Anda di halaman 1dari 8

Just One Day One Hadith

Edisi ke-0023, Ahad, 24 Syawal 1436 H, 9 Agustus 2015



Hadits ke-23 Paling Banyak dari Lisan

Rasulullah bersabda:


Dosa anak adam yang paling banyak itu terdapat pada lisannya.
(Hadits Hasan, Riwayat ath-Thabrani dalam al-mujam al-Kabir, Lihat Shahiihul jaami no. 1201).

Penjelasan
Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang berisi perintah agar menjaga lisan. Lisan
kita merupakan anggota tubuh yang kecil, namun sangat banyak digunakan. Sehingga,kita
diperintahkan untuk selalu menjaga anggota tubuh tersebut agar tidak terjerumus ke dalam
neraka dikarenakan dosa-dosa yang ditimbulkan oleh lisan. Sebagaimana Rasulullah
shallahu'alaihi wa sallam pernah bersabda "Bukankah yang banyak menyebabkan tersungkurnya
wajah-wajah manusia di dalam neraka adalah lisan-lisan mereka?!" Dosa-dosa yang sering
dilakukan dengan lisan diantaranya adalah berdusta, ghibah, mencela orang, memfitnah orang,
dan lain-lain. Semua itu adalah perbuatan dosa yang wajib kita tinggalkan. Oleh karena itu,
Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam bersabda "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka ucapkanlah sesuatu yang baik. Atau jika tidak, maka diamlah."

Sumber : JODOH tulisan Ustadz Arif Fathul Ulum, LC


Imsakiyah Subuh 04.38, Dhuha 06.21, Zuhur 11.53, Asar 15.14, Maghrib 17.47, Isya 18.59
Just One Day One Hadith
Edisi ke-0024, Senin, 25 Syawal 1436 H, 10 Agustus 2015



Hadits ke-24 Yang Paling Mulia yang Paling Taqwa

Rasulullah bersabda:


Manusia yang paling mulia adalah yang paling bertakwa.
(Hadits Shahih, Riwayat Bukhori dan Muslim, Lihat Shahiihul jaami no. 1216).

Penjelasan
Hadits ini semakna dengan firman Allah Taala: Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. (Q.s Al
Hujurat: 13) Allahu Akbar Ini merupakan satu dari sisi keindahan syariat Islam. Betapa banyak
orang berbondong- bondong masuk Islam tatkala memahami satu sisi keindahannya ini.
Bagaimana tidak indah ?! Disaat sebagian agama mengkhususkan kasta tertentu sebagai pemilik
kemuliaan Tuhan, Islam datang dan menghapus sistem kasta tersebut. Dalam Islam, setiap
muslim diberikan peluang sebesar-besarnya untuk menjadi hamba yang mulia dihadapan Rabb-
nya. Allah memuliakan hamba-Nya yang bertakwa karena ia telah memenuhi perjanjian dengan
Rabb-nya. Allah Taala berfirman: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan
kami), kami menjadi saksi. (Q.s Al Araf:172) Dan juga karena ia menaati Rasul-Nya
shallallahualaihi wasallam. Allah Taala berfirman: Katakanlah (wahai Rasul): Jika kamu (benar-
benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa- dosamu.
(Q.s Ali Imran: 31)

Sumber : JODOH tulisan Ustadz Arif Fathul Ulum, LC


Imsakiyah Subuh 04.38, Dhuha 06.21, Zuhur 11.53, Asar 15.14, Maghrib 17.47, Isya 18.59
Just One Day One Hadith
Edisi ke-0025, Selasa, 26 Syawal 1436 H, 11 Agustus 2015



Hadits ke-25 Menunjukkan Suatu Kebaikan

Rasulullah bersabda:

Orang yang menunjukkan suatu kebaikan balasannya seperti orang yang mengerjakannya.
(Hadits Shahih, Riwayat at-Thabrani , Al-Bazar dan at-Tirmidzi, Lihat Shahiihul jaami no. 3399).

Penjelasan
Hadits ini menunjukkan bahwa seseorang yang menunjukkan kepada suatu amal kebaikan
kemudian orang lain melakukan kebaikan tersebut, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala
orang yang melakukannya. Sebagai contoh, apabila ada seorang yang membutuhkan bantuan
meminta kepada kita untuk membantunya, namun kita tidak mampu memberikan bantuan dan
kita katakan datanglah kepada fulan yang mampu untuk membantu anda. Kemudian orang
tersebut membantunya, maka kita pun mendapatkan pahala sebagaimana orang yang membantu
tersebut mendapatkan pahala. Demikian pula halnya orang yang mendakwahkan orang lain
kepada hidayah, kemudian orang tersebut mengikutinya, maka dia pun mendapatkan pahala
sebagaimana pahala orang yang mengikuti hidayah tersebut tanpa mengurangi pahalanya
sedikitpun. Sebaliknya, barangsiapa menunjukkan atau mengajak orang lain kepada kesesatan
atau kemaksiatan, maka dia mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang yang melakukannya.

Sumber : JODOH tulisan Ustadz Arif Fathul Ulum, LC


Imsakiyah Subuh 04.37, Dhuha 06.20, Zuhur 11.52, Asar 15.13, Maghrib 17.47, Isya 18.58
Just One Day One Hadith
Edisi ke-0026, Rabu, 27 Syawal 1436 H, 12 Agustus 2015



Hadits ke-26 Islam itu Tinggi

Rasulullah bersabda:



Islam itu tinggi dan tidak ada yang dapat menandinginya.
(Hadits Hasan, Riwayat ad-Daruquthni,Lihat Shahiihul jaami no. 2778).

Penjelasan
Jika menilik kepada tiga fungsi Sunnah yang bisa merupakan penguat , penjelas, atau pedoman
syariat yang tidak disebutkan Al-Qur'an, maka hadits ini termasuk kelompok pertama. Allah ta'ala
berfirman: "Janganlah kalian merasa lemah lagi bersedih hati padahal kalianlah yang lebih tinggi
kedudukannya jika kalian beriman." [QS 3: 139] Islam adalah agama yang Al-Khaliq pilihkan bagi
segenap manusia sejak zaman Nabi Adam 'alaihissalam hingga akhir zaman. Otomatis semua
tuntunannya sesuai dengan fitrah manusia. Ikhwah fillah Secara kemurnian dan keindahan
ajarannya, semua telah mengakui, baik dengan lisan maupun dalam lubuk hati karena gengsi.
Kalangan non- muslim termasuk para penentang Islam pun tidak ragu akan ketinggian ajaran
Islam. Umar ibn al-Khaththab pernah mengatakan: Kita adalah kaum yang Allah muliakan
dengan Islam. Tatkala kita mencari kemuliaan dengan selainnya, Allah akan hinakan kita. Ketika
pasukan Islam kalah di Perang Uhud, mereka bertanya, Bagaimana kita bisa kalah? Allah
menjawab, Kekalahan itu karena kesalahan kalian sendiri. [QS 3: 165] Ikhwah fillah Setelah
mengoreksi diri, kita pun tak boleh lantas merendahkan diri. Ikhwah fillah Mari terapkan ajaran
Islam dalam pribadi, keluarga, dan masyarakat kita agar kita menjadi umat yang mulia lagi tinggi.

Sumber : JODOH tulisan Ustadz Arif Fathul Ulum, LC


Imsakiyah Subuh 04.37, Dhuha 06.20, Zuhur 11.52, Asar 15.13, Maghrib 17.47, Isya 18.58
Just One Day One Hadith
Edisi ke-0027, Kamis, 28 Syawal 1436 H, 13 Agustus 2015



Hadits ke-27 Memberi Hadiah

Rasulullah bersabda:

Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.
(Hadits Hasan, Riwayat Abu Yala dalam musnadnya, Lihat Shahiihul jaami no. 3004).

Penjelasan
Islam adalah petunjuk hidup yang mengatur segala aspek kehidupan. Baik itu hubungan antara
hamba dengan Allah, maupun hubungan antara sesama hamba. Semuanya diatur untuk
menimbulkan keharmonisan dan kedamaian hidup di dunia dan akhirat. Lebih dari itu segala
petunjuk itu jika diniatkan untuk mencari ridha Allah akan bernilai ibadah.

Begitu mulianya apabila umat ini saling bekasih sayang antara sesamanya. Bangunan umat akan
semakin kokoh. Untuk itu Islam datang untuk memberikan solusi. Diantara solusi itu adalah
anjuran untuk saling memberikan hadiah. Seperti yang tersebut dalam hadits di atas.

Hadiah adalah sebuah pemberian untuk mendatangkan kecintaan, menumbuhkan kasih sayang,
menghilangkan kedengkian dan melembutkan hati.

Hadiah merupakan tanda cinta dan bersihnya hati. Ia juga sebagai tanda simpati kepada orang
yang ia cintai. Saling memberi hadiah adalah akhlaq mulia yang dianjurkan dalam Islam. Untuk
itu, Nabi Muhammad adalah manusia teladan dalam hal ini. Meskipun seorang Rasul, beliau tidak
sungkan dalam menerima hadiah.

Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah beliau berkata bahwa Rasulullah jika diberi makanan
beliau bertanya, ini hadiah ataukah sedekah? jika ini adalah sedekah beliau berkata kepada para
sahabatnya, Makanlah!. Sedangkan beliau tidak memakannya, namun jika ini adalah hadiah
maka Rasulullah akan memakannya bersama-sama dengan mereka. (HR Bukhari dan Muslim).

Sumber : JODOH tulisan Ustadz Arif Fathul Ulum, LC


Imsakiyah Subuh 04.37, Dhuha 06.20, Zuhur 11.52, Asar 15.13, Maghrib 17.47, Isya 18.58
Just One Day One Hadith
Edisi ke-0028, Jumat, 29 Syawal 1436 H, 14 Agustus 2015



Hadits ke-28 Kehati-hatian dari Allah

Rasulullah bersabda:



Kehati-hatian itu datangnya dari Allah, sedangkan ketergesa-gesaan itu datangnya dari syaitan.
(Hadits Hasan, Riwayat al-Baihaqi dalam kitab syuabul iman, Lihat Shahiihul jaami no. 3011).

Penjelasan
Allah mengilhamkan ketenangan dan kematangan bertindak dan berucap ke dalam diri hamba-
hambaNya. Namun setan berusaha memaksimalkan tabiat ini dalam keseharian kita.
Ketergesaan tanpa perhitungan yang matang sering menjadi petaka dan penyesalan di kemudian
hari.

Tentu kita tidak lupa akan ketergesaan Bapak kita, Nabi Adam alaihissalam yang mencicipi buah
terlarang karena tergiur janji setan bahwa ia akan menjadi kekal. Padahal justru sebaliknya,
setelah dimakan, beliau yang tadinya kekal di surga malah dikeluarkan. Nabi Musa alaihisalam
juga memberi kita pelajaran. Ketika beliau tergesa-gesa mengingkari Nabi Khidr, justru mereka
harus berpisah.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
Jika Musa bersabar, akan lebih banyak pelajaran yang didapat (HR Bukhari)

Lafal hadits di atas seolah mengisyaratkan bahwa seringkali kita menghendaki cepat tanggap
namun setan mengganggu dan menjadikannya ketergesaan. Atau bahkan kita sebenarnya
menunda untuk berpikir matang karena ragu, namun dengan itulah Allah bimbing kita kepada
sikap at-taanni (menahan diri, tidak tergesa-gesa).

Sumber : JODOH tulisan Ustadz Arif Fathul Ulum, LC


Imsakiyah Subuh 04.37, Dhuha 06.20, Zuhur 11.52, Asar 15.13, Maghrib 17.47, Isya 18.58
Just One Day One Hadith
Edisi ke-0029, Sabtu, 30 Syawal 1436 H, 15 Agustus 2015



Hadits ke-29 Islam itu Tinggi

Rasulullah bersabda:



Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.
(Hadits Shahih, Riwayat Muslim. Lihat Shahiihul jaami no. 1741).

Penjelasan
Renungkanlah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Sesungguhnya Allah itu indah dan
menyukai keindahan karena kalimat ini mengandung dua prinsip yang agung; makrifat
(pengetahuan) dan suluk (prilaku).

Yang pertama adalah sabda Nabi Sesungguhnya Allah itu Indah. Ini adalah poin yang harus kita
ketahui bahwa Rabb kita, Allah Jalla wa Ala Maha Indah dalam nama-nama, sifat-sifat-Nya, dan
Dzat-Nya. Allah Tabaraka wa Taala memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia
lagi sempurna. Allah Taala juga memiliki Dzat yang Maha Indah, Maha Sempurna, Maha Agung,
yang keindahan, kesempurnaan, serta keagungan itu tidak mampu dilogikakan oleh manusia.




Tidak ada yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(QS. Asy-Syura: 11).

Dan di akhir hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda Dia mencintai keindahan. Allah
Subhanahu wa Taala mencintai hamba-hamba-Nya, yang beribadah kepada-Nya dengan
memperbagus diri dan penampilan. Inilah syariat-Nya yang Maha Bijaksana, agama-Nya yang
senantiasa mengurus makhluk-Nya, dan jalan Allah Tabaraka wa Taala yang lurus.

Sumber : JODOH tulisan Ustadz Arif Fathul Ulum, LC


Imsakiyah Subuh 04.37, Dhuha 06.20, Zuhur 11.52, Asar 15.13, Maghrib 17.47, Isya 18.58
Just One Day One Hadith
Edisi ke-0030, Ahad, 1 Dzulqaidah 1436 H, 16 Agustus 2015



Hadits ke-30 Menuntut Ilmu itu Wajib

Rasulullah bersabda:



Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.
(Hadits Shahih, Riwayat al-Baihaqi dalam kitab syuabul iman, Lihat Shahiihul jaami no. 3913).

Penjelasan
Imam al-Qurthubi rahimahullaah menjelaskan bahwa hukum menuntut ilmu terbagi dua:

Pertama , hukumnya WAJIB; seperti menuntut ilmu yang berkaitan dengan agama, tentang
shalat, zakat, dan puasa. Inilah yang dimaksudkan dalam riwayat yang menyatakan bahwa
menuntut ilmu itu (hukumnya) wajib.

Kedua , hukumnya fardhu kifayah; seperti menuntut ilmu tentang pembagian berbagai hak,
tentang pelaksanaan hukum hadd (qishas, cambuk, potong tangan dan lainnya), cara
mendamaikan orang yang bersengketa, dan semisalnya. Sebab, tidak mungkin semua orang
dapat mempelajarinya dan apabila diwajibkan bagi setiap orang tidak akan mungkin semua orang
bisa melakukannya, atau bahkan mungkin dapat menghambat jalan hidup mereka. Karenanya,
hanya beberapa orang tertentu sajalah yang diberikan kemudahan oleh Allah dengan rahmat dan
hikmah-Nya.

Sumber : JODOH tulisan Ustadz Arif Fathul Ulum, LC


Imsakiyah Subuh 04.36, Dhuha 06.18, Zuhur 11.51, Asar 15.12, Maghrib 17.47, Isya 18.58

Anda mungkin juga menyukai