Anda di halaman 1dari 10

(Hartono) Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KURIKULUM 2013

CHARACTER EDUCATION IN CURRICULUM 2013

Hartono
Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, NTB, NTT
Jl. Raya Dalung-Abianbase No. 107 Kuta Utara Badung Bali
Telp. (0361) 439547 Fax 439546
Email: tonobali@gmail.com
Hp. 085237029691

Naskah diterima 5 Mei 2014, diterima setelah perbaikan 10 Juli 2014,


disetujui untuk dicetak 20 Juli 2014

ABSTRAK
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter pada
diri peserta didik sehingga menjadi dasar bagi mereka dalam berpikir, bersikap, bertindak dalam
mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, dan warganegara. Pendidikan karakter
pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa
Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan, telah
teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional,
yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8)
demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai
prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan,
(17) peduli sosial, (18) tanggung jawab. Aplikasinya adalah dengan mengitegrasikan nilai-nilai karakter
ke dalam seluruh kegiatan di sekolah.
Karakter bangsa merupakan hal yang sangat esensial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Karakter akan senantiasa menjadi ruh dan kekuatan bangsa untuk menghadapi
setiap perkembangan, termasuk tantangan dunia global. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus
diperjuangkan sekuat tenaga. Terlebih lagi dengan Kurikulum 2013 yang mengedepankan pendidikan
budi pekerti diharapkan membentuk insan yang cerdas dan berkarakter.

Kata kunci: pendidikan karakter, nilai, cerdas dan berkarakter

ABSTRACT
Character education is education that develops cultural values ​​and character of the self-learners so that
the basis for their thinking, being, acting in developing themselves as individuals, community members,
and citizens. Character education is essentially a development of the values ​​derived from the world
view or ideology of the Indonesian nation, religion, culture, and values ​​are formulated in the national
education goals.
In order to further strengthen the implementation of character education in the educational unit, has
identified 18 values ​​derived from religion, Pancasila, culture, and national educational goals, namely:
(1) religious, (2) fair, (3) tolerance, (4) discipline , (5) hard work, (6) creativity, (7) independent, (8)
democratic, (9) curiosity, (10) the national spirit, (11) patriotism, (12) the achievements, (13 ) friends
/ communicative, (14) love peace, (15) likes to read, (16) care about the environment, (17) social care,
(18) responsibility. Application is to integrate the values of
​​ character into all school activities.
The character of the nation is very essential in the life of society, nation and state. The character will
always be the spirit and power of the nation to face any development, including the challenge of global
world. Therefore, character education must strive mightily. Moreover with Curriculum 2013, which
emphasizes character education are expected to form an intelligent human being and character.

Keywords: character education, values​​, intelligent and humane

259
Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (259 - 268)

A. PENDAHULUAN ini menekankan pada nilai-nilai kepedulian dan


Kementerian Pendidikan dan kesadaran untuk bertanggung jawab terhadap
Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini sedang budaya melalui kerja sama dengan komunitas
mempersiapkan pendidikan berbasis karakter budaya. Untuk tahap pertama, dilakukan di
secara holistis. Internalisasi nilai dalam lima provinsi, yaitu Sumatera Utara, Jawa
Gerakan Nasional Pembangunan Karakter Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan,
Bangsa Melalui Kebudayaan menjadi salah dan NTT.
satu program prioritas Kementerian Pendidikan Adapun kegiatan ketiga adalah
dan Kebudayaan. Gerakan Bersih Desa Budaya. Kegiatan
Sejak kebudayaan berintegrasi masuk ini difokuskan pada desa-desa yang masih
ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menjalankan tradisi dan mampu menopang
maka salah satu program prioritas adalah komunitas lokal. Tahapan pertama dilakukan
bagaimana memberikan penguatan pada bagian di enam wilayah, yaitu Laweyan, Lasem, Setu
hulu, yaitu melalui Program Internalisasi Nilai Babakan, Sasirangan, Pandesikek, dan Cuci
dalam rangka Gerakan Nasional Pembangunan Nagari Maluku (http://edukasi.kompas.com/
Karakter Bangsa Melalui Kebudayaan. Dari read/2013/10/17/1540205/Perlu.Pendidikan.
unit pendidikan sendiri sejak tahun 2010 telah Karakter.juga.Menyasar.Masyarakat.Luas).
menerapkan pendidikan berbasis karakter, Menyiapkan karakter bangsa bukan
maka kehadiran kebudayaan diharapkan dapat hanya berurusan dengan penanaman nilai-
mewarnai apa yang telah dikawal oleh unit nilai pada terdidik, namun merupakan sebuah
pendidikan. usaha bersama untuk menciptakan suatu
Gerakan Nasional Pembangunan lingkungan pendidikan tempat dimana setiap
Karakter Bangsa Melalui Kebudayaan tidak individu dapat menghayati kebebasannya
hanya diterapkan di lingkungan sekolah, sebagai sebuah prasyarat bagi kehidupan
melainkan juga akan dilakukan di luar moral yang dewasa. Menyiapkan karakter
lingkungan sekolah dengan cara merangkul bangsa merupakan sebuah pedagogi yang
komunitas budaya dan tokoh masyarakat. memiliki tujuan agar setiap pribadi semakin
Komunitas budaya dan tokoh masyarakat menghayati individualitasnya, mampu
dinilai memiliki komitmen terhadap nilai-nilai menghargai kebebasan yang dimilikinya
positif, seperti cinta tanah air, kesetiakawanan sehingga dia dapat semakin bertumbuh sebagai
sosial, anti korupsi, serta menjunjung etika pribadi maupun sebagai warganegara yang
dalam berpolitik. bebas dan bertanggung jawab, bahkan sampai
Selain itu, Direktorat Internalisasi Budaya pada tanggung jawab moral integritas atas
dan Diplomasi Budaya Ditjen Kebudayaan kebersamaan hidup dengan orang lain di dalam
Kemdikbud melaksanakan tiga kegiatan dunia.
utama yang akan dilakukan dalam Gerakan Aktivitas pendidikan sejak awal telah
Nasional Pembangunan Karakter Bangsa menjadi cara bertindak dari sebuah masyarakat.
Melalui Kebudayaan. Pertama, penanaman Dengan demikian manusia mencoba
nilai budaya di lingkungan sekolah. Kegiatan melanggengkan peradabannya. Kepada
ini akan memberikan bekal kepada para kepala generasi yang lebih muda mereka mewariskan
sekolah dan guru SMP di sepuluh provinsi, nilai-nilai yang menjadi bagian penting dalam
yaitu Aceh, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, kultur masyarakat tempat mereka hidup. Jika
Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan proses pewarisan ini tidak terjadi, maka nilai-
Timur, Maluku, NTB, dan Sulawesi Selatan. nilai yang telah menghidupi masyarakat dan
Kegiatan kedua adalah Pembangunan kebudayaan tersebut terancam punah dengan
Karakter Bangsa Komunitas Budaya. Kegiatan kematian para anggotanya. Oleh karena itu

260
(Hartono) Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013

pendidikan memiliki peranan penting sebab lingkungan sekolah. Dengan demikian, siswa
menentukan tidak hanya keberlangsungan akan lebih mudah menemukan contoh perilaku
masyarakat, namun juga mengukuhkan baik di masyarakat.
identitas individu dalam sebuah masyarakat.
Kondisi masyarakat dewasa ini sangat B. PEMBAHASAN
memprihatinkan. Perkelahian, pembunuhan, Pendidikan Karakter Bangsa dalam
kesenjangan sosial, ketidakadilan, perampokan, UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem
korupsi, pelecehan seksual, penipuan, fitnah Pendidikan Nasional; merumuskan fungsi
terjadi di mana-mana. Hal itu dapat diketahui dan tujuan pendidikan Nasional yang harus
lewat berbagai media cetak atau elektronik, digunakan dalam mengembangkan upaya
seperti surat kabar, televisi atau internet. pendidikan di Indonesia pasal 3 UU Sikdiknas
Bahkan, tidak jarang kondisi seperti itu menyebutkan “Pendidikan Nasional berfungsi
dapat disaksikan secara langsung di tengah mengembangkan dan membantu watak serta
masyarakat. Selama ini, dunia pendidikan peradaban bangsa yang bermartabat dalam
mendewakan angka-angka atas penguasaan rangka mencerdaskan bangsa. Bertujuan untuk
materi, mengabaikan pembentukan karakter berkembangnya potensi, peserta didik agar
siswa (Arsana, 2014:17). menjadi manusia yang beriman yang bertakwa
Keprihatinan terhadap kondisi kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
masyarakat yang demikian itu, menumbuhkan mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
semangat untuk mengkaji sebab musababnya dan menjadi warga negara yang demokratis
dan mencari pemecahannya. Penelitian dan serta bertanggung jawab”.
seminar mengenai masalah itu telah berkali- Tujuan Pendidikan Nasional merupakan
kali yang diselenggarakan oleh berbagai rumusan mengenai kualitas manusia modern
instansi, baik pemerintah maupun swasta. yang harus dikembangkan oleh setiap
Ujungnya adalah persamaaan persepsi terhadap satuan pendidikan. Oleh sebab itu rumusan
pentingnya menggalakkan pendidikan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar
karakter. pengembangan pendidikan karakter bangsa.
Respon masyarakat terhadap pendidikan Untuk memudahkan wawasan arti pendidikan
karakter berbeda-beda. Di kalangan kelompok karakter bangsa perlu dikemukakan pengertian,
pendidik muncul pendapat tentang perlunya istilah, pendidikan karakter bangsa.
pendidikan budi pekerti, sedangkan agamawan Pendidikan adalah suatu usaha sadar
memandang perlunya penguatan pendidikan dan sistematis dalam mengembangkan
agama. Mereka yang berkecimpung di bidang potensi peserta didik. Karakter adalah nilai-
politik mengusulkan revitalisasi pendidikan nilai yang khas, baik watak, akhlak atau
Pancasila. Dalam hal ini, Kemendikbud kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
telah merespon berbagai pendapat itu dengan internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini
membentuk Tim Pengembang Pendidikan dan dipergunakan sebagai cara pandang,
Karakter. Terlebih lagi dengan Kurikulum 2013 berpikir, bersikap, berucap dan bertingkah
yang mengedepankan pendidikan budi pekerti laku dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan
diharapkan membentuk insan yang cerdas dan Karakter adalah usaha sadar dan terencana
berkarakter. untuk mewujudkan suasana serta proses
Keteladanan sangat penting dalam pemberdayaan potensi dan pembudayaan
implementasi pendidikan berbasis karakter. peserta didik guna membangun karakter pribadi
Karena itulah, sangat tepat jika pendidikan dan/ atau kelompok yang unik baik sebagai
tersebut tidak hanya mencakup siswa dan guru, warga negara.
melainkan juga ke masyarakat luas di luar

261
Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (259 - 268)

Karakter Bangsa adalah kualitas perilaku ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
kolektif kebangsaan yang khas baik yang pemeluk agama lain.
tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, b) Jujur
karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Perilaku yang didasarkan pada upaya
sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa, menjadikan dirinya sebagai orang yang
karsa dan perilaku berbangsa dan bernegara selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai tindakan, dan pekerjaan.
Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman c) Toleransi
dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika, dan Sikap dan tindakan yang menghargai
komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
Indonesia. sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dari dirinya.
a. Pendidikan Karakter d) Disiplin
Pendidikan karakter ditempatkan Tindakan yang menunjukkan perilaku
sebagai landasan untuk mewujudkan visi tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
pembangunan nasional, yaitu mewujudkan dan peraturan.
masyarakat berakhlak mulia, bermoral, e) Kerja Keras
beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan Tindakan yang menunjukkan perilaku
falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus menjadi tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
upaya untuk mendukung perwujudan cita-cita dan peraturan.
sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila f) Kreatif
dan Pembukaan UUD 1945. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
Sedangkan tujuan Pendidikan karakter menghasilkan cara atau hasil baru dari
adalah untuk mengembangkan nilai-nilai yang sesuatu yang telah dimiliki.
membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, g) Mandiri
meliputi: (1) mengembangkan potensi peserta Sikap dan perilaku yang tidak mudah
didik agar menjadi manusia berhati baik, tergantung pada orang lain dalam
berpikiran baik, dan berprilaku baik; (2) menyelesaikan tugas-tugas.
membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; h) Demokratis
(3) mengembangkan potensi warganegara Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada menilai sama hak dan kewajiban dirinya
bangsa dan negaranya serta mencintai umat dan orang lain.
manusia. i) Rasa Ingin Tahu
Disebutkan, bahwa dalam rangka lebih Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter untuk mengetahui lebih mendalam dan
pada satuan pendidikan, telah teridentifikasi meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, dilihat, dan didengar.
budaya, dan tujuan pendidikan nasional. j) Semangat Kebangsaan
Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
pendidikan di Indonesia harus menyisipkan yang menempatkan kepentingan bangsa
pendidikan berkarakter tersebut dalam proses dan negara di atas kepentingan diri dan
pendidikannya, yaitu: kelompoknya.
a) Religius k) Cinta Tanah Air
Sikap dan perilaku yang patuh dalam Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
melaksanakan ajaran agama yang yang menempatkan kepentingan bangsa
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.

262
(Hartono) Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013

l) Menghargai Prestasi berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan


Sikap dan tindakan yang mendorong Pancasila, yang dicirikan dengan watak dan
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang perilaku manusia dan masyarakat Indonesia
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, yang beragam, beriman dan bertakwa kepada
serta menghormati keberhasilan orang Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur,
lain. bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
m) Bersahabat/Komunikatif berkembang dinamis dan berorientasi ipteks.
Sikap dan tindakan yang mendorong Secara umum, karakter sering
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang diidentikkan dengan tempramen, atau yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, paling populer, karakter sering disamakan
serta menghormati keberhasilan orang dengan kepribadian. Kepribadian dipandang
lain. sebagai ciri atau karakteristik, atau gaya, atau
n) Cinta Damai sifat khas dari diri seseorang yang bersumber
Sikap dan tindakan yang mendorong dari bentukan-bentukan yang diterima dari
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang lingkungan, misalnya di lingkungan keluarga
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, saat masih kecil dan bawaan seseorang sejak
serta menghormati keberhasilan orang lahir (Doni Koesoema A, 2007: 80).
lain. Dalam konteks keindonesiaan,
o) Gemar Membaca pendidikan karakter bangsa merupakan suatu
Kebiasaan menyediakan waktu untuk proses pembudayaan dan transformasi nilai-
membaca berbagai bacaan yang nilai kemanusiaan dan nilai-nilai budaya bangsa
memberikan kebajikan bagi dirinya. (Indonesia) untuk melahirkan insan atau warga
p) Peduli Lingkungan negara yang bermartabat dan berperadaban
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya tinggi. Karakter bangsa adalah sebuah keunikan
mencegah kerusakan pada lingkungan alam suatu komunitas yang mengandung perekat
di sekitarnya, dan mengembangkan upaya- kultural bagi setiap warga negara. Karakter
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam bangsa menyangkut perilaku yang mengandung
yang sudah terjadi. core values dan nilai-nilai yang berakar pada
q) Peduli Sosial filosofi Pancasila, dan norma UUD 1945 serta
Sikap dan tindakan yang selalu ingin simbol-simbol keindonesiaan seperti: Sang
memberi bantuan pada orang lain dan Saka Merah Putih, semboyan Bhineka Tunggal
masyarakat yang membutuhkan. Ika, lambang Garuda Pancasila, Lagu Indonesia
r) Tanggung Jawab Raya (ALPTKI, 2009: 3).
Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, b. Lingkup Pembelajaran
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri Esensi nilai-nilai keindonesiaan ini harus
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, menjadi bagian penting dalam pengembangan
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang pendidikan karakter bangsa. Namun, harus
Maha Esa. diingat bahwa pendidikan karakter bangsa
(Pusat Kurikulum, 2009:9-10). tidak hanya berurusan dengan transformasi
Selanjutnya secara operasiponal di dan internalisasi core values dan nilai-
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang nilai keindonesiaan kepada peserta didik,
Nasional tahun 2005-2025 (lih. UU RI No. 17 tetapi pendidikan karakter bangsa juga
Tahun 2007), ditegaskan bahwa misi pertama merupakan proses usaha bersama untuk
pembangunan nasional adalah terwujudnya menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berkembangnya nilai-nilai kebaikan dalam

263
Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (259 - 268)

kehidupan individu, masyarakat dan bangsa Sebagai Kementerian yang bertanggung


yang mantap. Tujuan dari pendidikan dan jawab penuh tentang pelaksanaan program
pembangunan karakter bangsa itu adalah untuk Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa,
membina dan mengembangkan karakter warga Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 11-
negara, agar menjadi warga negara yang baik, 12) telah menyusun Disain Induk Pendidikan
mampu mewujudkan masyarakat bangsa atas Karakter, sebagai kerangka paradigmatik
dasar sila-sila Pancasila (Kebijakan Nasional, implementasi pembangunan karakter bangsa,
2010:5). melalui sistem pendindikan. Disain yang
Adapun sasarannya adalah (Kebijakan dimaksud kurang lebih sebagai berikut.
Nasional, 2010:5-6): (1) Lingkup Keluarga, a) Secara makro pengembangan pendidikan
merupakan wahana pembelajaran dan karakter dapat dibagi dalam tiga tahap,
pembiasaan nilai-nilai kebaikan yang yakni: perencanaan, pelaksanaan dan
dilakukan oleh orang tua dan orang dewasa evaluasi hasil. Pada tahap perencanaan
lain di keluarga, sehingga melahirkan anggota dikembangkan perangkat pendidikan
keluarga yang berkarakter. (2) Lingkup satuan karakter yang digali dan dikristalisasi dan
pendidikan, merupakan wahana pembinaan dirumuskan dengan menggunakan berbagai
dan pengembangan karakter yang dilaksanakan sumber, antara lain pertimbangan : (1)
dengan, (a) pengintegrasian pada semua filosofis- agama, Pancasila, UUD 1945,
mata pelajaran, (b) pengembangan budaya UU No.20 Tahun 2003, beserta ketentuan
sekolah, (c) melalui kegiatan kokurikuler perundangan-undangan turunannya;
dan ekstra kurikuler, (d) pembiasaan perilaku (2) teoritis- misalnya teori pendidikan,
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan pendekatan psikologis, nilai dan moral,
sekolah. (3) Lingkup pemerintahan, sosial budaya; (3) pertimbangan empiris,
merupakan wahana pengembangan karakter berupa pengalaman dan praktik terbaik
bangsa melalui keteladanan penyelenggara dari tokoh dan lembaga, satuan pendidikan,
negara, elit pemerintah dan elit politik. (4) pesantren, dan lain-lain.
Lingkup Masyarakat sipil, merupakan wahana b) Tahap implementasi, dikembangkan
pengembangan dan pendidikan karakter melalui pengalaman belajar dan proses
keteladanan tokoh dan pemimpin masyarakat pembelajaran yang bermuara pada
serta berbagai kelompok masyarakat yang pembentukan karakter dalam diri peserta
tergabung dalam organisasi sosial. (5) Lingkup didik. Proses ini dilaksanakan melalui
masyarakat politik, merupakan wahana untuk proses pembudayaan dan pemberdayaan.
melibatkan warga negara dalam penyaluran Proses ini melalui tiga pilar pendidikan,
aspirasi politik. (6) Lingkup Dunia Usaha, yakni satuan pendidikan, keluarga, dan
merupakan wahama interaksi para pelaku sektor masyarakat. Pada masing-masing pilar
riil yang menopang bidang perekonomian ada dua pendekatan, intervensi dan
nasional, yang ditandai misalnya menguatnya habituasi. Pada intervensi, dikembangkan
daya saing dan meningkatnya lapangan kerja suasana interaksi belajar mengajar, proses
(7) Lingkup media massa, merupakan fungsi pembelajaran yang sengaja dirancang untuk
dan sistem yang memberi pengaruh signifikan mencapai tujuan pembentukan karakter
terhadap publik, terutama terkait dengan dengan program kegiatan yang terstruktur.
pengembangan nilai-nilai kehidupan, nilai- Dalam hal ini peran guru menjadi sangat
nilai kebaikan, nilai-nilai jati diri bangsa. penting. Pendekatan habituasi dilakukan
Media massa perlu bersifat selektif dalam dengan menciptakan kondisi yang konduif,
pemberitaan dan program tayangannya. dan dengan berbagai penguatan yang
memungkinkan peserta didik, baik di

264
(Hartono) Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013

sekolah, keluarga (di rumahnya), dan di c. Keteladanan


lingkungan masyarakatnya membiasakan Pendidikan karakter sebaiknya diajarkan
diri berperilaku yang baik seperti yang secara sistematis dalam model pendidikan
telah dipraktikan melaui proses intervensi. yang holistik menggunakan metode knowing
c) Dalam konteks makro, dalam kehidupan the good, feeling the good, acting the good.
berbangsa dan bernegara, pelaksanaan Pengetahuan tentang kebaikan (knowing the
pendidikan karakter merupakan komitmen good) mudah diberikan karena bersifat kognitif.
dan tanggung jawab seluruh sektor Setelah knowing the good perlu ditumbuhkan
kehidupan. perasaan senang atau cinta terhadap kebaikan
d) Pada tahap evaluasi hasil, dilakukan (feeling the good). Selanjutnya, feeling the
evaluasi program untuk perbaikan good diharapkan menjadi mesin penggerak
berkelanjutan, yang sengaja dirancang dan sehingga seseorang secara suka reka melakukan
dilaksanakan untuk mendeteksi aktualisasi perbuatan yang baik (acting the good).
karakter pada diri peserta didik untuk Penanaman dengan model seperti itu, akan
mengetahui bahwa proses pembudayaan mengantarkan seseorang kepada kebiasaan
dan pemberdayaan karakter itu sudah berlaku baik.
berhasil baik atau belum. Akan tetapi, dalam penanaman pendidik­
Secara umum untuk mewujudkan an karakter yang utama adalah keteladanan.
pendidikan karakter bangsa dapat dilakukan Orang tua memberikan contoh perilaku yang
melalui pendidikan formal, non formal, positif kepada anak-anaknya, guru memberi
dan informal yang saling melengkapi dan contoh kepada anak didiknya. Sementara itu,
mempercayai dan diatur dalam peraturan dan para pemimpin memberikan teladan karakter
undang-undang. yang baik kepada masyarakat.
Contoh pada pendidikan formal.
Pendidikan formal dilaksanakan secara d. Kurikulum 2013
berjenjang dan pendidikan tersebut mencakup Merancang bangunan pendidikan yang
pada pendidikan umum, kejuruan, akademik, ideal tentu tak semudah membalikkan telapak
profesi, evokasi keagamaan dan khusus. Dalam tangan. Berbagai upaya dan strategi yang
pelaksanaan pendidikan karakter bangsa dapat dirumuskan oleh pemerintah selalu mendapat
dilakukan melalui jenjang pendidikan yang hambatan dan masalah dalam praktik sistem
diimplementasikan pada kurikulum di tingkat pendidikan itu sendiri. Hambatan yang tidak
satuan pendidikan yang memuat pelajaran jarang kita temui adalah masih lemahnya
normatif, adaptif, produktif, muatan lokal, kualitas tenaga pendidik yang ada, sarana dan
dan pengembangan diri. Pendidikan karakter prasarana yang belum memadai serta anggaran
bangsa di sekolah yang diimplementasikan pendidikan yang belum mampu menunjang
pada pendidikan pengembangan diri antara pelaksanaan sistem pendidikan itu sendiri.
lain; melalui kegiatan kegiatan ekstrakurikuler Berbagai program pemerintah yang telah
di sekolah, semisal: pengurus OSIS, Pramuka, diluncurkan mulai dari yang bersifat fisik dan
PMR, PKS, KIR, Olahraga, Seni, Keagamaan non fisik, seperti pendidikan wajib 9 tahun, pen­
dan lainnya. Dengan kegiatan ekstrakurikuler didikan gratis, Dana Alokasi Khusus (DAK),
ini sangat menyentuh, mudah dipahami, dan Dana Operasional Sekolah (BOS) dengan
dilakukan siswa sebagai bagian penyaluran harapan mampu mensinergikan sekaligus
minat dan dilakukan siswa sebagai bagian untuk mendongkrak kualitas pendidikan itu
penyaluran minat dan bakat yang dapat sendiri. Dan yang tidak kalah penting adalah
dikembangkan sebagai perwujudan pendidikan ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup
karakter bangsa. memadai di sekolah untuk menunjang proses

265
Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (259 - 268)

belajar mengajar. Hal ini juga tidak luput Penguatan karakter penting dilakukan
dari perhatian pemerintah meskipun belum agar fondasi pendidikan semakin kuat.
maksimal dalam merealisasikannya, karena Sehingga selain sebagai pengembangan mental
kita bisa melihat kurang meratanya fasilitas spiritual, juga merupakan modal dan investasi
sarana dan prasarana penunjang terutama di sosial ditengah zaman yang penuh dengan
sekolah-sekolah daerah terpencil. godaan. Banyak contoh yang disuguhkan
Berbagai program tersebut tidak akan melalui berbagai macam media tentang hal-
berjalan lancar tanpa dukungan semua hal yang bertentangan dengan karakter bangsa
komponen yang ada, mulai dari masyarakat sesungguhnya. Ada kasus korupsi, ada kasus
yang nantinya akan berperan penting dalam narkoba, pemerkosaan, penipuan, pencurian
mengontrol dan mengawasi semua bantuan dan perbuatan-perbuatan amoral lainnya.
yang “digelontorkan” pemerintah ke sekolah- Salah satu perbuatan yang membuat prihatin
sekolah. Karena masyarakat sendiri sadar adalah kasus korupsi yang banyak menyeret
bahwa selain dapat membantu meringankan orang-orang yang notabene intelek dan
beban biaya sekolah anak-anaknya dengan berpendidikan. Melihat rentetan kasus korupsi
bantuan pendidikan tersebut juga lebih merasa yang melibatkan orang-orang terdidik muncul
bertanggung jawab akan kesuksesan dunia pertanyaan dibenak kita apakah ini karakter
pendidikan. Meskipun tidak sedikit kita lihat pendidikan bangsa yang sesungguhnya? Tentu
orang-orang di sekitar yang acuh terhadap tidak, karena sejatinya pendidikan bukan hanya
perkembangan dunia pendidikan dengan mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi juga
persepsi dan alasan masing-masing yang mengamalkan nilai-nilai moral dan spiritual
terkadang tak rasional dilontarkan. yang konsisten dan baik.
Di sisi yang lain, pihak sekolah tidak akan Tentu kita tidak ingin menjadi korban
direpotkan lagi mengenai biaya operasional dari perbuatan-perbuatan yang mengabaikan
yang harus disiapkan dalam menjalankan nilai-nilai hakiki pendidikan. Karena
program-program yang telah dirancang predikat manusia berkualitas hanya pantas
bersama. Sekali lagi karena adanya perhatian disematkan bagi orang-orang yang memiliki
lebih pemerintah terhadap dunia pendidikan. kecerdasan intelektual, kecerdasan mental,
Hal ini patut mendapat apresiasi dan dukungan dan kecerdasan spiritual. Akhirnya, semoga
bersama karena bukankah kualitas suatu dengan kurikulum baru yang menitikberatkan
bangsa ditentukan oleh baik buruknya sistem pada penguatan karakter ini dunia pendidikan
pendidikan. Tentu yang dimaksud adalah dapat menghasilkan manusia yang cerdas dan
pendidikan berkualitas yang mampu mencetak berkarakter.
manusia-manusia tangguh, kompeten, dan
berdaya saing. e. Peran Pemerintah
Tentu indikator penilaian baik buruknya Pemerintah merupakan komponen yang
pendidikan tidak hanya diukur sebatas pada sangat penting dalam kegiatan pembentukan
pengembangan intelektual saja, akan tetapi karakter bangsa. Para aparatur negara sebagai
harus diimbangi dengan pengembangan penyelenggara pemerintahan merupakan
spiritual emosional agar terbentuk generasi pengambil dan pelaksana kebijakan yang
yang intelek dan berkarakter. Tahun ini sistem ikut menentukan berhasilnya pembangunan
pendidikan melalui kurikulum 2013 telah karakter bangsa, baik pada tataran informal,
merancang dan menerapkan formulasi baru formal maupun nonformal. Pemerintah harus
dengan misi membentuk karakter sebagai secara intens melibatkan diri dalam pendidikan
wujud penyeimbangan yang diharapkan. karakter ini dengan berbagai regulasi,
Inilah harapan baru di dunia pendidikan, yaitu menetapkan berbagai peraturan daerah yang
harapan baru bagi generasi-generasi baru.

266
(Hartono) Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013

dapat mendukung pelaksanaan pembentukan C. PENUTUP


karakter bangsa. Pendidikan karakter telah dicanangkan
Bagi pemerintah pusat perlu ada political secara nyata sejak tahun 2010 dengan fungsi,
will, menopang dengan berbagai kebijakan yaitu: (1) pembentuk dan pengembang potensi:
umum yang memperkuat pengembangan membentuk dan mengembangkan potensi
program pendidikan karakter. Melalui peserta didik untuk berpikiran baik, berhati
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, baik, dan berperilaku baik; (2) perbaikan dan
kemudian mengeluarkan berbagai pedoman penguatan: memperbaiki dan menguatkan
melalui para ahli untuk pelaksanaan pendidikan peran satuan pendidikan, masyarakat, dan
karakter bangsa di berbagai daerah, termasuk pemerintah dalam mempertanggung jawabkan
sudah barang tentu dukungan dana (sekalipun potensi peserta didik yang lebih bermartabat;
dalam bentuk kebijakan). Sementara itu dan (3) Penyaring: menyaring/ memilih
Pemerintah Daerah dapat mengeluarkan budaya bangsa Iain yang tidak sesuai dengan
berbagai peraturan daerah (Perda) untuk nilai-nilai budaya dan karakter budaya yang
memback-up pelasanaan pendidikan karakter bermartabat.
di daerah. Misalnya perda yang terkait dengan Tujuan pendidikan karakter, yaitu: (1)
peraturan berlalu lintas, Perda tentang kos mengembangkan potensi hati nurani peserta
para pelajar mahasiswa, tentang ketertiban didik sebagai manusia dan warga negara
dan kebersihan lingkungan, tentang mass yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa;
media. Kemudian secara fisik, pemerintah (2) mengembangkan kebiasaan dan perilaku
menyediakan dana untuk menciptakan peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan
lingkungan yang kondusif untuk berlangsung nilai-nilai universal dan tradisi budaya
pembentukan karakter bagi individu, bangsa yang religius; (3) mengembangkan
masyarakat, termasuk warga belajar. Misalnya, kemampuan peserta didik menjadi manusia
pemasangan banner-banner, spanduk, papan yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan;
nama yang berisi pesan-pesan atau slogan (4) menanamkan jiwa keteladanan,
agar seseorang atau masyarakat berperilaku kepemimpinan dan tanggung jawab peserta
baik dalam kegiatan sehari-hari. Pemerintah didik sebagai generasi penerus bangsa; dan (5)
menguasahakan lingkungan yang bersih dan mengembangkan lingkungan sekolah sebagai
indah, yang membawa nuansa lingkungan lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh
hidup yang rapi, sehat, dan nyaman. kreativitas, persahabatan serta dengan rasa
Perlu ditambahkan bahwa dalam kebangsaan yang tinggi.
pengembangan pendidikan karakter perlu Nilai-nilai dalam pendidikan karakter
keteladanan. Dalam hal ini pemerintah memiliki bangsa: (1) agama artinya masyarakat
peranan yang sangat strategis. Pemerintah Indonesia adalah masyarakat beragama,
sebagai aparatur negara dan penyelenggara sehingga nilai-nilai karakter bangsa harus
pemerintah dikenal sebagai pemimpin didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang
masyarakat akan selalu dicontoh. Oleh karena berasal dari agama; (2) Pancasila: artinya
itu, pemerintah memiliki peran keteladanan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
yang amat kuat. Dengan demikian, para elit menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan
pimpinan, elit politik haruslah berperilaku politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan,
sebagai teladan dalam berbagai hal. Dengan budaya dan seni; (3) budaya: artinya nilai-nilai
prinsip keteladanan ini akan diharapkan komunikasi antar masyarakat mengharuskan
pengembangan pendidikan karakter bagi budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan
masyarakat dapat berjalan efektif. karakter bangsa; dan (4) tujuan pendidikan

267
Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (259 - 268)

nasional: adalah sumber paling operasional Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter
dalam pengembangan pendidikan budaya dan Menuju , Strategi Mendidik Anak di
karakter bangsa. Zaman Global. Jakarta: PT Grasindo.
Karakter bangsa merupakan hal Republik Indonesia 2010. Kebijakan Nasional
yang sangat esensial dalam kehidupan Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta:
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kenterian Koordinator Kesejahteraan
Karakter akan senantiasa menjadi roh dan Rakyat.
kekuatan bangsa untuk menghadapi setiap UU RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
perkembangan, termasuk tantangan dunia Pembangunan Jangka Panjang Nasional
global. Oleh karena itu, pendidikan karakter Tahun 2005-2025.
harus diperjuangkan sekuat tenaga. Terlebih lagi
dengan Kurikulum 2013 yang mengedepankan Sumber Internet
pendidikan budi pekerti diharapkan membentuk Desliana Maulipaksi (Kompas.com). Perlu...
insan yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan Karakter juga Menyasar
Masyarakat Luas http://edukasi.kompas.
DAFTAR PUSTAKA com/read/2013/10/17/1540205/Perlu.
ALPTKI, 2009. Pemikiran tentang Pendidikan Pendidikan.Karakter.juga.Menyasar.
Karakter dalam Bingkai Utuh Sistem Masyarakat.Luas. diakses tgl. 5 Agustus
Pendidikan Nasional, Asosiasi Lembaga 2014 pukul 7.15 Wita.
Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Arsana, Dira. 2014, Efektifitas Kurikulum 2013
Diragukan. Denpasar, Bali Post Edisi 41,
9-15 Juni 2014.
Badan Penelitian dan Pengembangan Riset
Kurikulum 2009. Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional

268

Anda mungkin juga menyukai