Anda di halaman 1dari 97

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN ALAM

Disusun Oleh :
Reguler A
Kelompok 2.2
Munawarah Ajemain 18.032.Af
Nisma Cherunnisa 18.033.Af
Nita Haerani 18.034.Af
Nur Jamila 18.035.Af
Putri Rosmadi Alam 18.037.Af
Sri Wahyuni 18.038.Af
Syamsidar 18.039.Af
Tenry Muthia Fikhria 18.040.Af
Yosita Ambo Ramba 18.041.Af
Yunika Haris 18.042.Af
Zakiatul Izza 18.043.Af

AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INI DIBUAT SEBAGAI PERSYARATAN MENGIKUTI

UJIAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN ALAM

REGULER A
KELOMPOK 2.2

Disetujui Oleh :
INSTRUKTUR TANDA TANGAN

1. Apt. Nurul Hidayah Base, S.Si., M.Si. .......................

2. Maulana Zulkarnain Imansyah, S.Farm., M.Biomed. .......................

Mengetahui
Kordinator Instruktur

Apt. Nurul Hidayah Base, S.Si., M.Si.


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih dan
karunianya maka laporan praktikum Teknologi Bahan Alam ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah pada Nabi kita
Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang menjadi teladan bagi kita semua.

Laporan praktikum ini disusun untuk menjadi petunjuk dan tuntunan


dalam pelaksanaan praktikum sekaligus untuk membantu pengadaan sarana
pendidikan terutama dalam praktikum Teknologi Bahan Alam. Praktikum
Teknologi Bahan Alamini secara garis besar bertujuan untuk melatih calon ahli
madya farmasi dalam mengabdikan ilmu dan keahliannya dimasyarakat untuk
melaksanakan peracikan obat dibidang farmasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.

Praktikan menyadari sepenuhnya bahwa laporan praktikum ini masih jauh


dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang konstruktif sangat dibutuhkan demi
perbaikan laporan praktikum ini. Semoga bermanfaaat.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Februari 2021


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

MATERI PRAKTIKUM

1. PEMBUATAN SEDIAAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

2. PEMBUATAN SEDIAAN FORMULA AROMATHERAPY

3. PEMBUATAN SEDIAAN FORMULA SABUN TRANSPARAN

4. PEMBUATAN SEDIAAN FORMULA SERBUK INSTAN


PEMBUATAN SEDIAAN

VIRGIN COCONUT OIL (VCO)


LAPORAN TEKNOLOGI BAHAN ALAM

PEMBUATAN SEDIAAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

DOSEN:

Maulana Zulkarnain Imansyah, S,Farm., M.Biomed.

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK II.2 REGULER A

YUNIKA HARIS 18.042.AF

NUR JAMILA 18.035.AF

TENRY MUTHIA FIKHRIA 18.040.AF

MUNAWARAH AJEMAIN 18.032.AF

NISMA CHAERUNNISA 18.033.AF

NITA HAERANI 18.034.AF

PUTRI ROSMADI ALAM 18.037.AF

SRI WAHYUNI 18.038.AF

SYAMSIDAR 18.039.AF

YOSITA AMBO RAMBA 18.041.AF


ZAKIATUL IZZA 18.043.AF

AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASAR

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan laporan ini yang Alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “Virgin Coconut Oil (VCO)”

Laporan praktikum ini disusun untuk menjadi petunjuk dan tuntunan


dalam pelaksanaan praktikum sekaligus untuk membantu pengadaan sarana
pendidikan terutama dalam praktikum Teknologi Farmasi. Praktikum
teknologi farmasi ini secara garis besar bertujuan untuk melatih calon ahli
madya farmasi dalam mengabdikan ilmu dan keahliannya dimasyarakat untuk
melaksanakan peracikan obat dibidang farmasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
Karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.

Makassar, 20 januari 2021

i Kelompok II.2
DAFTAR ISI

DaftarIsi ..................................................................................................................... ii

BABIPendahuluan ..................................................................................................... 1

I.1 LatarBelakang ...................................................................................................... 1

I.2 MaksudPraktikum ................................................................................................ 3

I.3 TujuanPraktikum .................................................................................................. 3

BAB IITinjauanPustaka............................................................................................. 4

II.1 UraianTanaman................................................................................................... 4

II.2 MorfologiTanaman ............................................................................................. 5

II.3 KlasifikasiTanaman ............................................................................................ 7

II.4 UraianZatAktif .................................................................................................... 7

II.5 StandarisasiBahanBaku ...................................................................................... 8

BAB IIIProsedureKerja..................................................................................................... 11

III.1 Alat ............................................................................................................................. 11

III.2 Bahan ................................................................................................................. 11

III.3 CaraKerja ................................................................................................................... 11

BAB IV HasildanPembahasan .................................................................................. 13

IV.1 HasilPengamatan ............................................................................................... 13

IV.2 Pembahasan ....................................................................................................... 16

BABVPenutup ........................................................................................................... 17

V.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 17


ii
V.2 Saran ................................................................................................................... 17
DaftarPustaka ............................................................................................................ 18

Lampiran 1. SkemaKerja ........................................................................................... 19

Lampiran 2. PerhitunganBahan ................................................................................. 21

Lampiran 3. Proses Pembuatan VCO ........................................................................ 22

ii
i
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latarbelakang

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak pulau dan


merupakan negara produsen kelapa utama di dunia. Hampir di semua provinsi
di Indonesia dijumpai tanaman kelapa yang pengusahaannya berupa
perkebunan rakyat. Hal ini merupakan peluang untuk pengembangan kelapa
menjadi aneka produk yangbermanfaat.
Pohon kelapa sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia karena
hampir semua bagian kelapa dapat dimanfaatkan. Buah kelapa yang terdiri
atas sabut, tempurung, daging buah dan air kelapa tidak ada yang terbuang
dan dapat dibuat untuk menghasilkan produk industri, antara lain sabut kelapa
dapat dibuat keset, sapu, dan matras. Tempurung dapat dimanfaatkan untuk
membuat karbon aktif dan kerajinan tangan. Dari batang kelapa dapat
dihasilkan bahan¬bahan bangunan baik untuk kerangka maupun untuk
dinding serta atap. Daun kelapa dapat diambil lidinya yang dapat dipakai
sebagai sapu, serta barang¬baranganyaman.
Minyak kelapa murni atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil
(VCO) merupakan merupakan modifikasi proses pembuatan minyak kelapa
sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas
yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan
yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan. Pembuatan minyak kelapa murni
ini memiliki banyak keunggulan yaitu tidak membutuhkan biaya yang mahal
karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah, pengolahan
yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta penggunaan energi yang
minimal karena tidak menggunakan bahan bakar sehingga kandungan kimia
dan nutrisinya tetap terjaga terutama asam lemak dalam minyak.
1
Jikadibandingkan dengan minyak kelapa biasa atau sering disebut
dengan minyak goreng (minyak kelapa kopra) minyak kelapa murni
mempunyai kualitas yang lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna
kuning kecoklatan, berbau tidak harum dan mudah tengik sehingga daya
simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi ekonomi
minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi
dibandingminyak
kelapa kopra sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan
(anonim, 2009).VCO sangat kaya dengan kandungan asam laurat (laurat acid)
berkisar 50¬70 %. Di dalam tubuh manusia asam laurat akan diubah menjadi
monolaurin yang bersifat antivirus, antibakteri dan antiprotozoa serta
asam¬asam lain seperti asam kaprilat, yang didalam tubuh manusia diubah
menjadi monocaprin yang bermanfaat untuk penyakit yang disebabkan oleh
virus HSV¬2 dan HIV¬1 dan bakteri neisseriagonnorhoeae.
Virgin Coconut Oil juga tidak membebani kerja pankreas serta dalam
energi bagi penderita diabetes dan mengatasi masalah kegemukan/obesitas.
Oleh karena pemanfaatannya yang cukup luas, maka dengan pembuatan
minyak kelapa murni ini dapat menjadi salah satu obat alternatif, selain itu
juga dapat meningkatkan nilai ekonomi (anonim, 2009).

2
I.2 Maksudpraktikum

Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan VCO
dari buah kelapa.

I.3 Tujuanpraktikum

1. Mahasiswa mampu memilih bahan baku segar yang baik untuk


penyiapan bahanbaku.
2. Mahsiswa mampu mengolah bahan baku yang memenuhi syarat mutu
yang ditetapkan berdasarkan literature atau buku resmi yang ditetapkan.
3. Mahasiswa mampu menghasilkan bahan baku produk jadi yang
bermutubaik.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 UraianTanaman

Kelapa adalah suatu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau


Arecaceace. Tumbuhan ini memiliki manfaat yang banyak, hampir semua
bagiannya dapat dimanfaatkan oleh manusia sehingga daianggap sebagai
tumbuhan serba guna. Kelapa secara alami tumbuh didaerah pantai sampai
pegunungan mencapai ketiggian 30 m (Palungkun, 1992).

Gambar 1: Buah Kelapa

Buah merupakan bagian utama dari tanaman kelapa yang


dimanfaatkan sebagai bahan industri. Beberapa komponen dari buah kelapa
adalah sebagai berikut sabut, tempurung, daging buah dan air kelapa.
Komponen buah kelapa tersebut memiliki manfaat yang penting dan bernilai.
Sabut kelapa (Mesocarpium) merupakan bagian terluar dari buah kelapa
yang membungkus tempurung kelapa dengan ketebalan sabut kelapa
bervariasi berkisar antara 4-6 cm. Sabut kelapa memiliki serat-serat halus
yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat karpet, karung, sikat dan keset.
Daging buah adalah komponen utama dari kelapa yang dapat diolah menjadi
berbagai macam produk bernilai ekonomi yang tinggi seperti minyak goreng,
VCO, santan, selai, es kelapa muda (Allorerung et al.,2006).

4
II.2 Morfologitanaman

Kelapa adalah salah satu jenis tanaman yang termasuk ke dalam suku
pinang-pinangan (Arecaceae). Semua bagian pohon kelapa dapat
dimanfaatkan, mulai dari bunga, batang, pelepah, daun, buah, bahkan akarnya
pun dapat dimanfaatkan (Mahmud dan Ferry, 2005).
a. Akar
Tanaman kelapa yang baru bertunas mempunyai akar tunggang.
Namun perkembangan akar tersebut makin lama akan dilampaui oleh
akar-akar yang lain, sehingga fungsi dan bentuknya sama seperti akar
serabut biasa. Hasil penelitian Chuakul, (2005) akar tanaman kelapa
dapat digunakan untuk antipiretik. Ogbole et al. (2010) menyatakan juga
bahwa akar tanaman kelapa di Nigeria dapat dimanfaatkan sebagai bahan
obat untuk antipembengkakan.
b. Batang
Batang pohon kelapa merupakan batang tunggal, tetapi terkadang
dapat bercabang. Pada umumnya, batang kelapa mengarah lurus ke atas
dan tidak bercabang, kecuali pada tanaman di pinggir sungai, tebing dan
lain-lain, pertumbuhan tanaman akan melengkung menyesuaikan arah
sinar matahari. Berdasarkan karakter batang kelapa dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu kelapa Dalam (Tall) dan kelapa Genjah
(Dwarf). Kelapa Dalam (Tall) memiliki ciri pada pangkal batangnya
membesar (disebut bole), umumnya memiliki batang yang tingginya
sekitar 15-30 meter sedangkan kelapa Genjah memiliki ciri pangkal
batangnya tidak membesar atau tidak ada bole umumnya memiliki
batang yang tinggi sekitar 5-10 meter, dari hasil silang kedua tipe
tersebut disebut kelapa Hibrida yang memiliki ciri mirip dengan kelapa
Genjah. Batang pohon kelapa banyak dimanfaatkan sebagai bahan
konstruksi bangunan, bahan mebel dan jembatan (Foale and Harries,
2014).

5
c. Daun
Pertumbuhan dan pembentukan mahkota daun, dimulai sejak biji
berkecambah dan pada tingkat pertama membentuk 4 – 6 helai daun.
Daun tersusun saling membalut satu samalain, merupakan selubung dan
memudahkan susunan lembaga serta akar menembus sabut pada waktu
tumbuh (Steenis et al., 62005). Daun kelapa tersusun majemuk, menyirip,
berwarna kekuningan jika masih muda dan berwarna hijau tua jika sudah
tua. Manfaat daun kelapa sangat banyak sebagai bahan kerajinan tangan
seperti hiasan, atap rumah, sapu, keranjang (Foale and Harries,2010).
d. Bunga
Pohon kelapa mulai berbunga kira-kira setelah 3 – 4 tahun, pada
kelapa genjah, dan 4 – 8 tahun pada kelapa dalam, sedang kelapa Hibrida
mulai berbunga sesudah umur 4 tahun. Karangan bunga mulai tumbuh
dari ketiak daun yang bagian luarnya diselubungi oleh seludang yang
disebut spatha. Spatha merupakan kulit tebal dan menjadi pelindung
calon bunga, panjangnya 80 – 90 cm (Steenis et al., 2005).
e. Buah
Bunga betina yang telah dibuahi mulai tumbuh menjadi buah, kira-kira 3
–4 minggu setelah manggar terbuka. Tidak semua buah yang terbentuk
akan menjadi buah yang bisa dipetik, tetapi diperkirakan 1/2 - 2/3 buah
muda berguguran, karena pohon tidak sanggup membesarkannya. Buah
yang masih kecil dan muda sering disebut bluluk atau bungsil (bahasa
Bali) (Perera et al.,1996).

6
II.3 Klasifikasi tanaman (Foale and Haries,2010)
Regnum :Plantae
Divisi :Spermatophyta
SubDivisi :Angiospermae
Kelas :Monocotyledoneae
Ordo : Palmales(Arecales)
Family : Palmae(Arecaceae)
Genus :Cocos
Spesies : Cocos nuciferaL.

II.4 Uraian Zat Aktif(VCO)


VCO adalah minyak dan lemak makan yang dihasilkan tanpa
mengubah minyak, hanya diperoleh dengan perlakuan mekanis dan
pemakaian panas minimal VCO diperoleh dari daging buah kelapa yang
sudah tua tetapi masih segar yang diproses tanpa pemanasan, tanpa
penambahan bahan kimia apapun, dan diproses dengan cara sederhana
sehingga diperoleh VCO yang berkualitas tinggi. Keunggulan dari VCO ini
adalah jernih, tidak berwarna, tidak mudah tengik dan tahan hingga dua tahun
(Andi, 2005).

Manfaat VCO untuk kesehatan manusia antara lain mengurangi atau


menurunkan resiko kanker dan penyakit degenerative, mencegah infeksi
virus, dan membantu mengontrol diabetes. Dalam bidang kosmetik, VCO
biasa digunakan dala krim perawatan wajah (Surtiningsih, 2006).
Sifat-sifat kimia dan fisika dari VCO (Darmoyuwono, 2006)
Pemerian : Cairan minyak tidak berwarna
Aroma : Ada sedikit berbau asam ditambahcaramel

Kelarutan : Tdak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol (1:1)
Berat jenis : 0,883 g/ml pada suhu 20°C
Titikcair :20-25°C
Titikdidih :225°C

7
Fungsi : Sebagai zat aktif
Tekanan uap : 1 mmHg pada suhu 121°C
Penguapan : Tidak menguap pada suhu 21°C(0%)
pH : Tidak terukur karena tidak larut dalam air.
Namun karena termasuk dalam senyawa
asam maka dipastikan memiliki pH kurang dari 7.

II.5 Standarisasi bahan baku (SNI7381:2008)


1. Organoleptik
Buka kemasan minyak kelapa virgin kemudian pindahkan contoh ke
wadah uji organoleptik.
a. Bau
- Prinsip: Melakukan analisis terhadap contoh uji secara organoleptik
dengan menggunakan indera penciuman (hidung).
- Cara kerja:
 Contoh dikocok lalu tutup wadah dibuka
 Cium contoh uji pada jarak kira-kira 5 cm dari hidung dan
kemudian kebaskan ke arah hidung untuk mengetahui baunya
 Analisis dilakukan oleh minimal 3 orang panelis atau 1 orang
tenagaahli.
- Cara menyatakanhasil
 Jika tercium bau khas minyak kelapa segar dan tidak tengik
maka hasil dinyatakan“normal”
 Jika tercium bau asing maka hasildinyatakan
b. Rasa
- Prinsip : Melakukan analisis terhadap contoh uji
organoleptik dengan menggunakan indera perasa(lidah)
- Cara kerja:
 Tuangkan contoh dalam sendok teh bersih dan rasakan
dengan lidah
 Lakukan pengerjaan minimal 3 orang panelis atau 1 orang
tenaga ahli

8
- Cara menyatakanhasil
 Hasil dinyatakan “normal” jika rasa khas minyak kelapa
 Jika terasa rasa asing maka hasil dinyatakan “tidak normal”

c. Warna
- Prinsip: Melakukan analisis terhadap contoh uji secara
organoleptik dengan menggunakan indera penglihatan (mata)
- Cara kerja:
 Pindahkan contoh ke dalam tabung reaksi lalu amati
denganmata
 Lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis atau 1
orang tenagaahli
- Cara menyatakanhasil
 Jika tidak terlihat warna lain atau kuning pucat maka hasil
dinyatakan“normal”
 Jika terlihat warna lain maka hasil dinyatakan “tidak
normal”.

9
2. Asam lemakbebas
- Prinsip: pelarutan contoh lemak/minyak dalam pelarut organik
tertentu (alkohol 96% netral) dilanjutkan dengan penitaranbasa
(NaOH atauKOH)
- Cara kerja
a) Timbang dengan seksama 30 gr contoh ke dalam erlenmeyer
250ml
b) Tambahkan 50 ml etanol 95%netral
c) Tambahkan 3 tetes-5 tetes indikator PP dan titar dengan
larutan standar NaOH 0,1 N hingga warna merah muda tetap
(tidak berubah selama 15 detik)
d) Lakukan penetapanduplo
e) Hitungan bilangan asam/kadar asam lemak bebas/derajat
asam dalamcontoh
f) Perhitungan
Asam lemak bebas (dihitung sebagai asa laurat),
dinyatakan sebagai pesen asam lemak, dihitung sampai dua
desimal dengan menggunakan rumus:

Asam Lemak Bebas (Sebagai Asam Laurent) = × 100 %

Dengan :
V adalah volume NaOH yang diperlukan dalam penitaran(ml)
T adalah normalitas NaOH

m adalah berat sampel (g)

A adalah berat molekul asam laurant

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 HASILPENGAMATAN

HASIL PRAKTIKUM

Perhitungan Rendamen Berat kelapa : 2500 g

Berat Minyak : 269g

Rendemen (%) = × 100 %

= × 100 %

= 10,76 %

A. UJI MUTUVCO
1. Uji Organoleptik

Panelis
Pengujian 1 2 3 Kesimpulan
Warna Jernih Jernih Jernih Normal
Bau Khas minyak Khas minyak Khas minyak Normal
Kelapa kelapa Kelapa
Rasa Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa Normal
Kesimpulan : memenuhi syarat SNI

11
2. Uji asam lemak bebas

Sebanyak 10,230 gr sampel dimasukkan kedalam erlenmeyer


250 ml, selanjutnya dilarutkan dalam pelarut etanol 95% panas sebanyak
50 ml, lalu ditambahkan indikator PP sebanyak 5 tetes. Selanjutnya
diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 30 detik lalu dititrasi dengan
larutan NAOH 0,1 N. Titrasi dihentikan jika warna larutan berubah
menjadi merah muda yang bertahan tidak kurang dari 10 detik. Kadar
asam lemak dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:

Asam Lemak Bebas (Sebagai Asam Laurent) = × 100 %

= × 100 %

= × 100 %

= 0,19 %

Berat minyak Vol. etanol Vol. titrasi NaOH % kadar


Netral
10,230 g 50 ml 1 ml 0,19 %

Kesimpulan : memenuhi syarat

12
IV.1 Pembahasan

VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak kelapa murni yang dibuat
dengan bahan baku santan. VCO yang dibuat menggunakan cara fermentasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk menghasilkan VCO dengan hasil
yang baik. Antara lain yaitu faktor kelapa, kelapa yang digunakan akan
mempengaruhi hasil dan kejernihan VCO. Kelapa yang terlalu muda akan
menghasilkan minyak dengan warna yang kurang jernih. Faktor pengendapan
dan pengambilan krim santan, pengambilan krim santan yang masih
bercampur dengan air akan menghasilkan minyak yang juga masih
mengandung air.
Pemisahan krim santan yang telah dilakukan pada proses pembuatan
VCO secara fermentasi memperlihatkan hasil yang sesuai harapan, dimana
terbentuk 3 lapisan yaitu lapisan atas berupa blondo (warna putih), lapisan
tengah berupa minyak murni (VCO), dan lapisan bawah berupa air.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa uji mutu VCO sudah memenuhi
syarat berdasarkan uji organoleptic dan uji asam lemak bebas berdasarkan
Standar Nasional Indonesia 7381:2008 dan APCC 2003. Dimana warna, bau
dan rasanya jernih , khas kelapa segar tidak tengik dan khas minyak kelapa.
Sedangkan nilai asam lemak bebas diperoleh 0,19 % (dihitung sebagai asam
laurat SNI) dengan standar ≤ 5 (menurut APCC2003).

13
BAB V

PENUTUP

V.I Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:


1. Rendamen dari VCO adalah 10,76%
2. Uji mutu VCO yang meliputi organoleptic dan uji asam lemak bebas sesuai
dengan yang di persyaratkan menurut SNI dan standar internasionalAPCC.

V.2 Saran

Sebaiknya alat-alat dilaboratorium lebih dilengkapi lagi agar praktikum


dapat berjalan dengan lancar dan semua jenis pengujian bisa dilaksanakan
demi terciptanya suatu produk yang siap untuk dipasarkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2003. Dinas Perkebunan Sulawesi Utara. Manado.

Allorerung, D., E. Mahmud dan B. Prastowo. 2006. Peluang Kelapa untuk


Pengembangan Produk Kesehatan dan Biodiesel. Prosiding Konperensi
Nasional Kelapa VI. Puslitbang Perkebunan. Badan Litbang Pertanian. hlm.
12-31.

Foale M and H Harries. 2010. Farm and Forestry Production and Marketing
Profile for Coconut (Cocos nucifera L.). Avalaible: http://agroforestry.net
/seps. Opened: Januari, 2012.

Ketaren, S., 1986, Pengantar Tekonologi Minyak dan Lemak Pangan, Penerbit

Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta


Palungkun, Rony. 1992. Aneka Produk Tanaman Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta.

118 Hal.

Standar Nasional Indonesia, SNI 01-3751-2000, ICS 67.060, Badan Standardisasi


Nasional

15
Lampiran 1. Skema Kerja

Disiapan alat dan bahan

Disiapkan kelapa sebanyak 5 biji, pilih


kelapa yang memenuhi kriteria yaitu
kelapa tua tidak, tidak memiliki tunas,
bersih dan segar. Hindari menggunakan
kelapa yang busuk.

Di pisahkan kulit kelapa dari


tempurungnya dan pisahnkan bagian isi
kelapa yang berwarna putih, kemudian

Diparut isi kelapa ynag telah bersih,


boleh diparut secara manual atau
menggunakan mesin

Dimasukkan santan dalam galon


modif(corong pisah ) dan diamkan
selama 3 jam hingga terbentuk 2 lapisan,
yaitu lapisan atas kanil/krim dan lapisan
bawah berupa air

Dipisahkan/dibuang lapisan air yang ada


pada lapisan bagian bawah sehingga
tersisa lapisan minyak pada bagian atas

16
Didiamkan selama 24 jam kemudian
pisahkan blondo dan lapian minyak

Lapisan minyak diambil dan disaring di


tampung dalam wadah yang bersih dan
tertutup rapat

17
Lampiran 2. Perhitungan Bahan

1. Kelapa : 5buah
2. Air : 3 liter

Perbandingan kelapa dan air = 2,5 : 1,5

Jadi kelapa 2,5 buah + 2,5 buah = 5 buah

Air hangat 1,5 liter + 1,5 liter = 3liter

18
Lampiran 3.Proses Pembuatan VCO

19
Lampiran 4. Kemasan VCO

20
PEMBUATAN SEDIAAN

FORMULA AROMATHERAPY
Laporan PraktikumTeknologi Bahan Alam

Pembuatan Sediaan II “Formula Aromaterapi”

Disusun Oleh :
Reguler A

Zakiatul Izza 18.043.Af


Nisma Cherunnisa 18.033.Af
Nita Haerani 18.034.Af
Munawarah Ajemain 18.032.Af
Nur Jamila 18.035.Af
Putri Rosmadi Alam 18.037.Af
Sri Wahyuni 18.038.Af
Syamsidar 18.039.Af
Tenry Muthia Fikhria 18.040.Af
Yosita Ambo Ramba 18.041.Af
Yunika Haris 18.042.Af

Instruktur : Maulana Zulkarnain. Imansyah, S.Farm., M.Biomed.

Akademi Farmasi Yamasi

Makassar

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih dan
karunianya maka laporan praktikum teknologi bahan alam ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Sholawatserta salam semoga selalu tercurah pada Nabi kita
Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang menjadi teladan bagi kita semua.

Laporan praktikum ini disusun untuk menjadi petunjuk dan tuntunan dalam
pelaksanaan praktikum sekaligus untuk membantu pengadaan sarana pendidikan
terutama dalam praktikum Teknologi Farmasi. Praktikum teknologi farmasi ini
secara garis besar bertujuan untuk melatih calon ahli madya farmasi dalam
mengabdikan ilmu dan keahliannya dimasyarakat untuk melaksanakan peracikan
obat dibidang farmasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
yang berlaku.

Praktikan menyadari sepenuhnya bahwa laporan praktikum ini masih jauh


dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang konstruktif sangat dibutuhkan demi
perbaikan laporan praktikum ini. Semoga bermanfaaat.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Januari 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

Daftar isi .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Tujuan Praktikum ...................................................................................... 2

BAB II Tinjauan Pustaka ................................................................................... 3

A. Landasan Teori ......................................................................................... 3

BAB III PROSEDUR KERJA ........................................................................... 8

A. Alat & Bahan............................................................................................. 8


B. Cara Kerja ................................................................................................. 8

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN .................................................................. 10

A. Hasil Pengamatan ...................................................................................... 10


B. Pembahasan ............................................................................................... 11

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 12

C. KESIMPULAN ......................................................................................... 12
D. SARAN ..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aromaterapi merupakan metode pengobatan melalui media bau-bauan
yang berasal dari tanaman tertentu. Aromaterapi sering digabungkan dengan
praktik pengobatan alternatif dan kepercayaan kebatinan yang sudah ada
sejak ribuan tahun yang lalu. Awalnya hanya terdapat dalam bentuk cairan
esensial. Seiring perkembangan zaman, ada berbagai bentuk aromaterapi,
mulai dari bentuk esensial, dupa, lilin, garam, minyak pijit dan sabun. Sesuai
bentuk-bentuknya, aromaterapi dapat digunakan sebagai pewangi ruangan,
aroma minyak saat pijat, berendam, bahan untuk aroma badan setelah mandi.
Ada beberapa jenis wewangian aromaterapi yang ada, yaitu basil,
lavender, jasmine, sandalwood, peppermint, ginger, lemon, orange, geranium
dan masih banyak lagi. Dan setiap wangi-wangian tersebut, memiliki
kelebihan positif yang bermacam-macam, misalnya aroma lavender dipercaya
dapat engurangi rasa stress dan mengurangi insomnia. Sedangkan aroma
sandalwood dapat mengurangi stress saat menstruasi dan sebagai penunjang
untuk konsentrasi. Aroma jasmine dapat meningkatkan gairah seksual,
kesuburan wanita dan anti depresi.
Dengan aroma terapi yang dapat berperan merelaksasikan pikiran dan
mengurangi rasa stress, hal tersebut tentunya berhubungan dengan keadaan
emosi yang lebih teratur dan mengurangi rasa stress, hal tersebut tentunya
berhubungan dengan keadaan yang lebih teratur. Keadaan emosi manusia
diatur oleh otak di dalam system limbik.

1
B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan aroma terapi dengan memanfaatkan
bahan baku dari alam sesuai dengan prosedur yang memenuhi standar.
2. Mahasiswa mampu melakukan uji mutu produk jadi yang diproduksi
yang ditetapkan dalam standar mutu produk jadi.
3. Mahasiswa memiliki keterampilan membuat kemasan yang menarik dan
bernilaiekonomi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Aromaterapi

Aromaterapi merupakan sediaan menggunakan essential oil atau


sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga
kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan
jiwa dan raga. Kata “aroma” berarti bau wangi atau keharuman dari
tumbuhan. Kadang aroma ini bisa ditemukan di halaman rumah kita
sendiri seperti aroma bunga melati atau mawar (Hutasoit, 2002).

Aromaterapi adalah bahan berbau yang dihasilkan oleh bahan alam.


Kebanyakan bahan alam yang dihasilkan senyawa yang beraroma adalah
tanaman. Karena bahan yang mengandung aroma (herbs) maaka
aromaterapi digolongkan dalam terapi herbal, yaitu terapi yang
menggunakan tanaman atau bahan tanaman sebagai sarana pengobatan.
Aromaterapi digolongkan dalam terapi komplementer, yaitu terapi yang
dilakukan untuk terapi konvensional (Koensomardiyah, 2009).

2. Sejarah Aromaterapi

Penggunaan metoda aromaterapi ini sebenarnya telah berlangsung


cukup lama. Sejak 5000 tahun yang lalu, bangsa Mesir telah
menggunakan getah dan minyak dari tumbuhan yang ada di sekitar
Negeri itu untuk perawatan tubuh, dupa pengharum ruangan maupun
obat berbagai penyakit. Bahan-bahan yang berasal dari getah tanaman
telah digunakan pula untuk membalsam murni orang yang telah

3
meninggal hingga dapat bertahan lama. Penggunaan bahan aromatis dari
getah dan minyak tumbuhan tersebut merupakan cikal-bakal dalam
sejarah aromaterapi.

Sementara orang-orang di Cina telah menggunakan rempah-rempah


dan wewangian untuk meningkatkan kaulitas rempah-rempah dan
wewangian untuk meningkatkan kualitas kehidupannya, terutama yang
berkaitan dengan perawatan tubuh dan penyembuhan beragam penyakit.
Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa penggunaan aromaterapi
dipopulerkan pertama kali oleh Kaisar Shen Nung. Hal ini dapat
dibuktikan dengan munculnya buku-buku kuno yang memuat tentang
berbagai jenis tanaman untuk resep ramuan tradisional dalam bentuk
tablet germasuk penyembuhan penyakit dengan cara aromaterapi ini.

Di India, seorang ahli pengobatan terkenal bernama Ayurdeva, juga


telah mencoba dengan menggunakan berbagai macam minyak esensial
dalam praktik pengobatannya. Hal ini diakui pula oleh Hippocrates,
tokoh kedokteran dari Yunani yang menyatakan bahwa mandi dan
melakukan pemijatan dengan menggunakan bahan wewangian (minyak
esensial) bisa menjadikan tubuh selalu segar dan tetap sehat. Pendapat
senada dikemukakan pula oleh Theopharastus, bahwa kandungan zat
aromatis yang terdapat pada tanaman ternyata memiliki respons yang
baik terhadap kondisi pikiran, persaan, dan Kesehatan tubuh.

Pada perkembangan selanjutnya, aromaterapi mulai meyebar ke


negara-negara di Kawasan Eropa. Kemudian pengetahuan ini
diperkenalkan pula kepada penduduk di suku India (suku Aztec). Mereka
sangat menyukai cara-cara pembuatan minyak esensial sebagai bahan

4
aromaterapi dan menggunakannya untuk keperluan perawatan tubuh serta
untuk penyembuhan penyakit.

Aromaterapi sendiri dipopulerkan di Indonesia oleh beberapa ahli


penata kecantikan Indonesia setelah mereka menimba pengalaman di
Eropa, sebagai oleh-oleh dari acara Post XXXV Cideso World Congress
Aroma Therapy Course pada tahun 1981 di Wina, Austria. Hal itu
mengingat pada waktu sebelum memang amat jarang atau bahkan kurang
begitu dikenal istilah aromaterapi(Jaelani, 2009).

3. Bentuk-bentuk Aromaterapi
a. Minyak Essensial Aromaterapi, berbentuk cairan atau minyal.
Penggunaannya bermacam-macam, pada umumnya digunakan dengan
cara dipanaskan pada tungku. Namun bisa juga jika dioleskan pada
kain atau pada saluran udara.
b. Dupa Aromaterapi, bentuknya padat dan berasap jika dibakar,
biasanya digunakan untuk ruangan berukuran besar atau pada ruangan
terbuka. Jenis dupa aromaterapi ini, terdiri dari tiga jenis yaitu dupa
aromaterpi Panjang, dupa aromaterapi pendek dan dupa aromoterapi
berbentuk kerucut.
c. Lilin Aromaterapi, ada dua jenis lilin aromaterapi yang digunakan,
yaitu lilin yang digunakan untuk pemanas tungku dan lilin
aromaterapi lilin yang digunakan untuk memanaskan tungku
aromaterapi tidak memiliki wangi aroma karna hanya berfungsi untuk
memanaskan tungku yang berisi esensial oil. Sedangkan aromaterapi
mengeluarkan wangi aromaterapi jika dibakar.
d. Minyak Pijat Aromaterapi, bentuk ini memiliki wangi yang sama
dengan bentuk aromaterapi yang lain, hanya saja cara penggunaannya

5
yang berbeda, karena ini digunakan untuk minyak pijat.
e. Garam Aromaterapi, berfungsi dapat mengeluarkan toksin atau
racun yang ada dalam tubuh. Bisanya digunakan dengan cara
merendam bagian tubuh tertentu seperti kaki, untuk mengurangi rasa
Lelah.
f. Sabun Aromaterapi, bentuknya berupa sabun padat dengan berbagai
wangi aromaterapi, namun tidak hanya sekedar wangi saja. Tapi juga
memiliki berbagai kandungan atau ekstrak dari tumbuh-tumbuhan
yang dibenamkan dalam sabun ini, sehingga sabun ini juga baik untuk
Kesehatan tubuh, seperti menghauskan kulit dan menjauhkan dari
serangga.
4. Jenis-jenis Aromaterapi
Terdapat beberapa jenis tanaman, bunga dan buah yang biasa
digunakan sebagai bahan aromaterapi, yaitu :
a. Peppermint
b. Lemon (Citrus lemon)
c. Lavender
d. Tea tree
e. Orange
f. Lime
g. Mawar (Rosa centifolia)
5. Cara Penggunaan Aromaterapi
a. Dihirup, cara penggunaan ini sangat cepat, sederhana, dan efektif
untuk mendapatkan manfaat aromaterapi. Menggunakan aromaterapi
dengan cara dihirup setiap hari dipercaya bisa meningkatkan kualitas
indra penciuman juga Kesehatan tubuh. Cara penggunaannya yaitu,
campurkan sekitar 4 tetes minyak esensial kedalam 1 atau 2 liter air

6
panas. Lalu tutup kepala dengan handuk untuk menghirup uap minyak
selama beberapa menit. Selain itu juga dapat digunakan cara dengan
meneteskan minyak esensial di saputangan atau sarung bantal 1 atau 2
tetes. Adapun minyak-minyak esensial yang digunakan dalam car aini
yaitu chamomile, kayu putih, kemeyan, dan papermint.
b. Diminum, cara yang lebih mudah untuk menggunakannya adalah
dengan mengonsumsi aneka teh dalam kemasan yang sudah
mengandung minyak esensial. Penggunaan ini biasanya membantu
dalam program diet dan masalah pencernaan.
c. Diseduh, adalah cara mendapatkan manfaat minyak esensial dengan
cara merebus bagian tumbuhan dengan air. Bagian tumbuhan yang
bisa digunakan dengan car aini adalah daun, bunga atau batang.
Caranya, rebus air dengan selama 6 atau 10 menit atau hingga tersisa
1/3 atau ½ air rebusan dari jumlah semula. Kemudian, diamkan
selama 6-10 jam supaya seluruh zat yang berguna dalam tumbuhan
itu benar-benar terlarut.
d. Dekoksi, car aini hamper sama dengan cara diseduh tadi, hanya waktu
yang digunakan untuk merebus lebih lama.setelah perebusan selesai ,
diamkan larutan selama 15 menit sebelum dikonsumsi. Bagian
tanaman yang digunakan untuk car aini yaitu bagian tumbuhan yang
keras seperti batang tua, akar, atau biji tumbuhan.
e. Kompres, cara ini bisa digunakan untuk kompres yang sedang
demam, sait kepala, dan terkilir. Khusus untuk mengurangi rasa sakit
akibat terkilir dianjurkan menggunakan kompres panas dan dingin
bergantian. Caranya, campurkan 3 sampai 6 tetes minyak esensial
dengan 1 liter air dingin atau air hangat.
f. Menyegarkan ruangan, cara yang paling mudah untuk menggunakan

7
minyak esensial sebagai pengharum ruangan adalah dengan
memasukkan 4 sampai 10 tetes tinyak esensial kedalam 30 ml air.
Tuangkan larutan esensial itu kedalam botol penyemprot, lalu kocok.
Dan siap digunakan.
g. Mandi, caranya yaitu teteskan 3 sampai 5 tetes minyak esensial pada
bak yang sdah berisi air hangat. Khasiat minyak esesnsial lebih mudah
meresap dalam tubuh dengan bantuan air hangat.
h. Pijat, gerak dan teknik pemijatan memiliki peran yang sangat penting
dalam aromaterapi. Karena paduan khasiat minyak esensial dengan
Teknik pijat yang tepat, mampu memberikan hasil terapi yang
maksimal (Suriati, 2013).
6. Mekanisme Kerja Aromaterapi
Mekanisme kerja aromaterapi ini, yaitu minyak terserap dalam aliran
darah melalui kulit, selaput lendi, atau lubang hidung, lalu masuk ke paru-
paru. Setelah berada pada aliran darah, minyak tersebut bekerja persis
seperti obat resep, lalu berfungsi dengan cara mengalir ke seluruh tubuh
menuju organ-organ spesifik. Minyak diolah dalam tubuh dan prodk
sisanya dikeluarkan melalui ginjal sebagai urine, keringat atau dikeluarkan
dari paru-paru. Semua minyak akan memerangi infeksi, baik dalam kadar
rendah maupun tingg, Sebagian menjadi antibakteri dan beberapa dapat
memerangi jamur atau infeksi kuman atau virus (Atiqoh, 2020).

8
BAB III

PROSESUR KERJA
A. Alat dan Bahan yang digunakan
1. Alat yang digunakan :
a. Mortil dan stamper
b. Sudip
c. Kertas perkamen
d. Timbangan
e. 2 buah gelas ukur
f. Corong kaca
g. Botol untuk tempat sediaan aromaterapi
2. Bahan yang digunakan :
a. Kamfer 7%
b. Menthol 40%
c. Essence aroma lavender 1 ml
d. Minyak zaitun ad 10 ml
B. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang ingin digunakan
2. Ditimbang kamfer sebanyak 7%, ditimbang menthol sebanyak 40%
3. Dimasukkan menthol dan kamfer yang telah ditimbang kedalam
lumpang, gerus ad homogen
4. Setelah homogen, dimasukkan minyak zaitun sedikit demi sedikit
sembari digerus ad larut
5. Setelah larut, ditambahkan esens aroma lavender sebanyak 1 ml
6. Setelah semua bahan larut, masukkan sediaan kedalam wadah botol
aromaterapi dengan menggunakan corong kaca
7. Tutup botol dan tambahkan etiket pada botol tersebut.
9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan video praktikum yang telah dinonton, dapat diketahui
bahwa, cara pembuatan minyak angin aromaterapi adalah sebagai berikut :
Gambar Keterangan
Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang semua bahan sesuai dengan


perhitungan
- Kamfer 7%
- Menthol 40%
- Essence lavender 1 ml
- Minyak zaitun ad 10 ml
Dimasukkan menthol dan kamfer kedalam
lumpang, digerus hingga homogen

Dimasukkan minyak zaitun kedalam


lumpang sedikit demi sedikit, diaduk
hingga homogen

10
Dimasukkan essence kedalam lumpang,
diaduk hingga homogen

Sediaan yang telah tercampur dimasukkan


kedalam botol

B. Pembahasan
Aromaterapi adalah Teknik pengobatan atau perawatan menggunakan
wangi-wangi yang berasal dari minyak alami dari tumbuh-tumbuhan, bunga
atau pohon yang berbau harum dan enak.
Dari pengamatan video pembuatan minyak aromaterapi, dapat diketahui
bahwa pembuatan minyak aromaterapi dalam video tersebut sebanyak 10 ml
untuk 1 botol minyak aromaterapi. Dengan menggunakan bahan-bahan
seperti menthol, camphora, asam salisil, essence lavender & minyak zaitun.
Selain itu terdapat dua bahan yang jika dicampur akan menurunkan titik
lebur (titik eutentik) dari masing-masing bahan tersebut, yaitu penggunaan
menthol dan camphora. Penambahan essence oil yang digunakan dalam
formula ini berfungsi sebagai aromatherapy yang dapat memberikan efek
menenagkan pada pikiran.

11
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pembuatan minyak
aromaterapi dalam video tersebut sebanyak 10 ml untuk 1 botol minyak
aromaterapi. terdapat dua bahan yang jika dicampur akan menurunkan titik
lebur (titik eutentik) dari masing-masing bahan tersebut, yaitu penggunaan
menthol dan camphora. Penambahan essence oil yang digunakan dalam
formula ini berfungsi sebagai aromatherapy yang dapat memberikan efek
menenagkan pada pikiran.
B. Saran
Setelah melakukan pengamatan melalui video pembelajaran praktikum,
kami selaku praktikan mengharapkan agar pembelajaran selanjutnya dapat
lebih baik lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Atiqoh, R.N. 2020. Kupas Tuntas Hiperemesis Gravidarum (Mual Muntah


Berlebih Dalam Kehamilan). Jakarta : One Peach Media

Elfira, Eqlima. 2020. Diagnosis Nyeri Sendi dengan Terapi Komplementer dan
Electrography berbasis Arduino UNO. Yogyakarta : Deepublish

Hutasoit, Aini s. 2002. Panduan Praktis Aromaterapi untuk Pemula. Jakarta. PT.
Gramedia Pustaka

Jaelani. 2009. Aroma Terapi. Jakarta : Yayasan Pustaka

Koensomardiyah. 2009. A-Z Aromatherapy untuk Kesehatan, Kebugaran, dan


Kecantikan . Yogyakarta : Penerbit Andi

Suriati, N. & Muliawan, D. 2013. A-Z tentang Kosmetik, Jakarta : PT.Elex


Medika Komputindo

Tim Dosen. 2020. Modul Praktikum Teknologi Bahan Alam. Makassar : Akademi
Farmasi Yamasi

Zahra, Fatma. 2019. Makalah Aromaterapi. Diakses tanggal 22 Januari 2021

13
Lampiran 1
Skema Kerja

Disiapkan alat dan bahan yang ingin digunakan

Ditimbang bahan kamfer sebanyak 7%, dan

ditimbang menthol sebanyak 40%

Dimasukkan menthol dan kamfer kedalam lumpang, gerus ad


homogen

Setelah homogen, dimasukkan minyak zaitun sedikit demi


sedikit sembari digerus ad larut

Setelah larut, ditambahkan esens aroma lavender sebanyak 1 ml

Setelah semua bahan larut, masukkan sediaan kedalam wadah


botol aromaterapi dengan menggunakan corong kaca

Tutup botol dan tambahkan etiket pada botol tersebut.

14
Lampiran 2
Perhitungan Bahan
Komposisi Formula Aromaterapi
Tiap 10 ml mengandung
- Kamfer 7%
- Menthol 40%
- Essence aroma lavender 1 ml
- Minyak zaitun ad 10 ml

Perhitungan bahan dari Formula Aromaterapi 10 ml + 10 %


- Kamfer = x 10 ml = 0,7 gram + 10% = 0,77 gram

- Menthol = x 10 ml = 4 gram + 10% = 4,4 gram

- Essence aroma lavender = ml + 10% = 1,1 ml


- Minyak zaitun ad = 10 ml + 10% = 11 ml

15
Lampiran 3
Gambar Penyiapan Alat dan Bahan
Gambar Keterangan
Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang semua bahan sesuai dengan


perhitungan
- Kamfer 7%
- Menthol 40%
- Essence lavender 1 ml
- Minyak zaitun ad 10 ml

16
Lampiran 4
Gambar Proses Pembuatan Produk Jadi
Gambar Keterangan
Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang semua bahan sesuai dengan


perhitungan
- Camphora 7%
- Menthol 40%
- Essence lavender 1 ml
- Minyak zaitun ad 10 ml
Dimasukkan menthol dan camphora
kedalam lumpang, digerus hingga
homogen

Dimasukkan minyak zaitun kedalam


lumpang sedikit demi sedikit, diaduk
hingga homogen

Dimasukkan essence kedalam lumpang,


diaduk hingga homogen

17
Sediaan yang telah tercampur dimasukkan
kedalam botol

18
Lampiran 5
Gambar Produk Jadi (wadah dan kemasan)
PEMBUATAN SEDIAAN

FORMULA SABUN TRANSPARAN


Laporan Praktikum Teknologi Bahan Alam

Pembuatan Sediaan III“Formula Sabun Transparan”

Disusun Oleh :

Reguler A

Yosita Ambo Ramba 18.041.Af


Putri Rosmadi Alam 18.037.Af
Munawarah Ajemain 18.032.Af
Nisma Cherunnisa 18.033.Af
Nita Haerani 18.034.Af
Nur Jamila 18.035.Af
Sri Wahyuni 18.038.Af
Syamsidar 18.039.Af
Tenry Muthia Fikhria 18.040.Af
Yunika Haris 18.042.Af
Zakiatul Izza 18.043.Af
Instruktur : Maulana Zulkarnain. Imansyah, S.Farm., M.Biomed.

Akademi Farmasi Yamasi Makassar

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih dan
karunianya maka laporan praktikum teknologi bahan alam ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Sholawatserta salam semoga selalu tercurah pada Nabi kita
Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang menjadi teladan bagi kita semua.

Laporan praktikum ini disusun untuk menjadi petunjuk dan tuntunan dalam
pelaksanaan praktikum sekaligus untuk membantu pengadaan sarana pendidikan
terutama dalam praktikum Teknologi Farmasi. Praktikum teknologi farmasi ini
secara garis besar bertujuan untuk melatih calon ahli madya farmasi dalam
mengabdikan ilmu dan keahliannya dimasyarakat untuk melaksanakan peracikan
obat dibidang farmasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
yang berlaku.

Praktikan menyadari sepenuhnya bahwa laporan praktikum ini masih jauh


dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang konstruktif sangat dibutuhkan demi
perbaikan laporan praktikum ini. Semoga bermanfaaat.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Februari 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
Daftar isi .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3. Tujuan ............................................................................................... 2
1.4. Manfaat .............................................................................................. 2
BAB II Landasan Teori
2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 3
2.2. Sabun .................................................................................................. 3
2.3. Sabun Transparan ............................................................................... 5
2.4. Asam Stearat (C18H36O2).................................................................... 5
2.5. Natrium Hidroksida (NaOH)............................................................. 6
2.6. Gliserin (C3H8O3) ............................................................................... 6
2.7. Etanol (C2H5OH) ................................................................................ 6
2.8. Asam Sitrat (C6H8O7) ......................................................................... 6
2.9. Gula Pasir (C12H22O11) ....................................................................... 6
2.10. PropilenGlikol)................................................................................. 7
BAB III PROSEDUR KERJA
3.1 .Alat ..................................................................................................... 8
3.2. Bahan.................................................................................................. 8
3.3. Cara Kerja .......................................................................................... 8
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan ............................................................................... 10
4.2. .Pembahasan ....................................................................................... 12
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 15
5.2. Saran................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) adalah minyak
yang dihasilkan dari buah kelapa segar. Berbeda dengan minyak kelapa
biasa, dalam pembuatan VCO tidak ada penambahan bahan kimia dan tidak
menggunakan panas yang tinggi. Selain warna dan rasa yang berbeda, VCO
memiliki asam lemak yang tidak terhidrogenasi seperti minyak kelapa
biasa. Saat ini, VCO sudah banyak dikenal oleh masyarakat karena
manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Oleh karena itu, VCO sangat baik
dijadikan sebagai bahan baku dalam industri pembuatan sabuntransparan.

Jika dibandingkan dengan minyak nabati lainnya, seperti minyak


sawit, minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, VCO
memiliki beberapa keunggulan, yaitu kandungan asam lemak jenuhnya
tinggi, komposisi lemak rantai mediumnya tinggi dan berat molekulnya
yang rendah (Rindengan dkk,2004).

Sabun transparan dibuat dengan menambahkan alkohol, larutan


gula, dan gliserin untuk menghasilkan kondisi transparan dari sabun.
Gliserin baik untuk kulit karena berfungsi sebagai pelembab padakulit.

Sabun transparan atau disebut juga sabun gliserin adalah jenis sabun
mandi yang dapat menghasilkan busa lebih lembut di kulit dan
penampakannya berkilau jika dibandingkan dengan jenis sabun yang lain
seperti sabun mandi biasa (opaque). Sabun transparan adalah sabun yang
memiliki tingkat transparansi paling tinggi dan memancarkan cahaya yang
menyebar dalam partikel-partikel kecil, sehingga obyek yang berada di luar
sabun akan terlihat jelas. Obyek dapat terlihat jelas hingga berjarak sampai
panjang 6 cm (Paul,2007).

1
Sabun transparan merupakan salah satu produk industri kimia
yang sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia, namun untuk memenuhi
kebutuhan itu masih dilakukan dengan mengimpor sabun transparan,
diantaranya dari negara Hongkong, Jepang, Taiwan, Singapura, dan
Malaysia (Nurjanah,2011)

1.2 PerumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka


timbul masalah tentang bagaimana cara membuat VCO dan bagaimana cara
menjadikan VCO tersebut menjadi sabun transparan dengan melalui reaksi
saponifikasi.

1.3 Tujuan

Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui cara membuat VCO dari
buah kelapa segar dan menjadikannya sebagai bahan pembuatan sabun
transparan dengan menggunakan NaOH sebagai pereaksinya kemudian
mengujinya sesuai syarat mutu sabun mandi.

1.4 Manfaat

Pembuatan sabun transparan akan menjadi peluang usaha yang


cukup menjanjikan jika dilihat dari segi manfaatnya. Selain bisa
melembabkan dan membuat kulit menjadi lembut, bentuknya yang transparan
membuat penampilannya lebih menarik dan harganya bisa lebih mahal dari
sabun padat biasa. Tugas akhir ini juga dapat menambah ilmu pengetahuan
dalam bidang teknik kimia bagi mahasiswa maupun pembaca yaitu
mengetahui cara pembuatan sabun transparan dariVCO.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Dasar Teori Minyak Kelapa Murni atau Virgin Coconut Oil(VCO)

VCO terbuat dari daging kelapa segar. VCO adalah minyak dan
lemak makan yang dihasilkan tanpa mengubah minyak, hanya diperoleh
dengan perlakuan mekanis dan pemakaian panas minimal. VCO
diperoleh dari daging buah kelapa yang sudah tua tetapi masih segar
yang diproses tanpa pemanasan, tanpa penambahan bahan kimia apapun,
dan diproses dengan cara sederhana sehingga diperoleh VCO yang
berkualitas tinggi. Keunggulan dari VCO ini adalah jernih, tidak
berwarna, tidak mudah tengik dan tahan hingga dua tahun (Andi,2005).
Komponen utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan
asam lemak tak jenuh sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi
oleh asam laurat yang memiliki rantai C12. VCO mengandung ± 53%
asam laurat dan sekitar 7% asam kapriat. Keduanya merupakan asam
lemak jenuh rantai sedang yang biasa disebut Medium Chain Fatty Acid
(MCFA), VCO mengandung 92% lemak jenuh, 6% lemak mono tidak
jenuhdan 2% lemak poli tidak jenuh (Price, 2004).
Dari tabel 2.1 dapat kita lihat bahwa VCO memiliki kandungan Asam Laurat
yang sangat tinggi. Asam Laurat ini sangat diperlukan dalam proses pembuatan
sabun transparan karena berfungsi untuk menghaluskan dan melembabkan kulit.
Standar mutu minyak untuk bahan baku pembuatan sabun menurut SNI 06 -
3532 199

2.2. Sabun
Sabun adalah pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara
basa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau
lemak hewani (Dewan Standarisasi Nasional, 1994). Sabun mandi
merupakan sabun natrium yang umumnya ditambahkan zat pewangi dan
digunakan untuk membersihkan tubuh manusia dan tidak membahayakan

3
kesehatan. Sabun mandi terdiri atas berbagai bentuk seperti berbentuk
padat (batang), cair, dan gel. Sabun mandi batang terdiri dari cold-made,
opaque, sabun transparan, dan sabun kertas. Sabun mandi cold-made
mempunyai kemampuan berbusa dengan baik di dalam air yang
mengandung garam (air sadah). Sabun opaque adalah jenis sabun mandi
biasa, berbentuk batang dan tidak transparan. Sabun transparan atau
disebut juga sabun gliserin mempunyai penampakan yang lebih menarik
karena transparansinya (Jungerman dkk,1979).
Molekul sabun terdiri dari rantai karbon, hidrogen, dan oksigen
yang disusun dalam bagian kepala dan ekor. Bagian kepala yang
disebut sebagai gugus hidrofilik (rantai karboksil) untuk mengikat air.
Bagian ekor sebagai gugus hidrofobik (rantai hidrokarbon) untuk
mengikat kotoran (Paul,2007).
Kotoran yang menempel pada kulit umumnya berupa lemak.
Debu akan menempel pada kulit karena adanya lemak tersebut.
Kotoran tersebut dapat menghambat fungsi kulit. Air saja tidak dapat
membersihkan kotoran yang menempel pada kulit, diperlukan adanya
suatu bahan yang dapat mengangkat kotoran yang menempel tersebut.
Sabun adalah senyawa yang dibuat sedemikian rupa sehingga
memiliki keistimewaan tertentu, yaitu jika senyawa itu larut dalam air,
akan bersifat surfaktan (surface active agent) yaitu menurunkan
tegangan yang non-polar (larut dalam air). Prinsip tersebut yang
menyebabkan sabun memiliki daya non-polar dari sabun akan
menempel pada kotoran dan kepala polarnya menempel pada air. Hal
ini mengakibatkan tegangan permukaan air akan semakin berkurang,
sehingga air akan jauh lebih mudah untuk menarik kotoran (Marella
dan Sugianto, 2006).

4
2.3. SabunTransparan
Proses pembuatan sabun transparan telah dikenal sejak lama.
Produk sabun transparan tertua yang cukup terkenal adalah pears
transparent soap. Sabun ini telah dijual di wilayah Inggris sejak tahun
1789 dan telah memenangkan25

penghargaan tertinggi dalam pameran yang diadakan pada tahun 1851


dan 1935 (Swern, 1979).
Sabun transparan dapat dihasilkan dengan sejumlah cara yang
berbeda. Salah satu metode yang tertua adalah dengan cara melarutkan
sabun dalam alkohol dengan pemanasan lembut untuk membentuk
larutan jernih, yang kemudian diberi pewarna dan pewangi. Warna
sabun tergantung pada pemilihan bahan awal dan bila tidak digunakan
bahan yang berkualitas baik, kemungkinan sabun yang dihasilkan akan
berwarna sangat kuning (Butler,2001).
Metode pembuatan sabun transparan melibatkan pelelehanfase
lemakdan persiapan air untuk melarutkan sukrosa, gliserin dan
pengawet. Keduafaseini bereaksi dengan larutan beralkohol dari
kaustik sodadibawahpemanasan
terkontrol.Setelahreaksiselesai,sabuninikemudiansiapuntukdiberiwarna
dan wewangian. Setelah pewarna dan pewangi, sabun akhir
dituangkankedalam
cetakanataugelasterpisahdandibiarkanmengerassebelumdikemas(Butler
,2001)

2.4. Asam Stearat(C18H36O2)


Asam stearat dapat berbentuk padatan atau cairan. Asam
stearat berfungsi untuk mengeraskan dan menstabilkan busa. Asam
stearat berwarna putih kekuningan dan memiliki titik cair pada suhu
56 °C (Hambalidkk, 2005).

5
2.5. Natrium Hidroksida(NaOH)
NaOH merupakan salah satu jenis alkali (basa) kuat yang
bersifat korosif serta mudah menghancurkan jaringan organik yang
halus. NaOH berbentuk butiran padat berwarna putih dan memiliki
sifat higroskopis (Wade dan Waller, 1994). Natrium hidroksida sering
disebut dengan kaustik soda atau soda api. NaOH diperoleh melalui
proses hidrolisa dari natrium klorida (NaCl). NaOH dapat berbentuk
batang, gumpalan, dan bubuk yang dengan cepat menyerap
kelembaban permukaan kulit (Kamikaze,2002).
2.6. Gliserin(C3H8O3)
Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau dan memiliki
rasa manis, serta bersifat humektan. Diperoleh dari hasil sampingan
proses pembuatan sabun atau dari asam lemak tumbuhan dan hewan.
Pada pembuatan sabun transparan, gliserin bersama dengan sukrosa
dan alkohol berfungsi dalam pembentukan stuktur transparan (Ghaim
and Volz,2005).
2.7. Etanol(C2H5OH)
Etanol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia
C2H5OH. Etanol digunakan sebagai pelarut pada proses pembuatan
sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan
lemak (Hambali dkk,2005).
2.8. Asam Sitrat(C6H8O7)
Asam sitrat memiliki bentuk berupa kristal putih. Asam sitrat
berfungsi sebagai agen pengelat (Hambali dkk, 2005). Asam sitrat juga
berfungsi sebagai penurun nilai pH (Kirk dkk, 1957).

2.9. Gula Pasir(C12H22O11)


Gula pasir pada proses pembuatan sabun transparan berfungsi
untuk membantu terbentuknya transparansi pada sabun. Gula pasir
dapat membantu perkembangan kristal pada sabun (Hambali dkk,
2005).
6
2.10. PropilenGlikol

Humektan (moisturizer) adalah skin conditioning agents yang


dapat meningkatkan kelembaban kulit, contohnya propilen glikol, dapat
melembabkan kulit pada kondisi atmosfir sedang atau pada komdisi
kelembaban tinggi (George Serdakowski, 1996).

7
BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat

 Alat pemanas
 Panci stenlis
 Timbangan digital
 Gelas ukur dan pengaduk
 Saringan
 termometer air
 cetakan sabun

3.2 Bahan

 air murni
 NaOH
 Steroid acid
 Gula pasir
 Gliserin
 Air
 Alkohol 96 %
 Minyak kelapa
 Alkohol sprey

3.3 Cara Kerja

 Panaskan VCO dan Asam stearat pada suhu 100-120°c di atas penangas
air (I)
 Buat larutan NaOH yang telah dilarutkan dengan air (II)
 Tambahkan campuran II kedalam campuran I secara perlahan-lahan
diatas penangas, aduk merata kemudian tutup dan biarkan selama 15menit

8
 Tambahkan alkohol tetes demi tetes,aduk,tutup dan lajutkan pemanasan
hingga 5 menit
 Aduk menggunakan mixer,lanjutkan pemanasan 5-10 menit hingga
terbentuk massa yang lunak,aduk rata,diamkan 2 menit
 Tambahkan larutan sorbitol,aduk rata,biarkan 10-15 menit dan aduk
hingga terbentuk campuran yang trasparan .
 Siapkan wadah cetakan,semprot dengan alkohol dan tuangkan sabun
kedalam cetakan. Biarkan selama 24 jam kemudian sabun dilepaskan dari
cetakan dan siap untuk di kemas.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Berdasarkan video praktikum yang telah dinonton, dapat diketahui
bahwa, cara pembuatan sabun transparan adalah sebagai berikut :
Gambar Keterangan
Disiapkan alat dan bahan
Dimasukan 289 g
coconut oil ditambahkan
120 g stearad acid

Dimasukan 68,4 g
sodium hydroxida dan
tambahkan 68,4 g
Destiller water

Dicampurkan kedua
bahan,kemudian di
aduk hingga tercampur
rata hingga berbentuk
padat dan keras pada
suhu 100⁰c

Kemudian tambahkan
alkohol 280⁰ g 70⁰-96⁰%
,diamkan selama 5 menit

10
Kemudian mixer sampai
bahan tercampur rata.

Dimasukkan 360 g
propylenglikol,kemudi
an mixer kembali
tunggu hingga 2 menit.

Kemudian dimasukkan
sorbitol 400 g aduk
kembali tunggu hingga
10-15 menit kemudian
pisahkan ampasnya

Dimasukkan kedalam
cetakan sabun.

Kemudian dilakukan uji


PH.(PH Normal 7)

11
4.2 Pembahasan
Pada praktikum Teknologi Bahan Alam kali ini kami telah membuat

VCO (Virgin Coconut Oil) dengan proses pembuatan secara pemanasan.

Pemanasan terkendali yakni krim diperoleh dari santan kemudian dimasak

dengan wajan pada suhu sedang 100⁰-120⁰ Jaga suhu jangan sampai panas

berlebihan. Aduk perlahan hingga keluar minyak. Jika sudah diperoleh

minyak, matikan apinya. Pisahkan minyak dari blondo dengan cara

menggunakan serok. Keunggulan menggunakan metode ini adalah VCO

yang dihasilkan diperoleh dalam waktu singkat dibandingkan metode lain.

Pada uji organoleptik VCO menggunakan 5 panelis yang dimana

bahwa kondisi fisik minyak yang dihasilkan berwarna kuning pucat, bau

khas minyak kelapa, dan tidak memiliki rasa. Hal ini sesuai dengan jurnal

SNI pembuatan VCO 2008.

Asam lemak bebas adalah asam lemah yang terbentuk akibat proses

hidrolisis yang terjadi pada lemak sehingga menghasilkan gliserol dan

asam lemak bebas. Hasil asam lemak bebas yang diperoleh pada

praktikum kali ini yaitu 0,39% yang dimana tidak memenuhi syarat yang

ada pada SNI yaitu maksimal 0,2%. Kandungan asam lemak bebas yang

berlebihan pada minyak mengakibatkan mutu minyak menjadi buruk. Hal-

hal yang dapat menyebabkan asam lemak bebas tidak memenuhi syarat

antara lain volume titrasi yang kurang teliti, dan indikator yang rusak.

Pada percobaan sabun transparan ini metode yang digunakan adalah

metode saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh

12
adanya basa lemah yaitu NaOH. Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah

gliserol

Dalam percobaan ini bahan yang pertama di lelehkan yaitu asam

stearat dan asam miristat, fungsinya untuk mengeraskan sabun dan

menstabilkan busa, khususnya dari minyak dari tumbuhan yang digunakan.

Setelah minyak, asam stearat asam miristat larut secara homogen

kemudian di tambahkan NaOH secara perlahan lahan fungsinya yaitu

sebagai basa alkali. Penambahan larutan NaOH berfungsi sebagai

penetralisir asam karena NaOH bersifat basa. Basa yang digunakan adalah

NaOH agar diperoleh sabun yang padat. Setelah sempurna proses

saponifikasi kemudian di tambahkan etanol dan gliserin. Fungsi

penambahan etanol adalah sebagai pelarut untuk mencairkan kembali

campuran asam stearat, minyak dan NaOH yang telah semi padat supaya

gliserin dan glukosa dapat tercampur sempurna didalamya. Gliserin

berfungsi untuk menghasilkan penampakan yang transparan dan

memberikan kelembapan kulit.

Setelah itu penambahan glukosa kedalam larutan dimana untuk

membantu terbentuknya transparansi pada sabun. Penambahan gula pasir

dapat membantu perkembangan kristal pada sabun. Semakin putih warna

gula semakin jernih sabun transparan yang di hasilkan.

Dalam percobaan ini faktor yang pengadukan dan suhu sangat

berpengaruh selama proses pembuatan sabun transparan. Pengadukan

harus dilakukan secara kontinyu dengan pengadukan secara konstan. Hal

ini bertujun untuk menghasilkan sediaan sabun yang transparan dan

13
homogen. Adapun fenomena fenomena selama percobaan yaitu adanya

perubahan warna selama proses pemanasan dan proses saponifikasi, warna

minyak yang dicampurkan dengan asam stearat awalnya jernig namun

setelah ditetesi NaOH warna larutan menjadi kuning dan sedikit mengeras

ini menunjukkan bahwa proses saponifikasi sudah hampir sempurna.

14
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pembuatan sabun,Pada

percobaan sabun transparan ini metode yang digunakan adalah metode

saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya

basa lemah yaitu NaOH. Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah

gliserol.Setelah sempurna proses saponifikasi kemudian di tambahkan etanol

dan gliserin. Fungsi penambahan etanol adalah sebagai pelarut untuk

mencairkan kembali campuran asam stearat, minyak dan NaOH yang telah

semi padat supaya gliserin dan glukosa dapat tercampur sempurna didalamya.

Gliserin berfungsi untuk menghasilkan penampakan yang transparan dan

memberikan kelembapan kulit.

5.2. Saran
Setelah melakukan pengamatan melalui video pembelajaran praktikum,
kami selaku praktikan mengharapkan agar pembelajaran selanjutnya dapat
lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009) Soap Making Methods.

Badan Standardisasi Nasional, 1994, SNI 06-3532-1994, StandarMutu Sabun


Mandi, Dewan Standardisasi Nasional,Jakarta.

Ditjen POM. (1995) Farmakope Indonesia Edisi IV.Jakarta : Departemen


Kesehatan RI.

Fessenden, Ralph J. and Fessenden, Joan. S.,1992, Kimia Organik, Erlangga.


Jakarta. Hambali, E., Ani, S&Mira, R. (2005) Membuat Sabun Transparan
untuk Gift dan

Kecantikan. Jakarta : Penebar Plus +.


http://repository.its.ac.id/47272/7/2314030097_2314030098-
Non_Degree.pdfhttp://cdn.stikesmucis.ac.id/13DF277018.pdfhttp://www.teachsoa
p.com/soapmakingmethods.html.https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/23532/Pe
mbuatan-Sabun-Transparan-Dari-Minyak-Kelapa-Murni-Virgin-Coconut-Oil

http://www.teachsoap.com/soapmakingmethods.html.

Ketaren. (1986)Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, 1st Ed., 30 –


60.Jakarta : Universitas Indonesia
Mitsui, T. (1997)New Cosmetic Science.Netherlands: Elsevier Science B.V.

Srivasta, S.B. (1974)Soap, Detergent and Perfume and Industry (Soap and
Detergent Manufacturing Guide) 43rd Publication on Small Scale
Industries. New Delhi: Small Industry Research Institute.

Rindengan. B dan H. Novarianto, 2005, Pembuatan dan Pemanfaatan VCO,


Penebar Swadaya. Jakarta. Setiaji, Bambang dan Surip P

Wasiaatmadja, S. M. (1997) Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta : Universitas


Indonesia.

16
LAMPIRAN
1.SKEMA KERJA

Panaskan VCO dan asam stearat pada suhu

100 sampai 120 derajat di atas penangas air

NaOH yang telah dilarutkan dengan air


ditambahkan gliserin kemudian di aduk
(campuran 2)

Tambahkan campuran 2 kedalam campuran 1


secara perlahan-lahan di atas penangas ,aduk
merata kemudian tutup dan biarkan selama 15
menit (dimasak sampai transparan) kemudian
diaduk kembali

Tambahkan alcohol sedikit demi sedikit sambil diaduk

tutup dan lanjutkan pemanasan hingga 5 menit

Aduk menggunakan mixer lanjutkan

pemanasan 5-10 menit hingga terbentuk Massa

yang lunak, tambahkan propylenglikol

kemudian mixer kembali aduk rata diamkan 2 menit

17
Diaduk sambil ditambahkan sorbitol aduk rata

dan mixer kembali kemudian tutup dan biarkan 10-

15 menit dan aduk hingga terbentuk

campuran yang transparan

Siapkan wadah cetakan Semprot dengan alkohol

dan tuangkan sabun ke dalam cetakan,biarkan

selama 24 jam kemudian sabun dilepaskan dari

cetakan dan siap untuk dikemas

18
2. PERHITUNGAN BAHAN
 Minyak Kelapa Organik 280g
 Asam Stearat 120 g
 alkali 68,4 g
 Air Penyuling 68,4 g
 Sayuran Gliserin USP 68,4 g
 Propylene Glycol 360 g
 Alkohol Tidak Jenuh 95% 280 g
 Larutan Sorbitol 400g 70%

19
3. PROSES PEMBUATAN

20
4. SEDIAAN JADI

5. UJI PH

21
4.Gambar Kemasan

22
PEMBUATAN SEDIAAN

FORMULA SERBUK INSTAN

23
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN ALAM
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK INSTAN JAHE

DOSEN:
Maulana Zulkarnain Imansyah, S,Farm., M.Biomed.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II.2 REGULER A

SRI WAHYUNI 18.038.AF

MUNAWARAH AJEMAIN 18.032.AF

SYAMSIDAR 18.039.AF

NISMA CHAERUNNISA 18.033.AF

NITA HAERANI 18.034.AF

NUR JAMILA 18.035.AF

PUTRI ROSMADI ALAM 18.037.AF

TENRY MUTHIA FIKRIA 18.040.AF

YOSITA AMBO RAMBA 18.041.AF

YUNIKA HARIS 18.042.AF

ZAKIATUL IZZA 18.043.AF

AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telahmemberikanrahmatsertakarunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasilmenyelesaikanlaporanini yang Alhamdulillah tepat padawaktunya yang
berjudul “Serbuk Instan Jahe”
Laporan praktikum ini disusun untuk menjadi petunjuk dan tuntunan
dalam pelaksanaan praktikum sekaligus untuk membantu pengadaan sarana
pendidikan terutama dalam praktikum Teknologi Farmasi. Praktikum teknologi
farmasi ini secara garis besar bertujuan untuk melatih calon ahli madya farmasi
dalam mengabdikan ilmu dan keahliannya dimasyarak atuntuk melaksanakan
peracikan obat dibidang farmasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh darisempurna, oleh
Karenaitukritikdan saran darisemuapihak yang bersifatmembangunselalu kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, kami sampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita.

Makassar, 06 Februari 2020

Kelompok II.2

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR .............................................................................................2

DAFTAR ISI ............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................4

I.1 Latar Belakang ...................................................................................................4


I.2 Tujuan praktikum ...............................................................................................4
I.3 Manfaat praktikum .............................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................6

BAB III METODE KERJA .....................................................................................8

III.1 Alat...............................................................................................................8
III.2 Bahan............................................................................................................8
III.3 Prosedur kerja...............................................................................................8

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. ....10

IV.1 Hasil Pengamatan.......................................................................................10


IV.2 Pembahasan................................................................................................13

BAB V PENUTUP .................................................................................................14

V.1 Kesimpulan .....................................................................................................14


V.2 Saran................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................15

Lampiran ................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Bumi Indonesia yang subur sangat cocok untuk tanaman jahe.
Namun, pada kenyataannya tidak mudah untuk mendapatkan jahe dengan
kualitan dan kuantitas yang dibutuhkan, baik kebutuhan dalam negeri
maupun ekspor. Belum banyak masyarakat yang berminat untuk bertanam
jahe. Kemungkinana hal itu karena jahe membutuhkan perawatan yang
cukup ketat, pengawasan, waktu panen yang lama dan faktor keamanan.
Hal itu tentu saja karena jahe memiliki harga cukup tinggi.
Jahe merupakan salah satu jenis tanaman rempah-rempah yang ada
di indonesia. Komoditas ini dikenal sejak zaman penjajahan belanda.
Rimpang jahe banyak dicari karena memiliki kelebihan dalam hal
kesehatan, kesegaran, dan campuran untuk membuat masakan.
Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupakan tanaman rempah yang
dimanfaatkan sebagai minuman atau campuran pada bahan pangan. Rasa
jahe yang pedas bila dibuat minuman memberikan sensasi sebagai pelega
dan penyegar tenggorokan.
Rimpang jahe juga berkhasiat sebagai obat selain sebagai penyedap
masakan/minuman. Jahe banyak dimanfaatkan untuk asupan makanan,
industri makanan/minuman atau bahan obat. Oleh karena itu, rimpang jahe
banyak dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa mampu membuat sediaan serbuk instan dengan
memanfaatkan bahan baku alam dari beberapa bagian tanaman seperti
rimpang, buah, daun dan lainnya yang masih segar sesuai dengan
prosedur yang memenuhi standar.
b. Mahasiswa mampu melakukan uji mutu produk jadi yang diproduksi
yang ditetapkan dalam standar mutu produk jadi.

4
c. Mahasiswa memiliki keterampilan membuat kemasan yang menarik
dan bernilai ekonomi.
3. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan bahan yang digunakan untuk
diolah menjadi sediaan jadi
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan produk jadi dengan
prosedur yang memenuhi standar

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut badan POM RI defenisi bubuk minuman instan adalah


produk minuman dalam bentuk bubuk yang diperoleh dari campuran bahan
pangan dengan perisa (alami, identik alami, tiruan) dengan atau tanpa pemanis.
Bubuk minuman instan merupakan produk olahan minuman berbentuk butiran-
butiran serbuk yang dalam penggunaannya mudah larut dengan air dingin atau
air panas. Minuman instan disebut sebagai minuman yang tahan lama, cepat saji,
praktis, dan mudah dalam pembuatannya. Kita hanya perlu menambahkan air
kemudian minuman instan bisa langsung diminum. Perkembangan teknologi
semakin maju dan menyentuh sektor makanana dan minuman. Dengan adanya
teknologi sebuah biji kopi, buah-buahan, coklat, tanaman herbal dan bahan
lainnya bisa diubah menjadi bentuk serbuk. Hal ini semakin diikuti oleh para
pebisnis lain untuk menggeluti usaha pembuatan bubuk minuman instan.

Jahe (Zingeberofficinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer


sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang
menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa
keton yang bernamazingeron. Berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe
dapat dibedakan menjadi 3 varietas, yaitu jahe besar (jahe gajah), jahe kecil
(jaheempriy), dan jahe merah (jahesunti). Jahe merah dan jahe kecil banyak
dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan, sedangkan jahe besar dimanfaatkan
sebagai bumbu masak (Matondang, 2005).

Jahe memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin adalah minyak


dandamar yang merupakan campuran minyak atsiri sebagai pembawa aroma dan
sejenis damar sebagai pembawa rasa. Oleoresin jahe mengandung komponen
gingerol, paradol, shogaol, zingerone, resin dan minyak atsiri. Persenyawaan
zingerone tidak dalam bentuk persenyawaan keton bebas, melainkan dalam
persenyawaan aldehida lifatis jenuh, terutama senyawa n-heptanal (Ravindran et
al., 2005).

6
Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit
kepala, obat batuk, masuk angin, untuk mengobati gangguan pada saluran
pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat anti
mual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dariperut) dan sebagai
obat luar untuk mengobati gatal dan digigit serangga, keseleo, bengkak,
sertamemar (Shukla, 2007).

Berbagai penelitian membuktikan bahwa jahe mempunya isi fatanti


oksidan dan anti kanker. Mengkonsumsi jahe secara rutin sangat baik
pengaruhnya bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Beberapa komponen utama
dalam jahe seperti gingerol, shogaol dan gingerone memiliki antioksidan di atas
Vitamin E. Selain itu, jahe mampu menaikkan aktivitas salah satu sel darah putih,
yaitu sel natural killer (NK) dalam melisis sel targetnya, yaitu sel tumor dan sel
yang terinfeksi virus (Zakaria et al., 1999).

Berbagai penelitian membuktikan bahwa jahe mempunya isifat


antioksidan. Beberapa komponen utama dalam jahe seperti gingerol, shogaol dan
gingeron memiliki aktivitas antioksidan di atas vitamin E. Selain itu jahe juga
mempunyai aktivitas antimetikdan digunakan untuk mencegah mabuk perjalanan
(Tien et al,. 2010).

Mengkonsumsi ekstrak jahe dalam minuman fungsional dan obat


tradisional dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengobat idiare. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jahe dapat meningkatkan daya tahan tubuh
yang direfleksikan dalam sistem kekebalan, yaitu memberikan respon kekebalan
inang terhadap mikrobapangan yang masuk ke dalam tubuh (Radiati et al.
2003).

7
BAB III

METODE KERJA

III.1 Alatdanbahan
1. Blender bahan basah dan kering
2. Oven/alat pengering
3. Panci/wajan teflon
4. Pengaduk kayu
5. Kompor
6. Baskom
7. Kain flanel
8. Ayakan
III.2 Bahan
1. Jahe 500 gram
2. Air 500 ml
3. Cengkeh 5 buah
4. Sereh 7 batang
5. Kayu manis 1 batang
III.3 ProsedurKerja
1. Bersihkan sampel (jahe atau bahan lainnya) yang akan digunakan,
buang kulitnya kemudian iris secara melintang
2. Timbang jahe segar sebanyak 500 gram, kemudian masukkan dalam
blender bahan basah, tambahkan 500 ml air. Peras dengan
menggunakan kain yang bersih.
3. Tampung hasil perasan dalam wadah baskom, kemudian diamkan
selama 1-2 jam
4. Saring dan ambil filtratnya (endapan dipisahkan dan dapat digunakan
untuk kebutuhan lain)
5. Filtrat dimasukkan dalam panci/wajan yang telah disiapkan diatas
kompor, tambahkan bahan tambahan seperti kayu manis, sereh,
cengkeh, nyalakan api

8
6. Masak hingga mengental kemudian angkat dan biarkan dingin. Setelah
dingin saring hingga bahan tambahan yaitu kayu manis, cengkeh dan
sereh.
7. Masukkan filtrat kedalam wajan, didihkan dan tambahkan gula pasir
sebanyak 1 kg sambil diaduk homogen gunakan api sedang
8. Lanjutkan pemanasan sambil diaduk hingga membentuk massa
setengah padat. Matikan api kompor dan teruskan pengadukan hingga
terbentuk massa padat. Matikan api kompor dan teruskan pengadukan
hingga kering dan terbentuk massa serbuk.
9. Ayak serbuk dengan ayakan sesuai dan serbuk siap untuk dikemas.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Praktikum


Berdasarkan video praktikum yang telah dinonton, dapatdiketahui
bahwa, cara pembuatan sabun transparana dalah sebagai berikut :
Gambar Keterangan
Disiapkan jahe sebanyak 500 gram yang telah
dicuci bersih

Buang kulit jahe dan keringkan

Iris secara melintang

Masukkan jahe kedalam blender bahan basah,


tambahkan air 500 ml

Peras dengan menggunakan kain yang bersih

10
Tampung hasil perasan dalam wadah baskom
kemudian diamkan selama 1-2 jaam

Saring sambil ambil filtrat nya (endapan


dipisahkan dan dapat digunakan untuk kebutuhan
lain).

Tambahkan bahan seperti kayu manis, sereh dan


cengkeh

Masak hingga mengental

Kemudian angkat dan biarkan dingin

Setelah dingin saring

11
Masukkan filtrat kedalam wajan dan didihkan
dan tambahkan gula pasir sebanyak 1 kg sambil
diaduk homogen dengan api sedang

Lanjutkan pemanasan hingga terbentuk massa


setengah padat. Matikan api kompor

Teruskan pengadukan hingga kering dan


terbentuk massa serbuk

Ayak serbuk dengan ayakan yang sesuai dan


serbuk siap untuk dikemas

IV.2 Pembahasan
Jahe instan merupakan produk pangan yang berbentuk serbuk, terbua
tdari ekstrak jahe yang ditambah gula dan atau rempah-rempah lain. Jahe
memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin adalah minyak dan
dammar yang merupakan campuran minyak atsiri sebaga ipembawa
aroma dan sejenis dammar sebagai pembawa rasa. Jahe instan tidak
berwarna putih tapi agak kekuning-kuningan ini diperkirakan pengaruh
dari warna jahe yang gunakan. Jahe instan ini rasa nya masih terasa pedas,
danuntuk rasa manisnya sudah bisa di katakana cukup karena sudah
ditambahkan gula pasir.

12
Pada proses pembuatan jahe instan menggunakan prinsip kristalisasi yang
didasarkan pada pemanfaatan sifat gula pasir (sukrosa) yang dapat kembali
membentuk kristal setelah dicairkan. Secaraumum, mekanismenya adalah
sebagai berikut : sukrosa dipanaskan akan mencair dan bercampu rdengan
bahan lainnya, ketika air menguap akan terbentuk kembali menjadi butiran-
butiran padat. Sifat sukrosa sangat dipengaruhi oleh pH, jika pH larutan
rendah (asam) maka proses kristalisasi tidak akan terbentuk dan larutan
menjadiliat. Jadi, semua bahan pangan pada dasarnya dapat dijadikan serbuk
instan asalkan larutannya memiliki pH yang tidak asam. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa pH optimum yang dapat menghasilkan
produk yang baiksekitar 6,7 - 6,8. Pembuatan jahe menjadi jahe instan
dibutuhkan ketelitian dan kecepatan dalam mengaduknya sampai menjadi
bubuk kasar lalu diayak. Pengayakan ini di lakukan agar bubuk halus dan
bubuk kasa rterpisah.

13
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Dari praktikum pembuatan jahe instan dapat disimpulkan bahwa jahe
instan merupakan produk pangan yang berbentuk serbuk, terbuat dari
ekstrak jahe yang ditambah guladana tau rempah-rempah lain. Pada proses
pembuatan jahe instan menggunakan prinsip kristalisasi yang didasarkan
pada pemanfaatan sifat gulap asir (sukrosa) yang dapat kembali
membentuk krista l setelah dicairkan. Jahe memiliki kandungan aktif yaitu
oleoresin. Oleoresin adalah minyak dan damar yang merupakan campuran
minyak atsiri sebagai pembawa aroma dan sejenis dammar sebagai
pembawa rasa.
Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit
kepala, obatbatuk, masukangin, untuk mengobat igangguan pada saluran
pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat
anti-mual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dariperut).

V.2 Saran
Diharapkan praktikan dapat memahami panduan praktikum sebelum
melakukan praktikum. Dalam pembuatan jahe instan dibutuhkan ketelitian
dan kecepatan dalam mengaduknya sampai menjadi bubuk kasar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Matondang, L. 2005. Zinngiberofficinale L. Bandung:


PusatPenelitiandanPengembanganObatUnas.

Radiati, L.E., et al,. 2003. Pengaruhekstrakdiklormetanjahe (Zingiberofficinale)


terhadappengikatantoksinkoleraB-subunit conjugasi (FITC)
padareseptorselhibridoma LV dan Caco-2.
JurnalTeknologidanIndustriPanganXIV(1): 59−67.

Ravindran et al., 2005. Ginger The Genus Zingiber, CRC Press, New Momentum.
Semarang :FakultasTeknik 21 Universitas Wahid Hasyim.

Shukla, dan Sing M. 2007. Cancer Prevwntive Properties Of Ginger: A Brief


Review. J. Food And Chemical Toxicology.

Tien R. Muchtadi, Sugiyono, danFitriyonoAyustaningwarno. 2010.


IlmuPengetahuanBahanPangan. Bogor: Alfabeta CV.

Zakaria FR, Rajab TM. 1999.


Pengaruhekstrakjahe (Zingeberofficinale) terhadap produksiradikalbebasm
akrofagmencitsebagaiindikatorimunostimulansecara in vitro. Yogyakarta:
Prosiding Seminar Nasional TeknologiPangan.

15
LAMPIRAN 1

SKEMA KERJA

Bersihkan sampel (jahe atau bahan lainnya) yang


akan digunakan, buang kulitnya kemudian iris
secara melintang
Masukkan dalam blender bahan basah, tambahkan
500 ml air. Peras dengan menggunakan kain yang
bersih.
Tampung hasil perasan dalam wadah baskom,
kemudian diamkan selama 1-2 jam. Saring dan
ambil filtratnya

Filtrat dimasukkan dalam panci/wajan, tambahkan


bahan tambahan seperti kayu manis, sereh, cengkeh,
nyalakan apimasak hingga mengental kemudian
angkat dan biarkan dingin. Setelah dingin saring

Masukkan filtrat kedalam wajan, didihkan dan


tambahkan gula pasir sebanyak 1 kg sambil diaduk
homogen gunakan api sedang

Diaduk hingga membentuk massa setengah padat.


Matikan api kompor dan teruskan pengadukan
hingga terbentuk massa padat. Matikan api kompor
dan teruskan pengadukan hingga kering dan
Ayak serbuk
terbentuk dengan
massa ayakan sesuai dan serbuk siap
serbuk.
untuk dikemas.

16
LAMPIRAN 2

KEMASAN

17
18

Anda mungkin juga menyukai