Anda di halaman 1dari 75

Ebook: Kata Pengantar

Majalah Asy Syariah


Edisi 83/ VII / 1433 / 2012 Assalamu’alaikum warohmatulloh wa barokaatuh.

Puji syukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Alhamdulillah, Maktabah IMU dapat kembali menghadirkan Ebook
Majalah Asy Syariah.

Keadil
Keadilan
adil an Islam Adalah agama yang penuh dengan keadilan. Hukum Islam adalah
hukum yang paling adil, karena sumbernya berasal dari Rabb yang Maha
Mengetahui dan Maha Bijaksana. Dan Islam adalah agama yang indah dan
mudah. Itulah hakikat yang sebenarnya.

Hukum
Musuh-musuh Allah Subhanahuwata’ala sebenarnya sadar bahwa Islam
adalah agama yang mulia, agama yang penuh dengan keindahan. Bahkan,
kekaguman itu terucap dari lisan sebagian mereka atau telah masuk dalam
relung hati mereka. Akan tetapi, kedengkian dan hasad menghalangi mereka dari
hidayah. Begitu pula kejahilan dan hawa nafsu membuat hati mereka terbalik.

Al-Qur’an Islam agama yang adil, indah dan mudah, semuanya dibahas dalam
majalah asy syariah edisi kali ini.
Semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari tulisan dalam edisi kali
ini. Wassalamu’alaikum warahmatullah wa barokaatuh.

Surakarta, 25 Maret 2013


Admin Maktabah IMU

Abdurahman Baharudin Wahid


Email: baharudinwahida@gmail.com
Website: http://islamicandmedicalupdates.blogspot.com
Kompilasi oleh:
Untuk terus memasyarakatkan dan mengembangkan dakwah Ahlus Sunnah,
MAKTABAH IMU kepada pembaca DIPERBOLEHKAN untuk mengutip sebagian isi Majalah
Asy Syariah, dengan syarat:
1. Bukan untuk tujuan komersial
Sumber Tulisan: 2. Artikel dikutip utuh tanpa ada penambahan atau pengurangan,
Situs Asy Syariah ataupun digabungkan dengan tulisan lain yang bukan berasal dari
Majalah Asy Syariah
www.asysyariah.com 3. Setiap Naskah kutipan harus menyebutkan nama sumber (nomor
edisi, tahun dan halaman [yakni edisi cetak])

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 1


Permata Salaf “Dunia Akan Berlalu Akherat Pengantar Redaksi “Islam Itu Kejam ?”
Akan Menyongsong” Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083
Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083
Qishash atas pembunuh, adalah salah satu syariat Islam yang
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata dalam salah satu terus saja direcoki oleh para pegiat HAM. Hukuman mati, oleh
khutbahnya, mereka, dianggap kejam, tidak sesuai dengan standar HAM. Dari
sini, kerancuan para “intelektual” itu dimulai. Mereka demikian getol
“Sesungguhnya, dunia bukanlah negeri keabadian kalian. Allah membela “HAM” pembunuh, tetapi justru melupakan hak-hak hidup
Subhanahuwata’ala telah menetapkan kefanaannya. Dia manusia yang telah dibunuh. Lebih-lebih jika vonis hukuman yang
Subhanahu wa ta’ala juga menetapkan bahwa penghuninya akan dijatuhkan sangat ringan, tentu sangat melukai keluarga korban.
meninggalkannya. Betapa banyak tempat yang makmur dan dicatat
oleh sejarah, hancur dalam waktu sekejap. Betapa banyak orang Bagaimana pula dengan hak-hak keluarga korban, jika yang
yang tinggal dalam keadaan senang, tiba-tiba harus beranjak pergi. terbunuh adalah tulang punggung keluarga? Bagaimana pula jika
Karena itu, siapkanlah sarana terbaik yang ada pada kalian pelaku adalah pembunuh (bayaran) yang tak kunjung jera, berapa
sekarang—semoga Allah Subhanahuwata’alamerahmati kalian— banyak nyawa manusia terancam dengan keberadaannya?
untuk menempuh perjalanan (kelak). Siapkanlah bekal, dan bekal
terbaik adalah takwa.” Dari sisi pelaku kejahatan, bisa jadi syariat Islam sangat
menakutkan mereka. Namun, sejatinya syariat Islam sangat
Sebagian ahli hikmah mengatakan, “Aku heran terhadap manusia mengayomi dan memberi rasa adil kepada manusia yang lain.
yang akan ditinggalkan oleh dunia dan akan disongsong oleh Bahkan, syariat Islam dengan ketegasannya terhadap pelaku
akhirat—, ia justru sibuk dengan hal yang akan meninggalkannya kejahatan—mencegah terjadinya kejahatankejahatan lain karena
dan lalai dari sesuatu yang akan menyongsongnya.” hukum Islam mampu memberi efek jera bagi pelaku dan “calon-
calon” pelaku.
(Jami’ul ‘Ulum wal Hikam hlm. 516)
Alhasil, syariat Islam mampu melakukan pencegahan kolektif
dengan memberikan rasa aman terhadap masyarakat luas sebagai
potensi korban. Di sisi lain, Islam juga amat ketat dalam
menerapkan hukuman. Misalnya, potong tangan atas pencuri,
dibutuhkan kesaksian yang meyakinkan dengan mempersyaratkan
nilai nominal tertentu. Tidak bisa hanya mencuri beberapa ribu
rupiah misalnya atau dilatarbelakangi rasa lapar, seorang pencuri
lantas dipotong tangan.

Demikian juga dengan pelaku zina, hukum rajam hanya diterapkan

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 2


kepada pelaku zina yang sudah menikah, itu pun jika bisa Protestan seperti Belanda dan Inggris berlomba dengan Katholik
menghadirkan empat saksi. Dalam hal vonis atas pembunuh, Islam (Spanyol dan Portugis) menyulut peperangan di seluruh dunia
juga memberi opsi lain, yakni diyat (tebusan) atau memaafkan—jika dengan menjajah negara-negara lain. Berapa juta nyawa rakyat
disetujui oleh salah satu keluarga korban. Demikian juga pihak pribumi yang dibantai mereka?
eksekutor, bukanlah individu, melainkan pemerintah atau lembaga
berwenang yang mewakili negara. Negara-negara kafir, yang dipuja-puji setinggi langit oleh para
pegiat HAM, nyatanya juga menerapkan hukuman mati,bahkan itu
Jelaslah, betapa minimnya yang akan terkena hukum ini. Betapa bukan sesuatu yang baru. Berabad abad silam di Eropa, orang
indahnya hukum Islam, hukum yang ditetapkan oleh Allah yang sudah mengenal beragam hukuman mati melalui pelbagai alat
menciptakan manusia itu sendiri. Hukum yang mengandung penyiksaan yang sangat sadis. Sementara itu, cara hukuman mati
keadilan. Tidak seperti hukum buatan manusia yang bisa dibeli dalam Islam, yakni pancung (penggal kepala), justru jauh dari sifat
dengan harga yang sangat murah. Tak hanya itu, Islam bahkan menyiksa. Pertanyaannya sekarang, agama mana yang penuh
menjadi rahmat bagi pelaku, karena hukuman di dunia itu bisa kasih dan sayang?
menggugurkan dosanya di akhirat nanti.
Selain ranah pidana, dalam literatur sejarah, Islam juga menjadi Oleh karena itu, mari kita pelajari Islam lebih dalam, agar kita tidak
bulan-bulanan penyesatan opini. Berbagai referensi sejarah menjadi corong propaganda nonmuslim, yang dengan gegabah
mengisahkan perang demi perang dalam Islam secara tidak memvonis Islam itu kejam.
berimbang. Apa penyulutnya, pengkhianatan, dan pembatalan
perjanjian damai oleh musuh, diabaikan begitu saja.

Padahal perang dalam Islam juga tidak membela suku atau bangsa
tertentu, bukan soal perebutan takhta, wanita, pengaruh, atau
sekadar minyak bumi, melainkan demi membela agama Allah l.
Juga bukan perang barbar layaknya suku-suku primitif, melainkan
dipenuhi kasih sayang karena dipagari oleh banyak aturan, seperti
larangan membunuh wanita dan anak-anak, larangan membunuh
pendeta yang sedang beribadah di tempat ibadahnya, tidak
memaksa tawanan untuk masuk Islam, tidak pula memaksauntuk
membayar jizyah yang tinggi, dsb.

Bandingkan ketika Eropa di bawah cengkeraman Kepausan yang


Katholik, betapa banyak penyesat (Protestan), yang dibantai oleh
Katholik yang konon katanya sangat mencintai kasih dan
perdamaian? Protestan pun setali tiga uang. Negara-negara

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 3


Surat Pembaca
Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083 Jazakumullahu khairan atas masukannya, akan kami
pertimbangkan.
Bahas Tuntas tentang Masjid
Pembahasan tentang Mahram
Saya mau usul, kalau bisa edisi Asy- Syariah yang akan datang
membahas tentang masjid: Bagaimana bentuk masjid yang syar’i Saya mau tanya tentang dien Islam. Siapa saja mahram dan yang
dan apa yang tidak boleh dilakukan di masjid. bukan termasuk mahram? Maaf, pertanyaan agak terlalu panjang.
085326xxxxxx
Sekarang ini masjid, seperti masjid kampus sudah jadi tempat main
internet, pacaran, tempat memutar film—misalnya masalah Pembahasan tentang mahram telah kamiangkat pada rubrik
Palestina, campur baur lelaki dan perempuan saat mentoring mata Problema Anda, AsySyariahNo. 08, dan rubrik Wanita dalam
kuliah agama Islam. Sorotan,Asy Syariah No. 09—12. Silakan dilihat kembali.

Bahkan, sering masjid tertentu dijadikan tempat kenduri orang


meninggal dan peringatan-peringatan yang tidak syar’i. Ada masjid
yang dihiasi kaligrafi, dibuat mihrab padanya, terkadang sampai
tiga, mimbar dibuat sampai dua lantai yang tinggi. Jadi, ana usul
dibahas tuntas pada edisi mendatang. 081328xxxxxx

Jazakumullahu khairan atas masukannya, akan kami


pertimbangkan.

Bahas Kriteria Suami Idaman

Bismillah. Afwan, bagaimana kalau Asy-Syariah juga membahas


tentang sikap/kriteria suami yang saleh yang seorang istri
mendambakannya. 08789xxxxxx

Kapan Buat Jaket/Kaos?

Kapan majalah Asy-Syariah mengeluarkan kaos/jaket? Jangan


kalah sama majalah-majalah yang lain, supaya majalah kita
dikenal. 08179xxxxxx

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 4


Manhaj “Di Balik Keindahan Islam” ْK}َ ۚ `ٍ lِx‫ َآ‬gَj Tُqْ hَ ‫ب َو‬ ِ Pَuyِ Oْ‫ ا‬g
َ pِ ‫ن‬ َ Tُqr
ْ sُ ْtuُ vُ‫ آ‬P[bpe ‫`ًا‬lِx‫ْ َآ‬tyُ Oَ g ُ le zَ hُ PَvOُTُU‫ْ َر‬t‫ َء ُآ‬Pَ| ْK}َ ‫ب‬ِ Pَuyِ Oْ ‫ ا‬W
َ ‫ َأ ْه‬Pَh
Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083 g
َ pe tُM| ُ `ِ r
ْ hُ ‫ ِم َو‬Pَf†
[ O‫ ا‬W
َ zُ Uُ Sُ „َ ‫َا‬T‡
ْ ‫ َˆ ِر‬zَ s[‫ ا‬g ِ pَ Sُ f[O‫ ا‬Sِ Rِ ‫ِي‬KMْ hَ () ٌglِzpƒ ٌ‫ب‬Pَu‫رٌ َو ِآ‬Tُ„ Sِ f[O‫ ا‬g َ pe tُ‫ َءآ‬Pَ|
tٍ lِuَ †
ْ pƒ ‫ط‬
ٍ ‫`َا‬ِ ٰiOَ‫ْ ِإ‬tMِ hِKMْ hَ ‫ َو‬Sِ „ِ ْ‫ِ‹ذ‬Rِ ‫ ِر‬TƒvO‫ ا‬iَO‫ت ِإ‬ ِ Pَbُfk ƒ O‫ا‬
Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc.
“Hai Ahli kitab,telah datang kepada kalian Rasul kami, menjelaskan
Islam, Cahaya Bagi Kehidupan kepada kalian banyak dari al-Kitab yang kalian sembunyikan dan
banyak pula yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepada
Sebelum Islam datang, kehidupan umat manusia berlumur kalian cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan (al-Qur’an).
kenistaan. Norma-norma agama tidak dihiraukan. Akhlak mulia Dengan kitab itulah, Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
diabaikan. Kesyirikan—dosa besar yang paling besar—menjadi keridhaan-Nya kepada jalan keselamatan. Dan (dengan kitab itu
ikon peradaban. Pembunuhan, kezaliman, perzinaan, dan beragam pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari kegelapan menuju
kemaksiatan lainnya menyatu dalam kehidupan. Sementara itu, cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki
cahaya iman dan ramburambu tauhid padam, seiring dengan mereka kejalan yang lurus.” (al-Maidah: 15—16)
berputarnya roda zaman. Masa itu pun kemudian dikenal dalam
sejarah dengan masa jahiliah (kebodohan). Islam Rahmatan Lil Alamin

Kala umat manusia berada dalam jurang kejahiliahan itu, Allah Islam yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Yang Maha rahman mengutus Rasul-Nya yang terbaik, Nabi Besar adalah rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta alam). Agama
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai pemberi yang diliputi kesempurnaan dan keindahan. Syariatnya yang
peringatan, membawa petunjuk ilahi, agama Islam yang benar dan senantiasa relevan sepanjang masa benar-benar menyinari segala
Kitab Suci al-Qur’an. sudut kehidupan. Tak hanya wacana keilmuan yang dihadirkan,
misi tazkiyatun nufus (penyucian jiwa) dari berbagai akhlak tercela
Dengan itulah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjuki umat (amoral) pun selalu ditekankan, seiring dengan misi keilmuan
manusia kepada jalan keselamatan dan mengentaskan mereka dari tersebut yang mengawal umat manusia menuju puncak kemuliaan.
jurang kejahiliahan menuju kehidupan Islam yang terang Allah Subhanahuwata’ala berfirman,
benderang. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,
g
َ lِbOَPَfْ Oe ً bَ ‘
ْ ‫ َر‬P[O‫ك ِإ‬
َ Pَvfْ U
َ ْ‫ َأر‬Pَp‫َو‬
‫ن‬
َ Tُ‫ ِ`آ‬a
ْ bُ Oْ ‫ ا‬cَ `ِ ‫ْ َآ‬TOَ‫ َو‬Sِ fe‫ ُآ‬g
ِ heKO‫ ا‬iَfj
َ ُc`َ Mِ k
ْ lُOِ m
enَ Oْ‫ ا‬g
ِ hِ‫ىٰ َود‬Kَ Mُ Oْ PِR Sُ OَTُU‫ َر‬W
َUَ ْ‫ِي َأر‬ZO[‫ ا‬Tَ ‫ُه‬
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk
“Dialah (Allah Subhanahuwata’ala) yang telah mengutusR asul- (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (al-Anbiya’: 107)
Nyad engan (membawa) petunjuk dan agama yang benar,agar
Allah memenangkan agama tersebut atas semua agama yang ada, Syariatnya senantiasa memerhatikan hubungan antara hamba dan
walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya.” (ash-Shaff: 9) Penciptanya (Allah Subhanahuwata’ala), dengan memurnikan
ibadah hanya untuk-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 5


sesuatu pun, tunduk dan patuh kepada-Nya, berserah diri kepada- tidak sama dengan orang-orang yang hidup berkesumat benci
Nya, memosisikan-Nya sebagai tumpuan hidup, serta berlepas diri terhadapnya. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,
dari orang-orang yang menyekutukan- Nya.
”ِ• ˜
َ ™ِ Oَٰ‫ ۚ أُو‬Sِ f[O‫ ِذ ْآ ِ` ا‬gep tُMRُTُf}ُ ِ lَ U
ِ Pَfْ Oe ٌWhْ Tَ •َ ۚ Sِ Re‫ [ر‬gep ‫ ٍر‬Tُ„ ٰifَj
َ Tَ Mُ •َ ‫ ِم‬PَfU
ْ ‹ِ fْ Oِ cُ ‫ْ َر‬K
َ Sُ f[O‫ح ا‬
َ `َ —َ gَb•َ ‫َأ‬
Demikian pula, Islam memerhatikan hubungan antara hamba dan g
ٍ lِzpƒ ‫ل‬
ٍ Pَf‡
َ
sesamanya, yaitu dengan cara menyayangi yang lebih muda dan
menghormati yang lebih tua, menyantuni yang lemah, membantu “Apakah orang-orang yang Allah lapangkan dadanya untuk
yang sedang kesulitan, menyambung tali silaturahmi, menjaga (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya
hubungan baik dengan tetangga, memuliakan tamu, bagus dalam (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan
bermuamalah (berinteraksi), jujur dalam bertransaksi, dan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk
sebagainya. mengingat Alah, mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (az-
Zumar: 22)
Syariat Islam adil dan tepat, tidak berlebihan dan tidak bermudah-
mudahan dalam segala aspeknya. Itulah di antara kesempurnaan Asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahumullah berkata,
Islam. Allah Subhanahuwata’ala berfirman, “Apakah orang yang dilapangkan dadanya oleh Allah
Subhanahuwata’ala untuk (menyambut) agama Islam, siap
Pًvhِ‫ َم د‬PَfU
ْ ‹ِ Oْ‫ ا‬tُ yُ Oَ “
ُ lِ‡‫ِ” َو َر‬ubَ ْ „ِ ْtyُ lْ fَj
َ “
ُ bْ bَ sْ ‫ْ َوَأ‬tyُ vَ hِ‫ْ د‬tyُ Oَ “
ُ fْ bَ ‫ْ َم َأ ْآ‬Tlَ Oْ ‫ا‬ menerima dan menjalankan segala hukum (syariat) yang
dikandungnya dengan penuh kelapangan, bertebar sahaja, dan di
“Padahari ini telah Ku-sempurnakan untuk kalian agama kalian, atas kejelasan ilmu (inilah makna firman Allah Subhanahuwata’ala,
telah Ku cukupkan untuk kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhaI ‘ia mendapat cahaya dariRabbnya’), sama dengan selainnya?
islam itu sebagai agama bagi kalian.” (al-Maidah: 3) Yaitu, orang-orang yang membatu hatinya terhadap Kitabullah,
enggan mengingat ayat-ayat Allah Subhanahuwata’alal, dan berat
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahumullah dalam ceramah hatinya menyebut (nama) Allah Subhanahuwata’ala. Dia justru
agama yangbertajuk asy-Syari’ahal-Islamiyyah wa Mahasinuha wa selalu berpaling dari (ibadah kepada) Rabbnya dan
Dharuratual-Basyar Ilaiha mengatakan, “Syariat ini dipenuhi mempersembahkan (ibadah tersebut) kepada selain Allah
kemudahan, toleransi, kasih sayang, dan kebaikan. Syariat ini Subhanahuwata’ala. Merekalah orang-orang yang ditimpa
dipenuhi oleh kemaslahatan yang tinggi dan senantiasa kecelakaan dan kejelekan yang besar.” (Taisir al-Karimirrahman,
memerhatikan berbagai sisi yang dapat mengantarkan para hamba hlm. 668)
menuju kebahagiaan dan kehidupan mulia, di dunia dan di akhirat.”
Tak heran apabila Allah Subhanahuwata’ala mewasiatkan kepada
Islam, Nikmat yang Amat Mulia para hamba-Nya agar masuk ke dalam agama Islam itu secara
total (kaffah), sebagaimana firman-Nya,
Di antara kenikmatan yang teramat mulia bagi seseorang adalah
nikmat Islam. Orang-orang yang hidup di bawah bimbingan Islam ٌglِzpƒ ‫ Ÿو‬Kُ j
َ ْtyُ Oَ Sُ „[ ‫ن ۚ ِإ‬
ِ Pَœlْ a
[ O‫ت ا‬
ِ ‫َا‬Tœ
ُُ ‫ا‬Tُzِ u[sَ PَO‫ [• ً َو‬Pَ‫ آ‬tِ ْf†
e O‫ا •ِ” ا‬Tُf
ُ ْ‫ا اد‬Tُvpَ ž g
َ hِZO[‫ ا‬PَMhƒ ‫ َأ‬Pَh

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 6


“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam cُ ‫—”ْ ٍء َ• ُ`دƒو‬
َ ”ِ• ْtuُ j
ْ ‫ َز‬Pَvsَ ‫ْ ۖ َ•‹ِن‬tyُ vِp `ِ pْ ¡َ Oْ ‫ِ” ا‬O‫ل َوأُو‬َ TُU`[ O‫ا ا‬Tُlِ¥‫َ َوَأ‬Sf[O‫ا ا‬Tُlِ¥‫ا َأ‬Tُvpَ ž g َ hِZO[‫ ا‬PَMhƒ ‫ َأ‬Pَh
secara total, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah Pًfhِ‫¡ْو‬sَ gُ†
َ‘ ْ ‫`ٌ َوَأ‬lْ 
َ ˜ َ Oَِٰ‫ ِ` ۚ ذ‬
ِ §ْO‫ْ ِم ا‬Tlَ Oْ‫ وَا‬Sِ f[OPِR ‫ن‬
َ Tُvpِ ْ¨sُ ْtuُ vُ‫ل إِن آ‬
ِ TُU`[ O‫ وَا‬Sِ f[O‫ ا‬iَO‫ِإ‬
setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian.” (al-
Baqarah: 208) “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri diantara kalian.Kemudian jika kalian berlainan
Menilik Dasar Hukum Islam pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah ia kepada Allah (al-
Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika Kalian benar-benar beriman
Dasar hukum Islam yang paling utama adalah al-Qur’an dan kepada Allah Dan harikemudian. Hal itu lebih utama (bagi kalian)
Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kesempurnaan dan lebih baik akibatnya.” (an-Nisa’: 59)
dan keindahan Islam tak bisa dipisahkan dari keduanya. Sejak dini
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan keduanya Al-Imam Ibnu Katsir rahimahumullah berkata, “Ini adalah perintah
kepada umat, dengan membacakannya dan menjelaskan segala Allah Subhanahuwata’ala agar segala yang diperselisihkan oleh
kandungannya. Itulah di antara misi utama diutusnya beliau manusia, baik dalam masalah pokok agama maupun cabangnya,
Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seluruh umat manusia. Allah dikembalikan kepada al- Qur’an dan as-Sunnah, sebagaimana
Subhanahuwata’ala berfirman, firman-Nya ,

‫ َ َوإِن‬bَ yْ nِ Oْ ‫ب وَا‬
َ Pَuyِ Oْ ‫ ا‬tُ Mُ bُ feَ hُ ‫ْ َو‬tMِ le‫آ‬£َ hُ‫ َو‬Sِ sِ Pَhž ْtMِ lْ fَj
َ Tُfuْ hَ ْtMُ vْ pe PًOTُU‫ َر‬g َ lelpe ¡ُOْ ‫ •ِ” ا‬¢ َ َ Rَ ‫ِي‬ZO[‫ ا‬Tَ ‫ُه‬ ©
ُ lِ„‫ ُأ‬Sِ lْ Oَ‫“ َوِإ‬
ُ fْ ‫ [آ‬Tَ sَ Sِ lْ fَj
َ ”eR‫ َر‬Sُ f[O‫ ا‬tُ yُ Oَِٰ‫ ۚ ذ‬Sِ f[O‫ ا‬iَO‫ ِإ‬Sُ bُ yْ n
ُ •َ ‫—”ْ ٍء‬
َ gpِ Sِ lِ• ْtuُ qْ fَuَ 
ْ ‫ ا‬Pَp‫َو‬
tُ lِyn
َ Oْ ‫ ا‬£ُ hِ£َ Oْ ‫ ا‬Tَ ‫ْ ۚ َو ُه‬tMِ Rِ ‫ا‬Tُn َ fْ hَ P[bOَ ْtMُ vْ pِ g َ hِ`
َ žَ‫ )( و‬g ٍ lِzpƒ ‫ل‬
ٍ Pَf‡
َ ”ِqOَ W ُ zْ }َ gِp ‫ا‬Tُ„Pَ‫)( آ‬
‘Tentang apa pun yang kalian perselisihkan, maka putusannya
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat sifat demikian)
rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat- Nya kepada itulah Allah Rabbku. Hanya kepada-Nyalah aku bertawakal dan
mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka al- hanya kepada-Nya pula aku kembali.’ (asy-Syura: 10)
Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (as-Sunnah). Dan sesungguhnya
mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, dan Oleh karena itu, apa yang diputuskan dan dinyatakan benar oleh
(juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum Kitabullah (al-Qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya maka itulah yang
berhubungan dengan Mereka Dia-lah Yang Maha perkasa lagi benar, sedangkan yang selainnya adalah kesesatan.” (Tafsir Ibnu
Maha bijaksana.” (al-Jumu’ah: 2—3) Katsir 2/345)

Kedudukan keduanya sebagai dasar hukum semakin nyata Dengan mengikuti keduanya, akan diraih keberuntungan di dunia
manakala Allah Subhanahuwata’ala memerintahkan orang-orang dan di akhirat. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,
yang beriman agar kembali kepada keduanya saat terjadi
perbedaan pendapat di antara mereka. Allah Subhanahuwata’ala tُ‫ ُ`ه‬pُ ْ¡hَ W
ِ lِ«„ِ‹Oْ ‫ْرَا ِة وَا‬Tu[O‫ْ •ِ” ا‬t‫ ُه‬Kَ vِj PًRTُuyْ pَ Sُ „َ ‫ُو‬K« ِ hَ ‫ِي‬Z[O‫” ا‬ [ pe ¡ُOْ ‫” ا‬
[ zِ v[ O‫ل ا‬
َ TُU`[ O‫ن ا‬ َ Tُzِ u[hَ g
َ hِZO[‫ا‬
berfirman, ْt‫ َ` ُه‬
ْ ‫ْ ِإ‬tMُ vْ jَ ˆُ ­َ hَ ‫ َو‬¢ َ ®ِ Pَzr
َ Oْ ‫ ا‬tُ Mِ lْ fَj
َ ‫` ُم‬e n
َ hُ ‫ت َو‬
ِ Pَzleœ
[ O‫ ا‬tُ Mُ Oَ W
ƒnِ hُ‫ ِ` َو‬yَ vُbOْ ‫ ا‬g ِjَ ْt‫ ُه‬PَMvْ hَ ‫ف َو‬
ِ ‫ ْ`ُو‬bَ Oْ PِR

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 7


ۙ Sُ َ pَ ‫ل‬
َ £ِ „ُ‫ِي أ‬ZO[‫ َر ا‬TƒvO‫ا ا‬Tُzَ s[‫ وَا‬cُ ‫`ُو‬²
َ „َ ‫ َو‬cُ ‫رُو‬£[ j
َ ‫ َو‬Sِ Rِ ‫ا‬Tُvpَ ž g
َ hِZO[Pَ• ۚ ْtMِ lْ fَj
َ ْ“„َ Pَ‫ِ” آ‬uO[‫ل ا‬ َ Pَf°
ْ ¡َOْ ‫وَا‬ salafushshalih)
‫ن‬
َ Tُnfِqْ bُ Oْ ‫ ا‬tُ ‫˜ ُه‬َ ™ِ Oَٰ‫أُو‬ Tidak berdasarkan logika atau hawa nafsu. Di samping itu, dia
menjadikan al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, nabi yang ummi, yang sallam sebagai pedoman hidup, dan kembali kepada keduanya
(namanya) mereka dapati tertulis didalam Taurat dan Injil yang ada saat terjadi perbedaan pendapat.
disisi mereka, menyuruh merekamengerjakanyangma’ruf (baik) dan
melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar (buruk); Islam di Antara Makar Musuh- Musuhnya
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan
bagi mereka segala yang buruk; serta membuang dari mereka Kesempurnaan dan keindahanIslam amat dibenci oleh musuh-
beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. musuhnya. Sebab itu, sejak awal masa keislaman, mereka tak
Orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, pernah tinggal diam. Berbagai makar dan permusuhan mereka
menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan lakukan. Terkadang dengan kontak fisik yang terwujud dalam
kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yangberuntung.” berbagai episode peperangan. Terkadang pula dengan perang
(al-A’raf: 157) pemikiran (ghazwul fikri). Perang jenis kedua inilah yang terus
mereka gencarkan hingga hari ini. Karena di mata mereka, hal ini
Demikianlah al-Qur’an dan as- Sunnah. Keduanya adalah sangat strategis demi pendangkalan keimanan dan emosional
peninggalan berharga yang diwariskan oleh Rasulullah Shallallahu keislaman (ghirah) kaum muslimin.
‘alaihi wa sallam kepada umatnya. Barang siapa berpegang teguh
dengan keduanya, niscaya tak akan sesat selama-lamanya. Tak pelak, kerancuan berpikir (syubhat) mereka tebar di
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, tengahtengah kaum muslimin, terutama yang berkaitan dengan al-
Qur’an dan as- Sunnah. Targetnya, menjauhkan kaum muslimin
Sِ OِTُU‫ َ َر‬v[ U
ُ ‫´ َو‬
ِ ‫با‬
َ Pَu‫ ِآ‬:PَbMِ Rِ ْtuُyْ †
[ bَ sَ Pَp ‫ا‬Tƒf­
ِ sَ ْgOَ g
ِ hْ `َ pْ ‫ْ َأ‬tyُ lِ• “
ُ ‫ َ` ْآ‬sَ dari al-Qur’an dan as-Sunnah serta mengikis kepercayaan mereka
terhadap kedua peninggalan berharga yang diwariskan oleh
“Aku wariskan untuk kalian dua hal, jika kalian berpegang teguh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu. Mereka yakin, selama
dengan keduanya tak akan sesat selama-lamanya: Kitabullah(al- kaum muslimin berpegang teguh dengan al-Qur’an dan as-Sunnah,
Qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik dalam al- Muwaththa’, niscaya kehidupan mereka terbimbing dan sulit dikalahkan. Terkait
dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Misykatul dengan al-Qur’an, mereka tebar beragam kerancuan berpikir
Mashabih 1/66) (syubhat) atau hujatan. Di antaranya adalah:

Satu hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap muslim dan 1. Al-Qur’an adalah buatan Muhammad, bukan wahyu dari Allah
muslimah bahwa berpegang teguh dengan al-Qur’an dan Sunnah Subhanahuwata’ala. Allah Subhanahuwata’ala membantah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu dengan cara seseorang tuduhan semacam ini dalam firman-Nya,
memahaminya secara benar sesuai dengan pemahaman
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya (as- tٍ lِfj
َ tٍ lِy‘
َ ْ‫ن‬Kُ O[ gِp ‫ن‬
َ žْ`ُ Oْ ‫ ا‬i[fَuُOَ ˜
َ [„‫َوِإ‬

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 8


3. Al-Qur’an adalah kumpulan syair yang digubah oleh Muhammad.
“Sesungguhnya kamu benar-benar diberial-Qur’andarisisi(Allah) Allah Subhanahuwata’ala membantah mereka dalam firman-Nya,
yang Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (an-Naml: 6)
ٌglِzpƒ ٌ‫ ِذ ْآ`ٌ َو ُ}`ْžن‬P[O‫ ِإ‬Tَ ‫ ۚ ِإنْ ُه‬Sُ Oَ ”ِ·zَ vَh Pَp‫ ْ َ` َو‬a
e O‫ ا‬cُ Pَvbْ f[j
َ Pَp‫َو‬
ْtMُ „[ ‫ َأ‬tُ fَْ „َ ْKَ Oَ‫ )( َو‬gَ lِbfِ†
ْ bُ fْ Oِ ٰ‫ َ`ى‬a
ْ Rُ‫ًى َو‬K‫ا َو ُه‬Tُvpَ ž g َ hِZO[‫“ ا‬َ ze xَ lُOِ m
enَ ْOPِR ˜
َ Re ‫ [ر‬gِp ‫س‬ ِ Kُ ُ Oْ ‫ح ا‬ ُ ‫ رُو‬Sُ Oَ£[ „َ ْW}ُ
ٌglِzpƒ ”
Ÿ Rِ `َ j
َ ٌ‫ن‬Pَ†Oِ ‫َا‬Z‫” َو َٰه‬Ÿ bِ «
َjْ ‫ َأ‬Sِ lْ Oَ‫ن ِإ‬
َ ‫ُو‬Kn
ِ fْ hُ ‫ِي‬ZO[‫ن ا‬ ُ Pَ†Oe ۗ ٌ`a
َ Rَ Sُ bُ feَ hُ Pَb„[ ‫ن ِإ‬
َ TُOTُhَ () “Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan
bersyair Itu tidaklah layak baginya. Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah
“Katakanlah,‘ Ruhul Qudus( Jibril) menurunkan al-Qur’an itu dari pelajaran dan kitab Yang memberi penerangan.”( Yasin:6 9)
Rabbm dengan benar, untuk meneguhkan ( hati) orang-orang yang
telah beriman,serta menjadi petunjuk dan kabar gembira bagi 4. Al-Qur’an adalah kitab suci palsu, mengalami perubahan, atau
orang-orang yang berserah diri (kepada Alah).’ Sesungguhnya tidak lengkap, sebagaimana hujatan kaum Syi’ah. Allah
Kami mengetahui bahwa mereka berkata‘, Sesungguhnya al- Subhanahuwata’ala membantah tuduhan semacam ini dalam
Qur’an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya firman-Nya,
(Muhammad).’ Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan
(bahwa) Muhammad belajar kepadanya adalah bahasa‘ajam ‫ن‬
َ Tُk•ِ PَnOَ Sُ Oَ P[„‫ ْآ َ` َوِإ‬Ze O‫ ا‬PَvOْ £[ „َ g
ُn
ْ „َ P[„‫ِإ‬
(selain bahasa Arab), sedangkanal-Qur’an adalah dalam bahasa
Arab yang terang.” (an-Nahl: 102—103) “Sesungguhnya Kamilah yang Menurunkan al-Qur’an, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”3 (al-Hijr: 9)
2.A l-Qur’an adalah dongengan orang-orang dahulu.
5. Ayat-ayat al-Qur’an saling bertentangan. Allah
Allah Subhanahuwata’ala berfirman, Subhanahuwata’ala membantahnya dalam firman-Nya,

P[O ٍ hَ ž W
[ ‫ َ`وْا ُآ‬hَ ‫ْ َو ْ}`ًا ۚ َوإِن‬tMِ „ِ ‫ َو•ِ” žذَا‬cُ TُMَ qْ hَ ‫ ً أَن‬v[ ‫ْ َأ ِآ‬tMِ Rِ Tُf}ُ ٰifَj
َ Pَvfْ َ |
َ ‫˜ ۖ َو‬
َ lْ Oَ‫ ُˆ ِإ‬bِ uَ †
ْ hَ g[p tُMvْ pِ ‫َو‬ Sُ „ْ Kُ O[ gep ‫ًا‬KhِK—َ PًUْ¡Rَ ‫ َر‬Zِ vُlOe Pًble }َ () ۜ Pً|Tَ j ِ Sُ O[ Wَ« ْ hَ ْtOَ‫ب َو‬ َ Pَuyِ Oْ ‫ ا‬cِ Kِ zْ j
َ ٰifَj
َ ‫ل‬
َ £َ „َ‫ِي أ‬ZO[‫ ا‬Sِ f[Oِ Kُ bْ n
َ Oْ‫ا‬
g
َ lِO‫َ¡ [و‬Oْ ‫ ُ` ا‬lِ¥PَU‫ َأ‬P[O‫َا ِإ‬Z‫`ُوا ِإنْ َٰه‬qَ ‫ َآ‬g
َ hِZO[‫ل ا‬ ُ Tُhَ ˜ َ „َ TُO‫ ِد‬Pَ«hُ ‫ك‬َ ‫ءُو‬Pَ| ‫ٰ ِإذَا‬iu[ ‘ َ ۚ PَMRِ ‫ا‬Tُvpِ ْ¨hُ Pًv†َ‘ َ ‫|`ًا‬
ْ ‫ْ َأ‬tMُ Oَ ‫ن‬
[ ‫ت َأ‬
ِ PَnOِP[²O‫ن ا‬ َ Tُfbَ ْ َh g
َ hِZO[‫ ا‬g
َ lِvpِ ْ¨bُ Oْ ‫ َ` ا‬a
e zَ hُ‫)( َو‬

“Diantara mereka adaorang yang mendengarkan (bacaan)mu, “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya
padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka al-Kitab (al-Qur’an) dan dia tidak Mengadakan kebengkokan di
(sehingga mereka tidak) memahaminya dan( Kamil etakkan) dalamnya. Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan
sumbatan di telinga mereka. Jika pun Mereka melihat segala tanda( siksaan yang sangat pedih dari sisi Allahdan memberi berita
kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sampai gembira kepada orang-orang Yang beriman, yang mengerjakan
apabila mereka Datang kepadamu untuk membantahmu, orang- amal saleh, bahwa mereka akan mendapat Pembalasan yang
orang kafir itu berkata, ‘Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah dongengan baik.” (al-Kahfi: 1—2)
orang- orang dahulu’.” (al-An’am: 25)
Demikianlah Kitab Suci al-Qur’an. Betapapun banyaknya makar

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 9


yang ditujukan kepadanya, kesucian dan kemurniannya akan pen.) al-Kitab dan yang semisal dengannya (as-Sunnah, -pen.)
senantiasa terjaga, sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah secara bersamaan. Ingatlah, sungguh akan ada seorang laki-laki
Subhanahuwata’ala dalam surat al-Hijr ayat 9 di atas. yang kenyang perutnya sambil bertelekan diatas sofanya
mengatakan, ‘Wajib bagi kalian berpegang teguh dengan al-Qur’an
Adapun makar dan hujatan musuhmusuh Islam terhadap Sunnah ini, apa yang kalian dapati padanya dari sesuatu yang halal maka
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beragam pula bentuknya. halalkanlah, dan apa yang kalian dapati padanya dari sesuatu yang
Target utamanya adalah agar Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi haram maka haramkanlah.’ (Kemudian beliau bersabda),‘Dan (
wa sallam itu ditolak oleh umat, baik secara total maupun ingatlah ), sesungguhnya apa yang diharamkan oleh Rasulullah
sebagiannya. Terkait hal ini, Allah Subhanahuwata’ala berfirman, Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu seperti yang diharamkan oleh Allah
Subhanahuwata’ala….’.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dari
ٰi‘
َ Tُh ٌ”‘
ْ ‫ َو‬P[O‫ ِإ‬Tَ ‫ىٰ )( ِإنْ ُه‬Tَ Mَ Oْ ‫ ا‬g
ِj
َ m
ُœِ vَh Pَp‫َو‬ sahabat al-Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu anhu, dinyatakan
sahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Misykatul Mashabih no. 163)
“Tiadalah yang diucapkann yaitu menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” Demikianlah selayang pandang tentang Islam dan keindahannya,
(an-Najm: 3—4) semoga dapat memberikan pencerahan bagi kehidupan kita.
Dengan satu harapan, semoga kita semakin giat mempelajari Islam
‫ن‬
َ ‫`ُو‬y[ qَ uَ hَ ْtMُ f[َ Oَ‫ْ َو‬tMِ lْ Oَ‫ل ِإ‬
َ £e „ُ Pَp ‫س‬
ِ P[vfِO g
َ lezَ uُOِ `َ ‫ ْآ‬Ze O‫˜ ا‬
َ lْ Oَ‫ ِإ‬PَvOْ £َ „َ‫َوأ‬ dan semakin sabar mengamalkannya di setiap sendi kehidupan
kita. Wallahua’lambish-shawab.
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan
kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka
dan supaya mereka memikirkan.” (an-Nahl: 44)

g
ِ Rْ ‫ وَا‬g
ِ lِ‫آ‬Pَ†bَ Oْ ‫ٰ وَا‬ipَ Pَulَ Oْ ‫ٰ وَا‬iRَ ْ`ُ Oْ ‫ِي ا‬ZOِ‫ل َو‬
ِ TُU`[ fِO‫ َو‬Sِ f[fِ•َ ٰ‫ ُ َ`ى‬Oْ‫ ا‬Wِ ‫ْ َأ ْه‬gpِ Sِ OِTُU‫ٰ َر‬ifَj َ Sُ f[O‫ َء ا‬Pَ•‫ َأ‬P[p
ۚ ‫ا‬TُMuَ „Pَ• Sُ vْ j
َ ْt‫ ُآ‬PَM„َ Pَp‫ َو‬cُ ‫ُو‬Zrُ •َ ‫ل‬ ُ TُU`[ O‫ ا‬tُ ‫ ُآ‬Pَsž Pَp‫ْ ۚ َو‬tyُ vِp ‫ ِء‬Pَlvِ °
ْ ¡َ Oْ ‫ ا‬g
َ lْ Rَ ً Oَ‫ن دُو‬
َ Tُyhَ PَO ْ”‫ َآ‬W ِ lِz†
[ O‫ا‬
‫ب‬
ِ Pَِ Oْ ‫ ا‬Kُ hِK— َ Sَ f[O‫ن ا‬
[ ‫ ۖ ِإ‬Sَ f[O‫ا ا‬Tُs[‫وَا‬

“Apa yang diberitakan Rasul kepada kalian maka terimalah dia,


dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah; dan bertakwalah
kepada Allah . Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.”
(al-Hasyr: 7)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ingatlah, sungguh aku telah diberi (olehAllah Subhanahuwata’ala, -

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 10


Kajian Utama “Mengapa Mereka Ragukan berkata, “Jika Anda perhatikan hikmah yang sangat agung pada
agama yang lurus, syariat yang dibawa Nabi Muhammad
Keindahan Islam?” Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan segala kesempurnaannya,
Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083 niscaya keindahan syariat ini tidak dapat diungkapkan dengan kata-
kata, tidak kuasa untuk disifatkan, serta tidak dapat digambarkan
Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc. oleh orang-orang yang akalnya cemerlang sekalipun. Mereka tidak
bisa melakukannya meskipun mereka berkumpul untuk
Islam seluruhnya indah. Akidahnya adalah akidah yang paling memikirkannya, meskipun mereka semua memiliki akal yang paling
benar, paling lurus, dan menyucikan jiwa. Adab adab yang sempurna—menurut ukuran akal yang paling cemerlang untuk
diajarkannya paling terpuji. Demikian pula amalan-amalan dan mengenali keindahan Islam dan menyaksikan keutamaannya.
hukum-hukumnya adalah amalan dan hukum yang paling baik dan
paling adil. Islam adalah agama kebahagiaan, ketenteraman, serta Sungguh, di alam semesta ini tidak pernah ada syariat yang lebih
kemenangan di dunia dan akhirat. sempurna, lebih mulia, dan lebih agung darinya. Syariat Islam itu
sendirilah yang menjadi saksi dan yang disaksikan, menjadi hujah
Islam tidak membiarkan manusia dalam kesendiriannya, atau dan yang didukung oleh hujah, tentang keagungan dan
bersama keluarga, sanak saudara, tetangga, atau bersama keindahannya. Bahkan seandainya Rasul tidak datang membawa
saudara-saudara seagamanya, bahkan bersama manusia lainnya, bukti keterangan niscaya sudah cukup syariat ini menjadi bukti dan
tetapi Islam mengajarkan adab-adabnya secara rinci, serta saksi bahwa ia diturunkan dari sisi Allah Subhanahuwata’ala.” (
menunjukkan cara-cara bergaul yang membuat kehidupannya Miftah Dar as-Sa’adah)
damai dan penuh kebahagiaan.
Syariat Islam sangat agung dan penuh keindahan. Cahaya
Ketika seseorang mau menatap dan mentadabburi mahasin keindahannya telah menyinari semesta dan setiap orang mampu
(keindahan) Islam, sungguh Allah Subhanahuwata’ala akan menatapnya. Akan tetapi, bersama dengan terangnya cahaya
meresapkan keimanan dan kelezatan iman ke dalam kalbunya. kebenaran tersebut, tetap saja kebanyakan manusia lebih suka
Allah Subhanahuwata’ala berfirman, memilih jalan-jalan setan.
tُ ‫˜ ُه‬
َ ™ِ Oَٰ‫ن ۚ أُو‬
َ Pَl²
ْ ِ Oْ ‫ق وَا‬
َ Tُ†qُ Oْ ‫ َ` وَا‬qْ yُ Oْ ‫ ا‬tُ yُ lْ Oَ‫ ِإ‬cَ `[ ‫ْ َو َآ‬tyُ Rِ Tُf}ُ ”ِ• Sُ vَ h[‫ن َو َز‬
َ Pَbhِ‹Oْ ‫ ا‬tُ yُ ْlOَ‫© ِإ‬
َ z[‘
َ Sَ f[O‫ ا‬g
[ yِ Oَٰ‫َو‬ ”
e ·َ Oْ ‫ ا‬g
َ pِ Kُ —
ْ `ƒ O‫ ا‬g
َ l[zَ s[ Kَ} ۖ g
ِ heKO‫ •ِ” ا‬cَ ‫ ِإ ْآ`َا‬PَO
‫ن‬
َ ‫ُو‬K— ِ ‫`[ا‬O‫ا‬
“Tidak ada paksaan untuk ( memasuki) agama (Islam);
“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, menjadikan sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
iman itu indah dalam kalbumu, serta menjadikan kamu benci sesat.” (al-Baqarah: 256)
kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah
orang orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (al-Hujurat: 7) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dalam keadaan
ajaran Islam mencapai puncak-puncak keindahan, kesempurnaan,
Keindahan yang Tidak Terlukiskan Ibnul Qayyim rahimahumullah
Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 11
dan keadilan karena yang mensyariatkan adalah Allah hidayah dalam keadaan mengenal kebenaran Islam dan Nabi
Subhanahuwata’ala, Dzat yang Mahaindah, Mahasempurna, dan Muhammad, serta lebih memilih jahannam. Allah
Maha adil. Untuk memeluk agama Islam yang penuh dengan Subhanahuwata’ala berfirman,
keindahan inilah, seluruh manusia diseru agar tunduk berserah diri
beribadah kepada Allah Subhanahuwata’ala. ‫ن‬
َ Tُbfَْ hَ ْt‫ َو ُه‬m
[nَ Oْ ‫ن ا‬
َ Tُbuُyْ lَ Oَ ْtMُ vْ pe Pًhِ`•َ ‫ن‬
[ ‫ْ ۖ َوِإ‬t‫ َء ُه‬PَvRْ ‫ن َأ‬
َ Tُ•`ِ ْ hَ Pَb‫ َآ‬Sُ „َ T•ُ `ِ ْ hَ ‫ب‬
َ Pَuyِ Oْ ‫ ا‬tُ ‫ ُه‬Pَvlْ sَ ž g
َ hِZO[‫ا‬

g
َ lِuzِ r
ْ bُ Oْ ‫ ِ` ا‬a
e Rَ ‫ا ۗ َو‬TُbfِU
ْ ‫ َأ‬Sُ fَ•َ ٌK‘
ِ ‫ وَا‬Sٌ Oَٰ‫ْ ِإ‬tyُ Mُ Oَٰ‹ِ •َ “Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri al-Kitab
(Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mengenal anak-
“Ilah (sesembahan) kalian semua ialah Ilah Yang Maha Esa, anak mereka sendiri. Sungguh, sebagian diantara mereka
karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.” (al-
gembira kepadaorang orang yang tunduk patuh ( kepada Alah).” Baqarah: 146)
(al-Hajj: 34)
Dalam ayat lain, Allah Subhanahuwata’ala berfirman tentang ahlul
Sebenarnya Mereka Tahu kitab,

Musuh-musuh Allah Subhanahuwata’ala sebenarnya sadar bahwa ‫ ِء‬PَO¨ُ ‫`ُوا َٰه‬qَ ‫ َآ‬g
َ hِZf[Oِ ‫ن‬
َ TُOTُhَ ‫ت َو‬
ِ Tُ°P[œO‫“ وَا‬
ِ ْz«
ِ Oْ PِR ‫ن‬
َ Tُvpِ ْ¨hُ ‫ب‬
ِ Pَuyِ Oْ ‫ ا‬g
َ pe Pًzlِ²„َ ‫ا‬Tُs‫ أُو‬g َ hِZO[‫ ا‬iَO‫ َ` ِإ‬sَ ْtOَ‫َأ‬
Islam adalah agama yang mulia, agama yang penuh dengan PًflِzU
َ ‫ا‬Tُvpَ ž g
َ hِZO[‫ ا‬g
َ pِ ٰ‫ى‬Kَ ‫َأ ْه‬
keindahan. Bahkan, kekaguman itu terucap dari lisan sebagian
mereka atau telah masuk dalam relung hati mereka. Akan tetapi, “Apakah kamu tidak memerhatikan orang-orang yang diberi bagian
kedengkian dan hasad menghalangi mereka dari hidayah. dari al-Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, serta
Kejahilan dan hawa nafsu membuatnhati mereka terbalik, seperti mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Makkah), bahwa
kekufuran Fir’aun dan kaumnya. mereka itu lebih benar jalannya daripada orang-orang yang
beriman.” (an-Nisa: 51)
ۚ ‫½ا‬Tfُj
ُ ‫ َو‬Pًbfْ ¾
ُ ْtMُ †
ُ qُ „َ‫ أ‬PَMuْ vَ َ lْ uَ U
ْ ‫ وَا‬PَMRِ ‫ُوا‬Kn
َ|
َ ‫ٌ )( َو‬glِzpƒ ٌ`n
ْUِ ‫َا‬Z‫ا َٰه‬TُOPَ} ‫ َ` ًة‬² ِ zْ pُ PَvsُPَhž ْtMُ sْ ‫ َء‬Pَ| P[bfَ•َ
g
َ hِK†
ِ qْ bُ Oْ ‫ ُ ا‬zَ }ِ Pَj ‫ن‬
َ Pَ‫¿ آ‬
َ lْ ‫`ْ َآ‬k ُ „Pَ• Ayat ini turun berkenaan dengan dua tokoh ahlul kitab, Huyai bin
Akhthab dan Ka’b al-Asyraf. Keduanya mengerti betul kerasulan
“Tatkala mukjizat-mukjizat Kami yang jelas itu sampai kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Keduanya juga sangat
mereka, berkatalah mereka‘Ini adalah sihir yang nyata.’ Mereka yakin akan kebenaran Islam.
mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka)
padahal hati mereka meyakini (kebenaran)-nya. Maka dari itu, Namun, ketika musyrikin Makkah bertanya kepada keduanya saat
perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat datang ke Makkah, “Kalian adalah ahlul kitab. Kabarkanlah kepada
kebinasaan.” (an-Naml: 13—14) kami siapa yang lebih mendapat petunjuk, kami atau Muhammad
dan pengikutnya?” Keduanya menjawab dengan jawaban yang
Demikian pula ahlul kitab yang di atas ilmu. Mereka berpaling dari disebutkan oleh Allah Subhanahuwata’ala dalam ayat di atas,

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 12


“Kalian (musyrikin Makkah) lebih baik dan lebih lurus jalannya misalnya, sebagian orang menyebarkan gambar karikatur Nabi
daripada Muhammad dan sahabatnya.” bersorbankan rudal, menggambarkan kekejaman Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan syariat Islam yang beliau bawa.
Demikian pula munafikin, mereka tahu kebenaran Nabi Shallallahu Padahal semua tahu, sejarah manusia menyaksikan, dunia pun
‘alaihi wa sallam dan keindahan Islam, namun kebencian dan menjadi saksi bisu bahwa orang-orang kafirlah yang justru
hasad membutakan hati mereka. Di zaman Rasulullah Shallallahu telahmembuat kerusakan di muka bumi.
‘alaihi wa sallam. sekawanan munafikin mengolok-olok beliau dan
para sahabat, menjadikan beliau sebagai bahan ejekan dan senda Merekalah yang telah menumpahkan darah-darah manusia.
gurau. Ketika Perang Tabuk, di antara mereka memberikan Merekalah yang menebarkan kekejaman dan kekejian. Terkait
komentar tentang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para kejadian ini, asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
sahabatnya dengan ucapan kekafiran, berkata, “Media massa, baik surat kabar maupun yang lainnya,
telah menyebarkan berita-berita menyedihkan dan melukai (umat),
“Belum pernah kita melihat semisal mereka para pembaca al- yang bersumber dari musuhmusuh Islam yang dengki dan terputus
Qur’an (yakni Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat), dari kebaikan, yang menyudutkan agama dan nabi Islam. (Di
yang paling rakus makannya, paling dusta ucapannya, dan paling antaranya) perbuatan yang mengandung celaan terhadap
penakut kala berhadapan dengan musuh.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjelek-jelekkan
risalahnya, baik yang muncul dari individu maupun organisasi
Allahu Akbar, sungguhmerekatelah mengucapkan sebuah Nasrani yang menyimpan kedengkian.
perkataan yang bertolak belakang dengan yang mereka ketahui.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah orang yang rakus Juga dari sebagian penulis yang dengki dan orang yang tidak
atau banyak makan, sebaliknya beliau bersabar dengan kelaparan peduli, seperti para karikaturis sebuah surat kabar Denmark,
yang beliau derita. Beliau pernah mengganjal perut dengan Jylland Posten, yang menghina sebaik-baik manusia dan rasul
bebatuan. Beliau bukan pula pendusta, bahkan manusia paling sempurna, yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
menjulukinya sebagai al-Amin sebelum kerasulan beliau.
Padahal, bumi tidak pernah mengetahui ada orang yang lebih
Tidak sekalipun beliau berdusta. Demikian pula dalam perang, tidak cerdas dan lebih mulia daripada beliau dalam hal akhlak, keadilan,
ada seorang pun yang lebih pemberani daripada Rasulullah dan kasih sayang. Tidak pernah diketahui ada satu risalah pun
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semua tuduhan munafikin dan orang yang lebih sempurna, lebih menyeluruh, lebih adil, dan lebih kasih
kafir kepada Islam dan Nabi Islam adalah dusta. Sepanjang sayang daripada risalah beliau.
sejarah, iblis dan bala tentaranya berusaha memalingkan manusia
dari Islam dengan menyematkan tuduhan-tuduhan keji terhadap Risalah ini mengandung keimanan terhadap seluruh nabi dan rasul,
Islam. menghormati mereka dan menjaga mereka dari tikaman dan
penghinaan, serta menjaga sejarah mereka. Di antara para rasul
Padahal Islam diliputi dengan keindahan. Enam tahun silam tersebut adalah ‘Isa dan Musa ‘Alaihisslam. Barang siapa kafir

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 13


terhadap Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dayyuts sehingga seorang laki-laki tidak merasa cemburu terhadap
menghinanya, berarti dia telah kafir terhadap para rasul dan istrinya, saudara wanitanya, dan anak perempuannya. Kemudian
menghina mereka semuanya. wanita-wanita itu berzina dan mencari pasangan kumpul kebo
semaunya. Ini adalah sarana-sarana penghancur yang diharamkan
Sungguh, orang-orang rendahan dan buas itu telah mengolok-olok oleh risalah semua rasul.
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka telah membuat
beragam karikatur, berjumlah dua belas karikatur yang sangat Adapun bom dan seluruh senjata pemusnah serta sarana-
menghina. Salah satunya menampilkan Nabi Muhammad sarananya, baik pesawat tempur, tank, maupun rudal jelajah,
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengenakan sorban yang sesungguhnya kalianlah para insinyur dan produsennya. Semua itu
menyerupai bom di atas kepalanya.” dengan akal setan kalian yang tidak berpikir selain demi
permusuhan, kezaliman, kekerasan, melampaui batas, ketamakan
Pembaca, demikianlah musuh-musuh Islam mengolok-olok dan menguasai seluruh jenis manusia serta memperbudak mereka,
menuduh Islam sebagai agama kejam, keji, dan agama yang menumpahkan darah dan merampok kekayaan mereka… Semua
menyebarkan teror. Tidak tanggungtanggung, mereka merobek itu dipoles dengan nama kemajuan, membela hak asasi manusia,
kehormatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan disebarkan ke kebebasan, dan keadilan….”1
seluruh penjuru dunia, padahal sesungguhnya mereka mengetahui
kemuliaan Islam dan kebobrokan diri mereka sendiri…. Wahai orang-orang yang tertipu, siapakah yang berbuat kerusakan
di muka bumi? Para nabi dan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Asy-Syaikh Rabi’ berkata selanjutnya, “Nabi Muhammad atau mereka para kafir durjana?
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para khalifahnya yang terbimbing, dan
para sahabatnya yang mulia, tidak pernah membuat pabrik-pabrik Faedah Mempelajari Keindahan Islam
senjata, meski persenjataan kuno sekalipun, baik pedang maupun
tombak, lebih-lebih bom atom dan rudal antarbenua, serta semua Di tengah-tengah badai fitnah dan perang pemikiran, serta semakin
jenis senjata pemusnah massal. Nabi Muhammad Shallallahu jauhnya sebagian kaum muslimin dari mengenal keindahan
‘alaihi wa sallam tidak membuat satu pun pabrik senjata karena agamanya, pembahasan mengenai mahasin dinul Islam menjadi
beliau diutus sebagai rahmat bagi alam semesta…. perkara yang sangat penting karena:

Adapun kalian, wahai orangorang Barat yang sok mengaku 1. Mentadabburi dalil-dalil al-Kitab dan as-Sunnah tentang
modern, kami nyatakan kepada kalian bahwa sesungguhnya kalian keindahan Islam termasuk amalan yang termulia. Allah
memiliki aturan dan perundang-undangan yang menghancurkan Subhanahuwata’ala berfirman,
akhlak dan membolehkan berbagai perkara yang haram. Di
antaranya adalah zina dan penyimpangan seksual. Di antaranya ‫ب‬
ِ PَzOْ ¡َ Oْ‫ ا‬TُO‫ [آ َ` أُو‬Zَ uَ lَ Oِ‫ َو‬Sِ sِ Pَhž ‫`ُوا‬R[ K[ lَ Oe ٌ‫ َرك‬Pَzpُ ˜
َ lْ Oَ‫ ِإ‬cُ PَvOْ £َ „َ‫بٌ أ‬Pَu‫ِآ‬
juga adalah riba yang menghancurkan ekonomi umat. Kalian
menghalalkan bangkai dan daging babi yang mengakibatkan sifat “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 14


dengan berkah supaya mereka memerhatikan ayat-ayatnya dan 4. Mempelajari dan menyebarkan mahasin Islam termasuk
supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” sebesar-besar dakwah kepada orang kafir untuk masuk ke dalam
(Shad: 29) agama Islam.

2. Mempelajari dan mentadabburi keindahan Islam adalah salah 5. Mempelajari dan menyebarkan mahasin Islam termasuk
satu bentuk syukur terhadap nikmat Islam yang dianugerahkan oleh sebesar-besar dakwah (ajakan) kepada kaum muslimin untuk lebih
Allah Subhanahuwata’ala. Allah Subhanahuwata’ala berfirman, bertamassuk (berpegang teguh) dengan Islam.

ْ‫ث‬Ke n
َ •َ ˜
َ Re‫ ِ َر‬bَ ْ vِ Rِ P[p‫َوَأ‬ 6. Pembahasan mahasinul Islam juga sebagai bantahan bagi
musuh-musuh Allah Subhanahuwata’ala yang selalu
“Dan terhadap nikmat Rabbmu maka hendaklah kamu menyebut- memutarbalikkan fakta, dan menyematkan tuduhantuduhan keji
nyebutnya (dengan bersyukur).” (adh-Dhuha: 11) terhadap Islam yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
3. Merenungkan keindahan Islam dan kesempurnaan syariat Allah
Subhanahuwata’ala adalah salah satu sebab bertambahnya Demi Allah, pembahasan mahasinul Islam, seperti diungkapkan
keimanan, hingga ia merasakan kelezatan iman. Semakin kuat oleh Ibnul Qayyim rahimahumullah, tidak mungkin kita ibaratkan
perhatian seorang muslim terhadap keindahan agama ini, semakin dengan kata-kata. Seandainya seluruh orang cerdas
kokoh tapak kakinya dalam mengenal agama ini, mengenal mendiskusikannya tidaklah mungkin mereka mampu menunaikan
keindahan dan kesempurnaannya, serta keburukan apa pun yang hak-haknya. Apa yang kita lakukan hanyalah upaya kecil untuk
menyelisihinya. Ia pun menjadi orang yang kuat keimanannya. menyadarkan diri kita dari kelalaian, dan usaha untuk mensyukuri
nikmat Islam yang Allah Subhanahuwata’ala anugerahkan kepada
Barang siapa mengenal Islam di atas ilmu, dia akan ridha Allah kita. Di samping itu, kita berusaha memberikan peringatan kepada
Subhanahuwata’ala sebagai Rabbnya, Muhammad musuh-musuh Allah Subhanahuwata’ala yang berupaya mengolok-
Subhanahuwata’ala sebagai nabinya, dan Islam sebagai olok Islam bahwa makar busuk mereka tidak pernah akan berhasil.
agamanya, serta tidak pernah terbetik dalam kalbunya untuk Sebab, Allah Subhanahuwata’ala lah yang menyempurnakan
mencari ganti selain Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam cahaya agama-Nya, kemudian di hadapan mereka sungguh ada
bersabda (yang artinya), “Tiga sifat yang jika itu ada pada diri azab yang pedih.
seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: (Pertama) Allah
Subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain ‫ن‬
َ ‫ ِ•`ُو‬PَyOْ ‫ ا‬cَ `ِ ‫ْ َآ‬TOَ‫ َو‬cِ ‫ ِر‬Tُ„ tƒ uِ pُ Sُ f[O‫ْ وَا‬tMِ ‫َا ِه‬T•ْ ¡َ Rِ Sِ f[O‫ َر ا‬Tُ„ ‫ا‬Tُ™qِ œ
ْ lُ Oِ ‫ن‬
َ ‫ُو‬Khِ`hُ
keduanya (; Kedua) ia mencintai seseorang, tidaklah mencintainya
melainkan karena Allah Subhanahuwata’ala;(Ketiga) ia membenci “Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan
untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan
darinya sebagaimana ia benci untuk dilempar dalam api.” cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.” (ash-Shaff: 8)

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 15


Kajian Utama “Menyelami Samudra Keindahan
ٌK‘
ِ ‫ْ وَا‬tMُ vُ hِ‫ َود‬i[u—
َ ْtMُ sُPَMp[ ‫ ُأ‬،ٍ‫ل‬P[s ˆَ Oِ ٌ‫ة‬Tَ 
ْ ‫ ُء ِإ‬Pَlzِ „ْ ¡َOْ ‫وَا‬
Islam”
Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083 “Para nabi adalah saudara dengan ibu-ibu yang berbeda, namun
agamanya satu.” (HR. al-Bukhari no. 3187)
Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc.
Makna hadits ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Islam adalah Agama Seluruh Nabi dan Rasul Islam adalah agama menjelaskan bahwa semua nabi dan rasul berada pada satu pokok
yang memiliki fadhilah (keutamaan) yang tidak terhingga. Siapa agama, yaitu Islam dengan maknanya secara syar’i: Menyerahkan
pun yang menyelaminya, dia akan mendapatkan betapa luas dan diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya tunduk kepada Alah
dalamnya keindahan itu. Di antara keutamaannya, Islam adalah dengan ketaatan kepada-Nya, serta berlepas diri dari kesyirikan
agama seluruh nabi dan rasul. Islam secara syariat adalah: dan pelaku syirik.
Sِ fِ‫ك وَأ َْه‬
ِ ْ`a
ِّ O‫ ا‬g
َ pِ ‫`َا َء ُة‬zَ Oْ ‫ ِ وَا‬j
َ P[œOPِR Sُ Oَ ‫ ُد‬Pَlِ „ْ Pِ Oْ ‫ وَا‬Kِ lِ‘ْTu[ OPِR Sِ fِO ‫ل‬
ُ Pَp ْÂuِ U
ْ Pِ Oْ ‫ا‬ Adapun dalam ahkam (tata cara ibadahnya) terdapat beberapa
perbedaan. Sungguh, ini adalah keindahan Islam. Sebuah
“Menyerahkan diri kepada Allah Subhanahuwata’ala kebahagiaan ketika seorang memeluk agama Islam, agama yang
denganmentauhidkan-Nya, tunduk kepada Allah dipeluk dan diserukan oleh seluruh nabi dan rasul. Alangkah
Subhanahuwata’ala dengan ketaatan kepada-Nya, serta berlepas bahagianya ketika kita masuk ke dalam jannah—insya Allah—
diri dari kesyirikan dan pelakunya.” bersama dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta
seluruh nabi dan rasul.
Agama Islam inilah yang didakwahkan oleh seluruh nabi dan rasul
kepada umatnya, dari rasul yang pertama hingga diutusnya Perhatikanlah, Saudaraku. Ketika kaum Yahudi dan Nasrani,
penutup para nabi, Muhammad bin Abdillah radhiyallahu anhu. mengklaim bahwa Nabi Ibrahim Alaihisslam adalah Yahudi atau
Perbedaan yang ada dari risalah nabi dan rasul hanya pada ahkam Nasrani, Allah Subhanahuwata’ala membantah persangkaan
(hukum hukum tata cara ibadah) yang memang Allah mereka. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,
Subhanahuwata’ala menetapkannya berbeda sesuai dengan
zaman dan keadaan setiap umat. g
َ lِ‫ ِ`آ‬a
ْ bُ Oْ ‫ ا‬g
َ pِ ‫ن‬
َ Pَ‫ آ‬Pَp‫ َو‬Pًbfِ†
ْ pƒ Pًqlِv‘
َ ‫ن‬
َ Pَ‫ آ‬gِyOَٰ‫ َو‬P½l„ِ ‫`َا‬²
ْ „َ PَO‫ َو‬P½h‫ ِد‬TُMhَ tُ lِ‫`َاه‬Rْ ‫ن ِإ‬
َ Pَ‫ آ‬Pَp
Sebagai contoh, dalam syariat terdahulu, tanah tidak dijadikan “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani,
sebagai alat bersuci. Adapun dalam syariat Rasulullah Shallallahu akan tetapi dia adalah seorang yang lurus (berpaling dari
‘alaihi wa sallam, tanah menjadi pengganti air untuk bersuci, yakni kesyirikan) lagi muslim (berserahdirikepada Allah). Sekali-kali dia
dengan bertayammum. Dengan diutusnya Nabi Muhammad bukanlah termasuk golongan orang – orang musyrik.” (Ali Imran:
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, terhapuslah semua hukum nabi nabi 67)
terdahulu. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 16
Demikian pula Isa bin Maryam ‘Alaihissalam, Demi Allah, beliau belakang Imam Mahdi.
bukanlah Nasrani. Beliau tidak mengajari umatnya untuk
menyembah dirinya. Beliau tidak pula mengajari manusia untuk … ˜ َ Oِ‫| َˆ َذ‬ َ `َ •َ Æ َ zْ ²ƒ O‫ ا‬tَ hَ ْ`pَ g ُ Rْ iَ†lْ jِ ْtMِ lْ fَj
َ ‫ل‬َ £َ „َ ْ‫ ِإذ‬Æ
َ zْ ²ƒ O‫ ا‬tُ Mِ Rِ ”ّfِ² َ hُ ‫ َم‬K[ َ sَ ْK}َ ْtMُ pُ Pَp‫ ِإ‬Pَbvَ lْ zَ •َ
menyembah ibunya, Maryam. Yang beliau dakwahkan adalah :Sُ Oَ ‫ل‬
ُ Tُhَ t[ Èُ Sِ lْ qَ uِ ‫ َآ‬g
َ lْ Rَ cُ Kَ hَ iَ†lْ j
ِ ˆُ ­َ lَ •َ ‫س‬
ِ P[vOPِR ”ّfِ² َ hُ iَ†lْ j ِ ‫ َم‬K[ َ uَ lَ Oِ ‫ َ`ِي‬Mْ َ Oْ ‫ِ” ا‬abْ َh Ç ُ yُ vْ hَ ‫ ُم‬Pَp‹ِ Oْ‫ا‬
Islam, memerintahkan manusia untuk beribadah hanya kepada tُMpُ Pَp‫ْ ِإ‬tMِ Rِ ”ّfِ²َ lُ •َ .ْ“bَ lِ}‫˜ ُأ‬ َ Oَ PَM„[‹ِ •َ ،ّW
ِ² َ •َ ْ‫م‬K[ َ sَ
Allah Subhanahuwata’ala dan meninggalkan peribadahan kepada
selain-Nya. Nabi Isa ’Alaihissalam berlepas diri dari ucapan dan “… Tatkala imam mereka (al-Mahdi) maju untuk mengimami shalat
keyakinan kaum Nasrani. Allah Subhanahuwata’ala berfirman, subuh, tiba tiba turun kepada mereka‘Isa bin Maryam ‘Alaihissalam.
Bergegas mundurlah Imam Mahdi kebelakang agar Nabi ‘Isa
˜
َ „َ Pَnzْ U
ُ ‫ل‬َ Pَ} ۖ Sِ f[O‫ن ا‬
ِ ‫ دُو‬gِp g ِ lْ Mَ Oَٰ‫” ِإ‬َ pe ‫ُو„ِ” َوُأ‬Zr ِ s[ ‫س ا‬ ِ P[vfِO “
َ fْ}ُ “ َ „َ‫َ َأأ‬thَ ْ`pَ g َ Rْ ‫ ا‬iَ†lِj Pَh Sُ f[O‫ل ا‬ َ Pَ} ْ‫َوِإذ‬ ’Alaihissalam mengimami manusia. Nabi‘Isa pun meletakkan
”ِ• Pَp tُ fَj
ْ ‫ َأ‬PَO‫†ِ” َو‬qْ „َ ”ِ• Pَp tُ fَْ sَ ۚ Sُ uَ bْ fِjَ ْKَ •َ Sُ uُ fْ }ُ “
ُ vُ‫ ۚ إِن آ‬m Ån َ Rِ ”ِO  َ lْ Oَ Pَp ‫ل‬َ Tُ}‫ِ” َأنْ َأ‬O ‫ن‬ُ Tُyhَ Pَp tangan beliau diantara pundak al-Mahdi seraya berkata, ‘Maju dan
“
ُ vُ‫ْ ۚ َوآ‬tyُ R[ ‫” َو َر‬eR‫ َر‬Sَ f[O‫ُوا ا‬Kzُjْ‫نا‬ ِ ‫ َأ‬Sِ Rِ ”ِvsَ ْ`pَ ‫ َأ‬Pَp P[O‫ْ ِإ‬tMُ Oَ “
ُ fْ }ُ Pَp () ‫ب‬ ِ Tُl·ُ Oْ ‫ ُم ا‬P[fj
َ “
َ „َ‫˜ أ‬
َ „[ ‫˜ ۚ ِإ‬
َ †ِ qْ „َ shalatlah, karena untukmu shalat ini ditegakkan’. Akhirnya Imam
ٌKlِM—َ ‫—”ْ ٍء‬ َ W e ‫ٰ ُآ‬ifَjَ “َ „َ‫ْ ۚ َوأ‬tMِ lْ fَj َ © َ lِ}`[ O‫“ ا‬ َ „َ‫“ أ‬ َ vُ‫ِ” آ‬vuَ lْ •[ Tَ sَ P[bfَ•َ ۖ ْtMِ lِ• “
ُ pْ ‫ ُد‬P[p ‫ًا‬KlِM—
َ ْtMِ lْ fَj
َ () Mahdi maju mengimami shalat.”

Dan (ingatlah) ketika Allah Subhanahuwata’ala berfirman“ ,Hai isa Nabi Musa ‘Alaihissalam, salah seorang nabi termulia dari bani
putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia Israil, termasuk ulul ‘azmi, agama yang beliau serukan kepada
‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang ilah (sesembahan) selain Fir’aun dan pengikutnya juga Islam. Namun, mereka menolaknya.
Allah?’ Isa menjawab, ‘Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku Di saat yang Allah Subhanahuwata’ala tidak menerima lagi tobat,
mengatakan apa yang bukan hakku ( mengatakannya).Jika aku barulah Fir’aun bertobat dan menyatakan keislaman. Perhatikan
pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah firman Allah Subhanahuwata’ala berikut.
mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan
aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya ‫ل‬
َ Pَ} ‫ق‬
ُ `َ ·َ Oْ ‫ ا‬Sُ ‫ٰ ِإذَا َأدْ َر َآ‬iu[‘
َ ۖ ‫ْوًا‬Kj
َ ‫ َو‬Pًl·ْ Rَ cُ ‫ ُد‬Tُv|
ُ ‫ن َو‬ُ ْTj
َ ْ`•ِ ْtMُ َ zَ ْs¡َ •َ `َ n
ْ zَ Oْ ‫ ا‬W
َ lِ®‫`َا‬U
ْ ‫ِ” ِإ‬vzَ Rِ Pَ„ْ‫ َوز‬Pَ|‫َو‬
Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib. Aku tidak pernah g
َ lِbfِ†
ْ bُ Oْ ‫ ا‬g
َ pِ Pَ„‫ َوَأ‬W
َ lِ®‫`َا‬U
ْ ‫ ِإ‬TُvRَ Sِ Rِ ْ“vَ pَ ž ‫ِي‬ZO[‫ ا‬P[O‫ ِإ‬Sَ Oَٰ‫ ِإ‬PَO Sُ „[‫“ َأ‬ ُ vَpž
mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan
kepadaku (mengatakan) nya yaitu: Sembahlah Allah, Rabbku dan Dan Kami memungkinkan bani Israil melintasi laut, lalu mereka
Rabb kalian, dan aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak
berada diantara mereka. Maka setelah Engkau angkat aku, menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu telah
Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha hampir tenggelam berkatalah dia, “Saya beriman bahwa tidak ada
Menyaksikan atas segala sesuatu’.” (al-Maidah: 116—117) ilah selain ilah yang diimani oleh bani Israil, dan saya termasuk
kaum muslimin (orang – orang yang berserah diri kepada Allah).”
Nabi Isa ‘Alaihissalam, yang kini masih hidup di langit. Di akhir (Yunus: 90)
zaman, beliau akan turun ke muka bumi menegakkan syariat Islam
beserta hukum-hukum yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu Perhatikan ucapan Fir’aun di saat ajalnya. Ia menyatakan dirinya
‘alaihi wa sallam, bahkan dengan tawadhu’ beliau shalat di seorang muslim, beriman kepada Musa Alaihissalam. Namun, ia

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 17


menyatakannya saat Allah Subhanahuwata’ala tidak lagi menerima lurus. Dan bukanlah dia(Ibrahim) dari golongan orang musyrik.”
keislaman seseorang. Allah Subhanahuwata’ala berfirman, Katakanlah (hai orang-orang mukmin), Kami beriman kepada Allah
dan apa yang diturunkan kepadak ami, dan apa yang diturunkan
g
َ hِK†
ِ qْ bُ Oْ ‫ ا‬g
َ pِ “
َ vُ‫ َوآ‬W
ُ zْ }َ “
َ lْ ²
َ j
َ ْK}َ ‫ن َو‬
َ §ْOž kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’kub, dan anak cucunya, sertaapa
yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan
“Apakah sekarang (barukamu percaya), padahal sesungguhnya kepada nabi-nabi dari Rabb mereka. Kami tidakmembeda-bedakan
kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang seorang pun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh
yang berbuat kerusakan.” (Yunus: 91) kepada-Nya.” (al- Baqarah: 135-136)

Inilah salah satu keindahan Islam, semua nabi dan rasul Islam, Agama yang Diridhai oleh Allah Subhanahuwata’ala
menyerukan Islam, memerintahkan umatnya mengesakan Allah
Subhanahu wa ta’ala dalam beribadah dan meninggalkan thaghut, Di antara keindahan Islam yang sangat mendasar, Islam adalah
sesembahan selain Allah l. satusatunya agama yang diridhai oleh Allah Subhanahuwata’ala.
Allah Subhanahuwata’ala tidak menerima dari seorang hamba
ْgp[ tُMvْ pِ ‫ َو‬Sُ f[O‫َى ا‬K‫ْ َه‬gp[ tُMvْ bِ •َ ۖ ‫ت‬ َ Tُ°P[œO‫ا ا‬Tُzvِ uَ |
ْ ‫ وَا‬Sَ f[O‫ُوا ا‬Kzُj
ْ‫نا‬ ِ ‫ َأ‬PًOTُU‫ ٍ [ر‬p[ ‫ ُأ‬W
e ‫ •ِ” ُآ‬Pَvxْ َ Rَ ْKَ Oَ‫َو‬ selain Islam. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,
g
َ lِRZe yَ bُ Oْ ‫ ُ ا‬zَ }ِ Pَj ‫ن‬
َ Pَ‫¿ آ‬
َ lْ ‫`ُوا َآ‬k ُ „Pَ• ‫ض‬ ِ ْ‫ َ¡ر‬Oْ ‫`ُوا •ِ” ا‬lِ†•َ ۚ ُ OَPَf­ [ O‫ ا‬Sِ lْ fَj
َ ْ“[ ‘ َ
g
َ hِ`U
ِ PَrOْ ‫ ا‬g
َ pِ ‫ َ` ِة‬
ِ §ْO‫ •ِ” ا‬Tَ ‫ َو ُه‬Sُ vْ pِ W
َ َzْ hُ gَf•َ Pًvhِ‫ ِم د‬PَfU
ْ ‹ِOْ ‫ َ` ا‬lْ °
َ Êِ uَ zْ hَ gَp‫َو‬
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan),“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut “Barang siapa mencari agama selain agamaIslam, sekali-kali
itu.” Lantas diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat
oleh Allah dan ada pula di antaranya orang – orang yang telah pasti termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran: 85)
kesesatan baginya. Maka dar itu, berjalanlah kamu di muka bumi
dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang orang yang As-Sa’di rahimahullah berkata, “Barang siapa beribadah kepada
mendustakan (rasul rasul). (an-Nahl: 36) Allah Subhanahuwata’ala dengan selain agama Islam yang Allah
Subhanahuwata’ala meridhainya untuk hamba-Nya, sungguh
Dalam ayat yang lain, Allah Subhanahuwata’ala berfirman, amalannya tertolak, tidak diterima. Sebab, agama Islam sajalah
yang mengandung ketundukan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala,
‫ا‬TُOTُ} () g َ lِ‫ ِ`آ‬a
ْ bُ Oْ‫ ا‬g َ pِ ‫ن‬َ Pَ‫ آ‬Pَp‫ ۖ َو‬Pًqlِv‘ َ tَ lِ‫`َاه‬Rْ ‫ َ ِإ‬f[pِ ْWRَ ْW}ُ ۗ ‫ُوا‬Kuَ Mْ sَ ٰ‫ َرى‬Pَ²„َ ْ‫دًا َأو‬Tُ‫ا ه‬Tُ„Tُ‫ا آ‬TُOPَ}‫َو‬ ketulusan (dalam beribadah kepada-Nya), dan ketaatan kepada
”
َ sِ ‫ أُو‬Pَp‫ط َو‬ِ PَzUْ ¡َ Oْ ‫ب وَا‬َ Tُْ hَ ‫ق َو‬ َ PَnU ْ ‫ َوِإ‬W َ lِjPَbU ْ ‫ َوِإ‬tَ lِ‫`َاه‬Rْ ‫ٰ ِإ‬iOَ‫ل ِإ‬
َ £ِ „ُ‫ أ‬Pَp‫ َو‬Pَvlْ Oَ‫ل ِإ‬
َ £ِ „ُ‫ أ‬Pَp‫ َو‬Sِ f[OPِR P[vpَ ž para rasul-Nya. Siapa pun yang tidak membawa Islam berarti ia
‫ن‬
َ Tُbfِ†ْ pُ Sُ Oَ g ُnْ „َ ‫ْ َو‬tMُ vْ pe Kٍ ‘
َ ‫ َأ‬g َ lْ Rَ ‫ق‬
ُ `e qَ „ُ PَO ْtMِ Re ‫ [ر‬gِp ‫ن‬
َ Tƒlzِ v[ O‫” ا‬
َ sِ ‫ أُو‬Pَp‫ٰ َو‬i† َ lِj‫ٰ َو‬iU َ Tُp () tidak menempuh sebab keselamatan dari azab Allah Subhanahu
wa ta’ala dan keberuntungan dengan pahala-Nya. Semua agama
Mereka berkata,“Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi selain Islam adalah batil.” (Tafsir as-Sa’di)
atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk.”
Katakanlah,“Tidak, bahkan (kami mengikuti) agamaIbrahim yang

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 18


Dalam ayat lain, Allah Subhanahuwata’ala berfirman, iَOPَsَ ‫ َو‬Sُ „َ Pَnzْ U
ُ g
َ lِbOَPَOْ ‫ب ا‬
ƒ ‫ْ َر‬t‫ ُه‬Pَs‫| ٍ` َأ‬
ِ Pَ•‫ ٍّ` َو‬Rَ ْgpِ iَOPَsَ ´
َ ‫ ا‬Kُ zُْ hَ ‫ن‬
َ Pَ‫ْ آ‬gpَ P[O‫ ِإ‬m
َ zْ hَ ْtOَ ‫ ِإذَا‬i[u‘
َ ‫رِ؛‬P[vO‫ا‬

‫ ُم‬PَfU
ْ ‹ِ Oْ‫ ا‬Sِ f[O‫ ا‬Kَ vِj g
َ heKO‫ن ا‬
[ ‫ِإ‬
Ketika hari kiamat terjadi, ada penyeru yang
“Sesungguhnya agama(yang diridhai) dissi Allah hanyalah Islam.” mengumumkan,“Setiap umat hendaklah mengikuti apa yang dahulu
(Ali Imran: 19) disembah.”Tidak tersisa orang orang yang dahulu menyembah
selain Allah Subhanahuwata’ala ,yakni berhala, selain berjatuhan
Satu kemuliaan ini saja sebenarnya sudah cukup bagi seseorang ke dalam neraka. Hingga yang tinggal hanya orang-orang yang
untuk memeluk agama yang mulia ini, agar dirinya dirahmati oleh menyembah Allah Subhanahu wa ta’ala, ada yang baik dan ada
Allah Subhanahu wa ta’ala dan memperoleh keberuntungan di yang jahat serta sisa-sisa Ahli Kitab.
dunia dan akhirat, serta selamat dari azab-Nya
Subhanahuwata’ala. Dipanggillah orang-orang Yahudi. Mereka ditanya,“Apa yang
dahulu kalian sembah?” Mereka menjawab, “Kami menyembah
Saudaraku, di Padang Mahsyar kelak, kaum musyrikin mengikuti Uzair, anak Allah.” Dikatakan,“Kalian dusta! Allah tidak menjadikan
sesembahansesembahan mereka masuk ke dalam neraka. seorang pun sebagai istri atau anak. Lalu apa yang kalian
Demikian pula Yahudi dan Nasrani masuk ke dalam neraka inginkan?” Mereka menjawab,“Kami haus, wahai Rabb kami,
sebelum jembatan dipancangkan. Yang tersisa hanya kaum berilah kami minum!” Lalu ditunjukkan kepada mereka,“Kenapa
muslimin, yaitu seluruh nabi dan rasul serta orang-orang yang kalian tidakdatang kesana?” Mereka digiring ke neraka, seolah-olah
beriman kepada mereka. Termasuk yang masih berdiri bersama neraka itu fatamorgana yang saling menghancurkan. Mereka pun
kaum muslimin adalah orang-orang yang menampakkan dirinya berjatuhan ke dalam neraka.
Islam padahal ia kafir (munafik).
Kemudian orang-orang Nasrani dipanggil. Mereka ditanya, “Apa
Al-Imam Muslim rahimahumullah meriwayatkan sebuah hadits yang yang dahulu kalian sembah?” Mereka menjawab,“Kami
sangat panjang dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu anhu no. 269, menyembah Isa al- Masih anak Allah.” Dikatakan kepada mereka,
di antara teksnya adalah: “Kalian dusta! Allah tidak menjadikan seorang pun sebagai istri
atau anak. Apa yang kalian inginkan?”Mereka menjawab,“Kami
Sُ „َ Pَnzْ U
ُ ´ ِ ‫ َ` ا‬lْ °
َ Kُ zُْ hَ ‫ن‬
َ Pَ‫ٌ آ‬K‘ َ ‫ َأ‬iَzْ hَ ‫ف‬
َ ‫ُ؛‬Kzُ ْ sَ ْ“„َ Pَ‫ آ‬Pَp ٍ p[ ‫ ُأ‬W ƒ ‫ˆْ ُآ‬zِ u[ lَ Oِ :ٌ‫ َ¨ ِّذن‬pُ ‫ن‬َ ‫ ِ َأ [ذ‬pَ Pَlِ Oْ ‫ْ ُم ا‬Thَ ‫ن‬َ Pَ‫ِإذَا آ‬ haus, wahai Rabb, berilah kami minum.” Lalu ditunjukkan kepada
`ٍ |ِ Pَ•‫ ٍّ` َو‬Rَ ْgpِ ´ َ ‫ ا‬Kُ zُ ْ hَ ‫ن‬َ Pَ‫ْ آ‬gpَ P[O‫ ِإ‬m َ zْ hَ ْtOَ ‫ ِإذَا‬i[u‘ َ ‫ ِر‬P[vO‫ن •ِ” ا‬ َ Tُœ}َ Pَ†uَ hَ P[O‫ب ِإ‬ ِ Pَ²„ْ ¡َ Oْ ‫ ِم وَا‬Pَv ْ ¡َ Oْ ‫ ا‬gَ pِ mereka, “Kenapa kalian tidak datang kesana?” Mereka digiring ke
.´ ِ ‫ا‬g َ Rْ ‫ َ` ا‬hْ £َ j
ُ Kُ zُْ „َ P[v‫ ُآ‬:‫ا‬TُOPَ} ‫ُونَ؟‬Kzُ ْ sَ ْtuُvْ ‫ ُآ‬Pَp : ْtMُ Oَ ‫ل‬ ُ Pَlُ•َ ‫ ُد‬TُMlَ Oْ ‫ ا‬iَjْKlُ •َ ،ِ‫ب‬Pَuyِ Oْ ‫ ا‬W ِ ‫ ِ` َأ ْه‬z[°
ُ ‫َو‬ neraka Jahanam, seolah-olah neraka itu fatamorgana yang saling
‫ ُر‬Pَalُ •َ .Pَvِ U
ْ Pَ• Pvَ R[‫ َر‬Pَh ،Pَva ْœ ِj َ :‫ا‬TُOPَ} ‫نَ؟‬Tُ·zْ sَ ‫ذَا‬Pَb•َ ،ٍKOَ‫ َو‬PَO‫ ٍ َو‬zَ ‘ ِ Pَ ْgpِ ´ ُ ‫ ا‬Zَ rَ s[‫ ا‬Pَp ،ْtuُ Rْ Zَ ‫ َآ‬:‫ل‬ ُ Pَlُ•َ menghancurkan. Mereka pun berguguran kedalam neraka. Ketika
t[ Èُ ‫رِ؛‬P[vO‫ن •ِ” ا‬ َ Tُœ}َ Pَ†uَ lَ •َ Pً­ْ Rَ PَM­ ُ ْ Rَ tُ œ ِn ْ hَ ٌ‫`َاب‬U َ PَM„[ ¡َ‫ ِر َآ‬P[vO‫ ا‬iَO‫ن ِإ‬ َ ‫`ُو‬a َnْ ُl•َ ‫ ِ`دُونَ؟‬sَ PَO‫ َأ‬:ْtMِ lْ Oَ‫ِإ‬ yang tinggal hanya orang orang yang dahulu menyembah Allah
Pَp ،ْtuُRْ Zَ ‫ َآ‬:ْtMُ Oَ ‫ل‬ ُ Pَlُ•َ .´ِ ‫ا‬g َ Rْ ‫ ا‬Æ
َ lِ†bَ Oْ ‫ ا‬Kُ zُْ „َ P[v‫ ُآ‬: ‫ا‬TُOPَ} ‫ن ؟‬ َ ‫ُو‬Kzُ ْ sَ ْtuُ vْ ‫ ُآ‬Pَp :ْtMُ Oَ ‫ل‬ُ Pَlُ •َ ‫رَى‬Pَ²v[ O‫ ا‬iَjْKhُ Subhanahuwata’ala (yang baik dan yang jahat),Allah
:‫ل‬
َ Pَ} .Pَvِ Uْ Pَ• PَvR[‫ َر‬Pَh ،Pَva ْœ ِjَ ‫ن‬ َ TُOTُlَ •َ ‫ن ؟‬ َ Tُ·zْ sَ ‫ َذ ا‬Pَp : ْtMُ Oَ ‫ل‬ ُ Pَlُ•َ . Kٍ Oَ‫ َو‬PَO‫ ٍ َو‬zَ ‘ ِ Pَ ْgpِ ´ ُ ‫ ا‬Zَ r َ s[ ‫ا‬ Subhanahuwata’ala datang kepada mereka…
”ِ• ‫ن‬ َ Tُœ}َ Pَ†uَ lَ •َ Pً­ْ Rَ PَM­ ُ ْ Rَ tُ œ
ِn ْ hَ ٌ‫`َاب‬U َ PَM„[ ¡َ ‫ َآ‬tَ v[ Mَ |
َ iَO‫ن ِإ‬ َ ‫`ُو‬a َnْ lُ •َ ‫ ِ`دُونَ؟‬sَ PَO‫ َأ‬:ْtMِ lْ Oَ‫ ُر ِإ‬Pَalُ•َ

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 19


Islam Mengeluarkan Manusia dari Kegelapan Menuju Cahaya ‫ َ َوإِن‬bَ yْ n
ِ Oْ ‫ب وَا‬
َ Pَuyِ Oْ ‫ ا‬tُ Mُ bُ feَ hُ ‫ْ َو‬tMِ le‫آ‬£َ hُ ‫ َو‬Sِ sِ Pَhž ْtMِ lْ fَj
َ Tُfuْ hَ ْtMُ vْ pe PًOTُU‫ َر‬g َ lelpe ¡ُOْ ‫ •ِ” ا‬¢
َ َ Rَ ‫ِي‬ZO[‫ ا‬Tَ ‫ُه‬
g
ٍ lِzpƒ ‫ل‬ٍ Pَf‡َ ”ِqOَ W ُ zْ }َ gِp ‫ا‬Tُ„Pَ‫آ‬
Keindahan Islam ini disaksikan oleh semua mata manusia, dan
dibuktikan oleh sejarah kehidupan manusia. Islam mengeluarkan “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
manusia dari kegelapan syirik menuju cahaya tauhid, rasul diantara mereka ,yang membacakan ayat ayat-Nya kepada
mengeluarkan manusia dari kegelapan kemaksiatan menuju mereka, menyucikan merekadan mengajarkan kepada mereka
cahaya ketaatan, kegelapan dan kebodohan menuju cahaya ilmu. Kitab dan Hikmah (as-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka
Allah Subhanahuwata’ala berfirman, sebelumnya benar benar dalam kesesatan yang nyata.” (al-
Jumu’ah: 2)
‫ت‬
ُ Tُ°P[œO‫ ا‬tُ ‫ ُؤ ُه‬PَlOِْ‫`ُوا َأو‬qَ ‫ َآ‬g
َ hZِ O[‫ ِر ۖ وَا‬TƒvO‫ ا‬iَO‫ت ِإ‬
ِ Pَbfُk ƒ O‫ ا‬g َ pe tُM|
ُ `ِ r
ْ hُ ‫ا‬Tُvpَ ž g
َ hِZO[‫” ا‬
ƒ Oِ‫ َو‬Sُ f[O‫ا‬
‫ن‬
َ ‫ُو‬KOِPَ PَMlِ• ْt‫ ِر ۖ ُه‬P[vO‫ب ا‬ ُ Pَnْ ‫˜ َأ‬ َ ™ِ Oَٰ‫ت ۗ أُو‬
ِ Pَbfُk
ƒ O‫ ا‬iَO‫ ِر ِإ‬TƒvO‫ ا‬gَ pe tُM„َ Tُ|`ِ rْ hُ Sebelum diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, umat
manusia secara menyeluruh berada pada masa kejahiliahan.
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan Mereka diperbudak oleh kesyirikan. Dunia juga gelap dipenuhi
mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Orang- kezaliman dan kerusakan di muka bumi.
orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang
mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan ( kekafiran) . Sebagai contoh, kaum wanita benarbenar dijatuhkan
Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” kedudukannya. Wanita adalah barang dagangan dan warisan, tidak
(al-Baqarah: 257) ada nilainya sedikit pun. Bahkan, manusia merasa malu dengan
karunia Allah Subhanahuwata’ala berupa anak perempuan, hingga
Dahulu manusia berada di atas Islam, mentauhidkan Allah mereka tega menguburkan anak perempuannya hidup-hidup
Subhanahu wa ta’ala dalam beribadah kepada-Nya. Kemudian menjemput kematian dengan sangat tragis.
muncullah awal kesyirikan di masa Nabi Nuh ‘Alaihisslam.
Sekelompok manusia ketika itu menjadikan Wadd, Suwa’, Yaghuts, ۚ Sِ Rِ `َ a
e Rُ Pَp ‫ ِء‬TُU gِp ‫ْ ِم‬Tَ Oْ ‫ ا‬g
َ pِ ٰ‫َا َرى‬Tuَ hَ () ٌtlِk‫ َآ‬Tَ ‫د½ا َو ُه‬Tَ †
ْ pُ Sُ Mُ |
ْ ‫ َو‬W
[¾ َ ٰixَ „ُ¡Oْ PِR tُ‫ه‬Kُ ‘
َ ‫ َ` َأ‬a
e Rُ ‫َوِإذَا‬
dan Nasr sebagai sesembahan selain Allah Subhanahuwata’ala. ‫ن‬
َ Tُbyُ n ْ hَ Pَp ‫ َء‬PَU PَO‫ب ۗ َأ‬
ِ ‫`َا‬uƒ O‫ •ِ” ا‬Sُ U
ƒ Kُ hَ ْ‫ن َأم‬
ٍ Tُ‫ٰ ه‬ifَj َ Sُ yُ †ِ bْ hُ ‫)( َأ‬
Allah Subhanahuwata’ala pun mengutus Nuh ‘Alaihissalam
menyeru manusia mengajak mereka keluar dari kegelapan syirik “Apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran)
menuju cahaya tauhid. anak perempuan, hitamlah (merah padamlah ) mukanya, dan dia
sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak,
Demikian seterusnya, Allah Subhanahuwata’ala mengutus para karena buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia
rasul-Nya silih berganti. Hingga Allah Subhanahuwata’ala akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan
mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah,
manusia seluruhnya, di saat kegelapan jahiliah meliputi kehidupan alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (an-Nahl: 58—
anak manusia. Allah Subhanahuwata’ala berfirman, 59)

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 20


Demikianlah kejahiliahan melingkupi, hingga datang cahaya Islam Seperti halnya hewan ternak yang dilahirkan, apakah engkau
mengeluarkan manusia dari kegelapan masa jahiliah menuju dapatkan lahir dalam keadaan terpotong (dicacati)?” (HR. al-
cahaya hidayah. Manusia lepas dari belenggu kesyirikan, hak-hak Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu)
manusia terjaga, termasuk kaum wanita, diangkat dan dihormati
hak-hak mereka. Manusia pun bersatu dalam ikatan Islam, dan Fitrah yang dimaksud dalam hadits ini adalah Islam, sebagaimana
berusaha menjauhkan diri dari kezaliman. Allah diterangkan oleh riwayat lain dari sabda Rasulullah Shallallahu
Subhanahuwata’ala berfirman mengingatkan nikmat ukhuwah, ‘alaihi wa sallam. Demikianlah, manusia diciptakan di atas Islam, di
atas tauhid, meyakini Allah Subhanahuwata’ala sebagai Rabbul
ْtyُ Rِ Tُf}ُ g َ lْ Rَ ¿
َ O[¡َ •َ ‫َا ًء‬Kj
ْ ‫ْ َأ‬tuُvُ‫ْ ِإذْ آ‬tyُ lْ fَj
َ Sِ f[O‫“ ا‬ َ bَ ْ „ِ ‫ا ۚ وَاذْ ُآ`ُوا‬Tُ}`[ qَ sَ PَO‫ َو‬Pًlِb|َ Sِ f[O‫ ا‬Wِ zْ nَ Rِ ‫ا‬Tُb² ِ uَ j ْ ‫وَا‬ ‘alamin, meyakini bahwa Dia adalah satu-satunya yang berhak
ْtyُ f[َ Oَ Sِ sِ Pَhž ْtyُ Oَ Sُ f[O‫ ا‬g
ُ lezَ hُ ˜
َ OَِٰZ‫ ۗ َآ‬PَMvْ pe tُ‫آ‬Zَ َ „َ¡•َ ‫ ِر‬P[vO‫ ا‬gَ pe ‫ َ` ٍة‬qْ ‘
ُ Pَq—
َ ٰifَj َ ْtuُ vُ‫ َوآ‬Pً„‫َا‬Tْ ‫ ِإ‬Sِ uِ bَ ْ vِ Rِ tُun
ْ zَ 
ْ ¡َ •َ diibadahi.
‫ن‬
َ ‫ُو‬Kuَ Mْ sَ
Allah Subhanahuwata’ala mengabarkan, manusia seluruhnya telah
“Berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan diambil persaksiannya di hadapan Allah Subhanahuwata’ala
janganlah kalian bercerai-berai. Ingatlah akan nikmat Allah kepada bahwa mereka adalah para hamba-Nya.
kalian ketika kalian dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan,
kemudian Allah mempersatukan hati kalian, lalu menjadilah kalian ۛ ٰifَRَ ‫ا‬TُOPَ} ۖ ْtyُ Re `َ Rِ “
ُ † ْ Oَ‫ْ َأ‬tMِ †
ِ qُ „َ‫ٰ أ‬ifَj
َ ْt‫ ُه‬Kَ Mَ —
ْ ‫ْ َوَأ‬tMُ uَ h[ ‫ر‬e ‫ْ ُذ‬t‫ ِر ِه‬TُM¾ ُ gِp َ‫ِ” ž َدم‬vRَ gِp ˜ َ Rƒ ‫ َر‬Zَ 
َ ‫َوِإذْ َأ‬
karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. Kalian telah P[v‫ َو ُآ‬Wُ zْ }َ gِp Pَ„‫ ُؤ‬PَRž ‫ك‬ َ `َ —
ْ ‫ َأ‬Pَb„[ ‫ا ِإ‬TُOTُsَ ْ‫ )( َأو‬g َ lِf•ِ Pَ° ‫َا‬Z‫ْ َٰه‬gj َ P[v‫ ُآ‬P[„‫ ِ ِإ‬pَ Pَlِ Oْ‫ْ َم ا‬Thَ ‫ا‬TُOTُsَ ‫ ۛ أَن‬Pَ„ْKMِ — َ
berada ditepi jurang neraka ,lalu Allah menyelamatkan kalian ‫ن‬
َ Tُfœ ِ zْ bُ Oْ ‫ ا‬W
َ َ •َ PَbRِ Pَvyُ fِMْ uُ•َ ‫ْ ۖ َأ‬t‫ ِه‬Kِ ْ Rَ gep ً h[ ‫ر‬e ‫)( ُذ‬
darinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada
kalian, agar kalian mendapat petunjuk.” (Ali Imran: 103) “ Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
Islam, Fitrah yang Seluruh Manusia Terlahir di Atasnya terhadap jiwa mereka (seraya berfirman),“Bukankah Aku ini Rabb
kalian?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau adalah Rabb kami),
Di antara keindahan Islam, Islam adalah agama yang manusia kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
dilahirkan di atasnya. Inilah fitrah yang Allah Subhanahuwata’ala kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (bani Adam)
tetapkan atas seluruh manusia. Oleh karena itu, seluruh syariat adalah orang-orang yang lengah terhadap ini ( keesaan Rabb)”,
Islam diterima oleh akal sehat dan fitrah yang selamat. Rasulullah atau agar kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya orang-orang
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, tua kami telah mempersekutukan Rabb sejak dahulu,sedangkan
kami ini adalah anak anak keturunan yang ( datang) sesudah
،َbَ lِMzَ Oْ ‫ ا‬Ï
ُ uَ vْ sُ ِ bَ lِMzَ Oْ ‫ ا‬W
ِ xَ bَ ‫ َآ‬،ِS„ِ Pَ†«
ِّ bَ hُ ْ‫ َأو‬Sِ „ِ ‫`َا‬²
ِّ vَ hُ ْ‫ َأو‬Sِ ِ„‫دَا‬Tِّ Mَ hُ cُ ‫َا‬TRَ ¡َ •َ ‫œ َ` ِة‬
ْ qِ Oْ ‫ ا‬iَfj َ Kُ OَTُh ٍ‫د‬TُOْTpَ W
ƒ ‫ُآ‬ mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena
‫ َء‬PَjْK|
َ PَMlِ• ‫`َى‬sَ ْW‫َه‬ perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” (al-A’raf: 172—173)

“Semua bayit erlahir di atas fitrah, maka kedua orang tuanyalah Karena Islam adalah fitrah yang manusia terlahir di atasnya, semua
yang menyebabkannya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi. ajaran Islam adalah ajaran yang diterima oleh fitrah manusia,

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 21


menyucikan jiwa mereka, dan tidak memberatkan.
Islam adalah Agama yang Mudah Shalat lima waktu, misalnya, Allah Subhanahuwata’ala
mewajibkannya pada waktu-waktu yang sesuai, tidak mengganggu
Di antara keindahan Islam, ia adalah agama yang mudah, tidak keseimbangan kehidupan seseorang di dunia ini. Bahkan, dengan
memberatkan sama sekali. Bahkan, siapa yang berpegang shalat, seseorang senantiasa memperoleh dua kebaikan sekaligus,
dengannya, ia dapatkan semuanya dimudahkan oleh Allah kebaikan dunia dan akhirat. Shalat subuh misalnya, Rasulullah
Subhanahuwata’ala. Akidah Islam adalah akidah yang mudah, Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
karena ia sesuai dengan fitrah penciptaan manusia.
´
ِ ‫ ِ ا‬p[ ‫ •ِ” ِذ‬Tَ Mُ •َ Æ
َ zْ ²
ƒ O‫ ا‬i[f
َ ْgpَ
Demikian pula ibadah, muamalah, dan akhlak yang diajarkan Islam,
semuanya mudah dan mendatangkan maslahat (kebaikan “Barang siapa shalat subuh, dia dalam jaminan Allah
kebaikan) dunia dan akhirat. Keindahan Islam berupa kemudahan Subhanahuwata’ala.” (HR. Muslim dari sahabat Jundab bin Abdillah
ini ditunjukkan oleh dalil-dalil dari al- Kitab dan as-Sunnah. Allah al- Qasri radhiyallahu anhu)
Subhanahuwata’ala berfirman,
Belum lagi faedah-faedah lain yang bersifat duniawi dan ukhrawi
‫ن‬
َ ‫`ُو‬yُ a
ْ sَ ْtyُ f[َ Oَ ْtyُ lْ fَj
َ Sُ uَ bَ ْ „ِ t[ uِ lُOِ‫ْ َو‬t‫ َ` ُآ‬Me œ
َ lُ Oِ Kُ hِ`hُ gِyOَٰ‫ج َو‬
ٍ `َ ‘
َ ْgpe tُylْ fَj
َ W
َ َ «
ْ lَ Oِ Sُ f[O‫ ا‬Kُ hِ`ُh Pَp dari ibadah shalat; menggugurkan dosa-dosa, mencegah
perbuatan keji dan mungkar, shalat berjamaah mempererat
“… Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak ukhuwah, tidak lupa pula keutamaan kalimat “Amin” dalam sabda-
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat- Nya bagimu, sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan kalimat inilah
supaya kamu bersyukur.” (al-Maidah: 6) yang menyebabkan orangorang Yahudi sangat iri kepada kaum
muslimin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
`َ †
ْ ُ Oْ ‫ ا‬tُ yُ Rِ Kُ hِ`hُ PَO‫† َ` َو‬
ْ lُ Oْ ‫ ا‬tُ yُ Rِ Sُ f[O‫ ا‬Kُ hِ`hُ
g
ِ lِpْ¡u[ O‫ل وَا‬
ِ Pَp Â
[ O‫ ا‬iَfj
َ ْt‫ُو ُآ‬K†
َ‘َ Pَp ‫—”ْ ٍء‬
َ iَfj
َ ‫ ُد‬TُMlَ Oْ ‫ ا‬tُ ‫ ُآ‬Kَ †
َ‘َ Pَ p
“Alah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki
kesukaran bagi kalian.” (al-Baqarah: 185) “Yahu ditidaklah hasad terhadap sesuatu yang ada pada kalian
sebagaimana hasad mereka terhadap kalian dalam hal ucapan
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam salam dan amin.” (HR. al-Bukhari dalam al-Adabal Mufrad, dan
bersabda menegaskan pokok yang agung ini, dinyatakan sahih oleh al-Albani)

Sُ zَ fَ°
َ P[O‫ٌِإ‬K‘
َ ‫ َأ‬g
َ hّKِ O‫ [د ا‬Pa
َ hُ ْgOَ‫†`ٌ َو‬
ْ hُ g
َ hّKِ O‫َا ا‬Z‫ن َه‬
[ ‫ِإ‬ Semua keutamaan shalat semakin memperingan ibadah yang
agung ini. Demikianlah semua syariat Islam, mudah dan
“Sesungguhnya agama Islam ini mudah, dan tidak ada seorang pun dimudahkan oleh Allah Subhanahuwata’ala.
memperberat agama ini melainkan ia akan dikalahkan.” (HR. al-
Bukhari dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu)

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 22


Islam adalah Agama yang Diperkokoh semisal itu manusia beriman, dan (di antara) mukjizat yang
dianugerahkan kepadaku adalah wahyu yang Allah
dengan Bukti yang Kuat Islam adalah agama yang diperkuat oleh Subhanahuwata’ala wahyukan kepadaku, dan aku berharap
mukjizat, bukti-bukti yang nyata, dan dalil-dalil yang terang. Setiap menjadi nabi yang terbanyak pengikutnya di hari kiamat.”
mata yang menyaksikannya akan yakin bahwa Islam adalah syariat (ShahihMuslim no. 152 dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu)
yang datang dari Allah Subhanahuwata’ala.
Sebagai rasul terakhir, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi
Dalam mendakwahkan Islam, seluruh nabi dan rasul diperkuat oleh oleh Allah Subhanahuwata’ala mukjizat yang sangat banyak dan
Allah Subhanahuwata’ala dengan bukti kebenaran dakwah mereka. beragam. Ulama menyebutkan bahwa mukjizat Rasulullah
Tentang Nabi Isa ‘Alaihissalam, Allah Subhanahuwata’ala Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencapai ribuan, bahkan ada yang
berfirman, mengatakan lebih dari 60.000 mukjizat. Subhanallah!

Ò
ُ qُ „َ¡•َ `ِ lْ œ
[ O‫ َ™ ِ ا‬lْ Mَ ‫ َآ‬gِ leœO‫ ا‬g َ pe tُyOَ m ُ fُ ْ ‫” َأ‬e„‫ْ ۖ َأ‬tyُ Re ‫ [ر‬gep ٍ hَ §ِR tُyuُ ™ْ | ِ ْK}َ ”e„‫ َأ‬W َ lِ®‫`َا‬U ْ ‫ِ” ِإ‬vRَ ٰiOَ‫ ِإ‬PًOTُU‫َو َر‬ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahumullah, beliau berkata,
‫ن‬
َ Tُf‫¡ْ ُآ‬sَ PَbRِ tُy™ُ ze „َ ‫ ۖ َوُأ‬Sِ f[O‫ن ا‬
ِ ْ‫ ِ‹ذ‬Rِ ٰisَ ْTbَ Oْ‫ِ” ا‬l‘ْ ‫ص َوُأ‬َ `َ Rْ ¡َOْ ‫ وَا‬Sَ bَ ‫َ¡ ْآ‬Oْ ‫ئ ا‬
ُ `ِ Rْ ‫ ۖ َوُأ‬Sِ f[O‫ن ا‬ ِ ْ‫ ِ‹ذ‬Rِ ‫`ًا‬lْ ¥
َ ‫ن‬ُ Tُylَ •َ Sِ lِ• “Perjalanan hidup Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sungguh
g
َ lِvpِ ْ¨pƒ tُuvُ‫ْ إِن آ‬tyُ O[ ً hَ §َO ˜ َ Oَِٰ‫ن •ِ” ذ‬ [ ‫ْ ۚ ِإ‬tyُ sِ TُlRُ ”ِ• ‫ن‬ َ ‫`ُو‬
ِ K[ sَ Pَp‫َو‬ termasuk ayat-ayat (mukjizat), demikian pula akhlaknya, sabda-
sabdanya, perbuatan-perbuatannya, syariatnya, umatnya, dan
“Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa karamah-karamah orang orang saleh dari umat beliau, semua itu
sesuatu tanda(mukjizat) dariRabb-mu, yaitu aku membuat untuk termasuk ayat (mukjizat-mukjizat) beliau.”
kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya,
maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku Mukjizat-mukjizat Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang banyak
menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang dan beragam itu bisa dibagi menjadi dua kelompok:
yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati
dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu 1. Mukjizat-mukjizat yang terjadi di masa hidup Rasulullah
makan dan apa yang kamu simpan dirumahmu. Sesungguhnya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berakhir dengan wafatnya beliau.
pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran Misalnya, makanan dan minuman yang sedikit menjadi banyak
kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.” (Ali dengan berkah Allah Subhanahuwata’ala, demikian pula keluarnya
Imran: 49) air yang melimpah dari jari-jemari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Semua mukjizat itu berakhir dengan wafatnya beliau.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, 2. Mukjizat yang terus berlangsung sesudah wafatnya hingga hari
kiamat. Contohnya, al-Qur’an dan beritaberita gaib yang beliau
g
َ pِ ”
َœ
ِjْ ‫ْ ُأ‬K}َ Õ
[ ‫” ِإ‬
ٍّ zِ „َ ْgpِ ‫ ِء‬Pَlzِ „ْ ¡َ Oْ ‫ ا‬g
َ pِ Pَp kabarkan dalam sabda-sabdanya yang mulia lantas terjadi
sebagaimana yang beliau kabarkan, seperti tanda-tanda hari
“Tidak ada seorang nabi pun, kecuali diberi mukjizat yang dengan kiamat.

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 23


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Dalil
Wahai segenap manusia, sejenak kita lihat sebagian kecil dari yang menunjukkan bahwa Allah Subhanahuwata’ala menjaga al-
mukjizat al- Qur’an, yaitu penjagaan yang dijanjikan oleh Allah Qur’an dan as-Sunnah adalah firman Allah Subhanahuwata’ala,
Subhanahuwata’ala dalam firman-Nya,
‫ن‬
َ Tُk•ِ PَnOَ Sُ Oَ P[„‫ ْآ َ` َوِإ‬Ze O‫ ا‬PَvOْ £[ „َ g
ُn
ْ „َ P[„‫ِإ‬
‫ن‬
َ Tُk•ِ PَnOَ Sُ Oَ P[„‫ ْآ َ` َوِإ‬Ze O‫ ا‬PَvOْ £[ „َ g
ُn
ْ „َ P[„‫ِإ‬
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an, dan
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkanal-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (al-Hijr: 9)
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (al- Hijr: 9)
Adapun penjagaan al-Qur’an yang dijanjikan oleh Allah
Di antara yang Allah Subhanahuwata’ala jaga adalah lafadznya. Subhanahuwata’ala adalah pemeliharaan lafadz (huruf-huruf) nya.
Tidakkah kita renungkan, sejak empat belas abad silam al-Qur’an Semua ayat al-Qur’an diriwayatkan secara mutawatir. Tidak ada
diturunkan, selama itu pula manusia dan jin seluruhnya ditantang satu lafadz pun dari al-Qur’an yang dapat diubah oleh manusia
untuk membuat satu surat saja yang terpendek yang semisal (dan jin) sebagaimana telah disinggung di atas.
dengan al-Qur’an. Adakah orang yang mampu membuatkannya?
Mana ahli bahasa? Mana ahli sastra Arab? Adakah al- Qur’an Allah Subhanahuwata’ala menjaga pula pemahaman al-Qur’an dari
berubah lafadznya, hurufnya? penyimpangan, yaitu dengan Allah Subhanahuwata’ala jaga hadits-
hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berfungsi
Wahai musuh-musuh Allah Subhanahuwata’ala, wahai semua sebagai penjelas al-Qur’an atau sebagai penafsir al-Qur’an.
orang kafir dan munafik dari kalangan jin dan manusia,
berkumpullah kalian untuk mengubah satu saja ayat al-Qur’an. Di antara bentuk penjagaan Allah Subhanahuwata’ala terhadap
Bukankah kalian paling bersemangat untuk menghancurkan Islam? hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah
Jika kalian tidak mampu… dan sungguh empat belas abad telah Subhanahuwata’ala menyiapkan generasi ahlul hadits yang gigih
berlalu, kalian semua lemah. Bersegeralah kalian bertobat. menjaga kemurnian hadits, sejak zaman sahabat, tabi’in, atba’ut
Peluklah agama Islam ini sebelum datangnya azab Allah tabi’in, hingga generasi berikutnya, semisal al-Imam Malik, al-Imam
Subhanahuwata’ala atas kalian. asy- Syafi’i, al-Imam Ahmad bin Hanbal, al-Bukhari, Muslim, dan
ribuan ulama ahlul hadits dari setiap generasi.
Islam adalah Agama yang Dijaga dari Tabdil (Perubahan)
Dengan demikian, terjagalah kemurnian hadits Rasulullah
Di antara keindahan Islam, agama Islam adalah agama yang Shallallahu ‘alaihi wa sallam, terpisahkanlah mana yang dusta dari
senantiasa dijaga oleh Allah Subhanahuwata’ala hingga hari sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mana yang
kiamat. Penjagaan itu meliputi penjagaan sumber hukum Islam sahih penyandarannya kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
yaitu al-Qur’an dan hadits. Allah Subhanahuwata’ala juga terus
menjaga keberadaan generasi yang senantiasa mengikuti jejak

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 24


Islam adalah Agama yang Sempurna, Syamil K[ n
ِ lُ Oْ ‫ َ َو‬n
َ Rْ Zِّ O‫ا ا‬Tُv†
ِ‘ْ ¡َ•َ ْtuُn
ْ Rَ ‫ َ َوِإذَا َذ‬fَuْ ِ Oْ ‫ا ا‬Tُv†
ِ‘ْ ¡َ •َ ْtuُ fْ uَ }َ ‫—”ْ ٍء َ•ِ‹ذَا‬
َ W
ِّ ‫ ُآ‬iَfj َ ‫ن‬ َ Pَ†‘ ْ ِ‹Oْ ‫© ا‬َ uَ ‫´ َآ‬َ ‫نا‬ [ ‫ِإ‬
Sُ uَ n
َ lْ Rِ ‫ ِ`حْ َذ‬lُ Oْ‫ َو‬Sُ sَ `َ qْ —
َ ْt‫ ُآ‬Kُ ‘
َ ‫َأ‬
Seseorang yang melihat Islam akan menyaksikan bahwa segala
yang dibutuhkan oleh manusia ada di dalamnya. Tidak ada satu “ Sesungguhnya Allah mewajibkan untuk berlaku baik terhadap
perkara pun yang dibutuhkan oleh manusia selain hal itu ada dalam segala sesuatu. Apabila kalian membunuh, berlaku baiklah dalam
al-Qur’an dan as-Sunnah.Allah Subhanahuwata’ala berfirman, membunuh. Apabila kalian menyembelih, berlaku baiklah dalam
menyembelih. Dan hendaklah salah seorang diantara kalian
g
َ lِbfِ†
ْ bُ fْ Oِ ٰ‫ َ`ى‬a
ْ Rُ ‫ ً َو‬bَ ‘
ْ ‫ًى َو َر‬K‫—”ْ ٍء َو ُه‬
َ W
e yُ Oe Pً„Pَlzْ sِ ‫ب‬
َ Pَuyِ Oْ ‫˜ ا‬
َ lْ fَj
َ Pvَ Oْ £[ „َ ‫َو‬ menajamkan pisaunya dan membuat nyaman hewan
sembelihannya.”
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar Adakah syariat yang sempurna seperti syariat Islam yang dibawa
gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (an-Nahl: 89) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Pembaca, semoga Allah
Subhanahuwata’ala merahmati kita semua, masih banyak
Diriwayatkan dalam sebuah hadits, keutamaan agama Islam di antaranya Islam adalah agama yang
kekal hingga akhir zaman, seperti sabda Rasulullah Shallallahu
َ fَzْ ِ Oْ‫ ا‬W
َ zِ ْ uَ †
ْ „َ ْ‫ َأن‬Pَ„PَM„َ ْKَ Oَ ْW|َ ‫ل َأ‬
َ Pَ} ‫`َا َء َة‬r ِ Oْ ‫ ا‬i[u‘
َ ‫—”ْ ٍء‬ َ W [ ‫ْ ُآ‬tyُ lƒ zِ „َ ْtyُ bَ f[j
َ ْKَ Oَ Sُ Oَ W
َ lِ} َ‫ل‬Pَ} ‫ن‬ َ Pَbfْ U
َ ْgj َ ‘alaihi wa sallam,
”
َ« ِ vْ uَ †
ْ „َ ْ‫ ٍر َأو‬Pَ«‘ َْ ‫ ِ أ‬OَPَxÈ ْgpِ W [ }َ ¡َ ِR Pَ„Kُ ‘
َ ‫” َأ‬َ«
ِ vْ uَ †
ْ hَ PَO ْ‫ َوَأن‬g
ِ lِblَ Oْ PِR ” َ« ِ vْ uَ †
ْ „َ PَO ْ‫ل َوَأن‬ ٍ ْTRَ ْ‫ َأو‬Öٍ ®ِ Pَ·Rِ
tٍ k
ْ jَ ْ‫ ٍˆ َأو‬lِ|`َ Rِ ِ pَ Pَlِ Oْ ‫ْ ِم ا‬Thَ iَO‫ ِإ‬g
َ hِ`‫ ِه‬Pَ¾ m
ِّ n
َ Oْ‫ ا‬iَfj
َ ‫ن‬
َ Tُfsِ Pَhُ ”ِup[ ‫ْ ُأ‬gpِ ٌ qَ ®ِ Pَ¥ ‫ل‬
ُ ‫َا‬£sَ PَO

Dikatakan kepada Salmanal- Farisi radhiyallahu anhu,“Sungguh, “Akan selalu ada sekelompok umatku berperang di atas al-haq,
Nabi kalian telah mengajari kalian segala sesuatu, sampai pun mendapat kemenangan sampai hari kiamat.” (HR. Muslim no. 3547
masalah adab membuanghajat.” Salman menjawab,“ Benar. Beliau dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu)
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami untuk menghadap
kiblat ketika buang air besar atau kencing. Beliau melarang pula Islam adalah agama yang universal bukan hanya untuk kalangan
kami beristinja’ dengan tangan kanan dan beristinja dengan batu Arab, namun juga non-Arab, bahkan untuk kalangan jin, seperti
kurang dari tiga atau beristinja dengan tulang.” (HR. Abu Dawud firman Allah Subhanahuwata’ala,
no. 6)
Pًlِb|
َ ْtyُ lْ Oَ‫ ِإ‬Sِ f[O‫ل ا‬
ُ TُU‫” َر‬e„‫س ِإ‬
ُ P[vO‫ ا‬PَMhƒ‫ َأ‬Pَh ْW}ُ
Tidak hanya mengatur muamalah antara manusia dan Allah
Subhanahuwata’ala, atau antarmanusia, tetapi Islam juga Katakanlah,“Hai manusia sesungguhnyaa kua dalahu utusan Allah
menerangkan muamalah manusia dengan binatang atau jin. Dari kepada kalian semua.” (al-A’raf: 158)
Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiyallahu anhu , dari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, Islam adalah agama yang mengajari umatnya berbuat baik (ihsan).
Bahkan, semua syariat Islam adalah ihsan. Islam adalah rahmat

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 25


bagi seluruh alam. Islam adalah agama yang dimenangkan oleh Kajian Utama “Sejenak Bersama Beberapa
Allah Subhanahuwata’ala.
Syariat Islam”
Masih banyak keutamaan-keutamaan lain yang terkandung dalam Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083
dua wahyu, al-Kitab dan as-Sunnah. Waktu dan ruang tidak
memungkinkan bagi kita menyelami lebih dalam samudra Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc.
keindahan dan keutamaan Islam. Bahkan, seumur hidup kita
sekalipun tidak mampu mengibaratkan keindahan dan keutamaan Keindahan Islam bersifat menyeluruh, meliputi setiap perkara
Islam. agama beserta dalil-dalilnya, mencakup pokok-pokok agama yang
diajarkan dan hukumhukumnya. Termasuk semua hal yang
Ya Allah, jadikanlah hati-hati kami mencintai-Mu, nabi dan para ditunjukkan oleh nash-nash al-Qur’an dan as-Sunnah, baik berupa
rasul-Mu, serta agama Islam yang Engkau ridhai. Lebih dari itu, ilmu ilmu syariat, ilmu-ilmu alam semesta, maupun ilmu sosial
wahai Rabb kami, cintailah kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa kemasyarakatan, semuanya menunjukkan keindahan dan
kedua orang tua kami, dan dosa seluruh kaum mukminin. kesempurnaan syariat Islam yang agung.

Perlu diingat, membicarakan satu per satu syariat Islam yang


penuh dengan keindahan sangatlah besar. Mustahil seseorang
menguasai dan meliputi semua keindahan itu serta menyingkap
segala hikmah yang terkandung dalam setiap bagian syariat.

Sudah kita lalui pembahasan keindahan Islam dari sisi keutamaan


dan kekhususan Islam, tiba saatnya kita melihat beberapa contoh
hukum-hukum agama yang mulia ini, yang seluruhnya adalah bukti
keindahan Islam sekaligus bukti bahwa agama ini dari Allah
Subhanahuwata’ala, tentu saja dengan memohon kepada Allah
Subhanahuwata’ala, semoga Dia memberikan taufik kepada kita
semua untuk menyaksikan keindahan-keindahan tersebut.

Pokok-Pokok Keimanan

Ini adalah ajaran yang paling agung dan paling mendatangkan


kebaikan dalam syariat Islam. Pokok-pokok keimanan dalam
syariat Islam yang dibawa oleh seluruh nabi dan rasul dibangun di
atas iman kepada Allah Subhanahuwata’ala, iman kepada para
malaikat-Nya, iman kepada kitab kitab- Nya, iman kepada para
Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 26
rasul- Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada takdir. bertanya, “Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap
Seseorang yang berpegang dengan pokok-pokok keimanan ini tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?”Ibrahim menjawab, “Sebenarnya
dengan penuh keikhlasan dan sesuai dengan bimbingan Rasulullah patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam pasti akan merasakan ketenangan kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.”
jiwa, ketenteraman, dan kebahagiaan yang tidak terlukiskan.
Ketika mereka telah kembali kepada kesadaran mereka, (Ibrahim)
Kalbu dipenuhi oleh kecintaan kepada Allah Rabbul ’Alamin, lalu berkata,“Sesungguhnya kalian semua adalah orang-orang
terbebas dari perbudakan dan penghambaan kepada makhluk. yang menganiaya (diri sendiri),” kemudian kepala mereka tertunduk
Perhatikanlah para penyembah makhluk. Betapa buruknya mereka, (laluberkata),“Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui
bergantung kepada sesuatu yang tidak memiliki kekuasaan sedikit bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.” Ibrahim berkata,
pun. Betapa bodohnya mereka yang bergantung dengan matahari, “Maka mengapakah kalian menyembah selain Allah,sesuatu yang
bulan, pohon, batu, jin, bahkan malaikat dan nabi sekalipun. tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak (pula) memberi
Lihatlah tuhan-tuhan kaum musyrikin yang dihancurkan Ibrahim. mudarat kepada kalian? Ah (celakalah) kalian dan apa yang kalian
Pantaskah seseorang bergantung dengan makhluk lemah seperti sembah selain Allah. Maka apakah kalian tidak memahami?” (al-
itu? Anbiya: 58—67)

‫ن‬
[ Kَ lِ‫َ¡آ‬Oَ Sِ f[OPَs‫ )( َو‬g َ hِK‫ ِه‬P[aO‫ ا‬g َ pe tُyOَِٰ‫ٰ ذ‬ifَj َ Pَ„‫ َوَأ‬g [ ‫œ َ` ُه‬ َ •َ ‫ِي‬ZO[‫ض ا‬ ِ ْ‫ َ¡ر‬Oْ ‫ت وَا‬ ِ ‫وَا‬Pَb† [ O‫ب ا‬ ƒ ‫ْ َر‬tyُ Rƒ‫ [ر‬WَR ‫ل‬ َ Pَ} Pokok-Pokok Jual Beli, Sewa- Menyewa, dan Serikat
W
َ َ •َ gَp ‫ا‬TُOPَ} () ‫ن‬ َ Tُ| ِ ْ`hَ Sِ lْ Oَ‫ْ ِإ‬tMُ f[َ Oَ ْtMُ O[ ‫`ًا‬lِz‫ َآ‬P[O‫َاذًا ِإ‬Z| ُ ْtMُ fََ «َ •َ () g َ hِ`Rِ ْKpُ ‫ا‬TOƒTَ sُ ‫ أَن‬Kَ ْ Rَ tُypَ Pَv ْ ‫َأ‬
ٰifَj
َ Sِ Rِ ‫ا‬Tُsْ¡•َ ‫ا‬TُOPَ} () tُ lِ‫`َاه‬Rْ ‫ ِإ‬Sُ Oَ ‫ل‬ ُ Pَhُ ْt‫ْ ُآ ُ` ُه‬Zhَ iًu•َ Pَvْ bِ U َ ‫ا‬TُOPَ} () g َ lِbOِP[kO‫ ا‬g َ bِ Oَ Sُ „[ ‫ ِإ‬Pَvuِ Mَ Oِ§ِR ‫َا‬Z‫َٰه‬ Manusia membutuhkan sesamanya. Di antara kebutuhan itu adalah
‫َا‬Z‫ْ َٰه‬t‫ ُ` ُه‬lِz‫ َآ‬Sُ fََ •َ ْWRَ ‫ل‬َ Pَ} () tُ lِ‫`َاه‬Rْ ‫ ِإ‬Pَh Pَvuِ Mَ Oِ§ِR ‫َا‬Z‫“ َٰه‬ َ fْ َ •َ “
َ „َ‫ا َأأ‬TُOPَ} () ‫ن‬ َ ‫ُو‬KMَ a ْ hَ ْtMُ f[َ Oَ ‫س‬ ِ P[vO‫ ا‬g ِ lُ j
ْ ‫َأ‬ kebutuhan untuk tukar-menukar apa yang mereka miliki dalam
ٰifَj
َ ‫ا‬Tُ†yِ „ُ t[ Èُ () ‫ن‬ َ TُbOِP[kO‫ ا‬tُ uُ „َ‫ْ أ‬tyُ „[ ‫ا ِإ‬TُOPَ•َ ْtMِ † ِ qُ „َ‫ٰ أ‬iOَ‫ا ِإ‬Tُ| َ `َ •َ () ‫ن‬ َ Tُœ ِ vَh ‫ا‬Tُ„Pَ‫ْ إِن آ‬t‫ ُه‬TُO¡َ U ْ Pَ• bentuk jual beli, sewa menyewa, atau berserikat dalam usaha.
ْt‫­ ƒ` ُآ‬ ُ hَ PَO‫ َو‬Pً™lْ —َ ْtyُ ُ qَ vَh PَO Pَp Sِ f[O‫ن ا‬ ِ ‫ دُو‬gِp ‫ن‬ َ ‫ُو‬Kzُ ْ uَ •َ ‫ل َأ‬
َ Pَ} () ‫ن‬ َ Tُœ ِ vَh ‫ ِء‬PَO¨ُ ‫ َٰه‬Pَp “َ bْ fِj َ ْKَ Oَ ْtMِ U ِ ‫ُرءُو‬ Islam datang menghalalkan jual beli, sewa-menyewa, dan serikat
‫ن‬
َ Tfُِ ْ sَ Pَf•َ ‫ ۖ َأ‬Sِ f[O‫ن ا‬ِ ‫ دُو‬gِp ‫ن‬ َ ‫ُو‬Kzُْ sَ PَbOِ‫ْ َو‬tyُ O[ ‫ف‬ Å ‫)( ُأ‬ dengan beragam jenisnya. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,

Maka Ibrahim membuat berhala berhala itu hancur berkeping- PَR`e O‫‘ [` َم ا‬
َ ‫ َˆ َو‬lْ zَ Oْ ‫ ا‬Sُ f[O‫ ا‬W
[‘َ ‫َوَأ‬
keping, kecuali yang terbesar (induk) dari patung patung yang lain;
agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata, “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (al-
“Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan Baqarah: 275)
kami? Sesungguhnya dia termasuk orang-orangyangzalim.”
Mereka berkata, “Kami mendengar ada seorang pemuda yang Kebolehan tersebut tentu tidak dilepas begitu saja oleh syariat,
mencela berhala-berhala ini, namanya Ibrahim.” namun Islam memberikan aturan-aturan yang demikian indah
dalam setiap jenis muamalah tersebut, hingga terlindungilah semua
Mereka berkata, “(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang pihak dari kezaliman dan terwujudlah berkah Allah
dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan.” Mereka Subhanahuwata’ala atas jual beli, sewa menyewa, dan serikat

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 27


tersebut. “Hai penjual makanan, apa ini?” “Kena hujan, wahai Rasulullah,”
jawabnya. “Mengapa tidak engkau letakkan di atas makanan agar
Kalau kita melihat hukum jual beli, dalil-dalil menunjukkan bahwa terlihat oleh orang?” Kemudian beliau berkata,
Islam menetapkan syarat-syarat sahnya jual beli. Dengan itu, jual
beli akan terhindar dari kezaliman di antaranya: mempersyaratkan P[vpِ Â
َ lْ fَ•َ ×
[ °
َ ْgpَ
keridhaan dua belah pihak, baik penjual maupun pembeli; yang
melakukan jual beli adalah orang-orang yang memang “Barangsiapa menipu kami, dia bukan golongan kami.”
diperbolehkan syariat melakukan jual beli, seperti orang berakal
(tidak gila); Demikianlah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari
umat ini semua jalan kebaikan dan menutup setiap celah kejelekan,
barang yang diperjualbelikan haruslah halal dan memiliki termasuk dalam hal jual beli, sebagaimana ini tampak dalam kisah
kemanfaatan yang mubah; barang yang diperjualbelikan dapat ini.
diserahterimakan; barang yang diperjualbelikan harus jelas
sifatnya, ukurannya, atau jumlahnya, bukan barang yang majhul Penetapan dan Pengokohan Hak-Hak Antarmakhluk
(tidak diketahui).
Di antara keindahan yang dapat disaksikan oleh semua manusia
Dari nash-nash al-Kitab dan as-Sunnah, tampak bahwa Allah adalah Islam mengatur hubungan antara manusia dengan berbagai
Subhanahuwata’ala menetapkan syarat-syarat yang menjamin keberagaman mereka. Adab dan etika pergaulan diajarkan dalam
keberkahan, di antaranya adalah adanya keridhaan. Dengan syariat yang agung ini dengan sangat rinci.
aturan-aturan tersebut, jadilah jual beli mendapatkan berkah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Islam mengokohkan hak-hak antarmanusia, di samping
menjelaskan kewajiban-kewajiban mereka. Islam menjawab
ُ ‫ َ` َآ‬Rَ m
َnِ pُ Pَbuَ ‫ َو َآ‬PَRZَ ‫ َوِإنْ َآ‬،PَbMِ ِ lْ Rَ ”ِ• PَbMُ Oَ ‫ك‬
َ ‫ ِر‬TُR Pَvl[Rَ ‫ َو‬Pَ}Kَ 
َ ْ‫ َ•ِ‹ن‬،Pَ}`[ qَ uَ hَ ْtOَ Pَp ‫ ِر‬Pَlr
ِ Oْ PِR ‫ن‬
ِ Pَlِّ zَ Oْ ‫ا‬ dengan tuntas bagaimana manusia bergaul dengan kedua orang
PَbMِ ِ lْ Rَ tuanya, suami atau istrinya, anakanak dan karib kerabatnya,
bagaimana bertetangga, bagaimana bergaul dengan manusia
“Pembeli dan penjual diberi pilihan selama keduanya belum dengan berbagai tingkat akal dan status sosialnya, bagaimana
berpisah. Kalaukeduanya jujur dan menjelaskan (keadaan bermuamalah dengan orang-orang kafir, bahkan dengan makhluk
barang/harga), jual belinya diberkahi. Kalau keduanya berdusta dan lain: malaikat, jin, dan hewan. Islam menjawabnya dengan rinci
menyembunyikan cacat barang, niscaya dihapus berkah jual tanpa menyisakan kekurangan sedikit pun. Allahu Akbar!
belinya.”
Di antara ayat dan hadits yang banyak yang menetapkan dan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi mengatur seluruh hak, kewajiban, dan etika pergaulan adalah
wa sallam melewati tumpukan makanan lalu memasukkan tangan firman Allah Subhanahuwata’ala,
ke dalamnya. Tiba tiba jari beliau merasakan basah. Kata beliau,

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 28


‫ ِر ذِي‬Pَ«Oْ ‫ وَا‬g
ِ lِ‫آ‬Pَ†bَ Oْ ‫ٰ وَا‬ipَ Pَulَ Oْ ‫ٰ وَا‬iRَ ْ`ُ Oْ ‫ِي ا‬ZRِ ‫ َو‬Pً„Pَ†‘ْ ‫ ِإ‬g
ِ hْ Kَ Oِ‫َا‬TOْ PِR‫ ۖ َو‬Pً™lْ —
َ Sِ Rِ ‫ا‬Tُ‫ ِ`آ‬a
ْ sُ PَO‫ َو‬Sَ f[O‫ُوا ا‬Kzُjْ ‫وَا‬ Dialah yang berhak memerintah, dan Dia pula yang berhak
‫ن‬
َ Pَ‫ آ‬gَp © ƒ nِ hُ PَO Sَ f[O‫ن ا‬
[ ‫ْ ۗ ِإ‬tyُ „ُ Pَbhْ ‫“ْ َأ‬yَ fَpَ Pَp‫ َو‬W ِ lِz†
[ O‫ ا‬g
ِ Rْ ‫© وَا‬ ِ vَ«Oْ PِR © ِ ‘ ِ P[²O‫© وَا‬ ِ vُ «
ُ Oْ ‫ ِر ا‬Pَ«Oْ ‫ٰ وَا‬iRَ ْ`ُ Oْ ‫ا‬ mengatur. Termasuk dalam hal waris, Allah Subhanahuwata’ala
‫رًا‬Tُr•َ PًOPَur ْ pُ telah menetapkan hukum-Nya yang sempurna dan tidak ada sedikit
pun kezaliman di dalamnya. Manusia tidak dibiarkan mengurusi
“Sembahlah Allah danjanganlah kamu mempersekutukan-Nya masalah yang sangat sensitif ini, karena tabiat mereka yang rakus
dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada keduaorangtua, terhadap harta.
karib kerabat, anak anak yatim, orang-orang miskin,tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat , ibnu sabil, dan Jika telah memiliki satu gunung emas, mereka menginginkan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- gunung berikutnya, di samping tabiat mereka adalah kejahilan dan
orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (an- Nisa: kezaliman. Allah Yang Maha adil, menetapkan pembagian waris
36) dari atas langit. Perhatikan kisah berikut, menceritakan sebuah
kasus kematian dan pembagian waris pada zaman Rasulullah
Dengan ditetapkannya etika-etika pergaulan serta pengokohan hak Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
dan kewajiban antarmanusia, terwujudlah keseimbangan, anhu, ia berkata,
kedamaian, dan keselarasan hidup.
Kٍ ْ U
َ ْgpِ PَMlْ uَ vَ Rْ PِR ˆِ lِR`[ O‫ ا‬g
ِ Rْ Kِ ْ U
َ ‫ َ`َأ ُة‬pْ ‫ َءتْ ا‬Pَ|
Hukum Waris
Istri Sa’d bin Rabi’ radhiyallahu anhu mendatangi Rasulullah
Harta termasuk masalah yang sangat sensitif, lebih-lebih ketika Shallallahu ‘alaihi wa sallam membawa kedua anak perempuan
seseorang meninggal dunia. Kasus rebutan warisan tidak jarang dari Sa’d radhiyallahu anhu, dia berkata, “Wahai Rasulullah , kedua
kita jumpai dalam kehidupan masyarakat. Kita acap mendengar anak perempuan ini adalah anak Sa’d bin Rabi’ yang terbunuh
pertikaian di antara anggota keluarga karena ahli waris berebut syahid ketika Perang Uhud bersama engkau, dan paman keduanya
harta. Kakak memusuhi adiknya, paman membenci (yakni saudara laki-laki Sa’d bin Rabi’ -pen) mengambil harta
kemenakannya, bahkan lebih dari itu banyak kasus pembunuhan keduanya dan tidak meninggalkan sisa harta untuk keduanya, dan
dan kezaliman yang sebabnya adalah harta warisan ini. keduanya tidak bisa dinikahkan selain jika memiliki harta.
(Mendengar pengaduan ini) Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Pemandangan yang menyedihkan ini sebenarnya tidak akan terjadi bersabda, “Allah akan memutuskan urusan ini.” Kemudian turunlah
seandainya mereka mengetahui kesempurnaan agama Islam dan ayat ayat tentang waris, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
berpegang dengannya. Islam telah mengatur segala aspek sallam mengutus kepada paman kedua anak ini dan
kehidupan manusia dengan sempurna tanpa ada kekurangan memerintahkan agar memberi kedua anak perempuan Sa’db in
sedikit pun, karena syariat Islam adalah syariat Allah Rab di ua pertiga, dan memberi ibunya seperdelapan dan apa yang
Subhanahuwata’ala, Dzat yang Mahaadil dan Maha Mengetahui tersisa adalah untukmu.
akan maslahat hamba-hamba-Nya.
Beberapa contoh syariat Islam di atas dengan pembahasan yang

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 29


sangat ringkas, sungguh tidaklah mampu menunaikan hak untuk Kajian Utama “Indahnya Hukum Qishash”
menggambarkan keindahan syariat yang agung dan mulia Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083
ini.Namun, kita berharap mudah mudahan dengan contoh yang
sedikit di atas, kita semakin bersyukur atas nikmat Islam yang Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc.
dianugerahkan oleh Allah Subhanahuwata’ala kepada kita yang
fakir dan penuh dosa.Hanyalah doa yang kita panjatkan, Semua syariat Allah Subhanahuwata’ala, termasuk di dalamnya
qishash, hudud, dan jihad fi sabilillah adalah keindahan dan bukti
g
َ hِ`•ِ PَyOْ‫ْ ِم ا‬Tَ Oْ ‫ ا‬iَfj
َ Pَ„ْ`²
ُ „‫ وَا‬Pَvpَ ‫َا‬Kْ}‫“ْ َأ‬ze Èَ ‫ َو‬Pَ„`ِ pْ ‫ •ِ” َأ‬Pَv•َ ‫`َا‬U
ْ ‫ َوِإ‬PَvRَ Tُ„‫ ُذ‬PَvOَ ْ`qِ °
ْ ‫ ا‬PَvR[‫َر‬ kebesaran Allah Subhanahuwata’ala sebagai Dzat Yang
Mahasempurna. Dari sisi mana pun syariat Islam ditinjau, orang
“Wahai Rabb kami, ampunilah dosa dosa kami dan tindakan- yang berakal pasti akan bersimpuh menyaksikan cahaya
tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, keindahannya, sebagaimana ia akan bersimpuh mengagumi
tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami atas kaum yang kesempurnaan dan keindahan penciptaan semesta. Allah
kafir.” (Ali Imran: 147) Subhanahuwata’ala berfirman,

g
ُ†َ‘ ْ ‫ْ َأ‬tyُ hƒ ‫ْ َأ‬t‫ ُآ‬Tَ fُzْ lَ Oِ ‫ َة‬Pَln
َ Oْ ‫ت وَا‬ َ ْTbَ Oْ ‫ ا‬m
َ fََ ‫ِي‬ZO[‫`ٌ )( ا‬hِK}َ ‫—”ْ ٍء‬ َ W e ‫ٰ ُآ‬ifَj
َ Tَ ‫˜ َو ُه‬
ُ fْ bُ Oْ ‫ ا‬cِ Kِ lَ Rِ ‫ِي‬ZO[‫ك ا‬ َ ‫ َر‬Pَzsَ
ۖ‫ت‬
ٍ ‫ ُو‬Pَqsَ gِp g ِ bَٰ ‘
ْ `[ O‫ ا‬m ِ fْ 
َ ”ِ• ٰ‫ َ`ى‬sَ P[p ۖ Pً}Pَz¥ ِ ‫ت‬ ٍ ‫وَا‬PَbU َ ˆَ zْ U
َ m َ fَ
َ ‫ِي‬ZO[‫ ُر )( ا‬Tُq·َ Oْ‫ ا‬£ُ hِ£َ Oْ ‫ ا‬Tَ ‫ ۚ َو ُه‬Pًfbَ j َ
ٌ`lِ†‘َ Tَ ‫ َو ُه‬Pً™U ِ Pَ `ُ ² َ zَ Oْ ‫˜ ا‬َ lْ Oَ‫©ْ ِإ‬fِَ vhَ g
ِ lْ sَ `[ ‫ َ` َآ‬²
َ zَ Oْ ‫| ِˆ ا‬
ِ ْ‫ ار‬t[ Èُ () ‫ ٍر‬Tُœ•ُ gِp ٰ‫ َ`ى‬sَ ْW‫ َ` َه‬² َ zَ Oْ ‫| ِˆ ا‬
ِ ْ‫ر‬Pَ•

“Maha suci Allah yang di tangan- Nyalah segala kerajaan, dan Dia
Maha kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup,
supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik a
malnya. Dan Dia Maha perkasa lagi Maha Pengampun. Yang telah
menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang
tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat
sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi,
niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak
menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam
keadaan payah.” (al-Mulk:1—4)

Hanya orang-orang yang tidak berakal lagi angkuh sajalah yang


memandang syariat Allah Subhanahuwata’ala dengan pandangan
sinis sembari membusungkan dadanya, bahkan mencoba-coba
menjelekkan Islam dengan hawa nafsunya.

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 30


Wahai orang yang masih sedikit memiliki akal, jawablah dengan
Sungguh, mereka terancam tidak akan masuk jannah karena jujur, “Seorang pembunuh yang ditegakkan qishash atasnya, yang
takabur yang ada pada mereka, berupa penolakan terhadap al-haq. dengan itu dirinya diampuni oleh Allah Subhanahuwata’ala, dan
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan itu keluarga korban terobati dari kezaliman, dengan itu pula
dalam hadits Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu terhalangi pembunuhan berikutnya, yang seperti ini lebih baik;
ataukah vonis bagi pembunuh dengan kurungan sekian tahun
, yang kemudian bisa diganti dengan denda, kemudian dia beraksi
kembali melakukan pembunuhan, keluarga korban juga tidak
Sُ Rُ ْTÈَ ‫ن‬
َ Tُyhَ ْ‫© َأن‬
ƒ n
ِ hُ Wَ| ُ `[ O‫ن ا‬
[ ‫ ِإ‬:ٌW| ُ ‫ل َر‬ َ Pَ} .`ٍ zْ ‫ْ ِآ‬gpِ ‫ل َذ [ر ٍة‬
ُ Pَxْ pِ Sِ zِ fْ}َ ”ِ• ‫ن‬ َ Pَ‫ْ آ‬gpَ َ v[ «
َ Oْ‫ ا‬W ُ ُ ْKhَ PَO terobati dari kezalimantersebut. Jawablah dengan sisa akalmu,
‫س‬
ِ P[vO‫ ا‬Ö
ُ bْ °
َ ‫ َو‬m ِّ n
َ Oْ‫œ ُ` ا‬
َ Rَ `ُ zْ yِ Oْ ‫ ا‬،َ‫ل‬Pَb« َ Oْ ‫© ا‬
ƒ n
ِ hُ ٌWlِb| َ ´ َ ‫نا‬ [ ‫ ِإ‬:‫ل‬
َ Pَ} .ً vَ †
َ‘َ Sُ fُْ „َ ‫ َو‬Pًv†
َ‘ َ manakah yang lebih baik?

Tidak akan masuk jannah orang yang dalam kalbunya ada seberat Sebagai jawaban, cukup kita bacakan ayat Allah
dzarrah kesombongan. Seseorang bertanya, “Bagaimana dengan Subhanahuwata’ala yang menunjukkan keindahan qishash,
orang yang suka memakai baju yang bagus dan alas kaki yang
bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?” Rasul Shallallahu ‫ن‬
َ Tُu[ sَ ْtyُ f[َ Oَ ‫ب‬
ِ PَzOْ ¡َOْ ‫ِ” ا‬O‫ أُو‬Pَh ٌ‫ة‬Pَlَ‘ ‫ص‬
ِ Pَ²ِ Oْ ‫ْ •ِ” ا‬tyُ Oَ‫َو‬
‘alaihi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya Allah Maha indah dan
menyukai keindahan ,kesombongan adalah menolak kebenaran “Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu,
dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim) wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (al-
Baqarah: 179)
Qishash dalam Sorotan Musuh Allah Subhanahuwata’ala
Bagi yang beriman dengan firman Rabbul ‘Alamin ini, ia akan
Qishash, hukum hadd dan jihad fi sabilillah, seringkali dipakai kaum mendapatkan kemuliaan. Namun, siapa yang mencoba-coba
zindiq, munafik, dan musuh-musuh Allah Subhanahuwata’ala untuk menyimpangkan ayat atau mengingkarinya, bersiaplah menikmati
menyudutkan Islam. Dengan syariat ini, mereka menggambarkan azab Allah Subhanahuwata’ala. Berilah kabar gembira kepadanya
Islam sebagai agama yang sadis, kasar, atau tidak berupa jahannam, wal ‘iyadzubillah.
berperikemanusiaan.
Pengertian Qishash dan Dalil Pensyariatan
Propaganda-propaganda tersebut membuat orang-orang yang
dungu atau lemah iman mengatakan bahwa Islam adalah agama Secara bahasa, “qishash” ٌ‫ص‬Pَ²}ِ berasal dari bahasa Arab yang
yang kejam, atau setidaknya mengatakan bahwa hukum qishash berarti “mencari jejak”, seperti “al-qashash”. Adapun secara istilah,
dan hukum had tidak lagi relevan di masa masa ini, serta lebih pas qishash adalah: Membalaspelakukejahatanseperti perbuatannya,a
jika qishash dan hudud lalu diganti dengan hukuman lain, seperti pabilai am embunuh maka dibunuh dan bila ia memotong anggota
denda atau kurungan. tubuh maka anggota tubuhnya juga dipotong. Hal ini ditunjukkan
oleh firman Allah Subhanahuwata’ala,

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 31


g
e†e OPِR g[†e O‫ن وَا‬ ِ ‫ُ¡ ُذ‬OْPِR ‫ن‬
َ ‫ُ¡ ُذ‬Oْ ‫¿ وَا‬
ِ „َ¡Oْ PِR ¿
َ „َ¡Oْ‫ وَا‬g
ِ lْ َ ْOPِR g
َ lْ َ Oْ ‫ وَا‬Â
ِ qْ v[OPِR Â
َ qْ v[ O‫ن ا‬
[ ‫ َأ‬PَMlِ• ْtMِ lْ fَj
َ Pَvzْ uَ ‫َو َآ‬ W
َ uُ ْ hَ ْ‫ن‬
َ ‫ أ‬P[p‫َى َوِإ‬Kqْ hُ ْ‫ َأن‬P[p‫ ِإ‬g
ِ hْ `َ k
َ v[ O‫ ِ` ا‬lْ r
َ Rِ Tَ Mُ •َ ٌWlِu}َ Sُ Oَ W
َ uِ }ُ ْgpَ
‫ن‬
َ TُbOِP[kO‫ ا‬tُ ‫˜ ُه‬
َ ™ِ Oَٰ‫ َ•¡ُو‬Sُ f[O‫ل ا‬ َ £َ „َ‫ أ‬PَbRِ tُynْ hَ ْtO[ gَp‫ ۚ َو‬Sُ O[ ٌ‫ َرة‬P[q‫ َآ‬Tَ Mُ •َ Sِ Rِ ‫ق‬َ K[ ² َ sَ gَb•َ ۚ ٌ‫ص‬Pَ²}ِ ‫ح‬ َ ‫«`ُو‬ ُ Oْ‫وَا‬
“Siapa menjadi keluarga korban terbunuh maka ia memiliki dua
“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka didalamnya (Taurat) pilihan: bisa memilih diyat, dan bisa juga membunuh
bahwasanya jiwa( dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung (memintaqishash).” (HR.al-Jama’ah)
dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-
luka (pun) ada qishashnya.” (al- Maidah: 45) At-Tirmidzi rahimahumullah meriwayatkan dengan lafadz,

Qishash disyariatkan dalam al- Qur’an dan as-Sunnah, serta ijma’. Tَ Mُ •َ ٌWlِu}َ Sُ Oَ W
َ uِ }ُ ْgpَ ‫ َو‬:‫ل‬
َ Pَ} t[ Èُ Sِ lْ fَj
َ iَvÈْ ‫´ َوَأ‬
َ ‫ ا‬Kَ bِ n
َ •َ ‫س‬
ِ P[vO‫ َم •ِ” ا‬Pَ} َ y[ pَ Sِ OِTُU‫ َر‬iَfj َ ´ ُ ‫ا‬Æ َ uَ •َ P[bOَ
Di antara dalil dari al-Qur’an adalah firman Allah W
َ uُْ hَ ْ‫ َأن‬P[p‫ َوِإ‬Tَ qُ ْ hَ ْ‫ َأن‬P[p‫ ِإ‬g
ِ hْ `َ k
َ [vO‫ ِ` ا‬lْ r
َ Rِ
Subhanahuwata’ala,
Ketika Allah Subhanahuwata’ala membukakan kemenangan untuk
ْgbَ •َ ۚ ٰixَ „ُ¡Oْ PِR ٰixَ „ُ¡Oْ‫ وَا‬Kِ zْ َ Oْ PِR Kُ zْ َ Oْ ‫` وَا‬e n ُ OْPِR `ƒ nُ Oْ ‫ ۖ ا‬iَfuْ َ Oْ ‫ص •ِ” ا‬ ُ Pَ²ِ Oْ‫ ا‬tُ yُ lْ fَj
َ © َ uِ ‫ا ُآ‬Tُvpَ ž g َ hِZO[‫ ا‬PَMhƒ ‫ َأ‬Pَh Rasul-Nya atas kota Makkah, beliau berdiri memuji Allah
g
ِ bَ •َ ۗ ٌ bَ ‘
ْ ‫ْ َو َر‬tyُ Re‫ [ر‬gep ٌ¿lِqr ْ sَ ˜ َ Oَِٰ‫ن ۗ ذ‬
ٍ Pَ†‘ ْ ‹ِ Rِ Sِ lْ Oَ‫ف َوَأدَاءٌ ِإ‬
ِ ‫ ْ`ُو‬bَ Oْ PِR ٌ‫ع‬PَzsePَ• ٌ‫—”ْء‬ َ Sِ lِ‫ْ َأ‬gpِ Sُ Oَ ” َ qِ jُ Subhanahuwata’ala dan menyanjungnya lalu bersabda,“Siapa
‫ن‬
َ Tُu[sَ ْtyُ f[َ Oَ ‫ب‬ ِ PَzOْ ¡َ Oْ ‫ِ” ا‬O‫ أُو‬Pَh ٌ‫ة‬Pَlَ‘ ‫ص‬ ِ Pَ²ِ Oْ‫ْ •ِ” ا‬tyُ Oَ‫ٌ )( َو‬tlِO‫َابٌ َأ‬Zj َ Sُ fَ•َ ˜
َ Oَِٰ‫ ذ‬Kَ ْ Rَ ٰ‫ى‬Kَ uَ j
ْ‫ا‬ menjadi keluarga korban terbunuh maka ia diberi dua
pilihan:memaafkannya atau membunuhnya.” (HR. at-Tirmidzi, no.
“Wahai orang-orang yang beriman, qishash diwajibkan atasmu 1409)
berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh. Orang merdeka
dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan Betapa Indahnya Qishash
wanita. Maka, barang siapa yang mendapat suatu pemaafan dari
saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara Di antara nama-nama Allah Yang Mahaindah(al-Asmaul Husna)
yang baik,dan hendaklah ( yang diberimaaf) membayar (diyat) adalah al-Hakim. Nama ini menunjukkan bahwa Dialah Dzat yang
kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang memiliki hukum, Dialah yang menetapkan dan memutuskan, serta
demikian itu adalah suatu keringanan dari Rabbmu dan suatu Dialah yang menetapkan segala sesuatu dengan sempurna dan
rahmat. Barang siapa yang melampaui batas sesudah itu, penuh hikmah.
baginyasiksa yang sangat pedih. Dan dalam qishash itu ada
(jaminan kelangsungan) hidup bagimu, wahai orang-orang yang Di antara bukti keimanan kita terhadap nama Allah al-Hakim, kita
berakal, supaya kamu bertakwa.” (al-Baqarah: 178—179) meyakini bahwa semua hukum yang ditetapkan-Nya penuh dengan
maslahat, kebaikan-kebaikan di dunia dan akhirat, dan diliputi
Demikian pula firman Allah Subhanahuwata’ala pada surat al- hikmah yang sangat sempurna. Termasuk qishash, syariat ini
Maidah ayat 45 di atas. Adapun dalil dari as-Sunnah, Abu Hurairah penuh dengan hikmah, sebagian kecilnya diketahui oleh manusia
radhiyallahu anhu meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi dan banyak yang menjadi rahasia Allah Subhanahuwata’ala. Di
wa sallam bahwa beliau bersabda, antara hikmah-hikmah qishash adalah:

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 32


had tersebut adalah kafarat (penebus dosanya), sebagaimana telah
1. Dengan ditegakkannya qishash, masyarakat akan terjaga dari sahih berita dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Ushulus
kejahatan. Sebab, hukuman ini mencegah setiap orang yang akan Sunnah)
berbuat zalim dan menumpahkan darah orang lain. Dengan
demikian, terjagalah kehidupan manusia dari pembunuhan. Allah Di antara hadits yang dimaksud oleh al-Imam Ahmad
Subhanahuwata’ala menyebutkan hikmah ini dalam firman-Nya, rahimahumullahadalah hadits Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu
anhu , beliau berkata,
‫ن‬
َ Tُu[sَ ْtyُ f[َ Oَ ‫ب‬
ِ PَzOْ ¡َ Oْ‫ِ” ا‬O‫ أُو‬Pَh ٌ‫ة‬Pَlَ‘ ‫ص‬
ِ Pَ²ِ Oْ‫ْ •ِ” ا‬tyُ Oَ‫َو‬
‫ا‬Tُ}`ِ †
ْ sَ PَO‫ا َو‬Tُ„ْ£sَ PَO‫ َو‬Pً™lْ —
َ ´ ِ PِR ‫ا‬Tُ‫ ِ`آ‬a ْ sُ PَO ْ‫ َأن‬iَfj َ ”ِ„Tُhِ Pَzsُ ´
ِ ‫لا‬ ِ TُU‫َ َˆ َر‬p P[v‫ ُآ‬:‫ل‬ َ Pَ•َ Âٍ fِ«
ْ pَ ”ِ•
“Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, ˜
َ Oِ‫ْ َذ‬gpِ Pً™lْ — َ ‫ب‬ َ Pَ ‫ْ َأ‬gpَ ‫´ َو‬ ِ ‫ ا‬iَfj َ cُ `ُ |
ْ ¡َ •َ ْtyُ vْ pِ i[•‫ْ َو‬gَb•َ ،ّm ِn
َ OْPِR P[O‫´ ِإ‬
ُ ‫‘ [` َم ا‬
َ ”ِuO[‫ ا‬Â
َ qْ v[ O‫ا ا‬Tُfuُْ sَ PَO‫َو‬
wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (al- Pَqj
َ ‫ َء‬Pَ— ْ‫´ ِإن‬ ِ ‫ ا‬iَO‫ ِإ‬cُ `ُ pْ ¡َ•َ Sِ lْ fَj
َ ´ُ ‫ ا‬cُ `َ uَ †
َ •َ ˜ َ ِO‫ْ َذ‬gpِ Pً™lْ —
َ ‫ب‬
َ Pَ‫ْ َأ‬gpَ ‫ َو‬،ُSOَ ٌ‫ َرة‬P[q‫ َآ‬Tَ ُM•َ Sِ Rِ ©
َ }ِ Tُ•َ
Baqarah: 179) Sُ Rَ Z[ j
َ ‫ َء‬Pَ— ْ‫ َوِإن‬Sُ vْ j
َ

2. Dengan qishash tegaklah keadilan, dan tertolonglah orang yang “Suatu hari kami bersama dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
dizalimi, dengan memberikan kemudahan bagi wali korban untuk sallam disebuah majelis. Beliau bersabda,‘Berbaiatlah kalian
membalas kepada pelaku sebagaimana yang diperlakukan kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah Subhanahuwata’ala
terhadap korban. Allah Subhanahuwata’ala berfirman, dengan sesuatu pun, tidak berzina, tidak mencuri, dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala
‫رًا‬Tُ²vَp ‫ن‬
َ Pَ‫ آ‬Sُ „[ ‫ ۖ ِإ‬W
ِ uْ َ Oْ‫” ا‬e• ‫†`ِف‬
ْ hُ Pَf•َ Pً„Pَœfْ U
ُ Sِ le OِTَ Oِ Pَvfْ َ |
َ ْKَ •َ PًpTُfk
ْ pَ َWuِ }ُ gَp‫َو‬ selain dengan haq. Barang siapa di antara kalian yang
menunaikannya, pahalanya ada pada Allah Subhanahuwata’ala,
“Dan barang siapa dibunuh secara zalim, sesungguhnya Kami telah dan barangsiapa melanggar sebagiannya lalu dihukum (seperti
memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli qishash, potong tangan –pen) maka hukuman itu sebagai
waris itu melampaui batas dalam embunuh. Sesungguhnya ia penghapus dosa baginya. (Adapun) barang siapa melanggarnya
adalah orang yang mendapat pertolongan.” (al-Isra’: 33) lalu Allah Subhanahuwata’ala menutupinya maka urusannya
diserahkan kepada Allah .Jika Dia berkehendak, Dia
3. Qishash adalah kebaikan bagi pelaku kejahatan yang dengan mengampuninya, dan apabila Dia menghendaki,Dia akan
ditegakkannya qishash atas dirinya, Allah Subhanahuwata’ala mengazabnya’.” (Muttafaqun ‘alaihi dan ini lafadz al-Imam Muslim
menjadikan hukuman tersebut sebagai kafarat (penghapus dosa) Subhanahuwata’ala)
sehingga di akhirat tidak lagi dituntut, tentu saja jika dia seorang
muslim. Demikian pula hadits Khuzaimah bin Tsabitbradhiyallahu anhu ,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahumullah menerangkan,
“Barang siapa berjumpa dengan Allah Subhanahuwata’ala dalam Sُ sُ ‫ َر‬P[q‫ َآ‬Tَ Mُ •َ ©
ِ „ْ Z[ O‫˜ ا‬
َ Oِ‫ َذ‬Kƒ ‘
َ Sِ lْ fَj
َ tَ lِ}‫ ُأ‬Pًz„ْ ‫ب َذ‬
َ Pَ‫ْ َأ‬gpَ
keadaan telah ditegakkan had di dunia atas dosa yang ia lakukan,

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 33


“Barang siapa melakukan dosa yang telah ditegakkan had atas dengan cara memenjarakan pelaku pembunuhan hingga anak kecil
dosa tersebut, itu menjadi penebus baginya.” (HR. al-Imam Ahmad tersebut baligh atau orang gila tersebut sadar, untuk kemudian
[5/214—215] meminta pertimbangan mereka apakah qishash akan ditegakkan
atau dimaafkan. Hal ini dilakukan oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan
4. Terwujudnya kemakmuran dan berkah bagi negeri yang radhiyallahu anhu yang memenjarakan Hudbah bin Khasyram
menegakkan qishash atau had. Hal ini ditunjukkan oleh hadits Abu dalam qishash, hingga anak korban baligh.
Hurairah rahimahumullah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, W
ِ lِuَ Oْ ‫ ا‬g
ُ Rْ ‫ ا‬Êَ fَRَ i[u‘
َ ‫ص‬
ٍ Pَ²}ِ ”ِ• ‫ َ` ٍم‬a
ْَ g
َ Rْ َ Rَ ْK‫ ُه‬Â
َ zَ ‘
َ َ hَ ‫ ِو‬Pَpُ ‫ن‬
[ ‫ِإ‬

Pً‘Pَz
َ g
َ lِRَ ْ‫œ`ُوا َأر‬
َ bْ hُ ْ‫ن‬
َ ‫ْ أ‬gpِ ‫ض‬
ِ ْ‫َ¡ر‬Oْ ‫ ا‬W
ِ ‫ َ¡ ْه‬Oِ ٌ`lْ 
َ ‫ض‬
ِ ْ‫ َ¡ر‬Oْ ‫ •ِ” ا‬Sِ Rِ W
ُ bَ ْ hُ KŸ ‘
َ “Sesungguhnya Mu’awiyah memenjarakan Hudbah bin Khasyram
dalam kasus qishash hingga anak korban mencapai umur baligh.”
“Satu hukuman had yang ditegakkan dimuka bumi lebih baik bagi (Dinyatakan sahih oleh al-Albani dalam Irwaul Ghalil, 7/276)
penduduk bum itu daripada hujan yang menimpa mereka empat
puluh hari.” (HR. Ibnu Majah, 2/111, dinyatakan sahih oleh al-Albani Amalan Mu’awiyah bin Abi Sufyan c ini dilakukan di zaman para
dengan syawahidnya dalam ash-Shahihah, 1/461 no. 231) sahabat dan tidak ada seorang pun yang mengingkarinya,
sehingga seakan-akan menjadi ijma’ di masa beliau. Apabila anak
Qishash Ada Aturannya kecil atau orang gila keduanya membutuhkan nafkah dari para
walinya, hanya wali orang gila saja yang boleh memberi
Di samping keindahan qishash yang tampak dalam hikmah- pengampunan qishash kepada pembunuh dengan meminta diyat,
hikmahnya, syariat ini juga indah dari sisi aturan-aturannya. karena orang gila tidak jelas kapan sembuhnya, berbeda dengan
Qishash tidak sembarang diterapkan sebagaimana gambaran atau anak kecil.(al-Mulakhash al-Fiqh, 2/476)
tuduhan orang-orang yang jahil. Qishash tidak sembrono tanpa
aturan, tetapi ia adalah hukum Allah Subhanahu wa ta’ala yang 2. Adanya kesepakatan dari para wali korban untuk ditegakkannya
mempunyai tatanan yang indah dan penuh kesempurnaan. Di qishash dan tidak dimaafkan. Apabila sebagian mereka—walaupun
antara aturannya, qishash tidak ditegakkan kecuali jika terpenuhi hanya seorang—memaafkan si pembunuh dari qishash, gugurlah
syaratsyaratnya. Syarat-syarat tersebut adalah: qishash tersebut. (asy-Syarhul Mumti’, 14/38)

1. Semua wali korban yang berhak menuntut qishash adalah Dari Zaid bin Wahb al-Juhani,
mukallaf. Jika ada di antara mereka anak kecil atau orang gila, hak
penuntutan qishash tidak bisa diwakilkan kepada walinya, karena (Dimasa Umar) seseorang membunuh istrinya. Umar memanggil
qishash mengandung tujuan memuaskan/melegakan (keluarga tiga saudara wanita tersebut. Lalu salah seorang dari ketiganya
korban) dengan pembalasan. memaafkan. Umar pun mengatakan, “Ambillah oleh kalian berdua
2/3 diyat, karena sungguh tidak ada lagi jalan untuk
Dalam keadaan ini, pelaksanaan qishash wajib ditangguhkan membunuhnya.” (Diriwayatkan al-Baihaqi dalam as- Sunan al-

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 34


Kubra [8/60] dengansanad yang sahih)
Pَh :ْ“OَPَ} Kُ ·َ Oْ ‫ن ا‬ َ Pَ‫ آ‬P[bfَ•َ Pَ‫ َر [ده‬Sُ „[‫ َوِإ‬.”ِ„ْ`Mِّ œ َ •َ “ ُ lْ „َ ‫ْ َز‬K}َ ”ّ„ِ ‫ ِإ‬،ِ´‫ل ا‬ َ TُU‫ َر‬Pَh :ْ“OَPَ•َ ُ h[ Kِ pِ Pَ·Oْ ‫ َءتْ ا‬Pَ«•َ
3. Pelaksanaan qishash aman dari perilaku melampaui batas ”ِz‫ذْ َه‬Pَ• ،PَO P[p‫ ِإ‬:‫ل‬ َ Pَ} .iَfzْ nُ Oَ ”ّ„ِ ‫ ِإ‬Sِ fَO‫َا‬T•َ ،‫ًا‬£j ِ Pَp ‫ت‬ َ ْ‫ َر َدد‬Pَbَ‫ ُ` [د„ِ” آ‬sَ ْ‫˜ َأن‬ َ f[َ Oَ ‫ ُ` ƒد„ِ”؟‬sَ tَ Oِ ، ´ ِ ‫لا‬ َ TُU‫َر‬
kepada selain pelaku pembunuhan, dengan dasar firman Allah i[u‘ َ Sِ lِ‡ ِ ْ‫ِ” َ• َ¡ر‬z‫ اذْ َه‬:‫ل‬ َ Pَ} .Sُ sُ ْKOَ‫ْ َو‬K}َ ‫َا‬Z‫ َه‬:ْ“OَPَ} ،ٍ}َ ْ` ِ ”ِ• ” ِّ zِ ²
[ OPِR Sُ uْ sَ ‫تْ َأ‬Kَ Oَ‫ َو‬P[bfَ•َ .‫ِي‬Kfِsَ i[u‘ َ
Subhanahuwata’ala, W
َ ‫ْ َأ َآ‬K}َ ‫ َو‬Sُ uُ bْ œ
َ •َ ْK}َ ،ِ´‫” ا‬ [ zِ „َ Pَh ‫َا‬Zَ‫ ه‬:ْ“OَPَ•َ ،ٍ£zْ  ُ ‫† َ` ُة‬ ْ ‫ ِآ‬cِ Kِ hَ ”ِ• ” e zِ ²[ OPِR Sُ uْ sَ ‫ َأ‬Sُ uْ bَ œ
َ •َ Pb[ fَ•َ .Sِ lِbœِ qْ sَ
‫س‬
َ P[vO‫ َ` ا‬pَ ‫ َوَأ‬Pَ‫ْ ِره‬K َ iَO‫ ِإ‬PَMOَ `َ qِ n ُ •َ PَMRِ `َ َp‫ َأ‬t[ Èُ g َ lِbfِ†
ْ bُ Oْ ‫ ا‬gَ pِ Wٍ| ُ ‫ َر‬iَO‫” ِإ‬ [ zِ ²[ O‫ َ• َˆ ا‬Kَ •َ .‫ َم‬Pَœ [ O‫ا‬
”e• ‫†`ِف‬
ْ hُ Pَf•َ Pً„PَœfْU
ُ Sِ le OِTَ Oِ Pَvfْ َ |
َ ْKَ •َ PًpTُfk
ْ pَ W
َ uِ }ُ gَp‫ ۗ َو‬m
enَ Oْ PِR P[O‫ ِإ‬Sُ f[O‫‘ [` َم ا‬
َ ”ِuO[‫ ا‬Â
َ qْ v[ O‫ا ا‬Tُfuُْ sَ PَO‫َو‬ ˆَ bِ †
َ •َ PMَ z[† َ •َ Kٍ OِPَ Sِ |
ْ ‫ َو‬iَfj َ ‫ ُم‬K[ O‫ ا‬Æ َ­[ vَ uَ •َ PَMU
َ ْ‫ َرأ‬iَp`َ •َ `ٍ « َn َ Rِ Kِ lِOTَ Oْ ‫ ا‬g
ُ Rْ Kُ OِPَ W ُ ِzْ lُ•َ Pَ‫ه‬Tُb| َ `َ •َ
‫رًا‬Tُ²vَp ‫ن‬َ Pَ‫ آ‬Sُ „[ ‫ ۖ ِإ‬Wِ uْ َ Oْ ‫ا‬ Â
ٍ yْ pَ © ُ ‘ِ Pَ PَMRَ Pَs ْTOَ ً Rَ ْTsَ ْ“Rَ Pَs ْKَ Oَ ،ِcKِ lَ Rِ ”ِ†qْ „َ ‫ِي‬ZO[‫َا‬Tَ• ´ ِ ‫”ا‬ ƒ zِ „َ ،ُKOِPَ Pَh Sْ pَ ،َ‫ل‬Pَ•َ Pَ‫ه‬P[h‫ُ ِإ‬Sz[U َ
i[f² َ •َ PَMRِ `َ pَ ‫ َأ‬t[ Èُ .Sُ Oَ `َ qِ ·ُ Oَ
“Janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah ْ“vَ •ِ ‫ َو ُد‬PَMlْ fَj
َ
(membunuhnya), selain dengan suatu (alasan) yang benar.
Barangsiapa dibunuh secara zalim, sesungguhnya Kami telah Seorang wanita dari kabilah Ghamidiyah datang kepada Rasululah
memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,ia b erkata,“ WahaRi asulullah,s
ahliwaris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia ungguh aku telah berzina maka (tegakkan rajam) untuk
adalah orang yang mendapat pertolongan.” (al-Isra’: 33) menyucikanku.” Namun, Rasul berpaling darinya (tidak membalas
permohonannya), hingga keesokan hari ia berkata,“Wahai
Apabila qishash menyebabkan sikap melampaui batas, hal tersebut Rasulullah, kenapa engkau tolak aku , apakah engkau menolak aku
terlarang, sebagaimana dijelaskan dalam ayat di atas. Dengan sebagaimana engkau tolak Ma’iz? Demi Allah,aku telah hamil
demikian, apabila ada kasus wanita hamil akan diqishash misalnya, (yakni benar benar berzina).”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
qishash tidak ditegakkan hingga ia melahirkan anaknya. Sebab, sallam bersabda, “Tidaksekarang, pergilah engkau hingga engkau
membunuh wanita tersebut dalam keadaan hamil akan melahirkan (kandunganmu).” Setelah melahirkan, datang
menyebabkan kematian janinnya padahal janin tersebut tidak sangwanita membawa bayi pada sebuah kain (yang
berdosa. Allah Subhanahuwata’ala berfirman, digendongnya), ia berkata,“Ini anakku, aku telah melahirkannya.”
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ٰ‫ َ`ى‬
ْ ‫ ُر وَا ِز َرةٌ ِوزْ َر ُأ‬£ِ sَ PَO‫َو‬ “Pergilah, susui anakmu hingga engkau sapih.” Setelah
menyapihnya, ia datang membawa anaknya yang sedang
“Dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.” memegang sepotong roti.
(al- An’am: 164)
Ia berkata, “Wahai Nabi Allah, aku telah menyapihnya dan ia sudah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunda ditegakkannya bisa memakan makanan.” Nabi lalu menyerahkan si anak kepada
rajam atas wanita al-Ghamidiyah karena ia dalam keadaan hamil. salah seorang muslimin. Setelah itu,beliau memerintahkan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah wanita ini penggalian tanah dan memendam si wanita hingga dadanya, lantas
menanti kelahiran anaknya dan menyusuinya hingga sang anak memerintahkan manusia merajamnya.
tidak lagi tergantung dengan susu ibunya.

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 35


Khalid bin Walid radhiyallahu anhu datang dan melempari kepala “
ُ ْ œ
َ َ Oَ ْ“}َ `َ U
َ Kٍ b[ n
َ pُ “
َ vْ Rِ َ bَ ¥
ِ Pَ• ‫ن‬
[ ‫ْ َأ‬TOَ ،ِ´‫ ا‬tُ hْ ‫ وَا‬،[Kn
َ Oْ‫ ا‬Sِ lْ fَj
َ ‫ا‬TُpPَ}‫¿ َأ‬
ُ lِ­
[ O َ `َ U
َ ‫ َوِإذَا‬cُ Tُ‫ َ`آ‬sَ
wanita itu dengan sebuah batu. Memancarlah darah ke wajah Pَ‫ه‬Kَ hَ
Khalid sehingga Khalidmencelanya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam mendengar celaan Khalid terhadap wanita tersebut. Beliau Kabilah Quraisy merasa sedih dengan perkara wanita
bersabda, “Tunggu, hai Khalid. Demi Dzat yang jiwaku ada di Makhzumiyah yang terbukti telah mencuri (dan telah sampai
Tangan-Nya, sungguh dia telah bertobat dengan sebuah tobat yang urusannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
apabila dilakukan olepemungut pajak, tentu akan diampuni ),mereka berkata, “Siapa kiranya yang menyampaikan kepada
dosanya.” Selanjutnya, Nabi memerintahkann manusia menyalati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang wanita ini (agar
dan menguburkan.(Shahih Muslim, bab “Orang yang Mengaku mendapat keringanan dan tidak dipotong tangannya)?” Diantara
Berbuat Zina”, no. 3208) mereka ada yang berkata, “Tidak ada yang berani selain Usamah
bin Zaid, kesayangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kisah yang sangat mengagumkan. Kesungguhan tobat seorang Usamah lalu menyampaikannya kepada beliau. Rasulullah
wanita, kesungguhan rasa takut kepada Allah Subhanahuwata’ala. Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Apakah engkau hendak
Di sisi lain, kita saksikan kasih sayang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi memberi syafaat pada salah satu hukum had A lah?”Beliau
wa sallam dan keindahan syariat Islam. Tidak sia-sia sang wanita kemudian berdiri berpidato, “Sesungguhnyayang membinasakan
menundukkan dirinya di hadapan syariat Allah Subhanahuwata’ala, umat sebelumkalian adalah apabila ada diantara orang-orang mulia
Allah Subhanahuwata’la telah menerima tobatnya. mereka melakukan pencurian, mereka membiarkannya; dan
apabila yang mencuri dari kalangan lemah, merekam enegakkanh
Hukum Islam Tidak Memandang Status Sosial ukumh ada tasnya.Demi Allah, seandainya Fathimah bintu
Muhammad mencuri, sungguh aku akan potong tangannya.”
Hukum qishash dan hadd yang sangat indah dan dipenuhi
maslahat, semakin tampak keindahannya dengan keadilan hukum Inilah Amerika Serikat (AS), Sang Pembela HAM
Islam. Islam tidak membedakan penegakan hukum ini apakah
diterapkan pada bangsawan atau orang biasa, hukuman Allah Yahudi, dengan AS sebagai keledai tunggangannya, adalah kaum
Subhanahuwata’ala berlaku atas seluruh umat. yang paling getol mencela qishash dan hukum Islam lainnya. Tidak
ketinggalan pula seluruh orang kafir, munafikin, dan orang-orang
Tidak seperti umat-umat terdahulu, hukum hanya diberlakukan bagi yang berpenyakit hati ikut berbaris membawa misi yang sama.
kaum lemah, adapun kaum bangsawan mereka kebal hukum. Sebagai penutup pembahasan kita, marilah kita lihat bagaimana
Hadits berikut menggambarkan dengan jelas betapa indah dan keadaan negara pembela HAM, apakah mereka mendapatkan
adilnya hukum Islam. Dari Urwah dari Aisyah radhiyallahu anha, ketenteraman dengan menyelisihi hukum Allah
Subhanahuwata’ala?
ْgpَ ‫ َو‬:‫ا‬TُOPَ•َ Sِ f[O‫ل ا‬َ TُU‫ َر‬PَMlِ• tُ feyَ hُ ْgpَ ‫ َو‬:‫ا‬TُOPَ•َ ْ“}َ `َ U َ ”ِuO[‫ ِ ا‬l[ pِ ‫ُو‬£r ْ bَ Oْ ‫`َْأ ِة ا‬bَ Oْ ‫ن ا‬
ُ ْ¡—
َ ْtMُ b[ ‫ َأ َه‬Pًahْ `َ }ُ ‫ن‬
[ ‫َأ‬
ْgpِ KÅ ‘ َ ”ِ• ˆُ qَ aْ sَ ‫ َأ‬:´
ِ ‫لا‬ِ TُU‫ َر‬. ‫ل‬ َ Pَ•َ ُ pَ PَU‫ ُأ‬Sُ bَ f[yَ •َ ‫´ ؟‬ِ ‫لا‬ ِ TُU‫© َر‬ ƒ ‘ِ ،ٍKhْ ‫ َز‬g ُ Rْ ُ pَ PَU‫ ُأ‬P[O‫ ِإ‬Sِ lْ fَj
َ ‫ئ‬
ُ `ِ uَ «
ْ hَ Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa di Amerika Serikat, setiap
‫ ا‬tُ Mِ lِ• َ `َ U
َ ‫ا ِإذَا‬Tُ„Pَ‫ْ آ‬tMُ „[ ‫ْ َأ‬tyُ fَzْ }َ ¿
ُ hِ`a [ O‫ ا‬tُ Mِ lِ• g َ hِZO[‫˜ ا‬
َ fَ‫ َأ ْه‬Pَb„[ ‫ ِإ‬:‫ل‬
َ Pَ} t[ Èُ ©َ œ َ uَ ْ Pَ• ‫ َم‬Pَ} t[ Èُ : ‫ُو ِد ا´ِ؟‬K‘ ُ tahunnya terjadi 20 juta kasus kejahatan, dan itu yang tercatat. Juru

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 36


bicara kantor pendataan di Kementerian Kehakiman AS pun yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat
mengatakan bahwa berdasarkan data yang tercatat, pada 2009 mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah ; maka Allah
angka kejahatan yang meliputi pencurian dan pembunuhan mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak
meningkat tajam. mereka sangka-sangka. Allah mencampakkanketakutankedalam
hati mereka; mereka memusnahkan rumah rumah mereka dengan
Dari keseluruhan angka tersebut 4.300.000 kasus lebih terkait tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman.
dengan aksi pemerkosaan, perampokan, dan penganiayaan. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai
Ditambahkannya, kasus pencurian rumah dan pencurian mobil orangorang yang mempunyai pandangan.” (al-Hasyr: 59)
tercatat sebanyak 15,6 juta kasus. Sementara itu, situs penerangan
Kepolisian Federal AS dalam laporannya menyebutkan bahwa
pada 2009 terjadi setidaknya 16.000 kasus pembunuhan yang
dilaporkan secara resmi ke kepolisian.

Di sejumlah kota, khususnya Detroit, di negara bagian Michigan,


tingkat kejahatan sedemikian tinggi sehingga disamakan oleh
sebagian kalangan dengan kawasan perang. Dinyatakan pula
bahwa setiap tahunnya tercatat ratusan ribu kasus pemerkosaan,
dengan 90% pelaku pemerkosaan tidak pernah ditahan.

Inilah Amerika yang dielukan. Inikah para pembela HAM? Dengan


dalih membela HAM, mereka campakkan hukum Allah
Subhanahuwata’ala. Mereka akan menuai hasilnya di dunia dan
akhirat. Demi Allah, sebentar lagi mereka akan tumbang, negeri
mereka akan hancur, sebagaimana halnya Allah
Subhanahuwata’ala menumbangkan benteng-benteng kokoh
Yahudi di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

ۖ ‫ا‬Tُ|`ُ r ْ hَ ‫ْ أَن‬tuُ vَv¾


َ Pَp ۚ `ِ aْn َ Oْ ‫ل ا‬
ِ ‫ َ¡ [و‬Oِ ْt‫ ِر ِه‬Pَh‫ ِد‬gِp ‫ب‬
ِ Pَuyِ Oْ ‫ ا‬W ِ ‫ْ َأ ْه‬gpِ ‫`ُوا‬qَ ‫ َآ‬g َ hِZO[‫ج ا‬ َ `َ ْ ‫ِي َأ‬ZO[‫ ا‬Tَ ‫ُه‬
ۚ©
َ j
ْ `ƒ O‫ ا‬tُ Mِ Rِ Tُf}ُ ”ِ• ‫ف‬َ Zَ }َ ‫ا ۖ َو‬Tُz†
ِ uَ n
ْ hَ ْtOَ ¢ ُ lْ ‘َ ْgpِ Sُ f[O‫ ا‬tُ ‫ ُه‬Pَs¡َ •َ ِSf[O‫ ا‬gَ pe tُM„ُTُ²‘ ُ ْtMُ uُ َ „ِ P[p tُM„[ ‫ا َأ‬Tƒv¾
َ َ‫و‬
‫ ِر‬Pَ²Rْ ¡َ Oْ ‫ِ” ا‬O‫ أُو‬Pَh ‫`ُوا‬zِ uَ jْ Pَ• g َ lِvpِ ْ¨bُ Oْ ‫ِي ا‬Khْ ‫ْ َوَأ‬tMِ hِKhْ ¡َRِ tُMsَ TُlRُ ‫ن‬
َ TُR`ِ r
ْ hُ

“Dia-lah yang mengeluarkan orang orang kafir diantara Ahli Kitab


dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang
pertama. Kamu tiada menyangka bahwa mereka akan keluar. dan

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 37


Tanya Jawab Ringkas bertakbir sesuai dengan contoh salaf.
Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083
al-Ustadz Muhammad Afifuddin
Jin Mendapat Syariat?
Apakah jin mendapatkan syariat seperti kita (shalat, puasa, dsb.)? Keputihan Membatalkan Wudhu?
Apakah mereka juga bisa membaca mushaf al- Qur’an dan Bismillah. Apakah keputihan itu dapat membatalkan wudhu dan
hafalan? shalat? Apakah keputihan itu najis? Jazakumullah khairan.

081391XXXXXX 085647XXXXXX

Ya, kehidupan jin seperti manusia, hanya beda alam. Lihat surat Pendapat yang rajih, hukum asal sesuatu adalah suci dan tidak
adz- Dzariyat ayat 56. membatalkan wudhu sampai ada nash dalil yang
al-Ustadz Muhammad Afifuddin menjelaskannya.Tidak ada nash yang menjelaskan najisnya
keputihan atau termasuk pembatal wudhu.
Takbir Ied bagi Wanita Adapun lafadz“ yangk eluard ari dua jalan qubul dan dubur” bukan
Bolehkah wanita takbir pada ied? Apa syarat-syaratnya? lafadz hadits, melainkan pernyataan jumhur ulama; itu pun tidak
baku untuk semua permasalahan. Wallahul muwaffiq.
081391XXXXXX
al-Ustadz Muhammad Afifuddin
Wanita diperbolehkan takbir ied sebagaimana laki-laki. Namun,
tidak boleh mengeraskan suaranya sampai terdengar oleh laki-laki Zakat dari Jualan Sabu-Sabu
yang bukan mahram, juga tanpa ikhtilath. Cukup sendiri atau di Bismillah. Apakah boleh seseorang mengeluarkan zakat harta dari
tengah-tengah wanita atau mahramnya. hasil yang haram, misal dari hasil jual sabu-sabu. Bagaimana orang
yang menerimanya? Jazakallahu khairan.
al-Ustadz Muhammad Afifuddin
085260XXXXXX
Jumlah Lafadz Takbir Ied
Berapa kali lafadz takbir ied? Allah Subhanahuawata’ala tidak menerima selain yang baik. Orang
yang mempunyai harta haramatau dari hasil yang haram,tidak
081391XXXXXX boleh memakainya kecuali apabila dia mendapatkannya sebelum
mengetahui ilmunya, maka apa yang telah berlalu, halal baginya.
Semuanya boleh, karena lafadz takbir datangnya dari perbuatan Adapun setelah mempunyai ilmu, dia harus alokasikan untuk
salaf, tidak adariwayat dalam sunnah. Bahkan, semata-mata kepentingan umum. Sebagian ulama berpen dapat boleh bagi pihak
mengulang lafadz takbir juga boleh. Namun, yang afdal adalah lain untuk menerimanya, tetapi yang wara’ adalah tidak

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 38


menerimanya; karena termasuk syubhat. untu kbarang yang disepakati dengan sifat, timbangan, ukuran, dan
waktu penyerahan yang disepakati. al-Ustadz Muhammad Afifuddin
al-Ustadz Muhammad Afifuddin
Memukul Anak Agar Jera
Wakaf Bersyarat Bismillah. Bolehkah menghukum anak dengan memukulnya agar
Bismillah. Bagaimana status tanah orang yang mengatakan, “Saya jera sehingga menjadi pelajaran baginya dan bagi teman-
wakafkan tanah ini kalau untuk dibangun masjid.” Apakah masih temannya? 08179XXXXXX
sebagai tanah wakaf ketika diketahui hampir tidak mungkin
membangun masjid di tanah tersebut? Pendidikan Islam dibangun di atas rahmah dan kelembutan,
khususnya tarbiyahanak-anak. Kekerasan dan kekasaran dalam
085221XXXXXX pendidikan tidak dibenarkan dalam syariat. Yang ada adalah
ketegasan dan ke disiplinan dengan rambu-rambunya.
Wakaf itu tergantung niat dan lafadz siwaqif. Sementara itu, nazir Apabila ada anak yang salah melanggar, hukumannya disesuaikan
hanya menjalankan amanat wakaf tersebut selama tidak melanggar dengan kadar dan jenis kesalahan, juga kondisi setiap anak. Bisa
syar’i. Wakaf di atas diistilahkan wakaf mu’allaqbi syarthi (wakaf jadi diberi peringatan, hukuman ringan, sedang, ataumungkinberat,
yang terikat dengans yarat). Apabila sesuai dengan syarat, asalkan tidak membahayakan.
statusnya wakaf. Jika tidak,tidak dianggap wakaf kecuali apabila Hukuman tidak dilihat dari usia, karena hadits tentang pembeda
waqif mempunyai lafadzlain. antar umur tujuh dan sepuluh tahun hanya dalam urusan shalat dan
tempat tidur. Apabila terpaksa menghukum dengan pukulan, tidak
al-Ustadz Muhammad Afifuddin boleh memukul wajah atau bagian tubuh yang rawan d an
tidakbolehmelukai. Wallahulmuwaffiq.
Contoh Jual Beli Istishna’ & Salam
Seseorang menjual tanah dan rumah yang baru dibangun setelah al-Ustadz Muhammad Afifuddin
akad jual beli dan membayar DP 50%. Apakah yang demikian
termasuk jual beli yang terlarang karena belum ada barang Bayar Pajak karena Terpaksa
(rumah)? Pertanyaan yang sama, seseorang membeli baju, namun Bagaimana hukum orang yang membayar pajak karena terpaksa?
stoknya habis, jadi barang baru diberikan setelah datang. Sebab, kita akan diberi sanksi kalau tidak membayar.
Jazakumullahu khairan. 081254XXXXXX 085867XXXXXX

Kasus pertama disebut istishna’; boleh menurut pendapat yang Dengan kondisi seperti di negara kita, mau tidak mau kita harus
rajih, dengan syarat rumah itu sesuai dengan kriteria yang membayar pajak. Oleh karena itu, lakukan demi meredam fitnah;
disepakati. Waktu pelunasannya adalah pada waktu penyerahan sedangkan dosanya ditanggung oleh pihak yang mewajibkan.
rumah atau sebelumnya.
Kasuske-2 menggunakan sistem salam; yaitu uang kontan dimuka al-Ustadz Muhammad Afifuddin

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 39


Haramnya Bekerja di Kantor Pajak
Apa penyebab haramnya bekerja di kantor pajak? 082173XXXXXX Sudah Tidak Bekerja, Masih Digaji
Seseorang yang sudah tidak bekerja lagi mendapatkan gaji tiap
Pajak dihukumi haram, karena: bulan sampai bulan keempat. Bolehkah ia mempergunakan uang
1. Memakan harta sesama muslim dengan cara yang batil. gaji tersebut?085275XXXXX
2. Tidakberdasarkan al-Qur’an, as-Sunnah, danpemahamansalaf.
3. Tasyabbuh perbuatan orang-orang kafir dan pemerintah zalim. Jika dari pemerintah atau perusahaan sebagai subsidi,
4. Pajak di zaman salaf diterapkan terhadap orang kafir, bukan diperbolehkan. Namun, apabila bukan subsidi, tetapi gaji bulanan
terhadap muslim. Selain itu, terdapat hadits yang menunjukkan atas pekerjaan kita (yang ternyata kita sudah tidak bekerja), tidak
bahwa pajak termasuk dosa besar. Lihat halaman 41 majalah edisi boleh diambil. Jika dari asuransi,dirinci lagi. JikaDari uang gaji kita
ini pada akhir hadits yang menyebutkan kisah wanita Ghamidiyah yang dipotong tiap bulan, boleh diambil sejumlah nominal gaji saja;
yang meminta agar dirinya dirajam karena telah berzina. Ada kitab tetapi jika dari selain itu, lebih baik tidak diambil karena bukan hak
khusus yang membahas tentang pajak, ditulis oleh Fahd Nahsyali kita.
al-‘Adani, dan diberi pendahuluan oleh asy-Syaikh Muhammad al-
Imam. al-Ustadz Muhammad Afifuddin

al-Ustadz Muhammad Afifuddin Anak Menghajikan Orang Tua


al-Ustadz Qomar Suaidi Apa hukumnya seorang anak yang menghajikan bapak dan ibunya
yang sudah meninggal? 08156XXXXXX
Contoh Kasus Waris
Seorang kakek mempunyai 4 putra, 7 putri, dan 1 putri angkat. Jika orang tua pada masa hidupnya termasuk mampu haji, tetapi
Ayah saya adalah salah seorang putra kakek tersebut. Kami tiga tidak ada kesempatan berangkat hingga wafat, anak boleh
bersaudara, putra semua. Ayah saya lebih dahulu meninggal dari menghajikannya dengan syarat yang menjadi wakil sudah pernah
kakek atau nenek. Ketika kakek meninggal dengan meninggalkan haji sebelumnya. Begitu pula apabila orang tua berwasiat dan tidak
sejumlah harta, harta tersebut tidak segera dibagi. Ketika nenek lebih dari1/3 harta, maka ditunaikan wasiatnya.
meninggal, baru dilakukan pembagian warisan. Bagaimana
pembagian harta waris tersebut? Apakah kami mendapatkan al-Ustadz Muhammad Afifuddin
warisan juga? Jazakumullahu khairan.081370XXXXXX

Anda semua tidak mendapatkan warisan, karena orang tua


meninggal sebelum kakek-nenek yang memiliki harta.Dalam ilmu
waris, Anda semua gugur karena masih ada anak-anak dari kakek-
nenek tersebut.
al-Ustadz Muhammad Afifuddin

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 40


Tafsir “Al Quran Petunjuk Ke Jalan Yang Maknanya, yang lebih benar dan lebih adil, yaitu Islam dan kalimat
syahadat. Banyak ulama tafsir memaknainya dengan mengesakan
Benar” Allah Subhanahuwata’ala, beriman kepada- Nya dan kepada para
Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083 rasul-Nya, serta beramal dengan menaati-Nya.
Al-Ustadz Abu Ubaidah Syafruddin Tafsir Ayat
‫ ُم‬Tَ }ْ ‫” َأ‬
َ ‫ِ” ِه‬uf[Oِ ‫ِي‬KMْ hَ ‫ن‬
َ žْ`ُ Oْ‫َا ا‬Z‫ن َٰه‬
[ ‫ِإ‬ Asy-Syaikh as-Sa’di rahimahumullah dalam tafsirnya menyatakan,
pada ayat ini Allah Subhanahuwata’ala memberitakan tentang
“Sesungguhnya al-Qur’anini memberikan petunjuk kepada yang kemuliaan dan keagungan al-Qur’an, yaitu ia memberikan petunjuk
lebih lurus.” (al-Isra’: 9) kepada jalan yang lebih lurus. Maksudnya, yang lebih adil dan lebih
tinggi (mulia), berupa keyakinan, amal kebaikan, dan akhlak (yang
Penjelasan Mufradat Ayat mulia). Barang siapa memperoleh petunjuk dengan perkara yang
diseru oleh al-Qur’an, tentu ia akan menjadi manusia yang paling
Kِ Mْ hَ sempurna, paling lurus, dan paling benar pada seluruh urusannya.
“memberikan petunjuk….” Ibnu Katsir rahimahumullah menjelaskan dalam tafsirnya, Allah
Menurut al-Alusi rahimahumullah, yaitu memberikan petunjuk bagi Subhanahuwata’ala memuji kitab-Nya yang mulia, yang Ia turunkan
manusia semuanya, bukan hanya kelompok tertentu. kepada Rasul-Nya, Muhammad, yaitu al-Qur’an. Ia (al-Qur’an)
memberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan lebih
”ِuf[Oِ jelas/terang. Diterangkan oleh Ibnu Jarir ath- Thabari rahimahullah
dalam tafsirnya, Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan dalam
“kepada yang….” ayat ini, al Qur’an yang telah Dia turunkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan bimbingan
Kata ini berkedudukan sebagai sifat/na’at terhadap suatu kata yang dan petunjuk bagi orang mukmin kepada jalan yang lebih lurus,
tersembunyi, yang bila ditunjukkan berarti jalan, sehingga yaitu jalan yang lebih lurus daripada jalan lainnya. Itulah agama
maknanya: “kepada (jalan) yang….” Sebagian ahli bahasa Allah Subhanahuwata’ala, agama yang Allah Subhanahuwata’ala
berpendapat, ia berkedudukan sebagai hal (menerangkan mengutus dengannya para nabi-Nya, yaitu agama Islam.
keadaan). Artinya,“kepada keadaan yang lebih lurus”, yaitu
mentauhidkan Allah Subhanahuwata’ala dan beriman kepada para Beliau juga menyebutkan sebuah riwayat dari jalan Yunus, dari
rasul-Nya. Ibnu Wahb, dari Ibnu Zaid—seputar tafsir ayat ini— beliau berkata,
“Maksudnya, al-Qur’an memberikan petunjuk kepada jalan yang
‫ ُم‬Tَ }ْ ‫َأ‬ lebih benar. Ia (al-Qur’an) itu yang benar dan yang haq, lawannya
adalah yang batil/salah. Lalu beliau membaca,
“Lebih lurus.”
Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 41
Qur’an yang agung ini.
“Di dalamnya terdapat (isi) kitabkitab yang lurus.”
Sebab, seluruh urusan terkandung pada ayat ini. Ayat ini
Artinya, berisikan kebenaran dan tidak ada kebengkokan di mengandung petunjuk kepada kebaikan dunia dan akhirat. Berikut
dalamnya, sebagaimana halnya firman Allah Subhanahuwata’ala , akan kami sebutkan beberapa masalah yang penting dan diingkari
oleh orang-orang kafir. Mereka mencela Islam karenanya, akibat
Pًble }َ ۜ Pً|Tَ j
ِ Sُ O[ Wَ«
ْ hَ ْtOَ‫َو‬ ketidak mampuan mereka memahami hikmah yang sangat mulia
dalam al-Qur’an. Inilah jalan yang lurus yang ditunjukkan oleh al-
“Dia tidak mengadakan kebengkokan didalamnya; sebagai Qur’an, di antaranya:
bimbingan yang lurus.” (al-Kahfi: 1)
1. Tauhidullah (keesaan Allah Subhanahuwata’ala ) Al-Qur’an telah
Asy-Syaukani rahimahumullah dalam tafsirnya, Fathul Qadir, memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan adil, yaitu
menyebutkan sebuah riwayat yang dikeluarkan oleh al-Hakim t, dari keesaan-Nya dalam hal rububiyah-Nya, peribadahan kepada- Nya,
Ibnu Mas’ud z, bahwasanya beliau sering membaca ayat ini. nama-nama, dan sifat-sifat-Nya. Berdasarkan hasil penelitian/kajian
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim rahimahullah dalam tafsirnya dari terhadap al-Qur’an bahwa tauhidullah terbagi menjadi tiga macam:
Qatadah rahimahullah yang berkata, “Maknanya, al-Qur’an
memberikan petunjuk kepada kalian tentang penyakit dan obatnya. a. Tauhidullah dalam hal rububiyah- mengatur segala urusan,
Penyakit yang dimaksud adalah dosa-dosa dan kesalahan. Adapun menghidupkan, mematikan, dan sebagainya. Di antara ayat yang
obatnya adalah dengan istighfar (memohon ampun kepada-Nya).” menunjukkan hal ini adalah:

Al-Qur’an, Petunjuk ke Jalan yang Benar. Sُ f[O‫ ا‬g


[ OُTُlَ Oَ ْtMُ َ fَ
َ ْgp[ tُMuَ Oْ ¡َU
َ gِ™َO‫َو‬

Asy-Syinqithi rahimahumullah menerangkan dalam tafsirnya, pada Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka,”Siapakah yang
ayat ini Allah Subhanahuwata’ala menyebutkan bahwa al-Qur’an menciptakan mereka?” Niscaya mereka menjawab,“Allah.” (az-
adalah kitab yang paling agung dibandingkan dengan kitab-kitab Zukhruf: 87)
samawi yang lain. Terkumpul padanya seluruh ilmu. Ia adalah kitab
terakhir yang turun. Ia memberikan petunjuk kepada jalan yang Jenis tauhid ini telah terbentuk dan diakui oleh fitrah orang-orang
lebih lurus, yaitu jalan yang lebih adil, benar, dan mulia. yang berakal. Namun, pengakuan ini tidak bermanfaat kecuali
dengan mengikhlaskan (memurnikan) ibadah hanya untuk Allah
Pada ayat ini pula, Allah Subhanahuwata’ala mengumpulkan dan Subhanahuwata’la .
menyebutkan secara umum (tidak terperinci) semua yang ada pada
al-Qur’an, yaitu petunjuk kepada jalan yang paling baik, adil, dan b. Tauhidullah dalam hal peribadahan Kaidahnya adalah
benar. Seandainya kita menyelidiki rincian ayat ini dalam bentuk perwujudan makna kalimat La ilaha illallah. Kalimat ini tersusun dari
yang sempurna, pasti kita akan mendapatkan semua itu pada al- dua makna: peniadaan dan penetapan.

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 42


Makna peniadaan adalah melepaskan segala jenis yang diibadahi YangMaha Mengetahui lagi Maha Melihat.” (asy- Syura: 11)
selain Allah Subhanahuwata’la, apa pun dan siapa pun dia, pada
semua jenis peribadahan. Adapun makna penetapan adalah 2. Allah Subhanahuwata’la menjadikan talak (menceraikan istri)
mengesakan Allah Subhanahuwata’la semata pada seluruh jenis berada ditangan laki-laki (para suami) Firman Allah
ibadah dengan ikhlas dalam bentuk yang sesuai dengan ajaran Subhanahuwata’la,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kebanyakan ayat yang
ada pada al-Qur’an menerangkan masalah ini. Misalnya firman ‫ َء‬Pَ†ve O‫ ا‬tُ uُْ f[¥
َ ‫” ِإذَا‬
ƒ zِ v[ O‫ ا‬PَMhƒ ‫ َأ‬Pَh
Allah Subhanahuwata’la,
“Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu….” (ath-Thalaq:
˜
َ zِ „َZOِ ْ`qِ ·ْ uَ U
ْ ‫ وَا‬Sُ f[O‫ ا‬P[O‫ ِإ‬Sَ Oَٰ‫ ِإ‬PَO Sُ „[ ‫ْ َأ‬tfَj
ْ Pَ• 1)

“Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan Sebab, wanita (para istri) diperumpamakan seperti sawah ladang
(yang hak untuk diibadahi) selain Allah dan mohonlah ampunan (tempat bercocok tanam), ditaburkan padanya air laki-laki,
bagi dosamu.” (Muhammad: 19) sebagaimana ditaburkannya benih/biji-bijian pada bumi (sawah
ladang). Allah Subhanahuwata’la berfirman,
c. Tauhidullah dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Ada dua
prinsip yang mendasari masalah ini: Pertama, menyucikan-Nya dari ْtyُ O[ ٌ‫‘`ْث‬
َ ْt‫ ُؤ ُآ‬Pَ†„ِ
penyerupaan dengan sifat-sifat para makhluk, sebagaimana firman
Allah Subhanahuwata’la, “Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam.”
(al- Baqarah: 223)
‫`ْ ِء‬bَ Oْ ‫ ِم ا‬Ü
َU
ْ ‫ ِإ‬g
ِ†
ْ‘ُ ْgpِ :tfU‫ و‬Slfj ´‫ ا‬if ´ِ ‫لا‬
ُ ْTU
ُ ‫ل َر‬
َ Pَ} :‫ل‬
َ Pَ} Sُ vْ j
َ ´
ُ ‫”ا‬
َ‡ِ ‫ َ` َة َر‬hْ `َ ‫ِ” ُه‬R‫ْ َأ‬gjَ
‫ا‬Zy‫ ه‬c`l°‫ي و‬Zp`uO‫ ا‬c‫ روا‬g†‘ ¢hK‘] Sْlvِ ْ hَ Õ َ Pَp Sُ ‫`ْ ُآ‬sَ ] Seorang petani tidak akan memaksa diri untuk menabur benih pada
ladang yang tidak ia sukai untuk tempat bercocok tanam. Bisa jadi,
“Tidakadasesuatupunyangserupa dengan Dia.” (asy-Syura: 11) menurutnya, tempat itu tidak layak baginya. Adapun bukti pasti
yang dapat dinalar bahwa suami itu ibarat petani dan istri ibarat
Kedua, mengimani sifat-sifat- Nya yang disebutkan oleh Allah sawah ladang; alat bertanam ada pada suami. Kalau sang istri
Subhanahuwata’la atau yang disebutkan oleh Rasulullah berkehendak untuk berhubungan dengan suami, dalam keadaan
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam bentuk yang sesuai dengan sang suami tidak berkenan dan tidak menyukai, sang istri tidak
kesempurnaan dan kemuliaan-Nya, seperti firman Allah akan mampu berbuat apa-apa. Sebaliknya, jika sang suami
Subhanahuwata’la, berkenan dan memaksa sang istri, dalam keadaan ia (istri) tidak
menyukai, akan terjadi kehamilan dan kelahiran.
`ُ lِ²zَ Oْ ‫ ُˆ ا‬lِb†
[ O‫ ا‬Tَ ‫—”ْءٌ ۖ َو ُه‬
َ Sِ fِxْ bِ ‫ َآ‬Â
َ lْ Oَ
Maka dari itu, tabiat dan fitrah menunjukkan bahwa suami itu
“Tidak ada sesuatu pun yangserupa dengan Dia, dan Dialah sebagai pelaku (subjek) dan istri sebagai objek. Dengan demikian,

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 43


orang-orang berakal sepakat bahwa penisbahan anak itu kepada bagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan hukum
suami, bukan kepada istri. Disamakannya wanita (istri) dan laki laki ini kepadamu, supaya kamu tidak sesat dan Allah Maha
(suami) dalam hal ini diingkari oleh nalar, dan masalahnya cukup Mengetahui segala sesuatu.” (an-Nisa: 176)
jelas.
Di antara alasannya, laki-laki memiliki keutamaan dari sisi
3. Dibolehkan bagi laki-laki untuk berpoligami penciptaan (tabiat asal), kekuatan, kemuliaan, dan keelokan.
Sebaliknya, wanita diciptakan Allah Subhanahuwata’la dalam
Di antara bentuk al-Qur’an memberikan petunjuk kepada jalan yang kondisi kurang akal, lemah. Wanita yang pertama kali ada
benar adalah dibolehkannya seorang laki-laki menikahi wanita lebih diciptakan oleh Allah Subhanahuwata’la dari bagian tubuh laki-laki
dari satu (sampai memiliki empat istri). Jika seorang khawatir tidak (tulang rusuk). Allah Subhanahuwata’la berfirman,
dapat berbuat adil, cukup baginya seorang istri atau budak yang ia
miliki. Þ
ٍ ْ Rَ ٰifَj
َ ْtMُ ­
َ ْ Rَ Sُ f[O‫ ا‬W
َ­[ •َ PَbRِ ‫ ِء‬Pَ†veO‫ ا‬iَfَj ‫ن‬
َ Tُp‫[ا‬T}َ ‫ل‬
ُ Pَ|`e O‫ا‬

P[O‫ْ َأ‬tuُqْ 
ِ ْ‫ع ۖ َ•ِ‹ن‬
َ PَR‫ث َو ُر‬
َ PَfÈُ ‫ٰ َو‬ivَ xْ pَ ‫ ِء‬Pَ†ve O‫ ا‬g
َ pe tُyOَ ‫ب‬
َ Pَ¥ Pَp ‫ا‬Tُnyِ „Pَ• ٰipَ Pَulَ Oْ ‫ا •ِ” ا‬Tُœ† ِ ْ sُ P[O‫ْ َأ‬tuُ qْ 
ِ ْ‫َوِإن‬ “Kaum laki-laki tu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah
ْtyُ „ُPَbhْ ‫“ْ َأ‬yَ fَpَ Pَp ْ‫ ًة َأو‬Kَ ‘
ِ ‫َا‬T•َ ‫ا‬TُOKِ ْsَ telah Melebihkan sebagian mereka(laki-laki) atas sebagian yang
lain (wanita).” (an- Nisa: 34)
“Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yatim (bila mana kamu mengawininya), kawinilah ٌ |
َ ‫ َد َر‬g
[ Mِ lْ fَj
َ ‫ل‬
ِ Pَ|`e fِO‫َو‬
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau
empat.Kemudian jika kamu taku tidak akan berlaku adil,(kawinilah) “Akan tetapi, para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan
seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki.” (an-Nisa: 3) daripada istrinya.” (al-Baqarah: 228)

4. Dalam warisan, bagian laki laki lebih banyak daripadawanita Dengan demikian, laki-laki tidak sama dengan wanita. Allah
Subhanahuwata’la berfirman,
Di antara bukti yang menunjukkan bahwa al-Qur’an memberikan
petunjuk kepada jalan yang lurus, laki-laki mendapatkan bagian ٰixَ „ُ¡Oْ Pَ‫ َآ ُ` آ‬Z[ O‫ ا‬Â
َ lْ Oَ‫َو‬
yang lebih besar daripada wanita. Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman, “Dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.” (AliImran: 36)

‫—”ْ ٍء‬
َ W
e yُ Rِ Sُ f[O‫ا ۗ وَا‬Tƒf­
ِ sَ ‫ْ أَن‬tyُ Oَ Sُ f[O‫ ا‬g
ُ le zَ hُ ۗ g
ِ lْ lَ xَ „ُ¡Oْ ‫ ا‬Ý
e‘َ W
ُ xْ pِ `ِ ‫ َآ‬Z[ fِf•َ ‫ ًء‬Pَ†„ِ ‫ َو‬PًOPَ|‫ر‬e ‫ ًة‬Tَ 
ْ ‫ا ِإ‬T„ُ Pَ‫َوإِن آ‬ Barang siapa mengatakan perempuan sama dengan laki-laki, ia
ٌtlِfj
َ telah merelakan dirinya untuk menjadi manusia yang terlaknat.
Dalam sebuah hadits disebutkan,
“Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki
dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sebanyak ‫ل‬
ِ Pَ|`ِّ O‫ ا‬g
َ pِ ‫ ِء‬Pَ†vِّ OPِR g
َ lِMzِّa
َ uَ bُ Oْ ‫ ِء وَا‬Pَ†vِّ O‫ْ ا‬gpِ ‫ل‬
ِ Pَ|`ِّ OPِR ‫ت‬
ِ PَMzِّa
َ uَ bُ Oْ ‫´ ا‬
ِ ‫لا‬
ُ TُU‫ َر‬g
َ َ Oَ

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 44


“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat wanita yang Hadist “Berjuta Cinta dalam Bayang - Bayang
menyerupai laki-laki dan laki-laki yang menyerupai wanita.” (HR. at-
Tirmidzi, beliau menyatakan hadits ini hasan sahih) Pedang”
Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083
5. Mengamalkan sunnah Di antara bukti bahwa al-Qur’an
memberikan petunjuk kepada jalan yang benar ialah Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar Ibn Rifa’i
iamemerintahkan manusia untuk memahami serta mengamalkan isi Dari Abdullah bin Umar rahimahumullah, Rasulullah shallallahu
dan kandungannya dengan mengamalkan sunnah Rasul ‘alaihi wa sallam bersabda,
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,
ْ”n
ِ pْ ‫ ُر‬W
ِّ ¾
ِ “
َ n
ْ sَ ْ”}ِ ْ‫ ِرز‬W
َ ِ | ُ ‫ َو‬Sُ Oَ ˜ َ hْ `ِ — َ Õ cُ َK‘ ْ ‫´ َو‬ ُ ‫ ا‬Kَ zَ ْ hُ i
[ uَ‘ ¿ ِ lْ †
[ OPِR ِ j
َ P[†O‫ي ا‬
ِ Kَ َh gَ lْ Rَ “
ُ xْ ِ Rُ
TُMuَ „Pَ• Sُ vْ j
َ ْt‫ ُآ‬PَM„َ Pَp‫ َو‬cُ ‫ُو‬Zr
ُ •َ ‫ل‬
ُ TُU`[ O‫ ا‬tُ ‫ ُآ‬Pَsž Pَp‫َو‬ ْtMُ vْ pِ Tَ Mُ •َ ‫ْ ٍم‬Tَ Rِ Sَ z[a
َ sَ ْgpَ ‫ ِ`يْ َو‬pْ ‫¿ َأ‬ َ OَPَ ْgpَ iَfj َ ‫ ُر‬Pَ·² ِّ O‫ل وَا‬ ƒ Zƒ O‫ ا‬W َ ِ |
ُ ‫َو‬

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia! Dan apa “Aku diutus menjelang hari kebangkitan dengan pedang supaya
yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah!” (al Hasyr: 7) hanya Allah semata yang di ibadahi, tiada sekutu bagi-Nya.
Wallahuta’ala a’lam bish-shawab. Rezekiku diletakkan di bawah naungan pedangku. Kerendahan dan
kehinaan ditetapkan bagi siapa saja yang menyelisihi perintahku.
Barang siapa menyerupai suatu kaum, ia termasuk bagian dari
mereka.”

Benarkah Islam agama yang penuh rahmah dan kasih sayang?


Benarkah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan
cinta dan kedamaian kepada umat manusia? Jika memang benar,
mengapa kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dipenuhi dengan cerita perang dan pertempuran? Itulah sebuah
syubhat yang diungkap untuk mencitrakan Islam sebagai agama
yang buas dan penuh kebencian. Maka dari itu, hadits di atas
hanya sebagian penggalannya yang dibahas untuk sedikit
menjawab syubhat tersebut.

Hadits tersebut dikeluarkan oleh al-Imam Ahmad (no. 5114, 5115,


5667), al-Khatib dalam al-Faqih wal Mutafaqqih (2/73), dan Ibnu
Asakir (1/19/96) dari jalan Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban
dari Hassan bin ‘Athiyyah dari Abu Munib al-Jarasyi.

Asy-Syaikh al-Albani menjelaskan dalam Jilbab Mar’ah Muslimah


Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 45
(203— 204), “Hadits ini sanadnya hasan. Mengenai Ibnu Tsauban, ۗ Sُ f[O‫ ا‬PَvRƒ ‫ا َر‬TُOTُhَ ‫ أَن‬P[O‫ ِإ‬m
őَ `ِ lْ ·َ Rِ tِ‫ ِره‬Pَh‫ ِد‬gِp ‫ا‬Tُ|`ِ 
ْ ‫ ُأ‬g
َ hِZO[‫ا‬
memang ada pembicaraan, namun tidak memudaratkan. Al-Imam
al-Bukhari rahimahumullahtelah menyebutkan sebagian dari hadits “(Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman
di atas secara mu’allaq di dalam Shahihnya (6/75).” mereka tanpa alasan yang benar, selain karena mereka
berkata,‘Rabb kami hanyalah Allah’.” (al-Hajj: 40)
Al-Hafizh rahimahumullah menjelaskan dalam syarahnya, “Hadits
ini adalah bagian dari hadits yang dikeluarkan oleh al- Imam 3. Menghinakan orang-orang kafir, menghukum, dan melemahkan
Ahmad dari jalan Abu Munib… dan hadits ini mempunyai penguat kekuatan mereka. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,
yang mursal dengan sanad yang hasan, dikeluarkan oleh Ibnu Abi
Syaibah dari jalan al-‘Auza’i dari Sa’id bin Jabalah dari Nabi Ý
َ lْ °
َ ْ©‫ْ ِه‬Zhُ ‫ )( َو‬g
َ lِvpِ ْ¨pƒ ‫ْ ٍم‬T}َ ‫ُو َر‬K
ُ ¿
ِ a
ْ hَ ‫ْ َو‬tMِ lْ fَj
َ ْt‫`ْ ُآ‬²
ُ vَh‫ْ َو‬t‫ ِه‬£ِ r ْ hُ‫ْ َو‬tyُ hKِ hْ ¡َ Rِ Sُ f[O‫ ا‬tُ Mُ Rْ Ze َ hُ ْt‫ ُه‬Tُfsِ Pَ}
shallallahu ‘alaihi wa sallam secara keseluruhan.” ٌtlِy‘ َ ٌtlِfj
َ Sُ f[O‫ ُء ۗ وَا‬Pَahَ gَp ٰifَj َ Sُ f[O‫ب ا‬ ُ Tُuhَ ‫ْ ۗ َو‬tMِ Rِ Tُf}ُ

Tujuan Berperang “Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan
(perantaraan) tangan-tanganmu. Allah akan menghinakan mereka,
Perang, dalam perspektif Islam, memiliki tujuan dan cita-cita mulia, menolong kamu dari mereka, dan melegakan hati orang-orang
antara lain: yang beriman,serta Allah akan menghilangkan panas hati orang
1. Membebaskan manusia dari peribadahan kepada makhluk orang mukmin. Dan Allah menerima taubat orang-orang yang
menuju peribadahan kepada Allah Subhanahuwata’ala , Dzat yang dikehendaki- Nya. Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana.”
menciptakan dan memberikan rezeki untuk mereka. Allah (at-Taubah: 14-15) (al-Mulakhas Fiqhi, al-Fauzan, 1/379—380)
Subhanahuwata’ala berfirman,
Beberapa Adab dalam Berperang
Sِ f[Oِ Sُ fƒ‫ ُآ‬g
ُ heKO‫ن ا‬
َ Tُyhَ ‫ ٌ َو‬vَ uْ •ِ ‫ن‬
َ Tُysَ PَO ٰiu[ ‘
َ ْt‫ ُه‬Tُfsِ Pَ}‫َو‬
Sebagai bukti bahwa Islam mengajarkan cinta kasih, tidak asal
“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dans upaya membunuh, dan tidak menekankan kebencian, adalah adab-adab
agama itu semata-mata untuk Allah.” (al- Anfal: 39) yang dibimbingkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
pada setiap peperangan. Di antaranya adalah,
2. Menghapuskan kezaliman dan mengembalikan setiap hak
kepada pemiliknya. Allah Subhanahuwata’ala berfirman, 1. Islam selalu menawarkan pilihan pilihan sebelum berperang,
yaitu masuk Islam atau membayar jizyah (semacam upeti) dengan
ٌ`hِKَ Oَ ْt‫ ِ` ِه‬²
ْ „َ ٰifَj
َ Sَ f[O‫ن ا‬
[ ‫ا ۚ َوِإ‬Tُbfِ¾
ُ ْtMُ „[ ¡َ Rِ ‫ن‬
َ Tُfsَ Pَhُ g
َ hِZf[Oِ ‫ن‬
َ ‫ُأ ِذ‬ mereka tetap menjalankan agama masing-masing.

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, Di dalam hadits Buraidah radhiyallahu anhu, beliau bercerita,
karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Sesungguhnya Allah “Dahulu, kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika
benar-benar Maha kuasa menolong mereka itu.” (al-Hajj: 39) mengangkat seorang panglima untuk sebuah pasukan perang,

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 46


beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu memberikan wasiat ‫`ُوا‬zِ 
ْ P•َ ْt‫ ُه‬Tُbuُ lِOَ ‫ ِّو •َ‹ ِذَا‬Kُ َ Oْ ‫ َء ا‬PَOِ ‫ْا‬Tv[ َbsَ Õ
secara khusus untuk bertakwa kepada Allah Subhanahuwata’ala
dan berbuat baik kepada kaum muslimin yang menyertainya. “Janganlah kalian berharap-harap bertemu dengan musuh. Akan
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan, tetapi, jika kalian telah bertemu dengan musuh,bersabarlah!” (HR.
al-Bukhari no. 3025 dan Muslim no. 1741)
“Berperanglahdengan menyebut nama Allah Subhanahuwata’ala di
jalan- Nya! Perangilah orang-orang yang kufur terhadap Allah 3. Dilarang membunuh kaum wanita dan anak-anak. Ibnu Umar
Subhanahuwata’ala! Janganlah kalian berbuat ghulul (mengambil radhiyallahu anhu bercerita tentang seorang wanita yang
harta rampasan perang sebelum dibagi), berkhianat, mencincang ditemukan terbunuh dalam sebuah peperangan yang diikuti oleh
jasad musuh, dan janganlah membunuh anak-anak. Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi
Jikaengkauberjumpamusuhdarikaum musyrikin, tawarkan kepada wa sallam mengingkari pembunuhan terhadap kaum wanita dan
mereka tiga hal. Apa pun yang mereka pilih darimu, anak-anak (HR. al-Bukhari no. 3013 dan Muslim no. 1745).
terimalahdantahanlahdirimu dari mereka.” (Shahih Muslim, 1731)
4. Dilarang berbuat khianat, mencincang ,dan mencacat jasad
Ketiga hal tersebut adalah: masuk Islam, membayar jizyah, atau musuh, serta ghulul (mengambil harta rampasan perang sebelum
berperang. Sama juga dengan pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi dibagi).
wa sallam kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu sebelum Dalilnya adalah hadits Buraidah radhiyallahu anhu pada poin
menyerang benteng Khaibar. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pertama.
bersabda,
5. Dilarang membunuh musuh yang dalam keadaan tidak berdaya.
t[ Èُ ْtMِ uِ ‘
َ Pَ†Rِ ‫ل‬
َ £ِ vْ sَ i[u‘
َ ˜
َ fِU
ْ ‫ ِر‬iَfj
َ ْZqُ „ْ ‫ا‬
Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan saat Nabi shallallahu ‘alaihi
“Berangkatlah dengan hati-hati hingga engkau berada didepan wa sallam beristirahat di bawah naungan sebuah pohon dalam
benteng mereka. Kemudian, ajaklah mereka ke dalam Islam! Perang Dzatur Riqa’. Datang seorang musuh dengan menghunus
Sampaikan kepada mereka akan kewajiban mereka terhadap hak pedang sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang
Allah Subhanahuwata’ala . Demi Allah, (seandainya) Allah tertidur. Saat Nabi terbangun, orang itu bertanya, “Apakah engkau
Subhanahuwata’ala memberikan hidayah kepada seseorang takut kepadaku?” Jawab Nabi, “Tidak!” Orang itu bertanya lagi,
melalui sebab dirimu, itulebih baik bagimu daripada unta “Siapa yang akan menghalangiku dari membunuhmu?” Rasulullah
merah.”(HR. al-Bukhari no. 2942, Muslimno. 2406) shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Allah Subhanahuwata’ala.”
Seketika itu, pedang yang ia bawa terjatuh lalu diambil oleh
2. Islam tidak mengajarkan untuk berharap bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau balik bertanya,
musuh. Namun, jika telah berjumpa haruslah bersabar. Di dalam “Siapakah yang akan menghalangiku dari membunuhmu?”Lalu,
hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajaknya masuk Islam.
‘alaihi wa sallam bersabda, Ia menolak, tetapi berjanji untuk tidak lagi ikut memerangi kaum

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 47


muslimin. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keangkuhan dan kesombongan. Sementara itu, kaum muslimin
membiarkannya pergi. hanya membawa perlengkapan dan peralatan seadanya, itu pun
dengan jumlah pasukan kurang lebih tiga ratus orang. Terjadilah
Orang itu kembali ke kaumnya dan mengatakan, “Aku datang peperangan yang kemudian dimenangi oleh kaum muslimin.
kepada kalian setelah bertemu dengan manusia terbaik.” (HR. al-
Bukhari no. 4139 dan Muslim no. 843) 2. Perang Bani Nadhir

Latar Belakang Perang di Masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Bermula dari kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ke
Sejarah perang di masa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa bani Nadhir untuk menghitung/ menentukan tebusan atas
sallam selalu diawali oleh sikap-sikap kaum musyrikin yang kesalahan seorang sahabat yang membunuh dua orang Yahudi.
mengganggu ketenteraman kaum muslimin, pengkhianatan Namun, orangorang bani Nadhir justru berencana mempergunakan
mereka, dan kezaliman mereka. Perang terjadi setelah tiga belas kesempatan tersebut untuk membunuh Rasulullah Shallallahu
tahun lamanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum ‘alaihi wa sallam secara diam-diam. Akan tetapi, malaikat Jibril
muslimin bersabar atas kezaliman dan kejahatan kaum musyrikin memberitahukan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang
selama di Makkah. Berikut ini beberapa latar belakang perang yang rencana mereka.
terjadi pada masa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bergegas kembali ke
1. Perang Badar Madinah lalu memerintahkan Muhammad bin Maslamah untuk
menyampaikan kepada bani Nadhir agar mereka segera
Semua berawal dari rongrongan kaum musyrikin Quraisy yang meninggalkan tempat mereka dalam waktu sepuluh hari. Jika tidak,
berusaha membuat makar untuk menghancurkan kaum muslimin. mereka akan diperangi. Karena hasutan dari orang-orang Yahudi
Mereka mengirim suratsurat kepada kaum musyrikin di Yatsrib lainnya, mereka pun menolak tawaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi
(Madinah) untuk berusaha menekan, memerangi, dan mengusir wa sallam. Mereka justru mempersiapkan diri untuk berperang
kaum muslimin dari kota Madinah. Mereka diancam akan dibunuh melawan kaum muslimin.
dan perempuan-perempuan mereka akan dihalalkan jika tidak
memerangi kaum muslimin. Kaum muslimin pun berusaha balas Setelah dikepung selama enam malam, bani Nadhir kemudian
menekan. Di antara bentuknya adalah melakukan penghadangan menyerah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusir
terhadap kafilah-kafilah dagang kaum musyrikin Quraisy. mereka dari Madinah dan memberikan kemurahan sehingga
mereka bisa membawa barang dan harta, selain senjata. Allah
Hingga suatu saat, kafilah dagang yang dipimpin oleh Abu Sufyan Subhanahuwata’ala menceritakan hal ini dalam surat al-Hasyr.
berhasil lepas dari pengintaian kaum muslimin. Ia pun mengirimkan
berita kepada kaum musyrikin di Makkah tentang usaha 3. Perang Ahzab Perang ini terjadi karena persekongkolan dan
penghadangan kaum muslimin. Berangkatlah kurang lebih 1.000 makar jahat kaum musyrikin Makkah, kabilah Ghathafan, kaum
orang pasukan dengan perlengkapan dan peralatan perang, di atas Yahudi, dan kabilah-kabilah lainnya. Mereka bersepakat untuk

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 48


bersatu dan bersama-sama menyerang kota Madinah. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bermusyawarah dengan para sahabat Bahkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan,
untuk menentukan strategi di dalam menghadapi pasukan “Berperanglahkaliandengannama Allah Subhanahuwata’ala
gabungan tersebut. Jadi, Perang Ahzab adalah perang yang terjadi dandijalan Allah Subhanahuwata’ala. Bunuhlah orangy angm
karena kaum muslimin membela diri dan mempertahankan kota elakukank ekufurank epada Allah Subhanahuwata’ala. Janganlah
Madinah. kalian menipu dan mencuri harta rampasan perang. Jangan pula
membunuh anak-anak, kaum wanita, dan orang-orang tua.
4. PerangBaniQuraizhah Bani Quraizhah adalah kabilah Yahudi Janganlah kalianmerusak tempat ibadahmereka,
yang melakukan pengkhianatan terhadap kaum muslimin. Pada menebangpohonkurma, danpohon apapun,serta janganlah
saat kaum muslimin sedang sibuk melawan pasukan gabungan merobohkan bangunan!”
dalam Perang Ahzab di sebelah utara Madinah, bani Quraizhah
yang berada di sebelah selatan Madinah malah menyatakan 6. Fathu Makkah
perang.
Inilah peristiwa penaklukan kota Makkah. Bermula dari
Padahal, tidak ada yang menghalangi antara bani Quraizhah pengkhianatan kaum musyrikin Quraisy yang secara diam-diam
dengan lokasi perlindungan kaum wanita dan anak-anak kaum membantu sekutu mereka, bani Bakr, untuk menyerang bani
muslimin. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersedih, Khuza’ah. Padahal Khuza’ah adalah sekutu kaum muslimin.
pun para sahabatnya. Setelah Allah Subhanahuwata’ala Sementara itu, dalam Perjanjian Hudaibiyah telah disepakati masa
memberikan kemenangan kepada kaum muslimin dalam peristiwa gencatan senjata. Ternyata, orangorang bani Bakr telah membunuh
Perang Ahzab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun lebih dari dua puluh orang bani Khuza’ah. Khuza’ah lalu
berangkat menuju tempat tinggal bani Quraizhah untuk menyampaikan berita itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
menghukum mereka atas pengkhianatan yang mereka lakukan. sallam. Bergeraklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
para sahabat untuk menaklukan kota Makkah.
5. Perang Mu’tah
Setelah kota Makkah ditaklukkan, apa yang beliau lakukan? Beliau
Perang ini terjadi karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada kaum Quraisy yang dahulu memusuhi dan
marah saat mendengar utusan beliau, sahabat al-Harits bin ‘Amr, memerangi kaum muslimin, “Pada hari ini tidak ada cercaan
yang membawa surat untuk penguasa negeri Basra malah dibunuh terhadap kalian. Bubarlah, karenakalianadalah orang-orang yang
dan dipenggal kepalanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bebas!”
mengirimkan pasukan terdiri dari 3.000 orang dengan pimpinan
secara bergantian Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Sungguh Sangat Berbeda!
Abdullah bin Rawahah. Itu pun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berpesan untuk menyampaikan tawaran Islam kepada Sungguh sangat berbeda! Peperangan yang dikenal dan terjadi
mereka terlebih dahulu. Jika menolak, mereka boleh diperangi. pada masa jahiliah adalah peperangan yang dipenuhi oleh

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 49


kekejaman, kekerasan, perampokan, penghancuran kehormatan, kekurangan pangan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat
pemusnahan ladang dan kebun, pembunuhan terhadap anak-anak, secara tidak langsung dalam pertempuran. Dalam perang ini,
tanpa kasih sayang dan rasa perikemanusiaan. senjata kimia digunakan untuk pertama kalinya, pemboman atas
warga sipil dari udara dilakukan, dan banyak pembunuhanmassal.
Adapun Islam, peperangan adalah sarana untuk menebarkan kasih
sayang dan keadilan, menolong orang-orang yang terzalimi, dan Bandingkan juga dengan Perang Dunia Kedua! Perang terbesar
menegakkan kalimat Allah Subhanahuwata’ala sehingga dalam sejarah manusia yang melibatkan kaum kafir Barat yang
peribadahan benarbenar menjadi hanya untuk Allah hanya terjadi dalam waktu enam tahun, telah memakan korban 70
Subhanahuwata’ala. juta orang tewas, mayoritasnya masyarakat sipil. Dalam dua
perang dunia ini, mencuat nama-nama penjahat perang semacam
Lihatlah adab-adab berperang yang diajarkan oleh Islam. Betapa Hitler, Mussolini, Lenin, Stalin, dan lainnya. Demikian juga
rahmat dan penuh cinta! Bandingkanlah! Selama tidak lebih dari kejahatankejahatan yang tercatat dalam sejarah hitam dunia. Tokyo
delapan tahun peperangan yang dijalankan di masa hidup dibom bakar oleh sekutu yang mengakibatkan 90.000 orang tewas
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, korban terbunuh hanya akibat kebakaran hebat di seluruh kota.
sebatas 1.000 orang dari kalangan kaum muslimin, kaum
musyrikin, Yahudi, dan Nasrani. Hiroshima dan Nagasaki dibom atom yang mengakibatkan korban
dan kerugian besar. Hal-hal yang sangat tidak beradab dan tidak
Dengan rentang waktu yang relatif singkat dan korban jiwa yang berperikemanusiaan telah dipertontonkan oleh kaum kafir Barat.
relatif kecil, kaum muslimin mampu menundukkan hampir seluruh Atau juga kejahatan yang dilakukan oleh Slobodan Milosevic yang
Jazirah Arab dan menciptakan keamanan serta ketenteraman. melakukan genosida (pembantaian etnis secara massal) terhadap
Adapun peperangan di zaman jahiliah sangat jauh berbeda. Korban kaum muslimin di Bosnia.
begitu banyak, dilatarbelakangi oleh dendam dan benci, penuh
ketakutan dan tidak berakhir. Belum lagi kejahatan kaum kafir Barat terhadap kaum muslimin di
Afghanistan, Palestina, Chechnya, dan banyak daerah lain.
Misalnya, perang antara bani Bakr dan kabilah Taghlib yang terjadi Sebelumnya lagi, dalam catatan Perang Salib. Sejarah telah
selama empat puluh tahun dengan korban sekitar 70.000 orang! mencatat kekejaman dan kejahatan yang dilakukan oleh kaum
Atau perang antara Aus dan Khazraj yang terjadi hampir seratus Salibis terhadap kaum
tahun. Sungguh sangat berbeda! Bandingkanlah dengan muslimin.
peperangan yang dilakukan dan dijalani oleh kaum kafir Barat!
Dalam Perang Dunia Pertama, yang hanya berlangsung kurang Pembunuhan terhadap wanita dan anak-anak, pembakaran masjid
lebih selama empat tahun, minimalnya ada 40 juta orang tewas. dan bangunan lainnya, pemerkosaan, tindakan keji dan bengis,
serta perbuatan bengis lainnya. Kita harus bertanya, “Siapakah
Mayoritasnya adalah warga sipil yang tidak terlibat dalam yang patut dianggap sebagai kaum yang jahat dan tidak
peperangan secara langsung. Sekitar 9 juta orang tewas akibat berperikemanusiaan? Siapa pula yang pantas dinilai sebagai kaum

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 50


yang penuh rahmat dan kasih sayang? Kaum muslimin yang Akidah “Berani Dan Optimis Melalui Tawakal”
mengajarkan adab adab penuh cinta dan kasih sayang di dalam Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083
berperang; ataukah kaum kafir Barat yang menghancurkan nilai-
nilai kemanusiaan?” Alhamdulillah, Islam adalah agama yang Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman
mengajarkan rahmat dan kasih sayang.
Orang yang paling minim tingkat ilmunya tidak meragukan keluasan
Al-Qur’an, sunnah, dan sejarah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi rahmat Allah Subhanahuwata’ala di dunia ini. Setiap makhluk
wa sallam menjadi bukti hal tersebut. Meskipun ada kelompok merasakan dan mendapatkannya. Namun, semua itu tidaklah
kelompok atau individu-individu yang melakukan kejahatan lalu sebanding dengan keluasan rahmat-Nya di akhirat kelak.
menisbatkan dirinya kepada Islam, sesungguhnya Islam berlepas
diri dari mereka. Wallahulmusta’an, walhamdulillah Di dunia, Allah Subhanahuwata’ala menurunkan satu dari seratus
Rabbil ‘alamin. rahmat-Nya dan 99 rahmat dipersiapkan bagi orang yang beriman
kelak di hari kiamat. Tentu merugi dan celaka jika seseorang
terlalaikan oleh satu rahmat dan melupakan rahmat yang akan
didapatkan kelak di akhirat.

Seseorang dengan mudah bisa mendapatkan keluasan rahmat


Allah Subhanahuwata’ala di dunia, akan tetapi untuk mendapatkan
yang 99 tersebut membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang
tidak sedikit. Dengan mengetahui luasnya rahmat Allah Subhanahu
wa ta’ala di dunia ataupun di akhirat, menjadikan seseorang berani
sekaligus berharap (raja’) di dalam hidup. Berani untuk menghadapi
segala risiko dalam usaha meraih rahmat yang luas tersebut dan
berharap karena Allah Yang Maha Pemurah akan mencurahkan
rahmat- Nya kepada siapa pun.

Di sinilah letak keistimewaan hidup orang-orang yang beriman


kepada Allah Subhanahuwata’ala. Kala menjalani hidup, dadanya
senantiasa lapang dan luas, karena diamengetahui rahasia hidup
ini dan rahasia kebahagiaan di atasnya. Mereka berani dalam
menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dalam
menjalankan roda ketaatan dan berharap dalam keluasan rahmat,
pengampunan, dan kedermawanan Allah Subhanahuwata’ala.

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 51


Namun orang orang yang beriman tersebut sebelum menjadi orang 2. Iman
yang berani dan berharap, mereka telah berkarya besar sembari
menyandarkan diri kepada Allah Subhanahuwata’ala dalam segala Termasuk perkara yang akan menjadikan dada itu lapang adalah
usahanya. cahaya iman yang diletakkan oleh Allah Subhanahuwata’ala di
dalam hati. Dengannya dada menjadi lapang, menjadikan hati
Yang Menjadikan Dada Lapang selalu dalam kebahagiaan. Jika cahaya iman tersebut sirna,
dadanya akan menjadi sempit dan sulit, berada dalam kungkungan
1. Tauhid yang paling sempit dan sulit. Seorang hamba akan mendapatkan
kelapangan dada sesuai dengan bagian yang dia dapatkan dari
Al-Imam Ibnu Qayyim rahimahumullah mengatakan, “Hal terbesar cahaya tersebut, sebagaimana halnya cahaya yang bisa diraba
yang akan menjadikan dada lapang adalah ketauhidan. serta kegelapan yang bisa di indra akan menjadikan dada lapang
Berdasarkan kesempurnaannya, kekuatannya, dan bertambahnya, dan dada sempit.
kelapangan dada akan mengalami yang serupa. Allah
Subhanahuwata’ala berfirman, 3. Ilmu

ۚ Sِ Re ‫ [ر‬gep ‫ ٍر‬Tُ„ ٰifَj


َ Tَ Mُ •َ ‫ ِم‬PَfU
ْ ‹ِfْ Oِ cُ ‫ْ َر‬K
َ Sُ f[O‫ح ا‬
َ `َ —
َ gَb•َ ‫َأ‬ Ilmu akan menjadikan dada lapang dan menjadikannya luas,
bahkan melebihi luasnya dunia. Sementara itu, kejahilan akan
“Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk mewariskan dada yang sempit, kerdil, dan tertutup. Di saat ilmu
(menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya seorang hamba bertambah luas, maka bertambah lapang dadanya.
(sama dengan orang yang membatu hatinya)?” (az-Zumar: 22)
Tentu saja, hal ini tidak mencakup semua ilmu, tetapi hanya ilmu
Pَb„[¡َ ‫ َآ‬Pً|`َ ‘
َ Pًle‡
َ cُ ‫ْ َر‬K
َ ْWَ «
ْ hَ Sُ f[­
ِ hُ ‫ ِ`دْ أَن‬hُ gَp‫ ِم ۖ َو‬PَfU
ْ ‹ِ fْ Oِ cُ ‫ْ َر‬K
َ ْ‫ َ`ح‬a
ْ hَ Sُ hَ Kِ Mْ hَ ‫ أَن‬Sُ [fO‫ ِ` ِد ا‬hُ gَb•َ yang diwariskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu
ۚ ‫ ِء‬Pَb†
[ O‫ •ِ” ا‬Kُ [ ² [ hَ ilmu yang bermanfaat. Pemilik ilmu yang bermanfaat adalah orang
yang paling lapang dadanya, paling luas hatinya, paling baik
“Barang siapa yang Allah kehendaki akan memberikan kepadanya akhlaknya, dan paling bagus kehidupannya.
petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk
agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah 4. Bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Subhanahuwata’ala kesesatannya, niscaya Allah menjadikan
dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.” Bertobat kepada Allah Subhanahuwata’ala, mencintai- Nya setulus
(al-An’am 125) hati, memasrahkan diri kepada-Nya, dan bernikmat-nikmat
beribadah kepada-Nya, akan menjadikan dada lapang. Sebagian
Petunjuk dan tauhid adalah sebab yang paling besar bagi mereka terkadang mengucapkan, “Jika saya di dalam surga dalam
lapangnya dada, sebagaimana syirik dan kesesatan sebagai sebab kondisi ini, niscaya saya berada dalam kehidupan yang baik.”
terbesar dada menjadi sempit dan sulit.

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 52


5. Cinta kepada Allah l Berbuat baik kepada setiap makhluk dan memberikan manfaat
kepada mereka dengan segala yang memungkinkan seperti
Sungguh, cinta kepda Allah Subhanahuwata’ala memiliki pengaruh dengan harta, kedudukan, dan yang bermanfaat untuk badan
menakjubkan bagi lapangnya dada, baiknya jiwa, dan lezatnya hati. (jasmani), serta berbagai bentuk kebaikan lainnya. Seorang yang
Tidak ada yang mengetahuinya selain orang yang bisa dermawan dan senang berbuat baik adalah orang yang paling
merasakannya. Saat cinta itu kuat dan keras, niscaya dada itu akan lapang dadanya, yang paling baik jiwanya, dan yang paling
menjadi lapang dan luas. Tidaklah dada menjadi sempit kecuali tenteram hatinya.
tatkala melihat orang-orang yang telanjang dari semuanya ini.
Memandang mereka akan menjadikan mata kita penuh kotoran dan Sementara itu, sifat bakhil yang tidak ada padanya kebaikan adalah
bergaul dengan mereka menjadikan ruh kita panas. orang yang paling sempit dadanya, paling jelek kehidupannya,
serta yang paling besar keperihan dan kesedihan hidupnya.
Termasuk perkara besar yang akan menyebabkan dada sesak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mempermisalkan
adalah berpaling dari Allah Subhanahuwata’ala, bergantungnya hati dalam riwayat yang sahih orang yang bakhil dan rajin bersedekah
kepada selain Allah Subhanahuwata’ala, lalai dari menginga Allah seperti halnya dua orang yang memiliki dua tameng besi.
Subhanahuwata’ala, dan mencintai selain Allah
Subhanahuwata’ala. Barang siapa mencintai sesuatu selain Allah Di saat orang yang gemar bersedekah mengeluarkan sedekahnya,
Subhanahuwata’ala, niscaya Allah Subhanahuwata’ala akan maka melebarlah tameng itu dan meluas, hingga menutupi pakaian
mengazabnya dengan sesuatu (selain Allah) tersebut, yang dan anggota badannya. Adapun apabila orang bakhil ingin
akibatnya hatinya terbelenggu dalam mencintai selain Allah bersedekah, tetaplah setiap lingkara besi pada posisinya, tidak
Subhanahuwata’ala. Akhirnya, tidak ada orang yang paling celaka meluas. Demikianlah permisalan orang yang beriman dan gemar
di muka bumi ini daripada dirinya, tidak ada yang paling tertutup untuk bersedekah, lapang hatinya. Demikian pula pemisalan orang
akalnya, yang paling jelek kehidupannya, dan yang paling lelah hati yang bakhil, sempit dadanya dan tersekap hatinya.
daripada dirinya.
8. Keberanian
6. Zikir kepada Allah Subhanahuwata’ala
Seseorang yang memiliki jiwa pemberani akan memiliki dada yang
Zikir kepada Allah Subhanahuwata’ala dalam segala kondisi dan di lapang, luwes perangainya, dan terbuka hatinya. Sementara itu,
setiap tempat. Maka dari itu, zikir itu memiliki pengaruh seorang yang penakut berada dalam kondisi dada yang sempit dan
menakjubkan terhadap lapangnya dada dan nikmatnya hati. yang paling kerdil hatinya. Dia tidak memiliki kebahagiaan,
Tentunya, sikap lalai memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam kesenangan, kelezatan, dan kenikmatan selain sebagaimana
menyempitkan dada, terbelenggu dan tersiksanya. halnya binatang.

7. Berbuat Baik kepada Makhluk Oleh karena itu, kebahagiaan ruh, kelezatannya, kenikmatannya,
dan kewibawaannya, menjadi sesuatu yang haram didapatkan

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 53


orang yang memiliki sifat penakut, sebagaimana halnya terhalangi dengankeberanian, berperang karena kebangsaan, berperang
bagi orang yang bakhil, orang yang berpaling dari Allah dengan landasanriya, siapakah diantara mereka Yang benar-benar
Subhanahuwata’ala, lalai dari berzikir kepada-Nya, jahil tentang berjuang di jalan Allah Subhanahuwata’ala?’
Allah Subhanahuwata’ala, nama-nama-Nya, sifat-sifat- Nya, dan
tentang agama-Nya, serta menggantungkan hatinya kepada selain Beliau menjawab, “Barangsiapa berperang untuk menegakkan
Allah Subhanahuwata’ala. kalimat Allah Subhanahuwata’ala, sesungguhnya dialah yang
berada di atas jalan Allah Subhanahuwata’ala.” Kesempurnaan
Semua bentuk kenikmatan ini akan menjadi kebun dari salah satu sifat keberanian itu ada pada sifat al-hilm yang artinya sabar, tidak
kebun surga di dalam kubur. Demikian halnya kesempitan dada tergesa-gesa, cerdas, dan tangkas, sebagaimana sabda Rasulullah
dan kerdilnya hati akan berubah menjadi azab dan belenggu di shallallahu ‘alaihi wa sallam,
dalam kubur. Keberadaan seseorang di alam kubur bagaikan
keberadaan hati di dalam dada, akankah bernikmat atau mendapat ‫ِي‬ZO[‫ ا‬Kُ hِKa
[ O‫ ا‬Pَb„[‫ ِ َوِإ‬j
َ `َ ²
ƒ OPِR Kُ hِKa
[ O‫َ ا‬Âlْ Oَ
siksaan, terbelenggu atau mendapatkan kemerdekaan? Tidak ada
yang menjadi penghalang jika dada tersebut menjadi lapang, “Bukanlah yang dinamakan kuat itu adalah orang yang bisa
sebagaimana tidak ada yang akan menjadikan dada tersebut membanting lawan, tetapiyang dikatakan kuat adalah orang yang
sempit, karena semuanya itu akan sirna dengan sirnanya sebab- bisa menahan diritatkala marah.” (Majmu’ Fatawa 15/432)
sebabnya. Segala sifat yang akan menyentuh dan hinggap di
dalam hati, maka itulah yang akan menjadikan dada tersebut Berharap adalah buah dari ilmu tentang sifat rahmat Allah
lapang atau sempit. Inilah yang menjadi barometernya, Subhanahuwata’ala, seperti pengampunan, kelembutan, maaf, dan
wallahulmusta’an.”(Zadul Ma’ad 2/23) kebaikan. Berharap terhadap pahala yang ada di sisi-Nya termasuk
amalan hati yang paling besar dan pendorong kepada ketaatan
Berani dan Berharap, Sebuah Pengorbanan dan Perjuangan yang paling kuat. Kekuatan berharap di dalam hati tergantung pada
kekuatan ilmu kita kepada Allah Subhanahuwata’ala dan sifat-sifat-
Berani dan berharap dalam hidup adalah dua senyawa yang jika Nya.
bertemu dan berbaur, akan menjadi sebuah akhlak yang sangat
terpuji. Sifat berani adalah sifat terpuji yang mengandung segala Ibnul Qayyim rahimahumullah berkata , “Kuatnya berharap itu
akhlak yang terpuji lainnya. tergantung pada kekuatan pengetahuan tentang Allah
Subhanahuwata’ala, nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serta
Keberanian adalah buah dari iman seseorang kepada Allah pengetahuan bahwa rahmat Allah Subhanahuwata’ala
Subhanahuwata’ala. Terlebih jika dia mengimani adanya hari mengalahkan murka-Nya. Tanpa ruh berharap, niscaya akan
kebangkitan dan hari kiamat. Allah Subhanahuwata’ala telah lenyaplah ubudiyah hati dan anggota badan. Akan hancur pula
memuji sifat berani di jalan-Nya sebagaimana dalam Shahih al- tempat-tempat menyebut nama-nama Allah Subhanahuwata’ala.”
Bukhari dan Shahih Muslim dari sahabat Abu Musa radhiyallahu
anhu, ia berkata, “Dikatakan, ‘Ya Rasulullah, seseorang berperang Berharap itu adalah sebuah ibadah yang tidak boleh lepas dari

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 54


kehidupan seorang muslim, baik saat melakukan kebaikan maupun orang yang berbuat salah untuk bertobat karena berharapnya itu
melakukan kejelekan. Saat dia melakukan kebaikan, dia berharap bersih dari amalan yang jelek dan selalu dibarengi melihat
bahwa amalnya diterima, yang wajib atau yang sunnah. Adapun kesalahannya. Namun, yang tampak adalah keutamaan tersebut
saat dia melakukan kejelekan, dia berharap diterima tobatnya dan tidak ditinjau dari sisi berharap itu, tetapi keutamaan tersebut
dimaafkan kesalahan-kesalahannya. Allah Subhanahuwata’ala sangatlah tergantung pada apa yang terdapat di dalam hati
berfirman, pemiliknya yaitu sifat takwa di saat dia berharap. Barang siapa
lebih bertakwa, tentu berharapnya lebih afdal, apakah di saat dia
ٌ‫ر‬Tُq°
َ Sُ f[O‫ ۚ وَا‬Sِ f[O‫“ ا‬
َ bَ ‘
ْ ‫ن َر‬
َ Tُ|ْ`hَ ˜
َ ™ِ Oَٰ‫ أُو‬Sِ f[O‫ ا‬W
ِ lِzU
َ ”ِ• ‫ُوا‬K‫ َه‬Pَ|‫|`ُوا َو‬
َ Pَ‫ ه‬g
َ hِZO[‫ا وَا‬Tُvpَ ž g
َ hِZO[‫ن ا‬
[ ‫ِإ‬ berbuat baik ataupun berbuat salah. Allah Subhanahuwata’ala
ٌtlِ‘‫[ر‬ berfirman,

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang ۚ ْt‫ ُآ‬Pَsْ ‫ َأ‬Sِ f[O‫ ا‬Kَ vِj ْtyُ pَ `َ ‫ن َأ ْآ‬
[ ‫ِإ‬
berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan
rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah
(al-Baqarah: 218) ialah orang yang paling takwa diantara kalian.” (al-Hujurat: 13)

ۚ Pًlِb|
َ ‫ب‬
َ Tُ„Zƒ O‫ ُ` ا‬qِ ·ْ hَ Sَ f[O‫ن ا‬
[ ‫ ۚ ِإ‬Sِ f[O‫ ِ ا‬bَ ‘
ْ ‫ [ر‬gِp ‫ا‬Tُœvَ ْ sَ PَO ْtMِ †
ِ qُ „َ‫ٰ أ‬ifَj
َ ‫ا‬Tُ•`َ U
ْ ‫ َأ‬g
َ hِZO[‫ي ا‬
َ ‫ ِد‬Pَzj
ِ Pَh ْW}ُ Dari penjelasan di atas, tampak jelas tentang berharap yang terpuji
berupa bentuk berharapnya orang yang berbuat amalan agar
Katakanlah,“Hai hamba-hamba- Ku yang melampaui batas amalnya diterima, atau berharapnya orang yang bertaubat agar
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari taubatnya diterima. Adapun berharap yang kosong dari karya nyata
rahmat Allah. Sesungguhnya Alah mengampuni dosa-dosa (amal) dan terus dalam kemaksiatan lalu bersandar kepada
semuanya.” (az-Zumar: 53) pengampunan Allah Subhanahuwata’ala maka sikap ini adalah
maghrur (tertipu) dan merasa aman dari azab Allah
Maksud ayat ini adalah bagi orang yang bertobat. Oleh karena itu, Subhanahuwata’ala.”
Allah Subhanahuwata’ala mengumumkan bagi orang yang berbuat
dosa, apa pun perbuatan dosa tersebut. Artinya, Allah ‫ن‬
َ ‫`ُو‬U
ِ PَrOْ ‫ْ ُم ا‬Tَ Oْ ‫ ا‬P[O‫ ِإ‬Sِ f[O‫ َ` ا‬yْ pَ g
ُ pَ ْ¡َh Pَf•َ ۚ Sِ f[O‫ َ` ا‬yْ pَ ‫ا‬Tُvpِ ¡َ •َ ‫َأ‬
Subhanahuwata’ala akan mengampuni dengan taubat yang baik,
bagi siapa pun yang berdosa atas dosa apa pun, dan ini khusus “Apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak
taubat sebagai sebab pengampunan. Sampai-sampai ulama terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali
berselisih pendapat dalam hal mana yang lebih utama antara dua orang-orang yang merugi.” (al- A’raf: 99)
orang yang berharap tersebut. Sebagian mereka mengatakan lebih
utama berharapnya orang yang berbuat baik, karena kuatnya Sebab, hukuman orang yang berbuat maksiat adalah istidraj
sebab-sebab berharap itu pada dirinya. (dibiarkan) atas kemaksiatannya, pada akhirnya dibinasakan
setelahnya.” (Atsar al- Matsalul al-‘A’la hlm. 25)
Sebagian lagi mengatakan yang lebih utama adalah berharapnya

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 55


Ilmu, Fondasi Akhlak yang Agung Ta’ala dan itulah konsekuensinya.

Ibnu Qayyim rahimahumullah berkata , “Pengetahuan seorang Demikian pula tatkala berilmu tentang kesempurnaan dan
hamba tentang keesaan Allah Subhanahuwata’ala dalam hal keindahan, serta ketinggian sifatsifat- Nya akan melahirkan
menolak mudarat, mendatangkan manfaat, memberi, tidak kecintaan yang khusus dalam semua bentuk ubudiyah. Oleh
memberi, menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan dan karena itu, semua bentuk pengabdian akan kembali kepada
mematikan akan membuahkan ubudiyah tawakal batiniah. namanama dan sifat-sifat Allah l. Semua bentuk peribadahan
terikat dengan semua di atas sebagaimana terikatnya ciptaan
Konsekuensi tawakal dan buahbuahnya jelas sekali. Pengetahuan dengan-Nya.
dia tentang Allah Maha Mendengar, Melihat, dan tentang ilmu Allah
Subhanahuwata’ala yang tidak tersembunyi bagi-Nya sesuatu pun Di alam ini, seluruh ciptaan dan perintah Allah Subhanahuwata’ala
yang paling kecil, baik di langit maupun di bumi. Allah adalah konsekuensi dari nama-nama dan sifatsifat- Nya. Allah
Subhanahuwata’ala mengetahui yang tersembunyi dan yang Subhanahuwata’ala tidak akan menjadi mulia karena ketaatan
tampak. Allah Subhanahu wa ta’ala juga mengetahui mata yang mereka dan tidak akan hina karena kemaksiatan mereka.
berkhianat dan segala yang tersembunyi di dalam dada. Semua ini Renungilah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam
akan membuahkan terjaganya lisan, anggota badan, dan Shahih al-Bukhari, yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
pikirannya dari segala yang tidak diridhai oleh Allah riwayatkan dari Rabbnya,
Subhanahuwata’ala.
”ِ„‫­`ƒو‬
ُ uَ •َ ‫‡ ِ`ّي‬
ُ ‫ا‬Tُ·fُzْ sَ ْgOَ ْtyُ „[ ‫ ِإ‬،‫دِي‬Pَzj
ِ Pَh
Dia menjadikan semua anggota tubuhnya tergantung kepada apa
yang dicintai oleh Allah Subhanahuwata’ala dan diridhai-Nya. “Hai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak mampu berbuat
Semua ini juga akan melahirkan rasa malu di dalam batin yang mudarat terhadap-Ku hingga mencelakai- Ku. Kalian juga tidak
akan membuahkan sikap menjauhkan diri dari segala yang dapat berbuat kemanfaatan bagi-Ku hingga memberiku manfaat.”
diharamkan dan segala yang jelek. Mengenal Allah Subhanahu wa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkannya
ta’ala bahwa dia adalah Dzat yang Mahakaya, dermawan, mudah setelahnya,
memberi, banyak kebaikannya, dan penyayang; akan melahirkan
harapan yang luas lalu membuahkan segala bentuk ubudiyah ْtyُ Oَ ْ`qِ °
ْ ‫`ُو„ِ” َأ‬qِ ·ْ uَ U
ْ Pَ• Pًlْ bِ |
َ ‫ب‬
َ Tُ„Zƒ O‫ِ ُ` ا‬q°
ْ ‫َأ‬Pَ„‫ ِر َوَأ‬PَMv[ O‫ وَا‬W
ِ lْ f[OPِR ‫ن‬
َ Tُ™œ
ِrْ sُ ْtُy„[ ‫ ِإ‬،‫دِي‬Pَzj
ِ Pَh
lahiriah dan batiniah.
“Hai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan
Semuanya tergantung pada pengetahuan dan ilmunya. Demikian dimalam hari dan sianghari, sementara Aku adalah
pula pengetahuan seorang hamba tentang keagungan Allah pengampundosa, maka minta ampunlah kalian kepada-Ku, niscaya
Subhanahuwata’ala, kemuliaan-Nya akan membuahkan Aku akan mengampuni kalian.”
ketundukan, ketenteraman, dan kecintaan yang akan melahirkan
segala bentuk pengabdian lahiriah kepada Allah Subhanahu wa Ini mengandung makna bahwa apa yang diperbuat oleh Allah

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 56


Subhanahuwata’ala terhadap mereka dalam hal mengampuni
kesalahankesalahan mereka, dikabulkannya permintaan mereka, Indah pada Dzat-Nya, indah pada sifat-Nya, indah pada
dan dilepaskannya mereka dari segala bentuk malapetaka, tidak perbuatan-perbuatan-Nya, dan indah pada nama-nama-Nya. Jika
berarti Allah mengambil manfaat darimereka.(Madarijus Salikin berkumpul keindahan seluruh makhluk pada seseorang lalu
2/90) dibandingkan dengan keindahan Allah Subhanahu wa ta’ala,
perbandingannya lebih lemah daripada pancaran cahaya lentera
Koreksilah Berharapmu dan Perbaruilah Cintamu yang paling lemah di hadapan pancaran sinar matahari. (Madarijus
Salikin 3/288)
Berharap itu sumbernya adalah menyaksikan janji-janji Allah
Subhanahu wa ta’ala dan berbaik sangka kepada Allah Sifat berharap yang penuh kejujuran memiliki pengaruh yang
Subhanahuwata’ala, serta menyaksikan segala apa yang sangat besar dalam kehidupan seorang muslim. Berharap akan
dipersiapkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala bagi orang yang membangkitkan dan mendorong untuk bertobat dengan benar,
mengutamakan Allah Subhanahu wa ta’ala , Rasulullah Shallallahu mendorong untuk beramal saleh berharap keberuntungan dengan
‘alaihi wa sallam, dan negeri akhirat. Berharap menjadikan petunjuk surga Allah Subhanahuwata’ala, melihat-Nya, dan mendengar
sebagai hakim terhadap hawa nafsunya, dan wahyu atas ra’yu-nya pembicaraan-Nya. Berharap yang jujur akan menjaga akidah
(pendapatnya), sunnah atas bid’ah, dan menjadikan hakim segala seorang muslim dari bergantung kepada makhluk mengharapkan
apa yang telah dilalui oleh para sahabat atas adat istiadat yang keberkahan dari mereka, atau syafaat, atau jalan keluar dari
berlaku. malapetaka. Oleh karena itu, pada kehidupan seorang muslim yang
jujur, Anda tidak menjumpai penampilan-penampilan syirik dalam
Sementara itu, cinta itu sumbernya adalah menyaksikan nama- harapan, seperti mencari berkah melalui kedudukan para nabi,
nama Allah Subhanahuwata’ala dan sifat-sifat-Nya sebagaimana dengan para wali, dan melalui kuburan-kuburan mereka; atau
menyaksikan segala nikmat dan pemberian-Nya. Apabila mencari berkah di sumber mata air, gua, atau tempat sejenisnya.
mengingat dosa-dosanya, ia berbalut rasa takut; apabila mengingat
rahmat Allah Subhanahuwata’ala, luas pengampuan, dan maaf- Sebab, seorang muslim mengetahui dengan keyakinan yang benar
Nya, dia berbalut rasa berharap; dan apabila mengingat keindahan bahwa Allah Subhanahuwata’ala adalah Dzat yang tunggal dalam
dan keagungan Allah Subhanahu wa ta’ala, kesempurnaan-Nya, hal mendatangkan manfaat dan menolak mudarat. Dia mengimani
kebaikan dan nikmat-Nya, ia akan berbalut rasa cinta. bahwa Allah Subhanahuwata’ala adalah satu-satunya Dzat tempat
menggantungkan harapan segala yang dicita-citakannya berupa
Oleh karena itu, hendaklah setiap hamba menimbang imannya kebaikan dunia dan akhirat. (Atsaral-Matsalulal-A’la hlm. 25)
dengan tiga hal ini (takut, berharap, dan cinta) agar dia mengetahui
kadar iman yang dimilikinya. Sesungguhnya, hati itu terfitrah
dengan Ramah Lingkungan cinta kepada keindahan dan cinta
kepada Pemberi Keindahan, dan Allah Subhanahuwata’ala adalah
Dzat Yang Mahaindah, keindahan yang sempurna dari segala sisi.

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 57


Akhlaq “Ramah Lingkungan” muslimin justru tidak tahu yang demikian sehingga ada yang
Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083 minder dengan Islamnya, sedangkan sebagian yang lain justru
menambah nambah dalam agama ini sesuatu yangbukan
Al-Ustadz Abdul Mu’thi, Lc. bersumber dari Islam.

Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi Kesempurnaan Islam telah diakui oleh orang-orang nonmuslim
wa sallam adalah syariat yang paling sempurna. Seluruh aspek seperti telah tersebut di atas. Demikian pula tersebutdalam Shahih
kehidupan manusia telah diatur di dalamnya dengan sangat rapi. Muslim pada kitab “ath-Thaharah” bahwa orang-orang musyrik
Yang demikian karena Allah Subhanahuwata’ala telah mengutus mengatakan kepada sahabat Salman al-Farisi radhiyallahu anhu,
beliau untuk seluruh manusia dan sebagai penutup para nabi, “Kami melihat Nabi kalian mengajari kalian segala sesuatu sampai
sehingga syariatnya akan senantiasa ada hingga akhir zaman serta pun (adab) ketika buang air?” Salman berkata, “Benar. Beliau
selalu relevan untuk dijalankan di setiap waktu dan tempat. Allah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami dari bercebok dengan
Subhanahuwata’ala menyebutkan kesempurnaan agama ini dalam tangan kanan kami atau buang air dengan menghadap kiblat.”
firman-Nya,
Dengan menjalankan konsep yang dibawa oleh Islam, kebahagiaan
Pًvhِ‫ َم د‬PَfU
ْ ‹ِ Oْ‫ ا‬tُ yُ Oَ “
ُ lِ‡‫ِ” َو َر‬ubَ ْ „ِ ْtyُ lْ fَj
َ “
ُ bْ bَ sْ ‫ْ َوَأ‬tyُ vَ hِ‫ْ د‬tyُ Oَ “
ُ fْ bَ ‫ْ َم َأ ْآ‬Tlَ Oْ ‫ا‬ hidup di tengah-tengah masyarakat akan menjadi kenyataan.
Sebab, konsep tersebut datang dari Dzat yang menciptakan alam
“TelahKu- sempurnakan untuk kamu agamamu ,telah Ku cukupkan semesta dan tahu persis apa yang menjadi maslahat hamba-
kepadamu nikmat-Ku, dan telahKu- ridhai Islam itu jadi agama hamba-Nya.
bagimu.” (al-Maidah: 3)
Menjaga Nikmat dengan Selalu Taat
Kesempurnaan agama adalah anugerah Ilahi yang tak terhingga.
Oleh karena itu, dahulu orang-orang Yahudi iri kepada kita dengan Keberkahan hidup terdapat dalam merealisasikan takwa kepada
ayat tersebut. Mereka berkata, “Andaikata ayat ini turun kepada Allah Subhanahuwata’ala dengan mengerjakan perintah-
kami (orang-orang Yahudi), niscaya kami akan jadikan (hari Nya,menjauhi larangan-Nya, dan mempercayai berita yang datang
turunnya) sebagai hari raya.”(Shahihal-Bukhari no. 4606) dari-Nya. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,

Lihatlah wahai saudaraku, bagaimana orang-orang Yahudi PَbRِ tُ‫ه‬Pَ„ْZ


َ ¡َ •َ ‫ا‬TُRZ[ ‫ َآ‬gِyOَٰ‫ض َو‬
ِ ْ‫َ¡ر‬Oْ ‫ ِء وَا‬Pَb†
[ O‫ ا‬g
َ pe ‫ت‬
ٍ Pَ‫ َ`آ‬Rَ tِMlْ fَj
َ Pَvn
ْ uَ qَ Oَ ‫ْا‬Tَ s[ ‫ا وَا‬Tُvpَ ž ٰ‫ ُ َ`ى‬Oْ‫ ا‬W
َ ‫ن َأ ْه‬
[ ‫ْ َأ‬TOَ‫َو‬
mengetahui besarnya ayat yang menyebutkan kesempurnaan ‫ن‬
َ Tُz†ِ yْ hَ ‫ا‬Tُ„Pَ‫آ‬
agama Islam ini, sehingga mereka iri kepada kita dan berandai-
andai sekiranya ayat tersebut turun kepada mereka. “Dan jika sekiranya penduduk negeri negeri itu beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah
Sebegitu besarnya nikmat yang Allah Subhanahuwata’ala dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
limpahkan kepada muslimin. Namun amat disayangkan, sebagian itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (al-A’raf:

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 58


96)
ْtMِ fe¾
ِ ْ‫س َأو‬
ِ P[vO‫ ا‬m
ِ hْ `ِ ¥
َ iِ• i[fr
َ uَ hَ ‫ِى‬ZOَ[‫ ا‬:‫ل‬
َ Pَ} ‫ِ؟‬Sf[O‫ل ا‬
َ ْTU
ُ ‫ َر‬Pَh ‫ن‬
ِ Pَ„P[f[O‫ا‬Pَp‫ْا َو‬TOُPَ}.g
ِ lْ „َ P[f[O‫ْا ا‬Tُ s[‫ا‬
Allah Subhanahuwata’ala juga berfirman,
“Hindarkanlah dua hal yang mendatangkan laknat.” Para sahabat
ٰiَ a
ْ hَ PَO‫ َو‬W
ƒ­ِ hَ Pَf•َ ‫ي‬
َ ‫َا‬K‫ َˆ ُه‬zَ s[‫ ا‬g
ِ bَ •َ bertanya,“Apa dua hal yang mendatangkan laknat, wahai
Rasulullah?” Beliau bersabda,“Orang yang buang air pada jalan
“Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan (tempat lalu lalang) manusia atau tempat bernaungnya mereka.”
tidak akan celaka.” (Thaha: 123) (Shahih Muslim no. 269dan Sunan Abu Daud no. 25)

Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, “Tidak tersesat di dunia Disebutkan pula dalam riwayat lain bahwa Rasulullah shallallahu
dan tidak sengsara di akhirat.” (Tafsir Ibnu Katsir) ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hindarkanlah tiga perbuatan yang
akan mendatangkan kutukan: buang air disumber air, ditempat
Apabila ketakwaan mendatangkan keberkahan, sebaliknya berteduh, dan ditengah-tengah jalan.” (Dinyatakan hasan oleh asy-
kemaksiatan adalah sumber berbagai bencana. Kesenangan hidup Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah no. 266)
berubah menjadi penderitaan, keindahan alam menjadi rusak, dan
ketenangan terusik. Allah Subhanahuwata’ala berfirman, Orang yang melakukan hal tersebut biasanya mendapatkan
kutukan dan kecaman dari masyarakat karena mereka merasa
‫ن‬
َ Tُ|
ِ ْ`hَ ْtMُ f[َ Oَ ‫ا‬Tُfbِ j
َ ‫ِي‬ZO[‫ ا‬Þ
َ ْ Rَ tُMَ hِZlُOِ ِ‫س‬P[vO‫ِي ا‬Khْ ‫“ْ َأ‬zَ †
َ ‫ َآ‬PَbRِ `ِ n
ْ zَ Oْ‫` وَا‬e zَ Oْ‫ ُد •ِ” ا‬Pَ†qَ Oْ ‫ َ` ا‬Mَ ¾
َ terganggu dengan adanya sesuatu yang najis yang bisa mengenai
tubuh mereka, dan tentu saja mereka merasa jijik karenanya.
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada Sebagian ulama menerangkan bahwa yang dimaksud dengan jalan
mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka adalah yang biasa dilalui, bukan jalan yang sudah tidak difungsikan
kembali (kejalan yang benar).” (ar-Rum: 41) lagi. Demikian pula tempat-tempat yang biasa digunakan
untukberteduh.(‘AunulMa’bud, 1/47)
Agar Lingkungan Tetap Nyaman dan Sehat
Bentuk menyakiti orang pada tiga perbuatan tadi sangat nyata.
Di antara sisi yang mendapatkan perhatian Islam adalah Orang yang buang air pada sumber-sumber air telah mencemari
mewujudkan kenyamanan dan kebersihan lingkungan. Hal ini akan kebersihannya yang bisa menebarkan penyakit. Di samping itu,
tampak jelas dengan contoh contoh berikut. orang yang akan menggunakannya akan merasa jijik sehingga
menghalangi beberapa keperluan mereka.
1. Dilarang buang air besar dan kecil ditengah jalan dan naungan
yang biasa dijadikan untuk berteduh. Dalam hal ini telah datang Demikian pula tempat yang biasa dijadikan sebagai tempat
hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah berteduh. Sama saja apakah itu halte tempat untuk menunggu
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, kendaraan, atau pohon yang biasa digunakan orang untuk

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 59


berteduh dari teriknya matahari, dan tempat beristirahat di tempat usahanya.
bawahnya.
Kami katakan, “Wahai Saudara, takutlah Saudara kepada Allah
2. Dilarang melemparkan sesuatu dijalankaum musliminyangbisa Subhanahuwata’ala yang selalu memantau perbuatanmu.
menimbulkan mudarat. Contohnya, melempar kulit buah yang Andaikata orang tidak tahu perbuatanmu, tetapi Dia (Allah
rawan menimbulkan kecelakaan dengan terpelesetnya Subhanahuwata’ala) tidak lalai barang sekejap pun dan akan
tunggangan/kendaraan. membalas kejahatanmu. Anda telah melakukan kejahatan besar
yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, kerugian materi, cedera
Demikian pula meletakkan pecahan kaca dan duri yang bisa yang bisa membuat cacat seumur hidup, mengganggu
melukai orang yang melaluinya atau sisa-sisa material bangunan kenyamanan, serta membuang waktu dan kesempatan orang lain
yang akan mengganggu para pengguna jalan. Orang yang dengan percuma. Mana kasih sayang Anda terhadap sesama, dan
melakukan hal itu telah melakukan tindak kejahatan meskipun mana bentuk rasa takut Anda kepada Sang Pencipta?!
sebagian orang melakukannya tanpa ada niatan mengganggu. Ia
dihukumi telah melakukan kejahatan karena perbuatannya menjadi Saudara, berhentilah dari menzalimi orang dan bertobatlah
faktor termudaratinya orang lain. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum terlambat. Saudara harus tahu bahwa perbuatanmu
bersabda, merupakan salah satu kezaliman yang akan disegerakan di dunia
hukumnya. Apa Saudara kira dengan cara ini Saudara menjadi
‫‡`َا َر‬
ِ PَO‫‡ َ` َر َو‬
َ PَO kaya?! Tidak. Akan dilenyapkan hasil yang haram ini pada saatnya
nanti dan Saudara akan menyesal karena menanggung dosa dan
“Tidak boleh menimbulkan mudarat dan tidak boleh menimpakan cela.”
mudarat.”(HR. Ibnu Majah)
Untuk Saudara, kami akan sampaikan firman Allah
Tersebut dalam kaidah fikih, Subhanahuwata’ala dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam apabila Saudara masih punya iman dan takwa. Allah
`ِ —
ِ Pَzbُ Oْ ‫ ا‬tُ yْ ‘
ُ ©
ِ zِّ †
َ uَ bُ fْ Oِ Subhanahuwata’ala berfirman,

“Orang yang menjadi sebab (terjadinya sesuatu) memiliki hukum Pًvlِzpƒ PًbÈْ ‫ َوِإ‬Pً„PَuMْ Rُ ‫ا‬Tُfbَ uَ ‘
ْ ‫ ا‬Kِ َ •َ ‫ا‬Tُz†
َ uَ ‫ ا ْآ‬Pَp `ِ lْ ·َ Rِ ‫ت‬
ِ Pَvpِ ْ¨bُ Oْ ‫ وَا‬g
َ lِvpِ ْ¨bُ Oْ‫ن ا‬
َ ‫¨ْذُو‬hُ g
َ hِZO[‫وَا‬
(seperti) orang yang melakukan sesuatu.”
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan
Apabila seperti itu keadaannya, lalu bagaimana dengan orang yang mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka
memang sengaja menimpakan mudarat? Dalam kesempatan ini, sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang
kami mengingatkan sebagian orang yang membuka jasa nyata.” (al- Ahzab: 58)
penambalan ban sebagaimana pemberitaan media ada dari
mereka yang sengaja menebarkan ranjau paku di jalan sekitar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 60


Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
Sِ lْ fَj
َ ْ“zَ |
َ ‫ْ َو‬tMِ }ِ `ُ ¥
ُ iِ• g
َ lْ bِ fِ†
ْ bُ Oْ ‫ْ žذَى ا‬gpَ sallam juga bersabda (yang artinya), “Seorang lelaki melewati duri
di jalan lalu dia berkata,‘Aku akan singkirkan duri ini agar tidak
“Barang siapa menyakiti kaum musliminp adaja lanm ereka,ia b membahayakan seorang muslim. Dia pun diampuni (oleh Allah).”
erhak mendapatkank utukanm ereka.”( HR. ath-Thabarani dalam (Shahihal-Adabal-Mufrad no. 169)
al-Kabir dan dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al- Albani dalam
Shahih al-Jami’) Dari sini, jelas bahwa mencegah/ menyingkirkan gangguan yang
akan menimpa manusia termasuk dari misi Islam yang agung yang
Kami juga mengharap pemerintah terus memantau para pelakunya berhak memperoleh penghargaan. Masih terkaitan
pengganggu ketertiban ini dan menindak mereka agar rasa aman dengan kenyamanan jalan, seseorang dilarang mengemudikan
dan nyaman rakyat—yang menjadi tanggung jawab pemerintah— kendaraan secara ugal-ugalan yang bisa membahayakan diri dan
bisa terwujud. Korban yang berjatuhan telah banyak dan kita tentu orang lain, baik kalangan pengguna jalan maupun yang lainnya.
tidak ingin ada lagi yang menjadi korban kejahatan ini. Kami juga Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif
menyadarkan orang yang melakukan praktik yang bertentangan ِ yَ fُMْ u[ O‫ ا‬iَO‫ْ ِإ‬tyُ hِKhْ ¡َRِ ‫ا‬Tُfْ sُ PَO‫َو‬
dengan nilai-nilai keagamaan dan norma-norma kemasyarakatan
ini. “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam
kebinasaan.” (al-Baqarah: 195)
Setiap individu masyarakat seharusnya sadar bahwa menjaga
keramahan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Seseorang juga semestinya meminimalisir bisingnya suara
Kepedulian terhadap lingkungan bukan sekadar adat kebiasaan, kendaraannya agar tidak menyakiti yang mendengarnya. Patuhilah
bahkan termasuk perkara yang diatur dalam agama. Untuk mereka ramburambu lalu lintas karena itu dibuat untuk kemaslahatan
kami suguhkan hadiah berikut. bersama. Adapun berjualan di jalan umum yang memang lebar,
tidak menyempitkan orang lain, dan tidak mengganggu pengguna
Dari Abu Barzah al-Aslami radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku jalan, hal ini dibolehkan. (al-Mughni, Ibnu Qudamah 8/161)
berkata, ‘Wahai Rasulullah, tunjuki aku kepada suatu amalan yang
akan memasukkan aku ke dalam surga.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa Namun, tentu dengan tetap melihat aturan pemerintah setempat
sallam bersabda, yang mengatur lokasi berjualan agar terwujud ketertiban. Apabila
ada satu kelompok masyarakat yang mendirikan bangunan di jalan
‫س‬
ِ P[vO‫ ا‬m
ِ hْ `ِ ¥
َ ْgj
َ ‫ َ¡ذَى‬Oْ ‫ ا‬Ö
ِ pَِ ‫أ‬ umum, seyogianya hal itu dicegah meskipun jalannya lebar. Sebab,
fungsi jalan adalah untuk lalu lalang orang, bukan untuk bangunan.
‘Singkirkan gangguan dari jalan manusia’.”(Shahih al-Adabul al-
Mufrad no. 168) Dengan demikian,bangunan yang telah didirikan di atasnya
semestinya dirobohkan (dipindahkan), sekalipun itu masjid. Apabila

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 61


ada orang yang memanfaatkan jalan untuk meletakkan barang- sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya), “Allah
barang atau alat-alat/material bangunan yang sifatnya sementara melaknat orang yang mengubah-ubah tanda-tanda/rambu rambu
dan akan dipindahkan segera, ia diberi kelapangan selama tidak bumi.”( Shahih Muslimn o.1 978 dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
mengganggu para pengguna jalan. (al-Ahkam as- Sulthaniyah, anhu)
karya al-Qadhi Abu Ya’la al-Hanbali hlm. 306)
3. Menjaga keharmonisan hidup bertetangga Tetangga
Masuk pula di sini adalah talang air rumah yang menjorok ke jalan
umum. Intinya, fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah Anda adalah orang yang tinggal dekat dengan rumah Anda.
dan pihak lainnya hendaknya kita jaga kenyamanannya. Jangan Mereka mempunyai hak yang besar untuk diperlakukan secara
sampai manusia terhalangi memanfaatkannya sebagaimana baik. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
fungsinya.
ْg†
ِnْ lُfْ •َ `ِ 
ِ Pَ Oْ ‫ْ ِم ا‬Tlَ Oْ ‫´ وَا‬
ِ PِR g
ُ pِ ْ¨hُ ‫ن‬
َ Pَ‫ْ آ‬gpَ ‫َو‬
Dalam hal ini, ada beberapa adab yang berkaitan dengan jalan,
yang jika dilakukan akan berbuah kebaikan, di antaranya adalah “Barang siapa beriman kepada Allah Subhanahuwata’ala dan hari
sebagai berikut. akhir, hendaknya ia berbuat baik kepada tetangganya.” (HR. al-
Bukhari)
1. Saling menebar salam.
Mereka termasuk orang yang cepat memberikan bantuan dan
2. Menundukkan pandangan dari sesuatu yang tidak boleh dilihat. pertolongan kepada Anda di saat membutuhkan. Oleh karena itu,
manakala Anda menyakiti mereka, Anda terancam dengan siksa
3. Membantu orang yang membutuhkan, seperti menyeberangkan api neraka. Telah tersebut dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu
orang yang lemah dan mengangkatkan barang di atas kendaraan. anhu bahwa ditanyakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Hindari tentang seorang wanita, yang ia rajin shalat malam, puasa pada
duduk-duduk dijalan. Apabila kalian tidak mau kecuali duduk (di siang hari, melakukan (kebaikan) dan bersedekah, namun dia juga
situ), maka berikanlah haknya jalan, (yaitu): menundukkan mengganggu tetangganya dengan lisannya. Nabi shallallahu ‘alaihi
pandangan, mencegah gangguan, menjawab salam, wa sallam mengatakan, “Tidak ada kebaikan padanya,ia termasuk
memerintahkan kepada yang baik, dan mencegah dari yang penghuni neraka.” (Shahihal-Adabal-Mufrad no. 88)
mungkar.”( HR. Ahmad, al-Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud dari
sahabat Abu Sa’id radhiyallahu anhu) Hadits ini menunjukkan besarnya hak tetangga dan bahayanya
menyakiti mereka. Bahkan, saking besarnya hak tetangga,
Jangan pula ada yang mengubahubah papan petunjuk arah yang seseorang tidak dikatakan mukmin yang sempurna apabila
ada di jalan atau mencurinya, karena akan menyebabkan para membiarkan tetangganya kelaparan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
pengguna jalan yang melewatinya tersesat. Orang seperti ini akan sallam bersabda,
mendapat kutukan dari Allah Subhanahuwata’ala sebagaimana

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 62


ٌˆ®ِ Pَ| cُ ‫ ُر‬Pَ|‫ ُˆ َو‬zَ a
ْ hَ ‫ِى‬ZO[‫ ا‬g
ُ pِ ْ¨bُ Oْ ‫ ا‬Â
َ lْ َO tembok tetangganya sehingga mengakibatkan tembok tetangganya
retak-retak dan terancam roboh; atau meletakkan sesuatu yang
“Bukanlah seorang mukmin yang ia kenyang sedangkan busuk baunya, seperti bangkai di pekarangan rumahnya, sehingga
tetangganya kelaparan.” (Shahih al-Adab al-Mufrad no. 82 dari Ibnu bau busuknya tercium oleh tetangga.
az-Zubair radhiyallahu anhu)
Masuk pula di sini adalah seseorang yang mengoperasikan sebuah
Saudaraku yang dimuliakan Allah Subhanahuawata’ala, kita semua alat yang sangat keras bunyinya saat orang-orang sedang
tahu bahwa harta yang melimpah dan kedudukan terpandang yang beristirahat di tengah malam tanpa ada keterpaksaan yang
dimiliki seseorang menjadi kurang berarti manakala ia bertetangga mengharuskan demikian. Adapun meletakkan kayu atau
dengan orang yang suka mengganggu anak dan istrinya, mencuri mengikatkan tali jemuran pakaian pada tembok tetangga, hal ini
hartanya, dan mengusik ketenangannya. Oleh karena itu, dahulu dibolehkan selama tembok tetangga itu kuat. Nabi shallallahu ‘alaihi
dikatakan, wa sallam bersabda,

‫[ا ِر‬KO‫ ا‬W


َ zْ }َ ‫ ُر‬Pَ«Oْ ‫ا‬ cِ ‫َا ِر‬K|
ِ iِ• ً zَ a
ََ ‫ ْ· ِ` َز‬hَ ْ‫ن‬
َ ‫ أ‬cُ ‫ َر‬Pَ| ٌ‫ر‬Pَ| ˆُ vَ bْ hَ PَO

“Cari tetangga yang baik dahulu sebelum membuat rumah.” “Janganlah seorang tetangga melarang tetangganya untuk
menancapkan papan kayu pada temboknya.” (HR. Ahmad, al-
Agar ketenangan dalam hidup bertetangga terus berlangsung, Bukhari, dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu )
kiranya ada beberapa perkara yang semestinya diperhatikan, di
antaranya: Adapun membuang atau menimbun benda berbau di tanahnya
lantas merembes ke tanah orang lain sehingga bangunan menjadi
1. Tidak menggali sumur dekat dengan sumur tetangganya rapuh dan terancam roboh karenanya, hal ini dilarang. (al-Majmu’,
sehingga mengakibatkan sumur tetangga hilang airnya. (al-Mughni, 16/134)
8/181)
Apabila seseorang memiliki pohon yang dahannya menyebar
2. Dilarang membuka lubang angin yang darinya dia bisa melihat hingga melewati tembok orang lain atau di atas rumah tetangga,
secara langsung ke dalam rumah tetangganya atau membangun tetangganya berhak meminta pemilik pohon tersebut agar
bangunan yang tinggi yang bisa menutupi rumah tetangga dan memotong dahannya. (al-Ahkam as-Sulthaniyah, karya Abu Ya’la
tidak mendapatkan sinar matahari dan menghalangi masuknya hlm. 300—301)
cahaya. (al-Wafi’ Syarah al-Arba’in, 235)
Ini adalah sebagian kecil dari perkara yang menunjukkan
3. Dilarang melakukan suatu aktivitas di tempatnya sendiri (rumah keindahan dan kesempurnaan Islam. Ini adalah bukti nyata bahwa
atau pekarangannya) apabila itu menimbulkan mudarat yang nyata Islam tidak hanya mementingkan kebersihan hati saja, tetapi juga
terhadap tetangganya. Misalnya, ia menumbuk gandum di dekat indahnya lahiriah. Sebelum kami akhiri pembahasan ini, kami

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 63


mengajak kepada segenap muslimin pada khususnya untuk selalu Jejak “Mengumpulkan Al-Qur’an”
menjaga ketenangan, kenyamanan, kebersihan, dan kesehatan. Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083
Al-Ustadz Abu Muhammad Harits
Oleh karena itu, sudah seharusnya kaum muslimin meninggalkan
rokok dan petasan yang mudaratnya sangat besar. Demikian pula Kisah Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu
hendaknya mereka menjaga fasilitas-fasilitas umum agar berfungsi
sebagaimana mestinya. Di Masa Nubuwah
Oleh karena itu, tidak termasuk orang yang beretika luhur apabila, Sejak al-Qur’anul Karim turun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
misalnya, seseorang buang air di toilet umum lantas tidak sallam sudah membiasakan para sahabat mengumpulkan al-
menyiram kotorannya atau membersihkannya. Semoga Allah Qur’an, menuliskannya, bahkan memerintahkannya dan
Subhanahuwata’ala selalu membimbing kita kepada jalan yang mendiktekannya. Tidak hanya itu, beliau shallallahu ‘alaihi wa
lurus dan mulia. Amiin. sallam juga mengajari para sahabat radhiyallahu anhuma cara
membacanya secara tepat dan menerangkan pula makna-
maknanya serta memberi contoh penerapannya. Setelah 23 tahun
mengajarkan al- Qur’an, beliau pun meninggalkan dunia yang fana
ini dalam keadaan al-Qur’anul Karim ini sudah dihafal oleh
sebagian besar sahabatnya dan dipahami makna maknanya oleh
mereka.

Semoga Allah Subhanahuwata’ala melimpahkan shalawat dan


salam- Nya untuk beliau. Al-Qur’an tidak dikumpulkan dalam satu
mushaf pada masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena masih
menunggu kemungkinan adanya nasikh (yang menghapus [hukum
atau bacaan] ayat sebelumnya). Setelah berhenti masa turunnya
al-Qur’an dengan wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Allah Subhanahuwata’ala mengilhamkan kepada para al-Khulafa
ar-Rasyidin untuk mengumpulkannya. Allah Subhanahuwata’ala
memenuhi janji-Nya yang pasti dan benar—bahkan Dia tidak
pernah menyalahi janji—bahwa Dia menjamin akan memelihara
Kitab-Nya untuk umat ini, sebagaimana firman-Nya,

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an, dan


sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (al- Hijr: 19)

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 64


kedua adalah pengumpulan di lembaran-lembaran kertas atau
Inilah janji Allah Subhanahuwata’ala, bahwa Dia akan memelihara mushaf.
Kitab Suci yang mulia ini, baik di saat turunnya maupun setelahnya.
Pada saat turunnya, Allah Subhanahuwata’ala memeliharanya dari Pengumpulan al-Qur’anul Karim dalam bentuk penulisan terjadi tiga
setan yang ingin mencurinya, sedangkan setelah turunnya, Allah kali pada masa generasi pertama. Yang pertama pada masa
Subhanahuwata’ala meletakkannya di dada Rasul- Nya shallallahu Rasulullah n, yang kedua pada masa Abu Bakr ash-Shiddiq
‘alaihi wa sallam, kemudian di dada umatnya. Termasuk di sini, radhiyallahu anhu, dan yang ketiga terjadi pada masa ‘Utsman bin
Allah Subhanahuwata’ala memeliharanya dari perubahan terhadap ‘Affan radhiyallahu anhu. Pada masa Khalifah ‘Utsman inilah dibuat
lafadznya, apakah dengan penambahan ataukah pengurangan. beberapa mushaf lalu dikirim ke seluruh penjuru di mana kaum
muslimin berada. Pada masa inilah muncul berbagai penilaian yang
Allah Subhanahuwata’ala memelihara pula makna-maknanya, membuat kabur persoalan ini bagi sebagian besar kaum muslimin.
maka tidak ada seorang pun yang berusaha menyelewengkan
maknanya melainkan Allah Subhanahuwata’ala membangkitkan Masa Khalifah Abu Bakr
sebagian hamba-Nya yang akan menjelaskan mana yang haq.
Segala puji dan syukur hanya milik Allah Subhanahuwata’ala. Dalam Perang Yamamah—yang diceritakan dalam edisi lalu—
banyak sahabat yang menghafal al-Qur’an gugur sebagai syuhada.
Badruddinaz –Zarkasyi rahimahumullah menukilkan bahwa Melihat keadaan ini, ‘Umar al-Faruq radhiyallahu anhu segera
penulisan al-Qur’an bukanlah perkara muhdats (bid’ah dalam menemui Khalifah dan berkata, “Sebagaimana Anda ketahui, dalam
masalah agama). Sebab, semasa hidupnya, Rasulullah shallallahu Perang Yamamah ini telah gugur banyak para penghafal al-Qur’an.
‘alaihi wa sallam selalu memerintahkan agar para sahabat Saya khawatir, kalau terjadi peristiwa seperti ini, banyak al-Qur’an
menuliskannya. Bahkan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan hilang. Menurut saya, sebaiknya Anda segera memberi
mempunyai beberapa orang penulis wahyu di antara para sahabat perintah agar kaum muslimin mengumpulkan al-Qur’an.”
radhiyallahu anhuma.
Abu Bakr ash-Shiddiq segera menjawab, “Bagaimana mungkin aku
Akan tetapi, penulisan tersebut masih terserak-serak di beberapa mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah
tempat. Ada yang ditulis di pelepah pelepah kurma, lempengan- shallallahu ‘alaihi wa sallam?” ‘Umar z mengajukan beberapa
lempengan batu, lembaranlembaran kulit, tulang-tulang binatang alasan hingga memantapkan hati Abu Bakr menerima sarannya.
ternak kalau sudah kering, dan kayu kayu tempat duduk yang Setelah hati Abu Bakr dilapangkan oleh Allah Subhanahuwata’ala
diletakkan di punggung-punggung unta. untuk menerima kebenaran yang disampaikan ‘Umar, keduanya
berangkat mencari Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu. Setelah itu,
Pengumpulan al-Qur’an sendiri bisa bermakna menghafalnya dan Khalifah Abu Bakr berkata kepada Zaid, “Tadi ‘Umar menemuiku
membacanya tanpa melihat tulisannya. Bisa juga bermakna dan mengatakan bahwa para penghafal al-Qur’an dalam Perang
penulisannya, baik huruf, kata, maupun surat-suratnya. Jadi, yang Yamamah banyak yang gugur dan ia khawatir kalau terjadi
pertama adalah pengumpulan di dalam dada, sedangkan yang peperangan di beberapa tempat lagi akan menjadi sebab

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 65


banyaknya al-Qur’an yang hilang, lalu ia menyarankan agar aku Hal itu karena pekerjaan beliau ini bukan sekadar mengumpulkan
memerintahkan agar al-Qur’an dikumpulkan. Saya katakan al-Qur’an, melainkan juga meneliti dan memastikan kevalidan apa
kepadanya bahwa bagaimana mungkin kita mengerjakan sesuatu yang ditulisnya pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah adalah baik. Khalifah sendiri menugaskan ‘Umar dan Zaid radhiyallahu anhu
agar duduk di pintu masjid, kemudian kalau ada yang
Dia pun menerangkan beberapa alasan sampai Allah membawakan dua saksi tentang Kitab Allah, tulislah.
Subhanahuwata’ala melapangkan hatiku menerimanya.” Kemudian
Abu Bakr melanjutkan, “Dan engkau, Zaid, adalah seorang pemuda Keduanya segera menjalankan tugas, dan ‘Umar pun berkata,
yang cerdas, kami tidak mencurigaimu. Apalagi engkau pernah “Siapa yang pernah menerima dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
menulis wahyu untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. sallam sebagian al-Qur’an hendaklah dia menemui kami membawa
Carilah ayat-ayat al-Qur’an yang terserak-serak itu dan al-Qur’an tersebut.” Demikian pula Zaid yang ditugaskan oleh
kumpulkanlah.” Khalifah. Zaid segera mendatangi para sahabat untuk menanyai
mereka ayat yang ada pada mereka.
Mendengar penuturan Khalifah ini, Zaid berkata, “Demi Allah,
seandainya Anda berdua menugaskan saya memindahkan sebuah Akhirnya, beliau pun mendapatkan al-Qur’an itu dari pelepah-
gunung, itu lebih mudah daripada mengerjakan apa yang Anda pelepah kurma, lempenganlempengan batu, dan hafalan para
berdua perintahkan kepada saya.” “Bagaimana mungkin saya sahabat, sampai beliau menerima ayat terakhir surat at-Taubah
mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah (128 sampai selesai) dari Khuzaimah bin Tsabit .
shallallahu ‘alaihi wa sallam?” lanjut Zaid.
Jadi, tujuan mereka sebetulnya ialah tidak menuliskan sesuatu dari
Khalifah dan sahabatnya, al-Faruq, tidak henti-hentinya al-Qur’an selain apa yang pernah mereka tulis di hadapan Nabi
menerangkan kepada Zaid kebaikan dan maslahat yang besar dari shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan sekadar hafalan. Pekerjaan
pekerjaan tersebut. Akhirnya, Allah Subhanahuwata’ala Zaid bin Tsabit ini berlangsung hampir lima belas bulan, sejak
membukakan hati Zaid untuk menerima penjelasan mereka berdua, Pertempuran Yamamah hingga akhir tahun 11 H atau awal 12 H,
lalu ia pun mengerjakannya. dan selesai sebelum wafatnya Abu Bakr ash-Shiddiq adhiyallahu
anhu, pada malam Selasa, 17 Jumadi Tsani 13 H.
Ketika itu, Zaid bin Tsabit berusia 22 tahun. Beliau pernah
ditugaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Mengapa Khalifah dan al-Faruq memilih Zaid yang masih belia,
mempelajari bahasa Ibrani (bahasa ibu orang-orang Yahudi). bukan sahabat yang lainnya? Sebagian sejarawan menyebutkan
Mulailah Zaid mengumpulkan al- Qur’an. Zaid sendiri adalah beberapa alasan, berdasarkan perkataan Khalifah ash-Shiddiq
seorang penghafal al-Qur’an, bahkan beliau menyimpan catatan al- Radhiyallahu anhu, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Imam al-
Qur’an itu untuk dirinya, namun beliau tidak mengandalkan apa Bukhari rahimahullah dalam Shahihnya, yaitu sebagai berikut.
yang beliau hafal dan beliau tulis.
1. Zaid adalah salah seorang sahabat yang hafal al-Qur’an sejak

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 66


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup. yang pertama kali mengumpulkan al- Qur’an dalam lembaran
mushaf.” Dengan pernyataan tegas ‘Ali Radhiyallahu anhu ini
2. Zaid menyaksikan pembacaan terakhir al-Qur’anul Karim ini lalu masih ada segolongan orang yang menyatakan bahwa yang
Al-Qur’an tidak dikumpulkan dalam satu mushaf pada masa Nabi pertama mengumpulkan al-Qur’an adalah ‘Ali Radhiyallahu anhu.
shallallahu ‘alaihi wa sallam karena masih menunggu kemungkinan Sekiranya ada yang sahih riwayat tentang beliau dalam masalah
adanya nasikh (yang menghapus [hukum atau bacaan] ayat ini, kemungkinan maknanya adalah pengumpulan dalam bentuk
sebelumnya).membacakannya kepada kaum muslimin sampai hafalan, atau beliau mengumpulkannya dengan cara lain dan
beliau wafat. Sebab itulah, Khalifah dan ‘Umar menjadikannya tujuan lain.
sebagai acuan.
Bahkan, sebagian mufasir dari kalangan Syi’ah menyatakan
3. Zaid termasuk salah seorang penulis wahyu yang diakui oleh bahwa ‘Ali Radhiyallahu anhu mengumpulkannya berdasarkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan yang paling waktu turunnya, nama orang-orang yang turun al-Qur’an itu tentang
terkenal dan paling sering. mereka, takwil ayat-ayat mustasyabih, penentuan
nasikhmansukhnya, manayangumum dan khususnya, serta
4. Zaid mempunyai kecerdasan dan sikap wara’ yang tinggi, menjelaskan ilmuilmu yang terkait dengan ayat tersebut dan cara
demikian pula akhlaknya yang mulia, agamanya yang kokoh, dan membacanya.
bisa menjaga amanat.
Seandainya pendapat ini sahih dan tampaknya yang benar adalah
5. Usianya yang masih muda, sehingga lebih semangat dan rajin sebaliknya tidak juga menunjukkan bahwa beliau adalah orang
serta lebih giat menjalan tugasnya. Bisa dipertimbangkan juga, yang pertama mengumpulkan al-Qur’an. Mengapa tidak? Karena
selain hal-hal di atas, tulisannya yang bagus dan jelas, karena Ibnu Sirin pernah bertanya kepada ‘Ikrimah, salah seorang murid
ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup, ia yang Ibnu ‘Abbas, “Apakah para sahabat mengumpulkannya
sering diminta menulis wahyu atau risalah beliau shallallahu ‘alaihi sebagaimana turunnya, yang pertama, kemudian yang berikutnya?”
wa sallam. Kata ‘Ikrimah, “Seandainya jin dan manusia bersatu melakukannya,
mereka tetap tidak mampu.”
Setelah selesai mengumpulkan al- Qur’an di dalam lembaran-
lembaran kertas, Khalifah Abu Bakr meminta pendapat sebagian Akhirnya, sejak itu mushaf tersebut berada di tangan Khalifah
sahabat tentang namanya. Ada yang berpendapat namanya adalah hingga beliau wafat. Kemudian, berada di tangan ‘Umar selama
sifr, ada pula yang menamakannya mushaf. Yang terakhir inilah hidupnya dan setelah itu di tangan Hafshah bintu ‘Umar. Mushaf
yang dipilih oleh Khalifah ash- Shiddiq dan berlaku sampai tersebut tetap di tangan Ummul Mukminin Hafshah sampai diminta
sekarang. oleh Khalifah ‘Utsman untuk disalin dan dibuat beberapa kopiannya
Inilah salah satu kebaikan dan jasa Abu Bakr ash-Shiddiq lalu disebarkan ke beberapa penjuru wilayah Islam.
Radhiyallahu anhu, sampai ‘Ali bin Abi Thalib z mengatakan,
“Semoga Allah Subhanahiwata’ala merahmati Abu Bakr, beliaulah Setelah itu, mushaf tersebut disimpan ‘Abdullah bin ‘Umar

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 67


Radhiyallahu anhu, tetapi kemudian diminta oleh Marwan bin al- Seputar Hukum Islam “Duduk di antara Dua
Hakam ketika pulang menguburkan jenazah Ummul Mukminin
Hafshah Radhiyallahu anhu, lalu merobeknya karena khawatir ada Sujud”
sesuatu yang berbeda dengan salinan mushaf yang dibuat oleh Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083
‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu anhu. Wallahu a’lam. (insyaAllah Al-Ustadz Abu Ishaq Muslim
bersambung)
Sujud yang Lama

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan sujud beliau


mendekati lamanya ruku’ beliau, namun terkadang beliau sangat
lama sujudnya karena ada satu perkara/kejadian. Syaddad ibnul
Had radhiyallahu anhu menceritakan, “Pada waktu salah satu
shalat siang (Zhuhur atau Ashar), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam keluar menuju kami dalam keadaan menggendong Hasan
atau Husain radhiyallahu anhu .

Beliau lalu maju untuk mengimami jamaah shalat, sementara cucu


beliau diletakkan di sisi telapak kakinya yang kanan. Beliau
bertakbir untuk shalat. Di saat sujud, beliau melakukannya dengan
demikian panjang, hingga aku mengangkat kepalaku di antara
manusia untuk mengetahui apa sebenarnya yang sedang terjadi.

Ternyata si cucu menunggangi pundak Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam yang sedang sujud. Aku kembali kepada sujudku. Ketika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyelesaikan shalatnya,
orang-orang pun bertanya, “Wahai Rasulullah, Anda sujud dalam
shalat ini demikian panjangnya hingga kami menyangka telah
terjadi suatu perkara atau turun wahyu kepada Anda!” Beliau
menjawab, “Semua itu tidak terjadi, melainkan karena anakku1 ini
menunggangiku. Aku tidak suka menyudahi kesenangannya
sampai ia sendiri menyelesaikan hajatnya.” (HR. an-Nasa’i no.
1141, Ahmad 3/493, 6/467, al-Hakim 3/164, sanadnyasahih di atas
syarat syaikhani, kata al- Hakim, dan disepakati oleh adz-
Dzahabi.Hadits ini dinyatakan sahih dalam Shahih Sunan an-
Nasa’i)
Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 68
Keutamaan Sujud Rabi’ah bin Ka’b al-Aslami radhiyallahu anhu berkata, “Aku pernah
bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, siapkan air wudhu beliau dan air untuk keperluan buang hajat
beliau. Beliau lalu bertanya, ‘Mintalah sesuatu.’ Aku katakan, ‘Aku
،ِ‫ر‬P[vO‫ ا‬W
ِ ‫ْ َأ ْه‬gpِ ‫ْ َأرَا َد‬gpَ َ bَ ‘
ْ ‫´ َر‬
ُ ‫ِإذَا َأرَا َد ا‬ minta agar aku bisa menemanimu di surga.’ Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata, ‘Atau permintaan yang lain?’ ‘Itu saja
“Ketika Allah Subhanahuwata’ala ingin merahmati siapa saja yang yang kuminta,’ jawab Rabi’ah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
dikehendaki-Nya diantara penghuni neraka, Ia memerintahkan sallam bersabda,
para malaikat untuk mengeluarkan dari dalam neraka orang yang
dahulunya pernah beribadah kepada Allah Subhanahuwata’ala ‫ْ ِد‬T«
ُ†
ƒ O‫ َ` ِة ا‬xْ yَ Rِ ˜
َ †
ِ qْ „َ iَfj
َ ”evj
ِ ¡َ •َ
.Para malaikat pun mengeluarkan orang-orang yangdemikian. Para
malaikat mengenali mereka dengan bekas-bekas (tanda) ‘Kalau begitu bantulah aku dengan engkau banyak melakukan
sujud.Allah Subhanahuwata’ala mengharamkan bagi api neraka sujud (dengan shalat)’.” (HR. Muslim no. 1094)
melahap bekas sujud. Mereka itu keluar dari neraka. Seluruh
bagian tubuh bani Adam( yang masuk neraka) dilahap oleh api Bangkit dari Sujud
neraka terkecuali bekas sujud.” (Potongan hadits yang panjang
tentang hari kebangkitan dan syafaat yang dibawakan oleh Abu Seraya bertakbir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit
Hurairah radhiyallahu anhu , dikeluarkan oleh al-Bukhari no. 6573 dari sujudnya, dan beliau perintahkan hal ini kepada orang yang
dan Muslim no. 450). salah shalatnya.

Tsauban radhiyallahu anhu maula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Duduk di antara Dua Sujud
sallam pernah meminta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
untuk mengajarkan suatu amalan yang paling dicintai Allah Setelah mengangkat kepalanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
Subhanahuwata’ala atau amalan yangbisa memasukkannya ke sallam duduk bersimpuh dengan menjulurkan telapak kaki kiri dan
dalam surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, duduk di atas kaki kirinya dengan tenang/ thuma’ninah,
sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Maimunah bintu al-Harits
´ Kُ «
ُ†ْ sَ Õ
َ ˜
َ „[ ‹ِ•َ ،ِSfِO ‫ْ ِد‬T«
ُ†ƒ O‫ َ` ِة ا‬xْ yَ Rِ ˜
َ lْ fَj
َ radhiyallahu anha yang dikeluarkan oleh al-Imam Muslim
rahimahumullah no. 1108. Demikian pula hadits Aisyah
“Hendaknya engkau memperbanyak sujud kepada Allah radhiyallahu anha yang menyebutkan,
Subhanahuwata’ala ,karena tidaklah engkau sujud kepada Allah
Subhanahuwata’ala dengan satu sujud saja melainkan Allah iَvbْ lُ Oْ ‫ ا‬Sُ fَ|
ْ ‫© ِر‬
ُ ²
ِ vْ hَ ‫†`َى َو‬
ْ lُOْ ‫ ا‬Sُ fَ|
ْ ‫ش ِر‬
ُ `ِ uَ qْ hَ ‫ن‬
َ Pَ‫َوآ‬
Subhanahuwata’ala akan mengangkat derajatmu karenanya
dengan satu derajat dan Diahapuskan darimu satu kesalahan.” “Beliau menjulurkan ( telapak) kaki kirinya dan menegakkan
(HR. Muslim no. 1093) (telapak) kaki kanannya.”(HR. Muslim no. 1110)

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 69


Abdullah ibnu Umar radhiyallahu anhu berkata, Sementara itu, sebagian ulama lain tidak menyenangi iq’a, di
antara mereka adalah Ali radhiyallahu anhu dan Abu Hurairah
iَvbْ lُ Oْ ‫َم ا‬Kَ Oْ ‫© ا‬
َ ²
ِ vْ sَ ْ‫ ِة َأن‬Ü
َ ²
[ O‫ ِ ا‬v[ U
ُ ْgpِ radhiyallahu anhu . Ibnu Umar radhiyallahu anhu pernah pula
mengatakan kepada anak-anaknya, “Jangan kalian meneladani aku
“Termasuk sunnah shalat adalah menegakkan telapak kaki dalam hal iq’a, karena aku melakukannya hanyalah ketika usiaku
yangkanan, menghadapkan jari-jemari kaki ke arah kiblat, dan telah lanjut.” Ibrahim ibnu Yazid an-Nakha’i rahimahumullah
duduk diatas kaki kiri.” (HR. an-Nasa’i no. 1157, 1158, dinyatakan berkata, “Mereka membenci amalan iq’a dalam shalat.”
sahih dalam Shahih Sunan an-Nasa’i dan al-Irwa’ no. 317)
Ini juga pendapat al-Imam Malik, asy-Syafi’i, Ahmad, Ishaq,
Duduk seperti inilah yang diistilahkan duduk iftirasy. Terkadang ashabur ra’yi, dan kebanyakan ulama. (al-Isyraf ‘ala Madzahibil
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk iq’a, sebagaimana ‘Ulama, 2/36)
dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma Thawus pernah
bertanya kepada Ibnu Abbas radhiyallahu anhu tentang iq’a di atas Sebagian ulama yang lain menyatakan boleh memilih. Dia bisa
dua tumit, maka beliau menjawab bahwa duduk seperti itu sunnah. menjulurkan kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya (duduk
(HR. Muslim no. 1198) iftirasy), bisa pula duduk iq’a di atas kedua tumitnya. Iftirasy dan
iq’a keduanya sunnah, hanya saja iftirasy lebih dikenal dan lebih
Thawus rahimahumullah berkata, “Aku melihat tiga Abdullah: Ibnu banyak yang memberitakannya, sebagaimana diriwayatkan dan
Umar, Ibnu Abbas, dan Ibnuz Zubair melakukannya.” Ini dilakukan dibenarkan oleh sepuluh orang sahabat. Ini menunjukkan bahwa
pula oleh Salim, Nafi’, Thawus, Atha’, dan Mujahid. Al-Imam Ahmad Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamshallallahu ‘alaihi wa sallam sering
radhiyallahu anhu menyatakan pula, “Penduduk Kufah melakukannya dan terkenal di kalangan para sahabat. Jadi, iftirasy
melakukannya.” (al-Isyraf‘alaMadzahibil‘Ulama, 2/35—36) lebih utama dari iq’a, walaupun duduk iq’a ini pernah dilakukan oleh
beliau pada satu keadaan. (al-Ashl, 2/806—807)
Tata cara duduk iq’a ditunjukkan oleh riwayat al-Baihaqi.
Disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegakkan Inilah pendapat yang kuat dalam masalah ini, wallahua’lambish-
dua tumit beliau dan bagian dalam (yang dipakai untuk menapak) shawab. Adapun ahlul ilmi yang berpendapat makruhnya duduk iq’a
kedua telapak kaki atau duduk bertumpu di atas ujung-ujung jari berhujah dengan hadits-hadits yang melarang iq’a, yaitu hadits
kedua kaki. Duduk iq’a ini diamalkan oleh kebanyakan salafus riwayat at-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah dari Ali bin Abi
shalih. At-Tirmidzi rahimahumullah menerangkan, “Sebagian ahlul Thalib radhiyallahu anhu , Ibnu Majah dari hadits Anas bin Malik
ilmi dari kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam radhiyallahu anhu , Ahmad bin Hanbal dari riwayat Samurah bin
berpegang dengan hadits ini (hadits Ibnu Abbas), sehingga mereka Jundub radhiyallahu anhu dan Abu Hurairah radhiyallahu anhu , al-
memandang tidak apa-apa duduk iq’a. Ini adalah pendapat Baihaqi dari riwayat Samurah radhiyallahu anhu dan Anas
sebagian penduduk Makkah dari kalangan ahli fikih dan ilmu.” radhiyallahu anhu .
(Sunan at-Tirmidzi, kitabash-Shalah, bab“Fi ar-Rukhshah fil Iq’a”)

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 70


Semua sanadnya dhaif, sebagaimana dinyatakan demikian oleh al- Samurah radhiyallahu anhu.
Imam an- Nawawi rahimahumullah dalam al-Minhaj/Syarhu Muslim
(5/22) dan asy-Syaukani rahimahumullah dalam Nailul Authar Adapun yang beliau tidak secara terang-terangan menyatakan
(2/143), selain dua hadits berikut. mendengar maka tidak bisa menjadi hujah sebagaimana hadits ini.
Karena itulah, al-Imam an- Nawawi rahimahumullah
1. Hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, menyatakannya lemah. Jadi, yang tertinggal sekarang adalah
hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu yang berderajathasan.
...َ ‫ْ َ„ ْ َ` ٍة‬gj
َ :‫ث‬
ٍ Ü
َ È´
ِ ‫لا‬
ُ ْTU
ُ ‫„ِ” َر‬PَM„َ Sebenarnya, hadits Abu Hurairah di atas tidaklah bertentangan
dengan hadits Ibnu Abbas dan Ibnu Umar radhiyallahu anhuma
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangku dari tiga hal tentang sunnahnya iq’a karena yang dilarang dalam hadits Abu
(dalamshalat): mematuk seperti patukan ayam jantan, duduk iq ’a Hurairah radhiyallahu anhu adalah iq’a yang khusus, yaitu iq’a
seperti iq’a anjing, dan menoleh seperti tolehan serigala.” (HR. anjing; menempelkan dua pantatnya ke bumi/tanah dan
Ahmad 2/265, hadits ini hasan lighairihi sebagaimana dalam menegakkan keduabetisnya serta meletakkan kedua tangan di atas
Shahih at-Targhib no. 555) bumi. Demikian yang ditafsirkan oleh ahli bahasa, di antaranya Abu
Ubaid dalam kabar yang diriwayatkan al-Baihaqi. Dengan demikian
2. Hadits Samurah bin Jundub radhiyallahu anhu ,ia berkata, iq’a yang terlarang ini berbeda dengan iq’a yang ditetapkan dalam
as-Sunnah.
‫ ِة‬Ü
َ²
[ O‫ ِء •ِ” ا‬Pَ}ْ ‹ِ Oْ ‫ ا‬g
ِj
َ ´
ِ ‫لا‬
ُ ْTU
ُ ‫ َر‬iَM„َ
Dengan demikian, hadits-hadits yang ada dalam masalah iq’a ini,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari duduk iq’a yang satu menyatakan sunnah dan yang lainnya melarang, bisa
dalam shalat.” (HR. al-Hakim 1/272) dipadukan. Demikian diterangkan oleh al- Baihaqi, diikuti oleh Ibnu
ash-Shalah, an-Nawawi, dan para muhaqqiq selain mereka—
Dalam sanadnya ada al-Hasan al-Bashri rahimahumullah yang semoga Allah Subhanahuwata’ala merahmatimereka semua. (al-
meriwayatkan dari Samurah radhiyallahu anhu, sementara itu Ashl, 2/806)
Hasan al-Bashri adalah rawi yang banyak melakukan tadlis dalam
periwayatannya sebagaimana disebutkan dalam at-Taqrib dengan Allah Subhanahu wa ta’ala – Imaman – Nawawi rahimahumullah
membawa kalimat periwayatan yang memungkinkan tadlis itu bisa menyatakan, yang benar iq’a itu ada dua macam. Yang satu
terjadi dari sisi beliau, seperti riwayat di atas. dibenci, yaitu seperti duduknya anjing; dan yang kedua sunnah,
yaitu duduk (menempatkan pantat) di atas dua tumit, sebagaimana
Lebih-lebih lagi, riwayat beliau dari Samurah radhiyallahu anhu diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan Ibnu Umar radhiyallahu anhuma,
bermasalah—apakah beliau mendengarkannya secara langsung dan itulah yang dilakukanoleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
atau tidak—kecuali hadits akikah yang diriwayatkan oleh al-Imam (al-Minhaj, 5/22—23) Wallahu ta’ala a’lam.
al-Bukhari rahimahumullah dalam Shahih-nya yang al-Hasan
secara terang-terangan menyatakan mendengar hadits ini dari

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 71


Oase “10 Bahan Renungan” Rabbul Alamin beserta kenikmatan akhirat. Juga perbandingan
Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 083 kesengsaraan dunia dengan murka Rabb sekalian alam dan
siksaan akhirat. Juga mentadaburi firman Allah
Marilah kita duduk sesaat, tinggalkan segala kesibukan pikiran. Subhanahuwata’ala,
Sejenak kita merenung, niscaya kita akan mendapat manfaat, insya
Allah. Pertama, merenungi mulianya kebenaran dan rendahnya tΑÌh“çΡ Ÿωöθs9 (#θä9$s%uρ ∩⊂⊃∪ tβρãÏ ≈x. ϵÎ/ $‾ΡÎ)uρ ֍ósÅ™ #x‹≈yδ (#θä9$s% ‘,ptø:$# æΛèεu!%y` $£ϑs9uρ
kebatilan.

Caranya adalah dengan merenungi keagungan Allah |MuΗ÷qu‘ tβθßϑÅ¡ø)tƒ óΟèδr& ∩⊂⊇∪ ?ΛÏàtã È÷tGtƒös)ø9$# zÏiΒ 9≅ã_u‘ 4’n?tã ãβ#uöà)ø9$# #x‹≈yδ
Subhanahuwata’ala, Rabb sekalian alam,bahwa Dia mencintai
kebenaran dan membenci kebatilan. Barang siapa mengikuti
kebenaran, ia berhak memperoleh ridha-Nya. Allah s−öθsù öΝåκ|Õ÷èt/ $uΖ÷èsùu‘uρ 4 $u‹÷Ρ‘‰9$# Íο4θuŠysø9$# ’Îû öΝåκtJt±ŠÏè¨Β ΝæηuΖ÷t/ $oΨôϑ|¡s% ßøtwΥ 4 y7În/u‘
Subhanahuwata’ala pun akan menjadi penolongnya di duniadan
akhirat, sehingga Allah Subhanahuwata’ala akan memilihkan $£ϑÏiΒ ×Žöyz y7În/u‘ àMuΗ÷qu‘uρ 3 $wƒÌ÷‚ß™ $VÒ÷èt/ ΝåκÝÕ÷èt/ x‹Ï‚−Gu‹Ïj9 ;M≈y_u‘yŠ <Ù÷èt/
segala sesuatu yang Dia ketahui baik dan mulia baginya hingga
Allah Subhanahuwata’ala mewafatkannya.
ãà õ3tƒ yϑÏ9 $oΨù=yèyf©9 Zοy‰Ïm≡uρ Zπ¨Βé& â¨$¨Ζ9$# tβθä3tƒ βr& Iωöθs9uρ ∩⊂⊄∪ tβθãèyϑøgs†
Allah Subhanahuwata’ala juga akan mengangkat derajatnya,
mendekatkannya kepada- Nya, serta menempatkannya di sisi-Nya öΝÍκÌEθã‹ç6Ï9uρ ∩⊂⊂∪ tβρãyγôàtƒ $pκöŽn=tæ ylÍ‘$yètΒuρ 7πāÒÏù ÏiΒ $Z à)ß™ öΝÍκÌEθã‹ç6Ï9 Ç≈uΗ÷q§9$$Î/
dalam keadaan mulia, diberi nikmat yang langgeng dan kemuliaan
yang abadi, yang angan-angan tidak akan mampu membayangkan
kebesarannya. ßì≈tFtΒ $£ϑs9 y7Ï9≡sŒ ‘≅à2 βÎ)uρ 4 $]ùã÷zã—uρ ∩⊂⊆∪ šχθä↔Å3−Gtƒ $pκöŽn=tæ #—‘çŽß€uρ $\/≡uθö/r&

Adapun seseorang yang condong kepada kebatilan, dia berhak


∩⊂∈∪ tÉ)−Fßϑù=Ï9 y7În/u‘ y‰ΨÏã äοtÅzFψ$#uρ 4 $u‹÷Ρ‘‰9$# Íο4θuŠptø:$#
mendapat kemurkaan Rabb sekalian alam dan hukuman-Nya.
Barang siapa di antara Asy-Syaikh Abdurrahman bin Yahya al-
Mu’allimi rahimahumullah. mereka diberi-Nya sedikit kenikmatan
dunia, hal itu sesungguhnya karena rendahnya dia di sisi-Nya, “Dan tatkala kebenaran (Al Quran) itu datang kepada mereka,
untuk menambahnya semakin jauh dari-Nya dan agar Allah mereka berkata: "Ini adalah sihir dan Sesungguhnya Kami adalah
Subhanahuwata’ala melipatgandakan untuknya siksaan di akhirat orang-orang yang mengingkarinya". dan mereka berkata:
dengan siksaan yang pedih lagi kekal dan tidak dapat dibayangkan "Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari
kedahsyatannya oleh akal siapapun. salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?" Apakah mereka yang
membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara
Kedua, merenungi perbandingan kenikmatan dunia dengan ridha mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 72


telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain seorang mukmin tetap merasa tenang dengan kepenatan
beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan kehidupan dan musibahnya, menghadapinya dengan ridha, sabar,
sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang dan berharap pahala di sisi Rabbnya, dengan kalbu yang tulus,
mereka kumpulkan. dan Sekiranya bukan karena hendak tidak menganganangankan berbagai nikmat duniawi,serta tidak iri
menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), kepada pemiliknya.
tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan
yang Maha Pemurah loteng- loteng perak bagi rumah mereka dan Kemudian ia tidak merasa tenteram dengan keselamatan dan
(juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya. dan (kami nikmat (yang sementara ini ada pada dirinya) serta tidak terus
buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan condong kepadanya. Bahkan ia menyambut semua itu dengan
(begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya. dan tetap merasa khawatir dan penuh kehati-hatian, disertai rasa takut.
(kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk Khawatir bilamana semua itu ternyata disediakan untuknyakarena
mereka). dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan adanya cacat pada imannya.
kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah
bagi orang-orang yang bertakwa. (Az-Zukhruf: 30-35) Oleh karena itu, jiwanya berkeinginan menyalurkan nikmat-nikmat
itu menuju jalan Allah Subhanahuwata’ala , tidak merasa tenteram
dengan kelonggarannya dan juga tidak akan kikir, tidak bangga diri
Dipahami dari ayat di atas, apabila manusia tidak jadi satu umat, dengan karunia yang diberikan kepadanya, tidak sombong, dan
tentu Allah Subhanahuwata’ala akan memberi ujian bagi kaum tidak teperdaya.
mukminin dengan sesuatu yang luar biasa, di antaranya dengan
kafakiran yang sangat, mudarat, rasa takut, kesedihan, dan selain Hadits tersebut tidak menyinggung keadaan orang-orang kafir
itu. Cukup (bukti) bagi Anda bahwa Allah Subhanahuwata’ala karena hujah terhadapnya telah jelas bagaimana pun keadaannya.
menguji para nabi-Nyadan orang-orang pilihannya.
Dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu, ia bertanya kepada
Dari Ka’ab bin Malik radhiyallahu anhu ia berkata bahwa Rasulullah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah di antara
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yangartinya), manusia yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab,
“… permisalan seorang mukmin bagaikan ranting yang lentur dari
sebuah pohon, angin menggerakkannya, terkadang membuatnya iَfj
َ W
ُ|ُ `َّ O‫ ا‬iَfuَ zْ lُ•َ W
ُ xَ pْ ¡َ Oْ Pَ• W
ُ xَ pْ ¡َ ْO‫ ا‬tَّ Èُ ‫ ُء‬Pَlzِ „ْ ¡َ Oْ‫ا‬
miring dan terkadang menegakkannya sampai kering. Adapun
permisalan orang fajir adalah bagaikan pohon khamah yang kaku, “Para nabi kemudian yang serupa dengan mereka, kemudian yang
tegak pada pangkalnya, tidak ada yang bisa menggerakkannya serupa dengan mereka berikutnya, sehingga seseorang diuji sesuai
sehingga (bila tumbang) tumbangnya sekaligus.” (HR. al-Bukhari dengan kadar agamanya. Bila agamanya kokoh, maka ujiannya
dan Muslim) semakin menguat. Tapi bila agamanya tipis maka dia pun akan diuji
sesuai dengannya. Maka ujian itu akan terus menimpa seorang
Maksudnya, ini sebagai pendidikan bagi kaum muslimin, agar
Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 73
hamba sehingga Allah Subhanahuwata’ala akan biarkan dia
berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak punya salah.” (HR. at- Padahal, sebelum itu, beliau telah hidup di tengah-tengah mereka
Tirmidzi, Ahmad, dan ad-Darimi) selama empat puluh tahun atau lebih, dan beliau tidak pernah tahu
ada yang mengganggu beliau. Beliau berasal dari kabilah yang
Sungguh, Nabi Ayyub Alaihissalam telah diuji dengan ujian yang mulia, di rumah keluarga yang terhormat, serta beliau pun tumbuh
telah banyak kita dengar. Nabi Ya’qub Alaihissalam diuji dengan di atas akhlak yang mulia, karenanya beliau dihormati manusia dan
kehilangan dua putranya, dan sungguh pengaruhnya begitu besar dimuliakan manusia.
pada kalbunya sebagaimana Allah Subhanahuwata’ala kisahkan
dalam kitab-Nya, Beliau juga pada puncak rasa malu, ghirah, dan kemuliaan jiwa.
Barang siapa yang seperti ini keadaannya tentu terasa sangat
pedih saat diganggu, sangat berat baginya untuk maju menghadapi
uθßγsù Èβ÷“ßsø9$# š∅ÏΒ çν$uΖøŠtã ôMāÒu‹ö/$#uρ y#ß™θム4’n?tã 4’s∀y™r'‾≈tƒ tΑ$s%uρ öΝåκ÷]tã 4’‾<uθs?uρ beragam gangguan, semakin terasa berat cobaan itu dengan jenis
gangguannya. Yang ini merendahkannya, yang itu mencelanya,
∩∇⊆∪ ÒΟŠÏàx. yang lain meludahi mukanya, dan yang ini berusaha menginjak
lehernya saat beliau bersujud kepada Allah Subhanahuwata’ala.

Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata, Sementara itu, yang lain meletakkan ari-ari unta di atas punggung
“Aduhai duka citaku terhadap Yusuf,” dkedua matanya menjadi beliau saat sujud, yang ini memegang kerah bajunya dan
putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan mencekiknya, serta yang ini menusuk hewan tunggangannya
amarahnya (terhadap anak-anaknya). (Yusuf: 84) sehingga tunggangannya memelantingkan beliau. Bahkan,
pamannya sendiri selalu mengikutinya ke mana dia pergi untuk
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah diuji dengan mengganggunya dan memperingatkan orang-orang darinya serta
ujian seperti yang telah kita baca pada kisah perjalanan hidup mengatakan bahwa dia (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam . Allah Subhanahuwata’ala adalah pendusta, orang gila.
bebankan kepada beliau tugas untuk mengajak kaumnya agar
meninggalkan tradisi yang mereka tumbuh di atasnya, yang mereka Ada pula yang menghasut orang orang bodoh untuk mengganggu
ikuti dari nenek moyang mereka, baik berupa perbuatan syirik beliau sehingga melemparinya dengan batu sampai kedua kaki
maupun kesesatan. beliau bercucuran darah. Mereka memboikotnya bersama
keluarganya dalam waktu lama di sebuah lembah agar mati
Dengan tegas beliau mengajak mereka secara sembunyi ataupun kelaparan. Mereka menyiksa para pengikutnya dengan siksaan
dengan terang-terangan, siang dan malam berkeliling di tempat- yang beraneka ragam. Di antara mereka ada yang mereka
tempat perkumpulan mereka dan desa-desa mereka. Terus beliau baringkan di atas pasir yang panas saat terik matahari tanpa diberi
melakukan itu selama tiga belas tahun, sedangkan mereka justru air.
menyakiti beliau dengan sekeras kerasnya.

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 74


Ada pula di antara mereka yang dilempar ke dalam api sehingga “Didatangkan orang yang paling merasakan nikmat dari penduduk
tidak ada yang memadamkannya selain punggungnya. Bahkan, di dunia dari penghuni neraka pada hari kiamat, lalu dicelupkan di
antara mereka ada seorang wanita yang mereka siksa agar mau dalam neraka satu kali celupan, lalu dikatakan kepadanya‘,Wahai
kembali ke agamanya. Ketika mereka putus asa dari kembalinya anak Adam, apakah kamupernahsekalisajamelihat keindahan,
wanita itu, salah seorang dari mereka menikamnya pada apakah pernah sedikit saja melewatimu suatu kenikmatan?Maka ia
kemaluannya sehingga mati. menjawab,‘ Tidak, demi Allah, wahai Rabbku.’ Di datangkan pula
orang yang paling sengsara selama di dunia dari penduduk surge
Semua itu tidak lain karena beliau mengajak mereka untuk keluar lalu dicelupkan dengan satu kali celupan disurga, kemudian
dari kegelapan menuju cahaya, dari kerusakan menuju kebaikan, dikatakan kepadanya,‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah
dari kemurkaan Allah Subhanahuwata’ala menuju keridhaan-Nya, melihat kesengsaraan sedikit saja? Apakah pernah melewatimu
dari siksa- Nya yang kekal menuju kenikmatan-Nya yang abadi. kesusahan sedikit saja? Ia menjawab,‘ Tidak, demi Allah, wahai
Tetapi mereka tidak menoleh kepada semua itu, padahal bukti Rabbku, tidak pernah melewatiku kesengsaraan sama sekali dan
begitu nyata. Keinginan mereka, yang penting menyelisihi kemauan aku tidak pernah melihat kesusahan sama sekali’.” (Sahih, HR.
muslimin. Muslim) (insya Allah bersambung)

Di sisi lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diuji dengan wafatnya (diterjemahkan oleh Qomar Suaidi ZA dar ikitab al-Qa’idila
kedua orang tuanya saat beliau masih kecil, lalu kakeknya, lalu Tashihil‘Aqaid)
pamannya yang dahulu melindunginya, lalu istrinya yang selama itu
menenteramkannya dan meringankan bebannya. Kemudian
cobaan terus menimpanya—dan perincian masalah ini panjang—
padahal beliau adalah pemuka anak Adam, bahkan yangpaling
dicintai oleh Allah Subhanahuwata’ala.

Perhatikanlah ini semua, agar kita mengetahui dengan sebenar- Maktabah IMU http://islamicandmedicalupdates.blogspot.com
benarnya bahwa apa yang kita perebutkan matimatian berupa Asy Syariah Online www.asysyariah.com
kenikmatan dunia berikut kedudukannya, ternyata tidak ada artinya
di hadapan keridhaan Allah Subhanahu wata’ala dan kenikmatan
yang abadi di sisi-Nya. Apa yang kita hindari, seperti kesengsaraan
dunia dan kesusahannya, ternyata juga tidak berarti apa-apa
dibandingkan dengan kemurkaan Allah Subhanahuwata’ala,
kemarahan-Nya, dan kekekalan di neraka jahannam.

Anas bin Malik radhiyallahu anhu meriwayatkan, ia berkata bahwa


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya),

Majalah Asy Syariah Edisi 83 Page 75

Anda mungkin juga menyukai