Anda di halaman 1dari 39

PERENCANAAN &

PENGENDALIAN PRODUKSI
TIN 4113
Pertemuan 13 & 14
• Outline:
– Scheduling

• Referensi:
– Tersine, Richard J., Principles of Inventory and
Materials Management, Prentice-Hall, 1994.
– Wiratno, S. E., Lecture PPT: Production Activity
Control, IE-ITS, 2009.
Scheduling and Squencing
• Scheduling is the assigning of starting and
completion times to orders (jobs) and
frequently includes the time when orders are
to arrive and leave each department
• Sequencing is the assigning of the sequence in
which orders are to be processed

3
Pendahuluan

• Masalah penjadwalan muncul di berbagai


macam kegiatan: rumah sakit, universitas,
airline, factory
• Output MRP adalah planned order releases
• Terdapat order-order yang berbeda tetapi
harus diproses pada mesin yang sama

4
Model Penjadwalan (1)
Single machine
Single
stage
Job Parallel/heterogeneous
machines

Flow shop
Penjadwalan Multiple
stages

Job shop
Batch
5
Model Penjadwalan(2)

• Job scheduling (memecahkan masalah sequencing


saja, karena ukuran job telah diketahui)
• n jobs on 1 processor Single stage
• n jobs on m-parallel processors
• Flow shop scheduling
Multiple stages
• Job shop scheduling
• Batch scheduling (memecahkan masalah penentuan
ukuran batch dan masalah sequencing secara
simultan)

6
Pendekatan
• Forward scheduling (penjadwalan maju):
penjadwalan yang dimulai segera setelah saat job
siap; mulai dari time zero dan bergerak searah
dengan pergerakan waktu. Jadwal pasti feasible
tapi mungkin melebihi due date.

• Backward scheduling (penjadwalan mundur):


penjadwalan mulai dari due date dan bergerak
berlawanan arah dengan arah pergerakan waktu.
Jadwal pasti memenuhi due date tapi mungkin
tidak feasible

7
Terminologi (1)
• Processing time (waktu proses): estimasi waktu penyelesaian
pekerjaan (job, task), ti
• Setup time (waktu setup): waktu yang dibutuhkan untuk
kegiatan persiapan sebelum pemrosesan job dilaksanakan.
Sequence dependent and independent setup times. si
• Flow time (waktu tinggal): waktu antara saat datang (arrival
time) dan saat kirim (delivery date), Fi
• Saat datang adalah saat job mulai berada di shop floor
(production line), ai

8
Terminologi (2)
• Delivery date (saat kirim): saat pengiriman job dari shop floor
ke proses berikut atau ke konsumen, deli
• Ready time (saat siap): saat sebuah job siap diproses.
• Due date: saat batas (deadline) untuk job, yang setelah batas
tersebut job dinyatakan terlambat, di
• Makespan: interval waktu total untuk penyelesaian seluruh
job
• Completion time (saat selesai): saat suatu job selesai diproses,
ci
• Lateness: deviasi antara saat selesai dan due date, Li = ci – di
• Tardiness (Ti): positive lateness. Earliness (Ei): negative
lateness

9
Terminologi (3)
• Slack: sisa waktu sampai due date, SLi = di – ti – saat sekarang
• Gantt chart: adalah peta visual yang menggambarkan loading
dan scheduling
• Loading menggambarkan beban mesin
• Schedule menggambarkan urutan (sequence) pemrosesan job,
dan menggambarkan saat dimulai dan saat selesai suatu
pekerjaan
• Dalam bidang penelitian scheduling, schedule dan sequence
biasanya mempunyai pengertian yang dapat dipertukarkan
(schedule = sequence)

10
Terminologi (4)
• Waiting time adalah waktu job menunggu karena mesin yang
seharusnya memproses job tersebut sedang memproses job
lain
• Idle time adalah waktu mesin tidak bekerja (menganggur)
karena tidak ada job yang harus diproses
• Priority rule: aturan penentuan prioritas pemrosesan
• FCFS (first come first serve); SPT (shortest processing time),
LPT (longest processing time), EDD (earliest due date);
rasio kritis (critical ratio, CR).
– CR = (due date – today’s date)/(lead time remaining) atau CR =
(due date – today’s date)/(workdays remaining)

11
Terminologi (5)
– Kriteria penjadwalan:
– Minimasi shop time: flow time, makespan
– Maksimasi utilization (minimasi idle time)
– Minimasi WIP (work in process): Minimasi flow
time, minimasi earliness
– Minimasi customer waiting time: number of tardy
jobs, mean lateness, maximum lateness, mean
queue time

12
Terminologi (6)
– Suatu variant dalam batch scheduling problems
adalah lot streaming.
– Lot streaming adalah suatu teknik untuk
mempercepat aliran pengerjaan (the flow of work)
dengan menentukan transfer lots, yaitu lot untuk
membawa sebagian part (dari suatu batch yang
terdiri part yang identik) yang sudah selesai diproses
di suatu mesin (upstream machine) ke mesin berikut
(downstream machine). Tujuan lot streaming adalah
untuk memperpendek makespan dan sekaligus flow
time (yang berarti meminimumkan inventory).

13
Penjadwalan n jobs
pada single machine(1)

– Aturan SPT (shortest processing time) untuk


meminimumkan waktu tinggal (flow time) rata-rata:
• Flow time rata-rata akan minimum bila n jobs yang akan
diproses pada sebuah mesin diurutkan menurut waktu
pemrosesan terpendek (shortest processing time, SPT),
yaitu:
t1  t2  ...  tn1  tn 

14
Penjadwalan n jobs
pada single machine(2)
Waktu Waktu Flow
Job Job
proses Proses time
1 5 4 3 3
2 8 8 3 6
3 6 1 5 11
4 3 3 6 17
5 10 7 7 24
6 14 2 8 32
7 7 5 10 42
8 3 6 14 56
F 191
Urutan yang dihasilkan: 4-8-1-3-7-2-5-6 F 23.875

Flow time rata-rata: 23,875


15
Penjadwalan n jobs
pada single machine(3)
Waktu Flow
Job
Proses time
4 3 3 Makespan = 56
8 3 6
1 5 11
3 6 17 4 8 1 3 7 2 5 6
7 7 24
2 8 32
5 10 42 Gantt chart
6 14 56
F 191
F 23.875

16
Penjadwalan n jobs
pada single machine(4)
• Aturan WSPT (Weighted Shortest Processing Time):

• Bila terdapat n jobs yang akan diproses di sebuah mesin dan


setiap job mempunyai bobot Wi, maka rata-rata flow time
akan minimum bila job tersebut diurut menurut:
t1 t 2  tn1 t n 
  ...  
W1 W2  Wn 1 Wn 

17
Penjadwalan n jobs
pada single machine(5)
Waktu ti Waktu Flow Weighted
Job Bobot Job Bobot
proses wi proses time Flow time
1 5 1 5 3 3 6 6 18
2 8 2 4 4 1 3 9 9
3 6 3 2 8 1 3 12 12
4 3 1 3 7 2 7 19 38
5 10 2 5 2 2 8 27 54
6 3 14 41 123
6 14 3 4.7
1 1 5 46 46
7 7 2 3.5
5 2 10 56 112
8 3 1 3
Total 15 Total 216 412
Rata-rata 27 27.4667

Urutan yang dihasilkan: 3-4-8-7-2-6-1-5


Flow time rata-rata: 27,0
Flow time tertimbang rata-rata: 27,46667
18
Penjadwalan n jobs
pada single machine(6)
• Aturan SPT meminimumkan mean lateness
• Bila terdapat n jobs yang akan diproses di sebuah mesin, maka
mean lateness akan minimum bila jobs tersebut diurut
menurut aturan SPT

Job Waktu Due date

1 5 15
2 8 10
3 6 15
4 3 25
5 10 20
6 14 40
7 7 45
8 3 50
19
Penjadwalan n jobs
pada single machine(7)
Saat Latenesss
Job Waktu Due date
Selesai c-d
4 3 25 3 -22
8 3 50 6 -44
1 5 15 11 -4
3 6 15 17 2
7 7 45 24 -21
2 8 10 32 22
5 10 20 42 22
6 14 40 56 16
Total -29
Rata-rata -3.625
Maximum lateness : 22
20
Penjadwalan n jobs
pada single machine(8)
• Aturan EDD (earliest due date)
• Aturan EDD meminimumkan maximum lateness pada sebuah
mesin
Saat Latenesss
Job Waktu Due date
Selesai c-d
2 8 10 8 -2
1 5 15 13 -2
3 6 15 19 4
5 10 20 29 9
4 3 25 32 7
6 14 40 46 6
7 7 45 53 8
8 3 50 56 6
Total 36
Rata-rata 4.5 Maximum lateness : 9
21
Penjadwalan n jobs
pada single machine(9)
• Algoritma Hodgson meminimumkan jumlah job yang tardy pada
sebuah mesin
Step 1. Urut semua job sesuai EDD; bila tidak ada atau hanya satu job yang
tardy (positive lateness) maka stop. Bila lebih dari sebuah maka
lanjutkan ke Step 2
Step 2. Mulai dari awal sampai akhir job pada urutan EDD, identifikasi tardy
job yang paling awal. Bila tidak tardy job maka lanjutkan ke Step 4.
Bila ada, maka lanjutkan ke Step 3
Step 3. Misal tardy job tersebut berada di urutan ke i. Pilih job yang
mempunyai waktu proses terpanjang di antara i buah job tersebut.
Keluarkan job terpilih tersebut. Hitung saat selesai yang baru, dan
kembali ke Step 2.
Step 4. Tempatkan job yang dikeluarkan dalam urutan sembarang di ujung
belakang urutan

22
Penjadwalan n jobs
pada single machine(10)
i 2 1 3 5 4 6 7 8
ti 8 5 6 10 3 14 7 3
ci 8 13 19 29 32 46 53 56
di 10 15 15 20 25 40 45 50
Li -2 -2 4 9 7 6 8 6

i 1 3 5 4 6 7 8
ti 5 6 10 3 14 7 3
ci 5 11 21 24 38 45 48
di 15 15 20 25 40 45 50
Li -10 -4 1 -1 -2 0 -2

23
Penjadwalan n jobs
pada single machine(11)
i 1 3 4 6 7 8
ti 5 6 3 14 7 3
ci 5 11 14 28 35 38
di 15 15 25 40 45 50
Li -10 -4 -11 -12 -10 -12

i 1 3 4 6 7 8 2 5
ti 5 6 3 14 7 3 8 10
ci 5 11 14 28 35 38 46 56
di 15 15 25 40 45 50 10 20
Li -10 -4 -11 -12 -10 -12 36 36

Jumlah tardy job = 2


Rata-rata lateness = 1,625, dan maximum lateness = 36
24
Penjadwalan n jobs
pada single machine(12)

Perbandingan perfomansi scheduling rule


Mean Flow Weighted Mean Maximum No. of Mean
Rule Time Mean Flow Lateness Lateness Tardy Tardiness
Time Jobs
SPT 23,875 29 -3,625 22 4 7,75
WSPT 27 27,467 -0.5 36 4 10,625
EDD 32 31733 4,5 9 6 5
Slack 32,125 31,133 4,625 9 6 5
Hodgson 29,125 29,867 1,625 36 2 9
Wilkerson 28,875 30,667 1,375 16 3 4

25
Penjadwalan n jobs,
parallel machines(1)
• Algoritma meminimkan mean flow time pada mesin paralel
Step 1. Urut semua jobs dengan urutan SPT
Step 2. Jadwalkan job tersebut satu per satu pada
mesin yang memiliki beban minimum. Bila
beban mesin sama, pilih sembarang mesin

i 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ti 5 6 3 8 7 2 3 5 4 2

Urutan SPT
i 6 10 3 7 9 1 8 2 5 4
ti 2 2 3 3 4 5 5 6 7 8

26
Penjadwalan n jobs,
parallel machines (2)
i 6 10 3 7 9 1 8 2 5 4
ti 2 2 3 3 4 5 5 6 7 8

M3 3 1 5

M2 10 9 2

M1 6 7 8 4

27
Penjadwalan n jobs,
parallel machines (3)

M1 M2 M3
Job Waktu Flow time Job Waktu Flow time Job Waktu Flow time
6 2 2 10 2 2 3 3 3
7 3 5 9 4 6 1 5 8
8 5 10 2 6 12 5 7 15
4 8 18
Total 35 20 26
Rata-rata 8.75 6.67 8.67

Rata-rata flow time: 8,1


Makespan: 18

28
Penjadwalan n jobs,
serial machines
• Penjadwalan job shop
• Kriteria: minimasi makespan
• Flow shop 2 mesin: Algoritma Johnson (1956), optimal
• Flow shop m mesin: Algoritma Campbell, Dudek dan Smith
(CDS)
• Urutan pemrosesan n job di seluruh mesin adalah sama
• Panjang makespan ditentukan dengan membuat Gantt chart
untuk jadwal terpilih: setiap job hanya diproses di satu mesin
pada saat yang sama, dan setiap mesin hanya memproses
sebuah job pada saat yang sama

29
Algoritma Johnson (1)
Step 1. Tentukan waktu proses yang terpendek di antara
seluruh job dalam daftar job yang akan diproses
Step 2a. Bila waktu proses terpendek berada di mesin M1, maka
jadwalkan job dengan waktu terpendek itu pada posisi
paling kiri pada urutan yang dimungkinkan, dan
lanjutkan ke Step 3.
Step 2b. Bila waktu proses terpendek berada di mesin M2, maka
jadwalkan job dengan waktu terpendek itu pada posisi
paling kanan pada urutan yang dimungkinkan, dan
lanjutkan ke Step 3.

30
Algoritma Johnson (2)
Step 2c. Bila terdapat beberapa nilai waktu proses terpendek,
maka pilih sembarang; dan jadwalkan job dengan
waktu proses terpilih di posisi paling kiri atau kanan
sesuai dengan keberadaan waktu proses terpilih
tersebut.
Step 3. Keluarkan job yang sudah dijadwalkan dari daftar job.
Bila masih ada job yang belum dijadwalkan, maka
kembali ke Step 1. Bila seluruh job sudah dijadwalkan
maka stop.

31
Algoritma Johnson (3)

Job Job1 Job2 Job3 Job4 Job5


tj1 3 5 1 6 7
tj2 6 2 2 6 5

Job3 Job1 Job4 Job5 Job2 M=24

3
1 4 5 2

3 1 4 5 2
24

32
Job Shop Scheduling (1)
• Flow shop: aliran kerja unidirectional
• Job shop: aliran kerja tidak unidirectional
New jobs

In process jobs In process jobs


Mk

Completed jobs
33
Job Shop Scheduling (2)

• Flow shop: Indeks (i, j) Waktu proses


Job M1 M2 … Mm
tij: Waktu proses job i di mesin j J1 … … … …
J2 … … … …
… … …


… … …
Jn
 Job shop: Indeks (i, j, k)

job operasi mesin

tijk Waktu operasi ke j untuk pemrosesan job i di mesin k


34
Job Shop Scheduling (3)

Waktu Proses Routing


Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3 Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3
Job J1 4 3 2 Job J1 1 2 3
Job J2 1 4 4 Job J2 2 1 3
Job J3 3 2 3 Job J3 3 2 1
Job J4 3 3 1 Job J4 2 3 1

t233 = 4 t31…
3 = 3 1= t431

35
Latihan Soal
• Tabel di bawah menunjukkan waktu proses 4 jobs pada satu mesin.
Tentukan urutan (sequence) jobs yang meminimalkan:
– Rata-rata flow time
– Mean lateness
– Maksimum lateness
– Jumlah tardy job
Job 𝑖 J1 J2 J3 J4
Waktu proses (𝑡𝑖 ) 7 6 8 5
Due date (𝑑𝑖 ) 20 22 10 15
• The drilling and riveting times for six jobs are given next. For every job, a
hole is drilled first, followed by riveting. Find the optimum sequence that
minimizes the makespan for all jobs.
Job 𝑖 J1 J2 J3 J4 J5 J6
Drilling 4 7 3 12 11 9
Riveting 11 7 10 8 10 13
Pertemuan 15 – Persiapan
• Materi
– Presentasi Tugas Besar (by appointment before
due date)
Pertemuan 16 – QUIZ 2
• Materi
– Master Production Schedule
– Material Requirement Planning
– Line Balancing
– Scheduling

Anda mungkin juga menyukai