PEMERKOSAAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan
Disusun oleh :
Kami telah berusaha dengan kemampuan terbaik yang kami miliki untuk
dapat menyajikan suatu makalah yang terbaik pula, akan tetapi tidak menutup
kemungkinan dalam makalah ini terdapat berbagai kekurangan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak untuk dijadikan perbaikan sebagai acuan di masa yang akan datang.
Penulis
Daftar Isi
Bahkan bagi korban yang dapat bertahan secara mental masih jugamendapat stigma
negatif dari masyarakat. Bagi yang kasusnya terekspos,mereka mengalami perkosaan kedua
oleh media, polisi dan penegakhukum (saat proses penyidikan hingga pengadilan).
ANALISIS KASUS
Tidak membutuhkan waktu lama, ketujuh pelaku berinisial DD, SP, ABD, DN, KP,
YD, dan RN ditangkap Satreskrim Polsek Agrabinta di rumah orang tuanya masing-masing
tanpa perlawanan. Ketujuh remaja itu langsung digelandang ke Markas Polsek Agrabinta
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kasus ini sangatlah memprihatinkan dimana bangsa kita bangsa indonesia telah
terjadi kasus pelecehan seksual terhadap anak yang setiap tahunya meningkat yang
disebabkan karena rangsangan seksual yang yang sangat tinggi. Kasus ini dapat
menyebabkan dampak yang besar bagi kemajuan bangsa kita karena anak yang seharusnya di
didik menjadi baik tetapi anak tersebut menjadi tidak baik karena ulah seseorang yang tidak
mempunyai otak yang hanya mementingkat keinginan atau hasratnya sendiri. Dan juga kasus
ini menyebabkan banyak anak yang takut dan jera untuk melakukan sesuatu karena mereka
takut menjadi korban seksual dan sebagian anak yang telah menjadi korban mereka
mempunyai rasa stres atau despresi sehingga bangsa indonesia sulit untuk menjadi negara
yang maju, makmur, sejahtera, aman, damai.
Kasus ini dapat diartikan bahwa masih banyak manusia yang tidak sadar bahwa
perbuatnya itu berdampak besar buat kemajuan bangsa kita dan kurang akan kesadaran
sebagai bangsa “kemanusiaan yang adil dan beradab” tidak semena-mena terhadap orang lain
dan “persatuan indonesia” Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika.
Pemerkosaan akan terus berulang di Indonesia, selama tidak ada larangan terhadap
produksi, distribusi dan konsumsi minuman keras. Pengaruh miras memang dinilai dapat
menghilangkan akal sehat dan nurani. Mengatasi kasus pemerkosaan seperti yang terjadi saat
ini jelas tidak mudah karena membutuhkan peran dari seluruh pihak mulai dari pemerintah
sampai setiap individu. Pemerintah dalam hal ini harus berani melakukan pelarangan
penjualan minuman keras terhadap kelompok tertentu dan memberikan serta menegakkan
sanksi yang tegas terhadap mereka yang menjual kepada kelompok yang dilarang. Dari pihak
masyarakat dalam hal ini sekolah dan keluarga pun harus ikut melindungi diri dengan tetap
memberlakukan aturan-aturan yang ketat terhadap anak-anak mereka serta tetap
mengutamakan pendidikan moral dan agama kepada anak-anak.
Kasus pemerkosaan seperti ini harus ditindak lanjuti secara hukum yang berlaku.
orban pemerkosaan harus mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya. Pihak-pihak yang
bersangkutan dan memiliki peran dalam kasus ini pun harus turut menyelesaikan
permasalahan ini hingga tuntas.
Untuk menghindari pemerkosaan, banyak yang bisa dilakukan dengan cara sederhana,
seperti tidak berpergian sendiri. Bila terpaksa untuk pergi sendiri, hindari melewati tempat
sepi dan pilih melalui jalan yang ramai. Di saat seperti itu juga kita harus meningkatkan
kewaspadaan diri dan peka terhadap lingkungan sekitar. Jika bertemu dengan orang yang
menunjukkan tanda tanda mencurigakan, cepat cari bantuan terdekat. Jangan segan untuk
melawan jika orang tersebut sudah melewati batas.
Karena pemerkosaan juga bisa dilakukan oleh orang yang sudah kita kenal, jangan
terlalu percaya pada orang itu dan tetap perhatikan pola perilakunya. Beberapa pria akan
menggunakan cara berpakaian atau kesediaan sang wanita untuk berduaan dengannya sebagai
dalih untuk memperkosa wanita tersebut. Meskipun seorang wanita tidak bertanggung jawab
bila seorang pria memiliki pandangan yang menyimpang demikian, wanita itu hendaknya
berlaku bijaksana untuk mengenali sikap-sikap demikian.
3.1 Kesimpulan
Dari analisis diatas bisa kita simpulkan bahwa pemerkosaan sebagai salah satu bentuk
kekerasan jelas dilakukan dengan adanya paksaan baik secara halus maupun kasar.
Pemerkosaan terjadi tidak semata-mata karena ada kesempatan, namun pemerkosaan dapat
terjadi karena pakaian yang dikenakan korban menimbulkan hasrat pada sipelaku untuk
melakukan tindakan pemerkosaan, serta pemerkosaan bisa juga disebabkan karena rendahnya
rasa nilai, moral, asusila dan nilai kesadaran beragama yang rendah yang dimiliki pelaku
pemerkosaan. Hal ini akan menimbulkan dampak sosial bagi perempuan yang menjadi
korban perkosaan tersebut.
Bentuk kekerasan terhadap perempuan bukan hanya kekerasan secara fisik, akan tetapi dapat
juga meliputi kekerasan terhadap perasaan atau psikologis, kekerasan ekonomi, dan juga
kekerasan seksual. Kekerasan pada dasarnya adalah semua bentuk perilaku, baik verbal
maupun non-verbal, yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, terhadap
seseorang atau sekelompok orang lainnya, sehingga menyebabkan efek negatif secara fisik,
emosional, dan psikologis.
3.2 Saran
Pemerkosaan di Indonesia termasuk masalah yang harus segera di benahi oleh kita
semua karena sebagaimana kita ketahui bahwa tindak pemerkosaan dapat merusak citra dan
moral bangsa.
Maka dari itu pemerintah dan masyarakat harus bekerja keras dalam menaggulangi tindak
pidana pemerkosaan salah satunya dengan menanamkan sikap dan perilaku kehidupan
keluarga dan lingkungan masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai moral, budaya, adat
istiadat dan ajaran agama masing-masing serta menindaklanjuti dengan penegakan hukum
sesuai ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.