Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Konsep Etik Dan Hukum Dalam ASKEP HIV”


Dosen Pembimbing : Ns.Pricilya Margaretha Warwuru,S.kep.,M.kes

Disusun Oleh :

Nama : Elsi Batebolinggo


Kelas : Keperwatan A (semester 4)
NIM : 01909010015

JURUSAN KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI GRAHA MEDIKA
KOTA KOTAMOBAGU
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME). Di mana Tuhan YME
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga saya dapat membuat “MAKALAH
konsep etik dan hukum dalam ASKEP HIV””. Makalah ini telah saya susun dengan
sistematis dan sebaik mungkin.

Dengan selesainya Makalah Konsep Etik Dan Hukum Dalam Askep HIV ini, maka saya tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Makalah konsep etik dan hukum dalam askep
HIV. Demikian Makalah Konsep Etik Dan Hukum Dalam Askep HIV ini saya mohon kritik
dan sarannya apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan Makalah ini. Semoga Makalah
ini dapat berguna untuk para pembaca.

Kotamobagu, 05 April 2021

Elsi Batebolinggo
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................


KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI …………………………………….....................................................
BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................................
A. Latar Belakang .........................................................................................
B. Rumusan masalah ......................................................................................
C. Tujuan ......................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN .........................................................................................


A. Pengertian ................................................................................................
B. Prinsip Etik ...............................................................................................
C. Asas Etik....................................................................................................
D. UU kesehatan ............................................................................................
E. Isu etik dan hukum pada konseling pre-post tes HIV ...............................

BAB III : PENUTUP .................................................................................................


A. Kesimpulan ................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dengan menghancurkan sel
CD4 (sel T). Sel CD4 adalah bagian dari sistem imun yang spesifik bertugas melawa
infeksi. Infeksi HIV menyebabkan jumlah sel CD4 turun secara dramatis sehingga
sistem imun tubuhmu tidak cukup kuat untuk melawan infeksi. Akibatnya, jumlah
viral load kamu tinggi, itu artinya sistem kekebalah tubuh sudah gagal bekerja
melawan HIV dengan baik.

Etik berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat atau kebiasaan yang baik
atau yang seharusnya dilakukan. Dalam organisasi profesi kesehatan pedoman baik
atau buruk dalam melakukan tugas profesi telah dirumuskan dalam bentuk kode etik
yang penyusunannya mengacu pada sistem etik dan asas etik yang ada. Meskipun
terdapat perbedaan aliran dalam pandangan hidup, serta adanya perubahan dalam tata
nilai kehidupan masyarakat secara global, tetapi dasar etik dibidang kesehatan.
Kesehatan klien senantiasa akan saya utamakan tetap merupakan asas yang tidak
pernah berubah.
Etika keperawatan adalah sikap etis yang wajib dimiliki oleh seluruh perawat sebagai
bagian dari integritas selama bertugas menjalankan profesi perawat dengan
menerapkan norma-norma keperawatan dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etik ?
2. Apa yang dimaksud prinsip etik ?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan asas etik ?
4. Jelaskan Issuees etik dan hukum pada konseling pre-post tes HIV?
C. Tujuan
1. Megetahui apa yang dimaksud dengan etik
2. Mengetahui apa yang dimaksud prinsip etik
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan asas etik
4. Mengetahui Issuees etik dan hukum pada konseling pre-post tes HIV
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etik

Etik berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat atau kebiasaan yang baik
atau yang seharusnya dilakukan. Dalam organisasi profesi kesehatan pedoman baik
atau buruk dalam melakukan tugas profesi telah dirumuskan dalam bentuk kode etik
yang penyusunannya mengacu pada sistem etik dan asas etik yang ada. Meskipun
terdapat aliran dalam pandangan hidup, serta adanya perubahan dalam tata nilai
kehidupan masyarakat secara global. Tetapi dasar etik dibidang kesehatan. Kesehatan
klien akan senantiasa saya utamakan tetap merupakan asas yang tidak pernah berubah.

B. Prinsip Etik
Prinsip etik bagi ODHA yang harus dipegang oleh seseorang, masyarakat, nasional,
dan internasional dalam menghadapi HIV/AIDS adalah:
1. Empati
Ikut merasakan penderitaan sesama termasuk ODHA dengan penuh simpati,
kasih sayang dan kesediaan saling menolong.
2. Solidaritas
Secara bersama-sama membantu meringankan dan melawan ketidakadilan
yang diakibatkan ole HIV/AIDS.
3. Tanggung jawab
Bertanggung jawab mencegah penyebaran dan memberikan perawatan pada
ODHA.

C. Asas Etik
1. Asas menghormati otonomi klien
Klien mempunyai kebebasan untuk mengetahui dan memutuskan apa yang
akan dilakukan terhadapnya, untuk ini perlu diberikan informasi yang cukup.
2. Asas kejujuran
Tenaga kesehatan hendaknya mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang
terjadi, apa yang akan dilakukan serta resiko yang dapat terjadi.
3. Asa tidak merugikan
Tenaga kesehatan tidak melakukan tindakan yang tidak diperlukan dan
mengutamakan tindakan yang tidak merugikan klien serta mengupayakan
resiko yang paling minimal atas tindakan yang dilakukan.
4. Asas manfaat
Semua tindakan yang dilakukan terhadap klien harus bermanfaat bagi klien
untuk mengurangi penderitaan atau memperpandang hidupanya.
5. Asas kerahasiaan
Kerahasiaan klien harus dihormati walaupun klien telah meninggal
6. Asas keadilan
Tenaga kesehatan harus adil, tidak membedakan kedudukan, sosial ekonomi,
pendidikan, jendre, agama, dan lain sebagainya.(Hariadi,2004)

D. UU Kesehatan Perlindungan Hukum Terhadap Penderita HIV/AIDS

1. Hak atas pelayanan kesehatan (pasal 5 UU kesehatan)


2. Hak atas informasi (pasal 7 UU kesehatan)
3. Hak atas kerahasiaan (pasal 57 UU kesehatan)
4. Hak atas persetujuan tindakan medis (pasal 56 UU kesehatan)

E. Issuees etik dan hukum pada konseling pre-post tes HIV

1) Konseling pre-post tes HIV


Konseling adalah proses pertolongan dinama seseorang dengan tulus
ikhlas dan tujuan yang jelas memberikan waktu, perhatian dan keahlian untuk
membantu klien mempelajari dirinya, mengenali dan melakukan pemecahan
masalah terhadap keterbatasan yang diberikan lingkungan. Voluntary
counseling and tesing (VCT) atau konseling dan tes suka rela merupakan
kegiatan konseling yang bersifat sukarela dan rahasia, yang dilakukan sebelum
dan sesudah tes darah dilaboratorium. Tes HIV dilakukan stelah klien terlebih
dahulu memahami dan menandatangani informed consent yaitu surat
persetujuan setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dan benar.
Pelayanan VCT harus dilakukan oleh petugas yang sangat terlatih dan
memiliki keterampilan konseling dan pemahaman akan HIV/AIDS. Konseling
dilakukan oleh konselor terlatih dengan modul VCT. Mereka dapat berprofesi
perawat, pekerja sosial, dokter, psikolog, psikiater atau profesi lainnya.

2) Informed consent untuk tes HIV/AIDS


Tes HIV adalah sebagai tes darah yang digunakan untuk memastikan
apakah seseorang sudah positif terinfeksi HIV atau tidak, yaitu dengan cara
mendeteksi adanya antibodi HIV didalam sampel darahnya.
Hal ini perlu dilakukan setidaknya agar seseorang bisa mengetahui
secara pasti status kesehatan dirinya, terutama menyangkut resiko dari
perilakunya selama ini.

Tes HIV harus bersifat:

a. Sukarela : bahwa seseorang yang akan melakukan tes HIV haruslah


berdasarkan atas kesadarannya sendiri, bukan atas paksaan / tekanan
orang lain ini juga bberarti bahwa dirinya setuju untuk dites setelah
mengetahui hal-hal apa saja yang tercakup dalam tes itu, apa
keuntungannya dan kerugian dari testing, serta apa saja implikasi dari
hasil positif ataupun hasil negatif.
b. Rahasia : apapun hasil tes ini (baik positif maupun negatif) hasilnya
hanya boleh diberitahu langsung kepada orang yang bersangkutan.
c. Tidak boleh diwakilkan kepada siapapun, baik orang tua / pasangan,
atasan atau siapapun.

Aspek etik dan legal tes HIV :

a. Asas menghormati otonomi pasien setelah mendapatkan informasi


yang memadai pasien bebas dan berhak memutuskan apa yang akan
dilakukan terhadapnya
b. Kepmenkes. 1239/Menkes/SK/XI/2001 pasal 16 : dalam melaksanakan
kewenangannya perawat wajib menyampakikan informasi dalam
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
c. PP No 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan pasal 22 ayat 1 : bagi
tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas wajib memberikan
informasi dan meminta persetujuan
d. UU No 23 tahun 1992 tentang tenaga kesehatan pasal 15 ayat 2 :
tindakan medis tertentu hanya bisa dilakukan dengan persetujuan yang
bersangkutan atau keluarga

3) Kerahasiaan status HIV


Pasien HIV berhak atas kerahasiaan, ini sesuai dengan prinsip etik. Asas
kerahasiaan yaitu kerahasiaan klien harus dihormati meskipun klien telah
meninggal. Untuk ini tenaga kesehatan mempunyai kewajiban etik melindungi
hak klien tersebut dengan tetap merahasiakan apapun yang berhubungan
dengan klien. Hak klien atas kerahasiaan ini juga dilindungi oleh hukum
sehingga apabila kita melanggarnya kita bisa terkena sangsi hukum.

Terdapat pengecualian dimana rahasia pasien HIV/AIDS bisa dibuka yaitu


bilamana :
a. Berhubungan dengan administrasi (steward graeme,1997)
b. Bila kita dimintai keterangan dipersidangan (steward graeme,1997)
c. Informasi bisa diberikan pada orang yang merawat atau memberikan
konseling dan informasi diberikan dengan tujuan ubtuk merawat,
mengobati atau memberikan konseling pada klien.(steward
graeme,1997)
d. Informasi diberikan kepada Depkes. Berdasarkan instruksi Menkes
no.72/Menkes/Inst/II/1988 tentang kewajiban melaporkan penderita
dengan gejala AIDS. Petugas kesehatan yang mengetahui atau
menemukan sesorang dengan gejala AIDS wajib melaporkan kepada
sarana pelayanan kesehatan yang teruskan kepada dirjen P2M dan
diterskan ke Depkes. Hal ini penting untuk menjaga kepentingan
masyarakat banyak dari tertular HIV/AIDS. (Depkes RI,2003)
e. Informasi diberikan kepada partner sex/ keluarga yang merawat klien
dan beresiko terinfeksi oleh klien karena klien tidak mau
menginformasikan pada keluarga/pasangan seksnya dan melakukan
hubungan seksual yang aman.

4) Pekerjaan
ODHA mempunyai hak yang sama dalam pekerjaan karena ODHA yang
masih berstatus HIV bisa hidup produktif seperti orang normal. Hingga saat
ini, ODHA masih mengalami banyak diskriminasi ditempat kerja sehingga
mereka di PHK atau tidak diterima bekerja. Untuk melindungi hak ODHA ini
maka telah disepakati bahwa tes skrining HIV tidak boleh menjadi persyaratan
untuk masuk/bekerja disuatu perusahaan/kantor. Selain itu, untuk menghindari
diskriminasi tersebut , SADC (south african medical council) mengeluarkan
“the code of good practice” sebagai pedoman bagi perusahaan dan para
pekerja tentang bagaimana mengelola ODHA ditempat kerja.

Tujuan pedoman ini meliputi :


a. Melindungi hak ODHA untuk tidak diperlakukan secara dikriminatif
b. Melindungi hak ODHA atas kerahasiaan dan privasi
c. Melindungi hak ODHA atas keselamatan kerja
d. Melindungi gak ODHA atas imbalan yang adil sesuai hasil kerjanya

5) Stigma dan diskriminasi


Stigma atau cap buruk adalah tindakan memvonis sesorang buruk
moral/perilakunya sehingga mendpatkan penyakit tersebut. Orang-orang yang
distigma biasanya dianggap memalukan untuk alasan tertentu dan sebagai
akibat mereka dipermalukan, dihindari, dideskreditkan, ditolak, ditahan.
Penelitian yang dilakukan oleh kristina dikalimantan selatan dan cipto (2006)
dijember jatim tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
dan sikap siswa mengenai stigma pada orang dengan HIV/AIDS menunjukan
bahwa 72% orang yang berpendidikan cukup (SMU) kurang menerima ODHA
dan hanya 5% yang cukup menerima. Faktor yang berhubungan dengan
kurang diterimanya ODHA antara lain karena HIV/AIDS dihubungkan dengan
perilaku menyimpang seperti seks sasama jenis, penggunaan obat terlarang,
seks bebas, serta HIV diakibatkan oleh kesalahan moral sehingga patut
mendapatkan hukuman. (kristina,2005 & cipto 2006).
Cara penanganan stigma dan diskriminasi :
a. Manjadi contoh yang baik
b. Berbagilah kepada orang lain mengenai hal yang kita ketahui
c. Atasi masalah stigma ketika anada melihatnya dimanapun
d. Bantulah orang bertindak melakukan perubahan
e. Berfikir besar, mulai dari yang kecil dan bertindak sekarang.

Stigma dan diskriminasi yang sering terjadi

a. Menjauhi ODHA
b. Penolakan oleh keluarga
c. Peradilan moral berupa sikap menyalakan ODHA
d. Enggan melibatkan ODHA dalam satu kelompok
e. Ditolak bekerja, perlakuan berbeda dari petugas kesehatan
f. Pelecehan lisan maupun fisik
g. Pelanggaran HAM
6) Persetujuan untuk berpartisipasi dalam riset kesehatan
Norma etik dalam riset biomedik berdasarkan pada empat prinsip yaitu
autonomy, benefience, non malefience & justice (Declaration Of
Helsinki,1975). Dalam kaitannya dengan HIV, pasien sebagai objek riset
berhak atas informed consent sebelum mereka berpartisipasi dalam riset.
Partisipasi seseorang dalam riset harus diberikan secara suka rela dan
berdasarkan pengetahuan tentang resiko dan keuntungan berpartisipasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dengan menghancurkan sel
CD4 (sel T). Sel CD4 adalah bagian dari sistem imun yang spesifik bertugas melawa
infeksi. Infeksi HIV menyebabkan jumlah sel CD4 turun secara dramatis sehingga
sistem imun tubuhmu tidak cukup kuat untuk melawan infeksi. Akibatnya, jumlah
viral load kamu tinggi, itu artinya sistem kekebalah tubuh sudah gagal bekerja
melawan HIV dengan baik.

Etik berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat atau kebiasaan yang baik
atau yang seharusnya dilakukan. Dalam organisasi profesi kesehatan pedoman baik
atau buruk dalam melakukan tugas profesi telah dirumuskan dalam bentuk kode etik
yang penyusunannya mengacu pada sistem etik dan asas etik yang ada. Meskipun
terdapat perbedaan aliran dalam pandangan hidup, serta adanya perubahan dalam tata
nilai kehidupan masyarakat secara global, tetapi dasar etik dibidang kesehatan.
Kesehatan klien senantiasa akan saya utamakan tetap merupakan asas yang tidak
pernah berubah.

Issuees etik dan hukum pada konseling pre-post tes HIV


 Konseling pre-post tes HIV
 Informed consent untuk tes HIV/AIDS
 Kerahasiaan status HIV
 Pekerjaan
 Stigma dan diskriminasi
 Persetujuan untuk berpartisipasi dalam riset kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

https://www.liputan6.com/health/read/3908128/pengertian-hiv-adalah-serta-gejala-yang-
harus-diwaspadai

https://www.scribd.com/document/400812111/Konsep-Etik-Dan-Hukum-Dalam-Asuhan-
Keperawatan-Pasien-Hiv

https://www.academia.edu/resource/work/31867826

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/9343/RIF'ATUL%20HIDAYAT%20FIX
.pdf?sequence=1

file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/BUKU-AIDS-2007%20(2).pdf

Anda mungkin juga menyukai