Laporan Lengkap Praktikum Teknologi Bahan Alam
Laporan Lengkap Praktikum Teknologi Bahan Alam
Disusun Oleh :
Reguler A
Kelompok 2.2
Munawarah Ajemain 18.032.Af
Nisma Cherunnisa 18.033.Af
Nita Haerani 18.034.Af
Nur Jamila 18.035.Af
Putri Rosmadi Alam 18.037.Af
Sri Wahyuni 18.038.Af
Syamsidar 18.039.Af
Tenry Muthia Fikhria 18.040.Af
Yosita Ambo Ramba 18.041.Af
Yunika Haris 18.042.Af
Zakiatul Izza 18.043.Af
2021
LEMBAR PENGESAHAN
REGULER A
KELOMPOK 2.2
Disetujui Oleh :
INSTRUKTUR TANDA TANGAN
Mengetahui
Kordinator Instruktur
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
MATERI PRAKTIKUM
DOSEN:
DI SUSUN OLEH:
SYAMSIDAR 18.039.AF
2020/2021
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
Karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
i Kelompok II.2
DAFTAR ISI
DaftarIsi ..................................................................................................................... ii
BABIPendahuluan ..................................................................................................... 1
BAB IITinjauanPustaka............................................................................................. 4
II.1 UraianTanaman................................................................................................... 4
BAB IIIProsedureKerja..................................................................................................... 11
BABVPenutup ........................................................................................................... 17
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latarbelakang
2
I.2 Maksudpraktikum
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan VCO
dari buah kelapa.
I.3 Tujuanpraktikum
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 UraianTanaman
4
II.2 Morfologitanaman
Kelapa adalah salah satu jenis tanaman yang termasuk ke dalam suku
pinang-pinangan (Arecaceae). Semua bagian pohon kelapa dapat
dimanfaatkan, mulai dari bunga, batang, pelepah, daun, buah, bahkan akarnya
pun dapat dimanfaatkan (Mahmud dan Ferry, 2005).
a. Akar
Tanaman kelapa yang baru bertunas mempunyai akar tunggang.
Namun perkembangan akar tersebut makin lama akan dilampaui oleh
akar-akar yang lain, sehingga fungsi dan bentuknya sama seperti akar
serabut biasa. Hasil penelitian Chuakul, (2005) akar tanaman kelapa
dapat digunakan untuk antipiretik. Ogbole et al. (2010) menyatakan juga
bahwa akar tanaman kelapa di Nigeria dapat dimanfaatkan sebagai bahan
obat untuk antipembengkakan.
b. Batang
Batang pohon kelapa merupakan batang tunggal, tetapi terkadang
dapat bercabang. Pada umumnya, batang kelapa mengarah lurus ke atas
dan tidak bercabang, kecuali pada tanaman di pinggir sungai, tebing dan
lain-lain, pertumbuhan tanaman akan melengkung menyesuaikan arah
sinar matahari. Berdasarkan karakter batang kelapa dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu kelapa Dalam (Tall) dan kelapa Genjah
(Dwarf). Kelapa Dalam (Tall) memiliki ciri pada pangkal batangnya
membesar (disebut bole), umumnya memiliki batang yang tingginya
sekitar 15-30 meter sedangkan kelapa Genjah memiliki ciri pangkal
batangnya tidak membesar atau tidak ada bole umumnya memiliki
batang yang tinggi sekitar 5-10 meter, dari hasil silang kedua tipe
tersebut disebut kelapa Hibrida yang memiliki ciri mirip dengan kelapa
Genjah. Batang pohon kelapa banyak dimanfaatkan sebagai bahan
konstruksi bangunan, bahan mebel dan jembatan (Foale and Harries,
2014).
5
c. Daun
Pertumbuhan dan pembentukan mahkota daun, dimulai sejak biji
berkecambah dan pada tingkat pertama membentuk 4 – 6 helai daun.
Daun tersusun saling membalut satu samalain, merupakan selubung dan
memudahkan susunan lembaga serta akar menembus sabut pada waktu
tumbuh (Steenis et al., 62005). Daun kelapa tersusun majemuk, menyirip,
berwarna kekuningan jika masih muda dan berwarna hijau tua jika sudah
tua. Manfaat daun kelapa sangat banyak sebagai bahan kerajinan tangan
seperti hiasan, atap rumah, sapu, keranjang (Foale and Harries,2010).
d. Bunga
Pohon kelapa mulai berbunga kira-kira setelah 3 – 4 tahun, pada
kelapa genjah, dan 4 – 8 tahun pada kelapa dalam, sedang kelapa Hibrida
mulai berbunga sesudah umur 4 tahun. Karangan bunga mulai tumbuh
dari ketiak daun yang bagian luarnya diselubungi oleh seludang yang
disebut spatha. Spatha merupakan kulit tebal dan menjadi pelindung
calon bunga, panjangnya 80 – 90 cm (Steenis et al., 2005).
e. Buah
Bunga betina yang telah dibuahi mulai tumbuh menjadi buah, kira-kira 3
–4 minggu setelah manggar terbuka. Tidak semua buah yang terbentuk
akan menjadi buah yang bisa dipetik, tetapi diperkirakan 1/2 - 2/3 buah
muda berguguran, karena pohon tidak sanggup membesarkannya. Buah
yang masih kecil dan muda sering disebut bluluk atau bungsil (bahasa
Bali) (Perera et al.,1996).
6
II.3 Klasifikasi tanaman (Foale and Haries,2010)
Regnum :Plantae
Divisi :Spermatophyta
SubDivisi :Angiospermae
Kelas :Monocotyledoneae
Ordo : Palmales(Arecales)
Family : Palmae(Arecaceae)
Genus :Cocos
Spesies : Cocos nuciferaL.
Kelarutan : Tdak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol (1:1)
Berat jenis : 0,883 g/ml pada suhu 20°C
Titikcair :20-25°C
Titikdidih :225°C
7
Fungsi : Sebagai zat aktif
Tekanan uap : 1 mmHg pada suhu 121°C
Penguapan : Tidak menguap pada suhu 21°C(0%)
pH : Tidak terukur karena tidak larut dalam air.
Namun karena termasuk dalam senyawa
asam maka dipastikan memiliki pH kurang dari 7.
8
- Cara menyatakanhasil
Hasil dinyatakan “normal” jika rasa khas minyak kelapa
Jika terasa rasa asing maka hasil dinyatakan “tidak normal”
c. Warna
- Prinsip: Melakukan analisis terhadap contoh uji secara
organoleptik dengan menggunakan indera penglihatan (mata)
- Cara kerja:
Pindahkan contoh ke dalam tabung reaksi lalu amati
denganmata
Lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis atau 1
orang tenagaahli
- Cara menyatakanhasil
Jika tidak terlihat warna lain atau kuning pucat maka hasil
dinyatakan“normal”
Jika terlihat warna lain maka hasil dinyatakan “tidak
normal”.
9
2. Asam lemakbebas
- Prinsip: pelarutan contoh lemak/minyak dalam pelarut organik
tertentu (alkohol 96% netral) dilanjutkan dengan penitaranbasa
(NaOH atauKOH)
- Cara kerja
a) Timbang dengan seksama 30 gr contoh ke dalam erlenmeyer
250ml
b) Tambahkan 50 ml etanol 95%netral
c) Tambahkan 3 tetes-5 tetes indikator PP dan titar dengan
larutan standar NaOH 0,1 N hingga warna merah muda tetap
(tidak berubah selama 15 detik)
d) Lakukan penetapanduplo
e) Hitungan bilangan asam/kadar asam lemak bebas/derajat
asam dalamcontoh
f) Perhitungan
Asam lemak bebas (dihitung sebagai asa laurat),
dinyatakan sebagai pesen asam lemak, dihitung sampai dua
desimal dengan menggunakan rumus:
Dengan :
V adalah volume NaOH yang diperlukan dalam penitaran(ml)
T adalah normalitas NaOH
10
BAB IV
IV.1 HASILPENGAMATAN
HASIL PRAKTIKUM
= × 100 %
= 10,76 %
A. UJI MUTUVCO
1. Uji Organoleptik
Panelis
Pengujian 1 2 3 Kesimpulan
Warna Jernih Jernih Jernih Normal
Bau Khas minyak Khas minyak Khas minyak Normal
Kelapa kelapa Kelapa
Rasa Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa Normal
Kesimpulan : memenuhi syarat SNI
11
2. Uji asam lemak bebas
= × 100 %
= × 100 %
= 0,19 %
12
IV.1 Pembahasan
VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak kelapa murni yang dibuat
dengan bahan baku santan. VCO yang dibuat menggunakan cara fermentasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk menghasilkan VCO dengan hasil
yang baik. Antara lain yaitu faktor kelapa, kelapa yang digunakan akan
mempengaruhi hasil dan kejernihan VCO. Kelapa yang terlalu muda akan
menghasilkan minyak dengan warna yang kurang jernih. Faktor pengendapan
dan pengambilan krim santan, pengambilan krim santan yang masih
bercampur dengan air akan menghasilkan minyak yang juga masih
mengandung air.
Pemisahan krim santan yang telah dilakukan pada proses pembuatan
VCO secara fermentasi memperlihatkan hasil yang sesuai harapan, dimana
terbentuk 3 lapisan yaitu lapisan atas berupa blondo (warna putih), lapisan
tengah berupa minyak murni (VCO), dan lapisan bawah berupa air.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa uji mutu VCO sudah memenuhi
syarat berdasarkan uji organoleptic dan uji asam lemak bebas berdasarkan
Standar Nasional Indonesia 7381:2008 dan APCC 2003. Dimana warna, bau
dan rasanya jernih , khas kelapa segar tidak tengik dan khas minyak kelapa.
Sedangkan nilai asam lemak bebas diperoleh 0,19 % (dihitung sebagai asam
laurat SNI) dengan standar ≤ 5 (menurut APCC2003).
13
BAB V
PENUTUP
V.I Kesimpulan
V.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Foale M and H Harries. 2010. Farm and Forestry Production and Marketing
Profile for Coconut (Cocos nucifera L.). Avalaible: http://agroforestry.net
/seps. Opened: Januari, 2012.
Ketaren, S., 1986, Pengantar Tekonologi Minyak dan Lemak Pangan, Penerbit
118 Hal.
15
Lampiran 1. Skema Kerja
16
Didiamkan selama 24 jam kemudian
pisahkan blondo dan lapian minyak
17
Lampiran 2. Perhitungan Bahan
1. Kelapa : 5buah
2. Air : 3 liter
18
Lampiran 3.Proses Pembuatan VCO
19
Lampiran 4. Kemasan VCO
20
PEMBUATAN SEDIAAN
FORMULA AROMATHERAPY
Laporan PraktikumTeknologi Bahan Alam
Disusun Oleh :
Reguler A
Makassar
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih dan
karunianya maka laporan praktikum teknologi bahan alam ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Sholawatserta salam semoga selalu tercurah pada Nabi kita
Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang menjadi teladan bagi kita semua.
Laporan praktikum ini disusun untuk menjadi petunjuk dan tuntunan dalam
pelaksanaan praktikum sekaligus untuk membantu pengadaan sarana pendidikan
terutama dalam praktikum Teknologi Farmasi. Praktikum teknologi farmasi ini
secara garis besar bertujuan untuk melatih calon ahli madya farmasi dalam
mengabdikan ilmu dan keahliannya dimasyarakat untuk melaksanakan peracikan
obat dibidang farmasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
yang berlaku.
i
DAFTAR ISI
C. KESIMPULAN ......................................................................................... 12
D. SARAN ..................................................................................................... 12
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aromaterapi merupakan metode pengobatan melalui media bau-bauan
yang berasal dari tanaman tertentu. Aromaterapi sering digabungkan dengan
praktik pengobatan alternatif dan kepercayaan kebatinan yang sudah ada
sejak ribuan tahun yang lalu. Awalnya hanya terdapat dalam bentuk cairan
esensial. Seiring perkembangan zaman, ada berbagai bentuk aromaterapi,
mulai dari bentuk esensial, dupa, lilin, garam, minyak pijit dan sabun. Sesuai
bentuk-bentuknya, aromaterapi dapat digunakan sebagai pewangi ruangan,
aroma minyak saat pijat, berendam, bahan untuk aroma badan setelah mandi.
Ada beberapa jenis wewangian aromaterapi yang ada, yaitu basil,
lavender, jasmine, sandalwood, peppermint, ginger, lemon, orange, geranium
dan masih banyak lagi. Dan setiap wangi-wangian tersebut, memiliki
kelebihan positif yang bermacam-macam, misalnya aroma lavender dipercaya
dapat engurangi rasa stress dan mengurangi insomnia. Sedangkan aroma
sandalwood dapat mengurangi stress saat menstruasi dan sebagai penunjang
untuk konsentrasi. Aroma jasmine dapat meningkatkan gairah seksual,
kesuburan wanita dan anti depresi.
Dengan aroma terapi yang dapat berperan merelaksasikan pikiran dan
mengurangi rasa stress, hal tersebut tentunya berhubungan dengan keadaan
emosi yang lebih teratur dan mengurangi rasa stress, hal tersebut tentunya
berhubungan dengan keadaan yang lebih teratur. Keadaan emosi manusia
diatur oleh otak di dalam system limbik.
1
B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan aroma terapi dengan memanfaatkan
bahan baku dari alam sesuai dengan prosedur yang memenuhi standar.
2. Mahasiswa mampu melakukan uji mutu produk jadi yang diproduksi
yang ditetapkan dalam standar mutu produk jadi.
3. Mahasiswa memiliki keterampilan membuat kemasan yang menarik dan
bernilaiekonomi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Aromaterapi
2. Sejarah Aromaterapi
3
meninggal hingga dapat bertahan lama. Penggunaan bahan aromatis dari
getah dan minyak tumbuhan tersebut merupakan cikal-bakal dalam
sejarah aromaterapi.
4
aromaterapi dan menggunakannya untuk keperluan perawatan tubuh serta
untuk penyembuhan penyakit.
3. Bentuk-bentuk Aromaterapi
a. Minyak Essensial Aromaterapi, berbentuk cairan atau minyal.
Penggunaannya bermacam-macam, pada umumnya digunakan dengan
cara dipanaskan pada tungku. Namun bisa juga jika dioleskan pada
kain atau pada saluran udara.
b. Dupa Aromaterapi, bentuknya padat dan berasap jika dibakar,
biasanya digunakan untuk ruangan berukuran besar atau pada ruangan
terbuka. Jenis dupa aromaterapi ini, terdiri dari tiga jenis yaitu dupa
aromaterpi Panjang, dupa aromaterapi pendek dan dupa aromoterapi
berbentuk kerucut.
c. Lilin Aromaterapi, ada dua jenis lilin aromaterapi yang digunakan,
yaitu lilin yang digunakan untuk pemanas tungku dan lilin
aromaterapi lilin yang digunakan untuk memanaskan tungku
aromaterapi tidak memiliki wangi aroma karna hanya berfungsi untuk
memanaskan tungku yang berisi esensial oil. Sedangkan aromaterapi
mengeluarkan wangi aromaterapi jika dibakar.
d. Minyak Pijat Aromaterapi, bentuk ini memiliki wangi yang sama
dengan bentuk aromaterapi yang lain, hanya saja cara penggunaannya
5
yang berbeda, karena ini digunakan untuk minyak pijat.
e. Garam Aromaterapi, berfungsi dapat mengeluarkan toksin atau
racun yang ada dalam tubuh. Bisanya digunakan dengan cara
merendam bagian tubuh tertentu seperti kaki, untuk mengurangi rasa
Lelah.
f. Sabun Aromaterapi, bentuknya berupa sabun padat dengan berbagai
wangi aromaterapi, namun tidak hanya sekedar wangi saja. Tapi juga
memiliki berbagai kandungan atau ekstrak dari tumbuh-tumbuhan
yang dibenamkan dalam sabun ini, sehingga sabun ini juga baik untuk
Kesehatan tubuh, seperti menghauskan kulit dan menjauhkan dari
serangga.
4. Jenis-jenis Aromaterapi
Terdapat beberapa jenis tanaman, bunga dan buah yang biasa
digunakan sebagai bahan aromaterapi, yaitu :
a. Peppermint
b. Lemon (Citrus lemon)
c. Lavender
d. Tea tree
e. Orange
f. Lime
g. Mawar (Rosa centifolia)
5. Cara Penggunaan Aromaterapi
a. Dihirup, cara penggunaan ini sangat cepat, sederhana, dan efektif
untuk mendapatkan manfaat aromaterapi. Menggunakan aromaterapi
dengan cara dihirup setiap hari dipercaya bisa meningkatkan kualitas
indra penciuman juga Kesehatan tubuh. Cara penggunaannya yaitu,
campurkan sekitar 4 tetes minyak esensial kedalam 1 atau 2 liter air
6
panas. Lalu tutup kepala dengan handuk untuk menghirup uap minyak
selama beberapa menit. Selain itu juga dapat digunakan cara dengan
meneteskan minyak esensial di saputangan atau sarung bantal 1 atau 2
tetes. Adapun minyak-minyak esensial yang digunakan dalam car aini
yaitu chamomile, kayu putih, kemeyan, dan papermint.
b. Diminum, cara yang lebih mudah untuk menggunakannya adalah
dengan mengonsumsi aneka teh dalam kemasan yang sudah
mengandung minyak esensial. Penggunaan ini biasanya membantu
dalam program diet dan masalah pencernaan.
c. Diseduh, adalah cara mendapatkan manfaat minyak esensial dengan
cara merebus bagian tumbuhan dengan air. Bagian tumbuhan yang
bisa digunakan dengan car aini adalah daun, bunga atau batang.
Caranya, rebus air dengan selama 6 atau 10 menit atau hingga tersisa
1/3 atau ½ air rebusan dari jumlah semula. Kemudian, diamkan
selama 6-10 jam supaya seluruh zat yang berguna dalam tumbuhan
itu benar-benar terlarut.
d. Dekoksi, car aini hamper sama dengan cara diseduh tadi, hanya waktu
yang digunakan untuk merebus lebih lama.setelah perebusan selesai ,
diamkan larutan selama 15 menit sebelum dikonsumsi. Bagian
tanaman yang digunakan untuk car aini yaitu bagian tumbuhan yang
keras seperti batang tua, akar, atau biji tumbuhan.
e. Kompres, cara ini bisa digunakan untuk kompres yang sedang
demam, sait kepala, dan terkilir. Khusus untuk mengurangi rasa sakit
akibat terkilir dianjurkan menggunakan kompres panas dan dingin
bergantian. Caranya, campurkan 3 sampai 6 tetes minyak esensial
dengan 1 liter air dingin atau air hangat.
f. Menyegarkan ruangan, cara yang paling mudah untuk menggunakan
7
minyak esensial sebagai pengharum ruangan adalah dengan
memasukkan 4 sampai 10 tetes tinyak esensial kedalam 30 ml air.
Tuangkan larutan esensial itu kedalam botol penyemprot, lalu kocok.
Dan siap digunakan.
g. Mandi, caranya yaitu teteskan 3 sampai 5 tetes minyak esensial pada
bak yang sdah berisi air hangat. Khasiat minyak esesnsial lebih mudah
meresap dalam tubuh dengan bantuan air hangat.
h. Pijat, gerak dan teknik pemijatan memiliki peran yang sangat penting
dalam aromaterapi. Karena paduan khasiat minyak esensial dengan
Teknik pijat yang tepat, mampu memberikan hasil terapi yang
maksimal (Suriati, 2013).
6. Mekanisme Kerja Aromaterapi
Mekanisme kerja aromaterapi ini, yaitu minyak terserap dalam aliran
darah melalui kulit, selaput lendi, atau lubang hidung, lalu masuk ke paru-
paru. Setelah berada pada aliran darah, minyak tersebut bekerja persis
seperti obat resep, lalu berfungsi dengan cara mengalir ke seluruh tubuh
menuju organ-organ spesifik. Minyak diolah dalam tubuh dan prodk
sisanya dikeluarkan melalui ginjal sebagai urine, keringat atau dikeluarkan
dari paru-paru. Semua minyak akan memerangi infeksi, baik dalam kadar
rendah maupun tingg, Sebagian menjadi antibakteri dan beberapa dapat
memerangi jamur atau infeksi kuman atau virus (Atiqoh, 2020).
8
BAB III
PROSESUR KERJA
A. Alat dan Bahan yang digunakan
1. Alat yang digunakan :
a. Mortil dan stamper
b. Sudip
c. Kertas perkamen
d. Timbangan
e. 2 buah gelas ukur
f. Corong kaca
g. Botol untuk tempat sediaan aromaterapi
2. Bahan yang digunakan :
a. Kamfer 7%
b. Menthol 40%
c. Essence aroma lavender 1 ml
d. Minyak zaitun ad 10 ml
B. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang ingin digunakan
2. Ditimbang kamfer sebanyak 7%, ditimbang menthol sebanyak 40%
3. Dimasukkan menthol dan kamfer yang telah ditimbang kedalam
lumpang, gerus ad homogen
4. Setelah homogen, dimasukkan minyak zaitun sedikit demi sedikit
sembari digerus ad larut
5. Setelah larut, ditambahkan esens aroma lavender sebanyak 1 ml
6. Setelah semua bahan larut, masukkan sediaan kedalam wadah botol
aromaterapi dengan menggunakan corong kaca
7. Tutup botol dan tambahkan etiket pada botol tersebut.
9
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan video praktikum yang telah dinonton, dapat diketahui
bahwa, cara pembuatan minyak angin aromaterapi adalah sebagai berikut :
Gambar Keterangan
Disiapkan alat dan bahan
10
Dimasukkan essence kedalam lumpang,
diaduk hingga homogen
B. Pembahasan
Aromaterapi adalah Teknik pengobatan atau perawatan menggunakan
wangi-wangi yang berasal dari minyak alami dari tumbuh-tumbuhan, bunga
atau pohon yang berbau harum dan enak.
Dari pengamatan video pembuatan minyak aromaterapi, dapat diketahui
bahwa pembuatan minyak aromaterapi dalam video tersebut sebanyak 10 ml
untuk 1 botol minyak aromaterapi. Dengan menggunakan bahan-bahan
seperti menthol, camphora, asam salisil, essence lavender & minyak zaitun.
Selain itu terdapat dua bahan yang jika dicampur akan menurunkan titik
lebur (titik eutentik) dari masing-masing bahan tersebut, yaitu penggunaan
menthol dan camphora. Penambahan essence oil yang digunakan dalam
formula ini berfungsi sebagai aromatherapy yang dapat memberikan efek
menenagkan pada pikiran.
11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pembuatan minyak
aromaterapi dalam video tersebut sebanyak 10 ml untuk 1 botol minyak
aromaterapi. terdapat dua bahan yang jika dicampur akan menurunkan titik
lebur (titik eutentik) dari masing-masing bahan tersebut, yaitu penggunaan
menthol dan camphora. Penambahan essence oil yang digunakan dalam
formula ini berfungsi sebagai aromatherapy yang dapat memberikan efek
menenagkan pada pikiran.
B. Saran
Setelah melakukan pengamatan melalui video pembelajaran praktikum,
kami selaku praktikan mengharapkan agar pembelajaran selanjutnya dapat
lebih baik lagi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Elfira, Eqlima. 2020. Diagnosis Nyeri Sendi dengan Terapi Komplementer dan
Electrography berbasis Arduino UNO. Yogyakarta : Deepublish
Hutasoit, Aini s. 2002. Panduan Praktis Aromaterapi untuk Pemula. Jakarta. PT.
Gramedia Pustaka
Tim Dosen. 2020. Modul Praktikum Teknologi Bahan Alam. Makassar : Akademi
Farmasi Yamasi
13
Lampiran 1
Skema Kerja
14
Lampiran 2
Perhitungan Bahan
Komposisi Formula Aromaterapi
Tiap 10 ml mengandung
- Kamfer 7%
- Menthol 40%
- Essence aroma lavender 1 ml
- Minyak zaitun ad 10 ml
15
Lampiran 3
Gambar Penyiapan Alat dan Bahan
Gambar Keterangan
Disiapkan alat dan bahan
16
Lampiran 4
Gambar Proses Pembuatan Produk Jadi
Gambar Keterangan
Disiapkan alat dan bahan
17
Sediaan yang telah tercampur dimasukkan
kedalam botol
18
Lampiran 5
Gambar Produk Jadi (wadah dan kemasan)
PEMBUATAN SEDIAAN
Disusun Oleh :
Reguler A
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih dan
karunianya maka laporan praktikum teknologi bahan alam ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Sholawatserta salam semoga selalu tercurah pada Nabi kita
Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang menjadi teladan bagi kita semua.
Laporan praktikum ini disusun untuk menjadi petunjuk dan tuntunan dalam
pelaksanaan praktikum sekaligus untuk membantu pengadaan sarana pendidikan
terutama dalam praktikum Teknologi Farmasi. Praktikum teknologi farmasi ini
secara garis besar bertujuan untuk melatih calon ahli madya farmasi dalam
mengabdikan ilmu dan keahliannya dimasyarakat untuk melaksanakan peracikan
obat dibidang farmasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
yang berlaku.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
Daftar isi .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3. Tujuan ............................................................................................... 2
1.4. Manfaat .............................................................................................. 2
BAB II Landasan Teori
2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 3
2.2. Sabun .................................................................................................. 3
2.3. Sabun Transparan ............................................................................... 5
2.4. Asam Stearat (C18H36O2).................................................................... 5
2.5. Natrium Hidroksida (NaOH)............................................................. 6
2.6. Gliserin (C3H8O3) ............................................................................... 6
2.7. Etanol (C2H5OH) ................................................................................ 6
2.8. Asam Sitrat (C6H8O7) ......................................................................... 6
2.9. Gula Pasir (C12H22O11) ....................................................................... 6
2.10. PropilenGlikol)................................................................................. 7
BAB III PROSEDUR KERJA
3.1 .Alat ..................................................................................................... 8
3.2. Bahan.................................................................................................. 8
3.3. Cara Kerja .......................................................................................... 8
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan ............................................................................... 10
4.2. .Pembahasan ....................................................................................... 12
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 15
5.2. Saran................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) adalah minyak
yang dihasilkan dari buah kelapa segar. Berbeda dengan minyak kelapa
biasa, dalam pembuatan VCO tidak ada penambahan bahan kimia dan tidak
menggunakan panas yang tinggi. Selain warna dan rasa yang berbeda, VCO
memiliki asam lemak yang tidak terhidrogenasi seperti minyak kelapa
biasa. Saat ini, VCO sudah banyak dikenal oleh masyarakat karena
manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Oleh karena itu, VCO sangat baik
dijadikan sebagai bahan baku dalam industri pembuatan sabuntransparan.
Sabun transparan atau disebut juga sabun gliserin adalah jenis sabun
mandi yang dapat menghasilkan busa lebih lembut di kulit dan
penampakannya berkilau jika dibandingkan dengan jenis sabun yang lain
seperti sabun mandi biasa (opaque). Sabun transparan adalah sabun yang
memiliki tingkat transparansi paling tinggi dan memancarkan cahaya yang
menyebar dalam partikel-partikel kecil, sehingga obyek yang berada di luar
sabun akan terlihat jelas. Obyek dapat terlihat jelas hingga berjarak sampai
panjang 6 cm (Paul,2007).
1
Sabun transparan merupakan salah satu produk industri kimia
yang sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia, namun untuk memenuhi
kebutuhan itu masih dilakukan dengan mengimpor sabun transparan,
diantaranya dari negara Hongkong, Jepang, Taiwan, Singapura, dan
Malaysia (Nurjanah,2011)
1.2 PerumusanMasalah
1.3 Tujuan
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui cara membuat VCO dari
buah kelapa segar dan menjadikannya sebagai bahan pembuatan sabun
transparan dengan menggunakan NaOH sebagai pereaksinya kemudian
mengujinya sesuai syarat mutu sabun mandi.
1.4 Manfaat
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Dasar Teori Minyak Kelapa Murni atau Virgin Coconut Oil(VCO)
VCO terbuat dari daging kelapa segar. VCO adalah minyak dan
lemak makan yang dihasilkan tanpa mengubah minyak, hanya diperoleh
dengan perlakuan mekanis dan pemakaian panas minimal. VCO
diperoleh dari daging buah kelapa yang sudah tua tetapi masih segar
yang diproses tanpa pemanasan, tanpa penambahan bahan kimia apapun,
dan diproses dengan cara sederhana sehingga diperoleh VCO yang
berkualitas tinggi. Keunggulan dari VCO ini adalah jernih, tidak
berwarna, tidak mudah tengik dan tahan hingga dua tahun (Andi,2005).
Komponen utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan
asam lemak tak jenuh sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi
oleh asam laurat yang memiliki rantai C12. VCO mengandung ± 53%
asam laurat dan sekitar 7% asam kapriat. Keduanya merupakan asam
lemak jenuh rantai sedang yang biasa disebut Medium Chain Fatty Acid
(MCFA), VCO mengandung 92% lemak jenuh, 6% lemak mono tidak
jenuhdan 2% lemak poli tidak jenuh (Price, 2004).
Dari tabel 2.1 dapat kita lihat bahwa VCO memiliki kandungan Asam Laurat
yang sangat tinggi. Asam Laurat ini sangat diperlukan dalam proses pembuatan
sabun transparan karena berfungsi untuk menghaluskan dan melembabkan kulit.
Standar mutu minyak untuk bahan baku pembuatan sabun menurut SNI 06 -
3532 199
2.2. Sabun
Sabun adalah pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara
basa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau
lemak hewani (Dewan Standarisasi Nasional, 1994). Sabun mandi
merupakan sabun natrium yang umumnya ditambahkan zat pewangi dan
digunakan untuk membersihkan tubuh manusia dan tidak membahayakan
3
kesehatan. Sabun mandi terdiri atas berbagai bentuk seperti berbentuk
padat (batang), cair, dan gel. Sabun mandi batang terdiri dari cold-made,
opaque, sabun transparan, dan sabun kertas. Sabun mandi cold-made
mempunyai kemampuan berbusa dengan baik di dalam air yang
mengandung garam (air sadah). Sabun opaque adalah jenis sabun mandi
biasa, berbentuk batang dan tidak transparan. Sabun transparan atau
disebut juga sabun gliserin mempunyai penampakan yang lebih menarik
karena transparansinya (Jungerman dkk,1979).
Molekul sabun terdiri dari rantai karbon, hidrogen, dan oksigen
yang disusun dalam bagian kepala dan ekor. Bagian kepala yang
disebut sebagai gugus hidrofilik (rantai karboksil) untuk mengikat air.
Bagian ekor sebagai gugus hidrofobik (rantai hidrokarbon) untuk
mengikat kotoran (Paul,2007).
Kotoran yang menempel pada kulit umumnya berupa lemak.
Debu akan menempel pada kulit karena adanya lemak tersebut.
Kotoran tersebut dapat menghambat fungsi kulit. Air saja tidak dapat
membersihkan kotoran yang menempel pada kulit, diperlukan adanya
suatu bahan yang dapat mengangkat kotoran yang menempel tersebut.
Sabun adalah senyawa yang dibuat sedemikian rupa sehingga
memiliki keistimewaan tertentu, yaitu jika senyawa itu larut dalam air,
akan bersifat surfaktan (surface active agent) yaitu menurunkan
tegangan yang non-polar (larut dalam air). Prinsip tersebut yang
menyebabkan sabun memiliki daya non-polar dari sabun akan
menempel pada kotoran dan kepala polarnya menempel pada air. Hal
ini mengakibatkan tegangan permukaan air akan semakin berkurang,
sehingga air akan jauh lebih mudah untuk menarik kotoran (Marella
dan Sugianto, 2006).
4
2.3. SabunTransparan
Proses pembuatan sabun transparan telah dikenal sejak lama.
Produk sabun transparan tertua yang cukup terkenal adalah pears
transparent soap. Sabun ini telah dijual di wilayah Inggris sejak tahun
1789 dan telah memenangkan25
5
2.5. Natrium Hidroksida(NaOH)
NaOH merupakan salah satu jenis alkali (basa) kuat yang
bersifat korosif serta mudah menghancurkan jaringan organik yang
halus. NaOH berbentuk butiran padat berwarna putih dan memiliki
sifat higroskopis (Wade dan Waller, 1994). Natrium hidroksida sering
disebut dengan kaustik soda atau soda api. NaOH diperoleh melalui
proses hidrolisa dari natrium klorida (NaCl). NaOH dapat berbentuk
batang, gumpalan, dan bubuk yang dengan cepat menyerap
kelembaban permukaan kulit (Kamikaze,2002).
2.6. Gliserin(C3H8O3)
Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau dan memiliki
rasa manis, serta bersifat humektan. Diperoleh dari hasil sampingan
proses pembuatan sabun atau dari asam lemak tumbuhan dan hewan.
Pada pembuatan sabun transparan, gliserin bersama dengan sukrosa
dan alkohol berfungsi dalam pembentukan stuktur transparan (Ghaim
and Volz,2005).
2.7. Etanol(C2H5OH)
Etanol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia
C2H5OH. Etanol digunakan sebagai pelarut pada proses pembuatan
sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan
lemak (Hambali dkk,2005).
2.8. Asam Sitrat(C6H8O7)
Asam sitrat memiliki bentuk berupa kristal putih. Asam sitrat
berfungsi sebagai agen pengelat (Hambali dkk, 2005). Asam sitrat juga
berfungsi sebagai penurun nilai pH (Kirk dkk, 1957).
7
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat
Alat pemanas
Panci stenlis
Timbangan digital
Gelas ukur dan pengaduk
Saringan
termometer air
cetakan sabun
3.2 Bahan
air murni
NaOH
Steroid acid
Gula pasir
Gliserin
Air
Alkohol 96 %
Minyak kelapa
Alkohol sprey
Panaskan VCO dan Asam stearat pada suhu 100-120°c di atas penangas
air (I)
Buat larutan NaOH yang telah dilarutkan dengan air (II)
Tambahkan campuran II kedalam campuran I secara perlahan-lahan
diatas penangas, aduk merata kemudian tutup dan biarkan selama 15menit
8
Tambahkan alkohol tetes demi tetes,aduk,tutup dan lajutkan pemanasan
hingga 5 menit
Aduk menggunakan mixer,lanjutkan pemanasan 5-10 menit hingga
terbentuk massa yang lunak,aduk rata,diamkan 2 menit
Tambahkan larutan sorbitol,aduk rata,biarkan 10-15 menit dan aduk
hingga terbentuk campuran yang trasparan .
Siapkan wadah cetakan,semprot dengan alkohol dan tuangkan sabun
kedalam cetakan. Biarkan selama 24 jam kemudian sabun dilepaskan dari
cetakan dan siap untuk di kemas.
9
BAB IV
Dimasukan 68,4 g
sodium hydroxida dan
tambahkan 68,4 g
Destiller water
Dicampurkan kedua
bahan,kemudian di
aduk hingga tercampur
rata hingga berbentuk
padat dan keras pada
suhu 100⁰c
Kemudian tambahkan
alkohol 280⁰ g 70⁰-96⁰%
,diamkan selama 5 menit
10
Kemudian mixer sampai
bahan tercampur rata.
Dimasukkan 360 g
propylenglikol,kemudi
an mixer kembali
tunggu hingga 2 menit.
Kemudian dimasukkan
sorbitol 400 g aduk
kembali tunggu hingga
10-15 menit kemudian
pisahkan ampasnya
Dimasukkan kedalam
cetakan sabun.
11
4.2 Pembahasan
Pada praktikum Teknologi Bahan Alam kali ini kami telah membuat
dengan wajan pada suhu sedang 100⁰-120⁰ Jaga suhu jangan sampai panas
bahwa kondisi fisik minyak yang dihasilkan berwarna kuning pucat, bau
khas minyak kelapa, dan tidak memiliki rasa. Hal ini sesuai dengan jurnal
Asam lemak bebas adalah asam lemah yang terbentuk akibat proses
asam lemak bebas. Hasil asam lemak bebas yang diperoleh pada
praktikum kali ini yaitu 0,39% yang dimana tidak memenuhi syarat yang
ada pada SNI yaitu maksimal 0,2%. Kandungan asam lemak bebas yang
hal yang dapat menyebabkan asam lemak bebas tidak memenuhi syarat
antara lain volume titrasi yang kurang teliti, dan indikator yang rusak.
12
adanya basa lemah yaitu NaOH. Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah
gliserol
penetralisir asam karena NaOH bersifat basa. Basa yang digunakan adalah
campuran asam stearat, minyak dan NaOH yang telah semi padat supaya
13
homogen. Adapun fenomena fenomena selama percobaan yaitu adanya
setelah ditetesi NaOH warna larutan menjadi kuning dan sedikit mengeras
14
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pembuatan sabun,Pada
basa lemah yaitu NaOH. Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah
mencairkan kembali campuran asam stearat, minyak dan NaOH yang telah
semi padat supaya gliserin dan glukosa dapat tercampur sempurna didalamya.
5.2. Saran
Setelah melakukan pengamatan melalui video pembelajaran praktikum,
kami selaku praktikan mengharapkan agar pembelajaran selanjutnya dapat
lebih baik lagi.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.teachsoap.com/soapmakingmethods.html.
Srivasta, S.B. (1974)Soap, Detergent and Perfume and Industry (Soap and
Detergent Manufacturing Guide) 43rd Publication on Small Scale
Industries. New Delhi: Small Industry Research Institute.
16
LAMPIRAN
1.SKEMA KERJA
17
Diaduk sambil ditambahkan sorbitol aduk rata
18
2. PERHITUNGAN BAHAN
Minyak Kelapa Organik 280g
Asam Stearat 120 g
alkali 68,4 g
Air Penyuling 68,4 g
Sayuran Gliserin USP 68,4 g
Propylene Glycol 360 g
Alkohol Tidak Jenuh 95% 280 g
Larutan Sorbitol 400g 70%
19
3. PROSES PEMBUATAN
20
4. SEDIAAN JADI
5. UJI PH
21
4.Gambar Kemasan
22
PEMBUATAN SEDIAAN
23
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN ALAM
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK INSTAN JAHE
DOSEN:
Maulana Zulkarnain Imansyah, S,Farm., M.Biomed.
DISUSUN OLEH :
SYAMSIDAR 18.039.AF
2021
KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telahmemberikanrahmatsertakarunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasilmenyelesaikanlaporanini yang Alhamdulillah tepat padawaktunya yang
berjudul “Serbuk Instan Jahe”
Laporan praktikum ini disusun untuk menjadi petunjuk dan tuntunan
dalam pelaksanaan praktikum sekaligus untuk membantu pengadaan sarana
pendidikan terutama dalam praktikum Teknologi Farmasi. Praktikum teknologi
farmasi ini secara garis besar bertujuan untuk melatih calon ahli madya farmasi
dalam mengabdikan ilmu dan keahliannya dimasyarak atuntuk melaksanakan
peracikan obat dibidang farmasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh darisempurna, oleh
Karenaitukritikdan saran darisemuapihak yang bersifatmembangunselalu kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, kami sampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita.
Kelompok II.2
2
DAFTAR PUSTAKA
III.1 Alat...............................................................................................................8
III.2 Bahan............................................................................................................8
III.3 Prosedur kerja...............................................................................................8
Lampiran ................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Bumi Indonesia yang subur sangat cocok untuk tanaman jahe.
Namun, pada kenyataannya tidak mudah untuk mendapatkan jahe dengan
kualitan dan kuantitas yang dibutuhkan, baik kebutuhan dalam negeri
maupun ekspor. Belum banyak masyarakat yang berminat untuk bertanam
jahe. Kemungkinana hal itu karena jahe membutuhkan perawatan yang
cukup ketat, pengawasan, waktu panen yang lama dan faktor keamanan.
Hal itu tentu saja karena jahe memiliki harga cukup tinggi.
Jahe merupakan salah satu jenis tanaman rempah-rempah yang ada
di indonesia. Komoditas ini dikenal sejak zaman penjajahan belanda.
Rimpang jahe banyak dicari karena memiliki kelebihan dalam hal
kesehatan, kesegaran, dan campuran untuk membuat masakan.
Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupakan tanaman rempah yang
dimanfaatkan sebagai minuman atau campuran pada bahan pangan. Rasa
jahe yang pedas bila dibuat minuman memberikan sensasi sebagai pelega
dan penyegar tenggorokan.
Rimpang jahe juga berkhasiat sebagai obat selain sebagai penyedap
masakan/minuman. Jahe banyak dimanfaatkan untuk asupan makanan,
industri makanan/minuman atau bahan obat. Oleh karena itu, rimpang jahe
banyak dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa mampu membuat sediaan serbuk instan dengan
memanfaatkan bahan baku alam dari beberapa bagian tanaman seperti
rimpang, buah, daun dan lainnya yang masih segar sesuai dengan
prosedur yang memenuhi standar.
b. Mahasiswa mampu melakukan uji mutu produk jadi yang diproduksi
yang ditetapkan dalam standar mutu produk jadi.
4
c. Mahasiswa memiliki keterampilan membuat kemasan yang menarik
dan bernilai ekonomi.
3. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan bahan yang digunakan untuk
diolah menjadi sediaan jadi
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan produk jadi dengan
prosedur yang memenuhi standar
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit
kepala, obat batuk, masuk angin, untuk mengobati gangguan pada saluran
pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat anti
mual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dariperut) dan sebagai
obat luar untuk mengobati gatal dan digigit serangga, keseleo, bengkak,
sertamemar (Shukla, 2007).
7
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alatdanbahan
1. Blender bahan basah dan kering
2. Oven/alat pengering
3. Panci/wajan teflon
4. Pengaduk kayu
5. Kompor
6. Baskom
7. Kain flanel
8. Ayakan
III.2 Bahan
1. Jahe 500 gram
2. Air 500 ml
3. Cengkeh 5 buah
4. Sereh 7 batang
5. Kayu manis 1 batang
III.3 ProsedurKerja
1. Bersihkan sampel (jahe atau bahan lainnya) yang akan digunakan,
buang kulitnya kemudian iris secara melintang
2. Timbang jahe segar sebanyak 500 gram, kemudian masukkan dalam
blender bahan basah, tambahkan 500 ml air. Peras dengan
menggunakan kain yang bersih.
3. Tampung hasil perasan dalam wadah baskom, kemudian diamkan
selama 1-2 jam
4. Saring dan ambil filtratnya (endapan dipisahkan dan dapat digunakan
untuk kebutuhan lain)
5. Filtrat dimasukkan dalam panci/wajan yang telah disiapkan diatas
kompor, tambahkan bahan tambahan seperti kayu manis, sereh,
cengkeh, nyalakan api
8
6. Masak hingga mengental kemudian angkat dan biarkan dingin. Setelah
dingin saring hingga bahan tambahan yaitu kayu manis, cengkeh dan
sereh.
7. Masukkan filtrat kedalam wajan, didihkan dan tambahkan gula pasir
sebanyak 1 kg sambil diaduk homogen gunakan api sedang
8. Lanjutkan pemanasan sambil diaduk hingga membentuk massa
setengah padat. Matikan api kompor dan teruskan pengadukan hingga
terbentuk massa padat. Matikan api kompor dan teruskan pengadukan
hingga kering dan terbentuk massa serbuk.
9. Ayak serbuk dengan ayakan sesuai dan serbuk siap untuk dikemas.
9
BAB IV
10
Tampung hasil perasan dalam wadah baskom
kemudian diamkan selama 1-2 jaam
11
Masukkan filtrat kedalam wajan dan didihkan
dan tambahkan gula pasir sebanyak 1 kg sambil
diaduk homogen dengan api sedang
IV.2 Pembahasan
Jahe instan merupakan produk pangan yang berbentuk serbuk, terbua
tdari ekstrak jahe yang ditambah gula dan atau rempah-rempah lain. Jahe
memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin adalah minyak dan
dammar yang merupakan campuran minyak atsiri sebaga ipembawa
aroma dan sejenis dammar sebagai pembawa rasa. Jahe instan tidak
berwarna putih tapi agak kekuning-kuningan ini diperkirakan pengaruh
dari warna jahe yang gunakan. Jahe instan ini rasa nya masih terasa pedas,
danuntuk rasa manisnya sudah bisa di katakana cukup karena sudah
ditambahkan gula pasir.
12
Pada proses pembuatan jahe instan menggunakan prinsip kristalisasi yang
didasarkan pada pemanfaatan sifat gula pasir (sukrosa) yang dapat kembali
membentuk kristal setelah dicairkan. Secaraumum, mekanismenya adalah
sebagai berikut : sukrosa dipanaskan akan mencair dan bercampu rdengan
bahan lainnya, ketika air menguap akan terbentuk kembali menjadi butiran-
butiran padat. Sifat sukrosa sangat dipengaruhi oleh pH, jika pH larutan
rendah (asam) maka proses kristalisasi tidak akan terbentuk dan larutan
menjadiliat. Jadi, semua bahan pangan pada dasarnya dapat dijadikan serbuk
instan asalkan larutannya memiliki pH yang tidak asam. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa pH optimum yang dapat menghasilkan
produk yang baiksekitar 6,7 - 6,8. Pembuatan jahe menjadi jahe instan
dibutuhkan ketelitian dan kecepatan dalam mengaduknya sampai menjadi
bubuk kasar lalu diayak. Pengayakan ini di lakukan agar bubuk halus dan
bubuk kasa rterpisah.
13
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari praktikum pembuatan jahe instan dapat disimpulkan bahwa jahe
instan merupakan produk pangan yang berbentuk serbuk, terbuat dari
ekstrak jahe yang ditambah guladana tau rempah-rempah lain. Pada proses
pembuatan jahe instan menggunakan prinsip kristalisasi yang didasarkan
pada pemanfaatan sifat gulap asir (sukrosa) yang dapat kembali
membentuk krista l setelah dicairkan. Jahe memiliki kandungan aktif yaitu
oleoresin. Oleoresin adalah minyak dan damar yang merupakan campuran
minyak atsiri sebagai pembawa aroma dan sejenis dammar sebagai
pembawa rasa.
Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit
kepala, obatbatuk, masukangin, untuk mengobat igangguan pada saluran
pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat
anti-mual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dariperut).
V.2 Saran
Diharapkan praktikan dapat memahami panduan praktikum sebelum
melakukan praktikum. Dalam pembuatan jahe instan dibutuhkan ketelitian
dan kecepatan dalam mengaduknya sampai menjadi bubuk kasar.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ravindran et al., 2005. Ginger The Genus Zingiber, CRC Press, New Momentum.
Semarang :FakultasTeknik 21 Universitas Wahid Hasyim.
15
LAMPIRAN 1
SKEMA KERJA
16
LAMPIRAN 2
KEMASAN
17
18