21 41 1 SM
21 41 1 SM
Hartono
Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, NTB, NTT
Jl. Raya Dalung-Abianbase No. 107 Kuta Utara Badung Bali
Telp. (0361) 439547 Fax 439546
Email: tonobali@gmail.com
Hp. 085237029691
ABSTRAK
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter pada
diri peserta didik sehingga menjadi dasar bagi mereka dalam berpikir, bersikap, bertindak dalam
mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, dan warganegara. Pendidikan karakter
pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa
Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan, telah
teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional,
yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8)
demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai
prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan,
(17) peduli sosial, (18) tanggung jawab. Aplikasinya adalah dengan mengitegrasikan nilai-nilai karakter
ke dalam seluruh kegiatan di sekolah.
Karakter bangsa merupakan hal yang sangat esensial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Karakter akan senantiasa menjadi ruh dan kekuatan bangsa untuk menghadapi
setiap perkembangan, termasuk tantangan dunia global. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus
diperjuangkan sekuat tenaga. Terlebih lagi dengan Kurikulum 2013 yang mengedepankan pendidikan
budi pekerti diharapkan membentuk insan yang cerdas dan berkarakter.
ABSTRACT
Character education is education that develops cultural values and character of the self-learners so that
the basis for their thinking, being, acting in developing themselves as individuals, community members,
and citizens. Character education is essentially a development of the values derived from the world
view or ideology of the Indonesian nation, religion, culture, and values are formulated in the national
education goals.
In order to further strengthen the implementation of character education in the educational unit, has
identified 18 values derived from religion, Pancasila, culture, and national educational goals, namely:
(1) religious, (2) fair, (3) tolerance, (4) discipline , (5) hard work, (6) creativity, (7) independent, (8)
democratic, (9) curiosity, (10) the national spirit, (11) patriotism, (12) the achievements, (13 ) friends
/ communicative, (14) love peace, (15) likes to read, (16) care about the environment, (17) social care,
(18) responsibility. Application is to integrate the values of
character into all school activities.
The character of the nation is very essential in the life of society, nation and state. The character will
always be the spirit and power of the nation to face any development, including the challenge of global
world. Therefore, character education must strive mightily. Moreover with Curriculum 2013, which
emphasizes character education are expected to form an intelligent human being and character.
259
Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (259 - 268)
260
(Hartono) Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013
pendidikan memiliki peranan penting sebab lingkungan sekolah. Dengan demikian, siswa
menentukan tidak hanya keberlangsungan akan lebih mudah menemukan contoh perilaku
masyarakat, namun juga mengukuhkan baik di masyarakat.
identitas individu dalam sebuah masyarakat.
Kondisi masyarakat dewasa ini sangat B. PEMBAHASAN
memprihatinkan. Perkelahian, pembunuhan, Pendidikan Karakter Bangsa dalam
kesenjangan sosial, ketidakadilan, perampokan, UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem
korupsi, pelecehan seksual, penipuan, fitnah Pendidikan Nasional; merumuskan fungsi
terjadi di mana-mana. Hal itu dapat diketahui dan tujuan pendidikan Nasional yang harus
lewat berbagai media cetak atau elektronik, digunakan dalam mengembangkan upaya
seperti surat kabar, televisi atau internet. pendidikan di Indonesia pasal 3 UU Sikdiknas
Bahkan, tidak jarang kondisi seperti itu menyebutkan “Pendidikan Nasional berfungsi
dapat disaksikan secara langsung di tengah mengembangkan dan membantu watak serta
masyarakat. Selama ini, dunia pendidikan peradaban bangsa yang bermartabat dalam
mendewakan angka-angka atas penguasaan rangka mencerdaskan bangsa. Bertujuan untuk
materi, mengabaikan pembentukan karakter berkembangnya potensi, peserta didik agar
siswa (Arsana, 2014:17). menjadi manusia yang beriman yang bertakwa
Keprihatinan terhadap kondisi kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
masyarakat yang demikian itu, menumbuhkan mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
semangat untuk mengkaji sebab musababnya dan menjadi warga negara yang demokratis
dan mencari pemecahannya. Penelitian dan serta bertanggung jawab”.
seminar mengenai masalah itu telah berkali- Tujuan Pendidikan Nasional merupakan
kali yang diselenggarakan oleh berbagai rumusan mengenai kualitas manusia modern
instansi, baik pemerintah maupun swasta. yang harus dikembangkan oleh setiap
Ujungnya adalah persamaaan persepsi terhadap satuan pendidikan. Oleh sebab itu rumusan
pentingnya menggalakkan pendidikan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar
karakter. pengembangan pendidikan karakter bangsa.
Respon masyarakat terhadap pendidikan Untuk memudahkan wawasan arti pendidikan
karakter berbeda-beda. Di kalangan kelompok karakter bangsa perlu dikemukakan pengertian,
pendidik muncul pendapat tentang perlunya istilah, pendidikan karakter bangsa.
pendidikan budi pekerti, sedangkan agamawan Pendidikan adalah suatu usaha sadar
memandang perlunya penguatan pendidikan dan sistematis dalam mengembangkan
agama. Mereka yang berkecimpung di bidang potensi peserta didik. Karakter adalah nilai-
politik mengusulkan revitalisasi pendidikan nilai yang khas, baik watak, akhlak atau
Pancasila. Dalam hal ini, Kemendikbud kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
telah merespon berbagai pendapat itu dengan internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini
membentuk Tim Pengembang Pendidikan dan dipergunakan sebagai cara pandang,
Karakter. Terlebih lagi dengan Kurikulum 2013 berpikir, bersikap, berucap dan bertingkah
yang mengedepankan pendidikan budi pekerti laku dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan
diharapkan membentuk insan yang cerdas dan Karakter adalah usaha sadar dan terencana
berkarakter. untuk mewujudkan suasana serta proses
Keteladanan sangat penting dalam pemberdayaan potensi dan pembudayaan
implementasi pendidikan berbasis karakter. peserta didik guna membangun karakter pribadi
Karena itulah, sangat tepat jika pendidikan dan/ atau kelompok yang unik baik sebagai
tersebut tidak hanya mencakup siswa dan guru, warga negara.
melainkan juga ke masyarakat luas di luar
261
Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (259 - 268)
Karakter Bangsa adalah kualitas perilaku ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
kolektif kebangsaan yang khas baik yang pemeluk agama lain.
tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, b) Jujur
karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Perilaku yang didasarkan pada upaya
sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa, menjadikan dirinya sebagai orang yang
karsa dan perilaku berbangsa dan bernegara selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai tindakan, dan pekerjaan.
Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman c) Toleransi
dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika, dan Sikap dan tindakan yang menghargai
komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
Indonesia. sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dari dirinya.
a. Pendidikan Karakter d) Disiplin
Pendidikan karakter ditempatkan Tindakan yang menunjukkan perilaku
sebagai landasan untuk mewujudkan visi tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
pembangunan nasional, yaitu mewujudkan dan peraturan.
masyarakat berakhlak mulia, bermoral, e) Kerja Keras
beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan Tindakan yang menunjukkan perilaku
falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus menjadi tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
upaya untuk mendukung perwujudan cita-cita dan peraturan.
sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila f) Kreatif
dan Pembukaan UUD 1945. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
Sedangkan tujuan Pendidikan karakter menghasilkan cara atau hasil baru dari
adalah untuk mengembangkan nilai-nilai yang sesuatu yang telah dimiliki.
membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, g) Mandiri
meliputi: (1) mengembangkan potensi peserta Sikap dan perilaku yang tidak mudah
didik agar menjadi manusia berhati baik, tergantung pada orang lain dalam
berpikiran baik, dan berprilaku baik; (2) menyelesaikan tugas-tugas.
membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; h) Demokratis
(3) mengembangkan potensi warganegara Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada menilai sama hak dan kewajiban dirinya
bangsa dan negaranya serta mencintai umat dan orang lain.
manusia. i) Rasa Ingin Tahu
Disebutkan, bahwa dalam rangka lebih Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter untuk mengetahui lebih mendalam dan
pada satuan pendidikan, telah teridentifikasi meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, dilihat, dan didengar.
budaya, dan tujuan pendidikan nasional. j) Semangat Kebangsaan
Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
pendidikan di Indonesia harus menyisipkan yang menempatkan kepentingan bangsa
pendidikan berkarakter tersebut dalam proses dan negara di atas kepentingan diri dan
pendidikannya, yaitu: kelompoknya.
a) Religius k) Cinta Tanah Air
Sikap dan perilaku yang patuh dalam Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
melaksanakan ajaran agama yang yang menempatkan kepentingan bangsa
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
262
(Hartono) Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013
263
Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (259 - 268)
264
(Hartono) Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013
265
Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (259 - 268)
belajar mengajar. Hal ini juga tidak luput Penguatan karakter penting dilakukan
dari perhatian pemerintah meskipun belum agar fondasi pendidikan semakin kuat.
maksimal dalam merealisasikannya, karena Sehingga selain sebagai pengembangan mental
kita bisa melihat kurang meratanya fasilitas spiritual, juga merupakan modal dan investasi
sarana dan prasarana penunjang terutama di sosial ditengah zaman yang penuh dengan
sekolah-sekolah daerah terpencil. godaan. Banyak contoh yang disuguhkan
Berbagai program tersebut tidak akan melalui berbagai macam media tentang hal-
berjalan lancar tanpa dukungan semua hal yang bertentangan dengan karakter bangsa
komponen yang ada, mulai dari masyarakat sesungguhnya. Ada kasus korupsi, ada kasus
yang nantinya akan berperan penting dalam narkoba, pemerkosaan, penipuan, pencurian
mengontrol dan mengawasi semua bantuan dan perbuatan-perbuatan amoral lainnya.
yang “digelontorkan” pemerintah ke sekolah- Salah satu perbuatan yang membuat prihatin
sekolah. Karena masyarakat sendiri sadar adalah kasus korupsi yang banyak menyeret
bahwa selain dapat membantu meringankan orang-orang yang notabene intelek dan
beban biaya sekolah anak-anaknya dengan berpendidikan. Melihat rentetan kasus korupsi
bantuan pendidikan tersebut juga lebih merasa yang melibatkan orang-orang terdidik muncul
bertanggung jawab akan kesuksesan dunia pertanyaan dibenak kita apakah ini karakter
pendidikan. Meskipun tidak sedikit kita lihat pendidikan bangsa yang sesungguhnya? Tentu
orang-orang di sekitar yang acuh terhadap tidak, karena sejatinya pendidikan bukan hanya
perkembangan dunia pendidikan dengan mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi juga
persepsi dan alasan masing-masing yang mengamalkan nilai-nilai moral dan spiritual
terkadang tak rasional dilontarkan. yang konsisten dan baik.
Di sisi yang lain, pihak sekolah tidak akan Tentu kita tidak ingin menjadi korban
direpotkan lagi mengenai biaya operasional dari perbuatan-perbuatan yang mengabaikan
yang harus disiapkan dalam menjalankan nilai-nilai hakiki pendidikan. Karena
program-program yang telah dirancang predikat manusia berkualitas hanya pantas
bersama. Sekali lagi karena adanya perhatian disematkan bagi orang-orang yang memiliki
lebih pemerintah terhadap dunia pendidikan. kecerdasan intelektual, kecerdasan mental,
Hal ini patut mendapat apresiasi dan dukungan dan kecerdasan spiritual. Akhirnya, semoga
bersama karena bukankah kualitas suatu dengan kurikulum baru yang menitikberatkan
bangsa ditentukan oleh baik buruknya sistem pada penguatan karakter ini dunia pendidikan
pendidikan. Tentu yang dimaksud adalah dapat menghasilkan manusia yang cerdas dan
pendidikan berkualitas yang mampu mencetak berkarakter.
manusia-manusia tangguh, kompeten, dan
berdaya saing. e. Peran Pemerintah
Tentu indikator penilaian baik buruknya Pemerintah merupakan komponen yang
pendidikan tidak hanya diukur sebatas pada sangat penting dalam kegiatan pembentukan
pengembangan intelektual saja, akan tetapi karakter bangsa. Para aparatur negara sebagai
harus diimbangi dengan pengembangan penyelenggara pemerintahan merupakan
spiritual emosional agar terbentuk generasi pengambil dan pelaksana kebijakan yang
yang intelek dan berkarakter. Tahun ini sistem ikut menentukan berhasilnya pembangunan
pendidikan melalui kurikulum 2013 telah karakter bangsa, baik pada tataran informal,
merancang dan menerapkan formulasi baru formal maupun nonformal. Pemerintah harus
dengan misi membentuk karakter sebagai secara intens melibatkan diri dalam pendidikan
wujud penyeimbangan yang diharapkan. karakter ini dengan berbagai regulasi,
Inilah harapan baru di dunia pendidikan, yaitu menetapkan berbagai peraturan daerah yang
harapan baru bagi generasi-generasi baru.
266
(Hartono) Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013
267
Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (259 - 268)
nasional: adalah sumber paling operasional Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter
dalam pengembangan pendidikan budaya dan Menuju , Strategi Mendidik Anak di
karakter bangsa. Zaman Global. Jakarta: PT Grasindo.
Karakter bangsa merupakan hal Republik Indonesia 2010. Kebijakan Nasional
yang sangat esensial dalam kehidupan Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta:
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kenterian Koordinator Kesejahteraan
Karakter akan senantiasa menjadi roh dan Rakyat.
kekuatan bangsa untuk menghadapi setiap UU RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
perkembangan, termasuk tantangan dunia Pembangunan Jangka Panjang Nasional
global. Oleh karena itu, pendidikan karakter Tahun 2005-2025.
harus diperjuangkan sekuat tenaga. Terlebih lagi
dengan Kurikulum 2013 yang mengedepankan Sumber Internet
pendidikan budi pekerti diharapkan membentuk Desliana Maulipaksi (Kompas.com). Perlu...
insan yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan Karakter juga Menyasar
Masyarakat Luas http://edukasi.kompas.
DAFTAR PUSTAKA com/read/2013/10/17/1540205/Perlu.
ALPTKI, 2009. Pemikiran tentang Pendidikan Pendidikan.Karakter.juga.Menyasar.
Karakter dalam Bingkai Utuh Sistem Masyarakat.Luas. diakses tgl. 5 Agustus
Pendidikan Nasional, Asosiasi Lembaga 2014 pukul 7.15 Wita.
Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Arsana, Dira. 2014, Efektifitas Kurikulum 2013
Diragukan. Denpasar, Bali Post Edisi 41,
9-15 Juni 2014.
Badan Penelitian dan Pengembangan Riset
Kurikulum 2009. Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional
268