1.2 Fatahillah
“Sebentar saja Fatahillah. Tidak akan sampai setengah jam. Lagi pula dari tadi
mamak lihat kau lebih sibuk nonton TV dari pada melukis kaligrafi.” (Hal : 20 )
Penjelasan : Fatahillah merupakan adik dari tokoh utama yaitu Zaenal dan ia
berusia 11 tahun dan Bersekolah dan ia duduk di duduk dibangku kelas 5 di SD
Manowa.
1.3 Thiyah
Dan Thiyah, sembilan tahun, kelas 3 SD. ( Hal : 19 )
Penjelasan : Thiyah merupakan si anak bungsu di keluarga Zaenal, dia berusia 9
tahun dan duduk di bangku kelas 3 SD Manowa.
1.6 Awang
Aku memilih berjalan keluar kelas bersama Awang. Kami menyusuri selasar
ruang kelas. Dikelas lima tidak tampak fatah. ( Hal : 32 )
Penjelasan : Awang merupakan teman sekelas sekaligus sahabat yang selalu
bermain bersama. Dan mereka senang bermain di bale samping sungai pada saat
hari libur untuk memancing dan menunggu kapal yang lewat untuk meminta uang.
1.7 Ode
Hanya Ode yang wajahnya terlipat. Dia menatap kecewa telapak tangannya.
“jangan-jangan ini gara-gara kau bergabung di bale kami, Han,” gerutunya. ( Hal :
53 )
Penjelasan : Ode merupakan teman sekelas sekaligus sahabat Za yang selalu
bersama-sama bermain di bale.
1.8 Malim
Malim menyengir lebar. Dengan bangga dia menunjukkan tumpukan uang logam
di tangannya. “ enam ribu lima ratus.” ( Hal : 53 )
Penjelasan : Malim merupakan anak dari paman Rota yang juga teman bermain Za
di bale.
1.10 Fatma
“ mereka anak-anak kita, Fatma, mereka tidak akan tumbang gara-gara makan
tanpa sayur dan lauk.” Aku menarik nafas perlahan, mendengar obrolan bapak dan
mamak. ( Hal : 132 )
Penjelasan : Fatma merupakan ibu dari Za, Thiyah, dan Fatah. Ia merupakan
seorang penjahit yang mahir di desanya.
2. Karakter / Watak
2.1 Zaenal
a. cerdas
Tukang pukul itu juga, meskipun mereka galak, sejatinya mereka juga tetap
orang yang baik. Mereka punya keluarga, anak, istri, yang harus dinafkahi.
Kami tidak bisa melawan kekerasan dengan kekerasan, kami harus mengambil
hati, memanfaatkan sisi kebaikan mereka. ( Hal : 295 )
Penjelasan : ketika Za dan temannya yang lain ingin mencuri dokumen tentang
pembangunan pelabuhan yang asli di dalam yact milik pak alex tetapi yact
tersebut dijaga oleh banyak tukang pukul yang berwajah garang yang
mengusir mereka tiap mendekati yact tersebut. Akhirnya Za memiliki ide
untuk mengelabui mereka dengan berpura-pura memancing di dekat yact dan
membiarkan sampan mereka terbawa arus mendekati yact. Ketika sampan
yang di bawa temannya berhasil mengelabui tukang pukul di atas yact Za
langsung menyelam dan naik ke atas yact.
b. Bertanggung jawab
“ Mamak menyuruh kita bertanggung jawab. Aku tidak mau pulang sebelum
urusan ini selesai. Bisa panjang urusannya. Kita bisa dihukum diteras rumah.
Kalau kau tidak mau ikut, biar aku saja.” ( Hal : 43 )
Penjelasan : ketika Za dan fatah mengukur baju pak sidik sehari sebelumnnya
rupanya ukurannya salah sehingga ukuran bajunya besar sekali sehingga
mamak menyuruh mereka kembali mengukur baju wak sidik keesokan harinya
dan rupanya ketika sampai dirumahnya wak sidik tidak ada di rumah dan
sedang ada di kantor kecamatan yang jaraknya lumayan jauh dan itu
menyebabkan mereka bingung antara pulang dengan tangan kosong dan
dimarahi mamak di rumah atau pergi ke kantor kecamatan yang jauh jaraknya
dan menyelesaikan tugas mereka. Dan akhirnya mereka berdua pergi kekantor
kecamatan dengan berjalan kaki dan menyelesaikan tanggung jawab mereka.
c. Pantang menyerah
“ sampai isya tetap kita tunggu.” Aku membulatkan tekad. Mengajak fatah
masuk ke ruang depan kantor kecamatan, tempat biasanya tamu menunggu.
Ada kursi empuk untuk duduk. ( Hal : 45 )
Penjelasan : ketika Za dan fatah sampai di kantor rupanya wak sidik sedang
rapat penting dan menurut pegawai yang lain biasanya rapat itu sangat lama
dan Za dengan tekadnya yang kuat ia tetap menunggunya.
2.2 Ode
a. Ingin tahu
“ bukan, bu. Pertanyaan saya, mengapa uang amir dan budi bisa berbeda.”
( Hal : 61 )
Penjelasan : ode memiliki rasa ingin tahu yang besar dan selalu bertanya
biarpun pertanyaan itu menurut kita tidak penting.
b. Suka bekerja
“ aku harus punya uang banyak za, untuk lanjut sekolah SMP. Bapakku tak
punya uang untuk menyekolahkanku di kecamatan.” ( Hal : 63 )
c. Hemat
“ tidak, aku sudah sarapan sampai kenyang. Sengaja begitu biar aku bisa
menabung. Banyak sekali keperluan yang akan ku beli.” ( Hal : 30 )
Penjelasan : ode memiliki pemikiran yang selalu kedepan sehingga ketika
teman-temannya yang lain mengajak untuk berfoya-foya dia malah memilih
untuk menabung uangnya untuk kepereluannya di masa depan.
2.3 Fatah
a. Penolong
“ tidak, mak. Fat sama sekali tidak keberatan.” Fatah menggeleng, bergegas
mengambil bungkusan pakaian wak albert. ( Hal : 29 )
Penjelasan : fatah sangat suka sekali meolong mamaknya seperti menolong
mengukurkan baju dan mengantarkan baju yang sudah dijahit oleh ibunya ke
rumah pelanggannya.
b. Pemalas
“ oi, kau salahkan mamak pula. Paling tiga puluh menit kau mengukur baju.
Kau hanya mengarang-ngarang alasan. Kaligrafi kau tidak selesai karena kau
lebih banyak nonton tv.” ( Hal : 28 )
Penjelasan : fatah sangat suka menunda pekerjaan dan sangat suka bermalas-
malasan dengan menonton tv.
c. Tidak mau disalahkan
“ aku menyebutkan ukuran yang benar. Kak za lah yang salah mencatat.” ( Hal
: 40 )
Penjelasan : ketika fatah dan za di beri tugas oleh mamak untuk mengukur
baju wak sidik rupanya mereka salah mencatat ukuran bajunya sehingga
mereka berdua di marahi oleh mamak dan fatah juga za tidak ingin disalahkan
dalam hal itu.
2.4 Awang
a. Suka menolong
“ baiklah kalau begitu. Kau tenang saja, tia. Sebelum lonceng tanda istirahat
selesai, aku akan membawa kembali ballpoint kesayangan kau itu.” (Hal: 35)
Penjelasan : ketika jam istrahat za dan awang lewat didepan kelas tia dan
melihat tai menangis karena ballpoin kesayangannya jatuh ke sungai dan
awang yang melihat hal itu langsung menolong tia dan berenang mengambil
ballpoin itu di sungai.
b. Sok tahu
“ kau dimarahi bu nopa karena tidak buat PR ?” isak mutia bertambah
kencang. “ tia anak rajin, tidak pernah lupa buat PR!” sungutnya. Awang jadi
nyengir. “ oh kau dimusuhi teman-teman, di tinggal sendirian di dalam kelas
tidak di ajak main.” (Hal: 33)
Penjelasan : ketika mutia menangis didalam kelas awang dan za
mendatanginya dan awang dengan tingkah sok tahunya ia mencoba menebak
apa yang membuat mutia menangis tanpa bertanya apa yang membuat mutia
menangis.
c. Setia kawan
“ aku ikiu za” awang berkata sebaliknya. “ ya nasib. Kenapa pula aku punya
teman keras kepala seperti kalian. Satu kelas kepala ingin berhenti sekolah.
Dua yang lainnya keras kepala ingin membujuknya.” Ode kesal menatap aku
dan awang. (Hal: 197)
Penjelasan : ketika malim memutuskan untuk berhenti sekolah dan bekerja za
dan awang juga ode sebagai temannya tidak pernah lelah untuk membujuk
malim kembali sekolah.
3. Latar
3.1 Latar tempat
a. Kapal bajak laut
Aku berdiri di geladak utama kapal yang luas dengan lantai kayu yang terasa
licin. Hanya ada kami bertiga di sini. Aku, fatah, dan seorang bajak laut. (Hal:
1)
Penjelasan : za dan fatah pada saat itu berada di atas kapal milik bajak laut dan
dia dijadikan budak di kapal itu.
b. Bale
Sore ini kami bertiga sedang duduk-duduk di bale pinggir sungai. (Hal: 8)
Penjelasan : bale merupakan bangunan sederhana tempat orang kampung
duduk-duduk dan pada saat itu za dan ketiga temannya sedang duduk-duduk
disana menunggu kapal yang sedang lewat.
c. Kampung manowa
Inilah kampungku, kampung manowa. Disini, seluruh rumah warga berada di
atas air. (Hal: 18)
Penjelasan : kampung manowa merupakan tempat geng si anak badai tinggal
dan disanalah tempat terjadinya cerita seru dalam novel ini.
d. Dapur
Habis dari dapur, kulihat fatah sudah tidak berada di ruang tengah. Kertas
gambarnya tergeletak begitu saja. (Hal: 20)
Penjelasan : ketika za keluar dari dapur za tidak lagi melihat fatah sedang
duduk menonton tv di ruang tengah.
e. Rumah pak kapten
Lima menit kemudian kami tiba di rumah pak kapten. Beliau sedang duduk di
teras rumah, sepertinya menunggu kami. (Hal: 21)
Penjelasan : za dan fatah diberi tugas oleh mamak untuk mengukur baju pak
kapten dirumahnya sehingga mereka pergi kesana.
f. Warung kak ros
“mereka berpoya-poya di warung kak ros,” jawab ode poya-poya yaitu makan
dua atau tiga potong pisang goreng kemudian minum sekaleng susu cap
beruang. (Hal: 30)
Penjelasan : ketika malim dan kawan za yang lain mendapat uang yang banyak
setelah meminta kepada kapal-kapal yang lewat dan mereka berpoya-poya
dengan makan dua atau tiga potong pisang goreng dan minum susu cap
beruang diwarung kak ros.
g. Sekolah
Dia kembali bertanya saat pelajaran di sekolah. Saat itu bu rum sedang
meminta kami mengerjakan soal matematika. (Hal: 61)
Penjelasan : pada hari itu geng anak badai sedang bersekolah dan ketika
pelajaran matematika bu rum menyuruh mereka untuk mengerjakan soal
matematika.
4. Alur
4.1 Tahapan alur
a. Pengenalan
Inilah kampungku, kampung manowa. Disini, seluruh rumah warga berada
diatas air. Kokoh berdiri dengan tiang-tiang yang terbenam didasar muara.
Bukan hanya rumah, masjid dan sekolah juga di atas air. (Hal:18)
Penjelasan : kutipan diatas menjelaskan tentang kampung manowa, kampung
tempat tinggal si tokoh utama yaitu za dan teman-temannya seperti ode,
malim, awang. Yang tergabung dalam geng si anak badai yang akan mengatasi
beragam masalah yang menimpa kampung mereka.
b. Munculnya masalah
Fakta akan ada pembangunan pelabuhan besar, itu menggembirakan. Fakta
lainnya, pembangunan akan dilakukan di kampung kami, itu
mengkhawatirkan. Pak kapten memperjelas kekhawatiran itu. “lantas rumah
kami bagaimana? Sekolah anak-anak kami bagaimana? Mata pencaharian
kami bagaimana?” (Hal:85)
Penjelasan : pak alex yang datang untuk mengumumkan tentang pembangunan
pelabuhan di kampung manowa. Ia mengatakan bahwa pelabuhan itu akan
membuat kampung itu menjadi maju dan menyampaikan kata-kata manis yang
lain sehingga membuat para warga simpati kepada pembengunan pelabuhan
itu. Tetapi pak kapten sudah mengetahui bahwa ada hal lain dibalik
pembangunan pelabuhan itu yang nantinya akan membuat kampung manowa
bukannya menjadi lebih baik melainkan akan menghancurkannya. Oleh karena
itu pak kepten menolak tegas tentang pembangunan pelabuhan itu dan mulai
membuat berbagai propaganda untuk mengajak warga menghentikan
terjadinya pembangunan pelabuhan di kampung mereka.
c. Menuju konflik
Kabar pemutaran film di layar tancap itu berbuntut panjang. Cepat sekali
kabarnya sampai kepejabat tinggi ibu kota provinsi. Film itu ternyata dianggap
memprovokasi penduduk kampung. Pagi-pagi buta, dua hari kemudian, lima
petugas berpakaian preman menunggu di depan masjid. “kami hendak
menangkap sakai bin manaf,” seorang diantara petugas berkata setelah kami
mendekat. (Hal:215)
Penjelasan : akibat pemutaran film di layar tancap yang dianggap
memprovokasi penduduk kampung, akhirnya pak kapten di tangkap dan
dibawa ke pengadilan provinsi untuk diadili di sana. Padahal perihal kesalahan
yang dilakukan pak kapten belum terbukti dan belum jelas apa kasus yang
menjerat pak kapten. Dan dengan begitu rencana pembangunan pelabuhan
yang telah direncanakan akan berjalan tanpa ada yang memprovokasi warga
kampung.
d. Ketegangan
Aku tergugu saat menyaksikan kelas enam dihancurkan. Ruangan terakhir
yang tersisa. Juga ode, malim, dan awang. Sekuat apapun teriakan kami,
sekuat apapun tangisan kami, tidak akan menghentikan alat berat itu. Setengah
jam berlalu, bangunan sekolah kami lenyap begitu saja. Genteng-gentengnya
sedah berada didasar sungai. Kayu-kayunya mengambang dipermukaan
sungai, perlahan hanyut menuju lautan. (Hal:291)
Penjelasan : sekolah milik za dan kawan-kawannya dihancurkan oleh pekerja
proyek pembangunan jembatan karena telah mendapat surat perintah dari
utusan gubernur untuk pembangunan pelabuhan. hal itu merupakan
penghancuran awal dalam pembangunan pelabuhan yang nantinya rumah
warga juga bangunan lain yang ada di kampung manowa juga akan di
hancurkan.
e. Penyelesaian
“lupakan berkas kajian it. Kita berhasil mendaopatkan bukti baru yang tak
terbantahkan.” “Bukti apa za?” malim bertanya jengkel. “sejak tadi siang kau
tidak menjelaaskan siasat kau dengan rinci.” Aku menunjukkan bungkusan
pelastik. “ini tape recorder mutia. Tadi aku pinjam sebelum berangkat. Aku
telah merekam semua percakapan mereka.” (Hal:312)
Penjelasan : rekaman itu berisi percakapan pak alex dengan camat tiong yang
membahas bahwa pembangunan pelabuhan di desa manowa ternyata tidak
diizinkan tetapi mereka menyuap para pejabat di provinsi supaya mengizinkan
proyek dan juga memalsukan surat penangkapan dan kasus pak kapten
sehingga memudahkan mereka dalam menjalankan proyek tersebut dan
mereka berencana untuk melakukan korupsi dalam proyek pembengunan
pelabuhan itu. Dan nantinya rekaman itu akan di bawa ke pengadilan tempat
pak kapten diadili sebagai barang bukti bahwa pak kapten tidak bersalah dan
pembangunan pelabuhan di desa manowa dapat di batalkan serta
menjebloskan para pelaku pembangunan proyek tersebut kedalam penjara.