Anda di halaman 1dari 11

GRAVITASI p-ISSN: 1412-2375

Vol. 18 No. 1 Januari – Juni (2019) e-ISSN: 2654-4318

PREDIKSI NILAI DEBIT PUNCAK MENGGUNAKAN METODE


MUSKINGUM DI SUNGAI PASANGKAYU KECAMATAN PASANGKAYU
KABUPATEN PASANGKAYU

Muh. Assiddiq1), Abdullah1), Abd. Rahman1)

Program Studi Fisika Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Tadulako

ABSTRAK
Penelitian tentang prediksi nilai debit puncak aliran telah dilakukan di Sungai
Pasangkayu Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu. Penelitian ini dilakukan
untuk memprediksi nilai debit puncak yang terjadi di aliran sungai Pasangkayu. Data
debit aliran sungai yang diperoleh dari hasil pengukuran diolah dengan menggunakan
Metode Muskingum yaitu suatu cara perhitungan yang digunakan dalam penelusuran
banjir dengan pendekatan hukum kontinuitas, data kecepatan aliran, kedalaman, jarak
tiap pias diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel. Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa debit maksimum aliran masuk sungai Pasangkayu terjadi pada
tanggal 17 Maret 2018 pukul 12:00:00 WITA dengan besar debit 18,17 m3/dt
sedangkan debit maksimum aliran keluar terjadi pada hari yang sama pada pukul
10:00:00 WITA dengan besar debit 19,09 m3/dt. Hal ini disebabkan terjadinya hujan
di bagian hulu sungai tepatnya di desa Lalundu yang memiliki aliran ke sungai
Pasangkayu. Berdasarkan grafik Muskingum tanggal 18 Maret 2018 menunjukkan
bahwa debit puncak bagian hulu (aliran masuk) lebih besar dari pada debit puncak
bagian hilir (aliran keluar), perbedaan waktu terjadinya debit puncak antara bagian
hulu dan hilir memiliki selisih waktu 1 jam, sedangkan pada tanggal 17 Maret dan 19
Maret 2018 nampak debit puncak aliran masuk lebih kecil dari pada aliran keluar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aliran masuk yang lebih besar dari pada
aliran keluar yang menyebabkan terjadinya limpasan di permukaan sungai
Pasangkayu sehingga terjadi banjir.

Kata kunci: Aliran sungai, debit puncak, metode Muskingum, Microsoft Excel

88
GRAVITASI p-ISSN: 1412-2375
Vol. 18 No. 1 Januari – Juni (2019) e-ISSN: 2654-4318

ABSTRACT

Research has been conducted on the prediction of the peak discharge value of the
Pasangkayu river flow in Pasangkayu District, Pasangkayu Regency. This research
was conducted to predict the peak discharge values that occur in the Pasangkayu river
flow. river flow discharge obtained from the measurement results is processed using
the Muskingum Method, which is a method of calculation used in flood search with a
continuity legal approach, flow velocity data, depth, distance of each pias processed
using the Microsoft Excel program. From the results of the study it was found that the
maximum discharge of the Pasangkayu river flow occurred on March 17, 2018 at
12:00:00 WITA with a debit of 18.17 m3/sec while the maximum discharge of the
outflow occurred on the same day at 10:00:00 WITA with a debit amount of 19.09
m3/sec. This is due to the rain in the upper part of the river, precisely in the village of
Lalundu, which has a flow to the Pasangkayu river. Based on the Muskingum chart
on March 18, 2018 shows that the peak discharge of the upstream part (inflow) is
greater than the downstream peak discharge (outflow), the difference in the time of
peak discharge between the upstream and downstream parts has a difference of 1
hour, while on the March 17 and March 19 2018 there appears to be a peak flow of
inlet flow smaller than the outflow. The results of this study indicate that the inflow is
greater than the outflow which causes runoff on the surface of the Pasangkayu River
resulting in flooding.

Keywords: River flow, peak discharge, Muskingum method, Microsoft Excel.

*) Correspondent Author : assiddiq760@gmail.com

89
GRAVITASI p-ISSN: 1412-2375
Vol. 18 No. 1 Januari – Juni (2019) e-ISSN: 2654-4318

I. PENDAHULUAN bisa ditafsirkan sebagai prosedur untuk


menentukan/memperkirakan waktu dan
Sungai Pasangkayu berada pada daerah
besaran banjir di suatu titik berdasarkan
administrasi Kecamatan Pasangkayu,
data yang diketahui (Sulianti, 2008).
Kecamatan Pedongga Kabupaten
Pasangkayu (bagian hilir) serta Kecamatan
Penelusuran banjir merupakan hitungan
Rio Pakava, Kecamatan Pinembani
hidrograf banjir di suatu lokasi sungai
Kabupaten Donggala dan Kecamatan
yang didasarkan pada hidrograf banjir di
Marawola Barat Kabupaten Sigi Provinsi
lokasi lain. Hidrograf banjir dapat
Sulawesi Tengah (bagian hulu). Aliran
ditelusuri lewat palung sungai dengan
sungai Pasangkayu cukup deras dengan
tujuan mengetahui hidrograf banjir
debit air yang cukup besar. Tingginya debit
suatu lokasi yang tidak mempunyai
sedimen di aliran sungai Pasangkayu dan
pengamatan muka air, peramalan banjir
anak-anak sungainya, menyebabkan
jangka pendek dan perhitungan hidrograf
terjadinya pendangkalan di sungai
banjir hilir berdasarkan hidrograf hulu.
Pasangkayu dan di muara sungai
Salah satu metode penelusuran banjir
Pasangkayu, sehinggga daya tampung air di
secara hidrologi adalah Metode
sungai berkurang dan mengakibatkan air
Muskingum (Subriyah dan Sudjarwadi,
sungai meluap sehingga terjadi banjir pada
1998).
daerah sungai dan perumahan di sekitar
sungai Pasangkayu (BPLH Kabupaten Dimana metode Muskingum adalah suatu
Mamuju Utara (sejak Tahun 2018 telah cara perhitungan sederhana yang cocok
menjadi Kabupaten Pasangkayu) 2016). digunakan untuk analisis banjir sungai
karena beberapa parameter data sungai
Banjir merupakan salah satu peristiwa
yang diperlukan mudah diperoleh
alam yang seringkali terjadi. Banjir dapat
dengan cara melakukan pengukuran
terjadi karena curah hujan yang tinggi,
langsung. Metode Muskingum ini
intensitas, atau kerusakan akibat
mengasumsikan bahwa tidak ada anak
penggunaan lahan yang salah. Peranan
sungai yang masuk ke dalam bagian
penelusuran banjir (flood routing) yang
memanjang palung sungai yang ditinjau
merupakan bagian analisis hidrologi
serta penambahan dan kehilangan air
menjadi cukup tinggi. Penelusuran banjir
yang berasal dari air hujan, air tanah

90
GRAVITASI p-ISSN: 1412-2375
Vol. 18 No. 1 Januari – Juni (2019) e-ISSN: 2654-4318

dan evaporasi semuanya diabaikan. Hal Sungai merupakan saluran terbuka yang
ini sesuai dengan pendekatan Hukum terbentuk secara alamiah di atas
Kontinuitas, yang menyatakan bahwa permukaan bumi, tidak hanya
aliran masuk sama dengan aliran keluar menampung air tetapi juga
pada palung sungai yang ditinjau mengalirkannya dari bagian hulu ke
(Tikno, 2002). bagian hilir. Sungai Pasangkayu
mempunyai posisi strategis di Kabupaten
Penelitian tentang penelusuran banjir
Pasangkayu karena alirannya melewati
dengan menggunakan Metode Muskingum
Kota Pasangkayu yang adalah Ibukota
telah dilakukan oleh Siti Ima Fatima
Kabupaten Pasangkayu. Alirannya
(2012) di sub DAS Ta’Daeng Maros.
cukup deras dengan debit air yang
Perbedaan penelitian terdahulu dengan
cukup besar. Sungai ini telah beberapa
penelitian ini terletak pada pendekatan
kali meluap dan menimbulkan banjir di
metode yang digunakan, penelitian yang
wilayah sekitar alirannya, termasuk di
dilakukan oleh Siti Ima Fatima
Pasangkayu. (BPLH Kabupaten Mamuju
menggunakan 2 metode yaitu dengan
Utara (sejak Tahun 2018 telah menjadi
menggunakan metode Muskingum dan
Kabupaten Pasangkayu) 2016).
metode Muskingum-Cunge, penelitian ini
menggunakan penampang yang berbentuk Data debit atau aliran sungai merupakan
tampungan prisma dan baji. Siti Ima informasi yang paling penting bagi
Fatima melakukan pengukuran dibagian pengelola sumber daya air. Debit puncak
hulu dan hilir secara bersamaan dengan diperlukan untuk merancang bangunan
mencatat waktu pengukuran setiap 30 pengendali banjir. Sementara data debit
menit, sedangkan penelitian ini melakukan aliran kecil diperlukan untuk perencanaan
pengukuran hamya pada bagian hulu alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai
dengan selang waktu pengukuran 1 jam. macam keperluan, terutama pada musim
Kemudian diolah menggunakan metode kemarau panjang (Asdak, 2010).I
Muskingum untuk mendapatkan aliran
Luas tampang aliran diperoleh dengan
keluar dan grafik aliran sungai
mengukur elevasi permukaan air dari
Pasangkayu.
dasar sungai. Kecepatan aliran di ukur
dengan menggunakan alat ukur kecepatan

91
GRAVITASI p-ISSN: 1412-2375
Vol. 18 No. 1 Januari – Juni (2019) e-ISSN: 2654-4318

seperti current meter, pelampung atau dapat ditelusuri lewat palung sungai atau
peralatan lain. Kecepatan aliran juga waduk. Tujuan penelusuran banjir adalah
dihitung bersamaan dengan pengukuran untuk, prakiraan banjir jangka pendek,
elevasi muka air, dengan mengetahuai perhitungan hidrograf satuan untuk
panjang L dan waktu tempuh pelampung berbagai titik sepanjang sungai dari
dapat dihitung kecepatan aliran dengan hidrograf satuan di suatu titik di sungai
persamaan: tersebut. Penelusuran banjir dimaksudkan
untuk mengetahui karakteristik hidrograf
V = 𝐿𝑡 (1)
outflow/keluaran, yang sangat diperlukan
Dimana: V: Kecepatan aliran (m/s)
dalam pengendalian banjir. Perubahan
L: Jarak pelepasan pelampung (m) hidrograf banjir antara inflow (I) dan outflow
t : Waktu yang dibutuhkan (O) karena adanya faktor tampungan atau
pelampung melewati titik A adanya penampang sungai yang tidak
ke titik B (dt)
seragam atau akibat adanya meander
Penelusuran aliran merupakan aspek sungai.
penting dari hidrologi yang sangat
menentukan besarnya gelombang banjir di Penelusuran banjir dengan cara Muskingum,

sepanjang aliran sungai (Ansari dkk., hanya berlaku pada kondisi -kondisi

2016). Secara singkat proses hidrologi berikut :

terdiri dari presipitasi atau turunnya 1. Tidak ada anak sungai yang masuk
hujan, evaporasi atau penguapan, kedalam bagian memanjang palung
infiltrasi atau meresapnya air ke dalam sungai yang ditinjau.
tanah, dan run off atau limpasan, baik
limpasan permukaan (surface run off) 2. Penambahan atau kehilangan air oleh

maupun limpasan air tanah (subsurface curah hujan, aliran masuk atau

run off) (Soemarto, 1987). keluar air tanah dan evaporasi,


kesemuanya ini diabaikan.
Menurut Soemarto (1993), penelusuran
banjir merupakan prakiraan hidrograf di Untuk melakukan perhitungan dengan

suatu titik pada suatu aliran atau bagian persamaan kontinuitas, maka dimensi

sungai yang di dasarkan atas pengamatan waktu (t) harus dibagi menjadi periode-

hidrograf di titik lain. Hidrograf banjir periode ∆t yang lebih kecil, yang disebut

92
GRAVITASI p-ISSN: 1412-2375
Vol. 18 No. 1 Januari – Juni (2019) e-ISSN: 2654-4318

sebagai periode penelusuran (routing tampang lintang sungai sepanjang saluran


periode). Periode penelusuran (∆t) harus mempunyai volume konstan. Pada saat
dibuat lebih kecil dari waktu tempuh banjir datang, aliran masuk lebih besar dari
dalam bagian memanjang sungai tersebut, aliran keluar sehingga terbentuk tampungan
sehingga selama periode penelusuran (∆t) baji. Sebaliknya pada waktu resesi aliran
tersebut, puncak banjirnya tidak dapat keluar lebih besar dari aliran masuk
menutup bagian memanjang sungai secara sehingga tampungan baji negatif.
menyeluruh. Persamaan kontinuitas yang
umum dipakai dalam penelusuran banjir
adalah sebagai berikut: yang lebih kecil,
yang disebut sebagai periode penelusuran
(Routing periode)

I-Q= 𝑑𝑠 (2)
𝑑𝑡 Gambar 1 Tampungan prisma dan tampungan
baji (Triatmodjo, 2013)
Dimana: I: Debit aliran masuk (m3/dt) Dengan anggapan bahwa luas tampang
3
Q: Debit aliran keluar (m /dt) lintang aliran banjir adalah sebanding
3
ds: Besar tampungan sungai (m ) dengan debit di tampang tersebut, maka
dt: Priode penelusuran (detik, jam, volume tampungan prisma adalah 𝐾𝑂, dan
atau hari)
volume baji adalah 𝐾𝑥 (1 − 𝑂) dimana 𝑥
Triatmodjo (2013) mengatakan bahwa
adalah factor pembobot yang mempunyai
metode penelusuran banjir melalui sungai
nilai antara 0 dan 0,5. Tampungan total
yang banyak digunakan adalah Metode
adalah jumlah dari tampungan prisma dan
Muskingum. Metode ini memodelkan
tampungan baji:
volume tampungan banjir di alur sungai,
yang merupakan gabungan antara 𝑆 = 𝐾 [𝑥𝐼 + (1 − 𝑥 )𝑂]
tampungan prisma dan tampungan baji Persamaan dapat ditulis menjadi:
seperti ditunjukkan dalam Gambar (1). S = K [ xI + ( 1 - x ) Qo] (3)
Tampungan air sungai tergantung pada Di lapangan biasanya nilai 𝑥 bervariasi
aliran masuk (inflow), aliran keluar antara 0,1 dan 0,3. Nilai 𝐾 dan 𝑥 dapat
(outflow), dan karakteristik hidraulik sungai. diperoleh dengan kalibrasi berdasar
Tampungan prisma yang terbentuk oleh hidrograf aliran masuk dan keluar.

93
GRAVITASI p-ISSN: 1412-2375
Vol. 18 No. 1 Januari – Juni (2019) e-ISSN: 2654-4318

Apabila nilai 𝐾 dan 𝑥 telah diketahui, QI: Debit aliran masuk (m3/dt)
maka persamaan (3) dapat digunakan QO: Debit aliran keluar (m3/dt)
untuk menghitung 𝑆. Penelusuran aliran
X: Faktor pembobot, yang
sungai dilakukan dengan membagi berfariasi antara 0 sampai 0,5
waktu aliran menjadi sejumlah langkah
C0, C1, C2: Konstanta Muskingum
waktu (∆𝑡), sehingga persamaan (2)
menjadi:
Ansari dan Ukarande (2016) mengatakan

𝑄𝐼1 + 𝑄𝐼2 𝑄𝑂1 + 𝑄𝑂2 𝑆1 −𝑆2


bahwa Metode Muskingum adalah benar-
− = (4)
2 2 ∆𝑡 benar sebuah metode sederhana. Kesulitan
hanya bagaimana menentukan nilai yang
Persamaan (3) ditulis untuk waktu ke 1
tepat dari K dan x yang menyebabkan hasil
dan 2:
yang akurat atau prediksi.
𝑆1 = 𝐾 [𝑥𝑄𝐼1 + (1 − 𝑥 )𝑄𝑂1 ] (5a)
Analisis hidrograf banjir dengan Metode
Kinematis Muskingum erat kaitannya
𝑆2 = 𝐾 [𝑥𝑄𝐼2 + (1 − 𝑥 )𝑄𝑂2 ] (5b)
dengan penyelidikan perjalanan banjir
Subtitusi persamaan tersebut ke dalam
dimana data yang di sebelah hulu sungai
persamaan (4), sehingga menjadi:
diketahui. Prinsip lain yang harus dilengkapi
𝑄𝑂2 = 𝐶𝑂 𝐼2 + 𝐶1 𝐼1 + 𝐶2 𝑄𝑂1 (6)
adalah pengukuran banjir di sebelah hilir
Dimana 𝐶0 , 𝐶1 dan 𝐶2 adalah konstanta
sungai untuk mendapatkan nilai x dan K.
yang mempunyai bentuk berikut:
Karena ketiadaan pengukuran data debit
∆𝑡
( )−2𝑥 pada daerah hilir, maka nilai x dan K
𝐾
𝐶0 = (7)
2(1−𝑥)+(∆𝑡/𝐾) didapatkan dengan cara coba – coba. Nilai x
dibuat range antara 0 – 0,5. Sehingga
(∆𝑡/𝐾)+2𝑥
𝐶1 = ∆𝑡 (8) diperoleh grafik hubungan S dan [Kx(I-
2(1−𝑥)+( )
𝐾

O)+KO] mendekati garis linear.


∆𝑡
2(1−𝑥)−( )
𝐾
𝐶2 = ∆𝑡 (9)
2(1−𝑥)+( )
𝐾

Dimana: S: Volume tampungan (m3)

K: Koefisien tampungan, yaitu


perkiraan waktu perjalanan
sungai

94
GRAVITASI p-ISSN: 1412-2375
Vol. 18 No. 1 Januari – Juni (2019) e-ISSN: 2654-4318

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengambilan data dilakukan selama 3 hari,
data yang diukur yaitu mengukur lebar
sungai dari arah barat ke arah timur, data
kecepatan aliran sungai dan data kedalaman
sungai. Dimulai pada tanggal 17 Maret 2018
Gambar 2 Grafik hubungan S dan [Kx(I- sampai dengan tanggal 19 Maret 2018 di
O)+KO] yang mendekati garis linear sungai Pasangkayu dengan selang waktu
pengukuran selama 1 jam.
II. METODE PENELITIAN
Data debit aliran masuk pada tanggal 17
Penelitian ini dilakukan di Sungai
Maret 2018 berkisar antara 12,20 m3/dt
Pasangkayu Kecamatan Pasangkayu
sampai 19,31 m3/dt. Pada awal pengukuran
Kabupaten Pasangkayu.
aliran masuk dan aliran keluar terlihat
Adapun prosedur pengambilan data dalam memiliki aliran yang sama, perbedaan
penelitian ini yaitu Melihat kondisi terlihat pada waktu pengukuran selanjutnya
morfologi sungai, lalu menentukan titik dimana debit aliran masuk lebih kecil dari
koordinat lokasi pengambilan data pada aliran keluar, ini berdasarkan prinsip
selanjutnya mengukur lebar sungai kontinuitas yang menyatakan bahwa aliran
mengukur kedalaman dengan membagi lebar masuk sama dengan aliran keluar. Untuk
sungai menjadi beberapa pias tergantung mendapatkan model grafik Muskingum
pada lebar sungai. Untuk sungai besar sungai Pasangkayu perlu dibuat grafik
digunakan minimal 5 pias sepanjang hubungan antara debit aliran masuk dan
penampang melintang sungai. Kemudian debit aliran keluar terhadap waktu
menentukan jarak pelepasan pelampung pengambilan data (Gambar 3). Berdasarkan
menentukan waktu tiba pelampung dari grafik tersebut diperoleh debit puncak
salah satu ujung tali menuju ke ujung tali bagian hulu sungai Pasangkayu terjadi pada
yang lain. Setiap titik pengamatan di pukul 12:00:00 WITA dengan debit sebesar
lakukan minimal 5 kali pelepasan 18,17 m3/dt. Sedangkan debit puncak bagian
pelampung dengan jarak yang sama agar hilir sungai Pasangkayu terjadi pada pukul
hasil lebih akurat. 10.00.00 WITA dengan debit sebesar 19,09
m3/dt. Tinggi debit terukur mencapai 19,31

95
GRAVITASI p-ISSN: 1412-2375
Vol. 18 No. 1 Januari – Juni (2019) e-ISSN: 2654-4318

m3/dt dikarenakan terjadi hujan di desa Tinggi debit terukur pada aliran masuk
Lalundu sehingga debit yang diperoleh mencapai 13,15 m3/dt dikarenakan terjadi
cukup besar walaupun keadaan sedang cerah hujan sehingga debit yang diperoleh cukup
ditempat pengukuran. besar.

25 15
20

Debit (m3/dt)
10
Debit (m3/dt)

15
10 5
5 Qi Qo
Qi Qo
0
0

10:00:00

17:00:00
07:00:00
08:00:00
09:00:00

11:00:00
12:00:00
13:00:00
14:00:00
15:00:00
16:00:00

18:00:00
11:00:00
09:00:00
10:00:00

12:00:00
13:00:00
14:00:00
15:00:00
16:00:00
17:00:00
18:00:00

Pukul (WITA) Pukul (WITA)


Gambar 3 Grafik hubungan antara aliran masuk Gambar 4 Grafik hubungan antara aliran masuk
(Qi) dan aliran keluar (Qo) terhadap waktu pada (Qi) dan aliran keluar (Qo) terhadap waktu pada
17 Maret 2018 18 Maret 2018

Data debit aliran masuk pada tanggal 18


Data debit aliran masuk pada tanggal 19
Maret 2018 berkisar antara 8,60 m3/dt
Maret 2018 berkisar antara 8,45 m3/dt
3
sampai 13,15 m /dt. Debit aliran masuk
sampai 13,32 m3/dt. Debit aliran masuk
mengalami kenaikan pada pukul 12.00.00
tertinggi terjadi pada pukul 09.00.00 WITA.
WITA. Berdasarkan model grafik
Berdasarkan model grafik Muskingum
Muskingum sungai Pasangkayu, perlu dibuat
sungai Pasangkayu, perlu dibuat grafik
grafik hubungan antara aliran masuk dan
hubungan antara aliran masuk dan aliran
aliran keluar terhadap waktu pengambilan
keluar terhadap waktu pengambilan data,
data dilihat pada (Gambar 4), debit puncak
dilihat pada (Gambar 5). Debit puncak pada
pada bagian hulu sungai Pasangkayu terjadi
bagian hulu dan bagian hilir sungai
pada pukul 12:00:00 WITA dengan besar
Pasangkayu terjadi pada pukul 09:00:00
debit 13,15 m3/dt, sementara besar debit
WITA dengan besar debit 12.21 m3/dt,
dibagian hilir sungai Pasangkayu terjadi
sementara besar debit dibagian hilir sungai
pada pukul 13:00:00 WITA dengan besar
Pasangkayu terjadi pada pukul 09:00:00
3
debit 12,40 m /dt. Besar selisih debit aliran
WITA dengan besar debit 13,27 m3/dt.
masuk dan aliran keluar sebesar 0,75 m3/dt.

96
GRAVITASI p-ISSN: 1412-2375
Vol. 18 No. 1 Januari – Juni (2019) e-ISSN: 2654-4318

14 12,40 m3/dt, dan pengukuran pada tanggal


12 19 Maret 2018 nampak debit puncak aliran
Debit (m3/dt)

10
8 masuk lebih kecil dari pada aliran keluar
6
yang menunjukkan bahwa aliran sungai
4 Qi Qo
2 sangat baik. Dari aliran hidrogfar tersebut,
0
melihat waktu pencapaian puncak debit
08:00:00
09:00:00
10:00:00
11:00:00
12:00:00
13:00:00
14:00:00
15:00:00
16:00:00
17:00:00
18:00:00
bagian hulu ke bagian hilir, ini dapat
Pukul (WITA) memberikan informasi berapa lama waktu
Gambar 5 Grafik hubungan antara aliran masuk aliran banjir mencapai bagian hilir sungai.
(Qi) dan aliran keluar (Qo) terhadap waktu pada
19 Maret 2018 Berdasarkan grafik Muskingum yang telah
diperoleh bahwa sungai Pasangkayu
V. KESIMPULAN DAN SARAN memiliki debit puncak aliran masuk (Inflow)
KESIMPULAN yang lebih besar dari pada aliran keluar
Berdasarkan hasil perhitungan (Outflow) dimana debit puncak yang
menggunakan metode Muskingum debit dimaksud adalah debit tertinggi yang terjadi
puncak bagian hulu (aliran masuk) memiliki di aliran sungai Pasangkayu pada saat
perbedaan waktu kenaikan dengan debit dilakukan pengukuran dimana aliran sungai
puncak di bagian hilir sungai (aliran keluar), tertampung di sungai meluap dan
pada pengukuran tanggal 17 Maret 2018 menggenangi pemukiman warga yang
debit puncak bagian hulu terjadi pada pukul berada disekitar sungai Pasangkayu.
pukul 12:00:00 WITA dengan besar debit
SARAN
18,17 m3/dt sedangkan debit maksimum
1. Karena Sungai Pasangkayu telah
aliran keluar terjadi pada pukul 10:00:00
sering meluap dan menyebabkan banjir
WITA dengan debit sebesar 19,09 m3/dt,
disekitarnya disarankan kepada
pada pengukuran tanggal 18 Maret 2018
pemerintah daerah, agar melakukan
perbedaan terjadinya debit puncak antara
sosialisai tentang pencegahan banjir
bagian hulu dan bagian hilir memiliki selisih
kepada masyarakat sekitar dan
1 jam terjadi pada pukul 12:00:00 WITA
melakukan pembangunan tanggul
dengan besar debit 13,15 m3/dt sementara
untuk mencegah atau mengurangi
besar debit dibagian hilir sungai terjadi pada
terjadinya banjir di daerah tersebut.
pukul 13:00:00 WITA dengan besar debit

97
GRAVITASI p-ISSN: 1412-2375
Vol. 18 No. 1 Januari – Juni (2019) e-ISSN: 2654-4318

2. Penelitian ini menggunakan interval TEKNIK No. 4 Tahun 2000 ISSN


waktu yang cukup lama disarankan 0216-3012.

kepada peneliti selanjutnya, dalam Sulianti, Ika. 2008. Perbandingan


melakukan pengukuran secara Beberapa Metode Penelusuran Banjir
Secara Hidrologi (Studi Kasus Sungai
berulang-ulang dengan interval waktu
Belitang di Sub DAS Komering). Jurnal
penelitian yang tidak lama agar dapat Sipil Vol.3. No.1.
menghasilkan data yang lebih akurat.
Tikno, S. (2002). Penerapan metode
penelusuran banjir (Flood Routing)
untuk program pengendalian dan sistem
DAFTAR PUSTAKA peringatan dini banjir kasus: Sungai
Ciliwung. Jurnal sains dan teknologi
Ansari,A., M., dan Ukarande, S., K. modifikasi cuaca, 3 (1), 53-61.
2016.Calculating the parameters of
Muskingum method for a rectangular Triatmodjo, B. 2013. Hidrologi terapan.
channel. International journal of recent Cetakan ke-3. Yogyakarta: Beta
advances in engineering and Offset.
technology, 4, 76-80.

Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan


Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. UCAPAN TERIMAKASIH
Gadjah Mada University Press, Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Yogyakarta.
Dosen pembimbing, para Kepala
BPLH Kabupaten Mamuju Utara (Sejak Laboratorium dan Laboran Fisika FMIPA
Tahun 2018 menjadi Kabupaten
UNTAD.
Pasangkayu) bekerjasama dengan
Fakultas MIPA Universitas
Tadulako. 2016. Laporan akhir
kajian lingkungan hidup strategis
pengelolaan daerah aliran
Pasangkayu, Pasangkayu.
Soemarto, 1987. Hidrologi Teknik. Usaha
Nasional.Surabaya.
Soemarto, C.D., 1993. Hidrologi Teknik.
Erlangga. Jakarta.

Subriyah dan Sudjarwadi, 1998.


Penggabungan Metode O’Donnel dan
Muskingum Untuk Penelusuran Banjir
Pada Jaringan Sungai. MEDIA

98

Anda mungkin juga menyukai