Anda di halaman 1dari 28

BBDM PROBLEM 1 NENEK JATUH TERPELESET

GILANG BAGUS PRATAMA G2A 007 087

KASUS
Nenek Marsilah 70 tahun, jatuh terpeleset sewaku berjalan di lantai yang basah. Dia minta tolong karena tidak bisa berdiri dan tidak bisa bertumpu pada kaki kanan. Cucunya memanggil dokter langganan Hasil

keluarganya, yang kemudian merujuk ke RS.

pemeriksaan foto rontgen, menunjukkan fraktur tertutup

pada collum femoris dextra dengan osteoporosis.

SASARAN BELAJAR
1.

2.

3.

4.

5.
6.

SUSUNAN MIKROSKOPIS JARINGAN TULANG ANATOMI DAN RADIOLOGI SENDI PANGGUL DAN FEMUR PATOFISIOLOGI OSTEOPOROSIS (degenerasi dan hormonal) METABOLISME KALSIUM KALSIUM DAN OSTEOPOROSIS PERAN DOKTER KELUARGA DALAM KASUS OSTEOPOROSIS

STRUKTUR MIKROSKOPIS JARINGAN TULANG


TULANG PANJANG Tulang terdiri dari 90% kolagen dan 10% bahan amorf (kondroitin sulfat dan asam hialuronat yang mengalami kalsifikasi sebagai matrix serta sel-sel osteoblas, osteosit, dan osteoklas.

Struktur tulang terdiri dari tulang spongiosan dan tulang compacta. tulang spongiosa yang seperti bunga karang (spons), berongga, dibentuk oleh trabecula sedangkan tulang compacta bersifat keras

Jaringan tulang terdiri : 1. tulang immatur/primer/muda/woven 2. tulang matur/sekunder/dewasa/lamelar/compacta.

Proses osifikasi pada tulang :


osifikasi intra membranosa, osifikasi endokondral

Gambaran khas dari potongan diafisis tulang panjang:

1. 2. 3. 4. 5.

t.d osteon (sistema Havers). lamela interstisialis. lamela sirkumferensialis eksterna lamela sirkumferensialis interna. saluran (kanalis) Volkman.

SEL-SEL TULANG
Osteoblas pembentuk komponen matrix tulang, (kolagen & glikoprotein) di permukaan tulang, tersusun berderet membentuk epitel selapis. Sel relatif besar(15-20 m), bulat-poligonal, inti besar letak eksentris sitoplasma basofilik (banyak retikulum endoplasma kasar). mempunyai tonjolan2 sitoplasma yang saling anastomose Osteosit perkembangan dari osteoblas (bentuk matang) bentuk lebih pipih, terpendam dalam matrix tulang. Sitoplasma basofilik, inti lonjong banyak kromatin. terletak dalam ruangan : lakuna banyak tonjolan sitoplasma ke arah kanalikuli Lakuna & kanalikuli terjadi karena matrix tulang dibentuk di sekitar osteosit dan tonjolan sitoplasmanya. Osteoclast sel raksasa, motil, inti >>, kromatin << & sitoplasma agak pucat. dapat meresorbsi jar.tulang & terletak pada permukaan tulang, sehingga membentuk lekukan Lacuna Howship.

ANATOMI DAN RADIOLOGI SENDI PANGGUL DAN FEMUR


Femur Merupakan tulang terpanjang, digolongkan dalam os longum. bersendi pada os coxae (articulatio coxae) pada acetabulum dan ke bawah bersendi dengan tibia juga patella (articulatio genu). Os Femur terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu: 1. Ujung proximal 2. Batang/corpus femoris 3. Ujung distal

ARTICULATIO COXAE ( SENDI PAHA ) Termasuk jenis articulatio spheroidea, dibentuk oleh caput femoris dan acetabulum (diperdalam oleh labrum acetabullare) Ada jaringan fibrocartilago yang disebut enarthrosis karena acetabulum menjadi lebih dalam dengan adanya labrum acetabullare, caput femoris masuk lebih dari separuh. Ligamen-ligamen yang terdapat pada articulatio coxae antara lain:
1.
2. 3. 4.

5.

Lig. Iliofemorale Lig. Pubocapsulare (pubo femurale) Lig. Ischiofemurale Lig. Capitis femoris Zona orbicularis

Adapun gerakan gerakan yang terjadi pada art.coxae antara lain


1. 2. 3.

4.

Intoflexi dan retroflexi Abduksi-adduksi Endorotasi dan eksorotasi circumduksi

PATOFISIOLOGI OSTEOPOROSIS
Osteoporosis ditandai dengan rendahnya massa tulang dan perubahan arsitektur mikro jaringan tulang, mengakibatkan peningkatan kerapuhan tulang dengan resiko terjadi patah tulang. Penyakit tersamar (silent disease) sampai tejadinya fraktur. Dua factor utama penyebab osteoporosis : 1. puncak massa tulang 2. laju kehilangan massa tulang dipengaruhi oleh factor genetic dan factor lingkungan. Harapan yang kecil untuk dapat disembuhkan pencegahan,

Perhatian lebih banyak dicurahkan terhadap penggunaan teknik-teknik klinis, fisik, biokimiawi untuk menilai resiko-resiko terhadap patahpatah tulang akibat osteoporosis.

INSIDEN 2 4 kali lebih pada wanita dari pria. satu diantara tiga wanita diatas 60 tahun satu diantara enam di atas 75 tahun.

patah tulang

Faktor-faktor resiko osteoporosis: 1. Usia, lebih sering terjadi pada usia lanjut (diatas 50 tahun). 2. Ras/suku, kulit putih mempunyai resiko paling tinggi). 3. Faktor turunan, pembentukan massa tulang diatur terutama faktor genetik. 4. Kerangka tubuh yang lemah, 5. aktivitas fisik 6. Gizi, pembentukan massa tulang menuju ke puncak kepadatan kalsium. 7. Menopause dini yaitu menopause yang terjadi mulai umur 46 tahun 8. Hormonal yaitu kadar testosteron dan estrogen plasma yang kurang. 9. Obat-obatan, misalnya kortikosteroid. 10. Kerusakan tulang karena kelelahan fisik 11. Jenis kelamin

Puncak padat (3 dekade)

Pengurangan masa tulang (mineral ) tidak seimbang antara pembentukan dan penyerapan (Bone remodeling)
Densitas mineral tulang menurun bila osteoklast membentuk suatu rongga yang abnormal sehingga tulang kehilangan trabekularnya. > pasca menopause Juga krn osteoblast gagal mengisi rongga resorbsi > penipisan trabekula yang tampak pada usia tua.

Remodelling tulang secara primer diatur oleh hormon parathyroid dan kalsitrol.
hasil abnormal dari proses remodeling dimana resorpsi tulang pembrntukan tulang Osteoblast dan osteoklast dikontrol oleh hormonsistemik dan sitokin serta faktorlokal prostaglandin, PTH, kalsitonin, estrogene dan 1,25 dhydroxyvitamin D3 (calcitrol), one alpha.

Klasifikasi 1. Primer

tipe 1 pada wanita pasca menopouse. kekurangan estrogen pengangkutan kalsium ke dalam tulang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama
wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam. Tipe 2 terjadi pada lanjut usia, baik wanita maupun pria. kemungkinan akibat kekurangan kalsium (usia) dan tidak seimbang bone remodeling Terjadi pada 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita.

Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.


2. sekunder gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini. 3. Idiopatik penyebabnya tidak diketahui. pada anak-anak dan dewasa muda kadar dan fungsi hormon, kadar vitamin yang normal

jarang terjadi

METABOLISME KALSIUM
KALSIUM PLASMA KALSIUM PLASMA

KELENJAR TIROID

SEL C TIROID

HPT

KALSITONIN

KALSIUM PLASMA

KALSIUM PLASMA

KALSIUM DAN OSTEOPOROSIS


Peranan kalsium selain pembentukan tulang dan gigi juga berbagai proses fisiologik dan biokimik didalam tubuh. Fungsi kalsium yaitu dalam cairan jaringan berfungsi untuk pengendalian kerja jantung serta otot skeleton, iritabilitas saraf otot, proses pembekuan darah (sintesis trombin), memberikan kekerasan dan ketahanan terhadap pengeroposan, transmisi impuls, relaksasi dan kontraksi, absorbsi dan aktivitas enzim, memberikan trigiditas terhadap jaringan, dan bersama fosfor membentuk matriks tulang yang dipengaruhi oleh vitamin D2.

PERAN DOKTER KELUARGA


Dokter keluarga adalah dokter yang bertanggung jawab melakukan pelayanan kesehatan personal, menyeluruh, terpadu, berkesinambungan dan proaktif yang dibutuhkan oleh pasiennya dalam kaitan sebagai anggota dari suatu unit keluarga, komunitas serta lingkungan dimana pasien tersebut berada.

Dokter keluarga mengetahui tentang seluk beluk status kesehatan pasien, riwayat kesehatanya, pola prilaku sehat di dalam keluarga pasien tersebut.

Tugas dokter keluarga: Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyeleruh dan bermutu guna untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara tepat dan cepat. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien saat sehat dan sakit. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarga. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehibilitasi. Menangani penyakit akut dan kronik.

Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS. Tetap bertnggung jawab atas pasien yang dirujukan ke dokter spesialis atau dirawat di RS. Memantau pasien yang telah dirujuk atau dikonsultasikan. Bertindak sebagai penasihat dan konsultan bagi pasienya. Mengkoordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien. Menyelenggrakan rekam medis yang memenuhi standar. Melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

DALAM KASUS INI, PERAN DOKTER KELUARGA ADALAH MEMBERIKAN PELAYANAN PRIMER UNTUK MENCEGAH TERJADINYA KOMPLIKASI YANG LEBIH BURUK. DAN JIKA PERLU DENGAN SEGERA MERUJUKAN PENDERITA DARI KELUARGA PASIEN KEPADA DOKTER SPESIALIS UNTUK MENATALAKSANAKAN PENYAKIT YANG DI DERITA.

SUMBER
WWW.NEJM.ORG WWW.BLACKSYNERGY.COM http://pkukmweb.ukm.my/~pkaukm/BUKU%201%2 0&%202/PDF_buku%202/C18_Sain%20&%20Tech _Ari%20Istiany_Penanggulangan%20risiko%20terk ena%20osteoporosis.pdf www.jcb.org/cgi/reprint/35/2/303.pdf http://www.surgeongeneral.gov/library/bonehealth/c hapter_3.html

Anda mungkin juga menyukai