Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN FISIK AIR


(WARNA, BAU, RASA, DAN KEKERUHAN)

DISUSUN OLEH :
DANIA DINDA RENJANI (1913351008)

FIA LUTHFI ALHAURA (1913351009)

SEPTINA INDRI (1913351010)

DELA ASTRIANI (1913351011)

DIVA AMALIA ASHARY (1913351012)

HELEN MARTA BOY TAMA (1913351014)

WILDA NINDIA PUTRI (1913351015)

ERLAYEN KRIS PUTRA (1913351035)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Laporan Praktikum I

Judul : Pemeriksaan Fisik Air (Warna, Bau, Rasa, dan Kekeruhan)

Hari/Tanggal : Kamis, 8 april 2021

Waktu : 08.00-10.00 WIB

Tempat : Laboratorium Kesehatan lingkungan

Tujuan : Untuk dapat mengetahui

1. Warna pada sampel air


2. Rasa pada sampel air
3. Bau pada sampel air
4. Kekeruhan pada sampel air

I. LANDASAN TEORI

Air merupakan suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri atas 2 atom
hidrogen (H) dan 1 atom Oksigen (O). Air mempunyai ikatan Hidrogen yang
cenderung bersatu padu untuk menentang kekuatan dari luar yang akan
memecahkan ikatan-ikatan ini. (Eko Budi Kuncoro, 2004).

Bau adalah sifat yang menempel pada sebuah benda akibat adanya zat
organic ataupun anorganik yang tercampur dalam air. Umumnya dengan
konsentrasi yang sangat rendah, yang manusia terima dengan indera
penciuman.

Rasa dapat dihasilkan oleh adanyaorgnisme dalam air seperti alga serta
oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan
oleh adanya senyawa-senyawa organik tersebut.
Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahay yang dipantulkan oleh
benda-benda yang dikenai cahaya tersebut. Benda yang dipentuli cahya
mengabsorsi sebagian atau seluruh warna yang memantul. Sehingga pada saat
hanya warna merah yang dipantulkan dan warna lain diabsorsi, maka benda
tersebut menjadi warna merah. Dalam kacamata seni rupa dan desain,
pengertian warna menurut prawira adalah, “ Warna termasuk salah satu unsur
keindahan dalam seni dan desain selain unsur-unsur visual yang lain.” (
Sulasmi Darma Prawira, 1989).

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda,
alat yang digunakan adalah thermometer yang berfungsi untuk mengukur
suhu dengan valid.

Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar


untuk mengukur keadaan baku air, kekeruhan ini disebabkan oleh adanya
benda bercampur atau benda koloid dalam air ( Riza Julianti, 2014)

II. ALAT DAN BAHAN

a. Alat :
1. Beaker Glass
2. Thermometer
3. Turbidity Meter
b. Bahan :
1. Air Baku
2. Buffer
III. PROSEDUR KERJA

A. Prosedur Pemeriksaan Bau, Warna dan Rasa pada Air


1. Menyiapkan alat dan bahan,
2. Masukkan sampel air 100 ml kedalam beaker glass,
3. Mengamati, mencuim, dan merasakan dengan indera penciuman,
indera penglihatan dan indera pengecap,
4. Mencatat hasil pengamatan.

B. Prosedur Pemeriksaan Suhu pada Air


1. Menyiapkan alat dan bahan,
2. Memasukkan sampel air 100 ml ke dalam beaker glass,
3. Mengukur dengan menggunakan Thermometer digital,
4. Kemudian membaca angka yang ditunjukkan pada Thermometer
tersebut dan mencatat hasilnya.

C. Prosedur Pemeriksaan Kekeruhan pada Air


1. Menyiapkan alat dan bahan,
2. Membersikan botol sampel menggunakan aquadest,
3. Membilas menggunakan air sampel sebanyak 3 kali,
4. Mengisi botol tersebut dengan air sampel sampai batas yang tertera
pada botol,
5. Menekan tombol I / O lalu instrument akan terbuka, kemudian
tempelkan instrument pada permukaan datar,
6. Masukkan cell sampel kedalam ruangan cell,
7. Memilih daerah / range secara manual atau otomatis dengan menekan
tombol signal average, dan monitor akan menunjukkan SIG AVG
ketika instrument sedang menggunakan mode signal rata – rata,
8. Menekan read lalu monitor akan menunjukkan NTU kemudian angka
turbiditas akan muncul dalam satuan NTU dan catat angka turbiditas
setelah simbol lampu padam.
IV. HASIL PENGAMATAN

NO Pemeriksaan Kadar maksimal Hasil Hasil MS /


fisik yang diperoleh pemeriksaan pemeriksaan TMS
(PERMENKES sampel 1 sampel 2
NO 32 THN 2017)
1 Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau MS
2 Warna 50 TCU / bening Tidak Tidak MS
berwarna berwarna
3 Rasa Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa MS
4 Suhu 3 29, 5 29,7 TMS
5 Kekeruhan 25 NTU 0,01 NTU 0,01 NTU MS

Keterangan :
MS : Memenuhi Standar
TMS : Tidak Memenuhi Standar
Dari hasil pengamatan fisik air (warna, suhu, bau, rasa dan kekeruhan) pada
sampel air yang diuji, hanya suhu yang tidak memenuhi standar Permenkes
32 Tahun 2017 tentang kualitas air bersih.
Gambar Pengamatan.

Turbidity Meter tds meter


Alat dan bahan yang digunakan Proses pengecekan suhu air

V. PEMBAHASAN

Air merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia karena tanpa air, berbagai
proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Oleh karena itu, peran yang
sangat penting tersebut, air dapat berdampak buruk bagi kehidupan apabila
air tersebut tidak sesuai lagi dari keadaan normalnya.

Pengaruh Air Terhadap Kesehatan


a. Air berpengaruh terhadap kesehatan manusia baik secara langsung
maupun secara tidak langsung. Pengaruh tidak langsung adalah
pengaruh yang timbul sebagai akibat pendayagunaan air yang dapat
meningkatkan ataupun menurunkan kesejahteraan masyarakat.
Misalnya, air yang dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, untuk
industri, untuk irigasi, perikanan dan lain-lain. Sebaliknya, pengotoran
air dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh adalah
pengotoran badan-badan air dengan zat-zat kimia yang tidak beracun
yang sukar diuraika secara alamiah dan menyebabkan masalah khusus
seperti estetika, bau, kekeruhan karena adanya zat-zat tersuspensi.
Pengaruh langsung terhadap kesehatan tergantung sekali pada kualitas
air dan terjadi karena air berfungsi sebagai penyalur ataupun penyebab
penyakit ataupun sarang insektisida penyebar penyakit. Kualitas air
berubah karena kapasitas air untuk membersihkan dirinya telah
terlampaui. Umumnya peran air dalam terjadinya penularan penyakit
sebagai berikut :

1. Air sebagai penyebab mikroba


2. Air sebagai sarang insektisida
3. Jumlah air bersih yang tersedia tidak mencukupi
4. Air sebagai sarang hospes sementara penyakit

b. Syarat dan Parameter Kualitas Fisik Air


1. Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang
bersifat anorganik maupun yang bersifat organik, syarat kekeruhan
pada air bersih 25 NTU.
2. Rasa
Air minum biasanya tidak memberi rasa/tawar, air yang tidak tawar
dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat
membahayakan kesehatan, seperti rasa logam/amis, rasa pahit, asin
dan sebagainya. Syarat permenkesnya ialah tidak berasa.
3. Bau
Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak disukai oleh
masyarakat, bau air dapat memberikan petunjuk akan kualitas air,
syarat air bersih dari sisi bau adalah tidak berbau.
4. Warna
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun
mikroorganisme. Warna air dapat disebabkan adanya tanin dan asam
humat yang terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna kuning
muda, menyerupai urine, syarat keberadaan warna pada air minum
ialah 50 TCU.
VI. Prinsip Pemeriksaan

Pemeriksaan warna, rasa, bau, suhu dan kekeruhan pada sampel air.

VII.Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan


sebagai berikut :

1. Pada pemeriksaan suhu menggunakan thermometer batang didapatkan


29°C dan pada thermometer raksa didapatkan 29,5°C pada sampel 1 dan
29,7°C pada sampel 2.
2. Pada pemeriksaan kekeruhan didapatkan hasil 0,01 NTU/Tidak Keruh.
3. Pada pemeriksaan rasa didapatkan hasil yaitu tidak berasa.
4. Pada pemeriksaan warna didapatkan hasil yaitu 0 TCU/tidak berwarna.
5. Pada pemeriksaan bau didapatkan hasil yaitu tidak berbau pada sampel air
yang diperiksa.

Sesuai dengan syarat peraturan permenkes 32 Tahun 2017 yang dimana :

1. Suhu : ± 3°C
2. Warna : 50 TCU
3. Bau : Tidak Berbau
4. Kekeruhan : 25 NTU
5. Rasa : Tidak Berasa

Pada kesimpulan diatas, jika dilihat sesuai dengan persyaratan Permenkes


Nomor 32 Tahun 2017, untuk Warna, Bau, Rasa dan Kekeruhan Memenuhi
Syarat (MS). Lalu, untuk Suhu Tidak Memenuhi Syarat (TMS) Permenkes,
yang dimana suhu air yang diuji melebihi ± 3°C.
DAFTAR PUSTAKA

Darmaprawira, Sulasmi. 1989. Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni dan Desain.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan menteri kesehatan republik


indonesia nomor 492/menkes/per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.
Jakarta: Depkes RI; 2010.

Depkes, RI ; 2017, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 Tentang


Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian
Umum. Depkes RI, Jakarta.

Kuncoro,Eko Budi.2004. Akuarium Laut.Kanisius: Yogyakarta, hal 35-50

Nugroho, dkk. 2016. Teori Asuhan Keperawatan Gawat Darurat yogyakarta:


Nuha Medika.
PRAKTIKUM II

Judul Praktikum : Pemeriksaan pH dan TDS Pada Air


Hari dan Tanggal : Kamis, 8 April 2021
Tempat Praktikum : Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan
Tujuan Praktikum :- Untuk mengetahui nilai pH pada air yang Diperiksa
- Mampu mengukur nilai pH menggunakan pH meter
dan pH universal
- Mampu Mengukur Nilai Tds

I. LANDASAN TEORI

Potential of hydrogen (pH) adalah suatu ukuran yang menguraikan derajat


tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan, pH diukur pada
skala 0- 14 (Nogroho, 2016).

Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial


elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda
gelas (membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat
diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis
dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya
relatif kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial
elektrokimia dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan potential of hidrogen.
Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembimbing
sebagai catatan, alat tersebut tidak mengukur mengukur arus teteapi hanya
mengukur tegangan. (Purba, 1995)

TDS adalah singkatan dari Total Dissolve Solid yang dalam Bahasa
Indonesia berarti Jumlah Zat Padat Terlarut. TDS merupakan indikator dari
jumlah partikel atau zat tersebut, baik berupa senyawa organik maupun non-
organik. Pengertian terlarut mengarah kepada partikel padat di dalam air yang
memiliki ukuran di bawah 1 nano-meter. Satuan yang digunakan
biasanya ppm (part per million) atau yang sama dengan miligram per liter
(mg/l) untuk pengukuran konsentrasi massa kimiawi yang menunjukkan
berapa banyak gram dari suatu zat yang ada dalam satu liter dari cairan.Zat
atau partikel padat terlarut yang ditemukan dalam air dapat berupa natrium
(garam), kalsium, magnesium, kalium, karbonat, nitrat, bikarbonat, klorida
dan sulfat

II. ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. pH Meter
2. Kertas Indikator pH Universal
3. TDS Meter
4. Beaker Glass
5. Lap/Tissue

Bahan :

1. Sampel Air
2. Buffer
III. PROSEDUR KERJA
A. Prosedur Pemeriksaan pH Air dengan pH Meter
1. Menyiapkan alat dan bahan,
2. Menuangkan sampel air bersih ke beaker glass,
3. Membersihkan dahulu pH meter menggunakan aquadest agar
pengukuran pH tidak dipengaruhi pengukuran sebelumnya,
4. Mengeringgakan pH meter dengan tissue,
5. Memasukkan pH meter ke dalam beaker glass yang telah diisi sempel
air bersih,
6. Menunggu hingga nilai pH stabil dan catat hasilnya.

B. Prosedur Pemeriksaan pH pada Air dengan pH Universal


1. Menyiapkan alat dan bahan,
2. Memasukkan sampel air bersih ke dalam beaker glass,
3. Memasukkan selembar kertas pH universal kedalamnya dan
keringkan,
4. Setelah kering bandingkan hasil di kertas pH universal dengan ukuran
ph pada kotak pH universal,
5. Mencatat hasil pH.

C. Prosedur Pemeriksaan TDS pada Air


1. Menyiapkan alat dan bahan,
2. Masukkan sempel air sebanyak 100 ml kedalam beaker glass,
3. Mengukur dengan TDS meter,
4. Kemudian membaca angka yang ditunjukkan kepada TDS meter dan
catat hasilnya.
IV. HASIL PENGAMATAN TDS

NO Pemeriksaan Kadar maksimal yang Hasil Hasil MS /


fisik diperoleh pemeriksaan pemeriksaan TMS
(PERMENKES NO 32 sampel 1 sampel 2
THN 2017)
1 pH 6,5 – 8,5 6,7 7,0 MS
2 TDS 1000 mg/l 0,95 mg/l 0,87 mg/l MS
3 pH Universal 6.5 – 8.5 7 7 MS

Keterangan :
MS : Memenuhi Standar
TMS : Tidak Memenuhi Standar
Dari tabel hasil pengamatan diatas, pH air yang diperiksa mendapatkan 6.7
untuk pengukuran pH Meter. Sedangkan untuk pH Universal didapatkan ,
sesuai dengan persyaratan Permenkes No 32 Tahun 2017 memenuhi standar
dan layak dikonsumsi.

Gambar pengamatan.

pH Meter pH Universal
Proses pengujian pH dengan Proses pengujian pH dengan
menggunakan pH meter Menggunakan pH Universal

V. PEMBAHASAN
pH adalah suatu metode untuk mengukur kandungan asam/basa (alkali)
nilai zat tertentu, nilai pada angka 7 adalah netral. pH tubuh manusia adalah
7, banyak ahli kesehatan mengatakan bahwa tubuh yang ber-alkali dapat
mencegah berbagai macam penyakit degeneratif sel-sel kanker yang dapat
terbentuk dengan mudah dalam tubuh yang bersifat asam.
Total padatan terlarut ( TDS ) adalah ukuran kandungan gabungan terlarut
dari semua zat anorganik dan organik yang ada dalam cairan dalam bentuk
tersuspensi molekuler , terionisasi ( solkoloid ). Konsentrasi TDS sering
dilaporkan dalam bagian per juta (ppm). Konsentrasi TDS air dapat
ditentukan dengan menggunakan meteran digital.
Salah satu fungsi air adalah mendorong keluar racun dari dalam tubuh,
sehingga dari depertement kesehatan merekomendasikan untuk pH air yang
dikonsumsi adalah berkisar 6.5 – 8.5. jika , kita minum air dengan pH
dibawah 6.5 itu adalah air yang bersifatnya asam dan hal itu adalah sangat
kurang baik bagi tubuh kita
Beberapa gejala yang biasanya terjadi jika darah kita bersifat asam karena air
yang kita konsumsi tidak netral/asam :
1. Rendahnya energi tubuh (mudah capek dan lelah)
2. Rasa sakit pada sendi
3. Gangguan pencernaan
4. Tulang mudah rapuh
5. Berat badan melonjak drastis
6. Jerawat
7. Insomnia
8. Masalah gigi
9. Badan pegal

Beberapa efek kesehatan ketika kadar pH air seimbang :


1. Keseimbangan Keasaman dan Alkalinitas Tubuh
Ketidakseimbangan asam dan basa/alkali dalm tubuh menyebabkan
bakteri dan organisme pembawa penyakit berkembang di dalam jaringan
tubuh dan merusak organ tubuh, sehingga dapat mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh.
2. Mempertahankan Tingkat Elektrolit
Elektrolit membantu mengurangu tingkat keasaman dalam tubuh. Jika,
air yang kita konsumsi tidak seimbang atau netral dan darah memiliki
kadar keasaman yang tinggi, dapat menyebabkan hilangnya mineral dari
tulang, organ, sel dan jaringan. Bahkan berdampak dalam penyerapan
vitamin serta akumulasi limbah dan racun dalam tubuh.
3. Menjaga Kadar pH Darah dan Aliran Oksigen
Jika, air memiliki pH tidak seimbang, ini secara otomatis mengacaukan
keseimbangan muatan negatif DNA positif dalam darah
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pada pemeriksaan pH meter didapatkan hasil 6.7 sedangkan untuk pH
universal didapatkan hasil 7
2. Sesuai dengan persyaratan Permenkes No 32 Tahun 2017 tentang
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, yang
dimana syarat pH air bersih ialah 6.5 – 8.5 . Jika, melihat hasil
pemeriksaan pH pada sampel yaitu 6.7 maka air tersebut Memenuhi
Standar (MS) dan Layak Dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA

Nogroho, 2016.Pengaruh pH Air Untuk Air Minum Bagi Kesehatan Kita.


[Online]. Tersedia : ptart-n-blogspot.com/2016/05/

(Purba, 1995. Makalah pH. [Online]. Tersedia


Purba.blogspot.com/2014/11/normal-o-false/

Now, Start. 2016. Efek pH Air Minum Bagi Kesehatan. [Online]. Tersedia :
https://www.google.com/amp/s/m.fimela.com/

Anda mungkin juga menyukai