Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jahe merah merupaka salah satu tanaman obat yang dalam termasuk
kelompok tanaman temu-temuan atau tumbuhan rumpun berbatang
semu atau berimpang. Jahe merah memiliki nama latin Zingiber
officinale var rubrum rhizome. Jahe merah memiliki manfaat untuk
penyakit osteoporosis.
Osteoporosis termasuk penyakit gangguan metabolisme, dimana
tubuh tidak mampu menyerap dan menggunakan bahan-bahan untuk
proses pertulangan secara normal, seperti zat kapur = Kalk (calcium),
phosphate, dan bahan-bahan lain.
Osteoporosis adalah suatu masalah kesehatan yang utama di seluruh
dunia. Pada orang yang menderita penyakit ini, tulang menjadi tipis dan
rapuh dan pada akhirnya bisa patah. Walaupun lebih banyak terjadi
pada perempuan, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada laki-
laki. Diseluruh dunia, penyakit ini menyebabkan hampir 2 juta kasus
patah tulang pinggul setiap tahunnya. Patah tulang osteoporosis telah
menjadi suatu ancaman karena hampir 24% dari manula yang
mengalami patah tulang pinggul meningal dunia pada tahun pertama,
dan kebanyakan lainnya tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
Osteoporosis, sama halnya dengan penyakit kronis lainnya seperti
penyakit jantung dan arthritis, tidak menunjukan gejala awal, dan tidak
terdiagnosa hingga melewati usia 70 tahun atau setelah patah tulang.
Walaupun sebagian besar orang mengenal bahwa osteoporosis
adalah penyakit yang menyerang lansia atau lanjut usia. Namun
ternyata tak hanya menyerang di usia senja, osteoporosis juga bisa
beresiko pada orang yang masih berusia 20 tahunan. Ini bisa saja terjadi
karena berbagai macam faktor salah satunya adalah faktor
mengkonsumsi obat-obatan tertentu.

1
Di Indonesia, angka kejadian osteoporosis untuk umur kurang dari
70 tahun untuk perempuan sebanyak 18-36%, sedangkan untuk laki-laki
sebanyak 20-27%. Untuk umur diatas 70 tahun untuk perempuan
53,6%, dan laki- sebanyak 38%.
Namun, baru-baru ini, kemajuan medis dalam diagnosa, pencegahan,
dan perawatan osteoporosis telah menjadikan penyakit ini sorotan
umum dan menawarkan harapan baru bagi para penderitanya. Dokter
sekarang dapat menentukan, kira-kira pada usia 50 tahun atau lebih
awal lagi, resiko pasien terkena osteoporosis dengan mengukur densitas
tulangnya. Selain itu, beberapa obat-obatan baru telah disetujui oleh
Food and Drug Administration untuk mencegah dan merawat
osteoporosis. Dan dengan meningkatnya pemahaman kita akan siklus
kehidupan tulang dan tipe orang yang memiliki resiko penyakit ini,
dokter sekarang dapat mulai mencegah dan merawat penyakit ini
dengan efektif.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas , maka terdapat rbumusan masalah
sebagai berikut.
1.2.1. Apa manfaat jahe merah untuk penyakit osteoporosis?
1.2.2. Bagaimanakah cara kita mendiagnosa osteoporosis?
1.2.3. Bagaimanakah cara mencegah osteoporosis?
1.2.4. Bagaimanakah cara mengobati osteoporosis?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas , maka terdapat tujuan penelitian
sebagi berikut.
1.3.1. Mengetahui manfaat jahe merah untuk penyakit osteoporosis.
1.3.2. Mengetahui cara mendiagnosa osteoporosis.
1.3.3. Mengetahui cara mencegah osteoporosis.
1.3.4. Mengetahui cara mengobati osteoporosis.

2
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas , manfaat penelitian sebagai
berikut.
1.4.1.Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah
pengetahuan khususnya tentang Penyakit Osteoporosis yang
Sangat Berbahaya Bukan Saja Bagi Lansia atau Lanjut Usia
Namun Juga Bagi Usia Muda.
1.4.2.Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai
pihak, adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan informasi tentang Manfaat Jahe Merah Untuk
Penyakit Osteoporosis.
2. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan mampu di jadikan
alternative untuk diterapkan dalam memberikan pendidikan
yang tepat kepada anak didiknya, khususnya tentang Manfaat
Jahe Merah Untuk Penyakit Osteoporosis.
3. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan mampu
meningkatkan kesadaran sekolah sebagai penyedia layanan
informasi penting khususnya tentang Manfaat Jahe Merah
Untuk Penyakit Osteoporosis.
4. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
refrensi atau pembanding untuk melaksanakan penelitian
sejenis lainnya, khususnya tentang Manfaat Jahe Merah
Untuk Penyakit Osteoporosis.

BAB II
LANDASAN TEORI

3
2.1. Jahe Merah
Jahe merah merupakan salah satu jenis varietas dari berbagai macam
varietas jahe yang ada. Adapun urutan takson tanaman jahe merah:
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Order : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
Jahe merah mengandung 1-4% minyak atsiri dan oleoresin. Minyak atsiri
dalam rimpang jahe merah juga memiliki komponen senyawa lainnya yang
terdiri dari zingerberin, kamfena, lemonin, zingerberen, zingerberal, gingeral
dan shogaol serta kandungan lainnya seperti minyak dammar, pati, asam
organic, asam malat, asam aksolat dan gingerin. Inilah yang membuat manfaat
jahe merah banyak dimanfaatkan oleh banyak orang.
2.2. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu kondisi dimana kualitas kepadatan tulang
menurun. Kondisi ini membuat tulang menjadi keropos dan rentan retak.
Osteoporosis umumnya baru diketahui setelah ditemukan retak pada tulang,
setelah pasien mengalami jatuh ringan. Retak pada pergelangan tangan, tulang
pinggul, dan tulang belakang adalah kasus yang paling banyak ditemui pada
penderita osteoporosis.
Orang yang menderita osteoporosis memiliki tulang yang rapuh karena
masa tulang mereka sedikit dan struktur tulangnya buruk. Kombinasi masa
tulang yang sedikit dan perubahan struktur tulang mengacu pada kerapuhan
tulang, dan kebanyakan orang yang menderita osteoporosis akan mengalami
patah tulang. Definsisi osteoporosis ini menekankan pada kerapuhan tulang
atau kerangka. Konsep kunci yang mengaitkan rendahnya masa tulang
(kondisi yang disebut osteopenia) dengan resiko patah tulang, konsekuensinya

4
dari osteoporosis Pada kenyataannya, jika bukan karena patah tulang,
osteoporosis tidak akan menjadi masalah medis yang penting. Patah tulang
dapat terjadi pada tulang punggul, pinggul, pergelangan tangan, pergelangan
kaki, tulang pangkal paha, dan tulang rusuk. Sebenarnya hampir semua kasus
patah tulang terjadi pada wanita paska-menopause dan pria berusia lanjut
merupakan patah tulang esteoporosis karena tulang menjadi tipis dan lemah.
Dengan hanya sedikit trauma, tulang akan patah.
Untuk memahami osteoporosis, sebaiknya kita harus memahami tulang.
Untuk mengawalinya, ingatlah bahwa tubuh kita merupakan mesin yang
sangat efisien. Tulang mempertahankan jaringannya dengan merencanakan
siklus pemeliharaan dengan hati-hati. Pada kenyataannya, hampir semua
jaringan tubuh secara konstan dipelihara atau diganti selama hidup kita, dan
jaringan tulang bukan pengecualian. Jaringan konstan secara konstan diganti,
atau menjalani proses turn over, dengan membuang jaringan lama dan
menggantikannya dengan jaringan baru. Proses ini dikenali dengan bone
remodeling cycle atau siklus remodeling tulang.
Remodeling tulang terjadi ketika sejumlah kecil tulang hilang atau pecah
karena sel yang dikenal dengan osteoclast. Setelah sejumlah kecil tulang ini
hilang atau mengalami proses resorpsi, resorption pit terbentuk pada tulang.
Jenis sel lainnya, atau esteoblast, bergerak ke dalam daerah tulang yang hilang
dan menggantikannya dengan tulang baru. Proses ini berlanjut pada bagian-
bagian kecil seluruh tulang sepanjang hidup. Siklus remodeling tulang dapat
berubah tergantung pada kebutuhan tubuh yang berebeda, seluruh siklus
membutuhkan 4 hingga 8 bulan tapi dapat berlangsung setidaknya 3 bulan
atau malah 2 tahun. Proses resorpsi berlangsung cepat, hanya membutuhkan 4
hingga 6 minggu, sedangkan proses pembentukan tulang baru berlangsung
lamabt yang membutuhkan hingga 2 bulan untuk setiap siklus remodeling.
Semua bagian tubuh berubah seiring dengan bertambahnya usia, dan
sama halnya dengan rangkan tubuh. Mulai dari lahir hingga mencapai usia
dewasa, atau kira-kira 30 tahun, jaringan tulang yang dibuat lebih banyak
daripada yang hilang. Tapi setelah usia 30 tahun, situasi berbalik, jaringan
tulang yang hilang lebih banyak daripada yang dibuat. Tulang memiliki tugas
permukaan, atau disebut dengan envelope, dan setiap permukaan memiliki
bentuk anatomi yang berbeda, walaupun sel pemebntuk identik dengan dua
permukaan lainnya. Permukaan tulang yang menghadap lubang susmsum

5
disebut dengan endosteal envelope. Ketika masa kanak-kanak, tulang baru
terbentuk pada periosteal envelope dan sejumlah kecil pemisahan terjadi pada
endosteal envelope. Anak-anak tumbuh karena jumlah tulang yang terbentuk
dalam periosteum melebihi apa yang dipisahkan pada permukaan endosteal
dari tulang kortikal.

2.3. Jenis Penyakit Osteoporosis


Ada 2 macam osteoporosis, yaitu primer dan sekunder. Pada osteoporosis
primer terdapat 2 jenis, yaitu tipe I (Post-menopausal) dan tipe II (Senile). Selain
kategori tersebut, terdapat satu kategori lain (Juvenile idiopathic), osteoporosis
yang tidak diketahui penyebabnya.
2.2.1. Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer bisa terjadi pada tiap kelompok umur, Jenis
osteoporosis ini faktor pemicunya adalah merokok, aktivitas,
pubertas tertunda, berat badan rendah, alcohol, ras kulit putih/asia,
riwayat keluarga, postur tubuh, dan asupan kalsium rendah.
a. Tipe I
Ini terjadi pada usia 15-20 tahun setelah menopause. Hal ini
ditandai dengan fraktur tulang belakang tipe crush, colles’
fracture dan berkurangnya gigi geligi. Hal ini disebabkan oleh
luasnya jaringan trabekular pada tempat tersebut dimana
jaringan trabekular lebih responsive terhadap defisiensi estogen.
Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa osteoporosis terjadi
karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita) yang
membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang
pada wanita. Biasanya, gejala timbul pada wanita yang berusia
diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai lebih cepat ataupun lebih
lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk
menderita osteoporosis ini. Wanita kulit putih dan daerah timur
lebih mempunyai resiko untuk menderita penyakit ini daripada
wanita kulit hitam.
b. Tipe II (Senile)
Terjadi pada pria dan wanita usia 70 tahun. Ditandai dengan
fraktur panggul dan tulang belakang tipe wedge. Hilangnya
massa tulang kortikal terbesar terjadi pada usia tersebut.

6
Diakibatkan oleh kekurangan kalsium yang berhubungan dengan
usia dan ketidakseimbangan antara kecepatan hancurnya tulang
dan pembentukan tulang baru. Penyakit ini biasanya terjadi pada
usia diatas 70 tahun dan dua kali lebih sering menyerang wanita.
2.2.2. Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis ini dapat terjadi pada setiap kelompok umur.
Penyebab osteoporosis meliputi akses kortikosklerosis,
hipertirodisme, multiple myeloma, malnutrisi, defisiensi estrogen,
hiperparatiroidisme, faktor genetis, dan obat-obatan. Osteoporosis
sekunder dialamai kurang dari 5% penderita osteoporosis yang
disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormone (terutama
tiroid, para tiroid, dan adrenal) dan obat-obatan (kortikosteroid,
barbiturate dan anti kejang). Pemakainan alcohol yang berlebihan
dan merokok pun bisa memperburuk keadaan ini.
2.2.3. Osteoporosis Juvenile Idiopathic
Jenis osteoporosis ini penyebab penyakit osteoporosis tidak
diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang
memiliki kadar dan fungsi hormon normal, kadar vitamin normal
dan tidak memiliki penyebab penyakit osteoporosis yang jelas dari
rapuhnya tulang.
Osteoporosis ini dijuluki juga sebagai silent disease, karena
menyerang secara diam-diam, tanpa tanda-tanda khusus.
Kedatangannya memang perlahan dan sangat tidak disadari. Ia
datang tanpa sinyal pemberitahuan. Seperti layaknya bagian tubuh
yang lain, tulang juga membutuhkan perhatian. Tulang merupakan
penyangga tubuh, pendukung otot, dan pelindung organ-organ vital
tubuh. Ketika memasuki usia 30 tahun, tulang berada dalam keadaan
yang paling padat. Kondisi ini disebut sebagai puncak pembentukan
massa tulang atau peak bone mass.
Pada umumnya setelah usia 30 tahun, massa tulang akan terus
menurun, terutama pada wanita, karena wanita lebih rentan
menderita osteoporosis dibandingkan laki-laki. Satu dari tiga wanita
berusia 50 tahun beresiko tinggi mengalami patah tulang akibat
osteoporosis. Osteoporosis tidak hanya terjadi pada orang usia
lanjut, anak-anak dan remaja juga bisa terkena pengeroposan tulang.

7
Untuk mencegah tulang rapuh, sebaiknya sejak balita sampai umur
pertengahan, berikan gizi yang baik sesuai dengan keperluan tubuh.

2.4. Penyebab Osteoporosis


Penyakit Osteoporosis datang bukan tanpa sebab. Penyebab penyakit
osteoporosis yang utama adalah semakin berkurangnya kalsium dalam tulang.
Selain itu, kurang terpapar sinar matahari pagi dan aktivitas fisik yang kurang
optimal pun dapat menjadi penyumbang seseorang menjadi menderita keropos
tulang. Pada usia senja, meskipun massa tulang tidak bisa senormal dulu, tetap
harus bergerak setiap hari. Asupan natrium, kafein, nikotin, protein, alcohol,
makanan tinggi garam, dan gula yang berlebihan pada waktu lama, juga dapat
menjadi penyumbang munculnya penyakit tersebut. Faktor genetika juga
berpengaruh besar. Seiring dengan bertambahnya usia, tulang kehilangan kalsium
dan kapur, lebih cepat dibanding dengan kemampuannya untuk mengisi kembali.
Hal ini mengakibatkan struktur tulang belakang berubah karena tidak mampu lagi
menahan atau menanggung beban.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pada kekuatan tulang seseorang.
Berikut ini adalah faktor penyebab osteoporosis:
1. Pola makan yang buruk. Kurangnya mengkonsumsi makanan yang
kaya akan kalsium dan vitamin D yang sangat berperan dalam
mengatasi pada penderita penyakit osteoporosis.
2. Faktanya, di atas usia 35 tahun, kepadatan tulang akan menurun
3. Menopause (berhenti haid). Saat kadar hormone estrogen menurun
setelah menopause kepadatan tulang juga menurun.
4. Kadar testosterone rendah. Pada pria, hormone testosterone
memperlambat resorpsi (proses asimilasi atau pemecahan) tulang yang
cara kerjanya sama seperti hormone estrogen pada wanita. Kadar
testosterone yang rendah akan menyebabkan penurunan kepadatan
tulang dan menyebabkan osteoporosis.
5. Riwayat keluarga dan kelompok etnik dapat meningkatkan resiko
terjadinya osteoporosis. Kemungkinan anggota keluarga lain menderita
sekitar 60-80%.
6. Penyakit lain. Beberapa penyakit dapat mempengaruhi regenerasi
tulang normal sehingga meningkatkan resiko osteoporosis (misalnya
gagal ginjal, penyakit hati).

8
7. Masalah kesehatan kronis. Penderita penyakit asma yang
menggunakan obat-obatan jenis kortikosteroid, beresiko mengalami
osteoporosis. Resiko terkena osteoporosis juga meningkat pada
penderita penyakit diabetes, hiperturoidisme.
8. Obat-obatan. Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
lain juga dapat mempengaruhi regenerasi tulang sehingga
menyebabkan osteoporosis.
9. Berat badan rendah
10. Kehamilan dan menyusui, walaupun yang jarang terjadi, seseorang
wanita akan lebih sering merasakan osteoporosis selama masa
kehamilannya, biasanya tulang akan kembali putih setelah wanita akan
berhenti menyusui.
11. Kurang olahraga. Untuk memperoleh tulang yang baik, dengan
memberikan penekanan dan melakukan latihan beban, pada saat
pertumbuhan tulang.
12. Periode menstruasi yang abnormal.
13. Anorexia nervosa (gangguan makan)

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Manfaat Jahe Merah Untuk Osteoporosis


Kandungan dalam jahe merah yang memiliki kalsium yang cukup banyak
sangat baik untuk mengobati penyakit osteoporosis secara alami. Kalsium
merupakan mineral terpenting untuk membentuk tulang, sedangkan vitamin

9
D penting untuk membantu penyerapan kalsium di dalam tulang, batas
kafein kopi dan teh serta garam.
Memanfaatkan jahe merah untuk mengobati penyakit osteoporosis bisa
dengan mengolahnya ke dalam minuman.
Bahan yang diperlukan :
- Jahe merah segar 20gr.
- Kacang hijau 30gr.
- Biji cengkih 10gr.
- Kapulaga 10gr.
- Merica 15gr.
- Kayu manis 20gr.
- 4 gelas air.
Cara mengolahnya sebagai berikut :
Seluruh bahan dicuci kemudian dimemarkan, rebus hingga mendidih
sampai tersisa 2 gelas, kemudian disaring. Minum 2x sehari pada pagi dan
sore hari sesudah makan. Dalam 1x minum takaran 1 gelas. Tambahkan 2
sendok madu agar lebih nikmat.
3.2. Cara Mendiagnosa Osteoporosis
Hingga baru-baru ini, deteksi osteoporosis merupakan hal yang sulit
dilakukan. Biasanya dari waktu ke waktu kondisi ini kelihatan jelas oleh
dokter dan pasien yaitu pada saat masa tulang yang berkurang dan sudah
terjadi secara luas yang tidak dapat diubah. Contohnya, sekitar 40% masa
tulang wanita berkurang pada rongga dada atau bagian bawah tulang belakang
sebelum dapat dilihat dengan X-ray biasa. Tetapi jika 40% dari masa tulang
wanita berkurang, maka wanita tersebut telah menderita osteoporosis dan
mempunyai kecendrungan patah tulang yang sangat tinggi.
Osteoporosis merupakan penyakit yang hening (tidak memberi tanda-tanda
atau gejala sebelum tulang patah). Tetapi, kini telah berkembang cara akurat
untuk mengetahui resiko berkembangnya osteoporosis. Kemajuan deteksi
osteoporosis sama dengan kemajuan pada penyakit jantung, dimana
pengukurang kolesterol dapat menentukan resiko dari berkembangnya
penyakit pembuluh darah atherosclerotic.
Mengukur masa tulang adalah cara terbaik untuk mendiagnosa penyakit
osteoporosis. Adapun teknik yang dapat digunakan, yaitu:
a. Radiograf atau X-ray Konvensional

10
Sinar X-ray konvensional, seperti X-ray punggung, tidak dapat
mendeteksi berkurangnya masa tulang. Biasanya, seperti yang
disebutkan sebelumnya kira-kira 40% masa tulang harus berkurang
terlebih dahulu sebelum dapat dilihat dengan X-ray.
b. Absorptiometri Photon Tunggal
Single Photon Absorptiometry (SPA) atau Absorptiometri
Photon Tunggal merupakan metode pertama yang dioperasikan
dengan cara otomatis untuk mengukur masa tulang. Densitometer
mengukur kandungan mineral pada tulang lengan bawah dengan
menghitung berapa banyak sinar gamma yang diserap. Semakin
banyak absorpsi semakin besar kandungan mineral tulang dan
semakin besar pula densitas tulang.
c. Tomografi Komputasi Kuantitatif
Cara terbaik untuk menentukan awal berkurangnya tulang
trabekular pada tulang punggung adalah dengan scanner
quantitative compused tomography (QCT) atau tomografi
komputasi kuantitatif. Prosedur ini membutuhkan waktu kira-kira
20 menit.
d. Tomografi Komputasi Kuantitatif Pheripheral
Ini adalah hasil pengembangan (QCT). Diperuntukan untuk
mengukur tulang trabekular lengan bawah dan tulang kortikal serta
trabekular.
e. Pengukuran Ultrasound pada Tulang
Digunakan untuk mendiagnosa berbagai kerusakan. Alat ini
mengukur kecepatan gelombang suara yang bergerak sepanjang
tulang. Jika tulang tebal, gelombang suara akan bergerak lamban.
Namun, jika tulang kortikal luar tipis dan tulang trabekular interior
tipis, maka gelombang suara akan cepat.
3.3. Cara Mencegah Osteoporosis
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Namun, kesadaran masyarakat
untuk mencegah terjadinya penyakit osteoporosis ini tergolong masih rendah.
Walaupun angka kematian yang disebabkan oleh osteoporosis terbilang tinggi,
hal itu disebabkan oleh kecacatan tulang hingga patah tulang yang bisa
menurunkan kualitas hidup seseorang. Penurunan kualitas hidup itulah yang
membuat seseorang bisa mengalami kematian. Maka dari itu langkah

11
pencegahan osteoporosis sejak dini sangat diperlukan sebelum terjadi
penegeroposan tulang . Cara mencegah osteoporosis akan lebih mudah
dibandingkan dengan mengobatinya. Adapun cara mencegah osteoporosis,
yaitu:
a. Banyak mengkonsumsi kalsium.
b. Mendapat vitamin D yang cukup.
c. Olahraga rutin.
d. Makan makanan yang sehat.
e. Pola hidup sehat.
f. Hindari makanan berlemak.
g. Hindari diet ekstrem.
h. Konsumsi suplemen kalsium.
i. Mendapat vitamin C yang cukup.
j. Hindari minuman soft drink.
k. Mendapat vitamin K yang cukup.
l. Minum teh hijau karena teh hijau memiliki manfaat untuk
mencegah osteoporosis.
m. Berat badan ideal.
n. Waspadai tulang nyeri.
o. Mengecek kepadatan tulang.

3.4. Cara Mengobati Osteoporosis


Rasa sakit dan nyeri merupakan masalah osteoporosis yang paling sulit.
Karena ini awal patah tulang dan patah tulang merupakan contoh rasa sakit yang
paling parah dan akut. Namun untuk mengobati osteoporosis ada banyak cara
untuk mengobati, cara yang biasa digunakan adalah pengobatan alami, pengobatan
terapi, dan pengobatan medis (obat-obatan).
a. Pengobatan alami
Salah satu cara pengobatan osteoporosis secara alami adalah
dengan konsumsi makanan dan minuman bergizi yang mengandung
kalsium, vitamin D, dan vitamin K. Berikut cara pengobatan
esteoporosis secara alami:
1. Minum susu dan produk olahan susu
Sudah bukan rahasia lagi jika susu banyak mengandung
kalsium yang menyehatkan tulang. Olahan susu seperti
yoghurt, keju, dan susu krim juga baik untuk membantu
mengobati osteoporosis.
2. Konsumsi sayuran
Ada beberapa jenis sayuran yang mengandung kalsium dan
bisa mengobati osteoporosis. Misalnya kembang kol, brokoli,
dan buah bit.

12
3. Konsumsi kurma
Kurma adalah sumber kalsium alami yang sangat baik.
Mengkonsumsi olahan kurma seperti sari kurma juga bisa
dilakukan.
4. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin D
Pada dasarnya tubuh dapat memproduksi vitamin D dengan
sendirinya. Vitamin D diproduksi akibat dari respon tubuh
terhadap sinar matahari. Adapun makanan yang mengandung
vitamin D seperti margarine, ikan berminyak, kuning telur dan
hati.
5. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin K
Vitamin K merupakan salah satu vitamin yang penting untuk
menjaga kepadatan tulang. Vitamin K dapat diperoleh dari
kacang-kacangan.
b. Pengobatan terapi
Terapi untuk osteoporosis yang terbaik adalah membangun masa
tulang puncuk (mengisi bank tulang) di usia 20’an dan melakukan latihan
beban, juga mencegah kehilangan tulang sedini mungkin.
Pada penyakit osteoporosis, latihan jasmani yang dilakukan adalah
dengan tujuan untuk mencegah dan juga mengobati penyakit osteoporosis.
Latihan jasmani ini bertujuan dalam mengurangi beban serta bertujuan
untuk membantu melenturkan dan menguatkan tulang. Latihan jasmani ini
sebaiknya dilakukan sejak orang tersebut masih berusia muda dan harus
terus dilanjutkan sampai usia mereka sudah tua.
Latihan yang baik adalah latihan yang terbagi menjadi 3 sesi. Sesi
latihan tersebut adalah:
1. Latihan pemanasan dan peregangan yang dilakukan paling
tidak selama 10-15 menit.
2. Latihan inti yang dilakukan selama 20-60 menit.
3. Dan latihan peregangan atau juga latihan pendinginan paling
tidak selama 5-10 menit.
Latihan yang benar adalah latihan yang bisa memberikan latihan
yang cocok dan sesuai dengan tingkat kesehatan seseorang, tingkat
aktivitas fisik yang dilakukan serta tingkat kebugaran pada masing-masing
individu yang sudah diketahui pada saat sedang melakukan pemeriksaan
sebelum latihan. Hal lainnya adalah bertujuan untuk masing-masing
individu bisa menjawab kebutuhan mereka yang berbeda-beda dari yang
lain.
c. Pengobatan medis
Pengobatan medis tergantung pada penyebab esteomalacia:
1. Pada kekurangan vitamin D biasanya diberikan ergocalciferol
2. Pada penderita esteomalacia karena gangguan pencernaan dapat
diberikan vitamin D melalui suntikan dengan dosis rendah.
Pemberian vitamin D melalui makanan sebenarnya lebih
menyenangkan, tetapi karena ada gangguan pencernaan, maka
dosisnya harus lebih tinggi.

13
3. Pemberian Ca dan phosphate dapat diberikan sebagai tambahan
untuk menghambat pengurangan mineral dari jaringan tulang.
4. Perlu diketahui, susu sangat sedikit mengandung vitamin D. Bayi
yang hanya minum susu ibu (ASI) bisa menderita penyakit rickets
ringan, misalnya, pada musim dingin di Negara 4 musim, karena
sinar matahari kurang, dan kurang kontak dengan sinar ultraviolet
sebagai perangsang pembentukan vitamin D di dalam tubuh.
Anak-anak dan usia dewasa di Amerika pada umumnya mendapat
vitamin D sebagai tambahan (dalam preparatergocalciferol,
vitamin D2) yang dicampurkan di dalam susu atau di dalam
makanan kaleng. Dengan demikian, penyakit ini sudah jarang
ditemukan.
5. Osteomalacia dan penyakit reckets bisa terjadi akibat makan obat
anti kejang dalam waktu lama (misalnya pada penderita ayan atau
epilepsy), pemebrian obat phenitoin dan Phenobarbital mungkin
seumur hidup.

BAB IV
PENUTUP

4.1.Simpulan
Berdasarkan paparan pada Bab Pembahan diatas maka dapat kita tarik
kesimpulan sebagai berikut :
4.1.1. Jahe merah merupakan salah satu tanaman obat yang termasuk
kelompok tanaman temu-temuan atau tumbuhan rumpun berbatang
semu atau berimpang. Jahe merah memiliki nama latin Zingiber
officinale var rubrum rhizome. Jahe merah memiliki kalsium yang
tinggi dan bisa dijadikan obat alami osteoporosis.
4.1.2. Cara mendiagnosa penyakit osteoporosis menggunakan alat yang
mengukur masa tulang dengan alat Radiograf atau X-ray
Konvensional, Absorptiometri Photon Tunggal, Tomografi Komputasi

14
Kuantitatif, Tomografi Komputasi Kuantitatif Pheripheral,
Pengukuran Ultrasound pada Tulang.
4.1.3. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Namun, kesadaran
masyarakat untuk mencegah terjadinya penyakit osteoporosis ini
tergolong masih rendah. Walaupun angka kematian yang disebabkan
oleh osteoporosis terbilang tinggi, hal itu disebabkan oleh kecacatan
tulang hingga patah tulang yang bisa menurunkan kualitas hidup
seseorang. Penurunan kualitas hidup itulah yang membuat seseorang
bisa mengalami kematian. Maka dari itu langkah pencegahan
osteoporosis sejak dini sangat diperlukan sebelum terjadi
penegeroposan tulang .
4.1.4. Rasa sakit dan nyeri merupakan masalah osteoporosis yang paling
sulit. Karena ini awal patah tulang dan patah tulang merupakan contoh
rasa sakit yang paling parah dan akut. Namun untuk mengobati
osteoporosis ada banyak cara untuk mengobati, cara yang biasa
digunakan adalah pengobatan alami, pengobatan terapi, dan
pengobatan medis (obat-obatan).

4.2. Saran
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.
4.2.1 Kepada pihak sekolah, agar memperhatikan sarana dan prasarana
pendukung program “Manfaat Jahe Merah Untuk Penyakit
Osteoporosis” , misalnya pengadaan buku, artikel, majalah dan
penyuluhan yang berhubugan dengan “Manfaat Jahe Merah Untuk
Penyakit Osteoporosis”. Hal ini diupayakan agar siswa tidak
kesulitan mendapatkan informasi “Manfaat Jahe Merah Untuk
Penyakit Osteoporosis” di sekolah
4.2.2 Kepada pihak orang tua, agar memperhatikan dalam membimbing
dan mengarahkan remaja dalam memberikan pengalaman
mengenai “Manfaat Jahe Merah Untuk Penyakit Osteoporosis”.

15
4.2.3 Kepada para siswa, agar selain belajar juga ikut mengikuti hal
yang positif dan kreatif “Manfaat Jahe Merah Untuk Penyakit
Osteoporosis”
4.2.4 Kepada peneliti, selain diharapkan mampu meneliti lebih lanjut
penelitian ini sehingga diperoleh hasil yang lebih menyakinkan
tentang “Manfaat Jahe Merah Untuk Penyakit Osteoporosis”.

16

Anda mungkin juga menyukai