“Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Filsafat Hukum”
Disusun oleh :
1111141053
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
1
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
Pemikiran hukum ini berkembang dalam bentuk berbagai mahzanb
yang mempunyai ciri dan saling berdialektika dalam memecahkan problem
hukum yang dihadapi pada waktu dan tempat yang berbeda, dalam uraian
selanjutnya akan diuraikan berbagai mahzab atau aliran yang berkembang
dalam filsafat hukum.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas Penulis dapat menyimpulkan, dalam makalah ini
Penulis
akan mengangkat dua rumusan masalah yang akan dibahas yaitu meliputi :
1. Bagaimana Pengertian dan Kedudukan Filsafat Hukum?
2. Apa saja Mahzab atau Aliran-Aliran dalam Pemikiran Filsafat Hukum?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis dalam membuat makalah ini yaitu untuk :
1. Mengetahui bagaimana pengertian dan kedudukan filsafat hukum;
2. Mengetahui macam-macam mahzab atau aliran-aliran dalam pemikiran
filsafat hukum.
3
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
BAB II
PEMBAHASAN
1
Suparman Usman, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Serang, SUHUDSentrautama, hlm. 47
2
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Baraktullah, Filsafat, Teori dan Ilmu Hukum Pemikiran Menuju
Masyarakat yang Berkeadilan dan Bermartabat, Jakarta, Rajawali Pres, 2014, hlm.9
4
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
Ada pendapat yang mengatakan bahwa karena filsafat hukum
merupakan bagian khusus dari filsafat pada umumnya, maka berarti filsafat
hukum hanya mempelajari hukum secara khusus. Sehingga, hal-hal non
hukum menjadi tidak relevan dalam pengkajian filsafat hukum. Penarikan
kesimpulan seperti ini sebetulnya tidak begitu tepat. Filsafat hukum sebagai
suatu filsafat yang khusus mempelajari hukum hanyalah suatu pembatasan
akademik dan intelektual saja dalam usaha studi dan bukan menunjukan
hakikat dan filsafat hukum itu sendiri.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat hukum adalah cabang
filsafat, yaitu filsafat tingkah laku atau etika, yang mempelajari hakikat
hukum. Dengan perkataan lain, filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari
hukum secara filosofis. Jadi objek filsafat hukum adalah hukum, dan objek
tersebut dikaji secara mendalam sampai kepada inti atau dasarnya, yang
disebut hakikat.3
Hakikat hukum dapat dijelaskan dengan cara memberikan suatu
definisi tentang hukum. Sampai saat ini menurut Apeldom, sebagaimana
dikutip dari Imanuel khant, para ahli hukum masih mencari tentang apa
definisi hukum. Definisi (batasan) tentang hukum yang dikemukakan para ahli
hukum sangat beragam, tergantung dari sudut mana mereka melihatnya.4
Jadi pengertian dan pokok bahasan filsafat hukum adalah filsafat tentang
hukum. Yaitu kajian yang mendalam, dan sungguh-sungguh secara sitematis
dan metodis tentang hakikat hukum sampai kedasar atau akarnya. Masalah-
masalah dasar yang menjadi perhatian para filosof masa dahulu terbatas pada
masalah tujuan hukum (terutama masalah keadilan), hubungan hukum alam
dan hukum positif, hubungan Negara dan hukum.
Dengan demikian yang membedakan filsafat hukum dengan filsafat
lain, terletak dalam objeknya, filsafat hukum hanya mengkaji masalah-
3
Ibid,hlm.10
4
Ibid,hlm.11
5
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
masalah hukum. Filsafat hukum ialah filsafat yang mengkhususkan objek
kajiannya tentang hukum. Filsafat hukum merupakan bagian dari filsafat.
Karena yang menjadi objek filsafat hukum adalah masalah hukum,
maka persoalan filsafat hukum dapat dirinci sebagai berikut:5
1. Apakah hukum itu? Atau apakah hakikat hukum?
2. Apakah atau dari manakah asal hukum?
3. Apakah atau bagaimana tujuan hukum?
4. Apakah atau bagaimana kedudukan manusia dalam hukum?
5. Apakah norma-norma yang berlaku bagi pemelihara (pengembala)
hukum?.
5
Suparman Usman, op.cit. hlm.50
6
Darji Darmodiharjo dan Shindarta, Pokok-Pokok Filsafat Hukum Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum
Indonesia, Jakarta, PT Gramedia Pusaka Utama, 2008, hlm.13
6
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
3. Metafisika yang mempersoalkan tentang hakikat segala sesuatu
ilmu metafisika.
Filsafat praktis. Dalam cabang ini tercakup tiga macam ilmu,
yakni:
1. Etika yang mengatur kesusialaan dan kebahagian dalam hidup
perseorangan.
2. Ekonomi yang mengatur kesusilaan dan kemakmuran dalam
keluarga.7
3. Politik yang mengatur kesusilaan dan kemkmuran dalam
Negara.
Filsafat Poetika
Filsafat poetika biasa disebut dengan filsafat estetika. Filsafat ini
meliputi kesenian dan sebagainya.
7
Sukarno Aburaera, dan Muhadar, Filsafat Hukum Teori dan Praktik, Jakarta, Kencana Prenata Media
Grroup, 2013, hlm.45
8
Ibid, hlm.46
9
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, op.cit, hlm.14
7
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
melahirkan berbagai aliran/mahzab dalam filsafat hukum. Secara urut aliran-
aliran/mazab hukum tersebut menunjukan sebuah dealegtika.
8
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
Dalam pembicaraan hakekat hukum yang menjadi kajian filsafat
hukum, dikenal beberapa aliran atau madzhab tentang hukum, antara lain: (1)
Alaliran hukum alam, (2) Aliran hukum positif, (3) Aliran utilitarianisme, (4)
Aliran sejarah, (5) Aliran Sociological jurisprudence, (6) Aliran realism
hukum, (7) Aliran antropologis dan (8) Aliran hukum Islam.
9
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
2. Aliran hukum alam rasional
10
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
Keutamaan moral tidak ada dalam sabda Tuhan yang tertulis dalam
kitab suci tetapi dalam hati kehidupan sehari-hari manusia. Hukum
itu berlaku secara universal dan bersifat abadi dengan menekankan
pada aspek ratio manusia. Aliran hukum alam yang rational
disebut pula aliran hukum alam yang modern.
14
Ibid, hlm. 107
15
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, op.cit, hlm.101
11
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
b. Tokoh-tokoh hukum alam Romawi, antara lain: Cicero, Gaius.
c. Tokoh-tokoh hukum alam abad pertengahan, antara lain:
Augustine, Isidore, Thomas Aquinas, William of Occam.
d. Tokoh-tokoh hukum alam diabad keenam belas hingga
kedelapaan belas antara lain :Jhon Locke, Montesquieu,
Rousseau.
e. Tokoh-tokoh Idealisme Transendental, antara lain: Kant,
Hegel.
f. Tokoh-tokoh kebangkitan kembali hukum alam, antara lain
adalah: Kholer, Stammler, Leon Duguit, Geny, Dabin, Le Fur,
Rommen, Maritain, Renard, Gustaw, Radhbuch, Del Vecchio,
Fuller, Recasens Sinches.
16
Suparman Usman, op.cit, hlm. 108
17
Darji Darmodiharjo dan Shindarta, op.cit, hlm.113
18
Ibid, hlm.114
12
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
Positivisme hukum melihat bahwa yang terutama dalam melihat
hukum adalah fakta bahwa hukum diciptakan dan diberlakukan oleh
orang-orang tertentu didalam masyarakat yang mempunyai kewenangan
untuk membuat hukum. Sumber dan validitas atas norma hukum
bersumber pada kewenangan tersebut.
Menurut aliran ini, hukum adalah norma-norma yang diciptakan
atau bersumber dari kewenangan yang formal atau19 informal dari lembaga
yang berwenang untuk itu atau lembaga pemerintahan yang tertinggi
dalam sebuah komunitas.
Aliran ini berpandangan hukum identik dengan undang-undang,
yaitu aturan yang beralaku. Satu-satunya sumber hukum adalah undang-
undang. Menurut aliran ini hukum itu merupakan perintah penguasa dan
kehendak dari Negara. Sumber pemikirannya adalah logika, yaitu suatu
cara berpikir manusia yang didasarkan pada teori-teori kemungkinan
(kearah kebenaran).20
Dalam aliran hukum positif ini penulis akan memberikan definisi
dari beberapa tokoh yang menganut aliran positif ini, salah satu
diantaranya yaitu :
1. Aliran Hukum Positif Analitis: John Austin (1790-1859)
Hukum adalah perintah dari penguasa Negara. Hakikat hukum
sendiri, menurut Austin, terletak pada unsur “perintah” itu. Hukum
dipandang sebagai suatu sistem yang tetap, logis, dan tertutup.
Dalam bukunya The Province of Jurisprudence obliges a person
or person… “A law is a commandans are said to proceed from
superiors, and to bind or oblige inferiors.”
Austin pertama-tama membedakan hukum dalam dua jenis : (1)
hukum dari Tuhan untuk manusia (the divine laws), dan (2) hukum
19
Suparman Usman, loc.cit, hlm. 108
20
Ibid, hlm.109
13
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
yang dibuat oleh manusia. Mengenai hukum yang dibuat oleh
manusia ini dapat dibedakan lagi dalam: (1) hukum yang
sebenarnya, dan (2) hukum yang tidak sebenarnya. Hukum dalam
arti yang sebenarnya ini (disebut juga hukum positif) meliputi
hukum yang dibuat oleh penguasa dan hukum yang disusun oleh
manusia secara individu untuk melaksanakan hak-hak yang
diberikan kepadanya. Hukum yang tidak sebenarnya adalah hukum
yang tidak sebenarnya adalah hukum yang tidak dibuat oleh
penguasa, sehingga tidak memenuhi persyaratan sebagai hukum,
seperti ketentuan dari suatu organisasi olahraga. Hukum yang
sebenarnya memiliki empat unsur, yaitu: (1) perintah
(commandan), (2) sanksi (sanction), (3) kewajiban (duty), dan (4)
kedaulatan (sovereighnty).21
21
Darji Darmodiharjo, op.cit, hlm.114
22
Suparman Usman, loc.cit, hlm.109
14
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
yang logis dari peraturan hukum yang telah ada lebih dahulu
tanpa mengingat tuntutan sosial, kebijaksanaan norma-norma
moral.
5. Bahwa penilaian-penilaian moral tidak dapat diberikan atau
dipertahankan, seperti halnya dengan pertanyaan tentang fakta,
dengan alasan yang rasional, petunjuk, atau bukti
(noncognitivisme dalam etika).
1. Analitical Jurisprudence;
15
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
2. Reine Rechtheer (ajaran hukum murni).23
C. Aliran Utilitarianisme
Utilitarianisme atau utilism lahir sebagai reaksi terhadap ciri-ciri
metafisis dan abstrak dari filsafat hukum dan politik pada abad ke-18.
Aliran ini adalah aliran yang meletakan kemanfaatan disini sebagai tujuan
hukum. Kemanfaatan disini diartikan sebagai kebahagian (happiness).
Jadi, baik buruk atau adil tidaknya suatu hukum, bergantung kepada
apakah hukum itu memberikan kebahagiaan kepada manusia atau tidak.
Jadi menurut penulis demikian juga dengan perundang-undangan, baik
buruknya ditentukan juga oleh ukuran tersebut. Oleh karena itu undang-
undang yang banyak memberikan kebahagiaan pada bagian terbesar
masyarakat akan dinilai sebagai undang-undang yang baik.
Jadi tujuan dalam aliran ini yaitu untuk memberikan kemanfaatan
dan kebahagian yang sebanyak-banyaknya kepada masyarakat. Adapun
tokoh-tokoh dalam aliran ini antara lain Jeremy Bantham (1748-1783),
John Stuart Mill (1806-1873) dan Rudolf von Jhering.
Menurut Bantham keberadaan Negara dan hukum semata-mata
sebagai alat untuk mencapai manfaat yang hakiki, yaitu kebahagiaan
mayoritas masyarakat.
23
Ibid, hlm.110
24
Ibid, hlm.111
16
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
Lebih jauh menurut Jeremy Bantham bahwa esensi hukum ini sebagai
berikut :
1. Tujuan hukum dan wujud keadilan menurut Jeremy Bantham
adalah mewujudkan the greatest happiness of the greatest number
(kebahagian yang sebesar-besarnya untuk sebanyak-banyaknya
nya orang).
2. Tujuan perundang-undangan menurut Jeremy Bantham adalah
untuk menghasilkan kebahagian bagi masyarakat. Untuk itu
perundang-undangan harus berusaha untuk mencapai empat tujuan
yaitu :
a. To provide subsistence (untuk memberi nafkah hidup);
b. To provide abundance (untuk memberikan makanan yang
berlimpah);
c. To provide security (untuk memberikan perlindungan);
d. To attain equality (untuk mencapai persamaan).
17
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
pemikiran Monstequieu dalam bukunya: L’esprit de Lois,25 yang
mengemukakan tentang adanya hubungan antara jiwa suatu bangsa
dengan hukumnya dan pengaruh adanya paham rasionalisme yang timbul
di abad ke-19.
18
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
Aliran ini termasuk kepada aliran sosiologis yang memandang
hukum sebagai kenyantaan sosial. Kalau aliran positivis melihat “law in
books”, maka aliran sosiologis memandang “law in action”.
Aliran Sociological Jurisprudence antara lain dipelopori oleh Roescoe
Pound. Inti pemikiran aliran ini adalah bahwa hukum yang baik adalah
hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. Artinya
hukum itu harus merupakan percerminan nilai-nilai yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat.
Roescoe Pound membedakan antara sosiologi hukum (sociology of
law) dengan sociological jurisprudence. Sosiologi hukum adalah cabang
dari sosiologi yang mempelajari pengaruh-pengaruh masyarakat apada
hukum. Sedangkan sociological jurisprudence adalah cabang ilmu hukum,
yaitu aliran dalam filsafat hukum yang mempelajari pengaruh timbal balik
antara hukum dan masyarakat. Sociological jurisprudence mempunyai
cara pedekatan yang bermula dari hukum kemasyrakat, sedangkan
sosiologi hukum sebaliknya, yaitu pendekatan dari masyarakat ke hukum.
Sumber pemikiran aliran ini adalah logika dan pengalaman.
Aliran ini mempunyai ajaran mengenai pentingnya living law (hukum
yang hidup dalam masyarakat). Menurut aliran ini hanya hukum yang
mampu mengahaadapi ujian akal dapat hidup terus. Yang menjadi unsur
kekal dalam hukum itu hanyalah pertanyaan-pertanyaan akal yang berdiri
diatas pengalaman. Pengalaman dikembangkan oleh akal dan akal diuji
oleh pengalaman. Hukum adalah pengalaman yang diatur dan
dikembangkan oleh akal, yang diumumkan dengan wibawa oleh badan-
badan yang membuat undang-undang atau mengesahkan27 undang-undang
dalam masyarakat dan dibantu oleh kekuasaan dalam masyarakat itu.
Syarat-syarat suatu hukum agar menjadi living law adalah :
27
Ibid, hlm.114
19
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
1. Dianut dan dilaksanakannya hukum tersebut, didasarkan kepada
kesadaran hukum masyarakat (tidak ada unsur paksaan);
2. Hukum itu mencerminkan nilai-nilai yang tumbuh dan berlaku
dalam masyarakat;
3. Penggunaan hukum itu tidak ada clausul pelanggaran.
4. Untuk mewujudkan tugas dan fungsi hukum itu, ide keadilan didukung
oleh paksaan dari Negara.
a. Kebiasaan
b. Relige
c. Ide-ide moral dan ide-ide filosofis
d. Putusan pengadilan (“adjudication”)
e. Diskusi ilmiah
f. Undang-undang
6. Tugas dari ilmu hukum yang sosioligis (sociological jurisprudence)
yang merupakan suatu sumber penting dari ide-ide, adalah untuk
membantu menjamin bahwa fakta-fakta28 sosial direkam dan dianalisi
28
Ibid, hlm.115
20
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
didalam formulasi, interprestasi dan penerapan hukum. Untuk itu
dibutuhkan antara lain:
a. Suatu studi tentang efek-efek sosial dari persepsi-persepsi
hukum, doktrin-doktrin hukum dan pranata-pranata hukum.
b. Suatu penyelidikan sosiologis sebagai suatu tahap persiapan
bagi pembuatan undang-undang.
c. Studi tentang metode untuk membuat persepsi-persepsi hukum
efektif dalam penerapannya
d. Suatu studi yang mendalam bagi proses peradilan.
e. Suatu studi sosiologis tentang sejarah hukum.
f. Penghargaan terhadap pentingnya keadilan dan penalaran
putusan-putusan kasus-kasus perseorangan
g. Mengakui bahwa tujuan studi hukum adalah untuk mencapai
tujuan-tujuan hukum29
29
Ibid, hlm.116
21
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
Roescoe Pound melalui pendapatnya bahwa aliran hukum itu merupakan
a tool of social engineering dapat digolongkan kepada aliran ini.
Aliran realisme hukum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Realisme bukanlah suatu aliran/madzhab. Realisme adalah suatu
gerakan dalam cara berpikir dan cara bekerja tentang hukum.
2. Realisme adalah suatu konsepsi mengenai hukum yang berubah-
ubah dan sebagai alat untuk mencapai tujuan maupun hasilnya. Hal
ini berarti bahwa keadaan sosial lebih cepat mengalami perubahan
dari pada hukum.
3. Realisme mendasarkan ajarannya atas pemisahan sementara antara
sollen dan sein untuk keperluan suatu penyilidikan agar
penyelidikan itu mempunyai tujuan maka hendaknya 30
diperhatikan adanya nilai-nilai dan observasi terhadap nilai-nilai
itu haruslah seumum mungkin dan tidak boleh dipengaruhi oleh
kehendak observer da tujuan kesusilaan.
4. Realisme tidak mendasarkan pada konsep hukum tradisonal karena
realisme bermaksud melakukan apa yang dilakukan sebenarnya
oleh pengadilan dan orang-orangnya. Untuk itu dirumuskan
definisi dalam peraturan yang merupakan ramalan umum tentang
apa yang akan dikerjakan oleh pengadilan. Berdasarkan keyakinan
ini, realisme menciptakan penggolongan perkara dan keadaan
hukum yang lebih kecil jumlahnyan dan jumlah pengglongan yang
ada pada masa lampau.
5. Gerakan realisme menekankan pada perkembangan setiap bagian
hukum haruslah diperhatikan dengan seksama mengenai akibatnya.
Menurut Karl Llwellyn, salah satu seorang tokoh aliran ini, bahwa
hukum harus diterima sebagai suatu yang terus menerus berubah, hukum
30
Ibid,hlm. 117
22
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
bukan suatu yang statis. Tujuan hukum harus senantiasa dikaitkan dengan
tujuan masyarakat dimana hukum itu berada. Masyarakat selalu berproses
yang terus menerus berubah secara kesinambungan. Oleh karena itu
perubahan hukumpun merupakan sesuatu yang esensial dan diperlukan
penekanan pada evaluasi hukum terhadap dampaknya pada masyarakat.
F. Aliran Antropologis
31
Ibid, hlm.118
23
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
Antropologi merupakan kajian atau ilmu yang terpisah dari
hukum. Secara harfiah, antropologi berarti “the study of man” (studi
tentang manusia), muncul sekitar abad ke-19.
Menurut pandangan antropologi, tempat hukum didalam kultur
masyarakat. Pengertian kultur sangat luas mencangkup suatu pandangan
masyarakat tentang kebutuhannya untuk “survinal”. Hukum juga
merupakan aturan yang mengatur produksi dan distribusi kekayaan dan
metode untuk melindungi masyarakat terhadap kekacauan internal dan
musuh dari luar.
Beberapa ajaran yang beraliran antropologi dikemukakan antara
lain oleh Molinowski, Hoebel, Gluckman, Bohannan, dan Pospisil.
Menurut Prof. T.O. Ihromi, objek kajian antropologi tentang hukum ini,
adalah:32
1. Hukum barat;
2. Hukum dalam masyarkat yang belum kompleks;
3. Hukum tidak tertulis;
4. Hukum rakyat/local
32
Ibid,hlm.119
24
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
Pandangan Paul Bohannan terhadap hukum terkenal dengan “a
double legitimacy”. Ia bepandangan bahwa seluruh kaidah hukum berasal
dari kaidah-kaidah non hukum lain yang sudah ada sebelumnya. Tidak ada
kaidah hukum yang langsung lahir sebagai kaidah hukum.
Keseluruhannya melalui proses pelegitimasi-an kembali (double
legitimacy.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. filsafat hukum adalah cabang filsafat, yaitu filsafat tingkah laku atau etika,
yang mempelajari hakikat hukum. Dengan perkataan lain, filsafat hukum
25
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
adalah ilmu yang mempelajari hukum secara filosofis. Jadi objek filsafat
hukum adalah hukum, dan objek tersebut dikaji secara mendalam sampai
kepada inti atau dasarnya, yang disebut hakikat.
Dalam pemikiran filsafat hukum yang terus berkembang sepanjang zaman,
menyebabkan keragaman pola dan ukuran nilai dan idelitas dalam
hubungannya dengan normativitas dan faktisitas dari dalam dunia hukum,
dan terutama apabila dihubungkan dengan naluri manusia untuk mencari
jalan keluar dari kesulitan dan permasalahan dalam kehidupannya, akan
melahirkan berbagai aliran/mahzab dalam filsafat hukum. Secara urut
aliran-aliran/mazab hukum tersebut menunjukan sebuah dealegtika.
Dialegtika tersebut muncul disamping karena unsur kedinamikaan
manusia juga karena hukum sendiri secara teoritis dapat ditinjau beberapa
konsep/perspektif hukum, sehingga memunculkan beragam pemikiran,
karena memang berbeda sudut pandangnya.
2. Dalam pembicaraan hakekat hukum yang menjadi kajian filsafat hukum,
dikenal beberapa aliran atau madzhab tentang hukum, antara lain: (1)
Alaliran hukum alam, (2) Aliran hukum positif, (3) Aliran utilitarianisme,
(4) Aliran sejarah, (5) Aliran Sociological jurisprudence, (6) Aliran
realism hukum, (7) Aliran antropologis dan (8) Aliran hukum Islam.
B. Saran
Dalam makalah yang dibuat oleh penulis ini membahas tentang aliran-
aliran dalam filsafat hukum merupakan inti dari mata kuliah filsafat hukum
yang penulis pelajari. Dengan mengetahui pokok-pokok aliran-aliran tersebut,
sekaligus juga dapat diamati berbagai corak pemikiran tentang hukum.
26
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
Dengan demikian, sadarlah kita betapa kompleksnya hukum itu dengan
berbagai sudut padangnya.
Hukum dapat diartikan macam-macam, demikian juga tujuan hukum.
Setiap aliran berangkat dariargumentasinya sendiri. Akhir-nya, pemahaman
terhadap aliran-aliran tersebut akan membuat wawasan kita makin kaya dan
terbuka dalam memandang hukum dan masalah-masalahnya. Dan penulis
berharap semoga makalah ini berguna bagi yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Aburaera, Sukarno dan Muhadar. Filsafat Hukum Teori dan Praktik. Jakrta:
Kencana Pranata Media Group.2013
27
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
Darmodiharjo, Darji dan Shidarta. Pokok-Pokok Filsafat Hukum Apa dan
Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.2008
Prasetyo, Teguh dan Barkatullah, Abdul Halim. Filsafat, Teori, dan Ilmu
Hukum Pemikian Menuju Masyarakat yang Berkeadilan dan Bermartabat.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2014
Usaman, Suparman. Pokok-Pokok Filsafat Hukum. Serang:
SUHUDSentrautama.2010
BIODATA PENULIS
28
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM
Puspa Dwi Labarina, lahir di Serang, 16
Februari 1996. Mahasiswi Ilmu Hukum di
Fakultas Hukum Sultan Ageng Tirtaysa pada
tahun 2016.
29
ALIRAN-ALIRAN (MADZHAB) DALAM FILSAFAT HUKUM