Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU

LINGKUNGAN DUNIA USAHA

FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN


AGRIBISNIS

DIAN JUSTISIA NINGRUM


P042212005

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Potensi pertanian Indonesia yang tinggi salah satunya disebabkan
wilayah Indonesia yang memiliki wilayah daratan sepertiga dari luas keseluruhan
yang dilewati barisan pegunungan dunia. Indonesia merupakan negara agraris
dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian.
Secara geografis, Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang memiliki
potensi alam yang besar tidak hanya dalam bidang kelautan tapi juga dalam
pengolahan pertanian.
Agribisnis adalah kegiatan di bidang pertanian dimana organisasinya dan
manajemennya dirancang untuk memperoleh nilai tambah komersial melalui
aktivitas pra usahatani, usahatani atau produksi dan pasca usahatani.
Pembangunan dengan sistem agribisnis diharapkan dapat meningkatkan
kualitas, kuantitas, produktivitas, pemasaran dan efisiensi usaha pertanian baik
yang dikelola secara mandiri maupun secara kemitraan.
Sistem agribisnis sendiri memiliki lingkup lingkungan yang dibagi menjadi
dua, yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan internal
adalah lingkungan yang berasal dari dalam sistem agribisnis seperti, sarana
produksi, tenaga kerja, modal, dan lain-lain. Lingkungan eksternal adalah
lingkungan yang turut membantu suatu sistem agribisnis yang berasal dari luar
lingkup tersebut seperti, kebijakan pemerintah, sosial budaya, fisik teknis dan
ekonomi bisnis.
TINJAUAN PUSTAKA

Agribisnis
Agribisnis merupakan kegiatan yang tidak hanya terfokus pada proses
budidaya di lini on-farm (di dalam lahan budidaya) saja, melainkan juga
merupakan sistem yang mencakup proses peningkatan nilai tambah komoditas-
komoditas on-farm, melalui proses pengolahan serta pemasaran dan
distribusinya (off-farm). Banyak pakar yang telah mendefinisikan agribisnis dari
berbagai sudut pandang.
Agribisnis sebagai sejumlah kegiatan yang dilibatkan dalam proses
manufaktur dan distribusi input produksi, budidaya komoditas di lini on-farm,
pengolahan produk-produk tersebut, proses pengemasan dan penyimpanan
hingga proses pemasaran serta distribusi komoditas dan produk-produk yang
dihasilkan dari proses pengolahan komoditas tersebut. Dalam hal ini, agribisnis
dinyatakan sebagai bisnis pangan dan serat, yang di dalamnya selain terjadi
kegiatan produksi, proses pengolahan, distribusi, pasokan input dan pemasaran,
juga berkaitan erat dengan pengaruh kebijakan pemerintah dan pihak institusi
pendidikan.
Lingkungan Agribisnis
Sistem agribisnis memiliki lingkungan yang dibagi menjadi 2, yaitu
lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal adalah
lingkungan yang turut membantu suatu sistem agribisnis yang berasal dari luar
lingkungan tersebut. Lingkungan eksternal sendiri dibagi menjadi 4 bagian
diantaranya yaitu:
1. Lingkungan kebijaksanaan dan kelembagaan (pemerintah)
Lingkungan kebijaksanaan dan kelembagaan (pemerintah) dapat berupa
penentuan kebijaksanaan dalam hal prioritas pengembangan baik sektor
pertanian maupun sektor industri, pengembangan komoditi prioritas, pengaturan
pelayanan saprodi dan kredit pertanian, pengaturan sistem keuangan pedesaan,
peningkatan otonomi daerah serta kebijaksanaan dalam penyuluhan.
2. Lingkungan fisik teknis
Lingkungan fisik teknis meliputi letak geografis, keadaan tanah dan
topografi, keadaan iklim, keadaan sumber air, dan keadaan vegetasi.
3. Lingkungan ekonomi bisnis
Lingkungan ekonomi bisnis meliputi keadaan infrastruktur, mekanisme
pemasaran, keadaan pasca panen, keadaan agroindustri, keadaan pembimbing
koperasi, dan keterlibatan pengusaha swasta.
4. Lingkungan sosial budaya
Salah satu faktor luar yang berpengaruh terhadap aktivitas dalam sistem
agribisnis adalah lingkungan sosial budaya dari masyarakat baik berupa adat
istiadat, tata nilai budaya, stratifikasi/tingkat sosial, agama, serta tingkat
kemampuan dan keberadaan kelompok tani di wilayah lokalita.
Lingkungan Eksternal 
Lingkungan adalah suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan, suatu
peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi mempunyai atau tidak
mempunyai kemampuan untuk mengendalikannya, adapun definisi lainnya
mengatakan Lingkungan diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Sedangkan
Analisis lingkungan adalah suatu proses monitoring terhadap lingkungan
organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan
tantangan (threats) yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
mencapai tujuannya.
Lingkungan eksternal bisa dikatakan sebagai komponen-komponen atau
variable lingkungan yang berada atau berasal dari luar organisasi atau
perusahaan. Komponen tersebut cenderung berada di luar jangkauan organisasi,
artinya organisasi atau perusahaan tidak bisa melakukan intervensi terhadap
komponen-komponen tersebut. Komponen itu lebih cenderung diperlakukan
sebagai sesuatu yang given atau sesuatu yang mau tidak mau harus diterima,
tinggal bagaimana organisasi berkompromi atau menyiasati komponen-
komponen tersebut. Menurut Chuck Williams mengatakan bahwa lingkungan
eksternal semua kejadian diluar perusahaan yang memiliki pontensi untuk
mempengaruhi perusahaan. Sedangkan James A.F. Stoner menyatakan bahwa
Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar suatu
organisasi, yang relevan pada kegiatan organisasi itu. T.Hani Handoko
mengatakan bahwa Lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur di luar
perusahaan yang sebagian besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam
pembuatan keputusan oleh manajer.
PEMBAHASAN

Faktor Eksternal
1. Lingkungan umum (General environment) 
Mencakup elemen dalam masyarakat luas yang dapat mempengaruhi
suatu industri dan perusahaan-perusahaan di dalamnya. Elemen-elemen ini
dikelompokkan ke dalam segmen lingkungan (environmental segments), yang
terdiri dari segmen-segmen demografi, ekonomi, politik atau hukum, sosial-
budaya, serta teknologi. Perusahaan tidak dapat mengendalikan elemen-elemen
ini secara langsung, karena tantangan strategisnya adalah untuk mengerti setiap
segemen dan implikasi masing-masing, sehingga strategi yang tepat dapat
dirumuskan dan diterapkan. 
2. Lingkungan Industri (industry environment)
Sekelompok faktor ancaman masuknya pendatang baru, pemasok,
pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan antar pesaing yang
mempengaruhi suatu perusahaan dan langkah serta tanggapan bersaingnya.
Secara keseluruhan, interaksi antara lima factor ini menentukan besar laba yang
dapat dicapai. Tantangannya adalah untuk menentukan posisi dalam industry
dimana perusahaan dapat mempengaruhi factor-faktor tersebut dengan baik atau
dengan mempertahankan diri dari pengaruh factor-faktor diatas. Semangkin
besar kapasitas perusahaan untuk mempengaruhi lingkungan industrinya, akan
semakin besar pula kecendurungan perolehan laba di atas rata-rata. 
Faktor Lingkungan 
Lingkungan perekonomian  yang  erat berhubungan dengan pasar
dimana  diadakan  penjualan dan pembelian barang dan jasa. 
  Lingkungan seperti politik, pemerintah, hukum, dan militer yang mengatur
kegiatan perusahaan. 
Keadaan  sosial  meliputi  berbagai  golongan  penduduk  dengan  sikap 
kepercayaan, tingkah laku yang dicerminkan dalam lembaga social yang ada.
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Keberhasilan
Prospek Usaha
Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik pada tahun 2016
berhasil memutus tren perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terjadi
sejak 2011. Hal ini menimbulkan optimisme bahwa siklus perlambatan ekonomi
Indonesia telah berakhir dan siklus percepatan ekonomi tengah dimulai.
Indonesia juga menuai pujian dari International Monetary Fund (IMF),
yang menilai bahwa perekonomian Indonesia tetap stabil dan kuat di tengah
gejolak keuangan dan perlambatan ekonomi global. Kebijakan makro yang
terukur dan reformasi struktural yang berkelanjutan menjadi faktor penting yang
mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Diharapkan pada tahun 2017 diharapkan target-target penting ekonomi
Indonesia sesuai dengan APBN dapat dicapai dengan baik, di antaranya adalah
target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1%, target inflasi tidak lebih dari 4% dan
nilai tukar rupiah per dolar Amerika sebesar Rp13.300,-. Namun demikian pada
tahun 2017 perekonomian Indonesia masih menghadapi tantangan yang tidak
lebih ringan. Dari aspek internal, Indonesia masih harus menghadapi tingkat
kemiskinan yang masih tinggi, pada bulan September 2016 jumlah penduduk
miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan Indonesia) di Indonesia sebesar 27,76 juta orang (10,70 persen).
Sekalipun memang terjadi penurunan sebesar 0,25 juta orang dibandingkan
dengan kondisi bulan Maret 2016, jumlahnya masih cukup tinggi.
Tantangan dari aspek internal Indonesia berikutnya adalah kerentanan
penduduk Indonesia yang hidup di atas garis kemiskinan terhadap goncangan
ekonomi, kesenjangan ditandai dengan tingkat rasio gini di angka 0,39 yang
dapat dikatakan masih cukup tinggi, dan tingkat pengangguran terbuka yang
cukup tinggi yaitu sebesar 5,5 persen, serta kondisi fiskal yang masih
dihadapkan pada persoalan belum optimalnya penerimaan negara dan belanja
yang masih harus dipertajam. Sementara itu tantangan dari eksternal yang harus
dihadapi Indonesia antara lain masih terjadinya perlambatan ekonomi global,
masih berlanjutnya ketidak pastian perekonomian Eropa pasca Brexit, perubahan
politik di Amerika Serikat, dan harga komoditas.
Asumsi Dasar Kelangsungan Usaha
Peluang usaha di masa yang akan datang akan semakin baik seiring
dengan membaiknya kondisi perekonomian baik regional maupun global, harga
jual komoditi perkebunan diharapkan akan semakin baik dan produksi juga
mengalami peningkatan.
Dalam rangka mengamankan kelangsungan usaha, Perusahaan
senantiasa melakukan kajian risiko dan mitigasi secara berkala terhadap aspek-
aspek strategis dengan baik. Selain memantau risiko utama tersebut,
Perusahaan juga memantau berbagai risiko dengan kategori kritikal dan ekstrem
di bidang  operasional, SDM, lingkungan maupun aspek lainnya, diikuti upaya
mitigasi.
Selain itu, Perusahaan berupaya untuk senantiasa mengoptimalkan
produksi, diantaranya dengan melakukan pengendalian proses pada Stasiun
Sterilizer, Stasiun Press dan Stasiun Klarifikasi sehingga lossis pada Buah Ikut
Tandan Kosong (BITK), serabut  press dan drab akhir dapat diminimalisir,
menggunakan stimulansia untuk meningkatkan produksi tanaman karet, terutama
mengoptimalkan produksi TM karet tua yang akan didongkel, dan melakukan
klasterisasi guna optimalisasi kapasitas giling tebu.
Di samping itu, Perusahaan juga berupaya untuk senantiasa
meningkatkan mutu dari produk-produk yang dihasilkan seperti meningkatkan
kualitas BBT (Bahan Baku Tebu) yang MBS (manis, bersih dan segar) melalui
penyesuaian jadual tebang berdasarkan kondisi realyang ada dilapangan serta
perlakuan ekstra untuk mendapatkan mutu tebu yang optimal.
KESIMPULAN

Dari hasil pemaparan maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan


eksternal mengenai peluang dan ancaman yaitu prospek usaha memiliki potensi
yang besar dalam membantu dalam mendongkrak perekonomian nasional
karena merupakan komoditi ekspor yang banyak diminta pada pangsa pasar
dunia. Ancaman produk perusahaan adalah jika nilai tukar mata uang dunia
(rupiah dan dollar) akan mengakibatkan turunnya permintaan yang membuat
perusahaan mengalami kerugian.
DAFTAR PUSTAKA

Harling, K. 2003. What Agribusinesses Are. The Mapple Leaf Conference. The
5th International Conference for Case Studies Dealing with Managing
Companies in the Food and Fiber System. School of Business and
Economics. 20 Juni 2003. Ontario, Canada: Wilfrid Laurier University.
Tjiptono, Fandi. 2002. Strategi Analisis Lingkungan. CV. Andi
Offset, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai