Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

UKURAN LOKASI DALAM STATISTIK


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Dasar Dasar Statistik
Dosen pengampu:
Yayu Siti Fauziah, S.Pd., M.Pd.

Di Susun Oleh :
Ade Mulyana 20201002

Erna Nurkania Rahmi 20201010

Rifa 20201018

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH SEMESTER III


STAI AL-MA’ARIF CIAMIS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah mengenai Ukuran-ukuran Statistik ini tepat pada waktunya.
Statistik merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data, penyajian, pengolahan, analisa data serta penarikan kesimpulan. Statistika
dalam pengertian ilmu dibedakan manjadi statistika deskripstif dan inferensial dimana
statistika deskripstif bertujuan untuk mengemukakan penyajian data dalam bentuk tabel
maupun diagram, penentuan rata-rata (mean), modus, median, rentang serta simpangan baku.
Sedangkan statitika inferensial bertujuan menarik kesimpulan dari sebuah dugaan yang
diperoleh dari statistika deskriptif.Ukuran-ukuran statistik sendiri merupakan wakil dari
kumpulan data yang berupa ukuran tendensi sentral, ukuran lokasi, dan ukuran
dispersi/keberagaman.
Berdasarkan tujuan ditulisnya makalah ini maka dalam malakah ini akan digambarkan
dengan lebih jelas mengenai ukuran-ukuran statistik berupa pengertian beserta contoh dan
penyesaiannya.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Namun, penulis juga berharap makalah
ini dapat bermanfaatbagi pembaca terutama dalam memahami ukuran-ukuran statistik.

i
DAFTAR ISI

Hal
Kata Pengantar ………………………………………………………………… i
Daftar Isi ……………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………….…….1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………....1
1.3 Tujuan …………...……………………………………………....………1
BAB II UKURAN-UKURAN STATISTIK
2.1 Pengertian Ukuran Lokasi ..........................................................…….….2
2.2 Ukuran Lokasi
1. Kuartil .................................................................................................2
2. Desil ....................................................................................................7
3. Presentil ..............................................................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………... 18
3.2 Saran ………………………………………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Statistik merupakan sebuah metoda perhitungan yang mampu membantu banyak
kalangan manusia pada saat ini. Baik dalam kehidupan secara umum, sekolah, perkuliahan,
perkantoran dan lain sebagainya. Tidak hanya sampai di sana, statistik juga digunakan untuk
membantu dalam hal penelitian, bahkan membuat karya ilmiah seperti skripsi, tesis dan
disertasi. Hal ini juga diungkapkan Riduwan (2009), “statistik merupakan alat untuk
mempermudah perhitungan angka-angka atau data. Dari berbagai kehidupan akan
membutuhkan statistik untuk menganalisis sesuatu”.
Ukuran lokasi (ukuran letak) dimaksudkan sebagai besaran atau ukuran untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas berdasarkan letak data dari sekumpulan data yang
dipunyai. Ukuran ini sangat berarti dalam rangka melakukan analisis data.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari Ukuran Lokasi!
2. Jelaskan apa saja jenis-jenis Ukuran Lokasi!
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan Pengertian dari Ukuran Lokasi.
2. Mendeskripsikan jenis-jenis Ukuran Lokasi.

1
BAB II
UKURAN-UKURAN STATISTIK

1. Pengertian Ukuran Lokasi (Location Measurement)


Menurut Andi (2007: 69), Ukuran lokasi (ukuran letak) dimaksudkan sebagai
besaran atau ukuran untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas berdasarkan letak
data dari sekumpulan data yang dipunyai. Ukuran ini sangat berarti dalam rangka
melakukan analisis data.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diartikan bahwa ukuran lokasi
(ukuran letak) merupakan ukuran untuk melihat dimana letak salah satu data dari
sekumpulan banyak data yang ada. Andi juga di dalam bukunya (2007: 69) menjelaskan
bahwa, yang termasuk ukuran lokasi (ukuran letak) antara lain adalah kuartil, desil dan
persentil.
B. Bagian-bagian Ukuran Lokasi

1. Kuartil (Kuartiles)
Secara umum kuartil merupakan sekumpulan data yang dibagi menjadi empat
bagian yang sama banyak, sesudah disusun menurut urutan nilainya, maka bilangan
pembaginya disebut kuartil. Pengertian kuartil di atas juga didukung oleh Andi (2007:
80) menyebutkan, nilai kuartil merupakan nilai dari sekumpulan data yang dibagi
menjadi empat bagian yang sama, dan yang membagi data tersebut dinamakan kuartil.
Selain itu juga terdapat pengertian lainnya yang menyebutkan kuartil merupakan nilai
atau angka yang membagi data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data
terbesar sampai data terkecil, (Riduwan, 2009: 104).
Menurut Andi (2007: 80), menyebutkan Ada tiga buah kuartil, yakni kuatil
pertama, kuartil kedua, dan kuartil ketiga yang masing-masing disingkat dengan K1, K2,
dan K3. Pemberian nama ini dimulai dari nilai kuartil paling kecil. Untuk menentukan
nilai kuartil dapat dilakukan dengan dua kategori yaitu, nilai kuartil yang belum
dikelompokkan (data tunggal), dan juga data yang sudah dikelompokkan (data
kelompok).
a. Kuartil Data Tunggal
Menurut Andi (2007: 80), pada bukunya menyebutkan untuk menentukan nilai
kuartil yang belum dikelompokkan (data tunggal) memiliki beberapa langkah-langkah,
yaitu sebagai berikut:
1) langkah pertama menyusun data, dengan mengurutkan data dimulai dari yang
terkecil sampai yang terbesar.
2) Menentukan letak kuartil yang diminta dengan menggunakan rumus
Keterangan:
Ki = kuartil ke –
n = jumlah data
i = letak kuartil

2
Berikut ini adalah contoh dari Kuartil data tunggal dengan data perumpaan nilai
statistik I sebanyak 10 mahasiswa: 60, 80, 90, 70, 85, 95, 75, 65, 50, 55. Tentukanlah
nilai kuartil K1 dan K3.
Penyelesaian :
Langkah penyelesaian :
1) Mengurutkan data dari yang terendah (terkecil) sampai terbesar (tertinggi).
50, 55, 60, 65, 70, 75, 80, 85, 90, 95
2) Tentukan letak kuartil K1 dan K3 dengan penjelasan seperti di bawah ini:
a) Menentukan K1,

Dari hasil di atas, maka data ke 2,75 berada diantara data 2 dan 3 sehingga
menjadi seperti berikut :
K1 = data ke- 2 + 0,75 (data ke- 3 – data ke- 2)
K1 = 55 + 0,75 (60 – 55)
K1 = 55 + 3,75
K1 = 58,5
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka posisi K1 menunjukkan nilai 58,5.

3
Dari hasil di atas, maka data ke 8,25 berada diantara data 8 dan 9 sehingga menjadi
seperti berikut :
K3 = data ke- 8 + 0,25 (data ke- 9 – data ke- 8)
K3 = 85 + 0,25 (90 – 85)
K3 = 85 + 1,25
K3 = 86, 25
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka posisi K3 menunjukkan nilai 86,25.

b. Kuartil data berkelompok


Mencari kuartil dalam bentuk data berkelompok terlebih dahulu adanya tabel
distribusi frekuensi. Hal ini juga disampaikan oleh Riduwan (2009: 106), menyebutkan
bahwa mencari kuartil data kelompok haruslah dibuat susunan distribusi frekuensi
terlebih dahulu, dalam hal ini semata-mata untuk mempermudah perhitungan. Selain itu
Riduwan juga menerangkan langkah-langkah pembuatan tabel distribusi frekuensi
(2009: 106), yaitu:
1) Menyusun data dari yang terkecil sampai yang terbesar
2) Menghitung rentang (range)
3) Jumlah kelas
4) Dan panjang kelas intervalnya.

Setelah tabel distribusi terbentuk, maka dilanjutkan dengan mencari nilai kuartil dengan
rumus yang diungkapkan Andi (2007: 81), seperti berikut:

Keterangan:
b = Tepi bawah interval kelas Ki ( b = batas bawah - 0,5)
p = Panjang kelas interval
i = Letak Ki
n = Banyak data
F = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Ki
f = Frekuensi pada kelas Ki

4
Berikut ini adalah contoh dari kuartil data kelompok, buatlah tabel distribusi frekuensi
dan hitunglah kuartil K1 dan K2 dari data di bawah ini:

29 43 43 48 49 51 56 60 60 60
61 63 63 63 65 66 67 67 68 70
70 70 70 71 71 71 72 72 72 73
73 74 74 74 74 75 75 76 76 77
78 79 79 80 80 80 80 81 81 81
82 82 83 83 83 84 85 86 86 87
88 88 88 88 89 90 90 90 91 91
91 92 92 93 93 93 95 97 98 98

Penyelesaian:
Adapun langkah-langkah dalam penyelesaian ialah sebagai berikut:
1) Langkah pembuatan tabel distribusi frekuensi
a) Menentukan range (rentang)
R = nilai max – nilai min
R = 98 -29 = 69
b) Menentukan jumlah kelas
K = 1+Log n. 3,3
K = 1+Log 80. 3,3
K = 7,3
c) Menentukan panjang kelas interval

Tabel 1. Distribusi frekuensi nilai statistik I


Nilai F
F
Statistik kumulatif
29-38 1 1
39-48 3 4
49-58 3 7
59-68 12 19
69-78 22 41
79-88 23 64
89-98 16 80
Jumlah 80 -

5
2) Langkah-langkah menentukan nilai K1 dan K 2
a) Berdasarkan tabel di atas, maka letak K1 Letak dapat dihitung seperti di bawah ini
:
(1) Menentukan letak kelas interval

Dari hasil perhitungan di atas, maka data ke- 20 berada pada kelas 69-78 atau terletak
pada kelas interval ke- 5.

(2) Menentukan batas bawah

Berdasarkan hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan angka-


angka terebut ke dalam rumus untuk mencari nilai K1

Jadi berdasarkan dari perhitungan di atas, maka nilai kuartil K1 yang


didapatadalah: 68,95.

b) Berdasarkan tabel di atas, maka letak K2 Letak dapat dihitung seperti di bawah ini :
(1) Menentukan letak kelas interval

6
Dari hasil perhitungan di atas, maka data ke- 40 berada pada kelas 69-78 atau
terletak pada kelas interval ke- 5.

(1) Menentukan batas bawah

Berdasarkan hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan angka-


angka tersebut ke dalam rumus untuk mencari nilai K2

Jadi berdasarkan dari perhitungan di atas, maka nilai kuartil K2 yang didapat
adalah: 78.

2. Desil (Deciles) “ Ds”


Jika sekumpulan data dibagi menjadi 10 bagian yang sama, maka didapat
sembilan pembagi dan tiap pembagi dinamakan desil. Karenanya ada sembilan buah
desil, ialah D1, D2, …, D9. Hal ini diperkuat oleh Riduwan (2009: 111), menyatakan
desil (Ds) ialah nilai atau angka yang membagi data yang menjadi 10 bagian yang sama,
setelah disusun dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka data diartikan bahwa desil (Ds) merupakan
angka yang membagi data menjadi 10 bagian yang sama setelah melalui penyusunan
data terlebih dahulu. Data itu dapat disusun dimulai dari angka terkecil sampai dengan
angka terbesar. Menurut Riduwan pada bukunya (2009: 111), menyebutkan bahwa cara
mencari desil hampir sama dengan mencari kuartil hanya bedanya terletak pada
pembagian saja. Harga-harga desil di wakili dengan: D1, D2, D3, . . . . . . . . . . D9. Untuk
menentukan nilai desil dapat dilakukan dengan dua kategori yaitu, nilai desil yang belum
dikelompokkan (data tunggal), dan juga data yang sudah dikelompokkan (data
kelompok).

7
a. Desil data tunggal
Menurut Andi (2007: 82), pada bukunya menyebutkan untuk menentukan nilai
desil yang belum dikelompokkan (data tunggal)
1) langkah pertama menyusun data, dengan mengurutkan data dimulai dari yang
terkecil sampai yang terbesar.
2) Menentukan letak desil yang diminta dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

Di = desil ke –
n = jumlah data
i = urutan desil
Berikut ini adalah contoh dari desil data tunggal : dengan data perumpaan nilai
statistik I sebanyak 10 mahasiswa: 60, 80, 90, 70, 85, 95, 75, 65, 70, 65. Tentukanlah
nilai desil Ds3 dan Ds6.
Penyelesaian :
Langkah penyelesaian
1) Mengurutkan data dari yang terendah (terkecil) sampai terbesar (tertinggi).
60, 65, 65, 70, 70, 75, 80, 85, 90, 95
2) Tentukan letak desil Ds3 dan Ds6 dengan penjelasan seperti di bawah ini:
a) Menentukan Ds3,

Dari hasil di atas, maka data ke 3,3 berada di antara data 3 dan 4 sehingga menjadi
seperti berikut :

Ds3 = data ke- 3 + 0,30 (data ke- 4 – data ke- 3)


Ds3 = 65 + 0,30 (70 – 65)
Ds3 = 65 + 1,5
Ds3 = 66,5
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka posisi Ds3 menunjukkan nilai 66,5.

8
b) Menentukan D6,

Dari hasil di atas, maka data ke- 6,6 berada di antara data 6 dan 7 sehingga menjadi
seperti berikut :
D6 = data ke- 6 + 0,6 (data ke- 7 – data ke- 6)
D6 = 75 + 0,6 (80 – 75)
D6 = 75 + 3
D6 = 78
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka posisi D3 menunjukkan nilai 78.

b. Desil data berkelompok


Mencari desil dalam bentuk data berkelompok terlebih dahulu dengan adanya
tabel distribusi frekuensi. Hal ini juga disampaikan oleh Riduwan (2009: 112),
menyebutkan bahwa mencari desil data berkelompok haruslah dibuat susunan dristribusi
frekuensi terlebih dahulu, dalam hal ini semata-mata untuk mempermudah perhitungan.
Selain itu Riduwan juga menerangkan langkah-langkah pembuatan tabel distribusi
frekuensi (2009: 112), yaitu:
1) Menyusun data dari yang terkecil sampai yang terbesar
2) Menghitung rentang (range)
3) Jumlah kelas
4) Dan panjang kelas intervalnya.

9
Setelah tabel distribusi frekuensi terbentuk, maka dilanjutkan dengan mencari nilai desil
dengan rumus yang diungkapkan Andi (2007: 83), seperti berikut:

Keteragan:
b = Tepi bawah interval kelas Dsi ( b = batas bawah -
0,5)
p = Panjang kelas interval
i = letak Dsi
n = Banyak data
F = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Dsi
f = Frekuensi pada kelas Ds
Berikut ini adalah contoh dari desil data berkelompok, buatlah tabel distribusi
frekuensi dan hitunglah desil Ds4 dan Ds7 dari data nilai statistik I di bawah ini:

29 43 43 48 49 51 56 60 60 60
61 63 63 63 65 66 67 67 68 70
70 70 70 71 71 71 72 72 72 73
73 74 74 74 74 75 75 76 76 77
78 79 79 80 80 80 80 81 81 81
82 82 83 83 83 84 85 86 86 87
88 88 88 88 89 90 90 90 91 91
91 92 92 93 93 93 95 97 98 98

Penyelesaian:
Adapun langkah-langkah dalam penyelesaian ialah sebagai berikut:
1) Langkah pembuatan tabel distribusi
a) Menentukan range (rentang)
R = nilai max – nilai min
R = 98 - 29 = 69
b) Menentukan jumlah kelas
K = 1+Log n. 3,3
K = 1+Log 80. 3,3
K = 7,3

10
c) Menentukan panjang kelas interval

Tabel 2. Distribusi frekuensi nilai statistik I


Nilai F
F
Statistik kumulatif
29-38 1 1
39-48 3 4
49-58 3 7
59-68 12 19
69-78 22 41
79-88 23 64
89-98 16 80
Jumlah 80 -

2) Langkah-langkah menentukan nilai Ds4 dan Ds7


a) Berdasarkan tabel di atas, maka letak D4 dapat dihitung seperti di bawah ini :

(1) Menentukan letak kelas interval dari nilai D4

Dari hasil perhitungan di atas, maka data ke- 32 berada pada kelas 69-
78 atau terletak pada kelas interval ke- 5.

(2) Menentukan batas bawah

11
Berdasarkan hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan angka-
angka tersebut ke dalam rumus untuk mencari nilai Ds4

Jadi berdasarkan dari perhitungan di atas, maka nilai desil Ds 4 yang didapat adalah: 74,4.
b) Berdasarkan tabel di atas, maka letak Ds7 dapat dihitung seperti di bawah ini :
(1) Menentukan letak kelas interval

Dari hasil perhitungan di atas, maka data ke- 56 berada pada kelas 79-88 atau terletak
pada kelas interval ke- 6.
(2) Menentukan batas bawah

Berdasarkan hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan angka-


angka tersebut ke dalam rumus untuk mencari nilai Ds7

Jadi berdasarkan dari perhitungan di atas, maka nilai desil Ds7 yang didapat
adalah: 85

12
3. Persentil (Percentiles) “Ps”
Sekumpulan data yang dibagi menjadi 100 bagian yang sama, akan menghasilkan
99 pembagi berturut-turut yang dinamakan persentil pertama, persentil kedua, …,
persentil ke- 99. Penjelasan di atas juga didukung oleh Riduwan (2009: 114),
menyatakan persentil (Ps) ialah nilai yang membagi data menjadi 100 bagian yang sama.
Setelah disusun dari angka terkecil sampai ke yang terbesar. Harga persentil ada 99
bagian yaitu Ps1, Ps2, Ps3, ......., Ps99. Penjelasan lain juga disampaikan oleh Andi (2007:
85), menyatakan nilai persentil merupakan nilai yang sekumpulan data yang dibagi
menjadi seratus bagian yang sama, dan yang membagi data tersebut dinamakan persentil.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa persentil merupakan
nilai dari sekumpulan data yang dibagi menjadi 100 bagian yang sama. Selain itu
persentil memiliki 99 bagian, dimulai dari Ps 1 sampai dengan Ps99. Menurut Andi (2007:
85), untuk menentukan nilai-nilai persentil tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu data
yang belum dikelompokkan (data tunggal) dan data yang sudah dikelompokkan (data
kelompok).

a. Persentil data tunggal


Menurut Andi (2007: 82), pada bukunya menyebutkan untuk menentukan nilai
persentil yang belum dikelompokkan (data tunggal), memiliki beberapa langkah-langkah,
yaitu:
1) Langkah pertama menyusun data, dengan mengurutkan data dimulai dari yang terkecil
sampai yang terbesar.
2) Menentukan letak persentil yang diminta dengan menggunakan rumus:

Keterangan:
Pi = persentil ke –
n = jumlah data
i = urutan persentil
perhatikanlah contoh Berikut ini tentang data tunggal : dengan data perumpaan
nilai statistik I sebanyak 12 mahasiswa: 50, 55, 60, 80, 90, 70, 85, 95, 75, 70, 70, 65.
Tentukanlah nilai persentil Ps22 dan Ps73
Penyelesaian :
Langkah penyelesaian
1) Mengurutkan data dari yang terendah (terkecil) sampai terbesar (tertinggi).
50, 55, 60, 65, 70, 70, 70, 75, 80, 85, 90, 95

13
2) Tentukan letak persentil Ps22 dan Ps93 dengan penjelasan seperti di bawah ini:
a) Menentukan Ps22,

Dari hasil perhitungan di atas, maka data ke- 2,86 berada di antara data 2 dan 3 sehingga
menjadi seperti berikut :
Ps22 = data ke- 2 + 0,86 (data ke- 3 – data ke- 2)
Ps22 = 55 + 0,86 (60 – 55)
Ps22 = 55 + 4,3
Ps22 = 59,3
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka posisi Ps22 menunjukkan nilai 59,3.
b) Menentukan D93,

Dari hasil di atas, maka data ke- 9,49 berada di antara data 9 dan 10 sehingga
menjadi seperti berikut :
Ps73 = data ke- 9 + 0,49 (data ke- 10 – data ke- 9)
Ps73 = 80 + 0,49 (85 – 80)
Ps73 = 80 + 2,45
Ps73 = 82,45
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka posisi Ps73 menunjukkan nilai 82,45.

14
b. Persentil data berkelompok
Mencari persentil dalam bentuk data berkelompok terlebih dahulu dengan adanya
tabel distribusi frekuensi. Hal ini juga disampaikan oleh Riduwan (2009: 116),
menyebutkan bahwa mencari persentil data berkelompok haruslah dibuat susunan
dristribusi frekuensi terlebih dahulu, dalam hal ini semata-mata untuk mempermudah
perhitungan. Selain itu Riduwan juga menerangkan langkah-langkah pembuatan tabel
distribusi frekuensi (2009: 116), yaitu:
1) Menyusun data dari yang terkecil sampai yang terbesar
2) Menghitung rentang (range)
3) Jumlah kelas
4) Dan panjang kelas intervalnya.

Setelah tabel distribusi terbentuk, maka dilanjutkan dengan mencari nilai persetil dengan
rumus yang diungkapkan Andi (2007: 86), seperti berikut:

b = Tepi bawah interval kelas Psi ( b = batas bawah - 0,5)


p = Panjang kelas interval
i = letak Psi
n = Banyak data
F = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Psi
f = Frekuensi pada kelas Psi
Berikut ini adalah contoh dari persentil data berkelompok, buatlah tabel distribusi
dan hitunglah persentil Ps20 dari data nilai statistik I dibawah ini:
29 43 43 48 49 51 56 60 60 60
61 63 63 63 65 66 67 67 68 70
70 70 70 71 71 71 72 72 72 73
73 74 74 74 74 75 75 76 76 77
78 79 79 80 80 80 80 81 81 81
82 82 83 83 83 84 85 86 86 87
88 88 88 88 89 90 90 90 91 91
91 92 92 93 93 93 95 97 98 98

15
Penyelesaian:
Adapun langkah-langkah dalam penyelesaian ini, ialah sebagai berikut:
1) Langkah pembuatan tabel distribusi
a) Menentukan range (rentang)
R = nilai max – nilai min
R = 98 -29 = 69

b) Menentukan jumlah kelas


K = 1+Log n. 3,3
K = 1+Log 80. 3,3
K = 7,3

c) Menentukan panjang kelas interval

Tabel 3. Distribusi frekuensi nilai statistik I

Nilai F
F
Statistik kumulatif
29-38 1 1
39-48 3 4
49-58 3 7
59-68 12 19
69-78 22 41
79-88 23 64
89-98 16 80
Jumlah 80 -

2) Langkah-langkah menentukan nilai Ps20


a) Berdasarkan tabel di atas, maka letak Ps20 dapat dihitung seperti dibawah ini :

(1) Menentukan letak kelas interval dari nilai Ps20

16
Dari hasil perhitungan di atas, maka data ke- 16 berada pada kelas 59-
68 atau terletak pada kelas interval ke- 4.
(2) Menentukan batas bawah

Berdasarkan hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan angka-


angka tersebut ke dalam rumus untuk mencari nilai Ps20

Jadi berdasarkan dari perhitungan di atas, maka nilai dari persentil Ps20 yang
didapat adalah: 66.

17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diartikan bahwa
ukuran lokasi (ukuran letak) merupakan ukuran untuk melihat dimana letak salah satu
data dari sekumpulan banyak data yang ada, yang termasuk ukuran lokasi (ukuran letak)
antara lain adalah kuartil, desil dan persentil.
1. Kuartil, merupakan sekumpulan data yang dibagi menjadi empat bagian yang sama
banyak, sesudah disusun menurut urutan nilainya, maka bilangan pembaginya.
2. Desil, ialah nilai atau angka yang membagi data yang menjadi 10 bagian yang sama,
setelah disusun dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya.
3. Persentil ialah nilai yang membagi data menjadi 100 bagian yang sama. Setelah
disusun dari angka terkecil sampai ke yang terbesar.
Pada ketiga bagian dari ukuran lokasi ini baik, kuatil, desil, dan persentil dapat
digolongkan dan dapat diselesaikan melalui penggolongan pada data tunggal dan juga
data kelompok.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis ingin menyampaikan
beberapa saran mengenai pembahasan ini, akan diuaraikan sebagai berikut:
1. Dengan adanya pembahasan diharapkan bagi seluruh pembaca, terutama pada diri
penulis sendiri hendaknya lebih mempelajari statistik terutama dalam pembahasan
ukuran lokasi ataupun ukuran lokasi ini.
2. Diharapkan pada semu mahasiswa yang akan membuat sebuah karya ilmiah diharapkan
dengan aadanya pembahasan ini mampu mempelajari lagi tentang statistik itu sendiri.
Dengan adanya pemahaman tentang statistik ini maka akan memudahkan dalam proses
pengolahan data hasil penelitian yang telah dilakukan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2007. Statistika “Data Kajian Deskriftif, Inferensi, dan Non Parametrik”. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Riduawan. 2009. Pengantar statistika sosial. Bandung: Alfabeta.

19

Anda mungkin juga menyukai