Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI INTERNASIONAL

“HARMONISASI DAN STANDAR AKUNTANSI


INTERNASIONAL”

Kelompok 3 :
DWI KUSUMA ANDIKAYANA 12 (1802622010453)
KADEK DEBI LESTARI 14 (1802622010454)
MADE INDAH WULANDARI 25 (1802622010465)
NI MADE SRI HENDRAYANTI 26 (1802622010466)
DIAN AYU MAS DEWANTARI 28 (1802622010468)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2021
1. Pro-Kontra terhadap Harmonisasi Standar Akuntansi
a. Pengertian Harmonisasi
Harmonisasi akuntansi internasional saat ini merupakan salah satu isu terpenting
yang dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa efek,
dan menyusun atau menggunakan laporan keuangan. Harmonisasi merupakan sebuah
proses untuk meningkatkan kompatibilitas praktik (kesesuaian) akuntansi dengan
menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam.
b. Perbedaan Harmonisasi dan Standarisasi yang berlaku dalam standar akuntansi
Harmonisasi dengan standarisasi memiliki perbedaan yaitu standarisasi berarti
penetapan sekelompok aturan yang bersifat kaku dan sempit dan bahkan dalam
penerapannya satu standar atau aturan tunggal digunakan dalam segala situasi.
Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara, sehingga lebih sulit
untuk diimplementasikan secara internasional karena adanya perbedaan-perbedaan
tersebut.
Sedangkan untuk harmonisasi jauh lebih bersifat fleksibel (luwes) dan terbuka,
sehingga tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi
mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan yang besar secara
internasional dalam beberapa tahun terakhir. Jadi istilah harmonisasi ini merupakan
kebalikan dari standarisasi yang memilki arti sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut
pandang yang berbeda. Istilah ini lebih bersifat sebagai pendekatan praktis dan
mendamaikan daripada standarisasi, terutama jika standarisasi berarti prosedur-prosedur
yang dimiliki oleh satu negara hendaknya diterapkan oleh semua negara yang lain.
Harmonisasi menjadi suatu bagian yang penting untuk menghasilkan komunikasi yang
lebih baik atas suatu informasi agar dapat diartikan dan dipahami secara internasional.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
 Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan).
 Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan
penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek.
 Standar audit.

1
2. Pelaku Utama
Pelaku Utama yang paling merasakan manfaat dari penerapan Stndard Akuntansi
International adalah :
a. Pasar Modal
Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan berarti. Stadart pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara
konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi local
b. Investor
Standard pelaporan keuangan yang diterapkan secara konsisten dapat memberikan
informasi keuangan yang baik pula, sehingga dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan yang lebih baik dalam hal perencanaan investasi.
c. Perusahaan
Perusahaan sebagai sebuah entitas sudah seharusnya menyajikan informasi keuangan
yang memiliki standard dan berlaku secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan
informasi keuangan baik untuk pihak internal sebagai dasar pengambilan keputusan
manajemen maupun pihak external yang berkepentingan seperti investor, perbankan
maupun pemerintah.
3. Tinjauan Aspek Ekonomi Politik dan Sosial
Standar Akuntansi saat ini telah mengalami pasang surut perkembangan. Ada
berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan standar akuntansi terutama di
Indonesia. Faktor-faktor tersebut selalu berhubungan dengan lingkungan ekonomi,
lingkungan politik serta organisasi profesi yang berhubungan dengan akuntansi. Seperti
yang telah kita ketahui bahwa di Indonesia adanya perubahan dalam lingkungan politik
dengan terjadi pergantian kepemimpinan yang mempunyai karakter dan sikap yang
berbeda-beda. Karena dengan pergantian kepemimpinan ini akan mempengaruhi tipe
perekonomian suatu negara yang berdampak pada standar akuntansi yang akan
diterapkan dalam dunia usaha atau pun dalam pemerintahan. Dengan demikian
harmonisasi Standar Akuntansi International akan menjamin pencatatan transaksi
keuangan dilakukan dengan standar tertentu dan diberlakukan secara konsisten. Sehingga
menghasilkan informasi yang dapat digunakan dasar pengambilan keputusan

2
bagaimanapun situasi dan kondisi dari perekonomian, politik maupun kehidupan social
sebuah negara.

4. Alternatif Level Harmonisasi


Dua level harmonisasi :
a. Harmonisasi dalam standar akuntansi, yang meningkat kesepakatan dalam aturan
akuntansi.
b. Harmonisasi dalam praktek, yang meningkat perjanjian dalam praktek akuntansi yang
sebenarnya.
Harmonisasi standar mungkin atau tidak dapat mengakibatkan harmonisasi dalam
praktek.
FASB (Financial Accounting Standards Board), dalam laporannya yang berjudul
International Accounting Standard Setting: A Vision for The Future, meyakini bahwa
perlu adanya satu set standar akuntansi yang digunakan di seluruh dunia baik untuk
pelaporan keuangan dalam negeri maupun lintas negara. Tanpa menyebutkan bahwa
metode yang dilakukan untuk mendapatkan satu standar yang sama untuk seluruh dunia
ini sebagai standardisasi, FASB juga tidak menyatakan secara eksplisit bahwa usaha ini
merupakan usaha harmonisasi.
FASB memandang bahwa suatu standar akuntansi internasional harus (a)
memiliki kualitas tinggi dengan menyediakan informasi yang berguna bagi investor,
kreditur, dan pembuat keputusan lainnya dalam mengambil keputusan serupa mengenai
alokasi sumber daya dalam perekonomian, dan (b) membuat berbagai standar akuntansi
di berbagai negara menjadi convergent atau semirip mungkin. Di satu sisi FASB
menginginkan adanya standardisasi standar akuntansi namun tidak mengingkari bahwa
proses menuju standardisasi tersebut harus melalui proses harmonisasi yang lebih terarah
menuju standardisasi. Standar akuntansi yang memiliki kualitas tinggi (high-quality)
adalah suatu standar akuntansi yang tidak bias, dan menghasilkan suatu informasi yang
relevan dan dapat dipercaya yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh para

3
investor, kreditur dan pihak-pihak yang mengambil keputusan serupa. Standar tersebut
harus :
a. Konsisten dengan kerangka konseptual yang mendasarinya
b. Menghindari atau meminimumkan adanya prosedur akuntansi alternatif, baik implisit
maupun eksplisit dengan mengingat faktor comparability dan consistency.
c. Jelas dan komprehensif, sehingga standar tersebut dapat dimengerti oleh pembuat
laporan keuangan, auditor yang memeriksa laporan keuangan berdasarkan standar
tersebut, oleh pihak-pihak yang berwenang mengharuskan pemakaian standar tersebut
serta para pengguna informasi yang dihasilkan berdasarkan standar tersebut.
FASB melihat perlunya dibentuk tiga organisasi yang akan menentukan system
akuntansi internasional di masa depan, yaitu:
1. International Standard Setter (ISS)
Organisasi ini menetapkan, mengembangkan dan mengumumkan secara resmi standar
akuntansi internasional. ISS merupakan organisasi independen yang memiliki delapan
fungsi, yaitu (1) leadership (2) innovation, (3) relevance, (4) responsiveness, (5)
objectivity, (6) acceptability and credibility, (7) understandability dan (8)
accountability. Karakteristik ISS yang penting adalah :
1) independen dalam pengambilan keputusan
2) menjalankan proses penetapan standar yang cukup dengan berhubungan
dengan pihak luar yang akan menggunakan standar tersebut
3) memiliki staf yang cukup
4) memiliki pendanaan yang independen
5) diawasi secara independen
2. International Interpretation Committee (IIC)
Organisasi ini dibentuk untuk menyampaikan pendapat atas penerapan standar
akuntansi internasional agar didapat penafsiran dan penerapan yang konsisten. IIC
akan membimbing para pemakai standar dan jika perlu menerbitkan semacam buku
panduan sebagai pelengkap standar yang sudah diterbitkan.
3. International Professional Group (IPG)
Organisasi ini terdiri dari para akuntan profesional dari berbagai organisasi
profesional di berbagai negara. Kegiatan IPG yang utama adalah memudahkan

4
penerapan standar dengan cara memastikan adanya kepatuhan (compliance) terhadap
standar, penyebaran standar yang cukup sampai pada tingkat nasional dan
memberikan pengajaran kepada para pemakai tentang penerapan standar akuntansi
internasional yang tepat.
Bagaimana halnya dengan keberadaan IASC yang memang sudah eksis jika hal
ini benar-benar diterapkan. FASB menganggap bahwa bagaimanapun caranya suatu
organisasi penentu standar akuntansi internasional dibentuk, struktur organisasi
tersebut harus bisa memungkinkan kedelapan fungsi di atas berjalan baik. Struktur
organisasi juga harus memasukkan kelima karakteristik di atas agar bisa
mengembangkan standar akuntansi internasional yang berkualitas tinggi.
Berdasarkan pemikiran ini, alternatif yang dapat dipakai di masa depan adalah (a)
IASC bisa tetap eksis dengan pembenahan struktur seperti yang disarankan FASB,
atau (b) dibentuk suatu organisasi baru dengan struktur baru seperti yang disarankan
FASB, yang tetap meneruskan hal-hal yang sudah dilakukan oleh IASC, atau (c)
memodifikasi FASB agar bisa lebih diterima secara luas di seluruh dunia. Alternatif
ketiga ini didasari oleh keyakinan bahwa FASB memiliki peran sebagai a global
leader in accounting standard setting.
5. International Accounting Standard
Awal tahun 1971 ( sebelum pembentukan IASC ), beberapa pihak mengatakan
bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas
masalah yang rumit. Dinyatakan pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah
memiliki fleksibilitas yang terbangun dengan sendiri didalamnya dan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah satu nilai
terpenting yang dimilikinya. Pada saat standar internasional diragukan dapat menjadi
fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar belakang, tradisi, dan
lingkungan ekonomi sosial, maka beberapa orang berpendapat bahwa hal ini akan
menjadi sebuah tantangan secara politik tidak dapat diterima terhadap kedaulatan
nasional. Beberapa pengamat yang lain mengatakan bahwa penetapan standar akuntansi
internasional pada dasarnya merupakan sebuah taktik kantor-kantor akuntan besar yang
menyediakan jasa akuntansi internasional untuk memperluas pasar. Lebih jauh lagi,
ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang

5
berlebihan.” Perusahaan harus merespons terhadap susunan tekanan nasional, sosial,
politik, dan ekonomi yang semakin meningkat dan semakin dibuat untuk memenuhi
ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar. Argumen terkait adalah
perhatian politik nasional sering kali berpengaruh terhadap standar akuntansi dan bahwa
pengaruh politik internasional tidak terhindari lagi akan menyebabkan kompromi standar
akuntansi.
Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi guna mengatasi permasalahan yang
terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas :
a. Rekonsiliasi
b. Pengakuan bersama ( yang disebut sebagai “imbal balik”/resiprositas)
Rekonsiliasi berbiaya lebih rendah bila dibandingkan dengan penyusunan laporan
keuangan lengkap berdasarkan prinsip akuntansi yang berbeda. Namun hanya
menyajikan ringkasan, bukan gambaran perusahaan yang utuh. Pengakuan bersama
terjadi apabila pihak regulator diluar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan
asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal. Imbal balik tidak meningkatkan
perbandingan laporan keuangan lintas negara dan dapat menimbulkan “lahan bermain
yang tidak seimbang” yang mana memungkinkan perusahaan-perusahaan asing
menerapkan standar yang tidak terlalu ketat bila dibandingkan dengan yang diterapkan
terhadap perusahaan domestik. Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan
pernah terselesaikan dengan penuh. Sebagian besar perusahaan secara sukarela
mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial
Reporting Standards-IFRS). Dan banyak pula negara yang telah mengadopsi IFRS secara
keseluruhan. Standar akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari :
a. Perjanjian internasional atau politis;
b. Kepatuhan secara sukarela (atau didorong secara profesional);
c. Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi nasional.
Usaha-usaha standar internasional lain dalam bidang akuntansi pada dasarnya
dilakukan secara sukarela. Standar-standar itu akan diterima atau tidak tergantung pada
orang-orang yang menggunakan standar-standar akuntansi. Saat standar internasional dan
standar nasional tidak sama, tidak akan jadi masalah, tetapi ketika kedua standar tersebut
berbeda, standar nasional harus menjadi rujukan pertama (mempunyai keunggulan).

6
6. International Financial Reporting Standard
IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh
International Accounting Standar Board (IASB).Standar Akuntansi Internasional disusun
oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB),
Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan
Federasi Akuntansi Internasional (IFAC). IFRS (Internasional Financial Accounting
Standard) adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keungan global dan mencari
solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Tujuan IFRS
adalah memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode
yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas
tinggi yang :
a. Transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang
disajikan.
b. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
c. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh adanya suatu perubahan sistem IFRS
sebagai standar global yaitu :
a. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan berarti.
b. Stadart pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di
seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal.
c. Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik
d. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai
merger dan akuisisi
e. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard dapat disebarkan
dalam mengembangkan standard global yang berkualitas tertinggi.
Selain peran regulator, AEI punya kepentingan sebagai asosiasi harus
memberdayakan anggotanya supaya investor di luar negeri bisa melihat acuan yang sama
kalau kita sudah beradaptasi ke IFRS. Tentang tujuan penerapan IFRS adalah memastikan
bahwa penyusunan laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang

7
dimasukkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi
yang terdiri dari :
a. Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan mmengandung infomasi
berkualitas tinggi
b. Tranparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang
disajikan
c. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
meningkatkan investasi
Demikian peran regulator dalam mensosialisasikan betapa besar tujuan dan
manfaat yang diperoleh menuju ke IFRS .“Perusahaan juga akan menikmati biaya modal
yang lebih rendah, konsolidasi yang lebih mudah, dan sistem teknologi informasi yang
terpadu,” kata Patrick Finnegan, anggota Dewan Standar Akuntansi International
(International Accounting Standards Board/IASB), dalam Seminar Nasional IFRS di
Jakarta.

8
KESIMPULAN

Harmonisasi standar akuntansi internasional di anggap sebagai suatu hal yang mendesak
yang harus dilakukan oleh setiap negara termasuk Indonesia sebagai negara berkembang.
Mengingat tujuan penyusunan standar akuntansi tersebut untuk dapat dipergunakan sebanyak
mungkin negara di dunia maka dalam penyusunan standar akuntansi tertentu saja Badan
Standar Akuntansi Internasional mempertimbangkan kondisi sebagian besar negara sehingga
sesuai dengan kebutuhan negara yang menggunakan standar tersebut termasuk juga bagi
negara Indonesia. Jadi, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka
dilaporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen didalam
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai