Anda di halaman 1dari 12

Kondisi internal yang dianggap berpengaruh dalam kegiatan wisata petik apel

dikelompokkan menjadi sebagai berikut :


Tabel . Kondisi Faktor Internal Wisata Petik Apel Kelompok Tani Makmur
Abadi Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
No IFE Kondisi
Kekuatan
Tersedianya sumber daya manusia yang
1 Anggotakelompok tani
berasal dari anggota kelompok tani
Tersedianya sumber daya alam berupa lahan
2 Ketersediaan lahan apel
yang luas
Kegiatan pemasaran yang dilakukan melalui
3 Pemasaran
berbagai media dan pihak
Pengelolaan administratif keuangan/
4 Keuangan/ akuntansi
akuntansi yang rinci
Kelemahan
Manajemen organisasi yang kurang rapi
1 Manajemen organisasi
dalam pembagian peran masing-masing
Kurangnya pengontrolan kegiatan produksi
2 Produksi dan operasi ketersediaan apel dalam menunjang
kegiatan operasi wisata
Penelitian dan Kurangnya kegiatan penelitian dan
3
pengembangan pengembangan
Sistem informasi
4 Kurangnya sistem informasi manajemen
manajemen
Sumber : Data Primer Diolah, 2012

47
Kondisi yang menjadi peluang dan ancaman yang dianggap berpengaruh
dalam pengembangan kegiatan wisata. Kondisi eksternal tersebut dikelompokkan
menjadi sebagai berikut :
Tabel. Kondisi Faktor Eksternal Wisata Petik Apel Kelompok Tani Makmur
Abadi Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
No EFE Kondisi
Peluang
Kondisi ekonomi
1 Kondisi ekonomi wisatawan yang cukup
wisatawan
Daya dukung sosial Daya dukung sosial masyarakat
2
masyarakat yang kuat
Selera wisata masyarakat yang
3 Selera wisata masyarakat
berkembang pada agrowisata
Daya dukung pemerintah dalam
4 Daya dukung pemerintah
pengembangan wisata

5 Perkembangan teknologi Perkembangan teknologi yang makin pesat


Ancaman
Kondisi lingkungan yang mengurangi hasil
1 Kondisi lingkungan
produksi

Keberadaan agrowisata ilegal sebagai


2 Kompetitif
pesaing usaha
Sumber : Data Primer Diolah, 2012

48
5.4. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

Tabel 16. Matriks IFE Strategi Pengembangan Wisata Petik Apel Kelompok
Tani Makmur Abadi Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota
Batu.
Skor
Faktor Strategi Internal Bobot Peringkat
Bobot
Kekuatan
Tersedianya sumber daya manusia yang
0,145 4 0,58
berasal dari anggota kelompok tani
Tersedianya sumber daya alam berupa
0,145 4 0,58
lahan yang luas
Kegiatan pemasaran yang dilakukan
0,12 4 0,48
melalui berbagai media dan pihak
Pengelolaan administratif keuangan/
0,07 3 0,21
akuntansi yang rinci
Jumlah Skor Bobot Kekuatan (+) 1,85
Kelemahan
Manajemen organisasi yang kurang rapi
0,17 4 0,68
dalam pembagian peran masing-masing
Kurangnya pengontrolan kegiatan
produksi ketersediaan apel dalam 0,14 4 0,56
menunjang kegiatan operasi wisata
Kurangnya kegiatan penelitian dan
0,08 2 0,16
pengembangan

Kurangnya sistem informasi manajemen 0,13 2 0,26

Jumlah Skor Bobot Kelemahan (-) 1,66


Total 1,00   3,51
Selisih Kekuatan dan Kelemahan     (+) 0,19
Keterangan :
Peringkat 1 : Sangat lemah
Peringkat 2 : Lemah
Peringkat 3 : Kuat
Peringkat 4 : Sangat kuat
Sumber : Data Primer Diolah, 2012

Tahapan input dalam penyusunan strategi adalah pembuatan matriks IFE


dan EFE. Anggota kelompok tani, ketersediaan lahan apel, pemasaran dan
keuangan/akuntansi merupakan faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan
dalam pengembangan wisata petik apel Kelompok Tani Makmur Abadi. Kekuatan
merupakan faktor-faktor yang dapat tumbuh dari dalam secara perlahan melalui

49
jam terbang kelompok tani atau dapat juga timbul dari aliansi atau kerjasama
dengan mitra bisnis yang mempuanyai keahlian dan kemampuanyang dapat
meningkatkan kemampuan bersaing Kelompok Tani Makmur Abadi. Sedangkan
kelemahan yang dimiliki oleh Kelompok Tani Makmur Abadi adalah manajemen
organisasi, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem
informasi manajemen. Kelemahan merupakan suatu kekurangan yang dirasakan
dalam persaingan atau yang menimbulkan keterbatasan sehingga tidak dapat
meraih apa yang diharapkan oleh pengelola wisata petik apel.
Kekuatan dan kelemahan merupakan dua hal yang saling melengkapi.
Sering dikatakan dalam kekuatan ada kelemahan dan dalam kelemahan ada
kekuatan, karena kedunya berada dalam dimensi yang sama, yaitu kekuatan
internal kelompok tani. Sehingga dalam perhitungan pada matriks IFE, bobot
keseluruhan dari faktor kekuatan dan kelemahan adalah 1,0.
Tersedianya sumber daya manusia yang berasal dari anggota kelompok
tani dan sumber daya alam berupa lahan yang luas merupakan kekuatan terbesar
yang dimiliki oleh Kelompok Tani Makmur Abadi dengan skor sebesar 0,58.
Sedangkan kelemahan yang paling dianggap berpengaruh adalah manajemen
organisasi yang kurang rapi dalam pembagian peran masing-masing dan
kurangnya pengontrolan kegiatan produksi ketersediaan apel dalam menunjang
kegiatan operasi wisata dengan bobot masing-masing sebesar 0,68 dan 0,56.
Pembobotan faktor-faktor internal yang secara keseluruhan berjumlah 1,0
tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola wisata petik apel dan
perhitungan dalam penilaian bobot faktor strategis internal Kelompok Tani
Makmur Abadi (Lampiran 1). Didapati bahwa faktor internal yang mejadi
kekuatan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan faktor yang
menjadi kelemahan. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah skor bobot kekuatan
sebesar 1,85 sedangkan jumlah skor bobot kelemahan sebesar 1,66 dari total skor
faktor internal sebesar 3,51.

50
5.5. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Tabel 17. Matriks EFE Strategi Pengembangan Wisata Petik Apel Kelompok
Tani Makmur Abadi Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota
Batu.
Skor
Faktor Strategi Eksternal Bobot Peringkat
Bobot
Peluang
Kondisi ekonomi wisatawan yang
0,14 3 0,42
cukup
Daya dukung sosial masyarakat yang
0,17 3 0,51
kuat
Selera wisata masyarakat yang
0,14 4 0,56
berkembang pada agrowisata
Daya dukung pemerintah dalam
0,07 1 0,07
pengembangan wisata
Perkembangan teknologi yang makin
0,18 4 0,72
pesat
Jumlah Skor Bobot Peluang (+) 2,28
Ancaman
Kondisi lingkungan yang mengurangi
0,14 4 0,56
hasil produksi
Keberadaan agrowisata ilegal sebagai
0,16 4 0,64
pesaing usaha
Jumlah Skor Bobot Ancaman (-) 1,20
Total 1,00   3,48
Selisih Peluang dan Ancaman     (+) 1,08
Keterangan :
Peringkat 1 : Sangat lemah
Peringkat 2 : Lemah
Peringkat 3 : Kuat
Peringkat 4 : Sangat kuat
Sumber : Data Primer Diolah, 2012

Komponen matriks EFE adalah faktor-faktor yang berasal dari luar


Kelompok Tani Makmur Abadi yang dianggap sebagai peluang dan ancaman bagi
kegiatan wisata petik apel. Kondisi ekonomi wisatawan, daya dukung sosial
masyarakat, selera wisata masyarakat, daya dukung pemerintah dan
perkembangan teknologi merupakan peluang yang dimiliki oleh kegiatan wisata
untuk mampu bersaing dengan wisata lain. Sedangkan kondisi lingkungan dan
kompetitif merupakan ancaman yang dihadapi oleh Kelompok Tani Makmur
Abadi.

51
Perkembangan teknologi yang makin pesat dan selera wisata masyarakat
yang berkembang pada agrowisata merupakan peluang yang memiliki skor
tertinggi dalam evaluasi faktor eksternal Kelompok Tani Makmur Abadi dengan
skor masing-masing sebesar 0,72 dan 0,56. Sedangkan keberadaan agrowisata
ilegal sebagai pesaing usaha dan kondisi lingkungan yang mengurangi hasil
produksi merupakan ancaman yang dianggap paling berpengaruh dengan skor
masing-masing sebesar 0,64 dan 0,56. Hal ini menunjukkan bahwa dalam evaluasi
faktor eksternal selera wisata masyarakat, teknologi, lingkungan dan kompetitif
merupakan faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam pengembangan wisata
petik apel Kelompok Tani Makmur Abadi
Faktor-faktor yang peluang dan ancaman wisata petik apel Kelompok Tani
Makmur Abadi memiliki bobot dan peringkat berbeda yang disesuaikan oleh
seberapa berpengaruhnya faktor tersebut dalam kegiatan wisata (Lampiran 2).
Berdasarkan matriks EFE, total skor faktor eksternal sebesar 3,48 dengan jumlah
skor bobot peluang lebih besar dibandingkan jumlah skor bobot ancaman sebesar
2,28 dibanding 1,20. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peluang yang besar
dalam pengembangan kegiatan wisata petik apel.

5.6. Matriks SWOT


Analisis SWOT digunakan sebagai penentu posisi Kelompok Tani
Makmur Abadi berdasarkan kondisi internal dan eksternal wisata petik apel.
Penentuan posisi tersebut berdasarkan nilai selisih skor kekuatan dan kelemahan
serta peluang dan ancaman yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE. Hasil selisih
skor pada kondisi internal yang merupakan selisih skor dari kekuatan dan
kelemahan dalam matrik IFE sebesar (+) 0,19, sedangkan selisih skor pada
kondisi eksternal yang merupakan selisih skor dari peluang dan ancaman dalam
matrik EFE sebesar (+) 1,08. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi wisata petik
apel Kelompok Tani Makmur Abadi ditunjang oleh kekuatan internal dan peluang
yang ada. Posisi kegiatan wisata petik apel Kelompok Tani Makmur Abadi dapat
digambarkan sebagai berikut :

52
dan
Peluang

Posisi wisata petik apel


1,08 Kelompok Tani Makmur Abadi
(Kuadran 1)

Kelemahan Kekuatan
0,19

Ancaman

Gambar 12. Analisis SWOT Kelompok Tani Makmur Abadi


Sumber : Data Primer Diolah, 2012

Kondisi wisata petik apel Kelompok Tani Makmur Abadi berada pada
kuadran 1 yang menggambarkan tingginya daya dukung faktor kekuatan dan
peluang. Kelompok Tani Makmur Abadi memiliki sumber daya yang memadai
untuk dapat mengambil keuntungan dari berbagai peluang eksternal yang muncul
dalam kegiatan wisata. Hal yang dapat dilakukan dalam posisi ini adalah
mendukung adanya strategi agresif. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam strategi
agresif ini dapat meliputi pengembangan pasar, pengembangan produk, dan
diversifikasi yang terkait dengan kegiatan wisata petik apel.

Hasil analisis posisi Kelompok Tani Makmur Abadi dapat membantu


dalam penentuan strategi-strategi yang dapat dilakukan dalam kegiatan wisata
petik apel. Strategi-strategi tersebut berdasarkan seberapa besar kemampuan
faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam mendukung
pengembangan usaha. Strategi-strategi tersebut disajikan dalam matriks SWOT
sebagai berikut :

53
Tabel 18. Matriks SWOT Strategi Pengembangan Wisata Petik Apel Kelompok Tani Makmur Abadi Desa Tulungrejo, Kecamatan
Bumiaji, Kota Batu.
Faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Tersedianya sumber daya manusia yang 1. Manajemen organisasi yang kurang rapi
berasal dari anggota kelompok tani (S1) dalam pembagian peran masing-masing (W1)
2. Tersedianya sumber daya alam berupa 2. Kurangnya pengontrolan kegiatan produksi
lahan yang luas (S2) ketersediaan apel dalam menunjang kegiatan
3. Kegiatan pemasaran yang dilakukan operasi wisata (W2)
melalui berbagai media dan pihak (S3) 3. Kurangnya kegiatan penelitian dan
4. Pengelolaan administratif keuangan/ pengembangan (W3)
Faktor Eksternal akuntansi yang rinci (S4) 4. Kurangnya sistem informasi manajemen (W4)
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
1. Kondisi ekonomi wisatawan yang cukup (O1) 1. Peningkatan kegiatan pemasaran (S3, 1. Menggunakan teknologi dan daya dukung
2. Daya dukung sosial masyarakat yang kuat O3,O5) pemerintah sebagai sarana pemerolehan
(O2) 2. Penambahan fasilitas wisata (S3, S4, informasi manajemen (W4, O4, O5)
3. Selera wisata masyarakat yang berkembang O2, O4)
pada agrowisata (O3) 3. Meningkatkan kualitas sumber daya
4. Daya dukung pemerintah dalam manusia dalam mengelola faktor sumber
pengembangan wisata (O4) daya alam dengan mengadakan
5. Perkembangan teknologi yang pesat (O5) pelatihan (S1, S2, O2, O4)
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
1. Kondisi lingkungan yang mengurangi hasil 1. Menjadikan Kelompok Tani Makmur 1. Pengontrolan yang terpadu dalam kegiatan
produksi (T1) Abadi sebagai sentral agrowisata di produksi dan operasi dengan memperjelas
2. Keberadaan agrowisata ilegal sebagai pesaing Kota Batu (S1, S2, S3, T2) peran masing-masing pengelola unit (W1,
usaha (T2) W2, T1)
2. Pengadaan kegiatan penelitian dan
pengembangan dalam mengukur daya saing
dan evaluasi kegiatan wisata petik apel (W3,
T2)
Sumber : Data Primer Diolah, 2012

54
Tabel 18 merupakan hasil matriks SWOT strategi pengembangan wisata
petik apel Kelompok Tani Makmur Abadi Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji,
Kota Batu. Hasil analisis ini diperoleh dari hasil pendataan faktor-fator internal
yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor eksternal yang manjadi
peluang dan ancaman dalam kegiatan wisata petik apel. Dalam table tersebut
tersaji beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh Kelompok Tani Makmur
Abadi dalam mengembangkan agrowisatanya melalui penggunaan kekuatan dan
peluang sebagai cara mengatasi kelemahan dan ancaman.
Terdapat empat strategi yang dapat dilakukan dari hasil perpaduan kondisi
lingkungan internal dan eksternal wisata petik apel Kelompok Tani Makmur
Abadi adalah :
1. Staregi SO dalam pengembangan wisata petik apel Kelompok Tani Makmur
Abadi dilakukan dengan peningkatan kegiatan pemasaran, penambahan
fasilitas wisata, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam
mengelola faktor sumber daya alam dengan mengadakan pelatihan (Strategi
1).
2. Staregi ST dalam pengembangan wisata petik apel Kelompok Tani Makmur
Abadi dilakukan Menjadikan Kelompok Tani Makmur Abadi sebagai sentral
agrowisata di Kota Batu (Strategi 2).
3. Staregi WO dalam pengembangan wisata petik apel Kelompok Tani Makmur
Abadi dilakukan Menggunakan teknologi dan daya dukung pemerintah
sebagai sarana pemerolehan informasi manajemen (Strategi 3).
4. Staregi WT dalam pengembangan wisata petik apel Kelompok Tani Makmur
Abadi dilakukan pengontrolan yang terpadu dalam kegiatan produksi dan
operasi dengan memperjelas peran masing-masing pengelola unit serta
pengadaan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam mengukur daya
saing dan evaluasi kegiatan wisata petik apel (Strategi 4).

55
5.7. Matriks QSP

Tabel 19. Matriks QSP Strategi Pengembangan Wisata Petik Apel Kelompok Tani Makmur Abadi Desa Tulungrejo, Kecamatan
Bumiaji, Kota Batu.
Alternatif strategi
Faktor Kunci Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan                  
1 Sumber daya manusia (S1) 0,145 4 0,58 4 0,58        
2 Sumber daya alam (S2) 0,145 4 0,58 4 0,58        
3 Pemasaran (S3) 0,12 4 0,48 4 0,48        
4 Keuangan/ akuntansi (S4) 0,07 2 0,14            
Kelemahan                  
1 Manajemen organisasi (W1) 0,17             4 0,68
2 Produksi dan operasi (W2) 0,14             4 0,56
3 Penelitian dan pengembangan (W3) 0,08             2 0,16
4 Sistem informasi manajemen (W4) 0,13         4 0,42    
Peluang                  
1 Kondisi ekonomi wisatawan (O1) 0,14                
2 Daya dukung sosial masyarakat (O2) 0,17 3 0,51         2 0,34
3 Selera wisata masyarakat (O3) 0,14 3 0,42            
4 Daya dukung pemerintah (O4) 0,07 2 0,14     2 0,14    
5 Perkembangan teknologi (O5) 0,18 4 0,72     4 0,72    
Ancaman                  
1 Kondisi lingkungan (T1) 0,14             4 0,56
2 Kompetitif (T2) 0,16     4 0,64     3 0,48
Total     3,57   2,28   1,28   2,78

56
Sumber : Data Primer Diolah,2012

57
Tabel 19 adalah hasil analisis QSPM strategi pengembangan wisata petik
apel Kelompok Tani Makmur Abadi. Analisis QSPM ini merupakan analisis
secara kuantitatif yang bertujuan untuk menyusun urutan strategi utama yang
harus dilaksanakan. Aternatif strategi tersebut diperoleh dari hasil analisis pada
matriks IFE, EFE dan SWOT yang telah dilakukan sebelumnya.
Dalam analisis SWOT yang telah dilakukan, diperoleh empat alternatif
strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan wisata petik apel Kelompok
Tani Makmur Abadi. Strategi-strategi tersebut perlu dianalisis menggunakan
QSPM supaya dapat diketahui strategi mana yang harus diutamakan. Berdasarkan
hasil perhitungan pada Matriks QSP, diperoleh nilai untuk strategi 1 sebesar 3,57;
strategi 2 sebesar 2,28; strategi 3 sebesar 1,28; dan strategi 4 sebesar 2,78.
Sehingga urutan strategi dari yang paling diutamakan yaitu sebagai berikut:
1. Strategi SO melalui peningkatan kegiatan pemasaran, penambahan fasilitas
wisata, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam mengelola
faktor sumber daya alam dengan mengadakan pelatihan (Strategi 1).
2. Strategi WT melalui pengontrolan yang terpadu dalam kegiatan produksi dan
operasi dengan memperjelas peran masing-masing pengelola unit serta
pengadaan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam mengukur daya
saing dan evaluasi kegiatan wisata petik apel (Strategi 4).
3. Strategi ST melalui usaha menjadikan Kelompok Tani Makmur Abadi sebagai
sentral agrowisata di Kota Batu (Strategi 2).
4. Strategi WO melalui penggunaan teknologi dan daya dukung pemerintah
sebagai sarana pemerolehan informasi manajemen (Strategi 3).

58

Anda mungkin juga menyukai