Resapan Air Hujan
Resapan Air Hujan
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Jl. Raya Dramaga, Kampus IPB Dramaga, PO BOX 220, Bogor, Jawa Barat Indonesia
*
Penulis korespondensi: rohsbw@yahoo.com
ABSTRACT
Land use change due to housing construction can indirectly damage the water catchment area. This
resulted in a decrease in the area of rainwater absorption that caused rain water collected on existing
drainage channels. This study aims to analyze the number and dimensions of infiltration wells in reducing
the volume of inundation and determine the value of effectiveness reduction of runoff. The infiltration
wells was used to collect rainwater and absorb it into the soil. Based on the calculation in Babakan
Village area of 2.42 ha, with runoff coefficient of 0.4 for village character, and design rainfall of 97.36
mm/day, the estimated flood volume based on SNI 03-2453-2002 was 805790.30 liter or 805.79 m3. Based
on the calculation, Babakan Village needed 115 infiltration wells and 76 trenches. With the infiltration
wells and trenches, the total flood volume can be reduced 620.62 m 3 or 77.02% of the total runoff.
37
JSIL | Bahunta dan Waspodo. : Rancangan Sumur Resapan Air Hujan sebagai Upaya Pengurangan Limpasan
Banjir di wilayah perkotaan dapat serta data saluran drainase. Alat yang
diklasifikasikan sebagai banjir akibat digunakan dalam penelitian yaitu laptop
curah hujan lokal yang besar, banjir akibat yang dilengkapi microsoft office, ArcGIS,
luapan sungai, dan banjir bandang AutoCad dan Google Earth Pro, alat ukur
(Tingsanchali 2012). panjang (tapping), stop watch, dan bor
Beberapa upaya penanganan biopori.
drainase seperti normalisasi sungai dan Penelitian diawali dengan studi
saluran atau perbaikan dan penambahan literatur terkait sumur resapan, kemudian
saluran hanya dapat menanggulangi dilakukan penentuan lokasi penelitian.
permasalahan drainase untuk jangka Pengumpulan data baik data curah hujan,
pendek (Suripin 2004). Penanganan yang data tata guna lahan maupun data
baik seharusnya dapat menangani karakteristik saluran drainase dilakukan di
permasalahan drainase secara terintegrasi. lokasi penelitian. Dari data yang
Perencanaan drainase perlu diperoleh, analisis dilakukan untuk
memperhatikan fungsi drainase yang mengetahui debit rencana dan debit yang
dilandaskan pada konsep pembangunan sudah terjadi di saluran drainase.
yang berwawasan lingkungan. Konsep ini Selanjutnya dilakukan perhitungan
berkaitan dengan upaya konservasi kapasitas sumur resapan dan debit rencana
sumber daya air dengan memperlambat sehingga jumlah sumur resapan yang
aliran limpasan air hujan dan diperlukan dapat ditentukan. Data
mengendalikan agar dapat meresap ke sekunder yang kemudian dianalisis untuk
dalam tanah melalui bangunan resapan memperoleh debit rencana dan debit yang
baik buatan maupun alami seperti kolam terjadi.
tandon, sumur-sumur resapan, biopori,
dan lainnya. Oleh sebab itu, diperlukan Perhitungan Curah Hujan Rencana
adanya penelitian di Kampung Babakan, (R24)
Cibinong yang berdasarkan observasi Prosedur pengolahan data
langsung terdapat genangan bahkan banjir dilakukan dengan perhitungan curah hujan
kecil di lokasi tersebut. Kondisi tersebut rencana (R24). Analisis curah hujan
dapat menyebabkan terganggunya warga memproses data curah hujan mentah,
sekitar ataupun aktivitas pejalan kaki, diolah menjadi data yang siap dipakai
jalan menjadi berlubang dan rusak. Maka, untuk perhitungan debit aliran. Data curah
sumur resapan dikaji sebagai salah satu hujan yang akan dianalisis berupa
metode alternatif untuk menangani kumpulan data selama 10 tahun
banyaknya limpasan dan terjadinya pengamatan. Kejadian hujan merupakan
genangan di daerah yang elevasinya lebih proses stokastik, sehingga untuk
rendah yang dapat diterima oleh keperluan analisa dan menjelaskan proses
masyarakat umum. stokastik tersebut digunakan teori
probabilitas dan analisa frekuensi (Upomo
METODOLOGI 2016). Perhitungan curah hujan rencana
menggunakan data curah hujan dengan
Data yang digunakan adalah data periode ulang tertentu yang dihitung
primer berupa nilai permeabilitas tanah dengan 4 metode distribusi frekuensi yaitu
serta data sekunder meliputi data topografi distribusi normal, distribusi log normal,
dan data hidrologi. Selain itu, penelitian distribusi log pearson III, dan distribusi
ini menggunakan data curah hujan harian Gumbel (Supriyani et al 2012).
10 tahun terakhir yaitu dari tahun 2008- Perhitungan hujan rancangan setiap
2017 dan SNI 03- 2453-2002 (BSN 2002) metode distribusi untuk periode ulang
38
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 04 No. 01, April 2019
tertentu menggunakan persamaan (1), (2), digunakan untuk menentukan contoh uji
(3) dan (4). dari fungsi probabilitas yang kontinu
(Ayoola dan Azeez 2012). Distribusi
Distribusi Normal frekuensi digunakan untuk mengetahui
XT=𝑋̅+KTS (1) hubungan besarnya kejadian hidrologi
Distribusi Log Normal ekstrim seperti banjir dengan jumlah
XT=log𝑋̅+KTS (2) kejadian yang telah terjadi sehingga
Distribusi Log Pearson III peluang kejadian ekstrim terhadap waktu
logXT=log𝑋̅+KS (3) dapat diprediksi (Bhim 2012). Analisis
Distribusi Gumbel data yang dilakukan pada keempat metode
X=𝑋̅+SK (4) tersebut meliputi rata-rata, simpangan
Keterangan: baku, koefisien variasi, koefisien skewness
XT = Hujan rencana periode T tahun (kecondongan) dan koefisien kurtosis.
𝑋̅ = Harga rata-rata sampel Hasil yang didapat untuk keempat metode
K = Faktor probabilitas tersebut, kemudian dilakukan uji
KT = Faktor probabilitas (dari tabel kecocokan dengan metode Smirnov-
reduksi Gauss) Kolmogorov atau uji kesesuaian non-
S = Standar deviasi simpangan baku parametrik. Uji kecocokan ini digunakan
untuk menentukan nilai curah hujan
Uji kecocokan jenis distribusi rancangan dari keempat metode ditribusi
dilakukan pada keempat jenis distribusi frekuensi yang paling cocok digunakan di
untuk mengetahui tingkat kecocokan jenis lokasi penelitian.
distribusi yang digunakan dalam analisis Penentuan periode ulang untuk
selanjutnya (Agus et al 2013). Uji ini hujan rancangan yang digunakan di lokasi
dilakukan dengan dua metode yaitu uji penelitian dilakukan berdasarkan SNI 03-
Smirnov-Kolmogorov dan uji parameter 2453-2002 (BSN 2002). Periode ulang
statistik. Uji Smirnov Kolmogorov yang digunakan terdapat pada Tabel 1.
39
JSIL | Bahunta dan Waspodo. : Rancangan Sumur Resapan Air Hujan sebagai Upaya Pengurangan Limpasan
40
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 04 No. 01, April 2019
banjir yang akan ditampung dan SNI 6897-2008 (BSN 2008a) dan SNI
diresapkan ke dalam bangunan resapan. 7394-2008 (BSN 2008b).
Besarnya nilai efektivitas pengurangan
limpasan didapat dari jumlah limpasan HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mampu diserap oleh bangunan
resapan dibagi volume andil banjir total. Analisis Hujan dan Volume Andil
Banjir
Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Analisis hujan menggunakan data
(RAB) curah hujan harian maksimum selama 10
Setelah Perhitungan rencana tahun dari tahun 2008 hingga 2017 dari
anggaran biaya ini hanya mencakup harga Stasiun Klimatologi BMKG Kabupaten
bahan. Perhitungan RAB mengacu pada Bogor. Data curah hujan harian
maksimum disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Data curah hujan harian maksimum 10 tahun (mm/hari)
Bulan
Tahun Maks
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2008 78 70 62 80 39 19 65.6 39 43 65 58 48 80
2009 89 84 80 76 64 47 67 58.1 17 43 50 57.5 89
2010 56 115 79 66.5 56 119 33 69 70 78 57 38 119
2011 99 65 25 34 30 60 35.5 57.5 19 53 118 58 118
2012 82 43 36 49 39 45 25 32 36 50 89 62 89
2013 100 70 130 60 92 35 76 34 20 36 45 116 130
2014 192.8 95.7 52.5 99.2 52.4 84.6 70.5 35.3 32.4 21.5 86.5 109.9 192.8
2015 41.5 71.8 67.8 45.1 44 76 86 54 21 67 86.6 44.1 86.6
2016 45.5 74.4 54.4 54.5 42.2 80.5 55.3 19.4 48.1 69 79.4 17 80.5
2017 58.4 63.7 66.2 51.6 47.5 34.5 37.9 24 11.4 40.3 90 48.2 90
Sumber BMKG Kabupaten Bogor
41
JSIL | Bahunta dan Waspodo. : Rancangan Sumur Resapan Air Hujan sebagai Upaya Pengurangan Limpasan
C I (mm/hari) Luas Atap (m2) Jumlah Rumah Vab (m3) Vab total (m3)
42
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 04 No. 01, April 2019
43
JSIL | Bahunta dan Waspodo. : Rancangan Sumur Resapan Air Hujan sebagai Upaya Pengurangan Limpasan
dalam Software Ms. Excel yang kemudian dan model infiltrasi Philips seperti pada
dibandingkan dengan model Infiltrasi Gambar 2.
Philips (Persamaan 5). Kondisi lahan Grafik pada Gambar 2
secara umum merupakan daerah dengan menunjukkan bahwa nilai laju infiltrasi
bangunan terpencar sehingga daya resap hasil pengukuran dan perhitungan dengan
tanah di lokasi penelitian diasumsikan model infiltrasi Philips hampir berimpit
sebesar 0.3 (Tabel 4). Perhitungan saat keadaan tanah mulai jenuh setelah
dilakukan dengan trial and error nilai selang waktu tertentu. Hasil dari grafik
permeabilitas tanah yang ada pada model tersebut dapat diketahui besarnya nilai
infiltrasi Philips. Berdasarkan perhitungan permeabilitas tanah yang dapat digunakan
yang telah dilakukan, didapatlah kurva untuk merencanakan dan merancang
perbandingan nilai laju infiltrasi terukur sumur resapan air hujan.
44
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 04 No. 01, April 2019
45
JSIL | Bahunta dan Waspodo. : Rancangan Sumur Resapan Air Hujan sebagai Upaya Pengurangan Limpasan
parit-parit yang didalamnya diberi sumur- 185.17 m3 akan dialirkan melalui saluran
sumur (rorak) penampung air. Parit drainase yang sudah ada. Kapasitas
berorak juga merupakan sumur resapan volume total saluran drainase yang sudah
kolektif dengan jenis sumur resapan ada di lokasi penelitian adalah sebesar
dangkal. Direncanakan pembuatan parit 702.4 m3. Jumlah tersebut cukup untuk
berorak karena dengan hanya dibangun menampung sisa limpasan yang tidak
mampu diserap.
sumur resapan individu di beberapa rumah
Berdasarkan tujuan awal penelitian
tentunya belum begitu efektif dalam
yaitu untuk pengurangan limpasan,
mengurangi debit limpasan yang terjadi. rancangan sumur resapan dapat dikatakan
Dimensi rorak yang direncanakan yaitu efektif dalam mengurangi total limpasan.
dengan kedalaman 2 m serta panjang dan Meskipun tidak semua limpasan dapat
lebar alas 0.8 m disesuaikan dengan diserap ke dalam tanah. Namun bangunan
ukuran parit yang sudah ada dan jarak resapan ini mampu menambah waktu
antara rorak 5 m. Luas alas rorak adalah tampung air untuk meresap ke dalam
0.64 m2 dan luas dinding rorak 6.4 m2. tanah. Selain itu penerapan konsep ini
Berdasarkan hasil pehitungan didapatkan juga berhasil mengurangi lebih dari 50%
nilai volume resapan sebesar 0.25 m3 dan limpasan total yang terjadi di wilayah
setiap rorak dalam parit dapat mengurangi penelitian.
volume andil banjir sebesar 1.53 m3.
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Drainase saluran utama di Kampung
babakan sepanjang 439 m, sehingga Pembuatan rencana anggaran biaya
banyaknya rorak yang dapat dibangun dibuat untuk mengetahui perkiraan biaya
pembuatan sumur resapan. Besarnya biaya
sekitar 76 rorak dan dapat mengurangi
yang diperlukan untuk membuat 1 buah
volume andil banjir sebesar 116.09 m3.
sumur resapan type II adalah sebesar Rp.
Konstruksi parit berorak secara umum
735.000 terdiri dari pekerjaan persiapan,
tidak berbeda jauh dengan sumur resapan pekerjaan tanah seperti galian tanah,
yang dibangun untuk meresapkan galian tanah saluran hujan, urugan tanah
limpasan dari atap. Perbedaannya hanya dan meratakan tanah, kemudian pekerjaan
pada bagian penutup atas, untuk sumur sumur resapan serta pekerjaan perpipaan.
resapan menggunakan plat beton
bertulang sedangkan parit berorak
menggunakan plat besi penyaring dengan KESIMPULAN
tujuan agar aliran air pada saluran dapat Berdasarkan perhitungan volume
langsung masuk ke rorak andil banjir total di wilayah Kampung
Efektivitas Resapan Babakan seluas 2.42 ha dengan koefisien
limpasan sebesar 0.4 untuk karakter
Berdasarkan hasil perhitungan perkampungan dan curah hujan rencana
yang telah dilakukan total volume andil 97.36 mm/hari sebesar 805790.30 liter
banjir yang dapat dikurangi dengan atau setara dengan 805.79 m 3.
adanya sumur resapan dan parit berorak Berdasarkan hasil perhitungan, total
adalah sebesar 620.62 m3. Volume andil sumur resapan yang perlu dibuat sebanyak
banjir total Kampung Babakan sebesar 115 buah serta parit berorak sebanyak 76
805.79 m3 maka sumur resapan dan parit buah. Konstruksi penutup sumur dibuat
berorak dapat mengurangi 77.02% dari dari plat beton bertulang dengan tebal 10
total limpasan yang terjadi. Adapun sisa cm campuran semen, pasir, kerikil
limpasan sebanyak 22.98% atau sebesar
46
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 04 No. 01, April 2019
47
JSIL | Bahunta dan Waspodo. : Rancangan Sumur Resapan Air Hujan sebagai Upaya Pengurangan Limpasan
48