Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEHILANGAN DAN BERDUKA

Judul penyuluhan : Pencegahan dan Penanganan Diabetes Melitus


Hari/ Tanggal : Jumat, 5 November 2021
Waktu : 13:00 – 13:30 WIB
Sasaran : Anggota Keluarga Tn. B
Tempat : Rumah Tn. B, RT 02 RW 08 Kelurahan Kelapa Dua
Wetan, Jakarta Timur
Penyuluh : Agnes Riana, S.Kep

A. Tujuan :
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan anggota
keluarga Tn. B dapat mengetahui tentang diabetes melitus dan
keluarga dapat memahami cara merawat diabetes melitus

2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan anggota keluarga Tn. B
dengan Diabetes Melitus mampu :
a. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
b. Menyebutkan penyebab Diabetes Mellitus
c. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
d. Menyebutkan klasifikasi/kategori Diabetes Mellitus
e. Menyebutkan akibat dari Diabetes Mellitus
f. Menyebutkan Pencegahan Diabetes Mellitus
g. Menyebutkan cara merawat anggota keluarga dengan Diabetes
Mellitus
h. Mendemonstrasikan Senam Kaki Diabetes Melitus dan Jus
Belimbing
B. Pokok Bahasan
1. Pengertian
2. Penyebab
3. Tanda dan gejala
4. Klasifikasi/kategori
5. Akibat
6. Pencegahan
7. Cara merawat anggota keluarga dengan Diabetes Melitus
8. Demonstrasi Senam Kaki Diabetes dan Jus Belimbing

C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

D. Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang digunakan :
1. Lembar balik
2. Leaflet
3. Kertas/Karton
4. 150gr Belimbing
5. ¼ madu
6. 50 ml Air

E. Waktu dan tempat :


Hari/Tanggal : Jumat, 5 November 2021
Pukul : 13:00 s/d 13:30 WIB
Tempat : Rumah Tn. B, RT 02 RW 08 Kelurahan Kelapan Dua
Wetan, Jakarta Timur

F. Materi (terlampir)

G. Kegiatan Belajar Mengajar


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media
1 5 menit Pembukaan :
 Mengucapkan salam  Menjawab
 Melakukan  Menjawab
evaluasi/validasi
 Menjelaskan/  Menyetujui
membuat kontrak kontrak
topik, waktu dan
tempat penyuluhan.
 Menjelaskan tujuan  Menyimak
penyuluhan. penjelasan
 Merivew materi  Menjawab
yang sudah pertanyaan
disampaikan yang diajukan
kemarin tentang oleh penyuluh
pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala, komplikasi,
pencegahan dan
penatalaksanaan
Diabetes Melitus

2 20 menit Pelaksanaan :
 Lembar
 Menjelaskan  Menyimak
balik
pengertian diabetes penjelasan
 Leaflet
melitus
 Kertas/
 Menjelaskan  Menyimak
Karton
penyebab diabetes penjelasan
 150gr
melitus Belimbi
 Memberikan  Mengajukan ng
kesempatan peserta pertanyaan  ¼ madu
penyuluhan untuk  50 ml
bertanya Air

 Menjelaskan tanda  Memperhatikan


dan gejala Diabetes
Melitus
 Menjelaskan  Memperhatikan
klasifikasi/kategori
Diabetes Melitus
 Menjelaskan akibat  Memperhatikan
diabetes mellitus
 Menjelaskan  Memperhatikan
pencegahan diabetes
melitus
 Menyebutkan cara
 Menyimak
merawat keluarga
penjelasan
dengan diabetes
mellitus
 Mendemonstras
 Mendemonstrasikan
ikan senam kaki
senam kaki diabetes
 Mendemonstras
muelitus
ikan kembali
 Mengulang kembali
senam kaki
cara senam kaki
 Mendemonstras
 Mendemonstrasikan
ikan cara
cara membuat jus
membuat jus
belimbing
belimbing
 Mengulang kembali
 Mendemonstras
cara membuat jus
ikan kembali
belimbing
cara membuat
 Memberikan
jus belimbing
reinforcement positif
 Termotivasi

3 5 menit
Penutup
 Mengevaluasi
materi yang telah
disampaikan.  Menjawab
 Menyimpulkan pertanyaan
materi yang telah
disampaikan.  Memperhatikan
 Membuat kontrak penjelasan
yang akan datang  Menyimak dan
(topik, waktu dan menyetujui
tempat)
 Mengucapkan
salam.  Menjawab
salam

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Pengkajian keluarga sudah dilakukan 2 hari sebelum penyuluhan
berlangsung
b) Materi yang ingin disampaikan harus sudah siap 3 hari sebelum
pelaksanaan penyuluhan
c) Tempat yang ingin digunakan untuk penyuluhan sudah di survey 2
hari sebelum dilaksanakan penyuluhan
d) Satuan Acara Pelaksanaan (SAP) sudah disiapkan hari sebelum
penyuluhan
e) Waktu penyuluhan sudah harus dipersiapkan bersamaan dengan
SAP
f) Alat dan media sudah di rencanakan dan di persiapkan sebelum
acara penyuluhan dilaksanakan

2. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b) Ruangan yang digunakan untuk penyuluhan nyaman dan kondusif
c) Alat dan media yang telah disiapkan dapat digunakan dengan baik
d) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
e) Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi

3. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan anggota keluarga Tn.B
mampu:
a. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
b. Menyebutkan penyebab Diabetes Mellitus
c. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
d. Menyebutkan klasifikasi/kategori Diabetes Mellitus
e. Menyebutkan akibat dari Diabetes Mellitus
f. Menyebutkan Pencegahan Diabetes Mellitus
g. Menyebutkan cara merawat anggota keluarga dengan Diabetes
Mellitus
h. Mendemonstrasikan Senam Kaki Diabetes Melitus dan Jus Belimbing
Lampiran Materi

A. Pengertian Diabetes Mellitus


Diabetes melitus adalah suatu keadaan ketika tubuh tidak mampu
menghasilkan atau menggunakan insulin (hormon yang membawa glukosa
darah ke sel-sel adan menyimpannya sebagai glikogen). Dengan demikian,
terjadi hiperglikemia yang disertai berbagai kelainan metabolik akibat
gangguan hormonal, melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein,
dan lemak serta menimbulkan berbagai komplikasi kronis pada organ tubuh
(Mansjoer dkk., 2000; Sukarmin dan S. Riyadi, 2008; Tambayong, J. 2000
dalam buku Aini, N dan Ledy. Martha, 2016).
Menurut Marewa, L. W. (2015), diabetes mellitus atau kencing manis
merupakan penyakit metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya kadar
gula darah seseorang di dalam tubuh yang tinggi melebihi batas normal.
Menurut American Diabetes Association (2005) dalam buku Aini, N
dan Ledy. Martha (2016), diabetes melitus merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

B. Penyebab Diabetes Mellitus


Menurut Aini, N dan Ledy. Martha (2016), penyebab resistansi insulin
pada diabetes sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor yang banyak
berperan antara lain sebagai berikut:
1. Kelainan genetik
2. Usia. Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara
dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini
yang akan berisiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk
memproduksi insulin.
3. Gaya hidup dan stres. Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari
makanan yang cepat saji kaya pengawet, lemak, dan gula. Makanan ini
berpengaruh besar terhadap kerja pankreas. Stres juga akan meningkatkan
kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan sumber energi yang
berakibat pada kenaikan kerja pankreas. Beban yang tinggi membuat
pankreas mudah rusak hingga berdampak pada penurunan insulin.
4. Pola makan yang salah. Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama
meningkatkan risiko terkena diabetes.
5. Obesitas (terutama pada abdomen). Obesitas mengakibatkan sel-sel β
pankreas mengalami hipertensi sehingga kan berpengaruh terhadap
penurunan produksi insulin peningkatan BB 10 kg pada pria dan 8 kg pada
wanita dari batas normal IMT (indeks masa tubuh) akan meningkatkan
risiko DM tipe 2.
6. Infeksi. Masuknya bakteri atau virus ke dalam pankreas akan berakibat
rusaknya sel-sel pankreas. Kerusakan ini berakibat pada penurunan fungsi
pankreas.

C. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus


Menurut Marewa (2015), gejala-gejala yang sering dijumpai pada
seseorang yang menderita diabetes melitus adalah:
1. Sering buang air kecil, terutama pada malam hari yang disebut poliuri,
2. Cepat merasa lapar dan haus, yang disebut sebagai polifagi dan polidipsi,
3. Mudah lelah dan mengantuk,
4. Berat badan menurun, meskipun nafsu makan bertambah,
5. Mudah timbul bisul atau abses dengan kesembuhan yang lama, dan
6. Mual sampai koma karena kadar gula terlalu tinggi,

Setelah melalui tahapan gejala akut, meskipun tidak semua penderita


merasakannya, maka tahapan selanjutnya memberikan gejala kronis
diantaranya adalah:
1. Sering kesemutan,
2. Kulit terasa panas seperti tertusuk-tusuk jarum utamanya pada telapak
kaki,
3. Kulit terasa tebal sehingga merasa ada bantalan di telapak kaki bila
berjalan,
4. Sering mengalami kram,
5. Penglihatan kabur atau renopati diabetik,
6. Gatal-gatal terutama pada kelamin pada bagian luar, lebih banyak pada
wanita,
7. Gigi mudah goyah dan mudah tercabut,
8. Gairah seks menurun, dan
9. Ibu yang melahirkan bayi lebih dari 4 kg atau mengalami keguguran dan
kematian janin didalam kandungan.

D. Kategori Diabetes Mellitus


Menurut Perkeni (2006) dalam buku Aini, N dan Ledy. Martha (2016)
mengklasifikasikan diabetes melitus menjadi empat, yaitu diabetes tipe-1
(diabetes bergantung insulin) dan diabetes tipe-2 (diabetes tidak bergantung
insulin), diabetes tipe lain, serta diabetes karena kehamilan.
1. Diabetes tipe-1 (Insulin Dependent Diabetes Mellitus [IDDM] merupakan
kondisi autoimun yang menyebabkan kerusakan sel β pankreas sehingga
timbul defisiensi insulin absolut. Pada DM tipe-1 sistem imun tubuh
sendiri secara spesifik menyerang dan merusak sel-sel penghasil insulin
yang terdapat pada pankreas. Belum diketaui hal apa yang memicu
terjadinya kejadian autoimun ini, namun bukti-bukti yang ada
menunjukkan bahwa faktor genetik dan faktor lingkungan seperti infeksi
virus tertentu berperan dalam prosesnya. Sekitar 70-90% sel β hancur
sebelum timbul gejala klinis pasien DM tipe-1 harus menggunakan injeksi
insulin dan menjalankan diet secara ketat.
2. Diabetes tipe-2 atau (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus
[NIDDM]) diabetes tipe ini merupakan bentuk diabetes yang paling
umum. Penyebabnya bervariasi mulai dominan resistensi insulin disertai
defisiensi insulin relatif sampai defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin.
3. Diabetes tipe lain
a.Defek genetik fungsi sel beta (Maturity Onset Diabetes of the Young
[MODY] 1, 2, 3 dan DNA mitokondria).
b. Defek genetik kerja insulin.
c.Penyakit eksokrin pankreas (pankreatitis, tumor/pankreatektomi, dan
pankreatopati fibrokalkulus).
d. Infeksi (rubella kongenital, sitomegalovirus).
4. Diabetes melitus gestational (DMG), diabetes ini disebabkan karena terjadi
resistensi insulin selama kehamilan dan biasanya kerja insulin akan
kembali normal setelah melahirkan.

E. Komplikasi Diabetes Mellitus


Menurut Harmanto. N & Prapti. U (2013), komplikasi diabetes melitus
dapat bersifat akut atau kronis:
Komplikasi akut terjadi jika kadar glukosa darah seseorang meningkat
atau menurun tajam dalam waktu relatif singkat. Kadar glukosa darah bisa
menurun drastis jika penderita menjalani diet yang terlalu ketat Perubahan
yang besar dan mendadak dapat merugikan. Komplikasi kronis berupa
kelainan pembuluh darah yang akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung,
ginjal, saraf, dan penyakit berat lainnya.
1. Komplikasi Akut Diabetes Melitus
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia adaiah suatu keadaan seseorang dengan kadar glukosa
darah di bawah nilai normal. Ada 4 macam keadaan hipoglikemia,
sebagai berikut:
1) Hipoglikemia murni jika kadar glukosa darah kurang dari 50/mL.
2) Reaksi hipoglikemia akibat menurunnya kadar . glukosa darah
secara mendadak.
3) Koma hipoglikernia akibat kadar glukosa darah yang sangat
rendah.
4) Hipoglikemia reaktif jika gejala hipoglikemia terjadi 3-5 jam
setelah makan.
Gejala umum hipoglikemia adalah lapar, .gemetar, mengeluarkan
keringat dan berdebar-debar, pusing, gelisah, serta keadaan penderita
bisa menjadi koma. Gejala tersebut muncul akibat kelebihan
katekolamin dalam darah (hiperkatekolaminemia). Hipoglikemia
jarang menyebabkan kematian selama penderita cepat ditolong.
b. Ketoasidesis Diabetik-Koma Diabetik
Komplikasi ini dapat diartikan sebagai suatu keadaan tubuh yang
sangat kekurangan insulin dan sifatnya mendadak. Glukosa darah yang
tinggi tidak dapat memenuhi kebutuhan energi tubuh. Akibatnya,
metabolisme tubuh pun berubah. Kebutuhan energi tubuh terpenuhi
setelah sel lemak pecah dan membentuk senyawa keton. Kebon akan
terbawa dalam urine dan dapat dicium baunya saat bernapas.
Akibatnya, darah menjadi asam, jaringan tubuh rusak, tidak sadarkan
diri, dan mengalami koma.

Penyebab komplikasi ini umumnya adalah infeksi. Walaupun


demikian, komplikasi ini bisa juga disebabkan lupa suntik insulin, pola
makan yang terlalu bebas, atau stres. Semua itu menyebabkan
terjadinya defisiensi atau kekurangan insulin akut pada mtabolisme
lemak, karbohidrat, maupun protein. Gejala yang sering muncul adalah
poliuria, polidipsia, dan nafsu makan menurun akibat rasa mual.
Selain itu, terjadi hipotensi (tekanan darah rendah) sampai shock,
kadar glukosa tinggi, dan kadar bikarbonat rendah.
c. Koma Hiperosmoler Non-ketotik (KHNK)
Gejala KHNK ini adalah adanya dehidrasi yang berat, hipotensi, dan
menimbulkan shock. Komplikasi ini diartikan sebagai keadaan tubuh
tanpa penimbunan lemak, sehingga penderita tidak menunjukkan
pernapasan yang cepat dan dalam (kussmaul). Pemeriksaan di
laboratorium menunjukkan bahwa kadar glukosa penderita sangat
tinggi, pH darah normal, kadar natrium (Na) tinggi, dan tidak ada
ketonemia.
d. Komalakto Asidosis
Komplikasi ini diartikan sebagai suatu keadaan tubuh dengan asam
laktat tidak dapat diubah menjadi bikarbonat. Akibatnya, kadar asam
laktat di dalam darah meningkat (hiperlaktatemia) dan akhirnya
menimbulkan koma. Keadaan ini dapat terjadi karena infeksi, shock,
gangguan faal hepar, ginjal, diabetes melitus yang mendapat
pengobatan dengan phenformin. Gejala yang muncul biasanya berupa
gejala stupor hingga koma. Pemeriksaan gula darah biasanya hanya
menunjukkan hiperglikemia ringan (glukosa darah dapat normal atau
sedikit turun).

2. Komplikasi Kronis Diabetes Melitus


Tujuan paling utama dalam pengelolaan diabetes adalah menghambat atau
mencegah terjadinya komplikasi kronis yang sangat merugikan penderita.
Karena itu, peningkatan pengetahuan dan penanganan tentang diabetes
melitus beserta komplikasinya perlu ditingkatkan.
Komplikasi kronis diabetes melitus cenderung mengakibatkan
penderitanya mengalami hal-hal sebagai berikut.
a. Dua kali lebih mudah mengalami trombosit otak (pembekuan darah di
bagian otak).
b. Dua kali lebih mudah terserang PJK (penyakit jantung koroner).
c. Tujuh belas kali lebih mudah mengalami GGK (gagal ginjal kronis).
d. Dua puluh lima kali lebih mudah mengalami kebutaan.
e. Lima kali Iebih mudah mengalami gangren.

Lebih jauh, komplikasi akibat diabetes melitus kronis dapat


mengakibatkan beberapa hal, sebagai berikut.
a. Retinopati diabetika (RD), gejalanya penglihatan mendadak buram
atau seperti berkabut. Akibatnya harus sering mengganti kacamata.
b. Nefropati diabetika (ND), gejalanya ada protein dalam air kencing,
terjadi pembengkakan, hipertensi, dan kegagalan fungsi ginjal yang
menahun.
c. Neuropati diabetika (Neu.D), gejalanya perasaan terhadap getaran
berkurang, rasa panas seperti terbakar di bagian ujung tubuh, rasa
nyeri, rasa kesemutan, serta rasa terhadap dingin dan panas berkurang.
Selain itu, otot lengan atas menjadi lemah, penglihatan kembar,
impotensi sementara, mengeluarkan banyak keringat, dan rasa
berdebar waktu istirahat.
d. Diabetik foot (DF) dan kelainan kulit, seperti tidak berfungsinya kulit
(dermatopati diabetik), adanya gelembung berisi cairan di bagian kulit
(bullae diabetik), dan kulit mudah terinieksi.
e. Kelainan pembuluh darah besar atau makroangiopati diabetika
(Ma.DM). Kelainan ini berupa timbunan zat lemak di dalam dan di
bawah pembuluh darah (aterosklerosis).
f. Kekeruhan pada lensa mata (katarakta Ientis).
g. Adanya infeksi sepeni infeksi saluran kencing dan tuberkulosis (TBC)
paru.
h. Selain itu, komplikasi kronis juga dapat dikelompokkan berdasarkan
bagian tubuh yang mengalami kelainan.
i. Bagian mata, kelainan lensa mata (katarakta lentis), kelainan retina
(retinopati), dan gangguan saraf mata (neuropati).

F. Pencegahan Diabetes Mellitus


Pencegahan diabetes dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pola hidup sehat
2. Pola makan seimbang
3. Olahraga secara teratur
4. Menjaga kadar gula darah dalam batas normal
5. Diet yang sesuai
G. Cara merawat anggota keluarga dengan Diabetes
cara merawat anggota keluarga dengan masalah diabetes mellitus yang bisa
kita lakukan diantaranya:
1. Pengaturan diet Diabetes Mellitus
2. Olahraga dan Latihan
3. Pengaturan konsumsi obat anti diabetes di rumah
4. Pantau kadar gula darah
H. Modifikasi lingkungan Diabetes
Modifikasi yang dapat dilakukan kepada orang yang memiliki diabetes
diantaranya:
1. Mengkonsumsi makanan yang sehat
2. Selalu menyediakan sayuran dan buah setiap hari di rumah
3. Membersihkan lingkungan
I. Pengunaan pelayanan Kesehatan
1. Puskesmas
2. Klinik umum
3. Rumah sakit
4. Poswindu
J. Langkah melakukan senam kaki diabetes
1. Posisi duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh lantai.

2. Letakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu
dibengkokan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.

3. Letakkan tumit salah satu


kaki di lantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki
diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkat ke atas. Lakukan secara
bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
4. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan
buat gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak
10 kali.

5. Jari- jari kaki


diletakkan di lantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

6. Angkat satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke depan turunkan
kembali secara bergantian ke kiri dan ke kanan sebanyak 10 kali.

7. Luruskan salah satu kaki kemudian angkat kaki tersebut dan gerakan ujung
jari kaki ke arah wajah lalu turunkan ke lantai lakukan sebanyak 10 kali.
8. Angkat kedua kaki dan
luruskan, gerakan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang lakukan
sebanyak 10 kali.
9. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar pergelangan kaki, tuliskan
angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
10. Letakkan koran di lantai. Bentuk koran menjadi bola dengan kedua kaki.
Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran semula menggunakan kedua
kaki. Lakukan hanya sekali saja:
a. Robek koran menjadi 2 bagian
b. Sebagian koran disobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.
c. Pindahkan kumpulan sobekan dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekan koran pada bagian koran yang utuh.
d. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.
K. Daftar Pustaka

Aini, N., & A, L. M. (2016). Asuhan keperawatan sistem endokrin dengan


pendekatan NANDA NIC NOC. Jakarta : Salemba medika.

Marewa, L. W. (2015). Kencing manis (Diabetes Melitus) di Sulawesi


Selatan. Jakarta: Buku obor.

Harmanto, N., & Utami, P. (2013). Jamu ajaib penakluk diabetes . Jakarta:
Katalog dalam karbitan.

Kemenkes RI. (2014). Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Resiko Diabetes


Melitus.Kementrian Kesehatan RI: Jakarta.

Ratnawati, D., Adayani, S. A. M., & Fitroh, A. (2019). Pelaksanaan Senam


Kaki Mengendalikan Kadar Gula Darah pada Lansia Diabetes Melitus di
Posbindu Anyelir Lubang Buaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Masyarakat:Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat, 11(1),
49-59.

Ratnawati, D., Sahar, J., Permatasari, H. (2019). Program LANSET DM


Sebagai Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas Dalam Pengendalian
Masalah Diabetes Mellitus Pada Lansia di Kelurahan Cisalak Pasar Kec.
Cimanggis Kota Depok. Jurnal Bina Widya Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta. 2015; 26(1): 6-17.

Setiawan, M. (2011). Pre-Diabetes Dan Peran HbA1C Dalam Skrining Dan


Diagnosis Awal Diabetes Mellitus. Jurnal Ilmu Kesehatan Dan
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. 7(1):57-64.
Tarwoto, dkk. (2012). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem
Endokrin.Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai