Anda di halaman 1dari 22

REVIEW ALJABAR LINIER

SPL

INVERS MATRIKS

DETERMINAN MATRIKS

APLIKASI

UTS
SPL
Bentuk umum SPL: m persamaan dan n variable

Bentuk matriks lengkap (augmented matrix)  solusi SPL dg OBE


(eliminasi Gauss dan Eliminasi Gauss Jordan)

Bentuk A . X=B  solusi SPL dg metoda invers matriks dan


atuan Cramer
Solusi SPL dengan OBE
 Jumlah persamaan TIDAK harus sama dengan jumlah variable.

 Kemungkinan jawab: konsisten jwb tunggal (unik), konsisten


banyak jawab, tdk konsisten (no solution)

Eliminasi Gauss-Jordan
( A|B ) OBE ( MET|S ) → Solusi

Note. A: matriks koefisien variable


B: matriks konstanta
MET: Matriks Eselon tereduksi
S: Matriks Solusi

Contoh
Konsisten jwb Tunggal Jk m ≥n
1 0 0 2 1 03
1 0 03
( |)
0 1 02
0 0 16 ( | )( | )
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
4
0
0
0
0
15
00
00

Konsisten jwb banyak


1 2 02 1 7 3
1 0 13
( |)
0 1 02
0 0 00 ( | )( | )
0
0
0
0
0
0
11
00
00
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Tdk Konsisten (No solution)


1 0 02 1 0 3
1 0 03
( |)
0 1 02
0 0 02 ( | )( | )
0
0
0
1
0
0
01
14
07
0
0
0
1 5
0 −2
0 0

Eliminasi Gauss
( A|B ) OBE ( ME|S ) → Solusi

Solusi SPL dengan Metoda Invers Matriks
- Jumlah persamaan HARUS sama dengan jumlah variable (m=n)
- Matriks A HARUS invertible/non singular  punya invers
- Metoda ini tdk dpt menyimpulkan SPL inkonsisten atau banyak
jawab
- Kemungkinan jawab: konsisten jwb tunggal (unik), atau TDK
BISA diselesaikan dengan metoda ini.

A . X=B → X= A−1 . B

Note. Terkait sifat invers matriks TDK BOLEH TERBALIK X =B . A−1

Solusi SPL dengan Aturan Cramer


- Jumlah persamaan HARUS sama dengan jumlah variable (m=n)
- Matriks A HARUS invertible/non singular  punya determinan
- Metoda ini tdk dpt menyimpulkan SPL inkonsisten atau banyak
jawab
- Kemungkinan jawab: konsiste jwb tunggal (unik), atau TDK BISA
diselesaikan dengan metoda ini.
a11 a 12 .. a1 n x1 b1

( : :
) () ()
A= a21 a 22 .. a2 n X= x 2 B= b 2
: :
am 1 a m 2 .. a mn
:
xn
:
bm

|A n|
x i=
| A|

| A n|= determinan matriks A dimana elemen kolom ke n diganti


elemen B

SPL HOMOGEN
¿

Note. m: jumlah persamaan


n: jumlah variable

Solusi SPL HOMOGEN


Dalam kasus m≠ n
 Jika m>n  bisa TRIVIAL atau NON TRIVIAL
x + y=0 ; 2 x+ 2 y =0 ; 3 x +3 y=0→ NON TRIVIAL
x + y=0 ; x +2 y=0 ; 3 x+ y=0 →TRIVIAL
1 10 1 1 0 1 1 0 1 00
( |)
1 20
b 2−1
3 1 0 b 3−3 →
( |) ( |)
0 −1 0
b 1 0 −2 0
b 2(−1)

0 1 0
0 −2 0
b 1−b 2

( |)
0 10
b 3+2 b 2 0 0 0

 Jika m<n  Pasti NON TRIVIAL


x + y + z=0 ; x+ 2 y + 4 z=0 → NON TRIVIAL

Dalam kasus m=n


 Jika det(A)=0  Pasti NON TRIVIAL
x + y + z=0 ; x+ 2 y + 4 z=0 ; 2 x+3 y +5 z=0 → NON TRIVIAL
 Jika det(A)≠0  Pasti TRIVIAL
x + y + z=0 ; x+ 2 y + 4 z=0 ; 2 x+3 y +7 z=0→ TRIVIAL

Catatan untuk SPL


Chek n Rechek Solusi SPL

INVERS MATRIKS
Menentukan Invers Matrix
1.Berdasarkan sifat invers. A . A−1= A−1 . A=I
adj ( A)
2.Dengan rumus adjoin A −1
=
det ⁡( A)

3.Dengan OBE. ( A|I ) OBE ( I|A


−1
)

Note.
Di BINUS, yg banyak dibahas cara 2 dan 3, Ujian
pun biasanya hanya boleh cara 2 dan 3.

KONSEP MINOR n KOFKTOR


 Untuk mencari adj(A) matriks nxn. Note. Untuk matrix 2x2, adj(A)
data dicari dengan mudah, tukar elemen diagonal utama dan negatifkan
elemen diagonal lainnya.
 Untuk mencari determinan metoda ekspansi kofaktor

Jika A adalah matrik bujursangkar dg ukuran mxn, Amn

 |M ij| adalah determinan submatriks A, yaitu determinan


matriks A dimana baris ke-i dan kolom ke-j dibuang.
 Kofaktor dicari dengan rumus c ij =(−1) |M ij|
i+ j

 Sehingga diperoleh matriks kofaktor. Misal utk matrik A3x3 


c 11 c 12 c 13
(
C= c 21 c 22 c 23
c 31 c 32 c 33 )
 adj ( A )=C T

adj ( A)
Untuk mencari invers  A
−1
=
det ⁡( A)

Untuk mencari determinan


Untuk matrik 3x3, ada 6 cara expansi terdiri dari 3 expansi baris dan 3 expansi kolom.

DETERMINAN
 Determinan adalah jumlah semua hasil perkalian elementer
bertanda dari A.

 Berdasarkan hal tsb, cara perkalian silang (2x2) dan cara Sarrus
(3x3) dapat diterapkan untuk menentukan determinan suatu matrik
asal kita bisa menentukan jumlah semua hasil perkalian
elementer bertanda.

 Jumlah hasil perkalian elementer bertanda hanya ada 2 untuk


matrik 2x2, dan ada 6 untuk matriks 3x3. Bagaimana dengan
matriks 4x4 dstnya?? Ternyata rumusnya n!

Ordo matriks Jumlah hasil perkalian


elementer bertanda
2x2 2! = 2
3x3 3! = 6
4x4 4! = 24
5x5 5! = 120

 Jadi kalau anda mau menggunakan cara mirip Sarrus untuk mencari
determinan 4x4, anda harus dapat menemukan 24 hasil perkalian
elementer bertanda. Untuk matrik 5x5, ada 120 hasil perkalian elementer
bertanda. Jadi tidak mungkin model perkalian silang dan Sarrus diterapkan
untuk ordo 4 ke atas.
Perkalian elementer bertanda sangat teoritis, matematis dan
rumit sehingga tidak dibahas detil di BINUS (melibatkan
permutasi dll)

Cara menentukan DETERMINAN


1. Perkalian silang. Untuk matriks 2x2
2. Sarrus. Untuk matriks 3x3
3. Ekspansi kofaktor (nxn)
4. OBE (nxn)
5. Gabungan (OBE dan expansi kofaktor) (nxn)
6. Special case, berdasarkan sifat determinan.
Cara 1 n 2
Determinants of 2x2 and 3x3 matrices can be evaluated very
efficiently using the pattern suggested below (called Sarrus’
rule):

Note. Perhatikan!!
 Untuk 2x2  2 peb
 Untuk 3x3  6 peb

Ekspansi kofaktor (nxn)


Untuk menentukan tanda positif or
negative pada saat expansi
kofaktor

2 6 1
Misal matriks A=
(
0 −4 0
4 1 0 )
Ada 6 cara expansi  kita pilih expansi pada kolom atau baris yang
elemen2nya sederhana (0, atau 1)
Pada contoh matriks A di atas, mencari det(A) dengan expansi kofaktor,
sebaiknya expansi pd kolom ke-3, atau baris ke-2.
Expansi k3

| A|=+1. 0 −4 −0 2 6 +0 2
|4 1 | |4 1| |0 −46 |
Karena NOL kali berapapun = 0, maka suku NOL diabaikan

| A|=+1. 0 −4 =1 ( 0.14(−4) ) =16


|4 1 |
Expansi b2
| A|=−0. 6 1 + (−4 ) 2 1 −0 2 6
|1 0| |4 0| |4 1|
Karena NOL kali berapapun = 0, maka suku NOL diabaikan

| A|=+ (−4 ) 2 1 =−4 ( 2.0−4.1 ) =16


|4 0|

Cara OBE
Dg OBE ubah matrik menjadi matrix segitiga atas  det =
perkalian elemen2 diagonal utama.
Op-1 tukar baris  det jadi negative
Op-2 bi(p)  det jadi p kalinya
Op-3 bi-kbj  det tdk berubah
Contoh (hanya dg op-3)
2 6 1 2 6 1 2 6 1
|
0 −4 0
4 1 0
b3−2
→ | |
b 1 0 −4 0
0 −11 −2
b 3−

11
4
b 2
| | |
0 −4 0 → det ( A )=2.−4.−4=16
0 0 −2

Cara lain
2 6 1 1 1 3 1/2 1 3 1 /2 1 3 1/2
|
4 1 0 →
2 | |4 1 0 → |
0 −4 0 b1( ) 2 0 −4 0 b 3−4 b 1 2 0 −4
| | | |
0 b 3+3 b 2 2 0 −4 0 → det ( A )=2.1 .−4 .−2=16
0 −12 −2 →
0 0 −2

Karena operasi-1 dan 2 mempengaruhi hasil determinan (hrs dikoreksi),


sebaiknya gunakan operasi-3 yg berapa kalipun dilakukan TIDAK
mengubah harga determinan.
1 2 3 4 1 2 3 4 6 1 2 3 4 1 2 3 4

| | |
2
3
4
0
0
3
0
0
2
3 b 2−2b 1
2
1
b 3−3 b1
b 4−4 b 1

0 −4 −6 −5
0 −6 −9 −10
0 −5 −10 −15
| |
b3− b 2
4
5
b 4− b 2
4

0
0
0
−4
0 0
−6 −5
||
b 34
−10 /4 →
0 −10/4 −35 /4
0
0
0
−4 −6 −5
0 −10/4 −35/4
0 0 −10/4
|
Gabungan OBE dan expansi kofaktor
 Dengan OBE (op-3), ubah menjadi matriks yg mempunyai
salah satu kolom dg elemen TDK NOL nya hanya satu
 Expansikan pada kolom tsb
 Ulangi Langkah pertama dan kedua sampai diperoleh 2x2
1 2 3 4
A= 2
3
4
( 0
0
3
0
0
2
3
2
1
)
CARA GABUNGAN
1. ubah kolom 1
1 2 3 4 1 2 3 4

| | |
2
3
4
0
0
3
0
0
2
3 b 2−2b 1
2
1
b 3−3 b1
b 4−4 b 1

0 −4 −6 −5 expk 1
0 −6 −9 −10 →
0 −5 −10 −15
|
−4 −6 −5
|
−6 −9 −10
−5 −10 −15
b2−2 b 1
b 3−3 b 1

−4 −6 −5
2
7
3
8 | |
0 expk 3 −5
0

2 3→
7 8 | | |
Cara lain ubah kolom 2

1 2 3 4

| |
1 2 3 4 2 0 3

| |
2
3
4
0
0
3
0
0
2
3 b 4− 3 b 1
2
1 →
2
2 0
3 0
5
2
0
0
−5
2
0 3

−5
2 expk 2−2

| 3
5
2
0
−5
2
|
2 expk 2−2.− −5 2 3 → det ( A ) =−2.− −5
−5 →
( )| |
2 3 2 ( )2

DETERMINAN berdasarkan sifatnya


1. Jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama dengan nol maka determinan matriks itu nol.
1 2 0 1 2 10
| |
A= 5 7 0 =0
1 2 0 |
B= 0 0 0 =0
11 24 32 |
2. Jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama dengan elemen-elemen baris/kolom lain maka
determinan matriks itu nol.
1 2 3
| |
A= 5 7 0 =0 Karena elemen-elemen baris ke-1 dan ke-3 sama.
1 2 3
3. Jika elemen-elemen salah satu baris/kolom merupakan kelipatan dari elemen-elemen baris/kolom lain
maka determinan matriks itu nol.
1 2 3
| |
A= 5 7 0 =0 (Karena elemen-elemen baris ke-3 sama dengan kelipatan elemen-elemen baris ke-
2 4 6
1).
4. |AB| = |A| ×|B|
5. |AT| = |A|, untuk AT adalah transpose dari matriks A.
−1 1
6. | A |=
| A|
7. |kA| = kn |A|, untuk A ordo n × n dan k suatu konstanta.
Matrik A ordo 5x5, det A=5, det(2A)=25.5
1
|(5 A−1)|=55| A−1|=55 . =625
| A|
8. Jika elemen2 baris/kolom merupakan penjumlahan elemen baris/kolom lain, maka det=0
1 2 3
| |
A= 5 7 0 =0
6 9 3
9. Jika salah satu baris/kolom dikalikan dengan k, maka determinannya adalah k kalinya (OBE-2)
10. Operasi tukar baris (OBE1) membuat determinannya menjadi negative
11. Operasi baris OBE3 (tambah/kurangkan suatu baris dg kelipatan baris lain), determiannya tdk
berubah.

APLIKASI LINEAR ALGEBRA


th
(Anton, H. and Rorres, C. (2010). Elementary Linear Algebra : Applications Version. 10 Edition. John Wiley & Sons. New
Jersey.)

10.1 Constructing Curves and Surfaces Through Specified Points 528


10.2 The Earliest Applications of Linear Algebra 533
10.3 Cubic Spline Interpolation 540
10.4 Markov Chains 551
10.5 GraphTheory 561
10.6 Games of Strategy 570
10.7 Leontief Economic Models 579
10.8 Forest Management 588
10.9 Computer Graphics 595
10.10 EquilibriumTemperature Distributions 603
10.11 ComputedTomography 613
10.12 Fractals 624
10.13 Chaos 639
10.14 Cryptography 652
10.15 Genetics 663
10.16 Age-Specific Population Growth 673
10.17 Harvesting of Animal Populations 683
10.18 A Least Squares Model for Human Hearing 691
10.19 Warps and Morphs 697
10.20 Internet Search Engines 70

Kriptografi (pesan sandi)


Contoh.
Seorang mahasiswa mengirimkan pesan sandi kepada seorang mahasiswi dalam bentuk angka:

24 87 60 85 29 112 75 106 dengan kode enkripsi 1 3 1 4 dan tabel sandi huruf sbb:

Dengan operasi matriks, tentukan apa bunyi pesan tsb!!??

Note

Karena di BINUS ada lbh dari 20 kelas parallel aljlin, dan tdk semua dosen mengajarkan model aplikasi
yang sama, biasanya pembuat soal sdh mengubah soal di atas sedemikian rupa sehingga mhswa
dituntun bgmn mengerjakannya. Di UTS soal model di atas biasanya diubah jadi:

Seorang mahasiswa mengirimkan pesan sandi kepada seorang mahasiswi dalam bentuk matriks sbb:

B= 24 87 60 85 dengan matriks kunci A= 1 3 dan tabel sandi huruf sbb:


( ) ( )
29 112 75 106 1 4

Untuk membuka pesan, mahasiswi tsb harus menemukan matriks P dengan rumus P= A−1 × B
kemudian mengganti elemen2 P dengan huruf sesuai Tabel. Tentukan apa bunyi pesan tsb!!??

−1
Solusi. P= A × B= (−14 −31 ) ×( 2429 87 60 85
112 75 106
=
9 12 15 22
)(
5 25 15 21
→ ILOVEYOU )
adj ( A )
A= 1 3 → adj ( A ) = 4 −3 ; det ( A )=1 → A−1=
( ) ( ) = 4 −3 ( )
1 4 −1 1 det ( A ) −1 1

Contoh lain (soal uts 2018 sblm pandemi)

Agar dapat memenangkan persaingan menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, Departemen
Luar Negeri RI telah membentuk tim sukses. Mencermati dinamika perkembangan situasi persaingan
yang ketat, Menteri Luar Negeri RI segera mengirim perintah rahasia yang ditulis dalam bentuk matriks C
kepada tim sukses yang sedang berada di New York. Untuk dapatmembaca perintah tersebut, tim sukses
harus mengubahnya menjadi matrik P, dengan melakukan operasi: P=C T K . Matriks K adalah kunci
untuk membaca perintah rahasia tersebut. Kemudian tiap elemen matriks P yang nilainya lebih dari 29
harus dikurangi dengan 29 sampai menjadi lebih kecil dari 29. Sedangkan elemen yang nilanya negatif,
harus ditambah dengan 29 sampai menjadi positif. Selanjutnya ubahlah setiap elemen dari matriks P
menjadi huruf alfabet, dimana: 1 = A, 2 =B, ………, 26=Z. Apakah bunyi perintah rahasia Menlu RI
tersebut? Berikut adalah matrik C dan K nya.

C= ( 286 0 23 18 0 22 17 22 14
15 12 4 9 21 12 13 22
dan K=
1 −1
−1 2 ) ( )
Constructing Curves and Surfaces Through Specified Points

PERS LINIER MELALUI 2 TITIK


Rumus :

Contoh.
Contoh lain. Grs mell (0,0) dan (1,2)
x y 1
| |
0 0 1 =0+ y+ 0−0−0−2 x=0 → y =2 x
1 2 1
PERS LINGKARAN
Melalui 3 titik, rumus;

LUAS SEGITIGA
Yg titik2 sudutnya diketahui
Rumus:

Misal Luas segitiga ABC dengan titik2 sudutnya adalah A(1,2), B(2,4), C(3,3)
11 2 1 1
Luas ABC=
2| |
2 4 1
2
1
3 3 1 = [ 3+ 4+12−6−6−4 ] = .−5=2,5 sat luas
2

PEMERINGKATAN
Binus akan mengirimkan 2 pemain badminton single dalam suatu kejuaran.
Selama ini diketahui ada 5 pemain TOP, tapi belum pernah dilakukan
pemeringkatan. Dengan tanding system kompetisi penuh, ke 5 pemain bertanding
dg hasil sbb:
Cara baca. P1 menang malawan P3 dan P4 tapi kalah
melawan P2 dan P5. Menang ditandai 0, kalah
ditandai 0 melawan dirinya sendiri dianggap 0.

Dpt dibuat matriks (vertex) 5x5 dg baris pertama


menggambarkan posisi P1, dstnya.

Baris pertama 0 0 1 1 0 baris 2  1 0 1 0 1


Dg rumus A=M + M 2 diperoleh;

Pemeringkatan dilakukan dengan menjumlahkan elemen2 baris matriks A, sbb:

Yg nilainya terbesar berarti peringkat 1.


UTS
 UTS semester regular biasanya soalnya 4, waktu 100 menit. Closed
book, plus ancaman out dari BINUS kalau nyontek, maka
obyektivitasnya tinggi!! Kalau soal UTS semester regular diberikan
pada saat semester pandemi, dg bantuan computer (mbah gugle),
mungkin selesai dlm waktu kurang dari 10 mnt dg hasil sempurna.
 Maka di semester pandemi, UTS dirancang sedemikian rupa bukan
sekedar menghitung, tapi juga menantang logika mahasiswa!
Biasanya ada 2 soal essay dalam bentuk cerita, dan 10 PG dlm
bentuk hitungan logika.
 Dirancang ada 10 variasi soal, dan diacak berdasarkan NIM.
NIM mod 9 = 0 s/d 9
 Jika ada soal essay yang hanya hitungan (menentukan ivers atau
determinan), kerjakan secara bertahap langkah demi langkah.

Contoh soal essay (bentuk cerita dan logika)


1. Bersamaan dengan terjadinya aksi demo memprotes undang-undang cipta kerja, suatu kelompok
bersenjata telah memanfaatkan situasi tersebut untuk melakukan kekacauan dan berusaha
menciptakan situasi chaos.
Tidak mau kecolongan, Panglima TNI segera mengirimkan perintah rahasia kepada Detasemen
Harimau, pasukan khusus gabungan terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Perintah rahasia
tersebut ditulis dalam bentuk matriks :

C= 6 8 8 27 2 24 24 5 K= 3 1
[
23 21 11 2 7 13 25 24 ] dan kunci
[ ]
2 1
Untuk membaca perintah tersebut, lakukan operasi P = CT K. Kemudian tiap elemen dari matriks P
yang lebih besar dari 28, harus dikurangi dengan 28 sampai menjadi lebih kecil dari 28. Sedangkan
elemen yang nilainya negatif, harus ditambah dengan 28 sampai menjadi positif. Selanjutnya,
ubahlah tiap elemen dari matriks P menjadi huruf alfabet, dimana : 1 = A; 2 = B … ; 26 = Z. Apakah
bunyi perintah rahasia Panglima TNI tersebut ? Tuliskan !
1 a a2

( )
1. Misalkan matrik A = 1 b b2
1 c a2
a. Tentukan det(A)
b. Tentukan nilai a, b dan c jika matriks A diketahui matriks singular

a b c
( )
2. Misalkan matrik A = a+ x b+ x c + x . Gunakan operasi baris elementer untuk menunjukkan
a+ y a+ y a+ y
determinan matriks A yaitu 0

3. PT. “PINDAD” memproduksi tiga model panser Anoa. Lama waktu produksi, integrasi, dan finishing
setiap unit panser disajikan dalam tabel berikut :

Lama waktu Produks Integrasi Finishing


i
Model A 0,1 0,3 0,1
Model B 0,1 0,2 0,2
Model C 0,3 0,4 0,1
Jumlah waktu yang tersedia di bagian produksi, integrasi , dan finishing disajikan dalam tabel berikut :

Produksi 68
Integrasi 116
Finishin 51
g
Jika banyaknya model panser yang akan diproduksi untuk model A, B, dan C berturut-turut x, y, dan z,
buatlah persamaan matriksnya, kemudian carilah penyelesaiannya.

x + y + ( k + 4 ) z=−1
4.
{ 2 x + y + ( k + 8 ) z=−6
−3 x−3 y+ ( k 2−4 k −12 ) z=k 2 + k+ 3

Carilah nilai k supaya sistem tersebut mempunyai jawab yang unik.

5. Mempersiapkan awal perkuliahan di BINUS, 3 orang mahasiswa membeli beberapa alat tulis. Budi
menghabiskan dana Rp.37000,- untuk membeli 6 buku catatan, 3 bolpoin, dan 2 pensil. Sugeng
mengeluarkan biaya sebesar Rp.21000,- untuk membeli 3 buku catatan, 2 bolpoin, dan 1 pensil. Sedang
Bejo hanya mampu membeli 2 buku catatan, 1 bolpoin, dan 1 pensil, dengan total pengeluaran sebesar
Rp.13000,-. Tentukan sistem persamaan linear yang merepresentasikan permasalahan tersebut kemudian
selesaikan dengan menggunakan Eliminasi Gauss Jordan.

6. Diketahui

1
A= ( a−3 4
−5 3 )
,B
−1
= (b−2 1
2(b−3) 2 2
dan)
C=( a+bc −1
1 )
. Jika AB=
−20 c
(
−16 −4 )
, tentukan determinan (C T ¿!

A= 3 c a+c
7. Misalkan
det a b =−2
( )
c d dan matriks
[
3 d b+d ]
2b 0 4d
a. Tentukan det 1
( 2 −2
a+ 1 2 2(c−1) )
b. Tentukan Det(3A-1)

8. Grafik berikut memuat titik-titik koordinar P(0,10), Q(1,7), R(3,-11) dan S(4,-14)

Grafik tersebut merepresentasikan persamaan kubik y = ax3 + bx2 + cx + d


a. Tentukan persamaan linear yang merepresentasikan permasalahan tersebut
b. Tentukan koefisien a, b, c dan d

Contoh soal PG.

1. Diketahui determinan berikut: |x2 −32 x|=|x −1


4
2|
−x
. Nilai x yang memenuhi persamaan tersebut

adalah:

A . x=−2 atau x=1 B . x=2 atau x=−1 C . x=2 atau x=1 D . x=1 atau x =2

2 1 4
2. Diketahu matrik P dan Q sbb: P=
2 1 2
(
1 2 1 ) ) (
, Q= 1 2 3 , maka P.Q adalah:
6 7 11

17 18 17 10
A . 17 18 33 B . 15 17 31 C . 33 10 D. 18 12
(10 12 21 ) (
19 13 21
12 21
)
33 21 ( )( )
3. Tentukan solusi dari SPL berikut: x + y + z=3 ; 2 x− y+ 3 z=13; 3 x−2 y + z=17
A . x=−2 , y =1 , z=4 B . x=1 , y=4 , z=−4 C . x=1 , y =−2 , z=4 D . x =4 , y=−2 , z=1
4. Tentukan solusi dari SPL berikut:

x + y−z=−15 ; 5 x +3 y+ 2 z=0; 3 x + y +3 z=11 ; 11 x+7 y=−30

A . [ 4 , 2 ,−7 ] B. [ −4 , 2, 7 ] C . [ 4 ,−2 ,7 ] D .Tidak ada solusi


5. Solusi SPL berikut: 2 x+2 y +2 z=0 ;−2 x +5 y +2 z =0 ;−7 x +7 y + z=0 adalah:
A . Non Trivial [−3 t , 4 t ,−7 t ] B. Tidak ada solusi C . NonTrivial [ −3 t ,−4 t ,7 t ] D . Trivial
Det=0 pasti non trivial

2 2 20 1 1 10 1 1 10 1 1 1 0 1 0 3/7 0
(
−7 7 1 0 →
1
|) (
−2 5 2 0 b1( ) −2 5 2 0
2
−7 7 1 0
b 2+2 b 1
b 3+7

b 1 0 14 8 0 |) (

1
0 7 4 0 b 2( ) 0 1 4 /7 0
7
0 14 8 0 b
b−b 2
3−14

b 2 |) (
0 1 4/7 0 → x=
0 0 0 0 |) ( |)
6. Diketahui |ac db|=6 maka |33 ac 33 bd|=?
A . 18 B . 54 C . 36 D . 6

1 2 3 1 2 3
7. Diketahui
| |
a b c
x y z
=6 maka 1+ a
x−1 | 2+ b 3+c =?
y−2 z −3 |
A . 18 B . 54 C . 36 D . 6

1 2 3 1 2 3

x y z | | |
8. Diketahui a b c =5 maka x +1
a
y +2
b |
z+3 =?
c

A . 15 B .−5 C . 5 D .−15
9. Jika A adalah matrik ordo 4x4 dan | A|=9 . Maka |3 A−1|=¿ A . 27 B .−27 C . 9 D .−9

1
Hint: |kA|=k n .|A|→|k A−1|=k n .|A−1|=k n .
| A|
1 21 3
10. Jika A=
1
2
3
( ) 17
3x
09
1
4
7
adalah matriks singular, maka x= A. 2 B. 4 C.6 D. 8
1 26 2
11. Jika
1
0
3
| | a7
b5
c9
1 =0
4
8
maka ( a+ b+c )=¿ A. 2 B. 4 C.6 D. 8

3 2 4 1 2 4
12. Jika
( ) (
A−1= 1 −2 0 dan B−1= −2 1 0 maka ( 3 AB )−1=¿
2 0 1 1 0 5 )
13 −2 8 13 −2 8

( ) ( )
3 3 3 3 3 3
13 −2 8 13 −2 8
a.
−5
3
13
−2
2
−8
3
3
(
b . −5 −6 −8 c .
13 2 9
5
3
13
) −2
2
8
3
3
(
d . 5 −6 8
13 2 9 )
3 3 3 3

−1 1
Hint: ( kA ) = ( A )−1 dan ( AB )−1 =( B )−1 ( A )−1
k
Jk Tdk tau sifat A−1 → A , B−1 → B=¿3 AB → ( 3 AB )−1

Anda mungkin juga menyukai