Disusun Oleh :
Arik Wijayanti
NIP. 19800320 200701 2 009
Ruang Irna 2 RSUD dr. Sayidiman Magetan” Makalah ini disusun untuk
dorongan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penyusun menyampaikan terimakasih dan rasa hormat kepada semua pihak yang
sudah terlibat.
Mengetahui,
Direktur RSUD dr. Sayidiman Magetan Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... 1
KATA PENGANTAR........................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
I. Konsep Penyakit ................................................................................ 4
II. Asuhan Keperawatan......................................................................... 8
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ......................................................................................... 13
B. Riwayat Kesehatan............................................................................. 14
C. Pengkajian Pola Gordon .................................................................... 15
D. Pemeriksaan Fisik ............................................................................. 19
E. Analisa Data ....................................................................................... 24
F. Prioritas Masalah ............................................................................... 25
G. Intervensi ......................................................................................... 25
H. Implementasi ..................................................................................... 27
I.Evaluasi................................................................................................. 29
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA
3
I. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian
Cedera kepala adalah adanya pukulan atau benturan mendadak pada kepala
Klasifikasi
a. Trauma tumpul
b. Trauma tembus
a. Ringan
- GCS 13 – 15
b. Sedang
- GCS 9 – 12
- Muntah
4
- Tanda kemungkinan fraktur kranium (mata rabun, hematimpanum, otorea
- Kejang.
c. Berat
- GCS 3 – 8
3. Morfologi
a. Fraktur tengkorak
b. Lesi intrakranial
B. Etiologi
C. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala yang muncul pada pasien cedara kepala antara lain :
2. Perubahan tingkah laku, seperti : cepat marah, gelisah, bingung, kacau mental.
3. Sakit kepala.
5. Perubahan pola pernafasan : nafas kuat dalam, cheyne stokes, henti nafas.
5
6. Perubahan motorik dan sensorik fokal : kelemahan progresif, parastesia.
D. Penatalaksanaan
3. Pemberian analgetik.
4. Pengobatan anti edema dengan larutan hipertonis yaitu manitol 20% atua glukosa
40 % atau gliserol 10 %.
5. Antibiotika yang mengandung barier darah otak (penisilin) atua untuk infeksi
6. Pembedahan.
E. Pemeriksaan Penunjang
1996) adalah :
1. X-ray Tengkorak
2. CT-Scan
3. Angiografi
F. Komplikasi
1. Edema pulmonal
2. Kejang
4. Hemoragi.
6
G. Pathway
Benturan akibat kecelakaan / jatuh
7
II. ASUHAN KEPERAWATAN
Tujuan :
Intervensi :
peningkatan TIK.
b. Monitor dan catat status neurologik tentang frekuensi terjadi dan bandingkan
dengan GCS.
Intervensi :
d. Apabila pasien sudah sadar, anjurkan dan ajak latihan napas dalam.
8
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan penurunan
ADH
Tujuan :
Intervensi :
b. Berikan cairan setiap hari tidak boleh lebih dari 2000 cc.
Tujuan :
tujuan
Intervensi :
cebresi.
d. Berikan makan dalam jumlah kecil dan dalam waktu sering dan teratur.
9
5. Gangguan rasa nyaman nyeri kepala berhubungan dengan kerusakan jaringan
Intevensi :
keluhan pasien.
Tujuan :
Intervensi :
yang terjadi.
tekanan.
jaringan
10
Intervensi :
a. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan aseptik dan
antiseptik.
kulit.
Tujuan :
integritas kulit.
Intervensi :
instruksi.
Intervensi :
c. Pertahankan pada posisi miring, jika tidak merupakan kontra indikasi cedera.
11
d. Tinggikan kepala.
12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. S DENGAN CIDERA KEPALA
A. Pengkajian
1. Biodata Pasien
Umur : 23 tahun
Pendidikan : mahasiswa
Agama : Islam
Alamat : Terung
Nama : Ny.S
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : tani
13
Agama : Islam
Alamat : Terung
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
kecelakaan lalu lintas. Saat itu pasien baru pulang dari pasar dan
mengendarai sepeda motor, pasien saat itu pingsan / tidak sadar. Pasien
lecet di dahi, hidung dan bibir. Pasien masuk IGD rsud dr sayidiman
14
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki penyakit seperti
DM, hipertensi dll
Antropometri
Berat badan sebelum sakit : 56kg
Berat badan sesudah sakit : 56kg
Tinggi badan :162 cm
IMT : BB : 56 : 21,3 (Normal )
TB 2(m) 1,58 2
Biochemical
WBC : 9,8 THSN / CU MM
HCT : 47,3 %
Golongan darah : B
Ureum : 34,0 mg / dl N 10 – 50
Clinical sign
Turgor kulit < 2 detik, CRT < 3 detik, rambut tidak rontok,akral hangat
15
Diit
3. Pola eliminasi
Selama sakit : pasien mengatakan BAK 4-5 x / hari dan belum BAB
selama 3 hari.
keluarga.
16
Selama sakit
Makan/ minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi/ ROM
Keterangan :
0 : mandiri
1: di bantu sebagian
2: di bantu orang lain
3: di bantu orang lain dan alat
4: tergantung / tidak mampu
17
6. Persepsi kognitif
Pasien mengatakan nyeri kepala dan pusing, skala nyeri 4 faktor yang
- Body image
- Identitas diri
ia tetap ramah kepada orang lain, pasien masih tetap patuh pada
- Harga diri
- Peran
18
Pasien mengatakan bahwa dirinya anak ketiga dari 3 bersaudara
baik.
- Ideal diri
anak
Saat sakit : Pasien mengatakan belum menikah dan belum memiliki anak
Saat sakit: pasien sering dijenguk oleh teman-teman dan selalu ditemani
Saat sakit:Pasien hanya diam dan pasrah menerima kondisinya saat ini.
Saat sakit: pasien hanya dapat melakukan sholat di atas tempat tidur.
19
D. Pemeriksaan Fisik
2. Tanda-tanda vital :
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 37 0 C
Respirasi : 20 x / menit
3. Kesadaran : composmentis
k membedakan bau-bauan.
II. Optikus Sensori Fungsi penglihatan pasien baik
k
III. Okulomotorius Motorik Pasien mampu menggerakkan mata
Sensori
k
VI. Abducens Motorik Pasien mampu menggerakkan mata
20
ke samping.
VII. Facialis Motorik Wajah pasien pergerakkannya
simetris.
Sensori
k
IX. Glosofaringeus Motorik Pasien dapat menelan dengan baik
X. Vagus Motorik Fungsi menelan baik.
k
XI. Asesorius Motorik Pasien dapat menggerakan kepala,
pupil terhadap cahaya baik, ukuran pupil sama besar (diameter 2 mm).
21
8. Telinga : bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu dengar,
kebersihan cukup.
11. Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
a. Paru-paru :
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
b. Jantung :
Perkusi : Pekak
c. Abdomen
Perkusi : timpani.
22
13. Ekstrimitas :
Atas terpasang infus RL 20 tetes / menit pada tangan kanan terdapat luka
normal.
Injeksi ceftriaxone 3 x 1 gr
HCT : 47,3 %
Eosinofil : 0 % N 1 – 4
Basofil : 0 % N 0 – 1
Neutrofil batang : 1 % N 2 – 5
Neutrofil segmen : 52 % N 36 – 66
Limfosit : 47 % N 22 – 40
Monosit : 0 % N 4 – 8
Golongan darah : B
SGOT : 32 U/L N 0 – 25
23
SGPT : 25 U/L N 0 – 29
Ureum : 34,0 mg / dl N 10 – 50
E. ANALISA DATA
mmHg
24
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 37 0 C
Respirasi : 20 x / menit
ke otak
G.RENCANA KEPERAWATAN
Hari/Tgl No
No Tujuan dan KH Intervensi Ttd
Jam Dx
25
3.Tanda-tanda vital dalam relaksasi nafas dalam
batas normal 3.berikan posisi yang nyaman
RR : 16-24x/menit 4.Kolaborasi pemberian obat
N : 60-100x/menit analgesik
TD : 110/60-120/80mmHg
mmHg,
S: 36,5 - 37,5 ˚C, RR: 5. ciptakan lingkungan
composmentis
3 11 februari 3 Setelah dilakukan tindakan Anxiety Reduction
2020 keperawatan selama 2x24jam, 1. Gunakan pendekatan
yang menenangkan
11.00 maka masalah Cemas dapat
2. Temani pasien untuk
WIB teratasi dengan KH: memberikan
Anxiety Control keamanan dan
mengurangi takut
1. pasien tidak cemas
3. Identifikasi tingkat
2. ekspresi wajah rileks
3. klien mampu kecemasan
mengidentifikasi dan 4. Dorong pasien untuk
mengungkapkan gejala mengungkapkan
26
cemas perasaan
4. dapat mengotrol
kecemasan
H. IMPLEMENTASI
08.30
lokasi, karakteristik, awitan, dikepalanya, nyeri dirasakan saat
durasi, intensitas atau faktor mau duduk, nyeri seperti ditusuk
WIB
presipitasi tusuk, hilang timbul, skala 4
DO:
-pasien tampak meringis kesakitan
dan memegangi kepalanya
27
No.DX Tgl/ jam Implementasi Respon Paraf
07.00 wib
meliputi lokasi, karakteristik, dikepalanya masih terasa, nyeri
awitan, durasi, intensitas atau dirasakan saat mau duduk, nyeri
faktor presipitasi seperti ditusuk tusuk, hilang timbul,
skala 2
DO:
Pasien tampak rileks
1 08.00 wib menganjurkan penggunaan DS : Pasien mengatakan bersedia
tekhnik non farmakologi
DO: - Pasien Tampak melkukan
relaksasi nafas dalam relaksasi nafas dalam
28
I. EVALUASI
R : di bagian kepala
S:4
T : hilang timbul
O :
-TD : 120/80mmhg
- N:87x/mnt
- S: 37,5C
P : Intervensi dilanjutkan
2 13.10 S : Pasien mengatakan pusing, mual dan muntah
- -TD : 120/80mmhg
- N:87x/mnt
- S: 37,5C
P : Intervensi dilanjutkan
29
No. Dx Tanggal/jam Evaluasi Ttd
P : Intervensi dilanjutkan
1 12-02-2020 S : Pasien Mengatakan nyeri pada bagian kepala sudah berkurang
Q : di tusuk tusuk
R : di bagian kepala
S:2
T : hilang timbul
O :
-TD : 110/80mmhg
- N:77x/mnt
- S: 36,5C
A: . masalah teratasi
P : hentikan intervensi
lagi
- TD : 110/80mmhg
30
No. Dx Tanggal/jam Evaluasi Ttd
- N:77x/mnt
- S: 36,5C
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
3 13.40 S : Pasien mengatakan sudah mengetahui tentang penyakitnya dan
A : masalah teratasi
P : hentikan
31
PEMBAHASAN
cedera kepala ringan di Ruang Irna 2 RSUD dr. Sayidiman Magetan sehingga
atau proses kehidupan yang aktual dan potensial (Nanda, 2000). Diagnosa
keperawatan yang muncul pada pasien adalah nyeri akut : berhubungan dengan
adanya rasa tidak nyaman yang berat atau perasaan tidak menyenangkan.
Karakteristik untuk menegakkan diagnosa ini ialah adanya data subyektif : pasien
pada diri sendiri, perilaku distraksi (merintih, menangis, gelisah, wajah tampak
peningkatan tekanan intra kranial menjadikan arteri yang mensuplai otak spasme.
Suplai darah ke otak berkurang sehingga sebagian otak menjadi iskemik, iskemik
32
munculnya diagnosa ini adalah pasien mengatakan nyeri pada kepalanya atau
pusing, pasien tampak memegangi kepalanya, keadaan umum sedang, skala nyeri
4, nyeri timbul bila pasien mau duduk. Diagnosa ini menjadi prioritas pertama
karena menurut konsep triage gangguan rasa nyaman termasuk immediate, yang
selama 2 x 24 jam, karena diharapkan, nyeri yang dialami pasien akan berkurang /
hilang karena nyeri yang dialami pasien berskala 4. Dengan kriteria hasil pasien
mengatakan pusing berkurang, pasien tenang, skala nyeri 1-2. intervensi yang
rileks dan dapat mengurangi rasa nyeri kepala, pusing. Latihan nafas dalam dapat
berikan posisi kepala lebih tinggi (15 – 300 C), rasionalnya dengan posisi kepala
(150 - 300 ) dari badan dan kaki maka akan meningkatkan dan memperlancar
aliran balik darah vena kepala sehingga dapat mengurangi edema dan peningkatan
obat analgetik untuk meningkatkan ambang rangsang nyeri, pusing yang dapat
33
Intervensi antara kasus dan teori sama, karena penulis buat berdasarkan
studi literatur dan disesuaikan dengan kondisi pasien dan rumah sakit.Penulis
tidak melakukan semua intervensi, ada satu intervensi yang penulis tidak lakukan
yaitu berikan posisi kepala lebih tinggi (15 o – 30o).Karena faktor yang
menyebabkan nyeri terasa saat kepala diangkat sehingga pasien memilih untuk
tersebut bertujuan meningkatkan dan melancarkan aliran balik darah vena kepala
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar KeperawatanMedikal bedah. Edisi 8, Vol.
3, jakarta, EGC.
34