ABSTRAK
Beberapa karakteristik dari penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: (1)
sebelum memulai pembelajaran, guru menyampaikan tujuan dan kompetensi
yang diharapkan.(2) pembentukan kelompok, satu kelompok maksimal 5
peserta didik (4) pembimbingan tiap kelompok untuk memahami LKS atau
petunjuk praktik (5) Setelah peserta didik memulai pengamati Kit magnet,
maka bimbingan dihentikan dan semua kreativitas belajar siswa dicatat.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada pembelajaran IPA, peneliti melakukan pengamatan terhadap kreativitas
peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran
2013 /2014 . Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan bahwa kreativitas
peserta didik kelas IX A tersebut masih rendah. Hal ini terbukti setiap
pembelajaran IPA dari 26 peserta didik hanya 20 prosen yang menunjukkan
kreativitas baik, sedangkan 80 prosen yang lain atau 21 peserta didik yang lain
pasif, ada yang mengantuk ada yang bicara dengan temannya dan ada yang
diam tetapi melamun sehingga jika diberi pertanyaan oleh guru tidak
menunjukkan jari atau menjawab. Tugas dan pekerjaan rumah yang guru
berikan juga hanya membebani mereka karena sebagian besar dari peserta
didik tidak dapat mengerjakan tugas tersebut dengan benar. Selain kreativitas
peserta didik tersebut, hasil belajar juga rendah. Hal ini terbukti hasil Ulangan
Harian dari materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. dengan KD 4.1 Menyelidiki gejala kemagnetan
dan cara membuat magnet. hanya 27 prosen dari 26 peserta didik atau 7
peserta didik yang mendapatkan nilai sama atau lebih tinggi dari KKM. Ilmu
Pengetahuan Alam memiliki KKM yaitu 70. Hasil Ulangan Harian tersebut nilai
tertinggi 75 dan nilai terendah 50 serta peserta didik yang mendapat nilai
tertinggi hanya 2 peserta didik sedangkan peserta didik yang lain jauh di
bawahnya. Selanjutnya hasil pengamatan dan hasil belajar tersebut dinamakan
kondisi awal penelitian.
Sebelum penelitian, peneliti belum menggunakan Kit magnet, sedangkan
pembelajaran IPA hanya menggunakan buku materi, LCD sebagai media
pembelajaran, metode informasi, dan tanya jawab serta penugasan. Sebelum
memulai pembelajaran peserta didik diminta untuk membaca buku materi
kemudian dilanjutkan pra tes, setelah pra tes dibahas baru memulai
pembelajaran dan diakhiri dengan penugasan. Namun penugasan ini membuat
peserta didik terlalu terbebani dan juga membuat mereka jenuh
Masalah yang terjadi pada peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta
Semester I Tahun pelajaran 2013/2014 yaitu kreativitas dan hasil belajar SK 4.
Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari. masih rendah Sedangkan harapan peneliti kreativitas dan hasil belajar
tersebut meningkat. Masalah peneliti yaitu belum menggunakan Kit magnet
untuk pembelajaran materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. pada peserta didik kelas IX A SMP
Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013/2014 Sedangkan
harapan peneliti sudah menggunakan Kit magnet untuk pembelajaran materi
SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. pada peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I
Tahun pelajaran 2013/2014
Agar masalah tersebut di atas dapat segera mendapatkan jalan keluar maka
perlu adanya tindakan oleh peneliti (guru). Tindakan yang dilakukan oleh
peneliti tersebut yaitu menggunakan Kit magnet untuk pembelajaran materi SK
4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari. pada peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun
pelajaran 2013/2014. Pelaksanaan tindakan tersebut dibagi dua. Tindakan ke 1
menggunakan Kit magnet tanpa presentasi dengan cara kelas IX A yang
berjumlah 26 peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok A, B, C,
D, E sehingga kelompok A, B, C, D masing-masing beranggota 5 peserta didik,
sedangkan kelompok F beranggotakan 6 peserta didik..Tindakan ke 2
menggunakan Kit magnet disertai penjelasan guru menggunakan LCD dan
presentasi. dengan cara kelas IX A yang berjumlah 26 peserta didik dibagi
menjadi 5 kelompok yaitu kelompok I, II, III, IV masing-masing terdiri dari 5
peserta didik sedangkan kelompok V terdiri dari 6 peserta didik. Tindakan-
tindakan tersebut peneliti lakukan untuk meningkatkan kreativitas dan hasil
belajar materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari., bagi peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta
Semester I Tahun pelajaran 2013/ 2014.
Rumusan Masalah
Apakah melalui penggunaan Kit magnet dapat meningkatkan kreativitas dan
hasil belajar IPA materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. bagi peserta didik kelas IX A SMP
Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014?
Tujuan Penelitian.
Meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi SK 4. Memahami konsep
kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. bagi peserta didik
kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014
melalui penggunaan Kit magnet.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kreativitas Belajar IPA
Menurut Eng Hock Chia dalam (Pamilu, 2007:1), berkaitan dengan kreativitas
belajar IPA, maka menyebutkan kreativitas sebagaian besar berasal dari
pengaruh lingkungann dan keterampilan. Oleh karena itu kreativitas tidak bisa
dipisahkan dengan aktivitas. Aktivitas bersifat mutlak untuk kemajuan setiap
pribadi.
Ciri-ciri seorang anak memiliki kreativitas tinggi yaitu (1) selalu ingin tahu, (2)
memiliki minat yang luas, (3) suka melalukan aktivitas yang kreatif.
Berdasarkan uraian pendapat di atas tentang kreativitas belajar IPA, maka
dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar IPA yang dimaksud adalah kegiatan
atau perilaku siswa pada saat belajar IPA antara lain: (1) berani dan mau
bertanya (2) memperhatikan penjelasan guru (3) mengerjakan latihan atau
tugas
Hasil Belajar IPA
Hasil belajar merupakan indikator tingkat keberhasilan setelah peserta didik
mengikuti proses pembelajaran. Melalui indikator prestasi belajar, peserta didik
dapat mengetahui sejauhmana daya serap (kemampuan akhir) mereka setelah
mengikuti proses pembelajaran. Bagi guru, hasil belajar merupakan indikator
ketepatan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran.
Hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang disebut
evaluasi. Menurut Solihatin (2007:43) Evaluasi merupakan proses untuk
menimbang kebaikan pelajar untuk memberikan penilaian kualitas belajar, yang
meliputi tes dan non tes. .
Penggunaan Kit Magnet
Hakikat Kit
Kit pada prinsipnya adalah sebuah alat peraga dan pada hakikatnya adalah
suatu alat bantu belajar yang dapat membantu peserta didik dalam
mempelajari sesuatu. Jika dimungkinkan peserta didik dapat belajar sendiri
tanpa bantuan guru. Oleh karena itu guru bersifat sebagai fasilitator yang siap
memberi arahan jika diperlukan saja.
Menurut Komaruddin (2002:1) Belajar tidak hanya merupakan konsekwensi
otomatis dari penyampaian informasi ke dalam kepala pelajar namun belajar
membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan dari pelajar, oleh karena itu
belajar mebutuhkan alat bantu atau alat peraga. Alat peraga memiliki jenis
bermacam-macam tergantung materi pelajarannya. Terdapat pula dalam satu
materi memiliki banyak jenis alat peraga. Oleh karena itu guru diharapkan
pandai memilih alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran dan kondisi
peserta didik.
Kit Magnet
Kit Magnet merupakan alat peraga IPA yang dapat digunakan untuk
mempelajari materi tentang kemagnetan.. dengan kata lain dapat digunakan
untuk membantu belajar tentang materi kemagnetan. Alat peraga yang juga
merupakan alat pelajaran menurut Subdit Sarana Pendidikan (2005: 13)
adalah salah satu sarana pendidikan yang sangat penting, karena tanpa alat
akan menyulitkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Alat pelajaran ini dapat berupa benda sebenarnya tetapi dapat pula
berupa benda tiruan.
Penggunaan Kit Magnet Tanpa Presentasi
Menurut Dewey dalam Sugiyanto (2009: 152) deskripsi pandangan tentang
pendidikan yaitu sekolah cerminan masyarakat dan kelas adalah laboratorium
untuk penyelidikan. oleh karena itu guru didorong agar melibatkan anak
didiknya dalam kelompok- kelompok untuk terlibat dalam suatu proyek yang ia
minati.
Berdasarkan pandangan tersebut maka Penggunaan Kit magnet ini dilakukan
secara kelompok Penggunaan Kit magnet dalam kelompok ini dapat pula untuk
mengantisipasi keterbatasan jumlah Kit dan juga keterbatasan waktu yang
tersedia. Peserta didik dalam satu kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok
kemudian masing-masing kelompok melakukan pengamatan menurut lembar
kerja siswa (LKS), Selesai pelaksanaan pengamatan dan diskusi kelompok maka
setiap kelompok membuat laporan hasil pengamatan.
Penggunaan Kit Magnet dengan Presentasi
Pendidikan tidak akan berhasil tanpa adanya komunikasi, dan komunikasi tidak
akan efektif tanpa memiliki kecakapan berkomunikasi, Syukur (2008: 2). Pada
kegiatan penggunaan Kit magnet yang juga merupakan bagian pendidikan ini
tentunya perlu juga adanya komunikasi sedangkan komunikasi ini dilakukan
dengan jalan diskusi dan presentasi Penggunaan Kit magnet dengan presentasi
ini dimungkinkan dapat meningkatkan kreativitas peserta didik. Selain
membuat peserta didik tidak mengantuk, mau berdiskusi, dan mau
mengerjakan latihan atau perintah yang terdapat pada lembar kerja, juga dapat
membuat peserta didik berani bertanya dan berani maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil pengamatannya.
Kerangka berpikir
Pada Kondisi awal guru sebagai peneliti belum menggunakan Kit magnet dalam
pembelajaran IPA materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari., dengan KD 4.1 Menyelidiki gejala
kemagnetan dan cara membuat magnet bagi peserta didik kelas IX A SMP
Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014. Pembelajaran
hanya menggunakan buku materi sebagai media pembelajaran, metode
informasi, dan tanya jawab serta penugasan. Sebelum memulai Pembelajaran
peserta didik diminta untuk membaca buku materi kemudian dilanjutkan pra
tes, setelah pra tes dibahas baru memulai pembelajaran dan diakhiri dengan
penugasan, karena peneliti belum menggunakan Kit magnet tersebut maka
kreativitas dan hasil belajar IPA materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. tersebut untuk peserta didik
kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014
rendah.
Supaya kreativitas dan hasil belajar IPA materi SK 4. Memahami konsep
kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari untuk peserta
didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013
/2014 tersebut meningkat maka peneliti perlu melakukan tindakan yaitu
menggunakan Kit magnet.
Siklus 1 menggunakan Kit magnet untuk pembelajaran IPA pada peserta didik
kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014
yang dilakukan secara kelompok dan tanpa presentasi. Kelas IX A yang
berjumlah 26 peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok A,B,C,D,
dan E sehingga kelompok A, B, C, D masing-masing beranggotakan 5 peserta
didik sedangkan kelompok E memiliki anggota 6 peserta didik. .
Materi pada siklus 1 ini adalah SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari., sedangkan KD 4.2
Mendeskripsikan pemanfaatan kemagnetan dalam produk teknologi.. Siklus I
dilakukan 1 kali pembelajaran dan 1 kali Ulangan harian.
Siklus 2 penggunaan Kit magnet untuk pembelajaran IPA pada peserta didik
kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014
yang dilakukan secara kelompok dengan disertai presentasi. Kelas IX A yang
berjumlah 26 peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok I, II, III,
IV, dan V sehingga kelompok I, II, III, IV masing-masing beranggotakan 5
peserta didik sedangkan kelompok V memiliki anggota 6 peserta didik Materi
pada siklus 2 ini adalah SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. sedangkan KD 4.3 Menerapkan
konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinip kerja beberapa alat
yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik. Siklus 2 ini dilakukan satu
kali tatap muka pembelajaran dan satu kali Ulangan Harian.
Kondisi Akhir
Diduga melalui penggunaan Kit magnet dalam pembelajaran IPA dapat
meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi SK 4. Memahami konsep
kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik
kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014.
Hipotesis Tindakan
Melalui penggunaan Kit magnet dapat meningkatkan kreativitas dan hasil
belajar IPA materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27
Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelas IX A Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014
SMP Negeri 27 Surakarta mulai bulan Juli 2013 minggu terakhir sampai dengan
bulan Desember 2013.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan dokumentasi, observasi
dan tes tertulis. Dokumentasi yang alatnya berupa dokumen dan catatan
tentang kreativitas dilakukan untuk mendapatkan data kondisi awal. Sedangkan
observasi dan tes tertulis dilakukan untuk mendapatkan data siklus 1 dan siklus
2.
Validasi dan Analisis Data
Teknik observasi pada penelitian ini divalidasi dengan melibatkan teman
sejawat atau berkolaborasi sedangkan teknik tes tertulis divalidasi dengan kisi-
kisi soal. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif komparatif atau
membandingkan.
Prosedur Tindakan
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Banyaknya
tindakan sebanyak dua kali dalam dua siklus.Tiap siklus terdiri dari empat
tahapan yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
evaluasi terhadap hasil tindakan.
HASIL TINDAKAN
Deskripsi Data Kondisi Awal
Kreativitas belajar peserta didik kelas IX A SMP Negeri 27 Surakarta. Semester
I Tahun pelajaran 2013/2014 untuk mata pelajaran IPA pada kondisi awal
rendah. Hal ini terbukti setiap pembelajaran IPA dari 26 peserta didik hanya 20
prosen yang menunjukkan kreativitas baik, sedangkan 80 prosen yang lain atau
21 peserta didik yang lain pasif Hasil pembelajaran IPA pada kondisi awal ini
juga rendah, hal ini terbukti bahwa Ulangan Harian SK 4. Memahami konsep
kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari., sedangkan KD
4.1 Menyelidiki gejala kemagnetan dan cara membuat magnet., hanya 27
prosen dari 26 peserta didik atau 7 peserta didik yang mendapatkan nilai sama
atau lebih tinggi dari KKM. Ilmu Pengetahuan Alam memiliki KKM yaitu 70. Hasil
Ulangan harian tersebut nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 50 dan peserta
didik yang mendapat nilai tertinggi hanya 2 anak sedangkan peserta didik yang
lain jauh di bawahnya. Nilai Ulangan harian tersebut dapat dilihat pada tabel
Hasil Belajar Kondisi Awal
No KKM Uraian Frekuensi
1
2
3 70 Nilai di bawah KKM (belum tercapai ) 19
Nilai sama KKM (tercapai ) 5
Nilai lebih dari KKM ( terlampaui ) 2
HASIL PENELITIAN
Simpulan
Secara teoritik melalui penggunaan Kit magnet dapat meningkatkan kreativitas
dan hasil belajar IPA materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.bagi peserta didik kelas IX A SMP
Negeri 27 Surakarta Semester I Tahun pelajaran 2013 /2014 dan didukung
secara empirik. Hal ini terbukti terdapat peningkatan kreativitas belajar peserta
didik dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 yaitu 20 prosen, 60 prosen, dan 80
prosen. Sedangkan hasil belajar peserta didik dari kondisi awal, siklus 1 dan
siklus 2 mengalami peningkatan yaitu peserta didik yang mendapatkan nilai
ulangan harian ≥ KKM (KKM IPA 70) adalah 27 prosen, 62 prosen, dan 84.6
prosen.
Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian tindakan kelas ini maka
disampaikan saran-saran: sebaiknya Guru SMP Kelas IX mata pelajaran IPA jika
memberikan pembelajaran materi SK 4. Memahami konsep kemagnetan dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. menggunakan Kit magnet, oleh
karena itu disarankan untuk sekolah Sebaiknya diagendakan pengadaan Kit
magnet, agar jumlah Kit magnet ini cukup dan memadai.
.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasiuonal No. 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi, Jakarta.
Depdiknas, 2005, Kamus Besar Bahara Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka