Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP

Dengan ADENOMIOSIS

MARLITA EMELIA PALIYAMA


NIM. 20160305098
PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2017
FORMAT LAPORAN PENDAHULUANASKEP
denganADENOMIOSIS

Persiapan praktek diruang : ASTER RSU KAB.TANGERANG


Nama Mahasiswa : Marlita Emelia Paliyama
NIM : 20160305098
Nama Pembimbing :

Tanda tangan :

A. Pengertian

Adenomiosis adalah penetrasi dan bertumbuhnya jaringan endometrium (jaringan yang

melapisi dinding dalam rahim) ke dalam myometrium (lapisan otot rahim), sering disebut

pula dengan endometriosis internal.Jadi penyakit ini sejenis dengan

endometriosis.Adenomiosis biasanya bersamaan dengan endometriosis eksternal.Dan

jaringan endometrium yang salah tempat ini, seperti endometrium yang normal, dan

bersamaan dengan siklus menstruasi, jadi cenderung mengalami pendarahan pada saat

menstruasi. Darah yang terkumpul di dalam jaringan otot rahim ini akan menyebabkan

pembengkakan rahim menjadi lebih besar. Pembengkakan (adenomyosis) ini dapat merata

atau terfokus di satu tempat.Jika pembengkakan ini terfokus di satu tempat maka disebut

sebagai adenomyoma, yang mana menyerupai tumor rahim lainnya.

B. Penyebab dan faktor predisposisi

Penyebab dari adenomiosis tidak dimengerti dengan baik. Beberapa peneliti percaya

bahwa operasi-operasi sebelumnya pada kandungan (termasuk kelahiran caesar) dapat


menyebabkan sel-sel endometrial (lapisan kandungan) menyebar dan tumbuh pada lokasi

yang abnormal (lapisan otot dari dinding kandungan). Kemungkinan lain adalah bahwa

adenomiosis timbul dari jaringan-jaringan dari dinding kandungan sendiri yang mungkin

telah mengendap disana selama perkembangan dari kandungan. Adenomiosis adalah lebih

umum terjadi setelah kelahiran anak.

C. Manifestasi Klinik

Bisa saja seseorang memiliki adenomiosis dia tidak merasakan gejala apapun. Gejala

gejala adenomiosis adalah

1. Triad gejala yakni pembesaran rahim, nyeri pelvis dan menstruasi yag banyak dan

abnormal.

2. Nyeri, yang dirasakan terutama selama menstruasi disebut dysmenorrhea dapat berupa

kram yang hebat atau seperti disayat pisau. Nyeri dapat juga dirasakan pada saat tidak

sedang menstruasi.

3. Pembesaran rahim dapat merata dengan tonjolan-tonjolan rahim yang besar atau dapat

pula seperti tumor yang terlokalisir.

4. Pendarahan pada saat menstruasi dapat banyak sekali dan berhari-hari, mungkin dengan

bekuan-bekuan darah. Pendarahan yang hebat ini dapat menyebabkan anemia

(berkurangnya kadar Hemoglobin dalam sel darah merah). Selain itu diluar saat

menstruasi bisa ada pendarahan abnormal (pendarahan sedikit-sedikit, bercak-bercak).

Gambaran mikroskopik

Gambaran mikroskopik yang khas pada adenomiosis adalah terdapatnya pulau-pulau

jaringan endometrium di tengah-tengah otot uterus. Pulau-pulau ini dapat


menunjukan perubahan siklik. Akan tetapi umumnya reaksi terhadap hormon-

hormon ovarium tidak begitu sempurna seperti endometrium.

Jaringan otot di sekitar pulau-pulau tersebut mengalami hiperplasia dan hipertrofi.

Tidak terdapat kapsul seperti pada mioma uteri.

Gambaran klinik

Gejala klinis yang sering ditemui pada adenomiosis adalah menoragia, Dismenorea

sekunder dan Uterus yang makin membesar. Kadang-kadang terdapat disamping

menoragia, dispareunia, dan rasa berat di perut bagian bawah terutama di masa pra

haid.

D. Patofisiologi

Penyakit ini disebabkan oleh timbulnya endometrium (selaput lendir rahim) di tempat

yang tidak semestinya. Akibatnya jaringan tempat tumbuhnya selaput lendir yag abnormal

ini rusak, meradang dan menimbulkan rangsang nyeri. Jadi, penyakit sejenis dengan

endometriosis. Adenomiosis ini dapat ada bersamaan dengan endometriosis eksternal. Dan

jaringan endometrium yang salah tempat ini, seperti endometrium yang normal, akan

mengikuti siklus menstruasi, jadi cenderung mengalami pendarahan pada saat menstruasi.

Darah yang terkumpul didalam jaringan otot rahim ini akan menyebabkan pembengkakan;

rahim menjadi lebih besar. Pembengkakan (adenomisosis) ini dapat merata atau terfokus di

satu tempat. Jika pembengkakan ini terfokus di satu tempat maka disebut adenomioma,

yang mana menyerupai tumor rahim lainnya. Adenomiosis dapat berupa bercak-bercak di

selaput lendir rongga perut (peritoneum), benjolan (nodul), maupun cairan yang terkumpul

dalam bentuk kista indung telur. Adeomiosis sering kali menimbulkan nyeri yang lebih
hebat dan gangguan infertilitas yang lebih berat selama wanita tersebut masih mendapatkan

haid, maka pada saat yang bersamaan jaringan endometrium abnormal juga mengalami

reaksi peluruhan yang menimbulkan pendarahan.


Pathway Keperawatan

Cesar / Kuretase

Sel-sel endometrial menyebar
Kedinding rahim (otot rahim)

Tumbuh di dinding rahim

Adenomiosis

Gejala/Tanda

Nyeri Pelvis / Dismenorhea Pendarahan pd saat menstruasi /


diluar menstruasi

Resiko Tinggi Kekurangan Resiko Infeksi


Cairan

Kurang Pengetahuan

Cemas
E. Penatalaksanaan

1. Non-bedah

Non-bedah untuk perawatan adenomiosis adalah dosis gonadotrophin-releasing hormon.

pada pasien anemia, perawatan ini membantu mereka untuk mengembalikan tingkat

hemoglobin menggunakan besi suplemen. Pada beberapa perempuan, hormon yang

menyebabkan kegelisahan, melemahnya tulang dan meningkatkan kolesterol "buruk"

LDL dan menurunkan kolesterol "baik" HDL. Jadi jenis perawatan ini hanya

direkomendasikan untuk beberapa bulan. Sayangnya, gejala adenomyosis sering kembali

setelah 6 bulan setelah menghentikan pengobatan.

2. Bedah

Perawatan bedah dianggap oleh beberapa dokter sebagai perawatan yang paling efektif

untuk adenomyosis dengan gejala yang parah. Yaitu dengan pengangkatan rahim

(hysterectomy).

Dokter merekomendasikan laporan komprehensif mengenai kelebihan dan kekurangan

dari prosedur ini dalam setiap kasus.

Adenomyosis yang pada umumnya adalah perempuan di antara 30 dan 40 tahun.Hal ini

lebih umum di kalangan wanita yang memiliki minimal satu kehamilan (hanya 6% dari

kasus-kasus adenomyosis terjadi pada wanita yang tidak hamil).

Yang tinggi dengan persentase perempuan adenomyosis (sekitar 80%) juga disorders

lainnya dalam sistem reproduksi sebagai myoma, ovarian cysts atau endometriosis.
F. Pemeriksaan Penunjang

1. Histerosalpingogram: suatu pemeriksaan rontgen darah panggul setelah suatu kontras

dimasukkan kedalam dinding rahim.

2. Pemeriksaan MRI: mendeteksi adanya adenomiosis dan seberapa luas adenomiosis

dan juga dapat membedakannya dari fibroid. Pemeriksaan MRI panggul ini harus

dikerjakan dengan media kontras Gadolinium yang disuntikkan ke pembuluh darah.

3. USG transvaginal: USG yang alatnya dimasukkan kedalam vaginna.


G. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas klien dan penanggung jawab.

b. Keluhan yang dirasakan klien.

2. Riwayat Kesehatan dahulu

Dengan mengkaji riwayat kesehatan yang pernah diderita klien, baik penyakit

maupun perilaku yang berhubungan dengan atau yang dapat menyebabkan keadaan

sekarang, seperti riwayat penggunaan obat-obatan.

3. Riwayat kesehatan sekarang

Merupakan riwayat kesehatan yang dimulai dari awalnya timbul gejala yang

dirasakan dengan pola PQRST

4. Riwayat kesehatan keluarga

Perlu dikaji dari anggota keluarga ada atau tidak yang menderita penyakit sama

seperti yang diderita klien saat ini oleh faktor genetik ataupun penyakit menular
H. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan disminorhea

2. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d pendarahan pervaginam yang berlebihan

3. Resiko tinggi infeksi b.d tidak adekuat pertahanan tubuh karena anemia

4. Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan

pengobatan

I. Perencanaan Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan disminorhea

DO: Klien tampak gelisah, perilaku berhati-hati, ekspresi tegag

DS: Klien menyatakan perut bagian bawah terasa sakit

Kriteria hasil :klien menyatakan nyeri berkurang dan rileks

Intervensi :

a. Kaji lokasi, tingkat dan durasi nyeri

Rasional. :dengan mengetahui skala nyeri klien kita dapat membantu klien

dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri

b. Ajarkan klien teknik distraksi dan relaksasi

Rasional :membantu mengurangi rasa nyeri

c. Atur posisi senyaman mungkin

Rasional :membantu mengurangi rasa nyeri

d. Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya untuk pemberian analgetik

Rasional :mengurangi rasa nyeri dan memudahkan istirahat adekuat serta

penyembuhan
2. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d pendarahan pervaginam berlebihan

DO: adanya perdarahan pervaginam

DS: -

Kriteria hasil :

a. Tidak ditemukan tanda-tanda kekurangan cairan, seperti turgor kulit kurang,

membrane mukosa kering, demam.

b. Pendarahan berhenti.

Intervensi :

a. Kaji tanda-tanda vital

Rasional : Dapat mengetahui perkembangan klien dan memberi dasar untuk

menentukan intervensi yang selanjutnya.

b. Pantau warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairan.

Rasional : Merupakan indikator secara dini tentang hypovelemia

c. Pantau Perdarahan

Rasional : Untuk mengetahui besarnya jumlah perdarahan

d. Pantau hasil laboratorium

Rasional : Mengetahui perkembangan penyakit yang akan muncul

e. Kolaborasi dalam pemberian infuse (transfusi)

Rasional : Untuk mencegah dehidrasi/kehilangan cairan berlebihan.


3. Resiko tinggi infeksi b.d tidak adekuat pertahanan tubuh karena anemia

DO : Kadar Hb kurang dari normal

DS : -

Kriteria hasil :

a. Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi seperti rubor, color, dolor, tumor dan

fungsiolesia

b. Kadar Hb normal : 11 14 gr/dl

c. Klien tidak demam/ menggigil, suhu 36-37oC

Intervensi :

a. Kaji adanya tanda tanda infeksi

Rasional :untuk mengetahui terjadinya infeksi pada klien

b. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

Rasional :meminalisir perpindahan organisme patogen penyebab infeksi

c. Gunakan teknik aseptik pada prosedur perawatan

Rasional :mencegah terjadinya infeksi

d. Monitor tanda-tanda vital dan kadar Hb dan leukosit

Rasional :peningkatan atau penurunan TTV mengindikasikan terjadinya

infeksi

e. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Rasional :membantu mengurangi resiko infeksi

f. Kolaborasi dengan medis untuk pemberian antibiotik

Rasional :mencegah dan mengurangi kejadian terjadinya infeksi


4. Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan

pengobatan

DO : Klien tampak gelisah, tidak kooperatif dalam mengikuti pengobatan

DS : Klien mengatakan takut dan tidak mengetahui tentang penyakitnya

Kriteria hasil :

a. Klien mengatakan rasa cemas berkurang

b. Klien kooperatif terhadap prosedur/ berpartisispasi

c. Klien mengetahui tentang penyakitnya

d. Klien tampak rileks

Intervensi :

a. Kaji tingkat kecemasan klien

Rasional : Untuk mengetahui Perubahan tingkat kecemasan membantu

perawat dalam menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

b. Berikan informasi tentang penyakitnya, rencana tindakan yang akan

dilakukan.

c. Rasional : Informasi tentang penyakit, rencana tindakan yang akan dilakukan

meningkatkan konsistensi dan keyakinan dapat memberikan rasa aman dan

mengurangi kecemasan dari hal-hal yang tidak diketahui.

d. Ikut sertakan keluarga dan orang-orang yang berarti bagi pasien dalam setiap

pemberian informasi dan dukungan moril bagi pasien.

Rasional : Dukungan yang kuat dari orang-orang yang berarti penting dalam

membantu mengatasi rasa cemas pasien.

e. Pertahankan lingkungan yang tenang dan aman


Rasional : Keadaan dilingkungan dapat membantu pasien dalam mengurangi

tingkat kecemasan.

f. Bantu pasien mengidentifikasi rasa cemas termanifestasi melalui perilaku

dan cara-cara mengantisipasi kecemasan dengan mekanisme koping.

Rasional : Membantu pasien dalam memperoleh kesadaran dan pemahaman

hubungan antara tingkat kecemasan dan perilaku serta keikutsertaan dalam

menagani perawatan dirinya.


DAFTAR PUSTAKA

Llewellyn Jones, Derek. 2001. Dasar-dasar Obsterti dan Ginekologi. Penerbit

Hipokrates. Jakarta

Manuaba, I. B. Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga berencanauntuk

Pendiikan bidan. EGC. Jakarta.

Winkjosastro Hanifa. 2008. Ilmu Kanduungan. PT. bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai