BAB II Fixx
BAB II Fixx
4
5
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa kualitatif untuk menentukan
derajat risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan probabilitasnya.
1) Dampak (Consequences)
Penilaian dampak / akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang
dialami pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal
2) Probabilitas/Frekuensi/Likelyhood
Penilaian tingkat probabilitas/frekuensi risiko adalah seberapa seringnya
insiden tersebut
3) Sistem yang ada
Untuk menentukan skoring juga harus mempertimbangkan kemampuan
sistem yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Tabel 1 : Penilaian Dampak Klinis / Konsekuensi / Severity
TK DESKRIPSI DAMPAK
RISK
1 Minimal Tidak ada cidera, kerugian keuangan kecil
clinical
2 Moderat Cidera ringan, misal luka lecet, dapat diatasi dengan
clinical P3K, kerugian keuangan sedang
3 Prolonged Cidera sedang, misal luka robek, berkurangnya fungsi
length of motorik/sensorik/psikologis atau intelektual (reversibel).
stay Tidak berhubungan dengan penyakit, setiap kasus
yang memperpanjang perawatan.
4 Temporer Cidera luas/berat, misal cacat/lumpuh, kehilangan
loss of fungsi motorik/sensorik/psikologis atau
funcion intelektual(irreversibel), tidak berhubungan dengan
penyakit yang mendasarinya, kerugian keuangan
besar.
5 Katatropik Kematian yang tidak ada hubungannya dengan
perjalanan penyakit.
TK DESKRIPSI KEGIATAN
RISK
1 Solid Peraturan ada,fasilitas ada,dilaksanakan (persiapan
yang sangat bagus)
2 Good Peraturan ada,fasilitas ada,tidak selalu dilaksanakan
(persiapan yang bagus)
3 Fair Peraturan ada,fasilitas ada,tidak dilaksanakan
(persiapan yang cukup)
4 Poor Peraturan ada,fasilitas tidak ada,tidak dilaksanakan
(sedikit persiapan)
5 None Tidak ada peraturan (tidak ada persiapan)
High (tinggi) Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari. Kaji
dengan detail dan perlu tindakan segera serta
membutuhkan perhatian top manejemen
MATRISK GRADING/SKORING/PRIORITAS
9
10
jarang >2-5 th
sedikit persiapan
tidak ada cidera
(minor)
A
S
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Plebitis 4 3 4 48 I
2 ISK 3 3 3 27 III
3 IDO 4 3 3 36 II
4 VAP 1 3 3 9 IV
5 IADP 1 3 3 9 IV
6 HAP 1 3 3 9 IV
1. Angka kepatuhan HH 72%
2. Preparasi kulit tidak maksimal (arah maju mundur & diameter < luas
3. Dressing penutup infus menggunakan hypafix yg jauh dariANALISA steril dan FISHBONE
tdk RISIKO PLEBITIS
diganti setiap hari
Metode : penerapan bundles SDM/petugas
4. Catheter care flushing blm tepat :
Spoeling post injeksi tdk dilakukan/tdk menggunakan normal salin, obat- 1. Kesadaran menerapkan 5 moment
obat yg tdk compatible risti phlebitis saat pemasangan infus
Sering dijumpai adanya thrombosis pd cateter risti kolonisasi mikroba 2. Tidak sempatnya melakukan perawatan PVC yg
Tdk dilakukan flushing stlh insersi, pre-post memskkan obat injeksi, setiap terpasang krn load beban kerja
6-8 j jk catheter tdk digunakan, flushing tdk single dose 3. Kepatuhan menerapkan bundles phlebitis
Penggunaan multidose injeksi
11
Fasilitas Regulasi
Pasien
PLAN OF ACTION (POA) INSIDEN RATE PLEBITIS
S PRI TUJUAN
N JENIS POT K O TUJUAN TUJUAN STRATEGI EVALUASI PROGRES/
O KELOMPOK RISK/MA O RIT UMUM KHUSUS ANALISA
RISIKO SALAH R AS
1 HAIs PLEBITIS 48 I Menurunkan Meningkatk 1. Lakukan sosialisasi dan workshop 1. Foto, 1. Edukasi langsung
12
MATRISK GRADING/SKORING/PRIORITAS
obat
vena sectie
Penyimpanan obat
(osmolaritas tinggi)
3
3
mungkin 1-2 th
4
4
4
4
sering/beberapa kali /th
5
5
5
5
5
5
2
2
2
3
3
3
3
3
3
1
1
2
2
2
sedikit persiapan
5
R
K
O
24
15
30
55
24
18
40
12
30
15
I
I
I
T
II
S
P
A
R
R
V
V
IV
IX
IV
VII
VIII
16
Risiko terpajang TB
Risiko terpajang HIV
Alur & lap pasca pajanan
Vaksinasi berkala petugas
Pemeriksaan berkala area risti
Potensial Resiko/Masalah
1
sangat jarang >5th
2
2
2
2
jarang 2-5 th
3
3
Tatalaksana pasca pajanan sudah terpasang diunit
mungkin 1-2 th
4
4
Probalitas (A)
5
sangat sering tiap minggu/bulan
1
1
tidak ada cidera
2
2
3
3
3
3
2
2
2
sedikit persiapan
Kesiapan Sistem ( C )
6
R
K
O
12
30
16
12
24
19
I
I
S
P
A
R
R
V
III
IV
VI
VI
VII
20
3 - Air panas yg digunakan dlm pembuatan susu enteral menggunakan termos, shg dimungkinkan Pembuatan susu enteral
suhu tdk stabil 70%
4 - Masih sering dijumpai tempat makan pasien tergeletak dilantai/pintu kamar pasien, sehingga Pengelolaan peralatan makan bekas pakai
memungkinkan binatang pengganggu (kucing) memakan sisa makan yg ada diunit
- Petugas belum konsisten memberikan edukasi setiap pasien, setiap membagikan makanan untuk
tdk meletakkan peralatan makan diluar kamar
- Petugas ruang belum turut berperan aktif edukasi jika melihat peralatan makan tergeletak diluar
kamar pasien
5 - Perawatan berkala dari petugas IPSRS thd freezer, AC, exhoust belum dilaksanakan Perawatan berkala mesin digizi belum
- Suhu ruang gizi cenderung panas maksimak (freezer, AC, exhoust)
- Exhoust tdk berfungsi baik untuk mengeluarkan asap pengolahan makanan
4
3
2
1
No
Pemorsian
Sanitasi di gizi
2
jarang 2-5 th
3
3
3
mungkin 1-2 th
4
4
Probalitas (A)
5
sangat sering tiap minggu/bulan
1
2 tidak ada cidera
3
3
3
3
sedikit persiapan
Kesiapan Sistem ( C )
R
K
O
36
45
36
24
23
I
I
I
T
II
II
S
P
A
R
R
III
24
pakai diunit
5 Perawatan berkala mesin digizi belum 4 4 2 16 IV
maksimak (freezer, AC, exhoust)
PEMBUATAN
NUTRISI
ENTERAL
25
pada
susu
MATRISK GRADING/SKORING/PRIORITAS
Ketidakmampuan menerapkan
Potensial Resiko/Masalah
jarang 2-5 th
3
3
mungkin 1-2 th
4
MAN/SDM/PETUGAS
cidera ringan dan dapat diatasi
2
berhubungan dengan
perjalanan penyakit (katatropik)
1
sedikit persiapan
5
R
K
O
18
27
I
I
I
S
P
A
R
R
O
28
MONEY/COST
1. Kurangnya pemahaman petugas terhadap pentingnya penatalaksanaan
KLB
2. Kurangnya pengetahuan petugas terkait alur penatalaksanaan KLB 1. Jika penatalaksanaan KLB tidak
dapat ditangani secara
3. Kurangnya sikap petugas dalam menanggapi pentingnya penatalaksanaan
komperhensif maka akan terjadi
KLB
mortalitas
4. Kurangnya koordinasi antar petugas dalam upaya pembuatan kebijakan
terkait penatalaksanaan KLB
5. Kurangnya kesadaran diri petugas terkait kejadian KLB yang bisa datang
kapanpun
KETIDAK
MAMPUAN
1. Penatalaksanaan KLB sesuai dengan PENATALAKSAN
1. Fasilitas kegawatdaruratan 1. Kasus KLB tidak dapat AAN KLB
peraturan menteri kesehatan RI no
tersedia di IGD ditangani secara
949/MENKES/SK/VIII/2004
2. Unit pelaksana bersifat maksimal
fungsional dan struktural belum
tersedia
3. SPO penatalaksanaan KLB’
Belum tersedia PASIEN REGULASI
FASILITAS
PLAN OF ACTION (POA) KETIDAKMAMPUAN MENERAPKAN KEBIJAKAN TERKAIT PENATALAKSANAAN KLB
S PRI TUJUAN
N JENIS POT K O TUJUAN TUJUAN STRATEGI EVALUASI PROGRES/
O KELOMPOK RISK/MA O RIT UMUM KHUSUS ANALISA
RISIKO SALAH R AS
1 Kejadian Luar Ketidakm 18 I Terciptan 1. Penera sosialisasi, edukasi & pengawasan Supervisi harian 1. Edukasi langsung
Biasa (KLB) ampuan ya pan penerapan kebijakan terkait PPI/audit kebijakan terkait
29
MATRISK GRADING/SKORING/PRIORITAS
Probalitas (A) Dampak Yang Ditimbulkan (B) Kesiapan Sistem ( C )
5
4
3
2
1
No
CSSD
CSSD
Kualitas cleaning instrumen
Kepatuhan packing instrumen
Kepatuhan alur kerja di CSSD
Potensial Resiko/Masalah
mungkin 1-2 th
4
4
4
4
4
4
sedikit persiapan
5
R
K
O
32 I
31
24 II
24 II
24 II
24 II
I
I
S
P
A
R
R
O
32
MATRISK GRADING/SKORING/PRIORITAS
8
7
6
5
4
3
2
1
No
loundry
infeksius
pelayanan
Sarana dan prasarana
Penerimaan linen kotor
2
2
2
jarang 2-5 th
3
3
mungkin 1-2 th
4
4
4
4
Probalitas (A)
2
2
2
2
2
2
2
2
2
sedikit persiapan
Kesiapan Sistem ( C )
8
8
R
K
O
12
12
12
16
24
16
36
I
I
I
T
S
P
A
R
R
V
V
III
III
IV
IV
IV
37
PEMISAHAN
LINEN
1. SPO pemisahan linen infeksius dan non INFEKSIUS
1. Tempat pemisahan linen 1. Jumlah kasus infeksius
infeksius sudah disosialisasikan saat supervisi DAN NON
infeksius dan non infeksius (HbSAg dan Hepatitis B)
unit oleh IPCN ataupun KARU INFEKSIUS
sudah tersedia, namun blm semakin banyak
2. SPO penanganan/penglolaan linen infeksius
dimanfaatkan secara maksimal
dan non infeksius sdh disosialisasikan
H. PENATALAKSANAAN ICRA TERKAIT PROGRAM ICRA PENGELOLAAN SAMPAH PADAT INFEKSIUS, BENDA TAJAM DAN
DARAH / KOMPENEN
NO DATA KAJIAN PERUMUSAN MASALAH
1 - Pada ruangan masih terdapat benda tajam (jarum) yang masih bercampur Kepatuhan membuang benda tajam
2 - Petugas sering menempatkan sampah tidak sesuai label yang tertera Pemanfaatan safteybox Kepatuhan membuang sampah sesuai
melebihi 3/4, tidak disegel setelah tidak digunakan, limbah tajam tidak langsung dimasukkan spesifikasi
kesafetybox sesaat setelah pemakaian
- Pendokumentasian limbah darah saat pemusnahan tidak disaksikan oleh betugas berwenang
dikhawatirka tidak sesuai SPO
3 - Limbah padat dibuang setiap pagi dari ruangan ke TPA oleh petugas Pembuangan sampah ke TPA
- Limbah non infeksius dibuang ke TPA yang akan diambil pihak ketiga setiap hari
- Limbah infeksius dibakar dalam incenerator jika sampah terkumpul 80 - 90 kg ± 2 - 3 hr
- Limbah infeksius disimpan pada TPA tertutup jauh dari area pelayanan
4 - Ketidaktepatan penempatan sampah di TPA Ketidaktepatan penempatan sampah di TPA
5 - Sample sisa dibuang kedalam spoelhoek yang mengarah ke IPAL Penanganan limbah laboratorium,jaringan
- Sampah jaringan tubuh dibuang dalam sampah infeksius tubuh,darah dan produknya
6 - Penanganan limbah darah dan komponen darah belum sesuai pada labrorat dan BDRS Penanganan limbah darah dan komponen
darah belum sesuai (labrorat, BDRS)
7 - Pengelolaan sisa darah dan darah kedaluarsa belum sesuai Pengelolaan sisa darah dan darah
kedaluarsa belum sesuai
MATRISK GRADING/SKORING/PRIORITAS
Probalitas (A) Dampak Yang Ditimbulkan (B) Kesiapan Sistem ( C )
6
5
4
3
2
1
No
TPA
spesifikasi
produknya
(labrorat, BDRS)
Penanganan limbah
Pembuangan sampah ke TPA
3
3
3
mungkin 1-2 th
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
sedikit persiapan
5
R
K
O
27
27
36
36
48
48
40
I
I
I
I
T
S
P
A
R
R
III
III
IV
IV
41
KEPATUHAN
MEMBUANG
BENDA
1. SPO pembuangan limbah tajam sudah
1. Jumlah safetybox sudah tersedia 1. Jumlah kasus terkena TAJAM
disosialisasikan baik dlm diklat rutin tahunan
dengan cukup namun blm benda tajam meningkat
maupun saat supervisi unit oleh IPCN
dimanfaatkan secara maksimal sehingga penyakit
2. Alur terkenan benda tajam sudah terpasang
infeksius (HbSAg dan
diunit
Hepatitis B) semakin
banyak
42
KEPATUHAN
MEMBUANG
SAMPAH
3. SPO pembuangan sampah sesuai spesifikasi
2. Tempat sampah sesuai 2. Jumlah kasus infeksius SESUAI
sudah disosialisasikan baik dlm diklat rutin
spesifikasi, label, dan safetybox, (HbSAg dan Hepatitis B) SPESIFIKASI
tahunan maupun saat supervisi unit oleh
sudah tersedia, namun blm semakin banyak
IPCN
dimanfaatkan dlm stiap tindakan 3. Warga sekitar terkena
4. SPO pemusnahan sdh disosialisasikan
dampak pencemaran
limbah RS
FASILITAS PASIEN REGULASI
43
PLAN OF ACTION (POA) PENGELOLAAN SAMPAH PADAT INFEKSIUS, BENDA TAJAM DAN DARAH / KOMPENEN DARAH
S PRI TUJUAN
N JENIS POT K O TUJUAN TUJUAN STRATEGI EVALUASI PROGRES/
O KELOMPOK RISK/MA O RIT UMUM KHUSUS ANALISA
RISIKO SALAH R AS
1 Pengelolaan Kepatuha 48 I Memutus Meningkat sosialisasi, edukasi dan pengwasan Monev bulanan 1. Edukasi sudah
sampah padat n rantai kan langsung pengelolaan benda tajam PPI terlaksana saat
infeksius,
benda tajam membua penulara disipilin yang benar supervisi ruangan
dan darah / ng benda n infeksi kerja yang 2. Kepatuhan
kompenen tajam baik penanganan
darah pengelolaan benda
tajam bulan
Kepatuha 48 I Memutus Meningkat sosialisasi, edukasi dan pengwasan Monev bulanan 1. Edukasi sudah
n rantai kan langsung pengelolaan sampah yang PPI terlaksana saat
membua penulara disipilin benar supervisi ruangan
ng n infeksi kerja yang 2. Kepatuhan
sampah baik penanganan
sesuai pengelolaan
spesifikas sampah
i
44
MATRISK GRADING/SKORING/PRIORITAS
Probalitas (A) Dampak Yang Ditimbulkan (B) Kesiapan Sistem ( C )
5
4
3
2
1
No
pemulasaran jenazah
mungkin 1-2 th
4
4
4
4
4
MAN/SDM/PETUGAS
2
3
3
3
3
3
MONEY/COST
sedikit persiapan
5
R
K
O
36
36
30
36
48
45
I
I
I
T
II
II
II
S
P
A
R
R
III
46
KETIDAK
PATUHAN
PEMAKAIAN
APD PADA
1. SPO pemakaian APD pemulasaran jenazah PEMULASAR
1. APD pemulasaran jenazah sudah 1. Jumlah kasus infeksius AN JENAZAH
sudah disosialisasikan oleh kepala intalasi
tersedia, namun blm (HbSAg dan Hepatitis B)
maupun saat supervisi unit oleh IPCN
dimanfaatkan dlm stiap tindakan semakin banyak
PLAN OF ACTION (POA) KETIDAK PATUHAN PEMAKAIAN APD PADA PEMULASARAN JENAZAH
S PRI TUJUAN
N JENIS POT
FASILITASK O TUJUAN TUJUAN
PASIEN STRATEGI EVALUASI
REGULASI PROGRES/
O KELOMPOK RISK/MA O RIT UMUM KHUSUS ANALISA
RISIKO SALAH R AS
1 Kamar Ketidak 48 I Membuat 1. Monitoring area pemulasaran 1. Membuat form 1. Tersediaa SPO
Jenazah patuhan SPO jenazah inventarisasi 2. Tersedia formulir
pemakaia pemakai 2. Memastikan tersedianya alat APD dan pelaporan dan audit
n APD an APD 3. Memastikan tercukupinya manajemen serta pemantauan
pada pemulas kebutuhan APD sesuai jumlah pengelolaan pengelolaan
pemulasa aran petugas penggunaan penggunaan APD.
47
pengamtan dari jauh tidak terlihat, namun pada saat dilakukan tes petugas mampu kurang
melakukan gerakan 6 langkah dengan baik 93%
3 - Pemahaman petugas terhadap 6 langkah 93% bulan Januari 2018
- Pemahaman petugas terhadap moment Hand Higiene 74% bulan Januari 2018
Pemahaman petugas tentang 5 momen dan
- Pemahaman petugas terhadap aplikasi 5 moment masih rendah terbukti pada pengamatan 6 langkah cuci tangan
kepatuhan Hand Higiene
- Diklat Hand Higiene sudah diberikan hampir 100% pada petugas
4 - Pemahaman petugas terhadap 6 langkah 93% bulan Januari 2018
Pemahaman petugas terhadap moment Hand Higiene 74% bulan Januari 2018 Fasilitas hand higiene masih kurang
Pemahaman petugas terhadap aplikasi 5 moment masih rendah terbukti pada pengamatan
kepatuhan Hand Higiene, Diklat HH sudah diberikan hampir 100% pada petugas
MATRISK GRADING/SKORING/PRIORITAS
kurang
kurang (80%)
mungkin 1-2 th
4
5
5
5
5
3
3
3
sedikit persiapan
5
5
R
K
O
45
60
60
49
I
I
I
I
T
II
S
P
A
R
R
III
50
KEPATUHAN
PENERAPAN
5 MOMENT
MASIH
1. SPO penerapan 5 moment disosialisasikan KURANG
1. Handrub disetiap tempat sudah 1. Jumlah kasus infeksius
baik dlm diklat rutin tahunan maupun saat
tersedia, namun blm (HbSAg dan Hepatitis B)
supervisi unit oleh IPCN
dimanfaatkan secara maksimal semakin banyak
PASIEN
51
FASILITAS REGULASI
KEPATUHAN
PENERAPAN
6 LANGKAH
MASIH
1. SPO 6 langkah cuci tangan sudah KURANG
1. Handrub, tempat cuci tangan, 1. Jumlah kasus infeksius
disosialisasikan oleh KARU, diklat rutin
sabun sudah tersedia, namun (HbSAg dan Hepatitis B)
tahunan maupun saat supervisi unit oleh
blm dimanfaatkan dlm stiap semakin banyak
IPCN
tindakan
PASIEN
52
FASILITAS REGULASI
Isolasi
sesuai
sesuai
droplet belum sesuai)
Potensial Resiko/Masalah
2
jarang 2-5 th
3
mungkin 1-2 th
4
4
4
4
Probalitas (A)
5
5
sangat sering tiap minggu/bulan
1
3
3
3
3
3
sedikit persiapan
Kesiapan Sistem ( C )
R
K
O
24
24
30
30
36
54
I
I
I
T
II
II
S
P
A
R
R
III
III
55
PENEMPATAN
PASIEN
TRANSMISI
(AIRBONE,
1. Ruang isolasi yang dibangun
1. Jumlah kasus pasien 1. SPO penempatan pasien tranmisi sudah DROPLET
cerobong udara terlalu kecil,
fasilitas belum siap
trasmisi (TBC) semakin tersedia dan disosialisasikan BELUM
2. Pasien transmisi diberi APD
banyak SESUAI)
PLAN OF ACTION (POA) PENEMPATAN PASIEN TRANSMISI (AIRBONE, DROPLET BELUM SESUAI)
S PRI TUJUAN
N JENIS POT K O TUJUAN TUJUAN STRATEGI EVALUASI PROGRES/
O KELOMPOK RISK/MA O RIT UMUM KHUSUS ANALISA
RISIKO SALAH R AS
1 Penempatan Penempa 60 I Kewaspa Kepatuhan 1. Koordinasi dg Direktur utk Monev PPI 1. Koordinasi sudah
pasien tan daan penerapan pembuatan dan penetapan ruang dilaksanakan
transmisi pasien isolasi isolasi isolasi airbone 2. Ruang isolasi
(airbone,
transmisi dapat pasien 2. membuat design ruang isolasi airbone ditetapkan
droplet belum
sesuai) (airbone, diterapka tranmisi airbone di IRNA 5
droplet n sesuai airbone 3. Edukasi petugas khusus ruang 3. Ruang isolasi
belum standar isolasi airbone sudah jadi
sesuai) 4. monitoring pengelolaan ruang 4. Cerobong exhoust
isolasi fan terlalu kecil
57
MATRISK GRADING/SKORING/PRIORITAS
Probalitas (A) Dampak Yang Ditimbulkan (B) Kesiapan Sistem ( C )
2
1
No
regulasi PPI
memahami regulasi
Ketidakmauan petugas untuk
Potensial Resiko/Masalah
mungkin 1-2 th
4
4
MAN/SDM/PETUGAS
2
3
3
MONEY/COST
sedikit persiapan
5
R
K
O
24
18
58
I
I
I
T
II
S
P
A
R
R
O
59
KETIDAKMAU
AN PETUGAS
UNTUK
MEMAHAMI
1. SPO PPI juga sudah disosialisasikan REGULASI
1. Fasilitas regulasi terkait PPI 1. Pelayanan pada pasien
sudah tersedia namun tidak menurun
maksimal dalam pelaksanaannya 2. Tingkat komplain
meningkat
RISIKO SALAH R AS
1 Kebijakan Ketidakm 24 I Menerap Terciptany 1. Lakukan sosialisasi dan workshop 1. Foto, 1. Koordinasi dg Karu
Prosedur PPI auan kan a suatu terkait regulasi Undangan, tlh dilaksanakan
petugas peratura pelayanan 2. Lakukan supervisi Absensi, 2. Sosialisasi
3. Koordinasi dengan KARU untuk Notulen, dilakukan saat
untuk n menteri kesehatan
selalu memberikan arahan terkait Materi orientasi
memaha kesehata yang regulasi yang sudah dibuat sosialisasi & mahasiswa
mi n RI berfokus 4. Koordinasi dengan komite workshop praktek, karyawan
regulasi no.27 pada keperawatan adakan sosialisasi dan 2. Dokumen baru dan diklat
tahun terputusny workshop Rakor internal rutin
2017 a rantai 5. Ajak petugas untuk aktif dalam 3. Supervisi tahunan seluruh
infeksi baik mengikuti seminar dan informasi harian karyawan telah
terkait PPI di media cetak maupun PPI/audit dilakukan
pada
elektronik pelaksanaan 3. Bimtek langsung
petugas 6. Tanamkan rasa empati pada setiap regulasi dilaksanakan saat
maupun petugas akan dampak yang terjadi supervisi ruangan
pasien apabila regulasi tidak dilakukan jika ditemukan
secara sungguh-sungguh dan petugas yg krg
bertanggungjawab tepat menerapkan
7. Ciptakan sistem reward dan regulasi
punishmen 4. Audit pemantauan
penerapan
61
- Petugas CS tidak standby sampai jam kerja berakhir di area kerja masing-masing
Jadwal dan tupoksi cleaning service belum
terlaksana dengan baik
- Ceklist kinerja harian tidak pernah diimplementasi
- Bahan desinfeksi permukaan belum mengandung antiseptik Pemilihan dan pemakaian desinfektan untuk
permukaan/ lingkungan belum sesuai
- Desinfektan untuk desinfeksi peralatan stainless dan besi sebagian besar ruangan belum
tersedia
6 - Manajemen risiko saat renovasi belum dijalankan Kepatuhan melaksanakan managemen risiko
4
3
2
1
No
sesuai
kurang baik
2
jarang 2-5 th
3
mungkin 1-2 th
4
Probalitas (A)
5
5
5
5 sangat sering tiap minggu/bulan
1
3
3
3
3
sedikit persiapan
Kesiapan Sistem ( C )
R
K
O
30
45
60
60
saat kontruksi/renovasi belum terlaksana
62
I
I
I
I
T
II
S
P
A
R
R
III
63
KUALITAS
KEBERSIHAN
LINGKUNGAN
MASIH
1. Alat kebersihan sudah tersedia, 1. SPO kebersihan lingkungan sdh KURANG
1. Menciptakan
namun blm dimanfaatkan secara disosialisasikan BAIK
ketidaknyamanan
maksimal 2. Supervisi setiap harinya sudah dilakukan
2. Tingkat kepuasan
menurun
ANALISA FISHBONE JADWAL TUPOKSI CLEANING SERVICE BELUM TERLAKSANA DENGAN BAIK
MAN/SDM/PETUGAS
MONEY/COST
1. Kurangnya kepatuhan petugas dLm menjalanankan pekerjaan kurang
2. Kurangnya kedisiplinan petugas dalam jadwal yang sudah ditentukan
3. Kurangnya sikap dan perilaku petugas menjalankan tupoksi masing-masing 1. Jika lingkungan tidak bersih,
maka kenyamanan di RS
4. Kurangnya kesadaran petugas terkait jam kerja
berkurang sehingga kepuasan
5. Kurangnya tanggungjawab petugas dalam pengisisan ceklist kinerja harian
akan menurun dan berdampak
tidak pernah diimplementasi
pada jumlah kunjungan yang
6. Kurangnya kejelasan dalam pembagian jadwal untuk petugas sedikit
JADWAL
TUPOKSI
CLEANING
SERVICE
1. Jadwal sudah tertempel BELUM
1. Alat kebersihan sudah tersedia, 1. Menciptakan TERLAKSANA
2. Supervisi setiap harinya sudah dilakukan
namun blm dimanfaatkan secara ketidaknyamanan
3. Tupoksi sudah disosialisasikan DENGAN
maksimal 2. Tingkat kepuasan
BAIK
2. Jadwal dan tupoksi sudah menurun
dibuat namun belum dilakukan
secara benar
FASILITAS PASIEN REGULASI
65
MONITORING
KEBERSIHAN
LINGKUNGAN
BELUM
1. Jadwal pengawas sudah tertempel TERLAKSANA
1. Alat kebersihan sudah tersedia, 1. Menciptakan DENGAN
2. Supervisi setiap harinya sudah dilakukan
namun blm dimanfaatkan secara ketidaknyamanan BAIK
maksimal 2. Tingkat kepuasan
2. Jadwal pengawasan sudah ada menurun
ANALISA FISHBONE KEPATUHAN MELAKSANAKAN MANAGEMEN RISIKO SAAT KONTRUKSI/RENOVASI BELUM TERLAKSANA
66
MAN/SDM/PETUGAS
MONEY/COST
1. Kurangnya kepatuhan petugas dLm penerapan melaksanakan managemen
risiko saat kontruksi
2. Kurangnya kedisiplinan petugas dalam melaksanakan managemen risiko 1. Jika managemen risiko saat
kontruksi tidak dilaksanakan,
saat kontruksi
maka akan membahayakan
3. Kurangnya sikap dan perilaku petugas terhadap melaksanakan
petugas sehingga RS perlu
managemen risiko saat kontruksi
menanggung biaya perawatan
4. Kurangnya ketelitian petugas dalam melakukan managemen risiko saat
kontruksi
5. Kurangnya pengetahuan petugas akan pentingnya melaksanakan KEPATUHAN
managemen risiko saat kontruksi MELAKSANAKA
N MANAGEMEN
RISIKO SAAT
KONTRUKSI/RE
1. SPO managemen risiko saat kontruksi sdh NOVASI BELUM
1. Alat untuk pelaksanaan 1. Tingkat keamanan yang TERLAKSANA
disosialisasikan
managemen risiko saat kontruksi rendah
2. Supervisi setiap harinya sudah dilakukan
sudah tersedia, namun blm
dimanfaatkan secara maksimal
Jadwal 60 I Meningk Kebersiha Koordinasi vs sanitasi dan bagian Audit tiap bulan 1. Koordinasi sudah
dan atkan n lebih umum untuk meningkatkan kepatuhan terlaksana
tupoksi disiplin maksimal jadwal dan tupoksi kerja 2. CS belum
cleaning kinerja melaksanakan
service jadwal dan tupoksi
belum harian
terlaksan 3. Petugas koordinator
a dengan kebersihan belum
baik melakukan
pemantauan tiap
hari di unit
Monitorin 60 I Terciptan Adanya * Koordinasi dengan sanitasi untuk : Hasil monev * Koordinasi dengan
g ya pengawas 1. Mengaktifkan petugas koordinator koordinator sanitasi sudah
kebersiha lingkung an dan kebersihan untuk melakukan kebersihan setiap terlaksana
n an RS evaluasi pengawasan kinerja CS 2. Evaluasi bulan * Hasil monev petugas
lingkunga yang kontinyu dan tindak lanjut temuan terkait hasil koordinator kebersihan
n belum sehat, hasil kinerja CS belum ada
terlaksan bersih pelaksana
68
Kepatuha 60 I Mencega Melindungi Koordinasi vs bag perencanaan, umum setiap saat ada * Rekomendasi untuk
n h& pasien, & IPRS perlunya ICRA pre, saat & post renovasi/konstruk keterlibatan PPI
melaksan meminim klg/pengun renovasi/konstruksi si baru terhadap pembuatan
akan alisasi jung, ICRA bangunan pre
manage dampak karyawan renovasi yang menjadi
men risiko dan salah 1 point
risiko akibat pekerja kesepakatan vendor
saat renovasi dari risiko sudah diajukan, namun
kontruksi/ infeksi belum ada tindak lanjut
renovasi akibat
belum kerja
terlaksan
a
No
-
Kejadian ESBL
antibiotik profilaxis
Potensial Resiko/Masalah
1
sangat jarang >5th
2
2
jarang 2-5 th
3
3
mungkin 1-2 th
4
Probalitas (A)
3
3
sedikit persiapan
Kesiapan Sistem ( C )
R
K
O
12
18
69
I
I
I
T
II
S
P
A
R
R
O
70
- Beberapa petugas masih menggunakan sarung tangan saat : TTV, injeksi, transportasi pasien
2 - Petunjuk pemilihan APD saat tindakan sudah dipasang tiap ruangan Pemahaman petugas tentang penggunaan
dan pemilihan APD yang tepat
- Petugas sering tidak membaca petunjuk yang diberikan 80% petugas sudah terpapar diklat
kewaspadaan isolasi PPI
3 - Tidak tersedia tempat khusus penyimpanan APD diruangan Fasilitas APD masih kurang
- APD tersedia pada tempat yang berbeda2 dan bercampur dengan beberapa alkes yang lain
- Sebagian besar ruangan tidak memiliki kacamata, topi dan celemek atau gaun
4 - Tidak pernah dilakukan perhitungan estimasi kebutuhan APD disetiap ruangan Pengelolaan APD belum terlaksana dengan
baik
- Tidak ada dokumentasi penggunaan APD, Tidak ada inventarisasi APD
4
3
2
1
No
unit
tepat
dengan baik
yang tepat masih kurang
Pemahaman petugas tentang
Potensial Resiko/Masalah
2
jarang 2-5 th
3
mungkin 1-2 th
4
Probalitas (A)
5
5
5
5
sangat sering tiap minggu/bulan
1
1
2
2
3
3
sedikit persiapan
Kesiapan Sistem ( C )
5
R
K
O
20
45
60
73
I
I
I
T
II
S
P
A
R
R
III
IV
74
ANALISA FISHBONE KEPATUHAN PETUGAS PEMAKAIAN APD YANG TEPAT MASIH KURANG
MAN/SDM/PETUGAS
MONEY/COST
1. Kurangnya kepatuhan petugas dLm pemakaian APD yg tepat
2. Kurangnya pemahaman petugas terhadap edukasi penggunaan APD
3. Kurangnya pemahaman petugas terhadap penggunaan APD yang lengkap 1. Jika APD tidak digunakan secara
tepat, maka akan smakin byk
dan tepat
anggaran RS terserap utk
4. Kurangnya ketelitian membaca status riwayat pasien
pembelian APD
5. Kurangnya rasa empati terhadap org lain jika terjdi infeksi nosokomial serta
biaya tambahan yang harus ditanggung
6. Kurangnya sikap dan perilaku petugas dalam menerapkan pemakaian APD KEPATUHAN
yg tepat PETUGAS
PEMAKAIAN
APD YANG
TEPAT MASIH
1. APD sudah tersedia, namun blm
1. Pasien yang 1. SPO pemakaian APD disosialisasikan baik KURANG
dimanfaatkan secara tepat
menggunakan biaya dlm diklat rutin tahunan maupun saat
umum akan menanggung supervisi unit oleh IPCN
biaya yang lebih untuk
penggunaan APD oleh
petugas
75
Fasilitas 45 II memutus Tercukupin 1. Inventarisasi dan manajemen monev PPI 1. Koordinasi sudah
APD rantai ya pengelolaan penggunaan APD di dilaksanakan dg
masih penulara kebutuhan tiap unit sanitasi, farmasi
kurang n infeksi APD 2. Koordinasi dg farmasi dan & bag umum
lengkap sesuai pengadaan dalam pemenuhan untuk
di unit jumlah kebutuhan APD di ruangan menyiapkan
petugas alokasi anggaran
dan dalam
tindakan pemenuhan
efktif dan fasilitas APD
efisien