


dan suasana lakon pada penonton.

b. Membantu pemeran pada suasana permainan dan membina kesadaran pe-


meran pada kondisi dan situasi lakon, membatasi pemeran agar tidak bergerak
seenaknya.

c. Menambah keindahan visual pementasan.

1.2. Fungsi dress property

Menambah kelengkapan dan keindahan set.

1.3. Fungsi hand property

a. Membantu pemeran menciptakan karakteristik peran dan bobot peran yang


profesional.

b. Membantu menghidupkan suasana lakon.


TATA PANGGUNG
|
Kelas IX

Gambar 47. Pertunjukan Teater Payung Hitam

Gambar 48. Property alat lab serta bom tangan/


dinamit merupakan bagian dari hand property
pertunjukan Atas Nama Keadilan.
Karya Albert Camus
Sutradara Fathul A husein
Produksi Neo Theatre

60
CAKRAWALA
TEATER PAYUNG HITAM didirikan oleh Rah-
man Sabur pada 1982, di Bandung. Memasuki
usia 28 tahun, kelompok ini telah memproduk-
si 80 pertunjukan. Dan, merupakan salah satu
kelompok terdepan teater modern di Indone-
sia. Payung Hitam telah menjelajahi kota-kota
di tanah air dan berpentas di berbagai festival
bergengsi di luar negeri. Bahkan karya berju-
dul Katakitamati telah didokumentasikan dalam
bentuk CD-Rom oleh Curriculum Corporation
untuk digunakan sebagai media pendidikan seni
di Sekolah Menengah Atas (SMA) South Victoria,
Australia, dengan judul Asia Through Asian Eyes.
Pada awal berdirinya, Payung Hitam kerap masyarakat adalah medan rangsangan kreativi-
mementaskan drama realis karya para penulis tas. Payung Hitam ingin berdiri di garis idealisme,
Indonesia. Kemudian mereka melakukan ber- menyuarakan apa yang semestinya baik bagi ke-
bagai eksplorasi untuk mencari dan menemu- majuan manusia.
kan bentuk ekspresi dan gaya pementasan yang Bobroknya kekuasaan Orde Baru dan wajah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


paling pas. Pencapaian terbaiknya, terjadi pada garang militerisme, misalnya, diparodikan dalam
Kaspar (1994) dan Merah Bolong Putih Doblong pentas Masbret adaptasi dari Macbeth karya Ion-
Hitam (1997), yang merupakan karya non-verbal. esco (1994) dan Tiang ½ Tiang (1999). Protes ter-
Hingga kemudian kelompok ini lebih identik de- hadap kekuasaan dan praktek politik (demokra-
ngan bentuk teater non-verbal. si) yang amburadul dalam Katakitamati (1998)
Menurut Saini KM, teater non-verbalnya dan Teater Musik Kaleng (1996). Perlawanan ter-
Payung Hitam tak lepas dari pengaruh Rahman hadap perilaku para elit penguasa yang bergeli-
Sabur sebagai penyair liris yang intens di awal mang syahwat kuasa dalam Anzing (2007). Dan
karier kesenimanannya. Kecenderungan Rah- sejak runtuhnya rezim Orde Baru, Payung Hitam
man yang menghindari penghamburan kata da- mulai fokus kepada alam serta lingkungan, ter-
lam sajak-sajaknya kemudian bertransformasi utama berkait dengan gejala kehancuran eko-
dalam karya-karya teaternya yang kuat akan ci- sistem dunia.
tra serta lambang visual, auditif dan kinetik. Pentas-pentas Payung Hitam menyiratkan
Sebentuk adaptasi simbolik sekaligus perl- intimitas yang hangat dan unik terhadap semes-
awanan yang cerdik dan bertenaga lewat perwu- ta kehidupan terutama terhadap batu, tanah
judan pentas Payung Hitam yang liar, keras dan (lumpur), akar (pohon) dan air. Tapi, Puisi Tu-
menohok. Eksplorasi medium dan keterpeso- buh Yang Runtuh (2009) merupakan karya yang,
naan terhadap logam dan batu yang mengkristal bisajadi, menandai suatu awal perjalanan baru
dalam Kaspar dan Merah Bolong Putih Doblong kontemplasi ketubuhan Payung Hitam. Hadir
Hitam menyiratkan hasrat perlawanan Payung lebih hening. Dan sangat berbeda dengan pun-
Hitam yang berwatak masif seperti logam dan cak pencapaian yang keras, meneror dan bahkan
batu, penuh misteri di dalam kerumitan dan “berdarah-darah” yang mengkristal secara kuat
kompleksitas tubuh-tubuh teror. Tubuh adalah dalam Kaspar. Pentasnya tidak menggedor den-
teks hidup yang lahir di ruang panggung yang gan gelegak. Tidak menghablur keluar, menyasar
bicara lebih banyak dari sekedar verbalitas ka- pelbagai isu sosial, politik ataupun lingkungan.
ta-kata. Dan bukan karya yang berisi protes sosial me-
Walau identik dengan teater non-verbal, lainkan semacam ziarah ke dalam. Karya yang
Payung Hitam selalu bergerak dan mengalir. terlihat lebih personal sifatnya.
Senantiasa membaca zaman dan bicara tentang
zamannya. Dunia serta problem manusia dan

61
Pentas itu, mungkin, lahir dari refleksi tubuh. Tubuh wadah runtuh, namun keruntu-
dan pergulatan Rahman Sabur saat mengalami hannya menorehkan suatu pemahaman dan ke-
stroke. Sakit dan realitas keruntuhan tubuh fisik sadaran tertentu terhadap hidup dengan tubuh
mencuatkan kontemplasi akan ketidakkekalan sebagai kendaraannya.

Silvester Petara Hurit - Penulis


Nano Riantiarno - Editor

JELAJAH INTERNET
Untuk menambah pengetahuan, perihal pengenalan peralatan tata pang-
gung dapat dipelajari secara mandiri di internet. Untuk mengetahui lebih da-
lam, Anda bisa kunjungi tautan di bawah ini:
TATA PANGGUNG

https://www.youtube.com/watch?v=QbI1Zd3qYxk&t=1430s

RANGKUMAN
|

Property merupakan benda yang bisa menggambarkan watak tokoh ataupun identitas lainnya di
Kelas IX

dalam naskah lakon. Selain itu dilihat dari banyak jenisnya yang ditinjau dari berbagai aspek, property
juga mampu memberikan informasi secara visual tentang naskah lakon yang sedang atau akan dipen-
taskan.

TUGAS MANDIRI :
Lakukanlah proses analisa pada naskah dibawah ini

ANTIGONE
Karya Shopokles

Para Pelaku
ANTIGONE
ISMENE : Saudari Antigone
PADUAN SUARA WALI RAKYAT THEBES
CREON : Raja Thebes
KAPITAN : Pengawal
HAEMON : Putra Creon
TEIRISIAS
PEMBAWA WARTA I
EURIDICE : Istri Creon
PEMBAWA WARTA II

62
PROLOGOS

ANTIGONE
Ismene, saudariku! Beginilah warisan Oidipus kepada kita. Dewa telah melimpahkan unggun
penderitaan kepada kita – duka demi duka, dari terhina semakin terhina. – Dan kita ditambah
pula dengan peraturan raja yang … apakah kamu sudah tahu? Atau barangkali kamu belum sadar
bahwa ada musuh menyusun rencana.

ISMENE
Tak ada warta, buruk atau baik, sampai ke telingaku, Antigone, sejak saudara kita wafat, tak
ada kudengar apa-apa.
Ah, ya, sejak mundurnya tentara argos semalam, tak ada berita tentang jenazah kedua
saudara kita yang telah gugur bersama.

ANTIGONE
Itu sudah kuduga. Itulah sebabnya aku tarik kamu ke mari, ke luar istana, supaya bisa lebih
bebas bicara.

ISMENE
Ada sesuatu di dalam pikiranmu. Katakanlah!

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


ANTIGONE
Creon Sang Raja, memutuskan untuk memperlakukan kedua jenazah saudara kita secara
berbeda.
Jenazah Etheocles ia makamkan dengan penghormatan yang lengkap.
Dengan upacara gemilang ia antarkan sukmanya ke neraka.
Tetapi untuk jenazah Polyneices yang malang, ia kenakan larangan untuk menguburnya. Ha-
rus dibiarkan terkapar tanpa diratapi.

ISENE
Setdak-tidaknya, berjanjilah untuk bertindak dengan penuh rahasia. Akupun akan meraha-
siakan semua ini.

ANTIGONE
Demi Dewa, jangan kamu berbuat begitu. Kamu akan dapat celaka bila ketahuan menyim-
pan rahasia. Jadi tak perlu kamu kunci mulutmu.

ISMENE
Kamu penuh semangat kedengarannya.

ANTIGONE
Kerna aku akan menolong ia yang sangat butuh pertolongan.

ISMENE
Aku harap kamu berhasil meskipun tak mungkin rasanya.

ANTIGONE
Apakah aku harus merubah niat lantaran kamu bilang tak mungkin?

ISMENE
Apa yang tak mungkin janganlah dicoba.

63
ANTIGONE
Bila itu pendirianmu, aku kecewa terhadapmu, demikian pula amarhum saudara kita. Ah,
baiklah kita berpisah baik-baik. Aku akan mnepuh jalan kenekatanku. Akan kutanggung semua
akibat. Tak adakematian yang lebih mulia daripada mati membela kebenaran.

ISMENE
Baiklah, pergilah. Aku terpaksa berkata: kamu setia, namun tak bijaksana.
PARADOS

PEMIMPIN PADUAN SUARA


Akhirnya lewatlah sudah …

PADUAN SUARA
Hari yang berdarah
barisan Argos kalah.
Kuda mereka resah
membawa semangat patah.

PEMIMPIN PADUAN SUARA


Dengan Polyneices mereka bersekutu.
Pendekar putera Oidipus itu
TATA PANGGUNG

bagaikan rajawali menyerbu


sayap terpentang dan menderu
darah dicakar napas memburu
menggempur Thebes, kotaku!

PADUAN SUARA
|

Tapi Thebes bagaikan ular


Kelas IX

mendesis dan menjalar


membela gerbang yang dibakar.

PEMIMPIN PADUAN SUARA


Zeus, Sang Dewata Diraja,
membenci insan yang deksura.
Ia yang ingin berkaok jaya di tembok kota
disambar hancur oleh kilatnya.

PADUAN SUARA
Hangus dijilat lidah api
terhempas ke bumi.

PEMIMPIN PADUAN SUARA


Kutukan dahsyat dari Zeus Sang Dewata
bertubi-tubi datangnya
menimpa kepala lawan kita.

PADUAN SUARA
Tujuh pendekar
menyerang tujuh gerbang.
Kita usir, kita kejar
kita tombak, kita pedang.

64
PEMIMPIN PADUAN SUARA
Bertumpuk-tumpuk senjata mereka tinggalkan,
beserta budak belian dan kereta,
menjadi sajian Dewa kita.

PADUAN SUARA
Dan, nun, di gerbang utara,
Eteocles dan Polyneices: dua bersaudara
saling bertanding mengarah nyawa
dan gugur dua-duanya.

PEMIMPIN PADUAN SUARA


Tapi kin lewatlah sudah …
Kemenangan telah berada di tangan.
Sekarang kita menari dan menari.

EPISODION I

PEMIMPIN PADUAN SUARA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Wahai, Creon yang datang tergesa.
Anda adalah penguasa Negara.
Di wajah Anda nampak ada maksudnya.
Sudah jelas di siding ini Anda mau bicara.

CREON
Rakyatku, Negara kita baru saja melewati prahara. Tetapi kini Dewata telah menuntun kita di
perairan yang reda.
Kenapa aku panggil kamu? Sebab aku tahu bahwa kamu telah bersikap setia kepada Laius,
raja Thebes yang dulu, dan sesudah itu: Ketika Oidipus putera Laius, menolong negara tapi kemu-
dian lalu kembali mengacaukannya, kamu pun selalu menunjukkan keteguhan menempuh jalan
tengah.
Nah, sekarang Laius dan Oidipus telah wafat. Maka berdasarkan adat tata cara, aku telah
mewarisi tahta.
Penguasa baru bisa dinilai setelah ia mempergunakan kekuasaannya. Aku tidak menghar-
gai raja diberi kuasa tetapi ragu-ragu dalam mempergunakannya untuk maksud yang baik. Bu-
kankah watak saya untuk bersikap jinak dan menghindari persoalan. Aku bukanlah orang yang
akan duduk tenang-tenang sementara Negara terlanda kekacauan. Demikian pula aku bukan jenis
orang yang lemas terhadap lawan Negara. Dewa menjadi saksi bahwa aku senasib dan seperun-
tungan dengan negaraku.
Lawan Negara harus musna, pembela Negara harus dihina. Begitulah pedomanku.
Dengan pedoman ini, aku akan memimpin Negara kearah keadaan makmur, aman dan se-
jahtera.
Pedoman itu pulalah yang telah kupakai dalam menetapkan pendirianku terhadap nasib
Etheocles dan Polyneices, kedua putera Oidipus yang telah saling berperang dan gugur bersama.
Berdasarkan pedoman tersebut, maka Etheocles yang telah gugur dalam mempertahankan
kota dari serangan lawan, akan menadapatkan penguburan dengan upacara agung yang layak
untuk seorang pahlawan – Sebaliknya terhadap Polyneices, yang bertindak menyerang negara
dan hendak merebut tahta, akan dikenakan hukuman: jenazahnya tidak boleh dimakamkan dan
tidak boleh pula diberi upacara, biarkan saja terkapar di tempat terbuka supaya dicabik-cabik oleh
gagak dan serigala. Inilah pendirianku.

65
Seorang pembangkang tidak boleh diperlakukan sama seperti terhadap seorang pahlawan
yang berjasa.
Adalah pendirianku, bahwa orang yang setia kepada Negara, harus dihargai selagi ia hidup,
maupun sesudah ia mati.

PADUAN SUARA
Kami mengerti maksudmu.
Sabdamu menjadi undang-undang.
Dan kamu mengatur hidup-mati rakyatmu.

CREON
Apa pendapatmu tentang peraturan baru dariku?

PADUAN SUARA
Seandainya kami masih muda,
kecaman kami tentu ada …

CREON
Tak bisa dirubah lagi.
Peraturan sudah ditetapkan.
Perintah sudah diturunkan.
TATA PANGGUNG

Mayat sudah dijaga.

PADUAN SUARA
Bila dilanggar, apakah hukumannya?
CREON
Mati adalah hukumannya.
|

Tegas dan sederhana.


Kelas IX

PADUAN SUARA
Wah, pasti akan ditaati.
Siapa orangnya yang b’rani mati?

CREON
Jangan kamu salah kira. Sifat manusia gampang alpa.
Untuk uang mereka rela menempuh bencana.

Masuk Kapitan

KAPITAN
Tuanku, aku datang menghadapmu.
Aku tak bisa pura-pura capek dan tergesa-gesa. Aku banyak berganti pikiran di jalan. Sekali
aku pikir: “Kenapa buru-buru? Kamu pasti akan dihukum begitu sampai.”
Lalu dipotong pikiran lain lagi: “ kenapa lamban? Kamu akan dihukum lebih berat bila Creon
tahu hal ini dari orang lain!”
Kerna dibebani kebimbangan, aku berjalan lebih lambat lagi. Maka perjalanan pendek men-
jadi perjalanan panjang.
Namun betapa pun aku sampai. Dan sekarang aku akan melaporkan apa yang mesti aku
laporkan. Biarpun seandainya Anda sudah dengar, akan tetap aku laporkan.
Wah, jadi aku sudah bulat tekad untuk mengahadapi akibat-akibat jelek. Kita toh tak bisa
mencegah takdir, bukan?

66
CREON
Lantas, apa saja yang menyebabkan kamu jadi putar otak macam ini?

KAPITAN
Lebih dulu aku mau menjelaskan kedudukanku: Bukan aku yang melakukan, dan tidak meli-
hat yang melakukan – Jadi, Tuanku, sudah terang aku tidak bersalah.

CREON
Demi Dewa, ucapkan dulu laporanmu, lalu sesudah itu enyahlah.

KAPITAN
Baik, baik. Intinya begini: Seseorang telah menimbun jenazah dengan tanah dan melakukan
upacara pemakaman untuknya.

CREON
Siapa begitu edan dan bodoh? Siapa dia?

KAPITAN
Tidk tahu. Tidak ada bekas sekop di tanah. Tanahnya keras dan kering, namun tak ada tanda
jejak si pencuri.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Begini, ketika orng yang pertama menjaga member laporang mengenai kejadian itu. Kami
kaget setengah mati.
Jenazah itu bukan telah dikuburkan, tapi cukup rapat ditimbun tanah sehingga terhindar
dari kutukan yang harus diderita di udara yang terbuka … tidak kelihatan ada jejak anjing yang
mungkin mengais-ngais dan menimbuninya dengan tanah.
Kami mulai bingung dan saling menyalahkan. Hampir saja kami berbaku hantam karenanya.
Setiap orang melihat orang yang lain bersalah dan membuktikan bahwa dirinya sendiri be-
bas dari kesalahan.
Untuk membuktikan bahwa ia benar-benar tidak bersalah, ada yang sanggup berjalan di atas
bara menyala atau menerobos lidah api. Sedang yang lainnya mengangkat sumpah demi daftar
nama Dewa yang panjang.
Nah, ketika penyidikan kami ternyata sia-sia, ada seorang yang muda dan berkata dengan
kepala dingin. Isinya tak enak tapi tak kami lihat ada salahnya. Menurut katanya, kami tak boleh
merahasiakan peristiwa itu, tapi harus melaporkannya … Nah siapa yang akan melapor? Itu diun-
di. Akulah yang kena. Yah, memang tak enak menjadi pembawa warta duka.

PEMIMPIN PADUAN SUARA


Aku kira inilah tindakan Dewa kepada jenazah. Dewa telah mengulurkan tangannya.

CREON
Tutup mulut. Sebelum aku tampar tampangmu. Kamu memang sudah tua, tapi tak perlu
menjadi dungu! Betapa kamu tahu sesuatu bahwa Dewa telah mengulurkan tangannya? Kamu
pikir, Dewa (tidak jelas) berkenan karena ia telah datang menyerbu untuk (tidak jelas) dan ar-
eanya, serta menentang undang-undangnya? Apa pernah Dewa berbaik hati kepada penjahat?
Tidak – Tokoh-tokoh penting di dalam negara, yang tidak suka ketertiban dan selalu merongrong
kewibawaanku, merekalah yang mendalangi semua ini. Mereka menyuap para pengawal. Tak ada
hasil kebudayaan manusia yang lebih jelek dari uang. Uang menghancurkan negara dan membuat
orang jadi pengungsi. Uang membuat orang jempolan menjadi picisan. Orang-orang yang melaku-
kan komplotan ini lantaran uang, mereka akan mendapat ganjarannya.

67
Aku bersumpah demi Dewata yang menjadi hakimku, bahwa apabila kamu dan teman-teman-
mu tidak mengungkapkan nama orang yang menimbun jenazah, maka satu neraka takkan cukup
untuk kalian. Masing-masing dari kamu akan digantung dan dicambuk sampai mengaku. Ini akan-
mengajar kamu lebih hati-hati menerima bujukan uang.

KAPITAN
Aku disuruh pergi, ataukah aku boleh bicara?

CREON
Au kira sudah jelas, aku berkata bahwa aku sakit mendengarkamu bicara.

KAPITAN
Sakit di mana? Di hati atau di telinga?

CREON
Apa bedanya?

KAPITAN
Sasaranku hanya telinga, tapi yang bersalah merasakannyadi hati.

CREON
TATA PANGGUNG

Kamu lancang bicara!

KAPITAN
Mungkin Anda benar, tapi aku bukan orang yang bersalah.

CREON
|

Siapa tahu? Dan aku kira uang suaplah penyebabnya.


Kelas IX

KAPITAN
Salah! Kecurigaan ini tidak pada tempatnya.
CREON
Kecurigaan kamu bilang?
Lihatlah, segera akan terbukti bahwa kejahatan akanmendapat ganjarannya.

KAPITAN
Selamat! Mudah-mudahan penjahatnya lekas ketemu.
Sungguh ngeri datang ke tempat ini.
Sudah untung kulitku masih selamat.

STASIMON I

PEMIMPIN PADUAN SUARA


Banyak hal mentakjubkan dunia …

PADUAN SUARA
Dan yang paling mentakjubkan adalah manusia.
Ketika ombak mengamuk di samodra ia berlayarmengarunginya.
Di musim hujan
Di musim kering

68
Di musim salju
Ia menggarap bumi.
Menangkap burung di udara
Menjala ikan di samodra
Dan di rimba
Di padang belantara
Binatang liar dijinakannya.
Melawan hawa buruk
Angin dan mentari
Ia bikin gubuk
Rumah dan puri.
Ia cipta bahasa untuk bicara
Ilmu alam untuk bekerja
Dan ilmu memerintah.
Untuk hidup bersama.
Untuk berbagai penyakit
Ia temukan obatnya.
Ya, hampir semua penyakit
Kecuali ajal namanya.
Tetapi bakat manusia

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Juga mengandung bencana
Bila salah dijaga
Bisa salah tempatnya
Bisa salah waktunya.
Undang-undang adalah unsure penjagaan
Undang-undang menjaga kehidupan
Undang-undang menjaga kehidupan.
Maka, sejak dahulu kala
Rakyat, dan penguasa
Harus memandang undang-undang
Harus membela dan menjaganya.
Demi menjaga keutuhan
Demi menjaga keadilan
Rakyat atau raja harus di tentang
Bila membangkang undang-undang.
PEMIMPIN PADUAN SUARA
Lihatlah! Astaga!
Si Kapitan kembali tiba!
Dan lihat siapa yang dibawa!
Antigone!
O, Dewa! Dahulu bapaknya dan kini dia!
Kenapa kamu dungu?
Melanggar undang-undang negerimu?

EPISODION II

KAPITAN
Ini dia orangnya.
Inilah penjahatnya. Ia telah tertangkap basah.
Di mana Creon?

69
PADUAN SUARA
Creon di sana. Nah, itulah dia!

CREON
Begitu aku tiba sud h nampak bencana. Pa maknanya?

KAPITAN
Yah, bila dipikir makian apa yang kudapat tadi, rasanya aku sungkan untuk cepat-cepat balik
ke mari. Tapi aku toh datang juga.
Aku bawa gadis ini. Aku tangkap ia ketika sedang mengurus jenazah yang terlarang. Aku yang
tangkap dia, bukan lain orang. Jadi sekarang aku serahkan untuk diadili. Sesudah itu bila diijinkan
aku akan segera pergi.

CREON
Beri aku laporan selengkapnya.

KAPITAN
Gadis ini mengurus jenazah. Begitulah.

CREON
Bila kamu main, parah akibatnya.
TATA PANGGUNG

KAPITAN
Aku lihat ia mengurus jenazah yang menurut perintah Anda tak boleh dijamah.
Nah, kurang jelaskah?

CREON
|

Aku ingin mendengar bagaimana kamu menangkapnya?


Kelas IX

KAPITAN
Begini! – begitu aku kembali dengan maki-makian Anda masih terngiang-ngiang di telinga,
segera kami bersihkan mayat itu dari debu dan rempah-rempah upacara. Lalu kami biarkan saja
barang busuk itu terbuka. Kemudian kami duduk di tanah yang lebih tinggi menghindar dari bau
busuk mayat itu.
Dan setiap orang memaki dan berteriak mendesak kepada orang yang mendapat giliran jaga
agar tetap mengorek tanah yang menimbununya. Ia berjaga hingga tengah hari waktu matahari te-
pat di puncak langit. Tiba-tiba datang hujan salju. Angin puyuh dan hujan badai: daun-daun pohon
terpukul topan dan berjatuhan.
Udara penuh debu, ranting dan daun-daun yang berterbangan. Sehingga kami harus ra-
pat-rapat menutup mata agar terhindar dari alam yang murka. Akhirnya ketika semua telah mere-
da, kami lihat gadis ini menangis – seperti induk burung yang menangisi sarangnya yang kosong –
ia melongo melihat mayat abangnya terbongkar dari timbunan. Lalu ia mulai mengeluarkan kutuk
dan serapah. Kemudian ia timbuni lagi mayat itu dengan debu, bahkan ia perciki juga dengan air
suci yang ia bawa dalam sebuah guci.
Ketika kami lihat itu, tentu saja kami segera tangkap dia.
Ia nampaknya tenang-tenang saja. Kami tuduhkan kesalahannya dan ia pun mengaku. Juga
diakuinya bahwa ia pulalah yang melakukan pelanggaran terdahulu.
Jadi aku sekarang separo senang separo susah. Senag karena sudah terbukti tak bersalah,
susah kerna orang lain dapat susah – Yah. Yang pokok kini aku selamat!

70
CREON
Kamu, yang matamu tunduk ke bumi. Apakah kamu mengaku salah di depan kami.

ANTIGONE
Takkan aku ingkari. Semua tindakan aku akui.

CREON
Kapitan, kamu boleh pergi. Di dalam hati bagus kamu bersyukur diri. Antigone, katakana
singkat, tanpa bertele-tele: kamu sudah tahu semua perintah dan laranganku?

ANTIGONE
Tentu saja. Semua jelas makna dan bunyinya.

CREON
Jadi semua ini salahmu pribadi?

ANTIGONE
Nanti dulu. Ini undang-undang siapa? Manusia atau Dewata? Bukankah upacara pemaka-
man adalah upacara agama dan dengan begitu masuk wilayah undang-undang Dewata? Aku tidak
menganggap bahwa undang-undang raja lebih tinggi dari undang-undang surga.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Betapa pun juga, Anda adalah manusia. Dan manusia itu fana. Undang-undang surga tida-
klah fana. Melaikan: baka. Aku harus menghadapinya di hari mati nanti. Tanpa dijatuhi hukuman
mati aku toh juga akan mati. Jadi apa bedanya mati lebih pagi?
Orang yang hidupnya penuh takkan takut mati. Hidup yang kosong menyerah tanpa daya,
lebih berat kuderita. Aku tak bisa diam saja melihat jenazah saudaraku tak diberi upacara se-
bagaimana layaknya – (Kepada Pemimpin Paduan Suara) mungkin aku kamu sebut dungu, tapi
bagiku, kamu lemah dan tak ada pendirian.
PADUAN SUARA
Wah, bagaikan karang ia!
Bagaikan bapaknya!
Teguh tak gampang tergoda!

CREON
Aku kenal sungguh watak yang kukuh. Sekali kubentur akan rapuh. Biarpun baja, ada juga
kelemahannya. Kuda yang galak bisa jinak dengan rumput sekotak. Itulah yang dia butuhkan: ken-
dali! Gadis ini mengerti bahwa ia yang bersalah, namum merasa bangga dan megah. Bila hal ini
aku diamkan saja, maka sebut ia lelaki dan aku wanita.
Aku tak perduli apakah ia masih kemenakanku. Aku tak perduli apakah ia paling dekat di
hatiku.
Ia dan Ismene takkan bebas dari hukuman.
Ya, aku tahu Ismene juga terlibat dalam hal ini.
Tangkap dia!
Aku ia diberanda istana bicara seorang diri, seperti setengah gila. Ya, itulah siksaan batin.
Akibat menyembunyikan dosa.

ANTIGONE
Apakah kematianku belum cukup? Apalagi yang masih ingin Anda cakup?

CREON
Memang sudah cukup. Bagiku itu cukup.

71
ANTIGONE
Apalagi yang ditunggu. Pendirian kita saling bertentangan. Tak ada harapan untuk diakur-
kan. Bagiku tak ada alasan untuk mati yang lebih bagus dari ini.
Mati membela upacara agama untuk seorang saudara!
Orang-orang ini juga berada di pihak saya. Tetapi mereka takut hendak bicara.

CREON
Keliru! Tak ada orang yang setuju dengan kamu.

ANTIGONE
Mereka setuju dengan aku. Mereka terpaksa takut kepadamu.

CREON
Mereka patuh. Hanya kamu yang kukuh! Kamu dungu dan tanpa malu.

ANTIGONE
Malu? Kenapa malu? Malu karena membela jenazah saudaraku!

CREON
Etheocles juga saudaramu!
TATA PANGGUNG

ANTIGONE
Tentu saja!

CREON
Jadi, kenapa kamu tidak setia kepadanya?
|

ANTIGONE
Kelas IX

Bila ia masih ada, maksudku pun akan didukungnya.

CREON
Ia akan setuju pada sikapmu terhadap Polyneces?

ANTIGONE
Ia saudaranya, bukan budaknya.

CREON
Ia menyerbu kotanya sendiri! Tapi Etheocles mempertahankan kotanya.

ANTIGONE
Itu tidak mempengaruhi upacara pemakaman menurut agama.

CREON
Kawan dan lawan toh tidak sama!

ANTIGONE
Setelah mati, menurut adat upacara tak ada bedanya.

CREON
Musuh kita toh tak bisa menjadi kawan setelah mati.

72
ANTIGONE
Kalau aku dihadapkan pada pengelompokan, maka akan kupilih persatuan dan keakuran,
dan bukan perpecahan dan kebencian.

CREON
Baiklah, akur dikubur. Pendirianku takkan luntur. Oleh wanita takkan aku digusur.

PEMIMPIN PADUAN SUARA


Oh, lihatlah! Ismene!

PADUAN SUARA
Ismene. Ismene.
Di situ kamu menangis tersedu
Kamu tangisi saudarimu.
Wahai, bencana!
Awan dukacita
Menutup kemolekannya.

CREON
Nah, kini kamu! Tenang-tenang menghanyutkan, diam-diam berbahaya. Sukar dibayangkan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


bahwa selama ini aku piara dua ular di dalam rumahku, siap memagut tangan yang menyuapinya.
Sekarang bagaimana, mau tidak kamu mengaku, bahwa kamu terlibat dalam pelanggaran
perintahku?

ISMENE
Aku kerjakan apa yang ia kerjakan. Aku terlibat dan rela mendapat hukuman.

ANTIGONE
Tidak benar! Kamu tidak mau membantuku dan aku menolak campur tanganmu.

ISMENE
Kamu mendapat susah. Aku ingin menemanimu dalam penderitaan.

ANTIGONE
Yang wafat tahu siapa yang berbuat. Kamu tidak berbuat, jadi tidak perlu terlibat.

ISMENE
Sebagai seorang saudari, kenapa kamu sampai hati menolak aku untuk membela kamu,
mengikut mati?

ANTIGONE
Jangan kamu asal ikut-ikutan. Jangan pula mengakukan apa yang tidak kamu lakukan. Aku
pergi mati. Satu kematian telah cukup memadai.

ISMENE
Apa gunanya hidup sendiri, tanpa kamu.

ANTIGONE
Masih ada tambatan kasihmu: Creon! Betapa pun ia pamanmu.

73
ISMENE
Kamu berusaha menyakitkan hatiku. Untuk apa?

ANTIGONE
Memang aku mengejek kamu, tapi sungguh mendalam perasaanku.

ISMENE
Aku hanya ingin tahu, betapa aku ingin membntumu.

ANTIGONE
Nah, selamatkan dirimu. Aku terima itu.

ISMENE
Itu tidak kuharapkan. Kematianmu ingin pula aku rasakan.

ANTIGONE
Ingat ucapan kita dulu. Kamu pilih hidup, dan aku memilih mati.

ISMENE
Waktu itu aku tidak mengungkapkan isi hatiku yang terdalam.
TATA PANGGUNG

ANTIGONE
Namun waktu itu suaramu penuh dengan kesadaran.

ISMENE
Betapa pun, hukuman ini harus kita tanggung bersama
|

ANTIGONE
Kelas IX

Jangan repot. Kamu tak akan mati. Tetapi aku sudah mengorbankan hidupku untuk yang
wafat.

CREON
Kedua gadis ini! Yang satu sudah lama gila, yang satunya mau ikut-ikut pula.

ISMENE
Betapa pun warasnya orang di dalam penderitaan, ada juga akibatnya di dalam pikiran.

CREON
Itulah yang terlihat pada kamu! Kamu ikut ikut penjahat ini, dan ikut mengaku pula segala
kesalahannya.

ISMENE
Tak bisa aku hidup tanpa dia.
CREON
Lupakan dia! Mati justru akan membersihkannya.

ISMENE
Jadi Anada akan menhukum mati tunangan putera Anda.

CREON
Ada banyak wanita lain di dunia.

74
ISMENE
Tetapi mereka sudah sejiwa.

CREON
Takkan aku ijikan puteraku beristri wanita urakan.

ANTIGONE
Haemon yang malang. Begitulah rupanya sikap ayahmu!

CREON
Ucapkanlah itu nanti di neraka.

ISMENE
Anda benar-benar berniat mmisahkan mereka berdua!

CREON
Bukan aku yang memisahkan, tapi maut yang melakukan.

ISMENE
Tak ada jalan lain lagi? Sudahkah pasti ia mesti mati?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


CREON
Sudah jelas pasti. Cukup sampai di sini. Pengawal, singkirkan ia! Sangat penting menguasai
kendali wanita.
Bagi yang lain, inilah pelajaran. Betapapun beraninya seseorang. Di depan maut pasti ter-
goncang.

STSIMON II

PEMIMPIN PADUAN SUARA


Bahagialah orang yang bebas dari kutukan.
PADUAN SUARA
Bahagialah orang
yang bebas dari kutukan.
Bila nasib sudah dibilang
apa yang bisa diselamatkan?

PEMIMPIN PADUAN SUARA


Kekuatan apa yang bisa menahan kutukannmu, ya Dewa?
Melawan alam pasti ada imbalannya
ibarat timbangan begitu laiknya
ditekan di kiri, di kanan terasa akibatnya.
Maha kuasa, tak pernah tidur, selalu jaga. Tak pernah tua, lebih luas
dari angkasa, lebih tua dan lebih muda dari masa.

PADUAN SUARA
Hukum alam lebih kuat dari segalanya
melawan alam pasti adaimbalanya
ibarat timbangan, begitu laiknya.

75
Ditekan di kiri, di kanan terasa akibatnya.
PEMIMPIN PADUAN SUARA
Jangan menipu diri dengan harapan palsu.
Harapan palsu memperlemah pikiranmu.

PADUAN SUARA
Sekali kamu terkena kutukan Dewa
akal sehatmu gampang tergoda
kamu merasa jaya di dekat bencana
kamu menjadi budak perasaanmu.

PEMIMPIN PADUAN SUARA


Haemon! Itulah dia Haemon!

PADUAN SUARA
Lihatlah, Creon, puteramu Haemon.
Gelisah bagai lebah.
Membara meski tak menyala.

EPISODION III
TATA PANGGUNG

CREON
Cara menduga yang tepat saat ini adalah bertanya! – Haemon, puteraku, kamu telah men-
dengar pengumuman perintahku.
Apakah kamu ke mari untuk mengancam aku, membela tunganmu, ataukah kamu akan setia
kepada bapak dalam hal apa saja.
|
Kelas IX

HAEMON
Aku puteramu. Jadi selana Anda adil dan bijaksana, aku akan patuh dan setia. Tak mungkin
aku menganggap perkawinan pribadi lebih penting dari urusan kepemimpinan negara.

CREON
Bagus. Bagus. Hati kamu punya isi yang bagus. Bagimu tak ada hal lain yang lebih utama
daripada setia kepada bapak. Apalagi yang mau diharapkan oleh orang tua? Ayah dan anak beker-
jasama. Berjuang melawan musuh keluarga. Berlomba membela teman masing-masing. Yah, dan
bapak tak bisa mendidik puteranya, akan menderita selamanya. Seluruh musuh akan mentert-
awakannya. – Janganlah kamu terpengaruh wanita, anakku!
Berahi itu tidak menentu. Wanita yang judes akan terasa hambar di ranjang. Jadi, biarkan
saja ia pergi dan mendapatkan jodohnya di neraka. – Sekarang, setelah ia membangkang. Semen-
tara rakyat yang lain patuh dan rapi, maka seluruh mata rakyat tertuju kepadaku. Bagaimanakah
sikap Creon? Apakah Creon akan teguh pada peraturannya? Ya, Creon sanggup bersikap tegas, dan
sudah pasti berani menghukumnya mati. Aku takkan terpengaruh oleh kenyataan adanya ikatan
keluarga antara kita.
Bila kubiarkan kerabatku sendiri merusak aturan, maka ini akan merupakan alas an bagi
yang lain untuk ikut-ikut melanggar aturan. Orang bisa setia kepada keluarga seharusnya seha-
rusnya bisa juga setia kepada negara. Tetapi apabila seseorang sudah mulai merasa dirinya tinggi,
terhadap peraturan tidak lagi perduli, kepada penguasa malah menasehati: wah, terhadap orang
seperti ini aku tidak bisa berdiam diri.

76
Sekali seseorang sudah diserahi kekuasaan, dipercaya memegang kekuasaan, ia harus di-
patuhi – di dalam hal yang besar maupun kecil, di dalam segenap kebijaksanaan, yang adil mau-
pun tak adil harus dipatuhi.
hend knya kamu kenangkan; orang yang patuh dan teratur adalah orang yang bisa mengatur
dan bisa diatur.
Orang semacam inilah yang bisa mengatasi keadaan gawat dan darurat. Sebaliknya, tak ada
yang lebih berbahaya daripada anarki. Anarki berarti tentara tanpa aturan. Kekacauan yang bakal
menjurus kea rah kerusuhan. Lantas sesudah itu apa? Perampokan, pemerasan, orang-orang kehi-
langan kampong dan halaman.
Tentara yang punya aturan, sukar bisa kebobolan. Kepatuham kepada peraturanlah yang
membawa mereka kepada kejayaan.
Orang-orang seperti kita tidak mungkin tunduk kepada wanita. Bila aku terpaksa kehilan-
gan tahta, biarkanlah pria yang merebutnya tak akan aku biarkan orang berkata bahwa kebijaksa-
naanku telah patah oleh wanita.

PEMIMPIN PADUAN SUARA


Pada umunya … pendapat Anda memang ada benarnya.

PADUAN SUARA
Ya, ya, untuk orang seperti kita

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


yang bodoh dan tua
pendapat tadi ada benarnya, -
yah, pada umunya.

HAEMON
Ayahku, apakah Anda setuju, bahwa di antara semua anugerah Dewata. Akal sehat adalah
yang paling utama.
Sudah pasti akulah yang paling mendukung keterangan Anda tadi. Tetapi … mungkin ada
banyak pengertian tentang keadilan yang bertentangan dengan kebijaksanaan yang telah Anda
ucapkan.
Aku punya kelebihan satu keuntungan terhadap Anda: aku lebih tahu dari Anda tentang
pendapat orang terhadap kebijaksanaan raja – terutama yang berisi kecaman terhadapnya.
Anda begitu dijungjung sebagai raja, sehingga orang takut orang mengeluarkan pendapatn-
ya di depan Anda.
Tetapi aku bisa mendengar suara lubuk hati mereka yang diucapkan secara rahasia.
Terhadap Antigone, rakyat merasa tak tega. Menurut mereka: tak pada tempatnya gadis itu
dihukumuntuk suatu tindakan yang mulia. Bahkan menurut mereka: ia wajib diberi penghormatan
kerna tak mau membiarkan jenazah saudaranya tergeletak di padang belantara menjadi mangsa
gagak dan serigala. Begitu diam-diam pendapat mereka, dan semakin luas pula tersebarnya.
Tentu saja aku menginginkan pemerintahan Anda jaya. Bagiku, tak ada hal lain yang lebih
utama. Rasa saling menghargai ini harus dua arah sifatnya: dari putera dan juga dari bapak – mas-
ing-masing pihak gembira melihat yang lain jaya. Jadi ayahku: janganlah paduka berpikir satu
jurusan saja! Janganlah mengira baha kebenaran hanya milik Anda. Bukankah orang yang men-
gukuhi pendapat sendiri saja, ahirnya akan kehilangan muka dan disngkirkan?
Betapa pun parah rasanya, namun sangat mulia apabila orang mau belajar dan luwes dalam
pendirian.
Di dalam musim banjir, apabila ada pohon yang melawan air, betapa besarnya pun ia, akan
juga tumbang, tercabut akarnya.
Tetapi pohon yang meliuk, akan mapu bertahan jaya.
Di dalam badai di samodra, kapal pun tak bisa bersitegang memasang semua layarnya.

77
Jadi, ayahku, kenapa Anda tidak kendor dan mau meninjau kembali pikiran Anda?
Mungkinkah aku dianggap terlalu muda untuk mengeluarkan pendapatku? Betapa pun, toh
aku mau mengatakan ini: Tak ada orang yang sempurna yang bisa benar di dalam segala perkara.
Tetapi yang cukup bijaksana adalah orang yang mau mencatat dan mengingat pendapat orang
pandai lainnya.

PADUAN SUARA
Ya, ya, suka belajar itu berguna.
Paduka belajar dari sang putera.
Sang putera belajar dari sang bapak.
Ucapan keduanya
sama-sama bijaksana.

CREON
Apa? Apa akan kubiarkan diriku dinasehati oleh anak ingusan? Lelaki yang penuh asam ga-
ram seperti aku!

HAEMON
Usulku toh tidak bertentangan dengan undang-undang. Barangkali aku memang ingusan,
tapi inlah aku menurut isi pendapatku.
TATA PANGGUNG

CREON
Isi pendapatmu itu bisa menumbuhkan pikiran kearah pembangkangan.

HAEMON
Aku toh tidak menganjurkan pem’brontakan.
|

CREON
Kelas IX

Kamu sudah terjangkit penyakit Antigone.

HAEMON
Rakyat tidak mnyebut ini penyakit.

CREON
Apakah setiap setiap saat aku harus meminta nasehat rakyat?

HAEMON
Sekarang Anda berdebat seperti anak remaja!

CREON
Bukankah aku penguasa Thebes?

HAEMON
Negara tidak berarti hanya seorang raja.

CREON
Tetapi negara diwkili oleh rajanya.

HAEMON
Kalau begitu negara ini tak punya rakyat.

78
CREON
Nada perasaan kalimatmu cenderung pada Antigone.

HAEMON
Untuk kepentingan Andalah aku punya perasaan.

CREON
Elok! Kamu buktikan itu dengan cara menentangku!
HAEMON
Sebab paduka bersalah menurut pendapatku.

CREON
Jadi, apa harus aku biarkan wibawaku dirongrong orang?

HAEMON
Tapi Anda merongrong wibawa Dewata.

CREON
Bejat! Kamu pengikut wanita!

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


HAEMON
Aku pengikut pikiran yang benar.

CREON
Selama ini kamu membela dia melulu.

HAEMON
Aku tidak hanya membela dia, tapi Dewata dan juga Anda!

CREON
Jangan coba kamu lunakkan, wahai si bocah banci!

HAEMON
Ayah suka bicara tapi tak suka mendengar.

CREON
Wanita itu akan mati dan tak sempat jadi istrimu.

HAEMON
Kalau begitu ia tidak akan mati seorang diri.

CREON
Oho! Sekarang kamu mengancam. Sungguh berani kamu terhadap ayahmu!

HAEMON
Aku sedang berusaha meyakinkan bahwa Ayah sudah macet pribadinya.

CREON
Kamu akan kualat karna berusaha mengajar orang tua.

79
HAEMON
Kalau tidak ingat bahwa aku menghadapiorang tua, maka akan kusebut bahwa Anda berde-
bat seperti mengigau.

CREON
Apa katamu? Sudah cukup aku kau maki.
Aku tak tahan lagi.
Kamu pun, akan kena hukuman. Kamu akan ditahan, dan akan kamu lihat ia mati di depan
hidungmu.

HAEMON
Itu tak akan terjadi. Kepuasan macam itu takkan Anda dapatkan.
Aku takkan hidup ketika ia mati. Anda harus punya teman yang mampu menahan pikiran gila
Anda.
Selamat tinggal. Kita tak akan bertemu lagi.

PADUAN SUARA
Ia berlari. Marah dan tergesa.
Terdorong darah muda. Mungkin dirinya bisa celaka.

CREON
TATA PANGGUNG

Biarkan saja ia.


Menurut pendapatnya dirinya itu siapa?
Dewata menjelma? Biar bagaimana ia tak akan bisa menebus nyawa Antigone dan adiknya.

PADUAN SUARA
Apakah adiknya harus binasa pula?
|

CREON
Kelas IX

Ah, baik. Adiknya takkan binasa, karena tak terlibat di dalam perkara.

PADUAN SUARA
Bagaimana caranya dia akan menemui ajal?

CREON
Ia akan dibawa ke padang belantara dan dikubur hidup-hidup di dalam gua.
Ia akan diberi makan secukupnya agar kita bebas dari kutukan. – rakyat banyak tak layak ikut
memikul beban. Di dalam kubur itu nanti boleh ia berdoa sepuasnya pada Dewa yang sangat ia
puja: ialah Sag Dewa Pencabut Nyawa.
Mungkin sang Dewa akan menyelamatkannya.
Betapa pun semua ini adalah pelajaran,bahwa ilmu selamat lebih berguna dari ilmu mengu-
rus mayat.

KOMMOS

PADUAN SUARA
Kekuatan apa gerangan
yang mengisi pipi gadis itu
yang lembut dan merah jambu
yang mampu menyelam lautan
yang memberi bumi seribu mimpi.
Lelaki dirundung asmara

80
lupa akan dirinya.
Lupa tugas dan lupa agama.
Lupa bapak dan lupa keluarga.
Kerlingan mata yang jeli
memutus ikatan keluarga.
Hancurlah sudah undang-undang
dan putera telah menetang bapak.
Dan kini bencana tidak tertahan lagi
air mataku melelh ke pipi
Antigone, ranjangmu ngeri
ranjang batu dikubur sepi.

ANTIGONE
Lihatlah aku,
dengan denyut hidup
masih kuat di dalam jantungku
melangkah
menuju akhir perjalananku
sambil kulihatuntuk akhirkalinya,
cahaya sang surya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Belum kawin dan masih dara
belum pernah ku dengar mantra perkawinan dinyanyikan.
Kini Dewa Maut
naik bahtera menjemputku
bagai mempelai laki-laki
ia bimbing tanganku … keseberang sana.

PADUAN SUARA
Kamu punya hiburan utama:
Kamu mati menurut pilihanmu
dengan segenap kesegaran
tanpa disentuh penyakit
tanpa ternoda senjata.

ANTIGONE
Bila mati
aku akan menjadi batu
di dalam kuburku.
Patung yang termenung
di gua batu karang
ditumbuhi lumut
dilingkar semak dan belukar.

PADUAN SUARA
Jangan bermimpi
menjelang mati.
Jangan harapkan jadi dongengan.
Jangan coba jadi pahlawan.

81
ANTIGONE
Begitulah kamu menghina
tanpa menunggu ajalku tiba
apa tak ada kelapangan hati
bagi orang yang mau mati?
Wahai Thebes, kotaku!
Wahai, temen-temanku!
Jadi saksi hari ini
aku akan mati tanpa dihormati.
Tak ada orang memberpembelaan
meski ada korban ketidak adilan.
Kuburanku gua batu
tidak hidup tidak mati
menjerat diriku.

PADUAN SUARA
Kamu benar menurut alam.
Kamu salah menurut raja.
Betapapun, nyatanya kamu celaka.
Barangkali, kami kira,
kamu menanggung karma
TATA PANGGUNG

dari orang tua.

ANTIGONE
Jangan lagi bicara soal karma.
Wahai, betapapun, inilah kenyataannya.
Kini karma keluarga terbentang semua:
|

Dinasti kami dahulu jaya


Kelas IX

berjasa dan juga perkasa


sampai tiba-tiba semua itu musna
dikutuk Dewata.
Ibuku kawin dengan anaknya
sehingga lahir diriku di dalam dosa.
Lalu Polyneices saudaraku mati bernoda: jenazah dihina.
Meyeret aku ke dalam bencana.

PADUAN SUARA
Memang utama mengurus jenazah saudara.
Tetapi peraturan raja harus diturut pula.
Kamu turuti maumu sendiri.
Letak salahmu ada di sini.

ANTIGONE
Jelas sudah kini tak ada temanku
tak ada orang meratapi
tak ada keluarga mengurusi.
Selamat tinggal. Wahai, mentari.

CREON
Bila tak kuhentikan ocehan ini, takkan ada habis-habisnya. Jangan kita membuang waktu. Ia
harus segera disingkirkan.

82
Sebagaimana telah aku perintahkan. Masukkan ia ke dalam gua di dalam tanah, lalu tutuplah
ia hidup-hidup di situ. Selanjutnya terserah kepada kesaktiannya: bisa hidup atau harus mati. Tan-
ganku tetap tak ternoda. Semata-mata aku hanya mengucilkannya dari dunia.

ANTIGONE
Begitulah, gua itu, yang setengah mirip kubur, setengah mirip kamar pengantin, akan men-
jadi pembungkus jasadku. Itulah pintu gerbangku untuk masuk ke dunia seberang sana, di mana
akan bisa kujumpai Ayah, Bunda dan seluruh keluarga. Kerna aku buntut bencana, maka deritaku
berlipat ganda. Hidup belum puas aku jalani. Setidak-tidaknya di akherat sana, aku akan disambut
gembira oleh Ayah, Bunda dan saudara.
Ketika mereka wafat, akulah yang mensucikan jenazah mereka. Tapi kini kerna aku sucikan
jenazah Polyneices, beginilah jadinya.
Lantaran menurut Creon aku membangkang. Maka hilanglah kesempatanku untuk beranak
dan bersuami, diseret ke gua, menuju mati. Kini satu saja hasratku: aku ingin bertanya, apakah
yang telah aku lakukan bisa disebut dosa?
Tapi apa gunanya bertanya kepada Dewa! Apa pula gunanya menginsyafkan sesame manu-
sia. Rupanya: upah kebaikan adalah kejahatan! Apabila memang begitu pendapat Dewa tentang
keadilan maka aku memohon maaf. Aku memang bersalah … Tetapi bila ternyata menurut Dewa
Creon yang bersalah, aku mohon semoga ia menderita bencana yang sama berat dengan deritaku.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


PADUAN SUARA
Ia masih yakin dan bergelora.
Ia percaya pada(tidak jelas)

CREON
Kenapa kalian diam saja. Seret ia (tidak jelas)

ANTIGONE
Tanda mati telah berbunyi.

PADUAN SUARA
Jangan berharap. Tabahkan hati.
Hukumanmu sudah pasti.

ANTIGONE
Kamu semua menjadi saksi.
Kamu tidak buta dan tuli.
Bila kamu tidak berdaya
akuilah dan kenangkan saja.

PADUAN SUARA
Gadis yang malang
sudah begitu nasibmu.
Sia-sia kau tentang
sejak dulu sudah begitu.
Bukan hanya kamu seorang
korban nasib sudah beribu.
Tidak bisa ditahan karang
nasib sudah menyerbu.

83
EPISODION IV

Masuk Teirisias

TEIRISIAS
Para wakil rakyat Thebes, aku datang … aku yang punya empat mata, dan buta separohnya!

CREON
Teirisias yang tua, kamu datang ada apa?

TEIRISIAS
Kamu dengar, dan aku akan bicara. Aku tak pernah berdusta …

CREON
Aku tak pernah menuduhmu begitu. Malah sebaliknya aku percaya kepadamu.

TEIRISIAS
Bagus. Dengan begitu bisa kamu selamatkan negaramu.

CREON
Benar. Memang nasehat-nasehatmu selalu berguna.
TATA PANGGUNG

TEIRISIAS
Sekarang dengar: kamu berada di ambang bencana.

CREON
Kenapa? Tiba-tiba bulu kudukku merinding semua.
|
Kelas IX

TEIRISIAS
Kamu pikir selama ini tak ada salahmu, tetapi menurut penglihatanku tidak begitu.
Aku pergi ke tempatku bertapa di bawah lngit terbuka, sehingga gampang aku membaca su-
ara-suara burung di udara.
Waktu itu aku dengar kedatangan segerombolan burung yang tak cocok dengan musim, gal-
ak, liar, kebingungan; bagaikan terserang gila, mereka berjeritan. Aku dengar mereka saling ber-
tengkar dan bercakar. Aku pun menjadi takut dan gemetar.
Segera aku sajikan korban di altar. Tetapi tak menyala waktu ku bakar. Yang ke luar hanya
asap lembab. Empedu binatang korban meledak di api dan tak ada lemak di tulang kaki. Pemban-
tuku melaporkan semua ini, dan lalu inilah tafsiranku: Thebes terkena bencana, dan bencana itu
dari kamu datangnya.
Kenapa?
Nah, sebab altar=altar kita sudah ternoda oleh daging jenazah Polyneices yang dicabik oleh
gagak dan anjing.
Itulah sebabnya Dewa tak mau menerima sajian kita.
Wahai, Raja, aku mohon kamu pertimbangkan lagi keputusanmu. Semua orang bisa berbuat
salah itu biasa. Tetapi orang yang bijaksana mau mengakui kesalahannya dan mencoba memper-
baikinya.
Berkeras kepala sama saja dengan tanpa kepala.
Polyneices sudah mati. Tak perlu ia dihukum lagi. Kamu lebih mulia bila mengalah pada
jenazah.
Kenapa orang yang sudah mati masih dibunuh lagi?

84
Semua ini aku katakan dengan penuh kesayangan. Tak ada hal lain aku harapkan, kecuali
supaya kamu jaya dan mendapat keselamatan.

CREON
Uang! Semua orang berkomplot melawanku lantaran uang. Bahkan pertapa-pertapa su-
dah mulai berkomplot hendak memerasku. Selama ini para penujum memperdagangkan diriku
sebagai barang kodian. Bagus! Kumpulkanlah semua emas di jagat, tak akan bisa dibeli keputu-
sanku.
Mayat itu dilarang dikuburkan!
Apakah aku bisa percaya begitu saja, bahwa Dewa bisa dengan sembarang manusia? Bu-
kankah Dewa itu tinggi dan tidak bernoda? Tetapi kamu mau mokal-mokal saja. Memutar balikan
semuanya. Dan barangkali hanya lantaran harta.

TEIRISIAS
Astaga! Masihkah ada orang yang belum tahu …

CREON
Pasti aka nada pepatah …

TEIRISIAS

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


… bahwa akal sehat adalah kelebihan manusia yang paling utama?

CREON
Dan “pikiran bengkok adalah kekurangan yang utama”.

TEIRISIAS
Itulah kekurangan kamu yang utama.

CREON
Tidak bisa! … Wah, ini kamu yang memulai. Toh aku tak mau menghina seorang … dukun!

TEIRISIAS
Kamu sudah menghina kerna kamu sudah menuduh aku berdusta.

CREON
Semua dukun empunya permainan.

TEIRISIAS
Kalau begitu banyak raja terlibat pula.

CREON
Apa kamu menyindir aku?

TEIRISIAS
Kamu tak akan jadi raja tanpa aku.

CREON
Dulu kamu baik. Sekarang kamu bengkok.

TEIRISIAS
Jangan kamu paksa aku mengungkapkan tujuman.

85
CREON
Ungkapkan saja. Asal tanpa bayaran.

TEIRISIAS
Sebentar lagi kamu ingin membayarku untuk tidak menujumkan.

CREON
Jangan berkelok dan berliku-liku.

TEIRISIAS
Hanya selang beberapa hari lagi, kamu akan membayar nyawa dengan nyawa, mayat den-
gan mayat. Kamu telah mengubur nyawa yang mestinya masih hidup di dunia. Kamu juga telah
menahan mayat di dunia sedang mestinya dengan khidmat harus diantar ke akherat. Jadi ada
dua hutangmu. Hutang nyawa akan kamu bayar dengan nyawa, hutang mayat akan kamu bayar
dengan mayat.
Maka sebentar lagi rumah tanggamu akan berantakan. Ratap tangis akan ke luar dari mulut
keturunanmu. Dan mereka harus membayar dua nyawa untukmu.
Nah, marilah kita buktikan apakah tujuman ini diucapkan kerna suapan. Sangat parah taru-
hannya.
Tapi kamu sendiri yang ajukan tantangan.
Sekarang aku pergi. Aku sudah tua. Tidak lagi kuat menghadapi amarah orang muda.
TATA PANGGUNG

PADUAN SUARA
Itulah tujuman yang dahsyat. Menurut pengalaman, belum pernah ia meleset dalam tuju-
man.

CREON
|

Aku tahu. Aku tahu. Aku pun tak akan berpura-pura tenang. Bila aku mengalah, akibatnya
Kelas IX

sukar ditanggungkan. Bila aku tidak berubah berarti aku menempuh kutukan.

PEMIMPIN PADUAN SUARA


Keputusan yang tepat kita butuhkan dengan cepat.

CREON
Apa yang harus aku lakukan? Coba katakana.
PEMIMPIN PADUAN SUARA
Bebaskan Antigone.
Kuburkan Polyneices dengan upacara.

CREON
Jadi: mengalah, itulah pendapatmu!

PEMIMPIN PADUAN SUARA


Dan harus segera pula. Sebab kutukan Dewa sungguh cepat jalannya.

CREON
Aku takkan bisa melawan Dewa. Meskipun berat rasanya, aku akan mengalah juga. Lain kali
takkan kubuat peraturan yang menyalahi undangundang.
… Ayo, kamu, ikut aku. Kita bawa kapak dan tembilang. Aku inginmemimpin sendiri per-
baikan yang akan aku lakukan.

86
PAEAN
Do’a Paduan Suara kepada Dewa

PADUAN SUARA
Kami Para Wakil Rakyat Thebes
Berlutut dan berdo’a.
Kami sebut kamu, wahai arwah nenek moyang.
Kami sebut kamu, langit dan bumi.
Kami sebut kamu, wahai Bachus, Dewata.
Bachus Dewata rupawan
Dewata dengan banyak sebutan
putera Zeus raja angkasa
dan ibumu Semele
dari bumi
bahkan, dari kota ini.
Kepadamu kami memohon
Tolonglah kami putera-puteramu.
Tolonglah kota ini
Yang dulu
juga menjadi kampung halamanmu.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Wahai, Dewata tampan
Bachus yang suka mengembara
ada banyak lembah, yang tentram
ada banyak gunung yang indah
ada banyak kota yang kaya
tetapi negerimu di sini
dan kini negerimu menderita.
Wahai, Bachus pendekar cinta
sementara kamu bercumbu dengan peri
dan jantungmu terkena panah asmara
kenangkanlah:
kami puteramu berlutut dan berdo’a
dan kami berada dalam bencana.

PEMBAWA WARTA
Wahai Para Wakil Rakyat Thebes
Betapa kamu akan tahu bagaimana nasib rakyat kita. Nasib baik nasib buruk yang kebetu-
lan semata-mata, tengoklah Creon sekarang! selama ini aku mengira bahwa ia orang yang jaya,
orang yang berjasa pada negara, kepala keluarga yang disayang oleh anak-anaknya dan diangkat
menjadi raja. Maka jatuhlah ia, tentu saja hartanya masih ada, tetapi uang tidak bisa membeli ke-
bahagiaan. Apalah artinya uang bila kita tidak bisa menikmatinya. Kini harta bagai asap layaknya,
dan kita tidak bisa berkata bahwa Creon masih hidup. Kini dia bagai mayat yang berjalan. Haemon
bunuh diri setelah tunangannya dibunuh bapaknya. Itulah yang terjadi dan aku tidak berdaya apa-
apa. Wahai para wakil rakyat Thebes yang mulia, akan kukisahkan semua kepadamu, takkan aku
menutupi atau melunakkan sebab lambat atau cepat kita akan tahu, aku pergi bersama Creon ke
padang belantara ke tempat mayat Polyneices dihinakan, dikoyak-koyak dimakan serigala. Kami
mengucapkan do’a-do’a pada Dewa maut untuk penghuni. Kami beri dia rempah-rempah dan air
suci lalu kami cuci sisa jenazah itu dan mengumpulkan kayu dan ranting di pohon zaitun, lalu kami
bakar sisa jenazah itu dan sebagai pelengkap upacara kami serahkan ia ke bumi, dan setelah itu
berusaha menyelamatkan Antigone sementara kami bongkar goa batu ada orang mendengar su-
ara tangis di dalam lalu kami pun melapor pada creon, dan Creon pun cepat lari dan ia pun berkata

87
“aku takut dengan perkiraanku menjadi kenyataan. Kenyataan ini bahwa hidupku akan menjadi
saksi, bahwa hidupku akan berakhir pahit. Ya aku yakin bahwa itu adalah suara tangis puteraku
cepat bongkar! Dan lihat di dalamnya itu adalah suara Haemon atau tipuan Dewa menggoda jiwa?
“ makin lama tangis itu makin keras makin menyelubungi kami dan tak ketahuan tangis siapa?
Tiba-tiba kami melihat di ujung gua, Antigone menggantung diri dengan kain lena dan Haemon
berada dekat kakinya dan memeluk tubuh Antigone sambil mengigau tentang kisah cintanya, bic-
ara tentang sikap Creon terhadap tunangannya dan Creon berlari menghampiri anaknya. “Anakku
roh apa yang merasuki dirimu, kenapa kamu memilih mati? cepat ke luar ini ayah menjemputmu!
“ Haemon tidak berbicara matanya memandang buas pada bapaknya dan mencabut pedangnya
dan menikamkan ke dadanya sendiri hingga ke ulu, lalu ia rubuh, darah segera menyembur di
dadanya, lalu ia mati. Kini maut telah menikahkan ke duanya, memang benar apa kata sang per-
tapa bahwa akal sehat adalah pusaka hidup orang utama, sebab sudah ternyata bencana yang
tidak perlu terjadi.

Berdasarkan naskah tersebut tentukanlah

1. Tema serta penglataran berdasarkan hasil analisa.

2. Buatlah gambar sketsa desain property yang ada di dalam naskah tersebut berdasarkan hasil
menganalisa!
TATA PANGGUNG

PENILAIAN HARIAN
Setelah melakukan proses Analisa terhadap naskan, maka lanjutkan dengan membuat gambar
rancang property dengan menggunakan form di bawah ini!
Kesesuaian antara gambar rancang dengan hasil Analisa merupakan hal yang menjadi penilaian.
|
Kelas IX

Form Tugas Analisa Penglataran Naskah

Analisa
Gambar Rancang
Penglataran
Adegan/Babak:

Judul Naskah:

Latar Waktu:

Latar Tempat:

Latar Suasan:

88
REFLEKSI
Piranti tangan atau hand property merupakan bagian kecil dari sebuah penataan panggung, tapi
bisa menjadi penanda yang besar bagi sebuah naskah. Karena property juga bisa digunakan sebagai
penanda dari segi strata social, karakter tokoh bahkan fisiologi tokoh.
Setelah mempelajari serta memahami bab ini diharapkan siswa mampu menganalisa bentuk dan
wujud property atau piranti tangan. Karena pada bab selanjutnya kita akan membahas tentang set gan-
tung atau set panggung dalam seni pertunjukan. Dengan menguasai materi pada bab ini maka akan
mudah menguasai materi pada bab selanjutnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

89
BAB VI

MEMBUAT
Piranti Tangan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan mempelajari bab ini siswa dapat mendeskripsikan pembuatan piranti tangan, mengurutkan
pembuatan piranti tangan, mengeksplorasi pembuatan piranti tangan, menyajikan hasil pembuatan
piranti tangan.

PETA KONSEP

MEMBUAT PIRANTI TANGAN

TEKNIK MEMBUAT PIRANTI TANGAN


PEMBUATAN DESAIN PIRANTI TANGAN

KATA KUNCI
property, set, handprop

91
Gambar 49. Skeneri Naskah Les Justes Karya Labert Camus
Produksi Neo Theatre
Penata artistic Joko Kurnain

A. TEKNIK MEMBUAT PIRANTI TANGAN

1. Azas manfaat bahan-bahan murah dan bekas pada penataan property


Pementasan adalah manifesto total sebuah kerja bersama seluruh awak panggung,
TATA PANGGUNG

dimana property sebagai salah satu unti penunjang artistik yang cukup penting di dalam
sebuah pementasan akan mendapatkan kedudukannya secara fungsional atau sebaliknya.
|
Kelas IX

Gambar 50. Pertunjukan Teater Payung Hitam

Untuk memenuhi fungsinya secara proporsional property tidak selalu harus dibuat dari
bahan-bahan yang mahal, bahkan property dapat dibuat dari bahan yang sudah tidak lagi
terpakai atau barang-barang yang kebutuhannya lain diubah menjadi kebutuhan property
dengan tidak mengurangi nilai-nilai artistik yang diharapkan. Dalam hal ini azas manfaat itu
dapat disebutkan sebagai berikut :

1.1. Dapat menekan atau mengurangi biaya produksi.

1.2. Dapat mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas seorang penata property.

1.3. Dapat menggali potensi yang tersembunyi dari bahan-bahan murah dan bekas untuk
menemukan cara baru didalam cara pembuatan property tanpa mengurangi nilai-nilai
artistiknya.

2. Klasifikasi bahan-bahan property

92
2.1. Bahan bahan bekas yang benar benar bekas
Adalah bahan bahan yang sudah tidak terpakai lagi, namun masuh dapat diambil
manfaatnya untuk menunjang kebutuhan property, sperti kertas koran, kertas semen,
bekas kain jok, tutup botol dan sebagainya. Barang-barang tersebut dapat dijadikan
karya property seperti berikut ;

a. Kertas koran, kertas semen dapat dijadikan topeng, busur, patung, dan lainnya.

b. Kain jok dapat dijadikan ikat pinggang.

c. Tutup botol dapat dijadikan aksesoris kostum, epolet dan sebagainya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Gambar 51. Tiang tiang naskah Antigone
menggunakan kayu bekas serta kertas semen

2.2. Bahan-bahan murah yang diubah fungsinya


Artinya bahan bahan tersebut dapat dibeli dengan harga murah dan dapat diubah
fungsinya dari fungsi sehari-hari kedalam fungsi property dengan jalan ‘memodifikasi’
bahan tersebut menjadi karya property yang sesuai dengan kebutuhan artistik pang-
gung. Contoh barang tersebut adalah:

a. Botol botol plastic dapat dijadikan hiasan pada pemukul, ujung tongkat dan lain-
lain.

b. Bola-bola plastic dapat dijadikan topi dan sebagainya.

c. Slang plastic dapat dijadikan gelang, kalung, aksesoris kostum dan lainnya.

d. Pipa paralon dapat dijadikan tongkat, tombak dan sebagainya.

e. Kayu-kayu bekas peti dapat dijadikan pisau, golok, mata tombak dan sebagainya.

Gambar 52. Proses Pembuatan ornament tiang naskah


Antigone menggunakan busa ati
93
Disamping itu di dalam kebutuhan sebuah propery biasa juga dipergunakan zat
warna seperti cat pylox, cat sanlek dan sebaginya. Untuk mencapai tuntutan warna
yang diinginkan guna menambah bobot karya property tersebut
.

B. PEMBUATAN DESAIN PIRANTI TANGAN


Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan hand property adalah persoalan akan digunakan
untuk apa property tersebut. Dalam hal ini sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya persoalan property
sebagai penanda watak tokoh atau property sebagai pendukung tokoh.

1. Membaca dan menganalisa naskah lakon


Proses membaca dan menganilisa naskah lakon sangat penting untuk dilakukan agar
tidak terjadi salah menganalisa, hal yang perlu dianalisa dalam naskah adalah persoalan
penglataran, yakni penglataran tempat kejadian, waktu kejadian serta suasana kejadian.
Yang dimana kesemuanya harus juga menjadi unity dengan bagian kostum serta set property.

2. Melakukan proses observasi


Observasi sangat penting untuk dilakukan sejak dini dengan melihat bentuk atau gam-
bar asli dari hand property yang akan dibuat, walaupun nantinya pada saat pembuatan akan
banyak penyesuain persoalan bentuk, ukuran, berat bahkan anggaran. Proses observasi san-
TATA PANGGUNG

gat penting karena pada titik inilah sutradara dan desainer sangat terbuka menyoal tentang
ide dan gagasan, karena ada kemungkinan satu gambar bisa dijadikan panduan untuk gam-
bar selanjutnya.

3. Mendesain hand property


Mendesain gambar property sangat penting untuk dilakukan, agar mendapatkan gam-
baran kasar tentang bentuk property serta ukuran property yang akan dibuat. Jika naskah
|

yang dimainkan adalah naskah realis maka hand property yang bersifat wajar harus sangat
Kelas IX

diperhatikan, contohnya adalah persoalan ukuran serta bentuk yang harus dibuat wajar.
Unsur-unsur desain serta komposisi yang sudah kita bahas pada bab sebelumnya haruslah
sangat diperhatikan agar kesan hand property tersebut mampu dibuat oleh seorang penata
property.

94
CAKRAWALA
Benny Yohanes, BenJon, lahir di Bandung, 15 Februari
1962. Benny meraih gelar Sarjana Muda Teater di Institut Seni
dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung (1986), Sarjana Seni
di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta (1989), Magister Hu-
maniora di Universitas Indonesia (2000), dan Doktor Kajian
Budaya Universitas Padjadjaran Bandung (2013). Pada tahun
1992, ia menjadi salah satu pendiri Teater Re-Publik. Segala
pekerjaan teater ia lakoni, mulai dari aktor, sutradara, penulis
naskah, penyusun proposal, perancang poster, skeneri, lam-
pu, kostum, properti, hingga perias.
BenJon memiliki gaya dan karakteristik yang unik da-
lam menulis naskah dan menyutradarai lakon. Terlihat dari
karya-karyanya yang dipentaskan Teater Re-Publik, ia sering
menggunakan permainan bahasa dan pengucapan yang ber-
kaitan dengan kekerasan dan seksualitas. BenJon senang mengeksplorasi pemikiran dengan mengang-
kat isu yang tabu, bahkan tidak lazim. Menurutnya, seni mampu menyingkap segala hal yang tak lazim
dibicarakan.
Karya-karyanya pernah meraih Hibah Seni dari Yayasan Kelola, di antaranya “Arkeologi Beha,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Monodrama” (Pentas Keliling, 2004) dan “Interupsi Jambal Roti” (Karya Inovatif, 2009). Mengusung
tema konsumerisme, lakon “Interupsi Jambal Roti” memadukan narasi dramatik dengan seni instalasi.
BenJon menyebutnya sebagai sebuah situs instalasi, bukan sebagai panggung konvensional. Karya ini
dipentaskan di Bandung sebanyak tiga kali dengan durasi dan susunan pemain yang berbeda.
Beragam penghargaan telah diraihnya dalam penulisan naskah, kritik teater, penyutradaran. Tulis-
annya telah diterbitkan di sejumlah media massa dan dibukukan. Tahun 2017, ia merilis buku “Metode
Kritik Teater” yang mengulas teori, konsep dan aplikasi kritik teater. Kini, BenJon dikenal sebagai aktor,
penulis naskah, sutradara, kritikus dan pengajar seni pertunjukan. Ia menjadi pengajar teater di ISBI
Bandung serta memberi kuliah Performance Skill dan Artistic Recollection pada School of Business and
Management (SBM), Institut Teknologi Bandung (ITB).

JELAJAH INTERNET
Untuk menambah pengetahuan, perihal piranti tangan dapat dipelajari
secara mandiri di internet. Penggunaan piranti tangan dalam proses pertunju-
kan teater. Untuk mengetahui lebih dalam, Anda bisa kunjungi tautan di bawah
ini:

https://www.youtube.com/watch?v=f8kLf1UpB7Q&t=288s

TUGAS MANDIRI
Carilah beberapa informasi tentang penggunaan peralatan tata panggung serta penggunaan ba-
han tata panggung dalam proses pembuatan set artistic sebuah pertunjukan.

95
PENILAIAN HARIAN
1. Ketika melakukan proses pencarian informasi tentang peralatan tata panggung, informasi
apa yang sudah Anda dapatkan?

2. Ketika melakukan proses pencarian informasi tentang bahan tata panggung, informasi apa
saja yang sudah Anda dapatkan?

3. Berdasarkan hasil pencarian maka tentukan fungsi peralatan tata panggung tersebut!

REFLEKSI
Setelah mempelajari materi pada bab ini, Anda dapat mengetahui secara singkat tentang pera-
latan serta bahan tata panggung. Materi manakah yang menurut Anda sulit untuk dipahami? Cobalah
untuk berdiskusi dengan teman maupun guru Anda! Memahami materi di bab ini sangat berpengaruh
untuk bisa menguasai materi pada bab selanjutnya.
TATA PANGGUNG
|
Kelas IX

96
BAB VII

Set Gantung/
Set Panggung

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang set gantung/set panggung ini, diharapkan siswa dapat menjelas-
kan set panggung, menjelaskan fungsi set panggung , memilah set panggung, memilah fungsi set pang-
gung

PETA KONSEP

PERENGKAPAN PANGGUNG
PENGERTIAN PERLENGKAPAN PANGGUNG
JENIS FUNGSI PERLENGKAPAN PANGGUNG

KATA KUNCI
panggung, set, dekor, desain, komposisi

97
Gambar 53. Pertunjukan Teater Realisme

MATERI PEMBELAJARAN
Pada bab ini kita akan belajar mengenai set gantung atau set panggung dalam arti luas dimana set
gantung merupakan bagian dalam set panggung.
TATA PANGGUNG

Set panggung adalah bahasa yang dikenal dalam dunia penataan artistik yang dimana menyoal
tentang deko pentas sebuah seni pertunjukan baik pertunjukan teater maupun pertunjukan tari dan
music, atau pertunjukan yang menggunakan set di dalamnya.

A. PENGERTIAN SET GANTUNG / SET PANGGUNG


|
Kelas IX

Penata pentas/ dekor dalam seni pertunjukan dikenal dalam berbagai sebutan, seperti desain
skeneri, tata pentas/panggung, atau setting. Di Indonesia permunculannya mulai dikenal pada awal
abad ke 19 melalui komedi Stambul (1891) yakni dengna sebutan skeneri, atau layar bergambar yang
digunakan sebagai latar pertunjukan. Tradisi ini kemudian juga berkembang pada kesenian daerah se-
perti Ludruk, Ketorprak, Sandiwara Sunda. Peran utamanya yaotu memeberi gambaran tentang waktu
dan tempat. Di barat tradisi ini dimulai pada zaman Elisabeth.
Sebuah set panggung (penampilan visual lingkungan sekitar gerak laku sebuah lakon) sebagaima-
na telah diuraikan di muka, haruslah dirancang dengan menempatkan gerak-laku, memperkuat gerak
laku,dan mendandani gerak-laku. Oleh sebab itu, tugas seorang perancang panggung hendaklah mer-
encanakan set sebegitu rupa sehingga :
1. Dapat memberi ruang kepada gerak-laku.

2. Dapat memberi pernyataan suasana hati/jiwa lakon.

3. Dapat memberi pandangan yang menarik.

4. Dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton.

5. Dapat rancangan yang sederhana.

6. Dapat bermanfaat terus-menerus bagi pemeran.

7. Dapat secara efisien dibuat, disusun,dan dibawa.

8. Dapat membuat rancangan yang menunjukan bahwa setiap elemen yang terdapat di dalam
penampilan visual skenerinya meimiliki hubungan satu sama lain.

98
Oleh karena itu secara singkat seorang perancang panggung yang membuat set harus memiliki
tujuan lokatif, ekspresif, jelas, atraktif, sederhana, bermanfaat, praktis, organis.

Gambar 54. Pertunjukan Teater Realisme

B. FUNGSI SET GANTUNG / SET PANGGUNG

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


1. Membuat set lokatif
Panggung harus dapat memberi tempat kepada gerak-laku atau yang disebut ‘lokatif’.
Bahwa set ini harus dapat memberikan tempat gerak-laku yang memiliki salah satu dari ke-
empat sifatnya yang realistis, sugestif-realistis, nonrealistic, formal.

2. Membuat set ekspresif


Set harus dapat memperkuat gerak laku dengan memberi penjelasan,menggambarkan
keadaan sekitar, dan menciptakan suasana bagi gerak-laku tersebut atau yangdisebut ek-
spresif.

3. Membuat set atraktif


Set harus memberi pandangan yang menarik atau dapat memberi daya tarik, se-
bagaimana yang disebut atraktif. Dengan menggunakann bentuk dan warna yang menarik
akan memberikan sesuatu yang mengimbangi dan menunjang gerak-laku itu sehingga mem-
buatnya nampak sepanjang waktu pementasan.
Dalam proses pembuatan set atraktif memiliki prinsip prisnsip komposisi didalamnya.
Menjadi desainer tentunya harus memahami prinsip dasar, karena prinsip dasar komposisi
dapat membawa kita pada pemahaman tentang bagaimana unsur design saling berkoordi-
nasi. Komposisi yang baik biasanya merupakan hasil dari unsur desain yang telah tersusun
dalam sebuah kepaduan dan kesatuan, dan tergantung pada cara penyusunan berikut:

Gambar 55. Set Panggung Realisme Sugestif


99
a. Kesatuan
Kesatuan atau unity dalam desain dapat dijelaskan sebagai penciptaan kreasi dari ren-
cana stilistik dari keseluruhan unsur sebuah desain. Konsep produksi adalah rencana yang
menjadi acuannya, dalam prakteknya kesatuan berarti bahwa tiap bagian dari sebuah de-
sain harus memiliki beberapa jenis logika yang ‘nyambung’ dengan konsep produksi. Dalam
sebuah skenografi, unity tampak pada penyajian rangkaian bunga diatas meja, desain se-
buah pintu atau perpustakaan dan ruang keluarga disusun untuk adegan 1 dan adegan 2 dari
hipotesis sebuah teks drama yang secara keseluruhannya dipandu oleh konsep propduksi.
harus ada benang merah konsep yang mengikat keseluruhan unsur dari desain suara dan
cahaya, yang mengikat keseluruhan konsep produksi.

b. Harmoni
Harmoni adalah perasan berbaur dan kesatuan yang merupakan hasil ketika seluruh
unsur dari sebuah desain menghasilakan keserasian-keseluruhan untuk menciptakan ke-
tertiban, sama dengan sebangung secara keseluruhna. Harmoni disajikan ketika kombinasi
dari unsur-unsur desain tampak padu secara alamiah atau mengalir bersama, menghindari
pertentangan atau kontras tidak cocok.

c. Kontras
Kontras dalam sebuah komposisi dapat didefinisikan sebagai juksta posisi atau pense-
jajaran dari ragam unsur desain yang berbeda. Untuk sebuah efektifitas, kontras harus beker-
ja dalam oposisi pada subyek utama, atau yang dominan dari tema visual sebuah komposisi.
TATA PANGGUNG

Desain yang nyata dan ideal adalah untuk menciptakan komposisi yang menyediakan se-
buah keseimbangan yang pantas dari kontras dan harmoni. Dalam desain skenografi, kontras
visual adalah cerminan tahapan psikologis stress dari teks-teks drama dengan tema-tema
serius dan tregedi terkadang memiliki kontras visual yang hebat dari pada apa yang dilaku-
kan oleh sebuah teks komedi

d. Variasi
|

Jika hadir terlalu banyak harmoni dalam sebuah desain akan memproduksi kemo-
Kelas IX

notonan, variasi dari unsur-unsur kemonotonan dapat memproduksi pesona visual. Sebuah
persepsi/pengulangan pola sederhana diulang berkali-kali, dapat menghasilkan kemo-
notonan, tetapi dengan membuat ragam bentuk dari obyek kedua dan ketiga dalam desain
(gambar) pesona visual dari keseluruhan desain tersebut sangat menarik efek yang sama
adalah dengan menampilkan ragam dari unsur desain tertentu (garis, wujud, teksture, dan
seterusnya)

e. Keseimbangan
Keseimbangan atau balance dapat disajikan dengan menyusun unsur desain un-
tuk memberi rasa dan kestabilan atau equilibrium pada desain. Ada dua jenis dari
keseimbangan:
Keseimbangan simetris, jika anda sedang membuat garis ke arah pusat pada sebuah
desain, obyek dari sisi kiri dari sebuah desain menjadi gambaran cermin dari obyek di sisi
kanan.
Keseimbangan gaib, sisi kanan dari sebuah desain bukan merupakan cerminan dari sisi
kiri. Keseimbangan diciptakan dengan menciptakan pola dalam juxtaposisi dari beraga un-
sur desain yang hadir hingga mampu menciptakan kestabilan atau equilibrium yang meng-
hadirkan keseimbangan dinamis. Jenis keseimbangan non cermin menghadirkan banyak
cara dalam menciptakan keseimbangan dinamis melalui manipulasi dari unsur sebuah de-
sain.

f. Proporsi
Proporsi melibatkan relasi harmoni dari bagian obyek pada yang lainnya atau pada ke-

100
seluruhannya. Sebuah porsi penting dalam pemahaman tentang kecantikan adalah selalu
berdasarkan proporsi. Kita berpikir normal tentang kecantikan sebuah wajah jika semua ba-
gian cocok dan serasi. Tetapi jika hidung atau teling terlau kecil, atau jika jarak antara kedua
blah mata erlalu lebar atau terlalu dekat, apa yang tengah kita diskusikan adalah tentang
proporsi. Kriteria tentang pembagian apakah itu terlalu besar atau terlalu kecil adalah in-
tuisi. Pandangan tersebut berdasarkan kebudayaan dan beragam pertimbangan dari cara
pandang orang ke orang. Situasi semacam ini memebuat segala sesuatu menjadi mustahil
untuk menciptakan definisi proprsi yang pantas. Namun jika beberapa bagian dari desain
skenografi, busana atau cahaya memiliki daya Tarik pada rasa keindahan kita, sebuah porsi
signifikasi dari keindahan berasal dari definisi yang sangat pribadi dari proporsi yang pantas.

g. Emphasis
Emphasis atau penekanan dalam desain teater menyertakan pengarahan dan perha-
tian penonton pada sebuah tempat yang khusus. Dalam desain skenografi dan penataan ca-
haya. Titik perhatian normalnya berada di sekitar wilayah acting. Wajah aktor dan torso atas
harus menjadi titik perhatian dari beberapa desain busana. Dalam tatana kualitas desian bu-
sana, sepenuhnya merupakan gabungan dari bebrapa desain-desain tata busana itu sendiri,
desian rambut, desain topi, desain sepatu, aksesoris. Yang akan menyajikan tubrukan dari
desain-desain tersebut tetapi mata penonton harus terarh pada torso atas dan wajah sang
aktor

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Emphasis dapat diamnil dengan berbagai cara, aksentuasi warna, embaran bantal dia-
tas sofa, setangkai bunga di sela rambut, sorotan cahaya pada panggung kosong membawa
mata penonton pada wilayah aksen. Sama saja, pertemuan garis atau perubahan dari barik
dapat membawa pandangan mata penonton pada lokasi, apakah busana seseorang atau se-
buah skenografi.
4. Membuat set jelas
Set itu harus jelas, artinya dapat dilihat dan dimengerti penonton pada suatu jarak ter-
tentu. Sejumlah besar penonton harus mleihat gambaran panggung dari tempat duduknya
yang berjarak lebih kurang 7 sampai 25 meter jauhnya dari panggung. Oleh karena itu segala
rupa gambaran panggung dengan seluruh isinya harus dapat dihargai oleh penonton yang
melihat sekian jauhnya. Garis dan warna bentuk-bentuk harus dibuat lebih besar. Sebagai
contoh misalanya apabila hendak menggunakan kertas kertas dinding berpola, jangan seke-
cil seperti yang dipasang di dinding rumah akan tetapi gambar hiasan dinding harus diperbe-
sar. warna-warna netral yang biasa digunakan pada dinding rumah harus dipertebal hingga
minimal 3 kali apabila akan dipergunakan pada dinding set.

5. Membuat set sederhana


Set harus merupakan rancangan yang sederhana, apa bila kita tahu bahwa skeneri itu
tidak dapat direncanakan dengan sepenuhnya lokatif, ekspresif, atraktif dan jelas, maka seo-
rang seniman perancang panggung harus membuat rancanga skenerinya dengan sederha-
na, tidak ruwet. Haruslah ia memilih elemen-elemen yang akan mendukung perkembangan
gagasan pokoknya saja. Ia harus menghilangkan segala sesuatu yang tidak ada hubungan-
ya denga gagsan pokok itu dan yang tidak penting. Kemudian ia harus menyusun elemen-
elemen yang telah dipilih nya itu kedalam suatu susunan yang teratur, memiliki kesatuan dan
memiliki nilai-nilai set panggung seperti yang telah kita kenal terdahulu.
Seorang seniman perancang panggung memahami arti sederhana tidak hanya dalam
pengertian dramatic saja, akan tetapi juga pengertian Teknik. Ia merencanakan setnya tidak
hanya di atas kertas, akan tetapi harus dapat dibuat, dicat, dan disusun dengan memakan
waktu yang sesedikit mungkin serta menggunkan bahan yang sesederhana mungkin.

6. Membuat set bermanfaat

101
Hal itu berarti bahwa set panggung itu harus dirancang begitu rupa sehingga dapat ber-
manfaat bagi para pemeran dengan segala keperluan dan kemudahannya, misalnya, tempat
keluar masuk pemeran, jenjang ketinggian kotak datarnya, tangga-tangganya, kursi-kursi-
nya, meja-meja, dan lain-lain keperluan bagi pemeran untuk berjalan, berdiri, duduk, dan
berbaring yang disebabkan oleh karena tuntutan gerak-laku. Ia harus tau dan menyadari
bahwa skenerinya tidak hanya efektif untuk gerak-laku, akan tetapi cukup kuat dan aman.

7. Membuat set praktis


Bahwa set itu harus dapat secaa efisien dibuat, disusun dan dibawa. Ia harus dapat me-
menuhi kebutuhan teknis pembuatan skeneri dan atau harus dapat memenuhi kebutuhan
tuntutan teknis khusus sebuah panggung tertentu, apabila pementasan akan dilakuakan di-
panggung yang memiliki tuntutan khusus (panggung kelas atau panggung sekolah). Untuk
membuat skeneri emenuhi persyaratan konstruksi umum, maka set harus dirancang begitu
rupa sehingga:
a. mudah dan cepat dikerjakan atau dibuat,
b. dibuat dengan ekonomis,
c. perpindahan set dapat dilakuakn denga cepat dan tidak bersuara,
d. terlindung dari kerusakan,
e. dapat dirangkai dengan baik, dan
f. dapat diatur atau disimpan sesudah selesai pertunjukan.
TATA PANGGUNG
|
Kelas IX

Gambar 56. Pertunjukan Teater Realisme

102
CAKRAWALA
Sebagai seorang skenografer pertunjukan, ia berperan
besar di balik layar, baik pertunjukan teater dan tari maupun
pembuatan film. Sifat dasarnya yang sederhana, namun me-
mancarkan pikiran besar, telah mempengaruhi karya ciptaan-
nya, dengan genre dan metode “teater miskin”.
Model estetika karya Roedjito mirip rancang bangun ritu-
al, elemen-elemen religiusnya, acapkali digantikan imaji-ima-
ji arketipe, hal-hal yang bersifat kebentukan digeser ke pola
pengembangan emosional. Ragam material dibebaskan dari
penjara atau beban bentuknya, tak lain demi mencapai mak-
na yang semurni-murninya.
Perjalanannya sebagai penata artistik, dari para orang-
orang terkemuka dari dunia kesenian, seperti Rendra (sejak
zaman Bengkel Teater di Yogyakarta hingga di Cipayung), Sar-
dono W. Kusumo, Retno Maruti, Gusmiati Suid, Emha Ainun
Nadjib, Sutardji C. Bachri, Putu Wijaya dan N. Riantiarno, telah membawanya ke berbagai negara, baik
Amerika, Eropa maupun Asia. Ia juga berada di balik sukses film-film karya Asrul Sani, Marseli dan Garin
Noegroho.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Roedjito juga dikenal sebagai pembuat ilustrasi, salah satunya muncul dalam buku antologi puisi
Pariksit karya Goenawan Mohamad. Beberapa waktu sebelum meninggalnya, ia membukukan karya-
karya lukisnya, sekaligus mempamerkannya di beberapa kota. Dengan ciri khas Roedjito, sederhana, hi-
tam putih, tanpa tahun, tanpa judul dan tanpa tanda tangan. Ia menerima penghargaan berupa Hadiah
Seni Depdikbud (1975) dan Gatra Dja’far Bushiri (1996).
Katalog pamerannya bertaburan kesan seabrek seniman dari berbagai generasi. Mulai angkatan
tua, seperti penyair dan akademikus Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, sampai yang lebih muda sema-
cam koreografer Boi G. Sakti. Semua itu menggambarkan betapa ‘’lenturnya’’ Roedjito, SK, 71 tahun,
dalam menapaki jagat kesenian sehingga diakrabi siapa saja.
Para mahasiswanya menyapa dia dengan panggilan familier: “Mbah Djit”’ atau “Pakde Djito”. Lelaki
kelahiran Purworejo, Jawa Tengah, 21 Juni 1932, itu kini tercatat sebagai lektor di Fakultas Seni Pertun-
jukan Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Bersama-sama dengan Oesman Effendi, Zaini, dan Nashar, ia ikut
membidani lahirnya Jurusan Seni Rupa Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ, kini menjadi IKJ).
Roedjito adalah sosok sederhana, tidak banyak bicara. Ia bukan tipe seniman yang meletup-letup.
Saat memberi pengantar untuk “Gelar Karya Gambar Roedjito’’ di Gallery Cipta II, Taman Ismail Marzu-
ki, Jakarta, 20-30 Juni lalu, ia lebih memilih membaca teks yang sudah disiapkannya. “Saya tidak akan
ngomong panjang. Nanti malah kesandung-sandung,” ujarnya.
Orang lebih banyak melafalkan namanya sebagai kampiun skenografi (tata artistik panggung).
Maklum, Roedjito malang melintang di dunia seni pertunjukan sejak 1968. Sederet nama besar dari
berbagai disiplin seni pertunjukan sudah merasakan sentuhan artistik si mbah, yang sungguh memberi
nilai tambah pada pentas. Di bidang teater, ada Rendra, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, Nano Riantiarno,
Teguh Karya, dan lain-lain.
Di bidang tari, ada Retno Maruti, Sardono W. Kusumo, Gusmiati Suid, Farida Oetoyo, dan nama-na-
ma populer lainnya. Di wilayah sinematografi, Garin Nugroho dan Marselli Soemarno sering memper-
cayakan desain produksi dan artistiknya kepada Mbah Djito. Sebagai penata artistik, Roedjito telah
menyinggahi Amerika, negara-negara di Eropa, seperti Belanda serta Prancis, dan tentu saja Asia, mi-
salnya Jepang, Malaysia, dan Filipina.
Semua itu dicapainya dengan otodidak. Dalam banyak kasus, termasuk Roedjito, sekolah formal
memang jadi terasa ‘’gombal’’, dan bukan tempat mendesain masa depan.
Mbah Djito bersekolah di Gombong ketika SD, dilanjutkan SMP dan SMA di Bandung, kemudian

103
masuk ke Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Indonesia (1954-1957). Toh, ia lebih
memilih berkubang di kesenian.
Setelah belajar corat-coret gambar secara otodidak pada 1956, pada 1957-1967 ia menegaskan
keseriusannya menggeluti bidang itu dengan melakukan studi tentang seni rupa tradisional dan ben-
tuk-bentuk kesenian tradisional, lewat ‘’Studi Tanah Air’’. Kesederhanaan goresan gambar dan sket-
sanya saat itu menjadikan objek-objek sosial dan lanskap yang dibuatnya tidak kalah hening dengan
perjalanan hidupnya.
Namun, bentuk-bentuk “secara kasatmata” masih dapat dikenali sebagai rumah-rumah tradision-
al, lanskap lembah dengan tebing-tebing curam, dan sebagainya. Belakangan, ‘’gaya bertutur’’ peraih
penghargaan Gatra Djafar Bushiri 1996 itu mulai berubah, seperti terlihat pada hampir 1.000 karyanya
yang dipamerkan tempo hari.
Garis, titik, goresan, dan huruf berkelindan dalam komposisi sangat personal: tidak ada bentuk
yang dengan mudah dapat dikenali. Tak dapat disangkal lagi, Roedjito sedang menuju ke wilayah trans-
endental. Mencipta, buat Roedjito, adalah membuat sesuatu yang bermanfaat dengan menambah ke-
cintaan terhadap kemuliaan Tuhan, dan bukan untuk nilai intrinsiknya. “Lepaskan semua yang nature
jika mau ke arah transenden,’’ katanya.
Perubahan itu dimulai sepulang ia menunaikan ibadah haji pada tahun 2000. Saat bangun tidur di
suatu pagi, si mbah menemukan secarik kertas dengan ukuran panjang dan lebar belasan sentimeter
saja. “Segala sesuatunya terjadi begitu saja. Masih di tempat tidur, saya orat-oret di atas kertas itu,’’ kata
Mbah Djito.
Kebiasaan menggambar di atas secarik kertas terus berlanjut seiring dengan berjalannya waktu:
TATA PANGGUNG

tanpa perencanaan khusus, tanpa ruang yang sengaja disediakan. Rangkaian proses itu dinamainya
Tan Kiniro (bahasa Jawa: tidak terduga). “Semua bentuk seni adalah subversif. Pertanyaannya, apakah
subversivitas itu memberi nilai-nilai yang baik atau tidak?’’ ujar Mbah Djito, mengomentari pertanyaan
tentang bentuk baru yang sebagian besar dilahirkan dari bolpoin tinta merek Boxy itu.

Hidayat Tantan dan Bambang Sulistiyo


|
Kelas IX

Sumber: http://arsip.gatra.com/2003-07-10/majalah/artikel.php?pil=23&id=32429

JELAJAH INTERNET
Untuk menambah pengetahuan, perihal piranti tangan dapat dipelajari
secara mandiri di internet. Penggunaan piranti tangan dalam proses pertunju-
kan teater. Untuk mengetahui lebih dalam, Anda bisa kunjungi tautan di bawah
ini:

https://www.youtube.com/watch?v=HOO5n47Cv5w

104
RANGKUMAN
Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini kita sering mendengar istilah Art Director, atau Penata
Artistik, atau juga Art Designer. Pengertiannya selalu berubah-ubah. Meski demikian di dalam praktik-
nya, pemahaman terhadap penata artistic tersebut masih berada pada pemahaman yang sama, yakni
perancangan visual (citra) yang digunakan sebagai penguatan terhadap situasi (atmosfir), seperti ru-
ang, waktu, tema serta area permainan. Di dalam pelaksanaanya penata artistik sebagai penerjemah
gagasan sutradara, atau penanggung jawab pertunjukan di dalam menafsirkan elemen-elemen visual
berdasarkan naskah, atau skrip, dibantu oleh beberapa tenaga profesional. Pada pertunjukan modern,
penaganan desain visual tersebut dibagi dalam beberapa jenis yakni penata pentas/setting (dekor), pe-
nata property, penata rias, penata busana, penata cahaya, penata suara.

TUGAS MANDIRI
Lakukan Analisa pada naskah dibawah ini

Naskah Lakon Satu Babak

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


BARABAH
Karya Motinggo Busye

DRAMATIC PERSONAE

BARABAH : Istri Banio; seorang wanita berumur 28 tahun, cantik, menarik dan mencintai sua-
minya.
BANIO : Suami Barabah; lelaki tua betubuh bongkok tapi kekar. Berumur sekitar 70an, su-
aranya lantang dan sukar untuk tertawa
ADIBUL : Lelaki besar tinggi, berusia 30 tahun, bekerja sebagai kusir sado.
ZAITUN : Wanita montok, berusia 25 tahun, sikapnya ramah dan hangat. Ia adalah anak
Banio dari istri ke enam yang telah lama diceraikannya.

ADEGAN I

CERITA INI TERJADI DI RUANG TENGAH RUMAH BANIO. NAMPAK SEBUAH MEJA KUNO DAN
SEBUAH KURSI TUA YANG TERLETAK DI SAMPINGNYA, DI SUDUT RUANG MELINTANG SEBUAH PETI
PANJANG DIMANA BIASANYA BARABAH DUDUK MENENUN, DI SISI TERDAPAT KURSI KURUS. BANIO
MASUK DENGAN TANGAN LUKA PENUH TANAH.

BANIO
BARABAH! (MELIHAT SEKELILING) O…BARABAH!

(DUDUK DI KURSI DENGAN MENGURUT TANGANNYA SENDIRI YANG LUKA)

BARABAH
Tangan bapak luka!?

105
BANIO
Biar!

BARABAH
Ohh

BANIO
Iya. Tangan bapak luka

BANIO MINUM KOPI DAN BARABAH DUDUK DI PETI

Tapi kopinya enak

BARABAH
Benar? Tapi serbuk kopinya yang kemarin juga

BANIO
TIDAK PEDULI ITU SERBUK KOPI KEMARIN ATAU LIMA PULUH TAHUN LALU, AKU CUMA MENGA-
TAKAN KOPI YANG KAU BIKIN HARI INI ENAK. SUDAH, JANGAN TANYA LAGI!

BARABAH
TATA PANGGUNG

Jangan Tanya lagi….


Banio memalingkan mukanya. Kemudian melirik ke arah Barabah yang merenda, Banio
menarik napas panjang.

BANIO (LEMBUT)
Barabah… .
|
Kelas IX

BARABAH
Iya pak?

BANIO
Tolong pijit-pijit kepalaku
Barabah berdiri di depan Banio

(BANIO DUDUK. BARABAH MASIH BERDIRI. BANIO MEMIJIT-MIJIT KENINGNYA SENDIRI DAN MELIHAT
BARABAH MASIH BERDIRI DARI SELA-SELA JEMARINYA)

BANIO (LEMBUT)
Barabah… .

BARABAH
Ya, pak?
BANIO
Aku sudah tua ya?

BARABAH
Belum pak

BANIO (TEGAK DENGAN KEKARNYA)


Bohong! Coba terus terang katakan kalau aku sudah tua

106
(Diam sesaat setelah melihat Barabah)

Semua bini memanggil lakinya dengan sebutan yang layak

(Diam sejenak)

Mereka tidak memanggil ‘bapak’ kepada lakinya atau ‘pak’. Suatu kali aku dating ke rumah
orang Palembang, bininya memanggil ‘kak’ pada lakinya. Aku bertamu ke rumah orang jawa,
bininya memanggil ‘kang mas’ pada lakinya. Datang pula aku ke rumah orang Padang, Sutan
Mangkudung. Bininya memanggil ‘uda’ pada lakinya. Dan kalau ada orang dating ke rumah, kau
memanggil apa padaku?

BARABAH
Ibah akan tetap memanggil bapak

BANIO
Kenapa?

BARABAH
Karena Ibah tidak bias merubahnya lagi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


BANIO
Bohong!

BARABAH
Betul!

BARABAH
Ibah berani sumpah, pak

BANIO
SUMPAH APA? KAU BERANI, NANTI MALAM DATING KEKUBURAN TIDAK PAKAI LAMPU? TENTU
KAU TIDAK BERANI. AKU SUDAH TUA YA BARABAH? (BARABAH DIAM SAJA) YA, AKU SUDAH TUA DAN
SEBENTAR LAGI AKU AKAN MATI. BARANGKALI LIMA ATAU ENAM TAHUN LAGI. KALAU AKU MATI, APA
KAU AKAN MENANGIS BARABAH?

(Barabah terdiam)

BARABAH
Ibah akan menangis di kuburan bapak selama seminggu

BANIO
BOHONG! SESUDAH MATAMU BENGKAK KARENA MENANGIS SEMINGGU ITU, SEMINGGU
KEMUDIAN KAU AKAN DILAMAR ORANG.

(Barabah terdiam)

Ya, ya. Kau akan dilamar seorang lelaki. Laki-laki itu kra-kira lelaki mata keranjang. Ah, bukan,
bukan itu saja, dia lelaki pengangguran yang suka ongkang kaki dan tidur jam delapan, lantas ba-
ngun dan makan jam sepuluh siang. Besoknya ia tidur jam delapan, bangun dan makan jam dua
belas siang. Dan sebelum umur empat puluh, lelaki itu mati. Ia mati di tempat tidur

107
(Barabah tertawa kencang)

Kenapa kau tertawa?

BARABAH
Lucu!

BANIO
MEMANG LUCU. (LALU TEKANAN SUARANYA BERUBAH) BARABAH?

BARABAH
Ya, pak.

BANIO
AKU SUDAH KAKEK-KAKEK KELIHATANNYA YA? AH, JANGAN DIJAWAB. TENTU KAU AKAN BIL-
ANG ‘TIDAK, PAK’ ATAU ‘BELUM PAK’. AKU TADI LEWAT DI DEPAN KANTOR JAPENKAB DAN MEMBACA
KORAN. JAPENKAB….JAWATAN PENERANGAN KABUPATEN! AH, ORANG-ORANG SEKARANG TERLA-
LU SIBUK DENGAN DUNIA INI, MAU KIAMAT SEHINGGA MEREKA MEMANGGIL WALIKOTA DENGAN
SEBUTAN WALKOT. SAYA TADI JUGA MEMBACA KORAN DAN KATANYA DUNIA AKAN KIAMAT. AKU BEN-
CI SAMA TUKANG-TUKANG RAMAL ITU. MEREKA PEMBOHONG SEMUA. TAPI AKU PERCAYA, SEKALI
WAKTU DUNIA INI AKAN KIAMAT SEPERTI AKU PERCAYA SUATU WAKTU AKU AKAN MATI. TETAPI AKU
TATA PANGGUNG

TIDAK MAU LEKAS-LEKAS MATI SEBELUM AKU PUNYA ANAK LAKI-LAKI.

Kau lihat, alangkah suburnya tanah-tanah itu Barabah

BARABAH
Di mana kau akan bangun rumah buat si Godam?
|
Kelas IX

BANIO
Godam?

BARABAH
Kan bapak yang bilang anak laki-laki?

BANIO
Apa aku punya anak laki-laki selama ini?

BANIO
OH IYA. IYA…IYA…. SI GODAM? APA KAU BIAS MENJAMIN BAHWA KAU AKAN BIAS MELAHIRKAN
SEORANG ANAK LELAKI TUHAN MAHA TAHU!

BARABAH
Ya. Dulu bapak cerita bagaimana hebatnya si Godam diapit bendera-bendera merah putih
dan penonton bersorak sorai.

BANIO
“HIDUP GODAM! HIDUP GODAM!’ DAN ADA YANG BERKATA “ITU SI GODAM, ANAK LELAKI PAK
BANIO DAN BARABAH” KAU TAHU BARABAH, APA ARTINYA GODAM?

BARABAH
Palu yang berduri!

108
BANIO
DAN DIA TIDAK BOLEH BANYAK KAWIN SEPERTI BAPAKNYA (MENUNJUK DIRINYA) DAN SI
GODAM TIDAK BOLEH GAGAL DALAM PERKAWINAN.

Oh iya, aku lupa nama istriku yang ke sembilan. Kau ingat?


BARABAH
Ingat, yaitu yang kawin dengan Belanda ketika bapak di tawan

BANIO
DIA BERKHIANAT DUA KALI. PERTAMA PADA LAKINYA, KEDUA PADA TANAH AIR. O, BUKAN, BU-
KAN DUA KALI, TAPI TIGA KALI! DIA MEMBAWA ANAK-ANAKKU YANG PEREMPUAN KE NEGERI BELAN-
DA. AKU TIDAK TAHU BAGAIMANA MEREKA MENCET MUKA-MUKA ANAK-ANAK PERAWANKU MENJA-
DI PUTIH SUPAYA JADI BELANDA!

(Barabah terdiam)

Ketawa sedikit dong...ini lucu

(Barabah diam merengut)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


BARABAH
Ibah cemburu!

BANIO
Cemburu? Kau juga ada rasa cemburu seperti kebanyakan perempuan?

BARABAH

Ibah cemburu bapak akan kawin lagi. Kaum perempuan cemburu kalau suaminya cerita ten-
tang perempuan lain.

BANIO
Dari sebanyak itu biniku, Cuma kaulah...hmmmm....saya menyebutnya....Cuma kaulah.. Aku
janji aku tidak akan kawin lagi!

BANIO PERGI EWAT PINTU BELAKANG. BARABAH BERMAKSUD MENUJU KE TEMPAT IA BI-
ASANYA MERENDA, TAPI MENDADAK IA MENDENGAR SUARA KETUKAN PINTU DEPAN. BARABAH
MENUJU PINTU.

ADEGAN II

BARABAH MEMBUKA PINTU DAN NAMPAKLAH SEORANG PEREMPUAN MUDA YAITU ZAITUN. IA
MEMPERSILAHKAN ZAITUN MASUK. IA BERJALAN LEBIH DULU KE DALAM, KETIKA IA MEMBALIKKAN
TUBUHNYA, DILIHATNYA ZAITUN MASIH TERPESONA MEMANDANGI ISI RUMAHNYA. BARABAH CURI-
GA, TAPI IA BERUSAHA MENUTUPINYA

BARABAH
Masuklah...

109
(Heran dengan kelakuan Zaitun)

Ada apa?

ZAITUN
Saya melihat cicak

BARABAH
Cicak atau tikus?

ZAITUN (MELANGKAH MASUK)


Cicak. Sepasang cicak yang saling memburu. Ibu saya menafsirkan itu adalah pertanda jodoh

BARABAH
Jodoh?

ZAITUN
Ya, jodoh. Ibu saya ahli sekali dalam hal bertenung kartu

BARABAH
Silakan duduk
TATA PANGGUNG

ZAITUN (DUDUK)
Cicak-cicak itu firasat yang baik. Begitu saya masuk, begitu ada pertanda

BARABAH
Saya belum pernah mendengar takhayul seperti itu
|
Kelas IX

ZAITUN
O, ibu saya ahli pertakhayulan. Cicak-cicak itu pertanda baik juga dalam takhayul, kecuali
kalau kucing berkelahi

BARABAH
Dan firasat yang tadi, apakah membaikkan bagi saya atau situ?

ZAITUN
Bagi saya

BARABAH (KECEWA TAPI MASIH TERTARIK)


Jadi, itu berarti akan terjadi pertemuan jodoh?

ZAITUN
Ya. Akan terjadi perkawinan yang bahagia

BARABAH
Perkawinan siapa?

ZAITUN
Kalau menurut takhayul, yang melihatlah yang akan kawin

110
BARABAH
Siapa?

ZAITUN (GUGUP)
Tentulah....tentulah saya. Maaf, saya ingin bertanya dulu. Apa betul ini rumah pak Banio?
Sebenarnya saya tadi sudah menanyakan pada orang-orang di seberang jalan, Cuma saya takut
salah.

BARABAH
IYA BETUL. INI RUMAH PAK BANIO

ZAITUN
Bolehkah saya bertemu dengan pak Banio? Saya Zaitun.

(Barabah Terdiam)

Bilanglah ada tamu jauh. Katakan Zaitun datang, tentu beliau nanti akan tahu

BARABAH
Beliau sekarang ada di ladang

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


ZAITUN
Sedang apa beliau di sana?

BARABAH (KESAL)
Beliau di ladang sedang mencabuti alang-alang...!

ZAITUN
Oh.....rajinnya. ternyata meskipun sudah tua, beliau masih kuat

BARABAH
Kuat?

ZAITUN
IYA, KUAT MENCABUTI ALANG-ALANG. SEBENARNYA KAN ILALANG ITU SUKAR SEKALI DICABUT.
MESTI PAKAI TRAKTOR, BARU AKARNYA AKAN TERBONGKAR.

BARABAH
TAPI SUAMI SAYA MEMANG KUAT. BELIAU TIDAK PERNAH MEMERLUKAN TRAKTOR UNTUK
MENCABUT AKAR-AKAR ILALANG YANG BANYAK ITU. BELIAU PUNYA BANYAK PIARAAAN ILALANG
DAN DAUN ILALANG ITU TAJAM-TAJAM BUKAN?

ZAITUN
O, tentu saja. Waktu kecil pun saya pernah menangis karena dilukai daun-daun ilalang, lalu
saya mengadu pada bapak saya. Tapi malah ia marah-marah....

(Ketawa)

O, saya lupa bertanya, piaraan? Apa ilalang itu dulu sengaja ditanam dan dibuat ladang?

111
BARABAH
Sengaja!

ZAITUN
masyaAllah

BARABAH
DI SITU JANGAN KAGET. SUAMI SAYA, MEMPUNYAI DUA BELAS LADANG ILALANG, ILALANG
YANG TIDAK PERNAH DIPELIHARANYA BAIK-BAIK, SEPERTI TERHADAP ISTRI-ISTRINYA. DAN SEKA-
RANG, RUPA-RIPANYA BELIAU AKAN MENCABUT RUMPUN ILALANG YANG KEDUA BELAS

ZAITUN
O, syukurlah...

BARABAH
Syukur?

ZAITUN
Ya, syukur.

(MERASA GELI DAN BERMAKSUD MENYENANGKAN HATI BARABAH)


TATA PANGGUNG

Nantinya, tentu beliau akan menanam lagi ladang ilalang yang ke tiga belas. O, saya lupa
bertanya. Apa beliau sehat saja?

BARABAH
KALAU TIDAK SEHAT, MASA BELIAU SANGGUP MEMBIKIN LADANG ILALANG DUA BELAS KALI.
|

DAN SEKARANG, SESUDAH DI TANAM, YANG KEDUA BELAS ITU AKAN DICABUTNYA PULA. SEKARANG
Kelas IX

MAU CARI BIBIT ILALANG KETIGA BELAS! ILALANG YANG MONTOK!

ZAITUN
O, Begitu. Lucu juga beliau

BARABAH
MEMANG LUCU, SEHINGGA SEMUA KEJADIAN-KEJADIAN YANG BELIAU BIKIN ADALAH LELU-
CON BAGI SAYA. DAN TERKADANG LELUCON ITU MENYAKITKAN HATI JUGA.

ZAITUN
Memang. Tapi tadi di atas kereta api, waktu saya mau kesini, ada lelucon

BARABAH
Hmmm....

ZAITUN
Ada dua orang muda-mudi, di atas kereta ketika ditanyai karcis, mereka pura-pura tidur
ngorok

BARABAH
Hmmm, saya juga pernah melihat penipuan begitu. Tapi bukan anak muda. Yang menipu itu
adalah gadis, gadis montok

112
ZAITUN
Hah.... sepertinya lucu juga

BARABAH
Buat saya sendiri tidak lucu. Mereka itu setidak-tidaknya pernah sekolah, pernah diajar gu-
runya, kalau naik kereta api mesti beli karcis. Malah mereka menyerobot macam garong saja. Mer-
eka itu harusnya ditangkap. Tidak peduli mereka itu siapa!

ZAITUN
Benar juga

BARABAH
Memang benar! Kecuali, kecuali....kecuali kalai kepala stasiun telah memberikan karcis gra-
tis. Tapi semestinya di zaman merdeka ini, tidak boleh ada karcis gratis. Itu korupsi halus! Tidak
demokratis!

ZAITUN
BETUL, SAYA SETUJU. ITU KORUPSI HALUS! MEMANG TIDAK DEMOKRATIS

BARABAH

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Itu juga semacam garong di siang hari!

ZAITUN
Betul. Betul, itu garong di siang hari. Oh iya. Bapak mana ya? Apa bisa beliau dipanggil seben-
tar? Saya ada perlu sekali

BARABAH
Perlu sekali? Soal apa kira-kira yang akan disampaikan?

ZAITUN
Sebenarnya saya malu mengatakannya bu...

BARABAH MERASA SENANG MENDENGAR KATA ‘BU’

BARABAH
Ah, jangan malu-malu, nanti saya katakan

ZAITUN (RAGU)
Ini....ini....Soal perkawinan

BARABAH
Perkawinan siapa?

ZAITUN
Saya

(Barabah terdiam, mencoba menyembunyikan kegelisahannya dan pura-pura mendongakan


kepalanya ke arah jendela)

Iya, perkawinan

113
BARABAH
Apa sudah gawat betul?

ZAITUN
Dibilang gawat ya, tidak. Tapi ini penting

BARABAH
SOAL PERKAWINAN MEMANG PENTING, HARUS DIPIKIRKAN MASAK-MASAK. SAMA SEPERTI
PARA PEREMPUAN MENANAK NASI, KALAU KURANG MASAK, AKAN TERASA KERASNYA. KALAU TER-
LALU MASAK MALAH MUTUNG DAN LAKI-LAKI AKAN MENCELA KITA. KATA MEREKA KITA SEMBRONO.
LAKI-LAKI MEMANG CUMA TAHU MAKAN DAN MENGOCEH SAJA PADA PEREMPUAN, BIAR PUN (MEN-
DADAK BERURAI AIR MATA) BIARPUN KITA PEREMPUAN SUDAH SUSAH PAYAH MEMASAKKAN NASI
DAN MEMBIKINKAN SAMBEL PETE KESUKAANNYA.

(Zaitun merasa heran, lantas dia mencoba mendekati barabah bermaksud merujuk. Tapi barabah
tidak mau)

Aku tidak mau dipegang siapapun lagi

ZAITUN
Kenapa? Maaf kalau ada kata-kata menyinggung perasaan ibu
TATA PANGGUNG

BARABAH
Perempuan tidak salah, laki-lakilah yang salah

ZAITUN
MEMANG LAKI-LAKI YANG SALAH DAN KITA BENAR. MAAF BU KALAU KATA-KATA SAYA TENTANG
|

ANAK-ANAK YANG TIDAK MEMBELI KARCIS KERETA API TADI MENYINGGUNG PERASAAN IBU
Kelas IX

BARABAH
Jangan pidato panjang lagi di rumah ini. Kau juga tidak membeli karcis

ZAITUN (MERASA TERSINGGUNG)


Ada apa ini? Saya membeli karcis. Bahkan saya membeli dua karcis. Kenapa saya dituduh
demikian? Saya masih punya uang dan saya masih....masih....

BARABAH (MEMOTONG)
Jangan mulai pidato lagi! Kau telah membawa cicak-cicak ke rumah saya ini. Rumah ini bu-
kan rumah takhayul atau kantor nikah. Rumah ini rumah saya dan suami saya

ZAITUN
Saya tahu, saya tahu

BARABAH
SEJAK ENGKAU DATANG TAD, SAYA SUDAH SABAR-SABARKAN HATI. SAYA SUDAH MENY-
INDIR-NYINDIR TAPI RUPANYA SAYA DIBIARKAN PANAS PENASARAN

(MENANGIS TERSEDU-SEDU)

Saya tidak mau melepaskan dia seperti sebelas istrinya yang lain itu

114
(Zaitun kaget dengan ucapan Barabah itu, ia beranjak ke pintu dan berdiam di situ. Melihatnya Bara-
bah makin kesal dan menantangnya)

Jangan lama-lama berdiri di situ! Saya sudah cukup sabar. Nanti kau melihat cicak di loteng
lagi dan kau akan berpidato lagi tentang kawin

ZAITUN
Ini tentang perkawinan saya, bukan perkawinan ibu!

PERGI. KETIKA ZAITUN SUDAH PERGI, BARABAH BERKATA LIRIH SAMBIL TERSENDAT-SENDAT
MEREDAKAN TANGISNYA SENDIRI

BARABAH
Dikiranya aku ini masih boca atau nenek-nenek yang sudah lemah apa?
Barabah duduk di kursi dan tangannya mengambil gelas besar dan minum darinya. Ia tersa-
dar itu gelas kopi suaminya, lalu ditaruhnya kembali.
Kopinya tak mau diminum lagi! Bukan laki-laki saja yang mata keranjang, perempuan juga
mata keranjang! Untung dia tidak lama-lama di sini. Dan untung pula tanganku tidak memegang
pisau penumis cabe. Kalau ada, sudah kupotong-potong dagingnya yang montok itu dan kubum-
bui cabe! Biar dia tahu, aku ini perempuan yang bukan saja bisa mengiris-ngiris cabe tapi juga...

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(menangis lagi)

Tapi juga perempuan yang bisa mengiris perempuan. Biar dia tahu! Biar! Tidak peduli dia
mengadu pada polisi, biar!

BARABAH PERGI KE JENDELA. BARABAH TIDAK MENYADARI KALAU DIAKHIR OCEHANNYA, BA-
NIO SUDAH MASUK LEWAT PINTU BELAKANG

BANIO
Ada apa semua ini?

BARABAH
Ibah tidak peduli apakah bapak akan memarahi saya, tapi dia telah saya usir!

MENGHINDARKAN DIRI

BANIO
Siapa? Laki-laki?

BARABAH
Perempuan

MENGHINDARKAN DIRI

BANIO
O, kukira laki-laki

BARABAH BERUSAHA MENGHINDAR DARI TATAPAN BANIO SAMBIL MENGATAKAN KALAU IA TI-
DAK MAU MELIHAT SUAMINYA

115
BARABAH
Katakan terus terang kalau bapak mau kawin lagi

BANIO
Siapa? Aku?
BARABAH
Iya! Siapa lagi!? Biar bapak dapat piala

BANIO
Barabah! Jangan sindir aku! Aku sudah tua!

BARABAH
Tapi buktinya, telah datang seorang perempuan menanyakan bapak! Dia memaksa saya
untuk memanggil bapak ke ladang. Tapi saya menolak! Saya tidak mau membiarkan suami saya
diambil seenaknya oleh perempuan lain.

BANIO
Siapa perempuan itu!?

KARENA KECAPEKAN BERPUTAR-PUTRA RUANGAN, BARABAH DUDUK DI PETI. BANIO MEN-


YADARI APA YANG TERJADI, KEMUDIAN DIA BERKATA LEMBUT
TATA PANGGUNG

Siapa perempuan, Barabah?

BARABAH
Ibah hampir saja mengirisnya dengan pisau cap garpu yang bapak beli dulu
|

BANIO
Kelas IX

O...TAK APA. ASAL JANGAN AKU YANG KAU IRIS

BARABAH MENANGIS LAGI

BARABAH
Tapi Ibah tak mau bapak direbutnya. Dia sudah kuusir dan tidak saya eprbolehkan menginjak
rumah ini lagi. Ibah berjanji akan mencakar mukanya! Ibah mau menangis lagi sekarang

BANIO
Karena apa?

BARABAH
Karena Ibah tidak mau jadi janda yang dicerai. Karena Ibah tidak mau kehilangan laki

BANIO
Kau belum pernah marah sehebat ini. Seperti orang ngidam saja, sampai kau harus mengu-
sirnya
BARABAH
Karena Ibah cemburu, marah, benci melihatnya!

BANIO (TERSENYUM)
Ini baru bini namanya. Semua biniku selama ini tidak ada yang berterus terang padaku, kec-
uali kau Barabah.

116
(Membelai rambut Barabah)

Karena itu, aku ingin mengakhiri kemarahanmu, kebencianmu, kecemburuanmu dan


prasangkamu padaku. Aku ini sudah tua Barabah. Yang kau lihat sekarang ini bukan kerangka
hidup, tapi sisa-sisanya. Aku sudah tidak mau sisa hidupku yang sedikit ini kukotori lagi, sebab
hidupku yang dulu sudah cukup menjijikan. Kau dengar itu semua, Barabah? Nah, sekarang aku
mau tanya lagi padamu. Siapa perempuan yang datang tadi? Coba tenang sedikit. Tuhkan, dekat
hidungmu ada air matanya

(Barabah lekas menghapusnya)

Sekarang, sebutkan siapa nama perempuan itu?

BARABAH
Dia Cuma seorang perempuan

BANIO
Iya, siapa namanya?

BARABAH

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Tidak ingat lagi. Ibah pening...

BANIO
Mari kupijit kepalamu yang pening itu

BANIO BERMAKSUD MEMIJIT KEPALA BARABAH, TAPI SEGERA BARABAH MENCEGAH

BARABAH
Ibah tidak pening lagi. Nama perempuan itu Zaitun

BANIO
Sebesar siapa dia? Darimana dia datang?

BARABAH
Sebesar Ibah, Cuma dia lebih montok

BANIO
Montok....kalau laki-laki melihat perempuan montok, terbakar hatinya sebab gairah. Tetapi
kalau perempuan melihat perempuan montok, terbakar hatinya sebab iri hati. Apa kau iri Bara-
bah?

BARABAH
Iya!

BANIO
Kau jujur! Aku senang manusia jujur biarpun dia bodoh. Sekarang katakan apa maksud ia
datang kemari.

BARABAH
MULA-MULA IA MELIHAT SEPSANG CICAK DI ATAS LOTENG RUMAH KITA ITU, LALU IA MEMPER-

117
SOALKAN JODOH. LALU DIA CERITA SOAL TAKHAYUL DAN KEMUDIAN MENCERITAKAN TENUNG KAR-
TU. DIA BIKIN LELUCON YANG TIDAK LUCU TENTANG DUA PELAJAR YANG TIDAK MEMBELI KARCIS
KERETA API.

BANIO
Jadi kalau begitu dia datang dengan kereta api

(Tiba-tiba ingat)

Apa kau bilang? Bertenung dengan kartu? Ah, aku benci dengan perempuan yang bertenung
dengan dartu dan memang sudah sepantasnya dia kau usir. Aku benci sama perempuan-perem-
puan yang suka takhayul dan ramalan-ramalan

BARABAH
Neneknya barangkali penjudi

BANIO
Tidak peduli biarpun nenek dan buyutnya sekalian. Pokoknya aku benci perempuan yang
menghabiskan waktunya sehari-hari dengan menghadapi kartu-kartu dan biasanya mereka mera-
malkan suami atau pacarnya! Bukan lelaki saja yang mesti bekerja, perempuan juga. Dan main
tenung kartu itu adalah kerjaan yang kurang kerjaan
TATA PANGGUNG

BARABAH
Dia datang ke sini mau kawin!
BANIO
Mau kawin?
|

BARABAH
Kelas IX

Iya, kawin. Dia menanyakan bapak

BANIO
MENANYAKAN AKU!? HAH, PEREMPUAN MACAM APA ITU? SETAN BARANGKALI! KAU TIDAK
SALAH LIHAT SIAPA YANG DATANG TADI? BARANGKALI CUMA HAYALANMU SAJA. COBA KAU GOSOK-
GOSOK MATAMU DULU.

(Diam sejenak)

Zaitun? Beribu-ribu orang yang bernama Zaitun di dunia tuhan ini! Nenek dan buyut ibuku
juga bernama Zaitun. Sekarang aku bertanya, ini Zaitun yang bagaimana dari ribuan orang yang
bernama Zaitun itu?

BARABAH
Ini Zaitun yang montok dan akan kawin. Mungkin dengan bapak!

BANIO
Tidak mungkin, tidak mungkin. Aku sudah bersumpah tidak akan kawin-cerai lagi dan engkau
adalah perkawinanku kedua belas dan terakhir. Tapi sekarang aku bertanya, kau masih cemburu?

BARABAH
Masih.

118
BANIO
Ini mesti diselesaikan hari ini juga kalau begitu. Apa sepeda masih ada dalam gudang?

BARABAH
Bapak mau kemana?

BANIO
MAU KE STASIUN DAN MENGUMUMKAN DI CORONG STASIUN UNTUK MEMANGGIL PEREMPUAN
JAHANAM YANG BIKIN KACAU ITU KESINI UNTUK DIPERIKSA APAKAH DIA SEHAT ATAU SINTING. HE,
KENAPA KAU DIAM SAJA? APA KAU PIKIR SI TUA INI TIDAK KUAT LAGI NAIK SEPEDA!? AKU PERNAH
JADI JUARA LOMBA SEPEDA KETIKA BAN-BAN SEPEDA MASIH BAN MATI. KAU TUNGGU SEBENTAR
DI SINI.
BARABAH MELIHAT SUAMINYA PERGI KE BELAKANG, LALU BERKATA SENDIRI

BARABAH
MEMANG DIA PEREMPUAN JAHANAM, MAU MENYEROBOT LAKI ORANG. DULU KETIKA AKU
KAWIN DENGAN DIA, AKU BUKAN MENYEROBOTNYA. IA TELAH BERCERAI ENAM TAHUN LAMANYA
DARI ISTRINYA YANG KE SEBELAS. AKU DIPINANGNYA SEPERTI JEJAKA MEMINANG GADIS.

BANIO MUNCUL

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


BANIO
Kenapa kau ngomong sendiri? Nanti kau dianggap orang gila lagi. Aku berangkat.

BANIO PERGI MEMBAWA SEPEDA ONTELNYA, BARABAH MENGANTARNYA SAMPAI KE PINTU.


MENUTUP PINTU ITU DAN BERANJAK KEMBALI KE PETI DAN BERMAKSUD MENYULAM. TAK BERAPA
LAMA, TERDENGAR KETUKAN PINTU.

ADEGAN III

BARABAH MENYAMBANGI PINTU, DIBUKA DAN NAMPAK ADIBUL YANG TUBUHNYA KEKAR TAPI
AGAK SEDIKIT BONGKOK. IA MELIHAT LOTENG

BARABAH
Apa saudara melihat cicak di situ?

ADIBUL
Tidak.

BARABAH
Apa saudara polisi?

ADIBUL
Bukan. Saya kusir

BARABAH
Bohong! Pasti saudara polisi

ADIBUL
MEMANG SAYA DARI KANTOR POLISI, TAPI SAYA BUKAN POLISI. SAYA KUSIR SADO.

119
BARABAH
YA, YA. SAYA TAHU, SAUDARA ADALAH POLISI RESERSES SEPERTI KATA ORANG, YANG TIDAK
MEMAKAI PAKAIAN DINAS. BIAR PUN BEGITU, SAYA TIDAK TAKUT. MANA PEREMPUAN ITU! YA, YA,
SAYA TAHU PEREMPUAN ITU TELAH MENGADU KE KANTOR POLISI KALAU SAYA SUDAH MENGUSIRN-
YA, TAPI SAYA TIDAK TAKUT. SAYA TIDAK TAKUT, KEPADA SIAPA SAJA YANG BERANI MELAWAN HAK
SAYA. APALAGI KALAU HAK ITU MENYANGKUT SUAMI SAYA. DIA ADALAH SUAMI SAYA DAN BUKAN
SUAMI ORANG.

ADIBUL
Ya, itulah maksud saya

BARABAH
Apa maksud saudara?

ADIBUL
Ingin bertemu dengan suami ibu

BARABAH
Ingin bertemu dengan suami saya?

ADIBUL
TATA PANGGUNG

Ya.

BARABAH (TEGAS)
Dia tidak ada!

ADIBUL
|

Kalau begitu, bolehkah saya menunggu sampai dia datang?


Kelas IX

BARABAH MULAI MEMERHATIKAN ADIBUL DARI UJUNG RAMBUT SAMPAI UJUNG KAKI

BARABAH
KITA ORANG TIMUR. TIDAK DEMIKIAN SEBENARNYA MAKSUD SAYA CARA MENERIMA TAMU.
KAMI ORANG UDIK SEPERTI DIKATAKAN ORANG-ORANG KOTA. TAPI DALAM SOAL TETEK BENGEK,
KAMI TIDAK PERNAH MENGADU PADA POLISI, KECUALI SOAL-SOAL PENCURIAN ATAU PEM-
BUNUHAN. TAPI SAYA PERCAYA, POLISI-POLISI KAMI TIDAK AKAN MELADENI PEREMPUAN MACAM
DIA. DAN SAUDARA PASTI BUKAN POLISI DARI DAERAH KAMI INI.

ADIBUL
Memang. Memang benar.

BARABAH
Kalau saya akan ditangkap soal pengaduan perempuan itu yang semuanya tentu hanya
omong kosong, saya terima. Dengan catatan kalau yang menangkap adalah polisi-polisi kami.

ADIBUL
SAYA AKAN MENANGKAP IBU? TIDAK. SUNGGUH MATI, TIDAK. MALAHAN SAYA YANG PERNAH
DITANGKAP POLISI SEWAKTU MENABRAK ANAK KECIL DENGAN SADO SAYA. SAYA INI KUSIR, TIDAK
ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN POLISI. JIKALAU ADA, ARTINYA SAYA MELANGGAR PERATURAN
LALU LINTAS.

120
BARABAH
BUNG, KITA INI ORANG TIMUR. SAYA BISA MENGHORMATI TAMU-TAMU SAYA. TAPI SUAMI SAYA
MEMESANKAN, JANGANLAH MENERIMA TAMU LELAKI KETIKA SUAMI TIDAK ADA DI RUMAH. SAUDA-
RA SEPUPU SAYA YANG LELAKI SAJA TERPAKSA SAYA SURUH BERKELILING DULU SEBELUM SUAMI
SAYA DATANG.

ADIBUL
TAPI SAYA DATANG DENGAN MAKSUD BAIK. SAYA BUKAN LELAKI SEMBARANGAN

BARABAH
Saya juga bukan perempuan sembarangan! Suami saya sekarang tidak ada di rumah. Ia pergi
ke stasiun

ADIBUL
Mau apa ke stasiun?

BARABAH
Mau mencari perempuan jahanam itu. Ya, perempuan itu betul-betul ayam putih kesiangan!

ADIBUL

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


PEREMPUAN JAHANAM? SIAPAKAH NAMANYA?

BARABAH
Siapa namanya, tidak penting disebut. Sebab perempuan jahanam macam dia tidak perlu
punya nama. Karena mereka mencemarkan nama mereka sendiri dengan kelakuannya yang ter-
kutuk
ADIBUL
Oh, begitu.

BARABAH
Jangan berlagak bodoh bung. Saya memang boleh kau tuduh perempuan judes. Boleh saja.
Saya juga menghormati ada sopan santun, tapi itu pun ada batasnya. Saya dari tadi pusing kepala
memikirkan nasib saya.

(Lesu)

Saya tidak peduli akan marah sama polisi atau pak kapten. Saya kalau marah, sering lupa
diri. Perempuan-perempuan memang begitu kalau cemburunya datang.

ADIBUL
Memang begitu

BARABAH PERGI DUDUK KE PETI

BARABAH
SAYA PUSING KALAU MEMIKIRKAN LELAKI. SEMUA PEREMPUAN PUSING KALAU MEMIKIRKAN
KELAKUAN SUAMINYA. TIAP HARI SAYA MERENDA BAJU UNTUK ANAK SAYA YANG BAKAL LAHIR,
BEGITU SETIANYA SAYA, TETAPI LELAKI TIDAK PERNAH SEDIKITPUN BERTERIMA KASIH PADA PER-
EMPUAN. MALAH MEREKA MENGEJEK MASAKAN ISTRINYA, GULAI YANG KEBANYAKAN SANTANLAH,
IKAN ASIN YANG KELIWAT ASINLAH. MANA ADA IKAN ASIN YANG TIDAK ASIN?

121
ADIBUL
Semua ikan asin memang asin!

BARABAH
Tapi selalu kalian laki-laki mengatakan ikan asin kelewat asin! Itu kesalahan pabrik ikan
asinm, bukan kesalahan bini mereka!

ADIBUL
YA, MEMANG KESALAHAN PABRIKNYA. PABRIK-PABRIK ITU MESTI DIRITUIL, BU.

BARABAH
Orang-orangnya juga mesti dirituil.seperti yang saya baca di koran

ADIBUL (Duduk secara tak sadar)


Ibu suka baca koran?

BARABAH
Ya. kalau saya pulang belanja di depan kantor penerangan

ADIBUL
Belakangan ini saya membaca sering terjadi penyelundupan beras
TATA PANGGUNG

BARABAH
Itu kerjaan lelaki! Perempuan cuma tahu menanak nasi!

ADIBUL
Tapi lelaki yang menyelundupkan beras, kebanyakan atas anjuran istrinya
|
Kelas IX

BARABAH
Iya, disitulah kesalahan perempuan. Itu saya akui

MENDADAK BANIO MUNCUL DARI PINTU DEPAN SAMBIL BERTERIAK MENGGERUTU

BANIO
Sial! Dia tidak ada di stasiun. Mana ban sepeda ku kempes lagi!

SAAT MASUK, BANIO KAGET MELIHAT ADIBUL

BARABAH
POLISI INI MENCARI BAPAK

BANIO
Mana pakaian dinasmu kalau kau betul-betul polisi!?

BARABAH
Dia menyamar

BANIO
Menyamar? Oh, ya, iya. Laki-laki mata keranjang memang suka menyamar kalau datang ke
rumah bini orang. Busyet benar!

122
(Pada Barabah)

He, inikah perempuan yang kau bilang itu Barabah?


ADIBUL
Saya bukan polisi, saya kusir!

BARABAH
Diam kau! Saya tidak bertanya pada kau!

(Pada Barabah)

Inikah perempuan berkumis itu? Hmm, baru kali ini selama hidupku melihat perempuan ber-
kumis dan rambutnya seperti jambul kuda

ADIBUL
Memang saya saban hari bergaul dengan kuda, pak. Bagaimana bapak bisa tahu itu?

BANIO
DIAM! BUSYET, TERNYATA KAU INI BUKAN HANYA BERGAUL DENGAN KUDA, TAPI PANDAI JUGA
BERGAUL DENGAN PEREMPUAN. BARABAH! KAU MULAI MEMBOHONGIKU, SEPERTI JUGA ISTRIKU

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


YANG KELIMA DAN KESEMBILAN! KAU BETUL-BETUL BURUNG BARABAH; DIAM-DIAM MEMAKAN
PADI!

BARABAH
Aku tidak berbuat apa-apa pak!

BANIO
bohong! Siapkan semua pakaian-pakaianmu dan masukan dalam keranjang!

BARABAH
Tapi....tapi saya malah mengusir dia!

ADIBUL
Ya, pak. Saya diusirnya!

BANIO
KAU LELAKI MATA KERANJANG YANG TOLOL! KALAU PEREMPUAN MENGUSIR, ITU TANDA PU-
RA-PURA. KENAPA KAU TIDAK BUJUK TERUS SAMPAI BERHASIL? MEMBUJUK PEREMPUAN HARUS
BERANGSUR-ANGSUR, TOLOL. BUKAN SEKALI BUJUK TERUS KAU RAMPAS!

ADIBUL
Saya tidak membujuknya. Saya mau ketemu dengan pak Banio! Bapak sudah dikenal sampai
ke kota. Saya kenal bapak adalah seorang jagoan!

BANIO
TAPI KAU BERLAGAK JAGOAN HARI INI DENGAN KELAKUANMU! KALAU KAU MAU COBA? BOLEH,
AKU BIKIN KAU MATI SEKALIAN!

(PADA BARABAH)

HE, DIA LELAKI JAGOAN YA?

123
BARABAH
Ibah tidak tahu. Dia polisi

ADIBUL
saya bukan polisi. Saya ini kusir bendi

BANIO
Diam kalian berdua! Kalian sudah salah bikin siasat! Harusnya kalian berdua berembuk dulu
soal pekerjaan kau

(MENUNJUK ADIBUL)

DAN KALAU PERLU PAKAI NAMA SAMARAN. DAN KAU JUGA BARABAH! KAU MESTINYA TIDAK
SALAH MEENYEBUT PADAKU KALAU DIA INI LAKI-LAKI DAN BUKAN PEREMPUAN. POTONG DULU
KUMISNYA DAN PANJANGKAN DULU RAMBUTNYA YANG SEPERTI KUDA JANTAN ITU, BARU KAU NA-
MAKAN DIA PEREMPUAN.

BEDEBAH KALIAN BERDUA! HAYO, KELUAR KAU DARI RUMAHKU!

(PADA ADIBUL)
TATA PANGGUNG

KAU JANGAN PERGI DULU KALAU KAU BETUL-BETUL LELAKI JANTAN. KAU TUNGGU DI LUAR
SAMPAI SAYA DAN BINI SAYA BERES!

ADIBUL
Tapi saya kusir dan saya datang ke sini untuk....
|

BANIO (Memotong)
Kelas IX

Untuk apa ha? Untuk naik sado?

ADIBUL
Untuk mengurus perkawinan

BANIO
Tepat! Cocok! Nomor tebkan ini betul-betul tidak meleset!

(ADIBUL KETAWA SENANG)

Kenapa kau tertawa? Kau pikir ini lelucon?

ADIBUL
Saya tertawa sebab saya gembira

BANIO
Gembira? Gembira karena kau dapat merampas hak milik orang lain?

ADIBUL
Bukan, bukan itu pak. Gembira sebab bapak bisa menebak!

124
BANIO
Kau pikir aku ini kakek-kakek linglung apa? Biarpun aku sudah tua, aku masih bisa menebak
gerak-gerik hati orang!

ADIBUL
YA, JUSTRU KARENA ITU! SAYA SENANG BAPAK BISA MENEBAK GERAK-GERIK HATI SAYA

BANIO
Bajingan kau!

(MENDEKATI ADIBUL DAN MENGUKUR KEKUATANNYA DENGAN DIRINYA YANG SUDAH TUA)

KAU JAGOAN JUGA RUPANYA YA?

ADIBUL
Bukan pak. Tapi koran-koran di kota menulis bahwa saya jagoan

BANIO
Jagoan apa?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


ADIBUL
Ya, cuma berkelahi dengan seekor harimau. Saya jadi malu dengan muka cacat saya ini!

BANIO
Jadi kau lah orangnya yang ditulis di koran-koran itu. Bagus! Tapi kau jangan sombong dulu.
Yang berdiri dihadapanmu ini

(MENEPUK DADA)

BUKAN SAJA TELAH MENYATE SEEKOR MACAN, TAPI TUJUH EKOR MACAN! KAU BELUM APA-
APA SUDAH BERLAGAK SEPERTI JAGOAN.
COBA KAU LIHAT PUNGGUNG DAN DADA SAYA INI

(MEMBUKA PAKAIANNYA, NAMPAK BEKAS CAKARAN)

BELUM LAGI YANG DI PUNGGUNG SAYA. TUJUH EKOR MACAN SUDAH KUBUNUH, DAN COBA
KAU PERIKSA GUDANG BELAKANG, ADA TUJUH EKOR MACAN DAN SUDAH DITAWAR SEPULUH RIBU
PER KEPALA.
TAPI AKU BUKAN ORANG SERAKAH MAU JUAL KEBANGGAANKU UNTUK SOMBONG. TAPI KAU
BARU SATU EKOR SUDAH BERLAGAK JADI JAGOAN! KAU LAGAK YA, MENTANG-MENTANG MASIH
MUDA?

ADIBUL
Saya tidak berlagak jadi jagoan pak, koran-koran itu yang menulis

BANIO
KORAN-KORAN MEMANG SUKA SENSASI. DULU AKU TIDAK TAHU ARTI PERKATAAN SENSASI.
TAPI MELIHAT HUBUNGAN ANTARA KAMU DAN BINI SAYA SEPERTI YANG SAYA LIHAT INI. KALAU SAYA
WARTAWAN GOT, TENTU SAYA SUDAH BIKIN SENSASI DI KORAN

125
ADIBUL
HUBUNGAN? HUBUNGAN APA? SAYA MALAH NAMA BINI BAPAK SAJA SAYA TIDAK TAHU.

BANIO
bohong!

(KEPADA BARABAH)

BARABAH! BETUL DIA TIDAK KENAL NAMAMU?


BARABAH
Betul. Saya juga tidak kenal namanya

BANIO
AH! KENAPA KALIAN TIDAK KOMPAK SEPERTI MODEL ZAMAN SEKARANG. SIALAN KALIAN! SIAL
BETUL! KALIAN BERDUA BETUL-BETUL GOBLOK!

ADIBUL
Saya tidak goblok!

BANIO
Siapa bilang kau tidak goblok!?
TATA PANGGUNG

ADIBUL
Saya yang bilang

BANIO
Kau ngotot ya!? Mentang-mentang kau masih muda!? Baiklah, baik! Sekarang kau keluar!
|

Tapi….
Kelas IX

ADIBUL (Heran)
Tapi….tapi apa pak?

BANIO
Ah, sudahlah! keluar! Keluar kataku sebelum saya naik pitam!

ADIBUL KAGET LALU KELUAR. BANIO MENYABARKAN HATINYA, DIA PUN DUDUK DI KURSI. DIA
MENGURUT-URUT KENINNYA. DIA TERDIAM LAMA MELIHAT BARABAH TAK MENANGIS

BANIO
Kau tahu kenapa aku diam, Barabah?

(Barabah tak menjawab)

Aku diam sebab kau tidak menangis. Aku menunggu kau menangis, seperti bini-biniku dulu
menangis untuk menyembunyikan kesalahannya. Kau lebih kuat, kau perempuan kuat. Akh, biar-
pun marah, aku tetap kagum padamu, Barabah. Kau istriku berbeda dari yang lain.

(Suaranya melembut)

Sekarang aku ingin bertanya padamu, Barabah. Siapa lelaki bertampang buruk itu?

126
BARABAH
Saya tidak tahu, pak

BANIO
Bohong!

(Berdiri, menatap wajah Barabah. Barabah membalas tatapan itu dengan tajam)

Matamu berkata, bahwa kau tidak berbohong

BARABAH
Kenapa bapak marah betul kelihatannya?

BANIO
Sebab aku cemburu

BARABAH (Kaget)
Hah? Bapak cemburu? Kenapa pula bapak cemburu?

BANIO

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Sebab lelaki muda itu. Sebab kau juga muda. Kami yang tua-tua ini tak bias kembali muda.
Sebab itu aku cemburu!

BARABAH
Tapi dia dan saya tidak ada apa-apa. Ibah sudah berkata padanya sewaktu dia masuk “Jan-
ganlah bertamu ke rumah orang, ketika suaminya tidak di rumah. Itu adat timur” kata saya.

BANIO
Betul? Betul kau ingat pesan-pesan saya dulu?

BARABAH
Bagaimana Ibah akan memanggil dia. Ibah tidak tahu namanya!

BANIO BERDIRI LAGI DENGAN KEKARNYA. DILIHATNYA BARABAH SEBENTAR UNTUK KEMUDI-
AN SEAKAN-AKAN MENANGKAP KEJUJURAN DALAM MATA ISTRINYA, IA TEGAP BERJALAN KE PINTU
DEPAN.

BANIO
He jagoan! Masuklah

(Adibul masuk)

Ah, kau tidak pergi rupanya. Biasanya para pengecut itu pergi lari. Aku tadi Cuma mengujimu

(Memerhatikan Adibul yang tegap dengan kagumnya. Adibul malu)

Kau nampak malu….kenapa? Duduk saja di kursi itu! Semua kursi-kursi sudah kutaruh di gu-
dang belakang, sejak orang-orang sekita tidak setuju dengan perbuatanku

ADIBUL
Apa itu pak?

127
BANIO
Orang-orang itu benci melihat aku membagi tanah, mematuhi undang-undang landriform
pemerintah. Mereka bilang aku cari muka! Coba kaupikir, buat apa cari muka, kalau aku mau aku
bias menjadi pegawai pemerintah kalau mau. Tapi bukan itu yang kuinginkan. Lagipula aku sadar,
pada akhirnya aku hanya butuh dua meter persegi saja.

ADIBUL
Tapi bapak awet muda. Dua puluh tahun lagi, pasti masih kuat!

BANIO
Kuat apa?

ADIBUL
Kuat untuk hidup

BANIO
Hidupku baru saja mulai. Ini memang hidupku. Aku bangga dengan sisa hidupku ini

ADIBUL
Kalau saya dapat mertua seperti bapak, saya akan senang
TATA PANGGUNG

BANIO
Kenapa?
ADIBUL
Orang-orang tua di sini, kebanyakan sudah meneyerah pada nasib

BANIO
|

Ya, mereka pergi ke sana kemari dengan petuah-petuah using membawa wasiat-wasiat. Se-
Kelas IX

dangkan mereka sendiri sebenarnya masih bias mencangkul lading buat cucu-cucunya. He, kau
pintar bicara. Kau ini siapa sebenarnya? Betul kau polisi?

ADIBUL
Saya bukan polisi. Saya kusir sado

BANIO
Rupanya kau betul-betul jujur. Saya pernah ketemu kusir sado yang berlagak punya rumah
gedong. Saya benci orang-orang yang tidak jujur. Namamu siapa?

ADIBUL
Nama saya Adibul. Adibul congek orang-orang mengejek saya. Sebab waktu kecil, kuping
saya ini bernanah

BANIO
Jangan bercerita yang menjijikan! Aku bias muntah

ADIBUL
Tapi ini kenang-kenangan masa kecil saya pak

BANIO
Apa itu kenangan. Kau barangkali suka nonton film. Kata-kata itu Cuma diucapkan bin-

128
tang-bintang film di bioskop-bioskop. Tapi aku punya kenang—kenangan yang buruk. Siapa tadi
namamu?

ADIBUL
Adibul, pak

BANIO
Aku punya kenangan buruk, Adibul. Aku telah sebelas kali kawin cerai

ADIBUL
Saya sudah mendengarnya sebelum ini

BANIO
Mereka yang bercerita padamu itu sebab iri hati saja. Dunia ini sudah sedemikian dipenuhi
iri hati, sehingga kita bosan. Tapi saya tidak bosan hidup. Apa pekerjaanmu? Apa kau mencangkul
saban hari, maka kau yang segini muda jadi bongkok?

ADIBUL
Pekerjaan saya kusir, pak

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


BANIO
Dari tadi aku mengujimu, kau tetap jujur. Kusir? Kusir yang begini?

(Memeragakan perilaku kusir lengkap dengan desahannya)

Pantas kau bongkok. Tapi apa kau mencintai pekerjaanmu?

ADIBUL
Cinta sekali

BANIO
Selama kau jadi kusir, berapa kali kau ditabrak mobil? Aku tidak bertanya berapa kali kau
menabrak orang. Camkan itu!

ADIBUL
Belum pernah!

BANIO
Hebat kau! Hebat! Nah, dimana kau mandikan kudamu?

ADIBUL
Di kali pak

BANIO
Di kali? Apa di kali itu banyak orang yang mandi?

ADIBUL
Banyak juga pak. Terlebih kalau sore hari

BANIO
Siapa yang mandi, laki-laki atau perempuan?

129
ADIBUL
Kalau perempuan, mandinya di pancuran

BANIO (Ketawa)
Hahahahaa.....Lantas, bagaimana cara kau mandikan kudamu?

(Adibul gugup merasa diuji. Banio memberi isyarat)

Berdirilah, jangan malu-malu. Coba tunjukan padaku cara kau mandikan kuda

(Adibul ragu-ragu. Dicobanya memeragakan cara memandikan kuda)

Kalau begitu, di tempat ini

(Menunjuk dirinya sendiri)

Perempuan-perempuan itu mandi, bukan? Kau, ya matamu melihat ke sini. Jadi kau bukan
saja memandikan kudamu, tapi juga matamu kau pakai buat melihat-lihat

ADIBUL (Senyum)
Namanya juga orang muda, pak
TATA PANGGUNG

BARABAH (Menggerutu)
Lelaki tak punya sopan santun

BANIO (Menoleh ke arah Barabah)


Kau bilang apa, Barabah?
|
Kelas IX

BARABAH
Lelaki tidak bersantun

BANIO
Biar! Dia jujur. Seperti aku waktu muda juga begitu

BARABAH
Aku tidak suka menerima tamu tidak sopan!

(Berjalan ke arah pintu belakang, sampai di pintu Barabah berkata)

Rumah ini bukan warung tempat ngobrol yang bukan-bukan


BANIO (Senyum)
Dia sebenarnya tidak galak. Barangkali saja sedang ngidam

ADIBUL
Tapi saya diusirnya tadi!

BANIO
Itu tandanya dia istri yang baik. Kalau kau kawin, carilah perempuan yang sebaik Barabah.
Dia bukan hanya bisa masak di dapur, dia juga pemberani dan suka memberi semangat. Dia juga
tidak mau kehilangan suami. Sebab itu aku senang padanya.

130
Kau pernah ikut latihan militer? Dulu aku pernah ditawan. Penjaralah yang membuatku
mencintai dunia ini. Aku dulu jago genderang , aku penabuh genderang yang disegani.

(Memanggil Barabah)

Barabah....Barabah....

(Pada Adibul)

Coba kau lihat, muka dia pasti merengut. Laki-laki suka melihat istrinya merengut di-
bikin-bikin

(Barabah muncul dengan muka merengut)

Betul tidak kata-kataku?

(Adibul mengangguk. Pada Barabah)

Barabah, ambillah genderang itu di gudang

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(Barabah masuk kembali ke dapur)

Kau tidak tahu bagaimana seharusnya menabuh genderang. Begini, berdiri tegap dan....
tramtamtam....tramtamtam...tot tit tet...tot tit teeeeet, dram tam tam dram tamtam..... apa kau
tahu kenapa aku suka bunyi genderang? Genderang itu bersemangat. Banyak orang tua kehilan-
gan semangat

(Barabah muncul membawa tambur, banio mengambilnya dan memasang tambur itu dan berdiri.
Banio menabuh tambur dan debu-debu pun beterbangan. Banio terbatuk-batuk)
Tambur ini barangkali umurnya lebih tua dari amu, Adibul. Betul namamu, Adibul?

ADIBUL
Boleh saya pinjam?

BANIO
Apa? Pinjam? Kau kan bisanya cuma (mencontohkan gaya kusir) Ssh, sshh, sssh.....

ADIBUL
Ijinkalah saya pinjam barang sebentar

BANIO RAGU-RAGU MEMBERIKANNYA. ADIBUL MEMUKUL TAMBUR ITU DAN BANIO BERDECAK
KAGUM DAN TERCENGANG

BANIO
Cobalah sekali lagi, aku tak percaya kupingku

(Mengorek telinganya, Adibul kembali menabuh tambur itu)

Hebat, hebat kau! Kau adalah sainganku rupa-rupanya

131
(Banio tertawa kencang untuk pertama kalinya. Barabah berdiri di pintu, Banio melihat ke Barabah)

Dia hebat bukan?

BARABAH
Rumah ini bukan panggung komedi pak

BANIO
Kenapa kau sekarang jadi pemarah!? Sialan! Kau pikir rumah ini tempat parlemen berteng-
kar apa? Di rumah ini tak boleh ada pertengkaran. Biar orang lain yang bertengkar, kita jangan
ikut-ikutan. Bukan begitu, Adibul?

ADIBUL
Betul

BANIO
Hahahaa.... kau betul-betul hebat, Adibul. Waktu muda...eh, benar nama engkau Adibul?
Aku suka salah menyebut nama orang sehingga kalau aku marah pada Barabah, ku panggil dia
‘Barakah” Hahahaaa... aku tadi cerita apa?

ADIBUL
TATA PANGGUNG

Waktu muda...

BANIO
O ya, waktu muda aku suka menyenangkan hati orang tua, seperti yang barusan kau lakukan.
Kau seperti aku waktu muda. Ah, taruhlah dulu tambur ini di atas meja. (Mengambil tambur dan
menaruhnya di meja) Waktu muda aku hebat seperti kau, jagoan seperti kau. Dan sekarang aku
|

sudah tua, tapi aku tak mau mati lekas-lekas. Aku tidak mau seperti kakek-kakek yang lain, yang
Kelas IX

nagntuk-ngantuk di depan kuburannya yang digali sepuluh tahun sebelum mereka mati

(Keras dan tegas)

Aku masih kuat melawan semua ini. Aku masih kuat bukan? Tapi kau diam-diam sudah meng-
gantikan kedudukanku!

ADIBUL
Saya hendak mengatakan sesuatu pada bapak. Ini penting, pak

BANIO
Jangan memotong pembicaraan orang tua, kami tak perlu kalian ajarkan bagaimana caranya
hidup! Kami sudah cukup pengalaman

ADIBUL
Saya tahu itu

BANIO
Jangan berlagak sok tahu. Kalau kau jatuh dari langit, bagaimana rasanya jatuh dari tempat
tertinggi di bumi ini?

ADIBUL
Saya pernah jatuh dari kapal terbang

132
BANIO (Kaget)
Hah? Kau pernah naik kapal terbang?

ADIBUL
Pernah, waktu saya masih muda di zaman Jepang
BANIO
Kau naik kapal terbang, betul kau pernah naik kapal terbang?

ADIBUL
Ya, saya pernah naik kapal terbang

BARABAH
Dia bohong!

BANIO
Janganlah kau ikut campur

BARABAH
Laki-laki semua suka bohong!

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


ADIBUL
Saya betul-betul pernah naik kapal terbang!

ZAITUN TIBA-TIBA MUNCUL DI PINTU. SEMUA TERKEJUT. BARABAH BERANJAK DARI PETI

ZAITUN (Pada Adibul)


Kenapa begitu lama?

BARABAH (MARAH)
Ini dia perempuan itu! Ini dia si tak tahu malu yang mau menjinakkan suami orang!

ADIBUL MENDEKATI ZAITUN

ADIBUL
Betul kau suka menjinakkan suami orang?

ZAITUN (Kaget)
Tidak

BARABAH
Dia bohong! Dia datang kesini mau menguji hatiku dengan sindiran-sindiran.

BANIO
Siapa dia?

BARABAH
Ini dia perempuan yang tadi mencari bapak. Dia mencari-cari suamiku terang-terangan

BARABAHMENANGIS

133
ZAITUN
Saya datang bukan mencari suamimu. Saya datang mencari bapak saya

BANIO
Bapak? Siapa bapakmu? Siapa kau?

ZAITUN
Saya Zaitun

BANIO
Ada beribu-ribu Zaitun di dunia ini. Kau Zaitun yang mana dan Zaitun siapa?

ZAITUN TERPAKU MEMANDANG BANIO, BANIO MERASA HERAN. BARABAH MEMERHATIKANNYA,


MENDADAK DIA MEMEKIK HISTERIS

BARABAH
Perempuan itu melihat kau dengan mesra

ZAITUN (Lirih)
Kaulah bapakku rupanya
TATA PANGGUNG

BANIO
Aku?

ZAITUN
Ya, bapak
|

BARABAH
Kelas IX

Jangan percaya, pak. Itu siasat!

ZAITUN
Iya, dia bapakku!

ADIBUL
Iya, pak. Dia ini anak bapak

BARABAH TERKEJUT

BANIO
Anak saya? Saya punya berpuluh-puluh anak perempuan. Dia ini dari istri yang mana?

ZAITUN
Dari istri bapak yang ke enam, Ibu Rabiah!

BANIO
Rabiah!? He Barabah, kau ingat istriku yang keenam, Rabiah!?

BARABAH
Yang tukang tenung ramalan itu!?

134
BANIO (Tenang)
O, iya...ya... Tapi kalian ke sini mau apa?

ZAITUN
kami ke sini dengan kereta api

BARABAH MENDEKATI BANIO

BANIO (Pada Adibul)


Dan ini siapa?

ZAITUN (Kesal melihat Adibul)


Aku sudah menunggumu satu jam di kantor polisi. Apa sudah kau omongkan soal perkaw-
inan kita?

SEMUANY MENGANGA, BANIO TENANG

BANIO
Jangan menganga...nanti masuk nyamuk dalam mulut kalian. Aku sudah menyelidiki dengan
teliti, bahwa kau (menunjuk Zaitun) adalah anakku akan kawin dengan (menunjuk Adibul). Kena-

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


pa dalam perkawinan zaman sekarang mesti membikin pemberitahuan pada orang tua?

ADIBUL
Itulah sebabnya saya datang

ZAITUN
Ya

BANIO TERSENYUM

BANIO
Rupanya selama ini aku kelewat curiga dengan anak-anak muda. Masih ada juga anak muda
yang merundingkan soal perkawinan pada orang tuanya. Dan anak muda itu adalah kalian,
anak-anakku. Kenapa kalian semua terdiam? Kenapa? Apa kalian kira aku menyindir?

ADIBUL
kami sebenarnya mau mengatakan hal ini sejelas-jelasnya

BANIO
He, apa kau pikir aku ini sudah pikun? Aku bukan orang goblok yang membuat satu perkara
bertele-tele

ADIBUL
Ya, kami mau berterima kasih

BANIO
Perkawinan tidak perlu diawali dengan yang muluk-muluk dulu. Aku sudah cukup gagal se-
bagai contoh. Apa yang kalian tunggu lagi? Aku bukan orang tua yang banyak cincong minta ini
minta itu pada calon mantu, yang kesemuanya akan kalian ungkit kalau bermasalah denganku

135
(Zaitun mendekati adibul, lalu berbisik. Banio mendelik)

Apa yang dia bisikkan?

ADIBUL
Kami akan ketinggalan kereta api terakhir

BANIO
O, cuma itu.

(Setelah semuanya agak lama terhening)

Kenapa semuanya melongo? Apa yang kalian tunggu lagi?

BANIO GELISAH
ZAITUN
Ibu melarang kami lama-lama sebenarnya, ibu khawatir

BANIO
O, sudah insyaf dia sekarang soal harga diri perempuan? Siapa laki ibumu sekarang Zaitun?
Betul kau bernama Zaitun?
TATA PANGGUNG

ZAITUN
Iya. Suami ibu seorang kepala kuli pelabuhan, pak. Namanya pak Dulsidik

BANIO (Memalingkan muka, sedih)


Zaitun, jangan bilang pada ibumu kalau aku minta maaf
|
Kelas IX

ZAITUN MENDEKATI BANIO LALU SUNGKEM DI KAKI BANIO. BANIO MAKIN TERHARU DAN SECARA
TIDAK SADAR IA MEMBELAI RAMBUT ZAITUN

RAMBUTMU HITAM BAGUS

(Berubah sikap)

Apalagi yang kalian tunggu. Pergi cepat-cepat. Jangan bikin aku sedih berairmata. Buatku air
mata sangat mahal harganya. Kalau kau jadi istri, tirulah Barabah! Kau dengar!? Pergilah!

(Tangannya pelan-pelan merogoh sabuk pinggangnya. Dari dalamnya ia keluarkan uang)

Ini uang lima ringgit buat jajan di kereta. Ini pertama kalinya aku memberimu uang selama
hidupku

ADIBUL DAN ZAITUN AKAN PERGI. SAMPAI DI PINTU, BANIO MEMANGGIL

ADIBUL
Zaitun!

ZAITUN (Membalik terkejut)


Ya, Ayah

136
BANIO (Tercenung agak lama, lalu mengeraskan suaranya)
Sudah! Pergi lekas, jangan buat aku menangis di depan kalian. Aku bukan orang tua yang
cengeng
(Zaitun dan Adibul pergi. Hening sesaat. Banio menarik napas panjang)

Barabah....

BARABAH
Ada apa pak

BANIO
Hari sudah sore rupanya. Tolong pijit kepalaku. Aku capek

(Barabah mendekati dan berdiri tegak di depannya. Banio melihat istrinya dari bawah sampai atas)

Apa kau lihat ada air mata di mataku, Barabah?

AIR MATANYA BERLINANG

BARABAH

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Tidak

BANIO
Memang aku tidak pernah menangis!

(Menarik napas)

Hari sudah sore, Barabah. Simpanlah genderang ini dan pemukulnya ke dalam gudang

(Barabah akan mengambil genderang di meja, tapi Banio menangkap tangan Barabah dengan erat)

Tapi nanti dulu! Aku ingin membunyikannya sore ini!

BANIO BERDIRI TEGAP DAN MEMBUNYIKAN GENDERANG ITU DENGAN BAGUSNYA

SELESAI

137
PENILAIAN MANDIRI
Kesesuaian hasil Analisa dengan gambar rancang menjadi bahan penilain dalam penilaian kali ini,
masukan gambar rancang serta hasil Analisa kedalam form yang telah disediakan.

Form Tugas Analisa Penglataran Naskah

Analisa
Gambar Rancang
Penglataran
Adegan/Babak:

Judul Naskah:

Latar Waktu:

Latar Tempat:
TATA PANGGUNG

Latar Suasan:
|
Kelas IX

REFLEKSI
Setelah mempelajari bab tentang set gantung atau set panggung diharapkan bahwa Anda dapat
memahami unsur-unsur di dalamnya, seperti persoalan komposisi. Ini berguna ketika Anda membuat
gambar rancang sebuah set panggung bisa menggunakan komposisi tersebut agar gambar rancang le-
bih terlihat nyata dan bisa disesuaikan dengan ukuran panggung yang sebenarnya.
Karena di bab selanjutnya kita akan belajar untuk memvisualkan gagasan serta ide yang telah
Anda gambar sebelumnya.

138
BAB VIII

Membuat
Set Gantung/
Set Panggung

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang set gantung/set panggung ini, diharapkan siswa dapat
mendeskripsikan pembuatan set gantung.

PETA KONSEP

MEMBUAT SET GANTUNG/SET PANGGUNG

MEMBUAT SET GANTUNG/SET PANGGUNG


JENIS FUNGSI PERLENGKAPAN PANGGUNG

KATA KUNCI
komposisi, set, garis, bentuk

139
PENDAHULUAN
Dalam bab ini kita akan membahas tentang penting jika kita akan menggarap setting yang
persoalan macam-macam bentuk set gantung, bersifat realis maka perlu diperhatikan hal-hal
serta unsur-unsur komposisi yang perlu diperha- wajar yang dhiadirkan atau diciptakan.
tikan dalam membuat set artistik. Hal ini sangat

A. TEKNIK MEMBUAT SET GANTUNG / SET PANGGUNG


Bagi seorang perancang skeneri, setelah serta kepingan kerangka kayu yang ringan-ri-
persyaratan dramatik dan dekoratif telah diper- ngan, yang telah dirancang begitu rupa sehingga
timbangkan, maka kemudian ia segera memikir- mudah dirangkai begitu rupa sehingga mudah
kan bahwa setnya itu harus dapat dirancang dirangkai, atau diangkat cepat-cepat. Setiap unit
begitu rupa sehingga mudah dan cepat dirang- skeneri memiliki lebar maksimum lebih kurang
kai serta dipindahkan di atas panggung, para 175 cm. ukuran ini sudah dengan perhitungan
penonton akan lebih senang menonton tanpa ukuran muatan truk apabila perlu diangkut da-
diganggu oleh kejemuan menunggu pergantian lam rangka pertunjukan keliling. Dsamping itu
setnya yang terlalu lama. Oleh karena kebanya- juga sudah memperhitungkan hal-hal lain apa-
kan panggung modern rata-rata kecil ukuran- bila diperlukan,misalnya dalam perubahan kon-
TATA PANGGUNG

nya dan pergantian setnya masih memerlukan struksi untuk memasangkan bingkai set terse-
penggunaan tangan, maka penanganan system but. Lagi pula ukuran sebesar itu sangat mudah
unti skenerinya dapat dilakukan secara univer- di pasangi kanvas, dirangkai dipindah-pindah,
sal. Setiap set skeneri apakah itu di buat secara dan disimpan di Gudang.
sederhana ataukah rumit,pada umumnya terdiri Pada umumnya bentuk-bentuk standar unit
dari sejumlah kayu dan kain kanvas, kotak datar, skeneri terbagi menjadi kelompok berikut ini:
|
Kelas IX

Gambar 57. Dokumentasi Teater Popoler Tahun 2000

140
1. Unit berdiri (standing Unit)
Flat, sebuah kerangka kayu yang ditutup dengan kanvas, dengan ukuran standar maksimal
lebar 175 cm umumnya digunakan sebagai bagian dari dinding.
Flat pintu, sebuah flat untuk daun pintu.
Flat jendela, sebuah flat untuk daun jendela.
Flat tungku api, sebuah flat dengan lubang tempat rangka tungku api.
Jog, sebuah flat yangkecil.
Flat dua rangkap, dua buah flat yang digandeng atau dirangkai jadi satu dengan engsel di
bagian rangka yang ditempelkan vas, sehingga dapat dilipat atau ditangkupkan menjadi satu
bagaian muka.
Flat tiga rangkap, tiga buah flat dirangkap menjadi satu.
Return, dua flat yang dirangkai jadi satu dengan engsel di bagian rangka yang tidak dilengka-
pi kanvas, sehingga dapat ditangkupkan menjadi satu, punggung dengan punggung.
Unit rangka pintu, sebuah kerangka kayu untuk menegakkan berdirinya pintu.
Unit rangka jendela, sebuah rangka kayu mengakkan pemasangan jendela.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Unit tungku api, sebuah kerangka kayu untuk menegakkan berdirinya tungku api.
Pelengkung, sebuah flat terbukauntuktempat pelengkung, biasanya dibuat dengan tambah-
an kayu penebal pelengkung supaya nampak tiga dimensi.

2. Unit gantungan (hanging unit)


Langit-langit, sebuah rangka kayu dengan kelebaran menurut langit langit yang diinginkan,
ditutup dengan kain kanvas, biasanya digantung dengan tali dari para-para, gunanya untuk
set langit-langit sebuah skeneri interior.
Drop, sebuah lembaran layar atau kain kanvas yang lebar, diberi rangka pada empat sisinya
atau sebagian saja, digantung melalui para-para, dipergunakan untuk layar turun, latar be-
lakang, langit, dan lain sebagainya.
Border, suatu potongan atau perpendekan drop,biasanya dipergunkan sebagai penututp
layangan (lampu, set, dan lain-lain).
Tab, suatu lembaran kain kanvas atau lain-lain bahan kain, diberi rangka atau tidak, leih kecil
dari ukuran drop, tetapi menggunakn cara menggantung yang sama, digunakan untuk berb-
agai maksud.
Siklorama, sebuah layar yanglebar dibuat dari kain kanvas atau kain lainnya, digantung den-
gan bentuk U. umumnya dipergunakan sebagai latar belakang cakrawala atau langit sebuah
eksterior.

3. Unit bangunan (Built unit)


Kotak datar (platform), sebuah rangka kayu ditutup kelima sisinya dengan papan. Dibuat
merupakan unit-unit kotak datar dengan ukuran-ukuran tertentu.
Tangga atau undak-undak
Tiang atau pilar, dibuat dari rangka kayu yang dibungkus dengan kain.
Pohon, sebuah rangka kayu yang dibentuk seperti pohon ditutup dengan kanvas.
Karang, suatu rangka kayu yang dibuat bentuknya sebegitu rupa sehingga apabila ditutup
dengan kain kanvas akan menyerupai karang

141
Gambar 58. Pentas Naskah Klasik

Dinding sumur, suatu rangka kayu yang dibentuk melingkar sehingg apabila ditutup dengan
kain kanvas memebentk seperti dinding sumur.

4. Unit set
Benda tanah (ground row), sebuah flat yang menggambarkan kepingan atau gundukan
tanah, semak semak,tonggak pohon,dan lain sebagainya. Dibuat seperti kepingan-kepingan
TATA PANGGUNG

flat yang dapat berdiri sendiri dengan pertolongan tiang penyangga di belakangnya.
Pagar atau dinding, sebuah rangka kayu yang menggambarkan pagar atau dinding, diran-
cang begitu rupa seingga dapat berdiri bebas dari unit-unit skeneri yang lain.
Set rumah, sebuah flat yang dilukisi rumah, misalnya untuk lakon sandiwara anak-anak.
Dapat berdiri sendiri bebbas dari unit skeneri lainnya.
|
Kelas IX

5. Kain kemain(draperies)
Bentuk atau jenis set ini adalah segala macam kain-kain yang lebar tanpa rangka.ben-
tuk semacam ini bisa merupakan layar, drop, tiser,dan lain sebagainya.
Unit skeneri kelompok skeneri yang telah disebutkan merupakan unit standar skeneri.
alangkah baiknya apabila setiap pnggung telah tersedia unitstandar tersebut,sehingga san-
gat membantu bagi perencanaan sebuah skeneri lakon yang akan dipentaskan di panggung
itu. Hal ini dapat meringankan beban material dan finansial penyelenggara.
Sudah barang tentu bentuk-bentuk unit skeneri yang bukan standar harus dibuat sendi-
ri oleh perancang skeneri sesuai dengan tuntutan lakon

B. PEMBUATAN SET GANTUNG / SET PANGGUNG


Salah satu persyratan utama yang sangat memiliki garis pandang yang bagus dimana pun
penting bagi setiap susunan danatau pema- mereka duduk di auditorium. Apabila garis pan-
sangan skeneri adalah bahwa skeneri tersebut dangan yang bagus itu tidak terjangkau oleh kes-
memiliki sudut atau garis pandangan yang ba- eluruhan set/skeneri yang telah terpasang, maka
gus, yang dimaksud garis pandangan adalah paling tidak setiap pengedegan yang memiliki
garis pandang penonton yang duduk di auditori- nilai dramatic atau nilai lukisan yang penting ha-
um kea rah panggung. Sebuah set yang memili- ruslah memiliki garis pandangan yang bagus dari
ki garis pandang yang bagus adalah bahwa apa setiap tempat duduk.baik tempat duduk yang
pun bentuk dan penempatan skeneri panggung ada di baris pertama, dibaris terakhir, dipaling

142
tepi baris pertama,dipaling tepi baris terakhir, tetapi iaharus juga memikirkan masalah-mas-
maupun di paling tepi depan dan belakang bal- alah bukan setyangseharusnya tidak boleh atau
kon, harus sama bagus garis pandangannya den- tidak bagus dilihat leh penonton. Khususnya
gan tempat duduk yang paling ideal yaitu berada bagian-bagian bukan set dibelakang panggung.
ditengah auditorium. Ini berarti set tidak boleh Umumnya menutupi bagian tidak pantas dilihat
dibuat begitu lebar atau begitu tinggi sehingga penonton lebih sulit dilakukan pada set eksteri-
bagian-bagiannya sampai melebihi atau melon- or realistis daripada set interior realistis. Halini
jok dari tepi-tepi lubang proscenium. Dan tidak disebabkan karena set eksterior realistis akan-
begitu dalam sehingga wajah bagaian belakang lebih banyak memiliki ujung-ujung set yang ter-
set itu terlihat dari penontton yang duduk di tem- buka, sehingga apabila seorang penata pentas
pat paling tepi atau paling atas. Apabila persoa- tidak teliti akan banyak memberikan peluang
lan garis pandang sudah dapat diatasi oleh pen- bagibagian bukanset yang tidak pantas dilihat
anta pentas makai a tidak cukup berhenti kepada penonton tiba tiba Nampak dari ujung-ujung set
masalah kebagusan garis pandangan saja, akan yang terbuka itu.

Komposisi
Untuk keperluan artistik (dilihat dari segi lam dua bagian dan menempatkan bagian terse-
keindahan), pengaturan dan penyusunan tata but dalam posisi yang sama dan seimbang baik

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


letak objek tidak hanya mengakomodasi latar dalam segi jumlah maupun bentuknya. Jika di-
kejadian peristiwa secara nyata saja namun juga gambarkan komposisi ini mirip dengan cermin.
memberikan imajinasi. Artinya, tata panggung Bagian yang satu merupakan cerminan bagian
memungkinkan peristiwa lakon tidak berada di yang lain. Pembagiannya bisa secara diagonal,
tempat yang nyata-nyata ada, tapi bisa juga di horisontal ataupun vertikal. Di bawah ini adalah
alam fantasi. Berkaitan dengan permainan pe- contoh komposisi simetris dalam tata panggung.
meran di atas pentas, tata panggung bertujuan Pembagian objek kanan dan kiri sama per-
untuk memberikan ruang gerak. Oleh karena sis termasuk penataan dan jumlah objek. Pena-
itu, pengaturan dan penyusunan tata letak ob- taan simetris memberikan kesan rapi, formal,
jek dekorasi seharusnya memberikan kecukupan dan sedikit kaku. Biasanya, dalam sebuah pe-
dan kelayakan ruang gerak pemeran. Komposisi mentasan, komposisi simetris digunakan dalam
tata panggung yang hebat tidak ada artinya jika pertunukan teater konvensional yang memang
gerak pemeran terbatas dan tidak leluasa dalam lebih formal. Ksimetris tidak membagi objek de-
melakukan aksinya. Tatanan ruang yang baik korasi dalam dua bagian yang sama persis, tetapi
akan memperjelas gerak aksi yang dilakukan membagi objek-objek dekorasi menjadi dua ba-
oleh pemeran dan bukan sebaliknya. Komposisi gian atau lebih dengan tujuan memberi penon-
tata letak objek dekorasi perlu diperhatikan ter- jolan (penekanan) bagian tertentu. Penataan
dapat dua bentuk komposisi letak objek di atas objek secara asimetris ini juga perlu memperha-
panggung yaitu komposisi simetris dan kompo- tikan posisi dan pergerakan pemeran di atas pen-
sisi asimetris. tas sebagai bagian dari tata pangung. Komposisi
Komposisi simetris adalah komposisi yang asimetris terkesan lebih cair dan luwes.
membagi objek atau piranti tata panggung da-

Keseimbangan
Keseimbangan Pengaturan dan penyusu- di atas sehingga tidak menghasilkan ketimpan-
nan tata letak objek dekorasi di atas pentas baik gan. Ketimpangan adalah kondisi susunan objek
itu komposisi simetris ataupun asimetris perlu yang berat sebelah. Jika salah satu bagian dari
memperhatikan faktor keseimbangan. Keseim- area panggung dibiarkan kosong sementara area
bangan dalam tata panggung adalah pengaturan yang lain terisi penuh dengan objek dekorasi,
atau pengelompokan tata latak objek dekorasi maka hal ini akan menimbulkan pemandangan

143
Gambar 59. Dokumentasi Teater Koma Tahun 2017

yang kurang menarik. Apalagi jika posisi dan banding dengan objek yang ada di belakang.
pergerakan pemain justru selalu berada di area Bahkan jumlah objek yang di belakang bisa san-
yang penuh objek tersebut. Pertunjukan seolah gat tinggi dan banyak jumlahnya.
hanya menggunakan sebagian area panggung Keseimbangan berdasar tinggi rendah di-
saja jadinya. Kejadian seperti ini tentu saja san- tata dengan meletakkan objek yang lebih tinggi
gat merugikan bagi keseluruhan pertunjukan di belakang dan lebih rendah di depan. Volume
yang dilangsungkan. Keseimbangan tata letak objek yang ada di depan bisa saja lebih lebar.
TATA PANGGUNG

objek dekorasi seperti tersebut di atas selain Jumlahnya pun juga bisa dibuat secara relatih.
berdasar pada jumlah dan volume objek, perlu Namun jumlah ini juga akan mempengaruhi pe-
juga memperhatikan pembagian area panggu- nonjolan. Jika objek tinggi di belakang hanya
ng. Artinya, tidak semua area diisi objek dan ti- satu buah sementara yang di depan jumlahnya
dak semua area dibiarkan kosong atau satu area banyak sekali, maka penonjolan ada pada objek
penuh dengan objek sedangkan area yang lain yang tinggi. Demikian pula sebaliknya. Keseim-
|
Kelas IX

kosong atau dengan objek yang tidak beraturan. bangan berdasarkan banyak sedikirnya objek
Area panggung dibagi menjadi 9 area yaitu depan semua area bisa saling menguatkan. Objek di
kanan, depan kiri, depan tengah, tengah kanan, satu area yang jumlahnya sedikit tapi volumen-
tengah, tengah kiri, belakang kanan, belakang ya besar sama kuat dengan area lainnya yang
tengah, dan belakang kiri. Masing-masing area memiliki objek berjumlah banyak namun vol-
ini bisa digunakan untuk menyeimbangkan kom- umenya kecil. Untuk penonjolan bisa menggu-
posisi objek dekorasi. Keseimbangan komposisi nakan efek tinggi rendah objek. Tergantung area
objek dekorasi bisa diciptakan dengan memper- mana yang akan ditonjolkan seperti telah dit-
timbangkan area panggung kanan dan kiri, besar erangkan dalam keseimbangan berdasar tinggi
dan kecilnya objek, banyak dan sedikitnya objek, rendah di atas.
tinggi dan rendahnya objek, terang dan gelapnya Dalam keseimbangan berdasar gelap dan
pencahayaan atau pewarnaan objek, serta area terangnya objek juga digunakan perspektif dekat
panggung depan dan belakang. dan jauh. Artinya, objek yang berada di area de-
Keseimbangan berdasar area kanan dan pan lebih terang dibandingkan dengan objek
kiri bisa dibuat dengan menonjolkan salah satu yang berada di area belakang. Selain itu prinsip
area. Misalnya, area kanan hendak ditonjolkan, objek yang ada di belakang lebih tinggi daripa-
maka objek di area kanan bisa diletakkan lebih da objek yang ada di depan juga digunakan. Se-
ke depan. Sebagai akibatnya, objek di kiri yang dangkan untuk menciptakan gelap terang objek
lebih di belakang jumlahnya harus diperbanyak. bisa menggunakan pewarnaan pada objek atau
Sementara keseimbangan berdasar area depan pewarnaan dan intensitas cahaya lampu yang
dan belakang dibuat dengan menempatkan menyinari objek.
objek yang ada di depan selalu lebih rendah di

144
Gambar Rancangan Tata Panggung
Gambar rancangan atau desain tata pang-
gung berbeda dengan gambar teknis tata pang-
gung. Gambar rancangan biasanya berupa sket-
sa dan tidak disertai ukuran-ukuran tertentu.
Gambar rancangan awal sangat bebas karena
merupakan penuangan ide atau gagasan dari pe-
nata panggung. Bisa jadi gambar ini hanya beru-
pa coretan-coretan atau sketsa baik dengan per-
timbangan pespektif atau tanpa pertimbangan
perspektif. Baru setelah dirasa cocok dan sesuai Gambar 60. Rencana Bentuk Visual Set (Sketch Up)
dengan keinginan, sketsa tersebut disempur-
nakan dan digambar secara perspektif.
Sketsa rancangan tata panggung diwar- area panggungnya. Gambar ini disebut juga
nai untuk lebih memperjelas objek yang ada di floor plan atau rencana lantai. Garis-garis yang
dalamnya. Selanjutnya dibuat tampak depan, dihasilkan sebagai akibat dari penataan objek
samping kanan, samping kiri, dan tampak atas. akan tampak jelas dan memudahkan penata da-
Gambar tampak depan dibuat dengan sudut lam meletakkan objek di atas panggung.
penglihatan sedikit dari atas. Hal ini untuk mem- Gambar rancangan tata panggung yang

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


perlihatkan objek seolah-olah dipandang dari lengkap seperti dijelaskan di atas memudahkan
sisi penonton belakang. Dimensi yang tercipta kerja penataan yang akan dilakukan. Namun, jika
dari letak objek depan dan belakang menjadi objek yang terdapat dalam gambar rancangan ti-
lebih menonjol dalam penampakan seperti ini. dak tersedia, dalam artian perlu membuat sendi-
Tinggi rendah objek menjadi kelihatan. ri, maka diperlukan gambar teknik pembuatan
Gambar tampak samping kanan atas mem- objek tersebut. Dalam khasanah tata panggung
berikan informasi yang lebih jelas mengenai ja- profesional sebenarnya hampir semua objek tata
rak antar objek di sisi atau area panggung kanan. panggung tersebut memang diciptakan. Oleh
Ketebalan objek di area panggung kanan akan karena itu tata panggung menjadi semacang
kelihatan lebih jelas. Gambar tampak samping seni tersendiri yang benar-benar membutuhkan
kiri atas memberikan informasi yang lebih jelas keahlian artistik dan teknik. Namun, dalam pem-
mengenai jarak antar objek di sisi atau area belajaran dasar, tata panggung lebih ditekankan
panggung pada peletakan atau penyusunan objek yang ter-
Gambar tata panggung tampak atas mem- sedia sesuai dengan gambar rancangannya.
berikan informasi tata letak setiap objek terkait

Gambar 61. Rencana Bentuk Visual Set (Sketsa) Gambar 62. Rencana Bentuk Visual Set (Sketch Up)

145
CAKRAWALA
tetangganya itu tidak terekspresikan secara op-
timal karena berbagai kendala, seperti masalah
tempat, dana, dan perizinan. Baru pada tahun
1998, berbarengan dengan tumbangnya rezim
Orde Baru, komunitas masyarakat Ledeng mu-
lai bergairah kembali dalam berkesenian. Ter-
bentuknya CCL juga didasarkan pada keinginan
agar masyarakat Ledeng memiliki tempat untuk
berkesenian tanpa harus menyewa gedung. IA
lebih cenderung menyebut CCL sebagai wadah
atau kantong kebudayaan bagi masyarakat seki-
tar untuk berkesenian dan berekspresi secara
bebas.

Iman Soleh, seniman asal Bandung, Jawa Tanah Ode Kampung Kami, Art Summit VII
Barat, yang dikenal sebagai pimpinan, peng- (2013)
gagas komunitas seni CCL/Center of Cultural Tahun 2007, bersama komunitas CCL ia di-
Ledeng, sering mengadakan pementasan teater undang mementaskan ‘Air’ di Lahore, Pakistan,
bersama CCL. Lahir di Bandung, Jawa Barat, 5 dan berkolaborasi serta pentas keliling bersama
TATA PANGGUNG

Maret 1965. Mulai berteater sejak 1984. Telah Sidetrack Theatre dalam produksi ‘The Tangled
aktif sebagai aktor teater dan telah lebih dari Garden’ di Taman Ismail Marzuki-Jakarta, Austr-
40 pertunjukan dan 30 pertunjukan lainnya. Ri- lia (Darwin dan Sydney). Telah banyak mencip-
wayat kesenimanannya sangat dipengaruhi oleh takan karya yang berkaitan dengan lingkungan
masa kecilnya sebagai orang kampung yang seperti: ‘Passage’, ‘Water Carrier’, ‘Air Burung’,
kaya akan kesenian tradisi. Situasinya berubah ‘Nenek Moyang’, ’Bedol Desa (1-4)’, ‘Ozone’ dan
|

manakala di sekitar rumah tinggalnya dika- Tanah yang dipentaskan di Sanggar Baru, Taman
Kelas IX

wasan Ledeng, Bandung, Jawa Barat, dibangun Ismail Marzuki, 29 April 2011 dan pada 19 Okto-
terminal yang membawa serta perubahan so- ber 2013 di acara Art Summit VII, bersama CCL
sial masyarakatnya. Dan kampung persawahan ia mementaskan ‘Tanah Ode Kampung Kami’ di
ayahnya di Cigowendah-pun disulap menjadi Graha Bhakti Budaya – Taman Ismail Marzuki.
kawasan industri. Karya dari suami Candra Wardani ini yang
Tahun 1998-2006, telah berkeliling ke bertema ‘Ozon’ Mendapat apresiasi dari Pers-
berbagai kelompok teater di Jepang, Philiphina, erikatan Bangsa-Bangsa/PBB, ia merasa kaget
Perancis, Pakistan, Brazil, Palestina, Belanda, mendapat ucapan terima kasih dari PBB karena
Yunani, Italia, Reunion Island dan negara-negara sebelumnya dia tidak pernah menghubungi PBB.
Eropa lainnya. Pengalaman proses dan perjala- Tidak hanya mahasiswa yang ikut terlibat dalam
nan tersebut menginspirasi dan mendorongnya setiap kali pementasan teater di CCL, tetapi juga
untuk membangun kantong budaya di kampung hampir seluruh masyarakat di sekitar Ledeng ikut
halamannya. Memulihkan dan membangun memberikan kontribusi terhadap setiap kegiatan
kembali spirit serta antusiasme berkesenian se- kebudayaan khususnya pementasan teater.
bagaimana yang pernah dialaminya waktu kecil.
Menjadikan kampunh halamanya, Ledeng, se-
bagai kampung seni.
Ia adalah motor penggerak untuk seluruh
kegiatan teater CCL. Sebagai seorang seniman,
ia merasa beruntung karena para tetangganya
banyak yang sudah lama berkesenian. Namun,
di era rezim Orde Baru talenta berkesenian para

146
Karyanya yang lain berjudul ‘Membaca In- akan merusak tatanan sosial dan kebudayaan
donesia Menggugat’ dipentaskan Gedung Kes- bangsa. Ia mengatakan, sebenarnya Komisi
enian Dewi Asri, Sekolah Tinggi Seni Indonesia/ Penyiaran Indonesia/KPI memiliki peran men-
STSI Bandung, bercerita tentang pembelaan gatur jam tayang televisi dan melakukan sensor
Soekarno di depan pengadilan Pemerintah Ko- terhadap tayangan-tayangan yang tidak layak
lonial Belanda. Tetapi tidak dibaca mentah-men- dikonsumsi publik. Direktur Artistik Celah-Celah
tah sesuai dengan aslinya. Teks-teks itu justru Langit/CCL, sebuah komunitas sastrawan dan
dikritisi sesuai kondisi realitas masyarakat saat masyarakat pencinta sastra di Bandung ini, me-
ini. Setiap pemain memerankan tokoh dari be- lihat KPI belum menjalankan peranannya dalam
ragam suku, mulai dari Sulawesi, Papua, Sunda, melakukan pengawasan terhadap penayangan
Jawa, hingga Batak. siaran televisi dan mereka sepertinya tidak pun-
Sebagai Seorang seniman, ia sangat priha- ya taji karena harus mendobrak bisnis kapitalis.
tin melihat program tayangan televisi swasta di Diluar dunia teater, ayah dari Albiruni dan
Indonesia jauh dari sistem nilai-nilai etika serta Mahesa ini juga dikenal sebagai pembaca puisi
estetika, sehingga bila dibiarkan terus begini dan aktif dalam dunia kesusastraan.

(Dari Berbagai Sumber)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


JELAJAH INTERNET
Untuk menambah pengetahuan, perihal membuat set gantung dapat
dipelajari secara mandiri di internet. Untuk mengetahui lebih dalam tentang
seni pertunjukan, Anda bisa kunjungi tautan di bawah ini:

https://www.youtube.com/watch?v=287RvTRzpok

RANGKUMAN
Pada umumnya bentuk-bentuk standar unit skeneri terbagi menjadi kelompok berikut ini:
1. Unit berdiri (standing Unit)
2. Unit gantungan (hanging unit)
3. Unit bangunan
4. Unit set
5. Kain kemain

Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat set artitik adalah persoalan nsur-unsur komposisi,
diantaranya :
1. Kesatuan
2. Harmony
3. Kontras
4. Variasi
5. Keseimbangan
6. Proporsi
7. Emphasis

147
TUGAS MANDIRI
Lakukan proses Analisa pada naskah dibawah ini!

TITIK TITIK HITAM


Drama Satu Babak
1956
Karya: Nasyah Djamin

Para Pelaku:
ADANG
HARTATI / ISTRI ADANG
TRISNO / ADIK ADANG
RAHAYU / ADIK HARTATI
IBU / IBU HARTATI + RAHAYU
DR. GUN

(Peristiwa terjadi di ruang depan rumah Adang. Dan sasaran penempatannya menunjukkan si pen-
ghuni memahami selera moderen, sederhana dan bersih. Di dinding bergantungan lukisan-lukisan. Di
sebuah sudut kamar, terpampang sebuah potret lukisan Hartati di atas standar. Lukisan ini baru selesai
muka dan lehernya, bagian lainnya baru merupakan sket saja. Ketika itu malam baru tiba, di luar hujan
TATA PANGGUNG

turun. Ruangan terbenam dalam suasana suram. Di sebuah dipan duduklah ibu diam tunduk sebagai
orang bersemadi. Suara langkah Adang yang mondar mandir itu terasa kosong lengang. Ia gelisah. Seke-
tika Adang terhenti di depan pintu kamar Hartati yang tertutup rapat, ada tergerak ia hendak membuka,
tapi demi ia sadar dan berpaling, matanya beradu dengan mata ibu yang kini memperhatikannya. Pintu
tak jadi dibukanya, Ia mondar mandir lagi. Cekung kurus dan letih ia kelihatan dengan jambangnya, ku-
mis dan janggut yang tak cukur beberapa hari itu, dan Ibu yang tidak tahan mendengar suara langkahnya
|

itu menegur).
Kelas IX

IBU : Kenapa kau tidak pergi tidur dulu?

(Adang hanya tertegun sedikit, lalu mondar mandir lagi. Ibu menuruti dengan mata ada terbayang
kesalnya).

IBU : Jangan mondar mandir begitu, Adang!

ADANG : Apa kata Ibu?

IBU : Jangan mondar mandir, kubilang!

(Adang memandang ibu dengan tak senang. Ia meneruskan langkah-langkahnya sebagai menant-
ang).

IBU : Adang !

ADANG : Jadi aku mesti bagaimana.

IBU : Jangan seperti orang linglung. Berbuatlah apa-apa.

ADANG : Aku sedang berbuat apa-apa sekarang. (Ia mondar mandir lagi dengan lebih tidak
peduli).

IBU : Dengar Adang. Pergi kau tidur sekarang, atau pergilah kemana saja, asal pergi dari
sini. Bisa gila aku melihatmu begitu!

ADANG : Apa salahnya aku monar mandir! (Tapi dengan kesal ia duduk juga di kursi) Ibu benci
melihatku, tidak?

148
(Tapi Ibu tidak mengacuhkannya)

ADANG : Aku perlu hadir di sini.

(Karena ibu diam saja, ia termangu sendiri. Tapi tak lama ia bisa menahan gelisahnya. Dari dalam
saku dikeluarkannya sebelah pisau belati, seperti yang dipakai pandu-pandu. Sejenak ia terkejut
ngeri memandang benda itu, tapi kemudian tersenyum hambar akhirnya. Pisau itu dimain-maink-
annya di telapak tangannya. Lalu akhirnya, dengan tak disadarinya, benda itu dipakainya menge-
tok-ngetok daun meja. Kian keras dan kian keras. Ibu memandangnya pula dengan sengit)

IBU : Adang!

(Tiba-tiba Adang berhenti, tapi matanya memusuhi Ibu).

ADANG : (Sebagai pada diri sendiri) Bagus dan kuat pisau ini. Pisau Waja asli. O, bila adalah
aku punya keberanian sekuat baja yang indah….

IBU : Tidak bisa kau berhenti!?

ADANG : (Berdiri dan memaukkan kembali pisau itu ke sakunya)

Bah, semua gerakku salah. Mondar mandir salah, Duduk salah.

IBU : Pecah otakku mendengar ributmu. Pergilah dari sini kubilang.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


ADANG : Kenapa ibu begitu benci padaku?

IBU : Janganlah berbuat rebut. Kau tahu tingkah lakumu mengganggu.

ADANG : Mestikah aku keluar dari sini? Sedang tati terbaring di sana sedang sekarat! (Menun-
juk kea rah kamar Hartati)

IBU : O tahu kau rupanya!

ADANG : Aku suaminya. Aku perlu hadir di sini.

IBU : Ya, aku tahu, kau suaminya? Kau perlu hadir di sini (Suaranya mengejek)

ADANG : Apa mau ibu sebetulnya? Tidakkah Ibu bisa merasakan apa yang erkecamuk dalam
dadaku ini?

IBU : Perlu kau menunjukkan kemana-mana kemalanganmu!

ADANG : Diam! (Tapi ia tiba-tiba terkejut mendengar suara bentakkannya sendiri, dan tertun-
duk) Kenapa sikap Ibu begitu padaku?

IBU : Kau lupa aku ibu istrimu, Adang. Anakku yang terbaring di sana. Lihatlah, mataku
ini tidak bisa lagi mengeluarkan air mata. Memang, kaulah suami yang baik, bisa
menunjukkan kesedihanmu.

ADANG : Sudah! Jangan terus mengejek begitu!

IBU : Sst! Jangan berteriak.

ADANG : (Sadar terdiam, kemudian katanya) Ingatlah, ini rumahku, dan kalau Ibu merasa ter-
ganggu, jangan aku diusir-usir begitu. Apa perlunya ibu menegur aku, biarpun aku
memekik-mekik atau meraung keras-keras di sini! Tak perlu ibu turut campur da-
lam soal-soalku dengan istriku. (demi ia melihat Ibu seolah-olah hendak berkata, ia
mengangguk-angguk) Ya, kasihmu memang besar pada anakmu. Tidak terharu se-
dikitpun, tidak tertitik air mata setitikpun, sebagai tak ada terjadi apa-apa. Ibu yang
bagus kau ini, Ibu yang bagus!

149
IBU : Deritaku sudah sampai di puncak, Adang! Sudah kering semua air mata ini!

ADANG : Derita! Semua ini adalah derita yang ibu bikin sendiri. Dengan rancangan hati Ibu
yang tidak punya perasaan itu!

IBU : Adang!

ADANG : (menepis udara dengan tangannya, menunjukkan kesalnya) Tak usahlah Ibu cakap-
cakap tentang derita. Yang ibu kehendaki kehancuran hidupku. Kehancuran Tati. Ti-
dak? Itulah yang ingin ibu lihat. Lihatlah, lihat puas-puas hidup kami yang sudah jadi
puing ini. (Ibu sebagai orang kena pukul oleh kata-kata Adang yang tidak member-
inya kesempatan membuka mulut) Begitu besar cintanya Ibu pada anak? Dari dulu
Ibulah yang kurang suka pada perkawinan kami. Tapi cinta Tati dan aku lebih besar
dan lebih kuat. Itu yang mau Ibu hancurkan. Bila Ibu memang benci pada diriku,
kenapa tidak aku sendiri yang diracun? Sekali inilah baru aku melihat seorang ibu
yang sampai hati menghancurkan hidup anaknya sendiri. Dan masih bisa berkata ia
cinta pada anaknya. Masih bisa berkata, deritanya sudah sampai kepuncaknya! (lalu
geramnya bertambah nyala melihat Ibu yang diam menunduk sebagai tak menden-
garkan itu) Puas? Puas Ibu sekarang sudah! (suaranya begitu leking)

IBU : Sst! Adang!

ADANG : Jangan bikin aku seperti kucing!


TATA PANGGUNG

IBU : Mestikah kau mengganggu Tati dengan teriakanmu?

ADANG : O, Ibu apa kau ini. Ibu apa!

IBU : Aku tidak mau dengar ocehanmu lagi.

ADANG : Cakap ibu sendirilah yang harus di jaga. Semua ini karena cakap Ibu. Fitnah sana,
fitnah sini
|
Kelas IX

IBU : Adang !

ADANG : Bantahlah ibu tidak memfitnah selama ini! Selamanya mau merasa benar.

IBU : (Dengan suara yang menahan sabar) Kau seorang yang buta. Betul-betul buta,
Adang!

ADANG : Diulangi lagi fitnah itu! Diulangi?

IBU : Aku tidak pernag memfitnah siapapun. Kaulah yang buta dan tuli. Aku menyatakan
kebenaran. Pikirmu tidak hancur hatiku menyatakan kebenaran yang begitu pahit
selama ini padamu, pada Tati?

ADANG : Jangan ulangi lagi fitnahmu itu, kubilang.

IBU : Ya, fitnahkulah yang membuat Tati sekarang berhadapan dengan maut. Tapi keta-
huilah, kaulah yang membuatnya!

ADANG : Aku !!

IBU : Ya. Kau sendiri!

ADANG : (Tertawa pahit) Hah! Sekarang aku yang membuat fitnah.

IBU : Salahmu. Salahmu semua.

ADANG : Aku!? (tertawa pahit mengejek lagi) Aku tidak heran, orang berdosa melemparkan
tuduhan kepada orang lain. Memang pencuri sendirilah yang meneriakkan orang

150
lain jadi pencuri! Bagaimana masuk akal! Aku!! (dan kemudian ia menyambung den-
gan bangga) Ibu, tidakkah ibu sadar juga bagaimana teguhnya cintaku pada Tati?
Betapa besarnya cinta Tati padaku?! Cobalah katakan, apa yang tidak aku lakukan
buat Tati. Demi Tuhan, bila nyawaku ini bisa kuberikan pada Tati, bila bisa kurenggu-
tkan dia dari maut! (sebagai putus asa suaranya yang akhir ini)

IBU : Tak perlu sumpahmu itu. Hanya akan menambah berat penderitaannya saja!

ADANG : Apa maksud Ibu.

IBU : Tati toh tidak menghendaki hidup ini lagi.

ADANG : Begitu? Penderitaan Tati yang bagaimana maksud Ibu.

IBU : Kau sendiri yang harus mengerti!

ADANG : Jangan main kata-kata lagi. Katakan, apa maksud Ibu.

IBU : Tidak Adang. Lebih baik tidak.

ADANG : Mau bikin fitnah lagi? (karena geramnya ia memegang bahu Ibu dan menkoyak-koyak-
nya. Kemudian karena ibu tidak melawan, hanya diam memandangnya, ia melepas-
kan)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


IBU : (terhenyak di dipan kembali ditolakkan Adang) Adang ! Tidak meminta tenaga ban-
yak untuk membunuh wanita setua aku ini. Seandainyapun aku mati oleh tangan-
mu, kelopak matamu itu tidak akan terbuka juga.

ADANG : Sudah ! Sudah !!(tapi tiba-tiba ia mendekati Ibu lagi dengan geram) Coba katakan,
apa maksud Ibu. Apa yang akan menambah derita Tati. Aku mau tahu!

IBU : Jawablah sendiri. Kenapa kau akan mendengarkan fitnahku?

ADANG : Katakan! Aku mau tahu, kubilang.

IBU : (setelah memandang Adang sejurus) Baik. Hatiku ini bukan dari batu. Mataku ini ti-
dak buta, masih bisa melihat dengan jernih. Rumah ini sudah hitam dengan kece-
maran dan kedosaan. Kau sudah berkali-kali kubilang, tapi kau pekakkan telingamu.
Tati juga sudah berkali-kali kubilang: hentikan permainanmu itu! Kau menipu diri
sendiri kau menipu hidupmu! Lihatlah, aku tahu memang akan beginilah akhirnya.
Kehancuran, kebinasaan. Tapia pa yang dapat kubuat? Sekarang…

ADANG : (memotong cakap) Begitu!? Memfitnah saja kerja ibu, meracun setiap orang!

IBU : Adang, kapan kau bisa melihat!?

ADANG : Jangan bicara lagi, aku tak mau dengar. Tak mau dengar!

IBU : Begitu? Kau yang memaksa aku bicara. Begitu takut kau berhadapan kebenaran!?

ADANG : Tidak cukup hatiku ini Ibu racun! Kebenaran! Sampai Hartati juga Ibu racun, Ibu ha-
sut-hasut mengatakannya menipu diri, menipu hidup. Dengar orang tua ! Bila Tati
sampai maut, ketahuilah, itu adalah karena perbuatanmu. Tidak kurelakan dosamu
sampai mati. Kau! Kaulah yang menyiksanya sampai begini ini. Kaulah yang berdo-
sa!

IBU : Dosa itu adalah perbuatan kalian sendiri!

(Pintu Hartati tiba-tiba terbuka, Dr. Gun keluar merasa terganggu. Pintu dikatupkannya kembali)
ADANG : Diam. Diam! O, celaka nanti kubuat.

151
II

Dr. GUN : Sst…! Tenanglah. Tenanglah!

(Adang dan Ibu sadar, dan keduanya terdiam. Tertebun. Tapi lalu Adang memburu Dr. Gun, penuh
dengan harapan dan cemas)

ADANG : (memegang lengan Dr. Gun) Pak Dokter…?

Dr. GUN : Ia masih belum sadar. (dan pada Ibu) Ayu sudah datang? (Ibu menggeleng) Ten-
ang-tenanglah disini.

ADANG : Kenapa si Ayu!? Kenapa Tati segan melihat aku!

Dr. GUN : Sst…! Saya peringatkan Adang, tenang. Kalian bisa membantu hanya dengan ber-
laku tenang dan sabar. Ya?

IBU : Pak Gun. Sembuhkanlah dia Dokter! (lama Ibu melihat biji mata Dokter, kemudian
suaranya sebagai tawakkal) Dia akan mati, tidak Dokter?! Bilanglah. Bilang Pak Gun.
(Dr. Gun sebagai termangu saja)

ADANG : (memegang erat-erat lagi tangan Dr. Gun) Ya? Katakanlah terus terang Pak Gun. Ya?!
(dan ketika Dr. Gun masih diam terus, suaranya seperti mengancam) Saya berhak
mengetahuinya. Saya suaminya!
TATA PANGGUNG

Dr. GUN : Sst…! Sabar Adang. Tati masih bisa sembuh.

ADANG : Masih bisa? Bagaimana maksud Pak Dokter.

Dr. GUN : tenanglah dulu. Ya, dia masih bisa sembuh. Kalau dia sendiri mau sembuh! Kalau dia
sendiri ada kemauan mau hidup kembali!
|

ADANG : Ia mesti sembuh. Mesti. Pak Gun Dokter, seorang Dokter!


Kelas IX

Dr. GUN : Adang, saya mengerti peraaanmu, tapi kuasailah dirimu. Segala kepintaransaya se-
bagai dokter hanya bisa berlaku, bila dari Tati sendiri ada kemauan untuk hidup itu.
Saya tidak berdaya sekarang ini. Tati sama sekali tidak mau membantu . Soal Tati
bukan soal keruntuhan jasmani saja, tapi lebih dalam, keruntuhan jiwa dan rohanin-
ya! (Pak Gun terdiam sejemak, lalu sambungnya) Saya hanya berharap pada Tuhan,
berharap pada turunnya sesuatu keajaiban dalam hal ini. Sekarang tenangtenan-
glah hati, kita harapkan yang baik. (Dr. Gun melangkah kea rah pintu kamar Hartati,
tapi sebelum ia membuka pintu, katanya) Beritahulah saja, bila Ayu datang. (ia ma-
suk)

III

(Adang terhenyak ke dipan, mencabik-cabik rambut)

ADANG : Ayu, kenapa si Rahayu yang selalu ditanyakannya! Tidak bisakah cintaku menolong
Tati? (dan karena Ibu bisu saja, ia jadi penasaran, dan suaranya sebagai berteriak)
Ibu! Kenapa si Ayu? Kenapa?

IBU : Si Ayu adiknya!


ADANG : Tapi itu mustahil. Ku suaminya, aku lebih rapat dengan dia.

152
IBU : (lama melihat Adang dengan rasa kasihan dan termangu. Kemudian ia mendekati
Adang dan meletakkan tangannya ke bahu Adang, katanya lembut) Adang, sabarkan-
lah hatimu. Kita berdua bernasib sama. Aku, ibunya sendiri juga segan dia meneri-
ma.

(Adang hanya mengangkat kepalanya, memandang Ibu dengan rasa yang masih
mengandung benci)

IBU : Janganlah kita bertengkar sekarang ini. Lupakanlah bencimu pada ibu, lupakan se-
jenak.

ADANG : Ibu sendiri yang harus tahu.

IBU : Adang. Hatiku ini sudah hancur, lebih hancur dari hatimu. O, janganlah kita terus
bertengkar. Bila memang sudah ditakdirkan, ajal tati akan sampai, marilah kita beri
ia kepergian yang tenang.

ADANG : (bangkit) Dia tidak akan pergi.

IBU : (Kemudian) Engkau sudah seminggu tidak tidur-tidur. Kau terlalu letih. Rebahkanlah
dirimu agak sebentar ke dalam. (Adang tidak menjawab, ia melangkah, dan di depan
jendela kekelaman malam. Hujan sudah reda, dan hatinya agak reda juga. Lalu ia ma-
suk kekamarnya, dan keluar sambil mengenakan jas hujan)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


IBU : Kemana kau Adang.

ADANG : Keluar, mencari hawa. Hujan sudah berhenti. (Diambang pintu ia tertegun, dan ber-
paling pada ibu, katanya) Bu, maafkanlah kata-kataku tadi.

IBU : (letih) Lupakanlah kejadian itu.

ADANG : (datang mendekati Ibu kembali) Kenapa si Ayu belum datang juga? Seharusnya su-
dah tiba sekarang…. Sudah dua kali tilgram kukirim (dan sabungannya seolah-olah
pada dirinya sendiri) Kenapa Ayu, si Ayu yang ditanyakannya?

IBU : Tak usah diberati pikiranmu lagi. Kita doakan dia lekas datang.

ADANG : Ya, dua kali kutilgram. Juga Trisno…. Mereka datang di gunung. (sejurus lamanya
Adang sebagai berpikit, lalu dengan tidak berkata sepatahpun ia pergi keluar).

IV

(Ibu melihatnya sampai hilang. Lalu seorang dirilah Ibu kini dengan sepinya, menarik
nafas. Dan tiba-tiba dikejutkan oleh Dr. Gun yang keluar dari kamar Hartati).

IBU : Ada apa Pak Gun?

Dr. GUN : O tidak apa-apa. Terkejut? (senyum menenangkan Ibu) Saya hanya ingin merokok
sebatang. (lalu ia duduk di kursi)

IBU : Tapi Dokter, Tati Dokter tinggalkan sendiri

Dr. GUN : Suster Sulasmi menunggu di dalam, (menjulurkan kakinya)

IBU : Letih Pak Dokter?

Dr. GUN : Agak kejang rasanya tulang belulang saya. Adang sudah tidur bu?

153
IBU : Dia keluar tadi.

Dr. GUN : (sambil mengeluarkan rokok dan memasangnya) Dia terlalu memaksa diri. Saya ta-
kut ia nanti jatuh sakit.

IBU : Pak Gun juga memaksa diri.

Dr. GUN : O, Saya! Itu kewajiban saya. Dan lagi pula mendiang suami ibu teman karib saya,
sudah sebagai saudara kandung sendiri. Ya, waktu ia meninggal ia masih berpesan
pada saya: Gun, lihat-lihatilah keluargaku! Tapi sekarang saya tidak berbuat apa-apa
untu menolong Tati.

IBU : Pak Dokter sudah berusaha habis-habisan. Akan saya ambilkan Pak Gun teh panas
sebentar? (lalu dengan tidak menunggu jawaban dulu, Ibu terus ke belakang. Dr. Gun,
kini tertinggal sendirian mengepul-ngepulkan asap rokoknya, dan matanya menge-
dari seluruh kamar. Pandangannya terpaku pada lukisan potret Hartati di standar.
Lamban ia berdiri, dan asyik merenungi lukisan itu, hingga ia dikejutkan oleh suara
Ibu).

IBU : Silahkan Pak Gun. (Meletakkan mangkuk the di atas meja).

Dr. GUN : (Dr. Gun duduk kembali di tempatnya).

IBU : Itu potret Tati. Trisno yang melukisnya. Persisi ya, pak Dokter?
TATA PANGGUNG

Dr. GUN : Ya, seperti Tati sendiri.

IBU : Cuma di lukisan itu rambutnya tidak digelung. Ia lebih manis bila bersanggul. Ram-
butnya begitu hitam, panjang, lemas dan subut. Ya, tak tahulah kesukaan orang se-
karang. Lucu rambut model buntut kuda itu. Ada-ada saja selera orang sekarang (Ibu
tertawa, juga Dr. Gun ikut tertawa).
|

Dr. GUN : Sayang, tidak selesai lukisan itu. Kapan ia di lukis Trisno?
Kelas IX

IBU : Itu sebulan yang lalu dimulainya. Dia melukis kapan hatinya tergerak saja. Lagipun
ia tak disini lagi tinggal.

(Keadaan sepi pula. Dr. Gun mengisap rokoknya sebagai melamun melihat kepulan
asap di udara)

IBU : Apa yang pak Gun pikirkan?

Dr. GUN : Hartati

IBU : Betul-betul tidak harapan lagi Dokter?


Dr. GUN : O, bukan itu. Tapi saya merasa begitu sunyi di rumah ini. Sedang di lukisan itergam-
bar wajah Tati yang begitu bahagia, begitu gembira. Seolah-olah terdengar oleh saya
gelak dan tertawanya yang cemerlang. (ia tiba-tiba tertegun melihat Ibu agak sur-
am).

IBU : Apa yang Pak Dokter katakan itu benar. Rumah ini sepi dan suram.

Dr. GUN : Ya. Suasana sepi begini membuat saya terkenang ke rumah sendiri. Ingat pada
anak-anak, pada Ibunya. Bila malam-malam begini, ibunya repot mengurusi si Ben-
gal-bengal itu, repot menceritakan dongeng-dongeng si kancil, sampai mata mereka
tertidur. Pintar ibunya bercerita, harusnya istri saya itu bisa menjadi seorang pen-
garang cerita-cerita dongeng mashur. Ya, yah. Tapi kerepotannya, ialah kerepotan
seorang Ibu yang bahagia. Rindu saya. (Dr. Gun tertawa) rindu saya pada suara rebut
mereka.

154
IBU : Pak Dokter, apa yang hendak Pak Dokter tanyakan pada saya?

Dr. GUN : (Setelah diam sebentar) Ibu, pernah Tati berkata apa-apa pada ibu?

IBU : Tentang apa Pak Gun.

Dr. GUN : Ya… Atau apa Adang sendiri? (Kemudian ia cepat menambah dengan) sudah lima
tahun Tati dan Adang kawin, tidak Bu? (Ibu mengangguk tak mengerti dan Dr. Gun
memandang Ibu tenang-tenang) Jadi, dia tidak pernah berkata apa-apa?

IBU : Bilanglah apa yang Pak Dokter katakana.

Dr. GUN : (Setelah diam sebentar) Hartati dalam mengandung satu bulan.

IBU : Dia tak pernah mengatakannya. Kenapa sekarang baru Pak Gun katakana.

Dr. GUN : Saya sangka Ibu atau Adang sudah tahu.

IBU : Kami belum tahu menahu. Kenapa dia tidak berkata.

Dr. GUN : O ya. Itu soal biasa. Mungkin tati akanmengatakan pada waktu yang tepat. (Diam
sebentar, lalu tiba-tiba) Mereka cinta mencintai?

IBU : Ya, mereka kawin juga karena cinta mencintai.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Dr. GUN : Baik itu. Tapi heran, nampaknya ada sesuatu yang membuat mereka jauh menjauhi.

IBU : Tapi belum pernah sekalipun saya ketahui mereka bertengkar. Tati selalu gem-
bira hidupnya di samping Adang. Hanya yang kurang pada Adang, ialah dia sela-
lu meninggalkan Tati sendiri di rumah. Sudah berkali-kali Adang beritahu jangan
bersikap begitu. Terlalu sering dia dinas keluar kota, terlalu sering.
Dr. GUN : Sudah lazim laki-laki harus dinas keluar kota untuk melakukan tugasnya. Saya
sendiri kadang-kadang tidak banyak waktu terluang berkumpul dengan keluarga.

IBU : Soal pak Dokter lain. Tapi Tati kadang-kadang ditinggalkan Adang, berhari-hari,
malah berminggu-minggu lamanya. Seorang istri tidak bisa sering-sering ditinggal
begitu.

Dr. GUN : Adang bukan potongan orang nakal, tidak Bu?

IBU : Tidak, dia bukan potongan orang nakal. Malah terlalu lembut dan rapuh untuk
berkelakuan nakal. Tapi, mana saya tahu kelakuanya di luar rumah!

Dr. GUN : (Diam termangu)

IBU : Pak Dokter. Kenapa bertanya sampai-sampai hal yang begitu?


Dr. GUN : Maaf Bu. Bukan maksud saya mencampuri hal rumah tangga orang lain. Tapi ini
mengenai pasien saya: Tati. Saya terpikir-pikir, kenapa ia begitu bersikeras tidak
mau membantu saya. Habis upaya saya. Sudah saya coba berkata padanya:”Ta-
ti, hiduplah. Beri isi kandunganmu itu hidup!” Tapi ia tetap berkata:”Terima kasih
Pak Gun, jangan bersusah payah” Dia melengoskan kepalanya ke dinding, matanya
dikatupkannya dengan pilu. Tidak mau peduli lagi ia pada apapun. Apa yang dapat
saya buat lagi? Nampaknya ia terlalu malangm terlalu celaka. Sudahlah Bu, maafkan
kelancangan saya yang terlanjur tadi.

IBU : Lupakanlah. Saya tidak apa-apa.

Dr. GUN : Kita doakan saja si Ayu lekas datang. Kemana sebetulnya dia?

155
IBU : Saya sendiri kurang tahu pak Gun. Pergi pindah dari rumah ini, juga tidak meminta
diri pada saya. Saya hanya dapat beritanya saja. Katanya ia mencari pondokan lain
yang dekat dengan kantor pekerjaannya. Itu sepuluh hari yang lalu. Ada sekali saya
menemuinya ke tempat barunya itu, tapi ia tak di rumah. (Sesudah diam sejurus)
Sehari sesudah Ayu pergi, Trisno juga pindah dari sini.

Dr. GUN : Mereka akan kawin?

IBU : Ayu dan Trisno? Dari siapa Pak Gun Dapat kabar?

Dr. GUN : Adang pernahmengatakan.

IBU : Tak tahulah saya. Anak-anak sekarang berbuat sesuka hatinya saja. Orang tua su-
dah tidak diajak berunding lagi. Tak ada yang disegani dan dihormati lagi. Saya tak
mengerti. (tertawa pahit) Mungkin sayalah yang sudah terlalu kolot, tidak bisa men-
gerti jiwa dan kemauan anak-anak sekarang. Di rumah ini Ayu tidak kurang apa-apa.
Saya tidak melarang dia dalam pergaulannya sehri-hari, saya tidak mencampuri
hidupnya. Tapi ia penuh dengan pikiran-pikiran merdeka, tidak mau diikat dan di-
tentukan orang lain. Pak Gun, hati saya ini hancur sudah memikirkan Ayu. Hancur
karena saya tidak bisa berbuat apa-apa. Sudah terlepas sama sekali ia dari saya. Ia
terlalu keras kepala, keras hati. O, bila terjadi lagi seperti dua tahun yang lalu….

Dr. GUN : Jangan diingat itu lagi Ibu.


TATA PANGGUNG

IBU : …..dan sekarang Tati pula. Ibunya terlalu kotor baginya, untuk dekat-dekatnya da-
lam keadaannya yang begini.

Dr. GUN : Ibu!.

IBU : Maafkan Dokter.

Dr. GUN : Tati berada dalam krisis. Bila ia dapat mengatasi yang sekali ini, ia akan selamat.
|

(ia terdiam malu pada kelemahannya sendiri, lalu berdiri. Tapi tepat di depan lukisan
Kelas IX

Hartati ia tertegun lagi memandang. Pelan sebagai pada diri sendiri ia menyambung)
Aku tidak mengenal Tati yang dulu lagi, sekarang. Kalau ada dialah sekarang!

IBU : Siapa Pak Dokter?

Dr. GUN : Ayu.

IBU : Ya, Si Ayu.

(Dr. Gun masih terus terpaku di depan lukisan Hartati, kemudian katanya sebagai
pada diri sendiri)
Dr. GUN : Ada yang putus dalam diri Tati sekarang ini. Seperti rantai kehilangan matanya. Dia
tidak mau menyambungnya kembali. Itulah sulitnya. Sebagai ia sudah berserah diri,
hanya menanti… (kemudian ia cepat menyambung, demi matanya beradu dengan
mata ibu) Kita nantikan si Ayu, si Ayulah yang dinantikan oleh Tati. (dan sambil hen-
dak membuka pintu kamar Hartati) Suruhlah dia masuk ke dalam kalau datang.
(Dr. Gun masuk ke kamar Tati. Ibu termangu lagi seorang diri. Dan ia dikejutkan kem-
bali oleh suara Dokter Gun yang keluar pula dari kamar Hartati)

Dr. GUN : Ibu. Dia menanyakan Ibu.

(Ibu tersintak, bergegas hendak masuk, tapi ditahan Dr. Gun dengan lembut).

Dr. GUN : Lapang-lapangkan hati ibu. (ibu mengangguk dan masuk).

156
V

(Dr. Gun memasang rokok sebatang lagi, tapi dalam kesabarannya menanti, matan-
ya terpancang kembali pada lukisan Hartati yang belum selesai itu. Dan dalam salah
satu detik-detik memperhatikan lukisan itulah, Rahayu masuk dengan tenang. Beber-
apa jurus ia melihat Dr. Gun begitu, di ambang pintu. Mantelnya basah. Rambutnya
yang pendek bergelombang itu, agak kusut terburai dibasahi rinai hujan).

RAHAYU : (masih diambang pintu) Pak Dokter.

Dr. GUN : Ha. Kau Ayu. (mendapatkannya dengan mata bersinar)

RAHAYU : Bagaimana Tati, Pak Gun?

Dr. GUN : Sabarlah Ayu. Tanggalkan dulu mantelmu ini. (menolong membukanya) Basah man-
telmu, kau juga agak basah. Duduklah dulu (dan menggantungkan mantel ke gan-
tungan baju) Bapa sangka kau tidak akan datang-datang.

RAHAYU : Pak Gun, Tati…

Dr. GUN : Ibumu sedang di dalam (mengangguk kea rah pintu kamar Tati, Rahayu hendak ma-
suk ke kamar Hartati, di tahan oleh Dr. Gun)

Dr. GUN : Jangan masuk dulu Ayu. Baru sebentar ini Tati menanyakan Ibumu, lebih baik jan-

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


gan dikejuti dia dulu. Sejak ia sakit, dia hanya mau melihat saya dan suster Sulasmi
dekat-dekatnya.

RAHAYU : Pak Gun. Ia tidak akan…, tidak akan pergi, Pak?

Dr. GUN : Kita masih punya harapan. Duduklah, tenangkan hatimu.

RAHAYU : (duduk) Aku tidak menyangka, Pak Gun. Tati yang mempunyai watak keras hati dan
pantang mundur begitu! Payah penyakitnya Dokter?

Dr. GUN : (Mengangguk) Orang yang berwatak keras seperti dia bisa hancur luluh sekaligus,
bila terkena sekali tepat-tepat. Patah seperti patah baja.

RAHAYU : Patah!

Dr. GUN : Ya, patah. Sesuatu telah mematahkannya di dalam, dan dia sendiri mau tinggal da-
lam kepatahannya itu berbenam dalam keruntuhannya. Dan wataknya yang keras
itu kini sebagai dikerahkannya sepenuhnya untuk kebinasaan diri sendiri.

RAHAYU : Sejak kapan ia begitu, Pak Gun?

Dr. GUN : (tidak langsung menjawab. Ia memandang Rahayu sebagai mengajak, lalu katanya)
Kau tidak tinggal disini lagi, Ayu?

RAHAYU : Tidak. Sejak sepuluh hari yang lalu. (Tapi tiba-tiba ia menatap Dr. Gun dengan curiga)
Tapi, Pak dokter!!!

Dr. GUN : Ya?


RAHAYU : Bapak mau mengatakan, bahwa kepindahan saya dari rumah ini, yang menyebab-
kan Tati jatuh sakit!?

Dr. GUN : Saya tidak bilang begitu.

RAHAYU : Mata Pak Dokter bilang begitu!


Dr. GUN : Kau gelisah karena terlalu letih Ayu. (keduanya terdiam sebentar lalu Dr. Gun men-
yambung) yang hendak sya katakana, ialah hatimu sudah jauh betul dari rumah ini.

157
RAHAYU : (Masih berperasaan tidak senang) Itu soalku sendiri.

Dr. GUN : Hargakanlah sedikit Ibumu, Ayu.

RAHAYU : Aku tetap menghargakannya. Dan aku toh merdeka menempuh jalan hidupku sendi-
ri yang kuanggap baik buatku?

Dr. GUN : Tentu. Tentu!

RAHAYU : Dan apa salahnya aku berani hidup sendiri di atas kakiku, meninggalkan ketiak
Ibuku?

Dr. GUN : Tentu. Tentu! Saya juga tidak bilang kau salah.

RAHAYU : (Suara menantang) Bapak Gun masih memandang aku seperti anak-anak. Tidak,
Pak Dokter. Aku bukan Ayu 10 tahun yang lalu, yang menangis bila melihat jarum
suntik Dokter. Aku sudah dewasa. Pak Gun lupa itu!

Dr. GUN : (tersenyum) Berapa umurmu sekarang Ayu?

RAHAYU : Aku? Dua puluh dua!

RAHAYU : (Merasa dianak kecilkan) Pak Gun! (berdiri geram menghentak lantai dengan kakin-
ya). Aku bukan anak-anak lagi! Aku kecewa melihat Pak Gun, kecewa. Pak Dokter
masih memandang perempuan seperti makhluk yang harus dilindungi seperti anak
kecil! Bah, aku sanggup berdiri sendiri, aku tahu apa yang kulakukan. Dengan kes-
TATA PANGGUNG

adaran! Mau Pak Dokter, aku jangan tinggalkan pelukan orang tua. Jadi anak manis
di rumah, tidak perlu payah-payah, semua akan diatur oleh orang tua! Begitu? Ya,
akulah contoh anak yang tidak membalas guna pada orang tua, tidak? (tertawa sinis)

Dr. GUN : Ayu, saya juga tidak bilang kau salah berani hidup merdeka begitu.

RAHAYU : Janganlah ambil sikap yang merendahkan! (tegang diam seketika suasana, kemu-
|

dian kata Rahayu agak tenang) Katakanlah, apa sebetulnya yang hendak Pak Gun
Kelas IX

bilang.

Dr. GUN : Kau sayang pada Tati?

RAHAYU : (agak tercengang) Kenapa bertanya begitu.

Dr. GUN : Sayang pada Ibumu?

RAHAYU : Lucu! Aku sayang pada mereka berdua dengan caraku sendiri.

Dr. GUN : Bila kau sayang pada ibumu, hormatilah dia. Sudah terlalu makan hati ia karenake-
lakuan-kelakuanmu. Sudah terlalu hancur dia melihat nasibmu yang malang, meli-
hat keadaan yang menimpa Hartati.

RAHAYU : Pak Dokter. Simpanlah nasihat-nasihat bapak itu, aku tak perlu. Dan kalau ada
maksud Bapak mau mengatakan sesuatu, katakanlah terus terang, tak usah berpu-
tar-putar. (tertawa pahit sambil berkata lagi) Jadi toh Pak Gun menganggap akulah
yang membawa bencana di rumah ini. Karena kepindahanku, Tati binasa, hati Ibu
hancur? Semua karena aku. Tidak begitu, tidak?

Dr. GUN : (menahan hati) Ayu!

RAHAYU : Aku bukan anak kecil lagi.

Dr. GUN : Dengarkan dulu.


RAHAYU : Ingat aku sudah dewasa, aku sudah… sudah… (melihat Dr. Gun hanya mengang-

158
guk-angguk dengan pandangan yang tajam dan mengejek, tiba-tiba Rahayu terhen-
ti).

Dr. GUN : Ya ?

RAHAYU : (dengan suara menantang) Ya! Pak Dokter belum lupa rupanya. Ya, aku sudah seo-
rang perempuan! Perempuan! Nah, itu! (Tertawa pahit mengejek) Dua tahun yang lalu
itu, tidak? Masih ingat Dokter Gun? Itu yang Dokter maksud bukan?

Dr. GUN : Buat apa disinggung-singgung yang lalu Ayu.

RAHAYU : Ya, Aku bukan gadis lagi. Supaya Dokter jangan lupa. (demi melihat muka Dokter Gun
yang kurang merasa enak itu, ia meneruskan) Alla! Lihatlah! Takutnya lagi Dr. Gun
pada perbuatannya sendiri.

Dr. GUN : Kuharap kau menutup mulutmu itu Ayu!

RAHAYU : (makin naik perangsangnya) aku harus berterima kasih, berterima kasih, pada Dok-
ter Gun. Bencana itu telah Dokter hindarkan dari badanku ini. (sambil menepuk pe-
rutnya) Dua tahun yang lalu itu, tidak? Aku datang pada Dokter Gun dengan air mata
bercucuran, minta bibit yang mulai hidup di perutku ini, digugurkan! Tidak?

Dr. GUN : Tidak mau diam kau, Ayu!

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


RAHAYU : (sebagai orang kemasukan) Dan bibit nyawa itu Dokter gugurkan dengan rahasia.
Rahasia antara kita berdua saja! O, aku masih budak kecil, waktu itu, masih hijau.

Dr. GUN : (lemas sebagai orang kena pukul) Kalau tidak karena mendiang ayahmu tidak akan
saya lakukan perbuatan itu. Itu kau tahu, dan saya tidak kasihan padamu!

RAHAYU : Toh dasarnya kasihan. Kasihan untuk menolong kehormatan nama, kehormatan
keluarga bapakku.

Dr. GUN : Kau tahu aku telah melakukan pelanggaran yang besar?

RAHAYU : Apalah artinya pelanggaran untuk kebaikan dan membersihkan kehormatan diri
Dokter! Membunuh sekalipun, seperti yang aku lakukan, seperti yang kita lakukan
berdua itu!

Dr. GUN : Sudah ! Sudah ! Kau tidak perlu berterima kasih padaku.

RAHAYU : Dokter, Dokter! Kusangka mulanya, Dokter lakukan itu karena kasihan padaku. Atau
karena mengerti aku. Manusia mau berbuat pelanggaran karena dua sebab itu, ti-
dak!

Dr. GUN : Saya tidak mau dengar lagi.

RAHAYU : Ya? Jadi toh tidak berdasarkan kedua sebb itu? Dokter Gun, kau tidak pernah berka-
ta terus terang. Tapi tindakanmu, pandang matamu, semuanya menunjukkan Tuan
melihat saya ini sebagai seorang yang kotor, seorang perempuan jalang.

Dr. GUN : Ayu!

RAHAYU : Berterus teranglah.

Dr. GUN : Rupanya kau senang dengan dosa dan kejatuhanmu sendiri, ya! Saya tidak mengerti
apa yang kau banggakan dengan itu

RAHAYU : Katakanlah kau memandangku tidak lebih dan tidak kurang dari seorang jalang!
Dr. GUN : Itu soalmu sendiri. Kau merdeka menganggap dirimu bagaimana kau suka.

159
RAHAYU : (menggeleng) Kusangka Tuan mengerti aku selama ini.

Dr. GUN : Saya tidak mengerti. Saya tidak tahu apa maumu dengar nona. Saya tidak keberatan
pada wanita-wanita yang merdeka seperti kau ini, berani membina dan bertujuan
hidup sendiri. Tapi kau lupa kemerdekaan bukan berarti bebas, atau berbuat sesuka
hatimu. Kemerdekaan berarti, harus berani memikiul tanggung jawab konsekwensi
kemerdekaan itu sendiri.

RAHAYU : (tertawa mengejek) Perlukah Dokter berkuliah tentang kemerdekaan padaku? Aku
tahu dengan sadar, apa yang kukehendaki, aku sadar apa yang kulakukan, aku sadar
apa yang kupilih.

Dr. GUN : Kau mencampur baurkan kemerdekaan dengan tidak beraturan. Kau lupa ke-
merdekaan punya batas-batas, tidak bisa lepas dari hukum-hukumnya sendiri.

RAHAYU : Dokter, Dokter! Kesadaran itulah yang perlu, kesadaran. Sudah kubilang berkali-kali.
Waktu kau menolong aku dua tahun yang lalu. Tidak ada kesadaranmu.

Dr. GUN : Ya. Kesadaran! (tertawa mengejek) Dengan kesadaran kau lakukan dosamu dengan
laki-laki waktu itu?

RAHAYU : Ya. Dengan sadar!

Dr. GUN : Begitu? Dan setelah kau ditinggalkannya, kau datang padaku, minta aku jadi sekutu-
mu, membunuh nyawa di kandunganmu?
TATA PANGGUNG

RAHAYU : Dokter, dosa pembunuhan itu dosa kita berdua. Tidak kau tahu itu? (tertawa)

Dr. GUN : Ya. Apa maumu sebetulnya sekarang?

RAHAYU : (tertawa lagi) Tidak apa-apa. Lihatlah takutnya dokter Gun lagi. Ya, sekarang Dokter
tahu, kita berdua adalah pelanggar hokum, pelanggar segalanya. Kita sama-sama
|

pembunuh.
Kelas IX

Dr. GUN : Bila kau hendak membongkar ini di depan pengadilan silahkan.

RAHAYU : O, tidak, tidak. Kenapa aku menghianati Pak Dokter? Kita toh sudah dewasa, tidak?
Nah pandanglah aku dengan kacamata moralmu yang baik itu! Kita sama-sama hi-
tam.

Dr. GUN : Cukup sekali itu aku jadi pembunuh. Jangan kau harap aku akan mau begitu bodoh
lagi seperti dulu!

RAHAYU : Aku juga tidak bodoh akan datang pada Dokter lagi. Lebih baik aku bunuh diri.

Dr. GUN : Percaya nona.

RAHAYU : Kau tidak percaya? Tidak percaya?

Dr. GUN : Percaya! Kau akan lakukanitu dengan sadar.

RAHAYU : Mau melihat buktinya?

Dr. GUN : (lebih menghina) Orang seperti kau ini? Yang begitu cinta pada dunia, yang begitu
cinta pada diri sendiri? Hah, kau hanya bisa berkata, bahwa kau berbuat dengan
sadar, memilih dengan sadar, tapi tidak berani memikul akibat perbuatanmu yang
merdeka itu.

(Tiba-tiba Rahayu yang tidak bisa mengendalikan, kepanasan hati, telah menmpar
Dr. Gun. Ia sendiri terkejut karena perbuatannya itu, sejurus kemudian keduanya

160
berpandangan bercampur kejut dan heran, lalu tiba-tiba pula Rahayu tersedu-sedu
membelakangi Dokter Gun. Suasana jadi bingung karena letusan yang tidak terduga
itu. Dan Dr. Gun membiarkan Rahayu agak rega. Kemudian ia mendekati Rahayu, ka-
tanya)

Dr. GUN : (meletakkan tangannya ke bahu Rahayu) Ayu, kita berdua sudah berlaku seperti
orang bodoh. (Rahayu masih tersedu juga) Kita lupakan kejadian ini, ya? Kita terlalu
egoistis mempertengkarkan diri sendiri.

(Rahayu merenggutkan bahunya dari tangan Dr. Gun, ia membalik, dan sambil men-
gais airmata habis-habis, ia menegakkan kepalanya menantang mata Dr. Gun).

RAHAYU : Dengar pak Dokter! Kuceritakan apa yang belum Bapa ketahui! Pemuda itu tidak
melemparkan aku seperti sampah. Dia dan aku sadar, waktu kami melakukan per-
buatan kami, sehingga nyawa itu tumbuh di kandunganku. Oh bila memang satu
kesalahan, perbuatanku menyerahkan diriku padanya, dan dia menyerahkan dir-
inya padaku, sebelum kawin, sudah hampir akan kawin. Aku tidak menyesal telah
berbuat demikian. (sejenak Rahayu terdiam, kemudian sambungnya dengan suara
terharu) Pak Gun, mula-mula aku menolak permintaannya itu, aku menjabarkannya
supaya menunggu sampai kami kawin. Ia tidak mendesak, tapi wajahnya itu. Se-
bagai aku melihat pada wajahnya, bahwa sesuatu akan terjadi. Dan aku menyerah,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


memberikan sebagian diriku, keseluruhan jiwa dan tubuhku. Lalu, tiba-tiba, sebulan
kemudian datang kecelakaan itu. Kepalanya jatuh. Ia gugr!

Dr. GUN : Kau tidak pernah membilang ceritamu ini.

RAHAYU : Kenapa aku akan menceritakannya pada orang lain di dunia ini? Soal itu soal antara
aku dan dia, dan alam. Mengertikah Pak Dokter sekarang kenapa aku harus berteri-
ma kasih ata pertolongan Pak Gun? Kenapa kita berdua jadi pembunuh nyawa yang
tak berdosa yang tak boleh lahir itu? Siapa yang percaya padaku? Aku harus mem-
bunuh sebagian diriku yang diberikannya padaku. Manusia tidak mau melihat nama
dan kehormatan. Bapaku dan keluargaku ternoda karena kelakuanku. Teganya aku
menghancurkan hidup anak sebgai yang kukandung. Dan aku akan menghancurkan
lebih dulu, sebelum ia berbentuk, sebelum ia lahir ke bumi sebelum ia bisa berpikir.

Dr. GUN : Ya. Aku mengerti apa yang kau derita Selma ini.

RAHAYU : Sudahlah, sekarang Pak Gun tahu.

(Rahayu mengambil mantelnya dan hendak mengenakannya).

Dr. GUN : Ayu.

RAHAYU : Aku pergi sekarang.

Dr. GUN : Kau tidak bisa pergi begitu saja.

RAHAYU : Tidak diperlukan aku lagi di sini, Pak Gun.

Dr. GUN : Jangan tinggalkan tati, Ayu. Dia perlu padamu.

RAHAYU : Aku?

Dr. GUN : Ya, kau. Bibirnya hanya menyebut-nyebut namamu. Ibunya dan suaminya tidak
dipedulikannya. Hanya kau sendiri.

RAHAYU : Aku?

161
Dr. GUN : Kupikir kaulah orang yang dipercayainya. Saya tidak bisa menolongnya lagi. Kaulah
yang bisa menariknya dari kepatahannya. Berikanlah ia semangat hidup kembali,
dan ia akan bisa mengatasi krisis ini.

RAHAYU : (Menggeleng) Aku tidak yakin bisa menolongnya.

Dr. GUN : Ini harapan kita yang terakhir, Ayu.

RAHAYU : Dia akan benci melihat saya.

Dr. GUN : Hilangkanlah perasaanmu itu. Kau harus yakin. (Rahayu tertegun dan diam)

Dr. GUN : Apa yang kau ragukan?

RAHAYU : Pak Gun tidak tahu apa yang terjadi antara saya dan Tati.

Dr. GUN : Yang sudah-sudah jangan dipikir lagi.

RAHAYU : Aku bisa melupakannya. Tapi Tati! Pak Gun, hatinya penuh benci padaku. Tidak bisa
ia memaafkan aku. (Setelah diam ia menyambung lagi) Kami bertengkar, Pak Gun.
Itulah maka aku pergi dari rumah ini. Begitu kasar ia menghina aku, hatiku penuh
benci meluap-luap dan ia kutempeleng. Rumah ini seperti neraka bagiku, karena
dia. Dia yang berwatak kera hati, pantang mundur. Dia tidak mau kalah, aku yang
harus selalu kalah.

Dr. GUN : Perkelahian begitu tidak akan menerbitkan dendam yang sebesar kau sangka Ayu.
TATA PANGGUNG

RAHAYU : Ini bukan perkelahian kecil. Pak Gun. Tati dank u berkelahi karena memperebutkan
seseorang (memandang Dr. Gun) Tak usahlah aku menyebut-nyebutnama. Selalu
aku yang harus kalah oleh Tati. Dan perkatannya, begitu menusuk hatiku (tertawa
pahit). Ayu, Ayu katanya. Cobalah rebut dia, kau toh sudah berpengalaman dua ta-
hun yang lalu dengan kejalanganmu! Pak Gun, aku toh jalang, seorang jalang, tidak?
|

Dr. GUN : Ayu! Jangan ucapkan kata itu lagi.


Kelas IX

RAHAYU : Maafkan Pak Gun. (Kemudian menyambung) Tati tidak mau melepakannya. O, bila
tidak kukuasai diriku waktu itu, bisa aku membunuhnya. (diam pula sejenak, dan
kemudian dengan menggeleng ia berkata) Kini ia jatuh dan patah. Aku yang mema-
tahkannya! Benci aku pada diriku, aku muak dengan kemenanganku. Pak Gun, bisa
aku memberikan padanya kemauan untuk hidup itu lagi? Sesudah ia kupatahkan?

Dr. GUN : Kau harus berusaha untuk Tati.

RAHAYU : Aku tidak bisa melihat matanya Pak Gun.

Dr. GUN : Kau tidak berani?

(Lama Rahayu tidak menjawab, dan menjauhi pandangan Dr. Gun)

Dr. GUN : Ayu. Hadapilah dengan hati besar dan terbuka wajah Tati. Yang penting sekarang ini,
ialah kewajibanmu untuk mengembalikan kepercayaan hidup bagi Tati.

162
VI

(Pintu kamar Hartati terbuka dn Ibu keluar mendapatkan Dr. Gun).

IBU : Pak Gun. Ia tak sadarkan diri lagi.

Dr. GUN : (Memandang Ibu, kemudian memandang lagi pada Rahayu) Mau kau Ayu?

RAHAYU : (Mengangguk pelan) Ya. Aku berjanji.

(Dr. Gun masuk kamar Hartati. Ibu memandangi Rahayu yang tertunduk).

IBU : Kapan kau datang.

RAHAYU : Baru saja.


IBU : (Mengajak ke atas dipan, dan mengai matanya) Ibu pikir kau sudah tak ingat rumah
ini lagi.

RAHAYU : Aku datang dengan kereta penghabisan. Tilgram kami terima di tempat kami mengi-
nap. Sudah tiga hari terletak di situ.

(Diam keadaan seperti kehabisan bicara Ibu dan anak).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


IBU : Tati menanyakan kau lagi.

RAHAYU : Aku aknan masuk sekarang. (Ia melangkah ke kamar Hartati, tapi ibu berkata).

IBU : Ayu. Kesini dulu.

(Rahayu mendekat dan menanti dengan sabar apa yang hendak dikatakan Ibu).

IBU : Tidak ada lagi harapan untuk Tati.

RAHAYU : Kenapa Ibu berkata begitu?

IBU : Ibu sudah tahu. Dia sudah bertekad tidak mau hidup lagi. Hendaknya Tuhan men-
gampunkan kesalahan-kesalahannya.

RAHAYU : Ibu bicara seolah-olah dia sudah pergi.

IBU : Tak ada yang bisa menolong, dia sudah memilih. Sejak ia jatuh sakit malam-malam
hujan lebat itu, pergi mencari kau, mencari Trisno, ia sudah memilih. Kau menger-
ti apa maksudku? (Dan demi melihat Rahayu tidak menjawab, ia mengulangi) Kau
mengerti maksudku, Ayu? (Barulah Rahayumengangguk dan Ibu menyambung lagi).
Memang begitu akhirnya, salah satu harus binasa. (Kemudian) Mana dia?

RAHAYU : Mengantar koper-koper ke rumah. Nanti dia menyusul.

IBU : Kemana saja kalian berdua selama ini.

RAHAYU : Ke gunung.

IBU : Ke gunung. Berdua-duaan saja. Seperti laki istri. Pantas perbuatanmu itu!

RAHAYU : Dia perlu rawatan, perlu teman.

IBU : Dia bukan muhrimmu, bukan suamimu.

RAHAYU : Ibu, Dia perlu hawa segar di gunung.

IBU : Buat apa kau ikut dengan dia. Dia bisa pergi sendiri. Dia bukan adikmu, bukan kaka-
kmu, bukan saudaramu…!

163
RAHAYU : Dia manusia Ibu. Dan aku cinta padanya.

IBU : Hah, cinta! Peturutkanlah hatimu yang tak bertepi, Ayu. Perempuan ditakdirkan
menjadi Ibu di bumi ini dan menjaga kehormatan ke ibuanya itu. (Menggeleng-ge-
lengkan kepala). Cinta, bah cinta! Mau kau ulangi kejadian dua tahun yang lalu. Kau
sudah tak ingat lagi perbuatanmu? Itu cinta yang kau maksud?

RAHAYU : Ibu, aku tahu apa yang kukehendaki. Bilapun akan terjadi lagi seperti dulu, aku
akan… (Tiba-tiba diam).

IBU : Akan mengapa kau?

(Rahayu tidak menjawab).

IBU : Akan mengapa kau. Bunuh diri?

RAHAYU : (Nekad) Ya. Bunuh diri.

IBU : Seperti Tati? Gampangnya kau menyebut itu lagi, sebagai bukan apa-apa! Itukah
jalan lepas? Itukah kebenaran?

RAHAYU : Aku tak tahu, tak tahu.

IBU : Ayu. Bunuh diri memang jalan yang paling gampang untuk menghindarkan segala
tanggung jawab. Kejatuhan dan dosamu tidak akan bisa dibersihkan dengan jalan
itu.
TATA PANGGUNG

RAHAYU : Sekali ini aku tidak peduli apa yang akan terjadi. Dia tidak akan kulepas. Tidak akan
kulepas!

IBU : Ya. Biarpun akan mengorbankan orang lain. (Menahan Rahayu yang hendak berkata)
janganlah bantah. Dengarkan! Aku heran, kenapa kalian sekaran begini. Siapakah
yang salah disini? Aku? Sebagai ibu? Bapamu? Atau pendidikanmu yang terlalu ting-
|

gi? Dari kecil kalian berdua tanamkan kepercayaan pada agama, pada tuhan, tapi
Kelas IX

semuanya itu kini sedikitpun tidak ada tinggal.

RAHAYU : Baik ibu, aku yang salah.

IBU : Kau keras kepala Ayu! (Setelah diam tegang, Ibu meneruskan) Apa yang kau percayai
lagi? Pikiranmu? Kebenaran dirimu sendiri?

RAHAYU : Sudahlah Ibu. Aku tidak mau menyakiti hati Ibu.

IBU : Kau sudah menyakiti hatiku. Sudah hancur hati ini.

RAHAYU : Aku tidak mau bertengkar dengan Ibu soal itu.

(Rahayu membelakangi Ibu dan hendak masuk kamar Hartati, dilihati Ibu dengan
sayu)

IBU : Ayu, kesini dulu!

RAHAYU : Bila Ibu hanya akan mengeluarkan sesalan-sesalan lagi….

IBU : (Letih) tidak. Duduklah dekat ibu sini.

(Rahayu duduk di sisi Ibu di dipan, tapi lama keduanya berdiam diri. Ibu memandang
lantai, dan Rahayu kaku membatasi diri. Kemudian barulah ibu mengangkat kepalan-
ya, seperti mengguncangkan segala beban dari bahunya. Keras-keras ia mengais air
matanya. Lalu mata mereka beradu. Ibu masih tak dapat berkata. Hiba dan putus asa
kelihatannya).

164
RAHAYU : Kenapa Ibu menangis?

IBU : (Memegang jari Rahayu) Tidak.

RAHAYU : (Cair lembut) Apa yang hendak ibu katakana.

IBU : (Membarut-barut jari Rahayu) Tak tahu lagi Ibu apa yang hendak dikatakan. Kau su-
dah besar begini, sudah dewasa. Dan aku sudah tua. Aku sadar kau tidak ada hak
lagi atas diri dan hidupmu. Kita sudah jauh terpisah dan hidup sebagai orang asing.

RAHAYU : Aku masih cinta pada Ibu. Kita tidak kehilangan. Antara kita masih ada saling men-
gerti dan saling mencinta.

IBU : Ya, ibu sudah bisa tentram sekarang. Lucu, sebelum ini Ibu juga tahu, aku kehilangan
kau berdua: Tati dan Ayu. Kesadaran itu menyayat hati ibu. Tapi sekarang tidak lagi.
Karena kau sendirilah yang berhak memilih dan menentukan hidupmu sendiri. Ya,
kita sudah terpisah, tapi janganlah kita berpisah dengan hati yang benci membenci.
Itulah yang hendak ibu katakan.

RAHAYU : Aku tidak pernah benci pada Ibu.

IBU : Ibu tahu. Aku Ibumu, kau anakku. Kita punya hidup sendiri-sendiri. Sekarang kita
berhadapan sebagai kawan dengan kawan, sebagai manusia dengan manusia. Kita

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


tetap berbaikan, ya?

RAHAYU : Ibu, maafkan segala perbuatanku yang pernah melukai hati Ibu.

IBU : (Tertawa sambil mengusutkan rambut Rahayu) Gila kau. (Kemudian) pergilah pada
Tati sekarang.

RAHAYU : (Mendekap Ibu tiba-tiba) Hatimu hati malaikat Bu. (Sejenak mereka berpelukan den-
gan mesranya, kemudian ibu melepaskan raihan lengan Rahayu pelan-pelan) Bu! Aku
sengaja merenggutkan dia dari Tati. Karena aku cinta padanya, karena aku tidak
bisa melihat Tati…. O, mengertikah ibu maksudku? Tapi Tati patah….

IBU : Ibu Mengerti. Masuklah menemui Tati.

Berdasarkan hasil menganalisa naskah tersebut, maka tentukanlah

1. Tentukan tema serta penglataran setting berdasarkan hasil menganalisa

2. Buatlah gambar rancang set menggunakan teknik komposisi dan keseimbangan

165
PENILAIAN HARIAN
Setelah melakukan proses Analisa terhadap naskan, maka lanjutkan dengan membuat gambar
rancang property dengan menggunakan form di bawah ini.
Kesesuaian antara gambar rancang dengan hasil Analisa merupakan hal yang menjadi penilaian

Form Tugas Analisa Penglataran Naskah

Analisa
Gambar Rancang
Penglataran
Adegan/Babak:

Judul Naskah:

Latar Waktu:

Latar Tempat:
TATA PANGGUNG

Latar Suasan:
|
Kelas IX

REFLEKSI
Setelah mempelajari materi pada bab ini, Anda dapat mengetahui secara proses serta Teknik pem-
buatan set gantung . Materi manakah yang menurut Anda sulit untuk dipahami? Cobalah untuk berdi-
skusi dengan teman maupun guru Anda ! memahami materi di bab ini sangat berpengaruh untuk bisa
menguasai materi pada bab selanjutnya

166
BAB IX

Menganalisi
Piranti Tangan & Set Panggung
Berdasarkan Teks Lakon

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan memepelajari bab ini siswa dapat menelaah set gantung dan piranti tangan berdasarkan teks
lakon, menyimpulkan karakteristik set gantung dan piranti tangan berdasarkan teks lakon, mengo-
lah set gantung dan piranti tangan, memaparkan proses pembuatan set gantung dan piranti tangan
berdasarkan teks lakon.

PETA KONSEP

MENGANALISIS PIRANTI TANGAN DAN


SET GANTUNG BERDASARKAN TEKS LAKON

ANALISA NASKAH
MEMBUAT RANCANGAN

KATA KUNCI
set property, alat dan bahan, produksi

167
PENDAHULUAN
Tugas sebagai penata artistik bertujuan un- sebuah pementasan teater. Gagasan ini lahir dari
tuk membuat visualisasi secara artistik pada se- penata artistik ataupun dari sutradara, keduan-
buah pertunjukan teater. Visualisasi ini dilakukan ya ini memberi gagasan penting dalam sebuah
dengan cara memberi ungkapan melalui stage pertunjukan. Sutradara disini memberikan ga-
property, handproperty, costum dan latar tem- gasan secara bentuk atau keseluruhan agar dapat
pat. Berhubungan dengan hal itu dapat dikatakan dinikamti secara utuh. Keutuhan ini meliputi
bahwa dalam tahapan seorang penata artistik ha- keaktoran, musik, artsitik dan yang menunjang
rus memiliki konsep atau gagasan dengan penaf- dalam pertunjukan teater ini.
siran terhadap naskah yang akan dipentaskan. Dalam bab kali ini yang akan menjadi con-
Maka harus memperhatikan gagasan atau penaf- toh dalam menganalisis naskah untuk kebutuhan
siran terhadap naskah tersebut. penataan artistic adalah sebuah naskah Laby-
Apabila tujuan ini sudah tercapai maka rinth karya David Guerdon terjemahan Basoeki
seorang penata artistic telah mencapai apa yang Rachmat.
diinginkannya untuk menampilkan secara artstik

A. ANALISIS NASKAH
Proses awal sebagai seorang penata artis- sebagai contoh adalah Analisa naskah pada ma-
tic dalam berproses artistic adalah menganilisa teri ini. Adaun hal yang perlu dianalisa antara
TATA PANGGUNG

naskah, ini penting untuk diperhatikan ketika lain lakon dan pengarang, pentemaan, synopsis,
penata artistic akan menggarap naskah realis, penglataran.

1. Lakon dan pengarang


Naskah “Labyrinth” karya David Guerdon ini judul yang sebenarnya yakni The Laundry
dan di terjemahkan oleh Basoeki Rachmat menjadi Labyrinth, karena kata sebuah labyrinth
|

ini merupakan kata sebuah tempat yang penuh teka-teki dan penuh misteri dalam naskah.
Kelas IX

Dari judul yang sudah disadur ini ingin membicarakan tentang manusia, kebenaran dan
Tuhan, dimana antara ketigannya ini menciptakan ego pada manusia untuk mendapatkan
sebuah kebahagian. Labyrinth atau The Laundry ini merupakan setting peristiwa jaman
pada pemikiran indusrial agraris. Jaman pemikiran ini merupakan masyarakat desa yang
jaman peralihan terhadap mesin mesin untuk melakukan aktifitas mata pencaharian seperti
pertanian, pecucian, dan lain sebagainya dan jaman ini mulai bergesernya dari masyarakat
pedesaan menuju masyarakat perkotaan, yang tadinya masyarakat mengunakan tenaga ma-
nusia dan membutuhkan waktu lama menjadi masyarakat yang tidak membutuhkan proses
dan serba cepat. Mesin-mesin yang mulai menyingkirkan tenaga manusia untuk dalam hal
ekonomi, teknologi, pertanian dan kebutuhan manusia pada jaman tersebut. Dalam naskah
ini menceritakan sebuah rumah usaha binatu, dimana tenaga kerjanya berasal dari tangan
manusia itu sendiri, akan tetapi pada akhirnya tenaga manusia ini tersingkir oleh mesin yang
sangat mudah untuk digunakan dan tidak memakan banyak biaya dan efektif. Jaman ini
menyebar dan juga mempengaruhi kebudayaan dan mengubah masyarakat semakin terpu-
ruk karena tenaga manusia diganti dengan mesin.
Hubungan antara lahirnya pemikiran industrial agraris dengan diri manusia atau ego
manusia itu tersebut manusia menginginkan sebuah kebahagian dengan pola kehidupan
yang terus mengalir dan terus berkembang. Perkembangan ini manusia ingin merubah
hidupnya dari kesalahan atau dosa untuk hidup bahagia, akan tetapi hal itu sedikit rumit
karena adanya diluar diri manusia yakni mesin ataupun industri yang menguasai dalam diri
manusia tidak hanya kebahagian tapi tentang masa lalu yang membuat manusia lahir se-
buah penyesalan. Manusia menciptakan sebuah kesalahan atau dosa yang mengakibatkan

168
sebuah bencana ataupun monster yang di dalamnya terdapat sebuah kebenaran bagi manu-
sia untuk menebus dosa-dosa yang telah diperbuat oleh manusia. Naskah “Labyrinth” karya
David Guerdon terjemahan Basoeki Rachmat ini merupakan naskah yang asal judulnya ada-
lah The Laundry (binatu) dalam bahasa inggrisnya dan menjadi Labyrinth yang si sadur oleh
Basoeki Rachmat. Selain itu dalam pementasanya Payung Hitam pernah mengganti judulnya
dengan Binatutaurus dimana dalam pementasannya inmenghubungkan seekor minotaurus
monster mitolgi Yunani. Bahwa dalam sebuah binatu atau laundry ini terdapat sebuah dosa
ataupun sebuah monster sebagai penyadaran terhadap rumah Binatu ini. Minotaurus dan Bi-
natu ini merupakan sebuah dosa dan tempat dimana manusia ingin menemukan kebeneran
dan sebuah kebahagian untuk diri manusia itu tersebut.

2. Pentemaan
Tema dalam naskah ini secara analisis sastra drama yakni tentang hubungan antar to-
koh dengan yang lainnya. Tokoh disini adanya protagonist yakni Nyonya Yvonne, dimana dia
sebagai membawa alur cerita ini dari awal cerita sampai cerita akan dibawa kemana. Da-
lam naskah ini penulis ingin mengungkpakan bahwa ada beberapa tema dalam naskah dari
tentang sosial, psikologi dan antropologi akan tetapi ada penarik tema yang lebih penting.
Tema yang ingin diungkapkan oleh penulis ini adalah tentang hubungan manusia itu sendi-
ri dari pihak protagonist dan antagonisny tersebut. Dari hal tersebut dapat ditarik temanya
adalah ‘Hasrat atau keinginan manusia untuk mendapatkan kenikmatan dan kebahagian

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


akan menghasilkan sebuah dosa yang pada akhirnya gagal dan berujung kematian’. Dalam
tema ini menerangkan bahwa penulis ingin mengungkapkan tentang sebuah kesalahan atau
dosa akan berakhir dengan kesalahan dan dosa yang lain. Dimana dalam naskah ini tokoh
yang membawa cerita ini adalah Nyonya Yvonne dimana dia sudah mempunyai persoalan
dari masa lalunya dan disembunyikan untuk menutupi aibnya bahwa aibnya itu merupakan
kebenaran. Pada akhirnya aib (kebenaran) itupun berujung pada hasrat atau keinginan yang
lain untuk mendapatkan kenikmatan dan kebahagian akhirnya juga akan melahirkan dosa
yang lain dan kebeneran itu pada akhirnya mati. Secara ruang-lingkup persoalan (rana, do-
main dan paradigma) tema naskah ini adalah pola pikir yang ingin penulis ungkap tentang
keadaan jaman dan pemikiran manusia yang sudah berkembang akibat dari majunya jaman.
Penulis ingin mengungkapkan di dalam naskahnya ini tentang binatu yakni keterhubungan
antara pemikiran manusia dengan lingkungannya. Dalam naskah ada pemikiran indusrial
karena menganggap bahwa manusia pada jaman itu terpengaruh oleh adanya industri yang
masuk dan mengubah pola pikir mereka untuk berpindah alih ke profesi yang lain untuk
mendapatkan sebuah kebahagian.

3. Sinopsis
Sebuah perusahaan binatu yang menjadi tempat mencari untuk makan, minum, mem-
beli pakaian dan kebutuhan yang lainnya. Binatu yang menjadi usaha utama bagi mereka,
kematian yang melanda seorang suami atau kepala keluarga menjadi usaha bianatu ini tidak
bisa mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Mereka harus kerja keras untuk hidup mer-
eka dan mendapatkan sebuah kebahagian untuk mereka sendiri. Kebahagian yang mereka
dapat adalah kebahagian yang tidak melihat apa yang mereka membuat sebuah kesalahan.
Mereka hanya ingin sebuah kebahagian yang tidak melihat lagi sebuah kesalahan atau dosa.
Dosa ini yang telah dibuat adalah menjadi monster yang berada diatas loteng yaitu Daniel
yang mereka peliharan dari dosa yang sudah diperbuatnya yang membawa sebuah kebe-
naran. Yvonne sebagai seorang ibu yang membuat dosa dan terus bertahan dengan binatu
yang sudah tergerus dengan keadaan realitas pada saat ini. Binatu ini menjadi labirin bagi
mereka untuk mencari jalan keluar akan tetapi jalan keluar bagi meraka adalah melakukan
sebuah dosa yantidak bias diampuni. Laurent sebagai suami dari Lena anak dari Yvonne ini
yang menimbulkan untuk mencari jalan keluar dari bianatu seperti labirin ini akan tetapi dia

169
sendiri sudah melakukan dosa dan merasa bersalah terhadap monster yakni Daniel. Dosa
yang di perbuat menjadi jalan keluar bagi mereka akan tetapi resikonya adalah sebuah ke-
matian. Kematian ini terjadi adalah kunci bagi mereka untuk menemukan kebahagian bagi
mereka. Kematian ini terjadi pada Daniel yakni dosa dan kunci untuk menuju kebahagian,
kematian Daniel ini pun menjadi menjadi akhir mereka melakukan dosa meraka dan kembali
pada binatu atau labirin.

4. Gaya dan bentuk lakon


Naskah “Labyrinth” karya David Guerdon merupakan naskah tragedi dalam naskah ini
menceritakan tentang sebuah dosa dari masa lalu dan berujung dengan kematian seorang
monster bernama Daniel yakni anaknya dari Yvonne. Tragedi disini karena naskah ini sebuah
kegagalan yang telah diperjuangkan untuk melawan tehadap penderitaan akan tetapi pada
akhirnya berujung pada kematian. Dalam naskah tragedy sering adanya penyucian atau pen-
yadaran diri terhadap tokoh atau penontonnya. Naskah ini merupakan penyadaran pada
tokoh tentang kesiasiaannya dan berujung dengan kegagalan juga. Gaya naskah ini adalah
realisme karena dalam naskah ini menyoroti tentang kehidupan manusia dan berbagai ma-
salah yang ada pada manusia itu. Dalam relisme ini mengungkapkan tentang kehidupan
sebuah naskah dengan latar social dan keadaan setiap tokoh yang ada. Pada set-dekor ini
pengungkapan pada panggung dengan menyerupai menurut tafsiran yang telah dibuat ber-
dasarkan informasi tentang latar di dalam naskah

5. Penglataran
TATA PANGGUNG

a. Macam/bentuk penglataran
Ditinjau dari macam atau bentuk penglataran, maka dapat dikatakan bahwa naskah la-
kon “Labyrinth” karya Davi Guerdon dapat digolongkan sebagai representatif karena drama
realis bersifat merepresentasikan kembali latar atau kehidupan nyata kedalam dunia pang-
gung. Penglataran yang terjadi adalah penglataran yang bersifat merepresentatifkan kembali
latar latar yang sudah ada dalam dunia nyata atau dunia kehidupan sehari-hari.
|
Kelas IX

b. Penglataran tempat kejadian


Penglataran di dalam naskah ini yang menyangkut dengan tempat-kejadian. Dalam
naskah ini “Labyrinth” karya David Guerdon
ini pada jaman industri menguasai masyarakat untuk berpindah pada mesin tidak
menggunakan tangan manusia kembali. Tempat kejadian ini berlangsung disebuah kota kecil
yang masih mata pencahariannya agraris atau bertani dan bertenak, dimana masyarakatnya
masih berpaku pada tenaga manusia. Selain itu tempat kejadiannya kota kecil yang dekat
dengan sirkus keliling untuk masyarakat kota tersebut. Pengalataran tempat kejadian ini juga
referensinya pada film “The Elephant Man” yang produksi tahun 1980 sutradara David Lynch
dimana film ini ceritanya hampir sama dan adanya sirkus keliling.
c. Penglataran waktu kejadian
Menyangkut tentang waktu-kejadian ini adalah pada jaman perkembangan dimana
pola pikir yang dimana mesin dan teknologi sudah menjadi alat produksi yang lebih muk-
tahir dan terkikisnya tenaga manusia pada saat itu. Naskah ini mengambil latar waktu ke-
jadiannya pada tahun 1950’an karena pada jaman itu mulai terjadi jaman tradisional yang
mulai hilang oleh pemikiran industri tersebut. Dalam naskah ini mereka berkeja di rumah
binatu itu dengan menggunakan tangan tidak mengunakan mesin akan tetapi mereka ham-
pir bangkrut karena mesin dan teknologi yang semakin berkembang. Binatu yang ada sudah
menggunakan mesin cuci dan orang-orang beralih pada mesin-mesin tersebut. Jaman ini
sangatlah mempengaruhi bidang ekonomi dan sosial karena dalam hal ini mereka sulit untuk
menyesuaikan dengan perkembangan jaman yang ada.

170
d. Penglataran budaya / latar peristiwa
Budaya yang menyangkut pada naskah ini yakni dengan tempatnya disebuah desa di
Amerika di kota kecil dimana keadaan social dan budayanya sedang berkembang karena
adanya jaman perubahan industri yang mempengaruhi mereka. Dalam naskah ini
mereka merupakan pengusaha binatu akan tetapi mereka mulai tidak bisa bertahan
lagi karena adanya mesin cuci yang lebih canggih dan lahirnya mesin pengering pada jaman
1950’an. Hal itu juga mempengaruhi ekonomi dalam masyarakat terutama dalam usaha bi-
natu dengan tardisional mulai tidak diminati. Berkembangnya jaman sebagai pengaruh pola
pemikiran industri agraris ini masyarakatnya mulai berpindah ahli profesi, seperti tokoh-to-
koh dalam naskah ini mereka akan pergi dengan
sebuah sirkus dan menjual atau memanfaatkan anaknya sebagai
mencari nafkah. Mereka sudah tidak puas lagi dengan hidup miskin dan tidak meng-
hasilkan apa-apa mereka ingin sebuah kebahagiaan yang mapan untuk memenuhi kebu-
tuhnanya tersebut.

Naskah ini merupakan naskah dimana men- berkenaan budaya masyarkat tempat kejadian;
yangkut tentang kejadian perkembangan jaman latar yang berkenaan sifat atau watak; dan latar
yang sudah ada industrial yang terus berkembang yang berkenaan atmosfir-atmosfir utama. Kaitan
menjadi sebagai penanda bahwa dalam profesi yang lainnya yakni dengan penataan property
yang sangat kecil seperti pengusaha binatu ini yaitu: latar bentuk/keberadaan dan komposisi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


terpengaruh oleh berkembangnya jaman. Pada fisikal tata letak benda dalam tempat kejadian;
naskah ini dapat ditampilkan simbol tentang latar yang berkenaan dengan waktu kejadian;
berkembangnya jaman dan masalah yang rumit latar yang berkenaan budaya tempat kejadian;
seperi labirin. Strategi dalam penggarapan nas- latar yang berkenaan dengan karekater sifat dan
kah ini yang dilakukan berdasarkan pertimban- watak kepada pemilik kejadian; latar yang berke-
gan bobot dan kualitas lakon dengan beberapa naan dengan atmosfir tempat kejadian; dan latar
strategi yakni dengan penyuntingan pada nas- yang berkenaan dengan ekonomi. Dalam strategi
kah tersebut. Dalam penyuntingan ini naskah di konsep garap ini untuk memudahkan penataan
sunting kembali menurut apa yang cocok pada artistik yang lebih jelas karena dalam naskah ini
beberapa adegan dengan tata ruang artistic yang tempat kejadian atau peristiwa ini di sebuah bi-
sudah di tafsirkan. Penyuntingan ini pun berad- natu. Rumah binatu ini diperlihatkan secara jelas
sarkan pada proses tata letak atau area bermain dengan kegiatan biantu dari mencuci hingga
aktor (bloking) untuk penyesiauain terhadapa penggeringan. Dalam skeneri artistik ini dibagi
aktor dan dialognya. Dalam naskah ini menafsir- menjadi 3 bagian yakni dari bagin basah dima-
kan kembali naskah ini ke bentuk pengadegan na mencuci pakaian yang kotor, bagian tengah/
dan visual artsitiknya. Dalam pengadegannya ada ruang pertemuan peristiwa pengadegan aktor
beberapa penafsiran ulang seperti dalam naskah tidak terlibat denga benda-benda atau properti
tidak jelaskan binatu yang nampak seperti binatu binatu, dan bagian kering dimana adanya tempat
pada authordirection hanya kain-kain putih men- penjemuran dan pengosokan atau setrika dimana
juntai yang membentuk labirin dan tangga lipat pakaian yang sudah kering.
untuk menuju loteng. Pada penggarapan ini di- Pembuatan desain awal sangatlah penting
tafsirkan kembali dengan menampilkan binatu agar seorang penata memiliki gambaran persoa-
secara jelas adanya pakaian dan kain yang akan lan bentuk serta ukuran yang akan dibuat, karena
dicuci, jemuran samapai alat untuk mencuci dan ketika akan membuat property atau set panggu-
pengeringnya.. Pengadeganya juga menyesu- ng yang realis maka hal yangharus diperhatikan
saikan dengan benda-benda yang ada, para tokoh adalah kewajaran persoalan bentuk dan ukuran
atau aktor dialog dengan melakukan kegiatan yang akan dibuat. Persoalan pemilihan bentuk
binatu. Dalam penataan artistik atau set-dekor visual juga menjadi landasan awal dengan mem-
tersebut mereinterpretasi gaya-ungkap dengan perhatikan hasil diskusi dengan sutradara perso-
latar yang berkenaan dengan fisikal kejadiannya; alan bentuk panggung pertunjukan yang dipilih.
latar yang berkenaan waktu kejadian; latar yang

171
1. Pilihan Bentuk Visual
Pilhan panggung yang akan dipilih panggung arena, tapi dalam pertunjukan yang di-
garap setengah pada panggung diagonal sehingga penonton ada di tengah dan di kiri pang-
gung yang berbentuk L. Penggambaran dalam bentuk visual pada naskah “Labyrinth” karya
David Guerdon akan dibuat sebuah binatu yang realistik seperti binatu adanya tempat pen-
cucian layaknya binatu. Bentuk visual dalam penggarapan ini dengan diperlihatkan binatu
secara keseluruhan hingga dengan kegiatannya.
Dalam penataan artistik atau skneri dibuat tiga bagian dalam ruang yaitu bagian ba-
sah adalah tempat dimana segala pencucian dan juga tempat kotor dengan pakain atau kain
yang kotor, bagian ini juga dekat dengan bagian dengan hutan. Bagian yang lainnya yakni
pertemuan dimana bagian terjadinya peristiwan para aktor dan tokoh melakukan kegiatan
yang tidak memakai benda atau property atau peristiwa normal tidak adanya bersinggung
dengan benda. Bagian yang terakhir adalah bagian kering dimana bagian yang bersih cuman
adanya pakaian dan kain yang sudah kering bagian ini dekat dengan pintu masuk atau ba-
gian depan, bahkan disini adanya loteng tempat Daniel disembunyikan dengan kain-kain
yang dijemur diantara loteng dan tangganya.
Bentuk skeneri dalam naskah ini ditampilkan dengan suasana kumuh dan kelam den-
gan bentuk visual yang impresif, adanya dinding yang tidak teratur yang menyimbolkan den-
gan ketidakberaturan, dan loteng yang disertai tangga yang spiral untuk mencapai sesuatu,
menjalani sedikit rumit dan banyak masalah dalam menjalankanya. Berdasarkan judulnya
yakni “Labyrinth” yang sudah disadur oleh Basoeki Rachmat bentuk visual ini dapat meng-
TATA PANGGUNG

gambarkan tentang diri manusia itu sendiri. Visual yang tidak beraturan seperti dinding terli-
hat kumuh menggambarkan tentang kesalahan atau dosa yang telah diperbuat dimasa lalu
oleh keluarga ini.
|
Kelas IX

Gambar 63. Rencana Bentuk Visual Set


(Sketsa)

Gambar 64. Rencana Bentuk Visual Set


(Sketch Up)

172
2. Rancangan Visual
Rancangan penataan artistik yang akan diwujudakan ke dalam pertunjukan berdasar-
kan pilihan bentuk visual dan gaya visual hasil dari pencarian dan serta hasil diskusi dengan
sutradara yang telah disepakti. Berikut adalah hasil rancangan dari pencarian sampai per-
tunjukan.

a. Floor Plan

Gambar
Gambar Floor Plan
65. Floor Plannaskah Labyrinth
Naskah Labyrinth

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Rancangan floor plan untuk memenuhi konsep penggarapan artistic. Dalam floor plan
ini ada beberapa bagian seperti pintu, tangga, loteng jendela, meja,mdan area bermain un-
tuk aktor.

Keterangan :
1. Meja pengering
2. Meja setrika
3. Tangga
4. Loteng
5. Tong
6. Kursi
7. Kursi dan kerangjang
8. Pintu ke dapur
9. Pintu ke kamar
10. Jendela
11. Ember pencucian dan kursi kecil

Gambar 66. Floor Plan Naskah Labyrinth

Dalam floor plan ini 3 bagian dalam konsep rancangan ini yakni I, II, dan III. Dalam ketiga
bagian ini sudah dijelaskan dalam konsep pilihan bentuk dan gaya visual bahwa bagian-ba-
gian ini membagi yakni basah, normal dan kering.
Bagian pertama basah ini merupakan bagian dimana pencucian dilakukan dan sedikit
ada air pada bagian-bagian tertentu, bagian kedua yang normal dimana tidaka adanya ke-
giatan seperti pencucian atau pengeringan sering dilakukan peristiwa penting dalam adegan
tertentu dan bagian ketiga yakni kering dimana segala yang sudah basah akan dikeringkan.

b. Set-dekorasi dan Properti


Dalam set-dekorasi dan properti seperti yang sudah di terangkan pada bagian sebel-
umnya, bahwa latar belakang pertunjukan mengambil di Negara Amerika di kota kecil tahun
1950.

173
Gambar 67. Rumah Laundry dan Rumah Kumuh di Amerika tahun 1950-an

Menurut referensi yang ada untuk set dekorasi labyrinth ini mengambil dari foto-foto
yang ada dari internet. Dasar dari gambar ini adalah dari set yang melatarbelakanginya ada-
lah laundry atau binatu pada tahun 1950-1960 dengan latar yang kumuh tidak terurus.
Beberapa referensi rumah kayu yang sudah lusuh ataupun kumuh. Kekumuhan ini
menandakan tentang naskah yang banyak masalah dan rumit untuk dipecahkan.
TATA PANGGUNG
|
Kelas IX

Gambar 68. Tempat Laundry/Binatu

Selain dari set dekorasi ada properti yang dipakai oleh para aktor dan properti ini ada
sangkut pautnya dengan binatu atau laundry. Properti juga mencari beberapa referensi ten-
tang binatu pada jaman jaman tersebut.

Gambar 69. Dokumentasi Pertunjukan Labyrinth

174
Gambar 70. Property Alat Cuci Binatu

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Gambar 71. Pengering serta Pemeras Pakaian

Gambar 72. Keranjang Rotan Gambar 73. Ember Kayu dan


Untuk Menyimpan Kain dan Pakaian Keranjang Rotan

Gambar 74. Ember Kayu dan Ember Seng Gambar 75. Penggunaan Property Ember Rotan dan
Pengering Kain di dalam Adegan

175
CAKRAWALA
Didirikan di Jakarta, 1 Maret 1977.
Hingga 2015, sudah memproduksi 140 pementasan, baik
di televisi maupun di panggung. Kiprah kreatifitasnya biasa
digelar di Pusat Kesenian Jakarta - Taman Ismail Marzuki dan
Gedung Kesenian Jakarta.
TEATER KOMA banyak mementaskan karya N. Riantiar-
no. Antara lain; Rumah Kertas, Maaf.Maaf.Maaf., J.J, Trilogi
OPERA KECOA (Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Julini), Opera
Primadona, Sampek Engtay, Semar Gugat, Opera Ular Putih,
Republik Bagong, Republik Togog, Republik Petruk, Sie Jin Kwie, Rumah Pasir, Sie Jin Kwie Kena Fitnah,
Sie Jin Kwie di Negri Sihir, Demonstran, Republik Cangik, dsb.
Juga menggelar karya dramawan kelas dunia; antara lain William Shakespeare, Georg Buchner,
Bertolt Brecht, Moliere, Aristophanes, Arthur Miller, Beaumarchaise, George Orwell, Alfred Jarre, Freid-
rich Schiller, Friedrich Durrenmatt, dan Evald Flisar.
N. Riantiarno dan TEATER KOMA tetap yakin, teater bisa menjadi salah satu jembatan menuju
suatu keseimbangan batin dan jalan bagi terciptanya kebahagiaan yang manusiawi. Jujur, bercermin
lewat teater, diyakini pula sebagai salah satu cara untuk menemukan kembali peran akal sehat dan
budi-nurani.
TEATER KOMA, kelompok kesenian nirlaba yang konsisten dan produktif. Dikenal punya banyak
TATA PANGGUNG

penonton yang setia. Pentas-pentasnya sering digelar lebih dari 2 minggu, bahkan pernah berpentas
lebih dari satu bulan.

JELAJAH INTERNET
|

Untuk menambah pengetahuan, perihal penganalisaan set berdasarkan


Kelas IX

teks lakon dapat dipelajari secara mandiri di internet. Untuk mengetahui lebih
dalam tentang set builder, Anda bisa kunjungi tautan di bawah ini:

https://www.youtube.com/watch?v=mtcgD7fE7JU

RANGKUMAN
Beberpa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan untuk membangun skeneri teater.

1. Menganalisa Naskah
Melakukan proses Analisa berfungsi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan
bentuk set yang akan dibuat. Ini berkaitan dengan anailsa berdasarkan penglataran dimana
waktu kejadian, tempat kejadian serta suasana atau peristiwa dalam naskah terjadi.
Ini memungkinkan penata artistic menemukan kewajaran serta hal-hal yang logis keti-
ka membuat set property atau pun set panggung.

2. Membuat Rancang Bangun


Membuat sketsa berdasarkan hasil analaisa berfungsi agar penata artistic memilii gam-
baran secara gambar untuk menentukan bentuk, ukuran serta kebutuhan lainnya yang dibu-
tuhkan untuk membuat set property dan set panggung.

176
3. Melakukan Observasi
Ketika melakukan proses observasi seorang penata artistic akan banyak menemukan
kemungkina-kemungkina bentuk lain yang bisa di aplikasikan ke dalam bentuk panggung
baik itu berupa property atau bahakan set property yang bersifat typical atau sesuai dengan
data-data factual yang didapat ketika berobservasi.

4. Berdiskusi dengan Sutradara


Hasil sketsa yang telah dibuat oleh penata panggung selanjutnya dibawa dalam per-
temuan penata artistik dengan sutradara. Dalam pertemuan ini dibahas konsep tata artistik
yang akan digunakan dalam pementasan. Sutradara memberikan gambaran dasar tata art-
sitik yang dikehendaki. Kemudian penata artistik atau sutradara artistik menjelaskan mak-
sud sutradara tersebut secara lebih jelas dalam gambaran tata artistik yang dimaksudkan.
Gambaran tata artistik ini menyangkut seluruh elemen rupa yang akan ditampilkan di atas
panggung. Oleh karena itu, desain tata panggung harus senada dengan dengan desain tata
rias, dan tata busana. Selain itu, hal yang terpenting adalah interpretasi sutradara dan pena-
ta artsitik terhadap lakon yang akan dipentaskan
Tata dekorasi tidak dibuat tetap (permanen) tetapi dapat diubah dalam beberapa ben-
tuk. Semua arahan ini dituliskan atau digambarkan dalam konsep tata artistik. Selanjutn-
ya, penata panggung mempelajari konsep tersebut dan membuat penyesuaian. Karena tata
panggung dapat diubah dalam beberapa bentuk maka penata panggung kembali membuat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


sketsa seperti yang dimaksud. Tentu saja dengan tetap berdasarkan pada lakon sehingga se-
tiap bentuk dari perubahan set masih mencerminkan keadaan tempat atau lokasi kejadian
yang dinginkan.

5. Menghadiri Latihan
Setelah menentukan gambar tata panggung, maka trugas penata panggung adalah
menghadiri latihan. Tata panggung tidak hanya berkaitan dengan keindahan set dekor tetapi
juga berkaitan dengan lalu lintas pemain di atas panggung. Tata panggung yang baik tidak
ada gunanya jika tidak dapat menyediakan ruang bermain yang leluasa bagi para aktor. Per-
timbangan area permainan sangatlah penting. Bagaimanapun juga tata panggung tidaklah
dapat bergerak atau hidup sebagaimana aktor. Oleh karena itu, ruang yang disediakan untuk
para aktor dapat menghidupkan gambaran tata panggung yang telah dibuat. Untuk menge-
tahui detil gerak-gerik aktor di atas pentas maka jalan yang terbaik adalah menghadiri lati-
han. Semakin sering menghadiri latihan, penata panggung akan semakin tahu ruang yang
dibutuhkan oleh aktor untuk bergerak. Dengan demikian ia dapat memperkirakan volume
set dekor yang akan dibuat.

177
TUGAS MANDIRI

Bacalah Naskah DI bawah ini !

Pertunjukan Watak Dalam Satu babak


BUNGA RUMAH MAKAN
Karya Utuy Tatang Sontani

Diketik ulang dari Naskah Terbitan


Perpustakaan Perguruan Kementrian P.P. DAN K.
Jakarta 1954

PARA PELAKU
1. Ani, gadis pelayan rumah makan “Sambara”
2. Iskandar, pemuda pelancong
3. Sudarma, yang punya rumah makan “Sambara”
4. Karnaen, pemuda anak Sudarma
5. Usman, kyai kawan Sudarma
6. Polisi
7. Suherman, pemuda kapten tentara
TATA PANGGUNG

8. Rukayah, kawan Ani


9. Perempuan yang belanja
10. Pengemis
11. Dua pemuda pegawai kantoran

Panggung merupakan ruangan rumah makan, dialati oleh tiga stel kursi untuk tamu, lemari tem-
|

pat minuman, rak kaca tempat kue-kue, meja tulis beserta telepon, radio dan lemari es. Pintu kedalam
Kelas IX

ada di belakang dan pintu keluar ada di depan sebelah kiri.


ADEGAN 1

KARNAEN : (duduk menghadap meja tulis, asyik menulis).


ISKANDAR : (masuk dengan rambut kusut dan langkah gontai, memandang ke arah pintu ke
belakang).
KARNAEN : (berhenti menulis). Ada keperluan apa, saudara?
ISKANDAR : Tidak! (pergi keluar).
KARNAEN : (heran memandang, kemudian melanjutkan menulis).

ADEGAN 2

KARNAEN : (berdiri). An! Ani!


ANI : (dari dalam). Ya, mas!
KARNAEN : Sudah selesai berpakaian?
ANI : (tampil). Sudah lama selesai, mas.
KARNAEN : Tapi mengapa diam saja di belakang?
ANI : Saya membantu pekerjaan koki.
KARNAEN : owh, engkau turut masak?
ANI : Tidak mas, hanya memasak air. Timbangan diam tidak ada kerja, supaya tidak
merasa kesal.

178
KARNAEN : Tapi aku pun suka melihat engkau masak, An. Apalagi karena dengan begitu, en-
gkau akan kian jelas kelihatan sebagai wanita yang akan jadi ratu rumah tangga.
ANI : (pergi mengambil lap di atas gantungan). Ah, mas, bila mendengar perkataan
..rumah tangga” saya suka gemetar. Saya masih suka bekerja seperti sekarang
ini. (mengelap radio).
KARNAEN : Sampai kapan engkau berpendirian demikian, An?
ANI : (tetap mengelap radio, membelakangi Karnaen). Saya bukan Tuhan mas, tak
dapat menetapkan waktu. (melihat kearah Karnaen). Kita setel radionya, ya mas?
KARNAEN : Ah, di pagi hari begini tidak ada yang aneh. (melangkah mendekati Ani). Dan dar-
ipada mendengar radio aku lebih suka mendengar engkau menceritakan pendi-
rianmu. Engkau lebih senang jadi pelayan daripada mengurus rumah tangga,
An?
ANI : (berdiam perlahan-lahan menjauhi Karnaen). Saya tidak mengatakan, bahwa
saya lebih senang jadi pelayan daripada mengurus rumah tangga, mas. Tapi saya
belum hendak memikirkan berumah tangga, sebab saya masih senang bekerja.
KARNAEN : Tapi, An, ketika engkau dulu kubawa kesini keinginanku bukan hanya melihat
engkau jadi pelayan di sini saja. Aku ingin melihat engkau menjadi wanita yang
sungguh-sungguh wanita. Dan wanita yang kumaksudkan itu, ialah wanita yang
cakap mengurus rumah tangga.
ANI : (terkulai menundukkan kepala). Mas, saya tiada mempunyai perkataan untuk

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


menyatakan terima kasih atas kebaikan budi mas, sudah membawa saya kesini.
Tapi, ketika saya datang disini dulu, saya tiada ingin lebih dari jadi pelayan, jadi
pegawai sebagaimana kesanggupannya orang miskin didalam mencari sesuap
nasi.
KARNAEN : (terdiam memalingkan muka).

TELPON (berbunyi)

ANI : (memandang kearah telpon).


KARNAEN : Tentu dari kapten Suherman, untukmu, An.
ANI : (melangkah menuju meja tulis, tapi baru dua langkah berhenti lagi). Barangkali
untukmu, mas.
KARNAEN : (memandang Ani, kemudian segan menuju meja tulis, mengangkat telpon). Ya,
di sini rumah makan Sambara. Tuan Sudarma belum datang. Saya anaknya. Ya.
(telepon diletakkan, terus bermenung lalai).
ANI : (membelakangi Karnaen, mengelap rak)

ADEGAN 3

PEREMPUAN YANG BELANJA


(masuk membawa kantong besar diisi barang belanjaan).

ANI : O, nyonya! Silakan masuk. (menghampiri, lalu meraba-raba kantong). Rupanya


baru pulang dari pasar, ya? Oh! Nyonya membeli sandal juga. Berapa harga san-
dal begitu, nyonya?
PEREMPUAN : Tiga rupiah. Mahal , nona. Saya beli karena saya butuh saja. (mengeluarkan san-
dal dari kantong, memperlihatkan sandal kepada Ani).
ANI : Tapi kuat dan bagus nyonya. Berani saya membeli tiga rupiah. (memberikan lagi
sandal).

179
PEREMPUAN : Saya pilih yang begini, sebab saya sudah tua. Untuk kaki nona tentu saj mesti
lebih bagus dari ini. Dan saya lihat tadi di sana memang ada yang cocok sekali
dengan kecantikan nona.
ANI : (setelah terdiam sejenak). Eh, kopi susu atau susu coklat yang mesti saya sajikan
untuk nyonya?
PEREMPUAN : Saya hendak membeli manisan belimbing. Masih ada?
ANI : O, ada, nyonya. Berapa puluh?
PEREMPUAN : Dua puluh saja, lebih dari dua puluh, uangnya tidak cukup.
ANI : (pergi ke tempat kue-kue, mengambil, menghitung dan membungkus manisan be-
limbing).
KARNAEN : (berjalan ke arah pintu keluar).
ANI : Hendak kemana, mas?
KARNAEN : Ada perlu dulu sebentar. (terus keluar).
ANI : (memberikan bungkusan kepada perempuan). Hanya ini saja nyonya?
PEREMPUAN : (memberikan uang). Ya, ini saja. Betul satu rupiah?
ANI : Betul nyonya. (menerima uang). Terima kasih.
PEREMPUAN : Terima kasih kembali.
ANI : Mau terus pulang saja nyonya?
PEREMPUAN : Betul. Maklum di rumah banyak kerja. (tiba-tiba memandang Ani, terus menghela
nafas). Ah, sayang anak saya yang laki-laki sudah meninggal dunia.
ANI : Mengapa nyonya?
TATA PANGGUNG

PEREMPUAN : Kalau dia masih hidup,… ya kalau dia masih hidup, mau saja memungut nona
sebagai menantu.
ANI : Ah!
PEREMPUAN : Sudah, ya. Permisi. (berjalan keluar).
ANI : Selamat bekerja di rumah, nyonya.(mengantar sampai ke pintu).
|
Kelas IX

ADEGAN 4

ANI : (pergi ke belakang sambil bernyanyi-nyanyi).


PENGEMIS : (masuk perlahan-lahan dengan kaki pincang, melihat kekiri kekanan, ke rak tem-
pat kue-kue, kemudian menuju rak itu dengan langkah biasa, tangannya membu-
ka tutup toples hendak mengambil kue).
ANI : (tampil dari belakang). Hei! Engkau mau mencuri ya!
PENGEMIS : (cepat menarik tangan, menundukkan kepala)
ANI : Hampir, tiap engkau datang disini, engkau kuberi uang. Tak nyangka, kalau seka-
rang engkau berani berani datang di sini dengan maksud mencuri.
PENGEMIS : Ampun, nona, ampun.
ANI : Ya, kalau sudah ketahuan, minta ampun.
PENGEMIS : Saya tak akan mencuri, kalau saya punya uang.
ANI : Bohong!
PENGEMIS : Betul, nona, sejak kemarin saya belum makan.
ANI : Mau bersumpah, bahwa engkau tak hendak mencuri lagi?
PENGEMIS : Demi Allah, saya tak akan mencuri lagi, nona. Asal…
ANI : Tidak. Aku tidak akan memberi lagi uang padamu.
PENGEMIS : (sedih). Ah, nona, kasihanilah saya..
ANI : Tapi, mengapa tadi kau mau mencuri?
PENGEMIS : Tidak, nona, saya tidak akan sekali lagi. Kan saya sudah bersumpah. Ya, saya su-
dah bersumpah.
ANI : (mengambil uang dari laci meja). Awas, kalau sekali lagi kamu mencuri!

180
ADEGAN 5

SUDARMA : (masuk menjinjing tas, melihat kepada pengemis). Mengapa kau ada di sini? Ayo
keluar!(kepada Ani). Mengapa dia dibiarkan masuk, An?
ANI : Hendak saya beri uang.
SUDARMA : Tak perlu. Pemalas biar mati kelaparan. Toh dia datang hanya mengotorkan tem-
pat saja.
ANI : (melempar uang kepada pengemis). Nih! Lekas pergi.
PENGEMIS : Terima kasih nona, moga-moga nona panjang umur.
SUDARMA : Ayo pergi. Jangan kau mendongeng pula. Lekas dan jangan datang lagi disini!
PENGEMIS : (pergi keluar dengan kaki pincang).
SUDARMA : Lain kali orang begitu usir saja, An. Jangan rumah makan kita dikotorinya (den-
gan suara lain). Tak ada yang menanyakan aku?
ANI : Ada, tapi entah dari mana. Karnaenlah yang menerima telponnya tadi.
SUDARMA : Anakku sudah biasa lalai. Barusan dia ketemu di jalan, tapi tidak mengatakan
apa-apa. (mengangkat telpon). Sembilan delapan tiga.
ANI : (mengelap kursi).
SUDARMA : (kepada Ani). Meja ini masih kotor, An.
ANI : (mengelap meja).
SUDARMA : (dengan telpon). Tuan kepala ada?-Baik-baik, (menunggu). Waaah, kalau sudah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


banyak uangnya lama tidak kedengaran suaranya, ya? -Ini Sudarma, bung. -Ha
ha ha, betul! Biasa saja, menghilang sebentar untuk kembali berganti bulu. (ter-
tawa). -Tapi bung, bagaimana dengan benang kanteh yang dijanjikan itu? -Ya, ya,
benang kanteh. -Ah, ya! -Bagus, bagus. Lebih cepat, lebih nikmat.-Ya, ya, seben-
tar ini juga saya datang. Baik, baik. (telpon diletakkan, kepada Ani). Aku hendak
pergi ke kantor pertemuan. Kalau ada yang menanyakan, baik perantaraan tel-
pon atau datang, tanyakan keperluannya lalu kau catat, ya An? (melangkah).
ANI : Ya.
SUDARMA : Eh, jika nanti Usman datang disini, suruh dia menyusul aku ke kantor pertemuan.
Dan engkau jangan bepergian.
ANI : Baik.
SUDARMA : (pergi keluar).

ADEGAN 6

ANI : (menyetel radio, membuka majalah melihat-lihat isinya).


USMAN : (masuk). Mana tuan Sudarma, An?
ANI : (mengendurkan radio). Barusan pergi ke kantor pertemuan, paman.
USMAN : oh, katanya dia akan menunggu aku disini.
ANI : Ada juga pesannya kepada saya, supaya paman menyusulnya ke kantor per-
temuan.
USMAN : Dia itu, lepas sebentar saja dari mata, sudah sukar dikejar.
ANI : Sejak dari mana paman mengejar dia?
USMAN : Mulai dari rumahnya kami bejalan bersam-sama. Tapi ditengah jalan, dia
meninggalkan. Katanya mau menunggu aku di sini. Begitulah mertuamu, An!
ANI : (berdiri). Mertua saya?
USMAN : Akan jadi mertuamu maksudku.
ANI : Tapi, paman, dari mana datangnya anggapan itu?
USMAN : Tidak dari mana-mana, hanya menurut kepantasan saja dan kebiasaan dalam

181
pergaulan hidup. Menurut kepantasan, siapa berani berani mengatakan tidak
pantas engkau jadi istri Karnaen. Menurut kebiasaan, engkau dan Karnaen itu
sudah bergaul rapat sekali, bukan?
ANI : (menutup siaran radio). Tapi, paman…
USMAN : Ah, pendapat orang tua tak usah kau bantah. Tapi betul tadi tuan Sudarma
menyuruh aku menyusul?
ANI : Ya.
USMAN : Ke kantor pertemuan katamu?
ANI : Betul.
USMAN : Biar hendak kususul kesana. (berjalan keluar).

ADEGAN 7

ANI : (menghela nafas, melangkah menuju pintu keluar seraya meninju-ninjukan


kepalan tangan kanan kepada tangan kiri, di pintu, berdiri, melihat keluar; setelah
menghela nafas, berjalan lagi menuju meja tulis;duduk di atas kursi, sebentar
kemudian sudah berdiri lagi, terus merenung; cepat memandang ke arah telpon,
tangannya diulurkan kesana, tapi cepat ditarik lagi, terus merenung menggig-
it-gigit bibir; lama dulu baru mengulurkan lagi tangan ke arah telpon dan seka-
TATA PANGGUNG

li ini terus mengangkatnya). Minta disambung dengan tiga tiga lima sembilan.
(menunggu). Asrama Batalyon Lima disini? Minta bicara dengan tuan kapten
Suherman. - Sudah pergi? - O, tidak, tidak penting. Katakan saja dari Ani, dari
rumah makan Sambara. - Ya. - Terima kasih. (telpon diletakkan).
|
Kelas IX

ADEGAN 8

ANI : (merenung bersandar kepada meja tulis)

PEMUDA PEGAWAI KANTORAN (masuk berdua)

PEMUDA 1 : Selamat pagi!


ANI : Selamat pagi.
PEMUDA 1 : (kepada kawannya). Kau mau minum apa?
PEMUDA 2 : Kita mau minum? Apa tidak akan terlambat ke kantor nanti?
PEMUDA 1 : Ah, masih pagi. (duduk di kursi). Susu saja ya?
PEMUDA 2 : Terserah.
PEMUDA 1 : (kepada Ani). Minta susu dua gelas nona.
ANI : (pergi ke belakang).
PEMUDA 2 : Kau bilang dia menggembirakan. Mana menggembirakannya?
PEMUDA 1 : Aku juga tidak mengerti, mengapa dia sekarang sedingin itu. Kemarin dia lain lagi
kelihatannya.
PEMUDA 2 : Rupanya harus kita yang memulai.
PEMUDA 1 : Tapi sedingin itu aku tak sanggup.
PEMUDA 2 : Dia malu, masih kanak-kanak.
PEMUDA 1 : Ah, masa sebesar itu kanak-kanak.

182
ADEGAN 9

ISKANDAR : (masuk, melihat kepada tamu-tamu, lalu duduk di kursi).


ANI : (tampil membawa baki diisi dua gelas susu; melihat kepada Iskandar, lantas mem-
percepat langkah menuju meja yang dihadapi pemuda-pemuda). Kuenya apa,
saudara? Tartyes atau lapis legit?
PEMUDA 1 : Mana yang lebih enak?
ANI : Yang lebih enak tentu yang lebih mahal harganya.
PEMUDA 1 : Tapi anehnya saya ini tidak suka kepada yang enak.
ANI : Mengapa?
PEMUDA 2 : Sebab dia bukan manusia biasa, nona. Keluarbiasaannya ialah, kalau nona su-
dah satu kali kenal dengan dia, maka dia….
PEMUDA 1 : Ya, nanti saya akan menelpon kesini. Asal saya sudah diberi tahu nama nona dan
nomor telpon di sini.
ANI : Tapi saya hanya mau menerima, bila yang dibicarakan dalam telpon itu sung-
guh-sungguh penting.
PEMUDA 2 : Itulah pula keanehan nona! (kepada kawannya). Tinggal kau tanyakan saja apa
yang ditafsirkan “penting” oleh nona itu.
ISKANDAR : (pergi keluar).
ANI : (memperhatikan Iskandar).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


PEMUDA 1 : Ya, apa gerangan, nona, yang penting untuk nona itu?
ANI : Ah, saya tidak tahu. (mengundurkan diri, pergi ke belakang).
PEMUDA 2 : Jinak-jinak merpati!
PEMUDA 1 : Dan itulah yang menggembirakan hatiku.
PEMUDA 2 : Hendak kau telpon kesini nanti?
PEMUDA 1 : Ah, jangan dulu. Jangan tergesa-gesa.
PEMUDA 2 : Engkau masih takut.
PEMUDA 1 : (minum gembira).

ADEGAN 10

SUHERMAN : (masuk). An!

PEMUDA-PEMUDA (memandang kepada yang datang).

ANI : (tampil). Oh, mas Herman. (gembira mendapatkan). Barusan tadi saya telpon
mas ke asrama.
SUHERMAN : O, ya?
ANI : Saya tak sabar menunggu, mas, padahal susu untukmu sudah lama kusediakan.
Saya takut kalau-kalau mas tidak akan datang.
SUHERMAN : Kapan aku dusta padamu, bungaku?
ANI : Sampai sekarang belum pernah.
SUHERMAN : Tapi setelah aku datang disini, tak hendak aku kau beri minum, agar jasmaniku
segar menghadapi engkau?
ANI : Ah, maaf, mas. Hampir saja lupa karena kesangatan gembira. Tapi karena sudah
sejak tadi disediakan, mas tak akan lama menunggu. (pergi kebelakang).
PEMUDA 1 : (berisyarat kepada kawannya menyuruh lekas menghabiskan susu).
PEMUDA 2 : (minum menghabiskan susu).
SUHERMAN : (duduk di kursi).

183
ANI : (tampil membawa baki diisi gelas susu).
PEMUDA 1 : (mencegat). Berapa nona?
ANI : Oh! Apa yang telah dimakan, saudara?
PEMUDA 1 : Hanya minum susu dua gelas.
ANI : Satu rupiah.
PEMUDA 1 : (memberikan uang).
ANI : (menerima uang). Terima kasih.
PEMUDA 1 : Terima kasih kembali (kepada kawannya). Mari!
PEMUDA 2 : (berjalan mengiringkan kawannya keluar).

ADEGAN 11

ANI : (mendapatkan Suherman). Ini saya sendiri yang bikin, mas, bukan koki.
SUHERMAN : (hendak menyalakan api untuk rokok). Bagus!
ANI : Bolehkah saya menyalakan api, mas?
SUHERMAN : Tentu, saja, bungaku.
ANI : (menyalakan api, membakar rokok di bibir Suherman).
SUHERMAN : Tak bosan aku memandang wajahmu.
ANI : Tapi kapan mas akan menepati janji mengajak saya jalan-jalan?
SUHERMAN : (minum dulu). Janji seorang tentara adalah janji yang tidak kosong. Tapi waktun-
TATA PANGGUNG

ya belum mengijinkan.
ANI : Banyak pekerjaan, mas?
SUHERMAN : Ya, dan pekerjaan tentara diikat oleh disiplin.
ANI : Tapi, mas gembira saja ya? Barangkali karena sudah banyak yang dilihat. (duduk
didepan Suherman). Jika mas belum sempat membawa saya jalan-jalan, dapat-
kah mas sekarang bercerita kepada saya sebagai gantinya jalan-jalan?
|

SUHERMAN : Bercerita? Tapi cerita tentang apa?


Kelas IX

ANI : Tentang….. ya, misalnya tentang tempat-tempat yang sudah mas datangi, yang
menggembirakan mas. Biar saya turut gembira karena mendengarkan.
SUHERMAN : Tempat yang menggembirakan? Hm, ya, aku sudah pergi ke utara sampai ke pan-
tai, ke selatan memasuki rimba, ke barat, ke timur, dan mendapat tempat yang
paling menggembirakan di….. coba terka! Di mana?
ANI : Di mana, mas?
SUHERMAN : Di sini, sebab disini ada engkau!
ANI : Jika begitu, tidak usah saja pergi dari sini?
SUHERMAN : Pergi dari sini bagaimana?
ANI : Ah, mas, seringkali saya ingin pergi, sebab seringkali saya merasa kesal. (menun-
dukkan kepala). Bagaimana, mas, supaya saya tidak kesal?
SUHERMAN : (memegang dagu Ani, menegakkan mukanya). Sekarang kesal juga berhadapan
dengan aku?
ANI : Ti.. tidak.
SUHERMAN : Tersenyumlah, supaya akupun tidak kesal memandanginya.
ANI : (tersenyum).
SUHERMAN : Hm, siapa bilangengkau tidak indah? Segar rohaniku menghadapi engkau.
ANI : Tapi……. Akan sering mas menengok saya?
SUHERMAN : Sudah pasti, bungaku!
ANI : Dan janji tentara adalah….
SUHERMAN : (berdiri) janji yang tidak kosong.
ANI : Saya percaya.

184
SUHERMAN : Tapi pula tentara mesti selalu berdisiplin. Sekarang juga aku tak akan lama diam
disini. (minum menghabiskan susu).
ANI : Nanti datang lagi disini?
SUHERMAN : (memberikan uang). Tentu.
ANI : Jam berapa?
SUHERMAN : Takkan sampai menjelang satu jam. Asal kewajibanku sekarang selesai dilaku-
kan, aku datang lagi dan ada lagi dihadapanmu.
ANI : Dan janji tentara adalah….
SUHERMN : (memegang dagu Ani). Janji yang tidak kosong. (berjalan, di pintu berdiri meman-
dang Ani). Kutinggalkan dikau bungaku. Segarlah, jangan layu sebelum dipetik!
(keluar).
ANI : (mengikut sampai pintu).

ADEGAN 12

ANI : (menyimpan gelas bekas susu kebelakang, masuk lagi membersihkan meja dan
kursi sambil tidak berhenti-henti menyanyi).
RUKAYAH : (masuk). Gembira sekali pagi ini, An!
ANI : Apa tidak boleh manusia bergembira lantaran ada harapan?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


RUKAYAH : Oh, engkau rupanya hendak mengajak aku berfilsafat. Tapi harapan dari mana,
An?
ANI : Dari orang, Ruk. Dari orang yang mengerti kepada keinginanku.
RUKAYAH : O, ya? Siapa gerangan orangnya?
ANI : Tak usah kau tahu.
RUKAYAH : Oi, agak degil pula engkau ini, ya?
ANI : Degil atau tidak degil, tapi aku tak akan mengatakannya. Walaupun begitu, na-
mun keteranganmu sebagai kawanku sangat kubutuhkan.
RUKAYAH : Keterangan apa?
ANI : Apa artinya, Ruk, bila perempuan ingin menyerahkan segenap raga dan jiwanya
kepada laki-laki?
RUKAYAH : Oh, engkau sudah sampai kesana? Itu sama saja dengan dua kali dua yaitu em-
pat, perempuan ingin menyerahkan raga dan jiwanya kepada laki-laki, yaitu …
cinta..! patut mkemerah-merahan.
ANI : Betul kemerah-merahan?
RUKAYAH : Sangkamu engkau dapat menyembunyikan isi hati?
ANI : Ah, kukira kebahagiaanku hanya impian, takkan sampai kelihatan orang lain.
RUKAYAH : Siapa laki- lakinya, An?
ANI : Tidak akan kusebutkan. Belum waktunya.
RUKAYAH : Cantik? Jantan?
ANI : Itu bukan soal untukku. Yang membahagiakan aku ialah lantaran dia mengerti
kepada keinginanku.
RUKAYAH : Aku mengiri juga padamu. Tapi…
ANI : Tapi apa?
RUKAYAH : Ah, tidak.
ANI : Katakan, Ruk. Katakan!
RUKAYAH : Ingin aku bertanya, apa kehendak menyerahkan raga dan jiwa kepada laki-la-
ki itumenurut perasaan saja, atau juga menurut pikiran. Sebaba menurut
pendapatku cinta itu baru benar, jika pikiran turut menghitungnya.tapi ini hanya
pendapatku saja. An, pendapat seorang perempuan yang tak mau dipandang

185
lebih rendah oleh laki-laki, oleh umat yang umumnyamemandang hidup dengan
pikiran. Kalau aku menghadapi laki-laki dengan perasaan saja, alamat akan cel-
akalah aku sebagai perempuan.
ANI : Jadi menurut engkau, laki-laki itu dianggap….
RUKAYAH : Musuh tapi kawan!
ANI : Aku belum kesana,Ruk
RUKAYAH : Tak usah, nanti seperti aku, sukar mendapat tunangan, sehingga sekarang
juga….. ya sekarang aku mengiri padamu. Sungguh, aku mengiri. An, aku takut,
kalau-kalau engkau sejak sekarang takkan lagi jadi kawanku.
ANI : Ah, masa, Ruk. Aku sekarang masih juga aku yang kemarin.
RUKAYAH : Bohong! Engkau sekarang sudah jadi kepunyaan laki-laki itu. (berjalan). Su-
dahlah! Nanti kita bersua lagi.
ANI : Nanti dulu! Engkau mau kemana? Tergesa-gesa benar.
RUKAYAH : Hendak menegok dulu tempat untuk rapat nanti.
ANI : Nanti kesini lagi?
RUKAYAH : Selama engkau disini, belum dibawa laki-laki itu, tentu aku kesini.(terus berjalan
keluar).

ADEGAN 13
TATA PANGGUNG

ANI : (merenung).
ISKANDAR : (masuk, berdiri memandang Ani).
ANI : (terkejut, tegak memandang Iskandar). O, engkau yang…… selalu datang disini
bukan untuk belanja?
ISKANDAR : (duduk di atas meja). Ya, aku datang disini bukan untuk belanja, tapi untuk…….
Menengok, melihat engkau.
|

ANI : Untuk menakutkan aku!


Kelas IX

ISKANDAR : (tersenyum pahit). Terima kasih.


ANI : Apa terima kasih?
ISKANDAR : Karena aku kau takut. Aku tahu bagimu aku memang bukan seperti laki-laki yang
banyak.
ANI : Ya, tidak seperti yang banyak, tidak tahu adat kesopanan, duduk bukan ditem-
patnya duduk.
ISKANDAR : (merokok).Aku manusia merdeka.
ANI : Tapi disini rumah makan, bukan kebun tempat pelancong berbuat semaunya.
ISKANDAR : Pelancongan? Hm, orang boleh berkata sesuka hatinya. Tapi bagiku, lebih baik
aku disebut pelancongan daripada seperti engkau diam disini untuk bermain
sandiwara, mendagangkan kecantikan, menipu laki-laki, supaya mau belanja
kesini.
ANI : Berani pula engkau menghina aku!
ISKANDAR : Maunya engkau hanya dipuji saja.
ANI : Perduli apa untukmu?
ISKANDAR : Sangkamu aku seperti mereka, datang disini untuk minum karena ditipu oleh
kecantikanmu?
ANI : Tutup mulutmu!
ISKANDAR : Tidak! Selama bibirku melekat pada badanku, aku berhak berkata kepadamu.
ANI : Hak? Hak apa? Memangnya aku ini kerabatmu yang boleh kau hina? Memangnya
rumah makan ini rumahmu, tempat engkau berkata dan berbuat semaunya ter-
hadap orang lain? Ya, aku tahu, engkau menaruh dendam kepadaku, sebab kau

186
cinta kepadaku, tapi tak sanggup mengatasi laki-laki lain, lantaran engkau tidak
bekerja, kecuali mondar-mandir mengukur jalan.
ISKANDAR : (bangkit berdiri). Apa? Aku cinta padamu? Hh, memangnya aku ini buta? Sang-
kamu aku suka melihat kecantikanmu? Bah! Apa arti wajahmu.
ANI : Lekas pergi! Tak sudi aku melihat mukamu. Dasar lancongan. Tak tahu adat.
Gampang saja membuka mulut.
ISKANDAR : Engkau yang gampang membuka mulut memainkan bibir. Kau sangka bibirmu
itu dipandang bagus oleh semua orang?
ANI : Pergi! Pergi!
ISKANDAR : Tidak!

TELPON (berbunyi).

ANI : (cepat mengangkat telpon). Ya, disin rumah makan Sambara. –Tidak ada tuan,
belum datang (telpon diletakkan, terus kepada Iskandar). Ayo pergi! Aku benci
melihat kau.
ISKANDAR : (diam memandang).
ANI : Engkau tak akan pergi?
ISKANDAR : Tidak, sebelum aku sendiri yang mau.
ANI : Engkau rupanya bukan pelancongan saja, tapi setengah matang. Kau kira siapa

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


yang lebih berkuasa disini, engkau atau aku?
ISKANDAR : Hh, mentang-mentang jadi pelayan, hendak mengaku berkuasa. Engkau tidak
berkuasa disini, tapi engkau disini dibelenggu, diperbudak. Cis! Katanya saja
manusia itu merdeka, tak tahunya kecantikannya sendiri jadi kedok yang mem-
belenggu, menyuruh dia disini mendustai diri sendiri dan menipu orang lain…

ADEGAN 14

KARNAEN : (masuk). Ada apa, An? Kedengarannya ribut.


ANI : Dia orang setengah malang, mas. Datang disini untuk menghina mengejek saja.
KARNAEN : Suruhlah dia pergi dari sini.
ANI : Sudah, tapi dia tak mau pergi.
KARNAEN : (kepada Iskandar). Saya minta dengan sangat, supaya saudara pergi meninggal-
kan tempat ini.
ISKANDAR : Perlu apa saudara turut campur?
KARNAEN : Saya orang disini.
ISKANDAR : Tapi saya tidak berurusan dengan saudara. Saya berurusan dengan dia.
KARNAEN : Dari itu, kalau saudara berurusan dengan dia, berarti saudara berurusan pula
dengan saya, sebab saya pelindung dia.
ISKANDAR : Patut!
KARNAEN : Apa?
ISKANDAR : Patut jadi pelindung dia, sedap muka saudara tak sedap di mata.
KARNAEN : Engkau di sini rupanya mencari perselisihan ya? Kalau begitu, atas nama keterti-
ban rumah makan ini, engkau kuusir, mesti pergi sekarang juga. Jika tidak, nanti
kupanggil polisi.
ISKANDAR : Panggilah polisi, supaya kian jelas, bahwa orang-orang disini dibelenggu, meng-
gantungkan diri kepada orang lain.
KARNAEN : Sekali lagi aku bertanya, mau pergidari sini, tidak?
ISKANDAR : Tidak!

187
KARNAEN : (cepat mengangkat telpon). Minta kantor polisi! –ya, ini kantor polisi? –di sini ru-
mah makan Sambara. –saya minta bantuan polisi , supaya lekas mendatangi ka-
midisini.-ada yang mengganggu ketertiban, datangdisini mencari perselisihan.
–dia mengejek, menghina kepada kami. –boleh jadi dia gila. –sudah, tapi dia tak
mau pergi. –ya, sekarang masih ada di sini. –terima kasih! (telpon diletakkan).
ISKANDAR : Itukah keberanianmu, keberanian pelindung?
KARNAEN : Aku manusia beradab, tahu aturan, bukan karena takut menghadapi engkau.
ISKANDAR : Hh, manusia itu pakainnya saja yang bagus, tak tahu ia, bahwa itu hatinya lebih
kotor dari kakus. (berjalan hendak keluar).
KARNAEN : (menghampiri seraya mengepalkan tangan). Jangan lari pengecut!
ISKANDAR : Aku manusia merdeka, tiada seorang juga yang berhak menyuruh dan menahan
aku. (terus berjalan).
KARNAEN : (menjangkau bahu Iskandar). Diam!
ISKANDAR : (cepat memutar badan, meninju Karnaen).
KARNAEN : (jatuh terlentang).
ISKANDAR : (menjunjung kursi hendak membanting Karnaen).
ANI : (menjerit).
ISKANDAR : (melepaskan kursi dari pegangan, pergi keluar).

ADEGAN 15
TATA PANGGUNG

ANI : (cepat mendapatkan Karnaen, menolong membangunkan). Sakit, mas?


KARNAEN : (bangkit memijit-mijit tangan kiri). Ya.
ANI : Oh, apa yang mesti kulakukan?
KARNAEN : Tariklah oleh kedua belah tanganmu. (mengulurkan tangan kiri).
ANI : (memegang tangan Karnaen dan menariknya).
|

KARNAEN : (menyeringai). Aduh! Sudah, An sudah dulu!


Kelas IX

ANI : (melepaskan tangan Karnaen).


KARNAEN : (memalingkan muka Ani dan memijit-mijit tangan). Dapatkah selamanya engkau
mengulurkan tangan kepadaku, mengindahkan suara hatiku, An?
ANI : Saya tidak mengerti, mas.
KARNAEN : (terkulai). Ya, engkau tak tahu menaruh kasihan kepadaku. (berjalan perlahan-la-
han). Hanya jika aku memakai baju tentara, baru engkau mau mengindahkan
cintaku.
ANI : Ah, mas, saya kian tidak mengerti.
KARNAEN : (duduk di kursi, membelakangi Ani). Bukankah orang seperti Suherman yang kau
indahkan dan kau anggap laki-laki yang patut kau serahi baktimu?
ANI : (tertunduk). Mengapa mas sampai kesana pula?engkau kusayangi, mas, kusay-
angi sebagai adik terhadap abang. Tak nyana bila Suherman mas anggap sebagai
saingan.
KARNAEN : (diam merengut memijit-mijit tangan).
ANI : (mengulaikan kepala).

ADEGAN 16

POLISI : (masuk). Tadi ada telpon dari sini ke kantor polisi.


KARNAEN : (bangkit). Benar, saya yang telpon.
POLISI : Mana orangnya yang mengadakan keonaran itu?

188
KARNAEN : Sudah pergi setelah meninju saya pula. Tapi kalu dicari, dia belum jauh larinya.
Dia mesti tertangkap, tuan. Mesti, sebab tangan saya sampai sakit begini.
POLISI : Sebelum dia meninju tuan, apa yang dilakukannya disini, sampai tuan tadi me-
nelpon kami?
KARNAEN : Menghina nona itu. Saya tidak tahu bagaimana menghinanya, Cuma ketika saya
datang disini, kedapatan mereka sedang bertengkaran kata. Sebagai orang disi-
ni, saya lalu menyuruh orang itu pergi meninggalkan tempat ini. Tapi membatu,
sampai terpaksa saya menelpon polisi.
POLISI : (kepada Ani). Nona dihina bagaimana oleh orang itu?
ANI : Sebenarnya orang itu sudah sering datang disini, tapi tidak selalu datang untuk
belanja. Begitu pula tadi, datangnya hanya untuk duduk di atas meja. Ketika saya
cela perbuatannya, dia malah terus mencela pekerjaan saya, caranya seperti di
rumah sendiri terhadap bujangnya, dengan mengeluarkan kata-kata yang tak
patut dikatakan.
POLISI : Apa katanya kepada nona?
ANI : Bahwa saya disini menjual kecantikan, bahwa saya disini jadi pendusta, penipu.
Lagipula ia berkata dengan marah-marah.
POLISI : Nona tidak bersikap apa-apa terhadap dia?
ANI : Saya usir, tapi dia membatu.
POLISI : Tidak ada sangkaan, kalau-kalau orang itu gila?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


KARNAEN : Boleh jadi dia setengah matang, sebab pakaiannya juga sudah tak keruan, ram-
butnya kusut, mukanya seram.
POLISI : Tidakkah orang itu memakai celana hitam, bajunya putih sudah kotor disebelah
punggungnya?
KARNAEN : Ya, betul dia.
POLISI : Badannya tinggi kurus?
KARNAEN : Ya.
POLISI : Pelancongan! Tapi dia mudah dicari.

ADEGAN 17

SUDARMA : (masuk diiringkan Usman). Who, ada apa?


KARNAEN : Pelancongan membikin keonaran disini.
SUDARMA : Lantas?
KARNAEN : Ya, polisi ini hendak menguruskannya.
SUDARMA : Mana orangnya sekarang? Kok, berani benar membikin keonaran di rumah
makanku. Apa yang dilakukannya disini?
KARNAEN : Dia menghina Ani, meninju saya dan terus lari, karena itu (kepada polisi) akan
tuan cari bukan?. Sebab saya tidak merasa puas.
POLISI : Kalau betul orang itu sebagaimana yang saya lukiskan tadi, niscaya saya dapat
mencarinya. Kami dari pihak polisi sudah tahu dimana dia sering ada.
KARNAEN : Saya rasa, betul, tak salah lagi dialah orangnya.
POLISI : Baik, tuan, saya akan menjalankan kewajiban. Jika ia sudah diketemukan, nanti
tentu dibawa kemari. Dalam satu jam ini, jangan tuan dan nona pergi dulu dari
sini, sebab bagaimanapun juga, dalam satu jam ini saya akan datang lagi kesini
memberi kabar.(melangkah hendak keluar).
SUDARMA : Nanti dulu! Sebagai yang punya rumah makan , saya memberatkan pengaduan
anak saya itu, sebabbagaimanapun juga, orang yang membikin keonaran disini
berarti hendak merugikan perusahaan saya, bukan?

189
POLISI : Betul.
SUDARMA : Nah, dari itu saya sangat mengharap, supaya dia lekas tertangkap, inign segera
kulihat batang hidungnya.
POLISI : (terus pergi keluar).
SUDARMA : (berjalan menuju meja tulis). Ada-ada saja, rumah makanku mau dijadikan tem-
pat adu tinju. (kepada Karnaen). Tapi tidak engkau yang salah?
KARNAEN : Kalau saya yang salah, saya tidak akan berani menelpon polisi.
USMAN : Bagaimana sih, asalnya?
KARNAEN : Dia orang setengah matang, paman. Mulanya datang disini mendapatkan Ani,
waktu saya tidak ada. Ketika saya datang disini, kedapatan Ani dan dia sedang
bertengkaran kata.
USMAN : O, begitu? (kepada Ani). Apa yang ditengkarkannya, An?
ANI : Dia mnghina saya, mengganggu saya.
USMAN : Tapi begitulah selama engkau tidak kawin. Engkau akan selalu diganggu orang,
akan selalu merasa tidak aman. Karena itu kunasihatkan, supaya lekas saja kaw-
in. Orang kawin nyata mendekati keselamatan, menjauhi kecelakaan. Tidak sia-
sia Tuhan mengadakan aturan mesti kawin kepada umatnya.
ANI : Tetapi itu bukan lantaran saya tidak kawin, paman. Orang itu tidak sopan saja ,
boleh jadi setengah matang.
USMAN : Kalau engkau punya suami, kan tidak akan ada lagi laki-laki yang mau meng-
ganggu engkau.
TATA PANGGUNG

SUDARMA : (menghitung uang di atas meja tulis). Tapi kalau dia sudah kawin, berarti akan
meninggalkan pekerjaan disini. Itu tak hendak kuijinkan.
USMAN : Apa alangannya setelah kawin dia tetap bekerja disini? Dengan begitu malah
memberi kesucian kepada rumah makan ini, sebab nanti tidak akan ada lagi la-
ki-laki yang datang disini dengan maksud hanya main-main dengan Ani. Betul
tidak, An?
|

ANI : Betul juga, paman.


Kelas IX

USMAN : Nah, kawinlah! Jangan jauh mencari suami, kawinlah dengan Karnaen.
KARNAEN : Tidak, paman. Dia sudah ada mempunyai pemuda yang diidam-idamkannya.
USMAN : Lho, siapa?
KARNAEN : Suherman, kapten tentara.
USMAN : Ah, kukira dia akan kawin dengan kamu.
SUDARMA : Mentang-mentang engkau kyai, engkau dimana-mana terus saja menganjurkan
kawin kepada orang yang belum kawin. Seperti engkau saja yang nanti hendak
membelanjai ongkos rumah tangga suami isteri itu.
USMAN : Aku bicara atas nama pagar keselamatan.
SUDARMA : Nanti dulu, jangan membicarakan kawin. Kawin perkara gampang, asal si laki-la-
ki sudah ada uang, tinggal jadi (kepada Ani). Tapi, An, tadi tidak ada telpon untuk-
ku?
ANI : Ada.
SUDARMA : Dari siapa?
ANI : Saya lupa menanyakan dari siapa-siapanya.
SUDARMA : Kok lupa! Kan tadi aku berat berpesan supaya yang menanyakan aku, mesti kau
catat dan ditanya apa keperluannya. Jika begitu, sia-sia saja aku menggaji orang
disini.
ANI : (menundukkan kepala).
SUDARMA : Itu berarti melalukan keuntungan. Sebab orang yang menelpon itu sudah pasti
berurusan dagang.
ANI : Saya tadi…… sedang kacau ingatan+.

190
SUDARMA : Ah, kacau ingatan! Hanya yang sakit rohani, kacau ingatan.
USMAN : Memang sudah biasa, kacau ingatan itu jadi penyakit orang yang belum kawin.
ANI : (menyapu-nyapu mata).
USMAN : Mengapa engkau menangis, An? (menghampiri).
ANI : Saya……… saya ingat kepada nasib, paman.
USMAN : Tapi mengapa mendadak sekali?
ANI : Saya ini sendiri di dunia, tak ibu, tak bapa. (sedih). Dan orang yang saya anggap
tempat menumpangkan diri, ternyata tidak sayang. (mengisak).
USMAN : (menyapu-nyapu rambut Ani). Sabar, nak, sabar. Orang sabar dikasihani Tu-
han…….
KARNAEN : (pergi kearah pintu keluar).
SUDARMA : (tercengang memandang Ani).

ADEGAN 18

SUHERMAN : (masuk heran memandang).


KARNAEN : (melihat kepada Ani, melihat kepada Suherman). Dia menunggu saudara, kapten
Suherman.
SUHERMAN : Menuggu saya bagaimana? Ada apa sih yang terjadi di sini? Ada apa yang terjadi,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


An?
ANI : (menyapu mata). Tidak… tidak ada apa-apa.
SUHERMAN : Saya tidak mengerti. (kepada Karnaen). Apa maksud saudara dengan dia
menunggu saya itu?
KARNAEN : Bukankah saudara cinta kepadanya?
SUHERMAN : Tapi apa salahnya saya mencintai dia?
KARNAEN : Cinta saudara tentu tidak hanya cinta saja.
SUHERMAN : Ya, lantas?
KARNAEN : (memandang kepada Usman).
USMAN : Begini, anak muda. Menurut kebiasaan, cinta itu adalah bunga dari perkawinan.
Jadi……
ANI : (menyembunyikan muka dibelakang kedua belah tangan). Sudah! Sudah! Jangan
aku terus diombang-ambingkan. (mengisak).
SUHERMAN : Rupanya saya datang disini sangat tidak kebetulan. Lebih tidak kebetulan lagi,
karena baru sekali ini saya mendengar orang hendak turut campur dengan cin-
ta saya. Dalam cita-cita saya, saya datang disini akan menemui kebahagiaan,
tapi tenyata malah disambut dengan hendak didikte, bahkan rupanya hendak
disuruh kawin. Saya bantah perkataan yang menyatakan, bahwa cinta itu bun-
ga dari perkawinan, saya tentang anggapan saudara-saudara yang memandang
saya rendah, menyamakan saya kepada anak kecil yang dimestikan menelan se-
gala yang disuapkan kedalam mulutnya.
USMAN : Ah, kamipun tidak memandang rendah kepada tuan.
SUHERMAN : Orang menyuruh saya kawin itu tidak memandang rendah, tidak menganggap
saya ini orang tolol yang tidak tahu arti cinta kepada perempuan? Tidak, saya
tidak merasa senang dengan perkataan saudara. Saya malah merasa dihina.
USMAN : Saya juga tidak hendak menyuruh kawin.
SUHERMAN : Habis? Sangka saudara, saya mencintai perempuan itu untuk kawin?
USMAN : Maksud kami tidak begitu, tapi……
ANI : Sudah! Sudah! Saya tahu bahwa orang hanya suka kepada senyumanku, tidak
suka kepada air mataku. (menangis pergi ke belakang).

191
SUHERMAN : Betul-betul datang saya disini sial! (melangkah).
SUDARMA : Nanti dulu, tuan. Duduk-duduklah dulu. Minum kopi susu atau susu coklat? Nanti
Ani melayani tuan.
SUHERMAN : Tidak, saya tak mau minum apa-apa dan tak akan datang lagi di sini. Selamat
tinggal! (terus berjalan keluar).
SUDARMA : (kepada Usman). Engkau juga yang mengacaukan. Engkau menghendaki kesela-
matan, tapi sikapmu mengacaukan, merugikan rumah makanku. (mengeluarkan
surat-surat dari dalam tas, duduk menghadap meja tulis). Rumah makanku mau
dijadikan tempat tukang gado-gado. Seperti tiada lagi soal yang lebih penting
dari perkara kawin! (menyusun surat-surat). Hh, kawin! Kawin!
USMAN : (mengambil botol limun dari lemari, menuangkan isinya kedalam gelas, lalu
duduk, minum).

ADEGAN 19

POLISI : (masuk mengiringkan Iskandar).


KARNAEN : (berdiri menyambut).
POLISI : (kepada Karnaen). Betul ini, orang yang tuan maksudkan itu?
KARNAEN : Ya, betul.
POLISI : Tapi, mana nona yang tadi?
TATA PANGGUNG

KARNAEN : Ada di dalam (kepada Usman). Coba panggil dia, paman.


USMAN : An! Ini polisi datang! Kesini kau sebentar.
ANI : (tampil dengan perangai kusut).
POLISI : (kepada Ani). Inikah orang yang tadi menghina nona itu?
ANI : (hampir tak kedengaran). Ya.
POLISI : (kepada Iskandar). Tadi engkau sudah datang di sini dan mengadakan keonaran
|

di sini. Engkau sudah menghina nona itu dan meninju tuan ini. Betul tidak?
Kelas IX

ISKANDAR : Saya meninju dia, sebab dia hendak menahan saya di sini.
POLISI : Menahan bagaimana?
ISKANDAR : Saya mau pergi dari sini, tapi mengapa dia memegang bahu saya?
KARNAEN : Sebab dia hendak lari meninggalkan dosa, mencela mengejek perbuatan saya
menelpon polisi. Dikatakannya bahwa hati saya lebih kotor daripada kakus.
POLISI : (kepada Iskandar). Betul engkau pernah berkata begitu?
ISKANDAR : Ya, sebab saya merasa sebal, mengapa setelah dia turut campur dengan urusan
saya dan perempuan itu, lalu membawa-bawa polisi pula.
KARNAEN : Tapi saya menelpon polisi, setelah dia takmau diusir, setelah saya peringatkan
pula, bahwa bila dia tidak mau pergi, saya akan minta bantuan polisi. Saya me-
nelpon polisi sebagai orang yang tak mau berselisih, sekalipun dia sudah seak-
an-akan menantang berkelahi dengan mengejek menyebut tak sedap melihat
muka saya.
ISKANDAR : (tajam menatap mata polisi). Saya akan ditahan?
POLISI : Ya.
ISKANDAR : (dalam mulut). Akibat perempuan…… pendusta, penipu.
POLISI : Jangan ngomel lagi. Ayo, kita pergi!
ANI : (bangkit dari duduk). Nanti dulu!
POLISI : Ada apa lagi, nona?
ANI : Mengapa dia disalahkan?
POLISI : Who, kan kata nona tadi dia menghina nona. Itulah salah satu dari kesalahann-
ya.

192
ANI : Tidak! (maju ke depan). Dia tidak salah. Sayalah yang salah. Kalau harus ditahan,
sayalah yang mesti ditahan. Jangan dia, sebab dia tidak bersalah.
POLISI : Salah bagaimana?
ANI : Saya tadi tidak terus terang, bahwa saya sesungguhnya….. sesungguhnya dia ti-
dak menghina saya. Sebaliknya, saya yang menghina dia.
POLISI : (memandang orang lain). Jadi…. Jadi perkataan nona tadi, bahwa dia menghina
nona itu tidak benar?
ANI : Ya.
POLISI : Tidak benar dia sudah melahirkan ejekan, menyebut penipu dan sebagainya ke-
pada nona?
ANI : Betul dia berkata begitu, tapi tadi saya dungu, tidak mau terus terang, bahwa se-
benarnya…… sebenarnya apa yang dikatakannya itu mengandung kebenaran,
bahwa sebenarnya saya sudah dusta kepada diri sendiri dan kepada orang lain.
POLISI : Jadi nona sekarang merasa puas, sehingga urusan ini tidak perlu dilanjutkan?
ANI : Ya.
KARNAEN : Tapi saya belum puas dan minta supaya perkara ini dilanjutkan.
ANI : Boleh dilanjutkan juga, dan saya sedia masuk bui.
POLISI : (kepada Karnaen). Soal ini jadi soal remeh yang tidak perlu dibawa keatas, tuan.
Asal antara tuan dan dia tidak ada lagi perasaan apa-apa (kepada Iskandar). En-
gkau masih dendam kepada tuan ini?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


ISKANDAR : Buat apa dendam kepadanya, terikat oleh lolongan anjing di tepi jalan hidupku?
POLISI : Maksudku, mau engkau dantuan ini maaf-memaafkan?
ISKANDAR : Sejak saya meninggalkan dia tadi, dia sudah kumaafkan.
POLISI : (kepada Karnaen). Dia sudah mengatakan begitu, tuan. Tinggal pihak tuan.
KARNAEN : (melihat kepada orang lain).
POLISI : Tuan mau memaafkan dia atau tidak?
KARNAEN : (perlahan-lahan). Ya, saya maafkan.
RUKAYAH : (masuk, heran memandang).
POLISI : Perkara ini sudah beres, (kepada Iskandar). Engkau boleh pergi, tapi perhatian
polisi kepadamu lebih daripada waktu yang lalu, terutama sebelum engkau men-
gubah laku sebagai pemalas, engkau akan terus diperhatikan polisi.
SUDARMA : Awas! Sejak sekarang, engkau tak boleh datang lagi disini. Sekali lagi engkau be-
rani melancong kesini mendekati nona itu, akan kau tahu rasanya nanti.
ISKANDAR : (melangkah hendak keluar).
ANI : Nanti dulu!
ISKANDAR : (berhenti berjalan memandang Ani).
ANI : Tunggu dulu! (pergi ke belakang).
KARNAEN : (berdiri memandang Ani).
POLISI : Dia mau apa lagi?
SUDARMA : (tercengang). Entahlah!
RUKAYAH : (menghampiri Usman). Ada kejadian apa, paman?
USMAN : Walahualam. Kita lihat saja.

ADEGAN 20

ANI : (tampil membawa koper).


USMAN : Mau kemana, An?
ANI : Saya mau keluar dari sini.
SUDARMA : Nanti dulu! Nanti dulu! Jangan tergesa-gesa begitu, An. Siapa yang menyuruh

193
engkau keluar dari sini? Aku sayang kepadamu dan berjanji akan menaikkan ga-
jimu, asal jangan pergi dari sini.
ANI : Tidak! Saya tak hendak diikat lagi. Saya mau hidup merdeka.
SUDARMA : Ah, merdeka, merdeka bagaimana? Nanti engkau sukar mencari lagi pekerjaan,
mencari kesenangan seperti di sini.
ANI : Saya tidak senang di sini, karena itu saya mau pergi. Saya harus jauhi segala
kepalsuan dalam rumah makan ini, dan akan pergi bersama orang jujur.
SUDARMA : Orang jujur? Siapa?
ANI : (menunjuk Iskandar). Dialah yang jujur.
ISKANDAR : (tegak memandang Ani).
SUDARMA : Dia jujur katamu? Dia pelancongan, An! Jangan matamu melek, tapi tidak meli-
hat.
ANI : Mata saya melek dan melihat, bahwa kebenaran ada padanya. Dia betul tidak
bekerja, tapi (kepada Iskandar). Jika engkau sudah tidak merasa sendiri lagi di
dunia, akan mau engkau bekerja?
ISKANDAR : Ya, tentu.
ANI : Mau engkau hidup bersama aku?
ISKANDAR : Mengapa tidak?
ANI : (kepada Sudarma). Gaji saya yang belum dibayar, saya minta supaya dihadiah-
kan kepada fakir miskin. (kepada Karnaen). Mas, saya doakan, mudah-mudahan
mas segera mendapatkan istri yang cakap mengurus rumah tangga. (pada Ru-
TATA PANGGUNG

kayah). Ruk, aku akan pergi!


RUKAYAH : (memegang tangan Ani). Tak salah kiranya kataku tadi, An.
ANI : Bukan, Ruk, aku yang sekarang bukan lagi aku yang tadi kau sindir. Aku akan
berhenti main sandiwara dan akan pergi bersama musuh-tapi-kawanku, menga-
wani dia sebagai perempuan yang akan berjuang berdampingan.
RUKAYAH : Engkau berkata lain dari tadi. Jika tadi aku mengatakan iri padamu untuk meny-
|

indir belaka, sekarang aku mengiri padamu dengan sesungguh-sungguhnya.


Kelas IX

ANI : Tapi, Ruk, apa yang mesti kau irikan, kalau aku sekarang masih juga aku yang
tadi? Marilah kita pergi bersama.(melangkah).
ISKANDAR : Kopermu, tidak berat?
ANI : Mau kau bawa?
ISKANDAR : Ya, sebagai laki-laki.
ANI : (menyerahkan koper).
POLISI : Nah, jika begitu engkau tidak malas, tidak lagi dicurigai polisi.
USMAN : Nanti dulu! Kamu berdua akan kawin?
ANI : Bisa jadi, paman.
USMAN : Jika demikian, kusampaikan doa, moga-moga kamu berdua dilindungi dan
dikaruniai Tuhan selalu.
ANI : Mari, Ruk, kita pergi! (berjalan keluar disampingi Rukayah, diiringkan Iskandar).

ADEGAN 21

POLISI : (menepuk dahi). Bingung juga kepalaku memikirkan mereka! (pergi keluar).
SUDARMA : (kepada Usman). Engkau juga yang jadi gara-gara semuanya ini. Engkau dengan
anjuranmu : kawin! Kawin!
USMAN : Tapi aku menganjurkan kawin, tadinya aku mau menolong anakmu.
SUDARMA : Bah! Menolong apa?
USMAN : Anakmu sudah lama ada cita-cita mau memperistrikan Ani. Dia minta tolong ke-

194
padaku supaya Ani mau kawin dengan dia.
SUDARMA : (kepada Karnaen). Betul, Karnaen?
KARNAEN : Ya, saya yang sial……

LAYAR
Priangan, Januari 1947

Berdasarkan hasil membaca naskah, lalu lakukanlah proses Analisa dalam naskah tersebut.

PENILAIAN HARIAN
Berdasarkan hasil menganalisa naskah, maka tentukanlah:

1. Tema yang terdapat dalam naskah berdasarkan hasil menganalisa

2. Synopsis naskah sesuai hasil menganalisa

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


3. Tentukan penglataran berdasarkan hasil menganalisa

4. Buatlah gambar sketsa set property serta set panggung berdasarkan hasil menganalisa

5. Buatlah maket Bersama teman kelompok berdasarkan hasil menganalisa dengan pemilihan
bentuk panggung arena atau proscenium

REFLEKSI
Setelah mempelajari materi pada bab ini, Anda dapat mengetahui secara singkat tentang proses
menganalisa piranti tangan dan set gantung berdasarkan teks lakon. Materi manakah yang menurut
Anda sulit untuk dipahami? Cobalah untuk berdiskusi dengan teman maupun guru Anda ! Konsep dasar
pada bab ini akan menjadi dasar untuk materi di bab berikutnya

195
PENILAIAN SEMESTER GANJIL

Pilihan Ganda
1. Yang dimaksud dengan power tools adalah....
A. Tempat menyimpan perkakas
B. Peralatan yang penggunaannya menggunakan tenaga listrik
C. Peralatan membuat property
D. Peralatan untuk memotong kayu
E. Peralatan yang penggunaannya menggunakan baterai

2. Yang dimaksud dengan hand tools adalah....


A. Peralatan yang penggunaannya menggunakan tangan
B. Peralatan yang penggunaannya di pukul
C. Peralatan yang digunakan untuk mengecat tembok
D. Peralatan yang digunakan untuk memotong besi
E. Alat untuk mengebor besi

3. Yang dimaksud dengan power hand tools adalah...


A. Peralatan yang digunakan untuk membuat rumah
B. Peralatan yang digunakan untuk membersihkan sisa cat
TATA PANGGUNG

C. Peralatan yang penggunaannya menggunakan tenaga baterai


D. Peralatan untuk menyambungkan besi
E. Peralatan untuk membuat set

4. yang termasuk kedalam hand tools adalah....


A. Electric Drill
|
Kelas IX

B. Hammer
C. Smoke Machine
D. LED Lamp
E. Par64

5. yang termasuk kedalam power tools adalah...


A. mata bor
B. circular saw
C. chisel
D. baut
E. palu

6. yang termasuk kedalam power hand tools adalah...


A. Rotary tools
B. Circular saws
C. Combo Kits
D. Toolbox
E. Saws

7. kain hitam yang berada dibelakang panggung disebut...


A. Set
B. Cyclorama

196
C. Backdrop
D. Wing
E. Blackback

8. Area panggung yang berada di bagian depan dinding bingkai proscenium adalah...
A. Apron
B. Thrust
C. Baten
D. Side
E. Wing

9. Area tempat duduk penonton


A. Lobby
B. Stage
C. Operator Room
D. Auditorium
E. Backstage

10. Tempat area pertunjukan berlangsung adalah...


A. Balkon

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


B. Stage
C. Backstage
D. Service Room
E. Auditorium

11. Bagian sisi kiri kanan yang berfungsi sebagai masuk dan keluarnya pemain...
A. Wing
B. Backstage
C. Balkon
D. Operator
E. Rigging

12. yang dimaksud dengan panggung adalah....


A. tempat persiapan untuk rias
B. tempat persiapan untuk gladi resik
C. tempat yang disiapkan untuk penonton
D. tempat menampilkan karya seni
E. tempat untuk musik dan tari

13. Nama lain dari penataan pentas adalah...


A. Box
B. Blackbox
C. Scenery
D. Proscenium
E. Arena

14. Simbol yang nampak diatas pentas yang mengirimkan pesan makna kepada penonton adalah...
A. Simbol audio
B. Simbol visual
C. Simbol Piktorial

197
D. Simbol Fisikal
E. Simbol Verbal

15. Dalam pelaksanaan event, yang bertugas mengorganisir di wilayah panggung adalah tugas..
A. Stage crew
B. Stage manager
C. Penata Busana
D. Penata Rias
E. Penata Tari

16. Disamping merupakan contoh dari pemetaan bloking pada panggung


A. Proscenium
B. Tapal Kuda
C. Arena
D. Black Box Theatre
E. Ampitheatre

17. Berikut ini manakah yang tidak termasuk kedalam panggung pertunjukan?
A. Black Box Theatre
B. Proscenium
C. Arena
TATA PANGGUNG

D. Tapal Kuda
E. Teras

18. Panggung merupakan unsur penting bagi pertunjukan, yang menjadi ciri zaman romawi adalah
panggung...
A. Proscenium
|

B. Gladiator
Kelas IX

C. Arena
D. Black Box Theatre
E. Sphinx Theatre

19. Aliran atau ajaran yang berpegang pada kenyataan dengan mengungkapkan persoalan realistas
sesuai dengan persoalan yang ada adalah...
A. Surealisme
B. Naturalisme
C. Realisme
D. Simbolisme
E. Patriotisme

20. Gaya pertunjukan yang menampilkan tata panggung seperti aslinya adalah...
A. Naturalisme
B. Realisme
C. Realis Sugestif
D. Simbolisme
E. Ekspresionisme

21. Gaya pementasan yang menggunakan simbol-simbol untuk mengungkapkan makna lakon ada-
lah....
A. Ekspresionisme

198
B. Simbolisme
C. Naturalisme
D. Realisme
E. Absurb

22. Gaya pementasan yang menggunakan pengaruh berkembangnya teori psikologi adalah....
A. Surealisme
B. Simbolisme
C. Patriotisme
D. Realisme
E. Naturalisme

23. Gaya yang menyajikan satu lakon seolah tidak ada kaitan rasional antara peristiwa yang satu den-
gan yang lainnya adalah....
A. Absurdisme
B. Surealisme
C. Epik
D. Simbolisme
E. Naturalisme

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


24. Penulis naskah Sepasang Merpati Tua adalah
A. Sapardi Djoko Damono
B. Arifin C.Noer
C. Putu Wijaya
D. Henrik Ibsen
E. Bakdi Soemanto

25. Norma adalah naskah yang di tulis oleh...


A. Alun Owen
B. Anton Chekov
C. Henrik Ibsen
D. Samuel Becket
E. Arifin C.Noer

26. Naskah yang di tulis oleh Anton Chekov adalah


A. Beruang penagih Hutang
B. Mega-mega
C. Orkes si Madun
D. Lautan Bernyanyi
E. Dag dig dug

27. Disamping merupakan contoh dari pemetaan bloking pada panggung


A. Proscenium
B. Tapal Kuda
C. Arena
D. Black Box Theatre
E. Ampitheatre

28. Sumber utama yang menjadi ide dasar sebuah garapan teater adalah……
A. Aktor

199
B. Sutradara
C. Naskah
D. Tata Artistik
E. Penonton

29. Unsur teater yang menyangkut tata rupa di dalam sebuah pertunjukan adalah…
A. Setting / dekorasi
B. Naskah
C. Sound system
D. Musik
E. Auditorium

30. Jika yang di maksud setting/dekorasi yang menggambarkan di ruang tertutup, disebut ;
A. Cyclorama
B. Exterior set
C. Draperies
D. Interior set
E. Tormentor

31. Nilai kesatuan di dalam sebuah komposisi pentas , disebut;


A. Variasi
TATA PANGGUNG

B. Balance
C. Emphasis
D. Harmony
E. Unity

32. Jika setting/dekorasi menggambarkan di ruang terbuka, disebut ;


|

A. Eksterior set
Kelas IX

B. Interior set
C. Tormetor
D. draperies
E. border

33. Di bawah ini termasuk jenis-jenis panggung arena, kecuali :


A. Procenium
B. Tapal kuda
C. Melingkar
D. Setengah melingkar
E. Bentuk L

34. Gambar dibawah ini merupakan contoh gambar..


A. Perspektive
B. Tentative
C. Bidang
D. Ruang
E. 3 dimensi

35. Artistik menjadi hal penting dalam membaca makna pertunjukan teater, oleh karena itu artistik
memiliki fungsi sebagai...
A. Deskripsi latar peristiwa secara visual

200
B. Dekorasi panggung
C. Pelengkap para aktor
D. Hiasan panggung
E. Property bagi pemain

36. Istilah yang digunakan dalam penataan set artistik tunggal yang memiliki beberapa makna atau
beberapa fungsi adalah...
A. Multiple Scenery
B. Single Scenery
C. Realis Scenery
D. Simbolis Scenery
E. Surealis Scenery

37. Layar paling belakang. Kain yang dapat digulung atau diturun-naikkan dan membentuk latar be-
lakang panggung adalah…
A. Batten
B. Backdrop
C. Tirai
D. Apron
E. Backstage

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


38. Daerah yang terletak di depan layar atau persis di depan bingkai proscenium adalah…
A. Apron
B. Wing
C. Side
D. Batten
E. Thrust
39. Gaya pementasan yang menggunakan simbol-simbol untuk mengungkapkan makna lakon ada-
lah....
A. Ekspresionisme
B. Simbolisme
C. Naturalisme
D. Realisme
E. Absurb

40. Gaya yang menyajikan satu lakon seolah tidak ada kaitan rasional antara peristiwa yang satu den-
gan yang lainnya adalah....
A. Absurdisme
B. Surealisme
C. Epik
D. Simbolisme
E. Naturalisme

201
Essay
Bacalah naskah lakon dibawah ini!

Judul : Mesin Waktu


Tema : Orde Lama
Pemeran :
1. Carissa / Arini
2. Budiman
3. Ida

Sinopsis :
Carissa adalah gadis berumur 20 tahun yang kehidupannya sangat glamor. Kedua orangtuanya
merupakan pengusaha sukses dan ia pun merupakan anak tunggal di keluarganya. Tidak heran karena
itulah Carissa sangat dimanja oleh kedua orang tuanya dengan harta. Carissa bukan anak yang ber-
prestasi di kampusnya, yang ia lakukan selalu sama hampir setiap hari, bolos kuliah, pergi ke mall,
clubbing dan nongkrong sampai pagi hari. Carissa memang cantik dan menarik, ia pun memiliki ribuan
pengikut di media sosialnya dan karena itulah ia selalu meng-update kegiatannya tersebut hampir
setiap waktu supaya terlihat gaul. Suatu hari Carissa bertengkar dengan orang tuanya karena tagihan
kartu kreditnya yang membludak. Ia merasa itu hal yang wajar dilakukan oleh anak seumurnya, berse-
nang-senang tanpa memikirkan apapun. Orangtuanya pun menasihatinya dengan apa yang orangtuan-
TATA PANGGUNG

ya lakukan di masa sulit mereka, namun ia tidak perduli dan akhirnya memilih untuk masuk kamar dan
tidur. Ketika bangun Carissa mendapati dirinya berada di sebuah kamar sempit bergaya tahun 60-an.
Ternyata ia masuk ke era orde lama dimana kondisi politik jauh dari apa yang terjadi di masa sekarang.
Carissa kaget karena ia harus hidup sebagai Arini, seorang aktivis di kampus yang menjadi incaran kare-
na pergerakannya yang dianggap mengancam pemerintahan. Carissa atau Arini memiliki 2 orang teman
sesama aktivis yaitu Budiman dan Ida yang sempat heran melihat perubahan dalam diri Arini. Kepriba-
|

diannya sangat bertolak belakang. Walaupun awalnya ia sempat stress melihat keadaan sekitarnya, na-
Kelas IX

mun apabila ingin bertahan hidup, carissa harus mempelajari politik serta ikut berjuang dalam kegiatan
yang selalu Arini lakukan. Sampai akhirnya ia pun menyadari bahwa hidupnya sebagai mahasiswa di
masa depan sangat menyenangkan, ia hanya menyia-nyiakan perjuangan orang-orang terdahulu yang
bahkan untuk berpendapat saja mereka sulit. Setelah beberapa lama ia berjuang menjadi Arini, Carissa
pun dapat kembali ke masa modern dan ia pun melakukan perubahan besar dalam dirinya agar dapat
menjadi generasi muda yang berguna bagi bangsa, seperti yang dilakukan Arini.

Kerjakan soal di bawah ini.


1. Buatlah desain penataan panggung naskah tersebut dalam panggung Procenium!
2. Buatlah desain penataan panggung naskah tersebut dalam panggung Tapal Kuda!
3. Buatlah desain penataan panggung naskah tersebut dalam panggung Arena!
4. Buatlah desain penataan panggung naskah tersebut dalam panggung bentuk L!

202
DAFTAR PUSTAKA

Block, R Craig Wolf & Dick. 2014. Scene Design and Stage Lighting Tenth Edition. Boston, USA : Michael
Rosenberg, 2014.
Eko Santosa, Dkk. 2008. Seni Teater Jilid I. Jakarta : Direktorat Pembinaan SMK Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2008.
—. 2008. Seni Teater Jilid II. Jakarta : Direktorat Pembinaan SMK Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2008.
Eko Santosa, S.Sn. 2013. Dasar Tata Artistik II. Jakarta : Direktorat Pembinaan SMK Kementrian
Pendididkan dan Kebudayaan, 2013.
Heru Subagyio, S.Sn & Nugroho Hari Sulistiyo, S.ST. 2013. Dasar Tata Artistik. Jakarta : Direktorat
Pembinaan SMK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013.
Jhonson, Doyle Paul. 1988. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta : Gramedia, 1988.
Kusnara, Adang. 2000. Tata Teknik Pentas. Bandung : STSI Press, 2000.
Nalan, Arthur S. 1984. Pengantar Tata Pentas. Bandung : ASTI Bandung, 1984.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Pamela J Sachant, P.hD. 2016. Introduction to Art. Dahlonega : University Of North Georgia Press, 2016.
Maudi Buana Putra, S.Sn. 2016. Penataan Artistik pada Naskah Labirynth Karya David Guerdon.
Bandung : ISBI Bandung, 2016.

203
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bow Saw 2


Gambar 2. Claw Hammer 2
Gambar 3. Hand Saw 2
Gambar 4. Alat-alat Perkakas 3
Gambar 5. Alat Pengukur 3
Gambar 6. Paku sebagai Alat Pengikat 3
Gambar 7. Perkakas Multifungsi 3
Gambar 8. Teater Primitif 8
Gambar 9. Panggung Teater Zaman Yunani 9
Gambar 10. Panggung Teater Zaman Romawi 9
Gambar 11. Panggung Teater Zaman Abad Pertengahan 9
Gambar 12. Panggung Teater Zaman Elizabeth 10
Gambar 13. Panggung Teater Zaman Renaissance 10
Gambar 14. Panggung Proscenium 11
Gambar 15. Panggung Arena 11
Gambar 16. Panggung Tapal Kuda 11
Gambar 17. Setting Realis Sugestif Naskah Musuh Masyarakat karya Henrik Ibsen 16
Gambar 18. Setting Realis Sugestif Naskah Musuh Masyarakat Karya Henrik Ibsen 17
Gambar 19. Bagian-bagian Panggung Zaman Renaissance 17
Gambar 21. Bagian-bagian Gedung Pertunjukan 18
Gambar 20. Bagian-bagian Panggung 18
Gambar 22. Panggung Thrust 19
Gambar 25. Backstage/Ruang Tunggu Pemain 20
Gambar 23. Setting Realis Sugestif Naskah Musuh Masyarakat karya Henrik Ibsen 20
Gambar 24. Setting Realis Sugestif Naskah Musuh Masyarakat Karya Henrik Ibsen 21
Gambar 26. Ruang Workshop Tata Panggung /Ruang Basah 21
Gambar 27. Pertunjukan Teater Tradisi Penggunaan Kain Bergambar 22
sebagai Background Pertunjukan
Gambar 28. Panggung Proscenium Tirai Penutup Panggung Proscenium 23
Gambar 29. Scenic design by student Lea Branyan (BFA Design) of Tylar Pendgraft’s Brokers 32
at the School’s Massman Theatre. Photo by Craig Schwartz
Gambar 30. Scenic Design, The Family Series, by Glenn Davis 32
Gambar 31. Lakon teater yang dimainkan NEO Theatre Indonesia di kampus ISBI Bandung 33
Gambar 32. Pementasan Neo Theatre naskah Rumah Boneka Karya Henrik Ibsen 33
Sutradara Fathul A. Husein
Gambar 33. Setting Realis Naskah Sekuntum Melati Buat Rima Karya Remy Silado 34
Gambar 34. Setting Realis Sugestif Naskah Musuh Masyarakat Karya Henrik Ibsen 34
Gambar 35. Setting Non Realis Naskah Ari-ari Atawa Interogasi No 2 Karya Arifin C. Noer 34
Gambar 36. Pementasan Neo Theatre Naskah Trirtik Segaris Putih Karya August Strindberg 35
Gambar 37. Jenis Garis 36
Gambar 38. Jenis Bentuk 36
Gambar 39. Pementasan Neo Theatre Naskah Trirtik Segaris Putih Karya August Strindberg 37
Gambar 40. Setting Realis Sugestif Serta Interior Set Naskah Senja Dengan Dua Kematian 38
Karya Kirdjomulyo 38
Gambar 41. Set Eksterior Naskah Sotoba Komachi 38

204
Gambar 42. Set Dinamis Naskah Dhemit Karya Heru K. Sutradara Zanuar Eko Rahayu 39
Gambar 43. Setting Statis Naskah Lautan Bernyanyi Karya Putu Wijaya 39
Gambar 43. Pertunjukan Antigone Karya Sopokhles 58
Gambar 45. Pertunjukan Antigone Karya Sopokhles 58
Gambar 45. Contoh property imajinasi Pertunjukan Antigone karya Sopokhles 59
Gambar 46. Persiapan Pentas dan perakitan set property Neo Theatre di ISBI Bandung 59
Gambar 45. Contoh property non imajinasi Pertunjukan Teater Payung Hitam 59
Sutradara Rachman Sabur
Gambar 47. Pertunjukan Teater Payung Hitam 60
Gambar 48. Property alat lab serta bom tangan/dinamit pertunjukan Atas Nama Keadilan. 60
Karya Albert Camus Sutradara Fathul A husein Produksi Neo Theatre
Gambar 49. Skeneri Naskah Les Justes Karya Labert Camus Produksi Neo Theatre 92
Penata artistic Joko Kurnain
Gambar 50. Pertunjukan Teater Payung Hitam 92
Gambar 51. Tiang tiang naskah Antigone menggunakan kayu bekas serta kertas semen 93
Gambar 52. Proses Pembuatan ornament tiang naskah Antigone menggunakan busa ati 93
Gambar 53. Pertunjukan Teater Realisme 98
Gambar 54. Pertunjukan Teater Realisme 99
Gambar 55. Set Panggung Realisme Sugestif 99
Gambar 56. Pertunjukan Teater Realisme 102
Gambar 57. Dokumentasi Teater Popoler Tahun 2000 140
Gambar 58. Pentas Naskah Klasik 142
Gambar 59. Dokumentasi Teater Koma Tahun 2017 144
Gambar 61. Rencana Bentuk Visual Set (Sketsa) 145
Gambar 60. Rencana Bentuk Visual Set (Sketch Up) 145
Gambar 62. Rencana Bentuk Visual Set (Sketch Up) 145
Gambar 63. Rencana Bentuk Visual Set (Sketsa) 172
Gambar 64. Rencana Bentuk Visual Set (Sketch Up) 172
Gambar 66. Floor Plan Naskah Labyrinth 173
Gambar 65. Floor Plan Naskah Labyrinth 173
Gambar 67. Rumah Laundry dan Rumah Kumuh di Amerika tahun 1950-an 174
Gambar 68. Tempat Laundry/Binatu 174
Gambar 69. Dokumentasi Pertunjukan Labyrinth 174
Gambar 70. Property Alat Cuci Binatu 175
Gambar 71. Pengering serta Pemeras Pakaian 175
Gambar 72. Keranjang Rotan untuk Menyimpan Kain dan Pakaian 175
Gambar 73. Ember Kayu dan Keranjang Rotan 175
Gambar 74. Ember Kayu dan Ember Seng 175
Gambar 75. Penggunaan Property Ember Rotan dan Pengering Kain di dalam Adegan 175

205
GLOSARIUM

Apron, adalah area panggung proscenium yang berada di bagian depan dinding bingkai proscenium
dan tepat di atas orchestra pit. Jika lantai orchestra pit dinaikkan selevel panggung (baik dengan meng-
gunakan mesin atau panggung tambahan), maka akan menambah luas apron dan biasanya disebut
sebagai forestage (panggung terdepan) atau panggung tambahan.
Arena, Salah satu bentuk panggung yang tidak dibatasi oleh konvensi empat dinding imajiner.
Arbor pit adalah celah terbuka pada lantai diujung panggung, dibawah struktur tali-temali panggung,
yang digunakan untuk menaikturunkan tali berisi pemberat ketika menaikkan atau menurunkan layar
dan bar lampu strip. Ruang kecil di bawah celah ini juga disebutsebagai arbor pit.
Auditorium adalah area tempat duduk penonton atau ruang penonton. Disebut juga sebagai house.
Backdrop layar paling belakang. Kain yang dapat digulung atau diturun-naikkan dan membentuk latar
belakang panggung.
Back of house (BOH) merupakan area belakang panggung yang tidak terbuka untuk umum. Area ini
digunakan untuk menyiapkan pertunjukan dan segala sesuatu yang mendukung pertunjukan. Disebut
juga sebagai backstage.
Balcony (Balkon) adalah tempat duduk penonton yang berada diatas auditorium, dimaksudkan untuk
menambah area penonton. Balkon disebut juga sebagai circle, mezzanine, atau tier.
Balcony rail adalah pagar atau pipa besi pembatas yang berada di depan balkon. Biasanya juga digu-
nakan untuk memasang lampu spot di depan balkon.
Box boom adalah tiang pemasangan lampu spot tambahan yang terletak di sisi depan auditorium, bi-
asanya berupa pipa vertikal.
Box merupakan area duduk penonton di auditorium yang khusus. Biasanya terletak di antara baris kursi
nomor dua dan dua belas. Tatanan kursi lebih longgar serta ruang dibatasi pagar khusus dari pipa atau
setengah dinding. Disebut juga sebagau opera box.
Bridge adalah serambi atau papan jalan yang terletak di atas bar-bar lampu yang digunakan untuk
meraih, menata dan mengarahkan lampu. Disebut juga dengan lighting bridge atau loading bridge.
Control room merupakan ruang kontrol yang biasanya terletak di bagian belakang auditorium. Digu-
nakan sebagai ruang untuk mengontrol cahaya dan suara, dan perlengkapan lain selama pementasan
berlangsung.
Crossover merupakan jalan lintasan atau gang yang berada dibelakang panggung. Digunakan oleh para
pemeran (pemain) dan kru panggung untuk melintas dari ujung satu ke ujung yang lain tanpa terlihat
oleh penonton. Disebut juga sebagai crossover corridor ataucrossover gallery.
Deck adalah lantai panggung.
Fly merupakan bagian atas panggung tempat peralatan dekorasi, kain layar, dan perlengkapan artistik
yang tergantung dan tersembunyi dari pandangan penonton. Disebut juga sebagai fly loft, fly tower, loft,
atau stage tower.
Fly rail merupakan pagar teralis mendatar, tempat pengoperasian tali-temali panggung yang biasanya
berisi pemberat untuk menaikturunkan layar atau dekorasi gantung. Disebut juga sebagai index rail
atau locking rail.
Followspot booth adalah ruang khusus yang terletak di bagian atas, tertutup, dan hanya untuk mengo-
perasikan lampu follow spot yang mengikuti arah pergerakan pemeran di atas pentas.
Forestage merupakan panggung atau ruang tambahan yang terletak di depan apron.

206
Forestage grid adalah kisi-kisi atau rangkaian kontruksi besi di bagian atas auditorium terdepan yang
bisa digunakan untuk memasang lampu atau menggantungkan dekorasi tertentu.
Front of house (FOH) adalah area publik di dalam gedung teater. Juga berarti tempat atau letak tata
lampu (bar) di bagian atas auditorium terdepan, di depan atas panggung.
Gallery adalah tempat duduk penonton yang berada di atas atau disebut balkon. Tempat duduk pe-
nonton yang lebih tinggi dan berada di samping auditorium, biasanya hanya diisi beberada baris kursi.
Ruang untuk bekerja yang berada di atas area panggung, digunakan para kru panggung untuk meny-
iapkan, menata, dan mengoperasikan perangkat artistik dari atas. Disebut juga crossover gallery, fly
floor, fly gallery, lighting gallery, loading gallery, dan operating gallery.
Grid disebut juga sebagai gridiron adalah lantai dari struktur baja atau logam yang ditambahkan di ba-
gian teratas area panggung. Digunakan untuk memasang dan memperbaiki peralatan panggung yang
berada di atas kerangka panggung.
House merupakan area tempat duduk penonton atau ruang untuk para penonton. Disebut juga audi-
torium.
Jump adalah ruang, tempat atau podium yang lebih tinggi di dalam area panggung. Disebut juga gallery
atau lighting jump.
Lighting catwalk adalah papan jalan yang tinggi, biasanya berada diatas auditorium dan digunakan
untuk memasang lampu spot.
Mix position merupakan area di dalam auditorium, biasanya tidak permanen, yang digunakan untuk
mengoperasikan peralatan tata suara selama pementasan berlangsung.
Orchestra di Amerika disebut sebagai usage adalah area tempat duduk di lantai utama audiorium atau
di bagian utama di antara tempat duduk penonton. Tempat duduk yang paling dekat dengan penonton
biasanya di Amerika disebut stalls, dan di Inggris disebut usage.
Orchestra pit adalah area atau lantai yang menjorok ke bawah tepat di depan panggung apron, digu-
nakan untuk para pemain musik orkestra selama pementasan. Ruangan ini biasanya bisa dinaikkan
sehingga sejajar dengan apron dan menjadi panggung tambahan.
Parterre adalah area tempat duduk penonton yang berada melingkar di belakang orchestra, biasanya
tempatnya lebih tinggi dan diberi pembatas setengah dinding. Disebut juga parquet circle atau orches-
tra circle.
Pin rail adalah pagar dari pipa logam tempat untuk meletakkan dan mengoperasikan baris lampu spot.
Plaster line adalah ujung panggung yang menghadap dinding proscenium atau tirai besi, biasanya
digunakan untuk menyembunyikan peralatan dan perlengkapan tata panggung selama pementasan.
Disebut juga sebagai setting line.
Projection booth adalah ruang tertutup yang berada di bagian atas dan digunakan untuk menyimpan
dan mengoperasikan peralatan proyeksi atau proyektor (infocus).
Proscenium merupakan bagian terbuka dari dinding proscenium dimana penonton dapat menyaksikan
panggung. Disebut juga sebagai proscenium arch, proscenium opening, atau pros.
Proscenium box adalah sebuah ruang kotak yang berbatasan dengan dinding proscenium. Disebut juga
stage box.
Proscenium wall adalah dinding yang memisahkan area panggung dan penonton.
Properti adalah enda atau pakaian yang digunakan untuk mendukung dan menguatkan akting pe-
meran.
Seating wagon adalah podium atau panggung yang bisa digerakpindahkan dengan menggunakan roda
yang berisi kursi penonton. Biasanya diletakkan di celah orchestra pit untuk menambah tempat duduk
penonton jika diperlukan.

207
Setting line adalah garis yang paralel dengan proscenium dan biasanya di bagian ujung yang bebas dari
halangan. Digunakan untuk menyimpan perlengkapan tata panggung. Disebut juga plaster line.
Skeneri adalah dekorasi yang mendukung dan menguatkan suasana Permainan
Sound and Light Lock (SLL) merupakan ruangan di bagian depan yang memisahkan antara auditorium
dan lobi atau area sirkulasi, untuk menjaga keheingan suara dan cahaya luar ruang yang masuk. Ruan-
gan ini juga ada di house bagian belakang.
Stage adalah area tempat pertunjukan berlangsung yang biasanya lebih tinggi dari baris penonton ter-
depan.
Stage house merupakan bagian gedung teater di seputar dinding proscenium termasuk di dalamnya
panggung dan wings serta semua bagian tempat yang termasuk dalam area panggung.
Stalls adalah area tempat duduk penonton di lantai utama auditorium dan paling dekat dengan pang-
gung.
Standing room merupakan area yang biasanya terletak di belakang auditorium atau di sisi gallery tem-
pat penonton menyaksikan pertunjukan dengan berdiri.
Thrust adalah bentuk panggung yang sepertiga bagiannya menjorok ke Depan
Trap room adalah ruangan di bawah panggung yang digunakan untuk memunculkan efek tata panggu-
ng. Salah satu bagian ruangan ini bisa dibuka menuju area panggung.
Wagon storage merupakan ruangan di bawah auditorium atau panggung, biasanya di salah satu ujung
orchestra pit yang digunakan untuk menyimpan set kursi penonton.
Wing merupakan bagian sisi kanan dan kiri panggung dan digunakan untuk muncul dan keluarnya pe-
main, perlengkapan dekorasi, sirkulasi, serta untuk mengoperasikan beberapa peratalan teater. Di atas
telah dijelaskan tentang panggung proscenium beserta bagian-bagiannya, tapi seorang penata pang-
gung perlu juga memahami bentuk panggung lain seperti panggung arena dan thrust. Karena bentuk
panggung yang berbeda memiliki prinsip artistik yang berbeda.

208
BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS 1

Nama Lengkap : Zanuar Eko Rahayu, S.Sn


Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 19 Januari 1991
Telepon/HP : 083821138539
Alamat Kantor : SMKN 1 Pandeglang
Jalan Raya Labuan KM 05 Kadulisung, Pandeglang,
Banten
Kompetensi Keahlian : Tata Artistik Teater
Riwayat Pekerjaan
Guru SMKN 1 Pandeglang (2017 s/d Sekarang)
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar
S1 Seni Teater Institut Seni Budaya Indonesia Bandung (Lulus Tahun
2015)

BIODATA PENULIS 2

Nama Lengkap : Tirta Nugraha Pratama, S.Sn


Tempat/Tanggal Lahir : Pandeglang, 27 Januari 1994
Telepon/HP : 081298232829
Alamat Kantor : SMKN 1 Pandeglang
Jalan Raya Labuan KM 05 Kadulisung, Pandeglang,
Banten
Kompetensi Keahlian : Tata Artistik Teater
Riwayat Pekerjaan
Guru SMKN 1 Pandeglang (2016 s/d Sekarang)
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar
S1 Seni Teater Institut Seni Budaya Indonesia Bandung (Lulus Tahun
2015)

209

Anda mungkin juga menyukai