Askep Hemangioma
Askep Hemangioma
PENDAHULUAN
1.1. ABSTRAK
dijumpai pada masa kanak-kanak dan sekitar 30% timbul didaerah kepala
dan leher. Lesi ini terutama sangat sering ditemukan pada bibir, lidah, dan
suatu kasus hemangioma kapilare pada anak laki-laki usia 4 tahun, datang
dengan keluhan adanya benjolan berwarna kemerahan pada sisi lidah kiri
1.2. TUJUAN
Hemangioma
1
1.2.2. Tujuan Khusus
Hemangioma
Hemangioma
2
BAB 2
PEMBAHASAN
yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah.
Hemangioma sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia
dan anak. Meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang
biasanya jinak, kecil, red-purple papule pada kulit orang tua. Umumnya
3
setelah kelahiran. Harus diwaspadai bila hemangioma terletak di bagian
tubuh yang vital, seperti pada mata atau mulut. Hal ini dikarenakan, bila
dan penglihatan, atau bila hemangioma terjadi pada organ dalam tubuh
2.2. ETIOLOGI
terjadinya hemangioma.
4
2.3. TANDA DAN GEJALA
A. Hemangioma kapiler
B. Hemangioma kavernosum
5
C. Hemangioma Campuran.
Gejala klinis
Tergantung macamnya :
kulit.
“compressible”.
6
2.4. PATOFISIOLOGI
dengan perkembangan dari pembuluh darah baru yang ada dalam sistem
dari sel-sel endotel dari kapiler-kapiler kecil. Sel marker dari angiogenesis,
termasuk proliferasi dari antigen inti sel, collagenase tipe IV, basic
cepat dimana ukuran dan volume bertambah secara cepat. Fase ini diikuti
bekas
7
Pathway
↓ vol. cairan
8
2.5. KLASIFIKASI
1. Hemangioma Kapiler (Superficial Hemangioma)
waktu lahir atau beberapa hari setelah lahir. Sering terjadi pada bayi
piogenik. Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi
pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal
9
2. Hemangioma Kavernosum
Terjadi pada kulit yang lebih dalam yaitu di bagian dermis dan
mudah berdarah.
3. Hemangioma Campuran
bawah, misalnya; kaki, paha, dll), unilateral (satu sisi bagian tubuh,
misalnya; paha kiri/kanan), soliter (tunggal) dan terjadi sejak lahir atau
di organ dalam.
10
2.6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
merupakan cara yang efektif, karena tidak bersifat invasif dan dapat
karena neo-vaskularisasi.
internal dari suatu hemangioma dan lebih jelas membedakan dari otot-otot
11
Hemangioma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik. Pada
2.7. PENCEGAHAN
2.8. KOMPLIKASI
A. Perdarahan
B. Ulkus
C. Trombositopenia
12
D. Gangguan Penglihatan
2.9. PENATALAKSANAAN
A. MEDIS
1) Cara Konservatif
2) Cara Aktif
hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga,
13
hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami
B. PEMBEDAHAN
Indikasi :
5) Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh
C. RADIASI
5) Kortikosteroid
14
Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.
trombositopenia.
15
D. OBAT SKLEROTIK
dengan namor hocate 50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat 30%, atau larutan
NaCl hipertonik. Akan tetapi cara ini sering tidak disukai karena rasa nyeri
E. ELEKTROKOAGULASI
F. PEMBEKUAN
G. ANTIBIOTIK
16
BAB 3
3.1. PENGKAJIAN
Data subyektif
Data objektif
Alimul, 2006)
17
tanggal dan waktu datang ke Rumah sakit (Hidayat, A. Aziz
Alimul, 2006 )
keluhan.
pengobatan.
B. Keluhan utama
pernafasan.
C. Lama keluhan
18
D. Riwayat penyakit saat ini
2006).
G. Riwayat lingkungan
19
3.1.3. Pola-pola fungsi kesehatan (Doegoes, 2000)
A. Aktivitas /Istirahat
B. Integritas Ego :
3. Cemas.
C. Makanan/Cairan :
D. Nyaman/nyeri :
E. Pernapasan :
1. Terpajan lama
F. Kemanan/Keselamatan :
G. Interaksi Sosial :
Perasaan terisolasi/ditolak.
20
3.3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kriteria :
Intervensi:
terapi pengobatan.
b. Pantau TTV
keluarga.
nyaman.
21
R/ keadaan lingkungak berpengaruh pada sensitifitas sensasi
seseorang.
Kriteria Hasil:
Intervensi:
22
e. Berikan makanan dalam kondisi hangat
laboratoorium
asupan nutrisi.
23
3.3.3 Kekurangan volume cairan dan elektrolit b/d perdarahan
Kriteria Hasil:
Intervensi:
a. Observasi TTV
hipovolemia.
24
e. Control asupan makanan tinggi natrium & suhu lingkungan
terjadinya edema.
Kriteria :
b. Luka membaik
Itervensi :
tindakan selanjutnya.
25
R/ Perawatan luka dengan tehnik aseptik dapat menjaga
Kriteria :
Intervensi:
diberikan.
penyembuhannya.
diberikan perawat.
26
dan lingkungan yang nyaman
psikis klien.
3.4. IMPLEMENTASI
3.5. EVALUASI
27
BAB 4
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
lahir dengan jenis yang paling sering adalah tipe kapilare. Etiologi
karena usia penderita, posisi dan ukuran lesi maka dilakukan ekstirpasi
badan anak.
3.2. Saran
28
Tulisan yang baik harus didasari atas kemampuan intelektual dan
jiwa seni dalam menulis sehingga pembaca dapat mengerti dari maksud
29
DAFTAR PUSTAKA
30