Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan persepsi guru tentang kompetensi mereka setelah
SURVHV VHUWL¿NDVL EHUNDLWDQ GHQJDQ NLQHUMD JXUX GL VHNRODK GDVDU VHNRODK PHQHQJDK SHUWDPD GDQ
sekolah menengah atas. Penelitian ini adalah penelitian evaluasi sebagai tindak lanjut dari proses
VHUWL¿NDVL JXUX 3DUWLVLSDQ SHQHOLWLDQ LQL DGDODK JXUX PDWD SHODMDUDQ ,3$GL VHNRODK GDVDU VHNRODK
menengah pertama dan sekolah menengah atas di Yogyakarta. Penelitian ini terdiri dari dua tahapan,
yaitu tahap pendahuluan dan pengembangan aktivitas. Tahap pendahuluan terdiri dari kajian
referensi dan lapangan untuk mendapatkan informasi akurat tentang permasalahan penelitian. Tahap
pengembangan meliptui kegiatan pengembangan dan validasi instrumen penelitian. Instrumen
yang sudah divalidasi digunakan untuk emngumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkanbahwa
aspek terpenting dari kompetensi profesional ditunjukkan oleh para guru sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama. Aspek pedagogis, pribadi, dan sosial memiliki peranan paling penting bagi guru
sekolah disusul kemudian bagi sekolah menengah pertama. Semua aspek yang berhubungan dengan
kinerja guru berkaitan erat dengan hal-hal prosedural. Pengembangan kreativitas dipersepsikan
oleh guru sebagai hal yang tidak penting.
Abstract
The study is aimed at describing teachers’ perceptions of their competencies after their
FHUWL¿FDWLRQ SURFHVVHV LQ UHODWLRQ WR WKHLU ZRUN SHUIRUPDQFHV LQ HOHPHQWDU\ VFKRROV MXQLRU VHFRQGDU\
schools, and senior secondary schools. The study is evaluation research as a follow-up of the
FHUWL¿FDWLRQ SURFHVV 7KH SDUWLFLSDQWV DUH 3K\VLFV WHDFKHUV RI HOHPHQWDU\ VFKRROV MXQLRU VHFRQGDU\
schools, and senior secondary schools in Yogyakarta. The study involves two research stages of
preliminary and development activities. The preliminary stage consists in reference reviews and
¿HOG ZRUN WR REWDLQ DFFXUDWH LQIRUPDWLRQ RQ WKH UHVHDUFK SUREOHPV 7KH GHYHORSPHQW VWDJH FRQVLVWV
in the construction and validation of the research instruments. The validated instrument is used for
data collection. Findings show that the most prominent aspect of professional competencies occurs
in junior secondary school teachers followed by elementary school teachers and junior secondary
school teachers. The pedagogic, personal, and social aspects are prominent with elementary school
teachers followed by junior secondary school teachers and junior secondary school teachers. All
aspects related to work performances in all teachers show prominence in procedural matters.
Creativity development is not prominent in all teachers.
54
Suparwoto, Zuhdan KP., Mundilarto, Sukardjo, dan A K Projosantoso: Evaluasi Kinerja Guru...
55
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 54 - 68
MXPODK VDVDUDQ SHVHUWD VHUWL¿NDVL JXUX ,3$ ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan
di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) setiap jumlah kuota yang ditetapkan pemerintah
tahunnya ditentukan oleh pemerintah melalui tersebut, disusunlah kuota guru peserta
Departemen Pendidikan Nasional. Tahapan sertifikasi guru untuk masing masing
SHODNVDQDDQ VHUWL¿NDVL JXUX GLPXODL GHQJDQ provinsi dan kabupaten/kota. Penyusunan
SHPEHQWXNDQ SDQLWLD SHODNVDQDDQ VHUWL¿NDVL dan penetapan kuota tersebut didasarkan atas
guru di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, jumlah data individu guru per kabupaten/
pemberian kuota kepada dinas pendidikan kota yang masuk di Pusat Data Direktorat
provinsi dan kabupaten/kota, dan penetapan Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
peserta oleh dinas pendidikan provinsi dan Tenaga Kependidikan. Penetapan guru peserta
kabupaten/kota. Agar seluruh instansi dinas sertifikasi guru didasarkan pada kriteria
pendidikan provinsi dan kabupaten/kota, dengan urutan prioritas 1) masa kerja, 2) usia,
LPMP, dan unsur terkait dengan pelaksanaan 3) pangkat dan golongan, 4) beban kerja, 5)
VHUWL¿NDVL JXUX PHPSXQ\DL SHPDKDPDQ \DQJ tugas tambahan, dan 6) prestasi kerja.
sama tentang kriteria dan proses penetapan Bentuk pelaksanaan sertifikasi guru
SHVHUWD VHUWL¿NDVL JXUX GLVXVXQODK 3HGRPDQ dilakukan melalui portofolio. Portofolio
3HQHWDSDQ 3HVHUWD 6HUWL¿NDVL *XUX 'DODP diartikan sebagai sekumpulan informasi
Jabatan. pribadi yang merupakan catatan dan
Kegiatan sertifikasi pendidik dokumentasi atas pencapaian prestasi
berorientasi pada peningkatan mutu seseorang dalam pendidikannya. Secara
pendidikan nasional melalui peningkatan lebih spesifik, portofolio guru berfungsi
kompetensi dan kesejahteraan guru. Program sebagai (1) wahana guru untuk menampilkan
sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam dan/atau membuktikan unjuk kerjanya yang
rangka memenuhi amanat Undang Undang meliputi produktivitas, kualitas, dan relevansi
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 melalui karya karya utama dan pendukung;
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang (2) informasi/data dalam memberikan
Undang Republik Indonesia Nomor 14 pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan seorang guru bila dibandingkan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 standar yang telah ditetapkan; (3) dasar
WHQWDQJ *XUX 6HUWL¿NDVL JXUX PHUXSDNDQ menentukan kelulusan seorang guru yang
upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan
guru yang dibarengi dengan peningkatan VHUWL¿NDW SHQGLGLNDQ DWDX EHOXP GDQ
kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus dasar memberikan rekomendasi bagi peserta
uji sertifikasi guru dan memenuhi syarat yang belum lulus untuk menentukan kegiatan
lain sesuai dengan ketentuan akan diberi lanjutan sebagai representasi kegiatan
tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok pembinaan dan pemberdayaan guru.
sebagai bentuk upaya pemerintah dalam Penilaian portofolio guru dibatasi
meningkatkan kesejahteraan guru. Tunjangan sebagai penilaian terhadap kumpulan
tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus dokumen yang mencerminkan rekam jejak
pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru prestasi guru dalam menjalankan tugasnya
yang berstatus bukan pegawai negeri sipil sebagai pendidik dan agen pembejalaran
(bukan PNS). dan sebagai dasar untuk menentukan tingkat
8QWXN DODVDQ NHHIHNWLIDQ NHH¿VLHQVLDQ profesionalitas guru yang bersangkutan.
pelaksanaan, dan penjaminan kualitas hasil Portofolio guru terdiri atas 10 komponen,
VHUWL¿NDVL JXUX MXPODK SHVHUWD SHQGLGLNDQ \DNQL NXDOL¿NDVL DNDGHPLN SHQGLGLNDQ
profesi dan uji kompetensi setiap tahun dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4)
56
Suparwoto, Zuhdan KP., Mundilarto, Sukardjo, dan A K Projosantoso: Evaluasi Kinerja Guru...
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, adalah guru tersebut sudah mencapai usia 50
(5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20
prestasi akademik, (7) karya pengembangan tahun sebagai guru atau mempunyai golongan
profesi, (8) keikutsertaan dalam forum IV/a, atau yang memenuhi angka kredit
ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kumulatif setara dengan golongan IV/a.
kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan Uraian di atas memberikan gambaran
yang relevan dengan bidang pendidikan. tentang tugas pokok dan fungsi guru
Kesepuluh komponen portofolio serta gambaran sertifikasi guru berserta
tersebut merupakan refleksi dari empat implikasinya. Tujuan akhirnya adalah
kompetensi guru. Setiap komponen portofolio untuk meningkatkan kualitas guru dan
dapat memberikan gambaran satu atau lebih kesejahteraannya. Sertifikasi guru dalam
NRPSHWHQVL JXUX SHVHUWD VHUWL¿NDVL GDQ VHFDUD MDEDWDQ PHUXSDNDQ SURVHV SHPEHULDQ VHUWL¿NDW
akumulatif dari sebagian atau keseluruhan pendidik untuk guru yang telah memenuhi
NRPSRQHQ SRUWRIROLR PHUHÀHNVLNDQ NHHPSDW standar kompetensi guru. Sertifikasi ini
kompetensi guru yang bersangkutan. guru juga bertujuan untuk (1) menentukan
Pemetaan kesepuluh komponen portofolio kelayakan guru dalam melaksanakan tugas
dalam konteks kompetensi guru disajikan sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan
dalam Tabel 1. tujuan pendidikan nasional, (2) meningkatkan
Dalam Ketentuan Peralihan Pasal 66 proses dan mutu hasil pendidikan, (3)
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008, meningkatkan martabat guru, serta (4)
guru dalam jabatan yang belum memenuhi meningkatkan profesionalitas guru.
NXDOL¿NDVL DNDGHPLN 6 DWDX ' ,9 VHFDUD Beberapa permasalahan yang terjadi
otomatis dapat mengikuti uji kompetensi untuk pada kegiatan sertifikasi guru menurut
PHPSHUROHK VHUWL¿NDW SHQGLGLN 6\DUDWQ\D Baedhowi (2008:1) antara lain jumlah tenaga
57
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 54 - 68
kependidikan (guru) seluruh Indonesia yang Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
terdata di Depdiknas (sekarang Kemdiknas) Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
sekarang ini ada 2.783.321 guru, termasuk Guru dijelaskan bahwa Standar Kompetensi
guru Depag. Dari jumlah itu, sebanyak Guru dikembangkan secara utuh dari empat
PDVLK EHOXP PHPLOLNL NXDOL¿NDVL 6 kompetensi utama, yakni kompetensi (1)
DIV. Selanjutnya, hasil penelitian Balitbang pedagogik, (2) kepribadian, (3) sosial, dan
'HSGLNQDV WDKXQ WHQWDQJ NXDOL¿NDVL (4) profesional. Keempat kompetensi tersebut
pendidikan guru/dosen TK, SD, SMP, SMA, terintegrasi dalam kinerja guru. Dengan
dan dosen PT menunjukkan bahwa banyak demikian, manajemen kinerja merupakan
guru/dosen yang belum memiliki persyaratan pendekatan strategis dan terpadu untuk
NXDOL¿NDVL *XUX 7. VHEDQ\DN RUDQJ menyampaikan sukses kelanjutan pada
yang sudah memiliki kewenangan mengajar organisasi untuk memperbaiki kinerja guru
VHVXDL GHQJDQ NXDOL¿NDVL SHQGLGLNDQ EDUX dengan mengembangkan kapabilitas dari
12.929 orang (9,43%). Guru SD sebanyak sejawat tim guru dan kontributor guru sebagai
1.234.927 orang, yang sudah memiliki individu.
kewenangan mengajar sesuai dengan Standar nasional pendidikan di
NXDOL¿NDVL SHQGLGLNDQ EDUX RUDQJ antaranya mencakup standar pendidik dan
(50,67%). Guru SMP sebanyak 466.748 standar tenaga kependidikan,yang antara
orang, yang sudah memiliki kewenangan lain pendidik perlu memiliki kualifikasi
mengajar sesuai dengan kualifikasi akademik dan kompetensi tertentu. Standar
pendidikan baru 299.105 orang (64,08%). tersebut adalah guru sebagai agen pembaharu
Guru SMA sebanyak 377.673 orang, yang pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
sudah memiliki kewenangan mengajar sesuai berkemampuan untuk mewujudkan tujuan
GHQJDQ NXDOL¿NDVL SHQGLGLNDQ EDUX pendidikan nasional. Berdasarkan standar
orang (63,02%). tersebut, kualifikasi akademik dikaitkan
Kinerja, menurut Munir (2008:31) GHQJDQ LMDVDK GDQ DWDX VHUWL¿NDW NHDKOLDQ
dan Nawawi (2006:62-67) adalah hasil kerja relevan yang dimiliki guru. Selanjutnya,
berdasarkan penilaian tentang tugas dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
fungsi jabatan oleh suatu institusi tertentu. berkaitan dengan kompetensi pedagogik,
Hal ini ditegaskan oleh Fattah (2004:19) kepribadian, profesional dan sosial. Indikator
bahwa kinerja atau prestasi kerja atau yang dapat dideteksi dari guru antara lain
penampilan kerja (performance) diartikan dapat (a) menguasai substansi kajian secara
sebagai ungkapan kemampuan yang didasari mendalam, (b) melaksanakan pembelajaran
oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan yang mendidik, (c) memiliki kepribadian
motivasi dalam menghasilkan sesuatu. yang kuat, serta (d) memiliki komitmen dan
Ukuran kinerja dapat dilihat dari empat perhatian terhadap peserta didik.
hal, yakni quality of work, promptness, Berdasarkan uraian di atas, dapat
initiative, capability, dan communication. disimpulkan beberapa indikator kinerja
Hal ini berarti bahwa kinerja guru berkaitan berkaitan dengan seberapa tinggi pencapian
dengan kualitas hasil kerja, ketepatan waktu aspek-aspek (1) kuantitas dan kualitas
menyelesaikan pekerjaan, prakarsa dalam pencapaian tugas-tugas guru baik yang
menyelesaikan pekerjaan, kemampuan dilakukan individu, kelompok maupun
menyelesaikan pekerjaan, dan kemampuan organisasi, (2) fungsi kemampuan guru dalam
guru membina kerja sama dengan pihak lain. menerima tugas untuk mencapai tujuan,
Berdasarkan Peraturan Menteri (3) tingkat pencapaian tujuan dan interaksi
Pendidikan Nasional Republik Indonesia antara tujuan dan kemampuan guru, (4)
58
Suparwoto, Zuhdan KP., Mundilarto, Sukardjo, dan A K Projosantoso: Evaluasi Kinerja Guru...
kesuksesan guru dalam melaksanakan suatu sebagai karier yang akan dilakukan sepanjang
pekerjaan, serta (5) hasil kerja yang dicapai hayat; (2) sebelum melakukan pekerjaan
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas diperlukan ilmu dan keterampilan tertentu,
yang dibebankan kepadanya berdasarkan memerlukan pelatihan khusus dalam jangka
kecakapan, pengalaman, kesungguhan, dan waktu tertentu, dan tidak setiap orang dengan
ketersediaan waktu. Oleh sebab itu, kinerja leluasa dapat melakukannya tanpa mengikuti
merupakan gabungan dari tiga faktor yang persiapan yang memadai; (3) memiliki
terdiri atas pengetahuan, pengalaman, dan otonomi dalam mengambil keputusan
tanggung jawab. Pengetahuan berhubungan terkait dengan tugasnya, tidak diatur oleh
dengan pekerjaan yang menjadi tanggung pihak lain walaupun dari atasannya; (4)
jawab dalam bekerja, sedangkan pengalaman mempertanggungjawabkan segala sesuatu
berhubungan dengan jumlah waktu atau yang diakibatkan oleh keputusan profesional
lamanya dalam bekerja dan dengan substansi yang diambilnya; (5) memiliki komitmen
yang dikerjakan. Selanjutnya, kepribadian terhadap jabatan dan klien serta dilakukan
berhubungan dengan kondisi di dalam dengan menggunakan administrasi yang jelas
diri seseorang dalam menghadapi bidang dan mudah; (6) memiliki organisasi profesi dan
kerjanya, seperti minat, bakat, kemampuan asosiasi yang sepenuhnya diatur sendiri oleh
bekerja sama, ketekunan, kejujuran, sikap, anggotanya; (7) memiliki kode etik tersendiri
dan motivasi kerja. untuk membantu memberikan penjelasan
Profesi merupakan pekerjaan atau nyata yang meyakinkan kepada klien atau
dapat juga berwujud sebagai jabatan di khalayak ramai; dan (8) mempunyai status
dalam suatu hierarki birokrasi yang menuntut sosial dan gaji yang tinggi bila dibandingkan
keahlian tertentu serta memiliki etika khusus dengan jabatan lainnya.
untuk jabatan tersebut serta pelayanan baku Kehidupan masyarakat modern
terhadap masyarakat. Pada masyarakat ditandai oleh semakin profesionalnya tata
modern, keahlian tersebut diperoleh melalui kehidupan masyarakat tersebut namun di
pendidikan dan pelatihan khusus. Suatu profesi dalam suatu masyarakat sederhana berbagai
adalah kegiatan seseorang untuk menghidupi profesi dilaksanakan berdasarkan tradisi
kehidupannya (earning a living). Seorang dan kebudayaan yang statis. Profesi guru
profesional menjalankan pekerjaannya merupakan suatu bentuk spesialisasi pekerjaan
sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan yang menuntut kemampuan yang terus-
kata lain memiliki kemampuan dan sikap menerus berubah dan berkembang. Guru
sesuai dengan tuntutan profesinya. Stinnett, sebagai pendidik adalah tokoh yang paling
dkk, (1968) menegaskan bahwa jabatan banyak bergaul dan berinteraksi dengan
guru telah dianggap memenuhi kriteria para murid dibandingkan dengan personel
profesi karena mengajar pasti melibatkan lainnya di sekolah. Blau dan Peter M (1973)
potensi intelektualitas. Bahkan, lebih lanjut menjelaskan bahwa ilmuwan tidak mempunyai
disebutkan bahwa mengajar dapat diamati dan NOLHQ QDPXQ VLJQL¿NDQVL SURIHVLRQDO SDGD
sebagai dasar dari semua jabatan profesional otonomi akademis adalah sejauh mana
lainnya. Mengajar, disebutnya sebagai ibu asosiasi akademisi dan guru memperjuangkan
dari segala profesi. profesinya. Dalam hal ini, profesi guru
Ornstein, et.al. (dalam Sutjipto dan merupakan fenomena sosial yang kompleks
Kosasi, 2004:9); Sanusi (dalam Sagala, karena berkaitan dengan bagaimana dia melihat
2009:8); serta Anwar dan Sagala (2004:123) dirinya sendiri dan dilihat oleh orang lain.
menyebutkan bahwa pengertian profesi Uraian di atas memberikan gambaran
mencakup (1) tugas tersebut dilakukan bahwa guru perlu memiliki pemahaman yang
59
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 54 - 68
60
Suparwoto, Zuhdan KP., Mundilarto, Sukardjo, dan A K Projosantoso: Evaluasi Kinerja Guru...
NUHDWLI HIHNWLI GDQ H¿VLHQ GDODP EHUWLQGDN Tabel 2 berikut ini menjelaskan
terampil, komunikatif, dan sebagainya. mengenai kinerja guru yang melibatkan aspek
Komitmen berkaitan dengan aspek kepedulian HIHNWLYLWDV GDQ H¿VLHQVL (IHNWLYLWDV PHQJDFX
terhadap tugas pokok, berpartisipasi aktif pada kinerja guru yang bertumpu pada
dalam tugas/layanan profesional, bertanggung kemampuan abstrak yang tinggi, sedangkan
jawab, serta memiliki kemampuan kolaboratif H¿VLHQVL GLWDQGDL GHQJDQ SROD NLQHUMD JXUX
dan kooperatif. Hal ini didasarkan pada yang mengacu pada aspek prosedural. Dua hal
realitas bahwa profesi guru selalu berkaitan ini yang dapat menjadi pedoman kerja guru
dengan keahlian, tanggung jawab, dan aspek dalam pengelolaan diri, khususnya dalam
kesejawatan. Expertise/keahlian dalam lingkup kerjanya agar mampu beradaptasi
praktiknya seharusnya dilakukan dengan dalam tugas akademik dan administratif.
pendidikan prajabatan, pelatihan, serta belajar 'L GDODP LPSOHPHQWDVL VHUWL¿NDVL JXUX
sepanjang hayat. Responsibility/tanggung melalui portofolio untuk menilai kompetensi
jawab dalam setiap perilakunya memuat guru sebagai pendidik dan agen pembelajaran
target dan prosedur tertentu yang harus dilakukan dengan bergam komponen, yakni
dicapai melalui interaksinya dengan peserta komponen pedagogik, kepribadian, dan
didik. Corporatness/kesejawatan berkaitan sosial. Komponen pedagogik bersumber dari
dengan setiap perilaku keseharian maupun GRNXPHQ NXDOL¿NDVL DNDGHPLN SHQGLGLNDQ
tugas profesional perlu memuat kode etik. dan pelatihan, pengalaman mengajar, serta
61
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 54 - 68
62
Suparwoto, Zuhdan KP., Mundilarto, Sukardjo, dan A K Projosantoso: Evaluasi Kinerja Guru...
Tabel 3. Indikator Instrumen Evaluasi Kinerja Guru IPA SD, SMP, dan SMA
Instrumen yang valid dan andal digunakan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
untuk mengumpulkan data lapangan. Analisis Hasil evaluasi kualifikasi akademik
evaluasi tingkat kecenderungan digunakan guru pascasertifikasi untuk guru IPA SD,
empat kategori sebagai berikut. SMP, dan SMA sedang menempuh S1
sebanyak 6,06% (hanya pada guru IPA SD),
Tabel 4. Rentang Skor dan Interpretasinya secara berutan berijazah S1 sebanyak 90,90%;
94,74%, dan 89,13%; sedangkan menempuh
S2 sebanyak 3,04%; 5,26%, dan 4,35%;
berijazah S2 sebanyak 6,52% (untuk guru
,3$ 60$ 3URSRUVL NXDOL¿NDVL DNDGHPLN
yang terbesar pada guru IPA SD, SMP, dan
SMA adalah berijazah S1. Penilaian diri
guru terhadap aspek kompetensi profesional,
63
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 54 - 68
pedagogik, kepribadian, dan sosial pada Salah satu ciri guru yang kompeten adalah
guru IPA SD, SMP, dan SMA berturut-turut guru yang selalu mau dan bersedia belajar
ditampilkan pada Tabel 5. sepanjang hayat. Kemauan belajar merupakan
Persepsi penilaian dalam aspek gambaran guru yang memiliki komitmen
kompetensi profesional, pedagogik, XQWXN VHODOX LQJLQ PDMX 'XD WXJDV JXUX ¿VLND
kepribadian, dan sosial antara guru dengan dalam pembelajaran IPA yang perlu dihayati
atasan ternyata terdapat sedikit perbedaan. dengan sebaik-baiknya adalah pengelolaan
Namun, terdapat kecenderungan penilaian instruksional dan pengelolaan kelas.
atasan memiliki rentang dari cukup sampai Orientasi pembelajaran IPA belum
sangat baik, sedangkan pada kompetensi ditujukan kepada peran siswa untuk belajar,
sosial penilaian pribadi ada yang menampilkan dan guru sebagai fasilitator pembelajaran.
kondisi tidak baik. Untuk penilaian atasan Hal ini berarti ada pergeseran paradigma
terhadap guru IPA secara berturut-turut untuk pembelajaran IPA, yakni dari yang semula guru
tingkat SD disparitasnya paling menonjol, lalu menetapkan apa yang akan dipelajari menjadi
guru SMA, dan yang paling kecil disparitasnya bagaimana menyediakan dan memperkaya
guru SMP. Namun, secara keseluruhan pengalaman siswa. Pengalaman belajar ini
memberikan gambaran kondisi bahwa penilaian diperoleh melalui serangkaian kegiatan yang
tersebut dalam batas-batas pelaksanaan pada prinsipnya mengeksplorasi lingkungan
tugas yang lebih bersifat administratif. melalui interaksi aktif antara siswa dengan
64
Suparwoto, Zuhdan KP., Mundilarto, Sukardjo, dan A K Projosantoso: Evaluasi Kinerja Guru...
guru dan membangun kerja sama serta Dalam kaitan dengan proses
interaksi siswa dengan lingkungan dan pembelajaran IPA di kelas ada dua hal pokok
narasumber lain. Orientasi pembelajaran IPA yang menjadi fokus telaah, yakni RPP dan
dipertimbangkan dan disediakan pengalaman pelaksanaan pembelajaran di kelas. Di dalam
belajar siswa. penyusunan RPP yang mencakup pemahaman
Penghayatan ajaran Ki Hadjar format dan pengembangan substansi materi
Dewantoro tentang falsafah ngerti-ngrasa dapat dikemukakan bahwa RPP yang disusun
dan nglakoni dapat membawa pembelajaran cenderung hanya berupa mengisi format.
IPA yang bermuatan nilai/value dengan Dalam hal pemahaman format, sebagian
memahami langkah penguasaan fakta besar guru telah mampu mengisi secara baik,
diteruskan dengan pengembangan persepsi terutama pada penyusunan alokasi waktu,
dan konsepsi yang seterusnya mampu tujuan, dan metode. Namun, yang melibatkan
melakukan internalisasi menjadi value/nilai. aspek kreativitas pembuatan skenario berpikir,
Falsafah tersebut bila diiplementasikan dalam pelibatan pendidikan karakter, kebenaran,
pembelajaran, tentu akan meningkatkan dan pengembangan media masih belum
kualitas profesional guru dan sekaligus dapat memadai dan tampilan yang dihasilkannyapun
bermuara pada peningkatan kualitas siswa umumnya baru bersifat prosedural.
secara berkesinambungan. Prinsip penyelenggaraan KTSP adalah
Beberapa aspek kegiatan yang belajar tuntas sehingga layanan pembelajaran
mendukung kompetensi profesional, seharusnya bersifat individual. Artinya,
pedagogik, kepribadian, sosial, serta kinerja kemajuan siswa tidak harus mengikuti
guru dapat ditampilkan dalam Tabel 5. kemajuan klasikal. Namun, untuk saat ini ada
Berdasarkan aspek yang berkaitan kecenderungan bahwa guru masih mengalami
dengan kinerja guru IPA dalam hal kesulitan di dalam penyusunannya. Padahal,
pengembangan diri untuk peningkatan kecenderungan global menuntut layanan
efektivitas dan efisiensi kerja dapat individual. Misalnya, penggunaan modul,
disimpulkan bahwa pada perilaku guru IPA e-leaning, internet, dan paket belajar.
SD, SMP, dan SMA mengenai pengalaman Pemecahan sementara yang telah dapat
EHUWLQGDN H¿VLHQ OHELK PHQRQMRO GLEDQGLQJNDQ dilakukan adalah membuat pembelajaran
dengan bertindak efektif, dengan urutan yang bervariasi dengan guru berperan sebagai
VDQJDW PHQRQMRO ! SDGD NHJLDWDQ fasilitator pembelajaran, seperti pembelajaran
pendidikan dan pelatihan, kegiatan seminar, melalui diskusi, belajar berkelompok untuk
pengalaman menjadi organisasi sosial, dan menyelesaikan tugas tertentu, penyediaan
tugas tambahan yang tidak berhubungan media pembelajaran, dan melakukan
dengan IPA; cukup menonjol pada kegiatan inventarisasi sumber pembelajaran yang
pendukung bertindak efektif (66%-80%) dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan
yang antara lain menjadi pengurus orgaisasi keterlibatan siswa dan sebagainya.
bidang pendidikan, pembimbing teman Bertolak dari uraian di atas, kegagalan
sejawat, pembimbing siswa dalam lomba, karena faktor akademik perlu dicari alternatif
pembuatan media pembelajaran, sedangkan pemecahannya melalui pembelajaran yang
yang kurang menonjol (<55%) antara lain menyenangkan. Bila dilakukan pendekatan
mengikuti lomba akademik, menghasilkan yang tepat terhadap siswa, boleh jadi siswa
lomba karaya tulis ilmiah, penulis soal atau lebih senang belajar melalui kegiatan diskusi
reviewer soal ujian akhir, membuat karya dan lebih unggul prestasinya daripada dengan
teknologi, dan pehargaan yang relevan dalam kegitan klasikal. Menggunakan kriteria
bidang pendidikan. belajar tuntas, yakni bahwa siswa yang
65
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 54 - 68
66
Suparwoto, Zuhdan KP., Mundilarto, Sukardjo, dan A K Projosantoso: Evaluasi Kinerja Guru...
67
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 54 - 68
68