Anda di halaman 1dari 3

Naskah Ujian

Universitas Bung Karno


√ UTS o UAS o Susulan UTS/ UAS o Lain-lain : ………………………….… Ganjil/ G e n a p 2021/2022
KMK/Mata Kuliah : Alternatif Penyelesaian Sengketa ( ADR ) NIM : 2101180362
: K 84 / 7 IHM 1 : WILIS BIMA
Kelas Nama Mahasiswa
SAKTI
KDS/Nama Dosen : Fatrulah Puspitasari, S.H., M.H.
Hari /Tanggal : Sabtu , November 2021 Diperiksa oleh: Tanda Tangan :
Waktu Ujian : 90 Menit
Sifat Ujian : Online
: Ya / tidak (Suyatno, S.H., M.Hum)
Lembar Jawaban
Tanggal : ..................
Naskah ujian harap dimasukkan ke dalam lembar jawaban dan dikumpulkan kembali !!!

PERHATIAN:
1. Tulis nama dan NIM di kertas jawaban yang telah disediakan
2. Taati Peraturan Ujian
3. Baca soal dengan baik sebelum menjawab

SOAL
1. Apa Perbedaan menyelesaikan sengketa melalui
a. Pengadilan
Jawaban :
Litigasi sendiri merupakan suatu istilah dalam hukum mengenai penyelesaian suatu sengketa
yang dihadapi melalui jalur pengadilan. Proses tersebut melibatkan pembeberan informasi
dan bukti terkait atas sengketa yang dipersidangkan. Gunanya untuk menghindari
permasalahan yang tak terduga di kemudian hari.

b. Arbitrase
Jawaban :
Sesuai Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.30/1999 tentang Arbitrase (UU Arbitrase).

Arbitrase juga dapat dijadikan salah satu alternatif dalam penyelesaian sebuah sengketa dan
akan melibatkan pihak ketiga yang neutral untuk memberikan keputusan. Pihak ketiga dalam
hal ini dapat dikenal sebagai arbiter yang bertugas untuk mendengar kan bukti yang telah
diberikan oleh kedua belah pihak yang bersengketa dalam pengadilan, sebelum mengambil
keputusan.

2. Apa Perbedaan litigasi dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa Mediasi


Jawaban :

Litigasi adalah persiapan dan presentasi dari setiap kasus, termasuk juga memberikan informasi
secara menyeluruh sebagaimana proses dan kerjasama untuk mengidentifikasi permasalahan dan
menghindari permasalahan yang tak terduga.
Sedangkan mediasi merupakan penyelesaian sengketa melalui perundingan dengan dibantu oleh
pihak luar yang tidak memihak/netral guna memperoleh penyelesaian sengketa yang disepakati
oleh para pihak.

3. Dalam Alternatif Penyelesaian Sengketa apa yang di maksud dengan


a. Konsultasi
Jawaban :
suatu tindakan yang bersifat “personal” antara suatu pihak tertentu (klien) dengan pihak lain
yang merupakan pihak konsultan, dimana pihak konsultan memberikan pendapatnya kepada
klien sesuai dengan keperluan dan kebutuhan kliennya.
b. Negosiasi
Jawaban :
suatu upaya penyelesaian sengketa para pihak tanpa melalui proses pengadilan dengan tujuan
mencapai kesepakatan bersama atas dasar kerja sama yang lebih harmonis dan kreatif.

c. Mediasi
Jawaban :
cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para
pihak dengan dibantu oleh mediator.

d. Konsiliasi
Jawaban :
penengah akan bertindak menjadi konsiliator dengan kesepakatan para pihak dengan
mengusahakan solusi yang dapat diterima.

e. Penilaian Para Ahli


Jawaban :
pendapat para ahli untuk suatu hal yang bersifat teknis dan sesuai dengan bidang keahliannya.

4. Apa yang di maksud dengan


a. Pactum De Compromittendo
Jawaban :
Merupakan perjanjian arbitrase yang dibuat oleh para pihak sebelum terjadinya sengketa.
diatur dalam pasal 1 angka 3 dan pasal 7 UU Arbitrase.

b. Akta Kompromis
Jawaban :
merupakan perjanjian arbitrase yang berbentuk akta, dan dibuat setelah terjadi sengketa,
diatur dalam pasal 1 angka 3 dan pasal 9 UU Arbitrase.

c. Sebutkan 3 ( tiga) keabsahan Klausul Arbitrase


Jawaban :
1) klausul arbitrase maupun perjanjian arbitrase tidak bersifat assessor
2) arbitrase lahir dengan maksud dan tujuan untuk menyelesaikan suatu perselisihan atau
sengketa yang ada di luar badan pengadilan.
3) Perjanjian arbitrase tidak melekat menjadi satu kesatuan dengan materi pokok
perjanjian. Perjanjian arbitrase merupakan tambahan yang diletakkan pada perjanjian
pokok.

5. Apa yang anda ketahui tentang sejarah berdirinya Alternatif Penyelesaian Sengketa/ Lembaga
Arbitase, dan apa tujuan dari di bentuknya Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Jawaban :

Pada masa kolonial belanda  lembaga peradilan diberikan kesempatan untuk mendamaikan
para pihak yang bersengketa
 Pasal 130 HIR / Pasal 154 Rbg  pada sidang awal hakim mengusahakan perdamaian
(hakim mengusahakan perdamaian sebelum perkara mereka diputuskan)
 Pasal 20 HIR/154 Rbg/ 31 Rv  penyelesaian sengketa melalui jalur damai merupakan
bagian dari proses penyelesaian sengketa dipengadilan

Perkembangan pengaturan :
 UU No.30 Tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa,
 PP No.54 Tahun 2000 tentang lembaga penyedia jasa pelayanan sengketa lingkungan
hidup diluar pengadilan,
 Perma No.2 tahun 2003 tentang prosedur mediasi dipengadilan yang kemudian
digantikan oleh Perma no.1 tahun 2008 tentang prosedur mediasi dipengadilan,
 Perma No.1 Tahun 2016  Perubahan atas Perma 1/2008.

Dorongan perlunya APS di Indonesia disebabkan :

• Akibat adanya perdagangan bebas  jumlah transaksi bisnis meningkat  potensi sengketa
meningkat kualitas dan kuantitasnya  perlu penyelesaian yang segera.

• Sengketa dibidang bisnis harus segera diselesaikan  jika terlambat berakibat pada pembangunan
ekonomi yang tidak efisien.

• Perlu penyelesaian yang cepat, efektif dan efisien yang sesuai dengan laju kecepatan perekonomian
dan perdagangan yang menganut prinsip free market & free competition.

Oleh karena itu perlu dibentuk atau dikehidupan lembaga yang mampu menyelesaikan sengketa atau beda
pendapat dengan cepat dan biaya murah.

tujuan dari di bentuknya Alternatif Penyelesaian Sengketa

a. penyelesaian sengketa melalui APS bisa meringankan atau mengurangi tumpukan perkara, biaya,
dan penundaan di pengadilan. Banyaknya perkara yang masuk ke lembaga pengadilan
mengakibatkan terjadinya penumpukan perkara, sehingga proses penyelesaian sengketa menjadi
lambat dan konsekuensinya biaya menjadi mahal. APS bisa menjadi solusi untuk mengantisipasi
permasalah tersebut.

b. melalui APS bisa meningkatkan partisipasi masyarakat secara langsung dalam proses penyelesaian
sengketa

c. memudahkan askses keadilan

d. menyediakan penyelesaian sengketa yang efektif. Efektifitas dalam penyelesaian sengketa dapat
mempengaruhi faktor biaya, kecepatan dan kepuasan para pihak yang bersengketa.

Anda mungkin juga menyukai