Anda di halaman 1dari 6

TRADISI ASWAJA ZIARAH KUBUR

Pada masa awal Islam, rasulullah SAW memang melarang umat Islam untuk melakukan ziarah kubur.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga aqidah umat Islam. Rasulullah SAW hawatir kalau ziarah kubur
diperbolehkan, umat Islam akan menjadi penyembah kuburan. Setelah akidah umat Islam kuat dan
tidak ada kekhawatian untuk berbuat syirik, Rasulullah SAW membolehkan pra sahabatnya untuk
melakukan ziarah kubur. Karena ziarah kubur dapat membantu umat Islam untuk mengingat saat
kematiaannya. Rasulullah SAW bersabda, “Saya pernah melarang kamu berziarah kubur. Tapi
sekarang Muhammad tetah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang,
berziarahlah! Karena perbuatan itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat.” (HR. At-Tirmidzi) <>
Dengan adanya hadits ini maka ziarah kubur itu hukumnya boleh bagi laki-laki dan perempuan.
Namun demikian bagaimana dengan hadits Nabi SAW yang secara tegas menyatakan larangan
perempuan berziarah kubur? Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah SAW melaknat wanita yang
berziarah kubur. (HR Ahmad bin Hanbal) Menyikapi hadits ini ulama menyatakan bahwa larangan itu
telah dicabut menjadi sebuah kebolehan berziarah baik laki-laki maupun perempuan. Dalam kitab
Sunan at-Tirmidzi disebutkan: Sebagian ahli ilmu mengatakan bahwa hadits itu diucapkan sebelum
Nabi SAW membolehkan untuk melakukan ziarah kubur. Setelah Rasulullah SAW membolehkannya,
laki-laki dan perempuan tercakup dalam kebolehan itu. (Sunan At-TIrmidzi, [976] Ibnu Hajar Al-
Haitami pernah ditanya tentang ziarah ke makam para wali, beliau mengatakan: Beliau ditanya
tentang berziarah ke makam para wali pada waktu tertentu dengan melakukan perjalanan khisus ke
makam mereka. Beliau menjawab, berziarah ke makam para wali adalah ibadah yang disunnahkan.
Demikian pula dengan perjalanan ke makam mereka. (Al-Fatawi al-Kubra al-Fiqhiyah, juz II, hal 24).
Ketika berziarah seseorang dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an atau lainya. Ma’qil bin Yasar
meriwayatkan Rasul SAW bersabda: Bacalah surat Yasin pada orang-orang mati di antara kamu. (HR
Abu Daud) Maka, Ziarah kubur itu memang dianjurkan dalam agama Islam bagi laki-laki dan
perempuan, sebab didalamnya terkandung manfaat yang sangat besar. Baik bagi orang yang telah
meninggal dunia berupa hadia pahala bacaan Al-Qur’an, atau pun bagi orang yang berziarah itu
sendiri, yakni mengingatkan manusia akan kematian yang pasti akan menjemputnya.

BERSEDEKAH UNTUK MAYIT


Dalam islam, sedekah merupakan amalan mulia yang sangat dianjurkan, bahkan merupakan perintah
yang harus dijalankan. Di dalam al-Qur'an digambarkan bahwa bersedekah merupakan salah satu ciri
orang yang bertaqwa. Dengan kata lain seseorang tidak masuk dalam kategori  bertaqwa (muttaqin)
manakala ia tidak mau menyisihkan sebagian hartanya untk disedekahkan kepada orang yang
berhak. Allah befirman:
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-
orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan." (QS. Ali- Imron: 133-134)
Bersedekah tidak saja dapat dilakukan ketika masih hidup. Tetapi sedekah juga dapt dilakukan untuk
orang yang sudah meninggal dunia. Rasulullah pernah SAW pernah memerintah seseorang supaya
bersedekah untuk keselamatan keluarganya yang telah meninggal dunia.
Dari Aisyah ra.bahwa seorang laki-laki berkata kepada rasulullah SAW. "Sesungguhnya
ibuku telah meninggal, dan aku melihatnya seolah-olah dia berkata, bersedekahlah. Apakah
baginya pahala jika aku bersedekah untuknya?". Rasulullah SAW. Bersabda,"ya". (Muttafaqu
‘alaih)
Perintah rasulullah yang senada itu juga dapat ditemukan dalam hadits-hadits yang lain. Bahkan
beliau menyebut amalan sedekah sebagai amalan yang tidak akanpernah putus meskipun oranng
yang bersedekah itu telah meninggal dunia. Pahala sedekah tidak saja dapat mengalir ketika yang
bersangkutan masih hidup, tetapi juga ketika jasad sudah ditiggalkan oleh rohnya. Dari Abi Hurairah
ra.bahwa rasulullah SAW.bersabda:
'Tatkala manusia meninggal maka putuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara. Yaitu amal
Jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakannya."  (HR. Muslim).
ASWAJA BERTAWASUL DAN TABARUK
Praktik tawasul menjadi diskusi yang tak kunjung selesai. Kajian tawasul menjadi bahan perdebatan
terus menerus karena memang masing-masing pihak yang terlibat berpijak di tempat berbeda.
َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
Secara umum praktik tawasul dianjurkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 35: ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا‬
‫ هَّللا َ َوا ْب َت ُغوا إِلَ ْي ِه ْال َوسِ يلَ َة‬Artinya, “Hai orang yang beriman, takwalah kepada Allah. Carilah wasilah kepada-
Nya.” Tawasul adalah sebuah praktik doa di mana seseorang menyertai nama orang-orang saleh
dalam doanya dengan harapan doa itu menjadi istimewa dan diterima oleh Allah SWT.
Berikut ini dua lafal tawasul yang biasa digunakan masyarakat: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم إِ ِّني أَ َت َو َّس ُل إِلَ ْي‬
َ ‫ك ِب َن ِبي‬
َ ‫ِّك م َُح َّم ٍد‬
‫( َو َسلَّ َم‬Allâhumma innî atawassalu ilaika binabiyyika muhammadin shallallâhu alaihi wa sallam).
Artinya, “Ya Allah, aku bertawasul kepada-Mu melalui kemuliaan nabi-Mu, Nabi Muhammad SAW.”
ْ ‫( َيا َربِّ ِبالمُصْ َط َفى َبلِّ ْغ َم َقاصِ َد َنا َو‬Yâ rabbi bil mushthafâ, balligh maqâshidanâ,
َ ‫اغفِرْ َل َنا َما َم‬
‫ضى َيا َواسِ َع ال َك َر ِم‬
waghfir lanâ mâ madhâ, yâ wâsi‘al karami). Artinya, “Tuhanku, berkat kemuliaan kekasih pilihan-Mu
Rasulullah, sampaikanlah hajat kami. Ampunilah dosa kami yang telah lalu, wahai Tuhan Maha
Pemurah.” Praktik tawasul seperti ini sering disalahpahami oleh sejumlah orang. Tidak heran kalau
sebagian orang mengharamkan praktik tawasul seperti ini karena menurutnya praktik tawasul
mengandung kemusyrikan. Untuk menghindari kepasalahpahaman itu dan menghindari terjadinya
kemusyrikan, Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki menyebutkan dengan rinci hal-hal terkait
tawasul yang perlu diketahui. Pandangan ini yang menjadi pijakan dan keyakinan paham Ahlussunah
wal Jamaah sebagai berikut: ،‫ أن التوسل هو أحد طرق الدعاء وباب من أبواب التوجه إلى هللا سبحانه وتعالى‬:‫أوال‬
‫ ومن اعتقد‬،‫ والمتو َّسل به إنما هي واسطة ووسيلة للتقرب إلى هللا سبحانه وتعالى‬،‫فالمقصود األصلي الحقيقي هو هللا سبحانه وتعالى‬
‫ غير ذلك فقد أشرك‬Artinya, “Pertama, tawasul adalah salah satu cara doa dan salah satu pintu tawajuh
kepada Allah SWT. Tujuan hakikinya itu adalah Allah. Sedangkan sesuatu yang dijadikan tawasul
hanya bermakna jembatan dan wasilah untuk taqarrub kepada-Nya. Siapa saja yang meyakini di luar
pengertian ini tentu jatuh dalam kemusyrikan,” (Lihat Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-
Hasani Al-Maliki, Mafahim Yajibu an Tushahhah, Surabaya, Haiatus Shafwah Al-Malikiyyah, tanpa
catatan tahun, halaman 123-124). Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki menyebutkan secara jelas
pada poin pertama bahwa tawasul adalah salah satu bentuk doa. Artinya, tawasul masih berada
dalam lingkaran ibadah kepada Allah yang disebut doa. Sementara pada poin berikut ini dijelaskan
bahwa wasilah atau al-mutawassal bih mesti sesuatu atau seseorang adalah kekasih-Nya atau
sesuatu yang diridhai-Nya. ‫ ولو‬،‫ أن المتوسِّل ما توسل بهذه الواسطة إال لمحبته لها واعتقاده أن هللا سبحانه وتعالى يحبه‬:‫ثانيا‬
‫ ظهر خالف ذلك لكان أبعد الناس عنها وأشد الناس كراهة لها‬Artinya, “Kedua, orang yang bertawasul takkan
menyertakan wasilahnya dalam doa kecuali karena rasa cintanya kepada wasilah tersebut dan
karena keyakinannya bahwa Allah juga mencintainya. Kalau yang muncul berlainan dengan
pengertian ini, niscaya ia adalah orang yang paling jauh dan paling benci dengan wasilahnya.” Pada
poin ketiga, Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki mengingatkan bahwa wasilah atau al-mutawassal
bih tidak memiliki daya apapun. Kuasa dan daya hanyalah milik Allah Yang Maha Esa. Orang yang
meyakini bahwa wasilah atau al-mutawassal bih dapat memberi pengaruh pada realitas telah jatuh
dalam kemusykiran yang dilarang Allah SWT. ‫ أن المتوسِّل لو اعتقد أن من توسل به إلى هللا ينفع ويضر بنفسه مثل‬:‫ثالثا‬
‫ هللا أو دونه فقد أشرك‬Artinya, “Ketiga, ketika meyakini bahwa orang yang dijadikan wasilah kepada Allah
dapat mendatangkan mashalat dan mafsadat dengan sendirinya setara atau lebih rendah sedikit dari
Allah, maka orang yang bertawasul jatuh dalam kemusyrikan.” Adapun pada poin keempat ini,
Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki mengingatkan bahwa tawasul sebagaimana poin pertama
adalah doa semata. Artinya, ijabah sebuah doa tidak tergantung sama sekali pada tawasul atau
tidaknya. Ijabah doa merupakan hak mutlak Allah SWT. ‫ أن التوسل ليس أمرا الزما أو ضروريا وليست‬:‫رابعا‬
‫ك عِ َبادِي َع ِّني َفإِ ِّني َق ِريبٌ و كما قال تعالى قُ ِل ْادعُوا‬ َ َ‫ بل األصل دعاء هللا تعالى مطلقا كما قال تعالى َوإِ َذا َسأَل‬،‫اإلجابة متوقفة عليه‬
‫ء ْالحُسْ َنى‬Lُ ‫ هَّللا َ أَ ِو ْادعُوا الرَّ حْ َم َن أَ ًّيا َما َت ْدعُوا َفلَ ُه اأْل َسْ َما‬Artinya, “Keempat, praktik tawasul bukan sesuatu yang
mengikat dan bersifat memaksa. Ijabah doa tidak bergantung pada tawasul, tetapi pada prinsipnya
mutlak sekadar permohonan kepada Allah sebagai firman-Nya, ‘Jika hamba-Ku bertanya tentang-Ku
kepadamu (hai Muhammad), sungguh Aku sangat dekat,’ atau ayat lainnya, ‘Katakanlah hai
Muhammad, ‘Serulah Allah atau serulah Yang Maha Penyayang. Panggilan mana saja yang kalian
gunakan itu, sungguh Allah memiliki nama-nama yang bagus.’’” Dengan demikian, pengaitan praktik
tawasul dan kemusyrikan adalah sesuatu yang tidak berdasar dan tampak memaksakan. Pasalnya,
dengan empat poin itu praktik tawasul tidak mengandung syirik sama sekali dan merupakan bentuk
adab.
Tabaruk atau ngalap berkah merupakan salah satu bentuk praktik tawasul yang diperintahkan di
dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 35. Dari situ, praktik tabaruk merupakan salah satu doa
kepada Allah melalui perantara lahiriah berupa jejak, tempat, atau orang secara pribadi. Pengertian
tabaruk ini yang menurut Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Hasani Al-Maliki kerap
disalahpahami banyak orang. Sayyid Muhammad bin Alwi mencoba mendudukkan persoalan terkait
praktik tabaruk sebagaimana kutipan berikut ini: ،‫ بل بمشروعيته‬،‫وقبل أن نبيّن األدلة والشواهد الناطقة بجواز ذلك‬
‫ينبغي أن نعلم أن التبرك ليس هو إال توسال إلى هللا سبحانه وتعالى بذلك المتبرَّ ك به سواء أكان أثرا أو مكانا أو شخصا‬. Artinya,
“Sebelum menjelaskan dalil dan bukti yang berbicara yang membolehkan bahkan mensyariatkan
praktik ini, seyogianya kita menyadari bahwa tabarruk atau ngalap berkah itu tidak lain adalah salah
satu bentuk tawasul atau wasilah kepada Allah melalui sesuatu pengantar keberkahan baik itu jejak
atau bekas, tempat, maupun manusia secara pribadi,” (Lihat Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas
Al-Hasani Al-Maliki, Mafahim Yajibu an Tushahhah, [Surabaya: Haiatus Shafwah Al-Malikiyyah, tanpa
catatan tahun], halaman 232). Kalau tabaruk adalah salah satu bentuk tawasul, maka tasawul sendiri
adalah mubah. Hanya saja yang perlu dipahami bahwa segala sesuatu baik itu manusia, jejak, tempat
tertentu, atau apapun itu tidak bisa mendatangkan maslahat dan menolak mafsadat. Yang kuasa
mendatangkan maslahat dan menolak mafsadat hanyalah Allah SWT. Inilah yang perlu diperhatikan
bagi mereka yang melakukan praktik tawasul dan tabaruk sebagai disampaikan oleh Abdurrahman
Ba‘alawi dalam Bughyatul Mustarsyidin berikut ini: ، ً ‫التوسل باألنبياء واألولياء في حياتهم وبعد وفاتهم مباح شرعا‬
‫ فيجب إرشادهم‬،‫ نعم ينبغي تنبيه العوام على ألفاظ تصدر منهم تدل على القدح في توحيدهم‬...‫كما وردت به السنة الصحيحة‬
‫ قال تعالى لنبيه عليه الصالة‬،‫ ال يملك غيره لنفسه ضرّ اً وال نفعا ً إال بإرادة هللا تعالى‬،‫وإعالمهم بأن ال نافع وال ضارّ إال هللا تعالى‬
‫ قل إني ال أملك لكم ض ّراً وال رشداً اهـ‬:‫والسالم‬. Artinya, “Tawasul kepada para nabi dan para wali ketika
mereka hidup atau setelah mereka wafat adalah mubah menurut syar‘i sebagai tersebut dalam
hadits shahih... Tetapi masyarakat awam perlu diingatkan terkait dengan kalimat-kalimat yang dapat
mencederai tauhid mereka. Bimbingan dan pemberitahuan untuk mereka wajib dilakukan bahwa
tiada yang dapat mendatangkan manfaat dan mudharat selain Allah. Tiada yang berkuasa untuk
mendatangkan manfaat dan mudharat kecuali dengan kehendak-Nya. Dalam Surat Jin ayat 21, Allah
berfirman kepada Nabi Muhammad SAW, ‘Katakanlah, aku tak kuasa mendatangkan mudharat dan
petunjuk kepada kalian,’” (Lihat Abdurrahman Ba‘alawi, Bughyatul Mustarsyidin, Beirut, Darul Fikr,
halaman 639). Lalu bagaimana penjelasannya terkait praktik tabaruk? Sayyid Muhammad bin Alwi
mengatakan bahwa jejak dan tempat bisa terangkat derajatnya karena Allah memuliakan yang
bersangkutan. Secara rinci Sayyid Muhammad bin Alwi menyebutkan bahwa jejak dan tempat
tertentu itu menjadi berkah karena dipakai untuk peribadatan dan kebaikan sebagaimana dikutip
berikut ini: .‫أما األعيان؛ فالعتقاد فضلها وقربها من هللا سبحانه وتعالى مع اعتقاد عجزها عن جلب خير أو دفع شر إال بإذن هللا‬
ّ
‫ وأما األمكنة؛ فال فضل لها‬.‫ومعظمة ومحبوبة ألجلها‬ ‫ ومكرّمة‬L،‫ فهي مشرّفة بشرفها‬،‫وأما اآلثار؛ فألنها منسوبة إلى تلك األعيان‬
‫ وإنما لما يحل فيها ويقع من خير وبر؛ كالصالة والصيام وجميع أنواع العبادات مما يقوم به عباد هللا‬،‫لذاتها من حيث هي أمكنة‬
‫ وهذه هي البركة التي تطلب من هللا في األماكن المقصودة‬،‫ وتحضرها المالئكة وتغشاها السكينة‬،‫الصالحون؛ إذ تتنزل فيها الرحمات‬
‫ لذلك‬Artinya, “Adapun benda, (kita) meyakini keutamaan dari Allah dan kedekatannya dengan Allah
sambil meyakini bahwa benda itu tidak sanggup mendatangkan maslahat dan menolak mafsadat
kecuali dengan izin Allah. Sedangkan jejak atau bekas, harus dipahai bahwa bekas itu dinisbahkan
kepada bendanya. Jejak atau bekas itu menjadi mulia karena kemuliaan bendanya; serta terhormat,
agung, dicintai karena kehormatan bendanya. Sementrara tempat, tidak ada keutamaan apapun
kalau ditinjau dari segi tempat itu sendiri. tetapi ketika suatu ruang digunakan untuk kebaikan dan
peribadatan yaitu shalat, puasa, dan smua jenis ibadah yang pernah dilakukan oleh hamba-hamba
Allah yang saleh, maka rahmat Allah akan turun, malaikat ikut hadir, dan ketenteraman batin
menyelimuti. Inilah keberkahan dari Allah yang diharapkan di tempat-tempat tersebut,” (Lihat Sayyid
Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Hasani Al-Maliki, Mafahim Yajibu an Tushahhah, [Surabaya:
Haiatus Shafwah Al-Malikiyyah, tanpa catatan tahun], halaman 232). Praktik tabaruk terhadap jejak
atau tempat-tempat tertentu bukan praktik mengada-ada atau bid‘ah. Praktik tabaruk dilakukan
oleh salafus saleh, orang-orang saleh terdahulu. Imam Bukhari dalam Jamius Shahih-nya
meriwayatkan praktik tabaruk yang dilakukan sahabat Rasulullah SAW,” (Lihat Sayyid Muhammad
bin Alwi bin Abbas Al-Hasani Al-Maliki, Mafahim Yajibu an Tushahhah, [Surabaya: Haiatus Shafwah
Al-Malikiyyah, tanpa catatan tahun], halaman 248). ‫ المدينة فلقيني عبد هللا بن سالم فقال لي‬L‫عن أبي بردة قال قدمت‬
‫ صلى فيه النبي صلى هللا عليه وسلم‬L‫انطلق إلى المنزل فأسقيك في قدح شرب فيه رسول هللا صلى هللا عليه وسلم وتصلي في مسجد‬
‫ فانطلقت معه فسقاني سويقا وأطعمني تمرا وصليت في مسجده‬Artinya, “Dari Abu Burdah, ia berkata bahwa ia
mendatangi Kota Madinah. Abdullah bin Salam menemuinya. ‘Ikutlah mampir ke rumaku. Aku akan
memberimu minum di gelas yang pernah dipakai oleh Rasulullah SAW. Kau pun bisa shalat di tempat
sujud yang pernah dipakai Rasulullah SAW,’ kata Abdullah. ‘Aku berjalan bersama Abdullah. Ia
memberiku minum beberapa teguk air dan memberiku butir kurma. Aku pun shalat di tempat
shalatnya,’ kata Abu Burdah,” HR Bukhari. Dari keterangan ini, kita memahami bahwa praktik
tawasul dan tabaruk dibolehkan bahkan disyariatkan dalam Islam. Hanya saja kita tidak keliru dalam
memahami praktik tersebut bahwa hanya Allah SWT yang berkuasa atas segala sesuatu,
mendatangkan maslahat dan menolak mafsadat. Adapun orang-orang yang bisa kita bertabarukan
dengannya antara lain adalah kiai, guru, orang tua. Demikian jawaban singkat kami. Semoga bisa
dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka dalam menerima kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/8187/tradisi-ziarah-kubur
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/85281/praktik-tawasul-dalam-pandangan-ahlussunah-
wal-jamaah
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/86828/tabarukan-dalam-pandangan-aqidah-aswaja

Anda mungkin juga menyukai