Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

ASISTEN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT

TNI AU SOEMITRO

Pada tanggal 20 september s/d 16 oktober 2021

Oleh :

DANI IRFANSYAH

Nomor Induk : 652/106.071

Program Keahlian Keperawatan

SMK KESEHATAN NUSANTARA SURABAYA

Tahun Ajaran 2021 - 2022

i
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

ASISTEN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT

TNI AU SOEMITRO

Pada tanggal 20 September s/d 16 Oktober 2021

Telah diedit dan disahkan

Pada tanggal: 16 Oktober 2021

Oleh :
Mengetahui / Menyetujui

Kaporli Keperawatan Kepala Rumah Sakit TNI AU Soemitro

Cynthia Woro Puspita s.Kep., Ns dr. Yuli Nur Hidayati,Sp.A


Mayor Kes NRP 533180

Kepala Sekolah

H. Iqomatul Haq, S.kep.

ii
MOTTO/SEMBOYAN

Jangan jadikan kekurangan sebagai penghalang tapi jadikan kekurangan itu

sebagai kelebihan

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataalah karena

dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya kami dapat melaksanakan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Ruhah Sakit dengan baik dan lancar.

Peraktek Kerja Lapangan (PKL) yang saya lakukan Rumah Sakit TNI AU

Soemitro Surabaya berlangsung pada tanggal 20 September 2021 - 16 Oktober

2021. Penyelenggaraan ini dalam rangka memberikan bekal pengetahuan,

keterampilan, dan pengalaman dalam pengolahan rumah sakit kepada siswa serta

meningkatkan kemampuan dalam mengabdikan profesinya kepada masyarakat.

Alhamdullilah Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat di laksanakan

dengan baik dan lancar tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak pada

kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak - banyak terima kasih kepada:

1. Bapak H.Iqomatul Haq, S.Kep selaku Kepala Sekolah SMK Kesehatan

Nusantara yang telah memberikan izin saya untuk bisa melaksanakan kegiatan

Praktik Kerja Lapangan (PKL).

2. dr.Yuli Nur Hidayati,Sp.A Selaku Kepala Rumah Sakit TNI AU Soemitro

Surabaya yang sudah memberikan izin kepada saya untuk bisa mengikuti Praktik

Kerja Lapangan (PKL)

3. Isrofatul Khotifah, Amd. Kep selaku pembimbing ruangan saya di IGD

yang telah membimbing saya dalam kegiatan PKL dan mengerjakan laporan ini.

iv
4. Sri Utaminingsih, Amd. Kep selaku pembimbing ruangan saya juga di

Keperawatan yang telah memberi arahan dalam kegiatan PKL dan dalam

pembuatan laporan ini.

5. Siti Auliya Aminatus Syafitri, S.Kep., Ns selaku pembimbing saya di

sekolah yang telah membimbing saya dalam kegiatan PKL dan mengerjakan

laporan ini.

6. Orang tua saya yang telah mendoakan, membiayai, mendukung, dan

memberikan semangat sampai selesainya pelaksanaan PKL.

7. Seluruh karyawan Rumah Sakit TNI AU Soemitro yang telah memberikan

ilmu, bimbingan, serta bantuan kepada saya selama pelaksanaan kegiatan Praktek

Kerja Lapangan (PKL) ini.

v
DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ...........................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................9

MOTTO / SEMBOYAN ..................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................iv

DAFTAR ISI .....................................................................................v

KATAPENGANTAR .......................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................1

1.2 Tujuan ...................................................................................................1

1.3 Manfaat .................................................................................................2

1.4 Waktu ....................................................................................................3

BAB II TINJAUAN UMUM ............................................................4

2.1 Profil Rumah Sakit ................................................................................4

2.2 Visi Dan Misi ........................................................................................6

2.3 Motto / Semboyan ................................................................................. 6

2.4 Stuktur Organisasi .................................................................................7

2.5 Fasilitas .................................................................................................8

BAB III STUDI KASUS ..................................................................10

3.1 Laporan Pendahuluan ............................................................................10

3.2 Laporan Resume Keperawatan .............................................................24

vi
BAB IV SIMPULAN DAN PENUTUP ..........................................26

4.1 Simpulan ...............................................................................................26

4.2 Kesan,Pesan,dan Harapan .....................................................................26

4.3 Penutup ..................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................28

LAMPIRAN ......................................................................................29

1.Laporan Kegiatan Harian .........................................................................

2. Lembar Konsul ........................................................................................

3. Absensi Kehadiran ..................................................................................

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberi berkat yang melimpah. Dengan banyak banyak mengucap syukur

saya dapat menyusun laporan di Rumah Sakit TNI AU Soemitro Surabaya.

Laporan ini di susun berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini kami laksanakan selama satu bulan pada

tanggal 20 september s/d 16 oktober 2021.

Saya mengucapkan banyak banyak terima kasih kepada Kepala

Rumah Sakit TNI AU Soemitro Surabaya yang telah menerima saya sebagai

siswa yang dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah

Sakit TNI AU Soemitro Surabaya Terima kasih kepada bapak ibu guru SMK

Kesehatan Nusantara yang telah banyak membimbing kami serta memberi

dukungan yang baik kepada kami dan kerja sama kelompok pembuat

laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang sudah

menyempatkan waktu untuk melihat dan membaca laporan ini Semoga

siswa siswi yang membaca laporan ini dapat banyak belajar. Saya

menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya

mengharapkan saran dan juga kritik yang dapat membangun.

Surabaya, 16 Oktober 2021

Penulis

viii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan untuk menguji kemampuan

siswa dalam bidang kompetensi yang dipilihnya. Selain itu, Praktik Kerja

Lapangan (PKL) juga bertujuan untuk memberikan bekal ilmu dalam dunia

kerja agar di masa mendatang para siswa dapat bersaing dalam dunia kerja yang

semakin ketat seperti saat ini, untuk mempersiapkan siswa agar memiliki

kemampuan teknis dengan wawasan yang luas dan fleksibel di era kemajuan

teknologi dan ilmu pengetahuan, meningkatkan mutu dalam Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK), serta mengasah dan mengimplementasikan materi yang

diperoleh siswa dari sekolah masing masing terkait jurusannya.

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan sekolah

yang bertujuan untuk memberikan gambaran kepada para siswa dan siswi

mengenai dunia kerja yang akan dihadapinya kelak. Dimana dalam bidang

keperawatan para siswa diberikan kesempatan untuk mempelajari dan

mempraktikan mengenai apa yang sudah mereka pelajari di tempat

pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melaksanakan pembelajaran kegiatan ini siswa diharapkan mampu

melakukan asistensi kepada klien dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia

secara komprehensif sesuai dengan standart dan etika keperawatan yang telah

disesuaikan dalam dunia keperawatan.

1
1.2.2 Tujuan Khusus

Kompetensi dasar :

1. Setelah melakukan pembelajaran siswa mampu menerapkan asistensi sesuai

standart yang beretika.

2. Setelah melakukan pembelajaran ini siswa mampu menerapkan asistensi

keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar klien.

3. Setelah menyelesaikan pembelajaran siswa mampu menerapkan asistensi

keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar klien secara komprehensif

sesuai dengan standart.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit

Dapat dijadikan tambahan ilmu dan informasi bagi Rumah Sakit TNI

AU Soemitro Surabaya Manfaat Bagi SMK Kesehatan Nusantara Surabaya

Untuk dijadikan sebagai sebuah tanda dan bukti kepada SMK

Kesehatan Nusantara Surabaya bahwa saya telah melaksanakan kegiatan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit TNI AU Soemitro Surabaya dan

digunakan sebagai referensi bagi adik-adik kelas saya kelak dalam pembuatan

laporan.

1.3.3 Manfaat Bagi Siswa-Siswi

1. Dapat menggali dan menjadikan suatu hal sebagai pembelajaran dari

suatu pekerjaan industri (kesehatan) di lapangan, sehingga setelah lulus

SMK Kesehatan Nusantara Surabaya dan terjun ke dunia kerja siswa tidak

lagi merasa bingung.

2
2. Dapat menambah keterampilan dan pengalaman dalam dunia kesehatan

yang profesional dan handal.

1.4 Waktu

Praktik Kerja Lapangan (PKL) tahap satu di Rumah Sakit TNI AU

Soemitro Surabaya dilakukan selama satu bulan. Pelaksanaan dimulai tanggal 20

september s/d 16 oktober 2021, pelaksanaan waktu telah ditetapkan oleh

pembimbing Rumah Sakit TNI AU Soemitro Surabaya. Tanggal Paktik Kerja

Lapangan (PKL) :

1. 20 September-03 Oktober 2021 : Ruang IGD

2. 04 Oktober-16 Oktober 2021 : Ruang Keperawatan

Waktu atau shift piket :

1. Pagi : 07.00-14.00 WIB

2. Sore : 14.00-21.00 WIB

3
BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Rumah Sakit

2.1.1 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit

Sejarah awal Kesehatan Lanud Muljono dimulai pada tahun 1958 ketika

dilakukan timbang terima rumah Jl. Serayu No.17 Surabaya antar Belanda dengan

Pejabat AURI yang diwakili oleh LU-II Soemitro. Penyerahan surat sertifikat dan

bangunan Belanda ini direncanakan untuk digunakan sebagai kegiatan sosial

(rumah sakit).

Adapun para perintis kesehatan Lanud Muljono adalah : SMU Soemitro

(1960-1962), SMU IG. Mursidi (1962-1965), LMU Ismail hamid (1965-1967).

Pada periode 1967-1971, pada saat pakes di jabat oleh LU-I dr. Rahardjo M.

dilakukan pembangunan ruang perawatan. Pada perkembangan berikutnya juga

dibangun gedung perkantoran dan perluasan ruangan perawatan untuk

meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan kepada para anggota TNI AU dan

masyarakat sekitar. Dalam perkembangannya, rumah sakit terus berbenah

Dengan mengembangkan pelayanan Gawat Darurat dan pelayanan

penunjang Laboratorium dan Rongent .Selanjutnya sejak tahun 2000 dibuka 1

(satu) kamaro perasi dan tahun 2002 menjadi 2 (dua) kamar operasi, seiring

dengan datangnya alat-alat baru dari Dinas Kesehatan TNI AU serta menambah

fasilitas pelayanan baru untuk Neonatus/bayi baru lahir Dalam rangka

meningkatkan pelayanan, Rumah Sakit terus dikembangkan dengan melengkapi

pelayanan 24 jam diantaranya, Pelayanan Gawat Darurat, Laboratorium, Klinik,

4
Apotik/Farmasi, juga dilakukan pengembangan dengan membuka layanan Klinik

Spesialis dan Gigi sore-malam hari.

Para pejabat yang pernah memimpin kesehatan Lanud Muljono adalah

:Mayor dr. Rahardjo M (1967-1971), Kapten dr. Eko Sujanto (1971-1976),

Kapten dr. Krisdarmadji (1979-1983). Pada tahun 1983 organisasi Dinas

Kesehatan Lanud Muljono diganti menjadi

Rumah Sakit Lanud Muljono dengan Karumkitnya adalah Kapten Kes

Sartono Kiswari, Sp.S, antara tahun 1983 sampai dengan tahun 1996. Selanjutnya

jabatan Karumkit diserah terimakan kepada Mayor Kes drg. M. Martono (1996-

1998) dan kemudian berturut-turut kepada : Mayor Kes drg.Margaretha (1998-

2002), Mayor Kes dr. Benny H. Tumbelaka, SpBO (2002-2004), Mayor Kes dr.

Suhana, Sp OT. ( 2004-2005), Mayor Kes dr. Miftahul FirdosSp.S (2005-2011),

Mayor Kes dr. Mukti Arja Berlian, Sp.PD (2011-2014), Mayor Kes dr. Erna

Emlijah, Sp.M, MARS, (2014-2016), Mayor Kes dr. Markus Kaban, Sp.PK

(2016-2017), Mayor Kes dr. Endah Wiranty, Sp.KP (2017-2019), Kapten Kes

dr.Yuli Nur Hidayati,Sp.A (2019-Sekarang).

1. Kebutuhan Pelayanan dan Sarana/Fasilitas

a. Perawatan Intensif

b. Pelayanan Poli Spesialis

c. Peningkatan Rawat Inap hingga mencapai 50 TT

d. Incenerator (pengolahan limbah padat)

2. Kemampuan Pembiayaan diajukan ke Kesatuan Komando Atas.

3. Master Plan (daftar terlampir)

4. Status Kepemilikan Kementerian Pertahanan/Mabes TNI AU

5
5. Pengelolaan Limbah

a. Limbah cair dilakukan dengan menggunakan IPAL.

b. Limbah padat dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak ke-II yaitu

PT.Triata Mulia Indonesia tentang Perjanjian Kerjasama Jasa

Pengelolaan Limbah B 3 Medis.

6. Penamaan Rumah Sakit. Sesuai dengan surat ijin penyelenggaraan rumah

sakit tahun 2006 oleh Departeman Kesehatan yaitu Rumah Sakit Soemitro

Lanud Surabaya. IMB, IPB,SITU

2.2 Visi dan Misi

2.2.1 Visi

“Rumah Sakit Soemitro menjadi rumah sakit yang profesional dalam

memberikan dukungan kesehatan pelayanan kesehatan terhadap anggota dan

keluarganya serta masyarakat Surabaya.”

2.2.2 Misi

1. Melaksanakan dukkes kesehatan di Lanud Muljono

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap

keluarganya serta masyarakat sekitar Rumah Sakit.

2.3 Motto/Semboyan

“Melayani dengan Iklas, memberikan yang terbaik”

6
2.4 Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT TNI AU SOEMITRO SURABAYA

7
2.5 Fasilitas

1. UGD 24 jam

2. Poli Gigi

3. Poli Spesialis

4. Kamar Bersalin/BKIA

5. Ruang Neonatus

6. Apotik/Farmasi 24 jam

7. Laboratorium 24 jam

8. Radiologi (Rontgen dan USG)

9. Kamar Operasi

10. Ambulance

11. Rawat Inap

12. Rawat Jalan

13. Fisioterapi

14. Gudang Obat

15. Poli TB DOTS

16. Poli MARS (VCT)

8
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR

MANUSIA PENINGKATAN SUHU TUBUH

DI IGD RUMAH SAKIT TNI AU SOEMITRO

Mengetahui/Menyatujui

Guru Pembimbing Pembimbing Ruangan

Siti Auliya A.S., S.Kep., Ns Isrofatul Khotifah, Amd.Kep

9
BAB 3

STUDI KASUS

2.1 Laporan Pendahuluan Peningkatan Suhu Tubuh

2.1.1 Definisi

Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan

ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi

produksi panas. Hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan

mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi produksi panas yang

berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.Hipertermi tidak

berbahaya jika dibawah 39°C.Selain adanya tanda klinis, penentuan

hipertermi juga didasarkan pada pembacaan suhu pada waktu yang berbeda

dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut

(Potter & Perry,2010).

Menurut Wong (2008) terdapat empat jenis demam yang umum

terjadi yaitu demam intermiten, remiten, kambuhan, dan konstan. Selama

demam intermiten, suhu tubuh akan berubah-ubah dalam interval yang

teratur, antara periode demam dan periode suhu normal serta subnormal.

Selama demam remiten, terjadi fluktuasi suhu dalam rentang yang luas

(lebih dari 2°C) dan berlangsung selama 24 jam, dan selama itu suhu tubuh

berada di atas normal. Pada demam kambuhan, masa febril yang pendek

selama beberapa hari diselingi dengan periode suhu normal selama 1 – 2

hari. Selama demam konstan, suhu tubuh akan sedikit berfluktuasi, tetapi

berada di atas suhu normal.

10
Tanda-tanda klinis demam dapat bervariasi, bergantung pada awitan,

penyebab, dan tahap pemulihan demam. Semua tanda tersebut muncul

akibat adanya perubahan set point pada mekanisme pengontrolan suhu yang

diatur oleh hipotalamus. Pada kondisi normal, ketika suhu inti naik diatas

37°C, laju pengeluaran panas akan meningkat sehingga suhu tubuh akan

turun ke tingkat set point. Sebaliknya, ketika suhu inti kurang dari 37°C,

laju produksi panas akan meningkat sehingga suhu tubuh akan naik ke

tingkat set point. Dalam keadaan ini termostat hipotalamus berubah secara

tiba-tiba dari tingkat normal ke tingkat yang lebih tinggi akibat pengaruh

kerusakan sel, zat-zat pirogen, atau dehidrasi pada hipotalamus. Selama fase

interval, terjadi respons produksi panas yang biasanya muncul, yakni

meriang, kedinginan, kulit dingin akibat vasokontriksi, dan menggigil yang

dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh pada anak yang mengalami

hipertermia.

Hipertermia yang berhubungan dengan infeksi yang dapat berupa

infeksi lokal atau sistemikharus ditangani dengan benar karena terdapat

beberapa dampak negatif yang ditimbulkan (Kolcaba,2007, dalam

Setiawati,2009). Hipertermi disebabkan karena berbagai faktor. Jika tidak di

manajemen dengan baik, hipertermi dapat menjadi hipertermi

berkepanjangan.

Hipertermi berkepanjangan merupakan suatu kondisi suhu tubuh lebih

dari 38°C yang menetap selama lebih dari delapan hari dengan penyebab

yang sudah atau belum diketahui. Tiga penyebab terbanyak demam pada

anak yaitu penyakit infeksi (60%-70%), penyakit kolagen-vaskular, dan

11
keganasan. Walaupun infeksi virus sangat jarang menjadi penyebab demam

berkepanjangan, tetapi 20% penyebab adalah infeksi virus (Sari

Pediatri,2008).

Kesulitan dalam mencari penyebab timbulnya demam berkepanjangan

disebabkan oleh banyak faktor terutama penyebab yang beraneka ragam.

Menurut Nelson (2000) hipertermia disebabkan oleh mekanisme pengatur

panas hipotalamus yang disebabkan oleh meningkatnya produksi panas

endogen (olah raga berat, hipertermia maligna, sindrom neuroleptik

maligna, hipertiroidisme), pengurangan kehilangan panas (memakai selimut

berlapis-lapis, keracunan atropine), atau terpajan lama pada lingkungan

bersuhu tinggi (sengatan panas). Ada juga yang menyebutkan bahwa

hipertermia atau demam pada anak terjadi karena reaksi transfusi, tumor,

imunisasi, dehidrasi, dan juga karena adanya pengaruh obat.

Dampak yang ditimbulkan hipertermia dapat berupa penguapan cairan

tubuh yang berlebihan sehingga terjadi kekurangan cairan dan kejang(Alves

& Almeida, 2008, dalam Setiawati, 2009).Hipertermi berat (suhu lebih dari

41°C) dapat juga menyebabkan hipotensi,kegagalan organ multipel,

koagulopati, dan kerusakan otak yang irreversibel. Hipertermia

menyebabkan peningkatan metabolisme selular dan konsumsi oksigen.

Detak jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi tubuh. Metabolisme ini menggunakan energi yang menghasilkan

panas tambahan. Jika klien tersebut menderita masalah jantung atau

pernapasan, maka demam menjadi berat. Demam dalam jangka panjang

akan menghabiskan simpanan energi klien dan membuatnya lemah.

12
Metabolisme yang meningkat membutuhkan oksigen tambahan. Jika tubuh

tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen tambahan, maka terjadi hipoksia

selular.Hipoksia miokardial menimbulkan angina (nyeri dada) dan 4

hipoksia serebral menimbulkan cemas (Potter & Perry,2010). Dengan

demikian, hipertermi harus diatasi dengan teknik yang tepat.

Perawat berperan penting untuk mengatasi hipertermia melalui peran

mandiri maupun kolaborasi. Untuk peran mandiri perawat dalam mengatasi

hipertermia bisa dengan melakukan kompres (Alves & Almeida,2008,dalam

Setiawati,2009). Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan

suhu tubuh bila anak mengalami demam. Selama ini kompres dingin atau es

menjadi kebiasaan para ibu saat anaknya demam. Selain itu, kompres

alkohol juga dikenal sebagai bahan untuk mengompres. Namun kompres

menggunakan es sudah tidak dianjurkan karena pada kenyataan demam

tidak turun bahkan naik dan dapat menyebabkan anak menangis, menggigil,

dan kebiruan. Tindakan dengan memberikan es/air es ini dapat

menyebabkan vasokontriksi dan menggigil yang dapat memperburuk

hipertermia (Alpers,Ann, 2006). Metode kompres yang lebih baik adalah

kompres tepid sponge (Kolcaba,2007)

Kompres tepid sponge merupakan kombinasi teknik blok dengan

seka. Teknik ini menggunakan kompres blok tidak hanya disatu tempat saja,

melainkan langsung dibeberapa tempat yang memiliki pembuluh darah

besar. Selain itu masih ada perlakuan tambahan yaitu dengan memberikan

seka diseluruh area tubuh sehingga perlakuan yang diterapkan terhadap

klien ini akan semakin kompleks dan rumit dibandingkan dengan teknik

13
yang lain. Namun dengan kompres blok langsung diberbagai tempat ini

akan memfasilitasi penyampaian sinyal ke hipotalamus lebih gencar. Selain

itu pemberian seka akan mempercepat pelebaran pembuluh darah perifer

akan memfasilitasi perpindahan panas dari 5 tubuh kelingkungan sekitar

yang akan semakin mempercepat penurunan suhu tubuh (Reiga, 2010).

Menurut Suprapti(2008) tepid sponge efektif dalam mengurangi suhu

tubuh pada anak hipertermia yang mendapatkan terapi antipiretik ditambah

tepid sponge sebesar 0,53°C dalam waktu 30 menit. Sedangkan yang

mendapatkan terapi tepid sponge saja rata-rata penurunan suhu tubuhnya

sebesar 0,97°C dalam waktu 60 menit.

2.1.2 Masalah yang sering muncul

1. ISPA

a. Pengertian

Infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA adalah infeksi di saluran

pernafasan yang menimbulkan gejala batuk,pilek, disertai dengan demam. ISPA

sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak anak dan

lansia.

Sesuai dengan namanya, ISPA akan menimbulkan peradangan pada saluran

pernafsan, mulai dari hidung hingga paru-paru. Kebanyakan ISPA disebabkan

oleh virus, sehingga dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus

dan antibiotik.

Ada beberapa jenis virus yang menyebabkan ISPA, yaitu:

1) Rhinovirus

2) Respiratory syntical viruses (RSVs)

14
3) Adenovirus

4) Parainfluenza virus

5) Virus influenza

b. Penyebab

Penyebab ISPA adalah infeksi virus atau bakteri pada saluran pernafasan.

Walaupun sering disebabkan oleh virus ada beberapa jenis bakteri yang juga bisa

menyebabkan ISPA, yaitu:

1) Streptococcus

2) Haemophilus

3) Staphylococcus aureus

4) Corynebacterium diphteriae

5) Mycoplasma pneumoniae

6) Chlamydia

ISPA dapat menyerang saluran pernafasan atas maupun saluran pernafasan

bawah. Beberapa penyakit termasuk ke dalam ISPA adalah common cold,

sinusitis, radang tenggorokan akut, laringitis akut, pneumonia, dan covid-19.

Penularan virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak

dengan percikan air liur orang yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam percikan

liur akan menyebar melalui udara, masuk ke hidung atau mulut orang lain.

Selain kontak langsung dengan percikan liur penderita, virus juga dapat

menyebar melalui sentuhan dengan benda yang terkontaminasi, atau berjabat

tangan dengan penderita.

15
c. Tanda dan gejala

Gejala dari infeksi saluran pernafasan akut berlangsung antara 1-2 minggu.

Sebagian besar penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah minggu

pertama. Gejala tersebut adalah:

1) Batuk

2) Bersin

3) Pilek

4) Hidung tersumbat

5) Nyeri tenggorokan

6) Sesak nafas

7) Demam

8) Sakit kepala

9) Nyeri otot

d. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dapat berupa

kompres hangat, perbanyak minum air putih, irigasi nasal, dan terapi

medikamentosa.

2. Febris

a. Pengertian

Menurut ( Tamsuri. 2006 ) Febris (panas) dapat didefenisikan keadaan

ketika individual mengalami atau berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh terus

menurus lebih dari 37,8 °C peroral atau 37,9°C perrectal karena faktor eksternal.

16
Sedangkan menurut ( Ann M Arivin. 2000 ) Suhu tubuh dapat dikatakan

normal apabila suhu 36,5 °C – 37,5 °C, febris 37 °C - 40 °C dan febris > 40 °C.

Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi dan berinteraksi

dengan mekanisme hospes. Pada perkembangan anak demam disebbkan oleh agen

mikrobiologi yang dapat dikenali dan demam menghilang sesudah masa yang

pendek.

Menurut pendapat lain ( Sodikin. 2012 ) Demam merupakan suatu keaadan

suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di

hipotalamus. Sebagian besar demam pada anak merupakan akibat dari perubahan

pada pusat panas (termogulasi) di hipotalamus penyakit – penyakit yang ditandai

dengan adanya demam dapat menyerang system tubuh. Selain itu demam

mungkin berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non

spesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi.Sebagian

besar kondisi febris yang terjadi pada bayi serta anak disebabkan oleh virus, dan

anak sembuh tampa terapi spesisfik. Namun infeksi bakteri serius seperti

meningitis, sepsis, osteomilitis, srtritis spesis,infeksi traktus urinarius, pneumonia,

endokarditis, gastroenteritis dapat mula – mula muncul sebagai demam tampa

tanda yang menunjuk pada suatu lokasi. Tantangan bagi klinis adalah melakukan

penatalaksanaan adekuat semua anak dengan infeksi bakteri serius, tanpa

melakukan pengobatan berlebihan terhadap mayoritas luas anak yang menderita

infeksi virus.

Jadi dapat disimpulkan febris keaadaan dimana seseorang yang mengalami

atau beresiko kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih dari batas normal suhu

tubuh yaitu < 37,5 °C, dan demam juga dapat berperan penting terhadap

17
peningkatan perkembangan imunitas dalam membantu pemulihan atau pertahanan

terhadap infeksi, demam dapat terjadi karena berbagai proses infeksi dan non

infeksi yang berinteraksi dengan hospes.

1) Klasifikasi

a) Fever

Keabnormalan elevasi dari suhu tubuh, biasanya karena proses patologis.

b) Hyperthermia

Keabnormalan suhu tubuh yang tinggi secara intensional pada makhluk hidup

sebagian atau secara keseluruhan tubuh, seringnya karena induksi dari radiasi

(gelombang panas, infrared), ultrasound atau obat – obatan.

c) Malignant Hyperthermia

Peningkatan suhu tubuh yang cepat dan berlebihan yang menyertai kekakuan otot

karena anestesi total.

b. Penyebab

Demam merupakan gejala yang muncul karena adanya berbagai macam

reaksi yang timbul pada tubuh, dan menandakan bahwa melakukan perlawanan

terhadap suatu penyakit. Namun berbagai penelitian setuju bahwa penyebab

terbesar adalah infeksi. Penelitian di RSCM menemukan bahwa angka kejadian

demam yang diakibatkan oleh infeksi mencapai angka 80%, sedangkan sisanya

adalah karena kolagen-vaskuler sebanyak 6%, dan penyakit keganasan sebanyak

5%. Untuk penyakit infeksi karena bakteri mencakup tubercolosis,

bakterimia,demam tifoid, dan infeksi sakuran kemih (ISK) sebagai penyebab

tertinggi ( Bakry b, Tumberlaka A,Chair I. 2008 ) Dalam studi yang dilakukan

18
oleh Limper M et. al (2011), mereka mendapatkan temuan yang sama seperti yang

dilakuakn di RSCM. Ditemukan bahwa infeksi merupakan penyebab demam

terbanyak. Hal ini sudah dipastikan melalui kultur darah. Ditemukan bahwa

bakteri yang di temukan paling banyak adalah bakteri gram positif dengan infeksi

saluran pernafasan atas dan bawah sebagai diagnosis terbanyak. Untuk bakteri

gram negatif sendiri lebih cendrung menyebabkan bakterimia,atau dengan kata

lainmemberikan infeksi sistematik. Hanya 1 dari 20 pasien yang ditemukan

dengan demam selain dari bakteri ( Limper M et, al. 2011 ).Penyebab demam

paling non infeksi yang dapat ditemukan adalah demam karena kankermelalui

jalur tumor, alergi, dan tranfusi darah ( Dalal S, Donna S, Zhukovsky. 2006)

c. Manifestasi Klinis

Terdapat banyak hal yang dapat menyebabkan dema. Pemecahan protein

dan beberapa substansi lainnya seperti toksin liposakarida yang dilepaskan dari sel

membran bakteri. Perubahan yang terjadi adalah peningkatan set point meningkat.

Segala sesuatu yang menyebkan kenaikan set – point ini kemudian dikenal dengan

sebutan pyrogen. Saat set – point lebih tinngi dari normal tubuh akan

mengeluarkan mekanisme untuk meningkatkan suhu tubuh, termasuk konservasi

panas dan produksi panas. Dalam hitungan jam suhu tubuh akan mendekati set –

point. Awal mulai pyrogen dilepaskan adalah saat terjadi pemecahan bakteri di

jaringan atau di darah melalui mekanisme pagositosis oleh leukosit,makrofag, dan

large granular killer lymphocytes. Ketiga sel tersebut akan melepaskan sitokin

setelah melakukan pencernaan. Sitokin adalah sekelompok peptide signalling

molecule. Sotokin yang paling berperan dalam menyebabkan demam adalah

interleukin- 1 (IL-1) atau disebut juga endogeneous pyrogen. IL-1 dilepaskan oleh

19
magrofak dan sesaat setelah mencapai hypothalamus, mereka akanmengaktivasi

proses yang menyebabkan dema (Guyton, Arthur C, Hall, Jhon E. 2006)

Cyclooxigenesa-2 (COX-2) adalah enzim yang membantu mekanisme kerja

pitrogen endogen untuk membentuk prostaglandin E2 (Guyton, Arthur c, Hall,

Jhon E. 2006). COX-2 dianggap sebagai sitokin proinflamutori. Prostaglandin

bekerja dengan cari mengaktivasi termoregulasi neoron hypothalamic anterior dan

menaikan suhu tubuh. Rute utama dari sitokin untuk mempengaruhi hyphotalamus

adalah melalui rute vaagal saat set – point meningkat maka akan terjadi 2 hal yang

menginduksi demam. Yang pertama adalah konservasi panas yang terjadi melalui

vasokontraksi, dan yang kedua adalah produksi panas melalui kontraksi otot

secara involunter ( Dalal S, Donna S, Zhukovsky. 2006 )

d. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan fisik pada anak demam secara kasar dibagi atas status generalis

danefaluasi secara detil yang menfokuskan pada sumber infeksi.Pemerksaan status

generalis tidak dapat diabaikan karena menentukanapakah pasientertolong tokis

atau tidak toksis. Skala penilaian terdiri dari evaluasi secara menagis, reaksi

terhadap orang tua, variasikeadaan, respon social, warna kulit, dan status

hidrasi.Pemeriksaan awal : Pemeriksaan atas indikasi, kultur darah, urin atau

feses, pengembalian cairan, Serebrospinal, foto toraks, Darah urin dan feses rutin,

morfolografi darah tepi, hitung jenis leokosit.

e. Pelaksanaan

a) Medis

Pada keadaan hipepireksia (demam ≥ 41 °C) jelas diperlukan

penggunaan obat – obatan antipiretik. Ibuprofen mungkin aman bagi anak

20
– anak dengan kemungkinan penurunan suhu yang lebih besar dan lama

kerja yang serupa dengan kerja asetaminofin ( Isselbacher. 1999 ).

b) Keperawatan

Pengelolaan pada penderita febris meliputi diagnosa keperawatan dan

rencana tindakan sebagai berikut: Diagnosa pertama yang muncul yaitu

hipertemi yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh dari 37,8 °C

peroral atau 38,8 °C perektal. Diagnosa ini mempunyai tujuan yaitu : kaji

tentang penyebab hipertemi, monitor tanda – tanda vital, berikan kompres

air hangat untuk merangsang penurunan panas atau demam,anjurkan

pasien untuk banyak istirahat

3.1.4 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pPenimhkatan Suhu Tubuh

A. Pengkajian Keperawatan Terkait Hipertermi

Ada banyak tempat untuk mengkaji suhu inti dan permukaan tubuh.

Pengukuran suhu yang dilakukan membutuhankan peralatan yang dipasang

invasif tetapi dapat digunakan secara intermiten. Tempat yang paling sering

digunakan untuk pengukuran suhu seperti oral, rektal, aksila, dan kulit yang

mengandalkan sirkulasi efektif darah pada tempat pengkuran yang mana

panas dari darah dialirkan ke termometer. Pengukuran suhu tubuh harus

dilakukan selama setiap fase demam. Selain itu kaji juga faktor-faktor yang

memberat peningkatan suhu tubuh seperti dehidrasi, infeksi ataupun suhu

lingkungan serta identifikasi respon fisiologis terhadap suhu seperti ukur

semua tanda vital, observasi warna kulit, kaji suhu kulit dan observasi

adanya menggigil atau diaforesis.

21
Menurut Potter dan Perry (2005), untuk memastikan bacaan suhu yang

akurat, tempat yang hendak diukur harus diukur secara akurat. Variasi suhu

yang didapatkan bergantung pada tempat pengukuran, tetapi harus antara

36° C dan 38°C. Walaupun temuan riset dari banyak penelitian didapat

bertentangan, secara umum diterima bahwa suhu rektal biasanya 0,5°C lebih

tinggi dari suhu oral suhu aksila 0,5°C lebih rendah dari suhu oral.Riwayat

dan tahap perkembangan keluarga meliputi

B. Masalah keperawatan

Masalah keperawatan yang muncul pada peningkatan suhu tubuh yaitu:

1. Hipertermia

2. Resiko Hipovolemia

C. Rencana keperawatan dan rasional

Peningkatan suhu tubuh

Tujuan :

1. Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang normal

2. Setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan diharapkan masalah

hipertermi teratasi.

Kriteria hasil :

1. Menggigil menurun.

2. Suhu tubuh membaik.

22
3. Suhu kulit membaik.

Intervensi:

1. Observasi tanda tanda vital pasien

2. Mengajurkan pada pasien untuk banyak meminum air putih

3. Beri kompres hangat dibeberapa bagian tubuh.

Rasional

1. Untuk mengetahui perkembangan keadaan umum dari pasien

2. Untuk mencegah terjadinya dehidrasi

3. Meminimalisir produksi panas yang diproduksi oleh tubuh

A. Evaluasi

1. Klien menunjukkan penurunan suhu tubuh ke batas normal

2. Pasien tampak tidak lemas

23
4.1 Laporan Khasus Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Penyakit

ISPA

PENGAKAJIAN KEPERAWATAN

RESUME KEPERAWATAN PENYAKIT DASAR/ UMUM

SMK KESEHATAN NUSANTARA SURABAYA

Nama Siswa : Dani irfansyah Tgl/Jam MRS : 26-09-2021 / 21.00

Tgl/Jam Pengkajian : 26-09-2021 / 21.00 No. RM : 11.xx.xx

Diagnosa Medis : ISPA Ruangan/Kelas: IGD

1. Identitas Pasien

Nama : An.A

Umur/Tgl Lahir : 9 bulan / 21 desember 2020

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : jl. Tabel tengah

Penanggung jawab : keluarga (BPJS)

2. Riwayat penyakit sekarang

24
Ibu Px mengatakan batuk pilek panas dan muntah 1x pada tanggal 23-09-

2021 Sempat diberikan paracetamol pada saat dirumah Px dibawa ke IGD

soemitro Tanggal 26-09-2021 jam 19.30 karena panas belom turun

3. Pengelompokan data

I. Subjektif

ibu px mengatakan px batuk, pilek dan panas sejak 3 hari yang lalu, sempat

muntah 1x saat batuk.

II. Objektif

Px tampak terus menangis

TTV

N: 138 x/menit

S: 38,4 drajat celcius

RR: 24 x/menit

I: saat perawat memeriksa keadaan px, px menangis

A: bising usus normal berkisar 5-3 x/menit

P: badan px terasa panas

P: perut px terasa kembung

4. Masalah keperawatan utama

Hipertermia

5. Rencana tidakan/implementasi

a. Mengobservasi TTV px untuk mengetahui keadaan umum px

b. Memberikan terapi sesuai advice dokter proris supp 1

25
c. Ajarkan kompres dingin

Surabaya,22-09-2021

Dani Irfansyah

BAB 4

SIMPULAN DAN PENUTUP

4.1 Simpulan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah sakit TNI AU Soemitro yang

dilaksanakan selama dua bulan mulai tanggal 20 september – 16 oktober 2021

memberikan pembelajaran khusus kepada siswa tentang pelayanan kesehatan

yang berguna untuk memenuhi kompetensi asistensi keperawatan dalam

pemenuhan kebutuhan dasar manusia sesuai dengan standart yang telah

ditetapkan.

4.2 Kesan, Pesan dan Harapan

4.2.1 Kesan

Setelah Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit TNI AU Soemitro,

siswa mendapat pengarahan dan bimbingan yang bermanfaat. Terjalin

kekeluargaan yang baik antara siswa dengan dokter, perawat dan tim professional

kesehatan lain. Sehingga mendapatkan ilmu dan pengalaman yang baru.

4.2.2 Pesan

4.2.2.1 Pesan bagi Rumah Sakit TNI AU Soemitro

26
Pelayanan kesehatan Rumah Sakit TNI AU Soemitro cukup baik.

Kerjasama antara Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan Nusantara Surabaya

dengan Rumah Sakit TNI AU Soemitro tetap dilanjutkan untuk meningkatkan

pengetahuan di tahun pelajaran berikutnya.

4.2.2.2 Pesan bagi Sekolah

Diharapkan tetap berkerja sama dengan Rumah Sakit TNI AU Soemitro

untuk meningkatkan pengetahuan di tahun pelajaran berikutnya.

4.2.2.3 Pesan bagi Siswa Praktik

Siswa diharapkan lebih mempersiapkan segala sesuatu hal saat akan

melakukan praktik kerja lapangan di puskesmas secara teori, kemampuan, fisik,

maupun mental.

4.2.3 Harapan

Siswa diharapkan lebih siap dan sigap untuk mempersiapkan segala

sesuatu hal dan lebih ulet serta rajin untuk melaksanakan semua penugasan yang

telah diberikan di Rumah Sakit TNI AU Soemitro.

4.3 Penutup

Saya mengucapkan banyak sekali terima kasih atas bimbingan dan

pengarahan yang telah diberikan selama satu bulan mulai tangal 20 september –

16 oktober 2021 di Rumah Sakit TNI AU Soemitro dan di Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Kesehatan Nusantara Surabaya. Sekian laporan yang dapat saya

27
buat dan yang dapat saya tunjukkan selama saya Praktik Kerja Lapangan (PKL) di

Rumah Sakit TNI AU Soemitro. Semoga semua yang saya dapatkan saat Praktik

Kerja Lapangan (PKL) sampai sesudah Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat

bermanfaat untuk saya kedepannya. Saya menyadari bahwa dalam laporan ini

masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan yang saya perbuat baik dengan

cara disengaja atau tidak disengaja. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan

saran dari berbagai pihak pembaca. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

(Potter & Perry,2010) http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/162/jtptunimus-gdl-

intandewim-8084-1-babi.pdf

(Kolcaba,2007, dalam Setiawati,2009).http://digilib.unimus.ac.id/

Menurut Wong (2008) http://digilib.unimus.ac.id/

Menurut Nelson (2000) http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/162/jtptunimus-gdl-

intandewim-8084-1-babi.pdf

(Alves & Almeida, 2008, dalam Setiawati, 2009)

28
LAMPIRAN

29

Anda mungkin juga menyukai