Tabel 7.19 Matriks Transportasi Distribusi Hasil Panen Madu Bapak Fatih
Langkah 4
Alokasikan komoditas madu sebanyaknya
ke 𝑋32 atau 𝑋33 .Pada kasus ini, 100
kg madu didistribusikan ke 𝑋32 ,
sehingga semua persediaan di
Secanggang telah habis untuk memenuhi
permintaan pada kota B. Pada langkah
selanjutnya, baris sumber 3 dan kolom
kota B tidak diikutsertakan dalam
perhitungan.
Tabel 7.20 Matriks Transportasi Distribusi Hasil Panen Madu Bapak Fatih
Langkah 5
Berdasarkan Tabel 7.17 dapat
disimpulkan bahwa kondisi optimum
belum terpenuhi, sebab belum semua
komoditas pada sumber belum
terdistribusi dan permintaan oada kota
A dan C belum terpenuhi. Sehingga
dilanjutkan dengan mengulangi langkah 1
sampai dengan 5.
ITERASI KE-2
Langkah 1 dan 2 menentukan nilai 𝐵𝑖 dan 𝐾𝑗
Tabel 7.21 Matriks Transportasi Distribusi Hasil Panen Madu Bapak Fatih
Langkah 3 Menentukan nilai ∆𝑖𝑗 , dengan rumus ∆𝑖𝑗 = 𝐶𝑖𝑗 − 𝐵𝑖 − 𝐾𝑗
Tabel 7.22 Matriks Transportasi Distribusi Hasil Panen Madu Bapak Fatih
Langkah 4 Alokasikan komoditas madu semaksimum mungkin ke 𝑋23 . Dengan
demikian, semua alokasi pada Desa Batangkuis telah habis terdistrubi.
Tabel 7.23 Matriks Transportasi Distribusi Hasil Panen Madu Bapak Fatih
Stok madu yang tersisa hanya ada di
Kampung Rakyat sebesar 120 kg,dan
permintaan yang belum terpenuhi
adalah 90 kg di kota A dan 30 kg di
kota C. Maka semua komoditas yang
ada di Kampung Rakyat
didistribusikan ke kota A dan C
sehingga tabel awalnya terpenuhi
sebagai berikut.
Tabel 7.24 Matriks Transportasi Distribusi Hasil Panen Madu Bapak Fatih
Berdasarkan Tabel 7.21 dapat diketahui
bahwa total biaya (dalam Rp100) distribusi
menggunakan metode Russell adalah sebagai
berikut.
Total biaya = 120 × 90 + 100 ×
30 + 90 × 80 + 100 × 100
= 31.000 (dalam Rp100)
Total biaya = 𝑅𝑝3.100.000,00
Metode Pendekatan Vogell (Vogell’s
Approximation Metehod)
Langkah 2.
Memilih baris atau kolom dengan nilai selisih terbesar. Berdasarkan tabel pada langkah
1, maka nilai terbesar adalah 30 yang terdapat pada baris ke-2 dan kolom ke-1. Nilai
selisih terbesar ada dua, maka cukup pilih salah satu secara acak. Pada tahap ini yang
dipilih adalah baris ke-2.
Langkah 3.
Memilih sel pada baris ke-2 yang memiliki biaya transportasi terkecil, yaitu 𝐶23 = 90.
Selanjutnya, mendisitribusikan kapasitas penawaran dari Batangkuis (baris ke-2)
semaksimum mungkin (80 kg) ke permintaan yang ada pada kota C.
Tabel 7.27 Pendistribusian Hasil Panen Madu Bapak Fatih
Langkah 4.
Ulangi langkah 1-3 secara siklus sampai semua komoditas terdistribusi. Dengan
cara yang sama diperoleh tabel berikut.
Tabel 7.28 Selisih antara Biaya Terkecil Baris dan Kolom
Nilai selisih terbesar terdapat pada Kolom 1, yaitu 80, dengan biaya terkecil adalah
𝐶11 = 120. Dengan demikian, madu yang tersedia pada Kampung Rakyat akan
didistribusikan semaksimum mungkin ke kota A.
Dengan demikian, tabel awal berubah menjadi berikut ini.
Tabel 7.29 Pendistribusian Hasil Panen Madu Bapak Fatih
Langkah 5. Lakukan kembali langkah 1 sampai 3.
Nilai selisih baik pada kolom maupun baris yang belum teralokasi sebagai berikut.
Tabel 7.30 Selisih Biaya Terkecil Baris dan Kolom
Berdasarkan tabel tersebut, semua nilai selisih adalah sama. Pilih salah
secara acak. Pada tahap ini dipilih baris 1, dengan biaya transportasi
terkecil terdapat 𝐶12 = 80.
Dengan demikian, persediaan yang ada pada Kapung Rakyat didistribusikan
semaksimal mungkin ke kota B. Perubahan tabel awal diberikan sebagai berikut.
Tabel 7.31 Pendistribusian Hasil Panen Bapak Fatih
Langkah 6 lakukan kembali langkah 1 sampai 3. Pada table 7.25 ditunjukkan bahwa
hanya tersisa dua sel yang belum terpilih. Dengan demikian, secara otomatis nilai
selisih dapat langsung ditentukan, yaitu 20 dengan biaya transportasi terkecil pada
C33=80. Table awal optimum diperlihatkan sebagai berikut.
Berdasarkan table optimum awal tersebut,
dapat disimpulkan bahwa alokasi madu
sebegai berikut.
a. Distribusi madu dari Kampung Rakyat ke kota A
sebanyak 90 kg dan ke kota B sebanyak 30 kg.
b. Distribusi madu dari Batangkuis ke kota C
sebanyak 80 kg.
c. Selanjutnya, distribusi dari Desa Secanggang ke
kota B dan ke kota C, masing masing sebanyak 100
kg dan 80 kg.
Langkah 7
Menentukan total biaya optimum
sementara. Dengan total biaya (dalam
Rp100,00) adalah:
Total biaya=
90(120)+80(30)+80(90)+70(100)+30(
80)=29.800 (dalam 1000)
Total biaya=Rp2.980.000,00
Setelah tabel awal optimum diperoleh dengan keempat metode tersebut, selanjutnya diperlihatkan
perbandingan pengalokasian madu dan biaya yang diperlukan untuk mendistribusikan dari sumber
sumber ke tujuan kota A, kota B dan kota C.
Tabel 7.33 perbandingan pengalokasian dan biaya transportasi (dalam Rp100)
Sebuah perusahaan retail memiliki gudang di beberapa kota yaitu Jakarta, Medan dan Semarang, dan
selanjutnya dari ketiga gudang tersebut perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
pelanggannya di kota Surabaya, Balikpapan dan Makkasar. Sementara itu gudang gudang tersebut
perusahaan mampu memasok masing masing secara berurutan adalah dari Jakarta 120 unit, Medan
80 unit, dan semarang 80 unit, sedangkan permintaan dari kota Surabaya sebanyak 150 unit,
Balikpapan sebanyak 70 unit dan Makkasar sebanyak 60 unit
Sumber Tujuan Supply
(Persediaan)
Surabaya Balikpapan Makkasar
Jakarta 8 5 6 120
Medan 15 10 12 80
Semarang 3 9 10 80