Anda di halaman 1dari 15

ISU ETIK DAN HUKUM KEPERAWATAN PASIEN HIV/AIDS

By: Suhariyati_

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2020
Pendahuluan
Perawatan pasien HIV/AIDS menimbulkan banyak masalah sulit ilmuwan, pemberi
asuhan perawatan, tenaga kesehatan, politikus pemuka agama, pasien dan
keluarganya.
Isu etik dan legal bisa berupa tes HIV, stigma dan diskriminasi, masalah di pekerjaan,
partisipasi dalam riset kesehatan serta pelayanan kesehatan

Upaya pencegahan dan penanggulangan erat kaitanya dengan hukum dan HAM

Sehingga dalam pemberihan asuhan keperawatan perawat perlu mengevaluasi diri


untuk memastikan tindakannya sesuai prinsip etik dan hukum.
Undang undang Republik Indonesia
Perikemanusiaan No. 38 tahun 2014 pasal 2 menyebutkan
Nilai Ilmiah bahwa dasar peraktik keperawatan adalah:

Etik &
Profesionalitas
Manfaat
Keadilan
Perlindingan
Kesehatan &
Keselamatan klien
Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan
berkewajiban memberikan pelayanan keperawatan
UU
UU RI
RI sesuai dengan:

No. 38 tentang
Keperawatan  Kode etik
Butir 37 b
 Standar pelayanan keperawatan

 Standar profesi

 SOP

 Ketentuan peraturan perundang-undangan


Asas Etik Keperawatan
“Kesehatan klien senantiasa akan saya utamakan” tetap merupakan asas yang tidak pernah berubah. Asas dasar
tersebut dijabarkan menjadi enam asas etik, yaitu:
a.Asas menghormati otonomi klien
Klien mempunyai kebebasan untuk mengetahui dan memutuskan apa yang akan dilakukan terhadapnya, untuk ini
perlu diberikan informasi yang cukup
a.Asas kejujuran
Tenaga kesehatan hendaknya mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang terjadi, apa yang akan dilakukan serta
risiko yang dapat terjadi.
a.Asas tidak merugikan
Tenaga kesehatan tidak melakukan tindakan yang tidak diperlukan dan mengutamakan tindakan yang tidak
merugikan klien serta mengupayakan risiko yang paling minimal atas tindakan yang dilakukan.
a.Asas Manfaat
Semua tindakan yang dilakukan terhadap klien harus bermanfaat bagi klien untuk mengurangi penderitaan atau
memperpanjang hidupnya
a.Asas kerahasiaan
Kerahasiaan klien harus dihormati meskipun klien telah meninggal.
a.Asas keadilan
Tenaga kesehatan harus adil, tidak membedakan kedudukan sosial ekonomi, pendidikan, jender, agama, dan lain
sebagainya. (Hariadi, 2004)
Prinsip etik yang harus dipegang oleh seseorang, masyarakat, nasional dan
internasional dalam menghadapi HIV/AIDS adalah:

Empati
Ikut merasakan penderitaan sesama termasuk ODHA dengan penuh empati, kasih
sayang dan kesediaan saling menolong
Solidaritas
Secara bersama-sama membantu meringankan dan melawan ketidakadilan yang
diakibatkan oleh HIV/AIDS
Tanggung jawab
Bertanggung jawab mencegah penyebaran dan memberikan perawatan pada ODHA.
(Depkes RI, 2003)
HAK
Pasien
HIV/AIDS
ISU ETIK DAN HUKUM Konseling Pra dan Pasca Tes HIV
Voluntary counseling and tesing (VCT) atau konseling dan tes suka rela
merupakan kegiatan konseling yang bersifat suka rela dan rahasia, yang
dilakukan sebelum dan sesudah tes darah di laboratorium. Tes HIV
dilakukan setelah klien terlebih dahulu memahami dan menandatangani
informed consent yaitu surat persetujuan setelah mendapatkan
penjelasan yang lengkap dan benar.

Tes HIV harus bersifat


1. Sukarela: Bahwa seseorang yang akan melakukan tes HIV
haruslah berdasarkan atas kesadarannya sendiri, bukan atas
paksaan / tekanan orang lain ini juga berarti bahwa dirinya
setuju untuk dites setelah mengetahui hal-hal apa saja yang
tercakup dalam tes itu, apa keuntungan dan kerugian dari
testing, serta apa saja implikasi dari hasil positif ataupun hasil (-)
2. Rahasia: Apapun hasil tes ini (baik positif maupun negatif)
hasilnya hanya boleh diberitahu langsung kepada orang yang
bersangkutan.
3. Tidak boleh diwakilkan kepada siapapun, baik orang tua /
pasangan, atasan atau siapapun.
ISU ETIK DAN HUKUM Aspek Etik dan Legal Tes HIV

Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien atau


keluarga atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut (Permenkes, 1989). Dasar dari
informed consent yaitu
1.Asas menghormati otonomi pasien setelah mendapatkan informasi
yang memadai pasien bebas dan berhak memutuskan apa yang akan
dilakukan terhadapnya
2.Kepmenkes 1239/Menkes/SK/XI/2001 pasal 16: dalam
melaksanakan kewenangannya perawat wajib menyampaikan
informasi dan meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
3.PP No 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan pasal 22 ayat 1:
bagi tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas wajib memberikan
informasi dan meminta persetujuan.
4.UU no 23 tahun 1992 tentang tenaga kesehatan pasal 15 ayat 2:
tindakan medis tertentu hanya bisa dilakukan dengan persetujuan
yang bersangkutan atau keluarga.
ISU ETIK DAN Peran perawat sebagai advocat dalam informed consent
HUKUM Pasien HIV/AIDS, meliputi 3 aspek:

1. Persetujuan harus diberikan secara sukarela


2. persetujuan harus diberikan oleh individu yang mempunyai
kapasitas dan kemampuan untuk memahami
3. persetujuan harus diberikan setelah diberikan informasi yang
cukup sebagai pertimbangan untuk membuat keputusan.
Persetujuan pada tes HIV harus bersifat jelas dan khusus,
maksudnya, persetujuan diberikan terpisah dari persetujuan
tindakan medis atau tindakan perawatan lain (Kelly 1997 dalam
Chitty 1993).
ISU ETIK DAN HUKUM Kerahasiaan Status HIV

Pasien HIV berhak atas kerahasiaan, ini sesuai dengan prinsip etik
Asas kerahasiaan yaitu Kerahasiaan klien harus dihormati meskipun
klien telah meninggal. Untuk itu tenaga kesehatan mempunyai
kewajiban etik melindungi hak klien tersebut dengan tetap
merahasiakan apapun yang berhubungan dangan klien. Terdapat
perkecualian dimana rahasia pasien HIV/AIDS bisa dibuka yaitu
bilamana:
1.berhubungan dengan administrasi (Steward Graeme, 1997)
2.bila kita dimintai keterangan di persidangan (Steward Graeme,
1997)
3.informasi bisa diberikan pada orang yang merawat atau
memberikan konseling dan informasi diberikan dengan tujuan untuk
merawat, mengobati atau memberikan konseling pada klien.
(Steward Graeme, 1997)
4.Berhubungan dengan penanggulangan dan penghambatan
penyebaran HIV/AIDS
5.Informasi diberikan kepada partner sex/keluarga yang merawat
klien dan berisiko terinfeksi oleh klien karena klien tidak mau
menginformasikan pada keluarga/pasangan seksnya dan melakukan
hubungan seksual yang aman.
ISU ETIK DAN HUKUM Isu terkait Pekerjaan

ODHA mempunyai hak yang sama dalam pekerjaankarena ODHA


yang masih berstatus HIV bisa hidup produktif seperti orang normal.
Hingga saat ini, ODHA masih mengalami banyak diskriminasi di
tempat kerja sehingga mereka di PHK atau tidak di terima bekerja.
Untuk melindungi hak ODHA ini maka telah disepakati bahwa tes
skrining HIV tidak boleh menjadi persyaratan untuk masuk/bekerja di
suatu perusahaan/kantor.
Selain itu, untuk menghindari diskriminasi tersebut, SADC (South
African Medical Council) mengeluarkan “the code of good practice”
sebagai pedoman bagi perusahaan dan para pekerja tentang
bagaimana mengelola ODHA di tempat kerja.
Tujuan pedoman ini meliputi:
1.melindungi hak ODHA untuk tidak diperlakukan secara dirkriminatif
2.melindungi hak ODHA atas kerahasiaan dan privasi
3.melindungi hak ODHA atas keselamatan kerja
4.melindungi hak ODHA atas imbalan yang adil sesuai hasil kerjanya
ISU ETIK DAN HUKUM Stigma & Diskriminasi

Stigma atau cap buruk adalah tindakan memvonis seseorang buruk


moral/perilakunya sehingga mendapatkan peyakit tersebut. Orang-
orang yang di stigma biasanya di anggap memalukan untuk alasan
tertentu dan sebagai akibatnya mereka dipermalukan, dihindari,
dideskreditkan, ditolak, ditahan.
Penelitian yang dilakukan Nursalam, Kurniawati, Bakar, Purwaningsih
dan Asmoro (2014) menembukan bahwa stigma terhadap ODHA
masih sangat kuat, membuat mereka takut membuka status HIV
pada keluarga sehingga membuat mereka tidak berani menerima
secara terbuka kunjungan petugas kesehatan dirumah mereka.
Deskriminasi didefinisikan UNAIDS sebagai tindakan yang disebabkan
perbedaan, menghakimi orang berdasarkan status HIV mereka baik
yang pasti atau yang diperkirakan. ODHA menghadapi diskriminasi
dimana saja di berbagai negara dan hal ini berdampak pada kualitas
hidup mereka. Membiarkan diskriminasi akan merugikan upaya
penanggulangan infeksi HIV/AIDS.
ISU ETIK DAN HUKUM Etik terkait Partisipasi dalam Riset Kesehatan

Norma etik dalam riset biomedik berdasarkan pada empat prinsip


yaitu autonomy, beneficience, non maleficience & Justice
(Declaration of Helsinki, 1975).
Dalam kaitannya dengan HIV, pasien sebagai obyek riset berhak atas
informed consent sebelum mereka berpartisipasi dalam riset.
Partisipasi seseorang dalam riset harus diberikan secara suka rela
dan berdasarkan pengetahuan tentang risiko dan keuntungan
berpartisipasi.
PPT 模板下载: www.1ppt.com/moban/ 行业 PPT 模板: www.1ppt.com/hangye/
节日 PPT 模板: www.1ppt.com/jieri/ PPT 素材下载: www.1ppt.com/sucai/
PPT 背景图片: www.1ppt.com/beijing/ PPT 图表下载: www.1ppt.com/tubiao/
优秀 PPT 下载: www.1ppt.com/xiazai/ PPT 教程: www.1ppt.com/powerpoint/
Word 教程: www.1ppt.com/word/ Excel 教程: www.1ppt.com/excel/
资料下载: www.1ppt.com/ziliao/ PPT 课件下载: www.1ppt.com/kejian/
范文下载: www.1ppt.com/fanwen/ 试卷下载: www.1ppt.com/shiti/
教案下载: www.1ppt.com/jiaoan/ PPT 论坛: www.1ppt.cn

THANKS

Anda mungkin juga menyukai