Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Kontraktur

Kontraktur merupakan suatu kondisi kekakuan jaringan di dalam tubuh yang seharusnya bersifat
fleksibel dan mudah digerakkan. Kontraktur bisa terjadi di otot, tendon (urat yang
menghubungkan antara otot dan tulang), ligamen (jaringan yang mengikat tulang-tulang pada
persendian), dan kulit. Lokasi kontraktur biasanya terjadi di persendian, seperti sendi lutut atau
sendi siku.

Kontraktur pada otot menyebabkan otot menjadi mengecil dan memendek. Kontraktur pada
ligamen atau tendon di daerah persendian menyebabkan sendi membeku dan tak bisa
digerakkan. Kontraktur pada kulit umumnya terjadi berupa jaringan parut yang menyebabkan
kulit memendek dan kaku.

Penyebab Kontraktur
Terdapat beberapa penyebab terjadinya kontraktur. Penyebab paling sering adalah karena
kurangnya gerakan pada daerah tersebut. Misalnya pada mereka yang mengalami kondisi
gangguan sendi seperti penyakit rematik atau osteoarthritis yang berat.

Umumnya penderita penyakit tersebut meminimalkan pergerakan sendi yang tengah bermasalah
untuk mencegah semakin beratnya rasa nyeri. Tindakan ini akan menyebabkan jaringan di
sekitar sendi menjadi kaku dan memendek, dan kemudian sendi pun menjadi sulit digerakkan.

Hal serupa juga bisa terjadi pada pasien yang menjalani perawatan yang lama di rumah sakit.
Kondisi yang terus-menerus menuntut dalam posisi berbaring membuat ligamen, tendon, dan/
atau sendinya dapat mengalami kontraktur.

Penyebab kontraktur lainnya adalah:

 Distrofi otot. Salah satu jenis distrofi otot yang paling sering ditemui adalah penyakit
distrofi otot Duchene, yaitu kelainan genetik yang menyebabkan otot mengecil dan sulit
berkontraksi.
 Cerebral palsy. Penyakit ini merupakan kelainan saraf yang terjadi pada bayi dan anak,
yang ditandai dengan kaki yang berbentuk seperti gunting dan otot di hampir seluruh bagian
tubuh mengalami kekakuan.
 Parkinson. Parkinson merupakan kelainan saraf akibat gangguan zat dopamin di otak
yang menyebabkan gejala tremor, kekakuan otot, dan gangguan keseimbangan.

Diagnosis Kontraktur
Untuk memastikan adanya kontraktur, dokter akan terlebih dahulu melakukan wawancara
lengkap untuk mengetahui rentang waktu terjadinya kekakuan, penyakit yang terjadi atau pernah
dialami sebelumnya, dan sebagainya. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik
menyeluruh dan akan memeriksa bagian tubuh yang mengalami kontraktur. Dokter akan
mencoba menggerakkan bagian tubuh yang mengalami kontraktur dan menilai derajat gerakan
yang bisa dilakukan.

Selanjutnya, pemeriksaan tambahan dapat dilakukan untuk menilai penyebab kontraktur. Bila
diduga penyebab kontraktur adalah masalah pada otot, tendon, atau ligamen, pemeriksaan
rontgen atau magnetic resonance imaging (MRI) terkadang perlu dilakukan. Jika kontraktur
diduga disebabkan oleh gangguan saraf, pemeriksaan CT-scan otak atau pemeriksaan
elektromiografi mungkin perlu dilakukan, tergantung pada tipe kelainan saraf yang terjadi.

Gejala Kontraktur
Gejala utama kontraktur adalah sendi yang tidak bisa digerakkan. Bahkan dengan gerakan pasif
dari pemeriksa, sendi juga sangat sulit digerakkan. Bila dipaksa untuk digerakkan, umumnya
akan timbul rasa nyeri yang hebat.

Pengobatan Kontraktur
Pengobatan untuk mengatasi kontraktur sangat bervariasi. Biasanya tergantung pada berat
ringannya kontraktur, lokasinya, penyakit yang menyebabkan terjadinya kontraktur, rentang
waktu kontraktur yang telah dialami, dan batasan jangkauan gerakan yang bisa dilakukan.
Umumnya beberapa pengobatan dilakukan bersamaan untuk mempercepat pemulihan.

Pengobatan yang dapat dilakukan antara lain adalah:

 Fisioterapi
Jenis tindakan yang dilakukan akan ditentukan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik dan akan
dilakukan oleh fisioterapis. Jenis tindakan tersebut bisa berupa peregangan otot,
menghangatkan otot, tendon, atau ligamen yang mengalami kontraktur, serta memberikan
gelombang sonografi atau stimulasi menggunakan listrik.

 Terapi okupasi
Terapi ini umumnya dilakukan bersama dengan fisioterapi. Terapi okupasi merupakan tindakan
untuk melatih pasien agar mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Misalnya
dilatih untuk bisa berdiri atau berjalan.

 Penggunaan splint dan cast
Splint atau cast merupakan pengobatan yang umum digunakan untuk kasus patah tulang. Pada
kondisi kontraktur, splint atau cast juga dapat digunakan untuk mengatur ulang posisi tulang,
otot, dan tendon ke jangkauan area gerak yang seharusnya.

 Obat-obatan
Saat menjalani latihan untuk mengatasi kontraktur, umumnya akan timbul rasa nyeri. Untuk
mengatasi hal tersebut, obat antinyeri dapat diberikan. Jika terjadi kekakuan otot yang berat,
suntikan Botulinum dapat diberikan dokter.

 Operasi
Jika kontraktur sudah terjadi dalam jangka panjang, umumnya pengobatan harus melibatkan
tindakan operasi. Operasi tersebut dilakukan untuk memperbaiki anatomi otot dan tulang yang
mengalami kontraktur.

Pencegahan Kontraktur
Untuk mencegah terjadinya kontraktur, seseorang harus selalu aktif menggerakkan sendinya
secara teratur, baik, dan tepat. Pasien yang harus menjalani perawatan cukup lama di rumah
sakit, disarankan untuk tetap menggerakkan sendi-sendinya secara rutin, baik digerakkan secara
aktif maupun pasif.

Berkonsultasi selalu dengan fisioterapis yang dapat membantu pasien untuk melakukan latihan
pergerakan sendi dengan tepat. Segera konsultasi ke dokter bila Anda atau orang di sekitar
Anda mengalami kekakuan gerak.

Anda mungkin juga menyukai