DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .................................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ........................................................................................................................................ 3
B. Deskripsi Singkat dan Materi Pokok Bahan Ajar ..................................................................................... 4
C. Indikator Hasil Belajar............................................................................................................................. 4
D. Manfaat Bahan Ajar................................................................................................................................ 5
BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN .......................................... 7
A. Kedudukan.............................................................................................................................................. 7
B. Tugas....................................................................................................................................................... 7
C. Susunan Organisasi ................................................................................................................................. 7
D. Tugas dan Fungsi Masing-masing Unsur ................................................................................................ 8
E. Ketentuan yang Mengatur Organisasi Kementerian Keuangan ........................................................... 10
F. Tata Kerja Kementerian ........................................................................................................................ 16
BAB II TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASIKEMENTERIAN KEUANGAN ........................................... 19
A. Dasar Hukum ........................................................................................................................................ 19
B. Tugas dan Fungsi Kementerian Keuangan ............................................................................................ 20
BAB III TUGAS, FUNGSI, VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASIKEMENTERIAN KEUANGAN ......................... 24
A. Sekretariat Jenderal .............................................................................................................................. 24
B. Direktorat Jenderal Anggaran............................................................................................................... 26
C. Direktorat Jenderal Pajak ..................................................................................................................... 27
D. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ....................................................................................................... 32
E. Direktorat Jenderal Perbendaharaan ................................................................................................... 35
F. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara .................................................................................................. 38
G. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan ....................................................................................... 40
H. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko .................................................................... 41
I. Inspektorat Jenderal ............................................................................................................................. 42
J. Badan Kebijakan Fiskal ......................................................................................................................... 43
K. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ......................................................................................... 44
L. Staf Ahli Menteri Keuangan.................................................................................................................. 46
M. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan ................................................................................ 49
N. Pusat Pembinaan Profesi Keuangan ..................................................................................................... 50
PUSDIKLAT PSDM I
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM II
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman terhadap tugas dan fungsi Kementerian Keuangan sangat penting dan wajib
dikuasai oleh seluruh pegawai Kementerian Keuangan. Pemahaman tersebut antara lain meliputi
pemahaman tentang tugas, fungsi, visi, misi, dan struktur organisasinya. Pentingnya pemahaman
dimaksudkan agar seluruh pegawai memiliki wawasan yang lebih luas tentang tanggung jawab
pengelolaan Keuangan Negara yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan. Pemahaman yang lebih
dalam tentang tugas dan fungsi unit eselon satu masing masing dari pegawai tentu diharapkan.
Menurut Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015, Kementerian Keuangan mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Kementerian Keuangan dipimpin oleh seorang
Menteri Negara yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Dalam organisasi Kementerian, terdapat Sekretariat Jenderal yang melakukan pembinaan
serta pelaksanaan tugas dan administrasi juga berperan sebagai unsur pembantu Menteri dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian. Direktorat
Jenderal merupakan unsur pelaksana yang mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di bidangnya berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Menteri.
Badan/Pusat merupakan pelaksana tugas-tugas tertentu yang karena sifatnya tidak tercakup dalam
tugas Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal, dan/atau Inspektorat Jenderal. Adapun Inspektorat
Jenderal melaksanakan tugas pengawasan fungsional dalam lingkungan Kementerian terhadap
pelaksanaan tugas semua unsur Kementerian agar supaya dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
peraturan yang berlaku.
Selain itu, tugas-tugas Kementerian di daerah dilaksanakan oleh instansi vertikal yang dapat
berupa Kantor Wilayah Kementerian atau Kantor Wilayah Direktorat Jenderal. Kementerian apabila
diperlukan dapat pula membentuk Unit-unit Pelaksana Teknis untuk melaksanakan tugas-tugas teknis
operasional dan/ atau tugas teknis penunjang.
Selain unit-unit organisasi yang sudah disebutkan tadi, Menteri dalam melaksanakan
tugasnya dapat juga dibantu oleh beberapa orang Staf Ahli untuk memberikan telaahan mengenai
masalah-masalah tertentu.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.
Bahan ajar ini terdiri dari empat Bab yaitu:
PUSDIKLAT PSDM 3
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
Bab I Menyajikan organisasi kementerian secara umum yang mencakup kedudukan, tugas,
fungsi dan susunan organisasi kementerian.
Bab II Menyajikan tugas, fungsi, visi, misi dan susunan organisasi Kementerian Keuangan.
Bab III Menyajikan tugas, fungsi, visi, misi dan struktur organsiasi dalam
lingkungan Kemneterian Keuangan.
Bab IV Menyajikan tugas dan fungsi organisasi lain di lingkungan Kementerian Keuangan yang
diamanatkan oleh Peraturan Perundang-Undangan.
Dengan mengetahui gambaran umum organisasi kementerian Kementerian Keuangan yang
meliputi kedudukan, tugas, fungsi, visi, misi, dan susunan organisasi, pegawai Kementerian
Keuangan akan mudah memahami seluk beluk dan karakteristik organisasi Kementerian Keuangan
secara keseluruhan dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas pekerjaan masing-masing.
PUSDIKLAT PSDM 4
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 5
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
tanggung jawabnya dengan pencapaian visi dan misi Kementerian Keuangan ataupun eselon
satu tempatnya bekerja. Disamping itu setiap pegawai juga perlu memahami profil eselon satu
lainnya sebagai organisai yang melaksanakan fungsi fiskal dan pengelolaan kekayaan negara yang
dipisahkan.
PUSDIKLAT PSDM 6
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN
Sebagaimana diatur dalam pasal 17 UUD 1945, Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
dibantu menteri-menteri. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Setiap menteri
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Sebagai tindak lanjut dari pembidangan dalam urusan-
urusan pemerintahan tersebut maka dibentuklah kementerian- kementerian dan Lembaga Pemerintah
Non Kementerian.
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan maka Presiden
menganggap perlu untuk mengatur mengenai tugas, susunan organisasi, dan tata kerja dari kementerian-
kementerian yang berada di bawahnya. Peraturan dimaksud ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 7
tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara.
A. Kedudukan
Dalam Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2015 disebutkan bahwa Kementerian dalam
pemerintahan Negara Republik Indonesia berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
B. Tugas
Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas,
Kementerian menyelenggarakan fungsi:
1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan dibidangnya;
2. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
3. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;
4. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan kementerian di daerah; dan
5. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.
C. Susunan Organisasi
Susunan organisasi Kementerian, terdiri atas unsur:
1. pemimpin, yaitu Menteri;
2. pembantu pemimpin, yaitu Wakil Menteri;
3. koordinator pelaksana, yaitu sekretariat jenderal;
4. pelaksana, yaitu direktorat jenderal;
5. pengawas, yaitu inspektorat jenderal; dan
6. pendukung, yaitu badan dan/atau pusat.
Sebagai kementerian yang melaksanakan urusan pemerintah pusat, Kementerian Keuangan,selain
PUSDIKLAT PSDM 7
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
memiliki unsur-unsur di atas, juga memiliki unsur pelaksana tugas pokok di daerah.
PUSDIKLAT PSDM 8
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 9
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
4 (empat) Bagian, dan Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian. Pusat/Biro terdiri atas
kelompok jabatan fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Bidang/Bagian serta
subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan. Bidang/Bagian terdiri atas paling banyak 2 (dua)
Subbidang/Subbagian.
Pusat yang tempat kedudukannya tidak satu lokasi dengan tempat kedudukan Sekretariat Badan,
fungsi yang menangani ketatausahaan dapat diwadahi dalam bentuk bagian.yang terdiri atas 2 (dua)
Subbagian, dan Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Bidang
yang masing-masing Bidang terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbidang.
Fungsional. Masing-masing Bagian tersebut terdiri atas paling banyak 5 (lima) Subbagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
• Inspektorat, paling banyak 8 (delapan). Masing-masing Inspektorat tersebut terdiri atas Subbagian
Subdirektorat dan Subbagian Tata Usaha, dan masing-masing Subdirektorat terdiri ataspaling banyak
4 (empat) Seksi.
• Khusus Direktorat Jenderal Pajak terdiri atas paling banyak 15 (lima belas) Direktorat sedangkan
dan/atau dapat terdiri atas paling banyak 5 (lima) Bidang, dan masing-masing Bidang terdiri atas
paling banyak 4 (empat) Subbidang.
5. Staf Ahli
PUSDIKLAT PSDM 10
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
Menteri dibantu oleh Staf Ahli, yang merupakan satu kesatuan dalam susunan organisasi
Kementerian. Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan secara
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal. Staf Ahli mempunyai tugas memberikan
telaahan kepada Menteri mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya.
6. Pusat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri terdiri atas Bagian Tata Usaha
yang terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian, dan Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat
terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bidang, masing-masing Bidang terdiri atas paling banyak 4
(empat) Subbidang.
7. Instansi Vertikal
Kewenangan Pemerintah Pusat dalam kedudukannya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan,
dilakukan oleh kementerian-kementerian. Bagi kementerian yang kewenangannya tidak diserahkan
kepada daerah sesuai peraturan perundangan yang berlaku seperti telah dijelaskan diatas dapat
dibentuk Instansi Vertikal yang merupakan perangkat kementerian yang berada di daerah.
Pembentukan, susunan organisasi, formasi dan tata laksana instansi vertikal di lingkungan kementerian
ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
8. Unit Pelaksana Teknis
Selain Unit-unit organisasi yang telah disebutkan diatas tadi, Kementerian secara selektif dapat
membentuk Unit Pelaksana Teknis sebagai pelaksana tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis
penunjang. Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung
jawab di bidang pendayagunaan aparatur Negara.
9. Jabatan Fungsional
Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi seperti Sekretaris
Jenderal, Direktur, Kepala Seksi dan sebagainya. Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari
sudut fungsinya sangat diperlukan oleh suatu organisasi agar dapat menjalankan tugas-tugas
pokoknya dengan lancar dan mandiri.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 stdd. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2020 tentang Pegawai Negeri Sipil adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan
dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
Unit yang melaksanakan tugas pembinaan JF di lingkungan Kementerian Keuangan dapat dikategorikan
menjadi:
a. Unit Koordinator Pembinaan JF yaitu Unit yang melaksanakan tugas koordinasi pembinaan terkait
JF di lingkungan Kemenkeu, dalam hal ini dilaksanakan oleh Biro Organta.
b. Unit Pembina Teknis yaitu Unit yang melaksanakan tugas pembinaan teknis terkait JF yang Instansi
Pembinanya Kemenkeu (JF Kemenkeu Pembina), dalam hal ini dilaksanakan oleh Unit Eselon I.
c. Unit Pembina Internal, yaitu Unit yang melaksanakan tugas pembinaan terkait JF yang Instansi
PUSDIKLAT PSDM 11
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
Pembinanya K/L lain (JF Kemenkeu Pengguna), dalam hal ini dilaksanakan oleh unit yang memiliki
kedekatan fungsi dengan JF berkenaan.
Dilihat dari sisi pembinaan JF di atas, secara umum JF yang diimplementasikan di lingkungan
Kementerian Keuangan dapat dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu:
a. JF Kemenkeu Pembina, yaitu JF yang memiliki fungsi dan tugas di bidang pengelolaan keuangan
negara yang pembinaannya dilakukan oleh Kementerian Keuangan. Saat ini terdapat 16 (enam
belas) JF Kemenkeu Pembina dengan rincian sebagai berikut:
1) JF Analis Anggaran
Berdasarkan Peraturan Menteri PAN-RB (PermenPANRB) Nomor 21 Tahun 2016, JF Analis
Anggaran adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang
dan hak untuk melakukan kegiatan analisis di bidang penganggaran dalam pengelolaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). JF Analis Anggaran merupakan JF yang
bersifat terbuka dengan UPTJF adalah Direktorat Jenderal Anggaran.
2) JF Pemeriksa Pajak
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 17 Tahun 2016, JF Pemeriksa Pajak adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan
pemeriksaan, pemeriksaan Bukti Permulaan, dan/atau penyidikan pada unit Direktorat Jenderal
Pajak. JF Pemeriksa Pajak merupakan JF yang bersifat tertutup dengan UPTJF adalah Direktorat
Jenderal Pajak.
3) JF Penilai Pajak
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 11 Tahun 2018, JF Penilai Pajak adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan
penilaian dan/atau pemetaan pada unit Direktorat Jenderal Pajak. JF Penilai Pajak merupakan JF
yang bersifat tertutup dengan UPTJF adalah Direktorat Jenderal Pajak.
4) JF Asisten Penilai Pajak
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 12 Tahun 2018, JF Penilai Pajak adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan
penilaian dan/atau pemetaan pada unit Direktorat Jenderal Pajak. JF Asisten Penilai Pajak
merupakan JF yang bersifat tertutup dengan UPTJF adalah Direktorat Jenderal Pajak.
5) JF Penyuluh Pajak
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 49 Tahun 2020, JF Penyuluh Pajak adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan
penyuluhan perpajakan. JF Penyuluh Pajak merupakan JF yang bersifat tertutup dengan UPTJF
adalah Direktorat Jenderal Pajak.
6) JF Asisten Penyuluh Pajak
PUSDIKLAT PSDM 12
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 50 Tahun 2020, JF Asisten Penyuluh Pajak adalah jabatan
yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan
penyuluhan perpajakan. JF Asisten Penyuluh Pajak merupakan JF yang bersifat tertutup dengan
UPTJF adalah Direktorat Jenderal Pajak.
7) JF Pemeriksa Bea dan Cukai
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 31 Tahun 2016, JF Pemeriksa Bea dan Cukai adalah jabatan
yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk
melaksanakan pemeriksaan bea dan cukai, pencegahan pelanggaran peraturan perundang-
undangan, penyidikan tindak pidana, pelayanan informasi, kepatuhan internal, dan pengelolaan
informasi di bidang kepabeanan dan cukai. JF Pemeriksa Bea dan Cukai merupakan JF yang
bersifat tertutup dengan UPTJF adalah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
8) JF Analis Pengelolaan Keuangan APBN
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 53 Tahun 2018, JF Analis Pengelolaan Keuangan APBN
adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
untuk melaksanakan kegiatan analisis di bidang pengelolaan keuangan APBN pada satuan kerja
kementerian negara/lembaga sesuai kewenangan dan peraturan perundang-undangan. JF Analis
Pengelolaan Keuangan APBN merupakan JF yang bersifat terbuka dengan UPTJF adalah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
9) JF Pranata Keuangan APBN
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 54 Tahun 2018, JF Pranata Keuangan APBN adalah jabatan
yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan
kegiatan pengelolaan keuangan APBN pada satuan kerja kementerian negara/lembaga sesuai
kewenangan dan peraturan perundang-undangan. JF Pranata Keuangan APBN merupakan JF
yang bersifat terbuka dengan UPTJF adalah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
10) JF Analis Perbendaharaan Negara
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 52 Tahun 2018, JF Analis Perbendaharaan Negara adalah
jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk
melaksanakan analisis pelaksanaan anggaran, pengelolaan kas negara, sistem manajemen
investasi, pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum, laporan keuangan
Bendahara Umum Negara, dan pembinaan pengelola perbendaharaan. JF Analis
perbendaharaan Negara merupakan JF yang bersifat tertutup dengan UPTJF adalah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan.
11) JF Pembina Teknis Perbendaharaan Negara
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 51 Tahun 2018, JF Pembina Teknis Perbendaharaan Negara
adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
PUSDIKLAT PSDM 13
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 14
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 15
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 16
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 17
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lain yang setingkat baik dalam suatu instansi
maupun dengan instansi lain. Misalnya: Sekretaris Jenderal mengkoordinasi para Direktur
Jenderal, Inspektur Jenderal dan Kepala Badan dalam lingkungan kementeriannya dalam bidang
kesekretariatan. Contoh lain, Kementerian Keuangan mengkoordinasikan kegiatan
Kementerian/Instansi lain yang mempunyai kaitan tugas dengan pelaksana kegiatan di bidang
keuangan atau pelaksanaan APBN.
4. Koordinasi fungsional diagonal adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang pejabat Pimpinan
atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lain yang lebih rendah tingkatannya tetapi
bukan bawahannya. Misalnya: Biro Keuangan pada Sekretariat Jenderal mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan Bagian Keuangan dari Sekretariat Direktorat Jenderal dalam lingkungan
kementerian yang bersangkutan, Badan Kepegawaian Negara mengkoordinasikan Biro-Biro
Kepegawaian pada Kementerian atau Instansi pemerintah lainnya.
5. Koordinasi fungsional teritorial (authority type) adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang
pejabat pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnnya yang berada dalam
suatu wilayah (teritorial) tertentu dimana semua urusan yang ada dalam wilayah (teritorial)
tersebut menjadi wewenang atau tanggungjawabnya selaku penguasa atau penanggung jawab
tunggal. Misalnya: koordinasi yang dilakukan oleh Administrasi Pelabuhan terhadap Kantor
Pelayanan Bea Cukai.
PUSDIKLAT PSDM 18
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
BAB II
TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASIKEMENTERIAN KEUANGAN
A. Dasar Hukum
Dasar hukum keuangan negara yang menjadi landasan pengelolaan keuangan negara dan
susunan organisasi kementerian keuangan adalah:
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
3. Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004Tentang Perbendaharan Negara.
4. Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara.
5. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 Tentang Kementerian Keuangan.
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.
Undang-Undang dan Peraturan tersebut di atas menjadi landasan pengelolaan negara termasuk
ruang lingkup yang membatasi keuangan negara. Batasan mengenai keuangan negara tersebut dinyatakan
dalam pengertian keuangan negara menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 yaitu semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Undang-Undang dan Peraturan ini juga yang akan menjadi landasan dalam menyusun struktur
organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Kementerian yang mengelola keuangan negara.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 antara lain mengatur tentang lingkup Keuangan Negara
yaitu pengelolaan fiskal, moneter, dan kekayaan Negara yang dipisahkan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara tersebut, Presiden
selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari
kekuasaan pemerintahan. Dalam upaya menjalankan kekuasaan tersebut Presiden:
1. Menguasakan kepada menteri keuangan pengelolaan fiskal dan mewakili pemerintah dalam
kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan.
2. Menguasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna angaran / pengguna barang
lembaga yang dipimpinnya.
3. Menyerahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola
keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kakayaan daerah yang
dipisahkan.
PUSDIKLAT PSDM 19
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 20
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
D. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan,
susunan organisasi Kementerian Keuangan terdiri dari:
1. Sekretariat Jenderal;
2. Direktorat Jenderal Anggaran;
3. Direktorat Jenderal Pajak;
4. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
5. Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
6. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
7. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan;
8. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko;
9. Inspektorat Jenderal;
10.Badan Kebijakan Fiskal;
11.Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
12.Staf Ahli Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak;
13.Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak;
PUSDIKLAT PSDM 21
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
Di samping itu terdapat organisasi lain di lingkungan Kementerian Keuangan yang diamanatkan
oleh Peraturan Perundang-Undangan, yaitu:
1. Lembaga National Single Window
2. Sekretariat Pengadilan Pajak
3. Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan
4. Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan
5. Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah
6. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
7. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit
PUSDIKLAT PSDM 22
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 23
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
BAB III
TUGAS, FUNGSI, VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASITINGKAT ESELON SATU
KEMENTERIAN KEUANGAN
A. Sekretariat Jenderal
1. Tugas
Tugas Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan pada umumnya adalah memberikan
pelayanan organisasi Kementerian secara internal kepada unit Eselon I lainnya. Dengan
pelayanan internal ini, unit Eselon I lainnya dapat memberikan pelayanan yang prima kepada
pihak eksternal sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, tugas Sekretariat
Jenderal adalah menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi-
fungsi antara lain sebagai berikut:
a. pengoordinasian kegiatan Kementerian Keuangan;
b. pengoordinasian dan penyusunan rencana dan program dan anggaran Kementerian Keuangan;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi
Kementerian Keuangan;
d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan serta pelaksanaan advokasi
hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/ kekayaan negara dan layanan pengadaan
barang/jasa; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
3. Struktur Organisasi
Susunan organisasi Sekretariat Jenderal berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang
PUSDIKLAT PSDM 24
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 25
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 26
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 27
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Peraturan Perpajakan I;
c. Direktorat Peraturan Perpajakan II;
d. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan;
e. Direktorat Penegakan Hukum;
f. Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian;
g. Direktorat Keberatan dan Banding;
h. Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan;
i. Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat;
j. Direktorat Data dan Informasi Perpajakan
k. Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur;
l. Direktorat Teknologi Informasi Komunikasi
m. Direktorat Transformasi Proses Bisnis.
n. Direktorat Perpajakan Internasional; dan
o. Direktorat Intelijen Perpajakan.
4. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Orgaisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Pajak, telah diatur susunan dan tugas fungsi instansi vertikal Direktorat
Jenderal Pajak. Instansi Vertikal tersebut adalah:
a. Kantor Wilayah
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang selanjutnya disebut Kantor Wilayah
merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak.
Kantor Wilayah (Kanwil) terdiri atas:
1) Kanwil Wajib Pajak Besar dan Kanwil Jakarta Khusus yangberlokasi di Jakarta; dan
2) Kanwil selain Kanwil Wajib Pajak Besar dan Kanwil Jakarta Khusus yang lokasinya tersebar
di seluruh wilayah Indonesia.
PUSDIKLAT PSDM 28
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
Kantor Wilayah Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Jakarta Khusus dan Kantor Wilayah
selain Kantor Wilayah Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Jakarta Khusus mempunyai tugas
melaksanakan analisis, penjabaran, koordinasi, bimbingan, evaluasi, dan pengendalian
kebijakan serta pelaksanaan tugas di bidang pajak dalam wilayah kerjanya berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Jumlah Kanwil Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari 1 Kanwil Wajib Pajak Besar, 1 Kanwil
Jakarta Khusus, 32 Kanwil selain Kanwil Wajib Pajak Besar dan Kanwil Jakarta Khusus.
b. Kantor Pelayanan Pajak
Kantor Pelayanan Pajak yang selanjutnya disingkat KPP merupakan instansi vertikal Direktorat
Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor
Wilayah.
Jenis KPP terdiri atas:
a. KPP Wajib Pajak Besar
b. KPP Khusus
c. KPP Madya
d. KPP Pratama
KPP Wajib Pajak Besar terdiri dari:
a. KPP Wajib Pajak Besar Satu
b. KPP Wajib Pajak Besar Dua
c. KPP Wajib Pajak Besar Tiga
d. KPP Wajib Pajak Besar Empat
KPP Khusus terdiri dari:
a. KPP Penanaman Modal Asing Satu
b. KPP Penanaman Modal Asing Dua
c. KPP Penanaman Modal Asing Tiga
d. KPP Penanaman Modal Asing Empat
e. KPP Penanaman Modal Asing Lima
f. KPP Penanaman Modal Asing Enam
g. KPP Badan dan Orang Asing
h. KPP Minyak dan Gas Bumi
i. KPP Perusahaan Masuk Bursa
KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Khusus mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, edukasi,
pengawasan, dan penegakan hukum Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya
dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.
PUSDIKLAT PSDM 29
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
Selain melaksanakan tugas dimaksud, KPP Minyak dan Gas Bumi juga melaksanakan tugas
edukasi, pelayanan, pengawasan, dan penegakan hokum Wajib Pajak di bidang Pajak Bumi
dan Bangunan, Minyak dan Gas Bumi areal perairan lepas pantai (offshore) dan tubuh bumi
serta Pajak Bumi dan Bangunan Sektor lainnya.
KPP Madya mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, edukasi, pengawasan, dan
penegakan hokum Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, edukasi, pengawasan, dan
penegakan hukum Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung lainnya, dan Pajak Bumi dan Bangunan,
dan melaksanakan penguasaan informasi subjek dan objek pajak dalam wilayah
wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Jumlah KPP terdiri dari 281 KPP Pratama kelompok I, 20 KPP Pratama kelompok II, 38 KPP
Madya, 9 KPP khusus, dan 4 KPP Wajib Pajak Besar.
c. Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) merupakan instansi
vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Kepala KPP Pratama.
Untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau
oleh KPP maka pelaksanaan pelayanan, penyuluhan, dan konsultasi perpajakan dilaksanakan
oleh unit KP2KP.
KP2KP mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data,
pengamatan potensi pajak, dan penyajian informasi perpajakan, melakukan edukasi dan
konsultasi pajak, pelayanan, pengawasan dan ekstensifikasi pajak, pengadministrasian
dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta
penerimaan surat lainnya, dan mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi KPP Pratama.
Sampai saat ini jumlah KP2KP sebanyak 204 unit tersebar di seluruh Indonesia.
5. Unit Pelaksana Teknis (UPT)
UPT yang berada dalam lingkungan Direktorat Jenderal Pajak saat ini adalah
a. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP)
Berdasarkan, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.01/2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
PUSDIKLAT PSDM 30
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan, PPDDP merupakan unit pelaksana teknis di
bidang pengolahan data dan dokumen perpajakan, yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Pajak. Pembinaan teknis fungsional PPDDP dilaksanakan oleh
dan administratif Direktorat yang membidangi data dan informasi perpajakan pada Direktorat
Jenderal Pajak.
PPDDP mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pemindaian, perekaman, penjaminan
kualitas hasil pengolahan, backup data, transfer data, dan penyimpanan dokumen perpajakan
dengan memanfaatkan teknologi informasi berdasarkan peraturan perundangan-undangan.
PPDDP berlokasi di Jakarta. Wilayah Kerja PPDDP meliputi unit kerja di wilayah Jawa, Madura,
dan Kalimantan.
b. Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP)
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan, KPDDP merupakan unit pelaksana teknis
di bidang pengolahan data dan dokumen perpajakan, yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Pajak.
Pembinaan teknis fungsional dan administratif KPDDP dilaksanakan oleh Direktorat yang
membidangi data dan informasi perpajakan pada Direktorat Jenderal Pajak.
KPDDP mempunyai tugas melaksanakan penenmaan, pemindaian, perekaman, back up data,
transfer data, dan penyimpanan dokumen perpajakan dengan memanfaatkan teknologi
informasi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Saat ini DJP mempunyai 2 unit KPDDP yang berlokasi di Makassar dan Jambi.
c. Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak (KLIP)
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.01/2016 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak, KLIP
merupakan unit pelaksana teknis di bidang layanan pemberian informasi perpajakan,
penanganan pengaduan, dan pemberian himbauan kepada Wajib Pajak dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak.
KLIP secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan
PUSDIKLAT PSDM 31
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
Masyarakat.
KLIP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan layanan pemberian informasi umum
perpajakan, penyampaian informasi perpajakan dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan, dan pengelolaan pengaduan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
KLIP berlokasi di Jakarta yang wilayah kerjanya meliputi seluruh Indonesia.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, DJBC
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan
optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
b. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara
di bidang kepabeanan dan cukai;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan, penegakan hukum,
pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara
di bidang kepabeanan dan cukai;
PUSDIKLAT PSDM 32
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
3. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terdiri dari:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Teknis Kepabeanan;
c. Direktorat Fasilitas Kepabeanan;
d. Direktorat Teknis dan Fasilitas Cukai;
e. Direktorat Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga;
f. Direktorat Keberatan Banding dan Peraturan;
g. Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai;
h. Direktorat Kepatuhan Internal;
i. Direktorat Audit Kepabeanan dan Cukai;
j. Direktorat Penindakan dan Penyidikan; dan
k. Direktorat Penerimaan dan Perencanaan Strategis.
PUSDIKLAT PSDM 33
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
cukai dalam wilayah kerja Kantor Wilayah yang bersangkutan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Unit instansi ini terdiri dari:
1) Kantor Wilayah
2) Kantor Wilayah Khusus
Sampai saat ini terdapat 18 Kantor Wilayah dan 2 Kantor Wilayah Khusus dingkungan DJBC.
PUSDIKLAT PSDM 34
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 35
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 36
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 37
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
2) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tipe A2;
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tipe A2 mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum negara, penyaluran
pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran
anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.Kantor·
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus ' Pinjaman dan Hibah;
3) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Khusus Pinjaman dan Hibah merupakan Instansi Vertikal Direktorat J enderal
Perbendaharaan yang secara administratif berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Daerah
Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan secara fungsional bertanggung jawab kepada Direktur
Pengelolaan Kas Negara.
4) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus Penerimaan;
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus Penerimaan merupakan Instansi
Vertikal Direktorat · J enderal Perbendaharaan yang secara administratif berada di bawah
dan bertanggung j awab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan secara fungsional
bertanggung jawab kepada Direktur Pengelolaan Kas Negara.
5) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus Investasi.
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus Investasi merupakan Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang secara administratif berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan secara fungsional bertanggung jawab
kepada Direktur Sistem Manajemen Investasi.
KPPN . lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan terdiri dari:
a. 98 (sembilan puluh delapan) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tipe Al;
b. 81 (delapan puluh satu) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tipe A2;
c. 1 (satu) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus Pinjaman dan Hibah;
d. 1 (satu) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus Penerimaan; dan
e. 1 (satu) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus Investasi.
PUSDIKLAT PSDM 38
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 39
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
a. Kantor Wilayah
Kantor Wilayah adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepadaDirektur Jenderal Kekayaan Negara. Kantor
Wilayah mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian,
evaluasi danpelaksanaan tugas di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang.
Sampai saat ini Kantor Wilayah DJKN berjumlah 17 kantor yang tersebar diseluruh wilayah
Indonesia.
b. Kantor Pelayananan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).
KPKNL merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada di
bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah.
KPKNL mempunyai tugas melaksanakan pelayanan di bidang kekayaan negara, penilaian,
piutang negara dan lelang.
KPKNL sampai saat ini berjumlah 85 kantor tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
PUSDIKLAT PSDM 40
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
undangan.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang alokasi dan pengelolaan dana perimbangan dan
transfer ke daerah lainnya, dan pajak daerah dan retribusi daerah;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang alokasi dan pengelolaan dana perimbangan dan
transfer ke daerah lainnya, dan pajak daerah dan retribusi daerah;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang alokasi dan pengelolaan
dana perimbangan dan transfer ke daerah lainnya, dan pajak daerah dan retribusi
daerah;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang alokasi dan pengelolaan dana
perimbangan dan transfer ke daerah lainnya, dan pajak daerah dan retribusi daerah;
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang alokasi dan pengelolaan
dana perimbangan dan transfer ke daerah lainnya, dan pajak daerah dan retribusi
daerah;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
3. Struktur Organisasi
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan terdiri atas:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Dana Transfer Umum;
c. Direktorat Dana Transfer Khusus;
d. Direktorat Kapasitas dan Pelaksanaan Transfer; dan
e. Direktorat Evaluasi dan Sistem Informasi.
PUSDIKLAT PSDM 41
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
pengelolaan pinjaman, hibah, surat berharga negara, dan risiko keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pengelolaan pinjaman, hibah, surat berharga negara,
dukungan pembiayaan dan penjaminan pembangunan, dan risiko keuangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan pinjaman, hibah, surat berharga negara,
dukungan pembiayaan dan penjaminan pembangunan dan risiko keuangan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan pinjaman,
hibah, surat berharga negara, dukungan pembiayaan dan penjaminan pembangunan
dan risiko keuangan;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengelolaan pinjaman, hibah,
surat berharga negara, dukungan pembiayaan dan penjaminan pembangunan dan
risiko keuangan;
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan pinjaman,
hibah, surat berharga negara, dukungan pembiayaan dan penjaminan pembangunan
dan risiko keuangan;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
3. Struktur Organanisasi
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko terdiri dari:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Pinjaman dan Hibah;
c. Direktorat Surat Utang Negara;
d. Direktorat Pembiayaan Syariah;
e. Direktorat Pengelolaan Risiko Keuangan Negara;
f. Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur;
g. Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan; dan
h. Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen.
I. Inspektorat Jenderal
1. Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
PUSDIKLAT PSDM 42
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 43
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 44
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 45
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
Malang, BDK Denpasar, BDK Pontianak, BDK Balikpapan, BDK Makassar, dan BDK Manado.
b. Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Balai Diklat Kepemimpinan)
Selain itu, terdapat pula Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Balai
Diklat Kepemimpinan) yang berlokasi di Magelang. Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan
dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 178/PMK.01/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan, Balai Diklat Kepemimpinan merupakan unit pelaksana teknis Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Balai Diklat
Kepemimpinan mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan kepemimpinan.
PUSDIKLAT PSDM 46
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
pemecahan persoalan secara mendasar dan terpadu untuk bahan kebijakan Menteri
Keuangan sebagai penelaahan staf;
c. pemberian bantuan kepada Menteri Keuangan dalam penyiapan bahan untuk keperluan
rapat, seminar, dan lain-lain yang dihadiri oleh Menteri Keuangan;
d. pelaksanaan tugas-tugas lain atas petunjuk Menteri Keuangan.
3. Susunan dan Tugas Staf Ahli
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 433/KMK.01/2020 tentang
Penugasan Staf Ahli Menteri Keuangan untuk Membantu Pimpinan Unit Eselon I dan/atau
Pimpinan Unit Non Eselon yang Bertanggung Jawab Langsung Kepada Menteri Keuangan
dalam Pelaksanaan Tugas Kementerian, susunan Staf Ahli dan tugasnya yaitu sebagai berikut.
UE 1
No Staf Ahli Penugasan
Terkait
1 Staf Ahli Bidang Peraturan membantu Direktur Jenderal Pajak DJP
dan Penegakan Hukum Pajak mengoordinasikan dan memimpin pelaksanaan
tugas di bidang perumusan peraturan pajak,
penegakan hukum pajak, dan pelaksanaan tugas
lain yang diberikan oleh Direktur Jenderal Pajak.
2 Staf Ahli Bidang Kepatuhan membantu Direktur Jenderal Pajak DJP
Pajak mengoordinasikan dan memimpin pelaksanaan
tugas di bidang kepatuhan penerimaan pajak dan
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
Direktur Jenderal Pajak.
3 Staf Ahli Bidang Pengawasan membantu Direktur Jenderal Pajak DJP
Pajak mengoordinasikan dan memimpin pelaksanaan
tugas pada:
a. bidang pengawasan penerimaan pajak;
b. bidang transformasi proses bisnis dan
organisasi, transformasi teknologi informasi,
dan transformasi sumber daya aparatur di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak; dan
c. bidang lain yang diberikan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
4 Staf Ahli Bidang Penerimaan membantu Kepala Badan Kebijakan Fiskal BKF
Negara mengoordinasikan pelaksanaan tugas penyusunan
rekomendasi kebijakan di bidang penerimaan
PUSDIKLAT PSDM 47
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 48
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 49
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusintek menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi penyusunan dan pemutakhiran rencana strategis Teknologi Informasi dan
Komunikasi;
b. koordinasi penyusunan dan pemutakhiran arsitektur Teknologi Informasi dan
Komunikasi;
c. koordinasi penyusunan analisis kapasitas Teknologi Informasi dan Komunikasi;
d. koordinasi penyusunan dan pemutakhiran kebijakan dan standardisasi tata kelola
Teknologi Informasi dan Komunikasi;
e. koordinasi pelaksanaan manajemen program Teknologi Informasi dan Komunikasi;
f. koordinasi pengembangan sistem informasi;
g. koordinasi manajemen layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi;
h. koordinasi pelaksanaan operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi;
i. koordinasi penyusunan dan pelaksanaan tata kelola dan manajemen keamanan
informasi;
j. koordinasi pelaksanaan bina kepatuhan dan manajemen risiko Teknologi Informasi
dan Komunikasi;
k. koordinasi manajemen layanan data;
l. pembinaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer; dan
m. pelaksanaan administrasi pusat.
PUSDIKLAT PSDM 50
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 51
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 52
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
BAB IV
ORGANISASI LAIN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
YANG DIAMANATKAN OLEH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PUSDIKLAT PSDM 53
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
h. pelaksanaan komunikasi, koordinasi, dan kerja sama di bidang sistem National Single Window
dalam forum nasional dan internasional;
i. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi dan teknis
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Lembaga National Single Window;
j. pelaksanaan harmonisasi dan sinkronisasi proses bisnis antar kementerian/lembaga dalam
pelaksanaan Indonesia National Single Window; dan
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
B. Sekretariat Pengadilan Pajak
Dalam rangka mengemban amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak,
di Kementerian Keuangan terdapat Sekretariat Pengadilan Pajak (Set-PP). Adanya Set-PP bertujuan agar
proses penyelesaian sengketa perpajakan melalui Pengadilan Pajak dapat dilakukan secara adil, cepat,
murah, dan sederhana dengan pemberian pelayanan administrasi sengketa pajak yang lebih tertib,
efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
1. Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Pengadilan Pajak, Sekretariat Pengadilan Pajak mempunyai tugas memberikan
pelayanan di bidang tata usaha, kepegawaian, keuangan, rumah tangga, administrasi persiapan berkas
banding dan/atau gugatan, administrasi persiapan persidangan, administrasi persidangan, administrasi
penyelesaian putusan, dokumentasi, administrasi peninjauan kembali, administrasi yurisprudensi,
pengolahan data, dan pelayanan informasi.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Set-PP menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan program kerja dan pelaporan serta pelaksanaan administrasi di bidang tata usana,
kepegawaian, keuangan dan rumah tangga;
b. pelayanan administrasi persiapan berkas banding dan/atau gugatan;
c. penghimpunan dan pengklasifikasian Putusan Pengadilan Pajak dan penyelenggaraan
perpustakaan;
d. pelayanan administrasi peninjauan kembali Putusan Pengadilan Pajak;
e. pelayanan administrasi yurisprudensi Putusan Pengadilan Pajak;
f. pengolahan data dan pelayanan informasi;
g. pelayanan administrasi persiapan persidangan;
h. pelayanan administrasi persidangan; dan
i. pelayanan administrasi penyelesaian putusan.
PUSDIKLAT PSDM 54
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 55
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pencegahan dan Penanganan
Krisis Sistem Keuangan, dalam rangka membantu pelaksanaan tugas Komite Stabilitas Sistem Keuangan
baik secara substantif maupun administratif, di lingkungan Kementerian Keuangan telah dibentuk
Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (Sekretariat KSSK).
Sekretariat KSKK merupakan unit organisasi non eselon di lingkungan Kementerian Keuangan yang
bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan selaku Koordinator Komite Stabilitas Sistem Keuangan dan
secara administratif berada di bawah Sekretaris Jenderal.
1. Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat KSSK, Sekretariat KSSK mempunyai tugas membantu pelaksanaan tugas Komite
Stabilitas Sistem Keuangan baik secara substantif maupun administratif.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat KSSK menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan tata kelola Komite Stabilitas Sistem Keuangan dan SekretariatKSSK ;
b. perumusan kerangka kerja, termasuk kriteria dan indikator, penilaian kondisi stabilitas sistem
keuangan ;
c. penyiapan bahan untuk penilaian terhadap kondisi stabilitas sistem keuangan berdasarkan
masukan dari setiap anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan, beserta data dan informasi
pendukung ;
d. penyiapan usulan langkah koordinasi untuk mencegah krisis sistem keuangan dengan
mempertimbangkan rekomendasi dari setiap anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan ;
e. penyiapan rekomendasi kepada Presiden untuk memutuskan perubahan status stabilitas sistem
keuangan, langkah penanganan krisis sistem keuangan, serta penyelenggaraan dan pengakhiran
Program Restrukturisasi Perbankan;
f. penyiapan penyerahan penanganan permasalahan solvabilitas bank sistemik kepada Lembaga
Penjamin Simpanan beserta usulan langkah yang harus dilakukan oleh anggota Komite Stabilitas
Sistem Keuangan untuk mendukung pelaksanaan penanganan permasalahan bank sistemik oleh
Lembaga Penjamin Simpanan;
g. penyiapan keputusan pembelian Surat Berharga Negara yang dimiliki Lembaga Penjamin
Simpanan oleh Bank Indonesia guna penanganan bank;
h. penyiapan masukan bagi anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan mengenai materi peraturan
perundang-undangan di bidang jasa keuangan uang dapat mempengaruhi stabilitas sistem
keuangan;
i. penyiapan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan keputusan Komite Stabilitas Sistem
Keuangan;
PUSDIKLAT PSDM 56
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 57
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 58
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
e. penyusunan dan pelaksanaan anggaran, akuntansi dan penyelesaian transaksi (setelmen) , serta
pelaporan; dan
f. pengendalian intern dan penerapan manajemen risiko dengan prinsip kehati-hatian terhadap
pelaksanaan tugas BPDPKS.
PUSDIKLAT PSDM 59
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
pada instrumen investasi, pengelolaan kerja sama pendanaan, setelmen Dana Lingkungan Hidup,
pelaksanaan restrukturisasi pinjaman, serta pengelolaan kerja sama dengan bank kustodian,
bank umum, dan/atau pihak lainnya;
c. penyusunan dan pelaksanaan rencana penyaluran dana, analisis kelayakan proposal, penetapan
objek penyaluran dana, penyampaian hasil analisis ke Kementerian/Lembaga, bank kustodian,
bank umum, dan/atau pihak lainnya, penyaluran dana pinjaman, dana program, dana bagi hasil
dan syariah, monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana, serta pembinaan kepada penerima
dana;
d. penelaahan aspek hukum atas peraturan dan perjanjian, penyusunan rumusan peraturan,
perjanjian, dan kajian hukum, penanganan permasalahan hukum, pendokumentasian atas
seluruh dokumen hukum, peraturan, dan perjanjian, serta pelaksanaan manajemen risiko; dan
e. pelaksanaan pemeriksaan intern atas pelaksanaan tugas Badan Pengelola Dana Lingkungan
Hidup.
PUSDIKLAT PSDM 60
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 61
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
peraturan perundang-undangan.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, LMAN menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan dana investasi pemerintah yang dialokasikan pada LMAN tetmasuk
pendanaan pengadaan tanah untuk Proyek Strategis Nasional sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan, pengelolaan keuangan dan akuntansi, pengelolaan teknologi
informasi, pengelolaan kerumahtanggaan, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan
sumber daya manusia (SDM) dan organisasi, serta pengelolaan kinerja dan kepatuhan internal;
b. pelaksanaan perencanaan aset, penelitian dan analisis pasar properti, pelayanan jasa konsultasi
dan penilaian aset, pengelolaan risiko, pengamanan aset, perencanaan pengadaan dan
pelaksanaan konstruksi aset, pemeliharaan aset, penyusunan perjanjian, monitoring perjanjian,
serta dokumentasi hukum;
c. pelaksanaan perencanaan dan pelaksanaan pendanaan tanah untuk Proyek Strategis Nasional
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, monitoring dan evaluasi pendanaan
pengadaan tanah, sertifikasi dan pengadministrasian tanah, serta litigasi; dan
d. pelaksanaan perencanaan dan pengembangan usaha, pengelolaan strategi komunikasi,
pelaksanaan pemanfaatan dalam bentuk pendayagunaan dan kerjasama operasional termasuk
pinjam pakai, dan pemindahtanganan aset, perencanaan dan pelaksanaan strategi pemasaran
dan publikasi aset, serta monitoring dan evaluasi pencapaian target.
PUSDIKLAT PSDM 62
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
perundang-undangan.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, LDKPI menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan dana investasi pemerintah yang dialokasikan pada dana kerja sama
pembangunan internasional (endowment fund);
b. pengelolaan keuangan, organisasi, sumber daya manusia, kinerja dan risiko, kepatuhan internal,
komunikasi, data, dan informasi LDKPI, pengoordinasian dan pemberian fasilitas penyusunan
peraturan dan perjanjian dan kerja sama LDKPI, serta pelaksanaan hubungan kelembagaan LDKPI;
c. pelaksanaan pengelolaan investasi, perencanaan dan pelaksanaan penyaluran dana untuk
pemberian hibah, penyiapan bahan penyusunan perjanjian dan kerja sama, pelaksanaan
pengadaan untuk keperluan hibah, dan penyelesaian transaksi (settlement), serta pemantauan dan
evaluasi efektivitas pemberian hibah; dan
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Menteri Keuangan.
PUSDIKLAT PSDM 63
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
PUSDIKLAT PSDM 64
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
Tentang Perbendaharaan;
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan dan Tanggung-jawab Keuangan Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan
dan Pelatihan Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
177/PMK.01/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.01/2009
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan
dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 178/PMK.01/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 263/PMK.01/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
170/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan
Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.01/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan
Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.4/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Pengelolaan Pemulihan Data sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 1/PMK.01/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
206.4/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengelolaan Pemulihan Data;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola
Dana Perkebunan Kelapa Sawit;
PUSDIKLAT PSDM 65
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 184/PMK.01/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
166/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen
Perpajakan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan
Data dan Dokumen Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 176/PMK.01/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
167/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen
Perpajakan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 188/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 183/PMK.01/2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
188/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Manajemen Aset Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Investasi
Pemerintah;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komite
Stabilitas Sistem Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
184/PMK.01/2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017
tentang Orgaisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pangkalan Sarana
Operasi Bea dan Cukai;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Laboratorium
Bea dan Cukai;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 117/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komite
Pengawas Perpajakan.
PUSDIKLAT PSDM 66
UPKP V: TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KEUANGAN
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Pengadilan Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga National
Single Window;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.01/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola
Dana Lingkungan Hidup sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
24/PMK.01/2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.01/2019
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PMK.01/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Dana
Kerja Sama Pembangunan Internasional;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.01/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Barang Milik Negara sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.01/2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.01/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengelolaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Barang Milik Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.01/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengelola
Dana Pendidikan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komite
Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah; dan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.01/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik
Keuangan Negara STAN.
PUSDIKLAT PSDM 67