Tgs02 Jullytha Widyariska c30118006 Dikonversi
Tgs02 Jullytha Widyariska c30118006 Dikonversi
Instrumen Keuangan
(Definisi, Pengakuan, Pengukuran dan Penyajian serta
Contohnya )
Tugas 2
Oleh
JULLYTHA WIDYARISKA
C 301 18 006
S1- AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
A. Pengertian Surat Berharga
uang. Tetapi pembayaran ini tidak dilakukan dengan menggunakan mata uang,
melainkan dengan menggunakan alat bayar lain. Alat bayar itu berupa surat yang
untuk dijual dalam jangka waktu dekat bila terdapat kebutuhan dana untuk
kegiatan usaha bank, dan tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain.
Surat berharga yang biasa diperjualbelikan oleh bank terdiri atas surat pengakuan
utang wesel, sertifikat Bank Indonesia, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap
derivative dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari
sebesar harga pasar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat
kenaikan atau penurunan harga pasar dicatat sebagai keuntungan atau kerugian
investasi surat berharga pada periode tahun berjalan. Berikut adalah prosedur
• Saat Pembelian
Efek – efek 1.000.000.000
Kas Kliring – Keluar 975.000.000
Pendapatan Bunga Ditangguhkan 25.000.000
• Saat Amortisasi Diskonto
Pendapatan Bunga Ditangguhkan 277.778
Pendapatan Bunga Efek 277.778
• Saat Jatuh Tempo
Kas Kliring – Masuk 1.000.000.000
Efek – efek 1.000.000.000
berjangka waktu 3 bulan dengan bunga sebesar 10% per tahun. Pada
• Saat Pembelian
Efek – efek sebesar nilai nominal 1.000.000.000
Kas Kliring – Keluar 1.000.000.000
• Saat Perhitungan Bunga
Pendapatan yang masih akan diterima 277.778
Pendapatan Bunga Efek 277.778
• Saat Jatuh Tempo
Kas Kliring – Masuk 1.000.000.000
Efek – efek 1.000.000.000
Rp1.000.000.000 berjangka waktu 3 bulan dengan bunga sebesar 10% per tahun.
sebagai berikut :
• Saat Pembelian
Efek sebesar nilai nominal + Premium 1.000.000.000
Kas Kliring – Keluar 1.000.000.000
• Saat Perhitungan Bunga
Pendapatan yang masih akan diterima 277.778
Pendapatan Bunga Efek 277.778
• Saat Amortisasi Premium
Pendapatan Bunga Efek 277.778
Efek – efek 277.778
• Pada saat Jatuh tempo
Kas Kliring – Masuk 1.008.333.333
Efek – Efek 1.000.000.000
Pendapatan Bunga – Efek 8.333.333
2. Surat Berharga Yang Tersedia Untuk Dijual (Available For Sale)
Rp1.000.000.000 berjangka waktu 3 bulan dengan bunga sebesar 10% per tahun.
Pada saat pembelian, diperoleh harga sebesar Rp1.000.000.000 (tidak ada biaya
• Saatpembukunya
hari..Jurnal Pembelian adalah sebagai berikut :
Efek sebesar harga perolehan 1.000.000.000
Kas Kliring – Keluar 1.000.000.000
• Saat Perhitungan Bunga
Pendapatan yang masih akan diterima 277.778
Pendapatan Bunga Efek 277.778
• Saat Realisasi Penerimaan bunga / bulan
Kas Kliring – Masuk 8.333.333
Pendapatan Bunga Efek 8.333.333
Pada saat laporan harus dilakukan penyesuaian nilai wajar surat berharga,
baik yang nilai pasar wajar diatas nilai yang tercatat maupun nilai wajar yang
dibawah nilai yang tercatat. Jurnal penyesuaian pembukuan adalah sebagai berikut
yang tercatat maupun nilai wajar dibawah nilai yang tercatat harus dilakukan
Pada saat jatuh tempo, apabila efek yang dimiliki belum dijual, dilakukan
xxxx efek
Sedangkan jika ada saldo debit selisih atas penilaian efek-ekuitas,
xxxx selisih
Rp1.000.000.000 berjangka waktu 3 bulan dengan bunga sebesar 10% per tahun.
Pada saat pembelian, diperoleh harga sebesar Rp1.000.000.000 (tidak ada biaya
Pada saat perhitungan bunga akrual yang dilakukan secara otomatis oleh system
pembukuan pada proses akhir hri akan dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :
efek
Kredit 400-02x-xx-xxxx Pendapatan bunga efek 277.778
Pada saat realisasi penerimaan bunga yang diterima setiap bulan dilakukan jurnal
efek
berharga, Baik yang nilai pasar wajar di atas nilai yang tercatat maupun nilai
wajar yang di bawah nilai yang tercatat. Jurnal penyesuaian pembukuan adalah
sebagai berikut :
Apabila nilai wajar diatas nilai yang tercatat misalnya Rp1.010.000.000 maka dilakukan
Apabila nilai wajar dibawah nilai yang tercatat misalnya Rp990.000.000 maka dilakukan
Pada saaat dilakukan penjualan surat berharga, baik nilai jual di atas nilai
yang tercatat maupun nilai jual di bawah nilai yang tercatat harus dilakukan jurnal
Apabila nilai jual dibawah nilai yang tercatat misalnya Rp990.000.000 maka dilakukan
apabila efek yang dimiliki belum dijual, dilakukan jurnal pembukuan sebagai
berikut :
0005
xxxx
xxxx Diterima
a. Efek yang tersedia untuk dijual (available for sale – AFS) dipindahlan
ke Kelompok efek yang di perdagangkan (trading).
Misalkan nilai wajarnya sebesar Rp1.010.000.000 dilakukan
pembukuan :
Debit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek (trading) 1.010.000.000
Kredit 115-xxx-xx-xxxx Efek-efek (AFS) 1.010.000.000
Jika ada saldo kredit selisih atas penilaian efek-ekuitas, dilakukan
penilaian dengan jurnal
Bila efek HTM dicatat dengan system bunga dibayar dimuka (diskonto),
Misalkan Bank BRI memiliki surat berharga dengan nominal Rp1.000.000.000
berjangka waktu 3 bulan dengan bunga diskonto sebesar 10% dan sudah dimiliki
selama satu bulan. Pada saat pemindahan dilakukan pembukuan dengan jurnal :
Bila efek HTM dicatat dengan system bunga dibayar di belakang (secara
periodik) dilakukan jurnal pembukuan :
keputusan. Sehingga, dalam PSAK 71, perhitungan kerugian aset keuangan seperti
kredit dalam CKPN tidak lagi menunggu hingga terdapat bukti objektif. Namun,
risiko aset – aset tersebut akan selalu diperbarui dan diakui dari awal pengakuan
hingga jatuh tempo terakhir. Bahkan, apabila direntang waktu tersebut terdapat
rendah hingga tinggi. Kredit yang tergolong kecil akan dikateorikan dalam stage
1. Namun apabila risiko kredit menunjukkan kenaikan yang signifikan, bank akan
Contoh :
Misalnya Bank XYZ telah memberikan kredit modal kerja (KMK) Rp.
1.000.000.000 kepada perusahan ABC yang memiliki rating A= dari standard &
Office of chief economict Bank XYZ menyatakan bahwa risiko kredit sangat
seperti :
%, LGD 20 %)
%, LGD 50 %)
15 %, LGD 80 %)
EAD = Outstanding + [Usage Given Default (UGD) x sisa plafon]
Ÿ Outstanding = Rp 200.000.000
Ÿ UGD = menggunakan bobot risiko dari OJK dimana Perusahaan rating A+ adalah 50%
Berdasarkan data – data diatas, Bank ABC bisa menghitung besarnya CKPN stage 1 KMK Perusahaan XYZ
sebagai berikut:
CKPN
(Pr
Pertumbuhan Probabilitas ECL 12-months
PD LGD EAD
ob. Skenario
5,3% 20% 5% 20% 600.000.000 6.000.000
(PDxLGDxEAD) 1.200.000
Ekonomi Skenario
x ECL)
Berdasarkan hasil kalkulasi sederhana diatas, Bank XYZ akan membentuk CKPN stage 1
berdasarkan ECL-12 months sebesar Rp 33.600.000. Apabila nantinya ada indikasi kenaikan risiko kredit,
bank akan memasukan risiko kredit ke stage 2 dan BANK XYZ menghitung CKPN menggunakan ECL lifetime
dimana persentase PD dan LGD menjadi lebih tinggi. Sehingga, pembentukan CKPN Bank XYZ menjadi lebih
besar.
Perhitungan diatas juga menunjukan bahwa bank harus memperluas basis data tidak hanya terbatas
pada data debitur dan nasabah tetapi juga data – data variabel makroekonomi sesuai dengan segmentasi
pasar produk bank tersebut sebagai dasar forward-looking adjustment. Selain itu, bank harus mampu untuk
mengukur tingkat risiko kredit apakah termasuk rendah di stage 1 (pembentukan CKPN menggunakan ECL 12-
months) atau termasuk sedang dan tinggi di stage 2 dan stage 3 (pembentukan CKPN menggunakan
ECL Lifetime). Sehingga, implementasi PSAK 71 menjadi tantangan bagi industri perbankan di Indonesia